04 diagkom vi (1)

Upload: jul

Post on 19-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

BAB ILATAR BELAKANG

1.1GAMBARAN UMUM DESA1.1.1Gambaran Umum Desa Secara GeografisDesa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai dan mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan suhu udara 3037oC. Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum. Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1 (Kartikawatie, 2012) adalah sebagai berikut:a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.

Gambar 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km. Batas-batas wilayah Kecamata Teluk Naga adalah sebagai berikut:a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah laut Jawa.b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang/Kecamatan Neglasari.c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan/Pakuhaji.Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan pada gambar 2 (Kartikawatie, 2012), yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

Puskesmas Tegal Angus terdapat di:a) Desa Tegal Angus, Jl Raya Tanjung Pasir, Kode Pos 15510.b) Status kepemilikan tanah: Tanah Pemkab.c) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.d) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.e) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kampung Melayu.f) Batas wilayah sebelah Barat dengan desa Pakuhaji.

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:A. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. Berdasarkan status Jalan Propinsi : 9,5 km. Jalan Kabupaten: 5 km. Jalan Desa : 93,5 km.2. Berdasarkan kondisi fisik Jalan hotmik: 17,5 km. Jalan aspal : 67 km. Jalan tanah : 14,5 km.B. Jembatan Jembatan besi: 1 km. Jembatan beton: 7 km.C. Sungai/kaliSungai/kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah Sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km. Irigasi/Pengairan: dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha. Bendungan air/Dam: dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.

1.1.2Gambaran Umum Desa Secara Demografi1.1.2.1Situasi KependudukanDesa Tanjung Pasir terdiri dari enam kepala dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 10.225 jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan 6.110 jiwa perempuan.

1.1.2.2Jumlah PendudukKepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.4853 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3.7 jiwa. Berdasarkan data dari Kecamatan Teluk Naga pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/KelurahanNo.Desa/KelLuas Wilayah (km2)JumlahRata-Rata Jiwa/ RumahKepadatan Penduduk (km2)

Penduduk(Jiwa)Penduduk Miskin (Jiwa)RTRWRwKKRumah

1.Lemo3,616,6827343215648140810.311850.97

2.Muara5,143,5664902264967937.19693.77

3.Pangkalan7,5416,8881,4953511413232294.082239.79

4.Tj. Burung5,247,699740168247315723.101463.55

5.Tj. Pasir5,649,5131,34831181,78723195.321686.70

6.Tegal Angus2,839,5131,081237287918953.303361.48

Jumlah30,0253,8315,8891394512,41510,7454.331794

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal AngusNo.KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang 2012

1.1.2.3 Lapangan Pekerjaan PendudukLapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.Tabel 3. Lapangan Pekerjaan Penduduk Desa Tegal AngusNo.Lapangan Kerja PendudukJumlah

1.Buruh 4592

2.Buruh industri13757

3.Industri rakyat13536

4.Nelayan 386

5.Pedagang6373

6.Pengangguran4004

7.Pensiunan PNS45

8.Pensiunan TNI/POLRI43

9.Perangkat Desa141

10.Pertukangan4109

11.Petani pemilik13316

12.Petani penggarap6063

13.PNS222

14.TNI/POLRI65

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus 2012

1.1.2.4 Tingkat PendidikanAspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga.Tingkat pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari jumlah 53.831 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat pada tabel 4:Tabel 4. Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikandi Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012No.Jenjang PendidikanJumlah

1.Tidak/belum tamat SD12598

2.SD/MI15738

3.SLTP/MTS4060

4.SLTA/MA3601

5.AK/Diploma159

6.Universitas130

Sumber: Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.1.2.5 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:a. 1 Ruang Ka Puskesmas.b. 1 Ruang Tata Usaha.c. 1 Ruang Dokter.d. 1 Ruang Aula.e. 1 Ruang Imunisasi.f. 1 Ruang Loket.g. 1 Ruang Apotek.h. 1 Ruang BP umum.i. 1 Ruang BP Anak.j. 1 Ruang BP Gigi.k. 1 Ruang KIA/KB.l. 1 Ruang Gizi.m. 1 Ruang Gudang Obat.n. 1 Ruang TB.o. 1 Ruang Lansia.p. 1 Ruang Kesling.q. 1 Ruang Perpustakaan.r. 1 Ruang Mushola.s. 1 Ruang Bidan.t. 1 Ruang Dapur.u. 1 Ruang Gudang.

2.Bidan di Desa : 6 orang.

3.Posyandu 45 buah, terdiri dari:a. 7 di Tegal Angus. b. 10 di Pangkalan.c. 7 di Tanjung Burung.d. 9 di Tanjung Pasir.e. 6 di Lemo.f. 6 di Muara.

4.Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) :a. Jumlah Posyandu: 45 buah.b. Jumlah Kader Posyandu dibina: 225 orang.c. Jumlah kader dasa wisma dibina: 34 orang.d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang.

5.Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal AngusTabel 5. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NoNama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTsSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tj. Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tj. Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

Puskesmas13012422100

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 6. Sarana Pelayanan KesehatanNo.Sarana Pelayanan KesehatanJumlah

1.Apotik 0

2.Balai pengobatan/klinik1

3.Polindes 0

4.Posbindu 6

5.Poskesdes1

6.Posyandu 45

7.Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum7

Dokter gigi0

Dokter spesialis0

8.Puskesmas1

9.Puskesmas keliling (pusling)1

10.Puskesmas pembantu (pustu)0

11.Rumah Sakit Bersalin0

12.Rumah Sakit Jiwa0

13.Rumah Sakit Khusus Lainnya0

14.Rumah Sakit Umum0

15.Toko obat0

Sumber: Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

1.1.2.6 KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:1. Peningkatan Gizi keluargaPemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit, Vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagi balita, pemberian vitamin A. 3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain: Demam Berdarah dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.4. Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.5. Penyuluhan Kessehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6. Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan tanaman Obat keluarga (TOGA), tabulapot dan Tabulakar.

Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir:1. Pos Kesehatan Desa : 1 unit.2. Pos Pelayanan Terpadu: 6 unit.3. Pos Mandiri: - unit.4. Klinik Bersalin/BKIA: - unit.5. Praktek dokter/Bidan: 4 unit.6. Praktek Bidan: 4 unit.7. Paraji: 4 orang.8. Keluarga Berencana: - orang.a. Jumlah Pos/ Klinik KB: - unit.b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS): 334 pasang.c. Jumlah Akseptor KB:1. Pil: 127 orang.2. IUD: 14 orang.3. Kondom: - orang.4. Suntik: 190 orang.5. Implan: 13 orang.

1.1.2.7 Ketenagaan Puskesmas Tegal AngusStaf Puskesmas Tegal Angus berjumlah 30 orang dengan status ketenagaan seperti tercantum dalam tabel dibawah ini:Tabel 7. Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal AngusNo.Kategori TenagaStatusJumlah

PNSPTT/TKKLain-Lain

1.Dokter Gigi1001

2.Dokter Umum3003

3.AKBID46111

4.AKPER1001

5.D3 Gizi1001

6.D3 Kesling0000

7.Bidan4004

8.Perawat3216

9.Pekarya1001

10.Honor0022

Sumber: Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012JUMLAH188430

1.1.2.8 TransportasiSarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakan angkutan umum, ojek motor, becak, dan sepeda.

1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN1.2.1Denah Lokasi Keluarga BinaanKeluarga binaan berada di RT/RW 001/006 Desa Kampung Garapan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga binaan kami terdiri dari keluarga Ny Erna, Tn.Hanafi, Tn.Usman, Tn Ande Wijaya, dan Tn Sali. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan adalah sebagai berikut:

sdKandang Ayam345Tn HanafiNy. ErnaTn UsmanTn. Ande WijayaTn. Sali

Gambar 3. Denah lokasi rumah keluarga binaan RT 001 RW 006

1.2.2Deskripsi Keluarga Binaan1.2.2.1 Keluarga Ny ErnaTabel 8. Daftar Anggota Keluarga Ny. ErnaNoNamaPosisi dalam KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaan

1.Ny. ErnaKepala keluargaP25SDIbu Rumah Tangga

2.An. NoviAnak pertamaP4--

3.Tn. Jenal PonakanL15SD-

Keluarga Ny. Erna bertempat tinggal di Kampung Garapan RT 001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Ny, Erna sebagai kepala keluarga dengan seorang putri yang bernama Novi dan seorang ponakan laki laki anak dari kakak ibu erna yang bernama jenal.Ny. Erna, berusia 25 tahun, tidak bekerja dengan penghasilan berkisar antara Rp. 100.000,00 Rp 200.000,00 per bulan ditambah dengan beras 5 liter tiap bulannya yang di peroleh dari kakak ibu erna yang berjualan di pasar. Pendapatan Ny. Erna digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, jajan anaknya dan lain-lain. Ny. Erna mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 6 SD. Ponakan Ny. Erna mampu membaca dan menulis hingga kelas 6 SD, namun Ny. Erna hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny Erna mengurus anaknya Novi sendirian dikarenakan suaminya Tn. Yoto sudah menceraikannya selama ini untuk biaya hidup Ny. Erna mengandakan kakaknya saja yang berjualan di pasar.Anak pertama pasangan Ny. Erna adalah seorang perempuan, bernama Novi yang saat ini usianya 4 tahun. Saat hamil novi Ny. Erna hanya memeriksakan kandungannya 1 kali saat usia kehamilan 7 bulan, Ny. Erna memeriksa kehamilan di bidan yang dekat rumahnya dan saat memeriksa kehamilan Ny. Erna mendapat vitamin. Setelah itu Ny. Erna kembali ke bidan saat Ny. Erna melahirkan anak pertama dari Tn. Yoto Anak Ny. Erna sejak lahir tidak pernah di beri ASI dan mengandalkan susu formula yang dibelikan oleh kakaknya . Imunisasi yang sudah pernah diberikan ke Novi hanya BCG yang di suntikan di tangan dan terdapat skar pada lengan kanan Novi.Di dalam keluarga Ny. Erna ponakannya mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari. Jika jenal merokok anggota keluarga seperti Ny.Erna dan anaknya bernama Novi Tidak pernah menghindar, Menurut Ny,Erna jika menghindar takut jenal marah.Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Dokter Cecep yang perakteknya dekat rumah dengan menggunakan ojek yang di bayar seharga Rp.10.000. Keluarga Ny. Erna jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga hampir tidak pernah dirasakan. Keluarga Ny.Erna tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 30 m2 dan luas bangunan berukuran 5 m x 9 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, Tiga kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 2 m dan 2m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5 m x 3 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 2 m.Tanpa ada WC untuk Buang air besar di dalam rumahnya Ny Erna ada kamar mandi dulu pernah ada WC namun sejak WC penuh Ny Erna memutuskan tetap menggunakan jamban umum yang ada di depan rumah kakaknya tepatnya samping rumah Ny Erna. Sebagian ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik, namun di dapur masih berlantaikan tanah dan beratapkan genteng tanpa pelapon. Dinding rumah tembok di semua dinding bagian dalam rumah di bagian tembok luar sudah di cat warna biru namun bagian dalam sebagian hanya di semen halus.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki dua jendela di samping pintu masuk yang berukuran 0,3 m x 0,5 m. Namun jendela tersebut tidak berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara namun hanya untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah. Adapun dua jendela di depan kamar utama mereka tidak bias di buka karna dibuat permanen Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga Ny. Erna keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Ny. Erna tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan air PAM yang disalurkan melalui penampungan air yang ada di depan rumah Ny. Erna, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu gerobak yang berisi 6 jerigen air PAM ini seharga Rp. 2000,00.Sedangkan untuk memasak Ny. Erna menggunakan dapur di dalam rumahnya yang mempunyai ventilasi hanya berukuran 0.5 m x 2 m. Ny. Erna memasak makanannya dengan menggunakan kompor gas kecil. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak tersedia. Dalam 1 minggu Ny.Erna menjemur kasur dan bantal 1 kaliKeluarga Ny. Erna tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 6 meter, lalu dibakar.

uTAMPAK BELAKANG5 METER9 METERTAMPAK DEPANRuang tamuKamar 1 11tidurKamar 2Kamar 3Dapur Kamar mandipintuuJendelaJendela permanenGambar 4. Denah Keluarga Ny. Erna

Tabel 9. Faktor Internal Keluarga Ny. ErnaNo.Faktor InternalPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokJenal mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.

2.Olah ragaKeluarga Ny. Erna tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3.Pola MakanNy. Erna memasak sendiri dengan komposisi makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur a, dan jarang disertai sayur, buah-buahan, dan jarang minum susu.kalaupun makan daging ketika anaknya meminta saja

4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke Dokter.

5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung seberapa yang ada.

6.Aktivitas sehari-haria. Ny. Erna bekerja sebagai ibu rumah tanggab. Jenal tidak bekerja.

Tabel 10. Faktor Eksternal Keluarga Ny. ErnaNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 9 m2 dengan lantai sebagian semen, dan tanah

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, tiga kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 2 m, 2m x 2m dan 2m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5 m x 3m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 3 m.

3.

VentilasiKeluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.

4.Pencahayaana. Terdapat dua 1 jendela berukuran 0,3 m x 0,5 m pada bagian depan rumah, tetapi jendela tidak bias dibuka, hanya kaca saja.b. Terdapat jendela pada kamar.c. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 2 berwarna kuning. 1 berwarna putih.

5.MCKTidak memiliki jamban, kalau ingin BAB keluarga Ny. Erna mencari jamban Umum dan setelah BAB di bersihkan di rumah.

6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak, minum.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke lubang yang mereka buat di bagian belakang rumah

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di depan rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar di depan rumah.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny. Erna masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.

1.2.2.2. Kelurga Tn. HanafiTabel 11. Daftar Anggota Keluarga Tn. HanafiNoNamaPosisi dalam KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaan

1.Tn. HanafiKepala keluargaL55Tidak sekolahNelayan

2.Ny. SapinahIstriP46Tidak sekolahIbu Rumah Tangga

3.Ny. Siti HamidahAnak pertamaP25SDIbu Rumah Tangga

4.Meninggal dalam kandunganAnak kedua----

5.Tn Zainal AbidinAnak ketigaL19SDNelayan

6.An. Anas (+)Anak keempatL5 hari--

Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Hanafi sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Sapinah dan empat orang anak, anak pertama bernama Ny. Siti Hamidah dan anak kedua meninggal dunia ketika masih di dalam kandungan, anak ketiga bernama Zainal Abidin, dan anak keempat bernama Anas yang meninggal saat usia 7 hari. Ny. Siti Hamidah telah bersuami, suaminya bernama Tn. Mahfud dan telah mempunyai 2 orang anak yang bernama Ziki berusia 5 tahun, dan Dodi yang berusia 2 tahunAnak pertama pasangan Tn. Hanafi dan Ny. Sapinah adalah seorang perempuan, bernama Siti Hamidah yang sekarang tinggal bersama suaminya di rumah yang terpisah dari orang tuanya.. mempunyai dua anak yang bernama Ziki dan Dodi. Anaknya mendapat imunisasi lengkap. Anak kedua Tn Hanafi meninggal didalam kandungan karena telat ditolong melahirkan ketika sudah mulas ingin melahirkan. Anak ketiga Tn Hanafi bernama Zainal Abidin, berusia 19 tahun. Sekarang bekerja sebagai nelayan membantu ayahnya.Tn. Hanafi beserta anak ketiganya mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, masing-masing menghabiskan rokok kira-kira sebanyak setengah bungkus per hari. Jika mereka sedang merokok terkadang ny Sapinah pergi kedepan rumah untuk mencari udara segar karena ny Sapinah tidak merokok.Anak keempat Tn Hanafi meninggal dunia ketika usia 5 hari dikarenakan panas tinggi kemudian kejang dan meninggal dunia. Semua anak Tn Hanafi lahir didukun kecuali anak terakhir, lahir di bidan. Ny Sapinah mengatakan selalu datang ketika jadwal imunisasi sehingga anak-anaknya mendapat imunisasi lengkap.Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Ny sapinah mengatakan sudah sering berobat ke puskesmas. Keluhan yang sering dirasakan adalah flu. Dan anak ketiganya sering mengeluhkan sakit gigi.Tn. Hanafi bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan berkisar antara Rp. 300.000,00 Rp 350.000,00 per minggu. Pendapatan Tn. Hanafi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air bersih untuk mandi, memasak, minum, membali makanan,dan lain-lain. Begitu juga dengan anak ketiganya Zainal Abidin bekerja sebagai nelayan dan penghasilan Rp 200.000,00 Rp 250.000,00 perminggu , tetapi penghasilan tersebut tidak rutin karena tidak setiap minggu mereka bekerja.Tn Hanafi tidak mampu membaca maupun menulis karena tidak sempat mengikuti jenjang pendidikan. Istrinya Ny sapinah bias membaca dan menulis karena sempat bersekolah sampai kelas 3 SD. Begitupun anak pertama dan ketiganya yaitu Siti Hamidah dan Zainal Abidin mapu membaca serta menulis karena mereka mendapat pendidikan hingga lulus SD. Keluarga Tn. Hanafi memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Sapinah memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur, tahu, tempe dan ikan. keluarga tn Hanafi selalu makan sayur setiap harinya, dan ikan hasil dari pekerjaannya, namun jarang makan buah. Keluarga Tn Hanafi selalu mencuci tangan sebelum makan.Keluarga Tn. Hanafi tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 30 m2 dan luas bangunan berukuran 6 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 2 m x 2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 1 m dan 1 m x 1 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Sebagian ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik, tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki dua pintu di bagian depan dan belakang rumah yang terkadang dibuka setiap pagi dan sore hari. Rumah ini tidak memiliki jendela. Ny Sapinah mengatakan jika suami atau anaknya sedang merokok didalam rumah maka seisi rumah akan penuh dengan asap rokok. Begitupun jika sedang memasak, asap atau baunya akan berkumpul didalam rumah. Menurut Tn Hanafi, jika hujan turun rumahnya bocor pada beberapa titik karena sebagian genteng telah rusak atau bergeser akibat usia. Setelah itu rumahnya akan terasa lembab karena sinar matahari yang masuk ke dalam rumahnya sangatlah minim walaupun telah membuka kedua pintu rumahnya. Ny. Sapinah mengatakan jika suami dan anaknya sedang keluar bekerja dirinya cenderung tidak membuka pintu rumahnya pada siang ataupun sore hari. Ny. Sapinah lebih memilih untuk menutup pintu dan beristirahat.Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga Tn. Hanafi keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Untuk saluran pembuangannya melalui parit kecil yang mengarah ke empang. Untuk BAB biasanya keluarga ini BAB di jamban umum yang berjarak kurang lebih 20m dari rumahnya.Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Hanafi tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 4-5 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 2000,00. Sedangkan untuk memasak Ny. Sapinah menggunakan dapur di dalam rumahnya yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Sapinah memasak makanannya dengan menggunakan kompor minyak tanah. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak tersedia.Keluarga Tn. Hanafi tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakar.

pintuuuKAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG KELUARGA DAN RUANG TAMU5 METER6 METERTAMPAK DEPANDAPURTEMPAT MANDIGambar 5. Denah Keluarga Tn. HanafiTabel 12. Faktor Internal Keluarga Tn. HanafiNo.Faktor InternalPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Hanafi mengkonsumsi rokok 1/2 bungkus sehari. Tn. Amad lebih sering merokok di dalam rumah. Anaknya Zainal Abidin juga merokok sebanyak bungkus perharinya.

2.Olah ragaKeluarga Tn. Hanafi tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3.Pola MakanNy. Sapinah memasak sendiri dengan komposisi makanan nasi, tahu, tempe, Ikan, dan sayur. Mereka jarang makan buah dan hampir tidak pernah minum susu.

4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke Puskesmas.

5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung kelebihannya.

6.Aktivitas sehari-hari1. Tn. Hanafi bekerja sebagai Nelayan 1. Ny. Sapinah bekerja sebagai ibu rumah tangga.1. Zainal Abidin bakerja sebagai nelayan.

Tabel 13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. HanafiNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 6 m x 5 m2 dengan lantai sebagian semen, dan tanah

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 x 2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2 x 1 m dan 1 x 1 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 x 1 m.

3.

Ventilasi

Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuka sebagai aliran masuknya udara.

4.Pencahayaan1. Tidak terdapat jendela pada rumah.1. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.

5.MCKTidak memiliki jamban, kalau ingin BAB pergi ke jamban umum

6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak, minum.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke parit yang mereka buat di bagian belakang rumah.

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di belakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibuang ketempat penampungan dan dibakar.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Hanafi masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah. Banyak genangan air di sekitar rumah.

1.2.2.3 Keluarga Tn. UsmanKeluarga Tn. Usman terdiri atas sepuluh orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga Tn. Usman tinggal di rumah milik sendiri, bertempat tinggal di Kampung Garapan RT 001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Tn. Usman dan Ny. Naumi memiliki tujuh orang anak, anak pertama bernama rahmat dan anak kedua bernama mawan, anak ke tiga bernama nahwa, anak ke empat bernama narun, anak ke lima bernama ustia, anak ke enam bernama nahdi, anak ke tujuh ustiana. Ustia telah bersuami, suaminya bernama Tn. Apen dan telah mengandung selama 6 bulan. Ny ustia selama 6 bulan tersebut memeriksa kehamilan nya di puskesmas, selama 6 bulan ny ustia telah memeriksa kehamilan nya sebanyak 2x dan di katakana kandung ny Ustia dalam keadaan sehat Tn. Usman, berusia 45 tahun, bekerja sebagai seorang buruh dengan penghasilan berkisar antara Rp. 800.000,00 Rp 950.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Usman digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan,dan lain-lain. Begitu juga dengan anak pertama nya Rahmat, anak kedua nya Mahwan, anak ke tiga nya Nahwa, anak ke empat nya narun, anak ke enam nya nahdi dan menantunya Apen bekerja sebagai buruh dan penghasilan rata-rata mereka Rp 200.000,00 Rp 250.000,00 per minggu, tetapi penghasilan tersebut tidak rutin karena tidak setiap minggu mereka bekerja.

Tabel 14. Daftar Anggota Keluarga Tn. UsmanNoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. UsmanKepala keluargaL45SDNelayan

2.Ny. NauniIstriP43SDIbu Rumah Tangga

3.Tn RahmatAnak pertamaL35SMPNelayan

4.Tn MawanAnak keduaL25SDNelayan

5.Tn. NahwaAnak ketigaL20SDBuruh Pabrik

6.Tn NahrunAnak ke empatL19 SDBuruh Pabrik

7Ny UstiaAnak ke limaP18SDIbu rumah tangga

8Tn NahdiAnak ke enamL15SDBuruh Pabrik

9An UstianaAnak ke tujuhP7 Tidak tamat sekolahPelajar

10Tn ApenMenantuL25 SDBuruh

pintuGambar 6. Denah Keluarga Tn. Usman

a. Bangunan tempat tinggalKeluarga Tn. Usman tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan sekitar 5 x 8 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari anyaman bamboo pada bagian luar dan dalam ruangan yang digunakan sebagai penyekat ruangan dengan pintu utama dan pintu belakang rumah terbuat dari kayu yang dapat dibuka setengah pada bagian atasnya sehingga dapat digunakan sebagai jendela. Lantai beralaskan dengan tanah. Atap rumah keluarga terbuat dari genteng dimana pondasi bangunannya merupakan tiang bamboo tanpa disertai plafon dengan ketinggian atap rumahnya 5 meter. Rumah Tn. Usman terdiri dari 5 ruangan di dalam rumah, yang terdiri dari . Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang keluara 2 m x 2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2,5 m x 2,5 m dan 2,5m x 2,5 m, ruang dapur 4x 2 m dan, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m.

Dalam rumah ini Sistem ventilasi rumah Tn. Usman belum memenuhi standar rumah sehat yang mana dirumah Tn usman tidak mempunyai ventilasi udara. Ventilasi hanya melalui pintu utama dan tidak memiliki jendela Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki pintu masuk yang berukuran 1 m x 0,5 m. Pintu tersebut sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara namun hanya untuk sinar matahari masuk ke dalam rumah. , selain melalui pintu utama udara dapat masuk melalui celah- celah anyaman bambu pada bagian dinding depan dan belakang. Pada masing-masing ruang tidur tidak terdapat ventilasi angin maupun jendela kaca. Di dapur juga tidak terdapat jendela ataupun ventilasi angin-angin di atasnyaPada bagian dapur rumah Tn. Usman masih beralaskan tanah dan tidak terdapat ventilasi,. Pada bagian dapur terdapat tungku masak dengan bahan bakar kayu yang digunakan sehari-hari oleh Ny. Naumi untuk memasak yang letaknya berhadapan dengan sumur. Sedangkan rak piring mereka terletak di samping dapur. Kamar mandi keluarga Tn. Usman terletak di didepan rumah dan kamar mandi tersebut tidak tersedia fasilitas jamban (WC), tidak memiliki septic tank, sehingga keluarga tersebut bila ingin buang air besar mereka pergi ke belakang rumah dengan jarak 3 meter dari rumah mereka. Kamar mandi biasanya digunakan untuk mandi dan mencuci baju, sedangkan untuk mencuci piring keluarga Tn. Usman biasanya menampung air di ember dan mencuci di depan kamar mandi setelah itu air sisa cucian piring di buang di dalam kamar mandi. Kamar mandi tidak terdapat ventilasi dan lantai kamar mandi terbuat dari semen (ubin) tanpa keramik. Pada bagian halaman belakang rumah keluarga Tn. Usman terdapat tempat penampungan sisa-sisa sampah rumah tangga keluarga Tn. Usman.b. Lingkungan PemukimanRumah keluarga Tn. Usman terletak di lingkungan yang padat di dalam gang kecil tanpa pagar, dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan berdempetan. . Keluarga Tn. Usman memiliki hewan peliharaan, yaitu ayam yang mana ayam tersebut mempunyai kandang di depan rumah Tn usman, Tn. usman mempunyai 7 ekor ayam. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya, Keluarga Tn. Usman tidak memiliki pembuangan sampah khusus, Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar di depan rumah. Di rumah Tn. Usman tidak terdapat pembuangan limbah rumah tangga khusus jadi membuangnya bercampur dengan pembuangan sampah. Sumber air bersih keluarga Tn. Usman tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 4-5 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 1000,00.c. Kebiasaan sehari-hariSehari-hari Tn. Usman dan ke dua anak nya yang beranama Tn Rahmat dan Tn Mawan menghabiskan waktunya untuk bekerja sebagai nelayan sedangkan ke tiga anak laki-laki na yang beranama Tn Nahwa, Tn Nahrun , Tn nahdi dan menantu nya Tn Apen menghabiskan waktu nya bekerja di pabrik sedangkan anak perempuan yang sudah dewasa membantu ibu nya sebagai rumah tangga dan yang anak paling kecil bersekolah di daerah tanjung pasir , sedangkan Ny. Naumi setiap hari senin sebagai ibu rumah tangga di dalam keluarganya. Keluarga Tn. Usman sering alas kaki (sandal) saat keluar rumah dan didalam rumah. Tn. Usman memiliki kebiasaan merokok sejak muda. Tn. Usman biasanya merokok saat bekerja dan sering merokok di dalam rumah saat bersantai bersama keluarga. Keluarga Tn.Usman terkadang sering menyisihkan uang mereka untuk menabung dan uang tabungannya biasanya di simpan di dalam rumah dan terkadang sering terpakai bila ada keperluan yang terdesak , rata-rata uang di simpan perhari Rp 10.000 Rp 20.000 yang mana disimpan oleh Ny Naumi. Keluarga Tn. usman tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.di dalam keluarga hanya 1 anak nya yang sering berkelurga yaitu anak ke tiganya yang bernama nahwa yang setiap minggu sering bermain sepak bolad. Pola MakanKeluarga Tn. Usman makan sebanyak dua kali dalam sehari. Ny. Naumi selaku ibu rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyediakan hidangan. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi disertai lauk tahu/tempe dan sayur bayam, kangkung. Namun, kadang-kadang Ny. Naumi juga menyajikan telur atau ikan, biasanya seminggu sekali. Keluarga Tn. Usman jarang mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Usman biasa makan di ruang keluarga sambil menonton tv. Alat makan yang digunakan oleh keluarga ini terbuat dari piring kaca gelas kaca, serta sendok/ garpu yang terbuat dari logam. Namun biasanya keluarga lebih sering makan dengan menggunakan tangan. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak semua anggota keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.

e. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan AnakNy. Naumi mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Ny. Naumi memakai program KB suntik. Selama kehamilan Ny. Naumi selalu memeriksakan kehamilannya di paraji yang mana paraji tersebut adalah bibinya Ny naumi sendiri,. Riwayat persalinan anaknya dari anak pertama dan ke enam di rumah sendiri dan di tolong oleh paraji.tetapi anak terakhir Ny naumi riwayat persalinanya di bidan. Riwayat imunisasi anaknya tidak pernah dilakukan sama sekali dikarenakan menurutnya bahwa imunisasi tidak terlalu penting dan takut anaknya menjadi sakit, sesekali Ny. Naumi mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu. Ny. Naumi mengaku memberikan ASI eksklusif dikarenakan menurutnya ASI eksklusif penting.f. Riwayat PenyakitDalam keluarga ini, anak Tn. Usman pernah mengalami batuk dan pilek.g. Kebiasaan BerobatBila sakit, keluarga Tn. Usman biasa berobat dengan menggunakan obat warung, namun bila tidak ada perbaikan keluarga biasanya berobat ke bidan di dekat rumahnya. Keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat. Dalam satu bulan terakhir ini keluarga Tn. Usman pernah mengalami batuk dan pilek bergantian dan tidak berobat ke puskesmas, melainkan hanya member obat warung saja.

Tabel 15. Faktor Internal Keluarga Tn. UsmanNOFAKTOR INTERNALKETERANGAN

1Kebiasaan merokok

Tn. Usman dan ke empat anak nya yang beranama rahmat , mawan , nahwa , nahdi dan menantu nya yang bernama apen mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari. Tn. Usman dan ke empat anak dan menantu nya lebih sering merokok di dalam rumah.

2Kebiasaan jajanJarang ( hanya bila tidak ada lauk )

3Olahraga

Keluarga Tn. usman tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.di dalam keluarga hanya 1 anak nya yang sering berkelurga yaitu anak ke tiganya yang bernama nahwa yang setiap minggu sering bermain sepak bola

4Pola pencarian pengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke Puskesmas.

5Menabung Tidak rutin, tabungan disimpan di rumah dengan jumlah rata-rata yang di simpan oleh Ny Naumi Rp 10.000-Rp 20.000

6Memakai alas kaki (sendal)Lebih nyaman menggunakan alas kaki

Tabel 16. Faktor Eksternal Keluarga Tn. UsmanNOFAKTOR EKSTERNALKETERANGAN

1Bangunan tempat tinggal

Ventilasi< 10% dari luas lantai, tidak memiliki jendela hanya pintu utama yang di buka di bagian atasnya

Pencahayaan Kurang, hanya terdapat lampu di ruang keluarga

MCK (WC)Untuk buang air besar biasanya keluarga Tn.Usman menggunakan jamban di belakang rumah yang mana jamban tersebut adalah jamban bersama di daerah itu

Air bersihMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang dijual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen untuk mandi, masak, minum.

SelokanTidak terdapat selokan

Kandang Memiliki kandang hewan peliharaan yang berada di depan rumah

Pekarangan Terdapat tempat mandi yang biasa di gunakan untuk bersama

Dapur Lantai dapur masih tanah belum di semen ataupun di beri keramik

Kamar satu kamar tidur yang selalu di gunakan untuk tidur dengan ukuran 2,5 x2,5 meter

Ruang keluarga Ruangan berukuran 2x2 meter yang bergabung dengan ruang keluarga

2Kepadatan penduduk

Kepadatan rumahBerdempetan dengan rumah di sampingnya

Sistem pembuangan sampah dan limbahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. usman masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.

Lantai rumahTanah

Dinding rumahDinding dan penyekat ruangan hanya menggunakan anyaman bambu

Atap rumahMemiliki genteng tanpa plafon dengan pondasi tiang yang terbuat dari bambu

Pagar Tidak terdapat pagar di depan rumah

3Pemicu dalam lingkungan rumah

PencahayaanA. Tidak terdapat jendela pada kamar.B. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.

Asap dapurTidak ada ventilasi udara yang cukup untuk keluar masuknya udara di bagian dapur

Asap rokokTn. Usman dan danke empat anak nya yang beranama rahmat , mawan , nahwa , nahdi dan menantu nya yang bernama apen sering merokok di dalam rumah

Debu Ada

1.2.2.4 Keluarga Tn. Ande WijayaTabel 17. Daftar Anggota Keluarga Tn. Ande WijayaNoNamaPosisi dalam KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaan

1.Tn. Ande WijayaKepala keluargaL30SMPNelayan

2.Ny. AnitaIstriP20SDIbu Rumah Tangga

3.An. SuwandiAnak pertamaP3Tidak tamat sekolah-

4.Ny. TinaMertuaP60SDIbu rumah tangga

Tn. Ande Wijaya dan keluarga bermukim di Kampung Sukamanah Barat RT 001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan TelukNaga, Kabupaten Tangerang. Keluarga ini terdiri dari Tn. Ande sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Anita dan satu orang anak bernama Suwandi.Sehari-hari, Tn. Ande yang berusia 30 tahun ini bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan berkisar antara Rp. 30.000,00 Rp 50.000,00 perbulan. Pendapatan Tn. Ande digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air bersih, makanan,dan lain-lain. Tn. Ande mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMP. Sedangkan istrinya, Ny. Anita, yang berusia 20 tahun mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD, namun Ny. Anita hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah saat berusia 26 dan 16 tahun. Anak pertama pasangan Tn. Ande dan Ny. Anita adalah seorang laki-laki bernama Suwandi yang sekarang berumur 3 tahun. Suwandi lahir di paraji umur 8 bulan kehamilan. Suwandi di imunisasi hanya 1x dan tidak ada bekas suntikan BCG. Selama hamil, Ny. Anita kontrol kehamilan ke bidan. Keluarga Tn. Ande memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Anita memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur, ikan, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang.Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Keluarga Tn. Ande jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Ande adalah batuk dan flu.Keluarga Tn. Ande tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar 9 m2 dan luas bangunan berukuran 3 m x 3 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 1,5 m x 1,5 m tanpa ruang untuk menonton TV. Dua kamar tidur masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan terpal. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.Untuk ventilasi, rumah ini sama sekali tidak memiliki jendela, hanya memiliki pintu depan dan pintu belakang berukuran kurang lebih 150 x 40 cm yang dibuka setiap pagi dan ditutup setiap sore. Tn. Ande mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari. Pencahayaan matahari di rumah ini sangatlah kurang karena tidak adanya jendela dan karena atap yang terbuat dari bambu dan dilapisi terpal, cahaya matahari masuk sedikit sekali dan tidak merata melalui lubang-lubang yang dibentuk oleh anyaman bambu dan rotan yang membentuk dinding rumah Tn.Ande. bila memasak, asap masakan masuk ke dalam rumah, dan mengendap cukup lama di dalam rumah, misalnya Ny.Anita memasak pukul 08.00, asap baru lenyap pukul 12.00. Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada berselabahan dengan dapur. Menurut keluarga Tn. Ande, keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Ande tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 3-6 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Tiga jerigen air PAM ini seharga Rp. 1.000,00.Keluarga Tn. Ande tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakarTn. Ande juga mempunyai kandang yang terletak di depan, dalam, dan belakang rumah, Tn. Ande mempunyai 8 ekor ayam. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya dengan bebas.

pintuuTAMPAK DEPANuDAPURKAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG TAMU DAN RUANG KELUARGA3 METER3 METERKANDANG AYAMTEMPAT MANDIKANDANG AYAMKANDANG AYAMGambar 7. Denah Keluarga Tn. Ande Wijaya

Tabel 18. Faktor Internal Keluarga Tn. Ande WijayaNo.Faktor InternalPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Ande mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari. Tn. Ande lebih sering merokok di dalam rumah.

2.Olah ragaKeluarga Tn. Ande tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3.Pola MakanNy. Anita memasak sendiri dengan komposisi makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, ikan asin, dan jarang disertai sayur, buah-buahan, dan jarang minum susu.

4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli obat di warung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke Puskesmas.

5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung seberapa yang ada.

6.Aktivitas sehari-haria. Tn. Ande bekerja sebagai nelayan. b. Ny. Anita bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 19. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ande WijayaNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 3 m x 3 m dengan lantai tanah liat.

2.

Ruangan dalam rumah

Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 1,5 m x 1,5 m tanpa ruang untuk menonton TV. dua kamar tidur masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan terpal. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.

3.

Ventilasi

Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuat sebagai aliran masuknya udara.

4.Pencahayaana. Tidak terdapat jendela pada kamar.b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.

5.MCKTidak memiliki jamban, kalau ingin BAB dia mencari tempat seperti kebun, empang, atau di atas tanah.

6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 6 jerigen untuk mandi, masak, minum.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke lubang yang mereka buat di bagian belakang rumah

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di depan rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar di depan rumah.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Ande masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.

1.2.2.5 Tn. SaliTabel 20. Daftar Anggota Keluarga Tn. SaliNoNamaPosisi dalam KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaan

1.

Tn. SaliKepala keluargaL28Tidak tamat sekolahBuruh

2.Ny. NanaIstriP24Tidak tamat sekolahIbu Rumah Tangga

3.An. NasrulAnak pertamaL4,5--

Keluarga Tn. Sali bertempat tinggal di Kampung Garapan RT 001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Sali sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Nana dan satu orang anak, anak pertama bernama Nasrul yang berusia 4,5 tahun dan belum sekolah. Tn. Sali menikah saat usianya 23 tahun dan Ny. Nana berusia 19 tahun, usia pernikahan mereka saat ini kurang lebih selama 5,5 tahun. Tn. Sali, berusia 28 tahun, bekerja sebagai seorang buruh penggarap pasir dengan penghasilan berkisar antara Rp. 400.000,00 per minggu. Namun pendapatan itu tidak pasti karena penggarapan pasir hanya saat mendapat pesanan. Jika tidak ada yang memesan pasir maka Tn. Sali menjadi buruh las di pabrik dengan penghasilan kurang lebih Rp 50.000,00 perharinya. Pendapatan Tn. Sali digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli bahan makanan pokok, air PDAM, dan lain-lain. Tn. Sali mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga kelas V SD. Istrinya, Ny. Nana, yang berusia 24 tahun, juga bisa membaca dan menulis karena dia juga sempat mengenyam pendidikan hingga kelas VI SD, namun Ny. Nana hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak pertama pasangan Tn. Sali dan Ny. Nana adalah seorang laki-laki, bernama Nasrul yang sekarang berusia 4,5 tahun dan belum masuk bangku pendidikan. Nasrul belum pernah di imunisasi sejak lahir, saat Ia lahir ditolong oleh dukun desa. Nasrul meminum ASI sejak saat lahir sampai usia 1 tahun dan diberi makan bubur SUN saat usia 5 bulan lalu diberi bubur nasi saat 7 bulan. Keluarga Tn. Sali memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Nana memasak makanan dengan menu keseharian, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur, telur, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak semua anggota keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.Tn. Sali beserta anak mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah namun seringkali merokok di luar rumah, Ia menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari.Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini langsung berobat ke Puskesmas Tegal Angus maupun ke Posyandu terdekat. Anak Nasrul seringkali mimisan jika demam dan setelah bermain sehingga disarankan oleh Posyandu agar periksa rutin setiap obat yang diberikan habis. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Sali adalah demam, batuk dan pilek. Keluarga Tn. Sali tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar luas bangunan berukuran 5 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruangan berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2,5 m x 2,5 m, satu kamar tidur berukuran 2,5 m x 2,5 m, ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m. Rumah ini dikelilingi oleh 7 rumah lainnya dengan bentuk bangunan yang tidak jauh berbeda serta beberapa empang di samping rumahnya. Ruangan di rumah ini beralaskan tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah. Atap rumah seringkali tembus air hujan karena tidak dilapisi oleh plastik terpal sehingga keadaan rumah selalu lembah setelah diguyur hujan.Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela namun mempunyai dua pintu yang terletak pada rumah bagian depan dan belakang yang berukuran 1 m x 2 m. Kedua pintu tersebut seringkali dibuka agar di dalam rumah tidak terlalu panas dan lembab. Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada di luar rumah bagian belakang. Menurut keluarga Tn. Sali, keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Tn. Sali tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi dan mencuci piring. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 3 jerigen air PDAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15 liter. Tiga jerigen air PAM ini seharga Rp.2000,00.Sedangkan untuk memasak Ny. Nana menggunakan dapur di dalam rumahnya yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Nana memasak makanannya dengan menggunakan tungku. Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak tersedia.Keluarga Tn. Sali tidak memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang dari 15 meter, lalu dibakarTn. Sali juga mempunyai kandang yang terletak di depan rumah, Tn. Hanafi mempunyai 1 ekor ayam. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya.

uGambar 8. Denah Keluarga Tn. SaliTabel 21. Faktor Internal Keluarga Tn. SaliNo.Faktor InternalPermasalahan

1.Kebiasaan MerokokTn. Sali mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari. Tn. Sali merokok di dalam rumah namun seringkali diluar rumah.

2.Olah ragaKeluarga Tn. Sali tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.

3.Pola MakanNy. Nana memasak sendiri dengan komposisi makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur, dan jarang disertai sayur, hampir tidak pernah buah-buahan, dan jarang minum susu.

4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka berobat ke Puskesmas maupun Posyandu.

5.MenabungTidak ada kebiasaan menabung karena penghasilan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

6.Aktivitas sehari-haria. Tn. Sali bekerja sebagai buruh. b. Ny. Nana bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 22. Faktor Eksternal Keluarga Tn. SaliNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 5 m dengan lantai tanah.

2.

Ruangan dalam rumah

Ruangan berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2,5 m x 2,5 m, satu kamar tidur berukuran 2,5 m x 2,5 m, ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m.

3.

Ventilasi

Keluarga hanya mempunyai 2 pintu yang dibuka sebagai keluar masuknya udara.

4.Pencahayaana. Terdapat dua pintu berukuran 1 m x 2 m pada bagian depan rumah dan belakang rumah, dibuka saat pagi hingga sore hari.b. Tidak terdapat jendela pada rumah.c. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.

5.MCKTidak memiliki jamban, kalau ingin BAB di jamban umum yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumahnya.

6.Sumber AirMenggunakan air PDAM, keluarga ini membeli air yang di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 3 jeregen untuk mandi, mencuci piring serta mencuci baju. Air olahan isi ulang untuk minum 2 galon per minggu.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke selokan yang mereka buat di bagian belakang rumah

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang ke tempat pembuangan sampah yang jaraknya 15 meter dari rumah.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Sali jarang terdapat sampah karena penghuni sekitar peduli akan kebersihan lingkungan dengan menyapu perkarangan rumah setiap pagi dan sore hari serta membuang sampah pada tempat pembuangan sampah.

1.3 PENENTUAN AREA MASALAH KESEHATAN1.3.1 Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaana. Masalah Non Medis 1. Perilaku peggunaan jamban yang terletak di empang depan rumah sebagai tempat buang air besar bersama.2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di dalam rumah) yang memadai.3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah 4. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara danpencahayaan yang cukup untuk rumah.6. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan7. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun orang lain.b. Masalah Medis 1) Penyakit batuk pilek yang sering dialami oleh keluarga binaan

1.3.2 Usulan Area Masalah1. Pengetahuan tentang ventilasi udara yang ada di rumah.2. Pengetahuan mengenai dampak perilaku dari membakar sampah dengan jarak kurang dari 3 meter.3. Pengetahuan mengenai dampak perilaku merokok di dalam rumah.4. Terdapatnya kejadian ISPA pda keluarga binaan.5. Rendahnya tingkat pendidikan pada kelurga binaan

1.3.3 Penetapan Area MasalahDalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold, et all, 1975: 40-55).

Gambar 9. Metode Delphi

1.3.4 Alasan Pemilihan Area Masalah1.3.4.1 Area Masalah Sebagai Diagnosis KomunitasDari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan PENGETAHUAN TENTANG VENTILASI RUMAH PADA KELUARGA BINAAN RT 001 / RW 006, DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN.

1.3.4.2 Alasan Pemilihan DiagnosisPemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan:1. Dari data-data Angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus bulan JanuariDesember 2012, didapatkan angka kejadian ISPA menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus, yaitu mencapai 3757 kasus (Puskesmas Tegal Angus, 2012).Tabel 23. Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Bulan Januari-Desember 2012No.PenyakitJumlah KejadianPresentase

1ISPA375731,56%

2Lain-lain165813,93%

3Dermatitis136011,42%

4Demam8397,05%

5Batuk8206,89%

6Hipertensi 8126,82%

7Gastritis8036,74%

8Sakit kepala7756,51%

9Diare5724,80%

10Myalgia5104,28%

Diagram 1. Persentase Angka Kejadian 10 besar penyakit Bulan Januari-Desember 2012

2. Dari data analisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan sehat Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus didapatkan data:

1. Rumah SehatMenurut data laporan Puskesmas Tegal Angus tahun 2013, Desa Tanjung Pasir hanya sebanyak 697 dari 1787 atau sekitar 39% yang rumahnya telah dinyatakan sebagai rumah sehat. Data selengkapnya tercantum dalam tabel 24 seperti di bawah ini:

Tabel 24. Laporan Data Rumah Sehat Triwulan IV Puskesmas Tegal Angus tahun 2013RUMAH

NOPUSKESMASDESAJUMLAHJUMLAH%

SELURUHNYASEHATSEHAT

123478

1Tegal AngusTanjung Burung247374230,00

Pangkalan4132157038,00

Tegal Angus2879115240,00

Tanjung Pasir178769739,00

Muara49614930,00

Lemo64821433,00

JUMLAH12419453140,00

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2013

2. Dari survey dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap keluarga binaan di Kampung Garapan didapatkan kesamaan permasalahan yang di dapatkan di kelima keluarga binaan, antara lain:1. Ketidaktahuan tentang pentingnya ventilasi di dalam rumah,2. Kebiasaan merokok di dalam rumah,3. Ketidaktahuan tentang gambaran ventilasi rumah yang benar dan manfaaat dari ventilasi itu sendiri,4. Kurangnya informasi tentang ventilasi rumah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.1.2Teori Pengetahuan2.1.2.1 Pengertian PengetahuanMenurut Notoatmojo (2005), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2008).

2.1.2.2 Tingkat PengetahuanTahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:1. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.2. Memahami (comprehension)Memehami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang menganai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.3. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.4. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.5. Sintesis (synthesis)Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan PengetahuanKonsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu:1. IntelegensiIntelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. (Notoatmodjo, 2003).1. PendidikanTugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Sistem pendidikan (formal dan non-formal) yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.1. PengalamanMenurut teori Determinan Perilaku yang disampaikan WHO, yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. (Notoatmodjo, 2003).1. InformasiTeori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003).Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak, yang meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard) (Notoatmodjo, 2003).1. KepercayaanKomponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin, 2002).1. UmurUmur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi. (Notoatmodjo, 2003).1. Sosial budayaSosial, termasuk di dalamnya pandangan agama dan kelompok etnis,dapat mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya. Disini dilihat tentang bagaimana interaksi sosial; semakin baik interaksi sosialnya, maka akan semakin baik pula pengetahuan yang akan didapatkan. (Notoatmodjo, 2003).1. EkonomiStatus sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonomi yang baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2.4 Cara Memperoleh PengetahuanDari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah). (Notoatmodjo, 2005).a. Cara tradisional (non-ilmiah)Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain: Coba-coba dan salahCara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain. (Notoatmodjo, 2005). Cara kekuasaan (otoritas)Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang ditemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri. (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar, diperlukan berpikir kritis dan logis. (Notoatmodjo, 2005). Melalui jalan pikirDalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi. (Notoatmodjo, 2005).b. Cara modern (ilmiah)Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan obyek penelitian (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2.5 Sumber PengetahuanMenurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehhatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3 Teori Tentang Pengetahuan Ventilasi di Dalam Rumah2.1.3.1 Pengertian dan Fungsi VentilasiVentilasi adalah pertukaran udara secara bebas di dalam ruangan. Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain adalah sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari). (KBBI)

2.1.3.2 Syarat Ventilasi Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut:1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.3. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.4. Aliranudara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di tempat kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat Kerja. Fungsi lain adalah untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan, kebakaran dan peledakan.

2.1.3.3 Bentuk VentilasiSecara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi (Suharjono, 2002):0. Ventilasi alami (Natural Ventilation)Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada dalam ruangan.Standar luas ventilasi alami (Sumamur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang yang ada pada dinding dan atap.Ventilasi alami biasanya digunakan dengan tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. (Sumamur, 1987)0. Ventilasi Umum (General Ventilation)General ventilation atau ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi.Jenis ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas penghisap. Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara kotor yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.

2.1.3.4 Cara Mendapat Ventilasi yang BaikUntuk memperoleh ventilasi yang baik dapatdilaksanakan dengan cara:1. Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang sengaja dibuat.2. Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan :a. AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalamruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan.b.Fan(Baling-baling) yangmenghasilkan udara yangdialirkan kedepan.c. Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudahdipakai.

2.1.3.5 Kriteria Rumah SehatPermukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit (Winslow, 2002).

Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

2.1.3.6 Dampak Asap bagi Kesehatan Dampak asap bagi kesehatan Menurut WHO tahun 2002, dampak indoor air pollution bagi kesehatan, yaitu dapat meningkatkan resiko kesehatan anak dan dewasa seperti berat badan lahirrendah, kematian perinatal, asma, otitis media atau infeksi telinga tengah, TBC, kanker nasofaring, katarak, kebutaan, dan penyakit kardiovaskular. Jika dilihat dari kandungannya, asap memiliki kandungan CO (karbon monoksida), amonia, nitrogen oksida, dan hidrogen sianida.1) Karbon monoksidaAdalah sejenis gas yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udaranormal berbentuk gas yang tidak berwarna. CO mempunyai potensi bersifat racunyang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmendarah yaitu haemoglobin, yang dapat mengakibatkan kurangnya oksigen di dalamotak. Tanda-tanda bila keracunan carbon monoksida antara lain pusing, sakitkepala, dan mual,menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan kardoivaskuler,serangan jantung. Hubungan antara konsentrasi CO dengan lama terpapar dan efek yang ditimbulkan sebagai berikut:a) Konsentrasi CO 100 ppm dengan frekuensi paparan sebentar tidakmenimbulkan efek.b) Konsentarsi CO 30 ppm dengan frekuensi paparan 8 jam, efek yang ditimbulkan pusing dan mual.c) Konsentarsi CO 1000 ppm denagn frekuensi paparan 1 jam, efek yangditimbulkan pusing, kulit berubah kemerahan.2) Amonia dan nitrogen oksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Bila terisap dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti bronkhitis dan merusak inderapenciuman.

2.2 KERANGKA TEORIKonsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu:1. IntelegensiIntelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. (Notoatmodjo, 2003).1. PendidikanTugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Sistem pendidikan (formal dan non-formal) yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.1. PengalamanMenurut teori Determinan Perilaku yang disampaikan WHO, yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. (Notoatmodjo, 2003).1. InformasiTeori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003).Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak, yang meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard) (Notoatmodjo, 2003).1. KepercayaanKomponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin, 2002).1. UmurUmur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi. (Notoatmodjo, 2003).1. Sosial budayaSosial, termasuk di dalamnya pandangan agama dan kelompok etnis,dapat mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya. Disini dilihat tentang bagaimana interaksi sosial; semakin baik interaksi sosialnya, maka akan semakin baik pula pengetahuan yang akan didapatkan. (Notoatmodjo, 2003).1. EkonomiStatus sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonomi yang baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. (Notoatmodjo, 2003).

Gambar10. Kerangka Teori

2.3 Kerangka KonsepBerdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT 001 RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area permasalahan.

PENGETAHUAN TENTANG VENTILASI RUMAH PADA KELUARGA BINAAN RT/RW 001/006 DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTENSOSIALEKONOMIINFORMASIPENDIDIKAN

Gambar 11. Kerangka Konsep

2.4 Definisi OperasionalUntuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 25. Definisi OperasionalNoVariabelDefinisiAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala Ukur

1. PendidikanPendidikan formal terakhir yang ditempuh hingga mendapat ijazah.KuisionerWawancaraTinggi: Perguruan Tinggi / SMA.Rendah: SMP / SD / Tidak SekolahOrdinal

1. PengetahuanWawasan responden terhadap definisi, manfaat, dampak berkaitan dengan ventilasi yang baik. KuisionerWawancaraBaik: jumlah jawaban ya >3Cukup Baik:Jumlah jawaban ya 3 Kurang Baik:Jumlah jawaban ya 1 Ordinal

1. InformasiBerita yang didapatkan pasien melalui media sosial maupun elektronikKuesionerWawancaraBaik:Jawaban ya 1Buruk:Jawaban Ya >1Ordinal

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkah - langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.

3.1POPULASI PENGUMPULAN DATADalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek pengumpulan data (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah keluarga di RT 001/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3.2SAMPEL PENGUMPULAN DATASampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah kelima keluarga binaan di RT 001/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.Dan yang menjadi responden terdiri dari enam orang yaitu: Ny Erna, Ny Sapinah, Ny Naumi, Ny Anita, dan Ny Nana

3.3JENIS DAN SUMBER DATA3.3.1Jenis dataa. Data KualitatifData kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).

b. Data KuantitatifData kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.3.3.2 Sumber DataSumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu lima keluarga binaan di RT 001/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.a. Data primerData yang langsung didapatkan dari hasil kuisioner semua anggota warga binaan di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi.b. Data sekunderData yang didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus. Berupa data angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus tahun 2012c. Data tersierData yang didapat dari buku dan internet.

3.3.3Penentuan Instrumen Pengumpulan DataInstrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti cek list, kuisioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala, kamera foto dan sebagainya.Instrumen yang kami pakai untuk mengumpulkan data adalah kuisioner.

3.3.4Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-langkah diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data.Metode yang kami pakai dalam mengumpulkan data adalah wawancara dengan menggunakan instrumen kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan data-data.

Tabel 26. Jadwal Kegiatan Pengumpulan DataTanggalKegiatan

Selasa,18 Februari 2014

a. Pengumpulan data program wajib Puskesmas Tegal Angus, laporan penyakit dan gambaran Desa Tanjung Pasir.b. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.c. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.

Rabu, 19 Februari 2014

a. Observasi rumah keluarga binaan.b. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan beberapa masalah yang ditemukan pada keluarga binaan.c. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan dengan menjabarkan permasalahan pada keluarga binaan masing-masing.

Kamis, 20 Februari 2014

Diskusi kelompok menentukan area permasalahanPengetahuan tentang Ventilasi Rumah di Keluarga Binaan RT/RW 001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Jumat, 21 Februari 2014

a. Diskusi penetapan area masalah Pengetahuan tentang Ventilasi Rumah di Keluarga Binaan RT/RW 001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten bersama dr. Dwi Setyo, MKes selaku Staf Puskesmas Tegal Angus.b. Diskusi kelompok :1. Mengumpulkan referensi literatur yang berkaitan dengan area masalah.2. Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area masalah.3. Menentukan teknik dan intrumen pengumpulan data, disepakati melalui observasi dan wawancara dengan instrumen kuisioner.

Sabtu, 22 Februari 2014

a. Mengunjungi keluarga binaan untuk pengumpulan data.b. Diskusi kelompok:1. Membuat kerangka konsep2. Membuat definisi operasional3. Membuat kuisioner

Minggu, 23 Februari 2014Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuisioner.

Senin, 24 Februari 20141. Mengolah data yang diperoleh dari kuisioner.2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuisioner.3. Merevisi Kuisioner.

Selasa, 25 Februari 2014Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuisioner kembali.

Rabu, 26 Februari 20141. Mengolah data yang diperoleh dari kuisioner.2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuisioner.3. Membuat laporan.

Kamis, 27 Februari 2014a. Mengunjungi keluarga binaan untuk cross check data.b. Membuat laporan.

Jumat, 28 Februari 2014Pukul 10.00 WIB Diskusi II mengenai Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan dr. Taufit Wirawan.

Sabtu, 1 Maret 2014Melengkapi laporan yang sudah direvisi dan mengunjungi keluarga binaan untuk melengkapi dokumentasi.

Kamis, 6 Maret 2014Melakukan intervensi ke keluarga binaan.

3.3.5 Pengolahan dan Analisis DataUntuk pengolahan data tentang Pengetahuan tentang Ventilasi Rumah di Keluarga Binaan RT/RW 001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisis data-data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisis univariat.Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel independen yang diukur adalah: pendidikan, informasi, ekonomi, dan sosial.

BAB IVHASIL ANALISIS DATA

4.1 Karakteristik Keluarga BinaanHasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari karakteristik responden yang terdiri dari lima keluarga binaan di Kampung Garapan RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Diagram 2. Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir

Berdasarkan dari diagram 2 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia 21 - 40 tahun (47%)Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir

Berdasarkan dari diagram 3 terlihat tingkat pendidikan terbanyak dari keluarga binaan adalah SD (56%)

Diagram 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan di RT 001/RW 006, Desa Tanjung Pasir Dari diagram 4 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan adalah nelayan (35%).

4.2 Analisis UnivariatHasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam kuisioner yang dijawab 5 responden pada bulan Februari 2014.

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Informasi Keluarga Binaan terhadap Ventilasi di dalam RumahPengetahuanJumlah Responden%

Baik00%

Cukup baik120%

Kurang baik480%

Total5100 %

Dari Tabel 27 didapatkan empat responden (80%) memiliki pengetahuan yang kurang baik, sementara sisanya (20%) memiliki pengetahuan cukup baik.

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Keluarga Binaan terhadap Pengeta