02. makalah

25
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik masyarakat semakin besar sedangkan energi listrik diharapkan dapat mencukupi masyarakat seluruhnya. PT PLN (Persero) yang statusnya perusahaan milik negara mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengelola penyediaan dan penyaluran listrik dengan konsekuensi sistem penyaluran yang handal dan efektif. Pada sistem tenaga listrik terdapat berbagai macam pengaman seperti pengaman pada pembangkit, pengaman generator, pengaman transfomator, pengaman saluaran transmisi, pengaman gardu induk, pengaman saluran distribusi, dan pengaman pada konsumen. Salah satu komponen sistem pengaman adalah Pemutus Tenaga (PMT). 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik di PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT PURWOKERTO adalah : 1. Mempelajari aplikasi dan relevansi bahan- bahan kuliah dalam praktek dan mengembangkannya terutama yang berhubungan dengan konsentrasi ketenagaan. 2. Membandingkan pengetahuan teoritis yang didapat selama proses perkuliahan dengan pengetahuan praktek sebagai aplikasi actual lapangan kerja. 3. Memberikan gambaran mengenai komponen- komponen, sistem pengoperasian, prinsip kerja dan pemeliharaan dari Pemutus Tenaga dengan media pemadam busur api banyak minyak (Bulk Oil Circuit Breaker). 1.3 Lingkup Pembahasan Hal-hal yang dibahas dalam laporan ini meliputi: 1. Tinjauan umum perusahaan PT. PLN (persero) P3B JB Unit Pelayanan Transmisi Purwokerto. 2. Pengertian umum Gardu Induk 3. Pengoperasian, prinsip kerja, proses pengaturan busur api dan pemeliharaan pemutus tenaga dengan ruang media menggunakan banyak minyak (Bulk Oil Circuit Breaker). II. TINJAUAN UMUM GARDU INDUK 2.1 Definisi Umum Gardu induk disebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalam satu kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubah tegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjadi tenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dan sebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi. 2.2 Klasifikasi Gardu Induk. 1

Upload: wahid-a-syarif

Post on 26-Jun-2015

1.739 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 02. makalah

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebutuhan listrik masyarakat semakin besar sedangkan energi

listrik diharapkan dapat mencukupi masyarakat seluruhnya. PT PLN (Persero) yang statusnya perusahaan milik negara mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengelola penyediaan dan penyaluran listrik dengan konsekuensi sistem penyaluran yang handal dan efektif.

Pada sistem tenaga listrik terdapat berbagai macam pengaman seperti pengaman pada pembangkit, pengaman generator, pengaman transfomator, pengaman saluaran transmisi, pengaman gardu induk, pengaman saluran distribusi, dan pengaman pada konsumen. Salah satu komponen sistem pengaman adalah Pemutus Tenaga (PMT).

1.2 Maksud dan TujuanTujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik di PT. PLN (PERSERO)

P3B JB UPT PURWOKERTO adalah :1. Mempelajari aplikasi dan relevansi bahan-bahan kuliah dalam

praktek dan mengembangkannya terutama yang berhubungan dengan konsentrasi ketenagaan.

2. Membandingkan pengetahuan teoritis yang didapat selama proses perkuliahan dengan pengetahuan praktek sebagai aplikasi actual lapangan kerja.

3. Memberikan gambaran mengenai komponen-komponen, sistem pengoperasian, prinsip kerja dan pemeliharaan dari Pemutus Tenaga dengan media pemadam busur api banyak minyak (Bulk Oil Circuit Breaker).

1.3 Lingkup Pembahasan

Hal-hal yang dibahas dalam laporan ini meliputi:1. Tinjauan umum perusahaan PT. PLN (persero) P3B JB Unit

Pelayanan Transmisi Purwokerto.2. Pengertian umum Gardu Induk3. Pengoperasian, prinsip kerja, proses pengaturan busur api dan

pemeliharaan pemutus tenaga dengan ruang media menggunakan banyak minyak (Bulk Oil Circuit Breaker).

II. TINJAUAN UMUM GARDU INDUK

2.1 Definisi UmumGardu induk disebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan

gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalam satu kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubah tegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjadi tenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dan sebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi.

2.2 Klasifikasi Gardu Induk.Gardu induk (substations) di klasifikasikan menurut kontruksinya.

2.2.1 Gardu Induk Pasang Luar.Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan

tegangan tinggi pasangan luar. Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau bangunan. Walaupun ada beberapa peralatan yang lain berada di dalam gedung, seperti peralatan panel kontrol, meja penghubung (switch board) dan batere.

2.2.2 Gardu Induk Pasangan Dalam Disebut Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar

peralatannya berada dalam suatu bangunan. Peralatan ini seperti halnya pada gardu induk pasangan luar. Dari transformator utama, rangkaian switchgear, dan panel kontrol serta batere semuanya.

2.2.3 Gardu Induk Semi- Pasangan LuarKonstruksi gardu induk semi-pasangan luar (semi-out door

substation) sebagian dariperalatabn teganagan tingginya terpasang di dalam gedung. Karena konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam dengan pasangan luar inilah tipe gardu induk inidi sebut juga gardu induk semi pasangan dalam.

2.2.4 Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan bawah tanah

hampir semua peralatanya terpasang dalam bangunan bawah tanah. Hanya alat pendinginan biasanya berada diatas tanah, dan peralatan-peralatan yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan di bangunan bawah tanah.

1

Page 2: 02. makalah

2.3 Peralatan dan Perlengkapan Gardu IndukSecara umum peralatan dan perlengkapan pokok dari suatu gardu

induk terdiri dari:a. Transfomator

Adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentrasfer tegangan) .

b. Peralatan teganagan tinggi (sisi primer) antara lain:1. Pemutus Tenaga

Pemutus tenaga termasuk peralatan yang fungsinya menghubungkan dan memisahkan/memutuskan arus listrik (switching equipment).

2. Pemisah (PMS)Pemisah/PMS adalah suatu alat untuk memisahkan

tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Kecepatan membuka maupun menutup sangat lambat.

3. Transfomator arus (CT)Untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi

menjadi arus kecil pada tegangan rendah yang digunakan dalam pengukuran dan pengamanan (proteksi).

4. Transfomator tegangan (PT)Mempunyai fungsi memperkecil besaran tegangan pada

sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi.

5. Busbar (rail)Berfungsi sebagai titik pertemuan atau interkoneksi

baik transfomator tenaga jaringan SUTT, SKTT dan peralatan listrik sebagai penyalur, penerima daya listrik. Macam-macam rel GI:i. Busbar/rel tunggal:ii. Rel ganda:

6. Lightning arresterBerfungsi untuk mengamankan instalasi dari gangguan

tegangan lebih akibat petir.7. Spark rod

Sebagai pengaman peralatan terhadap tegangan listrik lebih.

c. Peralatan tegangan menengah (sisi sekunder)Peralatan untuk tegangan menengah (sisi sekunder) ragamnya

sama dengan peralatan untuk tegangan tinggi.d. Peralatan kontrol

Jenis peralatan panel kontrol yang terdapat pada suatu Gardu Induk antara lain:

1. Panel kontrol utama.2. Panel rele.3. Meter pengukuran.4. Peralatan komunikasi.5. Batere.6. Batere charger.

e. Peralatan lainSelain peralatan yang telah disebutkan masih terdapat

peralatan lain diantaranya:1. Paterson coil2. Kapasitor3. Rele pengaman sebagai proteksi pada

transformatori. Rele Bucholz

ii. Rele tekanan lebihiii. Rele tangki tanahiv. Rele differensialv. Rele arus lebih

vi. Rele hubung tanahvii. Rele termis

2

Page 3: 02. makalah

III. TINJAUAN KHUSUS PEMUTUS TENAGA

3.1 Pengertian Pemutus TenagaPemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat otomatis yang mampu

memutus/menutup rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau dapat juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga gangguan dapat dipisahkan.

3.4 Jenis-jenis Pemutus TenagaSelama beroperasi pada keadaan normal PMT dapat dibuka dan

ditutup tanpa menimbulkan akibat yang merugikan. Dalam keadaan gangguan atau keadaan yang tidak normal relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian tripping dari PMT maka akan menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak PMT.

Berdasarkan media pemadam busur api listrik PMT dibedakan menjadi :

1. PMT dengan menggunakan banyak minyak (Bulk Oil CB)2. PMT dengan menggunakan sedikit minyak (Small Oil CB)3. PMT dengan menggunakan udara hembus (Air Blast CB)4. PMT dengan menggunakan ruang hampa udara (Vacuum

CB)5. PMT dengan menggunakan gas

3.4.1. PMT dengan Media MinyakMedia minyak yang digunakan pada PMT tipe ini

adalah Diale A, Diale B, Diale C dan Diale D. Jenis-jenis minyak tersebut memiliki toleransi batasan tahanan tembus yang bertingkat. Dengan standar tegangan tembus adalah 1 kV/cm. Diale A mempunyai toleransi batasan tahanan tembus hingga 600 kV/cm, Diale B mempunyai toleransi batasan tahanan tembus hingga 350 kV/cm, Diale C mempunyai toleransi batasan tahanan tembus hingga 200 kV/cm, dan

Diale D mempunyai toleransi batasan tahanan tembus hingga 100 kV/cm.

3.4.1.1. PMT dengan Banyak Menggunakan Minyak (Bulk Oil Circuit Breaker)

PMT dengan banyak menggunakan minyak secara umum dipergunakan pada sistem tegangan sampai 245 kV. Pada tipe ini minyak berfungsi sebagai:1. Peredam loncatan bunga api listrik selama

pemutusan kontak-kontak.2. Bahan isolasi antara bagian-bagian yang

bertegangan dengan badan. Gambar PMT tipe ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(a) (b)

Gambar 3.1 (a) PMT banyak menggunakan minyak dan (b) PMT banyak menggunakan minyak dengan pengatur busur api.

Keterangan Gambar 3.1 (a) dan (b) :1. tangki2. minyak dielektrik3. kontak yang bergerak4. gas yang terbentuk dari dekomposisi minyak

dielektrik (hidrogen 70%)5. alat pembatas busur api listrik

3

Page 4: 02. makalah

6. kontak tetap7. batang penegas (dari fiberglass)8. konduktor dari tembaga9. bushing terisi minyak atau tipe kapasitor10. konduktor (tembaga berlapis perak)11. inti busur api listrik12. gas hasil ionisasi13. gelembung-gelembung gas

3.4.1.2. PMT dengan Sedikit Menggunakan Minyak (Low Oil Circuit Breaker)

Pada PMT dengan menggunakan sedikit menggunakan minyak ini, minyak hanya dipergunakan sebagai peredam loncatan bunga api. Sedangkan sebagai bahan isolasi dari bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organik.

Pemutusan arus dilakukan di bagian dalam dari pemutus. Pemutus ini di masukkan dalam tabung yang terbuat dari bahan isolasi. Diantara bagian pemutus dan tabung diisi minyak yang berfungsi untuk memadamkan busur api waktu pemutusan. Gambar potongan PMT tipe ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 PMT sedikit menggunakan minyak

Keterangan Gambar 3.2 :1. kontak tetap2. kontak bergerak3. ruangan pemutus aliran4. ruang penyangga5. ruangan atas (puncak)6. alat pemadam busur api7. kontak tetap8. penutup dari kertas berkelit9. batang penggerak10. katup pelalu11. terminal12. katup pembantu13. lubang gas

3.4.1.3. Kelebihan dan Kelemahan PMT Media Minyak1. Kelebihan PMT media minyak

Secara operasional handal, jika memutus berulang kali tidak masalah, tidak mempengaruhi auxiliary lainnya.

2. Kelemahan PMT media minyakPMT terlalu berat dan besar (makan tempat),

resiko terbakar, reaksi yang keras dengan tanah dan frekuensi kegagalan bushing.

3.4.2. PMT dengan Media Udara3.4.2.1. PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)

Pada PMT udara hembus, udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah ionisasi media diantara kontak dipadamkan oleh hembusan udara.

Setelah pemadam busur api dengan udara tekanan tinggi, udara ini juga berfungsi mencegah restriking voltage (tegangan pukul). Kontak PMT di

4

Page 5: 02. makalah

tempatkan di dalam isolator, dan juga katup hembusan udara.

Pada PMT kapasitas kecil isolator ini merupakan satu kesatuan dengan PMT-nya, tetapi untuk kapasitas besar tidak demikian halnya. Gambar 3.3 menunjukkan PMT hembusan udara tekanan tinggi

(a) (b)Gambar 3.3 (a) PMT udara hembus dan (b) Ruangan

pemadam busur api ganda pada PMT udara hembus

Keterangan Gambar 3.3 (a) dan (b) :1. tangki persediaan udara dari plat baja2. isolator berongga dari porselen3. mekanis penggerak pneumatik4. batang penggerak dari baja5. katup pneumatik6. kontak tetap dari tembaga7. kontak bergerak dari tembaga8. terminal dari tembaga atau perak9. pegas penekan dari campuran baja10. pelepas udara keluar11. tanduk busur api dari tembaga12. unit tahanan13. penututp dari porselen

14. saluran

3.4.2.2. PMT dengan Hampa Udara (Vacuum Circuit Breaker)Kontak-kontak pemutus dari PMT ini terdiri

dari kontak tetap dan kontak bergerak yang di tempatkan dalam ruang hampa udara. Ruang hampa udara ini mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi dan media pemadam busur api yang baik. Gambar 3.4 menunjukan pemutus sebuah PMT hampa udara.

Gambar 3.4 Pemutus dari PMT Hampa Udara

Keterangan Gambar 3.4 :1. plat-plat penahan bukan bahan magnit2. rumah pemutus dari bahan isolasi 3. pelindung dari embun uap4. kontak bergerak5. kontak tetap6. penghembus dari bahan logam7. tutup alat penghembus8. ujung kontak

3.4.2.3. Kelebihan dan Kelemahan PMT Media Udara1. Kelebihan PMT media udara

PMT jenis ini sangat simpel (tidak makan tempat), kemampuan peredam sangat tinggi dan

5

Page 6: 02. makalah

pemeliharaannya paling sedikit. Umumnya digunakan pada sisi 20 kV.

2. Kelemahan PMT media udaraPada saat pelepasan sangat mempengaruhi

auxiliary lainnya, karena tekanan gas sangat besar yang mempengaruhi dinding isolator dan paking (seal), dan apabila bocor atau rusak pasti meledak dan tidak dapat diperbaiki (harus diganti).

3.4.3. PMT dengan Media Gas3.4.3.1. PMT dengan Gas SF6

Media gas yang digunakan pada tipe PMT ini adalah gas SF6 (Sulphur Hexaflourida). Sifat-sifat gas SF6 adalah tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun, dan tidak mudah terbakar.

Pada temperatur di atas 150o C gas SF6

mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.

Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan.

Sifat lain dari gas SF6 adalah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api listrik melalui titik nol. PMT SF6

ada dua tipe, yaitu tipe tekanan tunggal dan tipe tekanan ganda.

Pada tipe tekanan tunggal, PMT diisi gas SF6

dengan tekanan kira-kira 5 kg/cm2. Selama pemisahan

kontak-kontak, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalaui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.

Pada tipe tekanan ganda, gas dari sistem tekanan tinggi di alirkan melalui nozzle ke gas sistem

tekanan rendah selama pemutusan busur api. Pada sistem gas tekanan tinggi tekanan gas kurang lebih 12 kg/cm2 dan pada gas sistem tekanan rendah, tekanan gas kurang lebih 2 kg/cm2. Gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi. Gambar 3.5 (a) dan (b) menunjukkan bentuk-bentuk PMT gas SF.6.

Gambar 3.5 (a) Satu kutub PMT dengan gas SF 6

bertangki ganda dalam tangki tertutup

Keterangan Gambar 3.5 (a) :1. sambungan terminal-terminal 2. isolator-isolator atas3. jalan masuknya gas SF6

4. jalan keluarnya gas SF6

5. ruang pemadam busur api6. sambungan penggerak7. isolator bawah8. persediaan utama gas SF6 14 kg/cm2

9. penyangga dari alumunium10. ruang tekanan rendah11. pembantu persediaan tekanan tinggi

6

Page 7: 02. makalah

Gambar 3.5 (b) Satu kutub PMT 245 kV dengan gas SF6

Keterangan Gambar 3.5 (b) :1. mekanisme penggerak2. pemutus 3. isolator4. batang penggerak berisolasi dari porselen rongga.5. penyambung diantara no.4 dan no.126. terminal-terminal7. saringan8. silinder bergerak9. torak tetap10. kontak tetap

3.4.3.2. Kelebihan dan Kelemahan PMT Media Gas SF6

1. Kelebihan PMT media gas SF6

Sifat gas SF6 tidak berbau, tidak berwarna,

tidak beracun, dan tidak mudah terbakar. Pada temperatur di atas 150o C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6

mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 adalah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan

cepat, setelah arus bunga api listrik melalui titik nol. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat).

2. Kelemahan PMT media gas SF6

Pada saat pelepasan sangat mempengaruhi auxiliary lainnya, karena tekanan gas sangat besar yang mempengaruhi dinding isolator dan paking (seal).

3.2 Cara Kerja Pemutus TenagaPada PMT terdapat ujung kontak bergerak dan tuas yang dapat

menggerakkan kontak gerak, baik secara manual maupun secara otomatis, yaitu dengan bantuan suatu peralatan mekanisme penggerak (operating mechanism). Untuk proses membuka dan menutup dari PMT adalah dengan menggerakan batang penggerak (tension rod).

3.3 Macam-macam Mekanisme pada Pemutus Tenaga Mekanisme penggerak berfungsi menggerakkan kontak bergerak

untuk pemutusan dari PMT. Terdapat macam-macam mekanisme penggerak kontak-kontak PMT diantaranya:

1. pegas dan tenaga manual2. pegas dan motor listrik/coil3. pegas hidrolik – pompa hidrolik4. pegas dan pneumatic – motor kompresor5. hidrolik – pompa hidrolik6. sistem pneumatik

Umumnya titik 2,3,4 untuk mengisi tenaga pegas dapat dilakukan secara manual sedang untuk item 5 ada cadangan pompa hidrolik yang digerakan manual.

3.5 PMT yang Digunakan di GI 150 KV LomanisJenis pemutus tenaga yang digunakan di GI Lomanis adalah

PMT dengan Banyak Menggunakan Minyak (Bulk Oil Circuit Breaker), dan minyak yang digunakan adalah Diale B dan Diale C, dimana Diale B digunakan pada PMT 150 kV dan Diale C pada PMT 20 kV.

3.5.1 Pemutus Tenaga Dengan Menggunakan Banyak Minyak (Bulk Oil Circuit Breaker)

7

Page 8: 02. makalah

PMT ini dipasang pada trafo I 20 MVA, bay Rawalo, bay STARA dan pada kopel, yang masing-masing fasa mempunyai satu tangki. Minyak berfungsi sebagai pemadam busur api, selain sebagai isolasi antara bagian-bagian bertegangan dan dengan arde/tanah.

Minyak dalam PMT berfungsi sebagai pemadam busur api selain sebagai isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dan dengan arde/tanah.

3.6 Fungsi Bagian Utama dan Cara Kerja PMT Menggunakan Banyak Minyak

Gambar 3.6 Potongan satu kutub PMT dengan menggunakan media banyak minyak

Keterangan Gambar 3.6:1. tangki 7. batang penegang2. minyak dielektrik 8. konduktor dari tembaga3. kontak gerak 9. bushing4. gas yang terbentuk 10. konduktor

karena dekomposisi 11 inti busur api listrikminyak dielektrik. 12. gas hasil ionisasi

5. alat pembatas busur api13. gelembung gas6. kontak tetap

3.6.1 Bagian Utama PMT Menggunakan Media Bamyak Minyaka) Tangki

Tangki berfungsi menahan tekanan gas yang timbul selama proses pemadaman busur api.

b) Kontak-kontakKontak-kontak terdiri dari kontak bergerak (moving

contact) perencanaan kontak-kontak ditentukan oleh tipe dari pengatur busur api (arc control device).

Gambar 3.7 susunan kontak-kontak

Keterangan Gambar 3.7:1. penahan kontak (contact

support).2. kontak utama (main contact)

terdiri dari electrolytic cooper dengan tungsten cooper tips.

3. beliatan pegas (coiled spring) terdiri dari phospher

4. kotak bergerak5. ujung kontak (arcing tip) terdiri

dari tungsten copper.6. tangkai kontak bergerak (moving

contact stem) terdiri dari electrolytic copper.

8

Page 9: 02. makalah

c) Mekanisme penggerakMekanisme penggerak berfungsi menggerakkan kontak

bergerak untuk pemutusan dari PMT. Bagian ini terdiri dari satu kesatuan kerja tersendiri. Pada PMT dengan ruang media banyak minyak di GI Lomanis menggunakan mekanis penggerak dengan menggunakan pegas pilin dan pneumatic.

Gambar 3.8 mekanis penggerak secara mekanik dengan pegas pilin

Keterangan Gambar 3.8:1. lengan interlock 9. lengan Interlock2. pawl 10. alur pemberhentian3. pegas penutup 11. pawl4. pegas pen-trip 12. penghubung5. roda pengisi 13. batas pegas6. engkol 14. sektor penunjang7. motor 15. batang PMT8. kumparan pen-trip 16. kumparan penutup

Gambar 3.9 mekanis pneumatic pada jenis PMT bulk oilKeterangan Gambar 3.9 :1. Kompresor2. Katup kompresor3. Tabung berisi udara bertekanan tinggi4. Katup pembuka5. Katup penutup6. Kumparan penutup dan pen-trip7. Katup saluran8. Pipa saluran udara9. Ujung kontak gerak10. Bushing11. Penyangga kontak12. Kontak gerak13. Kontak tetap14. Minyak

d) BushingBerfungsi sebagai isolasi antara bertegangan dengan

beban.

3.6.2 Prinsip Kerja PMT dengan Menggunakan Media Banyak Minyak

9

Page 10: 02. makalah

Untuk proses membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan menggerakan batang penggerak (lihat gambar 3.7 no 6) turun untuk membuka kontak-kontak dan naik menutup kontak-kontak. Batang penggerak digerakkan oleh mekanisme penggerak.

3.7 Proses Pengaturan Busur ApiPengatur busur api (Arc control Device) umumnya dipergunakan

pada PMT dengan banyak menggunakan minyak yang berkapasitas besar dan PMT dengan sedikit menggunakan minyak. Pengatur busur api mengatur panjang nya busur api dapat di jelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.10 proses pemadaman busur apiKeterangan Gambar 3.10:1. kontak tetap2. kontak bergerak3. pengatur busur api

4. busur api5. gas bertekanan6. minyak

3.8 Pengoperasian PMT3.8.1 Pembukaan Jaringan

i. PMT dioperasikan terlebih dahulu, baru kemudian pemisah-pemisahnya.

ii. Sebelum pemisah dikeluarkan/ dioperasikan harus diperiksa apakah PMT sudah terbuka sempurna .

iii. Urutan pembukaan jaringan:1. PMTdikeluarkan 2. PMS dikeluarkan3. PMS tanah dimasukkan

Gambar 3.11 Diagram satu garis urutan pembukaan jaringan.

3.8.2 Penutupan Jaringani. PMT dioperasikan setelah

pemisah-pemisahnya dimasukkan lihat gambar.

10

Page 11: 02. makalah

ii. Setelah PMT dimasukkan diperiksa apakah terjadi kebocoran isolasi (misal minyak) pada PMT.

iii. Urutan penutupan jaringan:1. PMS tanah dikeluarkan2. PMS dimasukkan3. PMT dimasukkan

Gambar 3.12 Diagram satu garis urutan penutupan jaringan

IV. PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA DENGAN MEDIA BANYAK MINYAK

4.1 Pengertian Umum PemeliharaanPemliharaan Pemutus tenaga (PMT) adalah tergantung dari ukuran

PMT dan statusnya, apakah dijaga atau tidak dijaga. Pelaksanaan dari pemeliharaan dapat dilakukan sesuai dari jenis pemeliharaannya, maka pelaksanaannya dapat dilakukan apakah PMT itu dalam keadaan operasi atau tidak beroperasi.

Untuk PMT yang dijaga, kurun waktu pemeliharaanya (secara periodik) adalah sebagai berikut: Jadwal Harian

Dilaksanakan pada saat keadaan operasi, perlatan dan komponen yang diperiksa PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker):1. Tangki dan katup pembuang minyak: periksa apakah ada

kebocoran minyak.2. Indikator tinggi minyak pada indikator tangki, bushing dan

tabung isolator.3. Tangki, pipa-pipa udara: periksa apakah ada kebocoran minyak.4. Kompresor: periksa kerja motor kompresor apakah normal,

periksa apakah ventbelt motor kompresor dalam keadaan baik, tidak putus atau kendor, periksa apakah tidak ada kebocoran minyak pelumas kompresor.

5. Indikator PMT: periksa apakah indikator PMT tersebut sudah sesuai dengan keadaan PMT masuk/keluar.

6. Lemari kontrol: periksa apakah pintu tersebut sudah tertutup dengan sempurna apakah gasket pintu dalam keadaan baik, periksa apakah lampu-lampu tanda penerangan dan pemanas masih normal.

7. Sumber tegangan searah (DC): periksa tegangan DC dan sekeringnya untuk kumparan penutup/pelepasan PMT, motor kompresor DC dan motor pengisi pegas DC apakah dalam keadaan baik.

11

Page 12: 02. makalah

8. Sumber tegangan bolak-balik (AC): periksa tegangan AC dan sekeringnya untuk alat pemanas, motor kompresor AC apakah dalam keadaan baik.

9. Bushing: periksa apakah dalam keadaan bersih, retak atau pecah.10. Indikator pegas: periksa indikator pegas harus selalu terisi.11. Indikator tekanan udara (pneumatic): periksa tekanan udara tekan

(pneumatic) dalam tangki apakah normal.12. Indikator tekanan minyak (hydrolis): periksa apakah tekanan

minyak (hydrolis) pada tangki dalam keadaan normal.13. Terminal utama: periksa apakah terdapat benda-benda

asing/sarang burung.

Jadwal BulananDilaksanakan dalam keadaan operasi. Peralatan yang diperiksa

pada PMT dengan banyak menggunakan minyak:1. Counter (alat penghitung jumlah kerja) PMT: periksa penunjukan

counter dan catat hasil baca sudah berapa kali kerja pemutusan PMT.

2. Terminal pentanahan: periksa apakah terdapat sambungan-sambungan yang kendor atau panas lebih.

3. Kerangka dan tangki: periksa apakah terdapat kebocoran minyak, periksa apakah ada tanda-tanda korosi dari luar.

Jadwal TahunanDilaksanakan dalam keadaan tidak beroperasi.

Peralatan/komponen yang diperiksa pada PMT dengan menggunakan banyak minyak:1. Pondasi: periksa pondasi apakah terdapat keretakan dan

perubahan kedudukan.2. Katup-katup, sumbat-sumbat pipa-pipa dan tangki: periksa katup-

katup, sumbat-sumbat pipa-pipa dan tangki mimyak PMT, bersihkan bagian dalam tangki untuk mencegah tersumbatnya katup-katup, periksa katup-katup pembuangan yang dapat dibuka tanpa kunci apakah masih tertutup, periksa keadaan catnya dan apabila perlu dicat kembali.

3. Dielektrik minyak: periksa kekuatan dielektrik dari isolasi minyak dalam tangki Bulk Oil dan dalam tabung isolator bila tidak memenuhi syarat supaya disaring atau diganti.

4. Indikator minyak: bersihkan kaca penduga atau kaca indikator yang kotor berikut hubungan-hubungannya dalam tangki atau ruang pemutus tenaga.

5. Alat pernafasan dan ventilasi: periksa alat pernafasan dan ventilasi masih dalam keadaan normal.

6. Lemari kontrol peralatan listrik: periksa lemari kontrol apakah terdapat bahan isolasi yang rusak bila perlu diperbaiki dan dibersihkan, periksa dan diperbaiki bila terdapat engsel-engsel, kunci/gerendel, perapat dan cat pintu yang luntur kemudian bersihkan debu yang menempel di bagian dalam, periksa lampu-lampu tanda elemen-elemen pemanas dan diganti bila kondisinya kurang baik, periksa sekering-sekering atau pemutus-pemutus pada semua sumber tenaga dan rangkaian pengawatannya, periksa dan kencangkan sambungan-sambungan pengawatan ujung-ujung terminal, periksa tahanan isolasi pengawatan dengan sambungan perlengkapan untuk sirkuit-sirkuit terbuka sirkuit-sirkuit pendek dan kerusakan isolasinya.

7. Isolator: bersihkan porselin misalnya dengan buang air atau carbon tetra chloride dan periksa apakah terdapat keretakan, perbaiki pada bagian-bagian yang lecet dengan lacquer, periksa dan keraskan bila terdapat mur/baut yang kendor, periksa dan ganti baru bila terdapat perapat paking yang bocor.

8. CT bushing dan peralatan tegangan: periksa dan keraskan hubungan-hubungan terminal termasuk tap alat potensial kedalam bushing, periksa tahanan isolasi dan pengawatannya.

9. Terminal utama dan pentanahannya: keraskan semua baut-baut penghubung terminal ke rel, periksa dan kencangkan bila terdapat baut-baut sambungan tanah yang kendor atau yang putus diganti.

10. Counter (alat penghitung jumlah kerja) PMT: periksa penunjukan counter dan catat penunjukannya berapa kali pemutusan PMT.

11. Posisi indikator: periksa posisi penunjukan indikator atau tanda lainnya, periksa dan kencangkan bila terdapat bagian-bagian batang atau tuas-tuas yang longgar.

12

Page 13: 02. makalah

12. Lemari kontrol mekanis: periksa kondisi metal dan bagian dari logam lainya, periksa dan perbaiki bila terdapat engsel-engsel kunci/gerendel gasket dan cat pintu yang luntur kemudian bersihkan debu-debu yang menempel di bagian dalam

13. Mekanis penggerak: periksa tahanan isolasi dan selenoid-selenoid katup minyak udara gas dan minyak hydrolis dengan menggunakan Megger dan bila perlu diadakan pergantian, periksa dan keraskan bila terdapat contra mur baut-baut yang kendor dan berikan pelumasan pada bantalan-bantalan batang-batang pengungkit-pengungkit poros-poros berputar pegas-pegas dan roda-roda gigi bila perlu bersihkan dahulu kemudian diganti dengan pelumas yang baru, periksa kondisi kontak-kontak pada sekelar pembantu dan bila perlu bekas-bekas bunga api atau bekas karatan digosok dengan amplas halus, periksa pegas-pegas penggerak kontak berikut tuas-tuasnya bila perlu berikan pelumas, periksa posisi membuka dan menutupnya kontak-kontak sakelar pembantu dengan teliti bila perlu adakan penyetelan.

Jadwal OverhaulDilaksanakan dalam keadaan tidak operasi.

Peralatan/komponen yang diperiksa pada PMT dengan menggunakan banyak minyak: 1. Pengatur busur api (arc control device): periksa pengatur busur

api terutama bagian dalam cakramnya (disc) setelah dikeluarkan dari dalam ruangan pemutus tenaga jika batas pengikisan telah dilampaui supaya diganti, bersihkan bagian dalamnya dan kemudian keringkan, lumasi pengatur busur api tersebut sebelum dimasukkan kembali dengan mencelupkan beberapa kali kedalam minyak PMT yang masih baru.

2. Jari-jari kontak tetap: periksa permukaan jari-jari kontak jika terdapat bintik-bintik yang disebabkan oleh busur api bersihkan dengan kikir halus atau amplas, ganti jari-jari kontak dan cincin busur kontak yang telah aus (terkikis), stel sudut jari-jari kontak sedemikian rupa untuk memperlancar jalannya batang kontak bergerak.

3. Ujung kontak: periksa ujung kontak apakah terjadi keausan (arcing tip): periksa ujung kontak apakah terjadi keausan ganti ujung kontak tersebut jika sudah banyak terkikis.

4. Batang kontak bergerak/batang pengangkat (moving contact rod/lift rod): periksa batang kontak bergerak apakah kendor atau melengkung perbaiki seperlunya dan bersihkan periksa peralatan-peralatan bantuannya apakah lengkap.

5. Batang penggerak (fiber glass operating rod), poros-poros engkol-engkol: periksa apakah batang penggerak apakah kendor atau membengkok, perbaiki seperlunya dan bersihkan, periksa contra mur baut-baut kunci-kunci dan bantalan-bantalan yang kendor.

6. Dashpot atau snubber: periksa apakah settingnya cocok atau betul, atur seperlunya, bersihkan dan isi kembali cairan dalam dashpot cairan.

7. Pegas-pegas penekan kontak: periksa sifat kumparan pegas-pegas apakah dalam keadaan baik.

8. Minyak isolasi: periksa kekuatan dielektrik dari isolasi minyak bila tidak memenuhi syarat supaya disaring atau diganti.

9. Perapat (gasket/packing): ganti semua perapat dengan yang baru.

Untuk PMT yang tidak dijaga, kurun waktu pemeliharaanya (secara periodik) adalah sebagai berikut: Jadwal Mingguan

Dilaksanakan pada saat keadaan operasi, perlatan dan komponen yang diperiksa PMT dengan banyak mengguanakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker):1. Tangki dan katup pembuang minyak: periksa apakah ada

kebocoran minyak.2. Indikator tinggi minyak pada indikator tangki, bushing dan

tabung isolator.3. Tangki, pipa-pipa udara: periksa apakah ada kebocoran minyak.4. Kompresor: periksa kerja motor kompresor apakah normal,

periksa apakah ventbelt motor kompresor dalam keadaan baik, tidak putus atau kendor, periksa apakah tidak ada kebocoran minyak pelumas kompresor.

13

Page 14: 02. makalah

5. Indikator PMT: periksa apakah indikator PMT tersebut sudah sesuai dengan keadaan PMT masuk/keluar.

6. Lemari kontrol: periksa apakah pintu tersebut sudah tertutup dengan sempurna apakah gasket pintu dalam keadaan baik, periksa apakah lampu-lampu tanda penerangan dan pemanas masih normal.

7. Sumber tegangan searah (DC): periksa tegangan DC dan sekeringnya untuk kumparan penutup/pelepasan PMT, motor kompresor DC dan motor pengisi pegas DC apakah dalam keadaan baik.

8. Sumber tegangan bolak-balik (AC): periksa tegangan AC dan sekeringnya untuk alat pemanas, motor kompresor AC apakah dalam keadaan baik.

9. Bushing: periksa apakah dalam keadaan bersih, retak atau pecah.10. Indikator pegas: periksa indikator pegas harus selalu terisi.11. Indikator tekanan udara (pneumatic): periksa tekanan udara tekan

(pneumatic) dalam tangki apakah normal.12. Indikator tekanan minyak (hydrolis): periksa apakah tekanan

minyak (hydrolis) pada tangki dalam keadaan normal.13. Terminal utama: periksa apakah terdapat benda-benda

asing/sarang burung.

Jadwal BulananDilaksanakan dalam keadaan operasi. Peralatan yang diperiksa

pada PMT dengan banyak menggunakan minyak:1. Counter (alat penghitung jumlah kerja) PMT: periksa penunjukan

counter dan catat hasil baca sudah berapa kali kerja pemutusan PMT.

2. Terminal pentanahan: periksa apakah terdapat sambungan-sambungan yang kendor atau panas lebih.

3. Kerangka dan tangki: periksa apakah terdapat kebocoran minyak, periksa apakah ada tanda-tanda korosi dari luar.

Jadwal TahunanDilaksanakan dalam keadaan tidak beroperasi.

Perlatan/komponen yang diperiksa pada PMT dengan menggunakan banyak minyak:

1. Pondasi: periksa pondasi apakah terdapat keretakan dan perubahan kedudukan.

2. Katup-katup, sumbat-sumbat pipa-pipa dan tangki: periksa katup-katup sumbat-sumbat pipa-pipa dan tangki mimyak PMT, bersihkan bagian dalam tangki untuk mencegah tersumbatnya katup-katup, periksa katup-katup pembuangan yang dapat dibuka tanpa kunci apakah masih tertutup, periksa keadaan catnya dan apabila perlu dicat kembali.

3. Dielektik minyak: periksa kekuatan dielektrik dari isolasi minyak dalam tangki Bulk Oil dan dalam tabung isolator bila tidak memenuhi syarat supaya disaring atau diganti.

4. Indikator minyak: bersihkan kaca penduga atau kaca indikator yang kotor berikut hubungan-hubungannya dalam tangki atau ruang pemutus tenaga.

5. Alat pernafasan dan ventilasi: periksa alat pernafasan dan ventilasi masih dalam keadaan normal.

6. Lemari kontrol peralatan listrik: periksa lemari kontrol apakah terdapat bahan isolasi yang rusak bila perlu diperbaiki dan dibersihkan, periksa dan diperbaiki bila terdapat engsel-engsel, kunci/gerendel, perapat dan cat pintu yang luntur kemudian bersihkan debu yang menempel di bagian dalam, periksa lampu-lampu tanda elemen-elemen pemanas dan diganti bila kondisinya kurang baik, periksa sekering-sekering atau pemutus-pemutus pada semua sumber tenaga dan rangkaian pengawatannya, periksa dan kencangkan sambungan-sambungan pengawatan ujung-ujung terminal, periksa tahanan isolasi pengawatan dengan sambungan perlengkapan untuk sirkuit-sirkuit terbuka sirkuit-sirkuit pendek dan kerusakan isolasinya.

7. Isolator: bersihkan porselin misalnya dengan buang air atau carbon tetra chloride dan periksa apakah terdapat keretakan, perbaiki pada bagian-bagian yang lecet dengan lacquer, periksa dan keraskan bila terdapat mur/baut yang kendor, periksa dan ganti baru bila terdapat perapat paking yang bocor.

8. CT bushing dan peralatan tegangan: periksa dan keraskan hubungan-hubungan terminal termasuk tap alat potensial kedalam bushing, periksa tahanan isolasi dan pengawatannya.

14

Page 15: 02. makalah

9. Terminal utama dan pentanahannya: keraskan semua baut-baut penghubung terminal ke rel, periksa dan kencangkan bila terdapat baut-baut sambungan tanah yang kendor atau yang putus diganti.

10. Counter (alat penghitung jumlah kerja) PMT: periksa penunjukan counter dan catat penunjukannya berapa kali pemutusan PMT.

11. Posisi indikator: periksa posisi penunjukan indikator atau tanda lainnya, periksa dan kencangkan bila terdapat bagian-bagian batang atau tuas-tuas yang longgar.

12. Lemari kontrol mekanis: periksa kondisi metal dan bagian dari logam lainya, periksa dan perbaiki bila terdapat engsel-engsel kunci/gerendel gasket dan cat pintu yang luntur kemudian bersihkan debu-debu yang menempel di bagian dalam

13. Mekanis penggerak: periksa tahanan isolasi dan selenoid-selenoid katup minyak udara gas dan minyak hydrolis dengan menggunakan Megger dan bila perlu diadakan pergantian, periksa dan keraskan bila terdapat contra mur baut-baut yang kendor dan berikan pelumasan pada bantalan-bantalan batang-batang pengungkit-pengungkit poros-poros berputar pegas-pegas dan roda-roda gigi bila perlu bersihkan dahulu kemudian diganti dengan pelumas yang baru, periksa kondisi kontak-kontak pada sekelar pembantu dan bila perlu bekas-bekas bunga api atau bekas karatan digosok dengan amplas halus, periksa pegas-pegas penggerak kontak berikut tuas-tuasnya bila perlu berikan pelumas, periksa posisi membuka dan menutupnya kontak-kontak sakelar pembantu dengan teliti bila perlu adakan penyetelan.

Jadwal OverhaulDilaksanakan dalam keadaan tidak operasi.

Peralatan/komponen yang diperiksa pada PMT dengan menggunakan banyak minyak: 1. Pengatur busur api (arc control device): periksa pengatur busur

api terutama bagian dalam cakramnya (disc) setelah dikeluarkan dari dalam ruangan pemutus tenaga jika batas pengikisan telah dilampaui supaya diganti, setelah dikeluarkan dari dalam ruangan pemutus tenaga jika batas pengikisan telah dilampaui supaya

diganti, bersihkan bagian dalamnya dan kemudian keringkan, lumasi pengatur busur api tersebut sebelum dimasukkan kembali dengan mencelupkan beberapa kali kedalam minyak PMT yang masih baru.

2. Jari-jari kontak tetap: periksa permukaan jari-jari kontak jika terdapat bintik-bintik yang disebabkan oleh busur api bersihkan dengan kikir halus atau amplas, ganti jari-jari kontak dan cincin busur kontak yang telah aus (terkikis), stel sudut jari-jari kontak sedemikian rupa untuk memperlancar jalannya batang kontak bergerak.

3. Ujung kontak: periksa ujung kontak apakah terjadi keausan (arcing tip): periksa ujung kontak apakah terjadi keausan ganti ujung kontak tersebut jika sudah banyak terkikis.

4. Batang kontak bergerak/batang pengangkat (moving contact rod/lift rod): periksa batang kontak bergerak apakah kendor atau melengkung perbaiki seperlunya dan bersihkan periksa peralatan-peralatan bantunya apakah lengkap.

5. Batang penggerak (fiber glass operating rod), poros-poros engkol-engkol: periksa apakah batang penggerak apakah kendor atau membengkok, perbaiki seperlunya dan bersihkan, periksa contra mur baut-baut, kunci-kunci dan bantalan-bantalan yang kendor.

6. Dashpot atau snubber: periksa apakah settingnya cocok atau betul atur seperlunya, bersihkan dan isi kembali cairan dalam dashpot cairan.

7. Pegas-pegas penekan kontak: periksa sifat kumparan pegas-pegas pada keadaan baik.

8. Minyak isolasi: periksa kekuatan dielektrik dari isolasi minyak bila tidak memenuhi syarat supaya disaring atau diganti.

9. Perapat (gasket/packing): ganti semua perapat dengan yang baru.

Gardu Induk Lomanis merupakan jenis Gardu Induk yang dijaga, maka pemeliharaan peralatannya menggunakan jadwal pelaksanaan pemeliharaan pada Gardu Induk yang dijaga.

4.2 Syarat-syarat Pemeliharaan yang Baik

15

Page 16: 02. makalah

1. Pemeliharaan dilaksanakan secara teratur dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Pemeliharaan dilakukan dalam keadaan tidak operasi sehingga dapat dilakukan pada semua bagian.

3. Pemeliharaan dilakukan dengan merawat semua bagian dari alat.

4. Jadwal dan hasil pemeliharaan dicatat dalam kartu atau buku alat.

4.3 Tujuan Umum PemeliharaanTujuan umum pemeliharaan adalah agar PMT bisa bertahan lama

dan awet. Pada saat pemeliharaan kita bisa mengetahui bagian-bagian PMT yang sudah mulai rusak dan kita bisa menggantinya dengan yang lebih baik

4.4 Ketentuan Pemeliharaan PMTKetentuan pemeliharaan PMT adalah pemeliharaan dalam keadaan

operasi dan keadaan tidak operasi

4.6 Gangguan Fisik pada PMTGangguan fisik yang bisa terjadi adalah karena pengaruh

lingkungan dan umur PMT.

4.7 Gangguan Mekanik pada PMT Gangguan mekanik dapat terjadi karena goncangan pada saat PMT

menutup atau membuka.

4.8 Gangguan Operasi pada PMT Gangguan mekanik pada PMT bisa terjadi karena kesalahan pada

sistem yang disebabkan karena kerusakan alat pengontrol PMT baik secara otomatis atau manual.

V. PENUTUP

5.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktek ini adalah:

Pemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat otomatis yang mampu memutus atau menutup rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal.

Pada operasi dan pemeliharaan PMT perlu adanya ketelitian dan antisipasi yang tepat terhadap berbagai jenis gangguan yang ada. Pengoperasian PMT harus sesuai dengan pedoman dan jenis PMT serta ukuran kapasitas kerja dari PMT tersebut. Pemeliharaan harus dilakukan secara rutin dengan penjadwalan yang tepat dan selalu mengamati keadaan PMT sesuai dengan pedoman dan jenis dari PMT. Perawatan terhadap kerusakan PMT harus dilakukan dengan pergantian bagian-bagian PMT yang sudah rusak dengan yang baik.

Jumlah minyak yang besar pada PMT dengan ruang media banyak minyak, fungsi/tujuannya untuk memperpanjang waktu periodik/jadwal pemeliharaan PMT tersebut terutama pergantian minyak, karena kotornya minyak atau menurunnya kondisi minyak tergantung dari banyaknya PMT kerja memutuskan arus hubung singkat dan jumlah minyak dalam tangki.

5.2 SaranSaran yang dapat diambil dari laporan kerja praktek ini untuk meningkatkan kinerja sistem pengaman berjalan dengan baik sebagai berikut:

Sistem tenaga listrik tidak memungkinkan tenaga listrik secara mutlak tanpa adanya gangguan, sehingga untuk tersengalaranya penyediaan tenaga listrik kepada konsumen dengan baik dan berkesinambungan, memerlukan suatu sistem tenaga listrik yang benar-benar handal. Dimana hal ini dapat dicapai jika relay pengaman dan PMT berfungsi dengan baik. Agar relay pengaman dan PMT dapat berfungsi lebih lama harus didukung oleh adanya penyetelan dan

16

Page 17: 02. makalah

pemasangan yang tepat sesuai dengan petunjuk (instruction manual) dan pemeliharaan yang tepat waktu dan cermat (secara menyeluruh).

DAFTAR PUSTAKA

-------, Diktat system pengaman distribusi, Perusahaan Umum Listrik Negara, Pusdiklat PLN, Jakarta.

Djiteng Marsudi, 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga : Jakarta.

Flurscheim, C.H. Power Circuit Breaker Theory and Design. Peter Peregrinus LTD.

Stevenson, William Jr. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Edisi keempat. Erlangga. Jakarta. 1984.

Team O & M Transmisi & Gardu Induk, PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya, Buku Petunjuk Operasi dan Memelihara Peralatan Pemutus Tenaga Nomor : O & M. 03/ BTG/ KJJ/ 1981. PLN.

Team O & M Transmisi & Gardu Induk, PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya, Buku Petunjuk Operasi dan Memelihara Peralatan Pemutus Tenaga Nomor : O & M. 10/ BTL/ KJB/ 1986. PLN.

Woerjardjo, Ir, Her Pekik Hargono, BE. 1982, Pemutus Tenaga dan Pemisah, PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta. Jakarta.

17