09 e00067

146
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK PADA PABRIK GULA KWALA MADU PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TUGAS SARJANA Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri Oleh : ARIYANTO 0 2 0 4 0 3 0 5 6 D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 7 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Upload: jamil-jamil

Post on 23-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 09 e00067

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU

DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK

PADA PABRIK GULA KWALA MADU

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri

Oleh :

ARIYANTO

0 2 0 4 0 3 0 5 6

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 2: 09 e00067

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU

DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK

PADA PABRIK GULA KWALA MADU

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri

Oleh :

ARIYANTO

0 2 0 4 0 3 0 5 6

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

( Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng ) (Ir. Nurhayati Sembiring, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 3: 09 e00067

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya penulisan tugas sarjana ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, khususnya kepada :

1. Ayahanda (Alm) Arifin, Ibunda Yatinem, Kakakku Ariyati, adik-adikku

Nurhidayah, Mhd.Mustika Sakti, Vinna Ellen, dan Penni Ellen. yang telah

banyak memberikan dorongan moril dan materil dalam penyelesaian tugas

sarjana.

2. Spesial terima kasihku untuk Trisa Gustania, S.Ked orang yang selalu

memberikan semangat juang yang tinggi dan telah mengisi kehidupanku sejak 4

Agustus 2000.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai dosen pembimbing I

yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan

tugas sarjana ini.

5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku koordinator Tugas Sarjana serta para

pegawai Jurusan Teknik Industri yang telah membantu penulis

7. Buat teman-temanku yang luar biasa dan selalu membantu mencari jalan keluar

terhadap permasalahan yang ada. Mereka adalah pangeran-pangeran teknik dan

bidadari-bidadari teknik. Terima kasih untuk pangeran-pangeran teknik Abdul

Wahid Simangunsong, ST, Abu Bakar Ja’far, Adi Pradana, Hafis Tigor Barita

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 4: 09 e00067

Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza

Aldrian, Izzudin samosir

8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul

Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A

M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah.

9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa

program java pada tugas akhir ini.

10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat

dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini

bermanfaat bagi kita.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 5: 09 e00067

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan

Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu

PT.Perkebunan Nusantara II.” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode

yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application

development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan

sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek.

Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten

mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi

Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba

mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis

memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak

manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi

berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri.

Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud

dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan

saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem

informasi, terima kasih.

Universitas Sumatera Utara

Medan, Desember 2007

Penulis,

Ariyanto 020403056

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 6: 09 e00067

DAFTAR ISI

BAB Halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

ABSTRAK ................................................................................................... xv

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... I-1

1.2. Rumusan Permasalahan .............................................................. I-2

1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ I-3

1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... I-3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... I-3

1.6. Batasan Penelitian ...................................................................... I-4

1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................ I-4

1.8. Sistematika Laporan ................................................................... I-4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan....................................................................II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................................II-2

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 7: 09 e00067

2.3. Lokasi Perusahaan .....................................................................II-2

2.4. Daerah Pemasaran .....................................................................II-3

2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan....................................................II-4

2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan..................................................II-4

2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan.........................................II-4

2.6. Proses Produksi.........................................................................II-7

2.6.1. Standar Mutu Produk........................................................II-7

2.6.2. Bahan yang Digunakan.....................................................II-7

2.6.3. Uraian Proses Produksi................................................... II-10

2.7. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... II-26

2.8. Jam Kerja................................................................................ II-30

2.9. Sistem Pengupahan dan Fsailitas ............................................. II-30

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Sistem ........................................................................ III-1

3.1.1. Definisi Sistem............................................................... III-1

3.1.2. Jenis-jenis Sistem........................................................... III-1

3.2. Sistem Informasi ..................................................................... III-3

3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi.................................... III-5

3.3. Metode Berorientasi Objek...................................................... III-7

3.4. Konsep Basis Data .................................................................III-14

3.4.1. Definisi Basis Data........................................................III-14

3.4.2. Jenjang Basis Data ........................................................III-14

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 8: 09 e00067

3.4.3. Proses Database.............................................................III-15

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. IV-2

4.2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................... IV-2

4.3. Pengumpulan Data .................................................................. IV-2

4.4. Pengolahan Data ..................................................................... IV-3

4.5. Analisis Pemecahan Masalah .................................................. IV-4

4.5.1. Analisis Sistem............................................................... IV-4

4.5.2. Rancangan Sistem .......................................................... IV-5

4.6. Kesimpulan dan Saran............................................................. IV-5

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ....................................................................V-1

5.1.1. Prosedur Penerimaan Bahan Baku ....................................V-1

5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan BahanBaku.....V-3

5.2. Pengolahan Data .......................................................................V-4

5.2.1. Identifikasi Sistem Penerimaan Bahan Baku.....................V-4

5.2.2. Identifikasi Data Masukan dan Keluaran yang Dihasilkan V-5

5.2.3. Identifikasi Aliran Informasi ............................................V-6

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Sistem ....................................................................... VI-1

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 9: 09 e00067

6.1.1. Analisis Proses ............................................................... VI-3

6.1.2. Analisis Masukan dan Keluaran ..................................... VI-4

6.1.3. Identifikasi Kebutuhan ................................................... VI-5

6.1.4. Use Case Diagram ......................................................... VI-6

6.2. Perancangan Sistem ................................................................ VI-9

6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan ................................. VI-9

6.2.2. Rancangan Basis Data .................................................. VI-14

6.2.2.1. Data Penerimaan Bahan Baku ............................ VI-15

6.2.2.2. Tabel Pemasok................................................... VI-16

6.2.2.3. Tabel Kendaraan................................................ VI-16

6.2.2.4. Tabel Keterangan Bahan Baku ........................... VI-17

6.2.2.5. Tabel Penerimaan Bahan baku ........................... VI-17

6.2.2.6. Tabel Berat Bahan Baku .................................... VI-18

6.2.2.7. Hubungan Tabel................................................. VI-18

6.2.3. Rancangan Dialog Layar ............................................... VI-20

6.2.3.1. Sequence Diagram ............................................. VI-20

6.2.3.2. Struktur Tampilan .............................................. VI-22

6.2.3.3. State Diagram.................................................... VI-23

6.2.3.4. Rancangan Layar ............................................... VI-24

6.3. Rancangan Sistem Komunikasi ............................................ VI-32

6.3.1. Sistem Komunikasi Data ............................................... VI-32

6.3.2. Network......................................................................... VI-35

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 10: 09 e00067

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ............................................................................VII-1

7.2. Saran......................................................................................VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 11: 09 e00067

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM ......................II-6

Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu ................................... II-28

Tabel 5.1. Fungsi Elemen-elemen yang terkait .............................................V-4

Tabel 5.2. Data Masukan dan Keluaran yang akan Dihasilkan......................V-5

Tabel 5.3. Perincian Aliran Informasi...........................................................V-6

Tabel 6.1. Analisis Keluaran ...................................................................... VI-4

Tabel 6.2. Analisis Masukan ...................................................................... VI-5

Tabel 6.3. Identifikasi Kebutuhan .............................................................. VI-5

Tabel 6.4. Rancangan Keluaran.................................................................. VI-9

Tabel 6.5. Rancangan Keluaran................................................................ VI-11

Tabel 6.6. Tbl Pemasok............................................................................ VI-19

Tabel 6.7. Tbl Kendaraan Pemasok.......................................................... VI-19

Tabel 6.8. Tbl Keterangan Bahan Baku.................................................... VI-20

Tabel 6.9. Tbl Penerimaan Bahan Baku ................................................... VI-20

Tabel 6.10. Tbl Berat Bahan Baku ........................................................... VI-20

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 12: 09 e00067

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 2.1. Saluran Produksi Parik Gula Kwala Madu ...............................II-3

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kwala Madu........................ II-27

Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen................................................. III-3

Gambar 3.2. Sistem Informasi Manufaktur................................................. III-4

Gambar 3.3. Use Case Diagram................................................................. III-9

Gambar 3.4. Class Area ............................................................................III-10

Gambar 3.5. Class Diagram ......................................................................III-11

Gambar 3.6. Statechart Diagram...............................................................III-12

Gambar 3.7. Activity Diagram...................................................................III-13

Gambar 3.8. Sequence Diagram................................................................III-14

Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ............................ IV-1

Gambar 6.1. Sistem Informasi Manajemen PGKM..................................... VI-1

Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu ..... VI-2

Gambar 6.3. Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku PGKM................. IV-3

Gambar 6.4. Activity diagram .................................................................... VI-3

Gambar 6.5. Use Case Diagram ................................................................. VI-6

Gambar 6.6. Diagram Konteks................................................................. VI-12

Gambar 6.7. Aliran Data .......................................................................... VI-13

Gambar 6.8. Contoh Tabel Penerimaan Bahan Baku ................................ VI-15

Gambar 6.9. Rancangan Tabel Pemasok................................................... VI-16

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 13: 09 e00067

Gambar 6.10. Rancangan Tabel Kendaraan.............................................. VI-17

Gambar 6.11. Rancangan Tabel Keterangan Bahan Baku......................... VI-17

Gambar 6.12. Rancangan Tabel Penerimaan Bahan Baku ........................ VI-18

Gambar 6.13. Rancangan Tabel Berat Bahan Baku .................................. VI-18

Gambar 6.14. Hubungan Rancangan Tabel .............................................. VI-19

Gambar 6.15. Sequence Diagram ............................................................. VI-21

Gambar 6.16. Struktur Tampilan.............................................................. VI-13

Gambar 6.17. State diagram..................................................................... VI-23

Gambar 6.18. Tahapan untuk Mencapai Layar Laporan Data Bahan

Baku .................................................................................. VI-24

Gambar 6.19. Rancangan Layar Laporan Data Bahan Baku ..................... VI-24

Gambar 6.22. Tahapan untuk Mencapai Layar Informasi Berat Bahan

Baku .................................................................................. VI-25

Gambar 6.23. Rancangan Layar Informasi Berat Bahan Baku .................. VI-25

Gambar 6.24. Tahapan untuk Sampai pada Layar Hasil............................ VI-26

Gambar 6.25. Rancangan Layar Hasil ...................................................... VI-26

Gambar 6.26. Proses Setelah Password Diterima...................................... VI-27

Gambar 6.27. Rancangan Layar Password................................................ VI-27

Gambar 6.28. Proses Setelah Memasukan ID Kendaraan.......................... VI-28

Gambar 6.29. Rancangan Layar Terima Bahan Baku ............................... VI-28

Gambar 6.30. Proses Setelah Memasukan Data Berat Kendaraan ............. VI-29

Gambar 6.31. Rancangan Layar Berat Kendaraan Pengangkut ................. VI-29

Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan Proses ................................................ VI-30

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 14: 09 e00067

Gambar 6.33. Rancangan Layar Usulan Proses ........................................ VI-30

Gambar 6.34. Pilihan pada Status Penerimaan.......................................... VI-31

Gambar 6.35. Rancangan layar Status Penerimaan ................................... VI-31

Gambar 6.36. Skema komunikasi data ..................................................... VI-35

Gambar 6.37. Distributed data processing system ................................... VI-35

Gambar 6.38. Diagram Objek ................................................................. VI-36

Gambar 6.39. Topologi Star Network....................................................... VI-37

Gambar 6.40. Model Rancangan Sistem Informasi Penerinaan Baha

Baku Pabrik Gula Kwala Madu........................................... VI-38

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 15: 09 e00067

ABSTRAK

Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan sistem informasi menjadi sangat penting untuk keberhasilan proses bisnis perusahaan. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Metodolologi berorientasi objek yang dipakai dalam merancang sistem informasi penerimaan bahan baku dapat mengintegrasikan elemen sistem informasi pada perusahaan sehingga pengiriman informasi ke seluruh bagian perusahaan dapat menjadi akurat, sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu. Melalui rancangan sistem informasi ini didapatkan pemecahan hasil-hasil sebagai berikut : 1. Sistem informasi terimplementasi ke dalam sebuah sistem informasi yang

terkomputerisasi. 2. Seluruh data yang selama ini masih bersifat manual dapat dikonversikan ke dalam

sistem yang terkomputerisasi. 3. Sistem dapat memberikan laporan-laporan yang selama ini dibutuhkan secara cepat,

up to date dan dapat langsung dicetak. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, perancangan sistem informasi ini telah dapat menjawab rumusan permasalah yang dibahas dalam Tugas Sarjana ini. Namun sistem ini masih jauh dari sempurna dan dibutuhkan pengembangan-pengembangan lebih lanjut.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 16: 09 e00067

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri

dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk

menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran

kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat

seiring dengan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang dapat

memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akurat dan cepat dalam

persaingan bisnis secara global saat ini.

Sistem informasi yang ada pada bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula

Kwala Madu saat ini belum terintegrasi dengan baik hal ini dapat dilihat dari pemakaian

teknologi informasi yang hanya sebatas penimbangan bahan baku, sementara itu

penyimpanan data masih dilakukan secara tradisional dengan mengunakan alat tulis,

sehingga untuk mendapatkan informasi dari catatan yang sudah lama akan kesulitan

akibat dari penyimpanan database yang tidak baik.

Dalam menyampaikan informasi ke bagian yang memerlukan data dan informasi

digunakan jasa tenaga karyawan untuk mengantarkan berkas tersebut, tentu saja hal ini

membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lama apabila pengiriman

informasi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan perubahan informasi yang cepat

sehingga menyebabkan informasi yang dikirim membutuhkan waktu yang lebih lama

dan kurang akurat akibat dari perubahan informasi yang begitu cepat.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 17: 09 e00067

Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka

bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian

yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut

memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan.

Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan

metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana

setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi

tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi

didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang

efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula

Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi

perusahaan adalah:

1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis

komputer.

2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang

mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat.

!.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 18: 09 e00067

1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala

Madu

2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula

Kwala Madu

3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang

terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi

dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala

Madu PTPN II.

1.4. Manfaat penelitian

1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang

mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan

keputusan dapat dilakukan dengan cepat.

2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode

berorientasi objek.

1.5. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada

penelitian ini adalah:

1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku

2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi

pada sistem informasi penerimaan bahan baku.

3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku

4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 19: 09 e00067

1.6. Pembatasan Masalah

Dalam perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku ini, pembahasan

yang dilakukan mencakup studi awal, analisis dan perancangan sistem informasi. Dalam

tulisan ini tidak membahas bahasa pemrograman dan biaya dalam merancang sistem

informasi.

1.7. Asumsi yang digunakan

1. Karyawan pada bagian penerimaan bahan baku diberikan pelatihan tambahan

agar dapat mengoperasikan sistem informasi dengan baik.

2. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung sistem informasi dapat disediakan

dengan baik

3. Perancangan program dan bahasa pemrograman dalam tugas akhir ini tidak

dibahas

1.8. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang

penelitian yang dilakukan. Penulisan laporan ini terdiri dari delapan, pada

bab satu pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang

digunakan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab dua gambaran

umum perusahaan, bab ini memuat secara singkat dan berbagai atribut dari perusahaan

yang menjadi objek penelitian, sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 20: 09 e00067

perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu

PTPN II.

Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan

landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap

turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini

menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan

masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang

diperoleh.

Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil

penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang

digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan

masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan

pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab

ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta

saran yang perlu bagi perusahaan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 21: 09 e00067

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula

pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar

pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula

di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara

sesudah Pabrik Gula Sei Semayang.

Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten

Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah

Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada

tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering

Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor

menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu:

1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur

2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication &

erection.

Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut

kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB)

Surabaya.

Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani

tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus

diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 22: 09 e00067

keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat

diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak

yaitu tanggal 20 Januari 1984

Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa

giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana satu shift adalah 8 jam.

Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Kwala Madu

dikategorikan ke dalam empat pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian

No.59/KPTS/EKKU/10/1997 yang mengelompokan pabrik gula berdasarkan kapasitas

dalam:

1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800-1200 ton

2. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1200-1800 ton

3. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton

4. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton

Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PTPN II juga memiliki pabrik gula yang lain

yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begamit, Kecamatan Stabat,

Kabupaten Langkat, kira-kira 36 Km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari keramaian

penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu.

2.4. Daerah Pemasaran

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 23: 09 e00067

Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan.

Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya

bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses.

Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan.

Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat

digambarkan seperti berikut

Gambar 2.1. Saluran produksi Parik Gula Kwala Madu 2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan

2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan

Pabrik Gula PTPN II

Bagian Pemasaran

BULOG

Konsumen

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 24: 09 e00067

Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung

tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka

pengangguran di lingkungan pabrik.

2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan

Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh terhadap

lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak

langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap

lingkungan disekitar pabrik.

Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia

melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan

melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang

sudah berjalan.

AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam

pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL

tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan

proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai

satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari

bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain.

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah

satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 25: 09 e00067

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sehingga tidak didahului

penyusunan penyajian evaluasi lingkungan (SEL)

Dampak negatif akibat kegiatan di Pabrik Gula Kwla Madu yang harus segera

disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk penurunan kualitas air adalah:

1. Pengolahan Limbah Cair

1) Perbaikan kolam pengolahan

2) Pendaurulangan air jatuhan kondensor

2. Penanggulangan Limbah Padat

1) Pemanfaaatn blotong untuk bahan baku pupuk kompos

2) Pemanfaatan ampa tebu untuk bahan bakar di Boiler

3) Pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos

3. Pengolahan Limbah Gas

Penanganan abu cerobong ketel yang banyak mengandung abu ketel dengan

pemasangan wet scrubber (ampas basah) pada gas duck boiler (antara IDF

dengan cerobong).

Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM

No Uraian Satuan Nilai Analisa

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 26: 09 e00067

Ambang

Batas

Limbah

A Sistem Pengendalian

Kolam

1. Kolam pendingin/ stabilisasi

PH 6-9 6.40

Temperatur C <40 31.70

Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24

2. Kolam Oksidasi/ Aerasi

PH 6-9 7.70

Pertumbuhan Bakteri Positif Positif

Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24

3. Kolam Pengendapan/

Clarifier

PH 6-9 7.80

Temperatur C 27-32 30.00

B Analisis Buangan Akhir

1. BOD3 Mgr/ L <100 98

2. COD Mgr/ L <250 243

3. TSS Mgr/ L <175 169

4. PH 6-9 7.30

5. Temperatur C 27-32 28.50

Sumber : Laboratorium PGKM

Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan

nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat

dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang

aman bagi lingkungan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 27: 09 e00067

2.6. Proses produksi

2.6.1. Standar Mutu Produk

Standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah standard

mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang ada

di Yogyakarta.

Adapun standard mutu produk yang ditetapkan perusahaan adalah :

- Gula hasil produksi warnanya putih dan jernih

- Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,9 - 1,0 mm

- Kadar air < 0,1 %

- Pol : 99,5 %

2.6.2. Bahan yang digunakan

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam

proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.

Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata – rata sekitar

6,5 – 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 – 12 bulan sejak ditanam,

dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang

tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah

yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.

Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan

faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 28: 09 e00067

Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen

dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan

bulan Agustus.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang

ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan

produksi gula.

Bahan tambahan pada produksi gula adalah :

1) Air

Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras

kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang

dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam.

2) Susu Kapur

Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira

menjadi 8,0 – 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk

menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah

membuatnya.

3) Belerang

Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.

Tujuan pemberian gas belerang adalah :

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 29: 09 e00067

a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0 –

7,2.

b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi

pengaruh pada warna kristal dan gula

4) Flokulant

Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai

pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk

gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan untuk disaring).

5) Talofloc dan Talofloate

Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan

Talofloate untuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang lebih pucat.

Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental.

6) Asam Phospat

Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu

produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya

tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan

dalam produksi gula adalah :

1) Karung plastik yang digukan untuk mengarungi gula.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 30: 09 e00067

2) Benang jahit untuk menjahit karung plastik.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi dalam

beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan (mill station), stasiun pemurnian, stasiun

penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. Lama pekerjaan sekitar

8 jam/shift.

1. Pengerjaan Pendahuluan

Tebu yang telah ditebang dari kebun diangkut ke pabrik dengan truk dengan

kapsitas 7 ton sampai lebih dari 10 ton. Sebelum sampai halaman pabrik, tebu

beserta truck ditimbang, kemudian setelah tebu dibongkar di halaman pabrik,

maka truck ditimbang kembali sehingga diperoleh berat bersih (netto).

Sedangkan waktu antara penebangan dengan proses awal tidak lebih dari 24 jam.

Tebu yang diangkut truk dengan kapasitas 5-6 ton naik ke truck tipller dan

dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke feeding cane

carrier. Sedangkan yang diangkut dengan truk yang berkapasitas 8-10 ton yang

menggunakan tali pengangkut dibongkar dengan menggunakan cane lifter hilo

ke dalam feeding cane table, dimana kabel hilo dihubungkan dengan tali

pengangkut tebu pada truk. Berikutnya tenaga hidrolik digerakan sehingga

posisi tebu terangkat miring dan tebu tumpah ke feeding cane table, lalu

pemasukan tebu ke cane carrier diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi

kapasitas giling yang direncanakan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 31: 09 e00067

Oleh feeding cane carrier tebu dibawa ke cane leveller guna pengaturan

pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong

secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk

dicacah lebih halus lagi.

Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu

ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya

ke gilingan.

2. Stasiun Gilingan (Mill Station)

Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira

sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit

gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan

hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari

besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan

sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi

terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse

Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll).

Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2 dengan

putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana

gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan

IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm.

Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah:

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 32: 09 e00067

1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan

pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak

penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas

lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari

bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice.

2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama

ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring

pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira

yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada

stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.

3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan

ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas

dari gilingan I.

4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada

bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III

5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari

gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas

dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini

berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi

sekitar 60-70oC.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 33: 09 e00067

6) Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkut dengan 1 unit konveyor

melalui satu plat saringan., dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju

boiler dan ampas halus dipisah digunakan untuk membantu proses

penyaringan pada alat vacum filter di stasiun pemurnian.

Semakin kebelakang ampas tebu, kadar nira yang dikandungnya akan semakin

kecil. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit konveyor melalui

satu palt saringan dimana ampas kasar dibawa menuju boiler untuk bahan bakar

dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Sedangkan

ampas halus dihisap dengan Bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan

dikirim lagi ke Bagacillo Tank untuk digunakan sebagai pencampur pada Rotary

Vacum Filter yang terdapat pada stasiun pemurnian.

Pemberian imbibisi pada ampas gilingan IV mempunyai fungsi untuk

melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Air yang

diberikan tersebut dengan debit air 20 % dari kapasitas tebu/jam dan suhu 70oC

dengan perbandingan 19-24 % dari berat tebu untuk kapasitas tebu perjam.

Bila air imbibisi diberikan terlalu banyak akan melarutkan gula lebih banyak,

tetapi akan menyebabkan waktu penguapan terlalu lama. Sebaliknya bila

imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas cukup tinggi,

karena itu perlu ditentukan jumlah penambahan air imbibisi yang optimum

selama penggilingan berlangsung, apabila persediaan tebu telah habis sehingga

stasiun penggilingan terhenti maka Roll Mill harus disiram dengan larutan kapur

yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Nira yang

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 34: 09 e00067

diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank)

selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian.

3. Stasiun Pemurnian

Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari

dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa.

Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran-

kotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada

beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :

1) Timbangan nira mentah (Juice Weighting Scale)

Nira mentah dari tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan

dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Dalam penimbangan nira mentah

dipakai timbangan Maxwelt Bolougne yang dapat bekerja secara otomatis

dengan berat sekali timbngan 5,5 ton. Prinsip dari alat ini adalah atas dasar

sistem keseimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana nira akan berhenti

secara gravitasi ke tangki penampungan.

2) Pemanas nira 1 ( Juice Heater 1)

Nira yang didalam tangki penampungan selanjutnya dipompakan ke alat

pemanas 1(primary heater)yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas

1 adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan

mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira pada

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 35: 09 e00067

bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga

suhu 70oC, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan

hingga temperatur menjadi 75oC. media panas pada pemanas nira 1 merupakan

uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2.

3) Tangki defekasi (defecator)

Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan

ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah

pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value

yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari

susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena

gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam.

4) Tangki sulfitas

Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira

tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi

untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung

belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses

pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu.

Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan

pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o-75oC dengan waktu 5 menit. Pada tangki

sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas

SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH

tercapai 7,0-7,2..

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 36: 09 e00067

5) Tangki Tunggu

Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi

dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa

kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator.

6) Tangki Netralisasi

Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki

sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk

mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur

sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2.

7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2)

Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas

nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua

nira dipanaskan dengan temperatur 105oC. prinsip kerjanya sama dengan

pemanas nira 1.

8) Tangki Pengembang (Flash Tank)

Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki

pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut

dalam nira.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 37: 09 e00067

Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan

mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki

pengendapan.

9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier)

Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga

terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa),

nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira

atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur

dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki

pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang

dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang

terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiap-

tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira

jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar

pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya

dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan

untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira

dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary

vacuum filter).

Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira

mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong

yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 38: 09 e00067

jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan endapan yang

terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih.

4. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)

Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu

menggunakan empat unit evaporator yang disebut Quadruple Evaporator yang

bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum.

Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung

dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses

selanjutnya. Penguapan dilakukan pada temperatur 50oC – 110oC dan untuk

menghindari kerusakan sakarosa maupun monosakaridanya dilakukan

penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun.

Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit

sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses berlangsung temperatur

dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang

diperlukan, maka media panas untuk evaporator 1 digunakan untuk uap bekas

yang berasal dari Low Pressure tekanan < 1kg, sedangkan media pemanas bagi

evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari evaporator

sebelumnya. Hal ini disebut vapour, temperatur pada evaporator 1 sebesar

110oC dan berangsur-angsur turun sampai temperatur 50-55oC pada evaporator

4. hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari

evaporator 1 sampai dengan evaporator 4. Peristiwa mengalirnya uap dari

evaporator 1 ke tormol pada evaporator 2 disebabkan pada evaporator 1 setelah

masuk ke dalam bagian Shell pada evaporator 2 akan melepaskan panas

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 39: 09 e00067

sehingga mengembun. Terkondensasinya uap menyebabkan terjadinya

penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat

mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke

dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama

air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke

udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan

seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masing-

masing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan

bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan

terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian

seterusnya sampai ke evaporator 4.

5. Stasiun Masakan

Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam

satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah

mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses

kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh

dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan

50-65oC. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula

dan dilakukan beberapa cara antara lain:

Sistem 4 (empat) tingkat : ABCD (untuk HK>8,3)

Sistem 3 (tiga) tingkat : ABD atau ACD (untuk HK 70 – 80)

Sistem 2 (dua) tingkat : AD (untuk HK<70)

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 40: 09 e00067

Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan

melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80,

pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi.

Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 – 60, sedangkan untuk gula

tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan

pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa,

karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap

sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik

didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam

proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

1) Menarik Hampa

Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih

dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran

penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka

penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem

pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan.

2) Pembuatan Bibit

Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki

bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat

dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat

dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 41: 09 e00067

dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal

gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih

mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang

dinginkan.

a. Memperbesar Kristal

Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan

yaitu 0,8 – 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik,

maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik.

b. Masakan Tua

Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan

ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan

kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggi-

tingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal

baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang

cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai.

c. Palung Pendingin

Masakan tua yang ukurannya 0,8 – 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki

masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa

tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan

hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan

pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan

pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 42: 09 e00067

masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk

membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar

pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas

gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran.

d. Pemisahan masakan D

Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D

adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare

D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit

untuk masakan A dan B.

e. Pemisahan masakan A dan B

Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop

A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan

dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk

masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat

mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar

kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula

dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk.

6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan

Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara

kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk

memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 43: 09 e00067

ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam

bentuk murni, maka campuran ini harus dipisahkan, pemisahan dilakukan

dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk massa campuran ini

dengan menggunakan kekuatan pusing (gaya centrifugal). Massa dimasukkan

dalam alat centrifugal, maka massa akan terlempar menjauhi sumbuh poros.

Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus

lubang-lubang saringan. Dengan demikian terpisahlah antara larutan dengan

kristalnya. Sesudah pemutaran sebagian larutan akan terpisah tetapi masih ada

larutan yang menempel pada kristal. Untuk menghilangkan larutan tersebut,

maka dibantu siraman air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air

sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga putaran kedua akan

diperoleh kristal gula produk.

7. Stasiun Penyelesaian

Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper

Conveyor untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke

Grasshopper Conveyor untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus

merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondidi gula

SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan

pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang standard. Gula SHS tersebut

dimasukan ke dalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan

pengeringan dilakukan dengan cara mekanis dan memberikan udara panas dan

suhu kira-kira 80-90oC yang dilairkan melalui air dryer langsung ke dryer

cooler. Kemudian gula tersebut dimasukan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 44: 09 e00067

Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai

kekeringan dan pendinginan yang cukup.

Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi

untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS.

Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan

dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel

gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak

penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses

gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula,

selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard

dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap

logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau

tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar

logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik

dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari

penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan

gula sebagai penimbunan untuk pengemasan.

8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi

Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara

otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah

ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk

menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 45: 09 e00067

ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS

ditetapkan oleh pihak direksi dengan standard.

Gula produksi SHS yang dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan

sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30-35oC

dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 73-82%. Kapasitas gudang

12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk

pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh

pihak direksi melalui bagian pemasarannya.

2.7. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan adanya organisasi dapat dilihat sistem birokrasi yang menggambarkan

bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teraturdan penuh tanggung jawab

sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan

lebih mudah dilakukan.

Sturktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi,

dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab, tugas dan wewenang

tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.

Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization Chart).

Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan serta proses

ynag terjadi pada suatu organisasi.

Terdapat empat komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan

defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 46: 09 e00067

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas

serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu

organisasi.

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang

ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan

pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang

kendali dari semua pemimpin di seluruh tingkatan dalam organisasi.

3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang

memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian

segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal.

4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian

organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu

organisasi yang utuh.

Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan

struktur organisasi yang dapat memepersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang

teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di

dalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas

masing-masing dengan baik dalam mendukung sasaran perusahaan. Struktur organisasi

yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel. Struktur organisasi ini dapat hidup,

berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.

Dalam merancang bentuk organisasi, para penganut organisasi klasik pad

umumnya menekankan bahwa pembagian tugas-tugas serta pengelompokannya

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 47: 09 e00067

sebaiknya dilakukan menurut fungsi dari tugas-tugas tersebut. Sedangkan koordinasi

dicapai melalui penggunaan peraturan, rencana, hirarki.

Pendekatan organisasi modern lebih menekankan pada pentingnya hubungan

horizontal dalam organisasi sebagai alat koordinasi, selain alat hubungan vertikal dan

juga mengajukan penggunaan unit-unit organisasi yang lengkap pada bagian-bagian

organisasi, untuk mempermudah pengkoordinasian.

Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah struktur organisasi garis.

Adapun alasan digunakan struktur organisasi garis adalah:

1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah

2. Pengambilan keputusan lebih cepat

3. Solidaritas karyawan tinggi

4. Biayanya rendah

Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu

No Uraian Karyawan Pimpinan

Karyawan Tetap

Karyawan Tidak Tetap

Jumlah

1 Kantor Manager

a. Manager

b. TUK Umum Gudang

Material

c. Gudang Hasil

Jumlah

1

-

1

2

-

44

12

56

-

8

41

49

1

52

54

107

2 Dinas Teknik

a. Kantor DinasTeknik

1

9

2

12

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 48: 09 e00067

b. Boiler

c. Mill

d. Power House Listrik

e. Instrument

f. Work Shop

g. Cane Yard

h. Keamanan

Jumlah

1

1

1

-

1

-

-

5

57

53

58

17

48

40

28

310

6

6

8

-

8

-

-

30

64

60

67

17

57

40

28

345

3 Dinas Pengolahan

a. Kantor Dinas

b. Pengolahan

c. Pemurnian

d. Penguapan

e. Masakan

f. Putaran

g. Pengepakan

Jumlah

1

1

1

1

1

-

5

10

5

50

49

24

24

2

154

-

8

8

9

11

18

54

6

59

58

-

34

36

20

213

4 Laboratorium

a. Lab. Pabrik

b. Water Treatment

c. Instalasi Limbah

1

-

-

25

3

3

15

3

3

41

6

6

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 49: 09 e00067

d. Timbangan

Jumlah

-

1

9

40

6

27

15

68

Total 13 560 160 733

Sumber : HUMAS PGKM

2.8. Jam Kerja

Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai

tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu:

1. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB

2. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB

3. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB

2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah

Peraturan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarekan oleh

Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian.

Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai staf

terdiri dari golongan I, II, III, IV,V, VI-A, VI-B, dan VII. Untuk non pegawai staf

terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI, dan pegawai

harian.

Masa giling Pabrik Gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan

Januari sampai bulai Juli dalam satu tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan

pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun kondisi pada saat itu diluar jam kerja yang

telah ditentukan maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan

perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur tersebut.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 50: 09 e00067

Karyawan Harian = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 20 Karyawan Bulanan = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 173

Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut:

Hari Biasa : 150% (jam pertama )

: 200% (jam kedua dan seterusnya)

Hari Minggu dan Hari Besar : 300% (jam pertama – jam ketujuh)

: 400% (jam kedelapan dan seterusnya)

Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,

ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan

menerima:

1. Upah perangsang berdasarkan motivasi.

2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain.

3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun.

Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah

dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 51: 09 e00067

BAB III

LANDASAN TEORI

33..11.. KKoonnsseepp SSiisstteemm

3.1.1. Definisi Sistem

Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “system” yang berarti

keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum

menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara

aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.

Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : “Sistem

adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan

yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang

dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang”.

3.1.2. Jenis-jenis Sistem

Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu :

1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan

sebagainya.

2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem

transportasi dan sebagainya.

Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem

terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan

secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau

lebih komputer sebagai bagian dari sistem.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 52: 09 e00067

Sistem terotomasi terbagi dalam beberapa kategori yaitu :

1. On-line systems, yaitu sistem yang menerima langsung input pada area dimana

input tersebut direkam, dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil

komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisahkan

dalam skala misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi

angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dan lain-lain.

2. Real-time systems, adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data,

pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima

dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah

satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu

detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit.

Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain.

Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,

sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan.

3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang

memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer

mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.

Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan

sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lain-

lain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-

fungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam

bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 53: 09 e00067

Knowledge-based system, program komputer yang dibuat mendekati

kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras

dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.

3.2. Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,

prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,

memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang

lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan

menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Gambar. 3.1. Sistem informasi manajemen

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 54: 09 e00067

Gambar 3.2. Sistem informasi manufaktur

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :

1. Informasi harus akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sebab informasi

yang sudah usang tidak berguna lagi.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, sebab informasi

untuk tiap-tiap orang berbeda.

Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem

informasi, yaitu :

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 55: 09 e00067

1. Metode terstruktur (structured methods)

Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan.

Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan

proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems

Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini.

2. Metode Rapid Application Development (RAD)

Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara

umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype. Metode

RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak

memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development

Method (DSDM) adalah contoh metode ini.

3. Metode berorientasi obyek (object-oriented methods)

Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini

berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan

implementasi sistem informasi. Varian metode ini adalah Unified Modelling

Language (UML).

3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi

1. Metoda Pengembangan

Pengembangan suatu sistem informasi bertujuan untuk mendapatkan arus

informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu. Pengembangan sistem informasi akan

menghasilkan sistem informasi yang lebih baik apabila dikembangkan dengan metoda

yang tepat.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 56: 09 e00067

Dalam pengembangan sistem informasi ada terdapat tiga alternatif metoda

pengembangan, yaitu :

1) Metoda Bottom Up (dari bawah ke atas)

Metoda ini mengembangkan sistem informasi dengan unsur dasar setiap sistem

pengolahan adalah modul untuk pengolahan untuk transaksi dan peremajaan file.

Metoda ini menyatakan bahwa cara pengembangan suatu rencana keseluruhan adalah

dengan pengoperasian modul tersebut. Setelah itu ditambah dengan modul perencanaan,

pengendalian keputusan dan lainnya sesuai dengan berkembangnya permintaan.

2) Metoda Top Down (dari atas ke bawah)

Metoda ini berusaha mengembangkan suatu arus informasi dan mendisain sistem

informasi yang sesuai dengan kebutuhan arus informasi. Model atau sub sistem

didefinisikan dengan memakai modul sistem informasi. Integrasi dari berbagai model

diusahakan sebaik mungkin. Untuk mendefinisikan sistem secara menyeluruh,

pendekatan ini mulai dengan menentukan tujuan organisasi jenis usahanya, dan kendala

yang ada dalam pengoperasiannya.

3) Metoda Kombinasi

Metoda ini merupakan gabungan dari kedua metoda bottom up dan metoda top

down. Metoda kombinasi ini biasanya digunakan dalam pengembangan sistem

informasi yang besar dan kompleks. Dalam metoda ini bottom up dan top down

digunakan bersama-sama, yang mana metoda bottom up digunakan dalam rangka

memenuhi kebutuhan nyata para pengambil keputusan dan top down digunakan untuk

dapat membentuk suatu sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 57: 09 e00067

2. Tahap-tahap Pengembangan

Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap,

antara lain :

1) Analisis Sistem (System Analysis)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai

b. Ruang lingkup sistem

c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem

d. Analisa masing-masing fakta

2) Desain Umum Sistem (General System Design)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Buat desain sistem secara garis besar

b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai

3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification)

Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap

karyawan

4) Desain sistem secara terperinci (Detail System Design)

Kegiatan yang dilakukan adalah menspesifikasian desain sistem secara terperinci

dan batasan ruang lingkup system

5) Implementasi Sistem (System Implementation)

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 58: 09 e00067

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Pendidikan dan latihan bagi pemakai terhadap sistem

b. Uji coba sistem

c. Konversi sistem

d. Tindak lanjut sistem

Sedangkan menurut Gordon B. Davis, pengembangan sistem informasi terdiri

dari tiga tahapan, yaitu :

1. Definisi sistem (Definition System)

2. Desain pengembangan (Development Stage)

3. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Instalation and Operation)

3.3. Metode Berorientasi Objek

Metode berorientasi objek memiliki bahasa standar pemodelan yang disebut

dengan unified modeling language (UML).

Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi UML mendefinisikan

diagram-diagram sebagai berikut :

1. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah

sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use

case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create

sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 59: 09 e00067

manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-

pekerjaan tertentu.

Gambar 3.3. Use case diagram

2. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan

merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan

untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class memiliki tiga area pokok :

1) Nama (dan stereotype)

2) Atribut

3) Metoda

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 60: 09 e00067

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :

1) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan

2) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan

anak-anak ang mewarisinya

3) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja

Hubungan Antar Class

1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Menggambarkan class yang

memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui

eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar

class.

2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian.

3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class.

4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing

dari satu class kepada class lain.

Account Item

Notes: String Order: OrderID OrderBalance:Currency Order Status: String

- GetItemBalance() : Currency - GetOrderID : OrderID

Class

Atribut

Method / operasi

Gambar 3.4. Class area

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 61: 09 e00067

Gambar 3.5. Class diagram

3. Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek

pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart

diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu

statechart diagram).

State digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki

nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi yang

merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 62: 09 e00067

Gambar 3.6. Statechart diagram

4. Activity Diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan

proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram

merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan

sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal

processing).

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas

menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana

aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 63: 09 e00067

Gambar 3.7. Activity diagram

5. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar

sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang

digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu)

dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan

untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan

sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 64: 09 e00067

Gambar 3.8. Sequence Diagram

6. Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-

deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server

atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi

server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.

3.4. Konsep Basis Data

3.4.1. Defenisi Basis Data

Basis data adalah komponen sistem informasi yang melakukan penyimpanan

data dan informasi yang digunakan oleh lebih dari satu unit organisasi. Hal ini berarti

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 65: 09 e00067

bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak

terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja.

3.4.2. Jenjang Basis Data

Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item

data (field), record, file dan basis data.

1. Karakter

Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau

karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data.

2. Field

Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu

item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting

dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field

yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field

serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masing-

masing record.

3. Record

Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit

data individu yang tertentu.

4. File

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 66: 09 e00067

File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang

sejenis.

5. Basis data

Kumpulan dari file membentuk suatu basis data.

3.4.3. Proses Database

Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri

untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses

database meliputi 2 aktifitas dasar :

1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis

baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data

perusahaan.

2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang

menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 67: 09 e00067

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan

yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti

dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan ini tergolong pada

penelitian rekayasa.

Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar

4.1 berikut ini.

Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 68: 09 e00067

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian yaitu di Pabrik Gula Kwala Madu

PT.Perkebunan Nusantara II dan waktu penelitian yakni kurang lebih 4 bulan yang

dimulai pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan tanggal 12 Mei 2007.

4.2.Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh data atau keterangan

yang berhubungan dengan penelitian. Maka dalam hal ini yang menjadi subjek

penelitian yaitu bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu PT.

Perkebunan Nusantara II. Sedangkan objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi titik

perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah

rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan metodologi berorientasi

objek.

4.3. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif atau verbal

yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan bahan baku saat ini dan

keinginan manajemen serta karyawan terhadap sistem informasi yang akan

dirancang.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Data

sekunder yang dibutuhkan adalah tugas elemen-elemen sistem penerimaan

bahan baku yang terkait dengan sistem informasi penerimaan bahan baku.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 69: 09 e00067

4.4. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah agar dapat dianalisis untuk menghasilkan

pemecahan yang dibutuhkan.

1. Mengidentifikasi sistem penerimaan bahan baku

Data yang diperoleh dari wawancara diidentifikasi untuk mengetahui fungsi-

fungsi apa saja yang terlibat, aktivitas apa saja yang dilakukan, sumber daya apa

saja yang dikonsumsi, bagaimana hubungan antara fungsi-fungsi dalam

melakukan proses penerimaan bahan baku dan aliran sumber daya dan informasi

apa saja yang ada dalam proses bisnis tersebut.

2. Mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan

(output)sistem informasi persediaan bahan baku.

4.5. Analisis Pemecahan Masalah

Pada tahap ini akan dianalisis hasil-hasil pengolahan data dan informasi yang

diperoleh untuk merancang sistem informasi penerimaan bahan baku.

4.5.1. Analisis Sistem.

1. Analisis masukan

Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis.

2. Analisis proses

Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem

berjalan dengan menggunakan activity diagram

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 70: 09 e00067

3. Analisis keluaran

Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis

4. Identifikasi Kebutuhan

Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan

dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang

diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat

diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan

yang ingin dicapai.

4.5.2. Rancangan Sistem

1. Rancangan Basis Data

Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan

pengangkut bahan baku.

2. Rancangan Antar Muka

1) Rancangan Keluaran

Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang.

2) Rancangan Masukan

Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang

3) Rancangan Dialog Layar

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 71: 09 e00067

Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi

menjadi struktur tampilan dan rancangan layer.

4.6. Kesimpulan dan Saran

Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang

berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada

pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan

hasil penelitian ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 72: 09 e00067

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku.

Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi

yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut :

1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku

Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil

nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka

pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos

penimbangan.

2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk)

Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan

bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga

menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu :

1. No plat kendaraan

2. Asal bahan baku (pemasok)

Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku

(pemasok) dan mencatat hasil penimbangan.

3. Pembongkaran muatan tebu

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 73: 09 e00067

Setelah kendaraan ditimbang, selanjutnya kendaraan membongkar muatan di

areal penumpukan bahan baku yang telah disediakan.

4. Penimbangan di pos keluar (gerbang keluar)

Apabila kendaaan pengangkut selesai membongkar muatannya, maka

kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu

yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu :

1) Berat bersih tebu yang diangkut

2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku

3) Asal bahan baku (pemasok)

Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung

rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan

perhitungan biaya.

5. Pengambilan slip penerimaan

Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut,

maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku

telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan

diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan

sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan

melalui bagian keuangan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 74: 09 e00067

5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan Bahan Baku

Dari pendiskripsian prosedur penerimaan bahan baku di atas, juga dapat

didiskripsikan tugas-tugas elemen yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku,

yaitu:

1. Tugas bagian penerimaan bahan baku

1) Memberikan nomor antrian

2) Memeriksa tebu yang akan masuk ke pabrik

3) Mencatat data yang mengirim bahan baku

4) Melakukan penimbangan sewaktu kendaraan masuk dan keluar

5) Melakukan pencatatan hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar

6) Melakukan pengolahan data yang masuk

7) Mengirimkan data ke bagian laboratorium dan kantor

8) Memberikan slip bukti penerimaan bahan baku kepada kendaraan

pengangkut bahan baku.

2. Tugas bagian produksi/laboratorium

Tugas yang dilakukan bagian laboratorium yang berhubungan dengan

penerimaan bahan baku adalah menghitung rendemen dari bahan baku yang masuk.

3. Tugas bagian keuangan

Tugas yang dilakukan bagian keuangan yang berhubungan dengan penerimaan

bahan baku adalah menghitung biaya bahan baku dan melakukan pembayaran kepada

pemasok.

4. Tugas pemasok

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 75: 09 e00067

1) Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan pabrik

2) Menerima pembayaran dari perusahaan melalui bagian keuangan

3) Mengangkut bahan baku dari perkebunan dan dibongkar di pabrik

5. Tugas pengangkut bahan baku

1) Mengangkut bahan baku yang disediakan pemasok

2) Menimbang bahan baku yang diangkut

3) Membongkar muatan di dalam pabrik

4) Melakukan transaksi dengan operator penerimaan bahan baku

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Identifikasi sistem penerimaaan bahan baku

Bagian yang terlibat dalam penerimaan bahan baku dan aktivitas yang dilakukan

dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku

No Elemen Aktivitas

1 Pos penerimaan bahan

baku

1) Mencatat data pengangkut bahan baku

2) Melakukan penimbangan kendaraan

masuk dan keluar

3) Mencatat hasil penimbangan kendaraan

masuk dan keluar

4) Mengolah data yang masuk

5) Mengirim data ke bagian laboratorium

dan keuangan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 76: 09 e00067

6) Memberikan slip bukti trasaksi kepada

pengangkut bahan baku

2 Laboratorium Menghitung rendemen didalam bahan baku

3 Keuangan 1) Menghitung biaya pembelian

2) Melakukan pembayaran bahan baku

4 Pemasok 1) Mengirim bahan baku dari lapangan ke

pabrik

2) Mendaftarkan kendaraan pengangkut

bahan baku yang dimiliki

5 Pengangkut bahan baku 1) Mengangkut bahan baku yang dimiliki

pemasok

2) Melakukan penimbangan bahan baku

5.3. Identifikasi data masukan dan keluaran yang dihasilkan

Data masukan dan keluaran sistem informasi penerimaan bahan baku pada

Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawa ini.

Tabel 5.2. Data masukan dan keluaran yang akan dihasilkan

Sistem informasi Input Output

Penerimaan bahan baku • Hasil penimbangan bahan

baku

• Data kendaraan pengangkut

• Asal bahan baku (pemasok)

• Jumlah bahan baku yang

diangkut kendaran dan

pemasok

• Slip bikti transaksi

• Data kendaraan dan

pemasok yang

mengirimkan bahan baku

ke pabrik

5.4. Identifikasi Aliran Informasi

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 77: 09 e00067

Dari pengumpulan data dapat diketahui aliran informasi yang terjadi pada sistem

penerimaan bahan baku. aliran informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawa

ini.

Tabel 5.3. Perincian aliran informasi

Aliran Informasi Jenis Informasi/data Sumber

Pos penerimaan bahan

baku – pemasok

Jumlah bahan baku yang

dikirim ke pabrik oleh

kendaraan pengangkut

Data bahan baku yang

ditimbang

Pos penerimaan bahan

baku - pengangkut

bahan baku

Jumlah bahan baku yang

dikirim ke pabrik oleh

kendaraan pengangkut

Slip bukti transaksi

Data bahan baku yang

ditimbang

Pos penerimaan bahan

baku – Produksi/

laboratorium

Jumlah bahan baku yang

dikirim ke pabrik oleh

kendaraan pengangkut

Kendaraan pengangkut yang

mengirim bahan baku

Data bahan baku yang

ditimbang

Pos penerimaan bahan

baku - keuangan

Jumlah bahan baku yang

dikirim ke pabrik oleh

kendaraan pengangkut

Kendaraan pengangkut yang

mengirim bahan baku

Data bahan baku yang

ditimbang

Keuangan – pemasok Jumlah harga yang harus

dibayar perusahaan kepada

pemasok

Data bahan baku yang

ditimbang

Harga bahan baku perton

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 78: 09 e00067

BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Sistem

Sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari 5 (lima) bagian,

yaitu :

1. Penerimaan bahan baku

2. Tanaman dan subkontrak

3. Keuangan

4. Sumber daya manusia

5. Produksi

Gambar 6.1 Sistem informasi manajemen Pabrik Gula Kwala Madu

Pada sistem informasi sekarang ini, setiap elemen atau bagian yang terdapat di

Pabrik Gula Kwala Madu menyimpan data pada masing-masing arsip, sehingga elemen

lain yang membutuhkan data tersebut tidak dapat langsung memperoleh data atau

laporan yang sesuai. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya sistem informasi yang

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 79: 09 e00067

terdapat pada Pabrik Gula Kwala Madu. Model penyimpanan data pada Pabrik Gula

Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah ini.

Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu

Dari gambar 6.1 dapat dilihat bahwa sistem informasi penerimaan bahan baku

merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang ada di Pabrik Gula Kwala

Madu. Data atau dokumen yang terdapat pada stasiun penerimaan bahan baku juga

dibutuhkan oleh bagian lain untuk pengolahan data selanjutnya. Namun, elemen yang

telah menerima dokumen tersebut tidak dapat berinteraksi secara langsung untuk

memberikan masukan atau umpan balik bagi sistem informasi penerimaan bahan baku.

Model sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu

dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut ini

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 80: 09 e00067

Gambar 6.3. Sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu

6.1.1. Analisis Proses

Analisis proses penerimaan bahan baku ditampilkan dalam bentuk diagram

aktivitas (activity diagram) seperti terlihat pada diagram 6.4 di bawah ini.

Gambar 6.4. Activity diagram

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 81: 09 e00067

6.1.2. Analisis Keluaran dan Masukan

Analisis ini menggambarkan keluaran dan masukan yang dibutuhkan oleh sistem

yang dianalisis.

Hasil analisis keluaran dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.

Tabel 6.1. Analisis keluaran

No Nama Keluaran Fungsi Distribusi Analisis

Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut Informasi kendaraan pemasok yang terdaftar Manajemen, arsip 1) Dalam pendistribusian informasi pemasok bahan baku dan kendaraan bahan baku dikirim melalui petugas sehingga informasi yang dikirim tidak cepat. 2) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 2 Pemasok bahan baku, kendaraan pengangkut, berat bahan baku dan biaya Informasi bahan baku yang diangkut pemasok dan harga yang harus dibayar perusahaan.

Manajemen, arsip 1) Dalam pendistribusian informasi pemasok bahan baku dan kendaraan bahan baku dikirim melalui petugas sehingga informasi yang dikirim tidak cepat. 2) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 3 Faktur transaksi Bukti telah terjadinya transaksi dan bukti untuk penagihan biaya bahan baku Pemasok, manajemen, arsip 1) Sangat sulit mencari data yang sudah pernah tersimpan dalam arsip. 2) Kuitansi tidak tersimpan secara baik dan rapi.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 82: 09 e00067

Hasil analisis masukan dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini.

Tabel 6.2. Analisis masukan

No Nama Masukan Fungsi Sumber Analisis

1 Surat registrasi pemasok dan data kendaraan pengangkut bahan baku

Untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan pendataan pemasok yang menjadi mitra perusahaan.

Pemasok 1) Pendaftaran dilakukan setiap awal musim giling.

2) Pendaftaran yang sudah dilakukan pemasok tidak tersimpan dengan rapi sehingga pencarian data pada arsip sulit ditemukan.

2 Data kendaraan dan pemasok bahan baku

Untuk menyesuaikan kendaraan dan pemasok serta jumlah bahan baku yang diangkut

Pemasok

1) Kendaraan memberikan data kendaraan dan pemasok setiap akan melakukan transaksi. Hal ini memerlukan waktu yang lama dan menyebabkan antrian yang panjang

2) Pendaftaran yang sudah dilakukan pemasok tidak tersimpan dengan baik, sehingga setiap kendaraan yang masuk harus mendaftar ulang

6.1.3. Identifikasi Kebutuhan

Pada identifikasi kebutuhan berikut ini merupakan uraian kebutuhan yang ingin

dicapai.

Tabel 6.3. Identifikasi kebutuhan

No Kebutuhan Masalah Usulan 1 Pengiriman data langsung

kebagian manajemen dan keuangan

1) Data yang dikirim melalui kertas sehingga kurang efektif.

2) Manajemen membutuhkan informasi yang cepat dan akurat

1) Dirancang sistem informsi yang terintegrasi untuk mempermudah pengiriman data.

2) Data yang dikirim tersimpan dalam suatu database terpusat sehingga pihak manajemen dan keuangan dapat mengakses dengan cepat.

2 Memasukan data pemasok bahan baku

Setiap terjadi transaksi, bagian penerimaan

Data kendaraan dimasukan hanya dengan menggunakan ID

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 83: 09 e00067

dengan memasukan no ID memasukan data transaksi, hal ini memerlukan waktu yang lama sehingga proses menjadi lambat dan menimbulkan antrian yang panjang

6.1.4. Use Case Diagram

Use case Diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara operator dengan

sistem. Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku ini terdapat 6 kegiatan yang

dilakukan operator dan sistem

Gambar 6.5. Use case diagram

Deskripsi Use Case

1. Use case : Cetak bukti transaksi (Faktur)

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 84: 09 e00067

Deskripsi :

a) Kuitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar yang berisi nomor

faktur tanggal kuitansi, ID kendaraan, nama pemasok, berat bahan baku, harga

perton, biaya bahan baku.

b) Nomor Faktur didapat dari nomor Faktur terakhir ditambah satu.

c) Tanggal Faktur didapat dari tanggal sistem saat pencetakan kuitansi.

d) ID kendaran, dan nama pemasok, didapat dari data yang tersimpan dan

disesuaikan dengan identitas pemasok bahan baku

e) Jumlah bahan baku didapat dari hasil selisih antara berat kendaraan masuk dan

keluar.

f) Harga perton merupakan harga yang sudah ditentukan perusahaan

g) Harga bahan baku merupakan hasil perkalian antara berat bahan baku dengan

harga perton

2. Use case : Mengirim data ke bagian manajemen

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Deskripsi :

a) Data ini merupakan informasi yang akan digunakan oleh bagian manajemen

untuk pengambilan keputusan dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian bahan baku.

b) Informasi yang dikirim adalah tanggal, ID kendaraan, berat bahan baku, biaya

bahan baku, dan no kuitansi

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 85: 09 e00067

3. Use case : Memasukan data berat kendaraan masuk

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Deskripsi :

a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan

memasuki pabrik.

b) Berat kendaraan masuk terlihat pada monitor timbangan.

c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).

d) Data berat bahan baku kendaraan masuk disimpan sesuai dengan no ID

kendaraan.

4. Use case : Memasukan data berat kendaraan keluar

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Deskripsi :

a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan keluar

dari pabrik.

b) Berat kendaraan keluar terlihat pada monitor timbangan.

c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).

d) Data berat kendaraan keluar disimpan sesuai dengan no ID kendaraan.

5. Use case : Mengolah data yang masuk

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Deskripsi :

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 86: 09 e00067

a) Pengolahan data meliputi penghitungan berat bahan baku masuk dan harga yang

harus dibayar perusahaan kepada pemasok.

b) Hasil perhitungan disimpan sesuai dengan ID kendaraan.

6. Use case : Input nomor ID kendaraan

Actor : Operator penerimaan bahan baku

Deskripsi :

a) Operator memasukan ID kendaraan yang untuk memulai proses transaksi.

b) ID yang dimiliki kendaraan ini dapat melihat data mengenai pemasok,

kendaraan pengangkut, jumlah bahan baku yang sudah dikirim ke pabrik, dan

haraga bahan baku yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok.

6.2. Perancangan Sistem

6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan

Hasil rancangan keluaran dapat dilihat pada tabel 6.4 dibawah ini.

Tabel 6.4. Rancangan keluaran

No Nama Keluaran Fungsi Distribusi Keterangan

1 Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut

Informasi kendaraan pemasok yang terdaftar

Manajemen, arsip

Data pemasok dan kendaraan pengangkut dapat langsung disimpan pada file database sehingga pengiriman informasi dapat berlangsung cepat dan penyimpanan arsip yang baik.

2 Pemasok bahan baku, kendaraan pengangkut, berat bahan baku dan biaya

Informasi bahan baku yang diangkut pemasok dan harga yang harus dibayar perusahaan.

Manajemen, arsip

Informasi biaya bahan baku dapat langsung diterima oleh bagian manajemen dan pengelolaan arsip yang lebih baik.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 87: 09 e00067

3 Faktur transaksi Bukti telah terjadinya transaksi dan bukti untuk penagihan biaya bahan baku

Pemasok, manajemen, arsip

Dapat langsung dicetak pada bagian penerimaan bahan baku dan datanya dapat langsung diakses oleh bagian manajemen.

1. Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut

Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 6 field, yaitu :

1) Kendaraan_ID

2) Pemasok_ID

3) No plat Kendaraan

4) Nama Supir

5) Alamat

6) No telp

2. Penerimaan bahan baku

Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 7 field, yaitu :

1) No faktur

2) Kendaraan_ID

3) Bahan Baku_ID

4) Tanggal

5) Bahan baku diterima

6) Biaya bahan baku

3. Faktur transaksi

Faktur ini tidak di sajikan dalam bentuk tabel, melainkan laporan yang terdiri

dari informasi sebagai berikut :

1) No faktur

2) Tanggal

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 88: 09 e00067

3) Kendaraan_ID

4) Pemasok_ID

5) Harga bahan baku perton

6) Berat bahan baku

7) Biaya bahan baku

Hasil rancangan masukan dapat dilihat pada tabel 6.5 dibawah ini.

Tabel 6.5. Rancangan masukan No Nama Masukan Fungsi Sumber Keterangan 1 Data kendaraan

dan pemasok bahan baku

Untuk menyesuaikan kendaraan dan pemasok serta jumlah bahan baku yang diangkut

Kendaraan/ Pemasok

Pada waktu akan melakukan transaksi, pemasok hanya menyerahkan no ID kendaraan yang sudah terdaftar sebelumnya.

2 Berat kendaraan masuk dan keluar

Untuk mendapatkan jumlah bahan baku yang diterima pabrik

Kendaraan/ Pemasok

Operator memasukan angka hasil penimbangan ke dalam komputer dan menghitung hasilnya.

Untuk menjalankan sistem ini, operator harus memasukan password terlebih

dahulu. Tabel rancangan masukan diatas dapat dirinci menjadi beberapa masukan yang

dapat menghasilkan keluaran seperti yang dirancang. Rician masukan tersebut adalah :

1) Password yang berfungsi sebagai pengaman sistem informasi

penerimaan bahan baku. Password ini hanya boleh digunakan oleh

operator penerimaan bahan baku.

2) Kendaraan_id yang berfungsi sebagai kunci untuk mengetahui data

kendaraan dan pemasok. Untuk melakukan transaksi, terlebih dahulu

harus memasukan kendaraan_id tersebut.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 89: 09 e00067

3) Bahan_baku_id yang berfungsi untuk mengetahui keterangan bahan baku

yang dikirim pemasok.

4) Tanggal yang berfungsi untuk menunjukan waktu terjadinya transaksi

penerimaan bahan baku

5) Berat masuk dan berat keluar kendaraan pengangkut yang berfungsi

untuk menghitung berat bahan baku yang diterima perusahaan.

Dari pemaparan keluaran dan masukan yang akan dirancang pada tabel diatas,

maka dapat dilihat diagram konteks pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.6. Diagram konteks

Melalui diagram konteks yang disajikan diatas, maka dapat dirancang aliran data

yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini. Aliran data tersebut

dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 90: 09 e00067

������������ ���� �� �����������������

������

����������

�������

�������

���

�������������

�������������

������������

����������

������� ���

������

����

����

��������������

�������������

���������������

������ ����

����

����

����������

��������

����������

��������

����������

��������

�������������������

���������������

�������������

������

���������������

����������

Gambar 6.7. Aliran data

Kamus data

1. Bahan_baku_id : kode bahan baku yang dapat menjelaskan daerah penanaman,

luas tanaman, jenis tanaman dan tanggal penanaman.

2. Berat bahan baku : Banyaknya bahan baku yang diterima perusahaan dengan

menghitung selisi berat penimbangan antara berat kendaraan masuk dengan

berat kendaraan keluar

3. Harga bahan baku : Harga bahan baku perton yang telah ditentukan perusahaan.

4. Kendaraan_id : Kode kendaraan yang dimiliki pemasok sebagai kunci untuk

melakukan transaksi bahan baku. Setiap kendaraan memiliki kendaraan_id yang

unik.

5. Kendaraan pengangkut : Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan

baku dari kebun ke pabrik.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 91: 09 e00067

6. Komputer penerimaan bahan baku : Komputer yang dimiliki stasiun penerimaan

bahan baku dan berinteraksi dengan komputer bagian lain melalui komputer

pusat.

7. Komputer pusat : Komputer yang dioperasikan pihak manajemen sebagai tempat

pengumpulan basis data. Komputer ini terhubung dengan komputer lain disetiap

bagian.

8. No faktur : No yang mencatat transaksi. No faktur ini juga digunakan sebagai

syarat pembayaran bahan baku.

9. Operator penerimaan bahan baku : Karyawan Pabrik Gula Kwala Madu yang

bertugas di stasiun penerimaan bahan baku

10. Password : kode pengaman yang dimiliki operator untuk memulai menjalankan

operasi penerimaan bahan baku

11. Pemasok : Orang atau instansi yang bertugas untuk mengirimkan bahan baku ke

pabrik.

12. Pemasok_id : Kode pemasok yang dimiliki pemasok

13. Stasiun penerimaan bahan baku : Tempat yang mengijinkan pemasok atau

kendaraan pengangkut untuk melakukantransaksi

14. Transaksi : Kegiatan serah terima bahan baku oleh pemasok melalui kendaraan

pengangkut bagian penerimaan bahan baku.

6.2.2. Perancangan basis data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat

lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 92: 09 e00067

dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi

para pemakai.

Penerapan data base dalam sistem informasi disebut dengan database system.

sistem basis data ini mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan

satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang

bermacam-macam di dalam suatu organisasi.

6.2.2.1. Data penerimaan bahan baku

Pada bagian penerimaan bahan baku ini diperoleh data yang akan menjadi data

base perusahaan. Data ini kemudian diterima dan diolah oleh bagian yang

membutuhkannya sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Data yang ada pada tabel penerimaan bahan baku tersebut dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

No faktur Tanggal Nama

Pemasok No plat

kendaraan

Asal bahan baku

Jenis bahan baku

Luas lahan (Ha)

Tanggal tanam

Bahan baku diterima

(ton)

Biaya (Rp)

Gambar 6.8. Contoh tabel penerimaan bahan baku

Untuk mempermudah pengolahan database yang akan dirancang, tabel ini

kemudian dipisah menjadi beberapa tabel dibawah ini.

1. Tabel pemasok

2. Tabel kendaraan pengangkut

3. Tabel keterangan bahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 93: 09 e00067

4. Tabel penerimaan bahan baku

6.2.2.2. Tabel pemasok

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data pemasok. Data ini juga digunakan

sebagai informasi pada bagian tanaman dan subkontrak untuk mengetahui kinerja

pemasok yang bekerja sama dengan perusahaan.

Dalam penyusunan tabel ini, setiap pemasok diberikan no identitas yang disebut

sebagai pemasok_id. No identitas ini berfungsi sebagai kunci dalam pencarian data

pemasok. Dalam tabel ini berisi field nama pemasok, alamat, dan nomor telepon

pemasok. Tabel ini bisa dimodifikasi sesuai dengan perkembangan sistem informasi dan

data bases pada masa mendatang.

Pemasok ID Nama pemasok Alamat No telp

Gambar 6.9. Rancangan tabel pemasok

6.2.2.3. Tabel kendaraan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kendaraan pengangkut bahan baku

dan untuk mengetahui kendaraan pengangkut yang dimiliki pemasok. Setiap pemasok

boleh memiliki lebih dari 1 kendaraan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 94: 09 e00067

Kunci pencarian data kendaraan pada tabel ini menggunakan no id kendaraan

yang disebut dengan kendaraan_id. Tabel ini tidak menggunakan no plat kendaraan

sebagai kendaraan_id, hal ini disebabkan tidak semua kendaraan memiliki no plat yang

masih berlaku. Dalam tabel kendaraan ini juga memuat pemasok_id untuk mengetahui

kepemilikan kendaraan pengangkut.

Kendaraan ID

Pemasok ID

No plat kendaraan Nama supir Alamat No telp

Gambar 6.10. Rancangan tabel kendaraan

6.2.2.4. Tabel keterangan Bahan baku

Tabel ini menyimpan data keterangan bahan baku yang diolah pabrik. Tabel ini

memuat data jenis bahan baku, tanggal penanaman, luas lahan penanaman, dan daerah

penanaman.

Tabel ini menggunakan bahan_baku_id sebagai kunci untuk pencarian data yang

ada pada tabel keterangan bahan baku.

Bahan baku ID

Asal bahan baku

Jenis bahan baku

Luas lahan (Ha) Tgl tanam

Gambar 6.11. Rancangan tabel keterangan bahan baku

6.2.2.5. Tabel penerimaan bahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 95: 09 e00067

Tabel ini menggunakan no_faktur sebagai kunci pencarian data. Tabel ini

memuat kendaraan_id untuk mempermudah pendataan kendaraan dan pemasok yang

mengirimkan bahan baku.

Tabel ini juga memuat bahan_baku_id untuk mengetahui keterangan bahan baku

yang dikirim pemasok. Dalam tabel ini juga dapat diketahui tanggal penerimaan bahan

baku, jumlah bahan baku yang diterima, dan biaya yang harus dibayar perusahaan

kepada pemasok.

No faktur

Kendaraan ID

Bahan baku ID Tanggal

Bahan baku diterima

(ton) Biaya (Rp)

Gambar 6.12. Rancangan tabel penerimaan bahanbaku

6.2.2.6 Tabel berat bahan baku

Tabel ini untuk memasukan data berat bahan baku yang diterima perusahaan,

pemasukan data ini disesuaikan dengan id_kendaraan.

Kendaraan ID

Berat masuk (ton)

Berat Keluar (ton)

Berat bahan baku (ton)

Gambar 6.13. Rancangan tabel berat bahan baku

6.2.2.7 Hubungan tabel

Dalam perancangan data base penerimaan bahan baku ini diperoleh 4 (empat)

tabel yang memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan terbut dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 96: 09 e00067

Dari gambar 6.14 dapat dilihat bahwa tabel kendaraan memiliki tabel pemasok

melalui pemasok_id. Kemudian tabel penerimaan bahanbaku juga memiliki data

kendaraan dan keterang bahan baku melaui kendaraan_id dan bahan_baku_id.

Gambar 6.14. Hubungan rancangan tabel

Untuk perancangan field pada masing-masing tabel dapat dilihat tabel rancangan

field dibawah ini.

Tabel 6.6. Tbl pemasok Field Type Null Key

Pemasok_ID int (10) PRI

Nama-pemasok varchar (25) YES

Alamat varchar (35) YES

No_telp varchar (15) YES

Tabel 6.7. Tbl kendaraan pengangkut Field Type Null Key

kendaraan_id varchar (10) PRI

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 97: 09 e00067

pemasok_id int (10)

no_plat_kendaraan varchar (15) YES

nama_supir varchar (15) YES

Alamat varchar (15) YES

no_telp varchar (15) YES

Tabel 6.8. Tbl keterangan bahan baku

Field Type Null Key

bahan_baku_id varchar (10) PRI

asal_bahan_baku varchar (15) YES

jenis_bahan_baku varchar (15) YES

luas_lahan_(ha) varchar (15) YES

tgl_tanam date YES

Tabel. 6.9. Tbl penerimaan bahan baku Field Type Null Key

no_faktur Varchar (10) PRI

kendaraan_id varchar (10)

bahan_baku_id varchar (10)

Tanggal date YES

bahan_baku_diterima_(ton) varchar (10) YES

biaya_(rp) varchar (10) YES

Tabel. 6.9. Tbl berat bahan baku Field Type Null Key

Kendaraan_id varchar (10) PRI

Berat_masuk_(ton) varchar (15) YES

Berat_keluar_(ton) varchar (15) YES

Berat_bahan_baku_(ton) varchar (15) YES

6.2.3. Rancangan dialog layar

Rancangan dialog layar ini merupakan rancangan komunikasi dari masing-

masing layar yang akan dihasilkan.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 98: 09 e00067

6.2.3.1. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar

sistem yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi

vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Interaksi ini terjadi

antara user, komputer penerimaan bahan baku dan komputer pusat. Gambar Sequence

diagram ini dapat dilihat pada gambar 6.15 berikut ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 99: 09 e00067

Gambar 6.15. Sequence diagram

6.2.3.2. Struktur tampilan

Struktur ini menampilkan susunan layr yang akan muncul dan sesuai dengan

urutannya. Tampilan layar pertama kali yang akan muncul adalah permintaan password

yang menjadi kunci memasuki sistem informasi penerimaan bahan baku. Setelah itu

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 100: 09 e00067

dilanjutkan dengan layar usulan proses untuk pilihan proses. Layar tersebut akan

muncul sesuai dengan proses yang dilakukan sistem.Gambar rancangan struktur

tampilan ini dapat dilihat pada gambar 6.16 berikut ini.

Gambar 6.16. Struktur tampilan

6.2.3.3. State Diagram

State diagram menunjukan aliran kendali yang tersusun dari aktivitas-aktivitas

yang memberikan pengaruh. Diagram ini juga menunjukan langkah-langkah yang

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 101: 09 e00067

dilakukan dan efek yang akan terjadi pada sistem komputer. State diagram ini dapat

dilihat pada gambar 6.17 dibawah ini.

Gambar 6.17. State diagram

6.2.3.3. Rancangan Layar

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 102: 09 e00067

Rancangan layar menunjukan tampilan layar yang akan muncul di monitor

komputer operator, sehingga dapat mempermudah interaksi dan komunikasi antara

operator dengan sistem.

1. Rancangan layar keluaran

1) Data bahan baku

Keluaran ini diperlukan untuk mengetahui data transaksi penerimaan bahan baku

yang telah berlangsung dalam bentuk laporan layar. Untuk menghasilkan keluaran data

bahan baku ini harus masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses.

Gambar 6.18. tahapan untuk mencapai layar laporan data bahan baku

Tampilan layar keluaran untuk data bahan baku dapat dilihat pada gambar 6.19.

dibawah ini.

Gambar 6.19. Rancangan layar laporan data bahan baku yang telah masuk

2) Data pemasok dan kendaraan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 103: 09 e00067

Rancangan layar ini diperlukan untuk mengetahui data pemasok dan kendaraan

yang terdaftar pada Pabrik Gula Kwala madu. Setiap pemasok dan kendaraan

pengangkut memiliki ID masing-masing. Untuk melihat data tersebut, operator harus

masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses

Gambar 6.20. Tahapan untuk mendapatkan layar data pemasok

Tampilan layar keluaran untuk data pemasok dan kendaraan pengangkut dapat

dilihat pada gambar 6.21. dibawah ini.

Gambar 6.21. Rancangan layar data pemasok dan kendaraan

3) Data berat kendaraan pengangkut yang masuk

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 104: 09 e00067

Keluaran ini untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dikirim pemasok

melalui kendaraan pengangkut. Keluaran pada layar ini juga menunjukan biaya bahan

baku yang akan dibayar perusahaan kepada pemasok. Untuk melihat keluaran data ini,

terlebih dahulu harus mengisi data pada kolom yang kosong. Kolom tersebut dapat

diperoleh setelah memasukan ID_kendaraan pada layer terima bahan baku

Gambar 6.22. Tahapan untuk mencapai informasi berat bahan baku

Tampilan layar keluaran untuk data berat kendaraan pengangkut dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.23. Rancangan layar informasi berat bahan baku

4) Hasil transaksi penerimaan bahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 105: 09 e00067

Layar keluaran hasil transaksi ini menunjukan data transaksi yang telah

dilakukan, yaitu berat bahan baku, biaya bahan baku, tanggal transaksi, kendaraan

pengangkut dan pemasok berdasarkan no faktur yang tercatat. Keluaran ini merupakan

hasil keluaran akhir dari transaksi penerimaan bahan baku yang dapat dilihat setelah

keluaran data berat kendaraan pengangkut.

Gambar 6.24. Tahapan untuk sampai pada layar hasil

Tampilan layar keluaran untuk data hasil transaksi penerimaan bahan baku dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.25. Rancangan layar hasil

2. Rancangan layar masukan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 106: 09 e00067

1) Password

Pasword ini berfungsi untuk menjasa keamanan transaksi dan sistem informasi

penerimaan bahan baku yang dijalankan. Masukan ini merupakan langkah awal untuk

mengoperasikan komputer pada sistem yang dirancang.

Gambar 6.26. Proses setelah password diterima

Tampilan layar masukan untuk password dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.27. Rancangan layar password

2) ID_kendaraan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 107: 09 e00067

Masukan ini berguna untuk menyimpan data kendaraan yang membawa bahan

baku dan melakukan transaksi. Transaksi yang dilakukan pada stasiun penerimaan

bahan baku berdasarkan ID_kendaraan yang mengangkut bahan baku. Masukan ini

merupakan kunci untuk melakukan transaksi.

Gambar 6.28. Proses setelah memasukan ID_kendaraan

Tampilan layar masukan untuk ID_kendaraan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 6.29. Rancangan layar terima bahan baku

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 108: 09 e00067

3) Berat kendaraan pengangkut

Layar ini untuk memasukan data mengenai bahan baku yang dikirim oleh

pemasok melalui kendaraan pengangkut.

Gambar 6.30. Proses setelah memasukan data berat kendaraan pengangkut

Tampilan layar masukan untuk berat kendaraan pengangkut dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 6.31. Rancangan layar berat kendaraan pengangkut

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 109: 09 e00067

4) Usulan proses

Layar usulan proses berfungsi untuk memilih proses yang akan dilakukan.

Proses ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Untuk melakukan transaksi

2. Laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku

Untuk melakukan transaksi, maka pilihan prosesnya adalah terima bahan baku.

Sedangkan, untuk melihat laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku,

maka pilihan prosesnya adalah status penerimaan.

Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan proses

Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 110: 09 e00067

Gambar 6.33. Rancangan layer usulan proses

5) Status penerimaan

Layar status penerimaan berfungsi untuk melihat laporan yang tersimpan pada

stasiun penerimaan bahan baku. Laporan tersebut adalah

1. Data bahan baku dan data pemasok

2. Data pemasok dan bahan baku

Gambar 6.34. Pilihan pada status penerimaan

Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 111: 09 e00067

Gambar 6.35. Rancangan layar status penerimaan

6.3. Rancangan sistem komunikasi

6.3.1. Sistem komunikasi data

Bentuk komunikasi data yang digunakan dalam sistem informasi penerimaan

bahan baku ini menggunakan on-line communication system, dimana data yang

dikirimkan akan langsung diterima oleh komputer pusat untuk diolah.

On-line communication system yang digunakan pada sistem ini berbentuk

distributed data processing system yaitu merupakan sistem komputer interaktif yang

terpencar dan dihubungkan dengan jalur komunikasi dimana masing-masing komputer

mampu mengolah data secara independen dan mampu berhubungan dengan komputer

yang lainnya dalam suatu sistem.

Dalam proses distribusi data pada sistem informasi ini terdapat 5 (lima)

subsistem yang tergabung, yaitu penerimaan bahan baku, tanaman dan subkontrak,

keuangan, sumber daya manusia, dan produksi.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 112: 09 e00067

1. Subsistem penerimaan bahan baku merupakan sistem yang berhubungan dengan

pencatatan bahan baku yang diterima perusahaan. Sistem ini berinteraksi

langsung dengan pemasok yang membawa bahan baku. Bagian penerimaan

bahan baku dapat berinteraksi dengan bagian yang lain dalam system dengan

program aplikasi yang sudah dibuat untuk mengambil data dari database yang

tersedia.

Data yang dicatat dan disimpan ke dalam database adalah :

1) No ID kendaraan dan pemasok

2) Berat kendaraan masuk dan keluar

2. Subsistem tanaman dan subkontrak merupakan sistem yang melakukan

penyediaan bahan baku di perkebunan untuk diproses di dalam pabrik.

Persediaan bahan baku ini meliputi tanaman tebu yang masih berada di kebun.

Sistem ini bekerja sama dengan pemasok untuk menyediakan bahan baku yang

memadai bagi perusahaan. Sistem ini juga menangani subkontrak pemanenan

dan pengangkutan bahan baku dengan pemasok.

Data yang dicatat dan disimpan dalam database pada sistem ini adalah :

1) Luas lahan perkebunan

2) Daerah perkebunan

3) Jadwal penanaman dan perawatan

4) Nama pemasok

5) Alamat pemasok

6) Nomor kendaraan

7) Luas lahan

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 113: 09 e00067

8) Jenis tanaman

3. Subsistem keuangan merupakan bagian yang bertugas untuk melakukan

pembayaran bahan baku yang telah diterima perusahaan, penghitungan biaya

dan melakukan perencanaan biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan.

4. Subsistem produksi berguna untuk merencanakan hasil produksi yang akan

dihasilkan perusahaan dalam satu periode, penjadwalan dan pengendalian

produksi.

5. Subsistem sumber daya manusiamenangani perekrutan karyawan setiap tahun.

Dimana bagian ini mencari karyawan musiman yang dipakai pada waktu

banyaknya bahan baku dan produksi meningkat.

Gambar distributed data processing system yang menampil bentuk komunikasi

data pada sistem dapat dilihat pada gambar 6.37 berikut ini. Sebelumnya akan

ditunjukan skema komunikasi data rancangan sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala

Madu pada gambar 6.36 dibawah ini.

Gambar 6.36. Skema komunikasi data

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 114: 09 e00067

Gambar 6.37. Distributed data processing system

Dari gambar diatas dapat dilihat masing-masing lokasi menggunakan komputer

yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat dan mempunyai simpanan luar

dan dapat melakukan pengolahan data tersendiri. Pekerjaan yang tidak dapat diolah di

tempat sendiri, maka data dapat ditransmisikan dan diolah di komputer yang lebih besar

atau jika data tidak tersedia di tempat sendiri, maka dapat diambil dari komputer pusat.

Dalam proses yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku dapat

dilihat pada diagram objek di bawah ini. Komputer penerimaan bahan baku menyimpan

data yang masuk ke dalam komputer pusat, sehingga data yang telah masuk dapat

diakses oleh bagian yang lain melalui komputer pusat.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 115: 09 e00067

Gambar 6.38. Diagram Objek

6.3.2. Network

Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku yang dirancang ini

menggunakan jaringan yang masing-masing node yang terpisah dalam jarak lokal dan

menggunakan link berupa jalur transmisi kabel yang disebut LAN (local area network).

Di dalam LAN, masing-masing komputer mikro (subsistem) dihubungkan dengan

network server (komputer pusat manajemen pabrik).

Network yang digunakan pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini

berbentuk star network.

Node yang yang terdapat pada sistem dihubungkan dengan node pusat (central

node atau host node) yang membentuk jaringan seperti bentuk bintang, dimana semua

komunikasi ditangani dan diatur oleh central node. Central node melakukan semua

tanggung jawab untuk mengatur arus informasidiantara node yang ada. Jika node yang

satu akan berkomunikasi dengan node yang lainnya, maka harus melewati central node.

Gambar topologi star network dapat dilihat pada gambar 6.39 berikut ini.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 116: 09 e00067

Gambar 6.39. Topologi star network

Dari rancangan sistem komunikasi data dan jaringan kerja, maka didapatkan

rancangan yang memungkinkan semua pengguna sistem informasi untuk berinteraksi

dan saling bertukar informasi dengan cepat dan akurat serta sesuai dengan kebutuhan

pengguna sistem informasi yang lain.

Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang didapat seperti

terlihat pada gambar 6.40 berikut ini..

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 117: 09 e00067

Gambar 6.40. Model rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku

Pabrik Gula Kwala Madu

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 118: 09 e00067

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan rancangan sistem informasi penerimanaan bahan baku

pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat disimpulkan, yaitu :

1. Sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu saat ini

menggunakan cara tradisional dimana setiap bagian atau elemen-elemen dari

sistem informasi tidak terhubung secara integrasi, sehingga membutuhkan

tenaga kerja yang lebih banyak, biaya lebih besar, dan membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk mendapatkan informasi penerimaan bahan baku

2. Penyimpanan data yang dilakukan perusahaan pada saat ini dalam bentuk arsip,

sehingga sulit untuk memperoleh data yang sudah lama tersimpan. Dengan

mengunakan rancangan sistem informasi ini, data yang tersimpan dalam bentuk

database dan terhubung dengan komputer pada bagian yang lain.

3. Keunggulan sistem informasi ini ini terletak pada keakuratan, kecepatan dan

ketepatan informasi yang disampaikan. Dimana pengaksesan data dapat

diperoleh dengan cepat melalui databases yang terhubung dengan komputer

pusat. Selain itu juga data yang berhubungan penerimaan bahan baku dapat terus

diperbaharui dengan cepat dan berkesinambungan.

4. Kondisi perusahaan dalam menerapkan rancangan sistem informasi ini harus

didukung peralatan dan perlengkapan sistem informasi, kedisiplinan operator

dan pemasok agar keakuratan informasi penerimaan bahan baku dapat

dipastikan dan dapat diperbaharui sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 119: 09 e00067

juga perusahaan harus memiliki sistem keamanan yang dapat menjaga keamanan

sistem informasi yang dirancang.

5. Rancangan sistem informasi ini menggunakan sistem jaringan LAN (local area

network), sehingga setiap bagian pada perusahaan saling terhubung melalui

komputer pusat.

6. Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan menggunakan

metodologi berorientasi objek ini dapat membuat elemen-elemen sistem

informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu menjadi terintegrasi.

7.2. Saran

1. Diperlukannya pelatihan bagi kepala bagian dan operator pada masing-masing

bagian untuk menjalankan rancangan sistem informasi. Hal ini disebabkan

sistem informasi yang masih relatif baru bagi perusahaan dan operator.

2. Operator yang menjalankan komputer pada bagian penerimaan bahan baku tidak

dibenarkan memberitahukan password kepada siapapun.

3. Diperlukannya perawatan secara keseluruhan pada rancangan sistem informasi

ini setiap 2 (dua) bulan sekali.

4. Diperlukannya pengembangan-pengembangan pada program aplikasi dari sistem

informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dimasa

mendatang.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 120: 09 e00067

D A F T A R P U S T A K A

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta, 1990.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2002.

Simatupang, Togar M. Pemodelan Sistem. Bandung : Penerbit Nindita, 1994.

Nugroho, Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi

Berorientasi Objek. Edisi revisi, Bandung : Informatika, 2002.

Hartono, Jogiyanto. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman,

Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 1999.

Paulus, dkk. Sistem Informasi. Bandung : Penerbit Informatika, 2005.

Herlambang, Sundaryo, Haryanto Tanuwijaya. Sistem Informasi Konsep, Teknologi,

dan Manajemen. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.2005.

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 121: 09 e00067

LAMPIRAN

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 122: 09 e00067

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 123: 09 e00067

INTERVIEW GUIDE

1) Siapa pemakai program/sistem?

2) Pesan pesan apa saja yang ingin ditampilkan?

3) Apakah dibutuhkan password untuk menjaga keamanan program?

4) Bagaimana format menu, input, proses dan output yang diinginkan?

5) Data apa saja yang akan diinput?

6) Berapa digit angka yang akan diproses?

7) Rumus apa yang akan digunakan atau bagaiman proses pengolahan data harus

dilakukan?

8) Siapa saja yang membutuhkan informasi yang akan dihasilkan nanti?

9) Informasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pemakai?

10) Apakah manfaat dan informasi yang dihasilkan tersebut?

11) Kapan informasi tersebut dibutuhkan?

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 124: 09 e00067

Contoh rancangan dokumen Penerimaan bahan baku

DATA PENERIMAAN BAHAN BAKU

PADA STASIUN PENERIMAAN BAHAN BAKU

No

Faktur

Kendaraan

ID

Bahan

Baku ID Tanggal

Bahan Baku

Diterima (Ton)

Biaya Bahan

Baku (Rp)

1 A01 DP01 12/04/2007 10 120000

2 A02 DP01 12/04/2007 8 96000

3 A03 DP02 12/04/2007 11 132000

4 A04 DP01 12/04/2007 12 144000

5 B02 DP02 12/04/2007 10 120000

6 A06 DP04 12/04/2007 9 108000

7 A05 DP03 12/04/2007 11 132000

8 B03 DP01 12/04/2007 10 120000

9 B01 DP04 12/04/2007 12 144000

10 C02 DP02 12/04/2007 11 132000

11 C01 DP03 12/04/2007 10 120000

12 B05 DP02 12/04/2007 13 156000

Kwala Madu, 12 April 207

Kepala

Stasiun penerimaan bahan baku

( Burhanudin nasution )

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 125: 09 e00067

Contoh rancangan Faktur transaksi

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 126: 09 e00067

BAHASA PROGRAM import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; class UsulanProses extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rTerima, rStatus; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKeluar, bKembali; public UsulanProses() { super("Usulan Proses"); panel = new JPanel(); rTerima = new JRadioButton("Terima Bahan Baku"); rTerima.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rStatus = new JRadioButton("Status Penerimaan"); rStatus.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bg.add(rTerima); bg.add(rStatus); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKeluar = new JButton("Keluar"); bKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKeluar.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(rTerima); panel.add(rStatus);

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 127: 09 e00067

panel.add(bMasuk); panel.add(bKeluar); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); rTerima.setBounds(200,20,200,20); //object.setBounds(x,y,lebar,tinggi) rStatus.setBounds(200,80,200,20); bMasuk.setBounds(100,180,100,30); bKembali.setBounds(250,180,120,30); setSize(450,300); setLocation(150,150); //panel.setLayout(null); //setSize(300,200); //setLocation(300,200); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rTerima.isSelected()) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } else { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } else if(obj == bKeluar) { System.exit(0); } else { setVisible(false); PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } } public static void main(String [] args) {

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 128: 09 e00067

UsulanProses up = new UsulanProses(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; import java.util.*; class BeratKendaraanPengangkut extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId, lTgl, lBeratMasuk, lBeratKeluar, lHargaPerTon, lTotalBahanBaku, lBiaya; JTextField tTgl, tMasuk, tKeluar; JButton bHitung, bReset, bKembali, bKuitansi; String id_kendaraan; GregorianCalendar cal; java.util.Date date; public BeratKendaraanPengangkut() { super("Berat Kendaraan Pengangkut"); panel = new JPanel(); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTgl = new JLabel("Tanggal : "); lTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratMasuk = new JLabel("Berat Masuk (ton) : "); lBeratMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratKeluar = new JLabel("Berat Keluar (ton) : "); lBeratKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lHargaPerTon = new JLabel("Harga per ton : Rp. 12.000,- ");

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 129: 09 e00067

lHargaPerTon.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTotalBahanBaku = new JLabel(""); lTotalBahanBaku.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBiaya = new JLabel(""); lBiaya.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tTgl = new JTextField(20); tTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tMasuk = new JTextField(20); tMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tKeluar = new JTextField(20); tKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung = new JButton("Hitung"); bHitung.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKuitansi = new JButton("Hasil"); bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); //bKuitansi = new JButton("Hasil"); //bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 130: 09 e00067

bKuitansi.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(lTgl); panel.add(tTgl); panel.add(lHargaPerTon); panel.add(lBeratMasuk); panel.add(tMasuk); panel.add(lBeratKeluar); panel.add(tKeluar); panel.add(lTotalBahanBaku); panel.add(lBiaya); panel.add(bHitung); panel.add(bReset); panel.add(bKembali); panel.add(bKuitansi); panel.setLayout(null); lId.setBounds(30,30,100,25); lTgl.setBounds(380,30,100,25); tTgl.setBounds(470,30,150,25); lBeratMasuk.setBounds(30,100,180,25); tMasuk.setBounds(205,100,80,25); lBeratKeluar.setBounds(30,150,180,25); tKeluar.setBounds(205,150,80,25); lHargaPerTon.setBounds(380,130,250,25); bReset.setBounds(30,200,110,25); bHitung.setBounds(170,200,110,25); bKuitansi.setBounds(320,200,110,25); bKembali.setBounds(460,200,110,25); lTotalBahanBaku.setBounds(30,250,380,25); lBiaya.setBounds(30,280,380,25); setLocation(50,50); setSize (640,480); show(); cal = new GregorianCalendar(); date = new java.util.Date();

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 131: 09 e00067

} public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bHitung) { double harga = 12000; double berat_total = Double.parseDouble(tMasuk.getText().trim()) - Double.parseDouble(tKeluar.getText().trim()); lTotalBahanBaku.setText("Terima Bahan Baku (ton) : " + String.valueOf(berat_total)); double biaya = harga * berat_total; lBiaya.setText("Biaya Bahan Baku (Rp) : " + String.valueOf(biaya)); try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("insert Berat_Bahan_Baku values('" + id_kendaraan + "', '" + tMasuk.getText().trim() + "', '" + tKeluar.getText().trim() + "', '" + String.valueOf(berat_total) + "', '" + String.valueOf(biaya) + "')"); stat.executeUpdate(); Statement stat3 = con.createStatement(); ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select no_pemasok from registrasi_kendaraan where id_kendaraan = '" + id_kendaraan.trim() + "'"); String id_pemasok=""; if(res3.next()) { id_pemasok = res3.getString(1); } PreparedStatement stat5 = con.prepareStatement("insert Kuitansi values('" + id_kendaraan.trim() + "', '" + id_pemasok.trim() + "', '" + String.valueOf(berat_total).trim() + "', '" + String.valueOf(biaya).trim() + "', '" + tTgl.getText() + "')"); stat5.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e1");}

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 132: 09 e00067

} else if(obj == bReset) { lTotalBahanBaku.setText(""); lBiaya.setText(""); tMasuk.setText(""); tKeluar.setText(""); } else if(obj == bKuitansi) { setVisible(false); Kuitansi kui = new Kuitansi(); kui.terima_id(id_kendaraan); } else { setVisible(false); TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } } public void kirim_id(String id) { id_kendaraan = id.trim(); lId.setText("ID : " + id); } public static void main(String [] args) { BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JTable tblKui; JScrollPane saKui; JButton bKembali; public DataBahanBaku()

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 133: 09 e00067

{ super("Data Bahan Baku"); tblKui = new JTable(101,6); saKui = new JScrollPane(); saKui.getViewport().add(tblKui); saKui.setPreferredSize(new Dimension(500,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saKui); panel.add(bKembali); tampil(); //panel.setLayout(null); setSize(600,300); setLocation(100,200); show(); } public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Kuitansi order by No_Kuitansi"); int baris = 0; tblKui.setValueAt("No. Kuitansi", baris, 0); tblKui.setValueAt("ID Kendaraan", baris, 1); tblKui.setValueAt("No. Pemasok", baris, 2); tblKui.setValueAt("Berat Bahan Baku (ton)", baris, 3); tblKui.setValueAt("Biaya Bahan Baku (Rp.)", baris, 4); tblKui.setValueAt("Tanggal", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblKui.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblKui.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblKui.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblKui.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblKui.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblKui.setValueAt(res.getString(6), baris, 5);

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 134: 09 e00067

baris++; } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");} } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } public static void main(String [] args) { DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku(); } } try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:DijkstraDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("delete TipeNode delete Routing delete UrutanDijkstra delete antrian " + "delete dijkstrarouting insert dijkstrarouting " + "values('0','b','0','c','0','d','0','e','0','f','0','g','0','h','0','i','0','j','0','k','0','l','0','m','0','n','0','o','0','p','0','q','0','r','0','s','0','t')"); stat.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e);} import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataPemasok extends JFrame implements ActionListener {

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 135: 09 e00067

JPanel panel; JTable tblPemasok, tblKndr; JScrollPane saPemasok, saKndr; JButton bKembali; public DataPemasok() { super("Data Pemasok"); tblPemasok = new JTable(101,6); tblKndr = new JTable(101,3); saPemasok = new JScrollPane(); saKndr = new JScrollPane(); saPemasok.getViewport().add(tblPemasok); saKndr.getViewport().add(tblKndr); saPemasok.setPreferredSize(new Dimension(485,300)); saKndr.setPreferredSize(new Dimension(400,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saPemasok); panel.add(saKndr); panel.add(bKembali); tampil(); //panel.setLayout(null); setSize(1000,400); setLocation(50,50); show(); } public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Pemasok order by No_Pemasok"); int baris = 0; tblPemasok.setValueAt("No. Pemasok", baris, 0); tblPemasok.setValueAt("Nama Pemasok", baris, 1); tblPemasok.setValueAt("Alamat Pemasok", baris, 2);

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 136: 09 e00067

tblPemasok.setValueAt("No Telp", baris, 3); tblPemasok.setValueAt("Luas Lahan (Ha)", baris, 4); tblPemasok.setValueAt("Tanggal Tanam", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblPemasok.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblPemasok.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblPemasok.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblPemasok.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblPemasok.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblPemasok.setValueAt(res.getString(6), baris, 5); baris++; } Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con2 = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat2 = con2.createStatement(); ResultSet res2 = stat2.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan order by No_Pemasok"); int baris2 = 0; tblKndr.setValueAt("No. Pemasok", baris2, 0); tblKndr.setValueAt("Id Kendaraan", baris2, 1); tblKndr.setValueAt("Plat Kendaraan", baris2, 2); baris2++; while(res2.next()) { tblKndr.setValueAt(res2.getString(1), baris2, 0); tblKndr.setValueAt(res2.getString(2), baris2, 1); tblKndr.setValueAt(res2.getString(3), baris2, 2); baris2++; } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");} try { } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e4");} }

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 137: 09 e00067

public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } public static void main(String [] args) { DataPemasok dp = new DataPemasok(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class Kuitansi extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lno_kui, lid_kend, lpemasok, lhrg, lbrt, lbiaya, ltgl; JButton bKembali; String id_kendaraan; public Kuitansi() { super("Hasil"); panel = new JPanel(); lno_kui = new JLabel ("No Kuitansi : "); lid_kend = new JLabel ("ID Kendaraan : "); lpemasok = new JLabel ("Pemasok : "); lhrg = new JLabel ("Harga per ton (Rp) :12000 "); lbrt = new JLabel ("Berat Bahan Baku (ton): "); lbiaya = new JLabel ("Biaya Bahan Baku (Rp) : "); ltgl = new JLabel("Tanggal : "); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lno_kui); panel.add(lid_kend);

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 138: 09 e00067

panel.add(lpemasok); panel.add(lhrg); panel.add(lbrt); panel.add(lbiaya); panel.add(ltgl); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); lno_kui.setBounds(10,10,150,15); ltgl.setBounds(250,10,150,15); lid_kend.setBounds(10,50,200,15); lpemasok.setBounds(10,70,200,15); lhrg.setBounds(10,90,200,15); lbrt.setBounds(10,110,200,15); lbiaya.setBounds(10,130,200,15); bKembali.setBounds(150,160,100,25); setSize(400,230); setLocation(300,200); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void terima_id(String id) { id_kendaraan = id; tampil(id_kendaraan); } public void tampil(String id) { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat3 = con.createStatement();

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 139: 09 e00067

ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select * from kuitansi where id_kendaraan = '" + id_kendaraan.trim() + "'"); if(res3.next()) { lno_kui.setText("No. Kuitansi : " + res3.getString(1)); lid_kend.setText("ID Kendaraan : " + res3.getString(2)); lpemasok.setText("Pemasok : " + res3.getString(3)); lbrt.setText("Berat Bahan Baku : " + res3.getString(4)); lbiaya.setText("Biaya Bahan Baku : " + res3.getString(5)); ltgl.setText("Tanggal : " + res3.getString(6)); } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e2");} } public static void main(String [] args) { Kuitansi kui = new Kuitansi(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class PenerimaanBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { public PenerimaanBahanBaku() { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { } public static void main(String [] args) { PenerimaanBahanBaku pbb = new PenerimaanBahanBaku(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*;

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 140: 09 e00067

import java.awt.event.*; class PeriksaPassword extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lPwd; JTextField tPwd; JButton bMasuk, bBatal; public PeriksaPassword() { super("Menu Utama"); panel = new JPanel(); lPwd = new JLabel("Password"); lPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; lPwd.setBounds(210,50,400,40); TextField tPwd = new TextField(); tPwd.setEchoChar('*'); tPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; tPwd.setBounds(230,150,150,40); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bMasuk.setBounds(150,230,150,35); bMasuk.addActionListener(this); bBatal = new JButton("Batal"); bBatal.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bBatal.setBounds(360,230,159,35); bBatal.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lPwd); panel.add(tPwd); panel.add(bMasuk); panel.add(bBatal); panel.setLayout(null); setLocation(50,50); setSize (640,480);

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 141: 09 e00067

show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { String pwd = tPwd.getText(); if(pwd.trim().equals("1234")) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } else { lPwd.setText("Password Salah"); } } else { System.exit(0); } } public static void main(String [] args) { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class StatusPenerimaan extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rPemasok, rBahan; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKembali; public StatusPenerimaan() { super("Status Penerimaan");

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 142: 09 e00067

panel = new JPanel(); rPemasok = new JRadioButton("Data Pemasok"); rPemasok.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rBahan = new JRadioButton("Data Bahan Baku dan Biaya"); rBahan.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); bg.add(rPemasok); bg.add(rBahan); getContentPane().add(panel); panel.add(rPemasok); panel.add(rBahan); panel.add(bMasuk); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); rPemasok.setBounds(180,25,200,25); rBahan.setBounds(180,80,280,25); bMasuk.setBounds(80,170,120,25); bKembali.setBounds(280,170,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rPemasok.isSelected()) {

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 143: 09 e00067

DataPemasok dp = new DataPemasok(); } else { DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku(); } } else { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public static void main(String [] args) { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } import javax.swing.*; import java.awt.*; public class Table extends JFrame { JTable table; JPanel panel; JScrollPane scrollArea; public Table() { table = new JTable(101,3); scrollArea = new JScrollPane(); scrollArea.getViewport().add(table); scrollArea.setPreferredSize(new Dimension(300,300)); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(scrollArea); setSize(200,200); show(); } public static void main(String [] args) { Table t = new Table();

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 144: 09 e00067

} } /* create table employee ( EmpCode int IDENTITY(100,1), EmpName char(25) not null, DeptName char(25) not null ) */ import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class TerimaBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId; JTextField tId; JButton bOk, bReset, bKembali; String id_kendaraan; public TerimaBahanBaku() { super("Terima Bahan Baku"); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tId = new JTextField(20); //tId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk = new JButton("OK"); bOk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 145: 09 e00067

bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(tId); panel.add(bOk); panel.add(bReset); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); lId.setBounds(50,30,50,25); tId.setBounds(95,30,100,25); bReset.setBounds(30,150,120,25); bOk.setBounds(170,150,120,25); bKembali.setBounds(310,150,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bOk) { id_kendaraan = tId.getText(); check_id(id_kendaraan); } else if(obj == bReset) { tId.setText(""); } else { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void check_id(String id)

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009

Page 146: 09 e00067

{ try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan where ID_Kendaraan = '" + id.trim() + "'"); if(res.next()) { setVisible(false); BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); bkp.kirim_id(id_kendaraan); } else { tId.setText(""); lId.setText("ID Kendaraan Salah"); } } catch(Exception e) {System.out.println(e);} } public static void main(String [] args) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } }

Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009