01-analisa pangan & hsl.pertn. i-edtd
TRANSCRIPT
ANALISA PANGAN ANALISA PANGAN & HASIL & HASIL
PERTANIAN - I PERTANIAN - I Tim dosen
Ir. Sudarmanto S., MSProf. Dr. Ir. Umar Santosa, MSc.
Dr.Ir. Sri Naruki, MS.
P E N D A H U L U A NP E N D A H U L U A N Tujuan Analisa Zat Gizi PanganTujuan Analisa Zat Gizi Pangan
1. Mengurai komponen untuk mengetahui nilai gizi bahan
2. Mengurai komponen untuk mengetahui mutu produk.
3. Mengetahui adanya cemaran4. Mengetahui bahan beracun/toksin5. Mengetahui produk halal6. Mengetahui adanya pemalsuan7. Mengendalikan proses produksi
Setiap bahan tersusun oleh satu, Setiap bahan tersusun oleh satu, beberapa, atau banyak senyawaan beberapa, atau banyak senyawaan
kimia. Analisa kimia bertujuan kimia. Analisa kimia bertujuan menentukan apa dan berapa banyak menentukan apa dan berapa banyak
kandungan senyawa-an kimia di kandungan senyawa-an kimia di dalam suatu bahan .dalam suatu bahan .
JENIS ANALISA KIMIAJENIS ANALISA KIMIA
I.I. Analisa KualitatifAnalisa Kualitatif : : Identifikasi unsur atau Identifikasi unsur atau zat/ zat/
senyawa apa yang ada/terkandung dalam senyawa apa yang ada/terkandung dalam suatusuatu
contoh / sampel.contoh / sampel.
II. Analisa kuantitatif
Penetapan banyaknya suatu unsur/zat tertentu yg ada dalam suatu contoh/sampel bahan.
Bila zat tersebut 1.0% contoh senyawa major
0.01-1% contoh senyawa minor
0.01% contoh senyawa “trace”
(runutan)
Pengelompokan analisa kimia analitik dapat
didasarkan pada ukuran contoh/sampel:
sampel 0,1 g analisa makro
10-100mg analisa semikro
1-10mg analisa mikro
1mg analisa ultramikro
Pemilihan prosedur idealPemilihan prosedur ideal 1. Sahih (valid): berdasar ilmiah 2. Tepat (accuracy ) 3. Cermat (precission) 4. Cepat : waktu relatif singkat 5. Hemat : berbiaya relatif rendah 6. Aman : tidak berbahaya 7. Keterulangan (reproducibility) tinggi 8. Khusus (spesific) 9. Andal (reliable) 10. Mantap (stable)
Ketepatan (Akurasi) & Kecermatan (Presisi)Ketepatan (Akurasi) & Kecermatan (Presisi)Hasil yang Hasil yang tepat/akurattepat/akurat (=accurate) adalah (=accurate) adalah hasil yang sangat mendekati nilai sejati dari hasil yang sangat mendekati nilai sejati dari besaran terukur. Pengukuran semakin tepat bila besaran terukur. Pengukuran semakin tepat bila galatnya semakin kecil.galatnya semakin kecil.Pengukuran yang cermat/presisi merujuk ke Pengukuran yang cermat/presisi merujuk ke cocok tidaknya di antara sekelompok hasil-hasil cocok tidaknya di antara sekelompok hasil-hasil pengukuran. Istilah pengukuran. Istilah cermatcermat tidak menyiratkan tidak menyiratkan hubungan antara hasil pengukuran dengan nilai hubungan antara hasil pengukuran dengan nilai sejati.sejati.Pengukuran yang cermat dapat saja tidak tepat Pengukuran yang cermat dapat saja tidak tepat dalam arti pengukuran tersebut berbeda dengan dalam arti pengukuran tersebut berbeda dengan nilai sejati.nilai sejati.
Akurat dan PresisiAkurat dan Presisi Presisi Presisi Tak Akurat dan Tak Akurat dan tapi tak Akurat tapi tak Akurat tak Presisi tak Presisi
ContohContoh : Ada 3 mahasiswa praktikum : Ada 3 mahasiswa praktikum dengan tugas menganalisa kadar glukosa dalam dengan tugas menganalisa kadar glukosa dalam larutan gula yang telah diketahui kadar larutan gula yang telah diketahui kadar glukosanya 10.1% . Masing-masing melakukan glukosanya 10.1% . Masing-masing melakukan analisa 6 kali, dengan hasil sbb :analisa 6 kali, dengan hasil sbb :
Mhsw-A Mhsw-B Mhsw-C
Hasil analisa10.110.010.210.210.110.0
8.18.08.38.28.08.0
13.09.2
10.311.113.28.2
Rata-rata hasil 10.1 8.1 10.8
Kesalahan 0.0 2.0 0.7
Kesimpulan : A = akurat dan presisi/cermat B = tidak akurat tetapi presisi/cermat C = tidak akurat dan tidak cermat .
Pengambilan dan pengamanan Pengambilan dan pengamanan sampelsampel
1. Sampel harus representatif mewakili semua sifat bahan dalam populasi, jumlah sampel untuk populasi yang besar sebanyak akar pangkat dua dari beratnya.
2. Sampel diamankan dari semua perubahan yang mungkin terjadi (perubahan kimia, biokimia, enzimatis, mirkrobiologis, fisis, mekanis) misalnya disimpan dalam ruang pendingin/freezer
Data hasil analisa dan tingkat kesalahanData hasil analisa dan tingkat kesalahan
1. Kesalahan tetap (constan determinate error) : umumnya dari alat yang digunakan
2. Kesalahan sistematis (Systematic error) : umumnya berasal dari prosedur analisa
3. Data hasil analisa harus mempunyai deviasi pengamatan yang sekecil mungkin, dan umumnya angka pengamatan yang meragukan tidak digunakan untuk membuat rerata hasil analisa
QUIZZZZZ . . . .QUIZZZZZ . . . .( 22 Okto ’09)( 22 Okto ’09)
Dalam kerja analisa kima pangan, kita sering mempergunakan unit volume dan bobot :
a/. Buatlah strata unit bobot dan unit volume sbb : ton …… ….. gr … mcg
kL … … mL …. Lt b/. Buatlah tabel kesetaraan unit volume antara
liter dng unit kubik, misal 1lt = 1 m3 (???) c/. Buatlah tabel kesetaraan unit bobot dng unit
volume, misal 1 ml = 1 mg (???)
PENYIAPAN REAGEN KIMIAPENYIAPAN REAGEN KIMIA Penyiapan larutan bahan kimia untuk kerja analisa biasa dlm
konsentrasi rendah dan harus tepat A. Konsentrasi Larutan / Kadar Bahan dan Pengenceran Larutan Kadar zat dlm bahan atau konsentrasi zat dalam larutan dapat
dinyatakan dengan satuan (unit) sbb. : 1. Molar (=M) = gram-mol/1 liter larutan. gram-molekul = bobot (gram)/BM zat. Mis. : 0,1 M NaOH (BM=40) =0,1x40 gr/1liter 8gr NaOH/1liter = 8/40 grol/1 ltr = 0,2M. 2. Normal (=N) = gram-ek./1 liter larutan. gram-ekivalen = gram-mol. X 1/valensi Maka : 1 M HCl (valensi=1) = 1 N HCL 1 M H2SO4 (valensi=2) = 2 N H2SO4.
3. Molal (=m) = gram-mol/1000 gr pelarut . Konsentrasi Molal tidak terpengaruh suhu,
sedang -kan Molar dan Normal terpengaruh suhu
karena volume pelarut berubah dng perubahan suhu . 4. Persen (%) = bagian per-seratus % b/b = 1gr komponen/100 gr bahan % b/v = 1gr bahan/100 ml larutan % v/v = 1 ml bahan cair/100 ml larutan. 5. ppt = part / thousand = bpr = bag./(se)ribu Misal : 1 mg zat per 1000 mg bahan 1 gr zat per 1000 gr bahan 6. ppm = part / million = bpj = bagian/(se)juta. Misal : 1 mg zat per 1.000.000 mg bahan (1 mg zat per 1 kg bahan) (~ 1 gr zat per 1 ton bahan).
7. ppb = part per billion = bpm = bagian/milyar Misal : 1 mg zat /(109mg bahan) (= 1 mg zat / 1 ton bahan) (= 1 g zat/kg bahan Catatan : satuan ppt , ppm , ppb juga dpt
dlm b/b ; b/v ; atau v/v sebagaimana pd satuan %.
Juga pd penyajian data dlm satuan % , ppt , ppm , ppb ada dua cara penulisan yaitu :
% d.b. (dry-basis = % basis kering) yaitu bila jumlah komponen/zat dihitung terhadap
bobot bahan bebas air (=kadar air 0%) % w.b. (wet-basis = % basis basah) yaitu bila jumlah komponen/zat dihitung terhadap
bobot bahan apa adanya (mengandung air)
Contoh : 100 gr tepung beras yg berkadar air 9%, misal mengandung total pati 77 gram maka kadar pati dlm tepung tsb dapat disajikan sbb.
basis basah = (77/100)x100% = 77% d.b
basis kering = [77/(100-9)] x 100% = 84.61 % w.b .
Kadar air (%) normalnya disajikan dlm satuan wet-basis, tetapi bila akan memperbanding-kan kandungan zat sejenis (selain air) dari bahan2 yg berbeda, data kadar (%) tsb harus dalam basis kering (dry-basis) .
Pelarutan bahan yang tidak Pelarutan bahan yang tidak murni :murni :
Bila bahan yg dilarutkan tidak murni melain -kan misal berkadar 96,5% (=0,965); untuk membuat larutan konsentrasi 10% perlu ditim-bang = 10 x (100/96,5) gram kmd dilarutkan sehingga volume larutan akhir = 100 ml .
Membuat lartn. NaOH (BM=40) konsntrsi 0.25M sebanyak 300 ml dari NaOH pelet berkadar 93% maka perlu ditimbang NaOH pelet tsb sebanyak:
= 0.25 x 40 x (300/1000) x (100/93) = 3.2258 gram yg selanjutnya dilarutkan
menjadi tepat 300 ml .
Pengenceran LarutanPengenceran Larutan Proses pengenceran suatu larutan dari konsen-
trasi/kadar K1 menjadi konsentrasi K2 yg lbh rendah dpt menggunakan rumus:
V1.K1 = V2.K2
1. Contoh : tersedia larutan HCl 5 N, dan akan disiapkan 500 ml HCl 0,2 N masuk ke rumus V1 x 5 = 500 x 0,2 V1 = (500 x 0,2)/5 = 20 ml Cara pengenceran : dipipet 20 ml HCL 5 N,
dimasukkan kedlm labu ukur 500 ml dan ditambah air suling sampai tanda digojog merata.
2. Contoh : akan dibuat 50 ml lartn vit. B 50 ppm dari Vit B kering murni. Jumlah Vit: B = 50 mg X 50 ml = 2,5 mg terlalu sedikit resiko kesalahan/error penimbangan tinggi. Cara : Dibuat dulu lartn. yg lebh pekat, misal ditim- bang 50 mg vit. B dilarutkan dlm air suling menjadi 50 ml. Konsentrasi K1 = 50 mg / 50000 mg = 1000 ppm K1 = 1000 ppm V1 x 1000 = 50 x 50 V1 =( 50ppm X 50ml)/1000ppm = 2,50 ml lart. K1
dipipet 2.5 ml lartn K1 dan diencerkan menjadi tepat 50 ml .
STOIKIOMETRISTOIKIOMETRIStoikiometri adalah aspek kimia analitik yg berke-naan
dng pengukuran dan konsentrasi larutan, yg dpt digunakan untuk penghitungan massa, atau sebalik-nya. Karenanya perlu disiapkan larutan-larutan yg diketahui konsentrasinya untuk kalibrasi respons alat, atau untuk titrasi sampel .
Massa suatu analit (zat yg dianalisa) dlm suatu larutan dpt dihitung dari konsentrasi dan volumenya. Massa suatu produk dapat dihitung dari massa-massa reaktan -nya. Perhitungan tersebut memerlukan pengetahuan STOIKIOMETRI yaitu perbandingan-perbandingan dimana senyawa-senyawa kimia bereaksi, dimana faktor-faktor konversi yg sesuai diterapkan untuk sampai pada hasil perhitungan yg dikehendaki .
Perlu adanya pemahaman tentang konsep dasar : massa, Mole, dan equivalen (setara); dan harus diingat kembali Bobot Atom, Bobot Molekul, Bobot Equivalen, valensi, dan rumus kimia zat .
gram milligram grol = -------------- mgrol = --------------- Bobot Mol Bobot Mol
gram milligram grek = --------------- mgrek = --------------- Bobot Ekivln Bobot Ekivln Pada contoh reaksi berikut : 1 H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2 H2O 1 grol H2SO4 bereaksi dengan 2 grol NaOH
ekivalensi reaksi tsb adl. 1 grek H2SO4 dng 1 grek NaOH yg berarti 1 grol NaOH bereaksi setara dng ½ grol H2SO4
Jadi : ½ grol H2SO4 = 1 grek H2SO4 1 grol NaOH = 1 grek NaOH
PENGUKURAN ANALITPENGUKURAN ANALITPada tehnik analisa gravimetri : analit
(zat yg dianalisis) diendapkan dan diukur bobotnya me-nggunakan necara analitik.
Pada tehnik volumetri/titrimetri : analit direaksikan dng sejumlah volume terukur reagensia yg diketahui konsentrasinya; kerja ini disebut titrasi.
Dng tehnik apapun yg dipakai sampel harus disiapkan menjadi suatu larutan analit, dan perlu dihilangkan senyawa yg dapat meng-ganggu reaksi analit dng reagensia standar tsb .
Bobot ditera dng neraca analitik (analytical balance) dng kepekaan sekurang-kurangnya 0.1 mg.
Volume secara kasar dapat diukur dng gelas ukur atau gelas beaker, sedangkan untuk pengukuran yg lebih teliti dng pipet ukur, pipet gondok dan buret. Buret standar dpt mengukur volume sampai ketelitian 0.1 mL, sedang buret mikro sampai ketelitian 0.01 mL.
Metoda titimetri dan gravimetri ada yng menyebutnya dng metoda analisa klasikal untuk membedakannya dng metoda instrumental yang menggunakan peralatan modern semisal metoda : spektrofotometri, kromatografi, elektrophoresis, dsb-nya
ANALISA PROKSIMATANALISA PROKSIMATAnalisa proksimat bahan pangan dan hasil
pertanian meliputi komponen mayor : 1. Analisis kadar air 2. Analisis kadar abu 3. Analisis kadar lipida 4. Analisis kadar protein 5. Analisis kadar karbohidrat : gula, pati, serat kasar Ada juga kerja analisa yg hanya meliputi No. 1 s/d
4 ; kadar karbohidrat dihitung dari hasil analisa tsb.dan dinamakan kadar KH ‘by diffe-rence’
Data kdr karbohidrat ‘by-difference’ mrpkn kadar total, tidak dapat memilah kandungan KH yg dpt dicerna dng yg tidak dpt dicerna.
Data Analisa Proksimat tsb penting artinya untuk meng-evaluasi/menaksir nilai gizi bhn pangan yg berarti juga nilai ekonomi-nya (harga jual-belinya)– Tepung beras yg terlalu tinggi kadar
abunya kemungkinan dibuat dari beras yg tidak / kurang disosoh, tercampur sekam, atau tercemar tanah
– Tepung beras yg sangat rendah kadar proteinnya kemungkinan terlalu intensif penyosohannya.
Analisa kadar airAnalisa kadar air
1. Metoda pengeringan (thermogravimetri)
2. Metoda destilasi (thermovolumetri)3. Metoda kimiawi (Fischer method)
4. Metoda fisikawi
Thermogravimetri Thermogravimetri PPrinsip : Menguapkan air dari bahan dengan rinsip : Menguapkan air dari bahan dengan pema-pema- nasan sampai berat konstan, sampai nasan sampai berat konstan, sampai semua semua air sudah menguap habis air sudah menguap habisKelemahan : zat yang mudah menguap ikutKelemahan : zat yang mudah menguap ikut menguap dan dihitung sebagai air. menguap dan dihitung sebagai air. PerhitunganPerhitungan : : %air (wb) = %air (wb) = berat mula2 - berat berat mula2 - berat konstanx100%konstanx100% berat bahan berat bahan
%air (db) = %air (db) = % air (wb) x 100%% air (wb) x 100% 100- % air (wb 100- % air (wb))
PrinsipPrinsip : Menguapkan air dengan zat : Menguapkan air dengan zat pembawa ygpembawa yg
mempunyai titik didih lebih tinggi dari mempunyai titik didih lebih tinggi dari padapada air, tidak dapat campur dengan air, air, tidak dapat campur dengan air, beratberat jenis lebih kecil dari pada air jenis lebih kecil dari pada air Zat pembawaZat pembawa : toluen; xilen; xilol; tetra- : toluen; xilen; xilol; tetra-kloretilen kloretilen
Perhitungan:Perhitungan: % air = % air = f x air yg ditambahkan(g) x f x air yg ditambahkan(g) x 100 %100 % berat sampel (g) berat sampel (g)
nilai f = nilai f = berat air yang terdistilasi berat air yang terdistilasi berat air yang ditambahkan berat air yang ditambahkan
Thermovolumetri
Metoda kimiawi (Fischer Metoda kimiawi (Fischer method)method)
Prinsip : menitrasi air dalam sampel dengan iodin (terjadi reduksi iodin oleh SO2 karena adanya air). Agar reaksi dapat berlangsung baik maka ditambahkan piridin dan metanol dan indikator metilen biru. Titrasi diakhiri bila timbul warna hijau
2H2O + SO2 + I2 H2SO4 + 2 HI C5H5N.+ I2 + C5H5N. SO2+ C5H5N +H2O C5H5N.HI + C5H5N. SO3 + CH3OH C5H5N. SO4 . CH3
ANALISA ABUANALISA ABUAbu : zat anorganik sisa Abu : zat anorganik sisa
pembakaran bahan organik secara pembakaran bahan organik secara
sempurnasempurna Tujuan : Untuk menentukan proses
pengolahan berjalan baik/tidak; mengetahui jenis bahan yang digunakan sintetis atau alami; untuk menentukan nilai gizi bahan
Cara analisa ada dua :Secara Langsung (cara kering)Secara tidak langsung (cara basah)
Penentuan abu secara keringPenentuan abu secara kering
Bahan dihaluskan (40mesh), ditimbang 2-50 g dalam krus porselin, dikeringkan pada suhu110oC, diarangkan pada 200-300oC sampai asap hilang. Untuk bahan yang berbuih ditambah anti buih ( minyak parafin)
Bahan diabukan pada suhu 500-600oC sampai berat konstan.
Untuk mempercepat proses pengabuan bahan dicampur pasir murni(kuarsa); ditambah gliserol-alkohol; atau ditambah hidrogen peroksida
Penentuan abu secara basahPenentuan abu secara basahuntuk mineral mikro dan beracununtuk mineral mikro dan beracun
Bahan digiling (40mesh), ditimbang 2-50 g dan dimasukkan dalam labu Kjeldahl, ditambah zat kimia ( asam sulfat atau campuran asam sulfat + kalium sulfat atau campuran asam sulfat + asam nitrat, atau asam hipoklorid + asam nitrat), dipanaskan pada suhu 350oC di dalam ruang asam sampai jernih
Mineral ditentukan dengan alat spektrofotometer serapan atom (AAS)
Penentuan mineral dengan Penentuan mineral dengan AASAAS
Prinsip : Abu dilarutkan dalam asam kuat dialirkan kedalam tabung kapiler dalam AAS
Mineral dibakar dengan asetilen akan memancarkan sinar yang intensitasnya dapat diukur dengan fotometer khusus, atau dengan mengukur serapan atom dari sinar lampu khusus yang dipasang pada AAS
Serapan atau intensitas yang terukur pada larutan dapat diketahui jumlah mineralnya setelah dibandingkan dengan kurva standar
Unsur yang tepat dianalisa dengan Unsur yang tepat dianalisa dengan serapan atom : Be, Co, Cu, Zn, Mo, serapan atom : Be, Co, Cu, Zn, Mo,
Ag, Cd, Sb, Pr, Au, Hg, Pb, BiAg, Cd, Sb, Pr, Au, Hg, Pb, Bi
Unsur yang tepat dianalisa dengan pancaran nyala : Li, Na, K, Rb, Cs,
Sr, Ce.
Unsur yang dapat dianalisa dengan serapan atom maupun pancaran nyala :
Ca, Mn, Fe, Zr, Al, Sn, Pd, Cr
Analisa karbohidratAnalisa karbohidrat
Pengelompokan karbohidrat1. Monosakarida : glukosa, fruktosa2. Oligosakarida : Sakarosa, Maltosa,
Laktosa, Rafinosa, Stakiosa3.Polisakarida : Pati, dextrin, selulosa,
hemiselulosa, pektin, lignin, kitinRumus kimia: CnH2nOn
Penentuan karbohidratPenentuan karbohidrat
1.Persiapan sampel : digiling, dihilangkan lipida dan klorofilnya dengan ekstraksi menggunakan eter.
2. Mengekstraksi karbohidrat yang dapat larut dengan air, kemudian dijernihkan dengan timbal asetat
3. Larutan karbohidrat ditentukan dengan : metoda Luff, atau Nelson, atau enzimatis, atau polarimetri, atau kromatografi
Analisa gula dengan metoda LuffAnalisa gula dengan metoda Luff Prinsip : gula reduksi + kuprisulfat
berlebihan akan menjadi gula asam dan endapan kuprooksida berwarna merah
Sisa kuprisulfat untuk mengoksidasi K-iodida menjadi Iodium yg kmd dititrasi menggunakan tiosulfat dengan indikator amilum sampai warna biru hilang.
Untuk mengetahui total kuprisulfat mula-mula maka dilakukan titrasi blanko
Selisih titrasi blanko dan sampel = menunjukkan jumlah kupri yang bereaksi dengan gula, dan banyaknya gula dapat ditentukan berdasarkan tabel yang tersedia.
Penentuan gula cara NelsonPenentuan gula cara Nelson Prinsip : Gula reduksi akan dioksidasi oleh kuprioksida
dihasil-kan kuprooksida Kuprooksida denga arsenomolibdat akan
membentuk senyawa kompleks berwarna violet Intensitas warna ekuivalen dengan konsentrasi
gula dapat ditera dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm
Untuk mengetahui konsentrasi gula maka perlu dibuat kurva standar yang menggambarkan hubungan konsentrasi gula reduksi dengan absorbansi
Analisa gula dengan polarimeterAnalisa gula dengan polarimeter
1. Larutan harus jernih dan tidak berwarna2. Larutan tidak mengandung bahan asing yang
bersifat optis aktif3. Konsentrasi gula pada daerah kerja yang
optimum polarimeter
[α]tD = (100 x α ) : (I x C)
[α] : rotasi spesifik ; D : sinar natrium (589nm) t : suhu (oC) ; α : sudut putar pengamatan C : konsentrasi (g/100ml) ; I : panjang tabung
(dm)
Penentuan sukrosa Penentuan sukrosa Prinsip : sukrosa dihidrolisa dengan asam atau
enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa atau gula invert (gula reduksi) kemudian gula invert ditentukan dengan metoda Luff atau Nelson
C12H22O11 + H2O C6H12O6+ C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa Sukrosa = BM sukrosa x gula reduksi
BM glukosa+BM fruktosa
(BM sukrosa): (BM glukosa+BM fruktosa )= 342:(180 +180) =
0,95
Penentuan PatiPenentuan Pati Prinsip : Pati dihidrolisa dengan asam menjadi glukosa
(gula reduksi), kemudian ditentukan dengan metoda Luff atau Nelson
[C6H10O5]m + m H2O m C6H12O6
pati gula reduksi
Pati = BM Pati x gula reduksi m x BM gula reduksi (BM Pati) : (m x BM gula reduksi) = 162 m : 180 m = 0,90
Penentuan serat kasarPenentuan serat kasar Serat kasar : karbohidrat yang tidak dapat
dicerna dalam organ manusia ataupun binatang terdiri senyawa selulosa, hemiselulosa, lignin
Prinsip : Bahan dihidrolisa dengan asam encer dan basa encer dalam suhu mendidih kemudian residu dikeringkan dan ditimbang sampai berat konstan
1. Defatting : menghilangkan lemak dengan petroleum eter dalam alat Soxhlet
2. Digestion : pertama bahan dididihkan dengan larutan asam sulfat 0,255N 30 menit ;
kedua bahan dididhkan dengan larutan NaOH 0,313N 30 menit, kemudian disaring dan dicuci, selanjutnya dikeringkan sampai berat konstan
Berat residu = berat serat kasar
Analisa bahan tambahan Analisa bahan tambahan makananmakanan
1. Garam dapur (NaCl)2. Garam nitrit (NaNO2)
3. Natrium benzoat (C6H5COONa)
4. Asam sorbat (C5H7COOH)
5. Sulfit (SO2)
6. Sakarin (C7H5NO3S)