07140063

209
PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG SKRIPSI Oleh : Eny Rida Ruwanti 07140063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April, 2009

Upload: s1mb4h

Post on 24-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN

    MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG

    SKRIPSI

    Oleh : Eny Rida Ruwanti

    07140063

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    April, 2009

  • PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN

    MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

    Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh : Eny Rida Ruwanti

    07140063

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    April, 2009

  • HALAMAN PERSETUJUAN

    PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN

    MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG

    SKRIPSI

    Oleh : Eny Rida Ruwanti

    NIM: 07140063

    Disetujui oleh:

    Dosen pembimbing

    Marno, M. Ag NIP: 150 321 639

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 257 279

  • HALAMAN PENGESAHAN

    PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN

    MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG

    SKRIPSI dipersiapkan dan disusun oleh Eny Rida Ruwanti (07140063)

    telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 15 April 2009 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada tanggal

    02 Mei 2009.

    Panitia Ujian Tanda Tangan

    Ketua Sidang Samsul Ulum, M. Ag :____________________ NIP. 150 302 561 Sekretaris Sidang Marno, M. Ag :____________________ NIP. 150 321 639 Pembimbing Marno, M. Ag :____________________

    NIP. 150 321 639 Penguji Utama Dr. Wahid Murni, M. Pd., Ak. :____________________ NIP. 150 303 049

    Mengesahkan,

    Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

    Prof. DR. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 242 031

  • Skripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan Untuk

    Ibu dan AyahkuIbu dan AyahkuIbu dan AyahkuIbu dan Ayahku

  • MOTTO MOTTO MOTTO MOTTO

    Barang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguh----sungguh,sungguh,sungguh,sungguh,

    maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.

  • NOTA DINAS PEMBIMBING

    Marno, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

    NOTA DINAS PEMBIMBING

    Hal : Eny Rida Ruwanti Malang, 04 April 2009 Lamp : 4 (empat) Eksemplar

    Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Tempat

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Sesudah beberapa kali melakukan bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

    Nama : Eny Rida Ruwanti NIM : 07140063 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul Skripsi : Penggunaan Pendekatan Inkuiri Melalui Metode

    Demonstrasi dan Eksperimen Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.

    Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.

    Wassalamualaikum Wr. Wb

    Pembimbing

    Marno, M. Ag NIP: 150 321 639

  • SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Malang, 04 April 2009

    Eny Rida Ruwanti

  • KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrohim

    Alhamdulillah, tiada kata yang pantas dan patut penulis ungkapkan selain rasa

    syukur ke hadirat Allah SWT Sang Maha Cahaya yang telah melimpahkan kasih-

    sayang-Nya yang tiada batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

    dalam bentuk skripsi ini dengan mengambil judul Penggunaan Pendekatan Inquiri

    Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen Dalam Meningkatkan Motivasi dan

    Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum

    Sidorejo Malang

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada

    teladan suci kita bersama Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing

    abadi umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang

    dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.

    Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam

    penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak,

    oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang

    setinggi-tingginya, permohonan maaf, dan ucapan terimakasih yang sedalam-

    dalamnya kepada:

    1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik

    moril, materiil, dan spirituil.

    2. Kakakku (mbak Nunik) dan adikku tersayang (Syamsu) yang selalu

    memberikan semangat.

    3. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Malang.

  • 4. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidy Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, dan

    Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PGMI beserta segenap

    dosen Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang dengan ikhlas telah membantu

    penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

    5. Bapak Marno, M. Ag, yang dengan ikhlas membagikan waktu, tenaga, dan

    fikiran beliau dalam upaya memberikan bimbingan, petunjuk, serta

    pengarahan kepada penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan

    sebaik-baiknya.

    6. Segenap staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Malang yang dengan

    ikhlas membantu menyediakan buku-buku literatur yang penulis butuhkan.

    7. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas V MI Miftahul Ulum yang

    dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

    8. Teman-temanku PGMI angkatan 2005 yang selalu memberiku semangat

    hingga selesainya skripsi ini.

    9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

    memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya

    penyusunan skripsi ini.

    Dan akhirnya, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang

    konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis yang sederhana ini, semoga

    skripsi ini dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis

    sendiri. Amin Ya Robbal Alamin.

    Penulis

  • DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

    GAMBAR1 : Proses Inkuiri .................................................................................. 20

    TABEL 2 : Keadaan siswa di MI Miftahul Ulum ..............................................85

    TABEL 3 : Jumlah kelas V MI Miftahul Ulum ..................................................87

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Lembar Observasi Motivasi

    Lampiran 2 : Lembar Nilai Prestasi Belajar Siswa

    Lampiran 3 : Gambar Kegiatan Pembelajaran, Wawancara, Dan Keadaan Sekolah

    MI Miftahul Ulum

    Lampiran 4 : Modul Pembelajaran

    Lampiran 5 : Data-Data Guru Dan Karyawan Serta Pengurus MI Miftahul Ulum

    Lampiran 6 : Silabus

    Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Lampiran 8 : Surat Bukti Konsultasi

    Lampiran 9 : Surat Keterangan Observasi

    Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 11 : Surat Keterangan/Bukti Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................................i

    HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................ii

    PERSEMBAHAN .....................................................................................................iii

    MOTTO .................................................................................................................... iv

    NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................... v

    SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

    ABSTRAK ............................................................................................................... xv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ....... 8

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9

    D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9

    E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian ....................................11

    F. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional ..................................... 11

    G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 13

  • BAB II: KAJIAN PUSTAKA

    A. Pendekatan Inkuiri 16

    B. Metode Demonstrasi ...... 26

    C. Metode Eksperimen ...... 32

    D. Motivasi Belajar ..... 37

    E. Prestasi Belajar ................................................................................. 50

    F. Penerapan/Penggunaan Pendekatan Inkuiri Melalui

    Metode Demonstrasi Dan Eksperimen Pada Mata

    Pelajaran IPA ......................................................................... 57

    BAB III: METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 62

    B. Prosedur Penelitian .............................................................................. 65

    C. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 68

    D. Lokasi Penelitian .................................................................................. 68

    E. Sumber Data dan Jenis Data................................................................. 69

    F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 71

    G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 72

    H. Analisis Data ........................................................................................ 75

    I. Pengecekan Keabsahan Temuan .......................................................... 78

    J. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................................... 79

  • BAB IV: HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 85

    1. Sejarah MI Miftahul Ulum ............................................................... 85

    a. Kedaan Guru ............................................................................... 86

    b. Keadaan Siswa ............................................................................ 86

    2. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 87

    3. Visi dan Misi Madrasah .................................................................... 87

    4. Tujuan Madrasah .............................................................................. 88

    5. Deskripsi Kelas V MI Miftahul Ulum .............................................. 88

    B. Siklus Penelitian ................................................................................... 88

    1. Siklus I .............................................................................................. 89

    2. Siklus II ........................................................................................... 101

    3. Siklus III ......................................................................................... 112

    BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .............................................. 121

    BAB VI: PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 129

    B. Saran ................................................................................................ 129

    Referensi

    Lampiran-Lampiran

  • ABSTRAK

    Rida Ruwanti, Eny. 2009. Penggunaan Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Marno, M. Ag.

    Kata Kunci: Pendekatan inkuiri, metode demonstrasi, metode eksperimen, motivasi belajar, prestasi belajar, IPA.

    Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan. IPA mempunyai ciri khas yaitu objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah yang salah satu dari sikap ilmiah tersebut adalah tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti nyata. Namun dalam realitanya di sekolah, siswa selalu diberi pembelajaran dengan strategi konvensional yang dengan strategi tersebut siswa tidak berkembang dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa berpengaruh. Menyikapi permasalahan di atas, perlu dikembangkan pendekatan ataupun metode yang tepat dan efektif. Pendekatan inkuiri, metode demonstrasi dan metode eksperimen sebagai salah satu pendekatan dan metode alternatif yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan yang diharapkan mampu meningkatkan motivas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Beranjak dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang? dan (2) Apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang?. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (class-room action research) dengan jenis penelitian mandiri. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang bersifat kualitatif dianalisa dengan analisa deskriptf kualitatif sedangkan data yang bersifat kuantitatf dianalisa dengan analisa deskriptif kuantitatif.

    Dari hasil observasi dan data empiris di lapangan menunjukkan bahwa 1) Bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen yang efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA adalah dengan guru memberikan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa mencari jawaban atas pertanyaan tersebut dengan cara melakukan demonstrasi dan eksperimen. Eksperimen ini dilakukan tentunya dengan menggunakan alat atau

  • bahan-bahan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Kemudian setelah siswa melakukan eksperimen dan sudah menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk mendemonstrasikan hasil eksperimen yang telah dilakukannya di depan kelas. 2) Penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi motivasi dan prestasi yang menunjukkan bahwa peningkatan motivasi siswa dari pre test sampai siklus terakhir (siklus III) menunjukkan peningkatan sebesar 100% dari prosentase maksimal 150%, sedangkan pada prestasi dari pre test sampai siklus III menunjukkan peningkatan dari rata-rata 55 menjadi 78,5 yang berarti meningkat sebesar 42,72%.

    Adapun saran penelitian sebagai berikut: (1)Hendaknya para guru lebih mengetahui dan memahami tentang strategi, pendekatan dan metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan. Dengan demikian pemahaman tentang berbagai strategi pembelajaran hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri, dan (2)Profesionalitas dari seorang guru dalam mengajar dan mendidik menjadi faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka hendaklah guru menguasai pelajaran tersebut dengan segala teknik mengajar sehingga ketika mengalami kendala mampu mencari jalan keluar sebagai alternatif.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadnya untuk

    mengembangkan budaya belajar yang menjadi pra syarat berkembangnya budaya

    ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun dalam mengembangkan budaya

    tersebut perlu belajar yang mana dan bagaimana itu diupayakan untuk

    diwujudkan. Dengan kata lain, persoalan sebagai budaya yang akan

    dikembangkan, tidak bisa dipisahkan dengan pemaknaan hakikat manusia baik

    yang belajar maupun yang membelajarkan. Secara tersirat persoalan-persoalan

    itu semestinya menjadi rujukan dalam membahas masalah-masalah belajar.1

    Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

    kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian

    tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

    dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar sendiri ialah merupakan suatu

    proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

    dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak

    faktor. Sehingga bagi pelajar sendiri adalah penting untuk mengetahui faktor-

    faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi

    1 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,

    1995), Hlm. V

  • pelajar, tetapi juga bagi (calon-calon) pendidik, pembimbing dan pengajar di

    dalam mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

    sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal.2

    Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berperan sebagai keseluruhan daya

    penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan

    yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar

    merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranan yang khas adalah

    sebagai penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa

    yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan

    kegiatan belajar.

    Hasil belajar (prestasi) optimal dapat ditunjang oleh adanya motivasi.

    Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pembelajaran

    tersebut. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi

    para siswa.3

    Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

    pengajaran. Cukup beralasan mengapa guru mempunyai pengaruh dominan

    terhadap kualitas pembelajaran, sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor

    dalam proses pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat

    dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kompetensi dimaksud adalah

    kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru, baik di bidang kognitif (intelektual)

    seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang

    2 Ibid..

    3 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2001),

    hal. 82-84

  • perilaku seperti keterampilan mengajar, penggunaan pendekatan serta metode-

    metode pembelajaran, menilai hasil belajar pelajar dan lain-lain.4

    Dapat dilihat bahwa dari pernyataan di atas, Salah satu faktor yang

    mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah penggunaan pendekatan dan metode

    pengajaran. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

    mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah

    menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu

    menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan,

    orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid/siswa dan mahasiswa, yang

    dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih

    mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara

    mengajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.5

    Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk

    memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode

    pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim

    pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu

    kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang

    berbeda dengan pembelajaran lainnya.6

    Dari uraian di atas jelaslah bahwa pendekatan dan metode mengajar itu

    mempengaruhi kualitas pembelajaran. Pendekatan dan metode mengajar guru

    4 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat

    Pendidikan Keagamaan, 2002), hlm. 80 5Slameto, op.cit., hlm. 65. 6 E. Mulyasa, M. Pd., 2007, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2007), hlm. 95

  • yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang baik pula. Pendekatan

    dan metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru

    kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

    menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata

    pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran

    atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. 7

    Kebanyakan guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa

    menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif

    berani mencoba pendekatan-pendekatan dan metode-metode yang baru, yang

    dapat membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan

    motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa belajar dengan baik, maka pendekatan

    serta metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan seefektif

    mungkin.8

    Banyak pendekatan yang diperkenalkan dalam dunia pendidikan, salah

    satunya adalah pendekatan inkuiri (inquiry). Pendekatan ini merupakan suatu

    bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan siswa untuk

    berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan prinsip serta

    melakukan eksperimen-eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk

    menemukan konsep dan prinsip-prinsip sendiri.9 Melakukan pembelajaran

    dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk

    mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik,

    7 Slameto, loc.cit.

    8 Ibid..

    9 Mulyati Arifin, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia (Malang: Universitas Negeri Malang,

    2005) hlm. 61

  • yaitu dengan menggunakan tehnik yang digunakan oleh para ahli penelitian

    (Dettrick G.W., 2001).10

    Dengan pendekatan inkuiri, siswa dan guru terlibat dalam suatu kegiatan, dan

    secara berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai orang

    yang selalu ingin mencari, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan dan ingin

    tahu apa yang terjadi bila ........?.11

    Metode pembelajaran juga banyak diperkenalkan dalam dunia pendidikan,

    diantaranya adalah metode demonstrasi dan metode eksperimen. Metode

    demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

    kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung

    maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

    bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000). Pengertian

    lain dari para ahli mengenai pengertian dari metode demonstrasi adalah adalah

    metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja

    suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah,

    2000).

    Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat

    bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat

    laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok

    adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses.

    Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek,

    10 Nuryani R., Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang: Universitas Negeri Malang (UM

    Press), 2005), hlm. 95 11

    Mulyati Arifin, dkk, op.cit., hlm. 62.

  • membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain-lain peragaan konsep

    serta fakta yang memungkinkan.

    Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar

    mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah: dengan demonstrasi

    perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan,

    kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi

    melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa

    lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya

    memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan

    demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, memperoleh pengalaman langsung,

    serta dapat mengembangkan kecakapannya.12 Kelebihan lain dari metode

    demonstrasi ini antara lain: membantu anak didik memahami dengan jelas

    jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis

    penjelasan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat

    diperbaiki dari pengamatan dan contoh konkrit dengan menghadirkan objek

    sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000), selain itu dengan metode

    demonstrasi ini anak dapat belajar dengan lebih menyenangkan.

    Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu

    memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas

    digunakan metode eksperimen. Yang dimaksud dengan metode eksperimen ialah

    12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 84

  • apabila seorang peserta didik melakukan suatu percobaan setiap proses dan hasil

    percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik. 13

    Metode eksperimen ini banyak sekali dipakai orang semenjak zaman dulu.

    Semua hasil-hasil penemuan baru banyak yang didapat dengan jalan eksperimen.

    Dalam Islam pemakaian metode eksperimen sering dipakai dalam pelaksanaan

    pendidikan Agama. 14

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan teortis yang

    diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi

    eksperimentasi, penyimpulan, pentusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan

    demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

    Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode

    ilmiah. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam

    IPA. 15

    Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), tidak semua materi

    khususnya gaya bisa dilihat atau didengarkan saja. Melainkan harus

    dieksperimenkan dan didemonstrasikan agar materi (ilmu) yang didapat peserta

    didik tersebut akan selalu diingat dan dipahami. Dengan menggunakan metode

    eksperimen dan demonstrasi serta pendekatan inkuiri, anak-anak juga dapat

    termotivasi belajarnya. Anak akan dapat cepat memahami dan mengerti tentang

    materi yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan pendekatan dan metode

    tersebut. Anak juga akan senang dengan pengalaman-pengalaman yang telah

    13 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta:Kalam Mulia, 2005), hlm. 249

    14 Ibid..

    15 Abdullah Aly dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.

    18-19

  • dilakukannya melalui eksperimen tersebut. Oleh karena itulah dasar adanya

    penggunaan pendekatan inkuiri serta metode demonstrasi dan eksperimen pada

    pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini diharapkan agar siswa

    mampu/dapat melihat, mempraktekkan, dan memahami objek yang dipelajari,

    sehingga kesenjangan yang ada dapat teratasi.

    Dari pemaparan tersebut maka peneliti mengambil judul Penggunaan

    Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi Dan Experimen Dalam

    Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran

    IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah:

    1. Bagaimana pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode

    demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

    belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo

    Malang?

    2. Apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan

    eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V

    pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang?

  • C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui

    metode demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan

    prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum

    Sidorejo Malang.

    2. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode

    demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

    belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo

    Malang.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru

    Untuk memperoleh gambaran mengenai pendekatan dan metode

    pembelajaran bagi siswa terhadap motvasi belajar yang dicapai. Sehingga

    guru dapat membangkitkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

    b. Bagi Siswa

    Membantu siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya pendekatan

    inkuiri, metode demonstrasi serta metode eksperimen maka siswa diharapkan

  • mampu memahami materi gaya dengan mudah, karena mereka bisa langsung

    melihat objek atau materi yang telah dibahas.

    c. Bagi Peneliti

    1) Mengetahui pendekatan atau media pembelajaran yang sesuai dengan

    tujuan dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran

    selain menggunakan pendekatan dan metode juga diperlukan kreatifitas

    dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.

    2) Secara khusus dapat mengetahui hasil yang maksimal dalam menerapkan

    pendekatan inkuiri, metode demonstrasi, dan metode eksperimen dalam

    upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata

    pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.

    d. Bagi Sekolah

    1) Menghasilkan calon-calon guru yang profesional di masa depan. Dengan

    demikian, hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

    mempersiapkan calon guru yang akan datang. Jika penelitian berhasil,

    sekolah mampu menghasilkan out put yang maksimal.

    2) Untuk mengetahui bahwa pendekatan inkuiri, metode demonstrasi dan

    metode eksperimen merupakan pendekatan dan metode yang tepat untuk

    diterapkan dalam pelajaran IPA khususnya pada materi gaya.

    2. Manfaat Teoritis

    Sebagai kontribusi khasanah ilmu pengetahuan dan untuk diteliti pada

    penelitian selanjutnya.

  • E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian

    1. Ruang Lingkup Penelitian

    Sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

    yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Penggunaan pendekatan inkuiri

    b. Penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen

    c. Motivasi dan prestasi belajar.

    Pengukuran motivasi dan prestasi belajar diperoleh dari keaktifan siswa

    dalam bereksperimen, keaktifan siswa dalam bertanya, dari hasil latihan-

    latihan soal, ulangan harian siswa serta lembar observasi motivasi dan nilai

    prestasi pada setiap siklusnya.

    2. Keterbatasan Penelitian

    Untuk menghindari pembahasan yang melebar, maka peneliti

    memfokuskan masalah ini pada penggunaan pendekatan inkuiri melalui

    metode demonstrasi dan eksperimen dalam meningkatkan motivasi dan

    prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan

    gaya di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.

    F. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional

    1. Pendekatan adalah proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk

    mencapai kompetensi tertentu dengan satu metode atau beberapa metode

    pilihan.

  • 2. Pendekatan inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidkan masalah-

    masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan

    data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah.

    3. Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau

    tim guru menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh

    siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-

    raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.16

    4. Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa

    melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta

    menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan

    ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

    5. Motivasi Belajar

    Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

    perilaku manusia.17

    Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya.18

    Motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan

    mengarahkan perilaku manusia (siswa/peserta didik) untuk belajar.

    16 Roestiyah N.K, op.cit, hlm. 83.

    17 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.

    80 18

    Slameto, op.cit., hlm. 2.

  • 6. Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

    mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

    dalam belajar.

    7. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan

    tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data

    hasil observasi dan eksperimen.19

    G. Sistematika Pembahasan

    Dalam pembahasan suatu permasalahan harus disadari oleh kerangka berpikir

    yang jelas dan teratur. Yang mana dalam rumusan masalah peneliti secara umum

    merumuskan proses pengefektifan pembelajaran IPA khususnya pada materi

    gaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan

    eksperimen pada siswa kelas V di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Maka

    untuk mencapai proses pengefektifan ini bagaimana caranya peneliti untuk

    mencapai masalah yang sudah dirumuskan tersebut sehingga mencapai tujuan

    yang diharapkan dan mencapai tujuan yang maksimal.

    Skripsi ini dijadikan beberapa bab pembahasan sebagai kerangka yang

    dijadikan acuan dalam berpikir secara sistematis. Adapun sistematika

    pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

    Bab I : Pendahuluan, yang membahas latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan

    19 Pustaka Yustisia, Panduan Penyusunan KTSP Lengkap SD, SMP dan SMA (Yogyakarta:

    PT. BUKU KITA, 2007), hal. 283.

  • keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II : Kajian teori, yang membahas tentang pendekatan inkuiri yang

    meliputi definisi, tujuan, karakterstik, proses, keunggulan dan

    kelemahan, dan proses pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA.

    Pembahasan metode demonstrasi yang meliputi definisi, kebaikan

    dan kelemahan, mempersiapkan suatu demonstrasi, dan manfaat

    psikologis pedagogis dari metode demonstrasi. Pembahasan metode

    eksperimen yang meliputi definisi, hal-hal yang harus diperhatikan

    dalam penggunaannya, prosedur pelaksanaannya, keunggulan dan

    kelemahan, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

    eksperimen, serta keterbatasan pemakaiannya. Pembahasan motivasi

    yang meliputi definisi, macam-macamnya, prinsip, fungsi, bentuk-

    bentuknya, unsur-unsur yang mempengaruhinya, dan upaya

    meningkatkan motibasi belajar. Pembahasan penggunaan

    pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen

    pada materi gaya.

    Bab III : Metode penelitian, yang berisi pendekatan dan jenis penelitian,

    kehadiran peneliti, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data,

    analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap

    penelitian.

    Bab IV : Pemaparan data, memaparkan deskripsi lokasi penelitian yang

    meliputi sejarah MI Miftahul Ulum, visi dan misi madrasah, deskripsi

  • kelas V, pretest, rencana tindakan, tindakan, observasi, refleksi dan

    revisi perencanaan.

    Bab V : Analisa pembahasan.

    Bab VI : Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian

    beserta saran-saran sebagai bahan pertimbangan.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pendekatan Inkuiri

    1. Pengertian Pendekatan Inkuiri

    Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah

    berarti penyelidikan.20 Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari

    informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri

    ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan

    mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para

    pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri.

    Pendekatan inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan

    masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen,

    mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan

    masalah. 21

    Pendekatan ini merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang

    memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif

    menggunakan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan eksperimen-

    eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep dan

    prinsip-prinsip sendiri.22

    20 E. Mulyasa, op.cit, hlm. 108.

    21 Andriana, Richa, dkk, Pendekatan Inkuiri (Malang: Universitas Negeri Malang, 2007),

    makalah tidak diterbitkan 22

    Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 61.

  • Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri

    berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi

    ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan tehnik

    yang digunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W., 2001). Dalam

    pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa

    sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para

    ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan,

    mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang

    ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. 23

    Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discoveri, sebab seorang siswa

    harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya.

    Dalam inkuiri, sesorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),

    melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri,

    adalah sebagai berikut:

    a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami.

    b. Merumuskan masalah-masalah.

    c. Merumuskan hipotesis-hipotesis

    d. Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen.

    e. Melaksanakan eksperimen.

    f. Mensistensikan pengetahuan.

    23 Nuryani R., loc.cit.

  • g. Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,

    menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung

    jawab.24

    Menurut Websters New Collegiate Dictionay kata inkuiri (inquiry)

    berarti pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan

    inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk

    melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

    mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.

    Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasari, 1986) mendefinisikan

    pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid-murid

    mempelajari peristiwa-perstiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para

    ilmuwan. Carte V. Good (1959) mendefinisikan nkuiri sebagai pendekatan

    problem solving dalam belajar. Setiap fenomena baru yang menantang

    menimbulkan reaksi untuk berpikir. Definisi yang sama diberikan pula oleh

    Bernice Goldmark (1965) sebagai pola bereaksi dalam bentuk bertanya yang

    terarah menguji suatu nilai. Sedangkan definisi Fenton (1966) menekankan

    pada proses, mendefinisikan inkuiri sebagai proses yang memungkinkan anak

    didik menafsirkan masa lampau dan menemukan masalah-masalah personal

    dan berbagai isu lainnya di masyarakat (Noehi Nasution, 1994: 117-118).

    Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri, model

    teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif,

    menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas.

    24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 219-

    220

  • Suchman tertarik pada kata pengertian dan bagaimana pengertian itu

    terbentuk pada diri siswa. Dengan kata lain, bagaimana siswa mengadakan

    respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsangan) pada persepsinya.

    2. Tujuan Penggunaan Pendekatan Inkuiri

    Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu:

    a. Meningkatkan keterlibatan siswa /peserta didik dalam menemukan dan

    memproses bahan pelajarannya.

    b. Mengurangi ketergantungan peserta didk pada guru untuk mendapatkan

    pengalaman belajarnya.

    c. Melatih siswa/peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan

    sebagai sumber belajar yang tiada habisnya.

    d. Memberi pengalaman seumur hidup.

    Alasan pengguanaan pendekatan inkuiri, yaitu:

    a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.

    b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan

    sekitar.

    c. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan

    belajarnya.

    d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.25

    25 Danan Kholid Sahaka, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan

    Siswa Menggambar Ilustrasi Dengan Tema Benda Alam Pada Siswa Kelas IV SD Islam Blitar (Malang, Unversitas Negeri Malang, 2008) skripsi tidak diterbitkan, hlm. 8

  • 3. Karakteristik Pendekatan Inkuiri

    Secara operasional pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik, yaitu:

    a. Diawali dengan pengamatan dan berkembang untuk memahami konsep

    atau fenomena.

    b. Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan.

    c. Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan

    masalah itu dapat dipecahkan oleh peserta didik/siswa.

    d. Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan mengapa,

    bagaimana kita mengetahui, dan betulkah kesimpulan ini?

    e. Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu oleh siswa dan

    tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi

    pertanyaan-pertanyaan dan saran. Saran untuk menentukan jawaban

    bukan memberi jawaban.

    f. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas

    pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.

    g. Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan

    eksperimen, melakukan pengamatan, membaca, dan menggunakan

    sumber-sumber lain.

    h. Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi-asumsi,

    keterlibatan, dan kesulitan-kesulitan.

    i. Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk

    mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.

    j. Murid mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan.

  • k. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.26

    4. Proses Pendekatan Inkuiri

    Proses inkuiri ini dapat digambarkan juga sebagaimana gambar di bawah

    ini :27

    Berikut merupakan penjelasan dari proses pendekatan inkuiri di atas:

    a. Mengamati

    Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar melalui

    panca indera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa

    atau pengecap. Informasi yang diperoleh dapat menuntun keingintahuan,

    mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang

    lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.

    26 Ibid., hlm. 9-10

    27 Ibid., hlm. 10-11

    Proses Inkuiri

    Mengamati

    Bertanya Menarik

    kesimpulan

    Menganalisa data

    Mengumpulkan data

    Hipotesa

  • b. Bertanya

    Kegiatan di mana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang

    mendalam yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang

    materi yang dipelajari.

    c. Hipotesis

    Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang

    telah dibuat.

    d. Mengumpulkan data

    Kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau materi yang

    diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan

    observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi

    pendukung.

    e. Menganalis data

    Mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk memperoleh suatu

    kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan,

    gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.

    f. Menarik kesimpulan

    Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.

    Seperti telah dikemukakan terdahulu, proses inkuiri adalah proses

    berpikir bila seseorang terlibat dalam kegiatan yang meliputi:28

    a. Mengobservasi f. Mengiterpretasikan data

    b. Meramalkan g. Mengontrol variabel

    28 Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 63.

  • c. Menyarankan h. Melakukan percobaan

    d. Merencanakan penelitian i. Mengkomunikasikan.

    e. Merumuskan hipotesis

    5. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri

    a. Keunggulan pendekatan inkuiri:

    a) Pengajaran berpusat pada diri pembelajar. Salah satu prinsip psikologi

    belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan

    pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami

    proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya

    belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar

    tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan

    komunikasi sosial secara terpadu.

    b) Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri),

    sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih

    kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil kesempatan yang ada

    dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.

    c) Tingkat pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide

    tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan

    caranya sendiri.

    d) Pengembangan bakat dan kecakapan individu, Lebih banyak

    kebebasan dalam proses belajar mengajar berarti makin besar

  • kemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan, kemampuan dan

    bakat-bakatnya.

    e) Dapat memberi waktu kepada siswa unuk mengasimilasi dan

    mengakomodasi informasi. Belajar yang sesungguhnya yaitu jika

    siswa bereaksi dan bertindak terhadap informasi melalui proses

    mental.

    f) Dapat menghindarkan peserta didik dari cara-cara belajar

    tradisional.29

    Jerome Bruner, melihat beberapa segi keuntungan dari pendekatan

    inkuiri, yaitu:

    a) Peserta didik akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih

    banyak dan lebih baik.

    b) Membantu peserta didik menggunakan ingatan dan transfer pada

    situasi proses belajar yang baru.

    c) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

    d) Mendorong (memotivasi) peserta didik berpikir dan merumuskan

    hipotesis serta membuktikannya melalui proses belajar.

    e) Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.

    f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

    g) Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang

    kegairahan belajar.

    29 Pakde Sofa, 2008, Pendekatan Inquiri Dalam Mengajar, http://id.wordpress.com//.

    Diakses tanggal 19 Pebruari 2009

  • b. Kelemahan pendekatan inkuiri

    1) Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar. Dengan

    percaya diri yang kuat. Peserta didik harus mampu menghilangkan

    hambatan.

    2) Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah

    peserta didik yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.

    3) Peserta didik yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang

    telah dirancang pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi

    dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. Dampaknya dapat

    mengecewakan pengajar dan peserta didik sendiri.

    4) Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan

    keterampilan memberi kesan terlalu idealis. Ada kesan dananya

    terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanya

    merupakan suatu pemborosan belaka.30

    6. Proses Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA

    Dalam pembelajaran IPA berpikir dengan proses inkuiri dapat terlihat

    melalui kegiatan yang lebih luas lagi seperti kegiatan berikut:

    a) Mengobservasi objek atau fenimena tertentu.

    b) Mengemukakan hasil pengamatan.

    c) Menggunakan alat ukur yang tepat.

    d) Menggunakan alat laboratorium.

    e) Mengukur objek dan fenomena tertentu.

    30 Ibid..

  • f) Mengembangkan ketrampilan menggunakan alat lab.

    g) Memperkirakan ukuran dalam batas yang tepat.

    h) Merumuskan masalah.

    i) Merumuskan hipotesis.

    j) Merencanakan metode untuk menguji hipotesis.

    k) Merencanakan penelitian untuk menguj hipotesis.

    l) Menyajikan dan menganalisis data.

    m) Menunjukkan data yang diperoleh.

    n) Menginterpretasikan data yang diperoleh.

    o) Membuat interpolasi dan ekstrapolasi.

    p) Mengevaluasi hipotesis dan data yang diperoleh.

    q) Membuat generalisasi berdasarkan hubungan yang diperoleh.

    r) Merancang hubungan-hubungan yang diperoleh menjadi suatu model.

    s) Menurunkan hipotesis secara deduktif dari suatu model.

    t) Membuat interpretasi dan mengevaluasi suatu model tertentu.

    u) Membuat perbaikan pada suatu model.

    v) Membuat perluasan dari suatu model berkembang.31

    B. Metode Demonstrasi

    1. Pengertian Metode Demonstrasi

    Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan

    suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu

    31 Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 63-64.

  • kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu

    telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum

    didemonstraskan. 32

    Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar dengan

    cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu

    kegiatan, baik secara langsung ataupun melalui penggunaan media

    pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000).

    Ada juga yang mengatakan bahwa pengertian dari metode

    pembelajaran demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

    memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan

    dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

    Dari beberapa pengertian di atas, maka secara umum pengertian dari

    metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

    memeragakan suatu proses kejadian. Metode pembelajaran demonstrasi

    biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran

    seperti: benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan

    lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling cocok adalah papan tulis

    dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan

    menggunakan papan tulis, guru dan siswa dapat menggambarkan objek,

    membuat skema, membuat hitungan matematika dan lain-lain.

    32Ramayulis, op.cit., hlm. 245.

  • Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran

    akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian

    dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan

    pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. 33

    2. Kebaikan Metode Demonstrasi

    Kelebihan/kebaikan dari metode pembelajaran demonstrasi adalah

    sebagai berikut:

    1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik

    diikutsertakan

    2) Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut

    membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima

    pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya

    3) Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi,

    peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh

    guru melainkan juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam

    pelaksanaan suatu demonstrasi

    4) Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu

    proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat dan

    bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta

    didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar

    5) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting

    oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu

    33 Roestiyah N.K, op.cit., hlm. 83.

  • demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju pada suatu yang

    didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak diajak mengamati

    proses yang sedang berlangsung daripada hanya semata-mata mendengar

    saja

    6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak

    menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi

    penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping

    penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit

    7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam

    diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati

    proses demonstrasi

    8) Menghindari coba-coba dan gagal yang banyak memakan waktu

    belajar, di samping praktis dan fungsional khususnya bagi peserta didik

    yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya

    sesuatu.34

    3. Kelemahan Metode Demonstrasi

    Kelemahan dari metode pembelajaran demonstrasi adalah:

    1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan

    dipertunjukkan

    2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

    3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

    menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

    34 Ramayulis, op.cit., hlm. 246.

  • 4. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat,waktu dan peralatan

    yang cukup serta metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal

    dari pendidik, untuk itu perlu persiapan yang matang.35

    4. Mempersiapkan Suatu Demonstrasi

    Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan

    cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada

    pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang

    ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melakukan

    demonstrasi yang baik diperlukan:

    a. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai

    aspek, sehingga dapat diharapkan peserta didik itu akan dapat

    melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan

    berakhir. Untuk itu hendaknya guru mempertimbangkan :

    a) Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan cara paling

    efektif untuk mencapai tujuan intruksional khusus tersebut.

    b) Apakah alat-alat yang diperlukan itu mudah diperoleh dan sudah

    dibacakan terlebih dahulu atau apakah kegiatan-kegiatan fisik biasa

    dilakukan dan telah dilatih kembali sebelum demonstrasi dilakukan.

    c) Apakah jumlah peserta didik tidak terlalu besar yang memerlukan

    tempat dan tata ruang khusus agar semua peserta didik dapat

    berpartisipasi secara aktif.

    35 Ibid..

  • b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

    dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi, guru sudah

    mencobakannya terlebih dahulu agar demonstrasi itu tidak gagal pada

    waktunya.

    c. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya guru sudah

    merencanakan seluruh waktu yang dipakai maupun batas waktu untuk

    langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

    d. Selama demonstrasi berlangsung guru dapat mempertanyakan pada diri

    sendiri apakah:

    a) Keterangan-keterangan itu dapat didengar jelas oleh peserta didik.

    b) Kedudukan alat atau kedudukan anda sendiri cukup baik sehingga

    semua peserta didik dapat melihatnya dengan jelas.

    c) Terdapat cukup waktu dan kesempatan untuk membuat catatan

    seperlunya bagi peserta didik.

    e. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai

    dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi.

    f. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu

    terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan peserta didik mencobakan

    kembali atau mengadkan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecekatan

    yang lebih baik.36

    36 Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1996),

    hlm. 144

  • 5. Manfaat Psikologis Pedagogis Dari Metode Demonstrasi

    Manfaat psikologis pedagogis dari metode pembelajaran demonstrasi

    adalah :

    a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

    b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

    c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat pada diri

    siswa (Daradjat, 1985)

    C. Metode Eksperimen

    1. Pengertian Metode Eksperimen

    Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala

    sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dengan cara mengajar guru

    di kelas digunakan metode eksperimen. Yang dimaksud metode eksperimen

    adalah salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan

    tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,

    kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh

    guru.37 Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan

    yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding

    atau konstrol, dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar

    mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk

    mengalami sendiri atau melakukan sendiri.38

    37 Roestiyah N.K, op.cit., hlm. 80.

    38 Nuryani R., op.cit., hlm. 109.

  • Metode eksperimen ini paling tepat apabila digunakan atau

    dilaksanakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

    atau pendekatan penemuan (discoveri). Dalam melaksanakan eksperimen

    tersebut, untuk dapat memaparkan dengan tepat tentang tujuan percobaan

    tentu ia harus memahami variabel-variabel yang terlibat.39

    Pengunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari

    dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang

    dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih

    dalam cara berpikir yang ilmiah (scintific thinking). Dengan eksperimen

    siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang

    dipelajarinya. 40

    2. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Eksperimen

    Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektIf, perlu

    pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka

    jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

    b. Agar ekspermen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang

    meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi

    alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

    c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam

    mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama

    39 Ibid..

    40 Roestiyah N.K, loc.cit..

  • sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang

    dipelajari itu.

    d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu

    diber petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh

    pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan

    sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen

    itu.

    e. Perlu dimengerti juga bahwa tdak semua masalah bisa dieksperimenkan,

    seperti masalah yang mengena kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial

    dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya

    suatu alat, sehinggan masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena

    alatnya belum ada.41

    3. Prosedur Melaksanakan Eksperimen

    Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan

    prosedur sebagai berikut:

    a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus

    memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

    b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

    1) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.

    2) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui varabel-

    variabel yang haus dkontrol dengan ketat.

    3) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

    41 Roestiyah N.K, op.cit., hlm 81.

  • 4) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dcatat.

    5) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,

    perhitungan, grafik dan sebagaianya.

    c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

    Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

    jalannya ekspermen.

    d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian

    siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar

    tanya jawab.42

    4. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Eksperimen

    a. Keunggulan Metode Eksperimen

    Eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan, yaitu:

    1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam

    menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada

    sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya

    pula kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya.

    2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat

    dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, di mana

    siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.

    3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping

    memperoleh ilmu pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis

    serta ketrampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.

    42 Ibid., hlm. 82

  • 4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendir kebenaran suatu teori,

    sehngga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-

    peristiwa yang tidak masuk akal.

    b. Kelemahan/Kekurangan Metode Eksperimen

    Kekurangan-kekurangan metode eksperimen yaitu:

    1) Tidak semua bahan pelajaran dapat dieksperimenkan.

    2) Peserta didik yang terlalu muda atau sedikit sekali pengalamannya,

    tidak akan dapat melaksanakan eksperimen secara baik.43

    3) Menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.44

    5. Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh dalam Eksperimen

    Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan eksperimen

    adalah:

    a. Menerangkan tujuan eksperimen.

    b. Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting didahulukan

    dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaannya.

    c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus

    menetapkan:

    1) Alat-alat mana yang diperlukan.

    2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.

    3) Hal-hal apa yang harus dicatat.

    4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.

    43 Ramayulis, op.cit., hlm. 251.

    44 Nuryani R. loc.cit.

  • d. Setelah eksperimen berakhir, guru harus:

    1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut.

    2) Mengadakan tanya jawab dengan proses.

    3) Melaksanakan test untuk menguji pengertian peserta didik.45

    6. Keterbatasan Pemakaiannya

    Ketentuan metode eksperimen terbatas pelaksanaannya apabila:

    a. Jenis masalah yang dipecahkan.

    Kalau masalah yang dipecahkan itu tidak dapat dilaksanakan dengan

    eksperimen, janganlah dipaksakan pemakaiannya. Andaikan dipaksakan

    hasilnya tidak memuaskan, oleh sebab itu pergunakan saja metode yang

    lain yang lebih cocok.

    b. Cukup atau tidaknya alat-alat yang dipergunakan.

    Dalam eksperimen apabila alat-alat tidak cukup maka tidak semua

    peserta didik dapat melaksanakannya. Maka tidak semua peserta didik

    dapat mencari pemecahannya.46

    D. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

    Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

    45 Ramayulis, op.cit., hlm. 250-251.

    46 Ibid., hlm. 250

  • potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced

    practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.47

    Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi

    dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama,

    yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang

    ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.48

    Menurut Mc. Donald, motivation is a energy change within the person

    characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi

    adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) sesorang yang ditandai dengan

    timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.49 Perubahan energi

    dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.

    Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka

    seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala

    upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.50

    2. Macam-Macam Motivasi

    Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan

    dibahas dari dua sudut pandang, yaitu:

    a. Motivasi Intrinsik

    Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

    menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

    dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

    47 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.

    23 48

    Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 114 49

    Oemar Hamalik, op.cit., hlm. 158. 50

    Syaiful Bahri Djamarah, loc.cit.

  • Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inhern dengan situasi belajar dan

    bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-

    nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi

    untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung

    dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain sepert ingin dapat

    pujian, nilai yang tinggi atau hadiah, dan sebagainya.51

    b. Motivasi ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi

    ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

    perangsang dari luar.52

    Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan

    tujuan belajarnya di luar factor-faktor situasi belajar (resides in some

    factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak

    mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya,

    untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan

    sebagainya.53

    3. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

    Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar peneltian yang saksama dalam

    rangka mendorong motivasi belajar murid-murid di sekolah yang

    mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self

    motivation dan self discipline di kalangan murid-murid. Kenneth H. Hover,

    mengemukakan prinsip-prnsip motivasi sebagai berikut:

    51 Ibid., hlm. 115-116

    52 Ibid., hlm.117

    53 Ibid..

  • a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

    b. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat

    dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

    c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi

    yang dipaksakan dar luar.

    d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)

    perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).

    e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.

    f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi.

    g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat

    yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu

    dipaksakan oleh guru.

    h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kadang

    diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

    i. Tehnik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektifuntuk

    memelihara minat murid.

    j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis.

    k. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid-murid yang

    kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para siswa yang

    tergolong pandai.

    l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.

    m. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga

    lebih baik.

  • n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi

    secara cepat menuju ke demonstralisasi.

    o. Setiap murid mempunyai tingkat frustasi yang berlainan.

    p. Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam

    motivasi daripada tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

    q. Motivasi yang besar, erat hubungannya dengan kreativitas murid.54

    4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

    Fungsi motivasi dalam belajar yaitu:

    a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan.

    Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena

    ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang

    akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari

    sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya

    mendorong anak ddik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak

    didikpun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek.55

    b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan.

    Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

    merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian

    menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah

    melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran

    berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak

    perbuatan belajar.

    54 Oemar Hamalik, op.cit.,, hlm. 163-166.

    55 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, hlm. 123.

  • c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

    Anak didik yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan

    yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak

    didik yang mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak

    mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti

    anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu

    yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan

    tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai

    pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.56

    5. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar

    Ada beberapa bentuk motvasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

    mengarahkan belajar anak ddik di kelas, yaitu sebagai berikut:

    a. Memberi angka

    Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nila dari hasl

    aktfitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup

    memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau

    bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.

    Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata

    pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

    b. Hadiah

    Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

    penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa

    56 Ibid., hlm. 123-124

  • dijadikan sebaga alat motivasi. Pemberan hadiah pada siswa bisa

    dilakukan pada setiap kenaikan kelas. Dengan cara itu anak didik akan

    termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang

    telah mereka capai.dan tidak menutup kemungkinan akan mendorong

    anak didik lainnya untuk ikut berkompetisi dalam belajar.

    c. Kompetisi

    Kompetisi adalah persaingan, dapat dijadikan sebagai alat motivasi

    untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan,

    bak dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam

    pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses

    interaksi belajar mengajar yang kondusif.

    d. Ego-Involvement

    Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan

    pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga

    bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah

    satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha

    dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan

    menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol

    kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek

    belajar. Anak ddik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga

    dirinya.

  • e. Memberi Ulangan

    Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya

    mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi

    ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai

    semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga

    memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan

    ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan nterval waktu

    yang diberikan.

    f. Mengetahui Hasil

    Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan

    mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi

    bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk

    mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya

    guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau

    pada semester berikutnya.

    g. Pujian

    Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai

    alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

    sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian

    untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di

    sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat

    atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.

  • h. Hukuman

    Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan

    edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di sini sebagai

    hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan

    anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang

    diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.

    i. Hasrat untuk Belajar

    Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri

    anak didik. Potensi itu harus ditumbuhsuburkan dengan menyediakan

    lngkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya. Motivasi

    ekstrinsik sangat diperlukan di sini, agar hasrat untuk belajar itu

    menjelma menjadi perilaku belajar.

    j. Minat

    Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

    mengenang beberapa aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

    akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

    Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

    k. Tujuan yang Diakui

    Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik

    merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

    tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan

    menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.57

    57 Ibid., hlm. 124-134

  • 6. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

    Unsur-unsur yang mempengaruh motivasi belajar adalah:

    a. Cita-cita atau aspirasi siswa.

    b. Kemampuan siswa.

    c. Kondisi siswa.

    d. Kondisi lingkungan siswa.

    e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

    f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.58

    7. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

    Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru

    sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan

    peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu:

    a. Menggairahkan anak didik

    Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha

    menghindari hal- hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu

    memberikan kepada siswa didik cukup banyak hal-hal yang perlu

    dipikirkan dan dilakukan. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak

    didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai

    disposisi awal setiap anak ddiknya.

    b. Memberikan harapan realistis

    Guru harus memelihara harapanharapan siswa didik yang

    realistis dan memodifikasi harapan- harapan yang kurang atau tidak

    58 Dimyanti dan Mudjiono, op.cit., hlm. 97-100.

  • realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup

    mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di

    masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan-

    harapan yang realistis, pesimis, atau terlalu optimis.bla anak didik telah

    banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak

    mungkin keberhasilan kepada anak didik.

    c. Memberikan Insentif

    Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan

    memberikan hadiah kepada siswa didik (dapat berupa pujian, angka

    hadiah dan sebagainya) atas keberhasilannya sehingga siswa didik

    terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-

    tujuan pengajaran.

    d. Mengarahkan perilaku peserta didik

    Mengarahkan perilaku peserta didik adalah tugas guru. Disini

    kepada guru dituntut untuk memberikan respon terhadap siswa didik yang

    tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. 59

    Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven

    (1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik

    tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran.

    2) Menggunakan pujian verbal

    3) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana

    4) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi

    59 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 134-136.

  • 5) Melakukan hal yang luar biasa

    6) Merangsang hasrat anak didik

    7) Memanfaatka apersepsi anak didik

    8) Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang

    unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar.

    9) Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah

    dipelajari sebelumnya.

    10) Pergunakan simulasi dan permainan

    11) Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan

    12) Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap

    anak didik dari keterlibatannya dalam belajar, yaitu:

    a. Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu

    gagasan atau memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.

    b. Dari aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan, seperti duduk

    terlalu lama, mendengarkan penjelasan guru dalam ruangan yang

    akustiknya buruk, melihat ke papan tulis yang terlalu jauh.

    c. Anak didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan

    (reinforcement).

    d. Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu

    dari bahan pelajaran yang disampaikan.

    e. Anak didik harus berhenti di tengah-tengah aktifitas yang menarik.

    f. Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan gagasan-

    gagasannya belum pernah diajarkan.

  • g. Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat

    kemampuannya.

    h. Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.

    i. Anak didik harus melakukan tes yang pertanyaan-pertanyaannya

    tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu remeh.

    j. Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru.

    k. Anak didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan anak

    didik lainnya yang lebih pandai.

    l. Anak didik harus bersaing dalam situasi di mana hanya beberapa

    orang anak didik saja yang dapat sukses dalam menyelesaikan suatu

    tugas.

    m. Anak didik dikelompokkan bersama anak didik yang kurang pandai

    dibandingkan dirinya.

    n. Anak didik harus duduk mendengarkan presentasi

    (penjelasan/keterangan) guru yang membosankan.

    o. Anak didik harus menghadapi guru yang tidak menaruh perhatian

    (minat) pada mata pelajaran yang diajarkannya.

    p. Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan

    sedikit waktu yang disediakan.60

    60 Ibid, hlm. 136-140

  • E. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

    diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

    dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan,

    untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh

    perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk dicapainya.61

    WJS. Purwadarmana berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang

    telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut

    Qohar dalam jamarah mengatakan prestasi adalah apa yang telah diciptakan,

    hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

    keuletan kerja. Sedangkan Harahap memberikan batasan, bahwa prestasi adalah

    penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang

    berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka

    serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.62

    Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

    To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible. Yang artinya Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.63

    Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

    kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan

    61 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha

    Nasional 1994), hal. 19-20 62

    Ibid, hal. 20 63

    Sunartombs, 2009, Pengertian Prestasi Belajar, http//id.WordPress.com./, diakses tanggal 28 Maret 2009.

  • menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi

    verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto