03160022
TRANSCRIPT
-
ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)
SKRIPSI
Oleh: Ratna Wahyuning
03160022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
-
i
HALAMAN PENGAJUAN
ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Ratna Wahyuning
03160022
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
-
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)
SKRIPSI
Oleh:
Ratna Wahyuning 03160022
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing,
Kusumadyahdewi, M.AB
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi)
Drs. M. Yunus, M. Si NIP. 150 282 515
-
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Ratna Wahyuning (03160022)
Telah dipertahankan di dewan penguji pada tanggal 27 Oktober 2008 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd)
pada tanggal 09 November 2008
Panitia Ujian Ketua Sidang
Drs. Hadi Masruri, LC, MA NIP. 150331145
Sekretaris Sidang
Kusumadyahdewi, M.AB
Penguji Utama
Drs. M. Yunus, M. Si NIP. 150 282 515
Pembimbing
Kusumadyahdewi, M.AB
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. DR. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan goresan tinta ini teruntuk:
Abah Moh. Sholeh Husein (Alm) dan Umi tercinta Masunah serta kakak-
kakakku Mas Didik, Mbak Fatonah, Mbak Iis, Mas Salam, Mas yusron dan
Mbak Yuyun yang telah memberikan siraman cinta, nilai kasih sayang, dan do'a
serta dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya dalam kehidupanku
yang takkan pernah bisa kubalas dan dengan apa aku akan membalasnya.
Keponakan-keponakanku yang mungil dan lucu, Nafis, Ruroh, Chica, Badri dan
Chandra hanya dengan mengingat senyum kalian semangat dan keceriaan dalam
diriku tumbuh.
Guru-guruku dan Dosen-dosenku....
Karena ilmu dan jasa kalianlah diri ini menjadi terbimbing dan terdidik ke arah
yang lebih baik, jasa-jasamu selalu terukir di sanubariku.
Untuk semua teman-teman IPS angkatan 2003, terima kasih atas kebersamaan
dan motivasi yang diberikan.
Sahabat-sahabatku "Gerombolan Siberat" Mak'e Ula, Bulek Afifi, Budhe Atoon,
dan Ghoendhoetz Titi walaupun ukuran qta XL or XXL, Ingat "Big is
Beautiful" bersama kalian selalu saja ada hal yang bisa membuatku tertawa dan
banyak peristiwa serta kenangan yang tak terlupakan....
Seluruh Keluarga Besar Pagar Nusa, dari kalianlah kudapatkan jiwa yang kuat
dan raga yang sehat.
Yang tersisa dari Angkatan V yang juga sangat sulit diajak Ujian Kenaikan
Tingkat ke Sabuk Cokelat, Fadli, Zakiyah, Echa, dan Abdurrahman (Dur)
dengan persaudaraan dan kesetiaan, capailah apa yang kalian inginkan "Be Your
Self !".
-
v
Seluruh Keluarga Besar IPNU-IPPNU Koms. UIN Malang yang mengajarkan aku
arti kebersamaan dan keikhlasan dalam melakukan segala hal serta dengan
sungguh-sungguh.
PP. Sabilurrosyad sebagai pelabuhan hati yang sedang letih menghadapi
segala kepenatan dalam hidup ini dan saksi di setiap malam yang kelam.
Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah menorehkan sebentuk kenangan
yang manis pahitnya takkan pernah penulis lupakan.
-
vi
HALAMAN MOTTO
R[ke [ @% 5 [9% `kR { y
1A%oMe I@ %4 t" x k"
k K !o u* "
xJ po`a ` [J `"
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al-Maidah : 08)
-
vii
Kusumadyahdewi, M. AB. Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Ratna Wahyuning Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di
Malang
Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan baik dari segi isi, bahasa
maupun teknis penulisan, setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Ratna Wahyuning NIM : 03160022 Jurusan : Pendidikan IPS (Ekonomi) Judul Skripsi : Analisis SWOT Pada Usaha Waralaba (Studi Kasus Bakso
Kota Cak Man Malang).
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon maklum adanya. Wassalamu'alikum Wr. Wb
Pembimbing,
Kusumadyahdewi, M. AB
-
viii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 16-10-2008
Ratna Wahyuning NIM.03160022
-
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya hambatan yang berarti.
Sholawat serta salam penulis haturkan kehariban sang pendidik sejati
Rosulullah SAW, serta para sahabat thabi'in, dan para umat yang senantiasa
berjalan dengan risalahNya.
Dengan terselesainya skripsi ini penulis tak lupa mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
sumbangan baik moril maupun spiritual.
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Abah (alm), Umi serta kakak-kakakku yang tercinta, yang telah ikhlas
memberikan do'a restu, kasih sayang dan menyertai setiap langkahku
dalam meraih kesuksesan.
2. Bpk. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang, yang
telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga.
3. Bpk. Prof. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
4. Bpk. Drs. M. Yunus, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS, yang
selama ini tidak pernah bosan memberikan motivasinya pada
mahasiswanya.
5. Ibu Kusumadyahdewi, M.AB, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing penulis.
6. Bapak H. Abdur Rachman Tukiman selaku Pimpinan Bakso Kota Cak
Man Malang beserta staf-stafnya yang telah menerima dan memberi
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Ust. Marzuki dan Umi, terima kasih atas dorongan moril yang telah
diberikan kepada penulis serta tak lelah-lelahnya memberikan segenap
ilmu yang sangat bermanfaat dan berarti bagi penulis.
-
x
8. Keluarga besarku Pagar Nusa, dikala aku lelah kalian selalu mampu
membangkitkan stamina dan semangatku kembali.
9. Para sahabatku Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS/Ekonomi UIN Malang
yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.
10. Para rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat UIN Malang, terima kasih
hanya dengan berkumpul bersama kalian mampu membuatku tertawa
dikala sedih.
11. Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah memberikan motivasi
kepada penulis.
Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada
tara kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya
skripsi ini. Penulis hanya bisa mendoakan semoga amal ibadahnya diterima Allah
SWT sebagai amal yang mulia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, walaupun begitu penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca skripsi ini.
Akhirnya dengan harapan mudah-mudahan penyusunan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin!
Malang, 16-10-2008
Penulis
(Ratna Wahyuning)
-
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Halaman Pengajuan.................................................................................... ii
Halaman Persetujuan.................................................................................. iii
Halaman Pengesahan ................................................................................. iv
Halaman Persembahan ............................................................................... v
Halaman Motto .......................................................................................... vi
Halaman Nota Dinas .................................................................................. vii
Halaman Pernyataan................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................... ix
Daftar Isi .................................................................................................... x
Abstrak ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian............................... 7
D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian............................... 8
E. Definisi Operasional..................................................................... 8
F. Sistematika Pembahasan.............................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 12
A. Pembahasan tentang Analisis SWOT.......................................... 12
1. Pengertian Analisis SWOT.................................................. 12
2. Pertimbangan-pertimbangan untuk Analisis SWOT........... 14
-
xii
B. Pembahasan tentang waralaba...................................................... 19
1. Pengertian waralaba.............................................................. 19
2. Keuntungan dan kerugian sistem waralaba.......................... 28
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 33
A. Pendekatan dan jenis penelitian.................................................... 33
B. Kehadiran peneliti......................................................................... 35
C. Lokasi penelitian........................................................................... 35
D. Sumber data.................................................................................. 35
E. Metode pengumpulan data........................................................... 36
F. Analisis data................................................................................. 37
G. Pengecekan keabsahan temuan.................................................... 40
H. Tahap-tahap penelitian................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................... 43
A. Gambaran Objek Penelitian......................................................... 43
1. Sejarah berdirinya usaha Bakso Kota Cak Man.................. 43
2. Lokasi Usaha....................................................................... 45
3. Rencana Investasi Franchisee Bakso Kota Cak Man......... 51
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 63
A. Menganalisis profil usaha Bakso kota Cak Man saat ini dengan
menggunakan analisis SWOT................................................... 63
B. Strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya.................. 70
-
xiii
BAB VI PENUTUP..................................................................................... 74
A. Kesimpulan.................................................................................. 74
B. Saran-saran.................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
ABSTRAK
Wahyuning, Ratna. Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang). Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Kusumadyahdewi, M. AB Kata kunci : Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk menentukan strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalahkan musuh agar memenangkan persaingan bisnis, dalam bentuk sederhananya adalah apabila perusahaan telah mengenal kekuatan dan kelemahan dalam tubuh sendiri dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, dapat dipastikan perusahaan dapat memenangkan pertempuran. Dalam perkembangan selanjutnya analisis SWOT digunakan untuk menetapkan strategi bahkan perencanaan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang. Dari uraian di atas, penulis mencoba meneliti mengenai " Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan matrik SWOT dan mendeskripsikan strategi yang dihasilkan dan mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh Cak Man selaku pemilik brand name Bakso Kota Cak Man untuk mengembangkan bisnis baksonya saat ini. Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yang nantinya menjadi dasar pembuatan rencana strategis yaitu pertama strenght (kekuatan) dimana perusahaan mempunyai keunggulan produk maupun kualitas yang dapat diandalkan seperti produk fresh food yang selalu dijaga diseluruh outlet pusat maupun outlet franchisee dan bagus dalam pelayanan dengan cara memberikan pelatihan pada karyawan dan juga calon franchisee. Kedua weakness (kelemahan) yaitu kekurangan yang ada di perusahaan sehingga mampu menghambat kinerja perusahaan yaitu terbatasnya tenaga pengontrol dan penilai outlet franchisee padahal pihak tersebut juga merupakan sumber pendapatan yang perlu diperhitungkan. Ketiga opportunity (peluang) merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan yang kemungkinan terabaikan seperti diketahui bahwa gaya hidup masyarakat yang berubah lebih praktis seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian mereka yang mengarah ke pola hidup konsumtif di mana usaha kuliner akan sangat menguntungkan. Dan yang keempat adalah threats (ancaman) yaitu keadaan yang tidak menguntungkan perusahaan baik di masa sekarang maupun yang akan datang jika tidak segera diatasi, dikarenakan produk bakso merupakan jajanan berat yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, tak heran jika banyak bermunculan orang yang menggeluti usaha bakso bahkan berkreasi dengan berbagai bahan dan bentuk agar produknya laku dipasaran, jika perusahaan dalam hal ini Cak Man sebagai pemilik usaha Bakso Kota Cak Man tidak selalu melakukan inovasi baik dari rasa, bentuk, dan cara penyajian serta pelayanan maka dimungkinkan bahwa para konsumen akan beralih ke outlet lain karena bosan.
-
xv
Berdasarkan hasil analisis dari data hasil penelitian pada objek penelitian, bahwa rencana strategi dapat dibagi dua yaitu rencana strategi jangka pendek yang meliputi : a). pengadaan program-program promosi dan agresif dalam beriklan yang dapat meningkatkan penjualan, seperti promo diskon ketika mengadakan pesta atau jamuan. b). mempertahankan kualitas rasa dan bahan produk ke semua outlet franchisee dengan melakukan pengontrolan periodik. c). membentuk tim khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa maupun barang sama di setiap cabang maupun outlet franchisee. d). selalu continue dalam meningkatkan program pengembangan sumber daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang terpenting untuk pencapaian rencana strategis. e). membina hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan untuk rencana strategis dalam jangka panjang adalah: a). continue dalam melakukan riset dan pengembangan variasi produk agar tidak ketinggalan dari pesaing. b). memahami serta memantau perkembangan, kebutuhan serta kecenderungan perilaku konsumen. c). terus-menerus membina hubungan kerjasama yang baik dengan franchisee, pemasok dan konsumen sehingga dapat menciptakan sinergi dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada maupun pesaing yang akan muncul. d). melakukan survey untuk ekspansi ke wilayah lain yang sedang berkembang di dalam memperluas jaringan pemasaran.
Dari strategi di atas dapat disimpulkan bahwa agar produk lebih unggul dari pesaing dengan usaha yang sejenis, diharapkan Bakso Kota Cak Man berusaha menjaga kualitas rasa maupun produk lainnya yang dihasilakan baik di outlet pusat maupun outlet franchisee dengan membuat tim khusus pengontrol dan penilai yang dilakukan secara periodik., dan untuk menjaga loyalitas konsumen selain mempertahankan kualitas produk yaitu dengan cara menetapkan harga jual yang murah atau terjangkau, inovatif dalam mengkreasi berbagai macam olahan bakso, dan menjaga kehalalan produk tersebut.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sering dihadapkan pada kondisi memilih. Dalam proses untuk
memilih, tentunya, ia membutuhkan informasi yang seimbang. Seimbang di sini
dimaksudkan pada keseimbanganan informasi sehingga tidak berat sebelah.
Pengambilan keputusan untuk memilih berdasarkan informasi yang seimbang dan
benar diharapkan akan memberikan akhir tanpa penyesalan.
Pengambilan keputusan adalah hal yang lazim dilakukan, terlebih dalam
dunia bisnis. Hal ini menjadi kebutuhan yang harus dilakukan, meskipun acap kali
keduanya memiliki resiko yang sangat besar. Namun, tentunya hal tersebut akan
menjadi mudah apabila informasi yang diperoleh ada dan benar. Meskipun, tidak
jarang informasi yang diperoleh sangat minim dan masih membutuhkan uji
kebenaran.
Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa dan tidak
bayak mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis, pernah
Rasulullas SAW. ditanya oleh para sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik
ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih.1
1 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: ALFABETA,
2006), hlm.3
-
2
Karena itu, waralaba adalah salah satu praktik jual beli baik itu berupa
barang maupun pelayanan jasa, maka hal itu tidak bertentangan dengan agama
apalagi bentuk usahanya adalah berserikat (mitra kerja).
Keberadaan dunia bisnis di Indonesia, seiring kejadian krisis moneter
hingga akhir-akhir ini, diramaikan oleh sistem bisnis waralaba. Dengan segala
keuntungan dan kerugiannya, perkembangan ini patut dijadikan fokus
pembahasan kita.
Usaha waralaba merupakan salah satu potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu waralaba itu sendiri, sehingga dapat menjadi salah
satu faktor bagi suksesnya pembangunan terutama di bidang perekonomian.
Menjamurnya bisnis ini memberikan daya tarik tersendiri bagi bisnis
makanan karena menurut pakar waralaba Amir Karamoy, bahwa bisnis yang layak
dan bakal tumbuh di Indonesia antara lain makanan khas daerah, hal ini
disebabkan keunikannya2. Jika saja banyak pengusaha Indonesia yang serius
menangani bisnis makanan ini maka bukan tak mungkin makanan etnis Indonesia
bisa tembus ke mancanegara.
Selain itu menjelang tahun 2000 dan sesudahnya, kita mengenal beberapa
perusahaan yang menggunakan pola bisnis waralaba, diantaranya merk dagang
terkenal Alfa Mart, Lekker Crepes, Indomaret, Metode Komon, Mr.Celup's, Fresh
Corn, Buana Bakery, Yoppy Saln, Primagama, Hop-hop the Bubble Drink, Es
Teler 77, Roti Buana, Ray White, Air/Amira, Video Ezy, Profesionals, Sasec,
Paparons Pizza, Raine Horne, Medicine Shope, The California Fried Chicken,
2 Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar
Media, 2006), hlm. 19
-
3
Crepps and Coins (cc), Crispy Fried Chicken, Lutuye Salon, Ayam Goreng
Fatmawati, English First, Markaz Ritel Waralaba, A&W Family Restaurant, Rudi
Hadi Suwarno Salon, ERA Cel, Wong Solo, Mailbox Distro & Clothing Co,
Coldwell Banker, Hobby Craft, Studia, Kiddy Cuts & Funs Cuts, Sony Sugema
College, LPIA, Bakmi Japos, Steak KQS, Future Kid, Taman Sari Royal Heritage
Sap, Dunkin Donuts, Texas Chicken, Digital Studio Work Shop, LP3I, Wendys,
Wendys Hambergers, Mc.Donald's, LP3N, Malibu Photo Studio, Country Donuts,
ILP, High Scope School, Multiplus, Tea Ball Bubble Drink, Fish Bone, Bebek
Bali, Rahman Jean, Action International, Hartz Chicken Buffet, Julia Jewelry,
Abara Kebab, Boogie, Swensens Ice Cream, Dailly Bread, Laundrette, Tony
Roma's, AMDW, Black Steer Steak. (Source Data: Rekso Research Intellegence
and Partner: 2004).3
Berdasarkan pertumbuhan outletnya paling cepat, maka urutan sepuluh
besar adalah waralaba lokal, sedang waralaba asing hanya tiga buah, itu
menandakan bahwa pola bisnis waralaba amat digemari di Indonesia.
Waralaba, sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia mengingat nama-
nama yang dikembangkan dengan waralaba seperti KFC, Pizza Hut dan merk
dagang asing lainnya. Adapun pengertian dari waralaba menurut Peraturan
Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 adalah perikatan dimana salah satu pihak
diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
3 Ibid., hlm. 16
-
4
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.4
Dari pengertian waralaba tersebut kita ketahui bahwa satu pihak
menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan pihak lain mendapatkan imbalan
atas pemanfaatan hak tersebut. Dari pemanfaatan hak dari satu pihak ke pihak lain
tersebut, maka muncul aturan-aturan yang membahas tentang cara-cara
melakukan kegiatan tersebut seperti yang tertuang dalam peraturan RI nomor 16
tahun 1997.
Orang yang memberikan franchising (waralaba) disebut franchisor
(pewaralaba) sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee
(terwaralaba) setelah adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka
peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai mempunyai
kesempatan untuk sukses. Untuk pelaksanaan franchising dibuat semacam
kontrak antara franchisor dan franchisee, format kontrak ini mencakup rencana
pemasaran, prosedur aliran-aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan usaha
pengembangan bisnis.
Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau franchise
contract. Merek dagang merupakan aset yaang paling berharga bagi franchisor
oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan desain yang spesifik, desain
perabot dan perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang
dirahasiakan merupakan bagian terpenting tetap menjadi franchisor, aset tersebut
hak paten bagi franchisor.
4 Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,
2007), hlm. 69.
-
5
Karena semakin maraknya bisnis waralaba di Indonesia maka penulis
mengangkat masalah pola bisnis waralaba ini dengan menggunakan analisis
SWOT, dikarenakan dalam analisis SWOT terdapat empat unsur yang menjadi
penentu dalam pengambilan keputusan yang strategis. SWOT, singkatan dari S
adalah strenght (kekuatan), W adalah weakness (kelemahan), O adalah
opportunities (kesempatan), dan T adalah threats (ancaman), yang mana semua
itu sangat diperlukan dalam berdirinya suatu usaha.
Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan
dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal
maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan
evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama
perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
perubahan lingkungan eksternal.5
Analisis dampak pengaruh lingkungan eksternal terhadap bisnis banyak
dijumpai dalam literatur manajemen strategik, pendekatan ini mencoba
menganalisis pengaruh lingkungan eksternal dalam dua tahapan kebutuhan.
Kebutuhan pertama, analisis tersebut dilakukan pada saat perusahaan akan
memulai proses penyusunan business plan, termasuk pada saat perusahaan akan
melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak
lingkungan eksternal yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan,
5 Rangkuti Freddy, ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm., 03.
-
6
misalnya melihat sejauh mana pengaruh perubahan lingkungan eksternal terhadap
business process atau kinerja perusahaan.
Jika ditarik benang merah dengan adanya kasus semakin besar minat
masyarakat Indonesia terhadap bisnis waralaba seperti yang dikatakan oleh Jusuk
Soehardja, Development Manager Australian Trade Commision di kedubes
Australia. Bahwa orang Indonesia itu sensitif dengan harga.6 Maka sangatlah
mungkin bahwa bisnis waralaba menjadi pilihan usaha bagi masyarakat Indonesia
daripada usaha pencari laba lainnya, yang mana waralaba adalah bisnis minim
resiko maksim di laba.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan
tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul " Analisis SWOT pada usaha
waralaba (Studi kasus Bakso Kota Cak Man Malang)."
Adapun penulis meneliti permasalahan tersebut adalah: pertama,
pentingnya strategi dalam mengembangkan bisnis waralaba di Indonesia, dengan
analisis SWOT maka strategi-strategi dalam mengembangkan usaha dapat
diketahui sehingga langkah-langkah dalam menjalankan usaha lancar serta dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Kedua, menurut pengamatan penulis, usaha
waralaba belum banyak terdapat dalam judul penelitian skripsi sehingga
mendorong peneliti untuk mengangkat dalam sebuah judul penelitian.
6 INFO FRANCHISE, 10 April- 09 Mei, 2007, hlm 62.
-
7
B. Rumusan Masalah
Setelah mengetahui latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
dapat diambil sebagai berikut:
1. Bagaimana profil usaha Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan
analisis SWOT pada saat ini?.
2. Apa strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan
menggunakan analisis SWOT.
2. Untuk mendeskripsikan strategi Cak Man dalam mengembangkan
usahanya.
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari beberapa penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menjadi suatu landasan dalam menentukan strategi melalui sistem
waralaba agar usaha Bakso Kota Cak Man berkembang.
2. Sebagai bahan masukan bagi Cak Man untuk mengetahui kondisi
bisnis waralaba di Indonesia khususnya di Malang dengan
menggunakan analisis SWOT sehingga dapat menentukan strategi
yang tepat dan dapat meningkatkan potensi perusahan agar
memperoleh keuntungan maksimal.
-
8
3. Hasil penelitian ini tentunya akan sangat berguna bagi peneliti untuk
memperluas pengetahuan baik secara teori maupun praktek.
D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan penelitian
Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam skripsi ini
dan agar tidak melebarnya pembahasan, maka penulis perlu memberikan ruang
lingkup dan keterbatasan penelitian yang akan dibahas adalah perkembangan
usaha waralaba Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan analisis SWOT
sebagai upaya-upaya Cak Man dalam pengambilan keputusan strategis untuk
mengembangkan usahanya, serta pembatasan obyek penelitian hanya dilakukan di
kota Malang saja, mengingat bahwa outlet Bakso Kota Cak Man juga sudah
tersebar di luar kota Malang.
E. Definisi Operasional
Dalam pembahasan skripsi ini agar terfokus lebih pada pembahasan yang
akan dibahas sekaligus menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-
istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan
batasan-batasannya. Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Dan analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dari
hasil pengolahan Analisis SWOT maka diperolehlah beberapa strategi,
-
9
dan pengertian strategi menurut Stephanie K. Marrus, didefinisikan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7
2. Strengts atau kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan
oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk
yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat
diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana dapat
membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya.
3. Weakness atau kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam
hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau
kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.
4. Opportunity atau peluang adalah berbagai hal dan situasi yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, kecenderungan-
kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.
Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada
situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta
membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat
memberikan peluang bagi perusahaan
5. Threats atau Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan
7 Husein Umar, Strategic Management In Action (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm., 31.
-
10
menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa
sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu
utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.
Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya
kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan
tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan
6. Usaha adalah dagang, perdagangan.8
7. Franchise atau bisa disebut juga waralaba adalah suatu bentuk
kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin
kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak
intelektualnya, seperti nama, merek dagang produk dan jasa serta
sistem operasi usahanya.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan ini, maka sistematika pembahasannya adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari beberapa bagian mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.
8 Ibid., hlm 1601.
-
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang kajian teoritis yang memuat teori-teori yang berkaitan
dengan judul penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Berisi tentang deskripsi data yang memuat gambaran objek penlitian mulai
dari sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man, tujuan usaha Bakso Kota Cak Man
dan lokasi usaha.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berisi jawaban dari masalah penelitian tentang hubungan Cak Man dengan
mitra kerjanya berdasarkan sistem franchise dengan analisis SWOT dan strategi
Cak Man dalam mengembangkan usahanya melalui sistem waralaba.
BAB VI PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dalam bab ini dikemukakan
tentang uraian-uraian yang berkaitan dengan judul saran-saran yang dapat
menujang pengembangan usaha Bakso Kota Cak Man demi tercapainya
keuntungan yang maksimal dalam usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembahasan tentang analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).10
Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal
yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu
strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan
dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi
kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang
timbul dan harus dihadapi dengan tepat.
10Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 18.
-
13
Diagram analisis SWOT 11
Sel 3 Sel 1
Mendukung strategi berbenah Mendukung strategi Agresif
Sel 4 Sel 2
Mendukung strategi defensif Mendukung strategi diversifikasi
Sel 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
11Ibid., hlm 19.
Berbagai Peluang
Kelemahan Internal
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman
-
14
Sel 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik
Sel 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan
atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan
peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam
perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul.
2. Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT.
Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh
perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga
mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi
masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain:
a. Kekuatan (Strenght).
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat
diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk
-
15
yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat diandalkan serta
berbeda dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para
pesaingnya.
Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber daya, keterampilan,
atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar
yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi
khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.
Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan
pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.12
b. Kelemahan (Weakness).
Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan
dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau
kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas,
sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra
merek dapat merupakan sumber kelemahan.13
c. Peluang (opportunity).
Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan.
Situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan,
kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.
12Pearce. Robinson, Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Jilid 1 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), hlm,. 231 13Ibid.
-
16
Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi
persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta membaiknya hubungan
dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.14
d. Ancaman (Treats).
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan
yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang
diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,
perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan.15
Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang
peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh
perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan bahwa analisis SWOT
merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan
tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga
sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat
dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus
dihadapi.
14Ibid,. hlm. 230 15Ibid.
-
17
Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan
acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan
alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.
e. Manajemen Strategi
Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan
dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal
maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan
evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama
perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
perubahan lingkungan eksternal.
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendaya
gunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut 16. Ada beberapa konsep yang sangat menentukan suksesnya strategi yang
disusun antara lain:
1) Distintinctive Competence menjelaskan kemampuan spesifik yaitu
suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru
oleh perusahaan pesaing yang meliputi keahlian tenaga kerja dan
kemampuan sumber daya.17
16Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 4 17Ibid,. hlm. 5
-
18
Menganalisis lingkungan
Menganalisis sumber daya
organisasi
Identifikasi kekuatan dan kelemahan
Merumuskan strategi
Melaksanakan strategi
Mengevaluasi hasil
Mengidentifikasi peluang dan ancaman
Mengidentifikasi misi organisasi sekarang, tujuannya,
strateginya.
2) Competetive Adventage menjelaskan keunggulan bersaing oleh pilihan
strategi dilakukan untuk merebut peluang pasar meliputi cost
leadership, diferensiasi dan fokus18.
Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses yang mencakup
perencanaan strategi, pelaksaanaan dan evaluasi seperti pada diagram berikut
ini.19
Analisis SWOT
18Ibid. 19Stephen P. Robbins and Marry Coulter, Management, Sixth Edition, terj., T. Hermaya. (Jakarta: PT Prenhallindo, 1999), hlm. 225
-
19
B. Pembahasan tentang waralaba
1. Pengertian Bisnis Waralaba
Jika kita mendengar istilah franchise maka, otomatis yang ada dibenak
kita adalah restoran siap saji ala Amerika karena konon istilah franchise memang
berasal dari negeri Paman Sam tersebut. Akan tetapi, sesungguhnya franchise
tidak hanya milik restoran ala Amrik saja, secara spesifik franchise atau dalam
istilah Indonesianya adalah waralaba tak ubahnya sebuah pola bisnis maupun pola
pemasaran yang melibatkan kerjasama dua belah pihak.
Sedangkan pengertian dari waralaba adalah terjemahan bebas dari kata
franchise dimana menurut peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 tanggal
13 Juni 1997, pengertian waralaba (franchising) adalah suatu bentuk kerjasama
dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima
waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merk
dagang produk dan jasa dan sistem operasi usahanya.20
Kata franchise berasal dari bahasa Perancis (franchise) yang berarti bebas
dari kungkungan atau belenggu(free from servitude). Menurut Prof. Dr. Winardi,
SE, franchise berarti hak istimewa dari pemerintah untuk sebuah badan usaha.21
Hisrich Peters memberikan definisi franchising maybe defined as an
arrangement where by the menu facturer or sale distributor of a trademarked
product or service gives exclusive rights of local distribution to independent
20Sarosa, Pietra, RFA, Mewaralabakan Usaha Anda Panduan Praktis dan Komprehensif Mengembangkan Usaha dengan Sistem Waralaba (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 2 21Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 43
-
20
retailers in return for their payment of royalties and conformance to standardized
operating procedures.
(artinya: franchising didefinisikan sebagai pelimpahan dari pabrikan atau
distributor suatu produk atau jasa yang diberikan kepada agen-agen lokal atau
pengecer dengan membayar sejumlah royalti).22
Menurut Karamoy adapun kata waralaba berasal dari wara yang berarti
lebih istimewa dan laba berarti untung. Jadi, kata waralaba berarti usaha yang
memberikan keuntungan lebih atau istimewa.23
Dari beberapa pengertian di atas dapat disederhanakan bahwa bisnis
waralaba melibatkan dua belah pihak menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 16
tahun 1997 yaitu:
a. Pewaralaba (franchisor).
Pemberi waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimilikinya.
b. Terwaralaba (franchisee).
Penerima waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, ciri khas yang dimiliki pemberi
waralaba.24
22Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: Alfabeta, 2006),
hlm,. 143 23Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 44 24Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,
2007), hlm. 69.
-
21
Waralaba lebih menguntungkan daripada bisnis tradisional maka dari itu
terus berkembang dari tahun ke tahun.
Waralaba merupakan salah satu format bisnis yang digemari karena risiko
kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru terutama
bagi pebisnis pemula.
Ada dua jenis waralaba yang biasa dijalankan oleh pebisnis Tanah Air.
Pertama, waralaba format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada
franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem
yang dimiliki franchisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pebisnis di
Indonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan komprehenship tentang tata
cara menjalankan bisnis. Termasuk di dalamnya pelatihan dan konsultasi usaha
dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia,
pemeliharaan, pengembangan bisnis.
Berbeda dengan waralaba format bisnis, waralaba jenis kedua yaitu
waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan
pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan
menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi
penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan
menyediakan jasa orang untuk pengambilan keputusan. Franchisor membuat
operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang
bagaimana melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis,
bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan
operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service,
-
22
perawatan dan sebagainya, penyimpangan terhadap manual operasional dapat
menyebabkan franchisee kehilangan hak waralaba.
Bagi franchisor, waralaba merupakan sarana pengembangan bisnis yang
tidak memerlukan banyak modal25. Karena waralaba merupakan alternatif dalam
mengembangkan usaha kecil menengah (UKM) dengan bantuan modal dari
franchisee yang juga ikut menanggung resiko dan berdedikasi tinggi, maka
pertumbuhan perusahaan dapat berjalan lancar dan ringan. Sedangkan bagi
franchisee, waralaba adalah cara memiliki bisnis sendiri tanpa resiko26, dan
franchisee dapat merintis bisnis lain tanpa berpusing kepala, dapat menggunakan
nama yang sudah terkenal tanpa harus merintis dari awal, dan juga dapat
menumpang iklan. Dan bagi pelanggan, waralaba menawarkan nama produk atau
perusahaan yang sudah populer27, sehingga jenis dan rasa yang ditawarkan sama
dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sebagai franchisor dan franchisee dalam menjalankan waralaba perlu
pemahaman diri sendiri, apa yang akan dikerjakan dan apa yang diperoleh.
Berikut ini beberapa ketentuan yang perlu diketahui28.
a. Jangan berharap cepat kaya
Setiap bisnis bagaikan berjudi, walau waralaba merupakan sistem
pengembangan bisnis yang baik, tetapi tidak punya kepastian baik bagi
framchisor maupun franchisee, perlu kesabaran yang tinggi, keuntungan pasti
datang tetapi perlu proses yang panjang.
25Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli
& Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,17 26Ibid.,hlm 18 27Ibid.,hlm 19 28Ibid.,hlm 26
-
23
b. Apakah dapat sukses?
Ada banyak pilihan bisnis, tetapi menjalankan outlet yang diwaralabakan
atau perusahaan waralaba bukan bisnis yang mudah. Sebagai franchisee harus
tahu cara mengelola outlet dari buka sampai tutup, sebagai franchisor, harus
bekerja keras. Ini merupakan tantangan yang memerlukan stamina dan keteguhan
hati.
c. Apakah waralaba cocok dengan keinginan?
Waralaba pada dasarnya mengikuti program orang lain, maka orang yang
berjiwa mandiri biasanya tidak cocok sebagai franchisee yang baik. Sebagai
franchisor, anda harus mendidik, mendukung, dan memberi inspirasi kepada
franchisee. Jika tidak berjiwa besar maka tidak akan menjadi franchisor yang
sukses.
d. Bersikap realistis terhadap tujuan dan waktu yang dialokasikan.
Dalam menjalankan usaha pastilah memiliki ambisi dan tujuan baik
franchisor maupun franchisee, tetapi harus realistis terhadap tujuan yang akan
dicapai agar tidak gagal di kemudian hari.
e. Faktor penting lainnya adalah status keuangan, dukungan keluarga,
keahlian manajemen, dan temperamen.
Waralaba merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang
melibatkan dua pihak franchisor dan franchisee. Sistem ini merupakan suatu kiat
untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses dengan demikian, dalam
sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses dan kesuksesan yang
diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain.
-
24
Manfaat utama dari franchisor yang sukses adalah pengurangan resiko dan
investasi modal yang diperlukan untuk suatu keperluan internal namun demikian,
ia memiliki tanggung jawab tambahan atas bisnisnya yang menuntut banyak
usaha. Bagi franchisee dapat memiliki suatu sistem yang teruji yang dimiliki oleh
franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan nama dagang yang sudah
diterima khalayak29.
Mekanisme kerja dalam waralaba berdasarkan prinsip kesetaraan dan
saling menguntungkan. Kesetaraan berarti hubungan kerja antara franchisor dan
franchisee bersifat horisontal, tidak seperti hubungan atasan dan bawahan
kalaupun ada hubungan yang bersifat vertikal, semata-mata itu kewajiban
franchisee dalam mengikuti sistem dan aturan yang ditetapkan franchisor. Saling
menguntungkan berarti masing-masing pihak menciptakan sinergi untuk
mencapai tingkat laba optimal dan dibagi proposional.
Dalam usaha waralaba, bentuk kerjasama dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu aspek formal dan relasional. Aspek formal landasan yang paling penting
adalah perjanjian kerjasama yang dituangkan dalam dokumen tertulis. Sedangkan
aspek relasional adalah kerjasama yang bersifat operasional dan tidak menutup
kemungkinan juga bersifat hubungan emosional. Dalam hal ini kedua belah pihak
sudah harus sepakat untuk melakukan hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan tersebut dengan penuh kejujuran dan saling percaya.30
29Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 49 30Ibid.,hlm 55
-
25
Aspek keuangan yang utama dalam bisnis waralaba adalah sebagai
berikut:31
a. Biaya waralaba awal (Up Front fee / Initial Franchise Fee) atau lazim
disebut fee saja.
Biaya ini dibebankan kepada franchisee untuk semua jasa yang
disediakan, termasuk biaya rekruitmen sebesar biaya pendirian yamg dikeluarkan
oleh franchisor untuk kepentingan franchisee.
Jumlah dan jangka waktu pembayaran awal dicantumkan di dalam
perjanjian. Pembayaran yang telah diserahkan sepenuhnya menjadi milik
franchisor dan tidak dapat dikembalikan kecuali disebutkan di dalam perjanjian.
Fee awal diperlukan oleh franchisor untuk membantu franchisee terdiri
dari:
1) Bantuan pra operasi dan awal operasi bisnis waralaba.
2) Pembuatan manual operasi untuk digunakan franchisee.
3) Penyelenggaraan pelatihan awal (initial training) dan biaya
konsultasi, khususnya pada operasi bisnis waralaba.
4) Biaya promosi / periklanan khususnya untuk promosi menjelang
pembukaan perusahaan (grand opening franchisee).
5) Seleksi pemilikan / seleksi lokasi.
b. Royalti
Menurut Karamoy biaya yang ditarik oleh franchisor secara rutin
diperlukan untuk membiayai pemberian bantuan tekhnik, manajemen, atau
31Ibid.
-
26
promosi kepada franchisee secara berkelanjutan selama kedua belah pihak terikat
dalam perjanjian.
Umumnya dalam perjanjian waralaba menyebutkan bahwa franchisee
membayar sejumlah biaya waralaba (royalti) kepada franchisor berdasarkan
besarnya penjualan. Isinya antara lain mengenai:
1) Dasar pembayaran biasanya berdasarkan penjualan kotor (gross
sales).
2) Tingkat royalti seminimum mungkin terutama ditempat franchisee
memperoleh hak atas wilayah tertentu tanpa persyaratan tingkat
kuota terendah.
3) Pembayaran secara periodik (mingguan, bulanan, dan sebagainya)
4) Waktu pembayaran, misalnya setiap hari kamis, atau berdasarkan
penjualan pada minggu sebelumnya, setiap tanggal sepuluh
berdasarkan penjualan pada bulan sebelumnya dan sebagainya.
Besarnya fee awal dan royalti masing-masing perusahaan yang menganut
waralaba memang berbeda-beda, tidak semua jenis fee atau royalti disyaratkan
oleh franchisor. Setiap franchisor mempunyai kebijakan sendiri dalam
menentukan jenis fee atau royalti.
Dalam waralaba terdapat perjanjian yang melibatkan kedua belah pihak.
Agar perjanjian berjalan mulus, franchisor harus menyampaikan semua informasi
yang berhubungan erat dengan perusahaannya kepada franchisee, sehingga
franchisee dapat mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah akan
membuat perjanjian waralaba atau tidak.
-
27
Menurut Amir Karamoy, disclosure document (dokumen pengungkapan)
itu membuat informasi mengenai:
a. Latar belakang franchisor, status hukum, pemilik (pemegang saham),
live of business.
b. Latar belakang pengalaman direksi dan kunci perusahaan.
c. Pengalaman bisnis.
d. Penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan litigasi
e. Riwayat kebangkrutan (bankrupty history).
f. Gambaran program waralaba.
g. Uang muka yang dibayar franchisee (up front fee).
h. Biaya-biaya lain, misalnya ketentuan, jumlah investasi dan
permodalan.
i. Kewajiban membeli atau menyewa bahan baku, peralatan atau real
estate.
j. Pengaturan biaya, khususnya tentang royalti atau pembiayaan berkala,
komisi, pinjaman dari bank.
k. Pengaturan wilayah ekslusif dan teritorial.
l. Pengaturan penggunaan merek dagang, logo, dan tanda-tanda
komersial.
m. Hak paten dan hak cipta.
n. Kewajiban franchisee kepada franchisor.
o. Pengaturan perpajakan kontrak, terminasi, pengalihan dan hal-hal yang
berhubungan dengan perjanjian waralaba.
-
28
p. Laporan situasi keuangan franchisor.
q. Perkiraan pendataan dan informasi perkembangan jumlah franchisee.
2. Keuntungan dan kerugian sistem waralaba
Dalam melakukan suatu kegiatan usaha pastinya berhadapan dengan dua
kata ini yaitu keuntungan dan kerugian, apalagi dalam sistem waralaba ini yang
melibatkan dua belah pihak, sedangkan keuntungan yang jelas bagi franchisee
adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal,
keuntungannya antara lain:
a. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan
diterima oleh umum.
b. Franchisee tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk
memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.
c. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor,
dia dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat
diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen
personalia, marketing dan produksi.
d. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak,
kontrol persediaan dan sebagainya.
e. Pengetahuan tentang pasar, karena pengetahuan tentang pasar sudah
begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail
untuk menghadapi pasar lokal. Hal ini sangat penting karena pasar
regional atau pasar lokal ada kesamaan dan juga ada perbedaan.
Masalah persaingan, media promosi, selera masyarakat perlu
-
29
diperhatikan, untuk mengatasi hal ini maka franchisor dapat
memberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan masalah yang
dijumpai.
f. Pengawasan. Satu hal yang dihadapi oleh wirausaha pada permulaan
berbisnis adalah menjaga kualitas produk dan layanan. Franchisor
akan memberikan nasihat-nasihat dalam bidang pengawasan ini.32
Menurut Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia
(AFI) agar keuntungan tidak berubah menjadi kerugian maka yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Menjaga mutu secara konsisten, penampilan bersih, rapi,
menyenangkan dan bergengsi.
b. Memiliki konsep bisnis yang jelas, berpengalaman dalam mengatasi
berbagai persoalan yang muncul dan telah terbukti keberhasilannya.
c. Bisnis mempunyai keunikan tersendiri sehingga tidak dimiliki
pesaingnya.
d. Keunggulan itu telah dibakukan secara tertulis, mulai dari pemilihan
lokasi, perijinan, analisa bisnis seperti jam operasional, sistem
manajemen dan sebagainya.
e. Pemasaran, pelatihan dan pengawasan harus jelas agar mutu tetap
terjaga, itu sebagai bukti dukungan pemilik waralaba pada mitra
usahanya.
32Buchari Alma, op.cit,. hlm. 144
-
30
f. Dengan standar operasi yang ada, ilmu bisa diajarkan dan mudah
dipelajari orang lain dengan baik dan benar.
g. Potensi pasar yang besar.
h. Keuntungan pasti diperoleh bila bisnis dijalankan dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan, keuntungan itu bukan sesaat, melainkan jangka
panjang.
i. Perjanjian bisnis yang jelas, setara antara pihak yang terlibat, saling
menguntungkan dan memiliki dasar hukum yang kuat.
j. Ciri utama bisnis waralaba adalah kesempatan mandiri, dukungan
pemasaran, kesempatan menggunakan nama dan jaringan, dan
dilandasi perjanjian. 33
Menurut karamoy keunggulan dari sistem waralaba adalah:34
a. Keunggulan bagi pewaralaba
1) Metode perluasan pasar (market expansion).
Suatu wilayah pasar atau suatu pasar yang baru mudah
dikembangkan, karena nama citra pewaralaba dapat meluas dengan
cepat melalui unit-unit usaha waralaba.
2) Alternatif sumber dana.
Modal untuk memperluas usaha lebih kecil, karena sebagian besar
biaya untuk mendirikan unit usaha baru dipikul oleh pemegang
waralaba.
33Zainal Abidin, klinik bisnis (http: // republika. co.id/, diakses 27 Desember 2005). 34Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 67
-
31
3) Tingkat laba lebih tinggi yang diperoleh dari up front fee dan
royalti, peralatan dan suplai bahan baku, konsultasi dan
sebagainya.
4) Tingkat kegagalan rendah.
b. Keunggulan bagi terwaralaba
1) Memulai suatu bisnis dengan kepercayaan diri yang tinggi, karena
didukung oleh pewaralaba.
2) Menjalankan bisnis secara efisien karena memiliki sistem bisnis
yang sudah mapan.
3) Akses pasar dan perbankan terbuka.
4) Tingkat kegagalan rendah.
Setelah mengulas segala keuntungan dari sistem waralaba baik dari pihak
franchisor maupun franchisee maka dalam sistem inipun ada kelemahannya
antara lain: 35
a. Kurangnya pengawasan langsung
Outlet sudah bukan milik franchisor, meskipun namanya terpasang,
outlet itu milik franchisee. Sebagai pemilik perusahaan dapat memecat
karyawan tetapi sebagai franchisor tidak dapat memecat franchisee
seenaknya karena menyangkut hubngan kerjasama kedua belah pihak.
35Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli & Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,65
-
32
b. Kinerja franchisee jelek. Ada dua penyebab kinerja franchisee jelek
yaitu:
1) Franchisee tidak diberi pelatihan dengan baik atau tidak kompeten
saat menghadapi masalah tertentu.
2) Franchisor egois dan menganggap tidak ada yang sekaliber dia.
c. Sulit mencari franchisee yang memenuhi syarat meskipun banyak
franchisee potensial, namun peluang menjadi franchisee juga banyak.
-
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian.
Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Pengertian dari penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut, dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.36 Penelitian kualitatif
menggunakan metode kualitatif, metode ini digunakan karena beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.37
Sedangkan jenis penelitin yang digunakan adalah studi kasus (case studi).
Menurut Nana Syaodih S bahwa studi kasus merupakan suatu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program,
36Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2004),hlm,.4-5 37Ibid,. hlm, 9-10
-
34
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu
atau ikatan tertentu.38
Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa
keuntungan. Lincoln dan Guba39 mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus
meliputi hal-hal berikut:
a. Studi kasus merupakan sarana utama menyajikan pandangan subjek
yang diteliti.
b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
c. Studi kasus merupakan sarana yang efektif untuk menunjukkan
hubungan antara peneliti dan responden.
d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi
internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi
faktual tetapi juga keterpercayaan.
e. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian
atas transferbilitas.
f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan
bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Sama seperti jenis penelitian kualitatif lainnya, setiap analisis kasus
didasarkan wawancara, pengamatan, data dokumenter, kesan pernyataan
mengenai kasus yang diteliti tersebut.
38Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005),
hlm.,64 39Deddy Mulyana, Metode penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu
social lainnya (Bandung: PT. ROSDAKARYA,2004), hlm., 201
-
35
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama. Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan
data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya.40
Jadi kunci dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena bertindak
sebagai instrumen sekaligus pengumpul data sedangkan instrument lainnya
hanyalah berfungsi sebatas pendukung tugas peneliti
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. W.R. Supratman C-1 Kav. 13-14 yaitu pusat
(franchisor) Bakso Kota Cak Man
Berdasarkan keberhasilan yang telah diraih Bakso Kota Cak Man tersebut,
merupakan alasan peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai strategi dalam
mengembangkan usahanya.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jadi kata-kata dan
tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data
utama dan dokumen atau sumber tertulis lainnya merupakan data tambahan.41
Sumber data menunjukkan asal informasi diperoleh. Data harus diperoleh
dari sumber yang tepat, jika data tidak tepat, maka mengakibatkan data yang
40Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.168 41Ibid., hlm. 112
-
36
terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun sumber data yang
dimanfaatkan adalah:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung
dari lapangan.42 Jadi data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan
dan pencatatan lapangan. Yang menjadi data primer adalah:
a. Pimpinan Bakso Kota Cak Man
b. Bagian Manajemen Bakso Kota Cak Man
c. Bagian Administrasi Bakso Kota Cak Man
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan.43 Data ini digunakan
untuk melengkapi data primer yang telah ada. Data ini berupa gambaran umum
tentang obyek penelitian yakni latar belakang obyek penelitian, tujuan dan
sebagainya.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengertian observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan,
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba dan pengecap.44
42S. Nasution, Metode Research (Bandung: Jammars, 1991), hlm,.185 43Ibid. 44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm,.133
-
37
Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati dan memperoleh data
tentang bagaimana strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya melalui
sistem waralaba.
2. Metode Interview
Metode interview merupakan metode pengumpulan data dengan
wawancara atau tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari obyek peneliti.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda.45
F. Analisis Data
Menurut Bodgan dan Biklen (1982) analisis data kualitatif merupakan
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.46
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
45Ibid,. hlm.,135 46Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.248
-
38
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.47
Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan
tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Cak Man dalam
mengembangkan usahanya.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat
kemungkinan alternatif strategis.48
Diagram matrik SWOT.49
IFAS
EFAS
STRENGTS (S)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan
internal
WEAKNESS (W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan
internal
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10 faktor peluang
eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
THREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor ancaman
eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
47Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm., 89 48Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 31 49Ibid,.
-
39
a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain
faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk
merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strength and
weakness
b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain
faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk
merumuskan faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and
threaths.
c. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
d. Strategi ST
Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
e. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
f. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
-
40
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Pengecekan keabsahan temuan sangat diperlukan agar data yang
dihasilkan dapat dipercaya dan dipertangung jawabkan secara ilmiah.
Peneliti mengunakan tekhnik triangulasi untuk pengecekan keabsahan
temuan. Triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tekhnik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.50
H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memakai tiga tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan observasi pendahuluan sebagai acuan dan gambaran
umum obyek yang diteliti. Sebelum meneliti, peneliti mempersiapkan rancangan
atau desain penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih teratur dan terarah.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Pengajuan judul dan proposal ke jurusan, dalam hal ini adalah jurusan
pendidikan IPS.
b. Konsultasi proposal ke dosen pembimbing.
c. Melakukan kegiatan kajian pustaka yang sesuai dengan judul
penelitian.
50Ibid,. hlm.,83
-
41
d. Menyusun metodologi penelitian
e. Mengurus surat izin penelitian kepada jurusan pendidikan IPS fakultas
tarbiyah UIN Malang dan izin kepada pemilik Bakso Kota Cak Man
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian karena
pada tahap ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan seperti
observasi, wawancara dan sebagainya, guna memperoleh data yang diperlukan
dengan cara:
a. Mengadakan observasi langsung ke franchisor maupun franchisee
Bakso Kota Cak Man Malang.
b. Melakukan wawancara kepada subjek penelitian
c. Menggali data penunjang melalui dokumen-dokumen yang
diperlukan
d. Pengolahan data dilakukan dengan cara data-data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan tekhnik analisis
data yang telah ditetapkan.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian adalah tahap akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap
ini peneliti menyusun dan menganalisis data yang diperoleh kemudian
disimpulkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian ini meliputi:
a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian
-
42
b. Menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu berkonsultasi
kepada dosen pembimbing
c. Ujian pertanggung jawaban hasil penelitian di dewan penguji.
d. Penggandaan dan menyampaikan laporan hasil penelitian kepada
pihak yang berwenang dan berkepentingan
-
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man
H. Abdur Rachman Tukiman yang akrab dipanggil Cak Man, dilahirkan
tanggal 4 April 1961 dari pasangan keluarga petani, Ibu Paijem dan Bapak
Saimun di sebuah dusun kecil di lereng Gunung Wilis, Desa Sumurup, Kecamatan
Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Berawal dari berjualan keliling dengan
gerobak, ternyata bakso yang selama ini dipikulnya keluar-masuk gang laris-
manis terjual habis, dari hari ke hari omzetnya senantiasa meningkat dan akhirnya
berkembang pesat. Cak Man memutuskan untuk membangun merk dagang yaitu
dengan nama Bakso Kota Cak Man untuk ketahap yang lebih besar dan jangka
waktu yang panjang karena selama ini Cak Man merasa bahwa telah cukup
menimba ilmu memasak bakso dan lebih berpengalaman.
Cak Man memberi merek Bakso Kota karena bakso kotalah nama ynag
tepat, karena nama ini mencerminkan cita-cita Cak Man sejak kecil yaitu ingin
tinggal di kota dan layaknya orang kaya yang serba kecukupan sandang, pangan,
papan dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi serta ilmu agama anak cucu
kelak dikemudian hari. Sejak saat itulah Cak Man menggunakan nama bakso kota
dan untuk memperluas jaringan. Cak Man memiliki visi ke depan yang sangat
kuat, hal ini dibuktikan dengan Cak Man senantiasa mengikuti lokakarya dan
-
44
penyuluhan yang salah satunya adalah tentang hak atas kekayaan intelektual
(HAKI).
Tahun 2001, Cak Man mengajukan permohonan hak paten terhadap merek
dagangnya BAKSO KOTA Cak Man kepada instansi pemerintah yang
berwenang. Pada tahun 2002 secara resmi Dirjen HAKI, Departemen Kehakiman
dan HAM menerbikan Sertifikat Merek tanggal 14-3-2002 No.J00-01-04385.
Suatu ketika, reputasi baik Bakso Kota Cak Man ini, membuat Saudara
Noercholis, Pegawai Dirjen Pajak Departemen Keuangan Jakarta tertarik
membuka beberapa cabang di Jakarta pada tahun 2004-2005 dan sekaligus
sebagai konsultan manajemen pengembangan usaha. Oleh karena jarak yang
begitu jauh sehingga komunikasi tidak berjalan sebagaimana diharapkan, akhirnya
pada awal tahun 2006 kerja sama tersebut dihentikan dan diganti oleh Saudara
Drs. Gatot Sujono, MA, mantan pegawai Dirjen Anggaran dan pengajar tidak
tetap pada BPLK, Departemen Keuangan yang sekarang berprofesi sebagai Dosen
di STIE Malangkucecwara Malang.
Setelah dilakukan pembenahan manajemen, maka untuk kepentingan
terjaminnya pengembangan usaha dalam format waralaba (franchising), pada
bulan Februari 2007 Cak Man mendirikan sebuah badan usaha dalam bentuk
Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT KOTA JAYA yang berkedudukan di
Malang. Hubungan merk dagang Bakso Kota Cak Man dengan PT. KOTA JAYA
yang mana suatu badan usaha sebagai pemegang merk dalam pengembangan
Bakso Kota Cak Man dan dengan usaha sungguh-sungguh akhirnya sampai
-
45
sekarang telah dibangun kerjasama dengan para investor (franchisee) di seluruh
penjuru nusantara (per awal Maret 2008 sebanyak 81 outlet).
Standar mutu bagi kehalalan, kerahasiaan dan keunikan, Cak Man
menempatkan satu juru masak dan satu asisten yang handal juga terpercaya di
setiap cabang atau gerai. Sedangkan untuk menjaga kesegaran semua produk
bakso beserta variannya dimasak di masing-masing gerai dengan menggunakan
daging sapi segar (fresh meat) yang bumbunya dipasok dari Malang. Dalam
rangka kegiatan promosi, Cak Man telah menciptakan Rekor MURI dalam hal
membuat bakso terbesar berdiameter 1.65 meter pada tanggal 8 Juli 2007 di ITC
Mega Grosir Surabaya.51
2. Lokasi Usaha
Bakso Kota Cak Man adalah salah satu usaha yang menggunakan
sistem waralaba dari sekian banyak usaha produk makanan lainnya, sehingga
tidaklah heran di luar Kota Malang kita menemukan brand Bakso Kota Cak Man,
di Kota Malang sendiri mempunyai tujuh outlet.
Daftar outlet Bakso Kota Cak Man (per Mei 2008) berdasarkan data
yang masuk di bagian administrasi PT.KOTA JAYA.
KOTA NO ALAMAT
1 Jl. Indragiri No. 48 C
2 Jl. Manyar Kertoarjo
3 ITC Mega Grosir
SURABAYA
4 Royal Plaza
51 Dokumen, profil Bakso Kota Cak Man, 2008
-
46
5 Mega Mall Batam Center Lt.1
6 Komplek Penuin Center Blok F
BATAM
7 Food Court Panbill Mall Lt.3
8 Jl. Bintaro Raya No. 49
9 Jl. Cinere Raya No. 99B
10 Bumi Serpong Damai
11 Jl. Boulevard Raya Blok K4 No. 6 Kelapa Gading
12 Jl. Pluit Raya No. 17
13 Jl. Dewi Sartika No. 160
14 Plaza Semanggi
15 Food Court 2 Mall Ambassador
16 Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 48
JAKARTA
17 Food Court Cibubur Junction
18 ITC Cempaka Emas
19 Jl. Arteri Kelapa Dua
20 Jl. Dr. Saharjo No. 100 C
21 Jl. Fatmawati Raya No. 55 B
22 Supermega Mall Bekasi
23 Jl. Raya Margonda Depok
24 Food Court Pasar Festival Kuningan
25 Elektronik City Building Lt. 2, SCBD
26 Jl. TB. Simatupang
27 Jl. Balai Pustaka Timur No. 4C
-
47
Rawamangun
28 ITC Depok
29 Jl. RC. Veteran No. 8 Bintaro
30 Ruko Taman Palem D7/28 Cengkareng
31 Tanjung Duren
32 Mall Cijantung Lt. 3 No. 23-26
33 Lippo Karawaci TANGERANG
34 Jl. Raya Kelapa Puan Blok AD 14
No.38-39 Serpong
BOGOR 35 Jl. Pajajaran
36 Jl. KH. Noer Ali No.200 BEKASI
37 Ruko Kemang Pratama AL No. 9
SAMARINDA 38 JL. Kadri Oening No. 98A
39 Jl. Adipati Ukur BANDUNG
40 Jl. Cimahi
41 Komplek Ruko Panakukang Mas MAKASAR
42 Pantai Losari
BALIKPAPAN 43 Jl. Jend. Sudirman Blok H
MANADO 44 Jl. Piere Tendean
TOMOHON 45 Jl. Raya Tomohon Lingk.7 Sulut.
BITUNG 46 Jl. Dr. Sam Ratulangi No.6,
Pakadoodan, Bitung Tengah
-
48
47 Jl. Setiabudi No.58
48 Jl. Sakti Lubis
MEDAN
49 Jl. Jend. Sudirman No.101 Binjai
50 Jl. Setiabudi No.113B
51 Jl. Prof. Hamka No.19 Ngaliyan
SEMARANG
52 Jl. Majapahit No. 114D
SOLO 53 Jl. Gajah Mada No. 154A
JEMBER 54 Jl. Trunujoyo
55 Jl. Teuku Umar BALI
56 Jl. Raya Tuban Kuta Bali
MOJOKERTO 57 Jl. Pahlawan
JOMBANG 58 Jl. Wachid Hasyim No. 122B
GRESIK 59 Jl. Jend. Sudirman
PANDAAN 60 Food Terrace Taman Dayu
BANGIL 61 Jl. Raya Pasuruan
62 Jl. Panglima Sudirman
63 Jl. Veteran No. 35
PASURUAN
64 Kafetaria Kolam Renang Tirto Kencono
KEDIRI 65 Jl. Kusuma Bangsa
LUMAJANG 66 Jl. Brigjen Slamet Riyadi
BANYUWANGI 67 Jl. Diponegoro Genteng
TERNATE 68 Jl. Monomutu Raya
-
49
PADANG 69 Komp. Ruko Jl. Damar No. 48D
70 Komp. Ruko Jl. R. Soekarno PALEMBANG
71 Jl. Sumpah Pemuda Bi No. 10A
72 Jl. WR. Supratman
73 Jl. Letjen S. Parman
74 Jl. Bantaran
75 Jl. Ciliwung
76 Jl. Kol. Sugiono
77 Jl. Soekarno Hatta
MALANG
78 Jl. Zainul Arifin
LAMPUNG 79 Jl. RA. Kartini
BANJARMASIN 80 Jl. H. Anang Adenansi No.7
AMBON 81 Jl. A.Y. Paty
KEPANJEN 82 Jl. A. Yani No. 8
BANJARBARU 83 Jl. Panglima Batur No.44
Seiring dengan berjalannya waktu dan Cak Man sukses dengan usaha
baksonya, maka tak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lain pada akhirnya
juga mendirikan usaha bakso bahkan juga menciptakan variasi produk bakso yang
bahannya selain dari daging sapi dan bentuknya juga beraneka ragam. Adapun
pesaing-pesaing yang muncul dan mendirikan usaha di Malang terdapat empat
pesaing berdasarkan observasi peneliti di lapangan pada tanggal 21-24 Agustus
2008 adalah:
-
50
a. Baso Seafood Nyus bahan olahan semua terbuat dari ikan laut juga
bersistem bisnis franchise, outlet pusat bertempat di Jl. Terusan Tidar
Sakti No.1 Malang dan Jl. Borobudur.
b. Bakso President dengan slogannya pelopor baso variasi, sudah lama
berdiri di Malang sejak akhir tahun 1990 sampai sekarang.
c. Baso keju dengan slogannya tak selamanya Baso itu Bulat mempunyai
ciri khas sendiri yaitu bentuk yang tidak bulat dan berbagai macam
variasi isi ada keju, coklat , buah anggur, cherry, dan masih banyak
variasi lainnya. Outlet pusat Baso Keju Jl. Kawi atas No. 36 Malang.
d. Baso Gun, baso ini keberadaannya mudah sekali dijumpai di Kota
Malang, berinovasi dalam penyajian ala steamboat yakni penyajian
kuah mendidih di atas kompor gas kecil dan pembeli merebus baso
yang ingin dinikmati.
Selain nama-nama di atas masih banyak penjual yang membuka usaha
bakso di Kota Malang ini dari yang sudah dikenal masyarakat sampai yang
menjual bakso dengan memakai gerobak, itu semua bisa menjadi pesaing bisnis
Cak Man. Seperti yang diungkapkan Cak Man sebagai berikut:
"Ancaman itu bisa datang darimana saja dan sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan adalah ancaman dari dalam di mana ada beberapa karyawan yang keluar lalu mendirikan usaha yang mirip dan juga menggunakan nama yang hampir mirip seperti salah satu contohnya Bakso Kota Cak Men" (tanggal 10 Agustus 2008, pukul 10.30). Persaingan-persaingan di dalam dunia usaha adalah hal yang biasa dan
sudah pasti, apalagi usaha yang di buka jenis usaha makanan yang digemari
banyak orang tetapi bagi Bakso Kota Cak Man hal itu bukanlah menjadi masalah
-
51
karena Bakso Kota Cak Man sudah ada di hati para pelanggannya, hal itu
berdasarkan dari hasil wawancara dengan sepuluh pelanggan Bakso Kota Cak
Man yang umurnya berkisar antara 25-30 tahun. Peneliti bertanya tentang merk
bakso yang paling diingat, rasa dan aroma bakso, serta ketidak sangsian
konsumen terhadap produk olahan bakso, ternyata ke sepuluh pelanggan itu
menjawab sebagai berikut:
"yang terkenal di Malang ini ya... Bakso Kota Cak Man karena sudah terbukti rasa dan aromanya lezat serta terjamin bahannya dari bahan pilihan dan kehalalannya terjaga, rata-rata saya datang ke sini dengan keluarga tiga minggu sekali lho..." (26 Agustus 2008, pukul 10.00-11.35 wib).
Selain itu peneliti juga mewawancarai sepuluh orang lagi yang semuanya
jauh dari lokasi gerai Bakso Kota Cak Man, ternyata tujuh dari sepuluh orang itu
menjawab bahwa Bakso Kota Cak Manlah yang pertama mereka kenal di Malang
sedangkan tiga diantaranya menjawab Bakso President yang pertama kali mereka
kenal. Peneliti melakukan wawancara yang jauh dari outlet Bakso Kota Cak Man
karena untuk menjaga keobyektifan jawaban yang akan dipi