digilibadmin.unismuh.ac.id · 1 day ago · vi abstrak aswar. 105271103116. 2020. peran himpunan...

74

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • vi

    ABSTRAK

    Aswar. 105271103116. 2020. Peran Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah melalui Media Komunikasi Zoom.

    dibimbing Oleh H. Abbas dan Abdul Fattah.

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

    bertujuan untuk mengetahui peran himpunan mahasiswa program studi komunikasi

    dan penyiaran islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi

    Zoom serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan

    aplikasi Zoom sebagai media komunikasi dakwah.

    Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, yang

    berlangsung selama 2 bulan, Mulai dari Oktober sampai November 2020. Teknik

    pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan

    mengelompokkan objek penelitian menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas berupa

    peserta yang mengikuti kegiatan dakwah himpunan mahasiswa program studi

    komunikasi dan penyiaran islam melalui media komunikasi zoom dan variabel

    terikat yang berupa pengurus himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan

    penyiaran islam.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa himpunan mahasiswa program

    studi komunikasi dan penyiaran islam berperan penting dalam penyebarluasan

    dakwah. Dengan melaksanakan berbagai kegitan dakwah diantaranya seminar-

    seminar dan tablig akbar, serta pelatihan dai kontemporer. di masa pandemi sekarang

    ini himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam tetap

    berperan melaksankan kegitan-kegiatan dakwah yang dilaksanakan secara virtual

    melalui media komunikasi Zoom. Diantaranya dengan melaksanakan dialog

    keagamaan, tablig akbar, dan bedah buku. Penggunaan aplikasi Zoom dianggap

    sangat efektif dalam penyebarluasan dakwah di masa sekarang ini. Faktor

    pendukungnya yaitu aplikasi Zoom memiliki tampilan yang sederhana sehingga

    mudah untuk digunakan dan dapat diakses melalui link yang dibagikan, serta tersedia

    versi basic yang bisa diakses secara gratis. Adapun faktor penghambat dalam

    penggunaan aplikasi ini diantarnya, tidak tersedianya bahasa indonesia, sehingga

    untuk sebagian orang butuh waktu memahaminya, dan jika menggunakan versi

    basic, setelah 40 menit koneksi aplikasi Zoom akan terputus secara otomatis.

    Penggunaan tanpa batas waktu hanya bisa diakses setelah mengupgrade aplikasi ke

    versi Pro dengan cara berlangganan yang membutuhkan biaya.

    Kata Kunci: Media Dakwah, Aplikasi Zoom

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. Yang telah mencurahkan segala

    rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang telah

    membimbing umatnya ke arah kebenaran yang diridoi oleh Allah swt. dan keluarga

    serta para sahabat yang setia kepadanya.

    Alhamdulillah berkat hidayah dan pertolongan-Nya, peneliti dapat

    menyelesaikan tugas dan penyusunan skripsi ini, yang berjudul: “Peran Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan

    Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom”. Upaya peneliti untuk menjadikan

    skripsi ini mendekati sempurna telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang

    dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun

    dari segi ilmiah.

    Penulis menyadari, tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak,

    skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena

    itu penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., MA. Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan selaku Pembimbing I yang

    dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

    penulis hingga terwujudnya skripsi ini.

  • viii

    2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    3. Syekh Dr. Mohammad MT. Khoory, Donatur AMCF beserta jajarannya yang

    berada di Jakarta.

    4. Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    5. H. Lukman Abdul Shamad, Lc. Mudir Ma’had Al-Birr Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    6. Dr. Abdul Fattah, S.Th.I, M.Th.I. Pembimbing II yang dengan ikhlas

    meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga

    terwujudnya skripsi ini.

    7. Para dosen yang tidak dapat penulis sebut satu per satu atas segala ilmu yang

    di berikan dan diajarkan kepada penulis selama di bangku kuliah serta

    bimbingannya yang begitu membekas di diri penulis.

    8. Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

    priode 2019/2020 yang telah bersedia menjadi Narasumber Utama dalam

    penelitian ini.

    9. Teristimewa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kedua orang

    tua, atas segala jasanya yang tak terbalas, doa dan cinta kasihnya yang

    senantiasi mengiringi setiap langkah penulis.

    10. Teristimewa juga penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih dan rasa cinta

    yang terdalam kepada teman-teman yang telah memberikan dorongan

    semangat untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  • ix

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat adanya, baik

    terhadap penulis maupun para pembaca.

    Makassar,

    Penulis

    10 Rabiul Akhir 1442

    26 November 2020 M

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................................... iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................................ iv

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v

    ABSTRAK ................................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

    1. Bagi Peneliti .......................................................................................... 5

    2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam ..................................................................................... 5

    3. Bagi Akademik ...................................................................................... 5

    BAB II TINJAUAN TEORITIS

    A. Kajian Teori ............................................................................................... 7

    1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam ..................................................................................... 7

    Halaman

  • xi

    1.1.1. Profil Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam ........................................................................... 7

    1.1.2. Susunan Organisasi ..................................................................... 9

    2. Dakwah .................................................................................................. 10

    2.1.1. Definisi Dakwah ......................................................................... 10

    2.1.2. Landasan Hukum Dakwah .......................................................... 13

    2.1.3. Fungsi Dakwah ........................................................................... 15

    2.1.4. Unsur-unsur Dakwah .................................................................. 20

    3. Media Komunikasi Zoom ...................................................................... 37

    3.1.1. Definisi Zoom ............................................................................. 37

    3.1.2. Fitur-fitur .................................................................................... 37

    3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan ......................................................... 38

    B. Kerangka Konseptual ................................................................................ 40

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian ....................................................................................... 41

    1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 41

    2. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 41

    B. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................................... 42

    C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 42

    D. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 42

    E. Sumber Data .............................................................................................. 43

    F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 43

    G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 45

    H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • xii

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 48

    1. Lokasi ................................................................................................... 48

    2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam .................................................................................... 48

    3. Struktur kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Periode 2019/2020 ......................... 49

    B. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 50

    1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom

    .............................................................................................................. 50

    2. Faktor Pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media

    komunikasi Zoom ................................................................................ 52

    3. Faktor Penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media

    komunikasi Zoom ................................................................................ 53

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 54

    B. Saran ......................................................................................................... 55

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56

    LAMPIRAN .............................................................................................................. 59

    BIODATA ................................................................................................................. 63

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dakwah mengandung arti sebagai ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,

    serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam

    mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok, agar

    timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan, serta

    pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya

    dengan tanpa adanya unsur paksaan.1

    Aktivitas dakwah sudah ada sejak adanya tugas dan fungsi yang harus

    diemban oleh manusia di belantara kehidupan dunia ini. Hal itu dilakukan dalam

    rangka penyelamatan seluruh alam, termasuk di dalamnya manusia itu sendiri.

    Kegiatan dakwah sering kali dipahami, baik oleh masyarakat awam ataupun

    sebagai masyarakat terdidik, sebagai sebuah kegiatan yang sangat praktis, sama

    dengan tabligh (ceramah). (Kusnawan, 2004: 7). Kegiatan dakwah hanya terbatas

    di masjid-masjid dan mimbar-mimbar keagamaan.

    Dakwah pada mulanya dilakukan secara tradisional dalam bentuk

    ceramah dan pengajian yang dilakukan dengan bertatap muka langsung. seiring

    dengan perkembangan teknologi media komunikasi, dakwah kini tidak hanya

    1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama , 1997 ), h. 31

  • 2

    bisa dilakukan secara tatap muka langsung tetapi juga dapat dilakukan secara

    virtual menggunakan aplikasi video konferensi salah satunya Zoom.

    Dalam penyebarluasan dakwah, lembaga kemahasiswaan juga harusnya

    turut andil berperan. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam (HIMAPRODI KPI) salah satunya, diharapkan mammu

    mengambil peran penting dengan merumuskan program-program kerja yang

    dapat menjangkau masyarakat luas terhadap kebutuhan ilmu keagamaan.

    Munculnya wabah COVID-19 atau yang kita kenal dengan sebutan virus

    korona memberikan pengaruh yang sangat besar dalam beberapa aspek

    kehidupan manusia. dengan adanya wabah ini mengakibatkan semua kegiatan

    yang dilakukan sehari hari mengalami perubahan yang berbeda dari biasanya,

    penularan virus melalui kontak antar manusia, mengakibatkan munculnya

    pelarangan dalam melakukan kegiatan yang melibatkan orang ramai

    Social distancing menjadi satu satunya jalan keluar yang dipilih oleh

    pemerintah dalam meminimalisir perkembangan dan penyebaran wabah covid-19

    ini, Social distancing atau pembatasan interaksi sosial masyarakat menyebabkan

    terhambatnya laju pertumbuhan dan kemajuan dalm berbagai aspek kehidupan,

    salah satunya yaitu aspek keagamaan.

    Aturan social distancing juga berlaku dalam hal peribadahan, pemerintah

    mengeluarkan aturan untuk beribadah dari rumah, menutup masjid masjid

    sebagai bentuk proses pemutusan penyebaran virus korona ini, dengan social

  • 3

    distancing juga, kegiatan yang melibatkan kerumunan orang untuk saat ini

    dihentikan, misalnya, pengajian, kajian, sholat berjamaah dan yang semisalnya.

    Dalam kondisi dan situasi yang sedang dialami masyarakat sekarang ini,

    dengan adanya peraturan pemerintah untuk membatasi perkumpulan atau social

    distancing. Hampir semua kegiatan diadakan secara firtual, termasuk kajian-

    kajian keagamaan yang dilaksanakan oleh hampir semua lapisan masyarakat

    hingga ke lembaga-lembaga kemahasiswaan. Aplikasi video konferensi yang

    paling banyak digunakan adalah Zoom.

    Dengan melihat kondisi ini penulis menjadikannya sebagai latar belakang

    dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peran Himpunan Mahasiswa Program

    Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui

    Media Komunikasi Zoom”.

    B. Rumusan Masalah

    Dengan melihat latar belakang yang ada, penulis akan mengangkat

    beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi

    Zoom ?

  • 4

    2. Apa saja faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui

    media komunikasi Zoom ?

    3. Apa saja faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui

    media komunikasi Zoom ?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

    1. Untuk mengetahui bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui

    Media Komunikasi Zoom.

    2. Untuk mengetahui faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui

    media komunikasi Zoom.

    3. Untuk mengetahui faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui

    media komunikasi Zoom.

  • 5

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peneliti

    1) Menambah pengalaman dan wawasan dalam meneliti peran Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam

    penyebarluasan Dakwah melalui media komunikasi Zoom.

    2) Mengetahui peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah terkhusus pada

    media komunikasi Zoom.

    3) Menambah wawasan mengenai Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    4) Menambag wawasan pengetahuan tentang aplikasi video konferensi

    Zoom.

    2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam

    1) Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan program kerja di

    periode-periode selanjutnya.

    2) Sebagai bahan evaluasi dari program-program yang telah dilaksanakan.

    3. Bagi Akademik

    1) Sebagai refensi bahan evaluasi bagi Program Studi Komunikasi Dan

    Penyiaran Islam dalam menilai kinerja Himpunan Mahasiswa Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

  • 6

    2) Sebagai bahan untuk menambah referensi di Perpustakaan Universitas

    Muhammadiyah Makassar hususnya pada pengetahuan mengenai

    Lembaga kemahasiswaan yang berada di internal kampus.

    3) Sebagai paramaterer untuk menilai hasil dari program kerja lembaga

    kemahasiswaan internal kampus yang berperan aktif dalam

    penyebarluasan dakwah di masa pandemi.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Kajian Teori

    1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    1.1.1. Profil Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam adalah lembaga internal Program Studi Komunikasi

    dan Penyiran Islam yang didirikan pada tanggal 17 Oktober 2016 dan

    dilantik oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan minat

    dan bakat dalam berorganisasi, menyusun dan mengadakan kegiatan,

    serta terjun langsung ke masyarakat melakukan bakti sosial, dan

    kegitan-kegitan lainnya.

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam mempunyai beberapa tugas, yaitu: Mewakili

    Mahasiswa Unismuh Makassar di tingkat Fakultas, Universitas dan

    Nasional, Mengkoordinasikan kegiatan Organisasi kemahasiswaan

  • 8

    dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat Fakultas, Universitas maupun

    Nasional, Menjabarkan dan melakukan kegiatan dalam bentuk

    program kerja.2

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam juga merupakan perpanjangan tangan dari Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam mewujudkan Visi-Misi

    Program Studi. Berikut Visi-Misi Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam:

    1) Visi

    Mewujudkan Sumber Daya Manusia di bidang Komunikasi dan

    Penyiaran yang Islami, Unggul, dan Terpercaya pada tahun 2024

    2) Misi

    - Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang

    ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.

    - Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan

    penyiaran Islam yang mampu menghasilkan karya-karya ilmiah

    yang inovatif.

    - Memberdayakan masyarakat melalui pelatihan, bimbingan,

    konsultasi, penyuluhan, pendampingan, dan sosialisasi untuk

    kemaslahatan umat.

    2 AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Periode 2019/2020, h. 3.

  • 9

    - Menjalin kerjasama di bidang komunikasi dan penyiaran Islam

    dengan berbagai instansi Pemerintah dan Swasta.

    1.1.2. Susunan Organisasi

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam terdiri dari 5 pengurus harian yaitu:

    1) Ketua Umun

    2) Wakil Ketua Umum

    3) Sekretaris Umum

    4) Bendahara Umum

    5) Wakil Bendahara Umum

    Serta memiliki lima Bidang yang memiliki tugas dan fungi-

    fungsi yang berbeda, yaitu:

    1) Bidang Organisasi, bertugas sebagai polisi organiasi yang

    mengawasi dan mengontrol serta memastikan organiasasi

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam berjalan sebagaimana mestinya.

    2) Bidang Dakwah dan Keilmuan, bertugas untuk memfasilitasi

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    dalam pengembangan diri dalam bidang dakwah dan keilmuan.

    Diantaranya megadakan kajian dan pelatihan dai.

  • 10

    3) Bidang Humas dan IT, Bertugas sebagai perantara antara

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam dengan organiasai atau lembaga eksternal, serta menjadi

    bidang yang bergerak di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,

    juga sebagai bidang yang mendokumentasikan dan

    mempublikasikan setiap kegitan yang diadakan oleh Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan

    penggerak media dakwah Himpunan.

    4) Bidang Pengembangan Minat dan Bakat, bertugas sebagai bidang

    yang mewadahi mahasiswa dalam mengembangkan skill

    komunikasi dan potensi diri, diantaranya jurnalistik, penyiaran,

    kepenulisan, dan olahraga.

    5) Bidang Ekonomi Kreatif, bertugas untuk menciptakan amal usaha

    bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam, serta sebagai bidang yang melatih mahasiswa

    untuk mengembangkan skill entrepreneurship.

    2. Dakwah

    2.1.1. Definisi Dakwah

    Secara bahasa, dakwah berasal dari kata da’a-yad’u yang

    berarti memanggil, mengundang, minta tolong kepada, berdoa,

  • 11

    memohon, mengajak kepada sesuatu, mengubah dengan perkataan,

    perbuatan dan amal.3

    Dakwah menuju jalan Allah SWT, maknanya adalah mengajak

    orang lain agar melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi segala

    larangan-Nya. Hal itu berarti memerintahkan orang lain untuk

    melakukan segala kebaikan, dan melarang orang lain dari segala

    keburukan. Allah SWT berfirman, dalam Q.S Al-Baqarah : 221:

    ََٰٰٓٓك َٰٓئ َٰٓأُْول َُٰٓعو آَٰإ َٰٓي د

    َٰٓي د َٰٓو ٱَّللََّٰٓٱلنَّار ِۖ َُٰٓء اي ت ه ۦََُٰٰٓٓعون َٰٓإ َل ۖۦَِٰٓو يُ ب ّيِ ن ه

    ف ر ة َِٰٓب ذ م غ نَّة َٰٓو ٱل

    َٰٓٱۡل َل

    َٰٓي ت ذ كَُّرون َٰٓ َٰٓل ع لَُّهم ٢٢١ ل لنَّاس Terjemahannya:

    “Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan

    ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

    (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil

    pelajaran.” 4

    Berdasarkan hal tersebut, maka makna dakwah adalah

    mengajak orang lain agar melakukan perintah Allah SWT, baik berupa

    ucapa atau amalan, dan meninggalkan segala larangan Allah SWT,

    baik berupa ucapan ucapan atau perbuatan.

    Dalam makna ini Syekhul Islam berkata, “Dakwah yaitu

    ajakan beriman kepada Allah SWT, dan kepada segala hal yang

    dibawa oleh para Rasul-Nya, serta ajakan kepada mereka dengan

    3 Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet. 1 h. 43

    4 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 36

  • 12

    sesuatu yang mereka perintahkan. Maka dakwah kepada sesuatu yang

    dibawa para Rasul adalah termasuk dakwah kepada Allah SWT.5

    Dengan begitu esensi dari dakwah itu sendiri adalah aktivitas

    dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif,

    dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.

    Dengan landasan inilah, dakwah menjadi sebab pokok

    kebaikan alam dan tegaknya perkara, serta terjaganya ia dari segala hal

    yang merusak kondisinya. Semua itu tidak akan terwujud kecuali

    dengan menjaga aqidah umat dan akhlaknya, yang ditempuh dengan

    amar ma’ruf nahi munkar. Allah SWT berfirman dalam Q.S

    Fussilat:33

    الَْٰٓحس نَٰٓأ ََٰٰٓٓو م نَٰٓل حَٰٓو ع م ل ََٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓإ َل ََٰٰٓٓد ع ا ََّٰٰٓٓمِ َّنَٰٓق و مََٰٰٓٓم ن ََٰٰٓٓإ نَّن ََٰٰٓٓو ق ال ََٰٰٓٓاص

    ل م ّي َٰٓٱل ٣٣ س Terjemahannya:

    “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru

    kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

    Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”6

    Dan firman-Nya dalam Q.S An-Nahl :125

    َٰٓس ب َٰٓ ُعَٰٓإ َل َٰٓر َٰٓٱد َٰٓبِ َٰٓيل ُمَٰٓب ٱلََّٰٓك

    د ۡل َٰٓو ج س ن ة ِۖ

    ع ظ ة َٰٓٱۡل م و م ة َٰٓو ٱل

    َٰٓإ نََّٰٓب ٱۡل ك س ُنَُٰۚٓأ ح ي

    َٰٓه ِت ل ُمَِٰٓب نَٰٓض لََّٰٓع َٰٓ

    َٰٓأ ع َُٰٓهو ت د ين َٰٓر بَّك ُمه ل ُمَٰٓب ٱل َٰٓأ ع ١٢٥ نَٰٓس ب يل ه ۦَٰٓو ُهو

    5 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta:

    Darul Haq , 2015). h. 19

    6 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 481

  • 13

    Terjemahannya:

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

    pelajaran yang baik dan berbantahlah dengan mereka dengan cara yang

    baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa

    yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang mengetahui siapa yang

    mendapat petunjuk.”7

    2.1.2. Landasan Hukum Dakwah

    Dari pengertian dakwah sebagaimana telah disebutkan, bahwah

    dakwah bisa disebut sebagai aktualisasi nilai-nilai Islam yang

    diterjemahkan ke dalam ajaran-ajaran Islam bagi upaya mewujudkan

    kebahagiaan hidup manusia di dunia ini. Untuk hal tersebut ada hukum

    normatif yang mengikat keharusan berdakwah.

    Hukum yang dimaksud adalah kepastiaan hukum atau

    penilaian hukum secara syariah, dakwah adalah wajib, sebagaimana

    yang tercamtum dalam Al-Qur’an surah Ali Imran :104

    َٰٓأُمَّة نُكم ت ُكنَٰٓمِ ُعون ََٰٰٓٓو ل

    ََٰٰٓٓإ َل ََٰٰٓٓي د َٰٓو ََٰٰٓٓي َٰٓٱل

    ُروف ََٰٰٓٓون َٰٓرَُٰٓمَُٰٓي

    م ع ن ََٰٰٓٓب ٱل ه و

    ُمنك ر ََُٰٰۚٓٓع ن ََٰٰٓٓو ي ن ََٰٰٓٓٱل

    ل ُحون ََُٰٰٓٓهمََُٰٰٓٓو أُْول ئ ك َُٰٓمف ١٠٤ ٱل

    Terjemahannya:

    Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

    kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

    yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.8

    Begitupula dalam Q.S Ali Imran :110 Allah SWT berfirman:

    7 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 282

    8 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 64

  • 14

    ُروف َٰٓ م ع َٰٓب ٱل ُمُرون

    ََٰٓت َٰٓل لنَّاس ر ج ت

    َٰٓأُمٍَّةَُٰٓأخ َٰٓخ ي ُمنك ر ََُٰٰٓٓكنُتم

    ن َٰٓع ن َٰٓٱل ه و َٰٓو ت ن

    م ُنون َٰٓب ٱَّللَّ هَٰٓ ١١٠ …و تُ ؤ Terjemahannya:

    “Kamu (umat Islam) adalah ummad terbaik yang dilahirkan untuk

    manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan

    mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”9

    Masalah yang timbul kemudian, adalah apakah kewajiban

    berdakwah itu merupakan kewajiban individual ataukah kewajiban

    kolektif ? menurut Abdul Karim Zaidan, bahwa huruf mim yang tertera

    dari ayat tersebut mengandung arti yang menerangkan (lit tabyin) dan

    bukan mengandung arti yang menunjukkan sebagai (lit tab’idh).10

    Sehingga dengan demikian, kewajiban berdakwah adalah kewajiban

    individual atau fardhu‘ain bagi setiap orang Islam yang mukallaf.

    Tentu saja kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-masing.

    Memahami arti dari landasan hukum dakwah yang fardhu ‘ain tersebut

    dapat kita mengerti, bahwa Islam datang sebagai risalah terakhir yang

    memodifikasi ajaran-ajaran sebelumnya dan merupakan risalah yang

    terkandung nilai-nilai humanis yang bersifat universal. Pengertian

    tersebut, berarti tidak terkecuali umat Islam atau bukan adalah manusia

    yang harus mendapatkan risalah terakhir tersebut. Maka jika tidak

    9 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 65

    10 Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah 1980), h.9

  • 15

    adanya pewajiban secara ‘ain (individual) tanggung jawab akan

    tergantung kepada kelompok-kelompok tertentu secara kifayah. Hal ini

    menunjukkan bahwa agama Islam secara ajarannya merupakan rahmat

    bagi alam semesta.11

    2.1.3. Fungsi Dakwah

    Islam adalah ajaran Allah SWT yang sempurna dan diturunkan

    untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi,

    kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan

    saja jika ajaran yang baik itu tidak di sampaikan kepada manusia.

    Lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia.

    Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat

    penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat

    diketahui, dihayati dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke

    generasi berikutnya. Sebaliknya tanpa dakwah terputuslah generasi

    manusia yang mengamalkan Islam.

    Islam menghendaki tatanan masyarakat yang ideal bagi

    akidah, ibadah, maupun akhlaknya. Akan tetepi, dalam sejarah

    kemanusiaan masyarakat demikian belum pernah terwujud secara utuh.

    Oleh karena itulah dakwah selalu diperlakukan untuk meningkatkan

    kualitas spritual manusia secara perorangan maupun masyarakat.

    11 Samsul Munir Amin, Islam Rekonstruksi Pemikiran Dakwah, (Jakarta: Amzah,2008).cet 1.

    h. 53

  • 16

    Untuk mengetahui lebih jauh betapa besar peran dakwah dalam

    pembinaan spritual umat manusia, perlu kita menengok sejarah pada

    masa-masa sebelum datangnya penerang dunia yaitu Muhammad

    SAW. Dimana perikemanusiaan telah menghadapi sakaratul maut,

    obor kebenaran telah padam dan kabut kebatilan telah menyelimuti

    umat manusia. Maka pada waktu itu, pimpinan tertinggi Muhammad

    SAW tampil menyelamatkan umat yang telah demikian rusaknya.

    Ulama besar Abul Hasan Annadwy menceritakan; abad ke-6

    dan ke-7 M adalah periode sejarah yang paling suram. Peri

    kemanusiaan pada masa itu sedang meluncur dan jatuh yang

    sebelumnya telah mulai pada abad sebelumnya. Tidak ada satu

    kekuatan tangan manusia yang dapat menahan kebobrokan tersebut.

    Perputaran hari semakin mempercepat kejatuhan dan kerusakan. Pada

    masa itu manusia telah lupa kepada penciptanya. Manusia telah hilang

    kesadaran, tidak lagi bisa membedakan yang baik dan yang buruk.

    Dakwah para Nabi telah kabur sejak lama dan obor-obor yang telah

    mereka nyalakan telah padam, karena hembusan angin ribut

    sepeninggal mereka. Kalaupun ada yang masih hidup, maka cahaya

    obor itu telah pudar, tak dapat lagi menerangi, melainkan hati para

  • 17

    agamawan yang jumlahnya sangat kecil. Rumah tangga, kampung, dan

    negeri tidak diterangi oleh obor-obor tersebut.12

    Yang digambarkan diatas adalah masyarakat jahiliyah, akan

    tetapi pada masyarakat sekarang yang telah lima belas abad disirami

    dakwah, sifat-sifat masyarakat pra-Islam itu masih bayak juga melekat

    pada mereka baik di bidang budaya, moral, maupun aqidah.

    Melemahnya kekuatan rohaniyah kaum muslimin saat ini

    banyak disebabkan karena mereka secara berangsur-angsur

    meninggalkan ajaran Islam dalam banyak segi kehidupan. Satu-

    satunya sebab kemunduran sosial dan kultural kaum muslimin terletak

    pada realitas bahwa mereka secara berangsur-angsur melalaikan ajaran

    Islam. Islam adalah agama mereka, akan tetapi tinggal jasad tanpa jiwa

    mereka.

    Melemahnya kesadaran manusia untuk beragama atau

    kekurangpekaan mereka terhadap panggilan ilahiah menurut Abu

    Hasan An-Nadwy disebabkan hilangnya indra keenam, yaitu indra

    agama. Apabila seseorang hilang indra agamanya, karena suatu sebab

    atau cacat fitrahnya, niscaya hilang pulahlah fungsi dan pengaruhnya

    sehingga ia tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan

    oleh indra itu. Bagaikan orang yang buta tidak akan melihat warna

    12An-Nadwy, Abul hasan, Tafsir Al- maraghy (Mesir, Dar-Fiqru,1983), h.16

  • 18

    benda-benda, malah terkadang dia akan berkeras menolak dan

    mengingkarinya. Demikian pula halnya orang yang tuli, baginya dunia

    yang hiruk-pikut ini serupa saja dengan pekuburan. Seseorang yang

    kehilangan indra agama, niscaya tidak percaya dengan alam gaib,

    menolak segala sesuatu di luar alam benda dan menolak norma agama.

    Hatinya akan keras dan tertutup mendengar peringatan-peringatan dan

    ancaman yang menggugah hatinya. Dakwah Islam bertugas

    mengfungsikan kembali indera keagamaan manusia, agar mereka dapat

    menghayati tujuan hidup yang sebenarnya untuk berbakti pada Allah

    SWT.

    Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum

    muslimin adalah bertugas menuntun manusia ke alam yang terang,

    jalan kebenaran dan mengeluarkan manusia yang berada dalam

    kegelapan kedalam penuh cahaya. Allah SWT berfirman dalam QS.

    Al-Baqarah :257

    ل ي ا ُؤُهُمََٰٰٓٓٱَّللََُّٰٓ َٰٓو ٱلَّذ ين َٰٓك ف ُرو آَٰأ و َٰٓٱلنُّور ِۖ َٰٓإ َل ت ر ُجُهمَٰٓمِ ن َٰٓٱلظُُّلم

    َُّٰٓٱلَّذ ين َٰٓء ام ُنوآَُُٰي َٰٓو ِل ر جَٰٓ َٰٓف يه آََٰٰٓٱلطَّ ُغوُتَُُٰٓي َُٰٓهم ُبَٰٓٱلنَّار ِۖ ح

    َٰٓأ ص َٰٓأُْول ئ ك ت ه َٰٓٱلظُُّلم ُمَٰٓمِ ن َٰٓٱلنُّور َٰٓإ َل وَن

    ل ُدون َٰٓ ٢٥٧ خ Terjemahannya:

    “Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan

    mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). dan orang-orang

    yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang

  • 19

    mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. mereka itu

    adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”13

    Dari uraian diatas, maka dapat disebutkan fungsi dakwah

    adalah:

    1) Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia

    sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan

    rahmat Islam sebagai rahmat lil ‘alamin bagi seluruh mahluk

    Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS.Al Anbiya :108

    َٰٓإ ل ه ُُكم َٰٓإ َّنَّ آَٰيُوح ى َٰٓإ ِل ََّٰٓأ َّنَّ ا َٰٓإ ۡل دَُٰٓقل ل ُمون ََٰٰٓٓأ نُتمَٰٓف ه ل ََٰٰٓٓو ح ١٠٨ مُّس

    Terjemahannya:

    “Katakanlah (Muhammad) “Sesungguhnya apa yang diwahyukan

    kepadaku ialah bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa.

    Maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)”.14

    2) Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi

    kegenerasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan

    ajaran Islam beserta pemeluknyadari generasi kegenerasi

    berikutnya tidak terputus.

    3) Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang

    bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari

    kegelapan rohani.15

    13 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 44

    14 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 332

  • 20

    2.1.4. Unsur-unsur Dakwah

    Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang

    terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, unsur-unsur tersebut adalah

    da’i (pelaku dakwah), Mad’u (mitra dakwah), maddah (materi

    dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode) dakwah, atsar

    (efek) dakwah dan tujuan dakwah.

    1) Dai (Pelaku Dakwah)

    Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

    maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok,

    atau lewat organisasi/lembaga, secara umum kata dai ini sering

    disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan

    ajaran islam), namun sebenar sebutan ini konotasinya sangat

    sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai

    orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti

    penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan

    sebagainya. siapa saja yang menyatakan pengikut Nabi Muhammad

    SAW hendaknya menjadi seorang dai, dan harus dijalankan sesuai

    dengan hujjah yang nyata dan kokoh. Dengan demikian wajib

    baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi aqidah,

    syariah, maupun dari akhlak berkaitan dengan hal-hal yang

    15 Moh Ali Aziz,Ilmu Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2014) cet. 1, h. 59

  • 21

    memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, maka kewajiban

    berdakwah dibebankan kepada orang-orang tertentu.16

    2) Mad’u (Mitra Dakwah)

    Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia

    yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik

    secara individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama

    Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara

    keseluruhan. sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Saba’

    :28

    َٰٓك ا فَّة َٰٓإ الَّ ن ك ل س يََٰٰٓٓلِ لنَّاس ََٰٰٓٓو م ا َٰٓأ ر ث ر ََٰٰٓٓو ل ك نَََّٰٰٓٓاو ن ذ يرََٰٰٓٓاب ش

    ل ُمون ََٰٰٓٓال ََٰٰٓٓٱلنَّاس ََٰٰٓٓأ ك ٢٨ ي ع

    Terjemahannya:

    “Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada

    semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai

    pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada

    Mengetahui.”17

    Secara etimologi kata mad’u dari bahasa Arab, diambil dari

    bentuk isim maf’ul (kata yang menunjukkan objek atau sasaran).

    Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok yang lazim

    disebut jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’i

    baik mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau Non-Muslim, laki-

    16 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia

    Group,2006). cet.1 h. 22

    17 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 432

  • 22

    laki atau perempuan. Seorang dai akan menjadikan mad’u sebagai

    objek bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.18

    Sebagaimana di kemukakan sebelumnya bahwa mad’u adalah

    manusia secara keseluruhan, karena manusia membawa fitrah agama

    sebagai pegangan yang mampu mengarahkan mereka hidup sejahtera

    di dunia dan di akhirat kelak.

    Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan

    mengajak mereka mengikuti agama Islam sedangkan pada orang-orang

    yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas

    iman, Islam, dan Ihsan.19

    3) Madda (Materi Dakwah)

    Pada dasarnya seluruh rangkaian materi dakwah adalah

    mencakup ajaran Islam secarah keseluruhan yang terdapat dalam

    Al-Qur’an dan hadis, yang diturunkan oleh Allah SWT. Memiliki

    karakter sejalan dengan fitrah dan kebutuhan manusia. Materi

    pertama yang menjadi landasan utama oleh Rasullullah SAW

    kepada umat manusia adalah masalah-masalah yang berkaitan

    dengan pembinaan keimanan yang benar (aqidah), masalah

    kemanusiaan (tujuan, status sosial dan tugas hidup dunia),

    18 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Rajawali Press, 2011).cet 1. h.279

    19 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin Unifersity Press,

    2011).cet.1 h. 50

  • 23

    persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT. Dan keadilan

    yang di tegakkan oleh seluruh manusia dalam menata

    kehidupannya.

    Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah

    hukum (syariah), dan masalah budi pekerti (akhlak). Menutut Isa

    Anshari, bahwa Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber materi

    dakwah di dalamnya terkandung tiga prinsip pokok antara lain:

    1) Aqidah, yang menyangkut keimanan terhadap Allah SWT,

    yang menjadi landasan fundamental dalam keseluruhan aktivitas

    seorang muslim, baik yang menyangkut mental dan tingkah

    lakunya.

    2) Syariat, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas

    umat Islam di dalam semua aspek hidup dalam kehidupannya

    dengan menjadikan halal dan haram sebagai barometer.

    3) Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan secara

    vertikal dengan Allah maupun secara horizontal dengan sesama

    manusia dan seluruh makhluk Allah SWT.

    4) Wasilah (Media) Dakwah

  • 24

    Syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

    berkata, “Wasilah adalah berbagai jalan yang dengannya seorang

    da’i bisa menyampaikan dakwahnya.”

    Ada pula yang mengatakan, wasilah adalah setiap jalan yang

    dibenarkan oleh syara’, dimana seorang da’i menempuhnya agar

    tujuan dakwah bisa terwujud.

    Dari berbagai definisi diatas, bisa kita simpulkan bahwa

    wasilah dakwah adalah sesuatu yang digunakan oleh seorang da’i

    sehingga ia bisa menyampaikan dakwahnya, dan dengannya ia bisa

    meraih tujuan yang diharapkan dalam berdakwah, yaitu

    membimbing manusia kejalan yang lurus.20

    Hazah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima

    macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.

    1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang

    menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat

    berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan

    sebagainya.

    2. Tulisan adalah media dawah melalui tulisan, buku, majalah, surat

    kabar, surat menyurat, spanduk dan sebagainya.

    20 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,

    (Jakarta,Darul Haq). 2015. h. 128

  • 25

    3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan

    sebagainya.21

    4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra

    pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi, flem

    slide, internet dan sebagainya.

    5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata

    yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat

    dan didengarkan oleh mad’u.22

    5) Thariqah (Metode Dakwah) dalam Al-Qur’an

    Secara tekstual Al-Quran telah mengungkapkan metodologi

    dakwah yakni bil hikmah, bil mauizhah dan bil mujadalah.

    Metodologi dakwah tersebut, merujuk pada QS. Al-Nahl :125

    َٰٓ س ُنَُٰۚٓأ ح ي

    َٰٓه ُمَٰٓب ٱلَِّت د ۡل َٰٓو ج س ن ة ِۖ

    ع ظ ة َٰٓٱۡل م و م ة َٰٓو ٱل

    َٰٓب ٱۡل ك َٰٓر بِ ك َٰٓس ب يل ُعَٰٓإ َل ٱد

    َُٰٓهو َٰٓ ت د ين ََٰٰٓٓإ نََّٰٓر بَّك ُمه ل ُمَٰٓب ٱل َٰٓأ ع ل ُمَِٰٓب نَٰٓض لََّٰٓع نَٰٓس ب يل ه ۦَٰٓو ُهو

    ١٢٥ أ ع

    Terjemahannya:

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

    pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

    Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang

    21 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia

    Group,2006) cet.1 h. 32

    22 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat, (Gowa: Alauddin University Press,

    2011).cet 1 h.63

  • 26

    siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

    orang-orang yangmendapat petunjuk.”23

    1. Metode Dakwah Bil-Hikmah

    Dakwah bil-hikmah salah satu metode dakwah yang relevan

    untuk saat sekarang ini, sebab dengan metode al-hikmah dapat

    menyentuh perasaan mad’u. Kata al-hikmah merupakan turunan

    dari kata al-hukm yang yang mengandung arti “menyelesaikan atau

    suatu urusan dengan baik dan pasti, memberi kekang, dan

    mencegah seseorang dari apa yang diingininya”. Al-hikmah juga

    bisa berarti manfaat, kebijaksanaan dan kearifan24.

    Berdasarkan batasan diatas, maka al-hikmah secara

    kebahasaan diartikan “meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau

    kebenaran suatu perkara”. Jika dikaitkan dengan konteks ayat tadi,

    maka menyampaikan dakwah secara hikmah ialah terlebih dahulu

    mengetahui tujuan dan mengenal secara benar orang atau

    masyarakat yang menjadi sasaran. Karenanya seorang juru dakwah

    harus menggunakan berbagai macam metude sesuai ralitas yang

    dihadapi dan sikap masyarakat terhadap agama islam, misalnya,

    memperhatikan situasi dan kondisi audiens, tempat dakwah akan

    disampaikan, dan sebagainya. Dengan demikian, metode al-hikmah

    23 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Darus Sunnah, 2016),

    Cet. 20. h. 282

    24 Riski Maulana, Putri Amelia, Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Surabaya:Nur Ilmu,

    2013). h. 158

  • 27

    disebut dengan metode yang realistis-praktis. Maksudnya, juru

    dakwah harus memperhatikan realitas yang terjadi diluar, baik pada

    tingkat intelektual, pemikiran, psikologis maupun sosiologis.

    Karananya dakwah di perkotaan harus dibedakan dengan dakwah di

    daerah pinggiran dan pedesaan. Untuk daerah perkotaan, dakwah

    harus didukung oleh uraian-uraian ilmiah dan logis serta menyentuh

    hati dan menyejukkannya. Sebaliknya, dakwah di pedesaan dan

    daerah pinggiran lebih menekankan pada segi-segi ibadah ritual

    yang dibarengi dengan dakwah bil-hal. Kata Al-hikmah dalam Al-

    quran disebut kurang lebih 20 kali, dan dari kata ini terbentuk kata

    lain yang sepadan misalnya al-hakim (orang yang memiliki

    hikmah). 108 Kata al-Hakim sendiri salah satu nama Allah (al-

    asma' al-husnah) yang mengandung arti bahwa Allah Maha

    Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan penuh

    kebijaksanaan", sehingga dipahami bahwa dakwah bil hikmah

    secara kebahasaan diartikan menyampaikan dakwah dengan metode

    kebijaksanaan". Didin Hafidhuddin mendefinisikan bahwa

    dakwah bil hikmah adalah segala metode dakwah untuk

    menyampaikan al-haq (kebenaran) dengan menggunakan hukum-

    hukum alam dan hukum-hukum sosial. Di sini dipahami bahwa

    metode dakwah tersebut berkenaan dengan aspek informasi dan

  • 28

    nilai. yakni nilai-nilai kebenaran yang diperkuat oleh hukum alam

    dan sosial yang kesemuanya ini dapat diketahui oleh manusia

    sehingga penyampaian dakwah tersebut sangat mudah diterima oleh

    rasio, akal, pemikiran mereka. Selanjutnya definisi al-hikmah dalam

    Al-quran diartikan sebagai al-fahmu wa al-'ilmu (pemahaman dan

    pengetahuan) yang berasal dari Allah SWT. Demikian pula dalam

    hadis mengandung arti yang demikian sebagaimana yang

    diriwayatkan Al-Bukhari:

    يفَٰٓالحسدَٰٓاالََٰٰٓٓهللآَٰبنَٰٓمسعودَٰٓقال:قلَٰٓالنيبَٰٓصلىَٰٓهللآَٰعليهَٰٓوسلمعبدََٰٰٓٓعنََٰٰٓٓىَٰٓهلكتهَٰٓيفَٰٓاۡلق,َٰٓورجلَٰٓااتهَٰٓهللآَٰسلطهَٰٓعلَٰٓماالَٰٓفَٰٓهللآَََٰٰٰٓٓرجلَٰٓااتهاثنتّيَٰٓ:ََٰٰٓٓ

    حكمةَٰٓفهوَٰٓيقضىَٰٓهبمآَٰوَٰٓيعلمها25َََٰٰٰٓٓٓTerjemahannya:

    “Dari 'Abdullah bin Ma'sud berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

    Tidak boleh iri (mengingkan kepunyaan orang lain) kecuali pada

    dua hal, (pertama) kepada seseorang yang dikaruniai Allah harta,

    lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran, (kedua) orang yang

    diberi oleh Allah hikmah dan ia memberi keputusan dengan ilmu

    tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain.”

    Hadis di atas sebagaimana yang dipahami dari penjelasan

    kitab-kitab syarah hadis menegaskan bahwa AI-hikmah bermakna

    ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Lebih lanjut Al-Asqalani

    dalam mensyarah hadis tersebut beliau menyatakan bahwa.

    25 Muhammad Ibnu Ismail, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin Nasir An

    Nasir (Daaru Thuq An Najah, 1422 H), no. 73, cet, 1 h. 25

  • 29

    املرادَٰٓابۡلكمةَٰٓكلَٰٓمامنعَٰٓمنَٰٓاۡلهلَٰٓوزجرَٰٓعنَٰٓالقبيحَٰٓ

    Terjemahannya:

    “yang dimaksud al-hikmah adalah segala yang terhindar dari

    kebodohan dan segala yang terhalang dari keburukan.”26

    Dari sini, dapatlah dipahami bahwa al-hikmah adalah

    lawan dari al-jahl (kebodohan) dan orang yang berilmu (al- 'alim)

    juga diterminologikan sebagai lawan dari al-jahlu (orang yang

    bodoh). Berdasar dari definisi-definisi di atas, maka ada dua kata

    kunci yang terkandung dalam pengertian al-hikmah, yakni ilmu

    pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan demikian dirumuskan

    bahwa dakwah bil hikmah adalah metode penyampaian dakwah

    yang berdasar pada pengetahuan sepenuhnya, dan disertai

    kebijaksanaan, sehingga penyampai dakwah tampil dengan penuh

    percaya diri, tidak ragu-ragu dalam berdakwah, pada gilirannya

    para mad’u bisa memahami dakwah yang disampaikan tersebut.27

    2. Metode Dakwah Mau’izah Hasanah

    Mau’izah Hasanah ialah kalimat atau ucapan yang

    diucapkan oleh seorang dai atau mubaligh, disampaikan dengan

    cara yang baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan,

    diterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana, supaya yang

    26 Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press, 2013).cet.1 h. 72

    27 Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press, 2013).cet.1 h. 73

  • 30

    disampaikan itu dapat ditangkap, dicerna, dihayati dan pada tahap

    selanjutnya dapat diamalkan. Bahasanya yang lembut begitu enak di

    dengar, berkenan di hati dan menyentuh sanubari. Ia senantiasa

    menghindari segala bentuk kekerasan dan caci maki, sehingga

    mad’u yang didakwahi tersebut memperoleh kebaikan dan

    menerima dengan rela hati, serta merasakan kesungguhan sang dai.

    dalam menyelamatkan mereka dari suatu kemudaratan.

    Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim :24-25

    ي َٰٓ َٰٓك َٰٓت ر َٰٓم ث الأ َل َٰٓٱَّللَّ َٰٓض ر ب ُله آَٰط يِ ب ةٍََٰٰٓٓك ش ج ر ةََٰٰٓٓط يِ ب ةََٰٰٓٓك ل م ةََٰٰٓٓف

    ب تَٰٓأ ص ُعه آََٰث ََٰٰٓٓو ف ر

    َٰٓ َٰٓ ٢٤ ا ء َٰٓٱلسَّم ََٰٰٓٓيف َٰٓل لنَّاس ث ال م َٰٓٱۡل ر ُبَٰٓٱَّللَّ َٰٓو ي ض

    َٰٓر هبِ اه ن َِٰٓب ذ ّي ِۢ ِت َُٰٓأُكل ه آَُٰكلََّٰٓح

    تُ ؤ

    َٰٓي ت ذ كَُّرون َٰٓ ٢٥ ل ع لَُّهم Terjemahannya:

    Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat

    perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya

    kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(24). (Pohon) itu

    menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya.

    Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka

    selalu ingat.(25)28

    Mauizah Hasanah yang disampaikan dengan lemah-lembut

    dan penuh pancaran kasih sayang akan menyisahkan kebahagiyaan

    pada diri ummat manusia, ia akan menuntut mereka kejalan yang

    haq, memeberi pelajaran yang baik dan bermanfaat, memberi

    28 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 260

  • 31

    nasihat dan mengingatkan orang lain dengan bahasa yang baik dan

    penuh kelembutan. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT QS.

    Ali Imran :159

    َٰٓ ََٰٰٓٓل نت ََٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓمِ ن ََٰٰٓٓةف ب م آَٰر ح

    ُم ِۖ ب ََٰٰٓٓظ َٰٓغ ل يَٰٓف ظًّآَُٰكنت َََٰٰٰٓٓٓو ل و َََٰٰٰٓٓٓۡل ق ل َٰٓم ن ََٰٰٓٓل ٱنف ضُّوآََْٰٰٓٱل

    ل ك َِٰۖٓ فََٰٰٓٓح و ُهم ََٰٰٓٓف ٱع ف ر ََٰٰٓٓع ن

    ت غ ُم ََٰٰٓٓو ٱس ُهم ََٰٰٓٓۡل ََٰٰٓٓو ش او ر ر ََِٰٰۖٓٓيف

    ت ََٰٰٓٓف إ ذ آَٰٱۡل م ََٰٰٓٓف ت و كَّل ََٰٰٓٓع ز م

    ُمت و كِ ل ََُٰٰٓٓيُ بََُّٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓإ نَََّٰٰٓٓٱَّللَّ ََُٰٰۚٓٓع ل ى ١٥٩ ّي َٰٓٱل

    Terjemahannya:

    “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah

    Lembut terhadap mereka. sekiranya engkau bersikap keras dan

    berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

    Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun untuk mereka,

    dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian

    apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah

    kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

    bertawakkal.”29

    Ayat diatas menerangkan, bahwa aktivitas dakwah yang

    dilakukan dengan cara mauizah hasanah harus selalu mengarah

    pada pentingnya manusiawi dalam segala hal. Sikap lemah lembut

    dan menghindari sikap egoisme dalah warna yang tidak terpisahkan

    untuk melancarkan pesan dakwah kepada orang lain, yang

    disampaikan secara persuasif.

    Disini seorang dai harus mampu menyesuaikan dan

    mengarahkan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan

    29 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 72

  • 32

    lingkup pengalaman si mad’u, supaya tujuan dakwah sebagai

    ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran Islam

    kedalam kehidupan peribadi atau masyarakat dapat terwujud, dan

    mengarahkan mereka sebagai khairu ummah, yaitu umat yang adil

    dan terpilih (ummatan wasathan) sehingga terwujudlah umat yang

    sejahtera lahir dan batin, bahagia di dunia dan di akhirat nanti.30

    3. Metode Dakwah Bil-Mujadalah

    Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari

    cara-cara berdiskusi yang ada. Mujadalah adalah cara terakhir yang

    digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang

    digunakan untuk orang-orang yang taraf berfikirnya cukup maju,

    dan krisis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal

    keagamaan dari para utusan sebelumnya. Oleh karena itu, Al-Quran

    juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahli kitab, yaitu

    melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara terbaik.

    Firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut :46

    َُٰٓت َٰٓ َٰٓد ُلو آَٰو ال ُهم ِۖ ن َٰٓٱلَّذ ين َٰٓظ ل ُموآَٰم س ُنَٰٓإ الَّ

    َٰٓأ ح ي َٰٓه َٰٓب ٱلَِّت َٰٓإ الَّ ك ت ب

    ل َٰٓٱل ٤٦ …أ ه

    30 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2018), cet.1, h. 243

  • 33

    Terjemahannya:

    “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan

    dengancara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di

    antara mereka.”31

    Dari ayat diatas, kaum muslimin (terutama juru dakwah)

    dianjurkan agar berdebat dengan ahli kitab cara yang baik, sopan

    antun dan lemah lembut kecuali jika mereka telah memperlihatkan

    keangkuhan dari kezaliman yang keluar dari batas kewajaran.32

    6) Atsar (Efek) Dakwah

    Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik)

    dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi

    perhatian para dai. Kebanyakan mereka menganggab bahwa setelah

    dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal atsar sangat

    besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.

    Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan

    strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan

    terulang kembali. Sebaliknya dengan menganalisis atsar dakwah

    dengan cermat dan tepat, maka kesalahan sterategi dakwah akan

    segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-

    langkah berikutnya.33

    31 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 46

    32 Samsul Munir Amin, Ilmu Dalkwah ( Jakarta:Amzah, 2009 ) cet.1 h. 100

    33 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Memejemen Dakwah. h. 34

  • 34

    7) Tujuan Dakwah

    Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan

    individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang

    dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam

    pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya. Suatu

    tujuan dakwah seyogyanya dicermati dengan baik agar dapat

    membuahkan keluaran yang terukur.

    Aktivitas dakwah dilakukan dengan senantiasa

    mengharapkan ridho Allah SWT, dalam kehidupan yang terus

    menerus mengabadikan berbagai kebijakan dakwah nabi SAW.

    Secara sistematis, tujuan dakwah antara lain:

    1. Tazkiyatun Nafs

    Membersihkan jiwa-jiwa masyarakat dari noda-noda syirik

    dan pengaruh-pengaruh kepercayaan yang menyimpang dari aqidah

    Islam. Suatu aktivitas dakwah diarahkan untuk mencerahkan batin

    individu dan kelompok, serta menemukan keseimbangan kehidupan

    yang dinamis. Untuk melakukan itu diperlukan langkah komunikasi

    guna memengaruhi sekaligus mengubah pikiran, ideologi, dan

    keyakinan yang buruk menjadi ideologi yang baik. Begitu seringnya

    pengaruh luar masuk dan mengotori keyakinan umat Islam. Maka

    kegiatan dakwah sangat bermanfaat untuk membentengi

  • 35

    kepercayaan umat Islam dari noda-noda syirik, dan pada lain sisi

    membersihkan aqidah umat Islam.

    2. Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran

    Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat meliputi

    kemampuan membaca, menulis dan memahami makna Al-Quran

    serta sunnah Nabi SAW. Dari sini, masyarakat akan melek huruf,

    kemampuan nalarnya berkembang menuju terciptanya masyarakat

    madani yang akan membawa kesejahteraan hidup.

    3. Membimbing Pengamalan Ibadah

    Umat Islam perlu mendapatkan bimbingan ibadah sehingga

    bobot ibadahnya menjadi baik dan atau lebih baik. Ibadah menjadi

    landasan dari perkembangan kehidupan masyarakan unntuk tetap

    damai, maju, dan selamat di dunia serta akhirat. Ibadah yang baik

    disertai dengan ilmu, pemahaman dan penghayatan. kaum muslimin

    meyakini bahwa akan terjadi kemajuan bila etos kerjanya dipandu

    oleh nilai-nilai agama karna agama memandu pada kebaikan yang

    seimbang dan menyeluruh. Islam memerhatikan kehidupan dunia

    ini, karna melalui dunia ini kita berkarya. Dalam harmoni kita maju

    dan dalam kemajuan kita menemukan keharmonisan baru.

  • 36

    4. Meningkatkan Kesejahteraan

    Dakwah lazimnya membuat umat Islam pada peningkatan

    kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Ini dapat

    tercipta bila dakwah mampu mendorong masyarakat muslim

    memiliki etos kerja: giat, perhitungan, menepati janji, menjamin

    kualitas, dan bersama-sama memelihara kebajikan.34

    34 Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media,

    2010). Cet 1. h. 29

  • 37

    3. Media Komunikasi Zoom

    3.1.1. Definisi Zoom

    Zoom merupakan aplikasi yang menyediakan layanan

    konferensi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video,

    pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler.35

    Zoom didirikan oleh Eric Yuan, dan diresmikan pada tahun

    2011 yang berkantor pusat di San Jose, California. Aplikasi ini dapat

    digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru ataupun dosen,

    media untuk mengadakan rapat online untuk perkantoran, dan media

    untuk berdakwah yang jangkauannya lebih luas karena berbasis online

    dan bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet.

    Aplikasi ini terbagi menjadi dua, versi Basic (gratis) dan Pro

    (berbayar).

    3.1.2. Fitur-fitur

    Aplikasi Zoom memiliki beragam fitur, namun fitur di versi

    Basic lebih sedikit dari fitur yang ada di versi Pro. Diantaranya:

    1) Dapat melakukan meeting hingga 100 partisipan/peserta.

    2) 40 menit durasi maksimal video konferensi untuk versi Basic.

    3) Tidak ada batasan durasi video konferensi untuk versi Pro.

    35 https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-

    jarak-jauh-begini-cara-kerjanya. (8 Desember 2020)

    https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanyahttps://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanya

  • 38

    4) Kualitas suara jernih dan gambar HD/bersesolusi tinggi (kualitas

    suara dan gambar juga dipengaruhi oleh kestabilan koneksi

    internet).

    5) Dapat melakukan Screen-sharing/membagikan tampilan layar

    monitor ke partisipan/peserta.

    6) Akses ke virtual background/mengganti tampilan latar belakang

    dengan gambar atau video yang diinginkan.

    7) Jadwal meeting di Zoom dapat diatur dengan leluasa.

    8) Bisa merekam keseluruhan meeting yang akan tersimpan di

    perangkat yang digunakan saat meeting telah diakhiri.

    9) Dapat membagikan meeting secara live ke youtube dan facebook.

    3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan

    Ibarat kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, walaupun

    aplikasi Zoom ini memiliki banyak fitur dan kelebihan, namun juga

    tidak luput dari kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan dari

    aplikasi Zoom:

    1) Kelebihan

    - Tersedia versi Basic yang dapat diakses secara gratis.

    - Memiliki interface yang simple dan mudah dipahami.

    - Dapat merekam meeting untuk dilihat kembali setelah meeting

    selesai.

  • 39

    - Privasi meeting lebih terjaga karena tersedia fitur waiting

    room/ruang tunggu untuk partisipan/ peserta agar yang bisa

    masuk ke meeting hanya orang yang disetujui.

    - Tersedia fitur live ke youtube dan facebook yang bisa

    digunakan jika jumlah partisipan/peserta sudah melebihi batas

    maksimal.

    2) Kekurangan

    - Tidak memiliki sistem keamanan end to end encryption

    (enkripsi dari ujung-ke-ujung), sistem komunikasi digital yang

    dirancang agar orang yang menerima pesan atau konten

    hanyalah pihak-pihak yang berhak menerimanya.

    - Zoom saat ini mengelola dan menyimpan semua kunci dalam

    enkripsi data pengguna dan infrastruktur cloud-nya sendiri,

    sehingga data tidak bisa terlindungi dengan maksimal.36

    - Boros mengkonsumsi kuota data jika video diaktifkan.

    - Tidak tersedianya pilihan bahasa Indonesia yang membuat

    sebagian orang kesulitan beradapatasi.37

    - Mantan kontraktor NSA, Patrick Wardle mengatakan bahwa

    aplikasi Zoom dapat digunakan untuk menginstall malware.

    Zoom nantinya dapat digunakan untuk kegaiatan peretasan dan

    36 https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-

    kekurangan-zoom (8 Desember 2020) 37 https://www.localstartupfest.id/kelebihan-kekurangan-zoom/ (8 Desember 2020)

    https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-kekurangan-zoom%20%20(8https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-kekurangan-zoom%20%20(8

  • 40

    juga menjadikan komputer sebagai komputer zombie yang bisa

    dikendalikan.38

    B. Kerangka Konseptual

    38 https://lebakcyber.net/kelebihan-dan-kekurangan-aplikasi-zoom/ (8 Desember 2020)

    HIMPARODI KPI

    BIDANG DAKWAH BIDANG KOMUNIKASI

    MENYEBARLUASKAN DAKWAH

    1. DIALOG KEAGAMAAN

    2. TABLIG AKBAR

    3. BEDAH BUKU

    PERAN

    ZOOM

    ZOOM

    MEDIA

    PENDAKWAH MEMBERIKAN INFORMASI

    SASARAN

    MASYARAKAT LUAS

    https://lebakcyber.net/kelebihan-dan-kekurangan-aplikasi-zoom/

  • 41

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian lapangan (field

    research) dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif ialah jenis

    penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic

    atau hitungan lainnya.39

    Tujuan menggunakan jenis penelitian ini adalah untuk mempelajari

    secara mendalam gambaran tentang peran Himpunan Mahasiswa Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui

    media komunikasi Zoom.

    2. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologis.

    dimana pendekatan ini berusaha memahami peristiwa yang berkaitan dengan

    objek penelitian, penelitian ini berusaha untuk masuk ke dalam dunia subyek

    agar dapat mengetahui bagaimana peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.

    Sehingga peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui secara lansung

    bagaimana peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    39 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

    Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Cet. 3 ; Jakarta : Rajawali Pers, 2016), h. 12

  • 42

    Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi

    Zoom.

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    Lokasi penelitian ini bertempat di Jl. Sultan Alauddin no. 259, Kel.

    Rappocini, Kec.Gunung Sari, Kota Makssar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

    Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam,

    Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    Adapun objek penelitiannya adalah lembaga kemahasiswaan Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    C. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam

    penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom, serta hambatan-

    hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dalam pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi

    Zoom.

    D. Deskripsi Penelitian

    1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    dalan penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi zoom. Yang

    dimaksud disini ialah peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam melaksanakan program kerja yang berkaitan

  • 43

    dengan kegiatan dakwah melalu media komunikasi Zoom. Antara lain adalah

    kajian-kajian dakwah yang dilaksanakan secara firtual seperti, tablig akbar,

    dialog keagamaan, serta bedah buku dan lain sebagainya.

    2. Hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam hal ini adalah keadaan atau kendala yang dapat

    menyebabkan pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi zoom

    terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.

    E. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

    diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data,

    maka sumber datanya disebut responden.40 Dalam penelitian ini penulis

    melakukan wawancara secara mendalam dengan beberapa narasumber.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrument penelitian yang penulis maksudkan adalah alat bantu yang

    dapat digunakan oleh penulis dalam meneliti, sehingga dalam kegiatan

    pengumpulan data dapat dilakukan secara sistematis.

    Adapun alat-alat yang digunakan untuk meneliti adalah sebagai berikut :

    1. Pedoman wawancara untuk metode wawancara

    2. Catatan observasi

    3. Acuan dokumentasi

    40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Cet. Ke-XII;Jakarta; Penerbit Rineka Cipta, 2002)

    h. 107

  • 44

    Selanjutnya dalam penelitian ini di lapangan, penulis terjun langsung ke

    lokasi penelitian untuk mendata hal-hal yang diperlukan dengan menggunakan

    instrument sebagai berikut :

    1. Untuk metode wawancara/interview penulis menggunakan instrument yaitu

    pedoman wawancara yang berisi pokok materi, yang ingin ditanyakan secara

    langsung dan jelas. Penulis mengadakan Tanya jawab kepada pengurus

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang

    dianggap mampu memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh penulis.

    Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview dengan informan

    yang dilakukan secara lisan dengan menggunakan handphone dengan catatan

    yang bersifat deskriftif situsional.

    2. Untuk observasi, penulis menggunakan instrument catatan observasi dengan

    turun langsung di lokasi penelitian untuk mendata pengamatan langsung

    terhadap suatu objek yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan observasi ini

    digunakan alat yang berupa smart phone untuk pengambilan gambar objek

    yang dianggap sesuai dengan penelitian skripsi dan catatan hasil pengamatan

    selama melaksanakan observasi.

    3. Acuan dokumentasi berupa catatan data tambahan yang diperlukan dalam

    penelitian ini khususnya dokumentasi yang berkaitan dengan proses

    pelaksanaan dakwah.

  • 45

    G. Teknik Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Observasi dalam penelitian ini adalah penulis melakukan pengamatan

    langsung yang berhubungan dengan peran Himpunan Mahasiswa Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah

    melalui media komunikasi Zoom. Adapun jenis observasi yang digunakan

    yaitu penulis mengadakan pengamatan dengan alat dan panca indra mengenai

    aktivitas dakwah yang sedang berlangsung dalam bentuk pengamatan secara

    langsung, perekaman suara, pengambilan foto, dan ikut serta dalam proses

    pelaksanaannya sebagai peserta kegiatan.

    2. Wawancara

    Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara

    langsung melalui permintaan keterangan - keterangan kepada pihak pertama

    dalam hal ini pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam periode 2019/2020 serta pihak kedua yaitu peserta kegiatan

    dakwah yang diselenggarakan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam periode 2019/2020 , kedua pihak ini

    yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap

    pertanyaan yang diajukan.41

    41 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (cet 1, Jakarta:Referensi GP

    Press Group, 2013), h. 101

  • 46

    Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan dialog

    interaktif kepada informan, data yang digali dengan wawancara terkait

    bagaimana Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam berperan dalam penyebarluasan dakwah yang berfokus pada

    pemanfaatan aplikasi Zoom sebagai medianya.

    3. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang

    digunakan dalam metodologi penelitian social, pada intinya metode ini adalah

    metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.42

    Teknik dokumentasi dilakukan untuk menggali data dalam bentuk

    dokumen atau dalam bentuk catatan tertuang ataupun foto.

    H. Teknik Analisis Data

    Analisa data adalah proses mengolah, memudahkan, mengelompokkan,

    dan memasukkan sejumlah data yang di kumpulkan di lapangan secara empiris

    menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang

    selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.43

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode

    analisis data, yaitu dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.

    42 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

    Sosial Lainnya, ( cet. 2 ; Jakarta : Kencana, 2008), h. 121

    43Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, h . 120

  • 47

    Sehingga dengan menggunakan metode tersebut data yang terkumpul dapat

    terarah dan terlaksana dengan baik dalam pengolahannya.

    Adapun data yang dimaksud adalah hasil wawancara atau interview dari

    beberapa informan yang berupa pendapat, teori gagasan atau data kepustakaan

    yang akan dianalisa. Sedangkan metode analisa data yang bersifat kualitatif

    tersebut dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

    Data yang terkumpul disajikan secara deskriptif kualitatif, selanjutnya

    dianalisis menggunakan teknik analisa data yang dikemukakan oleh Miles dan

    Huberman mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu tahap reduksi data

    dimana semua informasi yang didapat dikumpulkan dan kemudian dilakukan

    pengelompokkan dan kemudian dilakukan penyederhanaan data.Tahap penyajian

    data, dimana data yang dikelompokkan tadi kemudian dideskripsikan dalam

    bentuk kata-kata agar data dapat dibaca dan ditarik kesimpulan menjadi data

    yang bersifat khusus.Kemudian tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini data

    yang sudah dideskripsikan kemudian disimpulkan sehingga diperoleh jawaban

    dari permasalahan dalam penelitian ini.44

    44Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, h. 135

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Lokasi

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam adalah salah satu lembaga kemahasiswaan internal kampus di

    Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang berlokasi di dalam area kampus

    Universitas Muhamamdiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin, No. 259,

    Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Provinsi

    Sulawesi Selatan.

    2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam adalah lembaga internal Program Studi Komunikasi dan Penyiran Islam

    yang didirikan pada tanggal 17 Oktober 2016 dan dilantik oleh Badan

    Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan minat dan bakat dalam

  • 49

    berorganisasi, menyusun dan mengadakan kegiatan, serta terjun langsung ke

    masyarakat melakukan bakti sosial, dan kegitan-kegitan lainnya.

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam mempunyai beberapa tugas, yaitu: Mewakili Mahasiswa Unismuh

    Makassar di tingkat Fakultas, Universitas dan Nasional, Mengkoordinasikan

    kegiatan Organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat

    Fakultas, Universitas maupun Nasional, Menjabarkan dan melakukan kegiatan

    dalam bentuk program kerja.45

    3. Struktur kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Periode 2019/2020

    - Ketua Umum : Muh. Hasir

    - Wakil Ketua : Muammar Shadiq

    - Sekretaris Umum : Saharuddin

    - Bendahara Umum : Nuaimah

    - Wakil Bendahara Umum : Windy Ruanda

    - Bidang Dakwah : Nasrullah

    - Sekretaris Bidang : Nurmiyati

    - Bidang Humas dan IT : Muzakkir

    - Sekretaris Bidang : Adelia

    - Bidang Minat & Bakat : Ilham

    45 AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Periode 2019/2020, h. 3.

  • 50

    - Sekretaris Bidang : Irna Yuliana

    - Bidang Organisasi : Muh. Ilham

    - Sekretaris Bidang : Fatimah El Zahra

    - Bidang Ekonomi Kreatif : Khaerunnisa Guntur

    - Sekretaris Bidang : Muhammad Fauzan

    B. Hasil dan Pembahasan

    1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media

    komunikasi Zoom

    Keadaan hari ini yang mengharuskan setiap orang untuk mengurangi

    aktifitas di luar rumah dan adanya larangan untuk mengadakan kegiatan

    yang mengumpulkan banyak orang, namun dengan adanya pembatasan ini,

    tidak mengalangi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam untuk tetap melaksanakan kegiatan dakwah yang telah

    diprogramkan. meskipun awalnya akan diadakan dengan tatap muka secara

    langsung, namun karena keadaan saat ini, kini harus dialihkan ke bentuk

    virtual melalui media komunikasi Zoom, sehingga semua kegiatan yang

    telah diprogramkan tetap dapat terlaksana.46

    Diantara program dakwah Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah dilaksanakan secara virtual

    46 Muh. Hasir, Wawancara, 2020

  • 51

    melalui media komunikasi Zoom yaitu: Dialog Keagamaan pada 9 Agustus

    2020, Bersama Imam Shamsi Ali, Pendiri Pondok Pesantren Pertama di

    Amerika Serikat dengan tema “Menapak Jalan Dakwah di Bumi Barat”.

    Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta baik dari dalam negeri

    maupun dari luar negeri. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam juga melaksanakan Tablig Akbar Online pada tanggal

    23 Agustus 2020, dengan Narasumber Dr. Fahmi Salim, Lc., MA, yang

    merupakan Wakil Ketua Mejelis Tablig Pimpimam Pusat Muhammadiyah

    yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama

    Indonesia, dengan tema “Hagia Sofia & Bangkitnya Dakwah Islam” yang

    dihadiri oleh hampir 200 peserta dari berbagai kalangan. Serta mengadakan

    Bedah Buku “Catatan Dai di Bumi Massenrempulu” pada 4 Oktober 2020,

    dengan narasumber Muh. Nurhidayat yang merupakan penulis buku

    “Catatan Dai di Bumi Massenrempulu” dan juga merupakan Mahasiswa

    Aktif Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang diikuti oleh lebih dari 180 peserta.

    Kegitan-kegiatan ini menunjukkan bahwa Himpunan Mahasiswa

    Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki peran dalam

    penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.

  • 52

    2. Faktor Pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media

    komunikasi Zoom

    2) Aplikasi Zoom

    Aplikasi Zoom merupakan aplikasi video konfrensi yang paling

    populer dan paling banyak digunakan di indonesia, sehingga sudah

    sangat familiar bagi masyarakat, dan ketika Himpunan Mahasiswa

    Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam mengadakan kegiatan

    dakwah melalui aplikasi Zoom masyarakat dari berbagai kalangan bisa

    mengaksesnya dengan mudah.

    3) Perkembangan Teknologi

    Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat

    ini, semakin memudahkan Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam melaksanakan kegiatan dakwah

    secara virtual. Hampir seluruh lapisan masyarakat sudah tidak lagi

    gaptek (gagal teknologi) dan sebagian besar memiliki smartphone

    pribadi yang bisa digunakan untuk mengakses aplikasi Zoom.

  • 53

    3. Faktor Penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi

    dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media

    komunikasi Zoom

    1) Jaringan

    Jaringan internet yang terkadang tidak stabil saat kegiatan

    berlangsung sehingga beberapa peserta tidak bisa mendengarkan materi

    secara utuh.

    2) Kapasitas

    Kapasitas peserta zoom yang terbatas sehingga jika kuotanya

    telah penuh, tidak bisa lagi diakses oleh orang lain yang juga ingin

    mengikuti kegiatan yang berlangsung.

    3) Biaya

    Biaya yang dimaksud adalah biaya penyewaan ataupun

    berlangganan zoom yang harus dikeluarkan saat akan menggunakannya,

    karena jika menggunakan versi gratis, durasi dan kapasitas pesertanya

    sangat terbatas, hanya 40 menit dan hanya bisa diakses oleh 100 peserta.

    4) Kurang Mengusai Fitur

    Kurangnya pengetahuan Himpunan Mahasiswa Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam memaksimalkan penggunaan

    fitur-fitur yang ada di media komunikais Zoom, sehingga tidak jarang

    terjadi kesalahan teknik saat kegiatan sedang berlangsung.

  • 54

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom dengan

    melaksanakan kegitan dakwah secara virtual yang dapat menjangkau masyarakat

    dengan lebih luas. Kegiatan yang dilakukan seperti dialog keagamaan, tablig

    akbar, serta bedah buku dapat terlaksana dengan baik.

    Yang menjadi faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dalam Penggunaan media komunikasi Zoom yaitu tampilan

    aplikasi zoom yang simpel dan mudah dipahami, dan tersedianya versi basic

    yang bisa diakses secara gratis tanpa harus mengeluarkan biaya, cukup

    menyiapkan kuota dan koneksi internet maka siapa saja bisa mengakses zoom

    dengan mudah, aplikasi zoom juga bisa diakses dari perangkat smartphone

    ataupun menggunakan PC/Laptop sehingga dianggap sangat efektif pada situasi

    saat ini.

    Walaupun terdapat beberapa hambatan dalam pemanfaatan media

    komunikasi Zoom dalam pelaksanaan kegiatan dakwah seperti, jaringan internet

    yang terkadang tidak stabil, kapasitas Zoom yang terbatas, dan biaya tambahan

    yang harus dikeluarkan, Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

  • 55

    Penyiaran Islam tetap bisa menjalankan perannya dalam penyebarluasan dakwah

    melalui media komunikasi Zoom.

    B. Saran

    Setelah penulis mengadakan penelitian dan pengamatan tekait peran

    Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam

    penyebarluasan dakwah melalui media komuniaksi Zoom, maka penulis ingin

    menyampaikan saran-saran demi perbaikan dan kemajuan lembaga Himpunan

    Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam:

    1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    diharapkan lebih memperbanyak kegitan-kegiatan dakwah agar

    penyebarluasan dakwah bisa lebih maksimal.

    2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    diharapkan mampu menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam proses

    berdakwah secara virtual menggunakan media komunikasi yang lain.

    3. Diharapakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

    Penyiaran Islam bisa lebih memperdalam pemahaman mengenai fitur-fitur

    yang ada pada media komunikasi Zoom agar dakwah yang disampaikan bisa

    lebih maksimal.

  • 56

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet. 1

    Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah 1980)

    Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

    Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Cet. 3 ; Jakarta :

    Rajawali Pers, 2016)

    Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin University

    Press, 2011). cet.1

    AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

    Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Periode 2019/2020.

    An-Nadwy, Abul hasan, Tafsir Al- maraghy (Mesir, Dar-Fiqru,1983)

    Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media,

    2010). Cet 1.

    Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

    Ilmu Sosial Lainnya, ( cet. 2 ; Jakarta : Kencana, 2008)

    Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan.

    Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2018), cet.1

    Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,

    (Jakarta: Darul Haq , 2015).

    Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2014) cet. 1

  • 57

    Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Meneje