1. bagaimana asal muasal pembentukan sel tubuh

25
1. Bagaimana asal muasal pembentukan sel tubuh termasuk sel jaringan gigi dan jaringan penyangga gigi? Odontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan untuk semua gigi. Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari ‘neural crest cells’. Sel ini terdapat pada sepanjang sisi lateral dari neural plate. Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan ‘primary dental lamina’, yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina , pada 10 tempat di dalam mandibular arch and pada 10 tempat di dalam maxillary arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang berada di sekitar sel, dan 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam tiap rahang. Proses odontogenesis: Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung di bawahnya (mesenchyme). Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina. Tahapan kuman gigi – enamel organ, dental papilia, dental sac.Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi.Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi. Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum. Tahapan epithelium darurat dan gabungan – enamel epithelium yang direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut. Tahapan bidang occlusal – gigi dalam posisis fungsional. Jaringan penyangga gigi meliputi:

Upload: lhomee

Post on 15-Jun-2015

2.950 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

1. Bagaimana asal muasal pembentukan sel tubuh termasuk sel jaringan gigi dan jaringan penyangga gigi?

Odontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan untuk semua gigi.Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari ‘neural crest cells’. Sel ini terdapat pada sepanjang sisi lateral dari neural plate.Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan ‘primary dental lamina’, yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina , pada 10 tempat di dalam mandibular arch and pada 10 tempat di dalam maxillary arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang berada di sekitar sel, dan 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam tiap rahang.

Proses odontogenesis:

Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung di bawahnya (mesenchyme).

Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina.

Tahapan kuman gigi – enamel organ, dental papilia, dental sac.Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi.Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi.

Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum.

Tahapan epithelium darurat dan gabungan – enamel epithelium yang direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut.

Tahapan bidang occlusal – gigi dalam posisis fungsional.

Jaringan penyangga gigi meliputi:

Gingiva/gusi sebagai jaringan pelindung. Sementum dan selaput periodontal sebagai pelekat.

Tulang penyokong/prosesus alveolaris sebagai penahan.

2. Respon sel terhadap rangsang fisiologis seperti yang misalnya terjadi pada akar gigi sulung ketika gigi permanen akan muncul ke rongga mulut.

Respon sel terhadap rangsang fisiologis seperti yang misalnya terjadi pada akar gigi sulung ketika gigi permanen akan muncul ke rongga mulut dapat dilihat pada proses eksfoliasi. Eksfoliasi adalah proses tanggalnya gigi primer, karena tekanan erupsi gigi tetap pengganti pada apeks gigi primer dan sekitarnya. Tekanan erupsi akan merangsang osteoklas sehingga terjadi resorbsi akar, dentin, sementum, dan tulang di sekitarnya sehingga gigi sulung menjadi goyah

Page 2: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

dalam kedudukannya pada tulang alveolar kemudian tanggal dan digantikan oleh gigi permanen yang memulai proses erupsinya.

Contoh: pada atrofi desakan fisiologik, jaringan gingiva (gusi) yang terdesak akibat gigi yang akan erupsi pada anak-anak.

3. Respon sel terhadap macam-macam trauma patologis seperti misalnya yang terjadi pada jaringan lunak pipi akibat sering tergigit.

Respon terhadap Cedera:

Adaptasi. Cidera reversible: cidera yang relative ringan dan kemungkinan sel kembali ke dalam

bentuk semula.

Cidera ireversible: bila sel mati (Cell death/apoptosis cell).

Patologi dan histology gigi sulung yang resorbsi

1. Bagaimana asal muasal pembentukan sel tubuh termasuk sel jaringan gigi dan jaringan penyangga gigi?

Sel adalah blok-blok pembangun hidup bagi tubuh.sebuah sel terdiri dari tiga bagian utama: membran plasma yang membungkus sel; nucleus (inti), yang menyimpan bahan-bahan genetic sel; dan sitoplasma, yang tersusun menjadi banyak organel yang mempunyai ciri-ciri tersendiri dan sangat khusus, tersebar di seluruh cairan mirip gelatin (sitosol).

Sel dibangun oleh sitoplasma yang dibatasi membran plasma dan dibagi menjadi beberapa kompartemen oleh organel dan sitoskeleton. Sel harus terspesialisasi untuk menjalani fungsi baru. Sel-sel yang terspesialisasi tersebut akan memperoleh ciri baru, dan seringkali komposisi organel dan posisinya di dalam sel berubah ketika sel secara individual terdiferensiasi menjadi anggota jaringan khusus.

Sel dengan ciri-ciri struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan. Kemudian jaringan bergabung menjadi bagian-bagian tubuh yang melaksanakan satu atau beberapa fungsi yang berbeda dikenal sebagai organ. Kelompok organ disebut sistem organ. Sistem organ membentuk kesatuan utuh yang mencapai perkembangan akhir dan disebut sebagai organisme.

Setelah fertilisasi akan terjadi gestasi (kehamilan). Prosesnya meliputi fase zigot sampai dengan menjadi embrio. Fase sebelum menjadi embrio sejati disebut fase embrionik. Fase-fase tersebut adalah :

1. MORULA, terus membelah menjadi 2,4, 8, dan seterusnya.

Page 3: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

2. BLASTULA, di dalam nya terdpaat blastosit (sel yang membentuk balstula) dan juga blastosol (rongga kosong yang ada di dalam blastula). Di dalam fase ini, terdapat sel-sel luar yang disebut dengan trofoblas yang membantu blastula berimplantasi pada uterus sehingga pada selanjutnya zigot yang berkembang dalam fase embrionik ini bisa menempel pada dinding endometrium.

3. GASTRULA Pada fase ini Blastosol mulai hilang karena difrensiasi menjadi gastrula. Proses penggolongan menjadi bagian-bagian endoderm dan ectoderm telah terjadi untuk selanjutnya terjadi proses organogenesis.

4. EMBRIOBLAS / BAKAL EMBRIO

5. FETUS / janin yang selanjutnya berkembang di dalam rahim ibu, sudah dilengkapi dengan plasenta.

Asal muasal pembentukan sel jaringan gigi dan jaringan penyangga gigi:

Gigi berasal dari lapisan ektoderm dan mesoderm. Lapisan email berasal dari sel ektoderm, sedangkan bagian gigi lainnya berasal dari mesoderm.

Pada saat pembentukannya, bakal gigi dibagi menjadi 3 bagian yang akan berkembang menjadi:

Enamel disusun dari sel epitel dalam, epitel luar, sel stelatte reticulum dan statum intermedium, yang selanjutnya akan berkembang menjadi ameloblas. Nantinya enamel ini akan dibatasi oleh garis servikal, yang membatasi bagian atas dan

bawah gigi.  Pertumbuhan garis servikal ini ditentukan juga oleh jaringan dalam gigi (Hertwig’s Epithelial root stealth) yang menentukan bentuk lekukan atas gigi.

Papilla dentin merangkup sel-sel yang akan berkembang menjadi odontoblast, yang merupakan sel pembentuk dentin, dan untuk saraf-saraf gigi, akan dibentuk dari sel mesenkimal yang ada di dental papilla.

Folikel gigi terbentuk dari cementoblas (yang membentuk sementum gigi), osteoblas (yang membentuk tulang alveolar di akar gigi), dan fibroblas (yang membentuk periodontal ligament yang menjadi perekat antar gigi dan akarnya).

Salah satu fase awal dari pertumbuhan gigi secara mikroskopis bisa dilihat pada pertumbuhan antara lamina vestibular proliferasi jaringan ektomesenkim dan dental lamina (keduanya

Sel Ektodermal Sel Mesodermal

Membentuk enamel. Membentuk dentin.

Merangsang terbentuknya odontoblas.

Membentuk jaringan pulpa.

Determinasi bentuk mahkota & akar gigi.

Membentuk Cementum.

Fungsi akan lenyap setelah proses tersebut diatas.

Membentuk Cementum.

Membentuk Tulang alveolar dan akan tetap terus dalam kehidupan gigi.

Page 4: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

menghubungkan pertumbuhan bakal gigi dengan lapisan epitel ), fase-fase pembentukkan giginya adalah :

Bud stage (Tahap Kuncup)

Secara teknis fase ini adalah fase saat sel epitel mulai berproliferasi menjadi ektomesenkim gigi. Bakal gigi terbentuk dari proliferasi akhir dental lamina.

Cap stage

Pada fase ini, sel ektomesenkimal berhenti memproduksi substansi ekstraseluler, dan dental papilla mulai terbentuk. Organ enamel mulai terbentuk dari sel ektomesenkimal. Ektomesenkimal akan berkondensasi menjadi folikel gigi yang menyelubungi enamel gigi. Enamel gigi akan memproduksi enamel, dental papilla akan menjadi dental pulp dan dentin, dan folikel gigi akan menjadi tulang dan akar gigi.

Bell stage (Tahap lonceng pengapuran tulang)

Fase ini juga dikenal sebagai fase histodifrensiasi dan morfodifrensiasi. Pada fase ini organ-organ gigi mulai terbentuk dengan baik, dengan mayoritas sel yang ada adalah sel stelatte reticulum.

Sel terbagi menjadi 3 bagian penting yaitu  sel kuboidal yang lebih dikenal sebagai epitel enamel luar. Sel kolumnar yang berbatasan dengan dental papilla dikenal sebagai epitel enamel dalam, dan sel stelata yang ada di antara enamel dalam dan luar disebut dengan stratum intermedium, yang nantinya akan menjadi batas servikal.

Proses lain yang terjadi selama bell stage ini adalah dental lamina yang terdisintegrasi, yang bekerja terpisah dengan epitel oral, hingga nantinya akan bergabung lagi pada saat gigi akan tumbuh (tererupsi).

Mahkota gigi yang terbentuk dari epitel enamel dalam juga terbentuk pada fase ini, saat eksomesenkimal terdiferensiasi menjadi mahkota gigi yang hampir siap untuk erupsi.

Crown stage

Jaringan keras (diantaranya adalah enamel dan dentin) berkembang di fase ini. Fase crown / mahkota adalah fase pematangan dari semua fase yang telah dijelaskan di atas.

Epitel kuboidal yang ada di epitel enamel dalam berubah menjadi epitel kolumnar. Inti selnya bergerak mendekati stratum intermedium dan menjauh dari dental papilla.

Odontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan untuk semua gigi.Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari ‘neural crest cells’. Sel ini terdapat pada sepanjang sisi lateral dari neural plate.

Page 5: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan ‘primary dental lamina’, yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina , pada 10 tempat di dalam mandibular arch and pada 10 tempat di dalam maxillary arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang berada di sekitar sel, dan 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam tiap rahang.

Proses odontogenesis:

Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung di bawahnya (mesenchyme).

Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina.

Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum.

Tahapan epithelium darurat dan gabungan – enamel epithelium yang direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut.

Tahapan bidang occlusal – gigi dalam posisi fungsional.

Jaringan penyangga gigi meliputi:

Gingiva/Gusi sebagai jaringan pelindung. Sementum dan Selaput Periodontal sebagai pelekat.

Tulang Penyokong/Prosesus Alveolaris sebagai penahan.

Pada embrio manusia kehamilan lima minggu, epitel ektodermal pelapis rongga  mulut akan menebal sepanjang krista calon lengkung alveolar dari rahang atas dan bawah. Lapis epitel tebal ini menutupi mesenkim yang diduga berasal dari krista neural embrio. Permukaan bawah epitel tebal ini membentuk dua rabung parallel yang menonjol kedalam mesenkim.

Yang paling luar disebut rabung ebial, kemudian membelah dan terbentuklah celah diantara bibir dan pipi di sebelah luar dan lengkung alveolar di sebelah dalam.

Rabung lingual yang lebih dekat dengan lidah menjadi tempat pembentukan gigi.

Pada 10 tempat di bawah penebalan epitel lingual  yang disebut lamina dentis, sel-sel mesenkimnya mengelompok dan menimbulkan prolifersi setempat dari epitel diatasnya, sehingga terbentuk 10 kuncup gigi yang akan menghasilkan 10 gigi desidua. Proliferasi selanjutnya dari sel-sel epitel masing-masing kuncup gigi akan menghasilkan juluran yang tumbuh ke bawah dan kemudian melebar dan menggepeng pada ujung dalamnya, membentuk organ email. (Gambar di atas, Gb. 24-11).

Page 6: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Penumbuhan epitel yang ke bawah kemudian berinvaginasi untuk menampung populasi sel-sel mesenkim yang makin membesar di bawahnya yang akan membentuk papilla dentis. Sel-sel kuboid pada permukaan luar organ organ email yang berbentuk tudung itu merupakan epitel dentis luar, sedangkan yang pada permukaan bawahnya yang cekung merupakan epitel dentis dalam. Di antara lapisan ini, sel-sel epitel tersebar secara longgar dengan cabang-cabang panjang yang saling berhubungan dan ditahan desmosom, membentuk reticulum stellata dan pulpa email. Dapat dilihat pada gambar di samping kanan (Gb.24-12).

Epitel dentis luar tetap berhubungan dengan epitel mulut melalui tangkai langsing. Sel-sel epitel dentis dalam menjadi kolumnar dan kemudian berkembang menjadi amenoblas yang akan menghasilkan email gigi. Tepian bawah organ email bentuknya berubah menjadi bentuk lonceng dan permukaan bawahnya berangsur memperoleh bentuk mahkota gigi. (Gb. 24-11)

Tidak lama setelah organ email terbentuk, terjadi proliferasi setempat dari sel-sel dalam tangkai yang penghubung dengan epitel mulut, menghasilkan kuncup lateral kecil pada sisi lingualnya yang bertahun-tahun kemudian akan diaktifkan untuk mengawali pembentukan gigi permanen, menggantikan gigi desidua (gigi sulung/gigi susu) yang terbentuk semasa kehidupan fetal. (Dapat dilihat pada gambar disamping, Gb. 24-13).

Dengan makin berkembangnya organ email dan papilla dentis, sel-sel mesenkim sekitarnya terdesak dan membentuk selapis jaringan ikat yang disebut folikel gigi (sakus gigi) yang membungkusnya. Bersamaan dengan pembentukan folikel gigi, tangkai yang menghubungkan email dengan lamina dentis epitel mulut terputus, namun kuncup lateralnya bakal pembentuk gigi permanen tetap berhubungan dengan epitel dari lamina dentis. Kemudian sel-sel yang muncul dalam bagian luar folikel gigi berkembang menjadi osteoblas yang bermigrasi menjauh sedikit dan mulai meletakan trebekel tulang kanselosa yang akan membentuk saku bagi gigi yang berkembang.

Pada fetus kehamilan sekitar 20 minggu, pulpa dentis terdiri atas sel-sel mesenkim dalam anyaman serat reticular longgar dengan kapiler. Sel-sel mesenkim perifer bersebelahan dengan ameoblas yang berkembang, kemudian di transformasi menjadi odontoblas kolumnar tinggi dengan dasarnya mengarah ke bagian dalam pulpa dan apeksnya terbenam dalam lapisan predentin. (Gb. 24-14 dan 24-15).

Dentin mula-mula terlihat sebagai lapis tipis di antara odontoblas dan ameoblas. Kadang-kadang disebut membrana perforate. Ia berangsur menebal dengan makin banyaknya dentin yang dibentuk pada permukaan dalamnya. Yang pertama diletakan disebut dentin mantel dan ini diikuti oleh dentin sirkumpulpar. Pengapuran menyusul segera setelah peletakan dentin baru. Namun, selalu ada selapis tipis tanpa pengapuran di sebelah odontoblas. Sambil mundur, odontoblas meletakan lebih banyak dentin meninggalkan juluran apikalnya yang panjang di dalam tubuli dalam dentin. Peredentin sekitar apeks odontoblas adalah zona berfibril kaya kolagen. Ia diterobos serat-serat dari bagiam dalam papilla yang disebut serat Korff. Serat korff memancar mirip kipas di dalam matriks dentin.

Page 7: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Tidak lama setelah pertama kali ada dentin mengapur di sekitar papilla, ameoblas mulai meletakan lapis demi lapis email pada permukaan luarnya (Gb. 24-16). Pada sisi gigi yang berkembang, tinggi lapis ameoblas menurun ke arah dasar organ email dan tidak ada email yang diletakan ditingkat bawah ini. Ameoblas kolumnar itu memiliki inti panjang dalam sitoplasma basal dan mitokondria mengumpul disini. (Gb. 24-17). Terdapat sebuah kompleks golgi panjang (kurang lebih silindris), dalam sitoplasma supranuklear dikelilingi oleh banyak sisterna dari reticulum endoplasma kasar.

Perkembangan akar gigi dimulai sesaat sebelum erupsi mahkota gigi terjadi. Penumbuhan terus menerus dari epitel dentis dalam dan luar dari tepian bawah organ email menghasilkan sebuah lipatan ganda yang disebut selubung Hertwig. Sel-sel selubung ini merangsang sel-sel pulpa di sebelahnya untuk berkembang menjadi odontoblas. Mereka menyesuaikan diri dengan lapis odontoblas di daerah servikal gigi dan mulai menghasilkan selapis predenting yang menyatu dengan yang sudah ada di mahkota.kemudian segera diikuti dengan sekresi dentin oleh odontoblas, mengawali pembentukan akar gigi. Pertumbuhan selubung Hertwig kebawah yang kontinyu dan induksinya akan lebih banyak odontoblas akan menyebabkan pemanjangan secara progresif dari akar gigi sampai mencapai panjang definitinya. Kemudian selubung Hertwing akan menghilang. Setelah itu, sel-sel dari selubung jaringan ikat sekitarnya berkembang menjadi sementoblas dan meletakan selapis sementum tanpa sel pada akar. Peletakan sementum selanjutnya menangkap berkas-berkas serat kolagen yang ujung sebelahnya tertanam dalam trabekel dari tulang alveolar. Sera-serat ini, dan yang menggantikannya akhirnya membentuk jaringan ligamen periodontal yang menambat gigi pada saku tulangnya.

Dalam erupsi gigi, mahkota memecah sisa organ email seluler di atasnya yang agaknya mengalami disintegrasi. Ia kemudian menerobos gingival dan muncul dalam rongga mulut.

Pendahuluan

Sebelum menjawab no.2 dan 3, kita perlu mengetahui apa itu rangsang fisiologis dan rangsang patologis serta berbagai macam respon yang dapat terjadi.

Rangsangan fisiologis adalah suatu rangsangan yang normal pada tubuh manusia atau suatu rangsangan yang sumbernya berasal dari dalam tubuh kita.

Rangsangan patologis adalah suatu rangsangan yang penyebabnya berasal dari luar tubuh kita.

Respon sel dapat disamakan dengan adaptasi sel, antara lain : atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia, induksi, dysplasia, anaplasia, hipoplasia, aplasia, agenesis.

A. Atrofi

Adalah perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Sel yang mengalami atrofi akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak mati.

Page 8: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Atrofi Fisiologis

Adalah atrofi yang merupakan proses normal pada manusia / proses yang terjadi dari dalam tubuh.

Atrofi Patologis

Adalah atrofi yang disebabkan oleh factor dari luar tubuh manusia.

Atrofi patologis dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :

Atrofi disuse

Atrofi yang terjadi pada organ yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama.

Atrofi desakan

Atrofi yang terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dalam jangka waktu lama.

Atrofi endokrin

Atrofi yang terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergantung pada rangsang hormon tertentu.

Atrofi vascular

Atrofi yang terjadi pada organ yang mengalami penurunan aliran darah hingga di bawah nilai kritis.

Atrofi payah

Atrofi yang terjadi saat kelenjar endokrin terus menerus menghasilkan hormone secara berlebihan.

Atrofi serosa

Atrofi yang terjadi jika jaringan lemak yang mengalami atrofi akan menjadi encer seperti air atau lender karena berkurangnya lemak adipose dan meningkatnya substansi dasar interseluler.

Atrofi coklat

Atrofi terjadi pada organ jantung dan hati yang akan menjadi lebih kecil dan berwarna coklat tua akibat pengendapan pigmen lipofusin pada sel.

B. Hipertrofi

Page 9: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Hipertrofi adalah bertambah besar ukuran sel sehingga jaringan atau organ yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih besar pula. Pada organ yang mengalami hipertrofi tidak dijumpai sel-sel baru, hanya sel yang menjadi besar. Secara umum, hipertrofi disebabkan oleh permintaan fungsi yang meningkat dan stimulus hormone spesifik.

C. Hiperplasia

Hiperplasia adalah bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan atau organ sehingga jaringan atau organ menjadi lebih besar ukurannya dari normal. Hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi fisiologik dan patologik.

Hiperplasia fisiologis terjadi karena sebab yang fisiologi atau normal dalam tubuh.

Hiperplasia patologik disebabkan oleh stimulus hormonal yang berlebihan atau efek berlebihan dari hormone pertumbuhan pada sel sasaran. Hiperplasia patologik dapat berkembang menjadi tumor ganas.

D. Displasia dan Anaplasia

Displasia merupakan perubahan sel dewasa kea rah kemunduran dengan cirri khas variasi ukuran, bentuk dan orientasi yang dapat terjadi di epitel maupun jaringan ikat. Keadaan displasia bukan merupakan proses adaptif ataupun suatu neoplastik dan disebabkan oleh iritasi atau peradangan menahun.

Ciri khas dysplasia adalah hilangnya orientasi sel, sel berubah bentuk dan ukurannya, ukuran dan bentuk inti berubah, hiperkromatik dan gambara mitosis lebih banyak daripada normal. Displasia tidak selalu berubah menjadi tumor ganas karena jika penyebab dysplasia disingkirkan, sel epitel akan menjadi normal kembali, jadi dysplasia bersifat tidak menetap (reversible).

Anaplasia adalah perubahan kea rah kemunduran dari sel dewasa menjadi sel yang lebih primitive. Sel-sel yang baru ini Nampak sangat berbeda daripada sel normal, baik dalam struktur, bentuk ukuran, kromatin, mitosis dan orientasi sel. Jadi, anaplasia merupakan cirri khas sel tumor ganas dan bersifat menetap (ireversibel).

E. Hipoplasia, Aplasia, Agenesis

Hipoplasia merupakan perkembangan yang tidak sempurna dari suatu organ. Suatu organ yang mengalami hipoplasia terbentuk normal. Namun, ukuran organ terlalu kecil jika dibandingkan dengan ukuran normal. Pada atrofi, alat tubuh pernah mencapai ukuran normal dan selanjutnya menjadi lebih kecil, sedangkan pada hipoplasia, dari awal organ tersebut memang berukuran kecil dan tidak akan mencapai ukuran yang normal.

Bentuk lain yang lebih berat dari hipoplasia adalah aplasia. Pada keadaan ini, hanya terbentuk rudiment organ dan organ tersebut tidak akan tumbuh menjadi normal.

Page 10: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Agenesis merupakan keadaan yang lebih hebat dari aplasia, di mana rudiment maupun anlagen organ tidak ada sama sekali.

Jika sudah memahami itu semua, kita akan membahas jawaban dari pertanyaan no. 2 dan 3.

2. Respon sel terhadap rangsang fisiologis seperti yang misalnya terjadi pada akar gigi sulung ketika gigi permanen akan muncul ke rongga mulut.

Respon sel terhadap rangsang fisiologis seperti yang misalnya terjadi pada akar gigi sulung ketika gigi permanen akan muncul ke rongga mulut dapat dilihat pada proses eksfoliasi.

Eksfoliasi adalah proses tanggalnya gigi primer, karena tekanan erupsi gigi tetap pengganti pada apeks gigi primer dan sekitarnya. Tekanan erupsi akan merangsang osteoklas sehingga terjadi resorbsi akar, dentin, sementum, dan tulang di sekitarnya sehingga gigi sulung menjadi goyah dalam kedudukannya pada tulang alveolar kemudian tanggal dan digantikan oleh gigi permanen yang memulai proses erupsinya.

Pada kasus tersebut, respon sel yang terjadi adalah atrofi desakan fisiologik, jaringan gingiva terdesak akibat gigi yang akan erupsi pada anak-anak.

Tiga teori mengenai mekanisme yang mengatur erupsi gigi :

Gigi susu terdorong keluar dari mulut dan terlepas karena dorongan dari gigi permanen yang akarnya sudah tumbuh dengan sempurna.

Gigi susu terdorong karena tekanan vaskuler yang ada di dalam gingival (theory hammock oleh Harry Sicher – 1930/1950).

Dari penelitian secara histologis, di lihat secara mikroskopis, yang mendorong gigi keluar adalah bagian ligamen yang terbentuk di proses erupsi gigi permanen. Hal tersebut terjadi karena periodontal ligamen memprakarsai erupsi gigi melalui penyusutan kolagen gigi susu sehingga gigi terlepas dengan sendirinya, segera setelah struktur gigi permanen terbentuk dan mendesak gigi susu.

3. Respon sel terhadap macam-macam trauma patologis seperti misalnya yang terjadi pada jaringan lunak pipi akibat sering tergigit.

Dari pengetahuan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa respon sel yang terjadi pada kasus pada jaringan lunak pipi akibat sering tergigit termasuk dalam adaptasi sel jenis hyperplasia patologis.

Respon sel terhadap Cedera:

Adaptasi. Cidera reversible: cidera yang relative ringan dan kemungkinan sel kembali ke dalam

bentuk semula.

Cidera ireversible: bila sel mati (Cell death/apoptosis cell).

Page 11: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Gigi dan jaringan penyangga serta kardiologi

Pembahasan

1. Diagnosis: Dari keterangan yang diperoleh dari anak laki-laki tersebut dan dari pemeriksaan intra oral, kemungkinan anak laki-laki ini sudah terkena  karies profunda kelas 1 dan 2 atau karies media (karies dentin). Karena adanya rasa ngilu, kemungkinan karies sudah mencapai pulpa atau bisa saja karena gigi tersebut sensitif. Adanya karies pada hampir semua permukaan gigi geraham mungkin dikarenakan pasien tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik (OH buruk), kebiasaan makan yang buruk (frekuensi makan yang terlalu sering, misalnya ngemil), dan faktor makanan yang dimakan. Selain itu, teknik menyikat gigi juga bisa menjadi salah satu penyebab karies yang dijumpai pada hampir seluruh permukaan gigi geraham tersebut, dilihat dari segi letak gigi geraham yang sulit dijangkau dengan sikat gigi sehingga saat penyikatan gigi geraham tidak tersikat dengan baik.

Gusi yang sering berdarah pada saat penyikatan gigi faktor utamanya adalah plak, bisa juga disebabkan karena adanya gingivitis pubertas karena usia pasien 14tahun, atau kesalahan teknik penyikatan gigi.

Gigi pasien ngilu bila dipakai makan, hal ini bisa menyebabkan pasien enggan menggunakan gigi tersebut untuk mengunyah sehingga tidak terjadi self cleaning dan kemudian menyebabkan penumpukan plak dan kalkulus pregio anterior atas dan bawah serta kalkulus pada regio depan bawah dan servikal gigi molar baik pada rahang atas atau bawah.

Prognosis: Tergantung dari kemampuan pasien dan dokter gigi dalam mengontrol dan membuang faktor etiologi. Bila ditangani dengan cermat sesuai dengan prosedur, perawatannya akan berjalan dengan baik. Lesi  putih ini bisa berlanjut menjadi karies bila OH buruk dan tidak mengurangi lingkungan penyebab demineralisasi. Tapi bila OH dan lingkungan memungkinkan untuk remineralisasi, karies tidak akan terjadi. dan lesi putih akan menjadi arrested karies. Bila tidak ditangani dengan baik/pasien tidak bisa menjaga dan mengubah perilaku kebersihan rongga mulutnya, bisa terjadi radang yang kemudian akan berlanjut menjadi periodontitis.

2. Etiologi

Proses karies hanya akan terjadi jika ada 4 faktor yaitu :

I.            Faktor Host

Komposisi Gigi

Menurut Malherb dan Ockerse tidak ada perbedaan komposisi dari kadar kalsium, fosfor, magnesium dalam email gigi yang sehat maupun yang karies. Tetapi ada perbedaan dalam kadar fluornya antara gigi yang sehat dan yang karies.

Morfologi Gigi

Page 12: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Pada gigi yang mempunyai pit dan fisura yang dalam, dimana sisa makanan lebih mudah menempel dan sukar dibersihkan, maka lebih mudah terkena karies. Sedangkan pada permukaan yang licin, sisa makanan sukar menempel, karies berkurang.

Posisi Gigi

Gigi yang letaknya tidak normal (malaligned, out of position, rotated ), memudahkan tertimbunnya sisa makanan dan debris yang sulit dibersihkan, sehingga memudahkan terjadinya karies pada gigi tersebut.

II.            Faktor Mikroorganisme (Dental Plaque)

Streptococcus mutans dan laktobasilus merupakan ku-man yang kariogenik, sebab mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi, karena kemampuannya membuat polisakharida ekstrael yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.

Plak gigi mempunyai 4 sifat utama yang erat hubungan-nya dengan terjadinya karies gigi:

Mempunyai pengaruh mendorong bakteri merusak gigi; Mempunyai kemampuan metabolisme biomekanikal secara cepat merubah makanan yang

mengandung karbohidrat menjadi asam;

Mempunyai kecenderungan fisik penimbunan substrat yang berbahaya dan menghambat untuk menetralisir asam dalam saliva.

III.            Faktor Substrat/Diet

Faktor Fisis (Macam Makanan)

Sifat fisis makanan adalah sebagai salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan frekuensi karies antara manusia primitif dan modern.

Faktor Lokal

Kadar karbohidrat

Pada makanan dengan kadar karbohidrat yang tinggi akan memudahkan terjadinya karies gigi, meskipun pembersihan gigi dilakukan secara aktif.

Kadar Vitamin

Pada anak-anak yang mendapat cukup susu, daging,   telur, sayur-sayuran, buah-buahan dalam makanannya dan juga mendapat vit. D yang cukup akan lebih resisten terhadap karies, dibandingkan dengan anak-anak yang malnutrituion.

Page 13: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

-         Vitamin A : membantu pembentukan jaringan email gigi.

-         Vitamin C : menjaga kesehatan gusi dan mempenga-ruhi pertumbuhan jaringan pulpa gigi dan juga jaringan odontoblas, yaitu sel-sel pembentuk jaringan dentin.

-         Vitamin D : berhubungan erat dengan metabolisme kal-sium dan fosfor dan mempengaruhi kalsifikasi jaringan tulang dan gigi.

Kadar Fluor

Zat ini sangat mempengaruhi kekerasan jaringan email. Gigi yang mengandung banyak fluor akan lebih kuat daripada gigi yang kurang fluor.

IV.            Faktor Waktu

Proses karies membutuhkan waktu. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan terjadinya demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses kariespun di-mulai.

Sisa makanan dalam bentuk karbohidrat atau gula sukrosa yang tidak dibersihkan akan  bertumpuk,akhirnya menjadi plak. Plak  merupakan suatu media yang memudahkan terjadinya proses karies.

Didalam plak terdapat bakteri Streptococcus Mutans

Bakteri akan mengeluarkan enzim bila karbohidrat yang berasal dari makanan memasuki plak, maka akan terbentuk asam.

Beberapa jenis karbohidrat makanan, misalnya, sukrosa dan glukosa dapat di ragikan atau di fermentasikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam, sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam waktu 1-3 menit

Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan menyebabkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan.

Sehingga terjadi lesi, jika lesi berkembang permukaan yang utuh akan pecah sehingga terjadi lubang atau kavitas.

3. Ngilu dikenal juga sebagai dentin hipersensitivity. Penyebab ngilu bermacam-macam seperti karena abrasi pada email, karies dan gingival recession. Peningkatan kadar asam pada mulut akibat penguraian sisa makanan oleh bakteri Streptococcus mutans menyebabkan proses deminalisasi. Demineralisasi ini awalnya akan menyerang lapisan email gigi yang mana merupakan pelindung lapisan di bawahnya (dentin dan pulpa) dan lambat laun lapisan di bawah email ini pun dapat terbuka.

Dentin berbatasan dengan ruang pulpa yang berisi serabut syaraf. Ujung serabut syaraf ini ada yang terletak di ujung tubuli dentin.  Bila ada rangsangan, serabut syaraf yang terletak di ujung tubuli dentin akan terstimulasi, maka timbullah rasa ngilu. Rangsangan ini contohnya rangsangan

Page 14: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

thermal (suhu panas/dingin), terutama dingin. Maka ketika karies sudah mencapai dentin, ini yang akhirnya dapat menimbulkan ngilu saat gigi berkontak dengan makanan/minuman dingin atau manis maupun asam.

Selain itu, gigi ngilu bisa disebabkan oleh penunuran gusi atau gingival recession. Hal ini bisa terjadi karena menyikat gigi terlalu kuat atau arahnya berlawanan dengan arah tumbuhnya gigi sehingga gusi terdorong ke arah akar gigi dan pada daerah tersebut tidak terlindungi dengan lapisan email, namun langsung bertemu dengan lapisan dentin. Rangasangan yang didapati dari makanan dingin atau manis ini dengan mudahnya masuk ke dentin dan pulpa akibat penyikatan gigi yang salah sehingga menyebabkan penurunan gusi.

Persyarafan Gigi Bawah

N. Alveolaris Inferior

1. Ujung saraf sensorik: pada gusi, ligamentum periodontal dan pulpa;2. Saraf sensorik ini berhubungan  dg serabut n.mentalis yang terletak pada cutis, membrana

mukosa dagu, labium oris inferior;

3. Serabut symphaticus non-mielinisasi didistribusi ke: otot polos pembuluh darah gigi geligi rahang bawah, gingiva, labium oris inferius dan bagian depan pipi.

-         Persarafan : berasal dari N. Alveolaris Inferior (cabang N.V.3)

-         Gingiva:

facies lingualis: N.Lingualis facies buccalis molar dan premolar: N. Buccalis

Mukosa labial incisivus-caninus: N. Mentalis

4. Gusi yang sering berdarah bisa jadi karena adanya gingivitis yang dapat disebabkan karena adanya plak yang menumpuk. Keadaan tersebut bisa diperparah dengan adanya factor hormonal, dilihat dari usia sang anak (14 tahun).

Definisi/Pengertian Organ, Sistem Organ, Fungsi Serta Macam/Jenis Sistem Tubuh Manusia

Fri, 25/01/2008 - 12:55am — godam64

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.

Page 15: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Badan Manusia

1. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).

2. Sistem Pernapasan / Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.

3. Sistem Pencernaan

Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.

4. Sistem Peredaran / Transportasi

Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.

5. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.

6. Sistem Otot

Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.

7. Sistem Syaraf/ Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.

8. Sistem Endoktrin

Page 16: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

9. Sistem Rangka

Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.

Diagram anatomi manusia

Diagram anatomi manusia1. Kepala2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu3. Leher, Tenggorokan, Jakun4. Bahu5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk6. Pusar7. Perut, Pinggul8. Organ seks9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina

Kaki :

10. Paha11. Lutut12. Betis, tulang kering13. Pergelangan kaki14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki

Page 17: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Tangan :

15. Lengan16. Siku/sikut17. Pergelangan tangan18. Telapak tangan, Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking

Tidak bernomor: Tulang belakang, Kulit, Rektum, Anus, Pantat Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam

tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.

Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Badan Manusia

1. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).

2. Sistem Pernapasan / Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.

3. Sistem Pencernaan

Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.

4. Sistem Peredaran / Transportasi

Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.

5. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.

6. Sistem Otot

Page 18: 1. Bagaimana Asal Muasal Pembentukan Sel Tubuh

Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.

7. Sistem Syaraf/ Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.

8. Sistem Endoktrin

Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

9. Sistem Rangka

Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.