triwulan i tahun 2018 - arsippromosi.files.wordpress.com · pertumbuhan ekonomi daerah adalah...

[BULETIN PROMOSI] TRIWULAN I TAHUN 2018

DAFTAR ISI A p a I t u P r o m o s i D a e r a h ? – 2 PERATURAN TERBARU TERKAIT PELAKSANAAN INVESTASI – 7 S e k i l a s P e r a t u r a n K e p a l a B K P M 9 / 2 0 1 7 t e n t a n g P e l a k s a n a a n K e g i a t a n P e n g e m b a n g a n P e n a n a m a n M o d a l – 8 S e k i l a s P e r a t u r a n K e p a l a B K P M T e r b a r u T e n t a n g P e r i z i n a n d a n F a s i l i t a s I n v e s t a s i – 1 0

DAFTAR PERIJINAN YANG DILAYANI DPMPTSP KOTA MEDAN - 12 P e r k e m b a n g a n R e a l i s a s i I n v e s t a s i - 1 6

Apa I tu Promos i Daerah? Latar Belakang

1 Bidang Promosi Penanaman Modal | DPMPTSP KOTA MEDAN


Kondisi perekonomian suatu negara dapat dibaca dari beberapa indikator seperti: Produk Domestik Bruto (PDB), Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Kesempatan Kerja dan Pengangguran. Indikator-indikator ini juga dapat digunakan untuk melihat kondisi perekonomian di suatu daerah, dimana produk yang dihasilkan daerah dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah dalam satu periode tertentu (biasanya satu tahun) yang digambarkan dengan nilai rupiah. Sementara Pertumbuhan Ekonomi Daerah adalah kenaikan PDRB dalam kurun waktu tertentu (Arsyad, 2000) dan inflasi adalah kenaikan harga-harga secara keseluruhan dan terus-menerus.

Penanaman modal (investasi) sendiri adalah salah satu komponen dari pendapatan. Dalam pemahaman ekonomi makro, investasi berkorelasi positif terhadap PDB yang artinya jika investasi naik maka PDB juga cenderung naik, demikian pula sebaliknya. Hal yang sama tentu berlaku pada sektor yang lebih kecil, yaitu daerah. Investasi juga akan mempengaruhi PDRB yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Investasi memberikan efek berantai atau yang disebut juga dengan efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian yang cukup besar dengan mendorong sektor riil melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja yang kemudian dapat menurunkan kesenjangan antar wilayah. Segala sumber daya yang ada pada suatu daerah hanya dapat dikelola menjadi kekuatan ekonomi riil jika ada investasi.

Investasi dapat didatangkan jika investor merasa tertarik dengan proyek yang ditawarkan. Ketertarikan ini merupakan sebuah kesimpulan dari pertimbangan berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya investasi itu sendiri. Keynes menyebutkan bahwa investasi dipengaruhi oleh tingkat bunga, keadaan ekonomi masa kini, ramalan perkembangan di masa yang akan datang, luasnya perkembangan teknologi yang berlaku, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya serta keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan. Di luar itu, secara empiris dapat pula dirumuskan bahwa investasi dipengaruhi oleh regulasi, bahan baku, sumber daya manusia, kemudahan berusaha, stabilitas pekerja dan keamanan.

Bagaimana daerah dapat memaksimalkan faktor-faktor yang dapat dikendalikannya untuk menjadi alat pemasaran yang menarik, adalah tantangan sebenarnya dalam bidang investasi. Tak berbeda halnya dengan pemasaran produk. Mustahil sebuah produk dapat sukses di pasaran jika kualitasnya buruk dan harganya mahal. Oleh karena itu wajib bagi daerah untuk terlebih dahulu melakukan penguatan sektor infrastruktur, energi, birokrasi, regulasi, kepastian hukum, stabitilas sosial dan keamanan baru menyiapkan strategi pemasaran. Namun mengingat tugas pokok dan fungsi Bidang Promosi Penanaman Modal, maka uraian ini akan berfokus pada topik promosi investasi sebagai satu bagian dari pemasaran daerah.

Pemasaran Daerah Dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi

Pemerintah Kota Medan agar selaras dengan arah kebijakan instansi vertikal, DPMPTSP Kota Medan perlu mengadopsi pendekatan Customer-driven yaitu bertolak pada kebutuhan stakeholder. Perubahan global dalam pergerakan ekonomi, persaingan regional yang semakin terbuka, dan dukungan sistem desentralisasi yang melahirkan otonomi daerah, menuntut kreativitas daerah dalam membangun wilayahnya dengan meninggalkan pola birokrasi yang terkesan kaku dan top-down (kebijakan yang dirumuskan dari atas). Pemasaran pun menjadi senjata penting dalam upaya menarik investasi untuk pembangunan daerah.

Menurut Kertajaya (2005), target pasar suatu daerah terdiri dari tiga kelompok yaitu pertama, penduduk dan masyarakat daerah tersebut, kedua, Trader, Tourist, dan Investor (TTI) baik dari dalam dan luar negeri, dan ketiga adalah Talent (SDM yang berkualitas),



Developer (pengembang), dan Organizer (penyelenggara/ pelaksana kegiatan) dan seluruh pihak yang berkontribusi dalam membangun keunggulan bersaing daerah. Namun kemudian Rehman (2010) menambahkan bahwa sebagai pelengkap atau pendukung dari daya saing tersebut adalah informasi, yaitu sistem informasi pemasaran yang terpadu, karena informasi merupakan salah satu unsur strategis dalam meningkatkan kinerja perekonomian suatu daerah. Catatan pertama yang perlu diingat adalah bahwa investor merupakan satu bagian dari target pasar suatu daerah meski aktivitas pemasaran daerah itu sendiri tidak dapat dilakukan secara parsial terhadap ketiga target tersebut.

Menurut Kotler (2009), pemasaran (marketing) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individual maupun kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Dapat diartikan bahwa pemasaran adalah upaya untuk menukar suatu produk yang dimiliki satu pihak dengan nilai yang dipunyai pihak lain dimana seharusnya kedua pihak mencapai kepuasan.

Masih merujuk pada teori pemasaran, untuk menerapkan pemasaran yang efektif perlu dilakukan strategi marketing mix, yaitu kombinasi variabel-variabel pemasaran yang dikendalikan dan digunakan organisasi untuk mencapai tingkat penjualan yang ditargetkan (Kotler, 2009). Marketing mix itu terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Dengan demikian, sebagai catatan kedua yang perlu diingat adalah bahwa promosi merupakan satu bagian di dalam kegiatan pemasaran.

Target kunci percepatan pembangunan daerah adalah residents (penduduk), visitors (pengunjung/turis), new business (usaha baru), dan investments (investasi). Untuk dapat menarik keempat target tersebut maka daerah harus memiliki daya tarik di mata residents (penduduk), visitors (pengunjung/turis), traders (pebisnis), dan investors (investor). Di sinilah pemasaran daerah diperlukan.

Penduduk dan Masyarakat

DAERAH Trader, Tourist, dan Investor

Talent, Developer, dan Organizer

Target pasar daerah

DAERAH

RESIDENTS

VISITORS

TRADERS

INVESTORS



Pemasaran daerah menurut Kotler (2008) adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan empat kegiatan sebagai berikut:

1. positioning dan image daerah yang kuat dan menarik;

2. menetapan insentif yang menarik bagi customers dan calon customers;

3. menyampaikan produk secara efisien;

4. mempromosikan keunggulan daerah kepada customers secara meyakinkan.

Promosi Daerah Sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran, promosi menurut Boone dan

Kurtz (2002) adalah suatu proses menginformasikan, membujuk, dan mempengaruhi suatu keputusan pembelian. Sedang menurut Madura (2001), promosi adalah tindakan menginformasikan atau mengingatkan tentang spesifikasi produk atau merek. Sehingga pada konteks daerah, maka promosi daerah dapat diartikan sebagai proses menginformasikan dan mengingatkan stakeholder akan produk dan potensi daerah kemudian membujuk dan mempengaruhi stakeholder tersebut untuk melakukan pembelian atau berinvestasi.

Dalam teori pemasaran Kismono mengatakan bahwa perusahaan perlu menetapkan tujuan promosi yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan secara lebih luas (2001). Program-program promosi dapat didasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini: Memberikan informasi, meningkatkan penjualan, menstabilkan penjualan, memposisikan produk, membentuk citra produk.

Setelah memahami pengertian promosi dan pemasaran tersebut, maka penulis merumuskan bahwa tujuan dari kegiatan promosi daerah dalam konteks penanaman modal adalah:

1. Memberikan informasi potensi, peluang, dan prosedur investasi;

2. Meningkatkan realisasi investasi;

3. Membentuk dan mempertahankan citra daerah sebagai daerah yang potensial secara ekonomi, menarik dan nyaman untuk investasi;

Arah Kebijakan Umum Nasional Dalam menentukan arah kebijakan penanaman modal daerah maka perlu terlebih dahulu diketahui dan dicermati arah kebijakan umum nasional 2014-2019 sebagai panduan utama, yakni:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.

2. Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam (SDA) yang Berkelanjutan.

3. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan.

Target dan daya tarik daerah



4. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana Alam dan Penannganan Perubahan Iklim.

5. Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh.

6. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan.

7. Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah.

Arah Kebijakan Penanaman Modal Indonesia Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum

Penanaman Modal dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal yang menjadi acuan dalam menyusun kebijakan yang terkait dengan kegiatan penanaman modal, maka pemerintah daerah perlu memperhatikan arah kebijakan nasional yang telah dirumuskan oleh BKPM, yakni sebagai berikut:

1. perbaikan iklim penanaman modal;

2. persebaran penanaman modal;

3. fokus pengembangan pangan, infrastruktur, dan energi;

4. penanaman modal yang berwawasan lingkungan;

5. pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK);

6. pemberian fasilitas, kemudahan dan/atau insentif penanaman modal; serta

7. promosi penanaman modal.

Program dan Kegiatan Promosi Penanaman Modal Setelah mengetahui dan mencermati arah kebijakan pemerintah pusat sebagaimana

yang diuraikan diatas, maka instansi penanaman modal daerah dapat menyusun program dan kegiatan promosi penanaman modal daerah, tentunya seirama dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala daerah dan selaras dengan arah kebijakan BKPM yang menjabarkan arah kebijakan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Adapun hal-hal yang perlu diakomodir dalam dalam program dan kegiatan promosi penanaman modal adalah:

1. Membangun citra (image) daerah sebagai tempat yang ramah dan kondusif terhadap dunia usaha;

2. Merumuskan strategi promosi yang efektif dan tepat sasaran;

3. Melaksanakan berbagai jenis kegiatan promosi untuk meningkatkan investasi seperti pameran, forum, kunjungan, talk show, seminar, business matching, roadshow, iklan;

4. Penyediaan dan pelaksanaan promosi melalui media cetak seperti surak kabar, majalah, baliho, brosur, dan melalui media elektronik seperti website, media sosial, videotron, radio, dan televisi;

5. Melakukan identifikasi dan pemetaan potensi investasi.

Oleh: Bergman Siahaan



Referensi:

1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal.

2. Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal.

3. Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019.

4. Wahyono. 2011. "Strategi Pemasaran Daerah Sebagai Upaya Meningkatkan Peluang Investasi di Kota Semarang". Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. 6 Februari 2018.

5. Abdullah, Firdaus. "Daerah dan Kesuksesan Promosi Peluang Investasi". Pusdiklat BKPM, Jakarta. 21 Februari 2018.

6. Marantika, George Iwan. "Strategi Promosi Investasi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta". Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta. 21 Februari 2018.



PERATURAN TERBARU TERKAIT PELAKSANAAN INVESTASI

• Perka BKPM No. 9 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Iklim Penanaman Modal

• Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017

• Percepatan Pelaksanaan Berusaha

• Perka BKPM No. 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal beserta lampirannya

• Perka BKPM No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal beserta lampirannya


https://arsippromosi.files.wordpress.com/2017/11/perka-bkpm-no-9-tahun-2017.pdf

https://arsippromosi.files.wordpress.com/2017/11/perka-bkpm-no-9-tahun-2017.pdf

https://arsippromosi.files.wordpress.com/2018/02/2017-_13_perbkpm_perizinan_dan_fasilitas_pm_.pdf

https://arsippromosi.files.wordpress.com/2018/02/2017-_13_perbkpm_perizinan_dan_fasilitas_pm_.pdf

https://arsippromosi.files.wordpress.com/2018/02/2017-_14_perbkpm_pengendalian_dan_pelaksanaan_pm_1.pdf

https://arsippromosi.files.wordpress.com/2018/02/2017-_14_perbkpm_pengendalian_dan_pelaksanaan_pm_1.pdf


S e k i l a s P e r a t u r a n K e p a l a B K P M 9 / 2 0 1 7 t e n t a n g P e l a k s a n a a n K e g i a t a n P e n g e m b a n g a n P e n a n a m a n M o d a l

Dalam rangka pengembangan penanaman modal, maka daerah perlu membuat kebijakan dan melaksanakan kegiatan yang tepat, selaras dengan arah yang telah ditetapkan secara vertikal yakni oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.

Untuk itulah Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2017 dikeluarkan sebagai panduan DPMPTSP Provinsi dan DPMPTSP Kabupaten/Kota dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan yang mencakup tiga ruang lingkup, yaitu deregulasi penanaman modal, pengembangan potensi dan peluang investasi, serta pemberdayaan usaha.

Standar yang telah ditetapkan BKPM ini mencakup tiga ruang lingkup, yaitu deregulasi penanaman modal, pengembangan potensi dan peluang investasi, serta pemberdayaan usaha.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk lingkup deregulasi, DPMPTSP Kota Medan diminta untuk:

1. mengidentifikasi dampak kebijakan/peraturan daerah terhadap peningkatan dan pelaksanaan sektor usaha di Kota Medan;

2. menganalisis dan merancang kebijakan/peraturan sesuai kebutuhan Penanaman Modal dan pengembangan ekonomi di Kota Medan;

3. mengevaluasi implementasi kebijakan/peraturan sesuai kebutuhan Penanaman Modal dan pengembangan ekonomi di Kota Medan;

4. merumuskan kebijakan/peraturan sesuai kebutuhan; dan 5. mengusulkan perubahan atau pencabutan kebijakan/peraturan Pemerintah Kota

Medan.

Kebijakan dan peraturan yang dimaksud mencakup insentif dan prosedur penanaman modal yang kemudian disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder).

Untuk lingkup pengembangan potensi dan peluang investasi, DPMPTSP Kota Medan diminta untuk:



1. mengumpulkan data dan informasi potensi investasi di Kota Medan; 2. menganalisis data dan informasi potensi investasi dengan studi dan kunjungan

lapangan; 3. menyusun hasil analisa dalam bentuk Profil Daerah dan Peta Peluang Investasi. 4. mengdokumentasikan hasil pemetaan Peluang Investasi ke dalam SIPID (Sistem

Informasi Potensi Investasi Daerah).

Kemudian untuk lingkup pemberdayaan usaha, DPMPTSP Kota Medan diminta untuk:

1. memfasilitasi pembinaan manajemen usaha kepada UKM di Kota Medan terkait pemberdayaan penanaman modal;

2. memfasilitasi kemitraan UKM dan usaha besar di Kota Medan; 3. memfasilitasi peningkatan daya UKM dan menggali masukan dan permasalahan

dari dunia usaha nasional yang ada di Kota Medan.

Adapun tujuan utama kegiatan pemberdayaan usaha ini adalah untuk menyiapkan UKM bermitra dengan PMA dan PMDN yang ada dan menaikkan kelas UKM menjadi usaha besar.

Demikianlah panduan kebijakan pengembangan penanaman modal ini dikeluarkan oleh BKPM agar seyogyanya diakomodir dalam susunan program dan kegiatan pemerintah daerah, dalam hal ini DPMPTSP Kota Medan. (*)



S e k i l a s P e r a t u r a n K e p a l a B K P M T e r b a r u T e n t a n g P e r i z i n a n d a n F a s i l i t a s I n v e s t a s i

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mengundangkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal pada tanggal 15 Desember 2017 yang lalu. Peraturan Kepala BKPM 13/2017 berlaku sejak 2 Januari 2018 dan secara otomatis membatalkan Peraturan Kepala BKPM sebelumnya seperti: Peraturan Kepala BKPM Nomor 8 Tahun 2015; Peraturan Kepala BKPM Nomor 13 Tahun 2015; Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2015; Peraturan Kepala BKPM Nomor 15 Tahun 2015; Peraturan Kepala BKPM Nomor 16 Tahun 2015.

Beberapa perubahan dibuat dalam Peraturan Kepala BKPM 13/2017 untuk mempersingkat proses perizinan investasi. Sebagaimana perubahan-perubahan tersebut, berikut 5 (lima) ketentuan yang penting dicatat:

1. Investor dapat mengajukan izin usaha secara langsung untuk bidang-bidang usaha tertentu yakni bidang usaha yang tidak mensyaratkan aktivitas pembangunan dan bidang usaha yang tidak memerlukan fasilitas untuk pengesampingan bea masuk atas mesin-mesin atau barang modal. Kegiatan usaha harus dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun oleh pemegang izin usaha. Terkait hal ini, pertama kali investor harus mendirikan sebuah badan hukum Indonesia, mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan memiliki kantor/tempat usaha. Pelaksanaan ketentuan ini membutuhkan sinkronisasi antara BKPM, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Direktorat Jenderal Pajak.

2. BKPM menegaskan larangan aturan kepemilikan saham dalam perseroan terbatas untuk dan atas nama orang lain berdasarkan suatu perjanjian atau pernyataan. Jika diperlukan, BKPM dapat mensyaratkan investor untuk memberikan surat pernyataan dan dicatat oleh notaris (waarmerking).

3. Persyaratan divestasi berdasarkan izin usaha yang berlaku masih harus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Akan tetapi, persyaratan ini dapat dikesampingkan jika: a. Pihak Indonesia dalam suatu bisnis usaha patungan tidak

menghendaki/menuntut kepemilikan saham yang harus didivestasikan sesuai dengan izin usaha.



b. Seluruh pemegang saham suatu perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang 100% sahamnya dimiliki oleh investor asing, tidak memiliki komitmen untuk menjual sahamnya kepada pihak Indonesia manapun.

4. Izin usaha pada dasarnya berlaku selama perusahaan masih beroperasi. Untuk PMA yang belum diklasifikasikan sebagai suatu perusahaan dengan kualifikasi usaha besar (minimum kekayaan bersih sebesar Rp10.000.000.000) atau keuntungan bersih penjualan sebesar Rp50.000.000.000, izin usahanya hanya akan berlaku untuk 1 (satu) tahun.

5. Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM 13/2017, izin usaha untuk kantor perwakilan perusahaan asing akan berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan surat penunjukan.

Peraturan Kepala BKPM 13/2017 juga menetapkan beberapa ketentuan peralihan antara lain:

1. Perusahaan yang telah mendapatkan Pendaftaran Penanaman Modal berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009 harus mengajukan izin usaha tidak lebih dari 6 (enam) bulan sejak tanggal berlakunya Peraturan Kepala BKPM 13/2017. Sebaliknya, izin usaha tersebut dapat dicabut oleh BKPM.

2. Izin prinsip yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Kepala BKPM 13/2017 akan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku izin prinsip tersebut, sesuai dengan jangka waktu yang tercantum di dalamnya.

3. Permohonan izin prinsip yang diterima oleh BKPM, tapi masih dalam tahap penyelesaian, akan diproses sesuai dengan ketentuan Peraturan Kepala BKPM 13/2017.

4. Perusahaan yang telah memiliki izin usaha tapi belum memenuhi persyaratan usaha skala besar, harus memulai usahanya dengan mengajukan pendaftaran investasi baru sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BKPM 13/2017.

Sumber: Kiki Setiawan, S.H., LL.M. Kiki Setiawan & Partners Law Office. www.ksplaw.co.id



DAFTAR PERIJINAN YANG DILAYANI DPMPTSP KOTA MEDAN

Sesuai dengan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 91 Tahun 2017

I. PENANAMAN MODAL 1. IZIN PENANAMAN MODAL

II. PERINDUSTRIAN

2. IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) KECIL DAN MENENGAH 3. IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI (IUKI) 4. IZIN USAHAPERLUASAN KAWASAN INDUSTRI (IPKI) 5. IZIN USAHA PERLUASAN INDUSTRI (IUPI) BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

III. PERDAGANGAN

6. SIUP MINUMAN BERALKOHOL 7. SURAT IZIN TEMPAT USAHA (SITU) MINUMAN BERALKOHOL 8. SURAT IZIN USAHA PENGEDAR TUMBUHAN DAN SATWA LIAR YANG TIDAK DILINDUNGI

UNDANG-UNDANG DAN TIDAK MASUK DALAM APPENDIKS CITES KE LUAR NEGERI. 9. SURAT TANDA PENDAFTARAN USAHA WARALABA (STPUW) 10. SURAT REKOMENDASI PAMERAN DAGANG/KONVENSI DAN SEMINAR DAGANG 11. TANDA DAFTAR GUDANG (TDG)

IV. PARIWISATA

12. PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH DAN PURBAKALA BERUPA PRASASTI, PETILASAN DAN BANGUNAN KUNO

13. PENGELOLAAN MUSEUM 14. PENGELOLAAN PERMUKIMAN DAN/ATAU LINGKUNGAN ADAT 15. PENGELOLAAN OBJEK ZIARAH 16. KAWASAN PARIWISATA 17. JASA TRANSPORTASI WISATA 18. BIRO PERJALANAN WISATA 19. AGEN PERJALANAN WISATA 20. RESTORAN 21. RUMAH MAKAN 22. RESTORAN WARALABA 23. BAR/RUMAH MINUM 24. KAFE 25. PUSAT JAJANAN MAKANAN/FOODCOURT 26. JASA BOGA/CATERING 27. HOTEL BINTANG 28. HOTEL NON BINTANG 29. BUMI PERKEMAHAN 30. PERSINGGAHAN KARAVAN 31. VILLA 32. PONDOK WISATA 33. MOTEL 34. LOSMEN 35. RUMAH KOS 36. WISMA (GUEST HOUSE)



37. COTTAGE 38. BALAI PERTEMUAN 39. WISMA PANGKAS/BARBER SHOP 40. SALON 41. GELANGGANG OLAHRAGA 42. LAPANGAN GOLF 43. RUMAH BILYAR 44. GELANGGANG RENANG 45. LAPANGAN TENIS 46. GELANGGANG BOLING 47. WAHANA AIR (WATERPARK/WATERBOOM) 48. PACUAN KUDA 49. KOLAM PEMANCINGAN 50. ICE SKATING 51. ARENA LATIHAN GOLF (DRIVING GOLF) 52. PUSAT SARANA OLAHRAGA 53. PUSAT KEBUGARAN (FITNESS CENTER) 54. GELANGGANG FUTSAL 55. GELANGGANG BOLING 56. LAPANGAN BULU TANGKIS 57. ARENA BALAP (CIRKUIT) 58. SANGGAR SENI 59. GALERI SENI 60. GEDUNG PERTUNJUKAN SENI 61. GEDUNG BIOSKOP 62. ARENA PERMAINAN KETANGKASAN PERMAINAN MANUAL/ MEKANIK/ELEKTRONIK UNTUK

ORANG DEWASA 63. ARENA PERMAINAN PADA SARANA REKREASI KELUARGA PERMAINAN

MANUAL/MEKANIK/ELEKTRONIK UNTUK ANAK-ANAK DAN KELUARGA 64. KELAB MALAM 65. DISKOTIK 66. PUB 67. MUSIK HIDUP/LIVE MUSIC 68. PANTI PIJAT TRADISIONAL 69. PANTI PIJAT REFLEKSI 70. PANTI MANDI UAP/SAUNA/OUKUP 71. TAMAN REKREASI 72. TAMAN BERTEMA 73. TAMAN MARGASATWA 74. KARAOKE UMUM 75. KARAOKE KELUARGA 76. KARAOKE BOX 77. JASA IMPRESARIAT/PROMOTOR 78. JASA EVENT ORGANIZER 79. PERTUNJUKAN TEMPORER TEMPAT TERTUTUP MELIPUTI SENI, ATRAKSI, DAN HIBURAN 80. PERTUNJUKAN TEMPORER TEMPAT TERBUKA MELIPUTI SENI, ATRAKSI, DAN HIBURAN 81. PEYELENGGARAAN PERTEMUAN 82. PEYELENGGARAAN PERJALANAN INSENTIF 83. PENYELENGGARAAN KONFERENSI 84. PENYELENGGARAAN PAMERAN 85. JASA INFORMASI PARIWISATA CETAK



86. JASA INFORMASI PARIWISATA ELEKTRONIK 87. JASA KONSULTAN PARIWISATA 88. JASA PRAMUWISATA 89. WISATA BAHARI YAITU WISATA MEMANCING 90. WISATA SUNGAI 91. WISATA DANAU 92. SPA

V. PERHUBUNGAN

93. IZIN TRAYEK ANGKUTAN UMUM 94. IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM 95. IZIN OPERASIONAL ANGKUTAN KHUSUS TAKSI

VI. KESEHATAN

96. IZIN PRAKTEK PERAWAT 97. IZIN TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL 98. IZIN BIDAN 99. IZIN PRAKTIK DOKTER (DOKTER UMUM, DOKTER GIGI, DOKTER SPESIALIS, DOKTER GIGI

SPESIALIS) 100. IZIN PRATEK ORTOTIS PROSTETIS 101. IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS 102. IZIN PRAKTIK TERAPIS WICARA 103. IZIN DIETISIEN 104. IZIN FISIOTERAPI 105. IZIN TEKNISI KARDIOVASKULER 106. IZIN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK 107. IZIN ELEKTROMEDIS 108. IZIN PENATA ANESTESI 109. IZIN PRAKTIK TERAPI GIGI DAN MULUT 110. IZIN PRAKTIK DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN 111. IZIN KERJA BIDAN 112. IZIN KERJA TEKNISI GIZI AN NUTRISIONIS 113. IZIN KERJA TEKNISI GIZI 114. IZIN KERJA REFRAKSIONIS DAN OPTOMETRIS 115. IZIN KERJA ORTOTIS PROSTETIS 116. IZIN KERJA OKUPASI TERAPIS 117. IZIN KERJA TERAPIS WICARA 118. IZIN KERJA SANITARISAN 119. IZIN KERJA PEREKAM MEDIA 120. IZIN KERJA FISITERAPIS 121. IZIN KERJA RADIOGRAFER 122. IZIN KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA 123. IZIN MENDIRIKAN KLINIK 124. IZIN OPERASIONAL KLINIK 125. IZIN MENDIRIKAN RUMAH SAKIT 126. IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT 127. IZIN LABORATORIUM 128. IZIN APOTEK 129. IZIN TOKO ALAT KESEHATAN 130. IZIN TOKO OBAT 131. IZIN USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL (UMOT)



132. IZIN PEST CONTROL 133. IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN HEMODIALIS 134. IZIN PANTI SEHAT 135. IZIN LAYANAN KESEHATAN LAINNYA

VII. TENAGA KERJA

136. IZIN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA 137. IZIN LEMBAGA PENEMPATAN TENAGA KERJA SWASTA (LPTKS) 138. IZIN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) 139. PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING (PERPANJANGAN IMTA) 140. TANDA DAFTAR BURSA KERJA KHUSUS (BKK)

VIII. PENDAPATAN 141. IZIN REKLAME, TERDIRI ATAS REKLAME MELEKAT/ POSTER/STIKER/ROMBONG.

IX. TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN

142. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN 143. IZIN REKLAME, YAITU REKLAME PAPAN/BILLBOARD/ VIDEOTRON/MEGATRON

X. LINGKUNGAN

144. IZIN LINGKUNGAN 145. IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH 146. IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 147. IZIN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SKALA KOTA.



Peringkat Realisasi Investasi Berdasarkan KBLI Tahun 2017

PMA Nama KBLI Jumlah

Proyek Nilai Investasi

(US$. Ribu) (3510 - 2009) Ketenagalistrikan 4 190.100 (1043 - 2009) Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa Sawit 12 29.436,1

(2011 - 2009) Industri Kimia Dasar 6 24.734,3

(1104 - 2009) Industri Minuman Ringan 2 14.460,5

(2394 - 2009) Industri Semen, Kapur Dan Gips 2 13.839,4

(9329 - 2009) Kegiatan Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl 2 5.280,4

(4101 - 2009) Konstruksi Gedung 5 5.209,8

(6811 - 2009) Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa 12 4.212,6

(6020 - 2009) Penyiaran Dan Pemrograman Televisi 2 4.159,9

(6120 - 2009) Telekomunikasi Tanpa Kabel 1 2.874

(6192 - 2009) Jasa Multimedia 2 2.738,3

(5511 - 2009) Hotel Bintang 2 1.913,7

(7020 - 2009) Kegiatan Konsultasi Manajemen 9 1.738,4

(1080 - 2009) Industri Makanan Hewan 4 898 (1702 - 2009) Industri Kertas Dan Papan Kertas Bergelombang Dan Wadah Dari Kertas Dan Papan Kertas 1 774

(4943 - 2009) Angkutan Darat Untuk Barang 1 611,9

(5610 - 2009) Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling 10 588,8

(4663 - 2009) Perdagangan Besar Bahan Dan Perlengkapan Bangunan 3 368

(4779 - 2009) Perdagangan Eceran Khusus Barang Lainnya Ytdl 1 300

(4649 - 2009) Perdagangan Besar Barang Keperluan Rumah Tangga Lainnya 5 235,2

(8690 - 2009) Jasa Pelayanan Kesehatan Lainnya 1 232,2

(1621 - 2009) Industri Kayu Lapis, Veneer Dan Sejenisnya 4 215,8

(1053 - 2009) Industri Pengolahan Es Krim Dan Sejenisnya 1 151,9

(2512 - 2009) Industri Tangki, Tandon Air Dan Wadah Dari Logam 1 133,9

(4620 - 2009) Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup 6 123,1

(5512 - 2009) Hotel Melati 1 83,3

(4633 - 2009) Perdagangan Besar Makanan Dan Minuman Lainnya Dan Tembakau 4 56,3 (4711 - 2009) Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Di Toko 6 47,5

(8549 - 2009) Jasa Pendidikan Lainnya Ytdl 2 43,4

(0000 - 2009) Perdagangan Mobil 1 41,4

(4659 - 2009) Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Lainnya 4 30

(4661 - 2009) Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair Dan Gas Dan Produk Ybdi 2 24,6

(2029 - 2009) Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl 2 17,2

(2712 - 2009) Industri Peralatan Pengontrol Dan Pendistribusian Listrik 1 17,1

(0990 - 2009) Jasa Pertambangan Dan Penggalian Lainnya 1 7,4 (4719 - 2009) Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang Yang Didominasi Oleh Barang Bukan Makanandan Tembakau Di Toko 3 3

(3600 - 2009) Pengadaan Air 2 2,8

(5320 - 2009) Kurir 2 0,9

(7110 - 2009) Jasa Arsitektur Dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Ybdi 2 0

(8292 - 2009) Jasa Pengepakan 2 0

(3100 - 2009) Industri Furnitur 5 0



(4652 - 2009) Perdagangan Besar Perlengkapan Elektronik Dan Telekomunikasi Dan Bagian-Bagiannya 1 0

(2399 - 2009) Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya Ytdl 1 0

(1011 - 2009) Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Bukan Unggas 1 0

(4610 - 2009) Perdagangan Besar Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 1 0

(1701 - 2009) Industri Bubur Kertas, Kertas Dan Papan Kertas 1 0

(4653 - 2009) Perdagangan Besar Mesin, Peralatan Dan Perlengkapan Pertanian 2 0

(2219 - 2009) Industri Barang Dari Karet Lainnya 1 0

(2511 - 2009) Industri Barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan 2 0 (4799 - 2009) Perdagangan Eceran Bukan Di Toko, Kios, Kaki Lima Dan Los Pasar Lainnya 1 0

(4690 - 2009) Perdagangan Besar Berbagai Macam Barang 1 0

(1709 - 2009) Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya 1 0

(2410 - 2009) Industri Logam Dasar Besi Dan Baja 3 0

(5914 - 2009) Kegiatan Pemutaran Film 6 0

(2021 - 2009) Industri Pestisida Dan Produk Agrokimia Lainnya 3 0

(4530 - 2009) Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesori Mobil 1 0 (1041 - 2009) Industri Minyak Makan Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit) 3 0

(8610 - 2009) Jasa Rumah Sakit 2 0

(7912 - 2009) Jasa Biro Perjalanan Wisata 1 0

(2012 - 2009) Industri Pupuk Dan Bahan Senyawa Nitrogen 1 0

(4641 - 2009) Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Dan Alas Kaki 3 0

(5011 - 2009) Angkutan Laut Domestik Untuk Penumpang 1 0

(1071 - 2009) Industri Produk Roti Dan Kue 2 0 (4540 - 2009) Perdagangan, Reparasi Dan Perawatan Sepeda Motor Dan Perdagangan Suku Cadang Dan Aksesorinya 1 0

(3530 - 2009) Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin Dan Produksi Es 1 0

(1399 - 2009) Industri Tekstil Lainnya Ytdl 1 0

(4942 - 2015) Angkutan Darat Lainnya Untuk Penumpang 1 0

(1029 - 2009) Industri Pengolahan Dan Pengawetan Biota Air Lainnya 1 0

(5819 - 2009) Penerbitan Lainnya 2 0

(5210 - 2009) Pergudangan 2 0

(2222 - 2009) Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan 1 0

(2229 - 2009) Industri Barang Dari Plastik Lainnya 4 0

(1021 - 2009) Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan Dan Produk Ikan 2 0 (4669 - 2009) Perdagangan Besar Produk Lainnya Termasuk Barang Sisa Dan Potongan Ytdl 7 0

Total 201 305.705,1



PMDN Nama KBLI Jumlah

Proyek Nilai Investasi

(Rp. Juta) (4212 - 2009) Pemasangan Bangunan Konstruksi Prafabrikasi Untuk Konstruksi Jalan Dan Rel Kereta Api 1 1.107.052,2

(1043 - 2009) Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa Sawit 4 878.867,1

(2011 - 2009) Industri Kimia Dasar 5 436.120

(3510 - 2009) Ketenagalistrikan 4 312.199,8 (1041 - 2009) Industri Minyak Makan Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit) 6 195.345,6

(1701 - 2009) Industri Bubur Kertas, Kertas Dan Papan Kertas 1 179.892,4

(1709 - 2009) Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya 2 159.920,5

(2222 - 2009) Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan 3 117.198,5

(2211 - 2009) Industri Ban Dan Vulkanisir Ban 3 112.862,1

(2029 - 2009) Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl 3 75.650,9 (1702 - 2009) Industri Kertas Dan Papan Kertas Bergelombang Dan Wadah Dari Kertas Dan Papan Kertas 2 45.038,9

(6110 - 2009) Telekomunikasi Dengan Kabel 2 29.852,7

(1622 - 2009) Industri Barang Bangunan Dari Kayu 1 5.578,7

(6192 - 2009) Jasa Multimedia 2 4.412,2 (4799 - 2009) Perdagangan Eceran Bukan Di Toko, Kios, Kaki Lima Dan Los Pasar Lainnya 2 1.528,2

(2394 - 2009) Industri Semen, Kapur Dan Gips 1 825

(5610 - 2009) Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling 3 650

(6811 - 2009) Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa 2 200

(7490 - 2009) Jasa Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Ytdl 2 50

(2410 - 2009) Industri Logam Dasar Besi Dan Baja 1 9,4

(2395 - 2009) Industri Barang Dari Semen, Kapur, Gips Dan Asbes 2 0 (1061 - 2009) Industri Penggilingan, Pengupasan Dan Pembersihan Padi-Padian Dan Biji-Bijian (Bukan Beras Dan Jagung) 1 0

(2223 - 2009) Industri Pipa Plastik Dan Perlengkapannya 1 0

(5224 - 2009) Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang) 4 0

(5813 - 2009) Penerbitan Surat Kabar, Jurnal Dan Buletin Atau Majalah 1 0

(1071 - 2009) Industri Produk Roti Dan Kue 1 0 (4719 - 2009) Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang Yang Didominasi Oleh Barang Bukan Makanandan Tembakau Di Toko 1 0

(9329 - 2009) Kegiatan Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl 1 0

(3530 - 2009) Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin Dan Produksi Es 1 0

(4631 - 2009) Perdagangan Besar Bahan Makanan Dan Minuman Hasil Pertanian 1 0 (2591 - 2009) Industri Penempaan, Pengepresan, Pencetakan Dan Pembentukan Logam; Metalurgi Bubuk 1 0

(8549 - 2009) Jasa Pendidikan Lainnya Ytdl 1 0

(4620 - 2009) Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup 1 0 (4711 - 2009) Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Di Toko 1 0

(1011 - 2009) Kegiatan Rumah Potong Dan Pengepakan Daging Bukan Unggas 2 0

(1080 - 2009) Industri Makanan Hewan 1 0 Total 71 3.663.254,2



Grafik PMA Berdasarkan KBLI Tahun 2017

0

2

4

6

8

10

12

14

Jum

lah

Pro

yek

(6811 - 2009) Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa

(1043 - 2009) Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa Sawit

(5610 - 2009) Restoran Dan Penyediaan Makanan Keliling

(7020 - 2009) Kegiatan Konsultasi Manajemen

(4669 - 2009) Perdagangan Besar Produk Lainnya Termasuk Barang Sisa Dan Potongan Ytdl

(4620 - 2009) Perdagangan Besar Hasil Pertanian Dan Hewan Hidup

(4711 - 2009) Perdagangan Eceran Yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Di Toko

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

Nila

i In

vest

asi (

US$

. Rib

u)

(3510 - 2009) Ketenagalistrikan


(2011 - 2009) Industri Kimia Dasar

(1104 - 2009) Industri Minuman Ringan

(2394 - 2009) Industri Semen, Kapur Dan Gips

(9329 - 2009) Kegiatan Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Ytdl

(4101 - 2009) Konstruksi Gedung



Grafik PMDN Berdasarkan KBLI Tahun 2017

0

1

2

3

4

5

6

7

Jum

lah

Pro

yek

(1041 - 2009) Industri Minyak Makan Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit)




(5224 - 2009) Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang)

(2211 - 2009) Industri Ban Dan Vulkanisir Ban

(2222 - 2009) Industri Barang Dari Plastik Untuk Pengemasan

0,

200.000,

400.000,

600.000,

800.000,

1.000.000,

1.200.000,

Nila

i In

vest

asi (

Rp.

Ju

ta)

(4212 - 2009) Pemasangan Bangunan Konstruksi Prafabrikasi Untuk Konstruksi Jalan Dan Rel Kereta Api




(1041 - 2009) Industri Minyak Makan Dan Lemak Nabati Dan Hewani (Bukan Kelapa Dan Kelapa Sawit)

(1701 - 2009) Industri Bubur Kertas, Kertas Dan Papan Kertas

(1709 - 2009) Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya



Peringkat Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Negara Tahun 2017

Proyek Investasi US$. Ribu

Belanda 4 190.000,9

Singapura 71 77.974,9

Luxembourg 2 14.460,5

Korea Selatan 11 12.203,7

Malaysia 30 5.227,7

Seychelles 6 2.093,7

Inggris 5 1.973,3

British Virgin Islands 18 1.263,4

Thailand 3 178,4

India 6 124,6

Pakistan 5 123,1

R.R. Tiongkok 8 56,7

Afghanistan 2 17,2

Hongkong, RRT 10 4,2

Perancis 1 2,8

Amerika Serikat 1 0

Australia 1 0

Jepang 6 0

Mauritius 1 0

Cayman Islands 10 0

Total 201 305.705,1



Grafik PMA Berdasarkan Negara Asal Tahun 2017

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pro

yek

Singapura

Malaysia

British Virgin Islands

Korea Selatan

Cayman Islands

Hongkong, RRT

R.R. Tiongkok

Jepang

Seychelles

India

0,

20.000,

40.000,

60.000,

80.000,

100.000,

120.000,

140.000,

160.000,

180.000,

200.000,

Nila

i In

vest

asi U

S$.

Belanda

Singapura

Luxembourg

Korea Selatan

Malaysia

Seychelles

Inggris

British Virgin Islands

Thailand

India


triwulan i tahun 2018 - arsippromosi.files.wordpress.com · pertumbuhan ekonomi daerah adalah...

Documents