1 flow material

21
Resume Flow Material Extra Joss OLEH NAMA : SRIMULIANI ARBIE NIM : 821312031 KELAS : A D3 FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Upload: sri-muliani-arbie

Post on 22-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dfggg

TRANSCRIPT

Page 1: 1 Flow Material

ResumeFlow Material Extra Joss

OLEH

NAMA : SRIMULIANI ARBIE

NIM : 821312031

KELAS : A D3 FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014

Page 2: 1 Flow Material

FLOW MATERIAL

Bahan baku merupakan bahan mentah (raw material) & seluruh

komponen yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang/produk

akhir. Raw material ini harus dikelola dengan baik, termasuk perencanaan,

organisasi dan kontrol sehingga flow material mulai dari

pembelian/purchasing, inventory stock sampai distribusi produk akhir, dapat

efisien & efektif.

Flow Material Management meliputi :

1. Pembelian/Purchasing

2. Transportasi

3. Inventory Stock

4. Warehousing/ Pergudangan

5. Distribusi

Pembelian/Purchasing merupakan salah satu unsur cara / system yang

ditempuh untuk mencapai keefektifan dan keefisienan dari flow material.

Ada 2 sistem yang biasa dilakukan :

1. Blanket Purchase Order

Order pembelian jumlah besar secara total, dengan harga tetap tapi

pengirimannya diatur dalam jangka waktu yang panjang. Terutama

dilakukan untuk material yang nilainya cukup tinggi, potongan harga yang

cukup besar bila order quantity cukup banyak atau material sukar didapat

atau sering kosong.

2. Open Purchace Order

Order pembelian dalam jumlah kecil, dengan nilai yang kecil serta

proses transaksi yang frekuensinya tinggi. Terutama dilakukan untuk

material yang mudah didapat, supplier cukup banyak dan kebutuhannya

fluktuatif.

Pembelian harus dilakukan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Karakteristik Pembelian Tepat Waktu :

Page 3: 1 Flow Material

1. Supplier

o Hubungan terus menerus dengan supplier yang sama.

o Analisa harga diusahakan tetap atau ditekan.

o Delivery tepat waktu

o Tanggap terhadap keluhan

2. Kualitas

o Jaminan berkualitas ditunjukkan dengan C.O.A

o Supplier harus mengawasi kualitas secara statistik (past data)

o Hubungan erat dengan supplier untuk menjamin kualitas

o Kemasan Standard

3. Administrasi

o Jumlah konstan

o Surat menyurat seminim mungkin

o Menghindari kelebihan (over stock) atau kekurangan (out of stock)

o Perjanjian kontrak jangka panjang

3. Delivery/Pengiriman

o Penjadwalan yang dikoordinasikan dengan bagian lain sesuai

kebutuhan, kapasitas gudang dan ketersediaan dana.

o Konsolidasi dengan supplier agar mau konsingasi (menyediakan

stock untuk perusahaan)

Alur proses pembelian tepat waktu ini harus dilakukan dengan efektif &

efisien, menghindarkan terjadinya penundaan pada saat pemeriksaaan

material yang diterima, stock yang berlebihan, material tanpa C.O.A, dll.

Pembelian Tepat Waktu bertujuan:

1. Menghilangkan kegiatan yang tak perlu

misal : check time yang bertele-tele, karena supplier terpercaya.

2. Mengurangi inventory stock yang berlebihan, bila perlu “ zero stock”

karena perencanaan & penjadwalan pengiriman yang terkontrol.

3. Supplier memiliki buffer stock digudangnya.

4. Kualitas yang terjamin karena seleksi yang ketat untuk supplie

Page 4: 1 Flow Material

PENGELOLAAN STOCK

Stock merupakan sumber daya yang nganggur namun memiliki nilai

ekonomis. Stock memerlukan dana yang cukup besar yang tak menghasilkan

apa-apa karena itu memerlukan penanganan yang profesional agar tidak

berlebihan tapi tidak pula kekurangan.

Stock dapat digunakan untuk :

1. Fungsi “decoupling”, memperlancar produksi & distribusi terutama bila

suplai & demand tidak menentu (fluktuatif).

2. Fungsi “hedging”, menangkal inflasi terutama saat kurs dolar mengalami

depresiasi yang cukup tajam.

Saat harga turun beli bahan dalam jumlah besar, dan saat harga naik maka

terdapat stock yang cukup dengan nilai lebih tinggi.

3. Dengan pembelian jumlah besar diharapkan mendapatkan discount cukup

besar sehingga dapat menambah profit perusahaan.

Hanya harus mempertimbangkan cash flow/aliran dana, inventory cost,

expiry date, dll

Proses Produksi

Ruang lingkup observasi yang dilakukan pada saat kegiatan kerja

praktek adalah production plant. Pada proses produksi kemasan Extra Joss di

PT. Indogravure ini memiliki beberapa tahapan proses yang dilakukan satu

persatu dengan menggunakan mesin-mesin yang berbeda dan memiliki

fungsinya masing-masing untuk memproses bahan baku menjadi bahan jadi,

pengamatan dilakukan pada setiap jenis tahapan proses secara teliti. Proses

produksi pada PT.Indogravure ini menggunakan proses silinder berputar

dengan kecepatan tertentu tergantung pada jenis bahan bakunya.

Page 5: 1 Flow Material

Gambar 1.1 Proses Produksi Kemasan Extra Joss

Gambar diatas menjelaskan tahapan-tahapan proses produksi kemasan

Extra Joss yang terdiri dari proses printing, proses laminating, proses drying,

proses slitting dan yang terakhir adalah packaging. Hampir semua jenis proses

produksinya dilakukan dengan menggunakan proses silinder kecuali pada

proses packaging.

1.3.2 Proses Printing

Tahapan proses yang dilakukan pertama adalah proses Printing, proses

printing ini adalah proses pencetakan gambar desain dengan cat pada plastik

polos PET (Poly Ester), proses printing ini berjalan dengan sangat cepat dan

harus diamati secara terus menerus dengan menggunakan strobo (lampu

kedip) agar mempermudah dalam proses pemeriksaannya. Mesin printing

disini mampu menggunakan 7 buah silinder yang berbeda yang berarti

memliki warna yang berbeda pula, sehingga apabila proses produksi

menggunakan mesin dengan kemampuan maksimal, maka hasil dari printing

dapat mencetak 7 jenis warna yang berbeda. Tahap awal pada proses printing

ini adalah pemilihan desain oleh customer, atau bisa juga customer sudah

memiliki desain yang diinginkan sehingga pihak pabrik hanya perlu membuat

silindernya saja, setelah tahapan pemilihan desain beserta warna, pihak pabrik

akan membuat silinder sesuai desain dan warna yang diinginkan oleh

customer, pembuatan silinder pada awalnya dibuat oleh pihak pabrik tetapi

terjadi perubahan karena menyebabkan tingkat polusi yang tinggi sehingga

PT. Indogravure memesan silinder tersebut pada pabrik lain, setelah silinder

siap, proses produksi diawali dengan membuat 3 jenis cetakan prototype

dengan warna yang berbeda, produk cetakan kemasan tersebut kepada

customer untuk disetujui, yaitu darken, middle, lighten, setelah mendapat

kesepakatan warna dengan customer proses pencetakan baru dimulai.

Pada proses pencetakan ini harus dilakukan pemeriksaan pada tahap

awalnya, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan warna, apakah

Page 6: 1 Flow Material

terjadi ketidaksamaan warna antara prototype dengan warna yang akan

dipakai untuk pencetakan, lalu yang kedua adalah pembuatan sampel untuk

dijadikan perbandingan.

Gambar 1.2 Proses Printing

Page 7: 1 Flow Material

1.3.3 Proses Extrude Laminasi

Setelah proses Printing dilakukan proses Extrude Laminasi atau biasa

disebut dengan proses laminating adalah proses pelapisan plastik polos atau

PET (Poly Ester) dengan Alumunium Foil Surlin, bentuknya seperti

alumunium dengan warna dove, pelapisan ini berfungsi untuk menjaga produk

yang akan dikemas oleh customer tidak rusak, proses laminating ini dilakukan

dengan menggunakan silinder berputar, pada proses laminating PET

direkatkan dengan menggunakan bahan adesive atau perekat yaitu PE yang

berbentuk biji plastik atau lembaran plastik lalu dipanaskan dengan suhu kira-

kira 200 derajat celcius agar mencair, setalah pemanasan bahan adesive atau

PE, perekatan alumunium foil dengan PET dilakukan dengan cara

memasukan PE diantara PET dan alumunium foil lalu dipanaskan agar

merekat.

Gambar 1.3 Proses Masuk PE

Page 8: 1 Flow Material

Gambar 1.4 Proses Extrude Laminasi

1.3.4 Proses Dry Laminasi

Setelah Extrude Laminasi dilanjutkan dengan proses Dry Laminasi atau

biasa disebut dengan proses Drying yang berarti proses pengeringan, proses

Page 9: 1 Flow Material

pengeringan ini memiliki dua fungsi yaitu mengeringkan adesive yang

dimasukan pada proses laminating dan pelapisan alumunium foil dengan

menggunakan sejenis plastik bening yaitu LDPE (Low Density Polyethelen)

pelapisan dengan menggunakan LDPE ini berfungsi untuk menjaga kondisi

produk yang akan dimasukan oleh customer agar tidak mudah rusak dan

terkontaminasi dengan alumunium foil, proses drying disini juga

menggunakan silinder berputar, pelapisan LDPE dilakukan dengan perekat

yang dicairkan menggunakan suhu sekitar 200 derajat celcius, sistem

perekatan yang dilakukan disini hampir sama dengan sistem laminating hanya

saja bahan adesive sudah berbentuk cair dan memiliki tempat untuk

memasukan bahan perekat tersebut.

Pada proses Drying ini pemeriksaan dilakukan lebih ketat dibandingkan

dengan proses-proses lainnya, karena setelah proses pengeringan akan

berlanjut kepada proses slitting yang berfungsi juga untuk melakukan sortir

produk jadi. Pemeriksaan pada proses pengeringan ini dilakukan selama

proses berjalan dengan bantuan strobo untuk melihat hasilnya baik atau tidak,

bila ada bagian cetakan yang tidak baik maka akan diberi tanda defect dengan

menggunakan potongan kertas berwarna merah yang diselipkan pada

gulungan cetakan, dengan begitu pemeriksaan bagian yang defect dapat

dilakukan dengan mudah tanpa harus mencari di bagian mana lagi yang

hasilnya tidak baik.

Page 10: 1 Flow Material

Gambar 1.5 Proses Dry Laminasi

1.3.5 Proses Slitting

Proses terakhir yang dilakukan adalah Slitting, yaitu pemotongan,

pemotongan pada bahan jadi dilakukan secara terpisah, mesin slitting tidak

Page 11: 1 Flow Material

digabung dengan mesin printing, laminating, dan juga drying, tetapi dilakukan

di ruangan yang steril, hal ini dilakukan agar kemasan yang sudah jadi tidak

terkena kotoran atau debu, atau mungkin bahan kimia dan sejenisnya karena

kemasan ini akan langsung digunakan untuk bubuk minuman Extra Joss yang

akan dikonsumsi sehingga tingkat kebersihan dan kesterilan harus sangat

dijaga dan diutamakan. Kembali ke proses slitting, pemotongan juga

dilakukan dengan proses silinder, proses pemotongan memiliki dua macam

fungsi, yang pertama adalah untuk memeriksa atau mensortir kemasan

tersebut agar produk reject tidak sampai pada pelanggan, proses sortir ini

dilakukan dengan menggunakan strobo untuk mempermudah proses sorting,

tetapi pada prakteknya proses sorting dilakukan dengan menggunakan tangan

yaitu dengan dirasakan atau diraba dengan telapak tangan pada saat silinder

berputar menggulung cetakan kemasan. Fungsi yang kedua adalah memotong

gulungan cetakan menjadi beberapa bagian sesuai dengan permintaan

pelanggan, setelah proses pemotongan gulungan kemasan menjadi beberapa

bagian lalu gulungan yang sudah dipotong tersebut dibungkus dengan rapat

agar tetap steril pada saat dibawa kepada pelanggan.

Setelah proses pembungkusan dilakukan maka barang jadi akan masuk

ke gudang penyimpanan barang jadi untuk dikemas kedalam kardus yang siap

dikirim kepada customer.

Page 12: 1 Flow Material

Gamabar 1.6 Proses Slitting

Di bawah ini adalah proses pemeriksaan yang dilakukan pada saat

proses berjalan dengan melakukan pemeriksaan pada setiap prosesnya maka

produk-produk yang rusak dapat dengan ketat diawasi agar tidak sampai pada

Page 13: 1 Flow Material

pelanggan, selain itu pemeriksaan pada setiap proses ini berguna agar bagian-

bagian yang tidak sesuai atau defect tidak terus ikut dalam jalannya proses

produksi

Gambar 1.7 Proses Pemeriksaan

Page 14: 1 Flow Material

Gambar 1.8 OPC Extra Joss

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: 1 Flow Material

Wayne, C.T, Joe, H.M, Kenneth, E.C, Jhon, W.N (1993). Pengantar Teknik dan

Sistem Industri. Guna Widya dan Pearson Education Asia, Indonesia.

Nasution, M.N (2001). Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia