03160022

Upload: erlanggaherp

Post on 29-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

    SKRIPSI

    Oleh: Ratna Wahyuning

    03160022

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

    FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

  • i

    HALAMAN PENGAJUAN

    ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

    Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh: Ratna Wahyuning

    03160022

    JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS TARBIYAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

    SKRIPSI

    Oleh:

    Ratna Wahyuning 03160022

    Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing,

    Kusumadyahdewi, M.AB

    Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi)

    Drs. M. Yunus, M. Si NIP. 150 282 515

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

    SKRIPSI

    Dipersiapkan dan disusun oleh Ratna Wahyuning (03160022)

    Telah dipertahankan di dewan penguji pada tanggal 27 Oktober 2008 dengan nilai A

    dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    pada tanggal 09 November 2008

    Panitia Ujian Ketua Sidang

    Drs. Hadi Masruri, LC, MA NIP. 150331145

    Sekretaris Sidang

    Kusumadyahdewi, M.AB

    Penguji Utama

    Drs. M. Yunus, M. Si NIP. 150 282 515

    Pembimbing

    Kusumadyahdewi, M.AB

    Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

    Prof. DR. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan goresan tinta ini teruntuk:

    Abah Moh. Sholeh Husein (Alm) dan Umi tercinta Masunah serta kakak-

    kakakku Mas Didik, Mbak Fatonah, Mbak Iis, Mas Salam, Mas yusron dan

    Mbak Yuyun yang telah memberikan siraman cinta, nilai kasih sayang, dan do'a

    serta dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya dalam kehidupanku

    yang takkan pernah bisa kubalas dan dengan apa aku akan membalasnya.

    Keponakan-keponakanku yang mungil dan lucu, Nafis, Ruroh, Chica, Badri dan

    Chandra hanya dengan mengingat senyum kalian semangat dan keceriaan dalam

    diriku tumbuh.

    Guru-guruku dan Dosen-dosenku....

    Karena ilmu dan jasa kalianlah diri ini menjadi terbimbing dan terdidik ke arah

    yang lebih baik, jasa-jasamu selalu terukir di sanubariku.

    Untuk semua teman-teman IPS angkatan 2003, terima kasih atas kebersamaan

    dan motivasi yang diberikan.

    Sahabat-sahabatku "Gerombolan Siberat" Mak'e Ula, Bulek Afifi, Budhe Atoon,

    dan Ghoendhoetz Titi walaupun ukuran qta XL or XXL, Ingat "Big is

    Beautiful" bersama kalian selalu saja ada hal yang bisa membuatku tertawa dan

    banyak peristiwa serta kenangan yang tak terlupakan....

    Seluruh Keluarga Besar Pagar Nusa, dari kalianlah kudapatkan jiwa yang kuat

    dan raga yang sehat.

    Yang tersisa dari Angkatan V yang juga sangat sulit diajak Ujian Kenaikan

    Tingkat ke Sabuk Cokelat, Fadli, Zakiyah, Echa, dan Abdurrahman (Dur)

    dengan persaudaraan dan kesetiaan, capailah apa yang kalian inginkan "Be Your

    Self !".

  • v

    Seluruh Keluarga Besar IPNU-IPPNU Koms. UIN Malang yang mengajarkan aku

    arti kebersamaan dan keikhlasan dalam melakukan segala hal serta dengan

    sungguh-sungguh.

    PP. Sabilurrosyad sebagai pelabuhan hati yang sedang letih menghadapi

    segala kepenatan dalam hidup ini dan saksi di setiap malam yang kelam.

    Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah menorehkan sebentuk kenangan

    yang manis pahitnya takkan pernah penulis lupakan.

  • vi

    HALAMAN MOTTO

    R[ke [ @% 5 [9% `kR { y

    1A%oMe I@ %4 t" x k"

    k K !o u* "

    xJ po`a ` [J `"

    "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku

    tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

    kerjakan." (QS. Al-Maidah : 08)

  • vii

    Kusumadyahdewi, M. AB. Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING

    Hal : Skripsi Ratna Wahyuning Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

    Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di

    Malang

    Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan baik dari segi isi, bahasa

    maupun teknis penulisan, setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

    Nama : Ratna Wahyuning NIM : 03160022 Jurusan : Pendidikan IPS (Ekonomi) Judul Skripsi : Analisis SWOT Pada Usaha Waralaba (Studi Kasus Bakso

    Kota Cak Man Malang).

    Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon maklum adanya. Wassalamu'alikum Wr. Wb

    Pembimbing,

    Kusumadyahdewi, M. AB

  • viii

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

    tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

    diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Malang, 16-10-2008

    Ratna Wahyuning NIM.03160022

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga

    penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya hambatan yang berarti.

    Sholawat serta salam penulis haturkan kehariban sang pendidik sejati

    Rosulullah SAW, serta para sahabat thabi'in, dan para umat yang senantiasa

    berjalan dengan risalahNya.

    Dengan terselesainya skripsi ini penulis tak lupa mengucapkan terima

    kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan

    sumbangan baik moril maupun spiritual.

    Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Abah (alm), Umi serta kakak-kakakku yang tercinta, yang telah ikhlas

    memberikan do'a restu, kasih sayang dan menyertai setiap langkahku

    dalam meraih kesuksesan.

    2. Bpk. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang, yang

    telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga.

    3. Bpk. Prof. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

    4. Bpk. Drs. M. Yunus, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS, yang

    selama ini tidak pernah bosan memberikan motivasinya pada

    mahasiswanya.

    5. Ibu Kusumadyahdewi, M.AB, selaku Dosen Pembimbing yang telah

    meluangkan waktu untuk membimbing penulis.

    6. Bapak H. Abdur Rachman Tukiman selaku Pimpinan Bakso Kota Cak

    Man Malang beserta staf-stafnya yang telah menerima dan memberi

    kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

    7. Ust. Marzuki dan Umi, terima kasih atas dorongan moril yang telah

    diberikan kepada penulis serta tak lelah-lelahnya memberikan segenap

    ilmu yang sangat bermanfaat dan berarti bagi penulis.

  • x

    8. Keluarga besarku Pagar Nusa, dikala aku lelah kalian selalu mampu

    membangkitkan stamina dan semangatku kembali.

    9. Para sahabatku Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS/Ekonomi UIN Malang

    yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.

    10. Para rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat UIN Malang, terima kasih

    hanya dengan berkumpul bersama kalian mampu membuatku tertawa

    dikala sedih.

    11. Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah memberikan motivasi

    kepada penulis.

    Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada

    tara kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya

    skripsi ini. Penulis hanya bisa mendoakan semoga amal ibadahnya diterima Allah

    SWT sebagai amal yang mulia.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

    terdapat kekurangan-kekurangan, walaupun begitu penulis sudah berusaha

    semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Untuk itu dengan segala

    kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik

    dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca skripsi ini.

    Akhirnya dengan harapan mudah-mudahan penyusunan skripsi ini

    bermanfaat bagi kita semua. Amin!

    Malang, 16-10-2008

    Penulis

    (Ratna Wahyuning)

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul............................................................................................ i

    Halaman Pengajuan.................................................................................... ii

    Halaman Persetujuan.................................................................................. iii

    Halaman Pengesahan ................................................................................. iv

    Halaman Persembahan ............................................................................... v

    Halaman Motto .......................................................................................... vi

    Halaman Nota Dinas .................................................................................. vii

    Halaman Pernyataan................................................................................... viii

    Kata Pengantar ........................................................................................... ix

    Daftar Isi .................................................................................................... x

    Abstrak ....................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah....................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian............................... 7

    D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian............................... 8

    E. Definisi Operasional..................................................................... 8

    F. Sistematika Pembahasan.............................................................. 10

    BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 12

    A. Pembahasan tentang Analisis SWOT.......................................... 12

    1. Pengertian Analisis SWOT.................................................. 12

    2. Pertimbangan-pertimbangan untuk Analisis SWOT........... 14

  • xii

    B. Pembahasan tentang waralaba...................................................... 19

    1. Pengertian waralaba.............................................................. 19

    2. Keuntungan dan kerugian sistem waralaba.......................... 28

    BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 33

    A. Pendekatan dan jenis penelitian.................................................... 33

    B. Kehadiran peneliti......................................................................... 35

    C. Lokasi penelitian........................................................................... 35

    D. Sumber data.................................................................................. 35

    E. Metode pengumpulan data........................................................... 36

    F. Analisis data................................................................................. 37

    G. Pengecekan keabsahan temuan.................................................... 40

    H. Tahap-tahap penelitian................................................................. 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................... 43

    A. Gambaran Objek Penelitian......................................................... 43

    1. Sejarah berdirinya usaha Bakso Kota Cak Man.................. 43

    2. Lokasi Usaha....................................................................... 45

    3. Rencana Investasi Franchisee Bakso Kota Cak Man......... 51

    BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 63

    A. Menganalisis profil usaha Bakso kota Cak Man saat ini dengan

    menggunakan analisis SWOT................................................... 63

    B. Strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya.................. 70

  • xiii

    BAB VI PENUTUP..................................................................................... 74

    A. Kesimpulan.................................................................................. 74

    B. Saran-saran.................................................................................. 75

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    ABSTRAK

    Wahyuning, Ratna. Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang). Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Kusumadyahdewi, M. AB Kata kunci : Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk menentukan strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalahkan musuh agar memenangkan persaingan bisnis, dalam bentuk sederhananya adalah apabila perusahaan telah mengenal kekuatan dan kelemahan dalam tubuh sendiri dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, dapat dipastikan perusahaan dapat memenangkan pertempuran. Dalam perkembangan selanjutnya analisis SWOT digunakan untuk menetapkan strategi bahkan perencanaan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang. Dari uraian di atas, penulis mencoba meneliti mengenai " Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan matrik SWOT dan mendeskripsikan strategi yang dihasilkan dan mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh Cak Man selaku pemilik brand name Bakso Kota Cak Man untuk mengembangkan bisnis baksonya saat ini. Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yang nantinya menjadi dasar pembuatan rencana strategis yaitu pertama strenght (kekuatan) dimana perusahaan mempunyai keunggulan produk maupun kualitas yang dapat diandalkan seperti produk fresh food yang selalu dijaga diseluruh outlet pusat maupun outlet franchisee dan bagus dalam pelayanan dengan cara memberikan pelatihan pada karyawan dan juga calon franchisee. Kedua weakness (kelemahan) yaitu kekurangan yang ada di perusahaan sehingga mampu menghambat kinerja perusahaan yaitu terbatasnya tenaga pengontrol dan penilai outlet franchisee padahal pihak tersebut juga merupakan sumber pendapatan yang perlu diperhitungkan. Ketiga opportunity (peluang) merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan yang kemungkinan terabaikan seperti diketahui bahwa gaya hidup masyarakat yang berubah lebih praktis seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian mereka yang mengarah ke pola hidup konsumtif di mana usaha kuliner akan sangat menguntungkan. Dan yang keempat adalah threats (ancaman) yaitu keadaan yang tidak menguntungkan perusahaan baik di masa sekarang maupun yang akan datang jika tidak segera diatasi, dikarenakan produk bakso merupakan jajanan berat yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, tak heran jika banyak bermunculan orang yang menggeluti usaha bakso bahkan berkreasi dengan berbagai bahan dan bentuk agar produknya laku dipasaran, jika perusahaan dalam hal ini Cak Man sebagai pemilik usaha Bakso Kota Cak Man tidak selalu melakukan inovasi baik dari rasa, bentuk, dan cara penyajian serta pelayanan maka dimungkinkan bahwa para konsumen akan beralih ke outlet lain karena bosan.

  • xv

    Berdasarkan hasil analisis dari data hasil penelitian pada objek penelitian, bahwa rencana strategi dapat dibagi dua yaitu rencana strategi jangka pendek yang meliputi : a). pengadaan program-program promosi dan agresif dalam beriklan yang dapat meningkatkan penjualan, seperti promo diskon ketika mengadakan pesta atau jamuan. b). mempertahankan kualitas rasa dan bahan produk ke semua outlet franchisee dengan melakukan pengontrolan periodik. c). membentuk tim khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa maupun barang sama di setiap cabang maupun outlet franchisee. d). selalu continue dalam meningkatkan program pengembangan sumber daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang terpenting untuk pencapaian rencana strategis. e). membina hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan untuk rencana strategis dalam jangka panjang adalah: a). continue dalam melakukan riset dan pengembangan variasi produk agar tidak ketinggalan dari pesaing. b). memahami serta memantau perkembangan, kebutuhan serta kecenderungan perilaku konsumen. c). terus-menerus membina hubungan kerjasama yang baik dengan franchisee, pemasok dan konsumen sehingga dapat menciptakan sinergi dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada maupun pesaing yang akan muncul. d). melakukan survey untuk ekspansi ke wilayah lain yang sedang berkembang di dalam memperluas jaringan pemasaran.

    Dari strategi di atas dapat disimpulkan bahwa agar produk lebih unggul dari pesaing dengan usaha yang sejenis, diharapkan Bakso Kota Cak Man berusaha menjaga kualitas rasa maupun produk lainnya yang dihasilakan baik di outlet pusat maupun outlet franchisee dengan membuat tim khusus pengontrol dan penilai yang dilakukan secara periodik., dan untuk menjaga loyalitas konsumen selain mempertahankan kualitas produk yaitu dengan cara menetapkan harga jual yang murah atau terjangkau, inovatif dalam mengkreasi berbagai macam olahan bakso, dan menjaga kehalalan produk tersebut.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Manusia sering dihadapkan pada kondisi memilih. Dalam proses untuk

    memilih, tentunya, ia membutuhkan informasi yang seimbang. Seimbang di sini

    dimaksudkan pada keseimbanganan informasi sehingga tidak berat sebelah.

    Pengambilan keputusan untuk memilih berdasarkan informasi yang seimbang dan

    benar diharapkan akan memberikan akhir tanpa penyesalan.

    Pengambilan keputusan adalah hal yang lazim dilakukan, terlebih dalam

    dunia bisnis. Hal ini menjadi kebutuhan yang harus dilakukan, meskipun acap kali

    keduanya memiliki resiko yang sangat besar. Namun, tentunya hal tersebut akan

    menjadi mudah apabila informasi yang diperoleh ada dan benar. Meskipun, tidak

    jarang informasi yang diperoleh sangat minim dan masih membutuhkan uji

    kebenaran.

    Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa dan tidak

    bayak mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis, pernah

    Rasulullas SAW. ditanya oleh para sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik

    ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya

    sendiri dan setiap jual beli yang bersih.1

    1 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: ALFABETA,

    2006), hlm.3

  • 2

    Karena itu, waralaba adalah salah satu praktik jual beli baik itu berupa

    barang maupun pelayanan jasa, maka hal itu tidak bertentangan dengan agama

    apalagi bentuk usahanya adalah berserikat (mitra kerja).

    Keberadaan dunia bisnis di Indonesia, seiring kejadian krisis moneter

    hingga akhir-akhir ini, diramaikan oleh sistem bisnis waralaba. Dengan segala

    keuntungan dan kerugiannya, perkembangan ini patut dijadikan fokus

    pembahasan kita.

    Usaha waralaba merupakan salah satu potensi pembangunan, baik dalam

    jumlah maupun dalam mutu waralaba itu sendiri, sehingga dapat menjadi salah

    satu faktor bagi suksesnya pembangunan terutama di bidang perekonomian.

    Menjamurnya bisnis ini memberikan daya tarik tersendiri bagi bisnis

    makanan karena menurut pakar waralaba Amir Karamoy, bahwa bisnis yang layak

    dan bakal tumbuh di Indonesia antara lain makanan khas daerah, hal ini

    disebabkan keunikannya2. Jika saja banyak pengusaha Indonesia yang serius

    menangani bisnis makanan ini maka bukan tak mungkin makanan etnis Indonesia

    bisa tembus ke mancanegara.

    Selain itu menjelang tahun 2000 dan sesudahnya, kita mengenal beberapa

    perusahaan yang menggunakan pola bisnis waralaba, diantaranya merk dagang

    terkenal Alfa Mart, Lekker Crepes, Indomaret, Metode Komon, Mr.Celup's, Fresh

    Corn, Buana Bakery, Yoppy Saln, Primagama, Hop-hop the Bubble Drink, Es

    Teler 77, Roti Buana, Ray White, Air/Amira, Video Ezy, Profesionals, Sasec,

    Paparons Pizza, Raine Horne, Medicine Shope, The California Fried Chicken,

    2 Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar

    Media, 2006), hlm. 19

  • 3

    Crepps and Coins (cc), Crispy Fried Chicken, Lutuye Salon, Ayam Goreng

    Fatmawati, English First, Markaz Ritel Waralaba, A&W Family Restaurant, Rudi

    Hadi Suwarno Salon, ERA Cel, Wong Solo, Mailbox Distro & Clothing Co,

    Coldwell Banker, Hobby Craft, Studia, Kiddy Cuts & Funs Cuts, Sony Sugema

    College, LPIA, Bakmi Japos, Steak KQS, Future Kid, Taman Sari Royal Heritage

    Sap, Dunkin Donuts, Texas Chicken, Digital Studio Work Shop, LP3I, Wendys,

    Wendys Hambergers, Mc.Donald's, LP3N, Malibu Photo Studio, Country Donuts,

    ILP, High Scope School, Multiplus, Tea Ball Bubble Drink, Fish Bone, Bebek

    Bali, Rahman Jean, Action International, Hartz Chicken Buffet, Julia Jewelry,

    Abara Kebab, Boogie, Swensens Ice Cream, Dailly Bread, Laundrette, Tony

    Roma's, AMDW, Black Steer Steak. (Source Data: Rekso Research Intellegence

    and Partner: 2004).3

    Berdasarkan pertumbuhan outletnya paling cepat, maka urutan sepuluh

    besar adalah waralaba lokal, sedang waralaba asing hanya tiga buah, itu

    menandakan bahwa pola bisnis waralaba amat digemari di Indonesia.

    Waralaba, sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia mengingat nama-

    nama yang dikembangkan dengan waralaba seperti KFC, Pizza Hut dan merk

    dagang asing lainnya. Adapun pengertian dari waralaba menurut Peraturan

    Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 adalah perikatan dimana salah satu pihak

    diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan

    intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan

    3 Ibid., hlm. 16

  • 4

    suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam

    rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.4

    Dari pengertian waralaba tersebut kita ketahui bahwa satu pihak

    menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan pihak lain mendapatkan imbalan

    atas pemanfaatan hak tersebut. Dari pemanfaatan hak dari satu pihak ke pihak lain

    tersebut, maka muncul aturan-aturan yang membahas tentang cara-cara

    melakukan kegiatan tersebut seperti yang tertuang dalam peraturan RI nomor 16

    tahun 1997.

    Orang yang memberikan franchising (waralaba) disebut franchisor

    (pewaralaba) sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee

    (terwaralaba) setelah adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka

    peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai mempunyai

    kesempatan untuk sukses. Untuk pelaksanaan franchising dibuat semacam

    kontrak antara franchisor dan franchisee, format kontrak ini mencakup rencana

    pemasaran, prosedur aliran-aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan usaha

    pengembangan bisnis.

    Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau franchise

    contract. Merek dagang merupakan aset yaang paling berharga bagi franchisor

    oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan desain yang spesifik, desain

    perabot dan perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang

    dirahasiakan merupakan bagian terpenting tetap menjadi franchisor, aset tersebut

    hak paten bagi franchisor.

    4 Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,

    2007), hlm. 69.

  • 5

    Karena semakin maraknya bisnis waralaba di Indonesia maka penulis

    mengangkat masalah pola bisnis waralaba ini dengan menggunakan analisis

    SWOT, dikarenakan dalam analisis SWOT terdapat empat unsur yang menjadi

    penentu dalam pengambilan keputusan yang strategis. SWOT, singkatan dari S

    adalah strenght (kekuatan), W adalah weakness (kelemahan), O adalah

    opportunities (kesempatan), dan T adalah threats (ancaman), yang mana semua

    itu sangat diperlukan dalam berdirinya suatu usaha.

    Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan

    dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal

    maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan

    evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama

    perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif

    kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi

    perubahan lingkungan eksternal.5

    Analisis dampak pengaruh lingkungan eksternal terhadap bisnis banyak

    dijumpai dalam literatur manajemen strategik, pendekatan ini mencoba

    menganalisis pengaruh lingkungan eksternal dalam dua tahapan kebutuhan.

    Kebutuhan pertama, analisis tersebut dilakukan pada saat perusahaan akan

    memulai proses penyusunan business plan, termasuk pada saat perusahaan akan

    melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak

    lingkungan eksternal yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan,

    5 Rangkuti Freddy, ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep

    Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm., 03.

  • 6

    misalnya melihat sejauh mana pengaruh perubahan lingkungan eksternal terhadap

    business process atau kinerja perusahaan.

    Jika ditarik benang merah dengan adanya kasus semakin besar minat

    masyarakat Indonesia terhadap bisnis waralaba seperti yang dikatakan oleh Jusuk

    Soehardja, Development Manager Australian Trade Commision di kedubes

    Australia. Bahwa orang Indonesia itu sensitif dengan harga.6 Maka sangatlah

    mungkin bahwa bisnis waralaba menjadi pilihan usaha bagi masyarakat Indonesia

    daripada usaha pencari laba lainnya, yang mana waralaba adalah bisnis minim

    resiko maksim di laba.

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan

    tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul " Analisis SWOT pada usaha

    waralaba (Studi kasus Bakso Kota Cak Man Malang)."

    Adapun penulis meneliti permasalahan tersebut adalah: pertama,

    pentingnya strategi dalam mengembangkan bisnis waralaba di Indonesia, dengan

    analisis SWOT maka strategi-strategi dalam mengembangkan usaha dapat

    diketahui sehingga langkah-langkah dalam menjalankan usaha lancar serta dapat

    mencapai tujuan yang diharapkan. Kedua, menurut pengamatan penulis, usaha

    waralaba belum banyak terdapat dalam judul penelitian skripsi sehingga

    mendorong peneliti untuk mengangkat dalam sebuah judul penelitian.

    6 INFO FRANCHISE, 10 April- 09 Mei, 2007, hlm 62.

  • 7

    B. Rumusan Masalah

    Setelah mengetahui latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

    dapat diambil sebagai berikut:

    1. Bagaimana profil usaha Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan

    analisis SWOT pada saat ini?.

    2. Apa strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya?

    C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

    Setelah mengetahui rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mendeskripsikan usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan

    menggunakan analisis SWOT.

    2. Untuk mendeskripsikan strategi Cak Man dalam mengembangkan

    usahanya.

    Adapun kegunaan yang dapat diambil dari beberapa penelitian tersebut

    adalah sebagai berikut:

    1. Menjadi suatu landasan dalam menentukan strategi melalui sistem

    waralaba agar usaha Bakso Kota Cak Man berkembang.

    2. Sebagai bahan masukan bagi Cak Man untuk mengetahui kondisi

    bisnis waralaba di Indonesia khususnya di Malang dengan

    menggunakan analisis SWOT sehingga dapat menentukan strategi

    yang tepat dan dapat meningkatkan potensi perusahan agar

    memperoleh keuntungan maksimal.

  • 8

    3. Hasil penelitian ini tentunya akan sangat berguna bagi peneliti untuk

    memperluas pengetahuan baik secara teori maupun praktek.

    D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan penelitian

    Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam skripsi ini

    dan agar tidak melebarnya pembahasan, maka penulis perlu memberikan ruang

    lingkup dan keterbatasan penelitian yang akan dibahas adalah perkembangan

    usaha waralaba Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan analisis SWOT

    sebagai upaya-upaya Cak Man dalam pengambilan keputusan strategis untuk

    mengembangkan usahanya, serta pembatasan obyek penelitian hanya dilakukan di

    kota Malang saja, mengingat bahwa outlet Bakso Kota Cak Man juga sudah

    tersebar di luar kota Malang.

    E. Definisi Operasional

    Dalam pembahasan skripsi ini agar terfokus lebih pada pembahasan yang

    akan dibahas sekaligus menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-

    istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan

    batasan-batasannya. Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan

    penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

    untuk merumuskan strategi perusahaan. Dan analisis ini didasarkan

    pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan

    peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

    meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dari

    hasil pengolahan Analisis SWOT maka diperolehlah beberapa strategi,

  • 9

    dan pengertian strategi menurut Stephanie K. Marrus, didefinisikan

    sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang

    berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan

    suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7

    2. Strengts atau kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan

    oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk

    yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat

    diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana dapat

    membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya.

    3. Weakness atau kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam

    hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

    kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

    4. Opportunity atau peluang adalah berbagai hal dan situasi yang

    menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang

    menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, kecenderungan-

    kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

    Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada

    situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta

    membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat

    memberikan peluang bagi perusahaan

    5. Threats atau Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

    menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan

    7 Husein Umar, Strategic Management In Action (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm., 31.

  • 10

    menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa

    sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu

    utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.

    Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya

    kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan

    tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

    ancaman bagi keberhasilan perusahaan

    6. Usaha adalah dagang, perdagangan.8

    7. Franchise atau bisa disebut juga waralaba adalah suatu bentuk

    kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin

    kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak

    intelektualnya, seperti nama, merek dagang produk dan jasa serta

    sistem operasi usahanya.

    F. Sistematika Pembahasan

    Dalam pembahasan ini, maka sistematika pembahasannya adalah sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Terdiri dari beberapa bagian mengenai latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan

    penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

    8 Ibid., hlm 1601.

  • 11

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Berisi tentang kajian teoritis yang memuat teori-teori yang berkaitan

    dengan judul penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, lokasi

    penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan

    keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    Berisi tentang deskripsi data yang memuat gambaran objek penlitian mulai

    dari sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man, tujuan usaha Bakso Kota Cak Man

    dan lokasi usaha.

    BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    Berisi jawaban dari masalah penelitian tentang hubungan Cak Man dengan

    mitra kerjanya berdasarkan sistem franchise dengan analisis SWOT dan strategi

    Cak Man dalam mengembangkan usahanya melalui sistem waralaba.

    BAB VI PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dalam bab ini dikemukakan

    tentang uraian-uraian yang berkaitan dengan judul saran-saran yang dapat

    menujang pengembangan usaha Bakso Kota Cak Man demi tercapainya

    keuntungan yang maksimal dalam usahanya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 12

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pembahasan tentang analisis SWOT

    1. Pengertian Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

    merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

    memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

    bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).10

    Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal

    yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup

    peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu

    strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan

    dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi

    kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang

    timbul dan harus dihadapi dengan tepat.

    10Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 18.

  • 13

    Diagram analisis SWOT 11

    Sel 3 Sel 1

    Mendukung strategi berbenah Mendukung strategi Agresif

    Sel 4 Sel 2

    Mendukung strategi defensif Mendukung strategi diversifikasi

    Sel 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut

    memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

    yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

    mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

    11Ibid., hlm 19.

    Berbagai Peluang

    Kelemahan Internal

    Kekuatan Internal

    Berbagai Ancaman

  • 14

    Sel 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

    memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

    adalah menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang jangka panjang

    dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

    Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

    pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus

    strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

    perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik

    Sel 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan

    tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

    Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan

    atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan

    peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam

    perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul.

    2. Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT.

    Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh

    perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga

    mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi

    masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa pertimbangan yang

    perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain:

    a. Kekuatan (Strenght).

    Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat

    diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk

  • 15

    yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat diandalkan serta

    berbeda dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para

    pesaingnya.

    Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber daya, keterampilan,

    atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar

    yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi

    khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.

    Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan

    pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.12

    b. Kelemahan (Weakness).

    Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan

    dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

    kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

    Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan

    kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas,

    sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra

    merek dapat merupakan sumber kelemahan.13

    c. Peluang (opportunity).

    Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang

    menguntungkan bagi suatu perusahaan.

    Situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan,

    kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

    12Pearce. Robinson, Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Jilid 1 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), hlm,. 231 13Ibid.

  • 16

    Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi

    persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta membaiknya hubungan

    dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.14

    d. Ancaman (Treats).

    Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

    dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan

    yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.

    Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang

    diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,

    meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,

    perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

    ancaman bagi keberhasilan perusahaan.15

    Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang

    peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh

    perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan bahwa analisis SWOT

    merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan

    tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk

    memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga

    sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat

    dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus

    dihadapi.

    14Ibid,. hlm. 230 15Ibid.

  • 17

    Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan

    acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan

    alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.

    e. Manajemen Strategi

    Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan

    dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal

    maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan

    evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama

    perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif

    kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi

    perubahan lingkungan eksternal.

    Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendaya

    gunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan

    tersebut 16. Ada beberapa konsep yang sangat menentukan suksesnya strategi yang

    disusun antara lain:

    1) Distintinctive Competence menjelaskan kemampuan spesifik yaitu

    suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru

    oleh perusahaan pesaing yang meliputi keahlian tenaga kerja dan

    kemampuan sumber daya.17

    16Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 4 17Ibid,. hlm. 5

  • 18

    Menganalisis lingkungan

    Menganalisis sumber daya

    organisasi

    Identifikasi kekuatan dan kelemahan

    Merumuskan strategi

    Melaksanakan strategi

    Mengevaluasi hasil

    Mengidentifikasi peluang dan ancaman

    Mengidentifikasi misi organisasi sekarang, tujuannya,

    strateginya.

    2) Competetive Adventage menjelaskan keunggulan bersaing oleh pilihan

    strategi dilakukan untuk merebut peluang pasar meliputi cost

    leadership, diferensiasi dan fokus18.

    Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses yang mencakup

    perencanaan strategi, pelaksaanaan dan evaluasi seperti pada diagram berikut

    ini.19

    Analisis SWOT

    18Ibid. 19Stephen P. Robbins and Marry Coulter, Management, Sixth Edition, terj., T. Hermaya. (Jakarta: PT Prenhallindo, 1999), hlm. 225

  • 19

    B. Pembahasan tentang waralaba

    1. Pengertian Bisnis Waralaba

    Jika kita mendengar istilah franchise maka, otomatis yang ada dibenak

    kita adalah restoran siap saji ala Amerika karena konon istilah franchise memang

    berasal dari negeri Paman Sam tersebut. Akan tetapi, sesungguhnya franchise

    tidak hanya milik restoran ala Amrik saja, secara spesifik franchise atau dalam

    istilah Indonesianya adalah waralaba tak ubahnya sebuah pola bisnis maupun pola

    pemasaran yang melibatkan kerjasama dua belah pihak.

    Sedangkan pengertian dari waralaba adalah terjemahan bebas dari kata

    franchise dimana menurut peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 tanggal

    13 Juni 1997, pengertian waralaba (franchising) adalah suatu bentuk kerjasama

    dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima

    waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merk

    dagang produk dan jasa dan sistem operasi usahanya.20

    Kata franchise berasal dari bahasa Perancis (franchise) yang berarti bebas

    dari kungkungan atau belenggu(free from servitude). Menurut Prof. Dr. Winardi,

    SE, franchise berarti hak istimewa dari pemerintah untuk sebuah badan usaha.21

    Hisrich Peters memberikan definisi franchising maybe defined as an

    arrangement where by the menu facturer or sale distributor of a trademarked

    product or service gives exclusive rights of local distribution to independent

    20Sarosa, Pietra, RFA, Mewaralabakan Usaha Anda Panduan Praktis dan Komprehensif Mengembangkan Usaha dengan Sistem Waralaba (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 2 21Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 43

  • 20

    retailers in return for their payment of royalties and conformance to standardized

    operating procedures.

    (artinya: franchising didefinisikan sebagai pelimpahan dari pabrikan atau

    distributor suatu produk atau jasa yang diberikan kepada agen-agen lokal atau

    pengecer dengan membayar sejumlah royalti).22

    Menurut Karamoy adapun kata waralaba berasal dari wara yang berarti

    lebih istimewa dan laba berarti untung. Jadi, kata waralaba berarti usaha yang

    memberikan keuntungan lebih atau istimewa.23

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disederhanakan bahwa bisnis

    waralaba melibatkan dua belah pihak menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 16

    tahun 1997 yaitu:

    a. Pewaralaba (franchisor).

    Pemberi waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan

    hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas

    kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimilikinya.

    b. Terwaralaba (franchisee).

    Penerima waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan

    hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, ciri khas yang dimiliki pemberi

    waralaba.24

    22Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: Alfabeta, 2006),

    hlm,. 143 23Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 44 24Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,

    2007), hlm. 69.

  • 21

    Waralaba lebih menguntungkan daripada bisnis tradisional maka dari itu

    terus berkembang dari tahun ke tahun.

    Waralaba merupakan salah satu format bisnis yang digemari karena risiko

    kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru terutama

    bagi pebisnis pemula.

    Ada dua jenis waralaba yang biasa dijalankan oleh pebisnis Tanah Air.

    Pertama, waralaba format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada

    franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem

    yang dimiliki franchisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pebisnis di

    Indonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan komprehenship tentang tata

    cara menjalankan bisnis. Termasuk di dalamnya pelatihan dan konsultasi usaha

    dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia,

    pemeliharaan, pengembangan bisnis.

    Berbeda dengan waralaba format bisnis, waralaba jenis kedua yaitu

    waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan

    pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan

    menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi

    penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan

    menyediakan jasa orang untuk pengambilan keputusan. Franchisor membuat

    operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang

    bagaimana melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis,

    bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan

    operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service,

  • 22

    perawatan dan sebagainya, penyimpangan terhadap manual operasional dapat

    menyebabkan franchisee kehilangan hak waralaba.

    Bagi franchisor, waralaba merupakan sarana pengembangan bisnis yang

    tidak memerlukan banyak modal25. Karena waralaba merupakan alternatif dalam

    mengembangkan usaha kecil menengah (UKM) dengan bantuan modal dari

    franchisee yang juga ikut menanggung resiko dan berdedikasi tinggi, maka

    pertumbuhan perusahaan dapat berjalan lancar dan ringan. Sedangkan bagi

    franchisee, waralaba adalah cara memiliki bisnis sendiri tanpa resiko26, dan

    franchisee dapat merintis bisnis lain tanpa berpusing kepala, dapat menggunakan

    nama yang sudah terkenal tanpa harus merintis dari awal, dan juga dapat

    menumpang iklan. Dan bagi pelanggan, waralaba menawarkan nama produk atau

    perusahaan yang sudah populer27, sehingga jenis dan rasa yang ditawarkan sama

    dari satu tempat ke tempat lainnya.

    Sebagai franchisor dan franchisee dalam menjalankan waralaba perlu

    pemahaman diri sendiri, apa yang akan dikerjakan dan apa yang diperoleh.

    Berikut ini beberapa ketentuan yang perlu diketahui28.

    a. Jangan berharap cepat kaya

    Setiap bisnis bagaikan berjudi, walau waralaba merupakan sistem

    pengembangan bisnis yang baik, tetapi tidak punya kepastian baik bagi

    framchisor maupun franchisee, perlu kesabaran yang tinggi, keuntungan pasti

    datang tetapi perlu proses yang panjang.

    25Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli

    & Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,17 26Ibid.,hlm 18 27Ibid.,hlm 19 28Ibid.,hlm 26

  • 23

    b. Apakah dapat sukses?

    Ada banyak pilihan bisnis, tetapi menjalankan outlet yang diwaralabakan

    atau perusahaan waralaba bukan bisnis yang mudah. Sebagai franchisee harus

    tahu cara mengelola outlet dari buka sampai tutup, sebagai franchisor, harus

    bekerja keras. Ini merupakan tantangan yang memerlukan stamina dan keteguhan

    hati.

    c. Apakah waralaba cocok dengan keinginan?

    Waralaba pada dasarnya mengikuti program orang lain, maka orang yang

    berjiwa mandiri biasanya tidak cocok sebagai franchisee yang baik. Sebagai

    franchisor, anda harus mendidik, mendukung, dan memberi inspirasi kepada

    franchisee. Jika tidak berjiwa besar maka tidak akan menjadi franchisor yang

    sukses.

    d. Bersikap realistis terhadap tujuan dan waktu yang dialokasikan.

    Dalam menjalankan usaha pastilah memiliki ambisi dan tujuan baik

    franchisor maupun franchisee, tetapi harus realistis terhadap tujuan yang akan

    dicapai agar tidak gagal di kemudian hari.

    e. Faktor penting lainnya adalah status keuangan, dukungan keluarga,

    keahlian manajemen, dan temperamen.

    Waralaba merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang

    melibatkan dua pihak franchisor dan franchisee. Sistem ini merupakan suatu kiat

    untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses dengan demikian, dalam

    sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses dan kesuksesan yang

    diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain.

  • 24

    Manfaat utama dari franchisor yang sukses adalah pengurangan resiko dan

    investasi modal yang diperlukan untuk suatu keperluan internal namun demikian,

    ia memiliki tanggung jawab tambahan atas bisnisnya yang menuntut banyak

    usaha. Bagi franchisee dapat memiliki suatu sistem yang teruji yang dimiliki oleh

    franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan nama dagang yang sudah

    diterima khalayak29.

    Mekanisme kerja dalam waralaba berdasarkan prinsip kesetaraan dan

    saling menguntungkan. Kesetaraan berarti hubungan kerja antara franchisor dan

    franchisee bersifat horisontal, tidak seperti hubungan atasan dan bawahan

    kalaupun ada hubungan yang bersifat vertikal, semata-mata itu kewajiban

    franchisee dalam mengikuti sistem dan aturan yang ditetapkan franchisor. Saling

    menguntungkan berarti masing-masing pihak menciptakan sinergi untuk

    mencapai tingkat laba optimal dan dibagi proposional.

    Dalam usaha waralaba, bentuk kerjasama dapat ditinjau dari dua aspek

    yaitu aspek formal dan relasional. Aspek formal landasan yang paling penting

    adalah perjanjian kerjasama yang dituangkan dalam dokumen tertulis. Sedangkan

    aspek relasional adalah kerjasama yang bersifat operasional dan tidak menutup

    kemungkinan juga bersifat hubungan emosional. Dalam hal ini kedua belah pihak

    sudah harus sepakat untuk melakukan hubungan kerjasama yang saling

    menguntungkan tersebut dengan penuh kejujuran dan saling percaya.30

    29Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 49 30Ibid.,hlm 55

  • 25

    Aspek keuangan yang utama dalam bisnis waralaba adalah sebagai

    berikut:31

    a. Biaya waralaba awal (Up Front fee / Initial Franchise Fee) atau lazim

    disebut fee saja.

    Biaya ini dibebankan kepada franchisee untuk semua jasa yang

    disediakan, termasuk biaya rekruitmen sebesar biaya pendirian yamg dikeluarkan

    oleh franchisor untuk kepentingan franchisee.

    Jumlah dan jangka waktu pembayaran awal dicantumkan di dalam

    perjanjian. Pembayaran yang telah diserahkan sepenuhnya menjadi milik

    franchisor dan tidak dapat dikembalikan kecuali disebutkan di dalam perjanjian.

    Fee awal diperlukan oleh franchisor untuk membantu franchisee terdiri

    dari:

    1) Bantuan pra operasi dan awal operasi bisnis waralaba.

    2) Pembuatan manual operasi untuk digunakan franchisee.

    3) Penyelenggaraan pelatihan awal (initial training) dan biaya

    konsultasi, khususnya pada operasi bisnis waralaba.

    4) Biaya promosi / periklanan khususnya untuk promosi menjelang

    pembukaan perusahaan (grand opening franchisee).

    5) Seleksi pemilikan / seleksi lokasi.

    b. Royalti

    Menurut Karamoy biaya yang ditarik oleh franchisor secara rutin

    diperlukan untuk membiayai pemberian bantuan tekhnik, manajemen, atau

    31Ibid.

  • 26

    promosi kepada franchisee secara berkelanjutan selama kedua belah pihak terikat

    dalam perjanjian.

    Umumnya dalam perjanjian waralaba menyebutkan bahwa franchisee

    membayar sejumlah biaya waralaba (royalti) kepada franchisor berdasarkan

    besarnya penjualan. Isinya antara lain mengenai:

    1) Dasar pembayaran biasanya berdasarkan penjualan kotor (gross

    sales).

    2) Tingkat royalti seminimum mungkin terutama ditempat franchisee

    memperoleh hak atas wilayah tertentu tanpa persyaratan tingkat

    kuota terendah.

    3) Pembayaran secara periodik (mingguan, bulanan, dan sebagainya)

    4) Waktu pembayaran, misalnya setiap hari kamis, atau berdasarkan

    penjualan pada minggu sebelumnya, setiap tanggal sepuluh

    berdasarkan penjualan pada bulan sebelumnya dan sebagainya.

    Besarnya fee awal dan royalti masing-masing perusahaan yang menganut

    waralaba memang berbeda-beda, tidak semua jenis fee atau royalti disyaratkan

    oleh franchisor. Setiap franchisor mempunyai kebijakan sendiri dalam

    menentukan jenis fee atau royalti.

    Dalam waralaba terdapat perjanjian yang melibatkan kedua belah pihak.

    Agar perjanjian berjalan mulus, franchisor harus menyampaikan semua informasi

    yang berhubungan erat dengan perusahaannya kepada franchisee, sehingga

    franchisee dapat mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah akan

    membuat perjanjian waralaba atau tidak.

  • 27

    Menurut Amir Karamoy, disclosure document (dokumen pengungkapan)

    itu membuat informasi mengenai:

    a. Latar belakang franchisor, status hukum, pemilik (pemegang saham),

    live of business.

    b. Latar belakang pengalaman direksi dan kunci perusahaan.

    c. Pengalaman bisnis.

    d. Penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan litigasi

    e. Riwayat kebangkrutan (bankrupty history).

    f. Gambaran program waralaba.

    g. Uang muka yang dibayar franchisee (up front fee).

    h. Biaya-biaya lain, misalnya ketentuan, jumlah investasi dan

    permodalan.

    i. Kewajiban membeli atau menyewa bahan baku, peralatan atau real

    estate.

    j. Pengaturan biaya, khususnya tentang royalti atau pembiayaan berkala,

    komisi, pinjaman dari bank.

    k. Pengaturan wilayah ekslusif dan teritorial.

    l. Pengaturan penggunaan merek dagang, logo, dan tanda-tanda

    komersial.

    m. Hak paten dan hak cipta.

    n. Kewajiban franchisee kepada franchisor.

    o. Pengaturan perpajakan kontrak, terminasi, pengalihan dan hal-hal yang

    berhubungan dengan perjanjian waralaba.

  • 28

    p. Laporan situasi keuangan franchisor.

    q. Perkiraan pendataan dan informasi perkembangan jumlah franchisee.

    2. Keuntungan dan kerugian sistem waralaba

    Dalam melakukan suatu kegiatan usaha pastinya berhadapan dengan dua

    kata ini yaitu keuntungan dan kerugian, apalagi dalam sistem waralaba ini yang

    melibatkan dua belah pihak, sedangkan keuntungan yang jelas bagi franchisee

    adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal,

    keuntungannya antara lain:

    a. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan

    diterima oleh umum.

    b. Franchisee tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk

    memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.

    c. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor,

    dia dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat

    diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen

    personalia, marketing dan produksi.

    d. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak,

    kontrol persediaan dan sebagainya.

    e. Pengetahuan tentang pasar, karena pengetahuan tentang pasar sudah

    begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail

    untuk menghadapi pasar lokal. Hal ini sangat penting karena pasar

    regional atau pasar lokal ada kesamaan dan juga ada perbedaan.

    Masalah persaingan, media promosi, selera masyarakat perlu

  • 29

    diperhatikan, untuk mengatasi hal ini maka franchisor dapat

    memberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan masalah yang

    dijumpai.

    f. Pengawasan. Satu hal yang dihadapi oleh wirausaha pada permulaan

    berbisnis adalah menjaga kualitas produk dan layanan. Franchisor

    akan memberikan nasihat-nasihat dalam bidang pengawasan ini.32

    Menurut Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia

    (AFI) agar keuntungan tidak berubah menjadi kerugian maka yang perlu

    diperhatikan adalah:

    a. Menjaga mutu secara konsisten, penampilan bersih, rapi,

    menyenangkan dan bergengsi.

    b. Memiliki konsep bisnis yang jelas, berpengalaman dalam mengatasi

    berbagai persoalan yang muncul dan telah terbukti keberhasilannya.

    c. Bisnis mempunyai keunikan tersendiri sehingga tidak dimiliki

    pesaingnya.

    d. Keunggulan itu telah dibakukan secara tertulis, mulai dari pemilihan

    lokasi, perijinan, analisa bisnis seperti jam operasional, sistem

    manajemen dan sebagainya.

    e. Pemasaran, pelatihan dan pengawasan harus jelas agar mutu tetap

    terjaga, itu sebagai bukti dukungan pemilik waralaba pada mitra

    usahanya.

    32Buchari Alma, op.cit,. hlm. 144

  • 30

    f. Dengan standar operasi yang ada, ilmu bisa diajarkan dan mudah

    dipelajari orang lain dengan baik dan benar.

    g. Potensi pasar yang besar.

    h. Keuntungan pasti diperoleh bila bisnis dijalankan dalam kurun waktu

    yang telah ditetapkan, keuntungan itu bukan sesaat, melainkan jangka

    panjang.

    i. Perjanjian bisnis yang jelas, setara antara pihak yang terlibat, saling

    menguntungkan dan memiliki dasar hukum yang kuat.

    j. Ciri utama bisnis waralaba adalah kesempatan mandiri, dukungan

    pemasaran, kesempatan menggunakan nama dan jaringan, dan

    dilandasi perjanjian. 33

    Menurut karamoy keunggulan dari sistem waralaba adalah:34

    a. Keunggulan bagi pewaralaba

    1) Metode perluasan pasar (market expansion).

    Suatu wilayah pasar atau suatu pasar yang baru mudah

    dikembangkan, karena nama citra pewaralaba dapat meluas dengan

    cepat melalui unit-unit usaha waralaba.

    2) Alternatif sumber dana.

    Modal untuk memperluas usaha lebih kecil, karena sebagian besar

    biaya untuk mendirikan unit usaha baru dipikul oleh pemegang

    waralaba.

    33Zainal Abidin, klinik bisnis (http: // republika. co.id/, diakses 27 Desember 2005). 34Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 67

  • 31

    3) Tingkat laba lebih tinggi yang diperoleh dari up front fee dan

    royalti, peralatan dan suplai bahan baku, konsultasi dan

    sebagainya.

    4) Tingkat kegagalan rendah.

    b. Keunggulan bagi terwaralaba

    1) Memulai suatu bisnis dengan kepercayaan diri yang tinggi, karena

    didukung oleh pewaralaba.

    2) Menjalankan bisnis secara efisien karena memiliki sistem bisnis

    yang sudah mapan.

    3) Akses pasar dan perbankan terbuka.

    4) Tingkat kegagalan rendah.

    Setelah mengulas segala keuntungan dari sistem waralaba baik dari pihak

    franchisor maupun franchisee maka dalam sistem inipun ada kelemahannya

    antara lain: 35

    a. Kurangnya pengawasan langsung

    Outlet sudah bukan milik franchisor, meskipun namanya terpasang,

    outlet itu milik franchisee. Sebagai pemilik perusahaan dapat memecat

    karyawan tetapi sebagai franchisor tidak dapat memecat franchisee

    seenaknya karena menyangkut hubngan kerjasama kedua belah pihak.

    35Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli & Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,65

  • 32

    b. Kinerja franchisee jelek. Ada dua penyebab kinerja franchisee jelek

    yaitu:

    1) Franchisee tidak diberi pelatihan dengan baik atau tidak kompeten

    saat menghadapi masalah tertentu.

    2) Franchisor egois dan menganggap tidak ada yang sekaliber dia.

    c. Sulit mencari franchisee yang memenuhi syarat meskipun banyak

    franchisee potensial, namun peluang menjadi franchisee juga banyak.

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan jenis penelitian.

    Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

    penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

    Pengertian dari penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

    pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

    manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

    tersebut, dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.36 Penelitian kualitatif

    menggunakan metode kualitatif, metode ini digunakan karena beberapa

    pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila

    berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua, metode ini menyajikan secara

    langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini

    lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh

    bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.37

    Sedangkan jenis penelitin yang digunakan adalah studi kasus (case studi).

    Menurut Nana Syaodih S bahwa studi kasus merupakan suatu penelitian yang

    dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program,

    36Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

    2004),hlm,.4-5 37Ibid,. hlm, 9-10

  • 34

    kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu

    atau ikatan tertentu.38

    Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa

    keuntungan. Lincoln dan Guba39 mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus

    meliputi hal-hal berikut:

    a. Studi kasus merupakan sarana utama menyajikan pandangan subjek

    yang diteliti.

    b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa

    yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

    c. Studi kasus merupakan sarana yang efektif untuk menunjukkan

    hubungan antara peneliti dan responden.

    d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi

    internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi

    faktual tetapi juga keterpercayaan.

    e. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian

    atas transferbilitas.

    f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan

    bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

    Sama seperti jenis penelitian kualitatif lainnya, setiap analisis kasus

    didasarkan wawancara, pengamatan, data dokumenter, kesan pernyataan

    mengenai kasus yang diteliti tersebut.

    38Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005),

    hlm.,64 39Deddy Mulyana, Metode penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu

    social lainnya (Bandung: PT. ROSDAKARYA,2004), hlm., 201

  • 35

    B. Kehadiran Peneliti

    Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

    merupakan alat pengumpul data utama. Kedudukan peneliti dalam penelitian

    kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

    data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil

    penelitiannya.40

    Jadi kunci dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena bertindak

    sebagai instrumen sekaligus pengumpul data sedangkan instrument lainnya

    hanyalah berfungsi sebatas pendukung tugas peneliti

    C. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Jl. W.R. Supratman C-1 Kav. 13-14 yaitu pusat

    (franchisor) Bakso Kota Cak Man

    Berdasarkan keberhasilan yang telah diraih Bakso Kota Cak Man tersebut,

    merupakan alasan peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai strategi dalam

    mengembangkan usahanya.

    D. Sumber Data

    Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

    selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jadi kata-kata dan

    tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data

    utama dan dokumen atau sumber tertulis lainnya merupakan data tambahan.41

    Sumber data menunjukkan asal informasi diperoleh. Data harus diperoleh

    dari sumber yang tepat, jika data tidak tepat, maka mengakibatkan data yang

    40Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.168 41Ibid., hlm. 112

  • 36

    terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun sumber data yang

    dimanfaatkan adalah:

    1. Data Primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung

    dari lapangan.42 Jadi data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan

    dan pencatatan lapangan. Yang menjadi data primer adalah:

    a. Pimpinan Bakso Kota Cak Man

    b. Bagian Manajemen Bakso Kota Cak Man

    c. Bagian Administrasi Bakso Kota Cak Man

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan.43 Data ini digunakan

    untuk melengkapi data primer yang telah ada. Data ini berupa gambaran umum

    tentang obyek penelitian yakni latar belakang obyek penelitian, tujuan dan

    sebagainya.

    E. Metode Pengumpulan Data

    1. Metode Observasi

    Pengertian observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan,

    pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

    indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

    pendengaran, peraba dan pengecap.44

    42S. Nasution, Metode Research (Bandung: Jammars, 1991), hlm,.185 43Ibid. 44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

    2002), hlm,.133

  • 37

    Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati dan memperoleh data

    tentang bagaimana strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya melalui

    sistem waralaba.

    2. Metode Interview

    Metode interview merupakan metode pengumpulan data dengan

    wawancara atau tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk

    memperoleh informasi dari obyek peneliti.

    3. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan,

    transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda.45

    F. Analisis Data

    Menurut Bodgan dan Biklen (1982) analisis data kualitatif merupakan

    upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

    memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari

    dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa

    yang dapat diceritakan kepada orang lain.46

    Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah

    proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

    wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

    data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

    menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

    45Ibid,. hlm.,135 46Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.248

  • 38

    dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

    orang lain.47

    Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan

    tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Cak Man dalam

    mengembangkan usahanya.

    Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

    ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan

    dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat

    kemungkinan alternatif strategis.48

    Diagram matrik SWOT.49

    IFAS

    EFAS

    STRENGTS (S)

    Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan

    internal

    WEAKNESS (W)

    Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan

    internal

    OPPORTUNITIES (O)

    Tentukan 5-10 faktor peluang

    eksternal

    STRATEGI SO

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk memanfaatkan

    peluang

    STRATEGI WO

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan

    kelemahan untuk

    memanfaatkan peluang

    THREATHS (T)

    Tentukan 5-10 faktor ancaman

    eksternal

    STRATEGI ST

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk mengatasi

    ancaman

    STRATEGI WT

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan

    kelemahan dan

    menghindari ancaman

    47Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm., 89 48Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 31 49Ibid,.

  • 39

    a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain

    faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk

    merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strength and

    weakness

    b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

    faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk

    merumuskan faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and

    threaths.

    c. Strategi SO

    Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

    memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

    peluang sebesar-besarnya.

    d. Strategi ST

    Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

    perusahaan untuk mengatasi ancaman.

    e. Strategi WO

    Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

    dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

    f. Strategi WT

    Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

    berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

    ancaman.

  • 40

    G. Pengecekan Keabsahan Temuan

    Pengecekan keabsahan temuan sangat diperlukan agar data yang

    dihasilkan dapat dipercaya dan dipertangung jawabkan secara ilmiah.

    Peneliti mengunakan tekhnik triangulasi untuk pengecekan keabsahan

    temuan. Triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat

    menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang

    telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

    sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

    yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tekhnik pengumpulan data dan

    berbagai sumber data.50

    H. Tahap-tahap Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti memakai tiga tahap yaitu:

    1. Tahap Persiapan

    Peneliti melakukan observasi pendahuluan sebagai acuan dan gambaran

    umum obyek yang diteliti. Sebelum meneliti, peneliti mempersiapkan rancangan

    atau desain penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih teratur dan terarah.

    Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

    a. Pengajuan judul dan proposal ke jurusan, dalam hal ini adalah jurusan

    pendidikan IPS.

    b. Konsultasi proposal ke dosen pembimbing.

    c. Melakukan kegiatan kajian pustaka yang sesuai dengan judul

    penelitian.

    50Ibid,. hlm.,83

  • 41

    d. Menyusun metodologi penelitian

    e. Mengurus surat izin penelitian kepada jurusan pendidikan IPS fakultas

    tarbiyah UIN Malang dan izin kepada pemilik Bakso Kota Cak Man

    2. Tahap Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian karena

    pada tahap ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan seperti

    observasi, wawancara dan sebagainya, guna memperoleh data yang diperlukan

    dengan cara:

    a. Mengadakan observasi langsung ke franchisor maupun franchisee

    Bakso Kota Cak Man Malang.

    b. Melakukan wawancara kepada subjek penelitian

    c. Menggali data penunjang melalui dokumen-dokumen yang

    diperlukan

    d. Pengolahan data dilakukan dengan cara data-data yang telah

    diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan tekhnik analisis

    data yang telah ditetapkan.

    3. Tahap Penyelesaian

    Tahap penyelesaian adalah tahap akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap

    ini peneliti menyusun dan menganalisis data yang diperoleh kemudian

    disimpulkan.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian ini meliputi:

    a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian

  • 42

    b. Menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu berkonsultasi

    kepada dosen pembimbing

    c. Ujian pertanggung jawaban hasil penelitian di dewan penguji.

    d. Penggandaan dan menyampaikan laporan hasil penelitian kepada

    pihak yang berwenang dan berkepentingan

  • 43

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Obyek Penelitian

    1. Sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man

    H. Abdur Rachman Tukiman yang akrab dipanggil Cak Man, dilahirkan

    tanggal 4 April 1961 dari pasangan keluarga petani, Ibu Paijem dan Bapak

    Saimun di sebuah dusun kecil di lereng Gunung Wilis, Desa Sumurup, Kecamatan

    Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Berawal dari berjualan keliling dengan

    gerobak, ternyata bakso yang selama ini dipikulnya keluar-masuk gang laris-

    manis terjual habis, dari hari ke hari omzetnya senantiasa meningkat dan akhirnya

    berkembang pesat. Cak Man memutuskan untuk membangun merk dagang yaitu

    dengan nama Bakso Kota Cak Man untuk ketahap yang lebih besar dan jangka

    waktu yang panjang karena selama ini Cak Man merasa bahwa telah cukup

    menimba ilmu memasak bakso dan lebih berpengalaman.

    Cak Man memberi merek Bakso Kota karena bakso kotalah nama ynag

    tepat, karena nama ini mencerminkan cita-cita Cak Man sejak kecil yaitu ingin

    tinggal di kota dan layaknya orang kaya yang serba kecukupan sandang, pangan,

    papan dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi serta ilmu agama anak cucu

    kelak dikemudian hari. Sejak saat itulah Cak Man menggunakan nama bakso kota

    dan untuk memperluas jaringan. Cak Man memiliki visi ke depan yang sangat

    kuat, hal ini dibuktikan dengan Cak Man senantiasa mengikuti lokakarya dan

  • 44

    penyuluhan yang salah satunya adalah tentang hak atas kekayaan intelektual

    (HAKI).

    Tahun 2001, Cak Man mengajukan permohonan hak paten terhadap merek

    dagangnya BAKSO KOTA Cak Man kepada instansi pemerintah yang

    berwenang. Pada tahun 2002 secara resmi Dirjen HAKI, Departemen Kehakiman

    dan HAM menerbikan Sertifikat Merek tanggal 14-3-2002 No.J00-01-04385.

    Suatu ketika, reputasi baik Bakso Kota Cak Man ini, membuat Saudara

    Noercholis, Pegawai Dirjen Pajak Departemen Keuangan Jakarta tertarik

    membuka beberapa cabang di Jakarta pada tahun 2004-2005 dan sekaligus

    sebagai konsultan manajemen pengembangan usaha. Oleh karena jarak yang

    begitu jauh sehingga komunikasi tidak berjalan sebagaimana diharapkan, akhirnya

    pada awal tahun 2006 kerja sama tersebut dihentikan dan diganti oleh Saudara

    Drs. Gatot Sujono, MA, mantan pegawai Dirjen Anggaran dan pengajar tidak

    tetap pada BPLK, Departemen Keuangan yang sekarang berprofesi sebagai Dosen

    di STIE Malangkucecwara Malang.

    Setelah dilakukan pembenahan manajemen, maka untuk kepentingan

    terjaminnya pengembangan usaha dalam format waralaba (franchising), pada

    bulan Februari 2007 Cak Man mendirikan sebuah badan usaha dalam bentuk

    Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT KOTA JAYA yang berkedudukan di

    Malang. Hubungan merk dagang Bakso Kota Cak Man dengan PT. KOTA JAYA

    yang mana suatu badan usaha sebagai pemegang merk dalam pengembangan

    Bakso Kota Cak Man dan dengan usaha sungguh-sungguh akhirnya sampai

  • 45

    sekarang telah dibangun kerjasama dengan para investor (franchisee) di seluruh

    penjuru nusantara (per awal Maret 2008 sebanyak 81 outlet).

    Standar mutu bagi kehalalan, kerahasiaan dan keunikan, Cak Man

    menempatkan satu juru masak dan satu asisten yang handal juga terpercaya di

    setiap cabang atau gerai. Sedangkan untuk menjaga kesegaran semua produk

    bakso beserta variannya dimasak di masing-masing gerai dengan menggunakan

    daging sapi segar (fresh meat) yang bumbunya dipasok dari Malang. Dalam

    rangka kegiatan promosi, Cak Man telah menciptakan Rekor MURI dalam hal

    membuat bakso terbesar berdiameter 1.65 meter pada tanggal 8 Juli 2007 di ITC

    Mega Grosir Surabaya.51

    2. Lokasi Usaha

    Bakso Kota Cak Man adalah salah satu usaha yang menggunakan

    sistem waralaba dari sekian banyak usaha produk makanan lainnya, sehingga

    tidaklah heran di luar Kota Malang kita menemukan brand Bakso Kota Cak Man,

    di Kota Malang sendiri mempunyai tujuh outlet.

    Daftar outlet Bakso Kota Cak Man (per Mei 2008) berdasarkan data

    yang masuk di bagian administrasi PT.KOTA JAYA.

    KOTA NO ALAMAT

    1 Jl. Indragiri No. 48 C

    2 Jl. Manyar Kertoarjo

    3 ITC Mega Grosir

    SURABAYA

    4 Royal Plaza

    51 Dokumen, profil Bakso Kota Cak Man, 2008

  • 46

    5 Mega Mall Batam Center Lt.1

    6 Komplek Penuin Center Blok F

    BATAM

    7 Food Court Panbill Mall Lt.3

    8 Jl. Bintaro Raya No. 49

    9 Jl. Cinere Raya No. 99B

    10 Bumi Serpong Damai

    11 Jl. Boulevard Raya Blok K4 No. 6 Kelapa Gading

    12 Jl. Pluit Raya No. 17

    13 Jl. Dewi Sartika No. 160

    14 Plaza Semanggi

    15 Food Court 2 Mall Ambassador

    16 Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 48

    JAKARTA

    17 Food Court Cibubur Junction

    18 ITC Cempaka Emas

    19 Jl. Arteri Kelapa Dua

    20 Jl. Dr. Saharjo No. 100 C

    21 Jl. Fatmawati Raya No. 55 B

    22 Supermega Mall Bekasi

    23 Jl. Raya Margonda Depok

    24 Food Court Pasar Festival Kuningan

    25 Elektronik City Building Lt. 2, SCBD

    26 Jl. TB. Simatupang

    27 Jl. Balai Pustaka Timur No. 4C

  • 47

    Rawamangun

    28 ITC Depok

    29 Jl. RC. Veteran No. 8 Bintaro

    30 Ruko Taman Palem D7/28 Cengkareng

    31 Tanjung Duren

    32 Mall Cijantung Lt. 3 No. 23-26

    33 Lippo Karawaci TANGERANG

    34 Jl. Raya Kelapa Puan Blok AD 14

    No.38-39 Serpong

    BOGOR 35 Jl. Pajajaran

    36 Jl. KH. Noer Ali No.200 BEKASI

    37 Ruko Kemang Pratama AL No. 9

    SAMARINDA 38 JL. Kadri Oening No. 98A

    39 Jl. Adipati Ukur BANDUNG

    40 Jl. Cimahi

    41 Komplek Ruko Panakukang Mas MAKASAR

    42 Pantai Losari

    BALIKPAPAN 43 Jl. Jend. Sudirman Blok H

    MANADO 44 Jl. Piere Tendean

    TOMOHON 45 Jl. Raya Tomohon Lingk.7 Sulut.

    BITUNG 46 Jl. Dr. Sam Ratulangi No.6,

    Pakadoodan, Bitung Tengah

  • 48

    47 Jl. Setiabudi No.58

    48 Jl. Sakti Lubis

    MEDAN

    49 Jl. Jend. Sudirman No.101 Binjai

    50 Jl. Setiabudi No.113B

    51 Jl. Prof. Hamka No.19 Ngaliyan

    SEMARANG

    52 Jl. Majapahit No. 114D

    SOLO 53 Jl. Gajah Mada No. 154A

    JEMBER 54 Jl. Trunujoyo

    55 Jl. Teuku Umar BALI

    56 Jl. Raya Tuban Kuta Bali

    MOJOKERTO 57 Jl. Pahlawan

    JOMBANG 58 Jl. Wachid Hasyim No. 122B

    GRESIK 59 Jl. Jend. Sudirman

    PANDAAN 60 Food Terrace Taman Dayu

    BANGIL 61 Jl. Raya Pasuruan

    62 Jl. Panglima Sudirman

    63 Jl. Veteran No. 35

    PASURUAN

    64 Kafetaria Kolam Renang Tirto Kencono

    KEDIRI 65 Jl. Kusuma Bangsa

    LUMAJANG 66 Jl. Brigjen Slamet Riyadi

    BANYUWANGI 67 Jl. Diponegoro Genteng

    TERNATE 68 Jl. Monomutu Raya

  • 49

    PADANG 69 Komp. Ruko Jl. Damar No. 48D

    70 Komp. Ruko Jl. R. Soekarno PALEMBANG

    71 Jl. Sumpah Pemuda Bi No. 10A

    72 Jl. WR. Supratman

    73 Jl. Letjen S. Parman

    74 Jl. Bantaran

    75 Jl. Ciliwung

    76 Jl. Kol. Sugiono

    77 Jl. Soekarno Hatta

    MALANG

    78 Jl. Zainul Arifin

    LAMPUNG 79 Jl. RA. Kartini

    BANJARMASIN 80 Jl. H. Anang Adenansi No.7

    AMBON 81 Jl. A.Y. Paty

    KEPANJEN 82 Jl. A. Yani No. 8

    BANJARBARU 83 Jl. Panglima Batur No.44

    Seiring dengan berjalannya waktu dan Cak Man sukses dengan usaha

    baksonya, maka tak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lain pada akhirnya

    juga mendirikan usaha bakso bahkan juga menciptakan variasi produk bakso yang

    bahannya selain dari daging sapi dan bentuknya juga beraneka ragam. Adapun

    pesaing-pesaing yang muncul dan mendirikan usaha di Malang terdapat empat

    pesaing berdasarkan observasi peneliti di lapangan pada tanggal 21-24 Agustus

    2008 adalah:

  • 50

    a. Baso Seafood Nyus bahan olahan semua terbuat dari ikan laut juga

    bersistem bisnis franchise, outlet pusat bertempat di Jl. Terusan Tidar

    Sakti No.1 Malang dan Jl. Borobudur.

    b. Bakso President dengan slogannya pelopor baso variasi, sudah lama

    berdiri di Malang sejak akhir tahun 1990 sampai sekarang.

    c. Baso keju dengan slogannya tak selamanya Baso itu Bulat mempunyai

    ciri khas sendiri yaitu bentuk yang tidak bulat dan berbagai macam

    variasi isi ada keju, coklat , buah anggur, cherry, dan masih banyak

    variasi lainnya. Outlet pusat Baso Keju Jl. Kawi atas No. 36 Malang.

    d. Baso Gun, baso ini keberadaannya mudah sekali dijumpai di Kota

    Malang, berinovasi dalam penyajian ala steamboat yakni penyajian

    kuah mendidih di atas kompor gas kecil dan pembeli merebus baso

    yang ingin dinikmati.

    Selain nama-nama di atas masih banyak penjual yang membuka usaha

    bakso di Kota Malang ini dari yang sudah dikenal masyarakat sampai yang

    menjual bakso dengan memakai gerobak, itu semua bisa menjadi pesaing bisnis

    Cak Man. Seperti yang diungkapkan Cak Man sebagai berikut:

    "Ancaman itu bisa datang darimana saja dan sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan adalah ancaman dari dalam di mana ada beberapa karyawan yang keluar lalu mendirikan usaha yang mirip dan juga menggunakan nama yang hampir mirip seperti salah satu contohnya Bakso Kota Cak Men" (tanggal 10 Agustus 2008, pukul 10.30). Persaingan-persaingan di dalam dunia usaha adalah hal yang biasa dan

    sudah pasti, apalagi usaha yang di buka jenis usaha makanan yang digemari

    banyak orang tetapi bagi Bakso Kota Cak Man hal itu bukanlah menjadi masalah

  • 51

    karena Bakso Kota Cak Man sudah ada di hati para pelanggannya, hal itu

    berdasarkan dari hasil wawancara dengan sepuluh pelanggan Bakso Kota Cak

    Man yang umurnya berkisar antara 25-30 tahun. Peneliti bertanya tentang merk

    bakso yang paling diingat, rasa dan aroma bakso, serta ketidak sangsian

    konsumen terhadap produk olahan bakso, ternyata ke sepuluh pelanggan itu

    menjawab sebagai berikut:

    "yang terkenal di Malang ini ya... Bakso Kota Cak Man karena sudah terbukti rasa dan aromanya lezat serta terjamin bahannya dari bahan pilihan dan kehalalannya terjaga, rata-rata saya datang ke sini dengan keluarga tiga minggu sekali lho..." (26 Agustus 2008, pukul 10.00-11.35 wib).

    Selain itu peneliti juga mewawancarai sepuluh orang lagi yang semuanya

    jauh dari lokasi gerai Bakso Kota Cak Man, ternyata tujuh dari sepuluh orang itu

    menjawab bahwa Bakso Kota Cak Manlah yang pertama mereka kenal di Malang

    sedangkan tiga diantaranya menjawab Bakso President yang pertama kali mereka

    kenal. Peneliti melakukan wawancara yang jauh dari outlet Bakso Kota Cak Man

    karena untuk menjaga keobyektifan jawaban yang akan dipi