05_geoteknik tambang - supandi - metode dalam analysis.ppt

Upload: aldion-afif

Post on 02-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    1/58

    SUPANDI, ST, [email protected]

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

    September 2011

    METODE DALAM ANALI SIS

    GEOTEKNIK

    GEOTEKNIK TAMBANG

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    2/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 2

    GEOTEKNIK TAMBANG

    Jurusan : Teknik GeologiProdi : Teknik Pertambangan Strata 1.

    Kode : AS7446PMata Kuliah : Geoteknik TambangSKS : 2 SKSSemester : VIIWaktu Perkuliahan : 2 x 50 menit

    Dosen Pengampu : SupandiST. MTSistem Perkuliahan :Penilaian : a. Tugas, presentasi dan Diskusi, Quiz,

    20%b. Ujian Tengah Semester (UTS) 30%

    c. Ujian akhir semester (UAS) 50%Range Nilai : 0-20,9 = E ; 21-44 = D ; 45-60.9 = C ;

    61 80 = B ; 81100 = AContact Person : [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    3/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 3

    Textbook

    1. John Read and Peter Stacey, 2009, Guidel ines fr Open

    Pit Slope Design, CRC Press.2. William A Hustrulid, Michael K.McCarter and Dirk J.A Van

    Zyl, 2000, Slope Stabi l i ty in Surface Mining, Society for

    Mining Mettalurgy and Exploration Inc.

    3. Ducan C Wyllie & Christopher W Mah, 2007-4th Edition,

    Rock Slop e Engineering, Spon Press.

    4. Charles A Kliche, 1999, Rock Slope Stabi l i ty, Society for

    Mining Mettalurgy and Exploration Inc.

    5. E. Hoek & J.W Bray, 1994, Rock Slope Engineering,

    Institute of Mining and Metalurgy.6. Roy E. Hunt, 2007, Geotechnical Invest igat ion

    Methods, CRC Press.

    7. Roy E Hunt, 2007, Geologic Hazards, CRC Press.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    4/58

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    5/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 5

    METODE ANALISIS KEMANTAPAN LERENG

    BEBERAPA METODA ANALISISKEMANTAPAN YANG

    DAPAT DIGUNAKAN ANTARA LAIN :

    METODA ANALITIK METODA GRAFIK

    METODA KESEIMBANGAN LIMIT

    METODA NUMERIK (METODA ELEMEN

    HINGGA, ELEMEN DISKRET, ELEMENBATAS DAN LAIN LAIN)

    TEORI BLOK DAN SISTEM PAKAR

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    6/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 6

    Penyelidikan lapangan harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum

    analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mendapatkan data-data yang

    diperlukan. Dalam penyelidikan tersebut juga harus dilakukan

    investigasi lapangan untuk memperkirakan dan mengevaluasi potensi-potensi bahaya pada lereng.

    Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan dalam analisis

    kestabilan lereng mulai dari yang sederhana, seperti metode

    kesetimbangan batas, sampai dengan yang rumit dan canggih, seperti

    metode f in i te-element dan m etode d iscrete-element. Set iap m etodemempunyai keunggulan dan keterbasan masing-masing.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    7/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 7

    Saat ini terdapat sejumlah metode analisis dan program komputer yang

    tersedia untuk analisis kestabilan lereng memerlukan pemahamantentang prinsip-prinsip dari metode tersebut, kelebihan dan keterbatasan

    pada setiap metode dan program komputer sehingga dapat digunakan

    secara tepat. Secara garis besar metode-metode yang digunakan dalam

    analisis kestabilan lereng dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

    metode konvensional dan metode numerik

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    8/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 8

    Metode Konvensional

    Metode Empiris dan Analogi

    Prinsip yang digunakan dalam metode empiris dan analogi yaitu analisis

    kestabilan dilakukan berdasarkan pada pengalaman-pengalaman

    sebelumnya terutama dari lereng-lereng dengan karakteristik yang

    hampir sama. Penggunaan metode ini sangat tergantung pada

    pengalaman dan keputusan yang dibuat oleh seorang insinyur atau analis

    yang terlibat. Kadang-kadang penggunaan metode ini juga digabung

    dengan metode lainnya seperti stabi l i ty c hart , anal is is k inematik, atau

    metode k eset imbangan batas.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    9/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 9

    Slope Mass Rating

    Beberapa ahli mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis untuk

    analisis kestabilan lereng dengan membuat klasifikasi lereng dengan cara

    menggunakan pendekatan Slope Mass Rating (SMR). SMR dapat memberikan

    pandu an awal dalam analisis kestabilan lereng, memberikan informasi yang

    berguna tentang tipe keruntuhan serta hal-hal yang diperlukan untuk perbaikanlereng. Slope Mass Rating merupakan modifikasi dari sistem Rock Mass Rat ing

    (RMR) yang d ikemb angkan o leh Bieniwask i.

    Slope Mass Rating (SMR) dihasilkan dengan melakukan beberapa faktor

    koreksi terhadap nilai yang diperoleh dengan Rock Mass Rating. Nilai SMR

    dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

    SMR = RMR + (F1, F2, F3 ) + F4Faktor-faktor koreksi (F1, F2 dan F3) adalah faktor koreksi terhadap kondisi

    kekar (jo in ts ) serta F4 adalah fakto r koreks i terhadap metode penggalian

    lereng.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    10/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 10

    Nilai RMR dihitung berdasarkan proposal yang diajukan oleh Bieniawski

    (1979), yang memberikan nilai peringkat untuk kelima parameter sebagai

    berikut:

    kekuatan batuan utuh

    RQD (dengan melakukan pengukuran atau estimasi)

    spasi bidang-bidang takmenerus

    kondisi bidang-bidang takmenerus

    kondisi air yang mengalir pada bidang-bidang tak menerus.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    11/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 11Slide 11

    A. CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS

    Parameter Range of values

    1 Strength of intact

    rock material

    Point-load strengthindex

    >10 MPa 4 - 10 MPa 2 - 4 MPa 1 - 2 MPa

    For this low range -uniaxial

    compressive test is

    preferred

    Uniaxial comp.

    strength>250 MPa 100 - 250 MPa 50 - 100 MPa 25 - 50 MPa

    5 - 25

    MPa

    1 - 5

    MPa

    < 1 MPa

    Rating 15 12 7 4 2 1 0

    2

    Drill core Quality RQD 90% - 100% 75% - 90% 50% - 75% 25% - 50% < 25%

    Rating 20 17 13 8 3

    3

    Spacing of discontinuities > 2 m 0.6 - 2 . m 200 - 600 mm 60 - 200 mm < 60 mm

    Rating 20 15 10 8 5

    4Condition of discontinuities (See E)

    Very rough

    surfaces Not

    continuous No

    separation

    Unweathered

    wall rock

    Slightly rough

    surfaces

    Separation < 1

    mm Slightly

    weathered

    walls

    Slightly rough

    surfaces

    Separation 5 mm thick or

    Separation > 5 mm

    Continuous

    Rating 30 25 20 10 0

    5Ground water

    Inflow per 10m tunnel

    length (l/m)

    None < 10 10 - 25 25 - 125 > 125

    (Joint water

    press)/ (Major

    principal )

    0 < 0.1 0.1, - 0.2 0.2 - 0.5 > 0.5

    General

    conditions

    Completely

    dryDamp Wet Dripping Flowing

    Rating 15 10 7 4 0

    Table 4: Rock Mass Rating System (After Bieniawski 1989).

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    12/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 12

    Faktor-faktor koreksi untuk kekar (jo in ts), sepert i yang d iperl ihatkan pada

    Tabel 2, adalah merupakan perkalian dari tiga faktor sebagai berikut:

    a. F1, nilainya tergantung pada arah jurus kekar terhadap permukaan lereng.

    b. F2, nilainya mengacu pada sudut kemiringan kekar.

    c. F3, nilainya menggambarkan hubungan antara permukaan lereng dengan

    kemiringan kekar seperti yang dikembangkan oleh Bieniawski (1976).

    Faktor koreksi F4 nilainya tergantung pada metode penggalian lereng adalah

    seperti yang diperlihatkan pada Tabel

    s/s

    j/jsslope dip direction

    s slope dips joint dip direction

    s joint dip

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    13/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 13

    CASE

    Very

    Favorable Favorable Fair

    Unfavor-

    able

    Very

    unfavor-

    able

    PLANAR

    TOPPLINGP/T

    >30O

    0.15

    30O20O

    0.40

    20O10O

    0.70

    10O15O

    0.85

    10O

    120O

    -25

    0O- (-10O)

    -50

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    14/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 14

    Case Condition Very Favorable Favorable Fair Un-favorableVery un-

    favorable

    P |ajas| >30 30-20 20-10 10-5 10 10-0 0 0-(-10)

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    15/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 15

    Analisis Kinematik dan

    Teori Blok (Block Theory)

    Analisis KinematikAnalisis kinematik adalah analisis tentang pergerakan benda tanpamempertimbangkan gaya-gaya yang menyebabkannya. Pertimbangan

    utama dalam analisis ini yaitu kemungkinan terjadinya keruntuhan

    translasional yang disebabkan oleh adanya formasi bidang planar atau

    baji. Metode ini hanya berdasarkan pada evaluasi detail mengenai

    struktur massa batuan dan geometri dari bidang-bidang lemah yangdapat memberikan kontribusi terhadap ketidakstabilan lereng. Analisis

    kinematik dapat dilakukan menggunakan stereonet plot manual atau

    dengan program kom puter.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    16/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 16

    Hal penting yang harus diperhatikan yaitu analisis kinematik hanya

    mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gelinciran yang disebabkan

    oleh sebuah bidang lemah saja atau perpotongan dari beberapa bidang

    lemah. Analisis tipe ini tidak mempertimbangkan keruntuhan yang

    melibatkan mult ip le joints atau joint sets serta ter jadiny a deform asidan rekahan pada blok batuan

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    17/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 17

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    18/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 18

    Teori BlokTeori blok merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis kinematik.

    Teori ini dikembangkan oleh Goodman & Shi (1985). Dasar dari teori blok

    yaitumempertimbangkan mengenai terbentuknya suatu blok batuan yang

    dihasilkan dari perpotongan beberapa bidang takmenerus sertamelakukan identifikasi terhadap blok-blok yang kritis, yang disebut blok-

    blok kunci. Dalam teori blok adanya retakan tarik pada permukaan lereng

    dan deformasi dari blok batuan diabaikan.

    Blok-blok batuan dikelompokkan menjadi blok-blok takhingga dan blok-

    blok terhingga. Blok-blok takhingga merupakan blok yang aman asalkantidak terjadi retakan pada blok tersebut. Blok-blok yang terhingga terdiri

    dari blok-blok yang tak dapat dipindahkan dan blok-blok yang dapat

    dipindahkan.

    Blok yang dapat dipindahkan terdiri beberapa tipe. Tipe pertama, blok-

    blok yang dapat langsung jatuh atau tergelincir hanya oleh pengaruh

    gaya gravitasi saja, blok tipe ini dinamakan sebagai blok kunci. Tipekedua, adalah blok-blok yang aman selama gaya gesek yang bekerja lebih

    besar dibanding dengan gaya dorong yang bekerja pada blok batuan,

    blok tipe ini disebut sebagi blok kunci potensial. Tipe ketiga, adalah blok

    yang sudah aman dengan gaya gravitasi saja.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    19/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 19

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    20/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 20

    Diagram Kestabilan

    (Slope Stability Charts)

    Analisis kestabilan lereng dapat dilakukan secara cepat menggunakan

    diagram kestabilan lereng. Diagram kestabilan lereng dapat digunakan pada

    perhitungan tahap awal atau untuk memeriksa hasil dari perhitungan detail.

    Diagram kestabilan lereng juga sangat bermanfaat dalam perbandingan

    beberapa macam alternatif rancangan lereng.

    Terdapat beberapa macam diagram untuk analisis kestabilan lereng antara

    lain yang dikembangkan oleh Taylor (1937), Bishop dan Morgenstern (1960),

    Janbu (1968), Hunter dan Schuster (1968), Hoek dan Bray (1981), Duncan

    (1987).

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    21/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 21

    Sayangnya diagram kestabilan dikembangkan hanya untuk lereng dengan

    material homogen dan geometri yang sederhana. Penerapan cara ini pada

    lereng yang komplek harus dilakukan pendekatan tertentu sehingga

    diperoleh geometri dan material yang ekuivalen. Pembuatan lereng

    ekuivalen diawali dengan membuat penampang melintang, kemudianberdasarkan penampang melintang tersebut dibuat sketsa geometri lereng

    yang sederhana namun sudah dapat mewakili geometri lereng yang

    sebenarnya. Tahap berikutnya adalah menghitung nilai rata-rata kuat

    geser dari material pada lereng yang dianalisis.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    22/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 22

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    23/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 23

    Metode Kesetimbangan Batas

    Metode kesetimbangan batas merupakan metode yang sangat

    populer dan rutin dipakai dalam analisis kestabilan lereng untuk longsoran

    tipe gelinciran translasional dan rotasional. Metode ini relatif sederhana,

    mudah digunakan serta telah terbukti kehandalannya dalam praktek rekayasa

    selama bertahun-tahun.

    Dalam perhitungan analisis kestabilan lereng dengan metode ini

    hanya digunakan kondisi kesetimbangan statik saja serta mengabaikan

    adanya hubungan regangantegangan yang ada dalam lereng. Asumsi lainnyayaitu geometri dari bentuk bidang runtuh harus diketahui atau ditentukan

    terlebih dahulu.

    Kondisi kestabilan lereng dalam metode kesetimbangan batas

    dinyatakan dalam indek faktor keamanan. Faktor keamanan dihitung

    menggunakan kesetimbangan gaya atau kesetimbangan momen, atau

    menggunakan kedua kondisi kesetimbangan tersebut tergantung dari metodeperhitungan yang dipakai.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    24/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 24

    1. Analisis Longsoran Tipe Translasional

    Metode kesetimbangan batas telah digunakan secara meluas dalam analisiskestabilan lereng yang dikontrol oleh adanya bidang tak menerus, yang

    berupa bidang planar atau baji yang dihasilkan oleh perpotongan dua buah

    bidang planar.

    Longsoran diasumsikan terjadi sepanjang bidang planar atau baji tersebut

    dan diasumsikan blok massa tidak mengalami rotasi.

    Faktor keamanan lereng dihitung dengan membandingkan kekuatan gesermaterial dengan gaya geser yang bekerja sepanjang bidang runtuh.

    Diagram benda bebas dan rumus untuk analisis kestabilan lereng dengan

    bidang runtuh planar diberikan pada gambar

    per

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    25/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 25

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    26/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 26

    2 Analisis Longsoran Tipe Rotasional

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    27/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 27

    2. Analisis Longsoran Tipe Rotasional

    Untuk lereng tanah atau lereng batuan lemah pada umumnya longsoran

    terjadi karena kekuatan geser material sepanjang bidang runtuh tidak

    mampu menahan gaya geser yang bekerja. Pada kasus ini, biasanya

    bidang runtuh berupa sebuah busur lingkaran atau berupa bidang

    lengkung. Metode kesetimbangan batas merupakan metode yang

    sangat populer untuk tipe longsoran tersebut. Secara umum metode

    untuk menganalisis longsoran tipe rotasional dapat dibagi dua yaitu:

    metode massadan metode irisan.

    Metode MassaPendekatan yang digunakan dalam metode ini yaitu massa di atas bidang

    runtuh dianggap sebagai sebuah benda kaku dan bidang runtuh dianggap

    berupa sebuah busur lingkaran. Asumsi lainnya yang digunakan yaituparamater kekuatan geser hanya ditentukan oleh kohesi saja. Metode ini

    cocok sekali digunakan pada lereng lempung.

    Faktor keamanan lereng merupakan perbandingan antara momen penahan

    dan momen guling, yang dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    28/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 28

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    29/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 29

    Metode Irisan

    Metode irisan merupakan metode paling populer dalam analisis kestabilan

    lereng dengan tipe keruntuhan rotasional. Salah satu karakteristik dari

    metode irisan yaitu geometri dari bidang gelinciran harus ditentukan ataudiasumsikan terlebih dahulu.

    Untuk menyederhanakan perhitungan, bidang runtuh biasanya dianggap

    berupa sebuah busur lingkaran, gabungan busur lingkaran dengan garis

    lurus, atau gabungan dari beberapa garis lurus.

    Setelah geometri dari bidang runtuh ditentukan kemudian massa di atas

    bidang runtuh dibagi ke dalam sejumlah irisan tertentu. Tujuan dari

    pembagian tersebut adalah untuk mempertimbangkan adanya variasi

    kekuatan geser dan tekanan air pori sepanjang bidang runtuh. Langkah

    selanjutnya adalah menghitung data-data untuk setiap irisan.

    Dengan menggunakan data-data pada setiap irisan besarnya faktorkeamanan dapat dihitung menggunakan persamaan kesetimbangan.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    30/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 30

    Berdasarkan kondisi kesetimbangan yang dapat dipenuhi, metode irisan dapat

    dikelompokkan menjadi dua kategori.

    1. Metode yang tidak memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya danmomen, antara lain yaitu metode Irisan Biasa, metode Bishop Yang

    Disederhanakan (Simpl i f ied Bishop Method) dan metode Janbu Yang

    Disederhanakan (Simp l i f ied Janbu Method).

    2. Metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen,

    antara lain yaitu Metode Spencer, Metode Morgenstern-Price dan Metode

    Kesetimbangan, Batas Umum (General ized Lim it Equi l ibr ium Method)

    Terdapatnya sejumlah variasi dari metode irisan, dikarenakan oleh perbedaan

    asumsi-asumsi yang digunakan dan kondisi kesetimbangan yang dapat

    dipenuhi

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    31/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 31

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    32/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 32

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    33/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 33

    Perhitungan faktor keamanan harus dilakukan pada sejumlah bidang

    runtuh sehingga diperoleh suatu bidang runtuh kritis. Bidang runtuh

    kritis adalah bidang runtuh yang menghasilkan faktor keamanan

    terkecil.

    Penentuan bidang runtuh kritis dapat dilakukan dengan cara coba-coba

    atau menggunakan metode optimasi. Untuk kasus analisis balik,

    apabila geometri bidang runtuh dapat diketahui dari penyelidikan

    lapangan maka penentuan bidang kritis tidak perlu dilakukan.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    34/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 34

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    35/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 35

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    36/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 36

    3. Analisis Keruntuhan Gulingan

    Metode kesetimbangan batas dapat juga diaplikasikan pada keruntuhan

    gulingan tipe gulingan langsung (direct-toppl ing ). Suatu blok batuan dapat

    langs ung tergul ing apabi la titik beratnya berada di luar dari zona kritis dansudah melewati batas kritis terhadap momen guling. Selain kemungkinan

    tergulingnya blok batuan, hal lain yang harus dipertimbangkan yaitu

    kemungkinan blok untuk tergelincir saja atau blok akan tergelincir dan

    terguling secara bersamaan (Gambar 26).

    Oleh karena itu analisis kestabilan untuk tipe gulingan dengan metodekesetimbangan batas harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya

    gulingan dan atau gelinciran secara bersamaan. Gaya-gaya yang bekerja pada

    setiap blok serta kondisi kesetimbangan batas untuk kondisi gelinciran dan

    gulingan ditunjukkan pada Gambar 27. Pada model tersebut diasumsikan

    lereng dalam kondisi kering. Prosedur penyelesaian pada model tersebut

    dikembangkan oleh Hoek dan Bray (1981).

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    37/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 37

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    38/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 38

    Analisis Batuan Jatuh

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    39/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 39

    Analisis Batuan Jatuh

    Salah satu tujuan dari analisis kestabilan lereng batuan adalah untukmerencanakan tindakan perbaikan atau pencegahan apabila terjadi pergerakan

    batuan. Untuk kasus keruntuhan batuan adalah hampir tidak mungkin untuk

    mengamankan semua blok batuan sehingga harus dirancang suatu sistempelindungan terhadap manusia atau bangunan dari bahaya yang ditimbulkan

    oleh batuan-batuan yang jatuh. Persoalan utama dari perancangan sistem

    perlindungan tersebut adalah menentukan lintasan dan

    jalur dari batuan-batuan yang lepas dan jatuh dari lereng.

    Penyelesaian analitis dalam analisis batuan jatuh dilakukan dengan menganggap

    blok batuan sebagai suatu partikel yang mempunyai massa dan akan bergerak di

    udara dengan lintasan balistik kemudian blok batuan tersebut akan memantul,

    terguling atau tergelincir setelah jatuh pada permukaan bumi.

    Penentuan lintasan batuan jatuh dilakukan dengan membalikkan dan

    mengurangi komponen normal dan tangential dari kecepatan blok batuan. Kedua

    koefisien tumbukan tersebut digunakan sebagai alat ukur untuk karakteristik

    tumbukan, deformasi, kontak gelinciran dan perubahan dari momentum

    rotasional ke momentum translational dan sebaliknya. Berdasarkan prinsip

    tersebut maka dapat diperkirakan kecepatan dari batuan jatuh, tinggi pantulan

    serta tempat berhentinya batuan jatuh

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    40/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 40

    M t d N ik

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    41/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010

    Slide 41

    Metode Numerik

    Metode konvensional hanya cocok digunakan untuk menganalisis lereng

    yang relatif sederhana. Untuk lereng dengan mekanisme keruntuhan yang

    cukup komplek, lereng dengan material yang bersifat anisotropi, lereng

    yang mempunyai karakteristik tegangan-regangan yang nonlinier, metodekonvensional tidak dapat memberikan hasil analisis yang memuaskan.

    Oleh sebab itu pada kasus-kasus yang rumit tersebut untuk mendapatkan

    hasil yang memuaskan, maka analisis kestabilan lereng harus dilakukan

    dengan menggunakan metode numerik.

    Beberapa keuntungan lain dari penggunaan metode numerik dalam

    analisis kestabilan lereng antara lain yaitu:

    1. Dapat digunakan untuk menganalisis lereng dengan mekanisme

    longsoran yang komplek.

    2. Kondisi tegangan dan regangan yang ada pada lereng dapat

    dimasukkan dalam perhitungan kestabilan lereng.3. Berbagai macam kriteria keruntuhan baik yang linear maupun nonlinier

    dapat digunakan.

    4. Efek perkuatan pada lereng dapat dimasukkan dengan mudah dalam

    analisis kestabilan lereng.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    42/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 42

    Secara garis besar terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk

    menyelesaikan persoalan geomekanika yaitu:1. Pertama, batuan atau tanah dianggap sebagai suatu massa yang

    kontinu atau menerus (Metode Kon t inum)

    2. Kedua, batuan atau tanah dianggap sebagai suatu benda yang tidak

    kontinu/tidak menerus (Metode Diskont inum).

    3. Kedua pendekatan tersebut dapat juga digabung untuk memperoleh

    kelebihan dari masing-masing metode, pendekatan ini disebut MetodeCampuran(hybr id) .

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    43/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 43

    Metode Kontinum (Cont inuum Method)

    Metode kontinum sangat cocok digunakan untuk menganalisis

    kestabilan lereng tanah, lereng batuan yang masif, dan lereng batuandengan rekahan yang sangat intensif.

    Analisis kestabilan lereng dengan metode kontinum dapat dilakukan

    dengan menggunakan dua metode sebagai berikut:

    1. Metode beda hingga (Finite-di f ference m ethod).

    2. Metode elemen hingga (Finite-element m ethod).

    Pada metode kontinum tidak ada bidang runtuh aktual yang terbentuk,

    akan tetapi dengan mempertimbangkan konsentrasi tegangan geser

    pada model, lokasi bidang runtuh dapat ditentukan.

    Metode Beda Hingga

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    44/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 44

    Metode Beda-Hingga

    Metode beda-hingga berdasarkan pembagian domain kedalam sejumlah

    sekumpulan simpul yang saling berkaitan dimana sistem persamaan

    diferensial pengatur diterapkan.

    Sistem persamaan diferensial pengatur yaitu persamaan kondisikesetimbangan, hubungan tegangan-regangan dan hubungan regangan-

    perpindahan.

    Salah satu pendekatan yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng

    dengan metode beda-hingga adalah metode pengurangan kekuatan geser.

    Prinsip dari metode pengurangan kekuatan geser yaitu kekuatan geser

    material nilainya dikurangi secara bertahap sampai terbentuk suatumekanisme keruntuhan pada lereng.

    Pengurangan parameter kohesi (c) dan sudut gesek (f) dapat dinyatakan

    dengan persamaan sebagai berikut:

    dimana: SRF = faktor reduksi kekuatan geser. Faktor keamanan (F) besarnya

    sama dengan nilai SRF pada saat tepat terjadi keruntuhan.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    45/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 45

    M t d El Hi

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    46/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 46

    Metode Elemen Hingga

    Dalam metode elemen-hingga domain dari daerah yang dianalisis dibagi

    kedalam sejumlah zone-zone yang lebih kecil. Zone-zone kecil tersebut

    dinamakan elemen. Elemen-elemen tersebut dianggap saling berkaitan satusama lain pada sejumlah titik-titik simpul. Perpindahan pada setiap titik-titik

    simpul dihitung terlebih dahulu, kemudian dengan sejumlah fungsi

    interpolasi yang diasumsikan, perpindahan padasembarang titik dapat

    dihitung berdasarkan nilai perpindahan pada titik-titik simpul.

    Selanjutnya regangan yang terjadi pada setiap elemen dihitung berdasarkan

    besarnya perpindahan pada masing-masing titik simpul. Berdasarkan nilai

    regangan tersebut dapat dihitung tegangan yang bekerja pada setiap elemen.

    Terdapat dua pendekatan yang umum digunakan dalam analisis kestabilan

    lereng dengan menggunakan metode elemen hingga, yaitu:

    1. Metode Pengurangan Kekuatan Geser (Strength reduc t ion m ethod )

    2. Metode Penambahan Gravitasi (Gravity increase method )

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    47/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 47

    Metode Pengurangan Kekuatan GeserPrinsip dari metode ini yaitu kekuatan geser material nilainya dikurangi secara

    bertahap sampai terbentuk suatu mekanisme keruntuhan pada lereng.

    Pengurangan parameter kohesi (C) dan sudut gesek (f) dapat dinyatakan

    dengan persamaan sebagai berikut:

    dimana: SRF = faktor reduksi kekuatan geser. Faktor keamanan (F) besarnya

    sama dengan nilai SRF pada saat tepat terjadi keruntuhan.

    Metode Penambahan GravitasiPrinsip dari metode penambahan gravitasi yaitu nilai gravitasi dinaikkan secara

    bertahap sampai terbentuk suatu mekanisme keruntuhan pada lereng. Faktor

    keamanan dalam pendekatan ini didefinisikan sebagai berikut

    dimana gactual adalah konstanta gravitasi (9.81 kN/m3) serta glimit adalah nilai

    gravitasi yang tepat menyebabkan terjadi suatu keruntuhan pada lereng

    M t d Di k ti

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    48/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 48

    Metode Diskontinum

    Metode diskontinum mengasumsikan domain dari daerah yang dianalisis

    merupakan kumpulan dari blok-blok yang saling berinteraksi satu sama

    lainnya, blok-blok tersebut dapat mengalami pembebanan dari gaya-gaya luar

    serta dapat mengalami pergerakan atau perpindahan dalam rentang waktutertentu. Permodelan diskontinum cocok diterapkan pada lereng dimana

    mekanisme keruntuhannya dikontrol oleh adanya bidang-bidang tak menerus.

    Metode ini kadang-kadang juga disebut sebagai metode elemen diskrit

    (dis crete element).

    Dasar dari metode elemen diskrit adalah penerapan sistem persamaan

    kesetimbangan dinamik untuk setiap blok batuan, kemudian sistem

    persamaan tersebut diselesaikan dengan memenuhi beberapa kondisi batas

    mengenai interaksi dan pergerakan dari blok-blok dapat dipenuhi, seperti yang

    diilustrasikan pada Gambar 41. Metode elemen diskrit juga dapat memasukkan

    adanya interaksi nonlinear yang terjadi diantara blok.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    49/58

    STTNAS Yogyakarta2010 Oct - 2010Slide 49

    Karakteristik utama dari metode diskrit element yaitu

    1. Sebuah elemen dapat mengalami perpindahan translasional maupun

    rotasional, serta dapat terlepas atau terpisah ikatannya dari elemenlainnya.

    2. Kondisi kontak atau persentuhan diantara elemen akan dirubah dan

    disesuaikan pada setiap proses perhitungan berlangsung.

    Beberapa metode yang termasuk pada metode discrete element, yaitu:

    a) Dist inct element methods

    b) Discont inuum deformat ion analys is

    c) Part ic le f low codes

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    50/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 50

    Dist inct Element Method

    Metode dist in ct-element yang dikembangk an oleh Cund al l (1971) merupakan

    metode pertama yang mengganggap massa batuan yang takmenerus sebagai

    kumpulan blok semi-rigid yang dapat terdeformasi, dimana blok-blok tersebut

    dapat saling berinteraksi.Metode dist inct -e lement menggunakan hukum gaya-perp indahan untuk

    mengatur interaksi diantara blok-blok batuan yang dapat terdeformasi, serta

    hukum pergerakan untuk menentukan perpindahan dari blok-blok yang

    berada dalam kondisi tidak setimbang. Sambungan diantara blok tidak

    dianggap sebagai elemen tersendiri melainkan sebagai kondisi batas (kiri).

    Deformasi dari blok-blok diperhitungkan melalui diskretisasi dari blok-blok ke

    dalam beberapa element yang memiliki sifat regangan yang konstan (kanan)

    Karateristik dari metode dist inct -e lement sangat co cok untuk menyelesaikan

    persoalan kestabilan pada lereng yang memiliki banyak rekahan. Metode ini

    juga dapat digunakan untuk menganalisis keruntuhan translasional dimanamekanisme keruntuhannya dikontrol oleh bidang takmenerus. Selain itu juga

    dapat dipakai untuk mensimulasikan perpindahan yang cukup besar pada

    lereng sebagai akibat dari suatu gelinciran. Selain itu metode distinct-element

    juga dapat digunakan untuk menganalisa keruntuhan f lexura l topp l ing.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    51/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 51

    Metode distinct-element juga merupakan alat yang canggih dalam

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    52/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 52

    j g p y g gg

    permodelan lereng batuan yang mengalami gaya-gaya seismik akibat dari

    gempa bumi atau peledakan. Untuk kasus ini model yang digunakan harus

    terdiri dari tiga komponen utama yaitu kondisi batas, redaman mekanik dan

    pembebanan dinamik. Batasan untuk persoalan ini dapat dipilih sedemikian

    rupa sehingga memungkinkan terjadinya radiasi energi dan dapatmembatasi adanya propagasi gelombang keluar dengan menggunakan

    dashpot sebagai elemen damping viscou s y ang di tempatkan p ada seki tar

    batas daerah yang dianalisis. Untuk memasukkan damping alamiah dari

    energi getaran dan kehilangan energi dilakukan dengan menambahkan

    suatu damping mekanik ke dalam model. Gaya dinamik ditambahkan pada

    model dalam bentuk suatu tegangan gelombang yang merambah ke atasyang berasal dari bagian bawah dari batas model.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    53/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 53

    Meskipun metode dist inct -e lement cocok digun akan un tuk m enganal is is

    persolan kestabilan lereng, akan tetapi harus diperhatikan bahwa data

    struktur geologi yang dimasukkan harus representatif. Data masukan

    struktur geologi yang tidak representatif akan mengakibatkan hasil yang

    tidak representatif juga. Apabila memungkinkan hasil simulasi harusdiverifikasi dengan hasil pengukuran di lapangan

    Di t i D f t i A l i

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    54/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 54

    Discont inuou s Deformat ion Analysis

    Metode discontinuous deformation analysis (DDA) yang dikembangkan oleh

    Shi (1989, 1993) juga dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan pada

    permodelan longsoran dengan mekanisme gelinciran, gulingan maupun

    jatuhan pada lereng dengan massa batuan yang tak menerus

    Mekanisme keruntuhan pada sebuah bidang runtuh busur lingkaran:

    (a) rotation, (b) translation and toppling

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    55/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 55

    Kelebihan dari metode DDA yaitu dapat memodelkan suatu deformasi

    yang cukup besar dan perpindahan benda kaku serta dapat

    mensimulasikan kondisi keruntuhan gabungan diantara blok-blok batuan

    yang berhubungan. Sebagai contoh, jika gaya-gaya yang memisahkan

    diantara blok-blok melebihi kekuatan tarik sepanjang bidang takmenerusmaka kekakuan diantara blok dihilangkan sehingga suatu blok dapat

    terlepas dari blok yang lain

    Particle Flow Codes(PFC)

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    56/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010Slide 56

    ( )

    PFC merupakan salah satu dari perkembangan terakhir dari metode distinct

    element.

    Dalam metode ini massa batuan dianggap sebagai gabungan dari beberapa

    partikel bulat yang berinteraksi satu sama lainnya dengan kontak gelinciran

    geser.Gabungan atau gugusan partikel bulat juga dapat saling terikat dengan

    kekuatan ikat tertentu sehingga dapat mensimulasikan adanya joint bounded

    blocks. Siklus perhitungan yang digunakan dalam metode ini berdasarkan

    penerapan dari hukum perpindahan dari setiap partikel dan hukum gaya-

    perpindahan pada setiap kontak di antara partikel.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    57/58

    STTNAS Yogyakarta

    2010 Oct - 2010

    Slide 57

    Metode ini dapat digunakan untuk memodelkan suatu aliran dari material

    yang berbutir, pergerakan translasional dari blok-blok, rekahan yang terjadi

    pada batuan utuh maupun simulasi dari respon lereng terhadap gaya

    dinamik. Terlepaskan ikatan-ikatan diantara partikel merupakan simulasi darisuatu proses retakan dan keruntuhan yang terjadi pada batuan utuh.

    Deformasi diantara partikel akibat pengaruh dari gaya geser atau gaya tarik

    juga dapat dimasukkan, dimana gelinciran diantara partikel ditentukan oleh

    koefisien gesek yang membatasi kontak dari gaya geser.

    PFC dapat juga digunakan untuk melakukan simulasi dalam ukuran makropada blok-blok batuan yang mengandung rekahan-rekahan dan sesar,

    maupun untuk simulasi skala mikro dari kontak antar butiran partikel.

    Dengan menggunakan metode ini memungkinkan untuk dilakukan suatu

    simulasi dari beberapa mekanisme keruntuhan yang dapat terjadi pada

    lereng batuan dan kemudian bergeraknya material yang runtuh ke arah

    bawah dari lereng dan kemudian menuju ke lembah di bawahnya.

  • 8/10/2019 05_Geoteknik Tambang - Supandi - METODE DALAM Analysis.ppt

    58/58

    STTNAS Y k t

    Terima Kasih