02. bab_2_kurikulum_aetb_semarang

Download 02. Bab_2_Kurikulum_AETB_Semarang

If you can't read please download the document

Upload: hard-loecaz-core

Post on 24-Jun-2015

506 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II KURIKULUM UU No. 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Point (19) merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pendidikan Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di AETB Semarang. Kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Mahasiswa dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi. Penyusunan kurikulum di AETB Semarang, khususnya untuk Program Diploma Tiga Entrepreneurship, agar kurikulum ini dapat menjadi pedoman bagi pengembangan kualitas Program Diploma Tiga AETB Semarang yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, maka beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan penyusunan dan pengembangannya adalah sebagai berikut: a. Relevansi Kurikulum harus relevan atau sesuai dengan dengan kebutuhan kurikulum dan tuntutan intinya, perkembangan masyarakat. Pendidikan sebagai

berfungsi menyiapkan mahasiswa utuk berkarya di masyaraka, baik karya mandiri maupun bekerja pada berbagai unit kerja. Dewasa ini masyarakat berkembang sangat cepat, perubahan drastic terjadi hamper setiap saat san dalam seluruh sector kehidupan. Oleh karena itu, agar para lulusan kelak bisa hidup di masyarakat, bisa berkarya atau bekerja dengan sukses, perlu dibekali pengetahuan dan keterapilan profesional yang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan dunia kerja. Kesesuaian bukan hahya dalam keahlian, tetapi juga dalam mutu dan standar penguasaannya. Sekarang bukan saja terjadi deferensiasi keahlian tetapi juga, untuk tiap bidang keahlian dituntut standar penguasaan dan standar kompetensi serta bahkan bidang-bidang tertentu dituntut standar internasional b. Fleksibilitas Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang fleksibel, dalam arti dapat memenuhi

keragaman kebutuhan pengguna lulusan dan melayani keragaman latar belakang potensi, kekuatan minat, dan kebutuhan mahasiswa. Diferensiasi pekerjaan menuntut spesialisasi kemampuan dan keahlian lulusan dan keragaman latar belakang mahasiswa menuntut disesiakannya program efektif. c. Efektivitas Kurikulum mencakup desain atau rancangan dan kegiatan implementasinya. Bagaimanapun bagusnya desain kurikulum, tetapi apabila implementasinya, tidak sesuai dengan apa yang dirancang hasilnya tidak akan baik. Efektifitas kurikulum menunjuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Semakin lengkap dan tinggi tingkat pencapainnya makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian harapan-harapan tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesanggupan para pelaksana, baik pimpinan, dosen maupun staf administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan dukungan dana sera manajenem dari pimpinan. Mutu proses dan hasil pendidikan tidak hanya ditentukan oleh bagusnya desain kurikulum, tetapi juga oleh unsure pelaksana dan fasilitas pendukung. d. Efisien Efisiesn berkenaan dengan pengelolaan, bagaimana imlementasi kurikulum dengan semua factor pendukungnya dirancang, dilaksanakan dan dikendalikan agar dapat berjalan lancer dan optimal. Desain kurikulum merupakan pengorganisasian dari komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan, isi, proses dan evaluasi. Berikut ini diuraikan secara ringkas desain kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang. a. Tujuan Kurikulum Tujuan Program Diploma Tiga AETB Semarang menjadi fokus dan sasaran utama semua kegiatan pendidikan jenjang program profesional jenjang Diploma Tiga termasuk penyusunan kurikulum. Dalam penyususnan kurikulum, tujuan pendidikan pada Program Diploma Tiga AETB Semarang yang masih bersifat umum yaitu tujuan institusional, dijabarkan kepada tujuan-tujuan yang lebih khusus atau tujuan kurikuler dan kemudian dijabarkan lagi kepada tujuan-tujuan instruksional. b. Isi Kurikulum Mengacu pada tujuan pendidikan Program Diploma Tiga AETB Semarang, maka disusun isi kurikulum biasanya berupa pengetahua (fakta, konsep, prinsip, dalil, teori) dan bisa juga berupa kemampuan, (keterampilan, kecakapan, kompetensi) atau gabungan antar keduanya. Dalam pengorganisasian isi kurikulum terdapat beberapa pendekatan yang dapat

14

14

digunakan antara lain : (1) pendekatan mata kuliah berdasarkan disiplin ilmu (Subject area),; (2) pendekatan fusi (fused curriculum approach), penyatuan dua atau lebih mata kuliah yang memiliki hubungan yang sangat dekat sehingga membentuk mata kuliah baru; (3) pendekatan bidang studi (broad fields approach), mneyatukan beberapa isi mata kuliah yang mempunyai kaitan sangat erat, dalam bentuk unit-unti bahan ajaran yang sudah terintegrasi; (4) pendekatan terpadu (Integrated approach), bahan ajarandisusun secara terpadu dalm tema-tema kemampuan yang akan dikembangkan. c. Proses Kurikulum Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan digunakan berbagai strategi pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu pembelajaran yang menggunaan lingkunan, pengemata, percobaan dan pemecahan masalah. d. Evaluasi Kurikulum Untuk menilai kebaikan dari suatu kurikulum diadakan evaluasi kurikulum yang dilakukan secara komprehensif, mencakup semua langkah kegiatan dari komponen kurikulum, mulai dari dokumen kurikulum, hasil yang telah dicapai, fasilitas penunjang serta para pelaksana kurikulum. Kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan rangkaian yang digunakan dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan Program Diploma AETB Semarang. Kegiatan pembelajaran mahasiswa adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan perkuliahan, diskusi, seminar, dan kegiatan perkuliahan lainnya. Kurikulum disusun berdasarkan kompetensi keilmuan untuk menghasilkan Magister Ilmu Manajemen dengan tetap mengikuti perkembangan kualifikasi dan spesifikasi kebutuhan sumberdaya manusian untuk keahlian Ilmu Manajemen. Peraturan Pemeintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standarisasi Pendidikan Nasional Pasl 26 Point (4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Prosedur penyusunan kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah sebagai berikut: (1) Rancangan kurikulum diusulkan oleh Tim Perumus Lokakarya Kurikulum; (2) Ketua Tim kurikulum AETB Semarang menyerahkan usulan kepada Badan Pertimbangan Program Diploma Tiga AETB Semarang untuk dibahas

kelayakannya;(3) Selanjutnya draft kurikulum yang telah disetujui oleh Badan Pertimbangan Program Diploma Tiga AETB Semarang dikembalikan kepada Ketua Tim kurikulum AETB Semarang untuk disampaikan kepada Direktur; (4) Direktur melakukan verifikasi kurikulum di tingkat AETB Semarang sebelum disahkan; (5) Apabila kurikulum dinilai masih perlu disempurnakan, Direktur mengembalikan usulan kepada Ketua Tim kurikulum AETB Semarang untuk disempurnakan 2 ROAD MAP KEILMUAN DAN KEAHLIAN Kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang merupakan kegiatan 2.1.1 Bidang Kajian akademik yang terdiri atas seperangkat mata kuliah Program Diploma Tiga AETB Semarang yang terdiri dari mata kuliah wajib, mata kuliah pendukung dan mata kuliah konsentrasi dengan beban studi minimal 110 Satuan Kredit Semester (SKS) dan maksimal 120 SKS dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Bidang kajian atau bidang ilmu yang akan ditekuni pada Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah manajemen yang memang diorientasikan secara umum untuk menjadi tenaga profesioanal dan memiliki kompetensi entrepreneurship sesuai dengan konsentrasi yang dipilihnya, sehingga dapat memenuhi permintaan kebutuhan dunia kerja baik pada instansi pemerintah maupun instansi atau lembaga swasta bahkan untuk dapat menciptakan peluang usaha atau peluang kerja dalam rangka mengurangi tingkat pengangguran bangsa ini. 2.1.2 Perkembangan Ilmu Entrepreneurship

16

16

Sebelum

abad1

ke-20,

terjadi

dua

peristiwa

penting

dalam

ilmu

entrepreneurship . Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang asing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja2.

1 Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall. 2 Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations

Peristiwa

penting

kedua

yang

mempengaruhi

perkembangan

ilmu

entrepreneurship adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu entrepreneurship mulai dikembangkan oleh para ahli. Di era persaingan yang begitu ketat sekarang ini, maka keahlian profesional dan kemampuan entrepreneurship merupakan kebutuhan mutlak dalam menghadapi persaingan untuk mememenuhi permintaan dunia kerja dan juga dalam kerangka untuk mengurangi pengangguran. Entrepreneurship dapat menjadi sentra pengembangan sumber daya manusia terutama dalam menciptakan lapangan kerja. Komunitas entrepreneursip akan sangat memberi pengaruh, yang kemudian dapat menjadi penyelamat yang bisa menyerap tenaga kerja. 2.1.3 Perkembangan Profesi yang Relevan Program Diploma Tiga AETB Semarang dirancang dan dikembangkan untuk menghasilkan lulusan yang mampu memenuhi kualifikasi dan kompetensi teknis serta konseptual dunia kerja saat ini, baik di instansi pemerintah, swasta nasional maupun multinasional. Berikut beberapa profesi yang bisa ditekuni setelah menyelesaikan studi di Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah sebagai berikut:

a. Berkarir pada instansi pemerintah dengan kualifikasi entrepreneurship yangmemiliki kemampuan manajerial dalam melaksanakan program pembangunan.

b. Menjadi tenaga professional pada perusahaan-perusahaan swasta nasional,BUMN, multinasional dengan kualifikasi sebagai manejer yang meiliki kemampuan entrepreneurship dalam mencapai tujuan lembaga.

c. Menjadi Entrepreneurship, sampai akhir tahun 2009, pengangguran terdidik diIndonesia tercatat di angka 750.000 lebih. Sementara itu, pasar lapangan kerja pun tidak seimbang dengan angka lulusan yang ada. Di sisi lain, tingginya angka pengangguran sangat berpengaruh pada berkembangtidaknya suatu bangsa. Hal ini bisa dilihat dari negara lain, seperti Amerika dan Singapura. Amerika tercatat memiliki 28% lebih entrepreneur, sehingga perekonomian negara ini cukup solid, meski saat ini sedang terpuruk, bahkan mampu menguasai perdagangan dunia. Negara Singapura sebagai Macan Asia,

mempunyai komunitas entrepreneur kurang lebih 2%. Sedangkan Negara Indonesia hanya mempunyai 0,018% entrepreneur. 2.1.4 Pengembangan Kekuatan Dosen dan sarana prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan program Diploma Tiga AETB Semarang diantaranya mempunyai kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan konsentrasi bidang-bidang profesioanal konsentrasi yang disediakan. Dalam rangka untuk meningkatkan kerjasama dan pengembangan wawasan keilmuan maka perlu memanfaatkan tenaga dosen dari luar yang berasal dari perguruan tinggi lainnya, instansi yang terkait, dan lembaga profesi yang relevan. Bidang keahlian tenaga dosen yang tersedia meliputi berbagai bidang ilmu yang berkaitan dengan bidang entrepreneurship. Secara umum sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan telah tersedia. Bila diperlukan penambahan hanya bersifat rehabilitasi. Sebab sarana dan fasilitas pendidikan tersebut saat ini dikelola oleh AETB Semarang dalam rangka untuk menyelenggarakan Program Diploma Tiga AETB Semarang. Selain itu, juga akan ditambahkan khusus disiapkan sarana/prasarana penunjang serta fasilitas belajar mengajar yang khusus sehingga tidak terganggu kelancaran dalam menunjang visi dan misinya. Sesuai dengan persyaratan pembukaan program studi, dalam proposal ini dikemukakan; pertimbangan dibukanya program studi, kurikulum, sumber daya, pendanaan, dan manajemen akademik yang akan diterapkan dalam penyelenggaraan Program Studi Entrepreneurship. 2.2 Rancangan Kurikulum 2.2.1 Profesi, Bidang Pekerjaan, atau Bidang Keilmuaan dan Keahlian Profesi yang menjadi sasaran dari program Diploma Tiga AETB Semarang adalah entrepreneurship pada berbagai instansi, lembaga dan perusahaan swasta nasional atau multinasional. Entrepreneurship dalam bidang keilmuan dan keahlian yang akan dimiliki dari rancangan kurikulum Program Diploma Tiga AETB Semarang adalah : a. Kemampuan konseptual : keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang entrepreneurship b. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (humanity skill): kemampuan ini juga disebut sebagai keterampilan kemanusian. Setiap orang, apalagi entrepreneurship harus memiliki kemampuan ini. c. Keterampilan teknis (technical skill) : adalah keterampilan dasar yang harus

14

14

dimiliki oleh setiap entrepreneurship pada level yang lebih rendah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Pasal 2 ayat 2 dan Pasal 4 ayat (4), Program Profesional Diploma Tiga AETB Semarang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakatyang mengembangkan, memiliki kemampuan profesional teknologi dalam menerapkan, serta danmenyebarluaskan dan/atau kesenian

mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Program diploma III diarahkan pada lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar ketrampilan manajerial yang dimilikinya. 2.2.2 Profil atau Karakteristik Program Diploma Tiga AETB Semarang dikembangkan dengan ciri dan karakteristik pada proses dan output perkuliahan yang memiliki pola pikir, semangat dan kecakapan entrepreneur atau kemampuan untuk menciptakan peluang pekerjaan bagi orang lain sekaligus bagi dirinya sendiri, merupakan sasaran utama bagi lulusan yang sangat diharapkan dihasilkan oleh Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa. Profil lulusan atau karakter yang diharapkan dimiliki oleh setiap lulusan Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa, adalah: a. Mampu mengadakan terobosan positif dalam segala hal, khususnya dalam hal entrepreneurship b. Mampu melakukan inovasi entrepreneurship c. Mampu berkreasi dalam dunia entrepreneurship d. Mampu mengkritisi keadaan dan perkembangan dunia entrepreneurship e. Mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya dan lapangan pekerjaaan bagi orang lain f. Selalu memiliki keinginan belajar yang tidak berkesudahan g. Menjadi pemimpin yang dapat diteladani h. Memiliki landasan iman yang kuat i. Menjadi model/contoh warga negara abad 21.

2.2.3 Kualifikasi Hasil Pendidikan (Learning Outcome) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standarisasi Pendidikan

Nasional Pasl 26 Point (4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Kualifikasi hasil pendidikan (Learning Outcome) Program Diploma Tiga AETB Semarang mencakup beberap hal yaitu : 1. Landasan Kepribadian merupakan kelompok bahan kajian pembelajaran yang terkait dengan pengembangan manusia supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian dan mandiri serta mempunyai tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaani. 2. Penguasaan Keilmuan dan Keterampilan merupakan kelompok bahan kajian dan pembelajaran yang diarahkan untuk pembekalan landasan keilmuan dan keterampilan yang sesuai bidang yang dipelajarinya. Program Diploma Tiga AETB Semarang diharapkan mampu memahami dan menguasai ilmu manajemen, dengan menggunakan metode dan teknologi yang canggih sehingga mampu mengembangkan dan menerapkan Ilmu entrepreneurship secara universal serta peka terhadap kebutuhan perkembangan pembangunan bangsa, dan memiliki daya saing yang tinggi baik secara nasional maupun internasional 3. Kemampuan Berkarya Berkarya merupakan kelompok bahan kajian dan pembelajaran yang dapat menghasilkan tenaga yang mampu menguasai ilmu dan keterampilan sehingga mampu berkarya dan mandiri. Program Diploma Tiga AETB Semarang diharapkan mampu menguasai, menggunakan dan mengembangkan konsep Ilmu entrepreneurship secara efektif dan efisien. 4. Sikap dan Perilaku dalam Berkarya (merupakan kelompok bahan kajian dan pembelajaran yang dapat membentuk sikap dan perilaku dalam menghasilkan karya sesuai dengan penguasaan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Program Diploma Tiga AETB Semarang diharapkan mampu memahami dan menjalankan perilaku profesional dalam mengembangkan konsep entrepreneurshipsecara mandiri, kreatif, dan berkomitmen tinggi untuk kesejahteraan Bangsa dan Negara Indonesia umumnya dan umat manusia pada khususnya. 5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat merupakan kelompok bahan kajian dan pembelajaran yang dapat menghasilkan manusia yang mampu memahami berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Program Diploma Tiga AETB Semarang diharapkan mampu memecahkan permasalahan di bidang keahlian entrepreneurship melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah yang professional.

16

16

2.2.4 Kompetensi Lulusan Setiap diperoleh. mahasiswa Kompetensi akan lulusan dibekali dengan Studi berbagai konsep keilmuan, Akademi keterampilan dan keahlian hingga teknis dalam implementasi ilmu yang telah Program Entrepreneurship Entrepreneurship Terang Bangsa sesuai dengan Keputusan Mendiknas RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Pada akhirnya, lulusan program Diploma Tiga AETB Semarang memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Kompetensi Utama Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa secara umum diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi utama dalam menguasai ilmu entrepreneurship. Secara khusus, Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa juga diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Mampu memanfaatkan, dan mengaplikasikan berbagai informasi di bidang bisnis dan ekonomi guna mengembangkan jiwa entrepreneur. b. Mampu menganalisa dan mencermati ide-ide bisnis, sehingga mampu

menciptakan peluang bisnis. c. Mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun kerja sama dalam dunia bisnis dengan pihakpihak lain. d. Mampu menganalisa permasalahan-permasalahan bisnis secara teori, praktis, dan aplikatif. e. Mampu mengelola dan menjadikan ide bisnis, sebuah bisnis yang berlandaskan moral dan etika. Kompetensi ini dicapai dengan memberikan mata kuliah Hukum Bisnis, Character Building, Etika Bisnis, Kewarganegaraan, Agama Kristen, Stewardship, Kepemimpinan, Success & Failure, Perpajakan. f. Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat. g. Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur yang kreatif dan inovatif melalui praktik langsung di dunia bisnis yang nyata. b. Kompetensi Pendukung Kompetensi lulusan Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship

Terang Bangsa sesuai dengan Keputusan Mendiknas RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Kompetensi pendukung Program Studi Entrepreneurship Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa adalah sebagai berikut: 1) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat Indonesia 2) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat Internasional. 3) Mampu memanfaatkan, dan mengaplikasikan berbagai informasi di bidang bisnis dan ekonomi guna mengembangkan jiwa entrepreneur 4) Mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun kerja sama dalam dunia bisnis dengan pihakpihak lain. 5) Mampu menganalisa permasalahan-permasalahan bisnis secara teori, praktis, dan aplikatif 6) Mampu menganalisa dan mencermati ide-ide bisnis, sehingga mampu menciptakan peluang bisnis 7) Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur yang kreatif dan inovatif melalui praktik langsung di dunia bisnis yang nyata 8) Mampu mengelola dan menjadikan ide bisnis, sebuah bisnis yang berlandaskan moral dan etika. 9) Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat 10)Mampu memahami konsep dan aplikasi, berperilaku, berkarya, berperan serta menganalisis gejala-gejala yang ada di masyarakat dalam bidang bisnis. 2.2.5 Bahan Kajian Program S2 MM diarahkan pada kualifikasi dibidang dan manajemen, baik untuk sektor public maupun untuk sector privat (swasta). Mengacu pada kurikulum yang telah disusun maka pilar dari MM yaitu; manajemen pemerintahan lanjutan, manajemen sumberdaya manusia lanjutan, manajemen keuangan lanjutan, dan manajemen pemasaran lanjutan. Kurikulum Program Studi Magister Manajemen merupakan suatu bidang studi interdisiplin yang menggabungkan berbagai teori, pendekatan dan perangkat analisis dari berbagai disiplin ilmu seperti Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Studi Kebijakan Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik, Manajemen, Administrasi, Sosiologi dan disiplin ilmu social lainnya yang berkaitan dengan Bisnis dan Pemerintahan. Pelaksanaan kurikulum tersebut diarahkan untuk mengintegrasikan teori, konsep dan pendekatan ilmiah dengan realitas dan praktik Ilmu Manajemen

18

18

Bisnis dan Manajemen Pemerintahan Daerah. 2.2.6 Mata Kuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian Mata kuliah yang mengait pada bahan kajian Program Studi Magister Ilmu Manajemen STIE YAPPAN Surabaya pada prinsipnya di kelompokkan menjadi : N o. 1. KEMAMPUAN YANG DIMILIKI Pengembangan Kepribadian a. Sebagai pribadi yang memiliki iman yang kuat kepada Tuhan Allah yang Maha Kuasa b. Sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang mantap, mandiri dan mempunyai tanggung jawab serta cinta kepada bangsa dan negaranya. MATA KULIAH DALAM KURIKULUM 1. Agama Kristen 2. Kewarganega raan 3. Character Building SK S 3 3 3 PBM 1. Tatap muka, ceramah dan tanya jawab 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi 4. Studi kasus lewat media cetak, maupun media visual elektronik 5. Presentas i

Sub Total SKS 2. Keilmuan dan Keterampilan a. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat Indonesia b. Memiliki kemampuan untuk c. berkomunikasi dengan sesama masyarakat Internasional. d. Mampu memanfaatkan, dan mengaplikasikan berbagai informasi di bidang bisnis dan ekonomi guna mengembangkan jiwa entrepreneur e. Mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun kerja sama dalam dunia bisnis dengan pihakpihak lain. 1. Bahasa Indonesia 2. Pengantar Manajeme n 3. Bahasa Inggris 4. Akutansi Dasar 5. Teori Ekonomi 6. Hukum Bisnis 7. Matematik a Bisnis

9 3 2 2 2 3 2 2 2 1. Tatap muka, ceramah dan tanya jawab 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi 4. Studi kasus lewat media cetak, maupun media visual elektronik 5. Presentas i

20Sub Total SKS 3. Keahlian Berkarya a. Mampu menganalisa permasalahanpermasalahan bisnis secara teori, praktis, dan aplikatif b. Mampu menganalisa dan mencermati ide-ide bisnis, sehingga mampu menciptakan peluang bisnis c. Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur yang kreatif dan inovatif melalui praktik langsung di dunia bisnis yang nyata d. Mampu mengelola dan menjadikan ide bisnis, sebuah bisnis yang berlandaskan moral dan etika. 1. Perilaku Konsumen 2. Creative & Critical Thinking 3. Proyek I 4. Kepemimpina n 5. Manajemen Pemasaran 6. Proyek II 7. Perpajakan 8. Manajemen Keuangan 9. Manajemen Perubahan & Resiko 10.Proyek III 11.Komunikasi Bisnis 12.Manajemen Perusahan 13.Manajemen Industri 14.Intellectual Property 15.Proyek IV 16.Quality Assurance 17.Junalistik 18.Filsafat 19.Sejarah Dunia 20.Filsafat Timur 21.Filsafat Barat 22.Konseling 16 2 3 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1. Tatap muka, ceramah dan tanya jawab 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi 4. Studi kasus lewat media cetak, maupun media visual elektronik 5. Asistensi 6. Presentas i 7. Praktik bisnis nyata secara kelompok , maupun individu.

Sub Total SKS 4. Perilaku Berkarya a. Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat b. Mampu memahami konsep dan aplikasi, berperilaku, berkarya, berperan serta menganalisis gejala-gejala yang ada di masyarakat dalam bidang bisnis. 1. Manajemen Strategi 2. Perilaku Organisasi 3. Aplikasi IT 4. Branding 5. Business Forecasting 6. Bisnis Internasional 7. Stock Exchange

55 2 2 2 2 2 2 2 8 1. Tatap muka, ceramah dan tanya jawab 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi 4. Studi kasus lewat media

20

8. Proyek Akhir

cetak, maupun media visual elektronik 5. Presentas i 6. Praktik bisnis nyata secara individu, untuk memulai bisnis sendiri 22

Sub Total SKS

2.2.7 Susunan Mata Kuliah Kurikulum Program Pendidikan Pascasarjana Magister Manajemen ini merupakan kegiatan akademik yang terdiri atas seperangkat mata pelajaran ke Pascasarjana (matrikulasi) serta mata kuliah program studi yang terdiri dari mata kuliah wajib, mata kuliah pendukung dan mata kuliah konsentrasi dengan beban studi minimum 48 sks termasuk tugas akhir (thesis). NO. KODE DISAJIKAN SEMESTER 1 2 3 4 5 6 A. MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian) MATA KULIAH SKS Character Building Kewarganegaraan Agama Kristen 3 3 3 3 3 Jumlah 9 3 3 0 B. MKK (Mata Kuliah Keilmuan & Ketrampilan) 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 Jumlah 16 5 4 C. MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya) 2 3 2 3

1. 2. 3.

EN20 1 EN10 2 EN10 3 EN10 1 EN20 2 EN20 3 EN20 5 EN20 6 EN31 1 EN40 2 EN30 2 EN30 3

0

3 3

0

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Bahasa Indonesia Pengantar Manajemen Bahasa Inggris Akutansi Dasar Teori Ekonomi Hukum Bisnis Matematika Bisnis

3 2 2 7

0

0

0

11. 12.

Perilaku Konsumen Creative & Critical Thinking

2213. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 2.3. 2.3.1 EN30 4 EN30 5 EN30 6 EN31 0 EN30 9 EN31 2 EN31 3 EN31 4 EN51 2 EN31 6 EN31 7 EN31 8 EN31 9 EN32 0 EN32 1 EN51 4 EN51 5 EN51 6 Proyek I Kepemimpinan Manajemen Pemasaran Proyek II Perpajakan Manajemen Keuangan Manajemen Perubahan & Resiko Proyek III Psikologi Perusahan Komunikasi Bisnis Manajemen Perusahan Manajemen Industri Intellectual Property Proyek IV Quality Assurance Jurnalistik Filsafat Sejarah Dunia 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2

SISTEM PEMBELAJARAN Metode Sistem pembelajaran pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang, maka

dirancang metode pembelajaran dan untuk perbaikan maka akan selalu dilakukan evaluasi secara berkala dengan meminta partisipasi mahasiswa untuk memberikan penilaian (assessment) secara keseluruahan atas proses belajar mengajar. Pada dasarnya metode pembelajaran menurut Killen (1998) pendekatan yang dapat diguankan dalam metode pembalajran yaitu student center approcah dan teacher center approch. Metode Pengajaran yang digunakan pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang adalah student center approcah, tetapi masih akan dikombinasikan dengan metode teacher center approca er, tergantung dari tujuan pembelajaran. Di sisi yang lain, dosen diberikan keleluasaan untuk memberikan pembelajaran secara bijaksana, metode mana yang dipilih tergantung tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan keadaan mahasiswa. Menurut Killen (1998) dalam memilih penggunaan strategi pembelajaran ada beberapa prinsip yang dapat digunakan antara lain: berorientasi Pada Tujuan, Aktivitas, Individualitas, Integritas. Disamping itu Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang juga akan menggunakan strategi pengajaran antara lain: a. Strategi Pengajaran Langsung Pengajaran langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik pengajaran ekspositori atau teknik penyampaian semacam kuliah atau sering dikenal dengan

22

istilah chalk and talk. Strategi Pegajaran langsung merupakan bentuk dari pengajaran yang berorientasi kepada pengajar teacher center approch karena pengajar yang memegang peranan sangat dominan. Fokus utama pengajaran langsung adalah kemampuan akademik (academic achievment), metode pengejaran kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk strategi pengajran langsung. b. Strategi Pembelajaran Dengan Diskusi Diskusi adalah proses pengajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan dan pemahaman atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, maka pengajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat student center approcah. Dikatakan pengajaran langsung, oleh karena dosen menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas mahasiswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pengejaran. Sedangkan dikatakan berpusat pada mahasisea dikarenakan sebagian besar input pengajaran berasal darisiswa, mereka secara aktif akan meningkatkan belajar dan mahasiswa dapat menentukan hasil diskusinya. c. Strategi Pengejaran Kerja Kelompok Kecil Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok kecil merupakan strategi yang banyak direkomendasikan oleh para pendidik. Strategi ini dpat dilakukan untuk mengajarkan materi-maateri khusus. Strategi pengajaran kelompok kerja kecil merupaka strategi pengajaran yang berpusat kepada mahasiswa karena mahasiswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan sendiri melalui bekerja secara bersamasama. Tuga dosen hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Output yang diharapka melalui strategi pengajaran kelompok kerja kecil adalah kemempuan interaksi sosial, kemampuan akademin dan interaksi keduanya. d. Strategi Pengajaran Cooperative Learning Co-oprerative learning adalah strategi pengajaran yang menekankan kepada proses kerjasama dalam suatu kelompok yang bisa terdiri dari 2-3 orang mahasiswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pengajaran Co-oprerative learning mahasiswa didosong untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerjasama dimaksudkan agar setiap anggota kelompok harus saling membantu, karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. e. Strategi Pengajaran Problem Solving Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah

sebagai suatu strategi pengajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana mahasiswa memecahkan suatu persoalan. Sedangkan strategi pengajaran pemecahan masalah adalah tekhnik untuk membantu mahasiswa agar memahami dan menguasai materu pengajaran denga menggunakan strategi pemecahan masalah. 2.3.2 Sistem Pembobotan dan Beban Belajar AETB Semarang menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) yang bobot belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester a. Pengertian dan Penetapan SKS Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem pendidikan dimana beban studi mahasiswa, bebean kerja dosen dan beban penyelenggaraan pendidikan dinyatakan dalam satuan kredit semester. Penyelenggaraan pendidikan dengan memakai SKS mengandung arti bahwa pendidikan dan kegiatan akademik lainnya dalam setiap semester diselenggarakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Satuan Kredit Semester adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan setara dengan 50 menit atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan yang masing-masing diiringi oleh 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri. Sistem pemebelajaran pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dalam mengunakan Sistem Kridit Semester (SKS). Sistem pembelajaran SKS mahasiswa dituntuk untuk dapat dan mampu menyelesaian beban studi dalam satu semester. Dalam SKS beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar (dosen), pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program dinyatakan dalam satuan kredit atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja Pada dasarnya tujuan penggunaan sistem kredit adalah sebagai berikut : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-singkatnya. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuannya. 3. Kurikulum harus selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu

24

pengetahuan dan teknologi. 4. Memperbaiki sistem evaluasi kecakapan mahasiswa.

24

b. Beban Studi dalam Satu Semester Berdasarkan adanya perbedaan kemampuan mahasiswa satu dengan yang lain, maka baik cara dan waktu untuk menyelesaikan beban studi maupun komposisi kegiatan studi untuk memenuhi beban studi yang diwajibkan tidak harus sama bagi setiap mahasiswa, meskipun mereka dalam jenjang pendidikan yang sama. Beban studi maupun susunan kegiatan studi seorang mahasiswa dalam suatu semester tidak perlu sama dengan mahasiswa lainnya. Dalam menentukan beban studi untuk satu semester seorang mahasiswa perlu memperhatikan kemampuan dirinya yang dapat dilihat dari hasil studinya (Indeks Prestasi) pada semester-semester sebelumnya. Sistem pemebelajaran pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dalam mengunakan Sistem Kridit Semester (SKS). Sistem pembelajaran SKS mahasiswa dituntuk untuk dapat dan mampu menyelesaian beban studi dalam satu semester. Dalam SKS beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar (dosen), pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program dinyatakan dalam satuan kredit atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja Pada dasarnya tujuan penggunaan sistem kredit adalah sebagai berikut : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-singkatnya. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuannya. 3. Kurikulum harus selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. 4. Memperbaiki sistem evaluasi kecakapan mahasiswa. Dalam menentukan beban studi untuk satu semester seorang mahasiswa perlu memperhatikan kemampuan dirinya yang dapat dilihat dari hasil studinya pada semester-semester sebelumnya, yang diukur dengan indeks prestasi (IP). Ada dua faktor yang diperlukan untuk menentukan beban pendidikan dalam satu semester, yaitu rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6-8 jam sehari selama 6 hari berturut-turut. Akan tetapi seorang mahasiswa dituntut untuk bekerja lebih dari rata-rata tersebut. Kalau seorang bekerja normal rata-rata 6-8 jam pada siang hari dan 2 jam pada malam hari, maka ia diperkirakan memiliki waktu 8-10 jam, sehingga beban pendidikan yang dapat diambil oleh seorang mahasiswa berkisar antara 9-20 SKS atau rata-rata 16 SKS. Dalam rangka evaluasi terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa Program

Studi Diploma Tiga AETB Semarang, dilakukan penilaian secara berkala yang dilakukan memalui ujian mingguan atau bulaan (Quis) pada pertengahan semester (Ujian Tengah Semester) dan pada akhir semester (Ujian Akhir Smester) dalam bentuk ujian lisan atau tulisan. Setiap satu semester diselenggarakan dua kali ujian untuk seluruh mata kuliah dalam program dengan persyaratan yang diatur tersendiri. Evaluasi studi dilakukan pada tengah semester dan akhir semester serta evaluasi akhir studi atau evaluasi tahap akhir. Ujian Tengah Semester dilaukan stelah perkuliahan berlangsung minimal 7 kali pertemuan, dan Ujian Akhir Semester dilakukan setelah minimal 14 kali pertemuan. Disamping evaluasi memalui metode ujian juga dilakukan penilaian untuk membantu nilai ujian dengan pemberian tugastugas, penilaian keaktifan dalam kegiatan diskusi, seminar dan laian-lain. Metode penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 pasal 12 ayat (3). 2.3.3 Media Pembelajaran Pengembangan program pemebelajaran handaknya memperhatikan hal-hal berikut antara lain: (1) Penyusun program pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan, kecakapan, keterampilan bukan pada target waktu; (2) Memilih dan mengembangkan Ilmu Manajemen. program yang difokuskan pada peningkatan penguasaan kacakapan, kererampilan, profesionalisme dankeahlian serta kompetensi di bidang Untuk megenbangkan program pembelajaran di Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang, maka pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah kombinasi dari berbagai metode-metode pembelajran antara lain: pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung, pemebelajaran simulasi, pemebelajaran praktek, pemebelajaran dilapangan, metode espositori, metode kegiatan-kegiatan kelompok. Keberhasilan dari program pemebalajaran tidak hanya bergantung dari metode pembelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan. Media utama yang diguanakan dan menjadi alat pembelajaran di Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang adalah ruang perkuliahan yang kondusif dilengkapi dengan faslitas AC dan disertai dengan papan white board, OHP, LCD serta seperangkat laptop untuk kebutuhan perkuliahan. Disampig itu Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang untuk menambah kemampuan praktis, proses perkuliahan juga akan diadakan di laboratorium, menggunakan media komputer untuk beberapa konsep terapan dan aplikatif yang tersedia di Laboratorium Bahasa, Laboratorium terpadu untuk berbagai pendalaman keahlian. Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang juga akan menggunakan tenaga pengajar yang kompeten, tidak saja

26

26

pengajar dari Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang, tetapi juga dosen tamu yang diundang dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri favorit di Jawa Timur dan nasional. Tidak hanya itu, proses pembelajaran juga akan didukung oleh tenaga profesional yang akan melayani mahasiswa dalam segala urusan yang berkaitan dengan proses akademik. 2.3.4 Sistem Evaluasi Sistem evaluasi pada Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dilakukan dalam bentuk 3 (tiga) jenis evaluasi yaitu (a) evaluasi masukan, dilikukan untuk mengukur dan menilai calon mahasiswa; (b) evaluasi proses, untuk memperbaiki penyelenggaraan pendidikan, meliputi sistem administrasi dan kurikulum; (c) evaluasi lulusan, untuk melihat tingkat keterserapan lulusan pada sekolah-sekolah dasar baik negeri maupun swasta. 2.3.4.1Evaluasi masukan Evaluasi masukan dilakukan pada pendaftaran mahasiswa baru guna melihat perkembangan prestasi mahasiswa dikaitkan dengan cutting score tes penerimaan dan jumlah pendaftar. Target utama Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang bukan hanya pada aspek kwantitas mahasiswa tetapi pada juga lebih diprioritaskan aspek kualitas, sehingga calon mahasiswa yang dicari adalah yang memiliki prestasi studi yang baik dan dianggap mampu menempuh dan menyelesaikan proses perkuliahan sesuai denganwaktu yang telah ditentukan. Calon mahasiswa Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang eksternal bisa berasal dari pegawai yang sedang ditugas belajarkan atau izin belajarn oleh lembaga tempat kerjanya (baik instansi pemerintah maupun swasta), maupun bagi mereka yang baru lulus SMU/SMK dan bermaksud meneruskan pendidikannya ke jenjang pendidikan lebih tinggi. 2.3.4.2 Evaluasi proses pendidikan Dilakukan pada tiap akhir tahun, diguanakan untuk memperbaiki proses pendidikan. Guna mengukur prestasi studi mahasiswa akan dilakukan uji kompetensi pada tiap akhir semester. Proses perbaikan dilakukan berdasarkan data statistik yang diperoleh melalui survey terhadap mahasiswa dan penilaian seluruh staf akademik. Selain evaluasi, asesment terhadap kegiatan belajar dan pembelajar akan dilaksanakan pada tiap minggu untuk memantau dan mengarahkan kegiatan belajar mahasiswa. Asesment diperlukan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa. 2.3.4.3 Evaluasi lulusan

Evaluasi ini digunakan untuk melihat kemampuan aplikasi keilmuan dan keahlian lulusan pada instansi atau lembaga tempatnya bekerja. Pemantauan terhadap lulusan dilakukan melalui kegiatan tracer study, ini dilakukan terhadap masukan yang sebelumnya memang berasal/ditugaskan oleh instansi tempatnya bekerja.selain itu juga akan dilakukan evaluasi terhadap keterserapan lulusan di dunia kerja. Keterserapan yang dimaksud adalah masa tunggu untuk bekerja dan kinerja lulusan yang telah bekerja. Evaluasi ini digunakan untuk memperbaiki kurikulum. Kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi standar kompetensi lulusan Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa. Rumusan standar kompetensi lulusan Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa ditetapkan dengan Keputusan Direktur. Kurikulum dievaluasi sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sekali.

28

28