jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/e-jurnal-nita.docx · web viewsesuatu yang...

12
ANALISIS KAJIAN SEMIOTIK MANTRA PENGOBATAN DESA MENTUDA KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL NITA MARIANDA NIM 120388201101 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: dinhmien

Post on 02-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKMANTRA PENGOBATAN DESA MENTUDA

KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA

ARTIKEL E-JOURNAL

NITA MARIANDA NIM 120388201101

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2016

ABSTRAK

Marianda, Nita. 2016. Analisis kajian Semiotik Mantra Pengobatan Desa Mentuda

Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang. Pembimbing I: Drs. Suhardi,

M.Pd. Pembimbing II: Indah Pujiastuti, M.Pd.

Kata kunci: Semiotik, Mantra

Sesuatu yang diyakini mempunyai kekuatan gaib dan kesaktian, mantra

digunakan oleh masyarakat Desa Mentuda dapaat diteliti dan dipahami makna

tanda, lambang dan isyarat dalam mantra tersebut melalui tinjauan semiotik. Hal

ini dikarenakan mantra menggunakan bahasa sebagai media perantara untuk

berkomunikasi dengan mahluk halus atau kekuatan gaib. Pada mantra terdapat

berbagai gerakan anggota tubuh (isyarat), ekspresi wajah, lambang dan simbol.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “(1) Apa sajakah kata ikon

yang terdapat pada mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga? , (2) Apa sajakah kata indeks yang terdapat pada mantra

pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga? , (3) Apa

sajakah kata simbol yang terdapat pada mantra pengobatan Desa Mentuda

Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga? ”

Tujuan penelitian ini adalah “(1) Untuk mendeskripsikan ikon yang terdapat

pada mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga , (2)

Untuk mendeskripsikan indeks yang terdapat pada mantra pengobatan Desa

Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, (3) Untuk mendeskripsikan

simbol yang terdapat pada mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga

Kabupaten Lingga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek

penelitian yaitu mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten

Lingga. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik wawancara.

Hasil penelitian ini adalah ditemukannya 63 semiotik yang terdapat dalam 11

mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga dengan

perincian ikon ditemukan sebanyak 38 kata dalam 11 mantra, indeks ditemukan

sebanyak 25 kata dalam 11 mantra, dan simbol sebanyak 10 kata dalam 4 mantra.

1. Pendahuluan

Mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga

merupakan salah satu cara pengobatan terhadap penyakit. Dalam mantra ini tidak

hanya merupakan pengertian atau siapa yang mengenal mantra itu dalam mantra

juga terdapat kajian semiotik yang terkandung dalam mantra yang akan membuat

mantra ini lebih menarik untuk diteliti. ada tiga jenis tanda berdasarkan hubungan

antara tanda dengan yang ditandakan, yaitu: (1) ikon, yaitu tanda yang secara

inheren memiliki kesamaan dengan arti yang ditunjuk. Misalnya, foto dengan

orang yang difoto atau peta dengan wilayah grafisnya, (2) indeks yaitu tanda yang

mengandung hubungan kausal dengan apa yang ditandakan. Misalnya, asap

menandakan adanya api, mendung menandakan akan turun hujan, (3) simbol yaitu

tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang ditandakan bersifat arbitrer,

sesuai dengan konvensi suatu lingkungan sosial tertentu. Misalnya, bendera putih

sebagai simbol kematian.

Mantra pengobatan yang digunakan di desa Mentuda memiliki makna semiotik.

Makna kata secara semiotik itu haruslah dikaji secara ilmiah untuk mengetahuinya.

Memahami semiotik mantra yang terdapat di desa Mentuda tentu memiliki

pemahaman yang beragam pula dari aspek semiotiknya

2. Jenis dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Pemilihan metode ini berdasarkan pertimbangan untuk membuat

penggambaran keadaan secara objektif dari objek yang diteliti. Menurut

(Sugiyono, 2008:3), metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mantra pengobatan Desa

Mentuda Kecamatan Lingga Kupaten Lingga. Peneliti berupaya untuk

menganalisis Kajian Semiotik Mantra Pengoabatan Desa Mentuda Kecamatan

Lingga Kabupaten Lingga.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian ini adalah ditemukannya 63 semiotik yang terdapat dalam 11

mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga dengan

perincian ikon ditemukan sebanyak 38 kata dalam 11 mantra, indeks ditemukan

sebanyak 25 kata dalam 11 mantra, dan simbol sebanyak 10 kata dalam 4 mantra.

Pembahasan dalam penelitian ini Ikon terdapat 38 kata dalam 11 mantra yaitu:

bumi, langit, air, kayu, dapur, Allah, Muhammad, daun lawang, pucuk sebung, daun

prepat, perut kembung, pucuk kantan, dapo, kunyet, kapo, perigi, bidadari, siku,

tangge, urat, dageng, anak, ammang, adik bungsu, anak cucu, buah are, buah ibul,

telan, susu, perut, kaki, gunung cahye. Indeks terdapat 25 kata dalam 11 mantra

yaitu: engkau merusak alamku, aku menawa, kemang sawan, asal kembong alek

ketempat, turun bise naik tawa, tawa Allah tawa Muhammad, menawa kembang

entan, dageng bise dagengku tawa, darah bise darahku tawa, tulang bise tulangku

tawa, urat bise uratku tawa, kulit bise kulitku tawa, tawa Allah tawa Muhammad,

timpe sekam padi, aku nawa kembang segah, turun bise naik tawa, tawa Allah tawa

Muhammad, turun bise naik tawa, menawa ise, jatuh ketanah makan babi, sepuluh

darah menimbul, turun bise naik tawa, turun bise naik tawa, turun dari gunung

cahye, suaseku tembageku.

Simbol terdapat 10 kata dalam 4 mantra yaitu: seratus sembilan puluh, bunting,

bengkak, luruh, bapak, ibu, jantan, betine, si raje puki, sembilan puluh sembilan.

4. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam mantra pengobatan Desa Mentuda Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga

memiliki semiotik mantra yang berupa ikon, indeks, dan simbol.

1. Ikon terdapat 38 kata dalam 11 mantra yaitu: bumi, langit, air, kayu, dapur, Allah,

Muhammad, daun lawang, pucuk sebung, daun prepat, perut kembung, pucuk

kantan, dapo, kunyet, kapo, perigi, bidadari, siku, tangge, urat, dageng, anak,

ammang, adik bungsu, anak cucu, buah are, buah ibul, telan, susu, perut, kaki,

gunung cahye.

2. Indeks terdapat 25 kata dalam 11 mantra yaitu: engkau merusak alamku, aku

menawa, kemang sawan, asal kembong alek ketempat, turun bise naik tawa, tawa

Allah tawa Muhammad, menawa kembang entan, dageng bise dagengku tawa,

darah bise darahku tawa, tulang bise tulangku tawa, urat bise uratku tawa, kulit

bise kulitku tawa, tawa Allah tawa Muhammad, timpe sekam padi, aku nawa

kembang segah, turun bise naik tawa, tawa Allah tawa Muhammad, turun bise

naik tawa, menawa ise, jatuh ketanah makan babi, sepuluh darah menimbul,

turun bise naik tawa, turun bise naik tawa, turun dari gunung cahye, suaseku

tembageku.

3. Simbol terdapat 10 kata dalam 4 mantra yaitu: seratus sembilan puluh, bunting,

bengkak, luruh, bapak, ibu, jantan, betine, si raje puki, sembilan puluh sembilan.

Berdasarkan kesimpulan dari skripsi ini, peneliti memberikan saran- saran sebagai

berikut, Peneliti menyarankan kepada pembaca terutama putra daerah untuk

menindaklanjuti penelitian ini agar lebih sempurna serta mengembangkan

penelitian ini tidak hanya pada semiotik mantra pengobatan Desa Mentuda

Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga saja akan tetapi semua mantra yang terdapat

di Kabupaten Lingga.

Peneliti juga menyarankan kepada pihak dari Pemerintah Daerah Kabupaten

Lingga berupaya untuk menggali lebih jauh tentang keeradaan sastra khususnya

mantra dan memberikan dukungan kepada peneliti-peneliti lain yang melanjuti

penelitian ini agar hasil dari penelitian tidak hanya sebatas penelitian akan tetapi

dapat dipelajari para generasi penerus Kabupaten Lingga maupun orang dari luar.

Hal tersebut diharapkan agar keaslian mantra yang ada di Kabupaten Lingga dapat

dilestarikan serta dapat dijadikan salah satu aset budaya Kabupaten Lingga.

DAFTAR PUSTAKA

Arfat Lagosi. 2010. Makna Simbol dalam Mantra Bugis Dialek Wajo. Yogyakarta.

Melalui: afratlagosi.blogspot.com/2010_09_01_archive.html

Budi, Aminullah. 2013. Analisis Semiotik Mantra Pengobatan Desa Pekaka.

Tanjungpinang: (Belum diterbitkan).

Chaer, Abdul. 2010. Kajian Bahasa, Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran.

Jakarta:Rineka Cipta.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Gunanti. 2014. Analisis Makna dan Syirik dalam Mantra Pengobatan Desa Pangkalan

baru Kecamatan Siak Hulu. Pekan Baru. Melalui:

http://gun-nati.blogspot.co.id/2014/02/analisis-skripsi.html.

Heriyanto, 2013. Analisis gaya bahasa mantramasyarakat melayu piabung kecamatan

palmatak kabupaten kepulauan anambas. Tanjungpinang; Belum di terbitkan

Hoed, Benny. 2008. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya.

Kristantohadi, Didik. 2010. Pribahasa lengkap & Kesustraan Melayu Lama. Yogyakarta:

Tabora Media.

Khoyin, Muhammad. 2013. Filsafat Bahasa. Bandung: Pustaka Setia.

Kosasih, 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Parera, J.D. 2011. Teori Semantik.Jakarta:Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarinda. 2014. Kajian Semiotik terhadap mantra pengobatan pada masyarakat melayu

Desa Mayak Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang. Pontianak. Melalui:

jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5970.

Santosa, Puji. 1993. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa.

Sugiarto, Eko. 2015. Mengenal Sastra lama. Yogyakarta:Andi Penerbit

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono, 2009. Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Wulansari, Dewi. 2012. Hukum Adat Indonesia. Bandung: Refika Aditama.