1 - etika & filsafat komunikasi
TRANSCRIPT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
1
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 1
UNIVERSITAS MERCU BUANA Pokok Bahasan 1:
Etika dan Filsafat suatu Pengantar
Tujuan Intruksional Khusus:
Mahasiswa mampu menjelaskan arti filsafat dan hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi. Referensi:
1. Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003
2. Y.P. Hayon, Logika; Prinsip-prinsip Bernalar, Tepat, Lurus dan
Teratur, ISTN, Jakarta, 1999.
MODUL 1 ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
(3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
2
1.1. Apa itu Filsafat? Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Dikatakan
demikian karena manusia dikaruniai akal yang membedakannya dengan makhluk
lainnya.
Dengan akalnya manusia berpikir dan mencari jawaban atas fenomena-
fenomena alam. Inilah asal mula pengetahuan, yaitu rasa ingin tahu. Pertanyaan-
pertanyaan yang muncul seputar dirinya dan alam sekitar bersifat filsafat. Awal
dari filsafat adalah bertanya, bertanya tentang apa saja. Bertanya tentang
kehidupan atau realitas sehari-hari. Jawabannya membutuhkan pemikiran filsafat.
Pemikiran, seperti juga perjalanan kehidupan manusia, sama-sama
melampaui perjalanan sejarah. Di manapun ia, pemikiran merupakan ciri yang
tidak bisa terpisahkan dari manusia. Di mana pun kakinya menjejak, pemikiran
dan pemahaman senantiasa dibawahnya.
Para sejarawan filsafat percaya bahwa bunga rampai pemikiran paling
kuno yang murni atau sebagian besarnya filosofis berasal dari kalangan
cendekiawan Yunani ( + 6 abad sebelum kelahiran Isa al-Masih ).
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab فلســـــة, yang juga diambil dari bahasa Yunani;
Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan
berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia =
"kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga
dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa
Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Orang pertama yang menggunakan kata philosophia adalah Pytagoras
(572-497 SM).
Menurut Suriasumantri (1996) karakteristik dalam berpikir filsafat ada dua
sifat utama, antara lain:
Sifat pertama, menyeluruh; seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu
hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri, tetapi ingin melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
3
Sifat kedua adalah mendasar; dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa
ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar? bagaimana proses penilaian
kriteria tersebut dilakukan? apakah kriteria itu sendiri benar? lalu kata benar
sendiri itu apa? seperti sebuah lingkaran maka pertanyaan itu melingkar.
Moh. Hatta memberikan arti filsafat sebagai usaha manusia, baik dengan
pikiran maupun perasaan batin untuk mencari kebenaran tentang sesuatu.
Seorang filosuf terkemuka G.E. Moore (1873) memberikan komentar tentang
filsafat bahwa : fungsi utama dari filsafat adalah memberikan gambaran tentang
alam semesta sebagai keseluruhan. Selanjutnya manusia dalam usaha untuk
mendapat jawaban mengenai alam semesta, Moore menyebut adanya bermacam-
macam jalan berfilsafat, yaitu;
1. berdasarkan common sense
2. berdasarkan pengetahuan tambahan terhadap common sense.
3. adanya hal-hal yang mungkin terdapat dalam alam semesta
4. kemungkinan tidak adanya hal-hal itu di alam semesta.
1.2. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Manusia adalah makhluk yang sempurna yang dibekali Tuhan dengan akal
yang membedakannya dengan binatang. Melalui akalnya manusia berpikir, karena
selalu dihinggapi rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu adalah salah satu ciri khas manusia selain kemampuan
untuk berpikir. Ilmu pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu manusia. Manusia
mempunyai rasa ingin tahu tentang alam disekitarnya, termasuk tentang dirinya
sendiri.
Pada zaman Purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki, terbit
tenggelamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan
mahluk hidup, adanya hujan, petir, pelangi, dll.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
4
Terdorong rasa ingin tahunya yang sangat kuat, manusia purba mulai
menyelidiki apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena tersebut dan apa
akibatnya. Inilah merupakan awal berkembangnya ilmu pengetahuan, walaupun
pengetahuan yang didapatkan masih dalam kategori mitos.
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu wacana yang berhubungan
dengan konsep tahu, yaitu pemahaman terhadap sesuatu yang bersifat umum dan
spontan tanpa perlu penyelidikan. Karena itu ciri pengetahuan adalah tidak
terbuka terhadap bantahan yang berdasarkan pengamatan atau pembuktian.
Pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu itulah yang
kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan atau science adalah suatu proses untuk menemukan
kebenaran pengetahuan. Karena itu, ilmu pengetahuan harus mempunyai sifat
ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara metodis, sistematis dan logis.
Metodis maksudnya adalah bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan cara kerja
yang terperinci, baik yang bersifat induktif atau deduktif, sesuai dengan tahapan-
tahapan metode ilmu, misalnya dimulai dengan observasi, perumusan masalah,
mengumpulkan dan mengklasifikasi fakta, membuat generalisasi, merumuskan
hipotesis, dan membuat verifikasi. Ilmu pengetahuan mempunyai ciri dapat
memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi, dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang bersifat umum, dan dapat dibantah atas dasar pengamatan dan
pemeriksaan (Adisusilo, 1983:9; Gie, 1987:25-29).
Meskipun ilmu pengetahuan berkembang sejak adanya umat manusia,
namun dalam kenyataannya perkembangan ilmu pengetahuan yang paling
mencolok terjadi sejak zaman Yunani (600 SM – 200 M). Penemuan ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh ilmuwan Yunani itu masih berlaku hingga kini.
Ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman itu ditandai dengan adanya rasa
ketidakpuasan terhadap pengetahuan tentang alam semesta yang ada di
sekeliling mereka. Mereka selalu ingin mengetahui jawaban atas ketidakpuasan
tersebut.
Secara umum menurut Will Durant, filsafat diibaratkan sebagai pasukan
marinir yang merebut pantai. Setelah pantai berhasil direbut, pasukan infanteri
yang diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan baru dapat mendarat.
Filsafat merintis dan membidani lahirnya ilmu. Oleh karena itu untuk
memahami ilmu, terlebih dahulu memahami filsafat. Filsafat dapat menjadi pionir
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Akhmad Mulyana M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
5
yang membantu, mencari, dan menemukan objek serta memberikan pedoman
dan arah kepada ilmu pengetahuan.
1.3. Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Secara singkat dapat dikatakan Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal.
Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-
unsur yang hakiki atau inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiris
atau data fisis melalui observasi atau eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat
ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat universal. Oleh filsafat hukum-hukum
yang bersifat universal tersebut direfleksikan atau dipikir secara kritis dengan
tujuan untuk mendapatkan unsur-unsur yang hakiki, sehingga dihasilkan
pemahaman yang mendalam. Kemudian apa perbedaan Ilmu Pengetahuan
dengan Filsafat. Apabila ilmu pengetahuan sifatnya taat fakta, objektif dan ilmiah,
maka filsafat sifatnya mempertemukan berbagai aspek kehidupan di samping
membuka dan memperdalam pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan objeknya
dibatasi, misalnya Psikologi objeknya dibatasi pada perilaku manusia saja, filsafat
objeknya tidak dibatasi pada satu bidang kajian saja dan objeknya dibahas secara
filosofis atau reflektif rasional, karena filsafat mencari apa yang hakikat. Apabila
ilmu pengetahuan tujuannya memperoleh data secara rinci untuk menemukan
pola-polanya, maka filsafat tujuannya mencari hakiki, untuk itu perlu pembahasan
yang mendalam. Apabila ilmu pengetahuannya datanya mendetail dan akurat
tetapi tidak mendalam, maka filsafat datanya tidak perlu mendetail dan akurat,
karena yang dicari adalah hakekatnya, yang penting data itu dianalisis secara
mendalam.
Persamaan dan perbedaan antara Filsafat dan Agama adalah sebagai
berikut. Persamaan antara Filsafat dan Agama adalah semuanya mencari
kebenaran. Sedang perbedaannya Filsafat bersifat rasional yaitu sejauh
kemampuan akal budi, sehingga kebenaran yang dicapai bersifat relatif. Agama
berdasarkan iman atau kepercayaan terhadap kebenaran agama, karena
merupakan wahyu dari Tuhan YME, dengan demikian kebenaran agama bersifat
mutlak.