09 e00067
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK
PADA PABRIK GULA KWALA MADU
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri
Oleh :
ARIYANTO
0 2 0 4 0 3 0 5 6
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK
PADA PABRIK GULA KWALA MADU
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri
Oleh :
ARIYANTO
0 2 0 4 0 3 0 5 6
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
( Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng ) (Ir. Nurhayati Sembiring, MT)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan selesainya penulisan tugas sarjana ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, khususnya kepada :
1. Ayahanda (Alm) Arifin, Ibunda Yatinem, Kakakku Ariyati, adik-adikku
Nurhidayah, Mhd.Mustika Sakti, Vinna Ellen, dan Penni Ellen. yang telah
banyak memberikan dorongan moril dan materil dalam penyelesaian tugas
sarjana.
2. Spesial terima kasihku untuk Trisa Gustania, S.Ked orang yang selalu
memberikan semangat juang yang tinggi dan telah mengisi kehidupanku sejak 4
Agustus 2000.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai dosen pembimbing I
yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan
tugas sarjana ini.
5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku koordinator Tugas Sarjana serta para
pegawai Jurusan Teknik Industri yang telah membantu penulis
7. Buat teman-temanku yang luar biasa dan selalu membantu mencari jalan keluar
terhadap permasalahan yang ada. Mereka adalah pangeran-pangeran teknik dan
bidadari-bidadari teknik. Terima kasih untuk pangeran-pangeran teknik Abdul
Wahid Simangunsong, ST, Abu Bakar Ja’far, Adi Pradana, Hafis Tigor Barita
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza
Aldrian, Izzudin samosir
8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul
Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A
M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah.
9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa
program java pada tugas akhir ini.
10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat
dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini
bermanfaat bagi kita.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan
Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu
PT.Perkebunan Nusantara II.” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode
yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application
development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan
sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek.
Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten
mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi
Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba
mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis
memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak
manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi
berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud
dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem
informasi, terima kasih.
Universitas Sumatera Utara
Medan, Desember 2007
Penulis,
Ariyanto 020403056
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
BAB Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................... xv
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... I-1
1.2. Rumusan Permasalahan .............................................................. I-2
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ I-3
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... I-3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... I-3
1.6. Batasan Penelitian ...................................................................... I-4
1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................ I-4
1.8. Sistematika Laporan ................................................................... I-4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan....................................................................II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................................II-2
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2.3. Lokasi Perusahaan .....................................................................II-2
2.4. Daerah Pemasaran .....................................................................II-3
2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan....................................................II-4
2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan..................................................II-4
2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan.........................................II-4
2.6. Proses Produksi.........................................................................II-7
2.6.1. Standar Mutu Produk........................................................II-7
2.6.2. Bahan yang Digunakan.....................................................II-7
2.6.3. Uraian Proses Produksi................................................... II-10
2.7. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... II-26
2.8. Jam Kerja................................................................................ II-30
2.9. Sistem Pengupahan dan Fsailitas ............................................. II-30
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Sistem ........................................................................ III-1
3.1.1. Definisi Sistem............................................................... III-1
3.1.2. Jenis-jenis Sistem........................................................... III-1
3.2. Sistem Informasi ..................................................................... III-3
3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi.................................... III-5
3.3. Metode Berorientasi Objek...................................................... III-7
3.4. Konsep Basis Data .................................................................III-14
3.4.1. Definisi Basis Data........................................................III-14
3.4.2. Jenjang Basis Data ........................................................III-14
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3.4.3. Proses Database.............................................................III-15
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. IV-2
4.2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................... IV-2
4.3. Pengumpulan Data .................................................................. IV-2
4.4. Pengolahan Data ..................................................................... IV-3
4.5. Analisis Pemecahan Masalah .................................................. IV-4
4.5.1. Analisis Sistem............................................................... IV-4
4.5.2. Rancangan Sistem .......................................................... IV-5
4.6. Kesimpulan dan Saran............................................................. IV-5
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ....................................................................V-1
5.1.1. Prosedur Penerimaan Bahan Baku ....................................V-1
5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan BahanBaku.....V-3
5.2. Pengolahan Data .......................................................................V-4
5.2.1. Identifikasi Sistem Penerimaan Bahan Baku.....................V-4
5.2.2. Identifikasi Data Masukan dan Keluaran yang Dihasilkan V-5
5.2.3. Identifikasi Aliran Informasi ............................................V-6
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sistem ....................................................................... VI-1
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6.1.1. Analisis Proses ............................................................... VI-3
6.1.2. Analisis Masukan dan Keluaran ..................................... VI-4
6.1.3. Identifikasi Kebutuhan ................................................... VI-5
6.1.4. Use Case Diagram ......................................................... VI-6
6.2. Perancangan Sistem ................................................................ VI-9
6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan ................................. VI-9
6.2.2. Rancangan Basis Data .................................................. VI-14
6.2.2.1. Data Penerimaan Bahan Baku ............................ VI-15
6.2.2.2. Tabel Pemasok................................................... VI-16
6.2.2.3. Tabel Kendaraan................................................ VI-16
6.2.2.4. Tabel Keterangan Bahan Baku ........................... VI-17
6.2.2.5. Tabel Penerimaan Bahan baku ........................... VI-17
6.2.2.6. Tabel Berat Bahan Baku .................................... VI-18
6.2.2.7. Hubungan Tabel................................................. VI-18
6.2.3. Rancangan Dialog Layar ............................................... VI-20
6.2.3.1. Sequence Diagram ............................................. VI-20
6.2.3.2. Struktur Tampilan .............................................. VI-22
6.2.3.3. State Diagram.................................................... VI-23
6.2.3.4. Rancangan Layar ............................................... VI-24
6.3. Rancangan Sistem Komunikasi ............................................ VI-32
6.3.1. Sistem Komunikasi Data ............................................... VI-32
6.3.2. Network......................................................................... VI-35
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ............................................................................VII-1
7.2. Saran......................................................................................VII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM ......................II-6
Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu ................................... II-28
Tabel 5.1. Fungsi Elemen-elemen yang terkait .............................................V-4
Tabel 5.2. Data Masukan dan Keluaran yang akan Dihasilkan......................V-5
Tabel 5.3. Perincian Aliran Informasi...........................................................V-6
Tabel 6.1. Analisis Keluaran ...................................................................... VI-4
Tabel 6.2. Analisis Masukan ...................................................................... VI-5
Tabel 6.3. Identifikasi Kebutuhan .............................................................. VI-5
Tabel 6.4. Rancangan Keluaran.................................................................. VI-9
Tabel 6.5. Rancangan Keluaran................................................................ VI-11
Tabel 6.6. Tbl Pemasok............................................................................ VI-19
Tabel 6.7. Tbl Kendaraan Pemasok.......................................................... VI-19
Tabel 6.8. Tbl Keterangan Bahan Baku.................................................... VI-20
Tabel 6.9. Tbl Penerimaan Bahan Baku ................................................... VI-20
Tabel 6.10. Tbl Berat Bahan Baku ........................................................... VI-20
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Saluran Produksi Parik Gula Kwala Madu ...............................II-3
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kwala Madu........................ II-27
Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen................................................. III-3
Gambar 3.2. Sistem Informasi Manufaktur................................................. III-4
Gambar 3.3. Use Case Diagram................................................................. III-9
Gambar 3.4. Class Area ............................................................................III-10
Gambar 3.5. Class Diagram ......................................................................III-11
Gambar 3.6. Statechart Diagram...............................................................III-12
Gambar 3.7. Activity Diagram...................................................................III-13
Gambar 3.8. Sequence Diagram................................................................III-14
Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ............................ IV-1
Gambar 6.1. Sistem Informasi Manajemen PGKM..................................... VI-1
Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu ..... VI-2
Gambar 6.3. Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku PGKM................. IV-3
Gambar 6.4. Activity diagram .................................................................... VI-3
Gambar 6.5. Use Case Diagram ................................................................. VI-6
Gambar 6.6. Diagram Konteks................................................................. VI-12
Gambar 6.7. Aliran Data .......................................................................... VI-13
Gambar 6.8. Contoh Tabel Penerimaan Bahan Baku ................................ VI-15
Gambar 6.9. Rancangan Tabel Pemasok................................................... VI-16
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.10. Rancangan Tabel Kendaraan.............................................. VI-17
Gambar 6.11. Rancangan Tabel Keterangan Bahan Baku......................... VI-17
Gambar 6.12. Rancangan Tabel Penerimaan Bahan Baku ........................ VI-18
Gambar 6.13. Rancangan Tabel Berat Bahan Baku .................................. VI-18
Gambar 6.14. Hubungan Rancangan Tabel .............................................. VI-19
Gambar 6.15. Sequence Diagram ............................................................. VI-21
Gambar 6.16. Struktur Tampilan.............................................................. VI-13
Gambar 6.17. State diagram..................................................................... VI-23
Gambar 6.18. Tahapan untuk Mencapai Layar Laporan Data Bahan
Baku .................................................................................. VI-24
Gambar 6.19. Rancangan Layar Laporan Data Bahan Baku ..................... VI-24
Gambar 6.22. Tahapan untuk Mencapai Layar Informasi Berat Bahan
Baku .................................................................................. VI-25
Gambar 6.23. Rancangan Layar Informasi Berat Bahan Baku .................. VI-25
Gambar 6.24. Tahapan untuk Sampai pada Layar Hasil............................ VI-26
Gambar 6.25. Rancangan Layar Hasil ...................................................... VI-26
Gambar 6.26. Proses Setelah Password Diterima...................................... VI-27
Gambar 6.27. Rancangan Layar Password................................................ VI-27
Gambar 6.28. Proses Setelah Memasukan ID Kendaraan.......................... VI-28
Gambar 6.29. Rancangan Layar Terima Bahan Baku ............................... VI-28
Gambar 6.30. Proses Setelah Memasukan Data Berat Kendaraan ............. VI-29
Gambar 6.31. Rancangan Layar Berat Kendaraan Pengangkut ................. VI-29
Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan Proses ................................................ VI-30
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.33. Rancangan Layar Usulan Proses ........................................ VI-30
Gambar 6.34. Pilihan pada Status Penerimaan.......................................... VI-31
Gambar 6.35. Rancangan layar Status Penerimaan ................................... VI-31
Gambar 6.36. Skema komunikasi data ..................................................... VI-35
Gambar 6.37. Distributed data processing system ................................... VI-35
Gambar 6.38. Diagram Objek ................................................................. VI-36
Gambar 6.39. Topologi Star Network....................................................... VI-37
Gambar 6.40. Model Rancangan Sistem Informasi Penerinaan Baha
Baku Pabrik Gula Kwala Madu........................................... VI-38
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan sistem informasi menjadi sangat penting untuk keberhasilan proses bisnis perusahaan. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Metodolologi berorientasi objek yang dipakai dalam merancang sistem informasi penerimaan bahan baku dapat mengintegrasikan elemen sistem informasi pada perusahaan sehingga pengiriman informasi ke seluruh bagian perusahaan dapat menjadi akurat, sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu. Melalui rancangan sistem informasi ini didapatkan pemecahan hasil-hasil sebagai berikut : 1. Sistem informasi terimplementasi ke dalam sebuah sistem informasi yang
terkomputerisasi. 2. Seluruh data yang selama ini masih bersifat manual dapat dikonversikan ke dalam
sistem yang terkomputerisasi. 3. Sistem dapat memberikan laporan-laporan yang selama ini dibutuhkan secara cepat,
up to date dan dapat langsung dicetak. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, perancangan sistem informasi ini telah dapat menjawab rumusan permasalah yang dibahas dalam Tugas Sarjana ini. Namun sistem ini masih jauh dari sempurna dan dibutuhkan pengembangan-pengembangan lebih lanjut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri
dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran
kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat
seiring dengan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang dapat
memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akurat dan cepat dalam
persaingan bisnis secara global saat ini.
Sistem informasi yang ada pada bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula
Kwala Madu saat ini belum terintegrasi dengan baik hal ini dapat dilihat dari pemakaian
teknologi informasi yang hanya sebatas penimbangan bahan baku, sementara itu
penyimpanan data masih dilakukan secara tradisional dengan mengunakan alat tulis,
sehingga untuk mendapatkan informasi dari catatan yang sudah lama akan kesulitan
akibat dari penyimpanan database yang tidak baik.
Dalam menyampaikan informasi ke bagian yang memerlukan data dan informasi
digunakan jasa tenaga karyawan untuk mengantarkan berkas tersebut, tentu saja hal ini
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lama apabila pengiriman
informasi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan perubahan informasi yang cepat
sehingga menyebabkan informasi yang dikirim membutuhkan waktu yang lebih lama
dan kurang akurat akibat dari perubahan informasi yang begitu cepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka
bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian
yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut
memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan.
Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan
metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana
setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi
tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi
didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang
efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula
Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II.
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi
perusahaan adalah:
1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis
komputer.
2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang
mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat.
!.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala
Madu
2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula
Kwala Madu
3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang
terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi
dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala
Madu PTPN II.
1.4. Manfaat penelitian
1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang
mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cepat.
2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode
berorientasi objek.
1.5. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada
penelitian ini adalah:
1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku
2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi
pada sistem informasi penerimaan bahan baku.
3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku
4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1.6. Pembatasan Masalah
Dalam perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku ini, pembahasan
yang dilakukan mencakup studi awal, analisis dan perancangan sistem informasi. Dalam
tulisan ini tidak membahas bahasa pemrograman dan biaya dalam merancang sistem
informasi.
1.7. Asumsi yang digunakan
1. Karyawan pada bagian penerimaan bahan baku diberikan pelatihan tambahan
agar dapat mengoperasikan sistem informasi dengan baik.
2. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung sistem informasi dapat disediakan
dengan baik
3. Perancangan program dan bahasa pemrograman dalam tugas akhir ini tidak
dibahas
1.8. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan. Penulisan laporan ini terdiri dari delapan, pada
bab satu pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang
digunakan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab dua gambaran
umum perusahaan, bab ini memuat secara singkat dan berbagai atribut dari perusahaan
yang menjadi objek penelitian, sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu
PTPN II.
Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan
landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap
turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini
menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan
masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang
diperoleh.
Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil
penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang
digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan
masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan
pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab
ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta
saran yang perlu bagi perusahaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula
pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar
pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula
di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara
sesudah Pabrik Gula Sei Semayang.
Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten
Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah
Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada
tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering
Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor
menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu:
1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur
2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication &
erection.
Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut
kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB)
Surabaya.
Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani
tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus
diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat
diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak
yaitu tanggal 20 Januari 1984
Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa
giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana satu shift adalah 8 jam.
Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD)
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Kwala Madu
dikategorikan ke dalam empat pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian
No.59/KPTS/EKKU/10/1997 yang mengelompokan pabrik gula berdasarkan kapasitas
dalam:
1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800-1200 ton
2. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1200-1800 ton
3. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton
4. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton
Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PTPN II juga memiliki pabrik gula yang lain
yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton.
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begamit, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, kira-kira 36 Km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari keramaian
penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu.
2.4. Daerah Pemasaran
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan.
Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya
bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses.
Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat
digambarkan seperti berikut
Gambar 2.1. Saluran produksi Parik Gula Kwala Madu 2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan
2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG
Konsumen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung
tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran di lingkungan pabrik.
2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan
Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh terhadap
lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak
langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap
lingkungan disekitar pabrik.
Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia
melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan
melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang
sudah berjalan.
AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL
tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan
proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai
satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari
bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah
satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sehingga tidak didahului
penyusunan penyajian evaluasi lingkungan (SEL)
Dampak negatif akibat kegiatan di Pabrik Gula Kwla Madu yang harus segera
disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk penurunan kualitas air adalah:
1. Pengolahan Limbah Cair
1) Perbaikan kolam pengolahan
2) Pendaurulangan air jatuhan kondensor
2. Penanggulangan Limbah Padat
1) Pemanfaaatn blotong untuk bahan baku pupuk kompos
2) Pemanfaatan ampa tebu untuk bahan bakar di Boiler
3) Pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos
3. Pengolahan Limbah Gas
Penanganan abu cerobong ketel yang banyak mengandung abu ketel dengan
pemasangan wet scrubber (ampas basah) pada gas duck boiler (antara IDF
dengan cerobong).
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM
No Uraian Satuan Nilai Analisa
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Ambang
Batas
Limbah
A Sistem Pengendalian
Kolam
1. Kolam pendingin/ stabilisasi
PH 6-9 6.40
Temperatur C <40 31.70
Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24
2. Kolam Oksidasi/ Aerasi
PH 6-9 7.70
Pertumbuhan Bakteri Positif Positif
Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24
3. Kolam Pengendapan/
Clarifier
PH 6-9 7.80
Temperatur C 27-32 30.00
B Analisis Buangan Akhir
1. BOD3 Mgr/ L <100 98
2. COD Mgr/ L <250 243
3. TSS Mgr/ L <175 169
4. PH 6-9 7.30
5. Temperatur C 27-32 28.50
Sumber : Laboratorium PGKM
Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan
nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang
aman bagi lingkungan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2.6. Proses produksi
2.6.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah standard
mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang ada
di Yogyakarta.
Adapun standard mutu produk yang ditetapkan perusahaan adalah :
- Gula hasil produksi warnanya putih dan jernih
- Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,9 - 1,0 mm
- Kadar air < 0,1 %
- Pol : 99,5 %
2.6.2. Bahan yang digunakan
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam
proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.
Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata – rata sekitar
6,5 – 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 – 12 bulan sejak ditanam,
dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang
tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah
yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan
faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen
dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan
bulan Agustus.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang
ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan
produksi gula.
Bahan tambahan pada produksi gula adalah :
1) Air
Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras
kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang
dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam.
2) Susu Kapur
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira
menjadi 8,0 – 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk
menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah
membuatnya.
3) Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan pemberian gas belerang adalah :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0 –
7,2.
b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi
pengaruh pada warna kristal dan gula
4) Flokulant
Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai
pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk
gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan untuk disaring).
5) Talofloc dan Talofloate
Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan
Talofloate untuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang lebih pucat.
Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental.
6) Asam Phospat
Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya
tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan
dalam produksi gula adalah :
1) Karung plastik yang digukan untuk mengarungi gula.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2) Benang jahit untuk menjahit karung plastik.
2.6.3. Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi dalam
beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan (mill station), stasiun pemurnian, stasiun
penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. Lama pekerjaan sekitar
8 jam/shift.
1. Pengerjaan Pendahuluan
Tebu yang telah ditebang dari kebun diangkut ke pabrik dengan truk dengan
kapsitas 7 ton sampai lebih dari 10 ton. Sebelum sampai halaman pabrik, tebu
beserta truck ditimbang, kemudian setelah tebu dibongkar di halaman pabrik,
maka truck ditimbang kembali sehingga diperoleh berat bersih (netto).
Sedangkan waktu antara penebangan dengan proses awal tidak lebih dari 24 jam.
Tebu yang diangkut truk dengan kapasitas 5-6 ton naik ke truck tipller dan
dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke feeding cane
carrier. Sedangkan yang diangkut dengan truk yang berkapasitas 8-10 ton yang
menggunakan tali pengangkut dibongkar dengan menggunakan cane lifter hilo
ke dalam feeding cane table, dimana kabel hilo dihubungkan dengan tali
pengangkut tebu pada truk. Berikutnya tenaga hidrolik digerakan sehingga
posisi tebu terangkat miring dan tebu tumpah ke feeding cane table, lalu
pemasukan tebu ke cane carrier diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi
kapasitas giling yang direncanakan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Oleh feeding cane carrier tebu dibawa ke cane leveller guna pengaturan
pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong
secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk
dicacah lebih halus lagi.
Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu
ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya
ke gilingan.
2. Stasiun Gilingan (Mill Station)
Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira
sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit
gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan
hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari
besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan
sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi
terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse
Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll).
Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2 dengan
putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana
gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan
IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm.
Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan
pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak
penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas
lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari
bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice.
2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama
ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring
pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira
yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada
stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.
3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan
ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilingan I.
4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada
bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III
5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari
gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini
berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi
sekitar 60-70oC.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6) Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkut dengan 1 unit konveyor
melalui satu plat saringan., dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju
boiler dan ampas halus dipisah digunakan untuk membantu proses
penyaringan pada alat vacum filter di stasiun pemurnian.
Semakin kebelakang ampas tebu, kadar nira yang dikandungnya akan semakin
kecil. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit konveyor melalui
satu palt saringan dimana ampas kasar dibawa menuju boiler untuk bahan bakar
dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Sedangkan
ampas halus dihisap dengan Bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan
dikirim lagi ke Bagacillo Tank untuk digunakan sebagai pencampur pada Rotary
Vacum Filter yang terdapat pada stasiun pemurnian.
Pemberian imbibisi pada ampas gilingan IV mempunyai fungsi untuk
melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Air yang
diberikan tersebut dengan debit air 20 % dari kapasitas tebu/jam dan suhu 70oC
dengan perbandingan 19-24 % dari berat tebu untuk kapasitas tebu perjam.
Bila air imbibisi diberikan terlalu banyak akan melarutkan gula lebih banyak,
tetapi akan menyebabkan waktu penguapan terlalu lama. Sebaliknya bila
imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas cukup tinggi,
karena itu perlu ditentukan jumlah penambahan air imbibisi yang optimum
selama penggilingan berlangsung, apabila persediaan tebu telah habis sehingga
stasiun penggilingan terhenti maka Roll Mill harus disiram dengan larutan kapur
yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Nira yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank)
selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian.
3. Stasiun Pemurnian
Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari
dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa.
Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada
beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1) Timbangan nira mentah (Juice Weighting Scale)
Nira mentah dari tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan
dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Dalam penimbangan nira mentah
dipakai timbangan Maxwelt Bolougne yang dapat bekerja secara otomatis
dengan berat sekali timbngan 5,5 ton. Prinsip dari alat ini adalah atas dasar
sistem keseimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana nira akan berhenti
secara gravitasi ke tangki penampungan.
2) Pemanas nira 1 ( Juice Heater 1)
Nira yang didalam tangki penampungan selanjutnya dipompakan ke alat
pemanas 1(primary heater)yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas
1 adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan
mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira pada
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga
suhu 70oC, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan
hingga temperatur menjadi 75oC. media panas pada pemanas nira 1 merupakan
uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2.
3) Tangki defekasi (defecator)
Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan
ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah
pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value
yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari
susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena
gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam.
4) Tangki sulfitas
Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira
tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi
untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung
belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses
pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu.
Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan
pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o-75oC dengan waktu 5 menit. Pada tangki
sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas
SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH
tercapai 7,0-7,2..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
5) Tangki Tunggu
Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi
dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa
kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator.
6) Tangki Netralisasi
Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki
sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk
mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur
sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2.
7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2)
Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas
nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua
nira dipanaskan dengan temperatur 105oC. prinsip kerjanya sama dengan
pemanas nira 1.
8) Tangki Pengembang (Flash Tank)
Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki
pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut
dalam nira.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan
mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki
pengendapan.
9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier)
Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga
terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa),
nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira
atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur
dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki
pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang
dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang
terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiap-
tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira
jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar
pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya
dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan
untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira
dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary
vacuum filter).
Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira
mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong
yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan endapan yang
terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih.
4. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)
Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu
menggunakan empat unit evaporator yang disebut Quadruple Evaporator yang
bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum.
Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung
dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses
selanjutnya. Penguapan dilakukan pada temperatur 50oC – 110oC dan untuk
menghindari kerusakan sakarosa maupun monosakaridanya dilakukan
penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun.
Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit
sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses berlangsung temperatur
dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang
diperlukan, maka media panas untuk evaporator 1 digunakan untuk uap bekas
yang berasal dari Low Pressure tekanan < 1kg, sedangkan media pemanas bagi
evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari evaporator
sebelumnya. Hal ini disebut vapour, temperatur pada evaporator 1 sebesar
110oC dan berangsur-angsur turun sampai temperatur 50-55oC pada evaporator
4. hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari
evaporator 1 sampai dengan evaporator 4. Peristiwa mengalirnya uap dari
evaporator 1 ke tormol pada evaporator 2 disebabkan pada evaporator 1 setelah
masuk ke dalam bagian Shell pada evaporator 2 akan melepaskan panas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
sehingga mengembun. Terkondensasinya uap menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat
mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke
dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama
air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke
udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan
seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masing-
masing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan
bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan
terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian
seterusnya sampai ke evaporator 4.
5. Stasiun Masakan
Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam
satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah
mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses
kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh
dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan
50-65oC. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula
dan dilakukan beberapa cara antara lain:
Sistem 4 (empat) tingkat : ABCD (untuk HK>8,3)
Sistem 3 (tiga) tingkat : ABD atau ACD (untuk HK 70 – 80)
Sistem 2 (dua) tingkat : AD (untuk HK<70)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan
melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80,
pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi.
Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 – 60, sedangkan untuk gula
tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan
pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa,
karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap
sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik
didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam
proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Menarik Hampa
Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih
dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran
penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka
penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem
pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan.
2) Pembuatan Bibit
Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki
bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat
dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat
dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal
gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih
mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang
dinginkan.
a. Memperbesar Kristal
Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan
yaitu 0,8 – 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik,
maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik.
b. Masakan Tua
Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan
ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan
kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggi-
tingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal
baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang
cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai.
c. Palung Pendingin
Masakan tua yang ukurannya 0,8 – 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki
masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa
tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan
hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan
pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan
pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk
membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar
pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas
gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran.
d. Pemisahan masakan D
Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D
adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare
D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit
untuk masakan A dan B.
e. Pemisahan masakan A dan B
Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop
A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan
dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk
masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat
mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar
kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula
dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk.
6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan
Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara
kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk
memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam
bentuk murni, maka campuran ini harus dipisahkan, pemisahan dilakukan
dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk massa campuran ini
dengan menggunakan kekuatan pusing (gaya centrifugal). Massa dimasukkan
dalam alat centrifugal, maka massa akan terlempar menjauhi sumbuh poros.
Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus
lubang-lubang saringan. Dengan demikian terpisahlah antara larutan dengan
kristalnya. Sesudah pemutaran sebagian larutan akan terpisah tetapi masih ada
larutan yang menempel pada kristal. Untuk menghilangkan larutan tersebut,
maka dibantu siraman air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air
sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga putaran kedua akan
diperoleh kristal gula produk.
7. Stasiun Penyelesaian
Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper
Conveyor untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke
Grasshopper Conveyor untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus
merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondidi gula
SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan
pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang standard. Gula SHS tersebut
dimasukan ke dalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan
pengeringan dilakukan dengan cara mekanis dan memberikan udara panas dan
suhu kira-kira 80-90oC yang dilairkan melalui air dryer langsung ke dryer
cooler. Kemudian gula tersebut dimasukan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai
kekeringan dan pendinginan yang cukup.
Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi
untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS.
Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan
dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel
gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak
penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses
gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula,
selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard
dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap
logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau
tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar
logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik
dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari
penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan
gula sebagai penimbunan untuk pengemasan.
8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi
Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara
otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah
ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk
menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS
ditetapkan oleh pihak direksi dengan standard.
Gula produksi SHS yang dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan
sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30-35oC
dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 73-82%. Kapasitas gudang
12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk
pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh
pihak direksi melalui bagian pemasarannya.
2.7. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan adanya organisasi dapat dilihat sistem birokrasi yang menggambarkan
bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teraturdan penuh tanggung jawab
sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan
lebih mudah dilakukan.
Sturktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi,
dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab, tugas dan wewenang
tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.
Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization Chart).
Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan serta proses
ynag terjadi pada suatu organisasi.
Terdapat empat komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan
defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas
serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu
organisasi.
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang
ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan
pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang
kendali dari semua pemimpin di seluruh tingkatan dalam organisasi.
3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang
memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal.
4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian
organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu
organisasi yang utuh.
Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan
struktur organisasi yang dapat memepersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang
teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di
dalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas
masing-masing dengan baik dalam mendukung sasaran perusahaan. Struktur organisasi
yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel. Struktur organisasi ini dapat hidup,
berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.
Dalam merancang bentuk organisasi, para penganut organisasi klasik pad
umumnya menekankan bahwa pembagian tugas-tugas serta pengelompokannya
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
sebaiknya dilakukan menurut fungsi dari tugas-tugas tersebut. Sedangkan koordinasi
dicapai melalui penggunaan peraturan, rencana, hirarki.
Pendekatan organisasi modern lebih menekankan pada pentingnya hubungan
horizontal dalam organisasi sebagai alat koordinasi, selain alat hubungan vertikal dan
juga mengajukan penggunaan unit-unit organisasi yang lengkap pada bagian-bagian
organisasi, untuk mempermudah pengkoordinasian.
Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah struktur organisasi garis.
Adapun alasan digunakan struktur organisasi garis adalah:
1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah
2. Pengambilan keputusan lebih cepat
3. Solidaritas karyawan tinggi
4. Biayanya rendah
Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
No Uraian Karyawan Pimpinan
Karyawan Tetap
Karyawan Tidak Tetap
Jumlah
1 Kantor Manager
a. Manager
b. TUK Umum Gudang
Material
c. Gudang Hasil
Jumlah
1
-
1
2
-
44
12
56
-
8
41
49
1
52
54
107
2 Dinas Teknik
a. Kantor DinasTeknik
1
9
2
12
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
b. Boiler
c. Mill
d. Power House Listrik
e. Instrument
f. Work Shop
g. Cane Yard
h. Keamanan
Jumlah
1
1
1
-
1
-
-
5
57
53
58
17
48
40
28
310
6
6
8
-
8
-
-
30
64
60
67
17
57
40
28
345
3 Dinas Pengolahan
a. Kantor Dinas
b. Pengolahan
c. Pemurnian
d. Penguapan
e. Masakan
f. Putaran
g. Pengepakan
Jumlah
1
1
1
1
1
-
5
10
5
50
49
24
24
2
154
-
8
8
9
11
18
54
6
59
58
-
34
36
20
213
4 Laboratorium
a. Lab. Pabrik
b. Water Treatment
c. Instalasi Limbah
1
-
-
25
3
3
15
3
3
41
6
6
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
d. Timbangan
Jumlah
-
1
9
40
6
27
15
68
Total 13 560 160 733
Sumber : HUMAS PGKM
2.8. Jam Kerja
Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai
tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu:
1. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB
2. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB
3. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB
2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah
Peraturan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarekan oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian.
Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai staf
terdiri dari golongan I, II, III, IV,V, VI-A, VI-B, dan VII. Untuk non pegawai staf
terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI, dan pegawai
harian.
Masa giling Pabrik Gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan
Januari sampai bulai Juli dalam satu tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan
pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun kondisi pada saat itu diluar jam kerja yang
telah ditentukan maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan
perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur tersebut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Karyawan Harian = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 20 Karyawan Bulanan = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 173
Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut:
Hari Biasa : 150% (jam pertama )
: 200% (jam kedua dan seterusnya)
Hari Minggu dan Hari Besar : 300% (jam pertama – jam ketujuh)
: 400% (jam kedelapan dan seterusnya)
Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,
ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan
menerima:
1. Upah perangsang berdasarkan motivasi.
2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain.
3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun.
Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah
dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB III
LANDASAN TEORI
33..11.. KKoonnsseepp SSiisstteemm
3.1.1. Definisi Sistem
Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “system” yang berarti
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum
menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara
aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : “Sistem
adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan
yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang
dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang”.
3.1.2. Jenis-jenis Sistem
Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu :
1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan
sebagainya.
2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem
transportasi dan sebagainya.
Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem
terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan
secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau
lebih komputer sebagai bagian dari sistem.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Sistem terotomasi terbagi dalam beberapa kategori yaitu :
1. On-line systems, yaitu sistem yang menerima langsung input pada area dimana
input tersebut direkam, dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil
komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisahkan
dalam skala misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi
angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dan lain-lain.
2. Real-time systems, adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data,
pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima
dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah
satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu
detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit.
Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain.
Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,
sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan.
3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang
memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer
mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.
Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan
sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lain-
lain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-
fungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam
bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Knowledge-based system, program komputer yang dibuat mendekati
kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.
3.2. Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang
lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Gambar. 3.1. Sistem informasi manajemen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.2. Sistem informasi manufaktur
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :
1. Informasi harus akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sebab informasi
yang sudah usang tidak berguna lagi.
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, sebab informasi
untuk tiap-tiap orang berbeda.
Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem
informasi, yaitu :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Metode terstruktur (structured methods)
Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan.
Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan
proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems
Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini.
2. Metode Rapid Application Development (RAD)
Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara
umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype. Metode
RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak
memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development
Method (DSDM) adalah contoh metode ini.
3. Metode berorientasi obyek (object-oriented methods)
Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini
berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan
implementasi sistem informasi. Varian metode ini adalah Unified Modelling
Language (UML).
3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi
1. Metoda Pengembangan
Pengembangan suatu sistem informasi bertujuan untuk mendapatkan arus
informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu. Pengembangan sistem informasi akan
menghasilkan sistem informasi yang lebih baik apabila dikembangkan dengan metoda
yang tepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dalam pengembangan sistem informasi ada terdapat tiga alternatif metoda
pengembangan, yaitu :
1) Metoda Bottom Up (dari bawah ke atas)
Metoda ini mengembangkan sistem informasi dengan unsur dasar setiap sistem
pengolahan adalah modul untuk pengolahan untuk transaksi dan peremajaan file.
Metoda ini menyatakan bahwa cara pengembangan suatu rencana keseluruhan adalah
dengan pengoperasian modul tersebut. Setelah itu ditambah dengan modul perencanaan,
pengendalian keputusan dan lainnya sesuai dengan berkembangnya permintaan.
2) Metoda Top Down (dari atas ke bawah)
Metoda ini berusaha mengembangkan suatu arus informasi dan mendisain sistem
informasi yang sesuai dengan kebutuhan arus informasi. Model atau sub sistem
didefinisikan dengan memakai modul sistem informasi. Integrasi dari berbagai model
diusahakan sebaik mungkin. Untuk mendefinisikan sistem secara menyeluruh,
pendekatan ini mulai dengan menentukan tujuan organisasi jenis usahanya, dan kendala
yang ada dalam pengoperasiannya.
3) Metoda Kombinasi
Metoda ini merupakan gabungan dari kedua metoda bottom up dan metoda top
down. Metoda kombinasi ini biasanya digunakan dalam pengembangan sistem
informasi yang besar dan kompleks. Dalam metoda ini bottom up dan top down
digunakan bersama-sama, yang mana metoda bottom up digunakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan nyata para pengambil keputusan dan top down digunakan untuk
dapat membentuk suatu sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2. Tahap-tahap Pengembangan
Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap,
antara lain :
1) Analisis Sistem (System Analysis)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai
b. Ruang lingkup sistem
c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem
d. Analisa masing-masing fakta
2) Desain Umum Sistem (General System Design)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Buat desain sistem secara garis besar
b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai
3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification)
Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap
karyawan
4) Desain sistem secara terperinci (Detail System Design)
Kegiatan yang dilakukan adalah menspesifikasian desain sistem secara terperinci
dan batasan ruang lingkup system
5) Implementasi Sistem (System Implementation)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Pendidikan dan latihan bagi pemakai terhadap sistem
b. Uji coba sistem
c. Konversi sistem
d. Tindak lanjut sistem
Sedangkan menurut Gordon B. Davis, pengembangan sistem informasi terdiri
dari tiga tahapan, yaitu :
1. Definisi sistem (Definition System)
2. Desain pengembangan (Development Stage)
3. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Instalation and Operation)
3.3. Metode Berorientasi Objek
Metode berorientasi objek memiliki bahasa standar pemodelan yang disebut
dengan unified modeling language (UML).
Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi UML mendefinisikan
diagram-diagram sebagai berikut :
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah
sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.
Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use
case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create
sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan tertentu.
Gambar 3.3. Use case diagram
2. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan
merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan
untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class memiliki tiga area pokok :
1) Nama (dan stereotype)
2) Atribut
3) Metoda
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
1) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
2) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan
anak-anak ang mewarisinya
3) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Hubungan Antar Class
1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Menggambarkan class yang
memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui
eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar
class.
2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian.
3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class.
4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing
dari satu class kepada class lain.
Account Item
Notes: String Order: OrderID OrderBalance:Currency Order Status: String
- GetItemBalance() : Currency - GetOrderID : OrderID
Class
Atribut
Method / operasi
Gambar 3.4. Class area
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.5. Class diagram
3. Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek
pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart
diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu
statechart diagram).
State digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki
nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi yang
merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.6. Statechart diagram
4. Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan
proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram
merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan
sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal
processing).
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana
aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.7. Activity diagram
5. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu)
dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan
untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.8. Sequence Diagram
6. Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-
deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server
atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi
server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
3.4. Konsep Basis Data
3.4.1. Defenisi Basis Data
Basis data adalah komponen sistem informasi yang melakukan penyimpanan
data dan informasi yang digunakan oleh lebih dari satu unit organisasi. Hal ini berarti
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak
terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja.
3.4.2. Jenjang Basis Data
Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item
data (field), record, file dan basis data.
1. Karakter
Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau
karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data.
2. Field
Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu
item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting
dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field
yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field
serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masing-
masing record.
3. Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit
data individu yang tertentu.
4. File
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang
sejenis.
5. Basis data
Kumpulan dari file membentuk suatu basis data.
3.4.3. Proses Database
Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri
untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses
database meliputi 2 aktifitas dasar :
1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis
baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data
perusahaan.
2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang
menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan
yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti
dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan ini tergolong pada
penelitian rekayasa.
Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar
4.1 berikut ini.
Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian yaitu di Pabrik Gula Kwala Madu
PT.Perkebunan Nusantara II dan waktu penelitian yakni kurang lebih 4 bulan yang
dimulai pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan tanggal 12 Mei 2007.
4.2.Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh data atau keterangan
yang berhubungan dengan penelitian. Maka dalam hal ini yang menjadi subjek
penelitian yaitu bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu PT.
Perkebunan Nusantara II. Sedangkan objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah
rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan metodologi berorientasi
objek.
4.3. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif atau verbal
yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan bahan baku saat ini dan
keinginan manajemen serta karyawan terhadap sistem informasi yang akan
dirancang.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah tugas elemen-elemen sistem penerimaan
bahan baku yang terkait dengan sistem informasi penerimaan bahan baku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4.4. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah agar dapat dianalisis untuk menghasilkan
pemecahan yang dibutuhkan.
1. Mengidentifikasi sistem penerimaan bahan baku
Data yang diperoleh dari wawancara diidentifikasi untuk mengetahui fungsi-
fungsi apa saja yang terlibat, aktivitas apa saja yang dilakukan, sumber daya apa
saja yang dikonsumsi, bagaimana hubungan antara fungsi-fungsi dalam
melakukan proses penerimaan bahan baku dan aliran sumber daya dan informasi
apa saja yang ada dalam proses bisnis tersebut.
2. Mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan
(output)sistem informasi persediaan bahan baku.
4.5. Analisis Pemecahan Masalah
Pada tahap ini akan dianalisis hasil-hasil pengolahan data dan informasi yang
diperoleh untuk merancang sistem informasi penerimaan bahan baku.
4.5.1. Analisis Sistem.
1. Analisis masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis.
2. Analisis proses
Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem
berjalan dengan menggunakan activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3. Analisis keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis
4. Identifikasi Kebutuhan
Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan
dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang
diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat
diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan
yang ingin dicapai.
4.5.2. Rancangan Sistem
1. Rancangan Basis Data
Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan
pengangkut bahan baku.
2. Rancangan Antar Muka
1) Rancangan Keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang.
2) Rancangan Masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang
3) Rancangan Dialog Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi
menjadi struktur tampilan dan rancangan layer.
4.6. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang
berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada
pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan
hasil penelitian ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku.
Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi
yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku
Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil
nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka
pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos
penimbangan.
2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk)
Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan
bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga
menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu :
1. No plat kendaraan
2. Asal bahan baku (pemasok)
Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku
(pemasok) dan mencatat hasil penimbangan.
3. Pembongkaran muatan tebu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Setelah kendaraan ditimbang, selanjutnya kendaraan membongkar muatan di
areal penumpukan bahan baku yang telah disediakan.
4. Penimbangan di pos keluar (gerbang keluar)
Apabila kendaaan pengangkut selesai membongkar muatannya, maka
kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu
yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu :
1) Berat bersih tebu yang diangkut
2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku
3) Asal bahan baku (pemasok)
Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung
rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan
perhitungan biaya.
5. Pengambilan slip penerimaan
Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut,
maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku
telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan
diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan
sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan
melalui bagian keuangan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan Bahan Baku
Dari pendiskripsian prosedur penerimaan bahan baku di atas, juga dapat
didiskripsikan tugas-tugas elemen yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku,
yaitu:
1. Tugas bagian penerimaan bahan baku
1) Memberikan nomor antrian
2) Memeriksa tebu yang akan masuk ke pabrik
3) Mencatat data yang mengirim bahan baku
4) Melakukan penimbangan sewaktu kendaraan masuk dan keluar
5) Melakukan pencatatan hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar
6) Melakukan pengolahan data yang masuk
7) Mengirimkan data ke bagian laboratorium dan kantor
8) Memberikan slip bukti penerimaan bahan baku kepada kendaraan
pengangkut bahan baku.
2. Tugas bagian produksi/laboratorium
Tugas yang dilakukan bagian laboratorium yang berhubungan dengan
penerimaan bahan baku adalah menghitung rendemen dari bahan baku yang masuk.
3. Tugas bagian keuangan
Tugas yang dilakukan bagian keuangan yang berhubungan dengan penerimaan
bahan baku adalah menghitung biaya bahan baku dan melakukan pembayaran kepada
pemasok.
4. Tugas pemasok
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan pabrik
2) Menerima pembayaran dari perusahaan melalui bagian keuangan
3) Mengangkut bahan baku dari perkebunan dan dibongkar di pabrik
5. Tugas pengangkut bahan baku
1) Mengangkut bahan baku yang disediakan pemasok
2) Menimbang bahan baku yang diangkut
3) Membongkar muatan di dalam pabrik
4) Melakukan transaksi dengan operator penerimaan bahan baku
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Identifikasi sistem penerimaaan bahan baku
Bagian yang terlibat dalam penerimaan bahan baku dan aktivitas yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku
No Elemen Aktivitas
1 Pos penerimaan bahan
baku
1) Mencatat data pengangkut bahan baku
2) Melakukan penimbangan kendaraan
masuk dan keluar
3) Mencatat hasil penimbangan kendaraan
masuk dan keluar
4) Mengolah data yang masuk
5) Mengirim data ke bagian laboratorium
dan keuangan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6) Memberikan slip bukti trasaksi kepada
pengangkut bahan baku
2 Laboratorium Menghitung rendemen didalam bahan baku
3 Keuangan 1) Menghitung biaya pembelian
2) Melakukan pembayaran bahan baku
4 Pemasok 1) Mengirim bahan baku dari lapangan ke
pabrik
2) Mendaftarkan kendaraan pengangkut
bahan baku yang dimiliki
5 Pengangkut bahan baku 1) Mengangkut bahan baku yang dimiliki
pemasok
2) Melakukan penimbangan bahan baku
5.3. Identifikasi data masukan dan keluaran yang dihasilkan
Data masukan dan keluaran sistem informasi penerimaan bahan baku pada
Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawa ini.
Tabel 5.2. Data masukan dan keluaran yang akan dihasilkan
Sistem informasi Input Output
Penerimaan bahan baku • Hasil penimbangan bahan
baku
• Data kendaraan pengangkut
• Asal bahan baku (pemasok)
• Jumlah bahan baku yang
diangkut kendaran dan
pemasok
• Slip bikti transaksi
• Data kendaraan dan
pemasok yang
mengirimkan bahan baku
ke pabrik
5.4. Identifikasi Aliran Informasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dari pengumpulan data dapat diketahui aliran informasi yang terjadi pada sistem
penerimaan bahan baku. aliran informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawa
ini.
Tabel 5.3. Perincian aliran informasi
Aliran Informasi Jenis Informasi/data Sumber
Pos penerimaan bahan
baku – pemasok
Jumlah bahan baku yang
dikirim ke pabrik oleh
kendaraan pengangkut
Data bahan baku yang
ditimbang
Pos penerimaan bahan
baku - pengangkut
bahan baku
Jumlah bahan baku yang
dikirim ke pabrik oleh
kendaraan pengangkut
Slip bukti transaksi
Data bahan baku yang
ditimbang
Pos penerimaan bahan
baku – Produksi/
laboratorium
Jumlah bahan baku yang
dikirim ke pabrik oleh
kendaraan pengangkut
Kendaraan pengangkut yang
mengirim bahan baku
Data bahan baku yang
ditimbang
Pos penerimaan bahan
baku - keuangan
Jumlah bahan baku yang
dikirim ke pabrik oleh
kendaraan pengangkut
Kendaraan pengangkut yang
mengirim bahan baku
Data bahan baku yang
ditimbang
Keuangan – pemasok Jumlah harga yang harus
dibayar perusahaan kepada
pemasok
Data bahan baku yang
ditimbang
Harga bahan baku perton
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sistem
Sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari 5 (lima) bagian,
yaitu :
1. Penerimaan bahan baku
2. Tanaman dan subkontrak
3. Keuangan
4. Sumber daya manusia
5. Produksi
Gambar 6.1 Sistem informasi manajemen Pabrik Gula Kwala Madu
Pada sistem informasi sekarang ini, setiap elemen atau bagian yang terdapat di
Pabrik Gula Kwala Madu menyimpan data pada masing-masing arsip, sehingga elemen
lain yang membutuhkan data tersebut tidak dapat langsung memperoleh data atau
laporan yang sesuai. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya sistem informasi yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
terdapat pada Pabrik Gula Kwala Madu. Model penyimpanan data pada Pabrik Gula
Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah ini.
Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu
Dari gambar 6.1 dapat dilihat bahwa sistem informasi penerimaan bahan baku
merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang ada di Pabrik Gula Kwala
Madu. Data atau dokumen yang terdapat pada stasiun penerimaan bahan baku juga
dibutuhkan oleh bagian lain untuk pengolahan data selanjutnya. Namun, elemen yang
telah menerima dokumen tersebut tidak dapat berinteraksi secara langsung untuk
memberikan masukan atau umpan balik bagi sistem informasi penerimaan bahan baku.
Model sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu
dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut ini
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.3. Sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu
6.1.1. Analisis Proses
Analisis proses penerimaan bahan baku ditampilkan dalam bentuk diagram
aktivitas (activity diagram) seperti terlihat pada diagram 6.4 di bawah ini.
Gambar 6.4. Activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6.1.2. Analisis Keluaran dan Masukan
Analisis ini menggambarkan keluaran dan masukan yang dibutuhkan oleh sistem
yang dianalisis.
Hasil analisis keluaran dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.
Tabel 6.1. Analisis keluaran
No Nama Keluaran Fungsi Distribusi Analisis
Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut Informasi kendaraan pemasok yang terdaftar Manajemen, arsip 1) Dalam pendistribusian informasi pemasok bahan baku dan kendaraan bahan baku dikirim melalui petugas sehingga informasi yang dikirim tidak cepat. 2) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 2 Pemasok bahan baku, kendaraan pengangkut, berat bahan baku dan biaya Informasi bahan baku yang diangkut pemasok dan harga yang harus dibayar perusahaan.
Manajemen, arsip 1) Dalam pendistribusian informasi pemasok bahan baku dan kendaraan bahan baku dikirim melalui petugas sehingga informasi yang dikirim tidak cepat. 2) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 3 Faktur transaksi Bukti telah terjadinya transaksi dan bukti untuk penagihan biaya bahan baku Pemasok, manajemen, arsip 1) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 2) Kuitansi tidak tersimpan secara baik dan rapi.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Hasil analisis masukan dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini.
Tabel 6.2. Analisis masukan
No Nama Masukan Fungsi Sumber Analisis
1 Surat registrasi pemasok dan data kendaraan pengangkut bahan baku
Untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan pendataan pemasok yang menjadi mitra perusahaan.
Pemasok 1) Pendaftaran dilakukan setiap awal musim giling.
2) Pendaftaran yang sudah dilakukan pemasok tidak tersimpan dengan rapi sehingga pencarian data pada arsip sulit ditemukan.
2 Data kendaraan dan pemasok bahan baku
Untuk menyesuaikan kendaraan dan pemasok serta jumlah bahan baku yang diangkut
Pemasok
1) Kendaraan memberikan data kendaraan dan pemasok setiap akan melakukan transaksi. Hal ini memerlukan waktu yang lama dan menyebabkan antrian yang panjang
2) Pendaftaran yang sudah dilakukan pemasok tidak tersimpan dengan baik, sehingga setiap kendaraan yang masuk harus mendaftar ulang
6.1.3. Identifikasi Kebutuhan
Pada identifikasi kebutuhan berikut ini merupakan uraian kebutuhan yang ingin
dicapai.
Tabel 6.3. Identifikasi kebutuhan
No Kebutuhan Masalah Usulan 1 Pengiriman data langsung
kebagian manajemen dan keuangan
1) Data yang dikirim melalui kertas sehingga kurang efektif.
2) Manajemen membutuhkan informasi yang cepat dan akurat
1) Dirancang sistem informsi yang terintegrasi untuk mempermudah pengiriman data.
2) Data yang dikirim tersimpan dalam suatu database terpusat sehingga pihak manajemen dan keuangan dapat mengakses dengan cepat.
2 Memasukan data pemasok bahan baku
Setiap terjadi transaksi, bagian penerimaan
Data kendaraan dimasukan hanya dengan menggunakan ID
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dengan memasukan no ID memasukan data transaksi, hal ini memerlukan waktu yang lama sehingga proses menjadi lambat dan menimbulkan antrian yang panjang
6.1.4. Use Case Diagram
Use case Diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara operator dengan
sistem. Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku ini terdapat 6 kegiatan yang
dilakukan operator dan sistem
Gambar 6.5. Use case diagram
Deskripsi Use Case
1. Use case : Cetak bukti transaksi (Faktur)
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Deskripsi :
a) Kuitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar yang berisi nomor
faktur tanggal kuitansi, ID kendaraan, nama pemasok, berat bahan baku, harga
perton, biaya bahan baku.
b) Nomor Faktur didapat dari nomor Faktur terakhir ditambah satu.
c) Tanggal Faktur didapat dari tanggal sistem saat pencetakan kuitansi.
d) ID kendaran, dan nama pemasok, didapat dari data yang tersimpan dan
disesuaikan dengan identitas pemasok bahan baku
e) Jumlah bahan baku didapat dari hasil selisih antara berat kendaraan masuk dan
keluar.
f) Harga perton merupakan harga yang sudah ditentukan perusahaan
g) Harga bahan baku merupakan hasil perkalian antara berat bahan baku dengan
harga perton
2. Use case : Mengirim data ke bagian manajemen
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
a) Data ini merupakan informasi yang akan digunakan oleh bagian manajemen
untuk pengambilan keputusan dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan baku.
b) Informasi yang dikirim adalah tanggal, ID kendaraan, berat bahan baku, biaya
bahan baku, dan no kuitansi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3. Use case : Memasukan data berat kendaraan masuk
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan
memasuki pabrik.
b) Berat kendaraan masuk terlihat pada monitor timbangan.
c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).
d) Data berat bahan baku kendaraan masuk disimpan sesuai dengan no ID
kendaraan.
4. Use case : Memasukan data berat kendaraan keluar
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan keluar
dari pabrik.
b) Berat kendaraan keluar terlihat pada monitor timbangan.
c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).
d) Data berat kendaraan keluar disimpan sesuai dengan no ID kendaraan.
5. Use case : Mengolah data yang masuk
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
a) Pengolahan data meliputi penghitungan berat bahan baku masuk dan harga yang
harus dibayar perusahaan kepada pemasok.
b) Hasil perhitungan disimpan sesuai dengan ID kendaraan.
6. Use case : Input nomor ID kendaraan
Actor : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
a) Operator memasukan ID kendaraan yang untuk memulai proses transaksi.
b) ID yang dimiliki kendaraan ini dapat melihat data mengenai pemasok,
kendaraan pengangkut, jumlah bahan baku yang sudah dikirim ke pabrik, dan
haraga bahan baku yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok.
6.2. Perancangan Sistem
6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan
Hasil rancangan keluaran dapat dilihat pada tabel 6.4 dibawah ini.
Tabel 6.4. Rancangan keluaran
No Nama Keluaran Fungsi Distribusi Keterangan
1 Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut
Informasi kendaraan pemasok yang terdaftar
Manajemen, arsip
Data pemasok dan kendaraan pengangkut dapat langsung disimpan pada file database sehingga pengiriman informasi dapat berlangsung cepat dan penyimpanan arsip yang baik.
2 Pemasok bahan baku, kendaraan pengangkut, berat bahan baku dan biaya
Informasi bahan baku yang diangkut pemasok dan harga yang harus dibayar perusahaan.
Manajemen, arsip
Informasi biaya bahan baku dapat langsung diterima oleh bagian manajemen dan pengelolaan arsip yang lebih baik.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3 Faktur transaksi Bukti telah terjadinya transaksi dan bukti untuk penagihan biaya bahan baku
Pemasok, manajemen, arsip
Dapat langsung dicetak pada bagian penerimaan bahan baku dan datanya dapat langsung diakses oleh bagian manajemen.
1. Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut
Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 6 field, yaitu :
1) Kendaraan_ID
2) Pemasok_ID
3) No plat Kendaraan
4) Nama Supir
5) Alamat
6) No telp
2. Penerimaan bahan baku
Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 7 field, yaitu :
1) No faktur
2) Kendaraan_ID
3) Bahan Baku_ID
4) Tanggal
5) Bahan baku diterima
6) Biaya bahan baku
3. Faktur transaksi
Faktur ini tidak di sajikan dalam bentuk tabel, melainkan laporan yang terdiri
dari informasi sebagai berikut :
1) No faktur
2) Tanggal
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Kendaraan_ID
4) Pemasok_ID
5) Harga bahan baku perton
6) Berat bahan baku
7) Biaya bahan baku
Hasil rancangan masukan dapat dilihat pada tabel 6.5 dibawah ini.
Tabel 6.5. Rancangan masukan No Nama Masukan Fungsi Sumber Keterangan 1 Data kendaraan
dan pemasok bahan baku
Untuk menyesuaikan kendaraan dan pemasok serta jumlah bahan baku yang diangkut
Kendaraan/ Pemasok
Pada waktu akan melakukan transaksi, pemasok hanya menyerahkan no ID kendaraan yang sudah terdaftar sebelumnya.
2 Berat kendaraan masuk dan keluar
Untuk mendapatkan jumlah bahan baku yang diterima pabrik
Kendaraan/ Pemasok
Operator memasukan angka hasil penimbangan ke dalam komputer dan menghitung hasilnya.
Untuk menjalankan sistem ini, operator harus memasukan password terlebih
dahulu. Tabel rancangan masukan diatas dapat dirinci menjadi beberapa masukan yang
dapat menghasilkan keluaran seperti yang dirancang. Rician masukan tersebut adalah :
1) Password yang berfungsi sebagai pengaman sistem informasi
penerimaan bahan baku. Password ini hanya boleh digunakan oleh
operator penerimaan bahan baku.
2) Kendaraan_id yang berfungsi sebagai kunci untuk mengetahui data
kendaraan dan pemasok. Untuk melakukan transaksi, terlebih dahulu
harus memasukan kendaraan_id tersebut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Bahan_baku_id yang berfungsi untuk mengetahui keterangan bahan baku
yang dikirim pemasok.
4) Tanggal yang berfungsi untuk menunjukan waktu terjadinya transaksi
penerimaan bahan baku
5) Berat masuk dan berat keluar kendaraan pengangkut yang berfungsi
untuk menghitung berat bahan baku yang diterima perusahaan.
Dari pemaparan keluaran dan masukan yang akan dirancang pada tabel diatas,
maka dapat dilihat diagram konteks pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.6. Diagram konteks
Melalui diagram konteks yang disajikan diatas, maka dapat dirancang aliran data
yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini. Aliran data tersebut
dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
������������ ���� �� �����������������
������
����������
�������
�������
���
�������������
�������������
������������
����������
������� ���
������
����
����
��������������
�������������
���������������
������ ����
����
����
����������
��������
����������
��������
����������
��������
�������������������
���������������
�������������
������
���������������
����������
Gambar 6.7. Aliran data
Kamus data
1. Bahan_baku_id : kode bahan baku yang dapat menjelaskan daerah penanaman,
luas tanaman, jenis tanaman dan tanggal penanaman.
2. Berat bahan baku : Banyaknya bahan baku yang diterima perusahaan dengan
menghitung selisi berat penimbangan antara berat kendaraan masuk dengan
berat kendaraan keluar
3. Harga bahan baku : Harga bahan baku perton yang telah ditentukan perusahaan.
4. Kendaraan_id : Kode kendaraan yang dimiliki pemasok sebagai kunci untuk
melakukan transaksi bahan baku. Setiap kendaraan memiliki kendaraan_id yang
unik.
5. Kendaraan pengangkut : Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan
baku dari kebun ke pabrik.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6. Komputer penerimaan bahan baku : Komputer yang dimiliki stasiun penerimaan
bahan baku dan berinteraksi dengan komputer bagian lain melalui komputer
pusat.
7. Komputer pusat : Komputer yang dioperasikan pihak manajemen sebagai tempat
pengumpulan basis data. Komputer ini terhubung dengan komputer lain disetiap
bagian.
8. No faktur : No yang mencatat transaksi. No faktur ini juga digunakan sebagai
syarat pembayaran bahan baku.
9. Operator penerimaan bahan baku : Karyawan Pabrik Gula Kwala Madu yang
bertugas di stasiun penerimaan bahan baku
10. Password : kode pengaman yang dimiliki operator untuk memulai menjalankan
operasi penerimaan bahan baku
11. Pemasok : Orang atau instansi yang bertugas untuk mengirimkan bahan baku ke
pabrik.
12. Pemasok_id : Kode pemasok yang dimiliki pemasok
13. Stasiun penerimaan bahan baku : Tempat yang mengijinkan pemasok atau
kendaraan pengangkut untuk melakukantransaksi
14. Transaksi : Kegiatan serah terima bahan baku oleh pemasok melalui kendaraan
pengangkut bagian penerimaan bahan baku.
6.2.2. Perancangan basis data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi
para pemakai.
Penerapan data base dalam sistem informasi disebut dengan database system.
sistem basis data ini mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang
bermacam-macam di dalam suatu organisasi.
6.2.2.1. Data penerimaan bahan baku
Pada bagian penerimaan bahan baku ini diperoleh data yang akan menjadi data
base perusahaan. Data ini kemudian diterima dan diolah oleh bagian yang
membutuhkannya sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Data yang ada pada tabel penerimaan bahan baku tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
No faktur Tanggal Nama
Pemasok No plat
kendaraan
Asal bahan baku
Jenis bahan baku
Luas lahan (Ha)
Tanggal tanam
Bahan baku diterima
(ton)
Biaya (Rp)
Gambar 6.8. Contoh tabel penerimaan bahan baku
Untuk mempermudah pengolahan database yang akan dirancang, tabel ini
kemudian dipisah menjadi beberapa tabel dibawah ini.
1. Tabel pemasok
2. Tabel kendaraan pengangkut
3. Tabel keterangan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4. Tabel penerimaan bahan baku
6.2.2.2. Tabel pemasok
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data pemasok. Data ini juga digunakan
sebagai informasi pada bagian tanaman dan subkontrak untuk mengetahui kinerja
pemasok yang bekerja sama dengan perusahaan.
Dalam penyusunan tabel ini, setiap pemasok diberikan no identitas yang disebut
sebagai pemasok_id. No identitas ini berfungsi sebagai kunci dalam pencarian data
pemasok. Dalam tabel ini berisi field nama pemasok, alamat, dan nomor telepon
pemasok. Tabel ini bisa dimodifikasi sesuai dengan perkembangan sistem informasi dan
data bases pada masa mendatang.
Pemasok ID Nama pemasok Alamat No telp
Gambar 6.9. Rancangan tabel pemasok
6.2.2.3. Tabel kendaraan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kendaraan pengangkut bahan baku
dan untuk mengetahui kendaraan pengangkut yang dimiliki pemasok. Setiap pemasok
boleh memiliki lebih dari 1 kendaraan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Kunci pencarian data kendaraan pada tabel ini menggunakan no id kendaraan
yang disebut dengan kendaraan_id. Tabel ini tidak menggunakan no plat kendaraan
sebagai kendaraan_id, hal ini disebabkan tidak semua kendaraan memiliki no plat yang
masih berlaku. Dalam tabel kendaraan ini juga memuat pemasok_id untuk mengetahui
kepemilikan kendaraan pengangkut.
Kendaraan ID
Pemasok ID
No plat kendaraan Nama supir Alamat No telp
Gambar 6.10. Rancangan tabel kendaraan
6.2.2.4. Tabel keterangan Bahan baku
Tabel ini menyimpan data keterangan bahan baku yang diolah pabrik. Tabel ini
memuat data jenis bahan baku, tanggal penanaman, luas lahan penanaman, dan daerah
penanaman.
Tabel ini menggunakan bahan_baku_id sebagai kunci untuk pencarian data yang
ada pada tabel keterangan bahan baku.
Bahan baku ID
Asal bahan baku
Jenis bahan baku
Luas lahan (Ha) Tgl tanam
Gambar 6.11. Rancangan tabel keterangan bahan baku
6.2.2.5. Tabel penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Tabel ini menggunakan no_faktur sebagai kunci pencarian data. Tabel ini
memuat kendaraan_id untuk mempermudah pendataan kendaraan dan pemasok yang
mengirimkan bahan baku.
Tabel ini juga memuat bahan_baku_id untuk mengetahui keterangan bahan baku
yang dikirim pemasok. Dalam tabel ini juga dapat diketahui tanggal penerimaan bahan
baku, jumlah bahan baku yang diterima, dan biaya yang harus dibayar perusahaan
kepada pemasok.
No faktur
Kendaraan ID
Bahan baku ID Tanggal
Bahan baku diterima
(ton) Biaya (Rp)
Gambar 6.12. Rancangan tabel penerimaan bahanbaku
6.2.2.6 Tabel berat bahan baku
Tabel ini untuk memasukan data berat bahan baku yang diterima perusahaan,
pemasukan data ini disesuaikan dengan id_kendaraan.
Kendaraan ID
Berat masuk (ton)
Berat Keluar (ton)
Berat bahan baku (ton)
Gambar 6.13. Rancangan tabel berat bahan baku
6.2.2.7 Hubungan tabel
Dalam perancangan data base penerimaan bahan baku ini diperoleh 4 (empat)
tabel yang memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan terbut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dari gambar 6.14 dapat dilihat bahwa tabel kendaraan memiliki tabel pemasok
melalui pemasok_id. Kemudian tabel penerimaan bahanbaku juga memiliki data
kendaraan dan keterang bahan baku melaui kendaraan_id dan bahan_baku_id.
Gambar 6.14. Hubungan rancangan tabel
Untuk perancangan field pada masing-masing tabel dapat dilihat tabel rancangan
field dibawah ini.
Tabel 6.6. Tbl pemasok Field Type Null Key
Pemasok_ID int (10) PRI
Nama-pemasok varchar (25) YES
Alamat varchar (35) YES
No_telp varchar (15) YES
Tabel 6.7. Tbl kendaraan pengangkut Field Type Null Key
kendaraan_id varchar (10) PRI
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
pemasok_id int (10)
no_plat_kendaraan varchar (15) YES
nama_supir varchar (15) YES
Alamat varchar (15) YES
no_telp varchar (15) YES
Tabel 6.8. Tbl keterangan bahan baku
Field Type Null Key
bahan_baku_id varchar (10) PRI
asal_bahan_baku varchar (15) YES
jenis_bahan_baku varchar (15) YES
luas_lahan_(ha) varchar (15) YES
tgl_tanam date YES
Tabel. 6.9. Tbl penerimaan bahan baku Field Type Null Key
no_faktur Varchar (10) PRI
kendaraan_id varchar (10)
bahan_baku_id varchar (10)
Tanggal date YES
bahan_baku_diterima_(ton) varchar (10) YES
biaya_(rp) varchar (10) YES
Tabel. 6.9. Tbl berat bahan baku Field Type Null Key
Kendaraan_id varchar (10) PRI
Berat_masuk_(ton) varchar (15) YES
Berat_keluar_(ton) varchar (15) YES
Berat_bahan_baku_(ton) varchar (15) YES
6.2.3. Rancangan dialog layar
Rancangan dialog layar ini merupakan rancangan komunikasi dari masing-
masing layar yang akan dihasilkan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6.2.3.1. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
sistem yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi
vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Interaksi ini terjadi
antara user, komputer penerimaan bahan baku dan komputer pusat. Gambar Sequence
diagram ini dapat dilihat pada gambar 6.15 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.15. Sequence diagram
6.2.3.2. Struktur tampilan
Struktur ini menampilkan susunan layr yang akan muncul dan sesuai dengan
urutannya. Tampilan layar pertama kali yang akan muncul adalah permintaan password
yang menjadi kunci memasuki sistem informasi penerimaan bahan baku. Setelah itu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dilanjutkan dengan layar usulan proses untuk pilihan proses. Layar tersebut akan
muncul sesuai dengan proses yang dilakukan sistem.Gambar rancangan struktur
tampilan ini dapat dilihat pada gambar 6.16 berikut ini.
Gambar 6.16. Struktur tampilan
6.2.3.3. State Diagram
State diagram menunjukan aliran kendali yang tersusun dari aktivitas-aktivitas
yang memberikan pengaruh. Diagram ini juga menunjukan langkah-langkah yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dilakukan dan efek yang akan terjadi pada sistem komputer. State diagram ini dapat
dilihat pada gambar 6.17 dibawah ini.
Gambar 6.17. State diagram
6.2.3.3. Rancangan Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Rancangan layar menunjukan tampilan layar yang akan muncul di monitor
komputer operator, sehingga dapat mempermudah interaksi dan komunikasi antara
operator dengan sistem.
1. Rancangan layar keluaran
1) Data bahan baku
Keluaran ini diperlukan untuk mengetahui data transaksi penerimaan bahan baku
yang telah berlangsung dalam bentuk laporan layar. Untuk menghasilkan keluaran data
bahan baku ini harus masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses.
Gambar 6.18. tahapan untuk mencapai layar laporan data bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data bahan baku dapat dilihat pada gambar 6.19.
dibawah ini.
Gambar 6.19. Rancangan layar laporan data bahan baku yang telah masuk
2) Data pemasok dan kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Rancangan layar ini diperlukan untuk mengetahui data pemasok dan kendaraan
yang terdaftar pada Pabrik Gula Kwala madu. Setiap pemasok dan kendaraan
pengangkut memiliki ID masing-masing. Untuk melihat data tersebut, operator harus
masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses
Gambar 6.20. Tahapan untuk mendapatkan layar data pemasok
Tampilan layar keluaran untuk data pemasok dan kendaraan pengangkut dapat
dilihat pada gambar 6.21. dibawah ini.
Gambar 6.21. Rancangan layar data pemasok dan kendaraan
3) Data berat kendaraan pengangkut yang masuk
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Keluaran ini untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dikirim pemasok
melalui kendaraan pengangkut. Keluaran pada layar ini juga menunjukan biaya bahan
baku yang akan dibayar perusahaan kepada pemasok. Untuk melihat keluaran data ini,
terlebih dahulu harus mengisi data pada kolom yang kosong. Kolom tersebut dapat
diperoleh setelah memasukan ID_kendaraan pada layer terima bahan baku
Gambar 6.22. Tahapan untuk mencapai informasi berat bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data berat kendaraan pengangkut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.23. Rancangan layar informasi berat bahan baku
4) Hasil transaksi penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Layar keluaran hasil transaksi ini menunjukan data transaksi yang telah
dilakukan, yaitu berat bahan baku, biaya bahan baku, tanggal transaksi, kendaraan
pengangkut dan pemasok berdasarkan no faktur yang tercatat. Keluaran ini merupakan
hasil keluaran akhir dari transaksi penerimaan bahan baku yang dapat dilihat setelah
keluaran data berat kendaraan pengangkut.
Gambar 6.24. Tahapan untuk sampai pada layar hasil
Tampilan layar keluaran untuk data hasil transaksi penerimaan bahan baku dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.25. Rancangan layar hasil
2. Rancangan layar masukan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Password
Pasword ini berfungsi untuk menjasa keamanan transaksi dan sistem informasi
penerimaan bahan baku yang dijalankan. Masukan ini merupakan langkah awal untuk
mengoperasikan komputer pada sistem yang dirancang.
Gambar 6.26. Proses setelah password diterima
Tampilan layar masukan untuk password dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.27. Rancangan layar password
2) ID_kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Masukan ini berguna untuk menyimpan data kendaraan yang membawa bahan
baku dan melakukan transaksi. Transaksi yang dilakukan pada stasiun penerimaan
bahan baku berdasarkan ID_kendaraan yang mengangkut bahan baku. Masukan ini
merupakan kunci untuk melakukan transaksi.
Gambar 6.28. Proses setelah memasukan ID_kendaraan
Tampilan layar masukan untuk ID_kendaraan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 6.29. Rancangan layar terima bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Berat kendaraan pengangkut
Layar ini untuk memasukan data mengenai bahan baku yang dikirim oleh
pemasok melalui kendaraan pengangkut.
Gambar 6.30. Proses setelah memasukan data berat kendaraan pengangkut
Tampilan layar masukan untuk berat kendaraan pengangkut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 6.31. Rancangan layar berat kendaraan pengangkut
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4) Usulan proses
Layar usulan proses berfungsi untuk memilih proses yang akan dilakukan.
Proses ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Untuk melakukan transaksi
2. Laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku
Untuk melakukan transaksi, maka pilihan prosesnya adalah terima bahan baku.
Sedangkan, untuk melihat laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku,
maka pilihan prosesnya adalah status penerimaan.
Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan proses
Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.33. Rancangan layer usulan proses
5) Status penerimaan
Layar status penerimaan berfungsi untuk melihat laporan yang tersimpan pada
stasiun penerimaan bahan baku. Laporan tersebut adalah
1. Data bahan baku dan data pemasok
2. Data pemasok dan bahan baku
Gambar 6.34. Pilihan pada status penerimaan
Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.35. Rancangan layar status penerimaan
6.3. Rancangan sistem komunikasi
6.3.1. Sistem komunikasi data
Bentuk komunikasi data yang digunakan dalam sistem informasi penerimaan
bahan baku ini menggunakan on-line communication system, dimana data yang
dikirimkan akan langsung diterima oleh komputer pusat untuk diolah.
On-line communication system yang digunakan pada sistem ini berbentuk
distributed data processing system yaitu merupakan sistem komputer interaktif yang
terpencar dan dihubungkan dengan jalur komunikasi dimana masing-masing komputer
mampu mengolah data secara independen dan mampu berhubungan dengan komputer
yang lainnya dalam suatu sistem.
Dalam proses distribusi data pada sistem informasi ini terdapat 5 (lima)
subsistem yang tergabung, yaitu penerimaan bahan baku, tanaman dan subkontrak,
keuangan, sumber daya manusia, dan produksi.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Subsistem penerimaan bahan baku merupakan sistem yang berhubungan dengan
pencatatan bahan baku yang diterima perusahaan. Sistem ini berinteraksi
langsung dengan pemasok yang membawa bahan baku. Bagian penerimaan
bahan baku dapat berinteraksi dengan bagian yang lain dalam system dengan
program aplikasi yang sudah dibuat untuk mengambil data dari database yang
tersedia.
Data yang dicatat dan disimpan ke dalam database adalah :
1) No ID kendaraan dan pemasok
2) Berat kendaraan masuk dan keluar
2. Subsistem tanaman dan subkontrak merupakan sistem yang melakukan
penyediaan bahan baku di perkebunan untuk diproses di dalam pabrik.
Persediaan bahan baku ini meliputi tanaman tebu yang masih berada di kebun.
Sistem ini bekerja sama dengan pemasok untuk menyediakan bahan baku yang
memadai bagi perusahaan. Sistem ini juga menangani subkontrak pemanenan
dan pengangkutan bahan baku dengan pemasok.
Data yang dicatat dan disimpan dalam database pada sistem ini adalah :
1) Luas lahan perkebunan
2) Daerah perkebunan
3) Jadwal penanaman dan perawatan
4) Nama pemasok
5) Alamat pemasok
6) Nomor kendaraan
7) Luas lahan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
8) Jenis tanaman
3. Subsistem keuangan merupakan bagian yang bertugas untuk melakukan
pembayaran bahan baku yang telah diterima perusahaan, penghitungan biaya
dan melakukan perencanaan biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan.
4. Subsistem produksi berguna untuk merencanakan hasil produksi yang akan
dihasilkan perusahaan dalam satu periode, penjadwalan dan pengendalian
produksi.
5. Subsistem sumber daya manusiamenangani perekrutan karyawan setiap tahun.
Dimana bagian ini mencari karyawan musiman yang dipakai pada waktu
banyaknya bahan baku dan produksi meningkat.
Gambar distributed data processing system yang menampil bentuk komunikasi
data pada sistem dapat dilihat pada gambar 6.37 berikut ini. Sebelumnya akan
ditunjukan skema komunikasi data rancangan sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala
Madu pada gambar 6.36 dibawah ini.
Gambar 6.36. Skema komunikasi data
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.37. Distributed data processing system
Dari gambar diatas dapat dilihat masing-masing lokasi menggunakan komputer
yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat dan mempunyai simpanan luar
dan dapat melakukan pengolahan data tersendiri. Pekerjaan yang tidak dapat diolah di
tempat sendiri, maka data dapat ditransmisikan dan diolah di komputer yang lebih besar
atau jika data tidak tersedia di tempat sendiri, maka dapat diambil dari komputer pusat.
Dalam proses yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku dapat
dilihat pada diagram objek di bawah ini. Komputer penerimaan bahan baku menyimpan
data yang masuk ke dalam komputer pusat, sehingga data yang telah masuk dapat
diakses oleh bagian yang lain melalui komputer pusat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.38. Diagram Objek
6.3.2. Network
Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku yang dirancang ini
menggunakan jaringan yang masing-masing node yang terpisah dalam jarak lokal dan
menggunakan link berupa jalur transmisi kabel yang disebut LAN (local area network).
Di dalam LAN, masing-masing komputer mikro (subsistem) dihubungkan dengan
network server (komputer pusat manajemen pabrik).
Network yang digunakan pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini
berbentuk star network.
Node yang yang terdapat pada sistem dihubungkan dengan node pusat (central
node atau host node) yang membentuk jaringan seperti bentuk bintang, dimana semua
komunikasi ditangani dan diatur oleh central node. Central node melakukan semua
tanggung jawab untuk mengatur arus informasidiantara node yang ada. Jika node yang
satu akan berkomunikasi dengan node yang lainnya, maka harus melewati central node.
Gambar topologi star network dapat dilihat pada gambar 6.39 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.39. Topologi star network
Dari rancangan sistem komunikasi data dan jaringan kerja, maka didapatkan
rancangan yang memungkinkan semua pengguna sistem informasi untuk berinteraksi
dan saling bertukar informasi dengan cepat dan akurat serta sesuai dengan kebutuhan
pengguna sistem informasi yang lain.
Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang didapat seperti
terlihat pada gambar 6.40 berikut ini..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.40. Model rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku
Pabrik Gula Kwala Madu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan rancangan sistem informasi penerimanaan bahan baku
pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat disimpulkan, yaitu :
1. Sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu saat ini
menggunakan cara tradisional dimana setiap bagian atau elemen-elemen dari
sistem informasi tidak terhubung secara integrasi, sehingga membutuhkan
tenaga kerja yang lebih banyak, biaya lebih besar, dan membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan informasi penerimaan bahan baku
2. Penyimpanan data yang dilakukan perusahaan pada saat ini dalam bentuk arsip,
sehingga sulit untuk memperoleh data yang sudah lama tersimpan. Dengan
mengunakan rancangan sistem informasi ini, data yang tersimpan dalam bentuk
database dan terhubung dengan komputer pada bagian yang lain.
3. Keunggulan sistem informasi ini ini terletak pada keakuratan, kecepatan dan
ketepatan informasi yang disampaikan. Dimana pengaksesan data dapat
diperoleh dengan cepat melalui databases yang terhubung dengan komputer
pusat. Selain itu juga data yang berhubungan penerimaan bahan baku dapat terus
diperbaharui dengan cepat dan berkesinambungan.
4. Kondisi perusahaan dalam menerapkan rancangan sistem informasi ini harus
didukung peralatan dan perlengkapan sistem informasi, kedisiplinan operator
dan pemasok agar keakuratan informasi penerimaan bahan baku dapat
dipastikan dan dapat diperbaharui sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
juga perusahaan harus memiliki sistem keamanan yang dapat menjaga keamanan
sistem informasi yang dirancang.
5. Rancangan sistem informasi ini menggunakan sistem jaringan LAN (local area
network), sehingga setiap bagian pada perusahaan saling terhubung melalui
komputer pusat.
6. Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan menggunakan
metodologi berorientasi objek ini dapat membuat elemen-elemen sistem
informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu menjadi terintegrasi.
7.2. Saran
1. Diperlukannya pelatihan bagi kepala bagian dan operator pada masing-masing
bagian untuk menjalankan rancangan sistem informasi. Hal ini disebabkan
sistem informasi yang masih relatif baru bagi perusahaan dan operator.
2. Operator yang menjalankan komputer pada bagian penerimaan bahan baku tidak
dibenarkan memberitahukan password kepada siapapun.
3. Diperlukannya perawatan secara keseluruhan pada rancangan sistem informasi
ini setiap 2 (dua) bulan sekali.
4. Diperlukannya pengembangan-pengembangan pada program aplikasi dari sistem
informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dimasa
mendatang.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
D A F T A R P U S T A K A
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta, 1990.
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2002.
Simatupang, Togar M. Pemodelan Sistem. Bandung : Penerbit Nindita, 1994.
Nugroho, Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi
Berorientasi Objek. Edisi revisi, Bandung : Informatika, 2002.
Hartono, Jogiyanto. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman,
Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 1999.
Paulus, dkk. Sistem Informasi. Bandung : Penerbit Informatika, 2005.
Herlambang, Sundaryo, Haryanto Tanuwijaya. Sistem Informasi Konsep, Teknologi,
dan Manajemen. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.2005.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
INTERVIEW GUIDE
1) Siapa pemakai program/sistem?
2) Pesan pesan apa saja yang ingin ditampilkan?
3) Apakah dibutuhkan password untuk menjaga keamanan program?
4) Bagaimana format menu, input, proses dan output yang diinginkan?
5) Data apa saja yang akan diinput?
6) Berapa digit angka yang akan diproses?
7) Rumus apa yang akan digunakan atau bagaiman proses pengolahan data harus
dilakukan?
8) Siapa saja yang membutuhkan informasi yang akan dihasilkan nanti?
9) Informasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pemakai?
10) Apakah manfaat dan informasi yang dihasilkan tersebut?
11) Kapan informasi tersebut dibutuhkan?
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Contoh rancangan dokumen Penerimaan bahan baku
DATA PENERIMAAN BAHAN BAKU
PADA STASIUN PENERIMAAN BAHAN BAKU
No
Faktur
Kendaraan
ID
Bahan
Baku ID Tanggal
Bahan Baku
Diterima (Ton)
Biaya Bahan
Baku (Rp)
1 A01 DP01 12/04/2007 10 120000
2 A02 DP01 12/04/2007 8 96000
3 A03 DP02 12/04/2007 11 132000
4 A04 DP01 12/04/2007 12 144000
5 B02 DP02 12/04/2007 10 120000
6 A06 DP04 12/04/2007 9 108000
7 A05 DP03 12/04/2007 11 132000
8 B03 DP01 12/04/2007 10 120000
9 B01 DP04 12/04/2007 12 144000
10 C02 DP02 12/04/2007 11 132000
11 C01 DP03 12/04/2007 10 120000
12 B05 DP02 12/04/2007 13 156000
Kwala Madu, 12 April 207
Kepala
Stasiun penerimaan bahan baku
( Burhanudin nasution )
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Contoh rancangan Faktur transaksi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAHASA PROGRAM import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; class UsulanProses extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rTerima, rStatus; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKeluar, bKembali; public UsulanProses() { super("Usulan Proses"); panel = new JPanel(); rTerima = new JRadioButton("Terima Bahan Baku"); rTerima.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rStatus = new JRadioButton("Status Penerimaan"); rStatus.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bg.add(rTerima); bg.add(rStatus); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKeluar = new JButton("Keluar"); bKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKeluar.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(rTerima); panel.add(rStatus);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel.add(bMasuk); panel.add(bKeluar); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); rTerima.setBounds(200,20,200,20); //object.setBounds(x,y,lebar,tinggi) rStatus.setBounds(200,80,200,20); bMasuk.setBounds(100,180,100,30); bKembali.setBounds(250,180,120,30); setSize(450,300); setLocation(150,150); //panel.setLayout(null); //setSize(300,200); //setLocation(300,200); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rTerima.isSelected()) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } else { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } else if(obj == bKeluar) { System.exit(0); } else { setVisible(false); PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } } public static void main(String [] args) {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
UsulanProses up = new UsulanProses(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; import java.util.*; class BeratKendaraanPengangkut extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId, lTgl, lBeratMasuk, lBeratKeluar, lHargaPerTon, lTotalBahanBaku, lBiaya; JTextField tTgl, tMasuk, tKeluar; JButton bHitung, bReset, bKembali, bKuitansi; String id_kendaraan; GregorianCalendar cal; java.util.Date date; public BeratKendaraanPengangkut() { super("Berat Kendaraan Pengangkut"); panel = new JPanel(); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTgl = new JLabel("Tanggal : "); lTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratMasuk = new JLabel("Berat Masuk (ton) : "); lBeratMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratKeluar = new JLabel("Berat Keluar (ton) : "); lBeratKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lHargaPerTon = new JLabel("Harga per ton : Rp. 12.000,- ");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
lHargaPerTon.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTotalBahanBaku = new JLabel(""); lTotalBahanBaku.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBiaya = new JLabel(""); lBiaya.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tTgl = new JTextField(20); tTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tMasuk = new JTextField(20); tMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tKeluar = new JTextField(20); tKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung = new JButton("Hitung"); bHitung.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKuitansi = new JButton("Hasil"); bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); //bKuitansi = new JButton("Hasil"); //bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bKuitansi.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(lTgl); panel.add(tTgl); panel.add(lHargaPerTon); panel.add(lBeratMasuk); panel.add(tMasuk); panel.add(lBeratKeluar); panel.add(tKeluar); panel.add(lTotalBahanBaku); panel.add(lBiaya); panel.add(bHitung); panel.add(bReset); panel.add(bKembali); panel.add(bKuitansi); panel.setLayout(null); lId.setBounds(30,30,100,25); lTgl.setBounds(380,30,100,25); tTgl.setBounds(470,30,150,25); lBeratMasuk.setBounds(30,100,180,25); tMasuk.setBounds(205,100,80,25); lBeratKeluar.setBounds(30,150,180,25); tKeluar.setBounds(205,150,80,25); lHargaPerTon.setBounds(380,130,250,25); bReset.setBounds(30,200,110,25); bHitung.setBounds(170,200,110,25); bKuitansi.setBounds(320,200,110,25); bKembali.setBounds(460,200,110,25); lTotalBahanBaku.setBounds(30,250,380,25); lBiaya.setBounds(30,280,380,25); setLocation(50,50); setSize (640,480); show(); cal = new GregorianCalendar(); date = new java.util.Date();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bHitung) { double harga = 12000; double berat_total = Double.parseDouble(tMasuk.getText().trim()) - Double.parseDouble(tKeluar.getText().trim()); lTotalBahanBaku.setText("Terima Bahan Baku (ton) : " + String.valueOf(berat_total)); double biaya = harga * berat_total; lBiaya.setText("Biaya Bahan Baku (Rp) : " + String.valueOf(biaya)); try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("insert Berat_Bahan_Baku values('" + id_kendaraan + "', '" + tMasuk.getText().trim() + "', '" + tKeluar.getText().trim() + "', '" + String.valueOf(berat_total) + "', '" + String.valueOf(biaya) + "')"); stat.executeUpdate(); Statement stat3 = con.createStatement(); ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select no_pemasok from registrasi_kendaraan where id_kendaraan = '" + id_kendaraan.trim() + "'"); String id_pemasok=""; if(res3.next()) { id_pemasok = res3.getString(1); } PreparedStatement stat5 = con.prepareStatement("insert Kuitansi values('" + id_kendaraan.trim() + "', '" + id_pemasok.trim() + "', '" + String.valueOf(berat_total).trim() + "', '" + String.valueOf(biaya).trim() + "', '" + tTgl.getText() + "')"); stat5.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e1");}
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} else if(obj == bReset) { lTotalBahanBaku.setText(""); lBiaya.setText(""); tMasuk.setText(""); tKeluar.setText(""); } else if(obj == bKuitansi) { setVisible(false); Kuitansi kui = new Kuitansi(); kui.terima_id(id_kendaraan); } else { setVisible(false); TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } } public void kirim_id(String id) { id_kendaraan = id.trim(); lId.setText("ID : " + id); } public static void main(String [] args) { BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JTable tblKui; JScrollPane saKui; JButton bKembali; public DataBahanBaku()
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
{ super("Data Bahan Baku"); tblKui = new JTable(101,6); saKui = new JScrollPane(); saKui.getViewport().add(tblKui); saKui.setPreferredSize(new Dimension(500,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saKui); panel.add(bKembali); tampil(); //panel.setLayout(null); setSize(600,300); setLocation(100,200); show(); } public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Kuitansi order by No_Kuitansi"); int baris = 0; tblKui.setValueAt("No. Kuitansi", baris, 0); tblKui.setValueAt("ID Kendaraan", baris, 1); tblKui.setValueAt("No. Pemasok", baris, 2); tblKui.setValueAt("Berat Bahan Baku (ton)", baris, 3); tblKui.setValueAt("Biaya Bahan Baku (Rp.)", baris, 4); tblKui.setValueAt("Tanggal", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblKui.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblKui.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblKui.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblKui.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblKui.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblKui.setValueAt(res.getString(6), baris, 5);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
baris++; } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");} } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } public static void main(String [] args) { DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku(); } } try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:DijkstraDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("delete TipeNode delete Routing delete UrutanDijkstra delete antrian " + "delete dijkstrarouting insert dijkstrarouting " + "values('0','b','0','c','0','d','0','e','0','f','0','g','0','h','0','i','0','j','0','k','0','l','0','m','0','n','0','o','0','p','0','q','0','r','0','s','0','t')"); stat.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e);} import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataPemasok extends JFrame implements ActionListener {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
JPanel panel; JTable tblPemasok, tblKndr; JScrollPane saPemasok, saKndr; JButton bKembali; public DataPemasok() { super("Data Pemasok"); tblPemasok = new JTable(101,6); tblKndr = new JTable(101,3); saPemasok = new JScrollPane(); saKndr = new JScrollPane(); saPemasok.getViewport().add(tblPemasok); saKndr.getViewport().add(tblKndr); saPemasok.setPreferredSize(new Dimension(485,300)); saKndr.setPreferredSize(new Dimension(400,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saPemasok); panel.add(saKndr); panel.add(bKembali); tampil(); //panel.setLayout(null); setSize(1000,400); setLocation(50,50); show(); } public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Pemasok order by No_Pemasok"); int baris = 0; tblPemasok.setValueAt("No. Pemasok", baris, 0); tblPemasok.setValueAt("Nama Pemasok", baris, 1); tblPemasok.setValueAt("Alamat Pemasok", baris, 2);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
tblPemasok.setValueAt("No Telp", baris, 3); tblPemasok.setValueAt("Luas Lahan (Ha)", baris, 4); tblPemasok.setValueAt("Tanggal Tanam", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblPemasok.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblPemasok.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblPemasok.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblPemasok.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblPemasok.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblPemasok.setValueAt(res.getString(6), baris, 5); baris++; } Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con2 = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat2 = con2.createStatement(); ResultSet res2 = stat2.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan order by No_Pemasok"); int baris2 = 0; tblKndr.setValueAt("No. Pemasok", baris2, 0); tblKndr.setValueAt("Id Kendaraan", baris2, 1); tblKndr.setValueAt("Plat Kendaraan", baris2, 2); baris2++; while(res2.next()) { tblKndr.setValueAt(res2.getString(1), baris2, 0); tblKndr.setValueAt(res2.getString(2), baris2, 1); tblKndr.setValueAt(res2.getString(3), baris2, 2); baris2++; } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");} try { } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e4");} }
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } public static void main(String [] args) { DataPemasok dp = new DataPemasok(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class Kuitansi extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lno_kui, lid_kend, lpemasok, lhrg, lbrt, lbiaya, ltgl; JButton bKembali; String id_kendaraan; public Kuitansi() { super("Hasil"); panel = new JPanel(); lno_kui = new JLabel ("No Kuitansi : "); lid_kend = new JLabel ("ID Kendaraan : "); lpemasok = new JLabel ("Pemasok : "); lhrg = new JLabel ("Harga per ton (Rp) :12000 "); lbrt = new JLabel ("Berat Bahan Baku (ton): "); lbiaya = new JLabel ("Biaya Bahan Baku (Rp) : "); ltgl = new JLabel("Tanggal : "); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lno_kui); panel.add(lid_kend);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel.add(lpemasok); panel.add(lhrg); panel.add(lbrt); panel.add(lbiaya); panel.add(ltgl); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); lno_kui.setBounds(10,10,150,15); ltgl.setBounds(250,10,150,15); lid_kend.setBounds(10,50,200,15); lpemasok.setBounds(10,70,200,15); lhrg.setBounds(10,90,200,15); lbrt.setBounds(10,110,200,15); lbiaya.setBounds(10,130,200,15); bKembali.setBounds(150,160,100,25); setSize(400,230); setLocation(300,200); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void terima_id(String id) { id_kendaraan = id; tampil(id_kendaraan); } public void tampil(String id) { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat3 = con.createStatement();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select * from kuitansi where id_kendaraan = '" + id_kendaraan.trim() + "'"); if(res3.next()) { lno_kui.setText("No. Kuitansi : " + res3.getString(1)); lid_kend.setText("ID Kendaraan : " + res3.getString(2)); lpemasok.setText("Pemasok : " + res3.getString(3)); lbrt.setText("Berat Bahan Baku : " + res3.getString(4)); lbiaya.setText("Biaya Bahan Baku : " + res3.getString(5)); ltgl.setText("Tanggal : " + res3.getString(6)); } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e2");} } public static void main(String [] args) { Kuitansi kui = new Kuitansi(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class PenerimaanBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { public PenerimaanBahanBaku() { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { } public static void main(String [] args) { PenerimaanBahanBaku pbb = new PenerimaanBahanBaku(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
import java.awt.event.*; class PeriksaPassword extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lPwd; JTextField tPwd; JButton bMasuk, bBatal; public PeriksaPassword() { super("Menu Utama"); panel = new JPanel(); lPwd = new JLabel("Password"); lPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; lPwd.setBounds(210,50,400,40); TextField tPwd = new TextField(); tPwd.setEchoChar('*'); tPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; tPwd.setBounds(230,150,150,40); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bMasuk.setBounds(150,230,150,35); bMasuk.addActionListener(this); bBatal = new JButton("Batal"); bBatal.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bBatal.setBounds(360,230,159,35); bBatal.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lPwd); panel.add(tPwd); panel.add(bMasuk); panel.add(bBatal); panel.setLayout(null); setLocation(50,50); setSize (640,480);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { String pwd = tPwd.getText(); if(pwd.trim().equals("1234")) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } else { lPwd.setText("Password Salah"); } } else { System.exit(0); } } public static void main(String [] args) { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class StatusPenerimaan extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rPemasok, rBahan; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKembali; public StatusPenerimaan() { super("Status Penerimaan");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel = new JPanel(); rPemasok = new JRadioButton("Data Pemasok"); rPemasok.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rBahan = new JRadioButton("Data Bahan Baku dan Biaya"); rBahan.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); bg.add(rPemasok); bg.add(rBahan); getContentPane().add(panel); panel.add(rPemasok); panel.add(rBahan); panel.add(bMasuk); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); rPemasok.setBounds(180,25,200,25); rBahan.setBounds(180,80,280,25); bMasuk.setBounds(80,170,120,25); bKembali.setBounds(280,170,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rPemasok.isSelected()) {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DataPemasok dp = new DataPemasok(); } else { DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku(); } } else { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public static void main(String [] args) { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; public class Table extends JFrame { JTable table; JPanel panel; JScrollPane scrollArea; public Table() { table = new JTable(101,3); scrollArea = new JScrollPane(); scrollArea.getViewport().add(table); scrollArea.setPreferredSize(new Dimension(300,300)); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(scrollArea); setSize(200,200); show(); } public static void main(String [] args) { Table t = new Table();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} } /* create table employee ( EmpCode int IDENTITY(100,1), EmpName char(25) not null, DeptName char(25) not null ) */ import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class TerimaBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId; JTextField tId; JButton bOk, bReset, bKembali; String id_kendaraan; public TerimaBahanBaku() { super("Terima Bahan Baku"); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tId = new JTextField(20); //tId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk = new JButton("OK"); bOk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(tId); panel.add(bOk); panel.add(bReset); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); lId.setBounds(50,30,50,25); tId.setBounds(95,30,100,25); bReset.setBounds(30,150,120,25); bOk.setBounds(170,150,120,25); bKembali.setBounds(310,150,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bOk) { id_kendaraan = tId.getText(); check_id(id_kendaraan); } else if(obj == bReset) { tId.setText(""); } else { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void check_id(String id)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
{ try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan where ID_Kendaraan = '" + id.trim() + "'"); if(res.next()) { setVisible(false); BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); bkp.kirim_id(id_kendaraan); } else { tId.setText(""); lId.setText("ID Kendaraan Salah"); } } catch(Exception e) {System.out.println(e);} } public static void main(String [] args) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } }
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009