2-kuliah ftp200 2b osono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-kuliah-ftp...2017/02/02  · ,16,1

15
- 1 Disusun dan disajikan oleh: Ir.H.Achmadi Partowijoto,PU- SDA,IPU.MAsr. Anggota Dewan Penilai Sertifikasi, HATHI Anggota Majelis Penilai IP, PII Anggota Dewan SDA Nasional Master Asesor, BNSP . PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 1 MATERI I. PROFESIONALISME II. ETIKA PROFESI III. ETOS KERJA 2 I. PROFESIONALISME 3 4 PROFESI (1) Merupakan suatu bentuk / jenis pekerjaan (task, job, job, employment, occupation) Merupakan keahlian/keterampilan yang dilandasi oleh pengetahuan dan etos kerja Merupakan suatu mata pencaharian atau sumber penghasilan tetap bagi seseorang Merupakan pekerjaan yang ditekuni dalam jangka waktu lama, bahkan seumur hidup 5 PROFESI (2) Memiliki standar mutu, tidak bersifat rutin Memiliki etika profesi / kode etik profesi Tidak terbatas secara vertikal dan horizontal Tidak melanggar peraturan perundang-2an Tidak bertentangan dengan moralitas/budaya Berkembang sesuai dengan kemajuan iptek 6 PROFESIONALISME (1) Kinerja (unjuk kerja, performansi), yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan tugas / pekerjaan Mencakup tiga matra, yaitu: matra kognitif (pengetahuan), matra afektif (sikap) dan matra psikomotorik (keterampilan) Berlaku untuk semua tingkat / jenjang pendidikan / pelatihan atau keahlian / keterampilan

Upload: others

Post on 05-Sep-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

1

Disusun dan disajikan oleh:Ir.H.Achmadi Partowijoto,PU-SDA,IPU.MAsr.Anggota Dewan Penilai Sertifikasi, HATHIAnggota Majelis Penilai IP, PIIAnggota Dewan SDA NasionalMaster Asesor, BNSP

.

PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

1

MATERI

I. PROFESIONALISME

II. ETIKA PROFESI

III. ETOS KERJA

2

I. PROFESIONALISME

3

4

PROFESI (1)

Merupakan suatu bentuk / jenis pekerjaan (task, job, job, employment, occupation)

Merupakan keahlian/keterampilan yang dilandasi oleh pengetahuan dan etos kerja

Merupakan suatu mata pencaharian atau sumber penghasilan tetap bagi seseorang

Merupakan pekerjaan yang ditekuni dalam jangka waktu lama, bahkan seumur hidup

5

PROFESI (2)

Memiliki standar mutu, tidak bersifat rutin

Memiliki etika profesi / kode etik profesi

Tidak terbatas secara vertikal dan horizontal

Tidak melanggar peraturan perundang-2an

Tidak bertentangan dengan moralitas/budaya

Berkembang sesuai dengan kemajuan iptek

6

PROFESIONALISME (1)

Kinerja (unjuk kerja, performansi), yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan tugas / pekerjaan

Mencakup tiga matra, yaitu: matra kognitif (pengetahuan), matra afektif (sikap) dan matra psikomotorik (keterampilan)

Berlaku untuk semua tingkat / jenjang pendidikan / pelatihan atau keahlian /keterampilan

Page 2: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

2

7

PROFESIONALISME (2)

Memerlukan landasan / penguasaan ilmupengetahuan tertentu/khusus

Mandiri dan bertanggung jawab, terseleksimelalui akreditasi dan sertifikasi

Mengikuti kemajuan / perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi

Bertumpu pada kompetensi dan diukurberdasar bakuan kompetensi

8

PROFESIONALISME (3)

Menurut Prof. A. Marston (Dean ofEngineering, Iowa State College, USA), profesionalisme harus:

Merupakan suatu panggilan hati nurani

Terorganisasi dan dilandasi pendidikan tinggi

Mencakup pengalaman luas dan terstruktur

Terseleksi melalui kompetisi yang sehat

9

PROFESIONALISME (4)

Profesionalisme menuntut syarat-2 berikut: Dasar pengetahuan & keahlian memadai Orientasi pengabdian pada masyarakat Pengakuan, signifikansi & interdependensi Pengambilan keputusan & alih wewenang Hubungan adil antara pemberi & penerima

Peraturan & tata cara pelaksanaan profesi

10

SDM PROFESIONAL (1)

Sumber daya manusia profesional :

Mempraktikkan keahlian dan/atauketerampilan sesuai bidang profesinya

Memiliki sikap dan etos kerja yang mencakup keahlian dan keterampilan

Memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitasdan produktivitas

Beda dengan orang yang mengerjakansesuatu sebagai hobi

11

SDM PROFESIONAL (2)

SDM profesional adalah pelaku profesi yang mampu :

Mengembangkan keteknikan dan menerapkan secara berkelanjutan

Mensintesiskan berbagai informasi untukmelakukan rancangan/rekayasa

Menerapkan kaidah keteknikan untuk tugas/ pekerjaan hal yang belum pernah ditangani

12

SDM PROFESIONAL (3)

Menerapkan pandangan sistemik dan terpadu dalam memanfaatkan peluang

Mengelola dan menggunakan data yang terkait dengan profesinya

Menyelenggakan manajemen dan kepemimpinan untuk meneraplkan ilmu pengetahuan guna kepentingan masyarakat

Page 3: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

3

13

SDM PROFESIONAL (4)

SDM profesional dituntut berperilaku: Proaktif, yang berarti fokus pada lingkar

pengaruh (focus on circle of influence) Merespon sesuai dengan nilai (responding

to value) Menerima tanggung jawab (accepting

responsibility) Menjadi tokoh transisional untuk kemanfaatan

kelompok (transitional figure)_____________Covey, S.R. (1995)

14

PROAKTIF VERSUS REAKTIF

Proaktif ReaktifLingkar Pengaruh

(circle of influence)

Lingkar Peduli

(circle of concern)

Lingkar Pengaruh besar Lingkar Pengaruh kecil

15

SDM PROFESIONAL (5)

Selain proaktif, tenaga profesional harus: Berorientasai pada hasil akhir (outcome) Mendahulukan hal-hal yang penting Mencari penyelesaian saling menguntungkan

(win-win solution) Memahami terlebih dulu, baru menuntut untuk

difahami Senantiasa mengupayakan sinergi dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan

16

SDM PROFESIONAL (6)

Ciri-ciri SDM profesional :

Bekerja secara efisien, efektif dan produktif

Mandiri, tidak tergantung pada atasan/orang lain

Mampu bersaing melalui kompetisi yang sehat

Memiliki kemampuan manajemen dibidangprofesinya (managerial skill)

Memiliki kemauan untuk belajar seumur hidup(life time education)

17

PIRAMIDA PROFESIONAL

Attitude etika, responsibilitas,

liabilitas, akuntabilitas,

integritas

komunikasi teknis (teori, praktik)

interpersonal, hukum, lingkungan

manajemen sosial, ekonomi

Know how/Skill Know what/Knowledge

18

ATRIBUT PROFESIONAL

Tujuh atribut SDM profesional dibidang teknik : Attitude (integrity,commitment,flexibility,reliability) Knowledge & skill (fundamental & application) Intellectual skill (communication, logical thinking) Engineering practice (standard & code of ethics) Business practice (quality control, competitive) History and culture (national and international) Foreign language (international career)

____________Subroto, W. (2000)

Page 4: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

4

19

PRINSIP SDM PROFESIONAL

5-C: senantiasa bekerja:

sesuai kompetensinya (Competency)

dengan konsep matang (Conceptual)

secara berkesinambungan (Consistent),

membangun kerja sama (Cooperative)

menepati kesanggupan (Committed)

dan mampu melakukan tugas/pekerjaan dengan:

Cepat (quickly), tetapi Akurat (accurately),

Ekonomis (economically), tetapi Aman (safely)

20

PILIHAN BAGI TENAGA AHLI

Seorang tenaga ahli dapat bekerja sebagai:

Profesional, yang memanfaatkan ipteksebagai faktor ekonomi

Teknolog, yang memanfaatkan iptek sebagaifaktor produksi

Teknokrat, yang memanfaatkan iptek sebagaifaktor politik

Ilmuwan, yang dimanfaatkan untuk melakukan tugas mengembangkan iptek

21

KOMPETEN PROFESIONAL

Proses menuju SDM profesional :Graduate Expert Professional

Orang mahir dapat disebut kompeten, belum pantas disebut profesional, bila tidak menerapkan standar teknis & etika profesi

Tenaga profesional hanya menyatakanpendapat yg dapat dipertanggungjawabkan

Tenaga profesional tidak bicara vokal, kecualibila menjadi pedagang atau politikus

22

INSINYUR : PELAKU PROFESI

Mengembangkan teknik keinsinyuran dan menerapkan secara berkelanjutan

Menerapkan kaidah keinsinyuran untuk menanganai hal-hal yang belum pernah dialami

Memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan dalam pemanfaatan sumber daya guna memenuhi kebutuhan masyarakat

Mensintesis informasi untuk merancang/mere-kayasa guna menangani berbagai masalah

Menerapkan pandangan sistemik dan pendekatan terpadu dalam memanfaatkan peluang untuk menghasilkan luaran nyata

23

PARAMETER MUTU INSINYUR (1)

Penerapan Ilmu Dasar dan Keinsinyuran

Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian

Kemampuan merekayasa sistem, komponen dan proses

Kemampuan menangani masalah keinsinyura

Kemampuan bekerja sama antar kejuruan

Kemampuan interaksi sosial termasuk berkomunikasi

24

PARAMETER MUTU INSINYUR (2)

Ketaatan pada kode etik insinyur dan tatalaku profesional

Pemahaman dampak sosial, lingkungan dan global

Kesadaran dan kemauan untuk meningkatkan kemampuan

Pemahaman akan hal ikhwal mutakhir

Keterampilan dalam praktek keinsinyuran

Page 5: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

5

25

INSINYUR PROFESIONAL

Memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri untuk menghasilkan yang terbaik (best practice)

Kemampuan untuk menghayati dan memenuhi kepentingan umum

Kemampuan bekerja sama dalam tim atau kelompok

Kemampuan spesifik yang dilandasi kemampuan intelektual

Keterampilan teknis berupa kompetensi dan kesiapan pelaksanaan yang dipilih secara kreatif

26

PEMBENTUKAN KOMPETENSI IP

Memiliki dasar penge-

tahuan profesi

Memiliki pengalaman

profesi

Memiliki kompetensi

profesi

Pendidikan Sarjana & Profesional

Pengalaman kerja dibidang profesinya

Memenuhi bakuan kompetensi

27

KEMAMPUAN INSINYUR PROFESIONAL

Seorang Professional Engineers harus:

mampu menerapkan pengetahuan dan keahlian mutakhir dalam keteknikan dan manajemen,

memiliki tanggung jawab sosial dalam penyelesaian masalah

dengan pengalaman & pendidikan lanjutan, mampu melakukan supervisi & praktek spesialis

Sumber: Guide to Engineering Workforce, Engineers

make it happen (IEAust,1992).

28

KATEGORI KETERAMPILAN

Ketrampilan mencakup (LOMA Dictionary): Critical skill; mutlak perlu utk menghasilkan

unjuk kerja memuaskan, menghasilkan kinerjasecara keseluruhan dan memenuhi syarat

Key skill; sangat penting utk menghasilkanunjuk kerja yang nyata berpengaruh thd kinerjasecara keseluruhan

Important skill; cukup penting utk mencapaiunjuk kerja yang memuaskan, berpengaruh thdkinerja keseluruhan

Minor skill; agak penting utk mencapai unjukkerja yang sedikit berpengaruh thd kinerjakeseluruhan

II. ETIKA PROFESI

29

30

PENGERTIAN ETIKA

Ethos (Yunani), berarti karakter, tindak tandukatau perilaku yang baik/benar

World University Encyclopedia (1965) : Ilmu mengenai perilaku/kewajiban kemanusiaan(human conduct/duty)

Anton Moeliono (1989) :(-) Ilmu tentang apa/mana yang baik dan

yang buruk, serta kewajiban moral. (-) Nilai benar/salah yang dianut oleh

golongan atau kelompok masyarakat

Page 6: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

6

31

ETHICS UNIVERSAL PRINCIPLES

Secara universal etika mencakup :

Keadilan; Kesetaraan; Kebaikan; Kejujuran; Kesetiaan; dan Kepedulian;

Menepati janji; Menghormati hak; Peningkatan; Integritas; dan Mendunia.

_____________________

Sumber : Indonesia Business Link

32

WACANA ETIKA PROFESI

Standar etika umumnya relatif dan subjektif, tidak mudah dapat dibedakan sepertimembedakan antara hitam dan putih

Apa yang dianggap etis di suatu tempat mungkin dianggap tidak etis di tempat lain

Perilaku etika tidak mudah berubah hanya karena kondisi lingkungan setempat

Garis batas etis dan tidak etis lebih ditentukan oleh masing-masing individu

33

MASALAH ETIKA PROFESI

Pencurian, penipuan, penyuapan, pemalsuan,

Konflik kepentingan, ketidak-adilan

Ketidak-jujuran dalam penelitian/pengujian

Ketidak-pedulian thd perlindungan lingkungan

Ketidak-hati-hatian, kelambanan, kelalaian

Pelecehan, pelanggaran peraturan

34

EMPAT PRINSIP ETIKA PROFESI

Tanggung jawab ; memberikan yang terbaik, bermutu tinggi, mengurangi risiko

Keadilan ; adil, obyektif, rasional, tidak diskriminatif dalam melaksanakan tugas

Otonomi ; mengatur diri sendiri tanpa campur tangan atau tergantung orang lain

Integritas moral ; senantiasa menjaga citra dan kehormatan profesi

35

LIMA AZAS ETIKA PROFESI

Kemanfaatan (utilitarian ethics); memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat

Kewajiban (duty ethics) ; mentaati dan melaksanakan nilai-nilai moral

Kebenaran (right ethics) ; menganggap salah hal yang melanggar moralitas

Keunggulan (virtue ethics) ; mengutamakan tindakan yang baik, benar, luhur

Kelestarian lingkungan (environmental ethics); menyadari pentingnya kelestarian lingkungan

36

PERKEMBANGAN ETIKA

Etika berkembang dalam berbagai bidang : Etika Ekonomi: membimbing manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidup Etika Sosial : memberi arah pada keselarasan

dan keseimbangan dalam kehidupan Etika Politik : mengatur kesepakatan dan

pengambilan keputusan Etika Hukum : menyediakan perlindungan dalam

tata kehidupan masyarakat Etika Teknologi : mengembangkan rekayasa

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Page 7: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

7

37

ETHICS PRINCIPLES & RULES

Apllicable principles : Respect for other persons Justice for all people Beneficiency for community Equity for all stakeholders

Rules for discussion : Respect different opinions Allow uninterrupted discussion Participate and contribute Allow equal time for all participants

38

ETHICAL DECISION MAKING PROCES

CHARACTERISTICS OF D-M

ETHICAL SITUATION

OUTCOMESD E C I S I O N

SIGNIFICANT INFLUENCES

39

RELATED TO BUSINESS, ETHICS IS

Based on universal principles and reasoned public debate

Relations between people and the basis for power sharing

Problem solving activity based on knowledge and skill in the application

An education process to develop insight into responsible moral being

Level of conduct acceptable in business and community

40

RELATED TO BUSINESS, ETHICS IS NOT

A business for experts, lawyers, and religious authority

Equivalent to legality/legal aspects The same as morality which is concerned to

good and bad outcome The same as special responsibility and

general obligation to stakeholders Just about internal controls and the roles of

boards of directors and senior managers

41

KODE ETIK INSINYUR (1)

Empat Prinsip Dasar

1. Mengutamakan keluhuran budi

2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan

untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia

3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk

kepentingan masyarakat sesuai tugas dan

tanggung-jawabnya

4. Meningkatkan kompetensi dan martabat

berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran

42

KODE ETIK INSINYUR (2)

Tujuh Tuntunan Sikap

1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan

keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat

2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai

dengan kompetensinya

3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat

yang dapat dipertanggung-jawabkan

Page 8: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

8

43

KODE ETIK INSINYUR (3)

4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tangung jawab tugasnya

5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatn, integritas dan martabat profesi

7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesional

44

ABET ENGINEERING CRITERIA (1)

Fundamental Principles : using knowledge and skill for the

enhancement of human welfare being honest and impartial, serving with fidelity

to the public, employers and client striving to increase the competence and

prestige of engineering profession supporting the professional and technical

societies of their disciplines

45

ABET ENGINEERING CRITERIA (2)

Fundamental Cannons : hold the safety, health and welfare of the public in the

performance of the dicipline

perform servics only in the areas of competence

Issue publc statement only in objective and truthful manner

act in professional manner and avoid conflicts of interest

build professional reputation and not compete unfairly

uphold and enhance the honor, integrity and dignity of the profession

continue the professional development and provide opportunities of the staffs for professional development

46

PELANGGARAN ETIKA DI MASYARAKAT

Menurut M. Gandhi, secara umum terdapat tujuh jenis pelanggaran etika di masyarakat :1. Knowledge without character2. Science without humanity 3. Commerce without morality4. Wealth without work5. Pleasure without conscience 6. Politics without principle7. Religion without sacrifice

47

PELANGGARAN ETIKA PROFESI

Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh profesi (komersialisasi, kolusi-nepotisme, mark-up)

Pelanggaran terhafap pelayanan jasa profesional dalam hal kualitas keahlian (mal-praktek, konflik kepentingan, penyalah-gunaan data/informasi, pelanggaran HaKI)

Mendiamkan terjadinya pelanggaran etika profesi oleh rekan seprofesi dengan dalih melindungi kehormatan, masa depan dan meningkatkan kredibilitas profesi

48

DAMPAK PELANGGARAN ETIKA

Pelanggaran

Dampak

Disikapi/ ditindak

Etika Etika Etika/ Hukum

Hukum

Dibicarakan orang

Moro roso xxxxx

Ditegur Moro suworo

xxxxx

Dihukum ringan Moro sodo xx xxx

Dihukum berat Moro godo xxxxx

*) Istilah bhs Jawa Sumber : Basuki, H.

Page 9: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

9

Buku Panduan Pengembangan Karir Insinyur Profesional

Buku Panduan Pokok Pengembangan Karir Insinyur Profesional PII

49

Definisi ABET criteria 2000:”Engineering is the profession in which knowledge of mathematical and natural sciences gained by study, experience and practice is applied with judgment to develop ways to utilize economically the material and forces of nature for benefit of mankind”.

Profesi menurut diartikan sebagai: “A profession is a calling, which is pursued only by an organized body of people possessed of high scientific qualifications for the special work by reason of thorough educational training and extensive responsible experiences and from whose ranks the unfit and the worthy are rigidly excluded”.

ENGINEERING & PROFESSION

50

Engineering is: a process of putting technical ideas and scientific

principles to practical use for the common good the professional activity that employs the material

and focus of nature to devise, the best and most efficient system and machines for the use of man kind

a series of activities concern with design and development which is the creative process of converting theoretical concepts into useful application

Technology is the transfer of scientific knowledge into technical practice.

ENGINEERING & TECHNOLOGY

51

REKRUTMEN SDM (2)

Syarat calon karyawan Perusahaan PMA (Kompas, Oktober 2002) :

Good English in written and spoken,

Hardworking, team worker,

Result oriented, self motivated,

Open to critics, quick to learn,

Able to work under pressure.

52

Presentasi Staf PT Texmaco dalam Diskusi “BNSP”

Sikap 1

Pengalaman Keterampilan

2 3Pengetahuan Kerjasama

4 5 6

Tanggung jawab

PIRAMIDA KINERJA

53

REKRUTMEN SDM (1)

% Sikap, Pengalaman, Pengetahuan, Diklat, danRekomendasi (Survey JICA, 1996)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sikap Pengal. Penget. Diklat. Rekom.

38%

27%

23%

10%

5%

54

KEKURANGAN YANG ADA

Identifikasi, formulasi dan solusi masalah

Bekerja dalam tim/kelompok

Berkomunikasi secara efektif/global

Pengetahuan mutakhir/aktual

Pemahaman terhadap etika profesi

Minat untuk belajar seumur hidup

Page 10: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

10

55

MENINGKATKAN KINERJA

Memperluas keahlian sesuai kebutuhan dunia usaha/kerja

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan profesi

Mengikuti program sertifikasi agar memiliki kredibilitas dan akuntabilitas

Meningkatkan kemampuan partisipatif, tugas masa depan adalah kerja kelompok

Meningkatkan kemampuan antisipatif, tugas masa depan makin cepat berobah

III. ETOS KERJA

56

57

DEFINITION OF HABITSKnowledge(what,why)

Desire(wantto)

Skill(howto)

HABITS

58

PENGERTIAN ETOS KERJA (1)

Etos kerja adalah sikap atau perilaku dankemauan atau kerja keras untuk mencapaikinerja dan luaran yang lebih baik

Prinsip “running business as usual” atau “alon-alon asal kelakon”, harus diganti dengan kerja“keras & cerdas, proaktif, kreatif & inovatif”

Moto : “hari ini harus lebih baik daripadakemarin dan hari esok lebih baik daripadahari ini”

59

PENGERTIAN ETOS KERJA (2)

Guiding beliefs of a person, group or institution (Webster Dictionary, Webster, 2003)

The characteristic spirit of a culture, era or community as manifested in its attitudes and aspirations (New Oxford Dictionary, Mc Kean, 2005)

______________

Sinamo, J.H. (2005)

60

MEANING OF SPIRIT

According to Mc Kean, 2005, spirit are : qualities regarded as forming typical elements in

the character of a person, group or institutions a specified emotion, especially one prevailing at a

particular time Acording to Waithe, 2005, spirit are:

morality, moral code, beliefs, principles, standard, ethics

motivating force, animating principle, dominating characteristic, prevailing tendency

enthusiasm, eagerness, liveliness, energy, vigor, passion

Page 11: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

11

61

PRINSIP ETOS KERJA

Etos kerja mencakup 3 (tiga) unsur penting yang saling terkait dan saling mendukung, yaitu :

(1) mencetak prestasi (motivation);

(2) membangun masa depan (visioner);

(3) mencipta nilai baru (innovation)

62

TUJUH PERILAKU VISIONER

Bersikap Proaktif (Be proactive) Berorientasi pada hasil akhir (End in mind) Dahulukan yang lebih pentng (First thing first) Berfikir saling menguntungkan (Think win-win) Memahami, baru difahami (Understand-stood) Upayakan sinergi (Synergize) Tajamkan instrumen (Sharpen the instrument)

_____________________Sumber : Covey, Sandy Staton 2002

63

MOTIVATION

Motivation : emotional tendencies that guide or facilitate reaching goals

Emotional awareness : recognizing one’s emotion, and their effects

Commitment : aligning with the goals of the group or organization

Initiative : readiness to take action on opportunities

Optimism : persistence in overcoming goal obstacles and set backs

64

KONSEP ETOS KERJA

Etos kerja menuntut perilaku: kerja tulus &tanggung jawab, integritas & kreativitas

Etos kerja adalah aktualisasi & ibadah, kerja keras penuh semangat & kecintaan

Etos kerja adalah seni & pelayanan yang me-ngandung unsur keunggulan & rendah hati

65

FORMULASI ETOS KERJA (1)

Etos 1 : kerja adalah rahmat: bekerja dengan tulus

Etos 2 : kerja adalah amanah ; bekerja dengan penuh tanggung jawab

Etos 3 : kerja adalah panggilan hati nurani : bekerja dengan penuh integritas

Etos 4 : kerja adalah aktualisasi; bekerja dengan penuh semangat

66

FORMULASI ETOS KERJA (2)

Etos 5: kerja adalah ibadah; bekerja dengan

penuh kecintaan

Etos 6: kerja adalah seni; bekerja dengan penuh

kreativitas

Etos 7: kerja adalah kehormatan; bekerja

untuk mewujudkan keunggulan

Etos 8: kerja adalah pelayanan; bekerja dengan

kerendahan hati

Page 12: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

12

67

KERJA ADALAH AMANAH

Bekerja: adalah amanah, dapat dipercaya (teknis-kredibilitas & moral-integritas)

Kredibilitas menyangkut kompetensi dan integritas erat kaitannya dengan etika

Membangun kompetensi dilakukan melalui pelatihan yang efektif,

Membangun integritas dengan komitmen pada nilai-nilai etika.

68

GAIRAH KERJA

Bergairah kerja karena memahami bahwa: kerja memberi harapan atas hasil yang

menyenangkan kerja mampu memberikan identitas dan status

sosial kerja memberi ruang untuk aktivitas yang

terstruktur dan berpola kerja memberi tantangan untuk diselesaikan tepat

waktu dan dengan hasil baik kerja memberi peluang untuk mengembangkan

kreativitas dan estetika

69

MENINGKATKAN ETOS KERJA

Meningkatkan etos kerja mengandung arti :

memperteguh karakter untuk melaksanakan tugas/pekerjaan

meningkatkan kompetensi dan kemampuan melakukan tugas/pekerjaan

memperkuat konfidensi atau percaya diri dalam bertugas/bekerja

Mengembangkan wibawa yang dapat menumbuhkan inspirasi bagi orang lain

70

Pebisnis Makato Kikuchi menurut A.G.Agustian (ESQ Power):

Jujur (mengakui kelebihan pesaing) Ingin dirinya bermanfaat Semangat mencipta (Research Makes

Difference) Empati dan kerjasama, rendah hati Suka memberi, mau mendengar Teliti, kebersamaan yang kuat

RAHASIA SUKSES

71

Mencapai sukses dengan perilaku etos kerja:FQ

Kompetensi KharismaSUKSES

SQ dengan EQperilaku EK

Karakter Konfidensi

AQSQ = Kecerdasan Spiritual FQ = Kecerdasan FinansialEQ = Kecerdasan Emosional AQ = Kecerdasan Adversitas

MENCAPAI SUKSES

72

JENIS KECERDASAN

Empat jenis kecerdasan (J.H. Sinamo, 2005) : Spiritual Quatient (SQ): proses transendensi

dari wilayah material ke wilayah spiritual Emotional Quotient (EQ): kesadaran diri atau

penerimaan diri yang jernih dan kuat Adversity Quotient (AQ): kecerdasan meng-

hadapi masalah kerja atau kesulitan hidup Financial Quotient (FQ): kecerdasan dalam

memahami eksistensi & dinamika uang

Page 13: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

13

73

TIP MENGGAPAI SUKSES

Tips untuk menggapai sukses (Majalah Image,Juni 2004)

Memiliki harga diri yang positif sebagai landasan menuju sukses

Percaya pada keyakinan, kemampuan, kecermatan & keandalan melaksanakan tugas

Memiliki motivasi untuk mencapai sukses sehingga apa yang dikerjakan menjadi bermakna

Bergabung dengan para profesional yang sukses, sehingga diperoleh informasi tentang langkah dan strategi menuju sukses

74

THE LEADERSHIP CHALLENCE.

Peringkat

Character istics

Respondent Edition

2002 1995 1987

1 Honest 88 88 83

2 Forward Looking

71 75 62

3 Competent 66 63 67

4 Inspiring 65 68 58

5 Intelligent 47 40 43

6 Fair-minded 42 49 40

7 Broad-minded 40 40 37

8 Supportive 35 41 32

9 Sraight forward 34 33 34

10 Dependable 33 32 34

Peringkat

Character istics

Respondent Edition

2002 1995 1987

11 Cooperative 28 28 25

12 Determined 24 17 17

13 Imaginative 23 28 34

14 Ambitious 21 13 21

15 Courageous 20 29 27

16 Caring 20 23 26

17 Mature 17 13 23

18 Loyal 14 11 11

19 Self-controlled

8 5 13

20 Independent 6 5 10

J.Mc.Kouzers & B.Z.Postner

75

KARAKTER CEO INDUSTRI KELAS DUNIA

The Corporate Mystic 1. Kejujuran sejati

2. Keadilan

3. Mengenal diri sendiri

4. Fokus pada kontribusi

5. Spiritualisme Non dogmatis

6. Bekerja Effisien

7. Membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri maupun orang lain

8. Terbuka menerima pembahasan

9. Memiliki cita rasa humor

10. Visi jauh ke depan

11. Disiplin diri yang tinggi

12. Keseimbangan

Karakter Industrialis - Jepang1. Jujur

2. Ingin dirinya bermanfaat

3. Semangat mencipta

4. Empati dan kerja sama

5. Rendah hati

6. Azas Manfaat

7. Berterima kasih

8. Disiplin

9. Suka memberi

10. Mau mendengar

11. Teliti

12. Kebersamaan kuat

Survey CEO : The Leadership Challenge, J.Mc Kouzes & B.Z. Postner

76

PERFORMANSI & KEBERHASILAN

Keberhasilan seseorang ditentukan oleh unsur profesiensi dan performansi

Profisiensi ditentukan oleh personal, social, danjob maturity

Hasil penelitian menunjukan bahwa sumbangandari profesiensi 48,3% sedangkan sumbangan dari performansi 51,7%.

Pengetahuan + Keterampilan = KemampuanSikap + Situasi = MotivasiKemampuan + Motivasi = Performansi_________________Hadipranata, A.F. (2004)

77

TEORI MASLOW

Dalam kehidupan, orang dapat diibaratkan sebagaiseorang pendaki gunung :

(1) Quiter : mereka yang tidak termotivasi dan tidakberupaya melakukan kegiatan yang bersifat peningkatan

(2) Camper : mereka yang termotivasi melakukankegiatan tetapi cukup puas setelah mencapaitingkatan/kedudukan tertentu

(3) Climber : mereka yang secara terus-menerusberupaya dan bersemangat untuk mencapaikedudukan dan prestasi puncak

78

QUITER CAMPER CLIMBER

Climber Puncak

Camper

Quiter Lembah

Catatan : Rata-2, diantara 10 staf/karyawan hanya 1 (satu) orang yang mampu mencapai prestasi puncak

Page 14: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

14

79

REFERENSI (1)

Anonim (2002) Pengembangan dan Penyusunan Standar Kompetensi LPPM-ITB. Bandung

Anonim (1999) Ujian Kompetensi, Pengertian, Analisis dan Tujuan, PPGT, Malang.

Anonim (2002) Persyaratan Karyawan Baru, PMA. Kompas, 8 Oktober.

Annonymous (2002) Expectation Regarding a National Vocational Training and Education System. Malaysian Experience. BNSP Workshop. Jakarta

Annonymous (2001) Course and Careers. QUT, Qld. Australia

80

REFERENSI (2)

Annonymous (1998) Information that Works. Competency Dictionary. LOMA.

Annonymous (2004) Behaviorial Event Interview Hay Professional Development. Hay Group. Jakarta.

Brojonegoro, S.S. (1999) Restrukturisasi Pendidikan Tinggi yang Bersendikan Pemberdayaan Sumberdaya Lokal. Simposium Industri Pertanian. PII. Jakarta

Caroline, L dan Dewi, E. A.. (2003) Materi Pelatihan Asesor Industri. Training Team. IAPSD - Dit.Dikmenjur. Depdiknas. Jakarta.

Covey, S.R. (1995) The Seven Habits of Highly Effective People. Franklin Covey Inc.

81

REFERENSI (3)

Goodbody E. (terjemahan : Sediono, CH) (2001) Mengelola Dilema Etika dalam Bisnis. Indonesia Business Links. Jakarta

GSA/ETA/MH (2004) Indonesia tertinggal Jauh Laporan NHDR Indonesia. BPS-Bappenas-UNDP, Kompas 21 Juli. Jakarta.

Hadipranata, A.F. (2004) Aspek Pengembangan SDM Masa Datang. BP-SDM. Dep.Kimpraswil. Yogyakarta.

Hadiwiratama, et al. (1997) Skills Toward 2020 for Global Era, Min. of Educ. The Republic of Indonesia.

Hadiwiratama (1994) Enhancing Engineering Profession PII-Institute of Engineers, Australia. Perth. WA,

82

REFERENSI (4)

Hall, W. and M.C.Erner ( - ) Key Competencies. NCVER-Depdikbud. Jakarta

Haris, R. ( - ) Implementing Competency Base Training. NCVER-Depdikbud, Jakarta.

HAPBI (2008) Kode Etik Himpunan Ahli Perawatan Bangunan Indonesia, Jakarta.

HATHI (2005) Kode Etik Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia, Jakarta.

IAMPI (2007) Kode Etik Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia, Jakarta

Istanto. O. (2003) Materi KPP “Etika Profesi”, Persatuan Insinyur Indonesia, Jakarta

83

REFERENSI (5)

Muhammad, F. ( - ) Dialog PT & DU untuk Mengatasi Kesenjangan Kualitas SDM. Kaddin Indonesia, Jakarta

Murdiono (1997) Menuju Bangsa yang Unggul dan Mandiri. Diskusi, PII. Jakarta.

Neny Dyah (2004) Trik Menggapai Sukses. Majalah Image. Edisi VI. Jakarta.

Oentoro, J. (2004) Satu Dasawarsa UPH. Harian Kompas. Jakarta.

Palgunadi, T. (2002) Diskusi Interaktif diambang Fajar. SCTV, 23 Juli. Jakarta.

84

REFERENSI (6)

Partowijoto, A. (2004) Kompetensi, Profesionalisme, & Etika Profesi. BP-SDM-Dep Kimpraswil. Yogyakarta.

Partowijoto, A. (2003) Kompetensi dan Profesionalisme serta Kode Etik Profesi. BSA-HATHI, Pekan Baru Riau

Partowijoto, A. ((2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi utk menyiapkan Sarjana Profesional. UNHAS. Makasar

Partowijoto, A. (2002) Profesionalisme Tenaga Ahli Teknik & Kode Etik Profesi. Seminar PJT-II, Purwakarta

Partowijoto, A. (2002) Profesionalisme dan Eika Profesi. Ceramah di Forum Widyaiswara, Dep. PU , Jakarta.

Partowijoto, A. (2001) Profesionalisme Tenaga Ahli Teknik Hidraulik. Seminar & Kongres HATHI. Malang

Page 15: 2-Kuliah FTP200 2b OSono.suparno.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/2-Kuliah-FTP...2017/02/02  · ,16,1

-

15

85

REFERENSI (7)

Partowijoto, A. (2001) Kurikulum Sarjana Teknologi Pertanian, Lokakarya Konsorsium Ilmu Teknologi Pertanian, Kampus UGM. Yogyakarta.

Partowijoto, A. (2001) Standar Kompetensi & Kurikulum SP. Lokakarya Ditjen Dikti. Depdiknas. Jakarta.

Partowijoto, A, (2000) Peningkatan Profesionalisme dan Peran HATHI dalam Pengembangan SDA. Lustrum IV HATHI. Jakarta..

PII (2005) Kode Etik Persatuan Insinyur Indonesia, Jakarta.

Rukasah, D. (2001) Etika & Legalitas Profesi Keinsinyuran. Lokakarya Sertifikasi IP-PII, Jakarta.

Sinamo, J.H. (2005) Etos Kerja Profesional. PT Spirit Mahardika, Jakarta

86

REFERENSI (8)

Soebroto, W. (2000) Business and Professional Ethics. Semiloka Kompetensi Dasar. PII-PT Arun. Lhoksumawe

Spencer, L.M. & S.M. Spencer (1993) Competency at Work. Model for Superior Performance. JW & Sons. NY.

Umar, I. S. (2000) Etika Profesi untuk Insinyur Indonesia. Pembekalan Anggota Baru PII. Jakarta

Wignyosoebroto, S. (2002) Etika Profesi (Insinyur) Perlukah diusulkan masuk dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Teknologi/Teknik ? ITS. Surabaya

Wiranto, A. (2007) Menuju keberhasilan dalam era teknologi maju. Pengurus Pusat PII, Jakarta.