02. jurnal

28
PENDAHULUAN Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan Lembaga Tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Auditor BPK dalam menjaga mutu pekerjaan profesionalnya harus berpedoman kepada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang telah ditetapkan dalam peraturan BPK Nomor 1 tahun 2007. Seorang Auditor yang profesional dapat dilihat dari kinerjanya dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional auditor sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit pada lembaga keuangan negara, hendaknya para auditor independen memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). (Herawaty 2008). Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja auditor, namun peneliti mencoba mengkaji 1

Upload: kevin-tri-yuda

Post on 04-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: 02. Jurnal

PENDAHULUAN

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan Lembaga Tinggi negara

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK

merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Auditor BPK dalam menjaga mutu

pekerjaan profesionalnya harus berpedoman kepada Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) yang telah ditetapkan dalam peraturan BPK Nomor 1

tahun 2007. Seorang Auditor yang profesional dapat dilihat dari kinerjanya dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional auditor sebagai pihak yang

dianggap independen, menuntut profesi akuntan untuk meningkatkan kinerjanya

agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang

membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam

melaksanakan audit pada lembaga keuangan negara, hendaknya para auditor

independen memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan

pemahaman mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

(Herawaty 2008).

Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja auditor,

namun peneliti mencoba mengkaji masalah mengenai independensi auditor,

komitmen organisasi, serta gaya kepemimpin yang dipersepsikan merupakan

faktor yang mempengaruhi kinerja auditor dalam menjalankan tugas profesinya

(Purba 2009).

Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Hian Ayu

(2009) yang meneliti mengenai Pengaruh Independensi, Komitmen Organisasi,

Gaya Kepemimpinan dan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor yang

dilakukan pada KAP di Yogyakarta. Sebagaimana dikatakan dalam penelitian

Hian Ayu (2009), bahwa penelitian mengenai akuntansi keprilakuan (behavior)

mengenai gaya kepemimpinan dan komitmem organisasional terhadap kinerja

seperti ini banyak dilakukan pada perusahaan manufaktur, dan jarang dilakukan

1

Page 2: 02. Jurnal

pada perusahaan non-manufaktur seperti pada KAP ataupun BPK yang

respondennya terdiri dari auditor independen. Pada penelitian ini peneliti

mengambil responden yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Hian Ayu (2009), dimana responden pada penelitian ini diambil dari auditor

yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi

Sumatera Selatan.

BAHAN DAN METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Selatan yang berjumlah

70 orang. Sampel pada penelitian adalah keseluruhan jumlah populasi yang

berjumlah 70 auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan

Provinsi Sumatera Selatan yang diambil dengan teknik purposive sampling.

ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Independensi Auditor

Data mengenai independensi auditor didapat berdasarkan kuisioner dengan

11 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data

yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor

independensi auditor sebesar 48,66, dengan total skor independensi auditor

tertinggi adalah 55 dan total skor independensi auditor terendah adalah 33.

Komitmen Organisasi

Data mengenai komitmen organisasi didapat berdasarkan kuisioner dengan

12 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data

yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor

2

Page 3: 02. Jurnal

komitmen organisasi sebesar 49,29, dengan total skor komitmen organisasi

tertinggi adalah 60 dan total skor komitmen organisasi terendah adalah 34.

Gaya Kepemimpinan

Data mengenai gaya kepemimpinan didapat berdasarkan kuisioner dengan

9 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data

yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor

gaya kepemimpinan sebesar 37,39, dengan total skor gaya kepemimpinan

tertinggi adalah 45 dan total skor gaya kepemimpinan terendah adalah 27.

Kinerja Auditor

Data mengenai kinerja auditor didapat berdasarkan kuisioner dengan 11

butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data

yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor

kinerja auditor sebesar 45,59, dengan total skor kinerja auditor tertinggi adalah 54

dan total skor kinerja auditor terendah adalah 33.

Pengujian Instrumen

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian

sangat pergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.

Pengujian hipotesis tidak dapat mengenai sasarannya, bilamana data yang dipakai

untuk menguji hipotesis adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan

secara tepat konsep yang diukur. Untuk analisis ini, data yang diperoleh dari hasil

penyebaran kuisoner kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa

Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan, kemudian hasilnya diuji. Uji

kesahihan dan keandalan kuisoner ini dilakukan dengan komputer menggunakan

program SPSS 19.

3

Page 4: 02. Jurnal

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakuan untuk dapatmempertanggungjawabkan

ketelitian serta ketepatan kuisoner yangdibagikan kepada responden. Dengan kata

lain perlu diuji kesahihan kemampuan kuisoner sebagai instrumen untuk

mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan

instrumen tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi product

moment dari Pearson dimana pengujian dilakukan dengan melihat angkat

koefisien korelasi (rxy) yang menyatakan hubungan antara skor butir pertanyaan

dengan skor total (item-total correlation). Butir dikatakan sahih atau valid jika

rhitung>rtabel.

Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan, maka rhitung dibandingkan

dengan rtabel. Rtabel pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah kasus – 2.

Jumlah kasus pada penelitian ini adalah 70 responden, jadi df adalah 70 – 2 = 68,

r(0,05;68) pada uji satu arah = 0,198. Jika rhitung > rtabel maka butir tersebut valid.

Tabel 1

Hasil Uji Validitas

ItemItem-total

CorrelationRtabel Keterangan

Indenpendensi Auditor

I1 0,731 0,198 Valid

I2 0,831 0,198 Valid

I3 0,699 0,198 Valid

I4 0,730 0,198 Valid

I5 0,709 0,198 Valid

I6 0,767 0,198 Valid

4

Page 5: 02. Jurnal

I7 0,699 0,198 Valid

I8 0,697 0,198 Valid

I9 0,744 0,198 Valid

I10 0,803 0,198 Valid

I11 0,817 0,198 Valid

Komitmen Organisasi

K1 0,561 0,198 Valid

K2 0,684 0,198 Valid

K3 0,692 0,198 Valid

K4 0,740 0,198 Valid

K5 0,736 0,198 Valid

K6 0,889 0,198 Valid

K7 0,726 0,198 Valid

K8 0,493 0,198 Valid

K9 0,828 0,198 Valid

K10 0,824 0,198 Valid

K11 0,838 0,198 Valid

K12 0,634 0,198 Valid

Item Item-total Rtabel Keterangan

5

Page 6: 02. Jurnal

Correlation

Gaya Kepemimpinan

G1 0,485 0,198 Valid

G2 0,785 0,198 Valid

G3 0,807 0,198 Valid

G4 0,786 0,198 Valid

G5 0,828 0,198 Valid

G6 0,831 0,198 Valid

G7 0,785 0,198 Valid

G8 0,775 0,198 Valid

G9 0,767 0,198 Valid

Kinerja Auditor

Ki1 0,698 0,198 Valid

Ki2 0,672 0,198 Valid

Ki3 0,758 0,198 Valid

Ki4 0,815 0,198 Valid

Ki5 0,792 0,198 Valid

Ki6 0,675 0,198 Valid

Ki7 0,430 0,198 Valid

Ki8 0,756 0,198 Valid

Ki9 0,824 0,198 Valid

6

Page 7: 02. Jurnal

Ki10 0,823 0,198 Valid

Ki11 0,690 0,198 Valid

Sumber : data primer yang telah diolah

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam

kuisoner mempunyai item-total corelation > 0,198 maka disimpulkan bahwa

seluruh item pertanyaaan dalam kuisioner valid.

Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah pengujian tingkat kestabilan dari suatu alat pengukur

suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi tingkat reliabilitas suatu alat ukur,

maka semakin stabil dan semakin dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas

dilakukan dengan teknik Cronbach’s alpha, dengan jumlah sampel 70 responden.

Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,60.

Perhitungan nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen penelitian yang digunakan

diperoleh hasilnya sebagai berikut.

Tabel 2

Hasil Uji Realiabilitas

Variabel Koefisien Alpha Keterangan

Independensi Auditor (X1) 0,916 Reliabel

Komitmen Organisasi (X2) 0,914 Reliabel

Gaya Kepemimpinan (X3) 0,906 Reliabel

Kinerja Auditor 0,903 Reliabel

Sumber : data primer yang telah diolah

7

Page 8: 02. Jurnal

Analisa Deskriptif

Karakteristik Responden

Untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik responden yang akan

diteliti, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik deskriptif.

Dengan mendeskripsikan skor dari suatu variabel yang ada, didapatkan suatu

gambaran tentang permasalahan yang akan diajukan daam penelitian ini.

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan bantuan program

SPSS 19 dengan teknik analisis data. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik

deskriptif yang diperoleh berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden atas

dasar pertanyaan dalam kuisioner.

a. Jenis Kelamin Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 38 54,29%

Wanita 32 45,71%

Total 70 100%

Sumber : data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak merupakan

responden pria yaitu sebanyak 38 orang (54,29%) dan sisanya sebanyak 32 orang

(45,71%) responden wanita.

8

Page 9: 02. Jurnal

b. Pendidikan Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan responden ditunjukkan

pada tabel berikut :

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

S1 57 81,43%

S2 13 18,57%

Total 70 100%

Sumber : data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan pendidikan responden terbanyak yaitu

S1 sebanyak 57 responden (81,43%), dan sisanya S2 sebanyak 13 responden

(18,57%).

c. Bidang Kerja Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan bidang kerja responden

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bidang Kerja

Bidang Kerja Jumlah Persentase

Auditing 70 100%

Total 70 100%

Sumber : data primer yang telah diolah

9

Page 10: 02. Jurnal

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan semua bidang kerja responden adalah

auditing.

Analisa Jawaban Responden

Untuk menganalisis jawaban responden tentang analisis pengaruh

independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja auditor diukur dengan menggunakan skala likert yaitu dengan penilaian

responden tertinggi dengan skor rata – rata 5 dan terendah dengan skor rata – rata

1 yang kemudian dapat ditentukan nilai intervalnya sebagai berikut :

Skor maksimal ― skor minimal 5 – 1

Interval = ------------------------------------------ = ------ = 0,8

Jumlah kelas 5

Sehingga dapat ditentukan range jawaban sebagai berikut :

Skor rata – rata antara 1,00 – 1,79 : sangat rendah dengan nilai 1

Skor rata – rata antara 1,80 – 2,59 : rendah dengan nilai 2

Skor rata – rata antara 2,60 – 3,39 : netral dengan nilai 3

Skor rata – rata antara 3,40 – 4,19 : tinggi dengan nilai 4

Skor rata – rata antara 4,20 – 5,00 : sangat tinggi dengan nilai 5

Nilai pada skala likert digunakan untuk analisis data pada penelitian ini.

a. Independensi Auditor (X1)

Independensi auditor terdiri dari 11 pertanyaan, masing – masing 5

jawaban yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.

10

Page 11: 02. Jurnal

Tabel 6

Variabel Independensi Auditor

Interval

Variabel

Independensi

Auditor

Bobot Frekuensi Jumlah

1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0

1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0

2,60 – 3,39 Netral 3 2 6

3,40 – 4,19 Setuju 4 21 84

4,20 – 5,00 sangat setuju 5 47 235

Jumlah 70 325

Independensi Auditor 4,64

Sumber : data primer yang telah diolah

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa independensi auditor pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai

4,64 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor sangat independen dimana tidak

mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam

mempertimbangkan fakta yang dijumpai dalam pemeriksaan dan dalam

merumuskan dan menyatakan pendapatnya..

b. Komitmen Organisasi (X2)

Komitmen organisasi terdiri dari 12 pertanyaan, masing – masing 5

jawaban yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.

11

Page 12: 02. Jurnal

Tabel 7

Variabel Komitmen Organisasi

Interval

Variabel

Komitmen

Organisasi

Bobot Frekuensi Jumlah

1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0

1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0

2,60 – 3,39 Netral 3 7 21

3,40 – 4,19 Setuju 4 30 120

4,20 – 5,00 sangat setuju 5 33 165

Jumlah 70 306

Komitmen Organisasi 4,37

Sumber : data primer yang telah diolah

Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa komitmen organisasi pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai

4,37 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor mempunyai komitmen yang

sangat baik terhadap KAP dimana dia bekerja.

c. Gaya Kepemimpinan (X3)

Gaya kepemimpinan terdiri dari 9 pertanyaan, masing – masing 5 jawaban

yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.

12

Page 13: 02. Jurnal

Tabel 8

Variabel Gaya Kepemimpinan

IntervalVariabel Gaya

KepemimpinanBobot Frekuensi Jumlah

1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0

1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0

2,60 – 3,39 Netral 3 6 18

3,40 – 4,19 Setuju 4 28 112

4,20 – 5,00 sangat setuju 5 36 180

Jumlah 70 310

Gaya Kepemimpinan 4,43

Sumber : data primer yang telah diolah

Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai

4,37 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor menilai pimpinan dimana dia

bekerja memimpin dengan sangat baik.

d. Kinerja Auditor (Y)

Kinerja auditor terdiri dari 11 pertanyaan, masing – masing 5 jawaban

yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.

13

Page 14: 02. Jurnal

Tabel 9

Variabel Kinerja Auditor

IntervalVariabel Kinerja

AuditorBobot Frekuensi Jumlah

1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0

1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0

2,60 – 3,39 Netral 3 7 21

3,40 – 4,19 Setuju 4 32 128

4,20 – 5,00 sangat setuju 5 31 155

Jumlah 70 304

Kinerja Auditor 4,34

Sumber : data primer yang telah diolah

Dari tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa kinerja auditor pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai

4,34 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor melaksanakan pekerjaannya

dengan sangat baik dan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Uji Normalitas.

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk

membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki

distribusi normal (Syihabuddin 2012).

Hasil uji normalitas Kolgomorov Smirnov menunjukkan hasil sebagai

berikut.

14

Page 15: 02. Jurnal

Tabel 10

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Variabel Sig. Keterangan

Kinerja Auditor (Y) 0.054 H0 diterima

Independensi Auditor (X1) 0.072 H0 diterima

Komitmen Organisasi (X2) 0.200 H0 diterima

Gaya Kepemimpinan (X3) 0.084 H0 diterima

Sumber : data primer yang telah diolah

Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa data kuisioner kinerja auditor,

independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan memiliki

distribusi yang normal.

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil

estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model

regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi

persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat

heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat

autokorelasi ( Sudrajat 1988 : 164). Pada penelitian ini uji asumsi klasik yang

digunakan adalah uji heterokedasitas.

a. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan

tidak ada masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

uji hederoskedestisitas dengan melihat scatterplots (Priyatno,2010).

15

Page 16: 02. Jurnal

Metode pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas dengan

melihat scatterplots yaitu :

a) Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian

meyempit), maka terjadi heteroskedasititas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas

dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dari output SPSS diperoleh chart sebagai berikut :

Gambar 1

Scatterplots

Berdasarkan chart diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik

– titik yang menyebar ke atas dan di bawah 0, sehingga dapat disimpulkan tidak

terjadi heterokedastisitas.

16

Page 17: 02. Jurnal

Pengujian Hipotesis

Tabel 11

Hasil Uji Regresi

Variabel Koefisien Regresi Sig. Keterangan

Independensi Auditor (X1) 0,552 0,002 Ha diterima

Komitmen Organisasi (X2) 0,339 0,018 Ha diterima

Gaya Kepemimpinan (X3) 0,094 0,498 H0 diterima

Sumber : data primer yang telah diolah

Pengujian Hipotesis Pertama, kedua, dan ketiga

Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga adalah untuk membuktikan

secara parsial apakah terdapat pengaruh antara independensi auditor, komitmen

organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja audior. Dari hasil

perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS didapat

hasil sebagai berikut :

Y = -0,113+0,552X1+0,339X2+0,094X3+e

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan :

1. Dalam persamaan regresi di atas, konstanta (B0) adalah sebesar -0,113. Hal

ini berarti jika tidak ada perubahan variabel X1 (independensi auditor), X2

(komitmen organisasi), X3 (gaya kepemimpinan) yang mempengaruhi, maka

kinerja auditor (Y) sebesar -0,113.

2. Variabel X1 (independensi auditor) merupakan variabel yang mempengaruhi

kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis data

menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,002 dibawah 0,05. Angka

tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H01 ditolak dan

Ha1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh independensi auditor terhadap

17

Page 18: 02. Jurnal

kinerja auditor. Pengaruhnya sebesar 0,552, dimana jika independensi auditor

naik satu satuan makan kinerja auditor akan naik sebesar 0,552 dengan

asumsi bahwa variabel lain konstan. Hal tersebut berarti semakin independen

seorang auditor makan akan semakin mempengaruhi kinerjannya.

3. Variabel X2 (komitmen organisasi) merupakan variabel yang mempengaruhi

kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis data

menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,018 dibawah 0,05. Angka

tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H02 ditolak dan

Ha2 diterima, yang artinya terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap

kinerja auditor. Pengaruhnya sebesar positif 0,339, dimana jika komitmen

organisasi naik satu satuan maka kinerja auditor akan naik sebesar 0,339

dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Hal tersebut berarti semakin

komit seorang auditor terhadap tempat dia bekerja maka akan semakin

mempengaruhi kinerjanya.

4. Variabel X3 (gaya kepemimpinan) merupakan variabel yang tidak

mempengaruhi kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis

data menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,498 diatas 0,05. Angka

tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dengan demikian Ha3

ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kinerja auditor.

Pengujian Hipotesis Keempat

Dari hasil ketiga variabel bebas, variabel yang paling dominan

mempengaruhi kinerja auditor adalah variabel independensi auditor. Ini

dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,552 dibanding

dengan koefisien regresi variabel lainnya. Hasil analisis regresi linier berganda

tersebut dapat terlihat dari R square sebesar 0,622 yang menunjukkan bahwa

kinerja auditor dipengaruhi oleh independensi auditor, komitmen organisasi, dan

gaya kepemimpinan sebesar 62,2% sisanya yaitu 37,8% dipengaruhi variabel lain

yang belum diteliti dalam penelitian ini yang ditunjukkan dalam hasil analisis

data.

18

Page 19: 02. Jurnal

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian diatas, diperoleh bahwa independensi auditor,

komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan secara simultan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan

Perwakilan Sumatera Selatan. Dalam hal ini, BPK Perwakilan Sumatera Selatan

sebagai principal telah berhasil meningkatkan kinerja auditornya (agent) dengan

cara menekankan nilai-nilai independensi, komitmen organisasi, serta gaya

kepemimpinan terhadap agennya, yaitu auditor yang bekerja pada BPK

Perwakilan Sumatera Selatan. Sehingga BPK Perwakilan Sumatera Selatan

sebagai principal dapat mendapatkan hasil yang mereka inginkan dari pekerjaan

yang dilakukan agent-nya (auditor BPK Perwakilan Sumatera Selatan).

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan analisis dan hipotesis yang telah dilakukan

mengenai pengaruh independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan

Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan

Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.

2. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan

Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan.

3. Gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor pada

Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan.

4. Independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan secara

simultan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa

Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.

19

Page 20: 02. Jurnal

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis

memberikan saran :

1. Untuk penelitian selanjutnya

Diharapkan agar menambah lagi variabel yang mempengaruhi kinerja auditor

seperti motivasi kerja, profesionalisme, kompetensi, dan kepuasan kerja. Selain

itu, akan lebih baik bila sampel pada penelitian ini ditambah agar diperoleh

data yang lebih valid.

2. Untuk Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa independensi auditor, komitmen

organisasi, dan gaya kepemimpinan secara simultan memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja auditor. Tetapi secara parsial gaya kepemimpinan tidak

memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil tersebut akan

lebih baik bila para pimpinan pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan

Sumatera Selatan melakukan evaluasi terhadap gaya kepemimpinan mereka.

Dan apabila terdapat hal yang kurang baik, ada baiknya para pimpinan pada

Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan merubah gaya

kepemimpinan yang mereka terapkan agar dapat meningkatkan kinerja para

auditor Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan .

20