065-arif

Upload: muhammad-arif

Post on 08-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zxcv

TRANSCRIPT

  • lm

    MAKALAH HSE DAN CSR DALAM PERUSAHAAN MIGAS

    DAN MINERAL

    Tugas Teknologi Manajemen Kewirausahaan

    Oleh

    Nama : Muhammad Arif

    NPM : 270110130065

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    2014

    UNPAD

    SUMEDANG

  • Kata Pengantar

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Allhamdulilahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

    swt, shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ucapan

    terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan makalah yang berjudul kegiatan CSR dan HSE dalam perusahaan tambang

    dan migas

    Dengan dibuatnya makalah ini semoga memberikan pengetahuan mengenai salah satu

    mitos di daerah Sumedang. Akhir kata penulis ucapkan wa sallam.

    Sumedang, 9 November 2014

    Muhammad Arif Syaripuddin

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang energi seperti

    minyak dan gas maupun mineral baik skala nasional maupun internasional.

    Setiap perusahaan tersebut harus memiliki dasar dan komitmen yang kuat atas

    keselamatan kerja (bidang HSE) dn tanggung jawab sosial (bidang CSR) karena perusahaan

    tersebut secara tidak langsung mempunyai tanggung jawab atas kemajuan pembangunan

    nasional.

    1.2 Manfaat dan Tujuanemahami iklim permodalan di Indonesia

    Mengetahui peran CSR perusahaan migas/mineral

    Memahami konsep HSE di setiap perusahaan mineral/migas

    1.3 Rumusan Masalah

    a. Apa itu HSE

    b. Peranan HSE dalam Perusahaan

    c. Apa itu CSR

    d. Contoh program CSR

  • II. ISI PEMBAHASAN

    1. Konsep Dasar HSE

    HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu

    bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan

    juga ada Manajemen HSE.

    Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang

    bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE.

    Program HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal

    HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE

    Migas.

    HSE bukan merupakan suatu standard. Namun dalam menerapkan HSE kita perlu

    mengadopsi beberapa standard. Untuk sektor minyak dan gas, beberapa standard tentang

    HSE yang dapat dipakai adalah :

    API RP 750, tentang Process Safety Management

    OSHA CPR 119.10. 110, tentang Process Safety Management

    OHSAS 18001, tentang Occupational Health and Safety

    Kepmenaker tentang SMK3

    NFPA, National Fire Protection Association

    NEC, National Electrical Code

    LSC, Life Safety Code

    HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah

    organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan

    Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan

    aturan main bagi semua jajaran baik tim manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi

    yang ada dalam organisasi/perusahaan.

    Beberapa perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE ini dengan Sistem

    Manajemen Sekuriti (Security) dan/atau Mutu (Quality). Bahkan ada yang mengintegrasikan

  • dengan semua aspek, spt. HR, Finance, Marketing dll, sehingga terkadang nama sebuah

    sistem tidak lah terlalu penting, karena yang essential adalah refleksi dari sistem itu sendiri

    dalam implementasinya.

    Sebagai sebuah sistem manajemen modern, maka dokumentasi untuk panduan dan

    pengimplementasian harus disusun dan disahkan untuk digunakan. Jenis dan tipe dokumen-

    dokumen tersebut tergantung dari ukuran organisasi, jenis usaha, kompleksitas proses yg

    terlibat dalam organisasi tersebut, tetapi paling tidak secara umum dokumen-dokumen

    tersebut adalah :

    Kebijakan HSE dan/atau Sekuriti dan/atau Mutu

    Proses-proses yang diperlukan untuk operasional perusahaan dan pengendaliannya.

    Prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mendukung point 2

    Panduan/guideline

    Form-form isian yang berguna untuk kerangka pencatatan sebuah aktifitas atau bukti

    pencapaian sebuah proses tertentu.

    Untuk hal di atas, sudah ada standard-standard International/National HSE seperti:

    ISO 14001 untuk Sisten Manajemen Environment

    OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety.

    OSHA untuk Occupational Health and Safety

    K3 untuk Occupational Health and Safety (standard Depnaker Indonesia)

    ISM untuk Occupational Heath and Safety

    Di beberapa Perusahaan besar dan Perusahaan Oil & Gas, fungsi HSE ditempatkan di-

    leher Direktur atau Dir.Utama, tujuannya agar HSE tidak memihak ke-salah satu fungsi

    dalam suatu organisasi / independent.

    Di beberapa perusahaan HSE ini disebut pula SHE dibawah divisi QHSE. Karena yang

    diutamakan adalah Safety First (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai safety first klik

    disini). Jadi SHE merupakan singkatan dari Safety, Health and Environment dengan motto

    "Safety 4 Business" dimana divisi QHSE langsung dibawah kontrol Direktur.

    Untuk dasar landasan HSE biasanya mengacu pada aturan sistem K3LH yang dikeluarkan

    oleh Kemnaker dengan gabungan beberapa aturan yang dikeluarkan oleh holding.

  • 2. Contoh Implementasi HSE

    Penerapan K3 sangat vital bagi kelangsungan bagi sebuah proyek atau tempat kerja di

    semua industri. Penerapan HSE di sektor migas bahkan jauh lebih ketat dibanding industri-

    industri lain, mengingat tingkat risiko sangat tinggi.

    Oleh karena kita bisa lihat pekerja migas dimana saja diharuskan mengikuti berbagai

    prosedur dan persiapan yang matang sebelum terjun ke lokasi. Setiap pekerja

    dilengkapidengan PPE sebelum terjun ke lapangan. Mereka yang seharian berkecimpung di

    sumur-sumur gas harus dilengkapi dengan alat deteksi gas dan perlengkapan lainnya untuk

    menghindari terjadinya risiko kecelakaan kerja.Prinsip keselamatan kerja tidak saja di tulis di

    atas kertas, tapi harus betul-betul diinternalisasi oleh setiap pekerja migas.

    Total E&P Indonesie, sebagai salah satu perusahaan migas, juga menerapkan prinsip

    HSE yang sangat ketat. HSE telah menjadi bagian integral dari manajemen dan budaya kerja

    apalagi tingkat risiko bekerja di lapangan atau sumur-sumur migas atau di fasilitas produksi

    tergolong tinggi. Tidak ada kompromi dalam penerapan HSE.

    Total bahkan tergolong bangga karena telah menjadi rujukan dan contoh bagi perusahaan

    migas-migas lainnya karena implementasi HSE yang sangat ketat dan telah membudaya

    selama 40 tahun blok tersebut beroperasi. Semua karyawan baik yang tetap maupun

    karyawan kontrak ataupun mitra kerja merasakan betapi ketatnya penerapan HSE pada blok

    tersebut. Ini semua demi keselamatan para pekerja sendiri. Prestasi Total E&P terlihat dari

    berbagai award yang diterima dari pemerintah lokal dan nasional dan SKK Migas terkait

    implementasi di perusahaan tersebut. Isu safety bahkan menjadi prioritas utama di perusahaan

    migas asal Perancis ini.

    Penerapan HSE tidak saja berlaku bagi karyawan Total E&P Indonesie di Blok

    Mahakam tapi juga bagi ratusan kontraktor Blok Mahakam yang terlibat secara langsung

    maupun tidak langsung di Blok Mahakam. Bahkan virus HSE atau K3 juga diwajibkan bagi

    semua mitra operator Blok Mahakam tersebut.

    Untuk meningkatkan peningkatan penerapan HSE bagi perusahaan-perusahaan mitra

    Total E&P Indonesia, perusahaan asal Perancis ini telah membentuk HSE Communication

    Forum yang anggotanya terdiri dari mitra kerja, kontraktor atau supplier operator.

  • Pemerintah juga telah mewajibkan semua perusahaan untuk menerapkan K3, sesuai

    dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama

    yang berkaitan dengan Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga kerja (Bab X).

    Total E & P Indonesie sebagai salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama

    Minyak dan Gas Bumi (KKKS Migas) di Indonesia, juga melakukan tender kerja berbagai

    sub-bidang kegiatan migas kepada perusahaan sub-kontraktor (pihak ketiga) dalam kegiatan

    eksplorasi dan ekploitasi migas dari perut bumi. Perusahaan-perusahaan ini juga dituntut

    untuk menerapkan K3.

    Sebagai bentuk perhatian serius PT Total E & P Indonesie selaku perusahaan yang

    memiliki komitmen dalam bidang safety dengan prinsip safety for me, for you and for all

    (keselamatan untuk diriku, anda dan untuk semua), pada 23 Juli 2013 lalu melakukan

    pertemuan HSE Communicatiaon Forum yang dihadiri oleh semua perusahaan sub kontraktor

    Total E & P Indonesie. Record yang bagus dalam penerapan HSE telah menjadi kebanggaan

    tersendiri bagi seluruh pekerja migas di Blok Mahakam dan operator Blok Mahakam apalagi

    mengingat kondisi ekosystem Blok Mahakam yang kompleks, berada di daerah rawa-rawa

    (swamp).

    Perusahaan sub-kontraktor (pihak ketiga) juga bangga karena mereka dapat belajar

    betapa pentingnya HSE dalam lingkungan kerja, tidak saja ketika melakukan pekerjaan di site

    Blok Mahakam, maupun penerapan HSE di lingkungan kerja mereka sendiri, karena ini juga

    menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi sub-kontraktor Total E&P

    3. Pengertian CSR

    Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

    yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk

    tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

    COntoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang

    dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian

    beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,

    sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk

    masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

    Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang

  • mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana

    kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada

    sekedar profitability.

    CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari

    orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia

    (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi

    pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan

    politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.

    Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSRmembutuhkan dukungan pemerintah

    daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran

    penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di

    tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus

    berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social

    Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,

    dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung,

    dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.

    Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-

    kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses

    manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.

    Tahap-Tahap Penerapan CSR

    Menurut Wibisono (2007) perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR

    menggunakan tahapan sebagai berikut :

    1. Tahap Perencanaan

    Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness Building, CSR Assessement dan

    CSR Manual Building.

    2. Tahap Implementasi

    Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni sosialisasi, pelaksanaan dan

    internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan berbagai aspek yang terkait

    dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR. Tujuan utama

    sosialisasi ini adalah program CSR mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen

    perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar.

  • 3. Tahap Evaluasi

    Setelah program CSR diimplementasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi program.

    Tahap evaluasi adalah tahap yang diperlukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk

    mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR. Evaluasi dilakukan untuk pengambilan

    keputusan. Misalnya keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau memperbaiki dan

    mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang telah diimplementasikan.

    4. Tahap Pelaporan

    Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan

    proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material yang

    relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk

    stakeholder lainnya yang memerlukan.

    Manfaat CSR

    Mengurangi resiko terhadap tudingan negative yang ditujukan kepada perusahaan.

    Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara baik dan konsisten akan

    mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai

    aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang

    waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Apabila terdapat pihak-pihak tertentu

    yang menuduh perusahaan melakukan perilaku serta praktek-praktek yang tidak pantas,

    masyarakat akan menunjukkan pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri didepan

    perusahaan, membela perusahaam tempat mereka bekerja.

    CSR berfungsi sebagai tameng pelindung dalam rangka membantu perusahaan

    meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Apabila perusahaan melakukan

    kelalaian atau khilaf, masyarakat dapat memakluminya dan memaafkannya karena kesalahan

    perusahaan tidak sebanding dengan besarnya perhatian dan manfaat yang diberikan

    perusahaan kepada masyarakat.

    Rasa percaya diri yang tinggi dari pegawai. Pegawai merasa bangga bekerja di sebuah

    perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang peduli dengan masyarakat, yang

    konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

    hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Rasa bangga akan melahirkan percaya diri, dan

    percaya diri akan menimbulkan loyalitas, dan loyalitas akan memotivasi pegawai untuk

  • bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. CSR dapat meningkatkan kinerja dan

    produktivitas perusahaan.

    CSR dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakeholders-nya. Pelaksanaan

    CSR secara konsisten yang dilakukan perusahaan akan membuat masyarakat sekitar senang,

    meningkatnya kinerja pegawai dan produktifitas yang semakin tinggi, sehingga stakeholders

    tentunya akan merasa senang dan nyaman. Senang karena keuntungan perusahaan semakin

    meningkatn dan nyaman karena investasi yang ditanamkan berkembang.

    Riset Roper Search Worldwide mengungkapkan CSR dapat meningkatkan penjualan.

    Konsumen yang semakin lama semakin sadar akan lingkungan tentunya lebih memilih

    produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab

    sosialnya.

    Community Development (CD) sebagai Alat untuk Menjalankan Corporate Social

    Responsibility

    Salah satu bentuk pelaksanaan dari program CSR adalah community development (CD).

    Community development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara

    sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai

    kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya

    kegiatan pembangunan, sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih

    mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik (Budimanta 2005).

    Hakekat dari pengembangan masyarakat adalah serangkaian kegiatan untuk

    meningkatkan kemandirian dan kemampuan masyarakat (terutama masyarakat miskin) agar

    mau dan mampu mengakses berbagai sumberdaya, permodalan, teknologi, dan pasar dengan

    pendekatan pendampingan, untuk meningkatkan kesejahteraannya (Lubis, dkk, 2006).

    Menurut Ife (2002), community development bertujuan untuk membangun kembali

    masyarakat dengan menempatkannya sebagai manusia yang saling berhubungan dan

    membutuhkan satu sama lain, bukan saling ketergantungan kepada yang lebih besar sehingga

    lebih tidak manusiawi, memiliki keteraturan menyangkut kesejahteraan, perekonomian yang

    luas, birokrasi, dan kemampuan untuk memilih, dan sebagainya.

    Ada enam dimensi penting dari community development, yaitu:

  • (1) Pengembangan sosial;

    (2) Pengembangan ekonomi;

    (3) Pengembangan politik;

    (4) Pengembangan budaya;

    (5) Pengembangan lingkungan; dan

    (6) Pengembangan pribadi/keagamaan.

    Tujuan community development pada industri pertambangan dan migas menurut Budimanta

    (2005) adalah sebagai berikut:

    Mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh PEMDA terutama pada tingkat desa

    dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik

    di sekitar wilayah kegiatan perusahaan.

    Memberikan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat.

    Membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

    pengembangan ekonomi wilayah.

    Sebagai salah satu strategi untuk mempersiapkan kehidupan komuniti di sekitar

    lingkar tambang manakala industri telah berakhir beroperasi (life after mining/oil).

    4. Contoh CSR Perusahaan Tambang

    A. Program CSR PT Bukit Asam (Kemitraan Bina Lingkungan Mandiri)

    Tujuan Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan

    koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar tangguh dan mandiri dengan pemanfaatan

    dana dari sebagian laba perseroan. Kegiatan Bina Lingkungan sendiri bertujuan untuk

    pemberdayaan program sosial kemasyarakatan.

    Perseroan bertekad meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan Program Kemitraan

    maupun Bina Lingkungan. Untuk Program Kemitraan, Perseroan menargetkan peningkatan

    kemandirian mitra binaan dan membantu perluasan penjualan produk mitra binaan di wilayah

    operasional Perseroan. Kerja sama penyaluran dana PK maupun BL dengan beberapa pihak

    yang kompeten dilakukan untuk peningkatan kualitas mitra binaan.

  • Pada tahun 2011 Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan peran-serta

    masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring

    program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang, sehingga

    pembangunannya tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat. Perseroan juga menjadikan

    pelaksanaan kegiatan Bina Lingkungan bidang pendidikan menjadi prioritas. Melalui

    program PKBL dan Bina Wilayah, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahteraan sosial dan

    ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih berdaya dan lebih mandiri.

    Penyaluran total dana PKBL tahun 2011 yang dialirkan oleh Perseroan naik 55,4% dari

    tahun 2010, dari sebesar Rp 93,42 miliar menjadi Rp 145,20 miliar.

  • III. PENUTUP

    Kesimpulan

    Setiap kegiatan eksplorasi baik mineral maupun minyak dan gas memerlukan unsur

    keselamatan dan keamanan. Tanpa kedua hal tersebut kegiatan eksplorasi akan berbahaya dan

    mengancam nyawa pekerja.

    Selain itu pihak perusahaan harus memperhatikan aspek dampak lingkungan maupun

    sosial masyarakat sekitar. Setiap substansi yang terkait harus berperan dalam menyukseskan

    program-program CSR yang telah dibuat.

  • III. DAFTAR PUSTAKA

    http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/04/apa-itu-hse.html (diakses 9 November 2014 pukul

    19.20 WIB)

    hse-k3ll-migas.googlecode.com/files/Modul-2.pdf (diakses 9 November 2014 pukul 19.22

    WIB)

    http://ptba.co.id/id/csr (Diakses 9 November 2014 pukul 19.26 WIB)