kasus portofolio internship

Upload: arsil-radiansyah

Post on 15-Oct-2015

469 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

Contoh

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    1/24

    1

    Kasus 1

    Topik: Skizofrenia Paranoid

    Tanggal (kasus): 4 Mei 2014 Persenter: dr. Arsil Radiansyah

    Tanggal (presentasi): Pendamping: dr. Lailan Sapinah, Sp. KJ

    dr. H. Indra Lutfi

    Tempat Presentasi : Aula RSUD Kota Takengon (Lt. 2)

    Obyektif Presentasi:

    Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

    Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

    Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

    Deskripsi : Wanita, 41 tahun dengan nyeri di seluruh lapangan perut

    Tujuan:

    - Mampu mendiagnosis skizofrenia dengan tepat

    - Mampu melakukan pemberian terapi psikologis

    - Mampu melakukan pemberian psikofarmaka

    Bahan bahasan:

    Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

    Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

    Data pasien: Nama: Ny. S Nomor Registrasi: 0975858

    Nama klinik: RSUD Datu beru Telp: (-) Terdaftar sejak: 03 Mei 2014

    Data utama untuk bahan diskusi:

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    2/24

    2

    Data Pribadi Pasien:

    1. Nama : Ny. S

    2. Umur : 40 Tahun

    3. Alamat : Simpang Teritis, Kabupaten Aceh tengah

    4. Status : Menikah

    5. Agama : Islam

    6. Suku : Aceh

    7. Tanggal masuk : 4 Mei 2014

    1. Diagnosis/Gambaran Klinis :

    Keluhan Umum : Nyeri perut

    Aloanamnessa (Keluarga Pasien)Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSU Datu Beru, dengan keluhan mengamuk dirumah. Sebelumnya pasien marah-

    marah setelah pasien dilarang mandi oleh keluarganya di bak air rumahnya setelah pasien menghabiskan satu bak air untuk mandi.

    Menurut keluarga pasien juga kadang memukul anak-anaknya. Keluarga pasien juga mengatakan pasien banyak berbicara.

    Anamnessa/Autoanamnessa

    Pasien datang ke IGD dengan keluhan marah-marah. Pasien mengaku marah-marah disebabkan tidak senang karean dicegah mandi

    di bak air kamar mandinya. Pasien mengaku Tuhannya menyuruh dia untk mandi agar suci dari dosa-dosa. Namun, pasien belum

    merasa suci walupun sudah beberapa kali mandi. pasien juga mengaku bahwa Tuhan telah menjelma kedalam dirinya dan

    menampakan hari kiamat dan neraka kepadanya. Pasien juga mengaku mendengar suara-suara bisikan seorang laki-;laki yang

    menyuruhnya melakukan sesuatu. Pasien mengaku awalnya merasa sedih dan depresi karena bercerai dari suaminya sekitar 10

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    3/24

    3

    tahun yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat di RSU Datu beru dengan keluhan yang sama, dan pernah juga di rawat

    Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Pasien juga mengaku pikiran kacau sehingga sulit tidur di malam hari.

    2. Riwayat Pengobatan:

    Pasien sering mengalami sakit hal seperti ini, dan dirawat di Ruang Rawat Jiwa secara berulang-ulang, dan dirawat di Rumah sakit.

    Obat-obatan yang sering diminum oleh pasien adalah

    3. Riwayat kesehatan/penyakit terdahulu:

    Pasien mengakui merasakan sakit seperti ini sejak tahun 2005.

    4. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya:

    Pasien beberapa kali keluar masuk RSJ

    5.

    Riwayat bunuh diri:

    6. Riwayat berhubungan dengan pihak kepolisian:

    Pasien tidak mengakui adanya berhubungan dengan pihak kepolisian.

    7. Stressor psikologis :

    Pasien memiliki masalah dengan kasus perslingkuhan dan perceraian dengan suaminya

    8. Riwayat penggunaan zat :

    Pasien tidak pernah memakai zat narkotika.

    9. Riwayat Kehidupan Pribadi :

    Prenatal : pasien tidak ingat

    Bayi : baik

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    4/24

    4

    Anak-anak : baik

    Remaja : baik

    Dewasa : mengalami gangguan jiwa

    Riwayat Pekerjaan : Pasien merupakan ibu rumah tangga

    Riwayat Perkawinan : Pasien menikah sekali, Namun telah bercerai 10 tahun yll. Os memiliki 2 orang anak yang sehat

    Riwayat Pendidikan : Pasien taman Sarjana

    10.Pemeriksaan Status Mental/Psikiatri:

    Penampilan : Seorang wanita, wajah tidak sesuai dengan usia, kurang rapi, kesan : kurang dapat mengurus diri .

    Pembicaraan

    Arus : lambat

    Perbandaharaan : kurang

    Produktivitas : kurang

    Isi : sesuai

    Aktivitas Psikomotor : hipoaktif

    Sikap : kooperatif

    Emosi

    Afek : Appropiate

    Mood : Depresi

    Emosi lain : takut, dan cemas

    Persepsi

    Halusinasi : Pendengaran, dengan intensitas lebih dari 10 kali, dengan kalimat berupa kamu tidak berguna.

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    5/24

    5

    Penglihatan, berupa bayangan putih hanya satu, bentuknya besar, hadir ketika waktu subuh.

    Proses Fikir

    Bentuk fikiran : RTA Terganggu, psikotik

    Isi fikiran : adanya waham referensi dimana pasien mengaku sering disindir-sindir oleh tetangganya.

    Memori

    Sangat jauh : baik

    Jauh : terganggu

    Baru : baik

    Seketika : terganggu

    Orientasi

    Waktu : terganggu

    Tempat : baik

    Orang : baik

    Pikiran abstrak : baik

    Judgement

    Sosial : terganggu

    Test : baik

    Tilikan : Derajat 5

    Pengendalian Impuls : Terganggu

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    6/24

    6

    11.Pemeriksaan Fisik

    a STATUS PRESENTPukul 14:30

    1. Keadaan Umum : Gelisah, Menangis

    2. Kesadaran : Compos mentis

    3. Tekanan Darah : 130/90 mmHg

    4. Nadi : 90x/menit, reguler, kuat angkat

    5. Frekuensi Nafas : 22x/menit

    6. Temperatur : 36,8o

    C

    b

    STATUS INTERNAA. Kulit

    Warna : sedikit pucat

    Turgor : Kembali cepat

    Ikterus : (-)

    Pucat : (+)

    Sianosis : (-)

    Oedema : (-)

    Kelembaban : (-)

    B. KepalaBentuk : Kesan Normocephali

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    7/24

    7

    Rambut : Ikal, berwarna hitam, sukar dicabut

    Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), konj. Palp inf pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)

    Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

    Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

    C. MulutBibir : Pucat (+), Sianosis (-)

    Gigi geligi : Karies (-)

    Lidah : Beslag (-), Tremor (-)

    Mukosa : Basah (+)

    Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal

    Faring : Hiperemis (-)D. Leher

    Bentuk : Kesan simetris

    Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)

    Peningkatan TVJ : R-2 cmH2O

    E. Axilla : Pembesaran KGB (-)F. Thorax

    1.

    Thoraks depan

    Inspeksi

    Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.

    Tipe pernafasan : Thorako-abdominal

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    8/24

    8

    Retraksi : (-)

    Palpasi

    Stem premitus Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap.Paru bawah Normal Normal

    Perkusi

    Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Paru tengah Sonor Sonor

    Lap.Paru bawah Sonor Sonor

    Auskultasi

    Suara pokok Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara tambahan Paru kanan Paru kiri

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    9/24

    9

    Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)

    Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    2. Thoraks Belakang

    Inspeksi

    Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.

    Tipe pernafasan : Thorako-abdominal

    Retraksi : interkostal (-)

    Palpasi

    Stem premitus Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap.Paru bawah Normal Normal

    Perkusi

    Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Parutengah Sonor Sonor

    Lap.Paru bawah Sonor Sonor

    Auskultasi

    Suara pokok Paru kanan Paru kiri

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    10/24

    10

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara tambahan Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)

    Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

    G. Jantung- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

    -Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula sinistra

    - Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra

    Batas kanan : Linea parasternalis kanan

    Batas Kiri : ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula sinistra

    - Auskultasi : HR : 90 x/menit, reguler, bising (-). BJ I : terdengar tunggal. BJ II : terdengar split

    H. Abdomen- Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)

    -Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (+), Nyeri tekan diseluruh lapangan perut

    Lien tidak teraba, hepar tidak teraba

    - Perkusi : Tympani (+), Shifting Dullness (-)

    - Auskultasi : peristaltik usus (+)

    I. Genetalia : tidak dilakukan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    11/24

    11

    J. Anus : tidak dilakukanK. Ekstremitas

    Ekstremitas Superior Inferior

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Sianotik - - - -Edema - - - -

    Ikterik - - - -

    Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

    Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus

    Sensibilitas N N N N

    Atrofi otot - - - -

    c STATUS NEUROLOGISKesadaran : GCS 15

    Pupil : isokor, 3mm/3mm

    Reflex cahaya langsung : +/+

    Raflex cahaya tidak langsung : +/+

    Tanda rangsang meningeal

    Kaku kuduk : Negatif

    Laseque : Negatif

    Kernig : Negatif

    Burdzinsky 1 : Negatif

    Burdzinsky 2 : Negatif

    Tanda-tanda tekanan intracranial : tidak ditemukan

    Pemeriksaan Nervus Kranialis : Dalam batas normal

    Pemeriksaan Reflex fisiologis : Dalam batas normal

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    12/24

    12

    Pemeriksaan Reflex patologis : Tidak ditemukan

    Pemeriksaan Motorik

    55555 55555

    55555 55555

    Pemeriksaan Sensorik : Dalam batas normal

    Gerakan Abnormal : tidak ditemukan

    Fungsi vegetatif

    Miksi : tidak ditemukan inkontinensi urin

    Defekasi : tidak ditemukan inkontinensi alvi

    Kesan : Dalam batas normal

    d Pemeriksaan PenunjangHasil Laboratorium (5 Oktober 2012)

    Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

    Haemoglobin 8,5 gr/dl 13 - 17 gr/dl

    Leukosit 10,1 x 103/ul 4,1-10,5.10

    3/ul

    Trombosit 230 x 103/ ul 150-400.10

    3/ul

    Hematokrit 27,5 % 40-55%

    Kreatinin Darah - 0,6-1,1 mg/dl

    Ureum darah - 20-45 mg/dl

    KGDS 120 mg/dl 100-140 mg/dl

    SGOT - < 35 U/L

    Asam Urat - 3,4-7,0 mg/dl

    Kolesterol -

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    13/24

    13

    e EVALUASI MULTIAKSIALAxis I : F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik

    Axis II : Tidak ada diagnosis

    Axis III` : Anemia

    Axis IV : Masalah atau stressor dengan ekonomi

    Axis V : 50-41 : gejala berat (serious), disabiltas berat.

    f DIAGNOSA SEMENTARAEpisode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik + Anemia

    g PLANNING1.

    Rawat di Ruang Jiwa

    2. Psikoterapi

    Saran Pemeriksaan :

    1. USG Abdomen

    2. Cek Gula Darah Sewaktu

    h PENATALAKSANAAN UMUM

    - Rawat kebersihan diri

    - Terapi sosial

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    14/24

    14

    - Istirahat

    KHUSUS

    - Amitriptylin tablet 25 mg 2x1

    - Haloperidol tablet 5 mg 1x1 (malam)

    - Inj. Haloperidol 5 mg 0,5 cc IM di Bokong Kanan K/P

    - Inj. Delladryl 2 cc IM di Bokong Kiri K/P

    i FOLLOW UP DI RUANGANSubjective Objective Assessment Planning

    06/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut (+) lokasi tidak

    jelas, tampak murung, dan

    merasa tidak berguna.

    Menjerit-jerit sakit perut.

    Sering sedih dan menangis

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (+)

    dan visual (+), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp. KJ:

    - Inj. Halloperidol 5mg 0,5 cc im (Boka)

    K/P

    - Inj. Delladryl 2 cc im (Boki) K/P

    - Alprazolam tab 0,5mg 3x1

    - Olandoz tab 5mg 1x1(malam)

    - Amitriptylin tab 25mg 2x1

    -Asam folat tab 3x1

    07/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut masih (+)

    Menjerit-jerit mulai berkurang.

    Tampak murung dan sering

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    - Terapi dilanjutkan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    15/24

    15

    menangis dan visual (+), RTA

    terganggu, waham (+)

    08/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut (+), kebersihan

    kurang, menarik-narik rambut,

    menangis tapi tidak keluar air

    mata. Bangun ketika malam

    hari

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik(-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    - Terapi dilanjutkan

    09/10/2012

    08.00

    S = Nyeri masih (+) namun

    sudah berkurang, sudah sedikit

    untuk menangis dan sedih,

    harapan hidup semangat (+),

    masih terbangun ketika malam

    hari

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp.KJ:

    - Inj. CPZ 25mg im (K/P) BOKA

    - Inj. Delladryil 2cc im (K/P) BOKI

    - Terapi lain lanjut

    10/10/2012

    08.00

    S = Gelisah, mengamuk, masih

    merasakan sakit perut yang

    tidak jelas fokal sakitnya, masih

    merasa sedih, semangatberkurang

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTAterganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Instruksi dr. Lailan, Sp.KJ:

    - Clozaril tab 25mg 2x1

    - Trihexylphendil tab 2mg 2x1

    - Alprazolam tab 0,5 mg -0-0

    - Terapi lain lanjut

    11/10/2012

    08.00

    S = Gelisah berkurang, Nyeri

    perut berkurang, tidur tidak

    Arus : sesuai

    Aktivitas psikomotor :

    normoaktif

    Mood tampak depresif,

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    16/24

    16

    ada kendala, sedih sudah tidak

    ada lagi, semangat hidup mulai

    tumbuh

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    12/10/2012

    08.00

    S = Sudah mulai membaik

    Arus : sesuai

    Aktivitas psikomotor :

    normoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggu, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    13/10/2012

    08.00

    S = Nyeri perut timbul lagi,

    sering merenung, dan mulai

    kembali semangatnya hilanh

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    14/10/2012

    08.00

    S = Mulai membaik, tetapi

    masih terbangun ketika tengah

    malam, dan masih suka

    merenung

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTAterganggua, waham (+)

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

    Dosis Amitriptilin dinaikkan tab 25mg

    2x2 tab

    15/10/2012

    08.00

    S = mulai membaik, tetapi

    sedikit lemas

    Arus : lambat

    Aktivitas psikomotor :

    hipoaktif

    Mood tampak depresif,

    Episode depresi

    berat dengan gejala

    psikotik + Anemia

    Th/

    Terapi dilanjutkan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    17/24

    17

    halusinasi auditorik (-)

    dan visual (-), RTA

    terganggua, waham (+)

    j PROGNOSISDubia ad malam

    Daftar pustaka

    1. Budihalim S, Mudjadid. Kedokteran Psikosomatis. Dalam : buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV. FK UI Jakarta 2006 : 903-

    908.

    2. Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya 2006:339-371.

    3. Direktorat Jendral Pelayanan Medik - Yayasan Gangguan Depresif Indonesia.Anxietas dan Gangguan Depresif , Modul Pelatihan

    bagi dokter umum . Jakarta. 2002.

    4. Maslim Rusdi. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa. Bagian IKJ FK Atmajaya. Jakarta 2003 : 76-77.5. Kemenkes RI. Pharmacetical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif. Jakarta. 2007 : 1-18.

    6. Burnham. TA. Drug Fact and Comparison. 55th

    ED St. Louis : A Walter Kluers Company. 2001 : 902-944.

    Hasil pembelajaran:

    1. Diagnosis Episode depresif

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    18/24

    18

    2. Penatalaksanaan terapi non medikamentosa

    3. Penatalaksanaan terapi medikamentosa

    Rangkuman

    1.Subjektif:Pasien datang diantar oleh suaminya, dengan mengeluh keluhan sakit perut berulang diseluruh lapangan perut, nyeri ini sampai pasien

    histeris, hal ini sudah dirasakan sejak + 3 tahun yang lalu pasien sudah keluar masuk dari Rumah sakit dengan keluhan yang serupa.

    Nyeri tersebut ditujukan oleh pasiennya tidak jelas yang dituju, sakit ini sudah lama dirasakan, nyeri ini sampai pasien tidak bisa

    tertidur.

    Selama ini pasien merasa menarik diri dari lingkungan, karena menurut pengakuan keluarganya pasien sering diceritain yang jelek-jelek

    kepadanya, pasien tidak ada riwayat jatuh, tidak ada riwayat pemakaian ganja dan hisap rokok.

    Menurut pengakuan suami pasien, pasien tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan tetangga dan suka menyendiri, dan pernah

    menangis tanpa sebab.

    2.Objektif:Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis Episode Depresi Berat dengan Gejala

    psikotik. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:

    Aloanamnessa didapatkan adanya keluhan yang berulang, nyeri perut yang dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, nyerinya hingga

    histeris, serta nyeri ini mengganggu untuk tidur malam. Selama ini pasien sering menarik diri dari pergaulan serta lingkungankarena pasien sering diceritain-ceritain yang jelek kepadanya, serta pasien sering menangis tanpa sebab.

    Dari autoanamnessa didapatkan pasien datang dengan nyeri perut yang dirasakan sejak + 3 tahun yang lalu, sakitnya ini berulang

    dan nyeri ini hingga mengganggu aktivitas dan pasien sering terbangun tengah malam dan tertidur ketika siang hari. Nafsu makan

    menurun, juga daya ingat yang menurun, susah berfikir dan berkonsentrasi. Pasien juga mengatakan sering sedih dan menangis,

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    19/24

    19

    mengurung diri dalam kamar dan pernah berfikir untuk bunuh diri. Pasien juga merasakan ada bisikan-bisikan dri telinganya

    sebelah kanan yang isinya kamu tidak berguna dan sering melihat bayangan putih yang pasien katakana bahwa malaikat

    melihat saya.

    Dari evaluasi status mental didapatkan pembicaraan arus lambat, perbendaharaan kurang, serta produktivitas yang kurang.

    Aktivitas psikomotor yang hipoaktif juga mood tampak depresif, didapatkan adanya halusinasi auditorik, dan visual. Bentuk fikiran

    didapatkan RTA terganggu, psikotik, isi fikiran berupa waham referensi. Memori jauh dan seketika terganggu, orientasi diri

    terganggu dan judgement sosial terganggu.

    Dari pemeriksaan status interna dijumpai pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya nyeri tekan diseluruh lapangan

    abdomen. Dan pada pemeriksaan status neurologis dalam batas normal.

    Dari pemeriksaan darah, hanya hemoglobin yang rendah 8,5 g/dl, komponen darah yang lain dalam batas normal.

    3.Asesmen (penalaran klinis):Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi

    dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa

    gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada

    suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat dan akan

    menempati urutan kedua penyakit di dunia1,3

    .

    Seseorang dapat terpicu menderita gangguan depresif karena adanya interaksi antara tekanan, daya tahan mental diri dari

    lingkungan. Pada dasarnya inti dari gangguan depresif adalah kehilangan obyek cinta misalnya kematian anggota keluarga atau orang yang

    sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, terkucil dari pergaulan sosial, kondisi fisik yang tidak sempurna, penyakit,

    kehamilan dan bertambahnya usia. Selain itu, gangguan depresif juga dipengaruhi faktor genetik dan faktor biologis berupa gangguan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    20/24

    20

    neurotransmitter di otak3.

    Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni

    gangguan episode depresif, gangguan distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar. Gangguan depresif

    dapat terjadi pada semua umur, dengan riwayat keluarga mengalami gangguan depresif, biasanya dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia

    paling awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun dengan rerata pada usia 30 tahun. Gangguan depresif berat rata-rata dimulai pada usia

    40 tahun (20-50 tahun). Epidemiologi ini tidak tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan sosioekonomi. Perempuan juga dapat

    mengalami depresi pasca melahirkan anak. Beberapa orang mengalami gangguan depresif musiman, di negara barat biasanya pada musim

    dingin. Gangguan depresif ada yang merupakan bagian gangguan bipolar (dua kutub: kutub yang satu gangguan depresif, kutub lainnya

    mania). Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15%, pada perempuan mungkin sampai

    25%. Perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-laki. Alasan dalam penelitian

    di negara barat dikatakan karena masalah hormonal, dampak melahirkan, stressor dan pola perilaku yang dipelajari2,3

    .

    Tanda gangguan depresif itu adalah3,4

    :

    Pola tidur yang abnormal atau sering terbangun termasuk diselingi kegelisahan dan mimpi buruk

    Sulit konsentrasi pada setiap kegiatan sehari-hari

    Selalu kuatir, mudah tersinggung dan cemas

    Aktivitas yang tadinya disenangi menjadi makin lama makin dihentikan

    Bangun tidur pagi rasanya malas

    F32 Episode Depresif

    Gejala utama pada gangguan depresif ringan, sedang dan berat :

    afek depresi

    kehilangan minat dan kegembiraan

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    21/24

    21

    berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas

    Gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, pikiran rasa bersalah dan tidak berguna,

    pandangan masa depan yang suram dan pesimistik, pikiran atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan

    nafsu makan terganggu.

    F.32.0 Episode depresi ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut di atas

    Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala lainnya

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya

    F 32.1 Episode depresi sedang Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut diatas

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

    Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

    F32.2 EPISODE DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK

    Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada

    Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    22/24

    22

    mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode

    gangguan depresif berat masih dapat dibenarkan.

    Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat

    cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

    Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau rumah tangga kecuali pada tarif yang

    sangat terbatas.

    F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK

    Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas.

    Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang

    mengancam, dan penderita merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara

    yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada

    stupor. Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek ( mood congruent).

    4.Plan:Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat

    didiagnosis Episode depresi berat dengan gejala psikotik.

    Penatalaksanaan:

    Dengan non medikamentosa (psikoterapi)4,5

    :

    Penderita dengan gangguan depresif perlu didukung dengan empati, dengan menekankan bahwa pasien dapat ditolong dan diobati.

    Kebanyakan dari mereka merasa putus asa dan merasa tidak berdaya. Hindari ketidak-empatian seperti mengatakan kepada mereka untuk

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    23/24

    23

    senyum, bergembira, jangan malas, bergaul dsb. Ini akan membuat mereka lebih terpuruk. Evaluasi dan observasi penderita akan

    kemungkinan bunuh diri, keluarga diminta bantuannya untuk mengawasi hal ini. Tujuannya adalah untuk mengamankan penderita dari

    tindak mengakhiri kehidupan.

    Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya

    gangguan psikologik atau pola perilaku maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional antara terapis

    dengan penderita. Psikoterapi pada penderita gangguan depresif dapat diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan disesuaikan

    dengan gangguan psikologik yang mendasarinya. Psikoterapi dilakukan dengan memberikan kehangatan, empati, pengertian dan

    optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi oleh penilaian dari dokter atau

    penderitanya3,5

    .

    Dengan medikamentosa6:

    Antidepresan klasik

    Mekanisme kerja : Obatobat ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.

    Antidepresan Generasi Kedua

    Mekanisme kerja : SSRI ( Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor ) : Obat-obat ini menghambat resorpsi dari serotonin. NaSA (

    Noradrenalin and Serotonin Antidepressants ): Obat-obat ini tidak berkhasiat selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan

    noradrenalin. Terdapat beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.

    Pendidikan: dilakukan pada keluarga pasien untuk membantu pasien dalam memberi semangat dan harapan hidup. Serta

    mengamankan pasien untuk mengakhiri hidupnya, dan menjaganya.

    Konsultasi: Dijelaskan perlunya konsultasi dengan spesialis Kedokteran jiwa dan Penyakit Dalam. Penjelasan mengenai faktor-faktor

    yang berperan dalam terjadinya gejala-gejala episode depresi dihadapi beserta prognosis pada pasien ini. Pasien beserta keluarga perlu

    diedukasi untuk penatalaksanaan awal gejala Episode depresi, yaitu:

    Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis

  • 5/25/2018 Kasus Portofolio internship

    24/24

    24

    Segera dilakukan pemberian obat antidepresan

    Serta pemberitahuan tentang psikoterapi pada pasien serta keluarga

    Memberikan semangat hidup kepada pasien.