07140063
TRANSCRIPT
-
PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG
SKRIPSI
Oleh : Eny Rida Ruwanti
07140063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
April, 2009
-
PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Eny Rida Ruwanti
07140063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
April, 2009
-
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG
SKRIPSI
Oleh : Eny Rida Ruwanti
NIM: 07140063
Disetujui oleh:
Dosen pembimbing
Marno, M. Ag NIP: 150 321 639
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 257 279
-
HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN PENDEKATAN INQUIRY MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MIFTAHUL ULUM SIDOREJO MALANG
SKRIPSI dipersiapkan dan disusun oleh Eny Rida Ruwanti (07140063)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 15 April 2009 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada tanggal
02 Mei 2009.
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang Samsul Ulum, M. Ag :____________________ NIP. 150 302 561 Sekretaris Sidang Marno, M. Ag :____________________ NIP. 150 321 639 Pembimbing Marno, M. Ag :____________________
NIP. 150 321 639 Penguji Utama Dr. Wahid Murni, M. Pd., Ak. :____________________ NIP. 150 303 049
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. DR. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 242 031
-
Skripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan UntukSkripsi Ini Kupersembahkan Untuk
Ibu dan AyahkuIbu dan AyahkuIbu dan AyahkuIbu dan Ayahku
-
MOTTO MOTTO MOTTO MOTTO
Barang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguh----sungguh,sungguh,sungguh,sungguh,
maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.maka dia akan mendapatkannya.
-
NOTA DINAS PEMBIMBING
Marno, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Eny Rida Ruwanti Malang, 04 April 2009 Lamp : 4 (empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sesudah beberapa kali melakukan bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Eny Rida Ruwanti NIM : 07140063 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul Skripsi : Penggunaan Pendekatan Inkuiri Melalui Metode
Demonstrasi dan Eksperimen Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing
Marno, M. Ag NIP: 150 321 639
-
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 04 April 2009
Eny Rida Ruwanti
-
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas dan patut penulis ungkapkan selain rasa
syukur ke hadirat Allah SWT Sang Maha Cahaya yang telah melimpahkan kasih-
sayang-Nya yang tiada batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
dalam bentuk skripsi ini dengan mengambil judul Penggunaan Pendekatan Inquiri
Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen Dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum
Sidorejo Malang
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada
teladan suci kita bersama Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing
abadi umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang
dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.
Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam
penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya, permohonan maaf, dan ucapan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik
moril, materiil, dan spirituil.
2. Kakakku (mbak Nunik) dan adikku tersayang (Syamsu) yang selalu
memberikan semangat.
3. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Malang.
-
4. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidy Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, dan
Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PGMI beserta segenap
dosen Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang dengan ikhlas telah membantu
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Bapak Marno, M. Ag, yang dengan ikhlas membagikan waktu, tenaga, dan
fikiran beliau dalam upaya memberikan bimbingan, petunjuk, serta
pengarahan kepada penulis dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya.
6. Segenap staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Malang yang dengan
ikhlas membantu menyediakan buku-buku literatur yang penulis butuhkan.
7. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas V MI Miftahul Ulum yang
dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
8. Teman-temanku PGMI angkatan 2005 yang selalu memberiku semangat
hingga selesainya skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya
penyusunan skripsi ini.
Dan akhirnya, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang
konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis yang sederhana ini, semoga
skripsi ini dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis
sendiri. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis
-
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
GAMBAR1 : Proses Inkuiri .................................................................................. 20
TABEL 2 : Keadaan siswa di MI Miftahul Ulum ..............................................85
TABEL 3 : Jumlah kelas V MI Miftahul Ulum ..................................................87
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Observasi Motivasi
Lampiran 2 : Lembar Nilai Prestasi Belajar Siswa
Lampiran 3 : Gambar Kegiatan Pembelajaran, Wawancara, Dan Keadaan Sekolah
MI Miftahul Ulum
Lampiran 4 : Modul Pembelajaran
Lampiran 5 : Data-Data Guru Dan Karyawan Serta Pengurus MI Miftahul Ulum
Lampiran 6 : Silabus
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 8 : Surat Bukti Konsultasi
Lampiran 9 : Surat Keterangan Observasi
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 11 : Surat Keterangan/Bukti Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................ii
PERSEMBAHAN .....................................................................................................iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
ABSTRAK ............................................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian ....................................11
F. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional ..................................... 11
G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 13
-
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Inkuiri 16
B. Metode Demonstrasi ...... 26
C. Metode Eksperimen ...... 32
D. Motivasi Belajar ..... 37
E. Prestasi Belajar ................................................................................. 50
F. Penerapan/Penggunaan Pendekatan Inkuiri Melalui
Metode Demonstrasi Dan Eksperimen Pada Mata
Pelajaran IPA ......................................................................... 57
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 62
B. Prosedur Penelitian .............................................................................. 65
C. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 68
D. Lokasi Penelitian .................................................................................. 68
E. Sumber Data dan Jenis Data................................................................. 69
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 71
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 72
H. Analisis Data ........................................................................................ 75
I. Pengecekan Keabsahan Temuan .......................................................... 78
J. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................................... 79
-
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 85
1. Sejarah MI Miftahul Ulum ............................................................... 85
a. Kedaan Guru ............................................................................... 86
b. Keadaan Siswa ............................................................................ 86
2. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 87
3. Visi dan Misi Madrasah .................................................................... 87
4. Tujuan Madrasah .............................................................................. 88
5. Deskripsi Kelas V MI Miftahul Ulum .............................................. 88
B. Siklus Penelitian ................................................................................... 88
1. Siklus I .............................................................................................. 89
2. Siklus II ........................................................................................... 101
3. Siklus III ......................................................................................... 112
BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .............................................. 121
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 129
B. Saran ................................................................................................ 129
Referensi
Lampiran-Lampiran
-
ABSTRAK
Rida Ruwanti, Eny. 2009. Penggunaan Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Marno, M. Ag.
Kata Kunci: Pendekatan inkuiri, metode demonstrasi, metode eksperimen, motivasi belajar, prestasi belajar, IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan. IPA mempunyai ciri khas yaitu objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah yang salah satu dari sikap ilmiah tersebut adalah tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti nyata. Namun dalam realitanya di sekolah, siswa selalu diberi pembelajaran dengan strategi konvensional yang dengan strategi tersebut siswa tidak berkembang dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa berpengaruh. Menyikapi permasalahan di atas, perlu dikembangkan pendekatan ataupun metode yang tepat dan efektif. Pendekatan inkuiri, metode demonstrasi dan metode eksperimen sebagai salah satu pendekatan dan metode alternatif yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan yang diharapkan mampu meningkatkan motivas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Beranjak dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang? dan (2) Apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang?. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (class-room action research) dengan jenis penelitian mandiri. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang bersifat kualitatif dianalisa dengan analisa deskriptf kualitatif sedangkan data yang bersifat kuantitatf dianalisa dengan analisa deskriptif kuantitatif.
Dari hasil observasi dan data empiris di lapangan menunjukkan bahwa 1) Bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen yang efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA adalah dengan guru memberikan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa mencari jawaban atas pertanyaan tersebut dengan cara melakukan demonstrasi dan eksperimen. Eksperimen ini dilakukan tentunya dengan menggunakan alat atau
-
bahan-bahan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Kemudian setelah siswa melakukan eksperimen dan sudah menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk mendemonstrasikan hasil eksperimen yang telah dilakukannya di depan kelas. 2) Penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi motivasi dan prestasi yang menunjukkan bahwa peningkatan motivasi siswa dari pre test sampai siklus terakhir (siklus III) menunjukkan peningkatan sebesar 100% dari prosentase maksimal 150%, sedangkan pada prestasi dari pre test sampai siklus III menunjukkan peningkatan dari rata-rata 55 menjadi 78,5 yang berarti meningkat sebesar 42,72%.
Adapun saran penelitian sebagai berikut: (1)Hendaknya para guru lebih mengetahui dan memahami tentang strategi, pendekatan dan metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan. Dengan demikian pemahaman tentang berbagai strategi pembelajaran hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri, dan (2)Profesionalitas dari seorang guru dalam mengajar dan mendidik menjadi faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka hendaklah guru menguasai pelajaran tersebut dengan segala teknik mengajar sehingga ketika mengalami kendala mampu mencari jalan keluar sebagai alternatif.
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadnya untuk
mengembangkan budaya belajar yang menjadi pra syarat berkembangnya budaya
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun dalam mengembangkan budaya
tersebut perlu belajar yang mana dan bagaimana itu diupayakan untuk
diwujudkan. Dengan kata lain, persoalan sebagai budaya yang akan
dikembangkan, tidak bisa dipisahkan dengan pemaknaan hakikat manusia baik
yang belajar maupun yang membelajarkan. Secara tersirat persoalan-persoalan
itu semestinya menjadi rujukan dalam membahas masalah-masalah belajar.1
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar sendiri ialah merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Sehingga bagi pelajar sendiri adalah penting untuk mengetahui faktor-
faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi
1 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Hlm. V
-
pelajar, tetapi juga bagi (calon-calon) pendidik, pembimbing dan pengajar di
dalam mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal.2
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berperan sebagai keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranan yang khas adalah
sebagai penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa
yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
Hasil belajar (prestasi) optimal dapat ditunjang oleh adanya motivasi.
Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pembelajaran
tersebut. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi
para siswa.3
Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
pengajaran. Cukup beralasan mengapa guru mempunyai pengaruh dominan
terhadap kualitas pembelajaran, sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor
dalam proses pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat
dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kompetensi dimaksud adalah
kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru, baik di bidang kognitif (intelektual)
seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang
2 Ibid..
3 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2001),
hal. 82-84
-
perilaku seperti keterampilan mengajar, penggunaan pendekatan serta metode-
metode pembelajaran, menilai hasil belajar pelajar dan lain-lain.4
Dapat dilihat bahwa dari pernyataan di atas, Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah
menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu
menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan,
orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid/siswa dan mahasiswa, yang
dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih
mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara
mengajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.5
Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk
memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode
pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu
kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang
berbeda dengan pembelajaran lainnya.6
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pendekatan dan metode mengajar itu
mempengaruhi kualitas pembelajaran. Pendekatan dan metode mengajar guru
4 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Keagamaan, 2002), hlm. 80 5Slameto, op.cit., hlm. 65. 6 E. Mulyasa, M. Pd., 2007, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 95
-
yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang baik pula. Pendekatan
dan metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran
atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. 7
Kebanyakan guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif
berani mencoba pendekatan-pendekatan dan metode-metode yang baru, yang
dapat membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa belajar dengan baik, maka pendekatan
serta metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan seefektif
mungkin.8
Banyak pendekatan yang diperkenalkan dalam dunia pendidikan, salah
satunya adalah pendekatan inkuiri (inquiry). Pendekatan ini merupakan suatu
bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan siswa untuk
berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan prinsip serta
melakukan eksperimen-eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk
menemukan konsep dan prinsip-prinsip sendiri.9 Melakukan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk
mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik,
7 Slameto, loc.cit.
8 Ibid..
9 Mulyati Arifin, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia (Malang: Universitas Negeri Malang,
2005) hlm. 61
-
yaitu dengan menggunakan tehnik yang digunakan oleh para ahli penelitian
(Dettrick G.W., 2001).10
Dengan pendekatan inkuiri, siswa dan guru terlibat dalam suatu kegiatan, dan
secara berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai orang
yang selalu ingin mencari, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan dan ingin
tahu apa yang terjadi bila ........?.11
Metode pembelajaran juga banyak diperkenalkan dalam dunia pendidikan,
diantaranya adalah metode demonstrasi dan metode eksperimen. Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000). Pengertian
lain dari para ahli mengenai pengertian dari metode demonstrasi adalah adalah
metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).
Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat
bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat
laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok
adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses.
Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek,
10 Nuryani R., Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang: Universitas Negeri Malang (UM
Press), 2005), hlm. 95 11
Mulyati Arifin, dkk, op.cit., hlm. 62.
-
membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain-lain peragaan konsep
serta fakta yang memungkinkan.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar
mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah: dengan demonstrasi
perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan,
kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi
melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa
lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya
memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan
demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, memperoleh pengalaman langsung,
serta dapat mengembangkan kecakapannya.12 Kelebihan lain dari metode
demonstrasi ini antara lain: membantu anak didik memahami dengan jelas
jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis
penjelasan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki dari pengamatan dan contoh konkrit dengan menghadirkan objek
sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000), selain itu dengan metode
demonstrasi ini anak dapat belajar dengan lebih menyenangkan.
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan metode eksperimen. Yang dimaksud dengan metode eksperimen ialah
12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 84
-
apabila seorang peserta didik melakukan suatu percobaan setiap proses dan hasil
percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik. 13
Metode eksperimen ini banyak sekali dipakai orang semenjak zaman dulu.
Semua hasil-hasil penemuan baru banyak yang didapat dengan jalan eksperimen.
Dalam Islam pemakaian metode eksperimen sering dipakai dalam pelaksanaan
pendidikan Agama. 14
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan teortis yang
diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, pentusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan
demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode
ilmiah. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam
IPA. 15
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), tidak semua materi
khususnya gaya bisa dilihat atau didengarkan saja. Melainkan harus
dieksperimenkan dan didemonstrasikan agar materi (ilmu) yang didapat peserta
didik tersebut akan selalu diingat dan dipahami. Dengan menggunakan metode
eksperimen dan demonstrasi serta pendekatan inkuiri, anak-anak juga dapat
termotivasi belajarnya. Anak akan dapat cepat memahami dan mengerti tentang
materi yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan pendekatan dan metode
tersebut. Anak juga akan senang dengan pengalaman-pengalaman yang telah
13 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta:Kalam Mulia, 2005), hlm. 249
14 Ibid..
15 Abdullah Aly dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
18-19
-
dilakukannya melalui eksperimen tersebut. Oleh karena itulah dasar adanya
penggunaan pendekatan inkuiri serta metode demonstrasi dan eksperimen pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini diharapkan agar siswa
mampu/dapat melihat, mempraktekkan, dan memahami objek yang dipelajari,
sehingga kesenjangan yang ada dapat teratasi.
Dari pemaparan tersebut maka peneliti mengambil judul Penggunaan
Pendekatan Inquiri Melalui Metode Demonstrasi Dan Experimen Dalam
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran
IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode
demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo
Malang?
2. Apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan
eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang?
-
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pola atau bentuk penggunaan pendekatan inkuiri melalui
metode demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum
Sidorejo Malang.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode
demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo
Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Untuk memperoleh gambaran mengenai pendekatan dan metode
pembelajaran bagi siswa terhadap motvasi belajar yang dicapai. Sehingga
guru dapat membangkitkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya pendekatan
inkuiri, metode demonstrasi serta metode eksperimen maka siswa diharapkan
-
mampu memahami materi gaya dengan mudah, karena mereka bisa langsung
melihat objek atau materi yang telah dibahas.
c. Bagi Peneliti
1) Mengetahui pendekatan atau media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran
selain menggunakan pendekatan dan metode juga diperlukan kreatifitas
dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.
2) Secara khusus dapat mengetahui hasil yang maksimal dalam menerapkan
pendekatan inkuiri, metode demonstrasi, dan metode eksperimen dalam
upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran IPA di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.
d. Bagi Sekolah
1) Menghasilkan calon-calon guru yang profesional di masa depan. Dengan
demikian, hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
mempersiapkan calon guru yang akan datang. Jika penelitian berhasil,
sekolah mampu menghasilkan out put yang maksimal.
2) Untuk mengetahui bahwa pendekatan inkuiri, metode demonstrasi dan
metode eksperimen merupakan pendekatan dan metode yang tepat untuk
diterapkan dalam pelajaran IPA khususnya pada materi gaya.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai kontribusi khasanah ilmu pengetahuan dan untuk diteliti pada
penelitian selanjutnya.
-
E. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan pendekatan inkuiri
b. Penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen
c. Motivasi dan prestasi belajar.
Pengukuran motivasi dan prestasi belajar diperoleh dari keaktifan siswa
dalam bereksperimen, keaktifan siswa dalam bertanya, dari hasil latihan-
latihan soal, ulangan harian siswa serta lembar observasi motivasi dan nilai
prestasi pada setiap siklusnya.
2. Keterbatasan Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang melebar, maka peneliti
memfokuskan masalah ini pada penggunaan pendekatan inkuiri melalui
metode demonstrasi dan eksperimen dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan
gaya di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang.
F. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional
1. Pendekatan adalah proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk
mencapai kompetensi tertentu dengan satu metode atau beberapa metode
pilihan.
-
2. Pendekatan inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidkan masalah-
masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan
data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah.
3. Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau
tim guru menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh
siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-
raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.16
4. Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
5. Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia.17
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.18
Motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia (siswa/peserta didik) untuk belajar.
16 Roestiyah N.K, op.cit, hlm. 83.
17 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
80 18
Slameto, op.cit., hlm. 2.
-
6. Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar.
7. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen.19
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu permasalahan harus disadari oleh kerangka berpikir
yang jelas dan teratur. Yang mana dalam rumusan masalah peneliti secara umum
merumuskan proses pengefektifan pembelajaran IPA khususnya pada materi
gaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan
eksperimen pada siswa kelas V di MI Miftahul Ulum Sidorejo Malang. Maka
untuk mencapai proses pengefektifan ini bagaimana caranya peneliti untuk
mencapai masalah yang sudah dirumuskan tersebut sehingga mencapai tujuan
yang diharapkan dan mencapai tujuan yang maksimal.
Skripsi ini dijadikan beberapa bab pembahasan sebagai kerangka yang
dijadikan acuan dalam berpikir secara sistematis. Adapun sistematika
pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, yang membahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan
19 Pustaka Yustisia, Panduan Penyusunan KTSP Lengkap SD, SMP dan SMA (Yogyakarta:
PT. BUKU KITA, 2007), hal. 283.
-
keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika
pembahasan.
Bab II : Kajian teori, yang membahas tentang pendekatan inkuiri yang
meliputi definisi, tujuan, karakterstik, proses, keunggulan dan
kelemahan, dan proses pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA.
Pembahasan metode demonstrasi yang meliputi definisi, kebaikan
dan kelemahan, mempersiapkan suatu demonstrasi, dan manfaat
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi. Pembahasan metode
eksperimen yang meliputi definisi, hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaannya, prosedur pelaksanaannya, keunggulan dan
kelemahan, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
eksperimen, serta keterbatasan pemakaiannya. Pembahasan motivasi
yang meliputi definisi, macam-macamnya, prinsip, fungsi, bentuk-
bentuknya, unsur-unsur yang mempengaruhinya, dan upaya
meningkatkan motibasi belajar. Pembahasan penggunaan
pendekatan inkuiri melalui metode demonstrasi dan eksperimen
pada materi gaya.
Bab III : Metode penelitian, yang berisi pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap
penelitian.
Bab IV : Pemaparan data, memaparkan deskripsi lokasi penelitian yang
meliputi sejarah MI Miftahul Ulum, visi dan misi madrasah, deskripsi
-
kelas V, pretest, rencana tindakan, tindakan, observasi, refleksi dan
revisi perencanaan.
Bab V : Analisa pembahasan.
Bab VI : Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian
beserta saran-saran sebagai bahan pertimbangan.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Inkuiri
1. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah
berarti penyelidikan.20 Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari
informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri
ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan
mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para
pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri.
Pendekatan inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan
masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen,
mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan
masalah. 21
Pendekatan ini merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang
memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif
menggunakan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan eksperimen-
eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep dan
prinsip-prinsip sendiri.22
20 E. Mulyasa, op.cit, hlm. 108.
21 Andriana, Richa, dkk, Pendekatan Inkuiri (Malang: Universitas Negeri Malang, 2007),
makalah tidak diterbitkan 22
Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 61.
-
Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi
ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan tehnik
yang digunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W., 2001). Dalam
pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa
sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para
ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan,
mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang
ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. 23
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discoveri, sebab seorang siswa
harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya.
Dalam inkuiri, sesorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),
melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri,
adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami.
b. Merumuskan masalah-masalah.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis
d. Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen.
e. Melaksanakan eksperimen.
f. Mensistensikan pengetahuan.
23 Nuryani R., loc.cit.
-
g. Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,
menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung
jawab.24
Menurut Websters New Collegiate Dictionay kata inkuiri (inquiry)
berarti pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan
inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasari, 1986) mendefinisikan
pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid-murid
mempelajari peristiwa-perstiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan. Carte V. Good (1959) mendefinisikan nkuiri sebagai pendekatan
problem solving dalam belajar. Setiap fenomena baru yang menantang
menimbulkan reaksi untuk berpikir. Definisi yang sama diberikan pula oleh
Bernice Goldmark (1965) sebagai pola bereaksi dalam bentuk bertanya yang
terarah menguji suatu nilai. Sedangkan definisi Fenton (1966) menekankan
pada proses, mendefinisikan inkuiri sebagai proses yang memungkinkan anak
didik menafsirkan masa lampau dan menemukan masalah-masalah personal
dan berbagai isu lainnya di masyarakat (Noehi Nasution, 1994: 117-118).
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri, model
teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif,
menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas.
24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 219-
220
-
Suchman tertarik pada kata pengertian dan bagaimana pengertian itu
terbentuk pada diri siswa. Dengan kata lain, bagaimana siswa mengadakan
respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsangan) pada persepsinya.
2. Tujuan Penggunaan Pendekatan Inkuiri
Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu:
a. Meningkatkan keterlibatan siswa /peserta didik dalam menemukan dan
memproses bahan pelajarannya.
b. Mengurangi ketergantungan peserta didk pada guru untuk mendapatkan
pengalaman belajarnya.
c. Melatih siswa/peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar yang tiada habisnya.
d. Memberi pengalaman seumur hidup.
Alasan pengguanaan pendekatan inkuiri, yaitu:
a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan
sekitar.
c. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan
belajarnya.
d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.25
25 Danan Kholid Sahaka, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menggambar Ilustrasi Dengan Tema Benda Alam Pada Siswa Kelas IV SD Islam Blitar (Malang, Unversitas Negeri Malang, 2008) skripsi tidak diterbitkan, hlm. 8
-
3. Karakteristik Pendekatan Inkuiri
Secara operasional pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik, yaitu:
a. Diawali dengan pengamatan dan berkembang untuk memahami konsep
atau fenomena.
b. Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan.
c. Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan
masalah itu dapat dipecahkan oleh peserta didik/siswa.
d. Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan mengapa,
bagaimana kita mengetahui, dan betulkah kesimpulan ini?
e. Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu oleh siswa dan
tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi
pertanyaan-pertanyaan dan saran. Saran untuk menentukan jawaban
bukan memberi jawaban.
f. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.
g. Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan
eksperimen, melakukan pengamatan, membaca, dan menggunakan
sumber-sumber lain.
h. Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi-asumsi,
keterlibatan, dan kesulitan-kesulitan.
i. Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
j. Murid mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan.
-
k. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.26
4. Proses Pendekatan Inkuiri
Proses inkuiri ini dapat digambarkan juga sebagaimana gambar di bawah
ini :27
Berikut merupakan penjelasan dari proses pendekatan inkuiri di atas:
a. Mengamati
Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar melalui
panca indera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa
atau pengecap. Informasi yang diperoleh dapat menuntun keingintahuan,
mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang
lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
26 Ibid., hlm. 9-10
27 Ibid., hlm. 10-11
Proses Inkuiri
Mengamati
Bertanya Menarik
kesimpulan
Menganalisa data
Mengumpulkan data
Hipotesa
-
b. Bertanya
Kegiatan di mana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang
mendalam yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang dipelajari.
c. Hipotesis
Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang
telah dibuat.
d. Mengumpulkan data
Kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau materi yang
diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan
observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi
pendukung.
e. Menganalis data
Mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan,
gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
f. Menarik kesimpulan
Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.
Seperti telah dikemukakan terdahulu, proses inkuiri adalah proses
berpikir bila seseorang terlibat dalam kegiatan yang meliputi:28
a. Mengobservasi f. Mengiterpretasikan data
b. Meramalkan g. Mengontrol variabel
28 Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 63.
-
c. Menyarankan h. Melakukan percobaan
d. Merencanakan penelitian i. Mengkomunikasikan.
e. Merumuskan hipotesis
5. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri
a. Keunggulan pendekatan inkuiri:
a) Pengajaran berpusat pada diri pembelajar. Salah satu prinsip psikologi
belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan
pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami
proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya
belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar
tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan
komunikasi sosial secara terpadu.
b) Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri),
sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih
kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil kesempatan yang ada
dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.
c) Tingkat pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide
tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan
caranya sendiri.
d) Pengembangan bakat dan kecakapan individu, Lebih banyak
kebebasan dalam proses belajar mengajar berarti makin besar
-
kemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan, kemampuan dan
bakat-bakatnya.
e) Dapat memberi waktu kepada siswa unuk mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi. Belajar yang sesungguhnya yaitu jika
siswa bereaksi dan bertindak terhadap informasi melalui proses
mental.
f) Dapat menghindarkan peserta didik dari cara-cara belajar
tradisional.29
Jerome Bruner, melihat beberapa segi keuntungan dari pendekatan
inkuiri, yaitu:
a) Peserta didik akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih
banyak dan lebih baik.
b) Membantu peserta didik menggunakan ingatan dan transfer pada
situasi proses belajar yang baru.
c) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
d) Mendorong (memotivasi) peserta didik berpikir dan merumuskan
hipotesis serta membuktikannya melalui proses belajar.
e) Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.
f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g) Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang
kegairahan belajar.
29 Pakde Sofa, 2008, Pendekatan Inquiri Dalam Mengajar, http://id.wordpress.com//.
Diakses tanggal 19 Pebruari 2009
-
b. Kelemahan pendekatan inkuiri
1) Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar. Dengan
percaya diri yang kuat. Peserta didik harus mampu menghilangkan
hambatan.
2) Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah
peserta didik yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
3) Peserta didik yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang
telah dirancang pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi
dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. Dampaknya dapat
mengecewakan pengajar dan peserta didik sendiri.
4) Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan
keterampilan memberi kesan terlalu idealis. Ada kesan dananya
terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanya
merupakan suatu pemborosan belaka.30
6. Proses Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA berpikir dengan proses inkuiri dapat terlihat
melalui kegiatan yang lebih luas lagi seperti kegiatan berikut:
a) Mengobservasi objek atau fenimena tertentu.
b) Mengemukakan hasil pengamatan.
c) Menggunakan alat ukur yang tepat.
d) Menggunakan alat laboratorium.
e) Mengukur objek dan fenomena tertentu.
30 Ibid..
-
f) Mengembangkan ketrampilan menggunakan alat lab.
g) Memperkirakan ukuran dalam batas yang tepat.
h) Merumuskan masalah.
i) Merumuskan hipotesis.
j) Merencanakan metode untuk menguji hipotesis.
k) Merencanakan penelitian untuk menguj hipotesis.
l) Menyajikan dan menganalisis data.
m) Menunjukkan data yang diperoleh.
n) Menginterpretasikan data yang diperoleh.
o) Membuat interpolasi dan ekstrapolasi.
p) Mengevaluasi hipotesis dan data yang diperoleh.
q) Membuat generalisasi berdasarkan hubungan yang diperoleh.
r) Merancang hubungan-hubungan yang diperoleh menjadi suatu model.
s) Menurunkan hipotesis secara deduktif dari suatu model.
t) Membuat interpretasi dan mengevaluasi suatu model tertentu.
u) Membuat perbaikan pada suatu model.
v) Membuat perluasan dari suatu model berkembang.31
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan
suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
31 Mulyati Arifin, dkk. op.cit., hlm. 63-64.
-
kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu
telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum
didemonstraskan. 32
Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung ataupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000).
Ada juga yang mengatakan bahwa pengertian dari metode
pembelajaran demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Dari beberapa pengertian di atas, maka secara umum pengertian dari
metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memeragakan suatu proses kejadian. Metode pembelajaran demonstrasi
biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran
seperti: benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan
lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling cocok adalah papan tulis
dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan
menggunakan papan tulis, guru dan siswa dapat menggambarkan objek,
membuat skema, membuat hitungan matematika dan lain-lain.
32Ramayulis, op.cit., hlm. 245.
-
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan
pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. 33
2. Kebaikan Metode Demonstrasi
Kelebihan/kebaikan dari metode pembelajaran demonstrasi adalah
sebagai berikut:
1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik
diikutsertakan
2) Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut
membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima
pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya
3) Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi,
peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh
guru melainkan juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam
pelaksanaan suatu demonstrasi
4) Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu
proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat dan
bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta
didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar
5) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting
oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu
33 Roestiyah N.K, op.cit., hlm. 83.
-
demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju pada suatu yang
didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak diajak mengamati
proses yang sedang berlangsung daripada hanya semata-mata mendengar
saja
6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak
menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi
penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping
penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit
7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam
diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati
proses demonstrasi
8) Menghindari coba-coba dan gagal yang banyak memakan waktu
belajar, di samping praktis dan fungsional khususnya bagi peserta didik
yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya
sesuatu.34
3. Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan dari metode pembelajaran demonstrasi adalah:
1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
34 Ramayulis, op.cit., hlm. 246.
-
4. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat,waktu dan peralatan
yang cukup serta metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal
dari pendidik, untuk itu perlu persiapan yang matang.35
4. Mempersiapkan Suatu Demonstrasi
Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan
cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada
pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang
ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melakukan
demonstrasi yang baik diperlukan:
a. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai
aspek, sehingga dapat diharapkan peserta didik itu akan dapat
melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan
berakhir. Untuk itu hendaknya guru mempertimbangkan :
a) Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan cara paling
efektif untuk mencapai tujuan intruksional khusus tersebut.
b) Apakah alat-alat yang diperlukan itu mudah diperoleh dan sudah
dibacakan terlebih dahulu atau apakah kegiatan-kegiatan fisik biasa
dilakukan dan telah dilatih kembali sebelum demonstrasi dilakukan.
c) Apakah jumlah peserta didik tidak terlalu besar yang memerlukan
tempat dan tata ruang khusus agar semua peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif.
35 Ibid..
-
b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi, guru sudah
mencobakannya terlebih dahulu agar demonstrasi itu tidak gagal pada
waktunya.
c. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya guru sudah
merencanakan seluruh waktu yang dipakai maupun batas waktu untuk
langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
d. Selama demonstrasi berlangsung guru dapat mempertanyakan pada diri
sendiri apakah:
a) Keterangan-keterangan itu dapat didengar jelas oleh peserta didik.
b) Kedudukan alat atau kedudukan anda sendiri cukup baik sehingga
semua peserta didik dapat melihatnya dengan jelas.
c) Terdapat cukup waktu dan kesempatan untuk membuat catatan
seperlunya bagi peserta didik.
e. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai
dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi.
f. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu
terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan peserta didik mencobakan
kembali atau mengadkan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecekatan
yang lebih baik.36
36 Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1996),
hlm. 144
-
5. Manfaat Psikologis Pedagogis Dari Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dari metode pembelajaran demonstrasi
adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat pada diri
siswa (Daradjat, 1985)
C. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala
sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dengan cara mengajar guru
di kelas digunakan metode eksperimen. Yang dimaksud metode eksperimen
adalah salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.37 Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan
yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding
atau konstrol, dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar
mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri.38
37 Roestiyah N.K, op.cit., hlm. 80.
38 Nuryani R., op.cit., hlm. 109.
-
Metode eksperimen ini paling tepat apabila digunakan atau
dilaksanakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
atau pendekatan penemuan (discoveri). Dalam melaksanakan eksperimen
tersebut, untuk dapat memaparkan dengan tepat tentang tujuan percobaan
tentu ia harus memahami variabel-variabel yang terlibat.39
Pengunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih
dalam cara berpikir yang ilmiah (scintific thinking). Dengan eksperimen
siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya. 40
2. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Eksperimen
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektIf, perlu
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b. Agar ekspermen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama
39 Ibid..
40 Roestiyah N.K, loc.cit..
-
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diber petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen
itu.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tdak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengena kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya
suatu alat, sehinggan masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena
alatnya belum ada.41
3. Prosedur Melaksanakan Eksperimen
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
1) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui varabel-
variabel yang haus dkontrol dengan ketat.
3) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
41 Roestiyah N.K, op.cit., hlm 81.
-
4) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dcatat.
5) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagaianya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya ekspermen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar
tanya jawab.42
4. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Eksperimen
a. Keunggulan Metode Eksperimen
Eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan, yaitu:
1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya
pula kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, di mana
siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping
memperoleh ilmu pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis
serta ketrampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
42 Ibid., hlm. 82
-
4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendir kebenaran suatu teori,
sehngga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-
peristiwa yang tidak masuk akal.
b. Kelemahan/Kekurangan Metode Eksperimen
Kekurangan-kekurangan metode eksperimen yaitu:
1) Tidak semua bahan pelajaran dapat dieksperimenkan.
2) Peserta didik yang terlalu muda atau sedikit sekali pengalamannya,
tidak akan dapat melaksanakan eksperimen secara baik.43
3) Menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.44
5. Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh dalam Eksperimen
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan eksperimen
adalah:
a. Menerangkan tujuan eksperimen.
b. Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting didahulukan
dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaannya.
c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan:
1) Alat-alat mana yang diperlukan.
2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.
3) Hal-hal apa yang harus dicatat.
4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
43 Ramayulis, op.cit., hlm. 251.
44 Nuryani R. loc.cit.
-
d. Setelah eksperimen berakhir, guru harus:
1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut.
2) Mengadakan tanya jawab dengan proses.
3) Melaksanakan test untuk menguji pengertian peserta didik.45
6. Keterbatasan Pemakaiannya
Ketentuan metode eksperimen terbatas pelaksanaannya apabila:
a. Jenis masalah yang dipecahkan.
Kalau masalah yang dipecahkan itu tidak dapat dilaksanakan dengan
eksperimen, janganlah dipaksakan pemakaiannya. Andaikan dipaksakan
hasilnya tidak memuaskan, oleh sebab itu pergunakan saja metode yang
lain yang lebih cocok.
b. Cukup atau tidaknya alat-alat yang dipergunakan.
Dalam eksperimen apabila alat-alat tidak cukup maka tidak semua
peserta didik dapat melaksanakannya. Maka tidak semua peserta didik
dapat mencari pemecahannya.46
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
45 Ramayulis, op.cit., hlm. 250-251.
46 Ibid., hlm. 250
-
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced
practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.47
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi
dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama,
yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang
ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.48
Menurut Mc. Donald, motivation is a energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) sesorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.49 Perubahan energi
dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala
upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.50
2. Macam-Macam Motivasi
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan
dibahas dari dua sudut pandang, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
47 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.
23 48
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 114 49
Oemar Hamalik, op.cit., hlm. 158. 50
Syaiful Bahri Djamarah, loc.cit.
-
Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inhern dengan situasi belajar dan
bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-
nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi
untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung
dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain sepert ingin dapat
pujian, nilai yang tinggi atau hadiah, dan sebagainya.51
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar.52
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya di luar factor-faktor situasi belajar (resides in some
factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak
mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya,
untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan
sebagainya.53
3. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar peneltian yang saksama dalam
rangka mendorong motivasi belajar murid-murid di sekolah yang
mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self
motivation dan self discipline di kalangan murid-murid. Kenneth H. Hover,
mengemukakan prinsip-prnsip motivasi sebagai berikut:
51 Ibid., hlm. 115-116
52 Ibid., hlm.117
53 Ibid..
-
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.
b. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat
dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.
c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi
yang dipaksakan dar luar.
d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)
perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).
e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.
f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi.
g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat
yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu
dipaksakan oleh guru.
h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kadang
diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
i. Tehnik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektifuntuk
memelihara minat murid.
j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis.
k. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid-murid yang
kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para siswa yang
tergolong pandai.
l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.
m. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga
lebih baik.
-
n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi
secara cepat menuju ke demonstralisasi.
o. Setiap murid mempunyai tingkat frustasi yang berlainan.
p. Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam
motivasi daripada tekanan atau paksaan dari orang dewasa.
q. Motivasi yang besar, erat hubungannya dengan kreativitas murid.54
4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar yaitu:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan.
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang
akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari
sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya
mendorong anak ddik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak
didikpun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek.55
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan.
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian
menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah
melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran
berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak
perbuatan belajar.
54 Oemar Hamalik, op.cit.,, hlm. 163-166.
55 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, hlm. 123.
-
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Anak didik yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak
didik yang mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak
mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti
anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu
yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan
tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai
pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.56
5. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Ada beberapa bentuk motvasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak ddik di kelas, yaitu sebagai berikut:
a. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nila dari hasl
aktfitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.
Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata
pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
b. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa
56 Ibid., hlm. 123-124
-
dijadikan sebaga alat motivasi. Pemberan hadiah pada siswa bisa
dilakukan pada setiap kenaikan kelas. Dengan cara itu anak didik akan
termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang
telah mereka capai.dan tidak menutup kemungkinan akan mendorong
anak didik lainnya untuk ikut berkompetisi dalam belajar.
c. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat dijadikan sebagai alat motivasi
untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan,
bak dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam
pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses
interaksi belajar mengajar yang kondusif.
d. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha
dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan
menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek
belajar. Anak ddik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga
dirinya.
-
e. Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi
ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai
semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga
memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan
ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan nterval waktu
yang diberikan.
f. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi
bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya
guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau
pada semester berikutnya.
g. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai
alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian
untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di
sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat
atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.
-
h. Hukuman
Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan
edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di sini sebagai
hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan
anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.
i. Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri
anak didik. Potensi itu harus ditumbuhsuburkan dengan menyediakan
lngkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya. Motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan di sini, agar hasrat untuk belajar itu
menjelma menjadi perilaku belajar.
j. Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
k. Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan
menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.57
57 Ibid., hlm. 124-134
-
6. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Unsur-unsur yang mempengaruh motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa.
b. Kemampuan siswa.
c. Kondisi siswa.
d. Kondisi lingkungan siswa.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.58
7. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan
peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu:
a. Menggairahkan anak didik
Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha
menghindari hal- hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu
memberikan kepada siswa didik cukup banyak hal-hal yang perlu
dipikirkan dan dilakukan. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak
didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai
disposisi awal setiap anak ddiknya.
b. Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapanharapan siswa didik yang
realistis dan memodifikasi harapan- harapan yang kurang atau tidak
58 Dimyanti dan Mudjiono, op.cit., hlm. 97-100.
-
realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di
masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan-
harapan yang realistis, pesimis, atau terlalu optimis.bla anak didik telah
banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak
mungkin keberhasilan kepada anak didik.
c. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan
memberikan hadiah kepada siswa didik (dapat berupa pujian, angka
hadiah dan sebagainya) atas keberhasilannya sehingga siswa didik
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-
tujuan pengajaran.
d. Mengarahkan perilaku peserta didik
Mengarahkan perilaku peserta didik adalah tugas guru. Disini
kepada guru dituntut untuk memberikan respon terhadap siswa didik yang
tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. 59
Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven
(1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik
tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran.
2) Menggunakan pujian verbal
3) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
4) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
59 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 134-136.
-
5) Melakukan hal yang luar biasa
6) Merangsang hasrat anak didik
7) Memanfaatka apersepsi anak didik
8) Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang
unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar.
9) Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah
dipelajari sebelumnya.
10) Pergunakan simulasi dan permainan
11) Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan
12) Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap
anak didik dari keterlibatannya dalam belajar, yaitu:
a. Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu
gagasan atau memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.
b. Dari aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan, seperti duduk
terlalu lama, mendengarkan penjelasan guru dalam ruangan yang
akustiknya buruk, melihat ke papan tulis yang terlalu jauh.
c. Anak didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan
(reinforcement).
d. Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu
dari bahan pelajaran yang disampaikan.
e. Anak didik harus berhenti di tengah-tengah aktifitas yang menarik.
f. Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan gagasan-
gagasannya belum pernah diajarkan.
-
g. Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat
kemampuannya.
h. Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.
i. Anak didik harus melakukan tes yang pertanyaan-pertanyaannya
tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu remeh.
j. Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru.
k. Anak didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan anak
didik lainnya yang lebih pandai.
l. Anak didik harus bersaing dalam situasi di mana hanya beberapa
orang anak didik saja yang dapat sukses dalam menyelesaikan suatu
tugas.
m. Anak didik dikelompokkan bersama anak didik yang kurang pandai
dibandingkan dirinya.
n. Anak didik harus duduk mendengarkan presentasi
(penjelasan/keterangan) guru yang membosankan.
o. Anak didik harus menghadapi guru yang tidak menaruh perhatian
(minat) pada mata pelajaran yang diajarkannya.
p. Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan
sedikit waktu yang disediakan.60
60 Ibid, hlm. 136-140
-
E. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan,
untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh
perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk dicapainya.61
WJS. Purwadarmana berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut
Qohar dalam jamarah mengatakan prestasi adalah apa yang telah diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Sedangkan Harahap memberikan batasan, bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka
serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.62
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :
To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible. Yang artinya Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.63
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
61 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional 1994), hal. 19-20 62
Ibid, hal. 20 63
Sunartombs, 2009, Pengertian Prestasi Belajar, http//id.WordPress.com./, diakses tanggal 28 Maret 2009.
-
menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto