07. brs pdrb triwulan iv-2009

9

Click here to load reader

Upload: badan-pusat-statistik-provinsi-papua-barat

Post on 19-Jun-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 1

Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat tahun 2009 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 6,26 persen terhadap tahun 2008. Sebagian besar sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian minus 0,44 persen.

Besaran PDRB Papua Barat pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp14.547,73 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp6.768,20 miliar.

Secara triwulanan, PDRB Papua Barat triwulan IV/2009 meningkat 1,75 persen dibandingkan dengan triwulan III/2009 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2008 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,22 persen.

Pertumbuhan PDRB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 7,36 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB dengan migas yang besarnya 6,26 persen.

Di sisi penggunaan, PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 69,02 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba 0,73 persen, konsumsi pemerintah 19,61 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 30,92 persen serta ekspor neto minus 22,98 persen (ekspor 35,54 persen dan impor 58,52 persen).

Sebagian besar komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2009, dengan pertumbuhan tertinggi pada konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 19,91 persen, diikuti oleh konsumsi rumah tangga 6,18 persen, konsumsi pemerintah 5,45 persen, pembentukan modal tetap bruto 4,01 persen, sedangkan ekspor dan impor mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar minus 27,15 persen dan minus 24,10 persen.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,26 persen adalah konsumsi rumah tangga 3,68 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 1,12 persen, konsumsi pemerintah 0,97 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba 0,11 persen, sementara ekspor dan impor cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan share terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar minus 13,28 persen dan minus 14,03 persen.

PDRB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp19,56 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp17,08 juta.

No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2009

Page 2: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 2

1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009

Perekonomian Papua Barat pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 6,26 persen dibanding tahun 2008. Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 mencapai Rp6.768,20 miliar, sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp6.369,37 miliar. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDRB tahun 2009 naik sebesar Rp2.078,70 miliar, dari Rp12.469,03 miliar pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp14.547,73 miliar pada tahun 2009.

Laju Pertumbuhan

Sumber Pertumbuhan

2009 20092008 2009 2008 2009 (persen) (persen)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3 107,12 3 567,52 1 817,44 1 878,56 3,36 1,062. Pertambangan dan Penggalian 1 844,02 1 926,82 1 098,59 1 093,72 -0,44 -0,143. Industri Pengolahan 2 835,99 3 548,36 872,43 971,08 11,31 1,564. Listrik, Gas, dan Air Bersih 66,03 73,87 29,10 31,69 8,91 0,045. Konstruksi 1 150,83 1 426,54 572,82 648,21 13,16 1,186. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1 290,42 1 452,69 670,82 712,64 6,23 0,647. Pengangkutan dan Komunikasi 866,88 1 059,22 473,54 549,20 15,98 1,258. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 302,33 348,90 150,15 151,93 1,19 -0,029. Jasa-jasa 1 005,41 1 143,80 684,49 731,17 6,82 0,69

PDRB 12 469,03 14 547,73 6 369,37 6 768,20 6,26 6,26PDRB Tanpa Migas 8 733,34 10 210,88 4 962,29 5 327,75 7,36 -

Tabel 1Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 dan

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2009

Lapangan UsahaAtas Dasar Harga

Berlaku(miliar rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan 2000(miliar rupiah)

Selama tahun 2009, hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 15,98 persen; diikuti oleh Sektor Konstruksi 13,16 persen; Sektor Industri Pengolahan 11,31 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 8,91 persen; Sektor Jasa-jasa 6,82 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,23 persen; Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 3,36 persen; Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,19 persen; serta Sektor Pertambangan dan Penggalian minus 0,44 persen. Pertumbuhan PDRB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 7,36 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB dengan migas yang besarnya 6,26 persen.

Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2009. Sektor-sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar dan laju pertumbuhannya yang relatif tinggi akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan. Nilai tambah Sektor Industri Pengolahan yang besar dan juga mengalami laju pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 11,31 persen, ternyata memberikan kontribusi terbesar yaitu 1,56 persen terhadap total pertumbuhan 6,26 persen. Sementara Sektor

Page 3: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 3

Listrik, Gas, dan Air Bersih yang memiliki nilai nominal yang kecil dan laju pertumbuhan yang relatif tinggi, ternyata memberikan kontribusi terkecil yaitu 0,04 persen terhadap total pertumbuhan 6,26 persen. Sumber-sumber pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Grafik 1

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009

2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV/2009

Kinerja perekonomian Papua Barat pada triwulan IV tahun 2009 yang digambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 melambat menjadi sebesar 1,75 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Perlambatan pertumbuhan pada triwulan IV tahun 2009 ini terutama karena Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan mengalami perlambatan cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar 1,01 persen. Sementara itu, selama triwulan IV beberapa sektor lainnya juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Adapun sektor-sektor tersebut antara lain Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 0,32 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 0,53 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 0,47 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,16 persen; serta Sektor Jasa-jasa tumbuh 1,38 persen.

Selanjutnya, perekonomian Papua Barat pada triwulan IV tahun 2009 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 4,22 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada hampir semua sektor ekonomi, dimana Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 15,99 persen; Sektor Konstruksi 9,74 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 8,09 persen; Sektor Industri Pengolahan 6,96 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4,34 persen; Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 3,68 persen; Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 2,60 persen; dan Sektor Jasa-jasa 0,59 persen.

3.36

11.31

8.91

13.16

6.23

15.98

1.19

6.82

1.06 1.560.04

1.18 0.641.25 0.69

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3 Sektor 4 Sektor 5 Sektor 6 Sektor 7 Sektor 8 Sektor 9

Persen

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Page 4: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 4

Triw III-2009 Triw IV-2009 Triw IV-2009 terhadap terhadap terhadap

Triw II-2009 Triw III-2009 Triw IV-2008(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,22 1,01 3,682. Pertambangan dan Penggalian 0,59 0,32 -2,953. Industri Pengolahan 0,39 0,65 6,964. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,30 0,53 8,095. Konstruksi 5,26 7,54 9,746. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,76 0,47 4,347. Pengangkutan dan Komunikasi 3,71 3,16 15,998. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 5,98 6,30 2,609. Jasa-jasa 3,55 1,38 0,59

PDRB 2,55 1,75 4,22PDRB Tanpa Migas 3,14 2,18 5,91

Tabel 2Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha

(persentase)

Lapangan Usaha

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 dan 2009

Distribusi PDRB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor Pertambangan dan Penggalian; serta Sektor Industri Pengolahan mempunyai peranan sebesar 62,16 persen pada tahun 2009. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan memberi kontribusi sebesar 24,52 persen; Sektor Industri Pengolahan 24,39 persen; dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 13,24 persen.

Dibandingkan dengan tahun 2008, pada tahun 2009 terjadi perubahan peranan pada beberapa

sektor ekonomi yaitu penurunan pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan;

Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan,

Hotel, dan Restoran; Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan; serta Sektor Jasa-jasa.

Penurunan yang cukup besar terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian dari 14,79 persen

pada tahun 2008 menjadi 13,24 persen di tahun 20098. Peranan Sektor Pertanian, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan menurun dari 24,92 persen menjadi 24,52 persen; Sektor Listrik, Gas,

dan Air Bersih menurun dari 0,53 persen menjadi 0,51 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran dari 10,35 persen menjadi 9,99 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

menurun dari 2,42 persen menjadi 2,40 persen; serta Sektor Jasa-jasa menurun dari 8,06 persen

menjadi 7,86 persen. Sementara Sektor Industri Pengolahan naik peranannya dari 22,74 persen di

tahun 2008 menjadi 24,39 persen di tahun 2009; Sektor Konstruksi naik dari 9,23 persen menjadi

9,81 persen; serta Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,95 persen menjadi 7,28 persen.

Page 5: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 5

Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDRB tanpa migas meningkat dari 70,04 persen pada

tahun 2008 menjadi 70,19 persen pada tahun 2009.

Lapangan Usaha 2008 2009(1) (2) (3)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 24,92 24,522. Pertambangan dan Penggalian 14,79 13,243. Industri Pengolahan 22,74 24,394. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,53 0,515. Konstruksi 9,23 9,816. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 10,35 9,997. Pengangkutan dan Komunikasi 6,95 7,288. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 2,42 2,409. Jasa-jasa 8,06 7,86

PDRB 100,00 100,00PDRB Tanpa Migas 70,04 70,19

Tabel 3Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(persentase)Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009

4. PDRB Menurut Penggunaan

PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 senilai Rp14.547,73 miliar, sebagian besar

digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp10.041,36 miliar. Komponen penggunaan

lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar Rp106,57 miliar;

konsumsi pemerintah sebesar Rp2.852,99 miliar; Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi

fisik sebesar Rp4.498,24 miliar; perubahan inventori sebesar Rp391,13 miliar; transaksi ekspor

sebesar Rp5.170,94 miliar; dan impor sebesar Rp8.513,50 miliar. Dibandingkan dengan tahun 2008,

PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp12.469,03 miliar menjadi Rp14.547,73 miliar.

Hal tersebut didukung oleh kenaikan sebagian besar komponen penggunaan, seperti terlihat pada

tabel 4 berikut.

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2009 tercatat sebesar 6,26 persen.

Pertumbuhan ini didukung oleh sebagian besar komponen PDRB penggunaan, yakni konsumsi

rumah tangga tumbuh sebesar 6,18 persen; konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 19,91 persen;

konsumsi pemerintah sebesar 5,45 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,01 persen.

Sedangkan ekspor maupun impor barang dan jasa, masing-masing menurun sebesar minus 27,15

persen dan minus 24,10 persen. Pertumbuhan PDRB tahunan tersebut merupakan pertumbuhan

kumulatif dari PDRB triwulanan yang terbentuk pada tahun yang bersangkutan.

Page 6: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 6

Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebagian besar bersumber dari komponen konsumsi

rumah tangga. Dari 6,26 persen pertumbuhan tahun 2009 (c-to-c), 3,68 persen bersumber dari

komponen konsumsi rumah tangga. Sementara komponen terbesar kedua yaitu komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dengan share terhadap laju pertumbuhan ekonomi

sebesar 1,12 persen. Kemudian pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba dan konsumsi

pemerintah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing sebesar 0,11 persen dan

0,97 persen.

Laju Pertumbuhan

Sumber Pertumbuhan

2009 20092008 2009 2008 2009 (persen) (persen)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 8 614,25 10 041,36 3 798,22 4 032,81 6,18 3,68

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 83,16 106,57 36,66 43,97 19,91 0,11

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2 506,04 2 852,99 1 132,42 1 194,13 5,45 0,97

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4 080,08 4 498,24 1 777,50 1 848,85 4,01 1,12

5. Perubahan Inventori 375,83 391,13 218,76 194,61 -11,04 -0,38

6. Ekspor 6 787,16 5 170,94 3 114,40 2 268,84 -27,15 -13,28

7. Dikurangi Impor 9 977,50 8 513,50 3 708,60 2 815,00 -24,10 -14,03

PDRB 12 469,03 14 547,73 6 369,37 6 768,20 6,26 6,26

Tabel 4Nilai PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2008-2009 dan

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2009

Komponen PenggunaanAtas Dasar Harga

BerlakuAtas Dasar Harga

Konstan 2000(miliar rupiah) (miliar rupiah)

Pertumbuhan sebagian besar komponen penggunaan pada triwulan IV terhadap triwulan III

tahun 2009 mengalami percepatan kecuali konsumsi rumah tangga yang mengalami perlambatan,

sedangkan komponen perubahan inventori mengalami kontraksi. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi

pada komponen konsumsi pemerintah yaitu sebesar 4,55 persen; ekspor; PMTB; dan impor

masing-masing meningkat sebesar 3,45 persen; 2,75 persen; dan 2,42 persen. Sementara perubahan

inventori mengalami kontraksi sebesar minus 3,15 persen.

Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2008) secara

umum pada triwulan IV tahun 2009, sebagian besar komponen penggunaan menunjukkan

peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen konsumsi lembaga swasta

nirlaba yang mencapai 16,96 persen, diikuti oleh komponen konsumsi pemerintah sebesar 8,19

persen. Di samping itu, PMTB dan konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan yaitu

masing-masing sebesar 2,02 persen dan 1,56 persen. Sedangkan ekspor dan impor mengalami

penurunan yaitu sebesar minus 27,58 persen dan minus 26,40 persen.

Page 7: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 7

Triw III-2009 Triw IV-2009 Triw IV-2009 terhadap terhadap terhadap

Triw II-2009 Triw III-2009 Triw IV-2008(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,37 0,20 1,56

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba -4,60 0,01 16,96

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,65 4,55 8,19

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,04 2,75 2,02

5. Perubahan Inventori 1,25 -3,15 -17,32

6. Ekspor 1,75 3,45 -27,58

7. Dikurangi Impor -0,67 2,42 -26,40

PDRB 2,55 1,75 4,22

Tabel 5Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Menurut Penggunaan

(persentase)

Komponen Penggunaan

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga masih

merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Papua Barat; dimana porsinya sedikit

mengalami penurunan dari 69,09 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 69,02 persen pada tahun

2009. Komponen lain yang juga mengalami penurunan adalah konsumsi pemerintah dari 20,10

persen menjadi 19,61 persen. PMTB menurun dari 32,72 persen menjadi 30,92 persen. Perubahan

inventori dari 3,01 persen menjadi 2,69 persen. Ekspor menurun dari 54,43 persen menjadi 35,54

persen. Sementara impor menurun dari 80,02 persen menjadi 58,52 persen. Sedangkan komponen

konsumsi lembaga swasta nirlaba menunjukkan peningkatan dari 0,67 persen menjadi 0,73 persen.

Komponen Penggunaan 2008 2009(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 69,09 69,022. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 0,67 0,733. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,10 19,614. Pembentukan Modal Tetap Bruto 32,72 30,925. Perubahan Stok 3,01 2,696. Ekspor 54,43 35,547. Dikurangi Impor 80,02 58,52

PDRB 100,00 100,00

Tabel 6Struktur PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2008-2009

(persentase)

Page 8: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 8

5. PDRB Per Kapita

PDRB per-kapita merupakan PDRB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2009 angka PDRB per-kapita diperkirakan mencapai

Rp19,56 juta dengan laju peningkatan sebesar 14,49 persen dibandingkan dengan PDRB per-kapita

tahun 2008 sebesar Rp17,08 juta.

Tabel 7 PDRB Per Kapita Papua Barat Tahun 2008-2009

Uraian 2008 2009

(1) (2) (3)PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

- Nilai (juta rupiah) 17,08 19,56 - Laju Peningkatan (persen) 17,97 14,49

Page 9: 07. Brs Pdrb Triwulan IV-2009

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 07/02/91/Th. IV, 10 Februari 2010 9

Informasi lebih lanjut hubungi:

Akmal, S.Si Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

BPS Provinsi Papua Barat

Telepon/Fax: (0986) 2702414 / (0986) 213038 Email: bps9100@ bps.go.id

Homepage: http://www.irjabar.bps.go.id/

BPS PROVINSI PAPUA BARAT