03510016-selamed

Upload: yudha-prawira

Post on 07-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    1/99

    DIAGONALISASI SECARA UNITER

    PADA MATRIKS HERMITE

    SKRIPSI

    Oleh:

    SELAMED

    NIM. 03510016

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    MALANG

    2008

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    2/99

    DIAGONALISASI SECARA UNITER

    PADA MATRIKS HERMITE

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada :

    Universitas Islam Negeri Malang

    untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

    Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

    Oleh :

    SELAMED

    NIM. 03510016

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    MALANG

    2008

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    3/99

    DIAGONALISASI SECARA UNITER

    PADA MATRIKS HERMITE

    SKRIPSI

    Oleh:

    SELAMED

    NIM : 03510016

    Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diuji

    Tanggal: 24 Maret 2008

    Pembimbing I

    Drs. H. Turmudi, M.Si

     NIP.150 209 630

    Pembimbing II

    Munirul Abidin, M.Ag

     NIP. 150 321 634

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Matematika

    Sri Harini, M. Si

     NIP. 150 318 321

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    4/99

    DIAGONALISASI SECARA UNITER

    PADA MATRIKS HERMITE

    SKRIPSI

    Oleh:

    SELAMED

    NIM : 03510016

    Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan

    Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

    SUSUNAN DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN

     

    1. Penguji Utama Abdussakir, M.Pd

     NIP. 150 327 247 1

    2. Ketua Penguji Sri Harini, M.Si

     NIP. 150 318 321 2

    3. Sekretaris Penguji Drs. H. Turmudi, M.Si

     NIP.150 209 630 3

    4. Anggota Penguji Munirul Abidin, M.Ag

     NIP. 150 321 634

    4

    Tanggal, 9 April 2008

    Mengetahui dan Mengesahkan

    Ketua Jurusan Matematika

    Sri Harini, M.Si

    NIP. 150 318 321

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    5/99

    MOTTO

    Kebenaran Itu Datangnya Dari Allah,

    Sebab Itu Jangan Sekali-Kali Kamu Termasuk

    Orang-Orang Yang Ragu. 

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    6/99

    Persembahan

    Takkala langkah semakin tak terarah

    Kau berikan sinar cerah yang ku sebut anugrah.

    Dengan segala kerendahan jiwa dan ketulusan hati

    Ku persembahkan karya ini kepada yang terhormat

      Bapak Much Ali Bura’i dan mak khalifah tersayang yang seatiasa

    mendoakanku,mendidik dan mengayangiku

      Abah Sudri Abdul Ghani dan mbuk Samik yang selalu memotivasi serta

     penyemangat

      Adinda Ahmad dan Nur Hidayati, Miftahul Adlim yang tulus dan iklas

    mencurahkan cinta dan kasih sayang

      Ustadz, Guru dan Dosen yang iklas memberikan ilmunya dan selalu memberi

    motivasi

      Istriku Ika Mas’ullah Rahmawati yang selalu menyayangi, memotivasi serta

    senantiasa ikhlas menemaniku.

     

    Teman-Temanku Evita, Fikri, Ipunk, Gusdur, Dani, Ghulam, Toni serta teman-

    teman angkatan ’03 yang selalu menghibur baik suka ataupun duka

      Semoga amal kebaikanya dicatat sebagai ibadah dan mendapatkan balasan

     pahala dari Allah

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    7/99

    Tak kala langkah semakin tak terarah

    Kau berikan sinar cerah yang ku sebut anugah

    Segala kerendahan dan ketulusan hati

    Ku persembahkan karya ini kepada yang terhormat:

      Bapak Much Ali Bura’i dan Mak Khalifah tersayang yang senantiasa

    mendoakan, mendidik dan menyayangiku.

      Abah Sudri Abdul Ghani dan Mbuk Samik yang selalu memotivasi serta

     penyemangat

      Adinda Ahmad dan Nur Hidayati, yang tulus dan ikhlas mencurahkan

    cinta dan kasih sayang

      Ustad, Guru dan Dosen yang ikhlas memberikan ilmunya dan selalu

    memberi motivasi

     

    Sahabat-sahabatku angkatan ’03 yang selalu mendampingi, mendukung

    hingga perjuangan akhirnya

      Semoga amal kebaikannya dicatat sebagai ibadah dan mendapatkan

     balasan pahala dari Allah

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    8/99

    KATA PENGANTAR

    Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

    rahmat, taufik serta hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

    “ Diagonalisasi Secara Uniter pada Matriks Hermite” ini dapat terselesaikan

    dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama dalam

     pengembangan di bidang matematika.

    Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

    yang mana beliau telah mengantarkan manusia ke jalan kebenaran.

    Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan,

    dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa pikiran, motivasi, tenaga, maupun

    do’a dan restu. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. 

    Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universites Negeri

    Malang (UIN) Malang.

    2.  Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc selaku Dekan Fakultas

    Sains dan Teknologi UIN Malang.

    3.  Bapak Drs H. Turmudi, M.Si selaku dosen pembimbing dan Bapak Munirul

    Abidin, M.Ag selaku dosen pembimbing agama yang telah memberikan

     bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4.  Ibu Sri Harini, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika yang telah memberikan

    ijin dan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

    i

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    9/99

    5.  Bapak dan Ibu dosen, staf fakultas, dan jurusan matematika serta Bapak

    Satpam yang selalu membantu dan memberikan dorongan semangat semasa

    kuliah.

    6.  Bapak Ali dan Mak Kholifah yang tidak pernah berhenti memberikan kasih

    sayang, do’a, dan dorongan semangat kepada penulis semasa kuliah hingga

    akhir pengerjaan skripsi ini.

    7.  Ayah Qodim dan ibunda Maslikhah yang selalu memberi semangat kepada

     penulis, sehingga penulis menjadi manusia yang bersabar.

    8.  Ika Mas’ullah Rahmawati yang selalu mendukung, menemani, dan

    memberikan semangat serta membuat hari-hari penulis begitu menyenangkan,

    terima kasih atas semua perhatian dan kebahagiaan.

    9.  Teman – teman matematika ’03 terima kasih atas semua kenangan dan

    kegilaan kalian semasa kuliah.

    10. 

    Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin

    Malang, Maret 2008

    Penulis

    ii

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    10/99

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

    ABSTRAK ..................................................................................................... vi

    BAB I: PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang Masalah................................................................. 1

    1.2  Rumusan Masalah ......................................................................... 3

    1.3  Batasan Masalah ........................................................................... 4

    1.4 

    Tujuan Penulisa.............................................................................. 4

    1.5  Manfaat Penulisan.......................................................................... 4

    1.6  Sistematika penulisan..................................................................... 5

    BAB II: KAJIAN TEORI

    2.1 Bilangan Kompleks.......................................................................... 6

    2.2 Konsep Dasar Matriks. .................................................................... 7

    2.3 Macam-Macam Matriks ................................................................... 8

    2.3.1 Matriks Bujur Sangkar .......................................................... 8

    2.3.2 Matriks Identias .................................................................... 9

    2.3.2 Matriks Diagonal .................................................................. 10

    2.4 Operasi Dalam Matriks .................................................................. 10

    2.4.1 Penjumlahan Matriks. .......................................................... 10

    2.4.1 Perkalia Matriks .................................................................... 11

    iii

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    11/99

    2.5 Determinan...................................................................................... 13

    2.6 Invers Matriks .............................................................................. 14

    2.7 Eliminasi Gauss-Jordan. ................................................................ 18

    2.8 Nilai Eigen dan Vektor Eigen ........................................................ 19

    2.9 Diagonalisasi Matriks.  .................................................................. 20

    2.10 Ruang Vektor Kompleks. ............................................................... 23

    2.11 Hasil Kali Dalam Euclidean Kompleks .......................................... 24

    2.12 Matriks Uniter, Matriks Hermite, dan Matriks Normal ................. 27

    2.12.1 Matriks Uniter ..................................................................... 28

    2.12.2 Matriks Hermite. ................................................................. 30

    2.12.3 Matriks Normal ................................................................... 31

    2.13 Proses Gram-Schmidt. .................................................................. 32

    2.14 Kajian Keagamaan.  ....................................................................... 34

    2.12.1 Allah Maha Matematis.  ...................................................... 34

    2.12.2 Allah Maha Menciptakan Sesuatu Berdasarkan Ukuran .... 35

    2.12.3 Perintah Memahami Alam Semesta Secara Matematis ...... 37

    BAB III : PEMBAHASAN

    3.1  Diagonalisasi Secara Uniter Pada Matiks Hermite. ...................... 39

    3.2  Contoh-contoh Diagonalisasi Secara Uniter ................................. 39

    3.2.1 

    Contoh Diagonalisasi Secara Uniter Ordo 3 x 3 ................ 39

    3.2.2 

    Contoh Diagonalisasi Secara Uniter Ordo 4 x 4 ................ 61

    3.3  Tinjauan Agama Terhadap Hasil Pembahasan .............................. 77

    iv

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    12/99

    BAB IV : PENUTUP

    4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 83

    4.2 Saran..................................................................................................... 83

    DAFTAR PUSTAKA

    v

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    13/99

    ABSTRAK

    Selamed, 2008:  Diagonalisasi Secara Uniter Pada Matriks Hermite, Jurusan

    Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

    Malang. Dosen Pembimbing: (1) Drs. H. Turmudi, M.Si (II) Munirul

    Abidin, M.Ag

    Kata Kunci : Matriks, Diagonalisasi, Kompleks, Matriks Hermite

    Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka (sering disebut elemen-elemen)

    yang disusun menurut baris dan kolom. Suatu matriks dikatakan matriks riil atau

    matriks kompleks sesuai dengan apakah unsurnya bilangan riil atau unsurnya bilangan kompleks.

    Suatu matriks bujur sangkar  A dikatakan dapat didiagonalkan

    (diagonalizable) jika ada suatu matriks yang dapat dibalik P sedemikian hingga PP

    -

    1 AP  adalah suatu matriks diagonal  D, matriks P  dikatakan mendiagonalkan  A. 

    Dalam skripsi akan di bahas diagonalisasi secara uniter pada matriks Hermite.

    Berdasarkan hasil pembahasan, maka langkah-langkah diagonalisasi secara

    uniter pada matriks Hermite sebagai berikut:

    Langkah 1. Carilah polinom karakteristik matriks A.

    Langkah 2. Carilah nilai-nilai eigen dari matriks A.

    Langkah 3. Terapkan eliminasi Gauss-Jodan.

    Langkah 3. Carilah vektor-vektor eigen dari matriks A.

    Langkah 4. Carilah basis untuk masing-masing ruang eigen A.

    Langkah 5. terapkan proses Gram-Schmitd terhadap masing-masing basis untuk

    mendapatkan basis ortonormal bagi masing-masing rang eigen.

    Langkah 6. Bentuklah matriks P yang kolom-kolomnya adalah vektor-vetor basis

    yang dibangun di langkah 5. Matriks P secara uniter mendiagonalkan A.

    Langkah 7. Buktikan P dengan menunjukkan PP*= P

    -1P , maka P mendigonalkan A

    secara uniter.

    Berdasarkan hasil pembahasan skripsi ini diperoleh penyelesaian matriks

     berordo 3 x 3 dan 4 x 4, oleh karena itu diharapkan pada skripsi yang lain dapat

    dikembangkan pada ordo 5 x 5 ke atas.

    vi

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    14/99

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Semua yang ada di alam ini, ada ukurannya, ada hitungannya, ada

    rumusnya atau ada persamaannya. Ahli matematika atau fisika tidak membuat

    suatu rumus sedikitpun, tetapi mereka hanya menemukan rumus atau persamaan

    tersebut. Apabila dalam kehidupan terdapat suatu permasalahan, manusia harus

     berusaha untuk menemukan selesaiannya atau solusinya. Firman Allah dalam Al-

    Qur’an surat Al Furqan ayat 2.

    Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

    mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),

    dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-

    ukurannya dengan serapi-rapinya.”(Q.S Al- Furqan: 2) 

    Alam semesta memuat bentuk-bentuk dan konsep matematika, meskipun

    alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam semesta serta segala

    isinya diciptakan oleh Allah dengan ukuran-ukuran yang cermat dan teliti, dengan

     perhitungan-perhitungan yang mapan, dan dengan rumus-rumus serta persamaan

    yang seimbang dan rapi. Sungguh tidak salah jika dinyatakan bahwa Allah adalah

    Maha matematis. (Abdusysyakir,2007:79-80). Allah berfirman dalam Al-Qur’an

    surat Al Qamar : 49

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    15/99

     

     Artinya: ”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.

    (Q.S Al- Qamar : 49).

    Matematika merupakan salah satu bagian dari ilmu dasar (basic science)

    yang memiliki peran penting di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Peranan matematika dalam menyelesaikan masalah di dunia nyata sudah tidak di

    ragukan lagi. Dengan matematika diharapkan akan diperoleh solusi akhir yang

    tepat, valid dan dapat diterima secara ilmiah oleh dunia pengetahuan.

    Pendiagonalisasian matriks merupakan salah satu bagian dari ilmu matematika

    yang secara umum dapat memberikan cara-cara yang mudah untuk mendapatkan

    solusi suatu permasalahan.

    Diagonalisasi banyak diterapkan dalam berbagai ilmu pada umumnya

    dan pada khususnya juga ilmu matematika itu sendiri. Penerapan dalam irisan

    kerucut dan persamaan differensial merupakan contoh penerapan dalam bidang

    matematika. Sedang selain ilmu matematika, diagonalisasi juga diterapkan antara

    lain dalam ilmu genetika dan getaran, dimana dalam penerapannya diagonalisasi

    dilakukan pada matriks dengan unsur riil.

    Pada banyak penerapannya, diagonalisasi digunakan pada matriks

    dengan unsur riil, sehingga pembahasan mengenai masalah tersebut banyak

    dijumpai. Sampai saat ini dipandang hanya ruang-ruang vektor skalarnya berupa

     bilangan riil saja yang digunakan dalam penerapan penting dalam vektor.

    Penerapan lain dari diagonalisasi menghendaki diperbolehkan dilakukan pada

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    16/99

    matriks dengan unsur kompleks, dalam hal ini ruang yang digunakan adalah ruang

    vektor yang yang mempunyai skalar kompleks.

    Diagonalisasi matriks dapat dilakukan pada matriks dengan unsur

     bilangan riil maupun pada matriks dengan unsur bilangan kompleks. Akan tetapi

     pada kenyataannya diagonalisasi matriks lebih banyak dilakukan pada matriks

    dengan unsur bilangan riil. Oleh karena itu bermaksud untuk mengkaji matriks

    dengan unsur bilangan kompleks.

    Melakukan diagonalisasi pada matriks yang mempunyai unsur bilangan

    kompleks tidak jauh berbeda dengan diagonalisasi pada matriks dengan bilangan

    riil, ini berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh bilangan kompleks.

    Berbeda dengan ruang vektor riil, dalam ruang vektor kompleks semua matriks

    mempunyai nilai eigen. Diagonalisasi matriks dengan unsur bilangan kompleks

    dilakukan pada matriks Hermite.

    Bilangan kompleks mempunyai sifat-sifat tersendiri, sehingga ada

     beberapa hal yang memerlukan pembahasan yang berkaitan sifat-sifat bilangan

    kompleks, seperti ruang vektor kompleks, matriks uniter, matriks Hermite dan

    matriks normal. Dimana nantinya akan memudahkan dalam prosedur

    diagonalisasi matriks yang mempunyai skalar kompleks.

    Oleh karena itu, penulis dalam skripsi ini mengambil judul tentang:

     Diagonalisasi Secara Uniter Pada Matriks Hermite. 

    1.2 Rumusan Masalah 

    Bagaimana prosedur diagonalisasi secara uniter pada matriks Hermite.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    17/99

    1.3 Batasan Masalah 

    Penulisan skripsi ini dibatasi pada matriks Hermite dengan ordo 3 x 3 dan

    4 x 4.

    1.4 Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui proses

    diagonalisasi secara uniter pada matriks Hermite.

    1.5 Manfaat Penulisan

    Penulisan skripsi ini diharapkan bisa bermanfaat bagi:

    1.  Bagi penulis, sebagai partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi

    terhadap pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang matematika.

    Dapat menambah wawasan penulis untuk mengetahui lebih dalam teori-

    teori aljabar linier lebih lanjut.

    2.  Bagi pembaca, khususnya bagi jurusan matematika dapat memberikan

    masukan dalam memahami aljabar linier lebih lanjut.

    3.  Bagi pengembang ilmu, dapat dijadikan sebagai bahan kajian keilmuan

    untuk menambah wawasan keilmuan.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    18/99

    I. 6 Sistematika Pembahasan

    Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis membagi ke

    dalam empat bab, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan

    masalah, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

    BAB II KAJIAN TEORI

    Berisi tentang matriks dan operasi matriks, determinan dan invers

    matriks, eliminasi Gauss-Jordan, matriks Uniter, Hermite, Normal,

     proses Gram-Schmidt dan kajian keagamaan.

    BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Berisi tentang diagonalisasi secara uniter pada matriks Hermite,

    contoh diagonalisasi secara uniter pada matriks Hermite. 

    BAB IV PENUTUP

    Berisi kesimpulan dan saran.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    19/99

    BAB II 

    KAJIAN TEORI

    2.1 Bilangan Kompleks

    Definisi 1

    Bilangan kompleks adalah suatu pasangan terurut bilangan riil yang

    dinyatakan oleh (a, b) atau a + bi. (Anton, 1997: 388).

    Beberapa contoh bilangan kompleks dalam kedua notasi:

    Pasangan terurut Notasi ekivalen

    (2, 4)

    (-2, 8)

    (6, -3)

    2 + 4i

    -2 + 8

    6 + (-3)

    Kadang-kadang untuk memudahkan digunakan huruf tunggal, misalkan  z,

    untuk menyatakan bilangan kompleks. Sehingga dapat ditulis sebagai berikut:

     z = a +bi

    dengan a dan b merupakan bilangan riil yang disebut bilangan kompleks dan ini

    diperlakukan sesuai dengan aturan baku dengan tambahan sifat bahwa i2

    = -1.

    Dalam notasi himpunan, dapat dinyatakan bahwa

    C = {a + b i ⏐a,b ∈  R, dan i2=-1}.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    20/99

    2.2 Konsep Dasar Matriks

    Definisi 1

    Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka (sering disebut elemen-

    elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat

     persegi panjang, dimana panjangnya dan lebarnya ditunjukkan oleh

     banyaknya kolom-kolom dan baris-baris (Supranto, 1993: 3).

    Apabila suatu matriks A terdiri m baris dan n kolom, maka matriks dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

     A m x n = =(a

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    mnmm

    n

    n

    aaa

    aaa

    aaa

    ..

    :::

    ..

    ..

    21

    22221

    11211

    ij), i=1,2, …,m dan  j= 1,2, ..,n 

    Bilangan-bilangan aij disebut elemen-elemen dari matriks A berukuran m x

    n dengan i = 1, 2, 3,…, m, dan  j = 1, 2, 3 …, n dan m, n adalah bilangan bulat

    susunan unsur horisontal dinamakan baris atau vektor baris sedangkan susunan

    unsur vertikal dinamakan kolom atau vektor kolom dari matriks A. 

    Suatu matriks yang hanya mempunyai satu baris dinamakan suatu matriks

     baris (atau vektor baris), sedangkan suatu matriks yang hanya mempunyai satu

    kolom (vektor kolom). Jika banyaknya baris m  dan kolom n  sama, maka

    matriksnya dinamakan matriks bujur sangkar berukuran n x n, atau disingkat

     berukuran n. Suatu matriks dikatakan matriks riil atau matriks kompleks sesuai

    dengan apakah unsurnya bilangan riil atau unsurnya bilangan kompleks

    Susunan matriks persegi panjang disebut sebuah matriks m kali n  (ditulis 

    m×n) karena memiliki m  baris  dan n kolom. Sebagai aturan, kurung siku [ ]

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    21/99

    kurung biasa ( ) atau bentuk . Hal ini suatu cara sederhana untuk menyajikan

    suatu susunan (tabel) dari bilangan-bilangan.

    Sebuah matriks pada umumnya merupakan susunan bilangan-bilangan

    yang berdimensi dua, maka diperlukan dua subkrip yang menyatakan setiap

    elemennya (isi, elemen-elemen matriks). Dengan perjanjian, subkrip pertama

     berkaitan dengan barisan, dan kedua di kolom. Maka a23 berkaitan dengan baris

    kedua dan kolom ketiga; dan aij  berkaitan dengan elemen di baris ke-i dan kolom

    ke- j. Tidak perlu ada hubungan antara jumlah baris dan jumlah kolom. Sebuah

    matriks, misalkan, dapat memiliki 100 baris dan 10 kolom atau 1 baris dan 1000

    kolom.

    Setiap matriks yang memiliki jumlah baris dan jumlah kolom yang sama

    disebut matriks bujur sangkar. Sebuah matriks bujur sangkar dengan n baris dan n

    kolom sering disebut matriks berordo-n. setiap matriks yang berordo-n sesuai

    dengan definisi adalah matriks bujur sangkar.

    2.3 Macam-Macam Matriks

    2.3.1 Matriks Bujur Sangkar

    Definisi 1

     Matriks bujur sangkar adalah matriks dengan jumlah baris dan kolom

    yang sama (Lipschut, 2004: 15).

    Matriks bujur sangkar n x n  dikatakan berordo n  dan kadang-kadang

    disebut matriks – n. 

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    22/99

    Contoh:

    Jika n = 3

    Maka

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−

    +−−

    263

    42

    112

    i

    iii

    iii

     

    Contoh di atas adalah matriks bujur sangkar dengan ordo 3  x 3 dengan

    unsur bilangan kompleks.

    2.3.2 Matriks Identitas

    Definisi 1

     Matriks identitas bujur sangkar atau matriks satuan, dinotasikan dengan I n

    atau singkatnya  I , adalah matriks bujur sangkar dengan entri 1 pada

    diagonalnya dan entri nol pada bagian lainnya. Matriks identitas mirip

    dengan skalar 1 sehingga di dalam sebarang matriks bujur sangkar  A, AI

    =IA = A.

    Contoh:

    Jika n = 3

    Maka

     I 3 = 

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    100

    010

    001

    Contoh di atas adalah matriks identitas karena diagonal utamanya 1.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    23/99

    2.3.3 Matriks Diagonal

    Definisi 1

    Matriks bujur sangkar D= ijd   disebut matriks diagonal jika seluruh entri

    tak diagonalnya adalah nol. Matriks diagonal kadang-kadang dinotasikan

    dengan :

     D = diag (d 11 , d 22,…, d nn)

    Di mana d 11 tidak boleh nol semua.

    Contoh:

    Jika n = 3

    maka

     D =  D =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    400

    020

    001

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    700

    000

    005

    Contoh di atas adalah matriks diagonal karena sumbu utamanya taknol.

    2.4 Operasi Dalam Matriks

    2.4.1 Penjumlahan Matriks

    Definisi 1

    Jika A dan B adalah sebarang dua matriks yang ukurannya sama, maka jumlah

     A + B  adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan bersama-sama

    entri yang bersesuaian dengan matriks tersebut. Matriks yang ukurannya

     berbeda tidak dapat dijumlahkan. (Anton, 1997: 23).

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    24/99

    Contoh:

    Jika A =  B =⎥⎦⎤⎢

    ⎣⎡

    +−

    ii

    i

    2

    3⎥⎦⎤⎢

    ⎣⎡−

    −ii

    i

    31

    15

      maka

     A+B = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    +−+

    −++−

    iii

    ii

    3)1)(12(

    )1(35

      = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡   −+−

    i

    ii

    4

    )4(

    3

    5

     

    2.4.2 Perkalian Matriks

    Definisi 1

    Jika  A  adalah suatu matriks dan c  adalah suatu skalar, maka hasil kali

    (product) c• A adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan masing-

    masing entri dari A dengan c (Anton, 1997: 24).

    Contoh:

    Jika A adalah matriks

     A = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    +

    ii

    i 3

    2

    maka

    iA = i  ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    +

    ii

    i

    2

    3

      =⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    +

    −22

    2

    2

    3

    iii

    ii

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    25/99

    Definisi 2

    Apabila  Amxn  = (aij), Bnxp = (bij), perkalian matriks  A x B = AB = C ,

    dimaksudkan suatu matriks (m x p); (AB = C), yaitu matriks dengan m 

     baris dan p kolom, di mana elemen C  dari baris ke-i kolom ke- j diperoleh

    degan rumus

    Cij = ai1  b1 j + ai2  b2 j + … +ain  bn j , 1≤  i ≤ m, 1≤  j ≤ n (Supranto, 1993: 7).

    Contoh:

    Diketahui matriks-matriks

     A =  B =⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    +

    ii

    i

    2

    3⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ii

    i

    31

    15

    maka

    A B =•   ⎥

    ⎤⎢

    +

    ii

    i

    2

    3⎥

    ⎤⎢

    ii

    i

    31

    15

      = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    +−+−++

    +−−−+−

    iiiiiii

    iiiii

    3.)1).(2()1.(5).2(

    3.3)1()1(35.

      = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −+

    +−−+−

    ii

    iiii

    22510

    92335

      = ⎥

    ⎤⎢

    −+

    ii

    ii

    22510

    783

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    26/99

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    27/99

    Contoh:

    Misal diketahui matriks  A  =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    +−−

    ++

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    ii

    ii

     

    maka

    det (A) = ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   +⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   +−⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    +−⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   +

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1 iiii 

    = ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    +−+−⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    −−+−

    4

    11

    4

    11 iiii 

    = ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ −⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛  −

    4

    2

    4

    =4

    4−  = -1

    2.6 Invers Matriks

    Definisi 1

    Jika  A  adalah matriks bujur sangkar, maka minor entri  Aij dinyatakan

    oleh M ij dan di definisikan sub-matriks yang tetap setelah baris ke- I dan

    kolom ke- j dicoret dari A. Bilangan (-1) I + j

    (M ij) dinyatakan oleh C 

    ij dan

    dinamakan kofaktor entri aij (Anton, 1997: 77).

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    28/99

    Contoh :

    Jika diketahui matriks

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −+−

    −−

    =

    ii

    ii A

    3212

    211

    111

     

    maka minor dari a11  adalah

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −+−−−

    =iiii M 

    3212211

    111

    11

      =ii

    i

    321

    21

    −+−

    − 

    = 1 (-i) (-3i) – (-1 + 2i) (-3i)

    = -3i + 3i2 – (3i – 6i2)

    = -3- 3i- 3i – 6

    =-9-6i

     jadi, kofaktor dari a11 adalah

    C11 = (-1) I + j (Mij) = M11 = - 9 - 6i

    Definisi 2

    Jika A adalah sebarang matriks n x n dan C ij kofaktor aij , maka matriks

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    nnnn

    n

    n

    C C C 

    C C C 

    C C C 

    21

    22221

    11211

    MLMM

    K

    L

     

    dinamakan matriks dengan kofaktor  A. tranpos ini dinamakan adjoin A dan

    dinyatakan dengan adj (A) (Anton, 1997: 81).

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    29/99

    Contoh:

    Jika diketahui matriks

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −+−

    −−

    =

    ii

    ii A

    3212

    211

    111

     

    kofaktor dari A adalah

    1312342

    3169

    333231

    232221

    131211

    ==+−= +−=−=−−=

    ==−−=

    C iC iC iC iC iC 

    iC C iC 

     

    Sehingga matriks kofaktor adalah

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    +−−−−

    −−

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    131

    2342

    3169

    333231

    232221

    131211

    ii

    iii

    ii

    C C C 

    C C C 

    C C C 

     

    dan adj(A) adalah

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    +−−−−−

    =

    1233

    1

    314269

    )(

    ii

    ii

    iii

     Aadj  

    Teorema 1

    Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, A-1

     = )()det(

    1 Aadj

     A 

    (anton, 1997: 82).

    Contoh:

    Misal diketahui matriks A =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−−

    ++

    2

    1

    2

    12

    1

    2

    1

    ii

    ii

     

    Carilah invers matriks A 

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    30/99

    Penyelesaian

    det (A) =2

    1.2

    12

    1.2

    1 iiii   −+−+−+  

    = -1

    maka

     A-1

     = )(

    )det(

    1 Aadj

     A

     

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−−

    +−−

    −2

    1

    2

    12

    1

    2

    1

    1

    1

    ii

    ii

     

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−+

    −+−

    2

    1

    2

    12

    1

    2

    1

    ii

    ii

     

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk invers

    matriks bujur sangkar A diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

    1.  Hitung determinan A.

    2.  Bentuk matriks C   yang elemen-elemennya adalah kofaktor

    elemen det (A).

    3.  Tuliskan tranpos matriks C , untuk memperoleh adj (A).

    4.  Bagi masing-masing elemen dengan det (A).

    5.  Matriks terakhir yang diperoleh adalah matriks invers.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    31/99

    2.7 Eliminasi Gauss-Jordan 

    Untuk memecahkan suatu sistem persamaan linear dapat digunakan

    metode eliminasi Gauss-Jordan, yaitu dengan cara mereduksi sebarang matriks

    menjadi bentuk baris eselon tereduksi. Misalnya :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    nnmnmm

    n

    n

    b

    b

    b

     x

     x

     x

    aaa

    aaa

    aaa

    ::

    ..

    :::

    ..

    ..

    2

    1

    2

    1

    21

    22221

    11211

    Jika elemen-elemen matriks b dituliskan dalam matriks A, maka diperoleh

    matriks yang diperluas (augmented matriks)  B  untuk sistem persamaan tersebut,

    yaitu :

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    nmnmm

    n

    n

    baaa

    baaa

    baaa

    .

    .....

    .....

    ..

    ..

    21

    222221

    111211

    Eliminasikan elemen-elemen dalam kolom pertama, kecuali elemen a 11,

    dengan cara mengurangi baris kedua dengan11

    21

    a

    a, ( 011 ≠a ) kali baris pertama dan

    mengurangi baris ketiga dengan11

    31

    a

    a

    , ( 011 ≠a ) kali baris pertama, dan seterusnya,

    maka langkah-langkah ini akan menghasilkan matriks baru yang berbentuk :

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    nmnm

    n

    n

    d cc

    d cc

    baaa

    .0

    .....

    .....

    ..0

    ..

    2

    2222

    111211

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    32/99

    Proses tersebut diulangi lagi untuk mengeliminasi elemen kolom kedua c12 

    mulai dari baris ketiga ke bawah sehingga matriks terakhir akan berbentuk baris

    eselon tereduksi.

    2.8 Nilai Eigen dan Vektor Eigen

    Definisi 1 

    Jika A adalah suatu matriks n x n, maka vektor tak nol x pada Rn disebut

    suatu vektor eigen (eigen vektor) dari  A  jika  Ax  adalah suatu

     penggandaan skalar dari x, yaitu :

     Ax = λ  x

    untuk suatu skalar λ  . Skalar λ   disebut nilai eigen (eigen value) dari  A,

    dan  x  disebut suatu vektor eigen dari a  yang bersesuaian dengan

    λ (Cullen, 1992 :134).

    Untuk mencari suatu nilai eigen dari suatu matriks A yang berukuran n x n,

    maka dapat dituliskan kembali Ax = λ  x sebagai

     Ax = λ  Ix

    atau:

     Ax - λ  Ix = 0

    secara ekivalen :

    (A-λ  I)x = 0

    Supaya λ    merupakan nilai eigen dari suatu matriks, maka harus ada

     pemecahan tak nol dari persamaan tersebut, jika dan hanya jika :

    det (A-λ  I) = 0

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    33/99

    Persamaan ini dinamakan persamaan karakteristik dari  A. Skalar-skalar

    yang memenuhi persamaan diatas adalah nilai eigen dari  A. Jika diperluas, maka

    determinan (A -λ  I) adalah sebuah polinomial di dalam λ    yang dinamakan

     polinomial karakteristik dari  A.  Jadi, polinom karakteristik dari matriks n x n 

     berbentuk :

    det(λ  I – A) = λ n + c1λ 

    n-1 + … + cn

    2.9 Diagonalisasi Matriks

    Definisi 1

    Suatu matriks bujur sangkar  A dikatakan dapat didiagonalkan

    (diagonalizable) jika ada suatu matriks yang dapat dibalik P sedemikian

    hingga PP-1 AP  adalah suatu matriks diagonal  D, matriks P  dikatakan

    mendiagonalkan A. (Anton, 1997:284).

    Teorema 1

    Jika  A  adalah matriks n x n, maka pernyataan-pernyataan berikut

    ekivalen satu sama lain :

    (a) A dapat didiagonalisasi

    (b) A mempunyai n vektor eigen bebas linier

    bukti (a) karena  A  dianggap didiagonalisasi, maka terdapat matriks yang

    dapat dibalik

    )(b⇒

      P = ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    nnnn

    n

    n

     p p p

     p p p

     p p p

    ...

    ...

    ...

    21

    22221

    11211

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    34/99

    Sehingga PP

    -1 AP diagonal, katakanlah P-1

    P

     AP = D, dimana

     D =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

    ...00

    0...0

    0...0

    λ 

    λ 

    λ 

    Maka, AP = DP, yaitu :

     AP =

    = ……………………….1)

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    nnnn

    n

    n

     p p p

     p p p

     p p p

    ...

    ...

    ...

    21

    22221

    11211

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    3

    2

    1

    ...00

    0...0

    0...0

    λ 

    λ 

    λ 

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    nnnnn

    nn

    nn

     p p p

     p p p

     p p p

    λ λ λ 

    λ λ λ 

    λ λ λ 

    ...

    ...

    ...

    2211

    2222211

    1122111

    Misalkan  p1 , p2 , …, pn menyatakan vektor-vektor kolom P, maka bentuk 1)

    kolom-kolom  AP  yang berurutan adalah nn p p p   λ λ λ  ,...,, 2211 . Akan tetapi,

    kolom AP yang berurutan adalah . Jadi harus memperolehn

     Ap Ap Ap ,...,, 21

      nnn  p Ap p p p Ap   λ λ λ λ    === ,...,, 2222111 ………………………2)

    karena P  dapat dibalik, maka vektor-vektornya taknol, jadi menurut 2)

    nλ λ λ  ,...,, 21  adalah nilai eigen A, dan p1 , p2 , …, pn  adalah vektor eigen yang

     bersesuaian. Karena P dapat dibalik maka menurut teorema diperoleh bahwa

     p1 , p2 , …, pn bebas linier. Jadi, A mempunyai n vektor eigen bebas linier.

    (b) Anggaplah bahwa A mempunyai n vektor eigen yang bebas linier.

    Maka  p

    )(a⇒

    1 , p2 , …, pn  dengan nilai eigen yang bersesuaian nλ λ λ  ,...,, 21 dan

    misal :

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    35/99

      P = ⎥⎥

    ⎢⎢

    nnnn

    n

    n

     p p p

     p p p

     p p p

    ...

    ...

    ...

    21

    22221

    11211

    adalah matriks yang vektor-vektor kolomnya adalah  p1 , p2 , …, pn  , kolom

    dari hasil kali AP adalah

    n Ap Ap Ap ...,,, 21

    tetapi

    nnn  p Ap p p p Ap   λ λ λ λ    === ...,,, 2222111  

    sehingga

     AP =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    nnnnn

    nn

    nn

     p p p

     p p p

     p p p

    λ λ λ 

    λ λ λ 

    λ λ λ 

    ...

    ...

    ...

    2211

    2222211

    1122111

      = ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    nnnn

    n

    n

     p p p

     p p p

     p p p

    ...

    ...

    ...

    21

    22221

    11211

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

    ...00

    0...0

    0...0

    λ 

    λ 

    λ 

      = PD …………………………………3)

    Di mana  D  adalah matriks diagonal yang mempunyai nilai eigen

    nλ λ λ  ,...,, 21  pada diagonal utama. Karena vektor-vektor kolom dari P bebas

    linier, maka P  dapat dibalik, jadi persamaan 3) dapat dituliskan kembali

    sehingga PP-1 AP = D dengan demikian A terdiagonalisasi.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    36/99

    2.10 Ruang Vektor Kompleks

    Misalkan V   sebarang himpunan vektor yang dua operasinya telah

    didefinisikan, yaitu penjumlahan dan perkalian dengan skalar dalam bentuk

     bilangan kompleks. Penjumlahan disini berarti mengasosiasikan sebuah aturan

    dengan setiap pasangan vektor u dan v  dalam V , yang mengandung elemen u + v ,

    yang dinamakan jumlah u dan v .

    Sedangkan perkalian skalar diartikan sebagai aturan untuk

    mengasosiasikan baik setiap skalar kompleks k  maupun setiap vektor u   pada V  

    yang mengandung elemen k u , yang dinamakan perkalian skalar u oleh k . Jika

    aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua vektor u , v   dan w   pada V   dan

    semua skalar kompleks k   dan l, maka V   dinamakan sebuah ruang vektor

    kompleks.

    Aksioma-aksioma tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Jika u dan v adalah vektor pada V , maka u + v  berada di V .

    2. u + v  = v  + u  

    3. u + ( v + w ) = (u + v ) w  

    4. Ada sebuah vektor 0  di V  sedemikian hingga 0 + u = u  + 0 = u untuk semua

    u di V  

    5. Untuk semua u di V , ada sebuah vektor - u di V   yang disebut sebagai negatif

    u sedemikian hingga u + (-u ) = (-u ) + u = 0  

    6. Jika k  sebarang skalar kompleks dan u sebarang vektor di V, maka k u  berada

    di V .

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    37/99

    7. k ( u + v ) = k u + k v  

    8. (k + 1) u = k u + lu  

    9. k ( l u ) = ( kl ) (u )

    10. lu = u  

    Kombinasi linier dalam ruang vektor kompleks didefinisikan sama dengan

    di ruang vektor riil, kecuali skalarnya berupa bilangan kompleks. Vektor W  

    dinamakan kombinasi linier dari vektor-vektor v1 , v2 ,…, vr   jika W dapat

    dinyatakan dalam bentuk:

    W = k v1 + k b v2 + … + k vr

    dimana k 1 ,  k 2 , …, k r   adalah bilangan-bilangan kompleks.

    2.11 Matriks Uniter, Matriks Hermite, dan Matriks Normal

    Dalam matriks dengan unsur riil, matriks bujur sangkar  A  dikatakan

    matriks ortogonal jika  A-1  = At . A  dikatakan simetris jika  A = A

    t . Matriks

    ortogonal dan matriks simetris memiliki peran penting dalam diagonalisasi

    matriks dengan unsur riil. Sedangkan matriks uniter, matriks Hermite, matriks

    normal memiliki peranan penting dalam diagonalisasi matriks dengan unsur

    kompleks.

    Jika A merupakan matriks dengan unsur kompleks, maka tranpos sekawan

     A, yang dinyatakan oleh A , didefinisikan oleh:∗

       A = A∗t 

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    38/99

    Contoh:

    Misal diketahui matriks A = ⎥⎦⎤⎢

    ⎣⎡

    −+−

    iii

    ii

    32

    2

      maka

     At = ⎥

    ⎤⎢⎣

    +−

    −+

    iii

    ii

    32

    2

    sehingga

     A =A∗ t 

      = ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡+−

    −+ii

    ii

    3

    212

     

    2.11.1 Matriks Uniter

    Definisi 1

    Matriks bujur sangkar A dengan unsur kompleks disebut uniter jika :

     A-1

     = A* .(Anton : 1997:426) 

    Suatu matriks uniter sesungguhnya adalah suatu matriks ortogonal.

    Teorema 1

    Jika  A matriks bujur sangkar dengan unsur kompleks, maka pernyataan

     berikut ekivalen (setara):

    a. 

     A dapat didiagonalkan secara uniter.

     b.   A mempunyai himpunan ortonormal dari n vektor eigen.

    c. 

    A normal. (Anton : 1997 : 429)

     Bukti (a) ⇒  (b) karena A dapat didiagonalkan secara uniter, maka terdapat

    matriks P  yang ortogonal sehingga PP-1 AP  uniter. Jika ( p , p , ..., p )

    menyatakan vektor-vekor kolom P, maka vektor kolom ke-n dari P adalah

    1 2, n 

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    39/99

    vektor eigen  A. Karena P uniter, maka vektor-vektor kolom P ortonormal

    sehingga A mempunyai n vektor eigen ortonormal.

     Bukti (b) ⇒  (a) Anggaplah bahwa  A  mempunyai himpunan ortonormal dari n

    vekor eigen { p1 , p2, , ..., pn }. maka matriks P dengan vektor-vektor eigen P 

    sebagai kolom-kolom akan mendiagonalkan A. Karena vektor-vekor eigen

    P ortonormal, maka P ortogonal sehingga akan mendiagonalkan  A  secara

    uniter.

     Bukti (a) ⇒  (c) Dalam  Bukti (a) ⇒  (b) menunjukkan bahwa matriks  A  yang

     berukuran n x n dapat didiagonalkan oleh matriks P yang berukuran n x n 

    secara uniter yang yang kolom-kolomnya membentuk himpunan

    ortonormal dari vektor-vektor eigen yang berukuran A. Misalkan D adalah

    matriks diagonal.

     D = P-1 AP

    Jadi,

     A = PDP-1

    Atau, karena P ortogonal, maka

     A = PDPt

    sehingga

     At  =( PDP t)t

    = PDt  P

    t

      = PDPt

    = A

    yang menunjukkan bahwa A adalah normal.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    40/99

    2.11.2 Matriks Hermite 

    Matriks simetrik memainkan peranan mendasar dalam masalah

     pendiagonalan matriks secara ortogonal dengan unsur rill. Analog kompleks yang

     paling alamiah dari matriks riil simetrik adalah Hermite .

    Definisi 1

    Matriks bujur sangkar A dengan unsur kompleks disebut Hermite, jika

     A = A* (Anton , 1997 : 428).

    Untuk memudahkan mengenali matriks hermite dengan pemeriksaan unsur-

    unsur pada diagonal utama adalah biilangan rill “bayangan cermin” dari masing-

    masing unsur terhadap diagonal utama adalah kompleks sekawan.(gambar 1)

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−−

    +

    321

    25

    11

    ii

    ii

    ii

    Teorema 1 

     Nilai-nilai eigen matriks hermite adalah bilangan riil (leon. 2001 : 295) 

     Bukti. Jika λ    nilai eigen dan v vektor eigen yang ber sesuaian dengan suatu

    matriks hermite A yang berukuran n x n , maka

     Av = λ v

    Dengan mengalikan kedua ruas persamaan ini dari kiri dengan tranpos

    sekawan dari v vektor dan menghasilkan

    v* Av = v

    *(λ v) = λ v

    * v …………………..1)

    Akan ditunjukkkan bahwa matriks 1 x 1 v* A v dan v*v kedua mempunyai

    unsur riil, sehingga dari persamaan 1) akan menyusul bahwa λ   harus

     berupa bilangan riil.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    41/99

    Tetapi v* Av dan v*v adalah matriks hermite, karena

    (v*

     Av)*

     = v*

     A*

     (v*

    )*

     = v*

     Av

    dan

    (v* v)

    * = v

    * (v

    *)* = v

    * v

    Karena matriks-matriks hermite mempunyai unsur riil pada diagonal

    utamanya. Dan karena v*  Av  dan v

    *v  adalah 1 x 1 , menyusul bahwa matriks-

    matriks ini mempunyai unsur riil, yang melengkapi pembuktian.

    2.11.3 Matriks Normal 

    Definisi 1

    Matriks bujur sangkar A dengan unsur kompleks disebut normal jika

     A A* = A

    * A  (Wiley & Sons : 342) 

    Contoh:

    Setiap matriks hermite A adalah normal karena  A A* = A A = A

    * A

    dan setiap matriks uniter normal karena  A A* = I =  A

    * A

    2.12 Proses Gram-Schmidt

    Proses Gram-Schmidt adalah langkah-langkah untuk mengubah sebarang

     basis di suatu ruang vektor menjadi basis ortonormal. Misalkan V  adalah sebarang

    ruang hasil kali dalam berdimensi n tak nol, misalkan S = (u1 , u2, …, un)  adalah

    sebarang basis untuk V . Langkah-langkah berikut akan menghasilkan basis

    ortonormal (v1, v2 , …, vn).

    langkah 1. v1 

    =1

    1

    u

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    42/99

    langkah 2. v2 =1121

    1111

    )(

    .

    vvuu

    vvuu

    >

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    43/99

      ( ) ⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜

    ⎝ 

    ⎛ −⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜

    ⎝ 

    ⎛ −=

    6

    ,

    6

    ,

    6

    2

    63

    ,

    3

    ,

    33

    ,0,0iiiiiiii

    i  

    = ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    −2

    ,2

    ,0ii

     

    karena itu,

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛  −=⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    −=⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    −=

    −=

    2,

    2,0,

    6,

    6,

    6

    2,

    3,

    3,

    3

    2,

    2,0

    2,

    2,02

    321

    33

    33

    iiv

    iiiv

    iiiv

    sehingga

    iiii

    u proyu

    u proyuv

    w

    w

     

    Membentuk suatu basis ortonormal untuk C 3

     

    2.13 Kajian Keagamaan 

    2.13.1 Allah Maha Matematis 

    Matematika disebut sebagai ilmu hitung karena pada hakikatnya

    matematika berkaitan dengan bilangan-bilangan dan masalah hitung menghitung.

    Mempelajari bilangan dan angka-angka mendapat dorongan kuat dari Al Qur’an

    yang membuka cakrawala baru dalam bidang matematika.

    Matematika pada dasarnya berkaitan dengan pekerjaan menghitung,

    sehingga tidak salah jika kemudian ada yang menyebut ilmu hitung atau ilmu Al-

    hisab. Dalam urusan hitung menghitung ini, Allah adalah rajanya. Allah sangat

    cepat dalam menghitung dan sangat teliti. Dalam hal ini Allah berfirman dalam

    surat Al-Baqarah ayat 202:

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    44/99

    Artinya : “ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang

    mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya”. 

    (QS Al-Baqarah: 202)

    Allah juga menyebutkan dalam surat Ali Imran ayat 199:

    Artinya :” Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada

     Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang

    diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah

    dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang

    sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya

     Allah amat cepat perhitungan-Nya”(QS Ali Imran:5).

    Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan Allah maha matematis. Bukti-

     bukti bahwa Allah maha matematis tertampang begitu jelas dalam alam semesta,

    dalam masalah pemberian pahala,dan dalam masalah shalat. Bahkan Al-Qur’an

    menjelaskan tentang perkalian dan perhitungan bilangan dalam berbagai peristiwa

    dan dalam berbagai konteks.(Rahman, 2000: 100).

    2.13.2 Allah Menciptakan Sesuatu Berdasarkan Ukuran

    Alam semesta memuat bentuk-bentuk dan konsep matematika, meskipun

    alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam semesta serta segala

    isinya diciptakan oleh Allah dengan ukuran-ukuran yang cermat dan teliti, dengan

     perhitungan-perhitungan yang mapan, dan dengan rumus-rumus serta persamaan

    yang seimbang dan rapi. (Abdussakir, 2007: 79)

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Qamar : 49 sebagai berikut:

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    45/99

     

    Artinya: ”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.

    (Q.S Al- Qamar : 49).

    Selain itu juga terdapat dalam Al-Qur’an surat Al Furqan ayat 2:

    Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

    mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),

    dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-

    ukurannya dengan serapi-rapinya.”(Q.S Al- Furqan: 2) 

    Semua yang ada di alam ini, ada ukurannya, ada hitungannya, ada

    rumusnya atau ada persamaannya. Ahli matematika atau fisika tidak membuat

    suatu rumus sedikitpun, tetapi mereka hanya menemukan rumus atau persamaan

    tersebut. Apabila dalam kehidupan terdapat suatu permasalahan, manusia harus

     berusaha untuk menemukan selesaiannya atau solusinya.

    Oleh karena itu, sangat penting sekali bagi manusia untuk belajar

    matematika karena matematika memang ada dalam Al Quran, misalnya tentang

     penjumlahan, pengurangan, persamaan, ilmu faraidh, dan lain sebagainya. Dengan

     belajar matematika, selain untuk melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara

    sistematis, logis, analitis, kritis, kreatif dan konsisten, juga diharapkan dapat

    menumbuhkan sikap teliti. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat

    Al-Mu’minuun ayat 112-114:

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    46/99

     

    Artinya: “ Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?

     Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari,

    maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."

     Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar

    saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”.

     

    2.13.3 Perintah Memahami Alam Semesta Secara Matematis

    Akal merupakan pemberian Allah yang hanya dimiliki oleh manusia, dan

    tidak bagi makhluk yang lain. Perangkat hidup ini pada dasarnya harus dilengkapi

    dengan sarana penunjang lainnya guna mencapai kesuksesan di dalam

    menjalankan tugasnya, yaitu dengan adanya bimbingan hidayah dari sang

     pembuatnya yakni Allah SWT. Meski tanpa bimbingan hidayah sebenarnya akal

    tetap berfungsi, namun dalam jalan yang sesat dan menyesatkan.

    Akal adalah suatu daya pikir untuk berusaha menempatkan sesuatu pada

    tempatnya, supaya terhindar dari malapetaka atau suatu nilai kehinaan. Yaitu

    dengan keterangan, bahwa makhluk yang berakal harus bisa berfikir, bersikap dan

     berbuat atau berkata ke arah yang benar atau tepat. Dan diperoleh kesimpulan

     pula, bahwa sebagai implementasi atau pelaksanaan atas makhluk yang berakal

    adalah ia harus mempunyai prioritas tepat mengenai amal perbuatan yang

    dilakukannya. Misalnya, jika ia sakit lambung, maka ia harus mengobatinya

    dengan mengkonsumsi obat sakit lambung supaya sakitnya terobati. Sikap serta

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    47/99

    tindakan lainnya, yang bentuk karakteristiknya sangatlah beragam di kehidupan

    dunia ini.

    Sesungguhnya perintah Allah SWT kepada manusia muslim untuk

     berfikir, mengadakan analisa, berusaha mengerti ilmu pengetahuan, mencoba

    memahami fenomena yang ada atau mengadakan pengamatan terhadap alam

    sekeliling termakna jelas pada ayat-ayat Al Qur’an. Di mana esensial perintah

    Allah untuk berfikir ini jika kita simak sejarah turunnya kitab al Quran, ayat yang

     pertama turun adalah mengisyaratkan bahwa manusia diberikan kelebihan berupa

    akal untuk berfikir. Yaitu, supaya membaca guna memperoleh pengetahuan

    tentang Allah yang telah menciptakan dirinya dan seluruh makhluk yang ada.

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 3:

    Artinya : “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin dan

     Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” 

    Konsekuensinya bagi ulul albab yang paling signifikan adalah bahwa ia

    harus mampu membantu memecahkan permasalahan umat dalam kehidupannya.

    Sebaliknya, jika ia tidak mampu mengaktualisasikan kebenaran ayat-ayat Al

    Quran, maka akan memungkinkan sekali apabila umat semakin menjauh dari

    tuntunan Al Quran sebagai pedoman hidup. Dan dari bentuk perkembangannya,

    ada isyarat (petunjuk) positif yang bisa digunakan oleh manusia muslim dalam

    rangka mengemban kekhalifahannya di bumi ini. Yakni temuan yang menyatakan,

     bahwa kehidupan manusia mempunyai bentuk dasar, di mana secara garis besar

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    48/99

    manusia mempunyai rasa kemanusiaan, karena permasalahan kehidupan manusia

    itu mau tidak mau hanyalah biasa terurai dengan jalan berpikir secara islami.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    49/99

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1  Prosedur Diagonalisasi Secara Uniter Pada Matriks Hermite

    Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai prosedur pendiagonalisasi

    secara uniter pada matriks Hermite. Pendiagonalisasi secara uniter pada

    matriks Hermite memiliki langkah-lagkah sebagai berikut :

    Langkah 1. Carilah polinom karakteristik matriks A.

    Langkah 2. Carilah nilai-nilai eigen dari matriks A.

    Langkah 3. Terapkan eliminasi Gauss-Jodan.

    Langkah 3. Carilah vektor-vektor eigen dari matriks A.

    Langkah 4. Carilah basis untuk masing-masing ruang eigen A.

    Langkah 5. terapkan proses Gram-Schmitd terhadap masing-masing basis

    untuk mendapatkan basis ortonormal bagi masing-masing rang

    eigen.

    Langkah 6. Bentuklah matriks P yang kolom-kolomnya adalah vektor-vetor

     basis yang dibangun di langkah 5. Matriks P  secara uniter

    mendiagonalkan A.

    Langkah 7. Buktikan P dengan menunjukkan PP*= P

    -1P ,  maka P

    mendigonalkan A secara uniter.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    50/99

    3.2 Contoh-Contoh Diagonalisasi Secara Uniter

    3.2.1 Contoh Diagonalisasi Secara Uniter Ordo 3 X 3 

    Contoh 1:

    Misalkan diketahui matriks

     A =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−−

    +

    312

    152

    221

    ii

    ii

    ii

    Dapat didiagonalkan secara uniter karena  A  adalah matriks Hermite dan

    normal.

    Carilah matriks P yang mendiagonalkan A secara uniter.

    Penyelesaian. Polinom karakteristik A adalah

    det (λ I - A) = det -

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    λ 

    λ 

    λ 

    00

    00

    00

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    +−

    −−−

    +

    312

    152

    221

    ii

    ii

    ii

      = det

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−+−

    +−−

    +−−−

    312

    152

    221

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

      = det

    ii

    i

    i

    ii

    ii

    ii

    −−+−

    −−

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−+−

    +−−

    +−−−

    12

    52

    21

    312

    152

    221

    λ 

    λ 

    λ 

    λ 

    λ 

     

    )2)(5)(2()1)(1)(1()3)(2)(2(

    )1)(2)(2()2)(1()2()3)(5)(1(

    iiiiii

    iiiiii

    +−−+−−−−+−−−−−−

    −−+−++−+−+−+−−−=

    λ λ λ 

    λ λ λ 

     

    = (λ ) (λ   - 2) (λ   - 3) - (-2) ( λ -2) (-1)

    = (λ ) (λ 2 -3 λ   -2 λ   + 6) – (-2) (- λ   + 4)

    = (λ ) (λ 2 -5 λ   + 6) – (2λ   -4)

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    51/99

      = λ 3 -5 λ 2 + 6λ   -2λ   + 4

    = λ 3 -5λ 2 + 4λ   + 4

    sehingga persamaan karakteristiknya adalah

    = (λ   - 1) (λ   - 2)2 = 0

    dan nilai-nilai eigen adalah λ   = 1 dan+ λ   = 2

    Menurut definisi, x =

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    akan merupakan vektor eigen  A  yang bersesuaian dengan λ    jika dan

    hanya jika x adalah penyelesaian dari taktrivial dari

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−−

    +

    312

    152

    221

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk mencari vektor eigen yang bersesuaian dengan λ    = 1, nilai ini

    harus disubsitusikan ke persamaan 1)

    =

    ……………..1)

     

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−+−

    +−−

    +−−−

    312

    152

    221

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk menyelesaikan persamaan ini memakai eliminasi Gauss-Jordan

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    −−−−

    −−

    0211

    0111

    0211

    i

    i

    i

    Tambahkan (i + 1) persamaan baris pertama ke persamaan baris kedua

    untuk memperoleh

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    52/99

     

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    −−−

    −−

    −−

    0211

    0320

    0211

    i

    i

    Tambahkan persamaan baris pertama ke persamaan baris ketiga untuk

    memperoleh

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−

    −−

    −−

    04220

    0320

    0211

    i

    i

    Bagi 2 persamaan baris kedua untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    04220

    02

    310

    0211

    i

    i

     

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    −−

    0100

    02310

    0211 i

     

    Menjadi bentuk eselon baris

    Sistem yang bersesuian dengan matriks ini adalah

    02)1( 321   =−−+  x xi x  

    02

    332   =+  x x  

    03  =− x  

    Dengan menetapkan nilai sebarang -s  untuk  x , maka himpunan

     pemecahan tersebut diberikan oleh rumus :

    3

      s x   −=− 3  

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    53/99

      s x   =3  

    02

    332   =+  x x   32

    2

    3 x x   −=  

    s x2

    32   −=  

    02)1( 321   =−−+  x xi x  

    ( )

    s

    s

    s

    ss

    ssi

     x xi x

    2

    1

    2

    43

    22

    3

    22

    3

    2231

    2)1( 321

    =

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛    +−=

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ +

    −=

    +−=

    +⎟ ⎠ ⎞⎜

    ⎝ ⎛ −+−=

    +−−=

     

    Jadi, vektor-vektor eigen A yang bersesuaian dengan λ = 1 adalah vektor-

    vektor taknol di C3 yang berbentuk

     x = =

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    s

    s

    s

    2

    3

    2

    1

     =

    ⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    1

    2

    3

    2

    1

    s

     

    Jadi, ruang eigen berdimensi satu dengan basis adalah

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    54/99

    u1 =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    1

    2

    3

    2

    1

    …………………………………..2)

    222

    1 12

    3

    2

    1+−=u  

    = 14

    9

    4

    1

    ++  

    =4

    491   ++ 

    =2

     p

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    −==

    2

    7

    1

    2

    7

    2

    3

    2

    7

    2

    1

    1

    1

    1u

    u =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    7

    2

    72

    23

    72

    2

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    55/99

    Dengan menerapkan proses Gram-Schmidt terhadap { p1} akan

    menghasilkan vektor-vektor eigen ortonormal.

     p   =1  

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    7

    2

    72

    23

    72

    2

     

    adalah basis ortonormal untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan λ = 1.

    Untuk mencari vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan λ   = 2, nilai

    ini harus disubsitusikan ke persamaan 1)

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−+−

    +−−

    +−−−

    312

    152

    221

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

     =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    −−−−

    −−

    111

    131

    212

    i

    i

    i

      =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk menyelesaikan persamaan ini memakai eliminasi Gauss-Jordan

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    −−−

    −−−−

    −−

    0111

    0131

    0212

    i

    i

    i

     

    Bagi 2 persamaan baris pertama untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−−

    −−−−

    −−

    0111

    0131

    012

    11

    i

    i

    i

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    56/99

    Tambahkan (i + 1) kali persamaan baris pertama ke persamaan

    Baris kedua untuk memperoleh nol dibawah 1 utama

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−−

    −−

    −−

    0111

    0330

    012

    11

    i

    i

     

    Tambahkan persamaan baris pertama ke persamaan

    Baris ketiga untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    −−

    022

    30

    0330

    012

    11

    i

    i

     

    Bagi -3 persamaan baris kedua untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    022

    30

    0110

    012

    11

    i

    i

     

    Tambahkan 2 kali persamaan baris kedua ke persamaan baris ketiga untuk

    mendapatkan

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    022

    30

    0110

    012

    11

    i

    i

     

    Kalikan 2 persamaan baris ketiga untuk mempeoleh

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    57/99

     

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    0100

    0010

    002

    11

    i

     

    Sistem yang bersesuian dengan matriks ini adalah

    0

    0

    02

    1

    3

    2

    21

    =

    =

    =⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   −+

     x

     x

     xi

     x

     

    Dengan menetapkan nilai sebarang s  untuk dan t untuk , maka

    himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus

    2 x 3 x

     

    si

     xi

     x

    s x

    t  x

    2

    1

    2

    1

    21

    2

    3

    +−=

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   −−=

    =

    =

     

    Jadi,vektor-vektor eigen  A  yang bersesuaian dengan λ  = 2 adalah

    vektor-vektor taknol yang berbentuk

     x = =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    1

    0

    0

    0

    1

    2

    1

    2

    1

    i

    s

    s

    si

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    58/99

    karena

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    =

    0

    1

    2

    1

    2

    i

    u  dan u3 = 

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    1

    0

    0

    adalah vektor-vektor bebas linier, maka vektor tersebut akan membentuk

     basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan λ = 2. 

    2

    2

    2 12

    1+

    +−=

    iu  

    = 14

    1+  

    =4

     p

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    ==

    0

    4

    5

    1

    4

    5

    2

    1

    2

    2

    2

    i

    u

    u =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    5

    1

    4

    2

    2

    2i

     

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    =

    5

    1

    4

    2

    2

    2

    3

    i

    u  

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    59/99

     

    222

    3

    5

    1

    4

    2

    2

    2++

    +−=

    iu  

    5

    11

    5

    111

    3

    3

    =

    ++=

    u

    u

     

     p

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢

    ⎡   +−

    ==

    1

    11

    2

    11

    2

    3

    3

    3

    i

    u

    u  

     jadi, dengan menerapkan proses gram-schmidt terhadap { p2 , p3} akan

    menghasilkan vektor-vektor eigen ortonormal.

    P2 =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    5

    1

    4

    2

    2

    2i

      dan  p

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    =

    1

    11

    2

    11

    2

    3

    i

     

     jadi, dengan menggunakan  p1 , p2 , dan  p3  sebagai vektor-vektor kolom

    maka dapat dinyatakan

     P = [ ]321  p p p  =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    +−

    107

    2

    11

    2

    5

    2

    72

    23

    11

    2

    5

    1

    72

    2 i

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    60/99

    sebagai pemeriksaan akan ditunjukkan bahwa PP-1 A P diagonal, katakan

    PP-1

     A P = D, dimana

     D = P-1 A P

     P =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    +−

    107

    2

    11

    2

    5

    2

    72

    23

    11

    2

    5

    1

    72

    2 i

    ,  A =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−+−

    +−−

    +−−−

    312

    152

    221

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    Maka

    PP-1

     = PadjPdet

    det P =

    07

    15

    2723

    5

    1

    72

    1

    107

    1

    112

    52

    723

    11

    2

    5

    1

    72

    1

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢

    +− i

     

    = ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    +−−⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    −−⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ +⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ 

    7

    1.

    5

    2.

    11

    21.

    72

    3.

    5

    1

    7

    1.

    11

    2.

    5

    11.

    5

    2.

    72

    1 i 

    =5

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    +−

    111

    2

    11

    2

    05

    2

    5

    1

    7

    1

    72

    3

    112

    1

    5

    i

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    61/99

      =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   −

    511

    10

    11

    15

    05

    10

    5

    5

    7

    5

    72

    15

    112

    5

     

     D = P-1 A P

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   −

    511

    10

    11

    15

    05

    10

    5

    5

    7

    5

    72

    15

    112

    5

     

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−−+

    321

    2511

    ii

    iiii

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    +−

    107

    1

    11

    2

    5

    2

    72

    3

    11

    2

    5

    1

    72

    1 i

     

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    511

    100

    0

    5

    100

    0011

    5

     

    ⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    +−

    107

    111

    2

    5

    2

    72

    3

    11

    2

    5

    1

    72

    1 i

     

    D =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    500

    010

    001

     jadi, P mendiagonalisasi A secara uniter.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    62/99

    Untuk melengkapi pembuktian, bahwa P mendiagonalkan A secara uniter

    akan ditunjukkan PP-1

    = P*:

    P =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    +−

    107

    1

    11

    2

    5

    2

    72

    3

    11

    2

    5

    1

    72

    1 i

     

    mempnyai vektor baris

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛   −=⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    +−= 1,0,

    7

    1

    11

    2,

    5

    2,

    72

    3

    11

    2,

    5

    1,

    72

    1321  p p

    i p  

    Relatif terhadap hasil kali dalam Euclidis pada C 3 ,

     sehingga diperoleh

    115

    8

    15

    7

    11

    21

    5

    1

    72

    1222

    1   =+=+−

    ++= p  

    1321   ===  p p p  

    dan

    ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛    +−+⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ +⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛   −⎟⎟ ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ =

    11

    2

    11

    2

    5

    2

    5

    1

    72

    3

    72

    1. 21

    i p p  

    = 077   =− ii  

    0..... 231332123121   ======  p p p p p p p p p p p p  

    sehingga vektor-vektor baris membentuk himpunan ortonormal di C 3.

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    63/99

    Jadi, P uniter dan membentuk:

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    +−−

    ==−

    107

    1

    11

    2

    5

    2

    72

    3

    11

    2

    5

    1

    72

    1

    *1

    i

    PP  

    Contoh 2 :

    Misalkan diketahui matriks

     A =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−

    +

    41

    142

    24

    ii

    ii

    ii

    Dapat didiagonalkan secara uniter karena A adalah matriks Hermite dan

    normal.

    Carilah matriks P yang mendiagonalkan A secara uniter.

    Penyelesaian. Polinom karakteristik A adalah

    det (λ I - A) = det -

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    λ 

    λ 

    λ 

    00

    00

    00

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−

    +

    41

    142

    24

    ii

    ii

    ii

      = det

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    +−−+−

    −−−−

    41

    142

    24

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

      = det

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    +−−+−

    −−−−

    41

    142

    24

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    ii

    i

    i

    −−

    −+−

    −−−

    1

    42

    24

    λ 

    λ 

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    64/99

     

    ))(4)(()1)(1)(4()4)(2)(2(

    )1)(2)(())(1()2()4)(4)(4(

    iiiiii

    iiiiii

    −−−−−+−−−−+−−−−

    −−+−−++−+−−+−−−=

    λ λ λ 

    λ λ λ 

     

    = (λ 2 -2λ   + 2λ + 4) (λ -8)

    =λ 3 -8λ 2+4λ -32

    = (λ - 2) 2 (λ -8)

    sehingga persamaan karakteristiknya adalah

    = (λ   - 2)2 (λ   - 8) = 0

    dan nilai-nilai eigen adalah λ   = 2 atau λ   = 8

    Menurut definisi, x =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    akan merupakan vektor eigen  A  yang bersesuaian dengan λ    jika dan

    hanya jika x adalah penyelesaian dari taktrivial dari

    =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +−

    −−

    +

    41

    142

    24

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk mencari vektor eigen yang bersesuaian dengan λ    = 2, nilai ini

    harus disubsitusikan ke persamaan 1)

    =

    ……………1)

     

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    +−−+−

    −−−−

    41

    142

    24

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk menyelesaikan persamaan ini memakai eliminasi Gauss-Jordan

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    −−−

    +−−+−

    −−−−

    021

    0122

    022

    ii

    ii

    ii

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    65/99

    Bagi (-2) persamaan baris pertama untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    +−−+−

    +

    021

    0122

    02

    11

    ii

    ii

    ii

     

    Tambahkan (2 - i) persamaan baris pertama ke persamaan baris kedua

    untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    +

    021

    0110

    02

    11

    ii

    i

    ii

     

    Tambahkan (-i) persamaan baris pertama ke persamaan baris ketiga untuk

    memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −+−

    −−

    +

    0310

    0110

    02

    11

    i

    i

    ii

     

    Kalikan (-) persamaan baris kedua untuk menperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −+−

    +−

    +

    0310

    0110

    0211

    i

    i

    i

    i

     

    Tambahkan (i -1) persamaan baris kedua ke persamaan baris ketiga untuk

    menperoleh

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    66/99

     

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    +−

    +

    0400

    0110

    02

    11

    i

    ii

     

    Bagi (-4) baris ketiga untuk memperoleh

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢

    +−

    +

    0100

    0110

    02

    11

    i

    ii

     

    Tambahkan (1-i) persamaan baris ketiga ke persamaan baris kedua untuk

    menperoleh

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢

    ⎡+

    0100

    0010

    02

    11i

    i

     

    Tambahkan (i

    2− ) persamaan baris ketiga ke persamaan baris pertama

    untuk menperoleh :

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎡   +

    01000010

    0011 i

     

    Menjadi bentuk eselon baris

    Sistem yang bersesuian dengan matriks ini adalah

    x1 + (i+1) x2 =0 

    x2  = 0 

    x3 = 0

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    67/99

    Dengan menetapkan nilai sebarang s  untuk  x2  dan t   untuk x3 , maka

    himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus

    x3 = t  

    x2  = s 

    x1 = - (i + 1) s

     jadi, vektor-vektor eigen A yang bersesuaian dengan λ = 2 adalah vektor-

    vektor taknol yang berbentuk

     x = = =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡   −−

    s

    si )1(

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    +

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    1

    0

    0

    0

    1

    1

    i

    s

    sehingga

    u 1 = dan u

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    0

    1

    1i

    2=

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    1

    0

    0

    adalah basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan λ = 2

    222

    1 011   +++−= iu  

    = 211   ++−  

    = 2  

     p

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    ==

    0

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    i

    u

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    68/99

     jadi, dengan menerapkan proses gram-schmidt terhadap { p1} akan

    menghasilkan vektor-vektor eigen ortonormal.

     p   =1  

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎡   +−

    0

    2

    1

    2

    1i

     

    2222 100   ++=u  

    = 1  

     p

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ==

    1

    1

    0

    0

    2

    2

    2u

    dengan menerapkan proses Gram-Schmidt terhadap { p2} akan

    menghasilkan vektor-vektor eigen ortonormal.

    P2 =

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    1

    1

    0

    0

     

    Untuk mencari vektor eigen yang bersesuaian dengan λ    = 8, nilai ini

    harus disubsitusikan ke persamaan 1)

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    −−−

    +−−+−

    −−−−

    41

    142

    24

    λ 

    λ 

    λ 

    ii

    ii

    ii

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    3

    2

    1

     x

     x

     x

     =

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    Untuk menyelesaikan persamaan ini memakai eliminasi Gauss

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    69/99

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    −−

    −−−

    −−

    0411

    0141

    0214

    i

    i

    i

     

    Bagi 4 persamaan baris pertama untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−−

    −−

    0411

    0141

    02

    1

    4

    11

    i

    i

    i

     

    Tambahkan (i + 1) kali persamaan baris pertama ke persamaan

     baris kedua untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    0411

    0340

    02

    1

    4

    11

    i

    i

     

    Tambahkan persamaan baris pertama ke persamaan

     baris ketiga untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    −−

    02220

    0310

    012

    11

    i

    i

     

    Bagi -2 persamaan baris kedua untuk memperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    0110

    0310

    012

    11

    i

    i

     

  • 8/18/2019 03510016-selamed

    70/99

    Tambahkan – i  +1 kali persamaan baris kedua ke persamaan baris ketiga

    untuk menperoleh

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    −−

    0100

    0310

    012

    11

    i

     

    sistem yang bersesuian dengan matriks di atas adalah

    0

    03

    02

    1

    3

    32

    321

    =

    =−

    =−⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛   −+

     x

     x x

     x xi

     x

     

    Dengan menetapkan nilai sebarang s untuk , maka himpunan

     pemecahan tersebut diberikan oleh rumus

    3 x

     

    si

    si

     x

    s x

    s x

    2

    3

    32

    1

    3

    1

    2

    3

    +−=