01-analisa pangan & hsl.pertn. i-edtd

45
ANALISA PANGAN ANALISA PANGAN & HASIL & HASIL PERTANIAN - I PERTANIAN - I Tim dosen Ir. Sudarmanto S., MS Prof. Dr. Ir. Umar Santosa, MSc. Dr.Ir. Sri Naruki, MS.

Upload: dyto-agung-dwi-nugroho

Post on 26-Oct-2015

209 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

ANALISA PANGAN ANALISA PANGAN & HASIL & HASIL

PERTANIAN - I PERTANIAN - I Tim dosen

Ir. Sudarmanto S., MSProf. Dr. Ir. Umar Santosa, MSc.

Dr.Ir. Sri Naruki, MS.

Page 2: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

P E N D A H U L U A NP E N D A H U L U A N Tujuan Analisa Zat Gizi PanganTujuan Analisa Zat Gizi Pangan

1. Mengurai komponen untuk mengetahui nilai gizi bahan

2. Mengurai komponen untuk mengetahui mutu produk.

3. Mengetahui adanya cemaran4. Mengetahui bahan beracun/toksin5. Mengetahui produk halal6. Mengetahui adanya pemalsuan7. Mengendalikan proses produksi

Page 3: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Setiap bahan tersusun oleh satu, Setiap bahan tersusun oleh satu, beberapa, atau banyak senyawaan beberapa, atau banyak senyawaan

kimia. Analisa kimia bertujuan kimia. Analisa kimia bertujuan menentukan apa dan berapa banyak menentukan apa dan berapa banyak

kandungan senyawa-an kimia di kandungan senyawa-an kimia di dalam suatu bahan .dalam suatu bahan .

JENIS ANALISA KIMIAJENIS ANALISA KIMIA

I.I.      Analisa KualitatifAnalisa Kualitatif : : Identifikasi unsur atau Identifikasi unsur atau zat/ zat/

senyawa apa yang ada/terkandung dalam senyawa apa yang ada/terkandung dalam suatusuatu

contoh / sampel.contoh / sampel.

Page 4: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

II. Analisa kuantitatif

Penetapan banyaknya suatu unsur/zat tertentu yg ada dalam suatu contoh/sampel bahan.

Bila zat tersebut 1.0% contoh senyawa major

0.01-1% contoh senyawa minor

0.01% contoh senyawa “trace”

(runutan)

Pengelompokan analisa kimia analitik dapat

didasarkan pada ukuran contoh/sampel:

sampel 0,1 g analisa makro

10-100mg analisa semikro

1-10mg analisa mikro

1mg analisa ultramikro

Page 5: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Pemilihan prosedur idealPemilihan prosedur ideal 1. Sahih (valid): berdasar ilmiah 2. Tepat (accuracy ) 3. Cermat (precission) 4. Cepat : waktu relatif singkat 5. Hemat : berbiaya relatif rendah 6. Aman : tidak berbahaya 7. Keterulangan (reproducibility) tinggi 8. Khusus (spesific) 9. Andal (reliable) 10. Mantap (stable)

Page 6: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Ketepatan (Akurasi) & Kecermatan (Presisi)Ketepatan (Akurasi) & Kecermatan (Presisi)Hasil yang Hasil yang tepat/akurattepat/akurat (=accurate) adalah (=accurate) adalah hasil yang sangat mendekati nilai sejati dari hasil yang sangat mendekati nilai sejati dari besaran terukur. Pengukuran semakin tepat bila besaran terukur. Pengukuran semakin tepat bila galatnya semakin kecil.galatnya semakin kecil.Pengukuran yang cermat/presisi merujuk ke Pengukuran yang cermat/presisi merujuk ke cocok tidaknya di antara sekelompok hasil-hasil cocok tidaknya di antara sekelompok hasil-hasil pengukuran. Istilah pengukuran. Istilah cermatcermat tidak menyiratkan tidak menyiratkan hubungan antara hasil pengukuran dengan nilai hubungan antara hasil pengukuran dengan nilai sejati.sejati.Pengukuran yang cermat dapat saja tidak tepat Pengukuran yang cermat dapat saja tidak tepat dalam arti pengukuran tersebut berbeda dengan dalam arti pengukuran tersebut berbeda dengan nilai sejati.nilai sejati.    

Akurat dan PresisiAkurat dan Presisi Presisi Presisi Tak Akurat dan Tak Akurat dan tapi tak Akurat tapi tak Akurat tak Presisi tak Presisi

Page 7: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

ContohContoh : Ada 3 mahasiswa praktikum : Ada 3 mahasiswa praktikum dengan tugas menganalisa kadar glukosa dalam dengan tugas menganalisa kadar glukosa dalam larutan gula yang telah diketahui kadar larutan gula yang telah diketahui kadar glukosanya 10.1% . Masing-masing melakukan glukosanya 10.1% . Masing-masing melakukan analisa 6 kali, dengan hasil sbb :analisa 6 kali, dengan hasil sbb :

Mhsw-A Mhsw-B Mhsw-C

Hasil analisa10.110.010.210.210.110.0

8.18.08.38.28.08.0

13.09.2

10.311.113.28.2

Rata-rata hasil 10.1 8.1 10.8

Kesalahan 0.0 2.0 0.7

Kesimpulan : A = akurat dan presisi/cermat B = tidak akurat tetapi presisi/cermat C = tidak akurat dan tidak cermat .

Page 8: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Pengambilan dan pengamanan Pengambilan dan pengamanan sampelsampel

1. Sampel harus representatif mewakili semua sifat bahan dalam populasi, jumlah sampel untuk populasi yang besar sebanyak akar pangkat dua dari beratnya.

2. Sampel diamankan dari semua perubahan yang mungkin terjadi (perubahan kimia, biokimia, enzimatis, mirkrobiologis, fisis, mekanis) misalnya disimpan dalam ruang pendingin/freezer

Page 9: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Data hasil analisa dan tingkat kesalahanData hasil analisa dan tingkat kesalahan

1. Kesalahan tetap (constan determinate error) : umumnya dari alat yang digunakan

2. Kesalahan sistematis (Systematic error) : umumnya berasal dari prosedur analisa

3. Data hasil analisa harus mempunyai deviasi pengamatan yang sekecil mungkin, dan umumnya angka pengamatan yang meragukan tidak digunakan untuk membuat rerata hasil analisa

Page 10: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

QUIZZZZZ . . . .QUIZZZZZ . . . .( 22 Okto ’09)( 22 Okto ’09)

Dalam kerja analisa kima pangan, kita sering mempergunakan unit volume dan bobot :

a/. Buatlah strata unit bobot dan unit volume sbb : ton …… ….. gr … mcg

kL … … mL …. Lt b/. Buatlah tabel kesetaraan unit volume antara

liter dng unit kubik, misal 1lt = 1 m3 (???) c/. Buatlah tabel kesetaraan unit bobot dng unit

volume, misal 1 ml = 1 mg (???)

Page 11: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

PENYIAPAN REAGEN KIMIAPENYIAPAN REAGEN KIMIA Penyiapan larutan bahan kimia untuk kerja analisa biasa dlm

konsentrasi rendah dan harus tepat A. Konsentrasi Larutan / Kadar Bahan dan Pengenceran Larutan Kadar zat dlm bahan atau konsentrasi zat dalam larutan dapat

dinyatakan dengan satuan (unit) sbb. : 1.   Molar (=M) = gram-mol/1 liter larutan. gram-molekul = bobot (gram)/BM zat. Mis. : 0,1 M NaOH (BM=40) =0,1x40 gr/1liter 8gr NaOH/1liter = 8/40 grol/1 ltr = 0,2M. 2.    Normal (=N) = gram-ek./1 liter larutan. gram-ekivalen = gram-mol. X 1/valensi Maka : 1 M HCl (valensi=1) = 1 N HCL 1 M H2SO4 (valensi=2) = 2 N H2SO4.

Page 12: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

3.  Molal (=m) = gram-mol/1000 gr pelarut . Konsentrasi Molal tidak terpengaruh suhu,

sedang -kan Molar dan Normal terpengaruh suhu

karena volume pelarut berubah dng perubahan suhu . 4.   Persen (%) = bagian per-seratus % b/b = 1gr komponen/100 gr bahan % b/v = 1gr bahan/100 ml larutan % v/v = 1 ml bahan cair/100 ml larutan. 5.   ppt = part / thousand = bpr = bag./(se)ribu Misal : 1 mg zat per 1000 mg bahan 1 gr zat per 1000 gr bahan 6.   ppm = part / million = bpj = bagian/(se)juta. Misal : 1 mg zat per 1.000.000 mg bahan (1 mg zat per 1 kg bahan) (~ 1 gr zat per 1 ton bahan).

Page 13: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

7.  ppb = part per billion = bpm = bagian/milyar Misal : 1 mg zat /(109mg bahan) (= 1 mg zat / 1 ton bahan) (= 1 g zat/kg bahan   Catatan : satuan ppt , ppm , ppb juga dpt

dlm b/b ; b/v ; atau v/v sebagaimana pd satuan %.

Juga pd penyajian data dlm satuan % , ppt , ppm , ppb ada dua cara penulisan yaitu :

  % d.b. (dry-basis = % basis kering) yaitu bila jumlah komponen/zat dihitung terhadap

bobot bahan bebas air (=kadar air 0%)     % w.b. (wet-basis = % basis basah) yaitu bila jumlah komponen/zat dihitung terhadap

bobot bahan apa adanya (mengandung air)

Page 14: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Contoh : 100 gr tepung beras yg berkadar air 9%, misal mengandung total pati 77 gram maka kadar pati dlm tepung tsb dapat disajikan sbb.

 basis basah = (77/100)x100% = 77% d.b

 basis kering = [77/(100-9)] x 100% = 84.61 % w.b .

Kadar air (%) normalnya disajikan dlm satuan wet-basis, tetapi bila akan memperbanding-kan kandungan zat sejenis (selain air) dari bahan2 yg berbeda, data kadar (%) tsb harus dalam basis kering (dry-basis) .

Page 15: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Pelarutan bahan yang tidak Pelarutan bahan yang tidak murni :murni :

Bila bahan yg dilarutkan tidak murni melain -kan misal berkadar 96,5% (=0,965); untuk membuat larutan konsentrasi 10% perlu ditim-bang = 10 x (100/96,5) gram kmd dilarutkan sehingga volume larutan akhir = 100 ml .

Membuat lartn. NaOH (BM=40) konsntrsi 0.25M sebanyak 300 ml dari NaOH pelet berkadar 93% maka perlu ditimbang NaOH pelet tsb sebanyak:

= 0.25 x 40 x (300/1000) x (100/93) = 3.2258 gram yg selanjutnya dilarutkan

menjadi tepat 300 ml .

Page 16: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Pengenceran LarutanPengenceran Larutan Proses pengenceran suatu larutan dari konsen-

trasi/kadar K1 menjadi konsentrasi K2 yg lbh rendah dpt menggunakan rumus:

V1.K1 = V2.K2

1. Contoh : tersedia larutan HCl 5 N, dan akan disiapkan 500 ml HCl 0,2 N masuk ke rumus V1 x 5 = 500 x 0,2 V1 = (500 x 0,2)/5 = 20 ml Cara pengenceran : dipipet 20 ml HCL 5 N,

dimasukkan kedlm labu ukur 500 ml dan ditambah air suling sampai tanda digojog merata.

Page 17: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

2.   Contoh : akan dibuat 50 ml lartn vit. B 50 ppm dari Vit B kering murni. Jumlah Vit: B = 50 mg X 50 ml = 2,5 mg terlalu sedikit resiko kesalahan/error penimbangan tinggi. Cara : Dibuat dulu lartn. yg lebh pekat, misal ditim- bang 50 mg vit. B dilarutkan dlm air suling menjadi 50 ml. Konsentrasi K1 = 50 mg / 50000 mg = 1000 ppm K1 = 1000 ppm V1 x 1000 = 50 x 50 V1 =( 50ppm X 50ml)/1000ppm = 2,50 ml lart. K1

dipipet 2.5 ml lartn K1 dan diencerkan menjadi tepat 50 ml .

Page 18: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

STOIKIOMETRISTOIKIOMETRIStoikiometri adalah aspek kimia analitik yg berke-naan

dng pengukuran dan konsentrasi larutan, yg dpt digunakan untuk penghitungan massa, atau sebalik-nya. Karenanya perlu disiapkan larutan-larutan yg diketahui konsentrasinya untuk kalibrasi respons alat, atau untuk titrasi sampel .

Massa suatu analit (zat yg dianalisa) dlm suatu larutan dpt dihitung dari konsentrasi dan volumenya. Massa suatu produk dapat dihitung dari massa-massa reaktan -nya. Perhitungan tersebut memerlukan pengetahuan STOIKIOMETRI yaitu perbandingan-perbandingan dimana senyawa-senyawa kimia bereaksi, dimana faktor-faktor konversi yg sesuai diterapkan untuk sampai pada hasil perhitungan yg dikehendaki .

Page 19: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Perlu adanya pemahaman tentang konsep dasar : massa, Mole, dan equivalen (setara); dan harus diingat kembali Bobot Atom, Bobot Molekul, Bobot Equivalen, valensi, dan rumus kimia zat .

gram milligram grol = -------------- mgrol = --------------- Bobot Mol Bobot Mol

gram milligram grek = --------------- mgrek = ---------------   Bobot Ekivln  Bobot Ekivln Pada contoh reaksi berikut : 1 H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2 H2O 1 grol H2SO4 bereaksi dengan 2 grol NaOH

ekivalensi reaksi tsb adl. 1 grek H2SO4 dng 1 grek NaOH yg berarti 1 grol NaOH bereaksi setara dng ½ grol H2SO4

Jadi : ½ grol H2SO4 = 1 grek H2SO4 1 grol NaOH = 1 grek NaOH

Page 20: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

PENGUKURAN ANALITPENGUKURAN ANALITPada tehnik analisa gravimetri : analit

(zat yg dianalisis) diendapkan dan diukur bobotnya me-nggunakan necara analitik.

Pada tehnik volumetri/titrimetri : analit direaksikan dng sejumlah volume terukur reagensia yg diketahui konsentrasinya; kerja ini disebut titrasi.

Dng tehnik apapun yg dipakai sampel harus disiapkan menjadi suatu larutan analit, dan perlu dihilangkan senyawa yg dapat meng-ganggu reaksi analit dng reagensia standar tsb .

Page 21: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

 Bobot ditera dng neraca analitik (analytical balance) dng kepekaan sekurang-kurangnya 0.1 mg.

 Volume secara kasar dapat diukur dng gelas ukur atau gelas beaker, sedangkan untuk pengukuran yg lebih teliti dng pipet ukur, pipet gondok dan buret. Buret standar dpt mengukur volume sampai ketelitian 0.1 mL, sedang buret mikro sampai ketelitian 0.01 mL.

Page 22: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Metoda titimetri dan gravimetri ada yng menyebutnya dng metoda analisa klasikal untuk membedakannya dng metoda instrumental yang menggunakan peralatan modern semisal metoda : spektrofotometri, kromatografi, elektrophoresis, dsb-nya

Page 23: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

ANALISA PROKSIMATANALISA PROKSIMATAnalisa proksimat bahan pangan dan hasil

pertanian meliputi komponen mayor : 1.  Analisis kadar air 2.  Analisis kadar abu 3.  Analisis kadar lipida 4.  Analisis kadar protein 5.  Analisis kadar karbohidrat : gula, pati, serat kasar Ada juga kerja analisa yg hanya meliputi No. 1 s/d

4 ; kadar karbohidrat dihitung dari hasil analisa tsb.dan dinamakan kadar KH ‘by diffe-rence’

Page 24: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Data kdr karbohidrat ‘by-difference’ mrpkn kadar total, tidak dapat memilah kandungan KH yg dpt dicerna dng yg tidak dpt dicerna.

Data Analisa Proksimat tsb penting artinya untuk meng-evaluasi/menaksir nilai gizi bhn pangan yg berarti juga nilai ekonomi-nya (harga jual-belinya)– Tepung beras yg terlalu tinggi kadar

abunya kemungkinan dibuat dari beras yg tidak / kurang disosoh, tercampur sekam, atau tercemar tanah

– Tepung beras yg sangat rendah kadar proteinnya kemungkinan terlalu intensif penyosohannya.

Page 25: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd
Page 26: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd
Page 27: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Analisa kadar airAnalisa kadar air

1. Metoda pengeringan (thermogravimetri)

2. Metoda destilasi (thermovolumetri)3. Metoda kimiawi (Fischer method)

4. Metoda fisikawi

Page 28: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd
Page 29: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Thermogravimetri Thermogravimetri PPrinsip : Menguapkan air dari bahan dengan rinsip : Menguapkan air dari bahan dengan pema-pema- nasan sampai berat konstan, sampai nasan sampai berat konstan, sampai semua semua air sudah menguap habis air sudah menguap habisKelemahan : zat yang mudah menguap ikutKelemahan : zat yang mudah menguap ikut menguap dan dihitung sebagai air. menguap dan dihitung sebagai air. PerhitunganPerhitungan : : %air (wb) = %air (wb) = berat mula2 - berat berat mula2 - berat konstanx100%konstanx100% berat bahan berat bahan

%air (db) = %air (db) = % air (wb) x 100%% air (wb) x 100% 100- % air (wb 100- % air (wb))

Page 30: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

PrinsipPrinsip : Menguapkan air dengan zat : Menguapkan air dengan zat pembawa ygpembawa yg

mempunyai titik didih lebih tinggi dari mempunyai titik didih lebih tinggi dari padapada air, tidak dapat campur dengan air, air, tidak dapat campur dengan air, beratberat jenis lebih kecil dari pada air jenis lebih kecil dari pada air Zat pembawaZat pembawa : toluen; xilen; xilol; tetra- : toluen; xilen; xilol; tetra-kloretilen kloretilen

Perhitungan:Perhitungan: % air = % air = f x air yg ditambahkan(g) x f x air yg ditambahkan(g) x 100 %100 % berat sampel (g) berat sampel (g)

nilai f = nilai f = berat air yang terdistilasi berat air yang terdistilasi berat air yang ditambahkan berat air yang ditambahkan

Thermovolumetri

Page 31: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Metoda kimiawi (Fischer Metoda kimiawi (Fischer method)method)

Prinsip : menitrasi air dalam sampel dengan iodin (terjadi reduksi iodin oleh SO2 karena adanya air). Agar reaksi dapat berlangsung baik maka ditambahkan piridin dan metanol dan indikator metilen biru. Titrasi diakhiri bila timbul warna hijau

2H2O + SO2 + I2 H2SO4 + 2 HI C5H5N.+ I2 + C5H5N. SO2+ C5H5N +H2O C5H5N.HI + C5H5N. SO3 + CH3OH C5H5N. SO4 . CH3

Page 32: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

ANALISA ABUANALISA ABUAbu : zat anorganik sisa Abu : zat anorganik sisa

pembakaran bahan organik secara pembakaran bahan organik secara

sempurnasempurna Tujuan : Untuk menentukan proses

pengolahan berjalan baik/tidak; mengetahui jenis bahan yang digunakan sintetis atau alami; untuk menentukan nilai gizi bahan

Cara analisa ada dua :Secara Langsung (cara kering)Secara tidak langsung (cara basah)

Page 33: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan abu secara keringPenentuan abu secara kering

Bahan dihaluskan (40mesh), ditimbang 2-50 g dalam krus porselin, dikeringkan pada suhu110oC, diarangkan pada 200-300oC sampai asap hilang. Untuk bahan yang berbuih ditambah anti buih ( minyak parafin)

Bahan diabukan pada suhu 500-600oC sampai berat konstan.

Untuk mempercepat proses pengabuan bahan dicampur pasir murni(kuarsa); ditambah gliserol-alkohol; atau ditambah hidrogen peroksida

Page 34: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan abu secara basahPenentuan abu secara basahuntuk mineral mikro dan beracununtuk mineral mikro dan beracun

Bahan digiling (40mesh), ditimbang 2-50 g dan dimasukkan dalam labu Kjeldahl, ditambah zat kimia ( asam sulfat atau campuran asam sulfat + kalium sulfat atau campuran asam sulfat + asam nitrat, atau asam hipoklorid + asam nitrat), dipanaskan pada suhu 350oC di dalam ruang asam sampai jernih

Mineral ditentukan dengan alat spektrofotometer serapan atom (AAS)

Page 35: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan mineral dengan Penentuan mineral dengan AASAAS

Prinsip : Abu dilarutkan dalam asam kuat dialirkan kedalam tabung kapiler dalam AAS

Mineral dibakar dengan asetilen akan memancarkan sinar yang intensitasnya dapat diukur dengan fotometer khusus, atau dengan mengukur serapan atom dari sinar lampu khusus yang dipasang pada AAS

Serapan atau intensitas yang terukur pada larutan dapat diketahui jumlah mineralnya setelah dibandingkan dengan kurva standar

Page 36: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Unsur yang tepat dianalisa dengan Unsur yang tepat dianalisa dengan serapan atom : Be, Co, Cu, Zn, Mo, serapan atom : Be, Co, Cu, Zn, Mo,

Ag, Cd, Sb, Pr, Au, Hg, Pb, BiAg, Cd, Sb, Pr, Au, Hg, Pb, Bi

Unsur yang tepat dianalisa dengan pancaran nyala : Li, Na, K, Rb, Cs,

Sr, Ce.

Unsur yang dapat dianalisa dengan serapan atom maupun pancaran nyala :

Ca, Mn, Fe, Zr, Al, Sn, Pd, Cr

Page 37: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Analisa karbohidratAnalisa karbohidrat

Pengelompokan karbohidrat1. Monosakarida : glukosa, fruktosa2. Oligosakarida : Sakarosa, Maltosa,

Laktosa, Rafinosa, Stakiosa3.Polisakarida : Pati, dextrin, selulosa,

hemiselulosa, pektin, lignin, kitinRumus kimia: CnH2nOn

Page 38: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan karbohidratPenentuan karbohidrat

1.Persiapan sampel : digiling, dihilangkan lipida dan klorofilnya dengan ekstraksi menggunakan eter.

2. Mengekstraksi karbohidrat yang dapat larut dengan air, kemudian dijernihkan dengan timbal asetat

3. Larutan karbohidrat ditentukan dengan : metoda Luff, atau Nelson, atau enzimatis, atau polarimetri, atau kromatografi

Page 39: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Analisa gula dengan metoda LuffAnalisa gula dengan metoda Luff Prinsip : gula reduksi + kuprisulfat

berlebihan akan menjadi gula asam dan endapan kuprooksida berwarna merah

Sisa kuprisulfat untuk mengoksidasi K-iodida menjadi Iodium yg kmd dititrasi menggunakan tiosulfat dengan indikator amilum sampai warna biru hilang.

Untuk mengetahui total kuprisulfat mula-mula maka dilakukan titrasi blanko

Selisih titrasi blanko dan sampel = menunjukkan jumlah kupri yang bereaksi dengan gula, dan banyaknya gula dapat ditentukan berdasarkan tabel yang tersedia.

Page 40: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan gula cara NelsonPenentuan gula cara Nelson Prinsip : Gula reduksi akan dioksidasi oleh kuprioksida

dihasil-kan kuprooksida Kuprooksida denga arsenomolibdat akan

membentuk senyawa kompleks berwarna violet Intensitas warna ekuivalen dengan konsentrasi

gula dapat ditera dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

Untuk mengetahui konsentrasi gula maka perlu dibuat kurva standar yang menggambarkan hubungan konsentrasi gula reduksi dengan absorbansi

Page 41: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Analisa gula dengan polarimeterAnalisa gula dengan polarimeter

1. Larutan harus jernih dan tidak berwarna2. Larutan tidak mengandung bahan asing yang

bersifat optis aktif3. Konsentrasi gula pada daerah kerja yang

optimum polarimeter

[α]tD = (100 x α ) : (I x C)

[α] : rotasi spesifik ; D : sinar natrium (589nm) t : suhu (oC) ; α : sudut putar pengamatan C : konsentrasi (g/100ml) ; I : panjang tabung

(dm)

Page 42: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan sukrosa Penentuan sukrosa Prinsip : sukrosa dihidrolisa dengan asam atau

enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa atau gula invert (gula reduksi) kemudian gula invert ditentukan dengan metoda Luff atau Nelson

C12H22O11 + H2O C6H12O6+ C6H12O6

Sukrosa glukosa fruktosa Sukrosa = BM sukrosa x gula reduksi

BM glukosa+BM fruktosa

(BM sukrosa): (BM glukosa+BM fruktosa )= 342:(180 +180) =

0,95

Page 43: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan PatiPenentuan Pati Prinsip : Pati dihidrolisa dengan asam menjadi glukosa

(gula reduksi), kemudian ditentukan dengan metoda Luff atau Nelson

[C6H10O5]m + m H2O m C6H12O6

pati gula reduksi

Pati = BM Pati x gula reduksi m x BM gula reduksi (BM Pati) : (m x BM gula reduksi) = 162 m : 180 m = 0,90

Page 44: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Penentuan serat kasarPenentuan serat kasar Serat kasar : karbohidrat yang tidak dapat

dicerna dalam organ manusia ataupun binatang terdiri senyawa selulosa, hemiselulosa, lignin

Prinsip : Bahan dihidrolisa dengan asam encer dan basa encer dalam suhu mendidih kemudian residu dikeringkan dan ditimbang sampai berat konstan

1. Defatting : menghilangkan lemak dengan petroleum eter dalam alat Soxhlet

2. Digestion : pertama bahan dididihkan dengan larutan asam sulfat 0,255N 30 menit ;

kedua bahan dididhkan dengan larutan NaOH 0,313N 30 menit, kemudian disaring dan dicuci, selanjutnya dikeringkan sampai berat konstan

Berat residu = berat serat kasar

Page 45: 01-Analisa Pangan & Hsl.pertn. I-Edtd

Analisa bahan tambahan Analisa bahan tambahan makananmakanan

1. Garam dapur (NaCl)2. Garam nitrit (NaNO2)

3. Natrium benzoat (C6H5COONa)

4. Asam sorbat (C5H7COOH)

5. Sulfit (SO2)

6. Sakarin (C7H5NO3S)