01 kasus portofolio arsil

Upload: arsil-radiansyah

Post on 03-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    1/25

    1

    Kasus 1

    Topik: Skizofrenia Paranoid

    Tanggal (kasus): 4 Mei 2014 Persenter: dr. Arsil Radiansyah

    Tanggal (presentasi): Pendamping: dr. H. Indra Lutfi

    Pembimbing: dr. Lailan Sapinah, Sp. KJ

    Tempat Presentasi : Aula RSUD Kota Takengon (Lt. 2)

    Obyektif Presentasi:

    Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

    Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

    Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

    Deskripsi : Wanita, 41 tahun dengan nyeri di seluruh lapangan perut

    Tujuan:

    - Mampu mendiagnosis skizofrenia dengan tepat

    - Mampu melakukan pemberian terapi psikologis

    - Mampu melakukan pemberian psikofarmaka

    Bahan bahasan:

    Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

    Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

    Data pasien: Nama: Tn. A Nomor Registrasi: 002635

    Nama klinik: RSUD Datu beru Telp: (-) Terdaftar sejak: 07 Mei 2014

    Data utama untuk bahan diskusi:

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    2/25

    2

    Data Pribadi Pasien:

    1. Nama : Tn. A

    2. Umur : 29 Tahun

    3. Alamat : Mongal, Kabupaten Aceh tengah

    4. Status : Belum Menikah

    5. Agama : Islam

    6. Suku : Gayo

    7. Pendidikan : SMA

    8. Pekerjaan : Tidak ada

    9. Tanggal masuk : 7 Mei 2014

    10. Tanggal pemeriksaan : 10 Mei 20141. Diagnosis/Gambaran Klinis :

    Keluhan Umum : Mengamuk

    Aloanamnessa (Kakak kandung Pasien)

    Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSU Datu Beru dengan keluhan mengamuk dirumah sejak 1 hari yang lalu. Menurut

    keluarga pasien mengamuk tanpa sebab yang jelas, Namun tidak sampai merusak barang-barang di rumah. Pasien sering keluar

    rumah dan tidak peduli dan marah apabila diperintah dan diberi nasehat keluarga. Pasien banyak melamun sejak 1 bulan ini, dan

    kadang terlihat berbicara sendiri. Pasien dirumah sering mondar-mondir seperti orang yang kebingungan. Pasien sudah lama

    menderita gangguan jiwa, pertama kali dirawat di RSJ Banda Aceh tahun 2005 dan terakhir di ruang jiwa RSUD Datu Beru akhir tahun

    2013. Keluhan pasien diduga bermula karena pasien tidak lulus tes penerimaan polisi.

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    3/25

    3

    Anamnessa/Autoanamnessa

    Pasien datang ke IGD diantar keluarga dengan keluhan mengamuk sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku tidak suka diperintah dan

    dinasehati. Pasien juga tampak gelisah, takut dan cemas karena mempunyai keyakinan ada beberapa orang dari keluarga ayahnya

    yang mengancam akan memotong lehernya. Namun, pasien tidak tahu alasan yang pasti kenapa ia diancam. Pasien juga meyakini

    mendengar bisikan-bisikan dari seorang laki-laki dan mengatakan berita-berita tentang kemerdekaan daerah dimana pasien berasal.

    Pasien juga mengaku sulit tidur sejak 2 hari. Tatapan mata tampak kosong dan cenderung melihat kearah bawah. Pakaian tampak

    tidak rapi dan tak terurus.

    2. Riwayat Pengobatan:

    Pasien sering mengalami keluhan seperti ini. Pernah dirawat di RSJ dan Ruang Rawat Jiwa RSUD Datu Beru.

    3.

    Riwayat kesehatan/penyakit terdahulu:Pasien mengakui merasakan sakit seperti ini sejak tahun 2005.

    4. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya:

    Pasien beberapa kali dirawat di RSJ Banda Aceh dan RSUD Datu Beru

    5. Riwayat Keluarga OS

    a. Identitas orangtua/pengganti

    b. Kepribadian orangtua/pengganti

    c.

    Os bersaudara.. orangdan Os anak ke.

    d. Urutan bersaudara: 1. Lk/Pr ( ) 2. Lk/Pr ( )

    e. Gambaran kepribadian masing-masing

    f. Orang lain yang tinggal di rumah OS

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    4/25

    4

    g. Apakah ada riwayat gangguan jiwa pada anggota keluarga Os

    6. Riwayat Kehidupan Pribadi :

    Prenatal : -

    Keadaan melahirkan: -

    Bayi & Anak-anak :

    - Pertumbuhan fisik :

    - Minum ASI : ( ) sampai Usia :

    - Usia mulai bicara :

    - Usia mulai berjalan :

    -

    Kepribadian sewaktu anak-anak :

    Masa Sekolah :

    - Prestasi : sedang

    - Sikap terhadap teman : bergaul

    - Tingkah laku : baik

    - Pasien mengalami stress setelah tidak lulus penerimaan polisi

    Remaja : baik

    Dewasa : mengalami gangguan jiwa

    Riwayat Pekerjaan : Pasien tidak memiliki pekerjaan

    - Keadaan ekonomi : sedang

    Riwayat Perkawinan : Pasien belum menikah

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    5/25

    5

    Situasi social saat ini

    - 1. Tempat tinggal : rumah orang tua

    Kepribadian sebelumnya : tidak ditemukan kelainan

    7. Stressor psikologis :

    Pasien merasa gagal pada tes penerimaan polisi

    8. Riwayat penggunaan zat :

    Pasien menyangkal memakai zat narkotika.

    9. Pernah suicide : disangkal

    10.Riwayat berhubungan dengan pihak polisi : disangkal

    11.Pemeriksaan Status Mental/Psikiatri:

    Penampilan :

    - Sikap tubuh : biasa

    - Cara berpakaian : kurang rapi, kesan : kurang dapat mengurus diri

    - Kesehatan fisik : sehat

    Aktifitas psikomotor :

    - Mondar-mandir dengan pandangan melihat kebawah, kesan : hiperaktif

    Sikap terhadap pemeriksa : Pasif, kesan : acuh tak acuh

    Pembicaraan

    Arus : biasa

    Penekanan pembicaraan : bimbang

    Produktifitas : menurun

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    6/25

    6

    Perbandaharaan : biasa

    Isi : tidak sesuai

    Emosi

    Afek : Tumpul

    Mood : Disforik

    Emosi lain : takut dan cemas

    Pikiran

    Isi fikiran : Waham persekutorik dimana pasien meyakini ada yang mengancam memotong lehernya

    Sikap pasien terhadap waham : takut dan cemas

    Persepsi

    Halusinasi : Pendengaran, bisikan seorang laki-laki tentang kemerdakaan daerahnya.Penglihatan, pasien menyangkal melihat sesuatu bayangan atau seseorang

    Sensorium

    - Aletrnes : Compoa mentis

    - Orientasi

    Waktu : baik

    Tempat : baik

    Orang : baik

    - Konsentrasi dan kalkulasi : baik

    - Memori

    Sangat jauh : baik

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    7/25

    7

    Jauh : baik

    Baru : baik

    Seketika : baik

    Pengetahuan umum : baik

    Pikiran abstrak : baik

    Insight : 1. pasien tidak merasa mengalami gangguan jiwa

    Judgement

    Sosial : terganggu

    Test :

    Pengendalian Impuls : Terganggu

    12.Pemeriksaan Fisik

    a STATUS PRESENTPukul 10:00

    1. Keadaan Umum : Tatapan kosong, mondar-mandir

    2. Kesadaran : Compos mentis

    3. Tekanan Darah : 130/90 mmHg

    4.

    Nadi : 90x/menit, reguler, kuat angkat

    5. Frekuensi Nafas : 22x/menit

    6. Temperatur : 36,8o

    C

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    8/25

    8

    b STATUS INTERNAA. Kulit

    Warna : Sawo matang

    Turgor : Kembali cepat

    Ikterus : (-)

    Pucat : (-)

    Sianosis : (-)

    Oedema : (-)

    Kelembaban : (-)

    B. KepalaBentuk : Kesan Normocephali

    Rambut : Ikal, berwarna hitam, sukar dicabut

    Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), konj. Palp inf pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)

    Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

    Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

    C. MulutBibir : Pucat (-), Sianosis (-)

    Gigi geligi : Karies (+)

    Lidah : Beslag (-), Tremor (-)

    Mukosa : Basah (+)

    Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    9/25

    9

    Faring : Hiperemis (-)

    D. LeherBentuk : Kesan simetris

    Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)

    Peningkatan TVJ : R-2 cmH2O

    E. Axilla : Pembesaran KGB (-)F. Thorax

    1. Thoraks depan

    Inspeksi

    Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.

    Tipe pernafasan : Thorako-abdominal

    Retraksi : (-)

    Palpasi

    Stem premitus Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap.Paru bawah Normal Normal

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    10/25

    10

    Perkusi

    Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Paru tengah Sonor Sonor

    Lap.Paru bawah Sonor SonorAuskultasi

    Suara pokok Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara tambahan Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)

    Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    2. Thoraks Belakang

    Inspeksi

    Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.

    Tipe pernafasan : Thorako-abdominal

    Retraksi : interkostal (-)

    Palpasi

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    11/25

    11

    Stem premitus Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap.Paru bawah Normal Normal

    Perkusi

    Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Parutengah Sonor Sonor

    Lap.Paru bawah Sonor Sonor

    Auskultasi

    Suara pokok Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara tambahan Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)

    Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    G. Jantung- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    12/25

    12

    - Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula sinistra

    - Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra

    Batas kanan : Linea parasternalis kanan

    Batas Kiri : ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula sinistra

    - Auskultasi : HR : 90 x/menit, reguler, bising (-). BJ I : terdengar tunggal. BJ II : terdengar split

    H. Abdomen- Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)

    - Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (+), Nyeri tekan diseluruh lapangan perut

    Lien tidak teraba, hepar tidak teraba

    - Perkusi : Tympani (+), Shifting Dullness (-)

    - Auskultasi : peristaltik usus (+)

    I. Genetalia : tidak dilakukanJ. Anus : tidak dilakukanK. Ekstremitas

    Ekstremitas Superior Inferior

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Sianotik - - - -

    Edema - - - -

    Ikterik - - - -Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

    Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus

    Sensibilitas N N N N

    Atrofi otot - - - -

    c STATUS NEUROLOGISKesadaran : GCS 15

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    13/25

    13

    Pupil : isokor, 3mm/3mm

    Reflex cahaya langsung : +/+

    Raflex cahaya tidak langsung : +/+

    Tanda rangsang meningeal

    Kaku kuduk : Negatif

    Laseque : Negatif

    Kernig : Negatif

    Burdzinsky 1 : Negatif

    Burdzinsky 2 : Negatif

    Tanda-tanda tekanan intracranial : tidak ditemukan

    Pemeriksaan Nervus Kranialis : Dalam batas normal

    Pemeriksaan Reflex fisiologis : Dalam batas normal

    Pemeriksaan Reflex patologis : Tidak ditemukan

    Pemeriksaan Motorik

    55555 55555

    55555 55555

    Pemeriksaan Sensorik : Dalam batas normal

    Gerakan Abnormal : tidak ditemukan

    Fungsi vegetatif

    Miksi : tidak ditemukan inkontinensi urin

    Defekasi : tidak ditemukan inkontinensi alvi

    Kesan : Dalam batas normal

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    14/25

    14

    d Pemeriksaan PenunjangTidak ada indikasi

    e EVALUASI MULTIAKSIALAxis I : F20.0 Skizofrenia paranoid

    Axis II : Tidak ada diagnosis

    Axis III` : Tidak ada diagnosis

    Axis IV : Masalah pendidikan dan pekerjaan

    Axis V : 50-41 : gejala berat (serious), disabiltas berat.

    f DIAGNOSA SEMENTARASkizifrenia Paranoid

    g PLANNING1. Rawat di Ruang Jiwa

    2. Psikoterapi suportif

    3. Medikamentosa

    Saran Pemeriksaan :

    1. Darah rutin

    h PENATALAKSANAAN UMUM

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    15/25

    15

    - Rawat kebersihan diri

    - Terapi sosial

    - Istirahat

    KHUSUS

    - Inj. Haloperidol 5 mg IM di Bokong Kanan K/P

    - Inj. Delladryl 3 cc IM di Bokong Kiri K/P

    - Risperidon 2 mg 2X1

    - Trihexipenidil 2 mg 2X!

    - Clozapin 100 mg 2 X 1/2

    i FOLLOW UP DI RUANGANSubjective Objective Assessment Planning

    06/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut (+) lokasi tidak

    jelas, tampak murung, danmerasa tidak berguna.

    Menjerit-jerit sakit perut.

    Sering sedih dan menangis

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,halusinasi auditorik (+)

    dan visual (+), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp. KJ:

    - Inj. Halloperidol 5mg 0,5 cc im (Boka)

    K/P- Inj. Delladryl 2 cc im (Boki) K/P

    - Alprazolam tab 0,5mg 3x1

    - Olandoz tab 5mg 1x1(malam)

    - Amitriptylin tab 25mg 2x1

    - Asam folat tab 3x1

    07/10/2012 Arus : lambat Episode depresi Th/

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    16/25

    16

    08.00

    S = Nyeri perut masih (+)

    Menjerit-jerit mulai berkurang.

    Tampak murung dan sering

    menangis

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (+)

    dan visual (+), RTA

    terganggu, waham (+)

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    - Terapi dilanjutkan

    08/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut (+), kebersihan

    kurang, menarik-narik rambut,

    menangis tapi tidak keluar air

    mata. Bangun ketika malam

    hari

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik(-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    - Terapi dilanjutkan

    09/10/2012

    08.00

    S = Nyeri masih (+) namun

    sudah berkurang, sudah sedikit

    untuk menangis dan sedih,

    harapan hidup semangat (+),

    masih terbangun ketika malam

    hari

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp.KJ:

    - Inj. CPZ 25mg im (K/P) BOKA

    - Inj. Delladryil 2cc im (K/P) BOKI

    - Terapi lain lanjut

    10/10/2012

    08.00S = Gelisah, mengamuk, masih

    merasakan sakit perut yang

    tidak jelas fokal sakitnya, masih

    merasa sedih, semangat

    berkurang

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejalapsikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp.KJ:- Clozaril tab 25mg 2x1

    - Trihexylphendil tab 2mg 2x1

    - Alprazolam tab 0,5 mg -0-0

    - Terapi lain lanjut

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    17/25

    17

    11/10/2012

    08.00

    S = Gelisah berkurang, Nyeri

    perut berkurang, tidur tidak

    ada kendala, sedih sudah tidak

    ada lagi, semangat hidup mulai

    tumbuh

    Arus : sesuai

    Aktivitas psikomotor :

    normoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    12/10/2012

    08.00

    S = Sudah mulai membaik

    Arus : sesuai

    Aktivitas psikomotor :

    normoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    13/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut timbul lagi,

    sering merenung, dan mulai

    kembali semangatnya hilanh

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    14/10/2012

    08.00S = Mulai membaik, tetapi

    masih terbangun ketika tengah

    malam, dan masih suka

    merenung

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejalapsikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkanDosis Amitriptilin dinaikkan tab 25mg

    2x2 tab

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    18/25

    18

    15/10/2012

    08.00

    S = mulai membaik, tetapi

    sedikit lemas

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    j PROGNOSISDubia ad malam

    Daftar pustaka

    1. Budihalim S, Mudjadid. Kedokteran Psikosomatis. Dalam : buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV. FK UI Jakarta 2006 : 903-

    908.

    2. Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya 2006:339-371.

    3. Direktorat Jendral Pelayanan Medik - Yayasan Gangguan Depresif Indonesia.Anxietas dan Gangguan Depresif , Modul Pelatihan

    bagi dokter umum . Jakarta. 2002.

    4. Maslim Rusdi. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa. Bagian IKJ FK Atmajaya. Jakarta 2003 : 76-77.

    5. Kemenkes RI. Pharmacetical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif. Jakarta. 2007 : 1-18.

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    19/25

    19

    6. Burnham. TA. Drug Fact and Comparison. 55th

    ED St. Louis : A Walter Kluers Company. 2001 : 902-944.

    Hasil pembelajaran:

    1. Diagnosis Episode depresif

    2. Penatalaksanaan terapi non medikamentosa

    3. Penatalaksanaan terapi medikamentosa

    Rangkuman

    1.Subjektif:Pasien datang diantar oleh suaminya, dengan mengeluh keluhan sakit perut berulang diseluruh lapangan perut, nyeri ini sampai pasien

    histeris, hal ini sudah dirasakan sejak + 3 tahun yang lalu pasien sudah keluar masuk dari Rumah sakit dengan keluhan yang serupa.

    Nyeri tersebut ditujukan oleh pasiennya tidak jelas yang dituju, sakit ini sudah lama dirasakan, nyeri ini sampai pasien tidak bisa

    tertidur.

    Selama ini pasien merasa menarik diri dari lingkungan, karena menurut pengakuan keluarganya pasien sering diceritain yang jelek-jelek

    kepadanya, pasien tidak ada riwayat jatuh, tidak ada riwayat pemakaian ganja dan hisap rokok.

    Menurut pengakuan suami pasien, pasien tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan tetangga dan suka menyendiri, dan pernah

    menangis tanpa sebab.

    2.Objektif:Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis Episode Depresi Berat dengan Gejalapsikotik. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:

    Aloanamnessa didapatkan adanya keluhan yang berulang, nyeri perut yang dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, nyerinya hingga

    histeris, serta nyeri ini mengganggu untuk tidur malam. Selama ini pasien sering menarik diri dari pergaulan serta lingkungan

    karena pasien sering diceritain-ceritain yang jelek kepadanya, serta pasien sering menangis tanpa sebab.

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    20/25

    20

    Dari autoanamnessa didapatkan pasien datang dengan nyeri perut yang dirasakan sejak + 3 tahun yang lalu, sakitnya ini berulang

    dan nyeri ini hingga mengganggu aktivitas dan pasien sering terbangun tengah malam dan tertidur ketika siang hari. Nafsu makan

    menurun, juga daya ingat yang menurun, susah berfikir dan berkonsentrasi. Pasien juga mengatakan sering sedih dan menangis,

    mengurung diri dalam kamar dan pernah berfikir untuk bunuh diri. Pasien juga merasakan ada bisikan-bisikan dri telinganya

    sebelah kanan yang isinya kamu tidak berguna dan sering melihat bayangan putih yang pasien katakana bahwa malaikat

    melihat saya.

    Dari evaluasi status mental didapatkan pembicaraan arus lambat, perbendaharaan kurang, serta produktivitas yang kurang.

    Aktivitas psikomotor yang hipoaktif juga mood tampak depresif, didapatkan adanya halusinasi auditorik, dan visual. Bentuk fikiran

    didapatkan RTA terganggu, psikotik, isi fikiran berupa waham referensi. Memori jauh dan seketika terganggu, orientasi diri

    terganggu dan judgement sosial terganggu.

    Dari pemeriksaan status interna dijumpai pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya nyeri tekan diseluruh lapangan

    abdomen. Dan pada pemeriksaan status neurologis dalam batas normal.

    Dari pemeriksaan darah, hanya hemoglobin yang rendah 8,5 g/dl, komponen darah yang lain dalam batas normal.

    3.Asesmen (penalaran klinis):Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi

    dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa

    gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki -laki pada

    suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat dan akan

    menempati urutan kedua penyakit di dunia1,3

    .

    Seseorang dapat terpicu menderita gangguan depresif karena adanya interaksi antara tekanan, daya tahan mental diri dari

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    21/25

    21

    lingkungan. Pada dasarnya inti dari gangguan depresif adalah kehilangan obyek cinta misalnya kematian anggota keluarga atau orang yang

    sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, terkucil dari pergaulan sosial, kondisi fisik yang tidak sempurna, penyakit,

    kehamilan dan bertambahnya usia. Selain itu, gangguan depresif juga dipengaruhi faktor genetik dan faktor biologis berupa gangguan

    neurotransmitter di otak3.

    Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni

    gangguan episode depresif, gangguan distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar. Gangguan depresif

    dapat terjadi pada semua umur, dengan riwayat keluarga mengalami gangguan depresif, biasanya dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia

    paling awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun dengan rerata pada usia 30 tahun. Gangguan depresif berat rata-rata dimulai pada usia

    40 tahun (20-50 tahun). Epidemiologi ini tidak tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan sosioekonomi. Perempuan juga dapat

    mengalami depresi pasca melahirkan anak. Beberapa orang mengalami gangguan depresif musiman, di negara barat biasanya pada musim

    dingin. Gangguan depresif ada yang merupakan bagian gangguan bipolar (dua kutub: kutub yang satu gangguan depresif, kutub lainnya

    mania). Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15%, pada perempuan mungkin sampai

    25%. Perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-laki. Alasan dalam penelitian

    di negara barat dikatakan karena masalah hormonal, dampak melahirkan, stressor dan pola perilaku yang dipelajari2,3

    .

    Tanda gangguan depresif itu adalah3,4

    :

    Pola tidur yang abnormal atau sering terbangun termasuk diselingi kegelisahan dan mimpi buruk

    Sulit konsentrasi pada setiap kegiatan sehari-hari

    Selalu kuatir, mudah tersinggung dan cemas

    Aktivitas yang tadinya disenangi menjadi makin lama makin dihentikan

    Bangun tidur pagi rasanya malas

    F32 Episode Depresif

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    22/25

    22

    Gejala utama pada gangguan depresif ringan, sedang dan berat :

    afek depresi

    kehilangan minat dan kegembiraan

    berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas

    Gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, pikiran rasa bersalah dan tidak berguna,

    pandangan masa depan yang suram dan pesimistik, pikiran atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan

    nafsu makan terganggu.

    F.32.0 Episode depresi ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut di atas

    Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala lainnya

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya

    F 32.1 Episode depresi sedang

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut diatas

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

    Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

    F32.2 EPISODE DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    23/25

    23

    Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada

    Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak

    mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode

    gangguan depresif berat masih dapat dibenarkan.

    Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat

    cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

    Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau rumah tangga kecuali pada tarif yang

    sangat terbatas.

    F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas.

    Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang

    mengancam, dan penderita merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara

    yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada

    stupor. Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek ( mood congruent).

    4.Plan:Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat

    didiagnosis Episode depresi berat dengan gejala psikotik.

    Penatalaksanaan:

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    24/25

    24

    Dengan non medikamentosa (psikoterapi)4,5

    :

    Penderita dengan gangguan depresif perlu didukung dengan empati, dengan menekankan bahwa pasien dapat ditolong dan diobati.

    Kebanyakan dari mereka merasa putus asa dan merasa tidak berdaya. Hindari ketidak-empatian seperti mengatakan kepada mereka untuk

    senyum, bergembira, jangan malas, bergaul dsb. Ini akan membuat mereka lebih terpuruk. Evaluasi dan observasi penderita akan

    kemungkinan bunuh diri, keluarga diminta bantuannya untuk mengawasi hal ini. Tujuannya adalah untuk mengamankan penderita dari

    tindak mengakhiri kehidupan.

    Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya

    gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional antara terapis

    dengan penderita. Psikoterapi pada penderita gangguan depresif dapat diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan disesuaikan

    dengan gangguan psikologik yang mendasarinya. Psikoterapi dilakukan dengan memberikan kehangatan, empati, pengertian dan

    optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi oleh penilaian dari dokter atau

    penderitanya3,5

    .

    Dengan medikamentosa6:

    Antidepresan klasik

    Mekanisme kerja : Obatobat ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.

    Antidepresan Generasi Kedua

    Mekanisme kerja : SSRI ( Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor ) : Obat-obat ini menghambat resorpsi dari serotonin. NaSA (

    Noradrenalin and Serotonin Antidepressants ): Obat-obat ini tidak berkhasiat selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan

    noradrenalin. Terdapat beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.

    Pendidikan: dilakukan pada keluarga pasien untuk membantu pasien dalam memberi semangat dan harapan hidup. Serta

    mengamankan pasien untuk mengakhiri hidupnya, dan menjaganya.

    Konsultasi: Dijelaskan perlunya konsultasi dengan spesialis Kedokteran jiwa dan Penyakit Dalam. Penjelasan mengenai faktor-faktor

  • 8/12/2019 01 Kasus Portofolio Arsil

    25/25

    25

    yang berperan dalam terjadinya gejala-gejala episode depresi dihadapi beserta prognosis pada pasien ini. Pasien beserta keluarga perlu

    diedukasi untuk penatalaksanaan awal gejala Episode depresi, yaitu:

    Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis

    Segera dilakukan pemberian obat antidepresan

    Serta pemberitahuan tentang psikoterapi pada pasien serta keluarga

    Memberikan semangat hidup kepada pasien.