bisikan gaib

Upload: annisa-azlika

Post on 02-Apr-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    1/24

    BISIKAN GAIB

    Laki-laki 25 tahun,dibawa ke IGD RSJ karena memukul ibunya dan memecahkan kaca

    jendela.Alasannya ada bisikan gaib didekat telinganya yang memerintahkannya melakukan tindakan

    tersebut.Sudah 2 pekan ini pasien mengalami insomnia dan menarik diri,kadang bicara sendiri yang

    bila ditegur marah(iritable).Pasien pernah mengalami gejala seperti ini setahun yang lalu,setelahdirawat di RSJ seminggu pasien dibolehkan pulang,tapi tak maw berobat jalan dan jadi

    pemalas.Pada npemeriksaan psikiatrik;kesadaran kompos mentis,kontak pesikik tidak wajar,sikap

    kurang kooperatif;afek tumpul tidak serasi;ungsi kognitif seperti atensi,konsentrasi,orientasi dan

    memori tidak terganggu;terdapat waham kejar dan halusinasi auditorik.Pada pemeriksaan

    penunjang ditemukan peninggian metabolit dopamin pada urin.Dokter menduga pasien menderita

    Gangguan skizofrenia sebagai gangguan psikotik yang disertai proses

    kemunduran(deteriorasi).Akhirnya dokter memberikan injeksi neuroleptika yang akan dilanjutkan

    dengan program psikoterapi,sosioterapi dan rehabilitasi.Dokter menanyakan apakah sebagai muslim

    pasien masih bisa melaksanakan ibadah mahdhoh.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    2/24

    PERTANYAAN

    1. Apakah penyakit ini merupakan tipe penyakit kambuhan?bila ya,apa penyebabnya!

    2. Hubungan penyakit ini dengan peningkatan dopamin dalam urine?

    3. Pada penyakit ini sistem otak mana yang terganggu?

    4. Tujuan pemberian injeksi neuroliptika pada penyakit ini?

    5. Apa maksud dari deteriorasi dalam gangguan skizofrenia?6. Apakah hukum beribadah pada pasien skizofrenia?

    JAWABAN

    1. Ya,bila ada faktor pencetus seperti stres,keadaan lingkungan dan psikilogi.

    2. Karena kadar dopamin dalam darah menurun sehingga fungsi dopamin sebagai

    neurotransmiter tidak berfungsi dengan baik.

    3. Sistem limbik.

    4. Meringankan gejala dan menenangkan pemderita.

    5. Perjalana penyakit semakin memberat.6. Tidak di wajibkan.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    3/24

    HIPOTESIS

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    4/24

    SASARAN BELAJAR

    I.1 Memahami dan Menjelaskan Sistem Limbik.

    I.2 Memahami dan Menjelaskan Peran Dopamine.

    I.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Psikotik.

    1.Definisi

    2.KlasifikasiI.4 Memahami dan Menjelaskan Skizofrenia

    1.Definisi

    2.Epidemiologi

    3.Etiologi

    4.Klasifikasi

    5.Patofisiologi

    6.Manifestasi Klinis

    7.Diagnosis

    8.Penatalaksanaan

    9.Komplikasi

    10.PrognosisI.5 Memahami dan Menjelaskan Hukum Beribadah Mahdhoh.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    5/24

    I.1 Memahami dan Menjelaskan Sistem Limbik.

    Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.limbik

    secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan

    neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama sistem

    limbik adalah hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama dengan

    yang dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.

    Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan kortes limbik.

    Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara homeostasis,

    rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

    Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim

    disebut sebagai otak emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai Alam Bawah Sadar atau

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    6/24

    ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku

    tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu

    manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran.

    Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan sangat

    penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya.Karena hubungan langsung sistem Limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi

    negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai

    gangguan seperti : gangguan jantung , hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat

    seseorang marah , maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darah dapat

    meninggi .

    Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa

    dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus

    tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang

    mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Permasalahan lain adalah padabeberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan

    tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti

    misalnya hipertensi.

    Hipothalamus

    Di sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistem limbik yang meliputi

    septum, area paraolfaktoria, epithalamus, nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan

    amigdala. Di sekeliling area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah

    cincin korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari area orbitofrontalis pada

    permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus sub kalosal, kemudian melewati

    ujung atas korpus kalosum ke bagian hemisferium serebri dalam girus singulata dan akhirnya

    berjalan ke belakang korpus kalosum dan ke bawah menuju permukaan ventro medial lobus

    temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap

    hemisferium serebri ada sebuah cincin terutama merupakan paleokorteks yang mengelilingi

    sekelompok struktur dalam yang menagtur perilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks limbik

    ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara

    neokorteks dan struktur limbik lain yang lebih rendah.

    Jalur komunikasi yang penting antara sistem limbik dan batang otak adalah berkas otak depan

    bagian medial (medial forebrain bundle) yang menyebar ke regio septal dan orbito frontal korteks

    serebri ke bawah melalui bagian tengah hipotalamus ke formasio retikularis batang otak. Berkas ini

    membuat serabut-serabut dalam dua arah, membentuk garis batang sistem komunikasi. Jalur

    komunikasi yang kedua adalah melalui jaras pendek yang melewati formasio retikularis batang

    otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lainnya yang berhubungan dengan area basal

    otak.

    Hipotalamus meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik mempunyai jaraskomunika dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya,

    hipotalamus dan struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    7/24

    arah:

    1) ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di are retikular mesenfalon, pons, dan

    medula dan dari area tersebut ke saraf perifer sistem saraf otonom.

    2) ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum khususnya

    bagia anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri.

    3) infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagain dari fungsi

    sekretorik pada sebagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis.

    Anatomi Sistem Kortikal

    Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yangmengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisionalyang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistemlimbik dan juga ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu. Korteks limbik berfungsisebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku.

    Korteks limbik ini dimulai dari :Otak area orbito frontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas kedalam girus subkalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kolosum ke bagianmedial hemisferum serebri dalam girus singulata, dan akhirnya berjalan di belakangkorpus kolosum dan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis kegirus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiaphemisferum serebri ada sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yangmengelilingi sekelompok struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku danemosi. Sebaliknya, cincin korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arahdan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik yang lebihrendah.Perangsangan pada berbagai regio korteks limbik akan meinggagalkan fungsi korteks

    limbik ini. Namun, seperi halnya regio-regio lain dari sitem limbik, pola perilakutersebut dapat juga dicetuskan dengan merangasang daerah spesifik dalam kortekslimbik. Demikian juga ablasi beberapa area korteks limbik dapat menimbulkan

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    8/24

    perubahan yang persisten pada perilaku hewan,misalnya hewan menjadi liar, maumenyelidiki segala objek, mempunyai dorongan seksual yang besar tehadap hewanyang tidak sesuai atau terhadap benda- benda mati.

    I.2 Memahami dan Menjelaskan Peran Dopamine.

    Dopamin adalah salah satu sel kimia dalam otak berbagai jenis hewan vertebrata dan invertebrata,

    sejenis neurotransmiter(zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain) danmerupakan perantara bagi biosintesis epinefrindannorepinefrin. Dopamin juga merupakan suatu

    hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utamanya sebagai hormon ialah menghambat

    pelepasanprolaktin dari kelenjarpituitari.

    Dopamin yang berlebihan dapat menyebabkanskizofreniadan bila kekurangan dapat menyebabkan

    penyakitparkinson.

    I.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Psikotik.

    1.Definisi

    Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan

    yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik yang dibahas

    pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

    2.Klasifikasi

    Gangguan Psikotik Akut

    Gambaran utama perilaku:

    Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

    Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

    Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

    Kebingungan atau disorientasi

    Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan

    berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa sertamarah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik

    Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

    Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara

    yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).

    Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok

    sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima

    pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neurotransmiter&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Epinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Epinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Norepinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Norepinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotalamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Prolaktinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pituitari&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofreniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Skizofreniahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parkinson&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Epinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Norepinefrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipotalamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Prolaktinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pituitari&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofreniahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parkinson&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neurotransmiter&action=edit&redlink=1
  • 7/27/2019 bisikan gaib

    9/24

    Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

    Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)* Keadaan emosional yang labil dan ekstrim

    (iritabel)

    penatalaksanaan

    Program pengobatan untuk psikotik akut :

    1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik : Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai

    3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehariDosis harus

    diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien

    mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi

    2. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan

    agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)

    3. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.

    Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,

    lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.

    Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine

    atau obat antiparkinson

    Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau

    pemberian beta-bloker

    Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral

    (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

    4. RujukanTindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi

    melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada : Kasus baru gangguanpsikotik Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan,

    hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk.

    Gangguan Psikotik kronik

    Gambaran perilakuUntuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan

    perilaku utama yang secara umum ada.

    Penarikan diri secara sosial

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    10/24

    Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

    Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

    Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang dilaporkankeluarga

    Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

    Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi

    Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara

    Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-

    kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal

    Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam

    tubuhnya

    Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran.

    Penatalaksanaan

    Program pengobatan untuk psikotik kronik :

    1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik : Haloperidol 2-5 mg; 1 3 kali sehari

    Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 3 kali sehariDosis harus serendah mungkin; hanya untuk

    menghilangkan gejala, walaupun beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebihtinggi.

    2. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode pertama

    penyakitnya dan lebih lama sesudah episode berikutnya.

    3. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan jika pasien gagal untuk

    minum obat oral.

    I.3 Memahami dan Menjelaskan Skizofrenia1.Definisi

    Berasal dari dua kata: skizoyang artinya retak atau pecah, danfreniayang artinya jiwa.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    11/24

    Penderita skizofrenia mengalami keretakan kepribadian(splitting of personality)

    Gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan cirri hilangnya perasaan afektif atau respons

    emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal

    Termasuk ke dalam Psikosa Fungsional.

    2.Epidemiologi

    3.Etiologi

    1. Model Diatesis-stres

    Merupakan integrasi faktor biologis, faktor psikososial, faktor lingkungan. Model ini mendalilkan

    bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatessis) yang jika dikenai oleh

    suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan skizofrenia.

    Komponen lingkungan mungkin biologikal (seperti infeksi) atau psikologis (missal kematian orang

    terdekat). Sedangkan dasar biologikal dari diatesis selanjutnya dapat terbentuk oleh pengaruh

    epigenetik seperti penyalahgunaan obat, stress psikososial , dan trauma.

    Kerentanan yang dimaksud disini haruslah jelas, sehingga dapat menerangkan mengapa orang

    tersebut dapat menjadi skizofren. Semakin besar kerentanan seseorang maka stressor kecilpun dapat

    menyebabkan menjadi skizofren. Semakin kecil kerentanan maka butuh stressor yang besar untuk

    membuatnya menjadi penderita skizofren. Sehingga secara teoritis seseorang tanpa diathese tidak

    akan berkembang menjadi skizofren, walau sebesar apapun stressornya.

    2. Faktor Neurobiologi

    Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien skizofrenia ditemukan adanya kerusakan pada bagian

    otak tertentu. Namun sampai kini belum diketahui bagaimana hubungan antara kerusakan pada

    bagian otak tertentu ddengan munculnya simptom skizofrenia.

    Terdapat beberapa area tertentu dalam otak yang berperan dalam membuat seseorang menjadi

    patologis, yaitu sitem limbik, korteks frontal, cerebellum dan ganglia basalis. Keempat area tersebut

    saling berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area mungkin melibatkan proses patologis primerpada area yang lain. Dua hal yang menjadi sasaran penelitian adalah waktu dimana kerusakan

    neuropatologis muncul pada otak, dan interaksi antara kerusakan tersebut dengan stressor

    lingkungan dan sosial.

    Hipotesa Dopamin

    Menurut hipotesa ini, skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan aktivitas neurotransmitter

    dopaminergik. Peningkatan ini mungkin merupakan akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine,

    terlalu banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang, atau hipersentivitas reseptor

    dopamine, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Munculnya hipotesa ini berdasarkan observasi

    bahwa :

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    12/24

    a. Ada korelasi antara efektivitas dan potensi suatu obat antipsikotik dengan kemampuannya

    bertindak sebagai antagonis reseptor dopamine D2.

    b. Obat yang meningkatkan aktivitas dopaminergik- seperti amphetamine-dapat menimbulkan

    gejala psikotik pada siapapun.

    3. Faktor Genetika

    Penelitian tentang genetik telah membuktikan faktor genetik/keturunan merupakan salah satu

    penyumbang bagi jatuhnya seseorang menjadi skizofren. Resiko seseorang menderita skizofren

    akan menjadi lebih tinggi jika terdapat anggota keluarga lainnya yang juga menderita skizofren,

    apalagi jika hubungan keluarga dekat. Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan keberadaan

    pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan pada munculnya skizofrenia, dan kembar satu telur

    memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami skizofrenia.

    4. Faktor Psikososial4.Klasifikasi

    5.Patofisiologi

    1. Peningkatan ukuran ventrikular, penurunan ukuran otak, dan asimetri otak telah dilaporkan.

    Penurunan ukuran hipokampus mungkin berhubungan dengan penurunan uji neuropsikologi dan

    respon yang lebih buruk terhadap antipsikotik generasi pertama (FGAs).

    2. Hipotesa dopaminergik ; Psikosis dapat berasal dari hiper- atau hipoaktivitas dari proses

    dopaminergik pada daerah otak tertentu.

    3. Disfungsi glutamatergik ; Saluran glutamatergic berinteraksi dengan saluran dopaminergik.

    Kekurangan aktivitas glutamatergic menghasilkan gejala-gejala mirip dengan hiperaktif

    dopaminergik dan mungkin yang terlihat pada skizofrenia.

    4. Abnormalitas Serotonin (5-HT) ; pasien skizofrenia dengan scan otak yang abnormal memiliki

    konsentrasi 5-HT darah yang lebih tinggi.

    5. Kelainan primer dapat terjadi dalam satu neurotransmitter dengan perubahan sekunder dalam

    neurotransmitter lainnya.

    6. Penelitian molekuler yang melibatkan perubahan halus dalam protein-G, metabolism protein, danproses subselular lainnya mungkin mengidentifikasi gangguan biologis dalam skizofrenia.

    PROSES PERJALANAN PENYAKIT ;

    Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur

    pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :

    1. Fase Prodomal

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    13/24

    Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun

    Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam

    pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.

    2. Fase Aktif

    Berlangsung kurang lebih 1 bulan

    Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir,

    gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi

    3. Fase Residual

    Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya

    berulang.

    6.Manifestasi Klinis

    7.Diagnosis

    Gejala klinis skizofrenia secara umum dan menyeluruh telah diuraikan di muka, dalam PPDGJ III

    skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang mempunyai spesifikasi masing-masing,

    yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut :

    1. Skizofrenia Paranoid

    Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia

    Sebagai tambahan :

    Halusinasi dan atau waham harus menonjol :

    (a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik

    tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.

    (b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh

    halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

    (c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),

    dipengaruhi (delusion of influence), atau Passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-

    kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

    Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak

    nyata / menonjol.

    Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi

    atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai

    akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang dapat membantu mereka

    melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan

    terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    14/24

    kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien

    skizofrenik.

    Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka

    juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat

    menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak

    terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.

    2. Skizofrenia Hebefrenik

    Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

    Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda

    (onset biasanya mulai 15-25 tahun).

    Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun

    tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama

    2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar

    bertahan :

    - Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada

    kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan

    hampa perasaan;

    - Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan

    (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh

    sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara

    bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated

    phrases);

    - Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

    Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol.

    Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary

    delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination)

    hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu

    perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi

    yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin

    mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

    Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.

    3. Skizofrenia Katatonik

    Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.

    Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    15/24

    (a) stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta

    aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):

    (b) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh

    stimuli eksternal)

    (c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi

    tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);

    (d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya

    untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);

    (e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan

    dirinya);

    (f) Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi

    yang dapat dibentuk dari luar); dan(g) Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap

    perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

    Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,

    diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya

    gejala-gejala lain.

    Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk

    skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol

    dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

    Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat

    untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin

    ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh

    dirinya sendiri.

    4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).

    Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu

    tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic

    menurut PPDGJ III yaitu:

    Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

    Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.

    Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

    5. Depresi Pasca-Skizofrenia

    Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

    (a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia)

    selama 12 bulan terakhir ini;

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    16/24

    (b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya);

    dan

    (c) Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode

    depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.

    Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila

    gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe

    skizofrenia yang sesuai.

    6. Skizofrenia Residual

    Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :

    (a) Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas

    menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau

    isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata,modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk;

    (b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria

    untuk diagnosis skizofenia;

    (c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala

    yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul

    sindrom negative dari skizofrenia;

    (d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau

    institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

    Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan

    skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi

    tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang

    tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika

    waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang

    kuat.

    7. Skizofrenia Simpleks

    Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

    pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :

    - gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham,

    atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan

    - disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai

    kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri

    secara sosial.

    Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    17/24

    Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis

    simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya

    sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan

    sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai

    menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan

    akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan

    menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

    8. Skizofrenia lainnya

    9. Skizofrenia YTT

    Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan

    DSM IV TR), antara lain :

    Bouffe delirante (psikosis delusional akut).Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang

    dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam DSM-

    IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kira-kira empat puluh persen diagnosis delirante

    berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.

    Skizofrenia laten.

    Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic

    skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis

    skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini

    tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia

    laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal.

    Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi

    tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia

    ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu.

    Oneiroid.

    Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat

    kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah skizofrenik

    oneiroid telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat didalam pengalaman

    halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid,

    klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau

    neurologist dari gejala tersebut.

    Parafrenia.

    Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia paranoid. Dalam pemakaian

    lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    18/24

    system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna

    dalam mengkomunikasikan informasi.

    Pseudoneurotik.

    Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi,

    dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut

    ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang

    kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan

    yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis

    pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah.

    Skizofrenia Tipe I.

    Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi

    longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan strukturotak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan.

    Skizofrenia tipe II.

    Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu

    pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan

    (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia, penarikan sosial, defek

    kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT dan

    respon buruk terhadap pengobatan.

    Diagnosis Banding

    Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat

    Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan medis psikiatrik dan

    dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau katatonia disebabkan oleh kondisi

    medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat, diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan

    psikotik akibat kondisi medis umum, atau gangguan katatonia akibat zat. Manifestasi psikiatrik dari

    banyak kondisi medis nonpsikiatrik dapat terjadi awal dalam perjalanan penyakit, seringkali

    sebelum perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan berbagai

    macam kondisi medis nonpsikiatrik dii dalam diagnosis banding psikosis, bahkan tanpa adanya

    gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan neurologist mempunyai lebih

    banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita akibat gejala psikiatriknya daripada pasien

    skizofrenik, suatu kenyataan yang dapat membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok

    tersebut.

    Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman umum tentang

    pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus cukup agresif dalam mengejar kondisimedis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya gejala yang tidak lazim atau jarang atau

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    19/24

    adanya variasi dalam tingkat kesadara. Kedua, klinisi harus berusaha untuk mendapatkan riwayat

    keluarga yang lemgkap, termasuk riwayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. Ketiga,

    klinisi harus mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada

    pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia mempunyai

    kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan gejala psikotik

    dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik.

    Berpura-pura dan Gangguan buatan

    Baik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosis yang sesuai pada

    pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak menderita skizofrenia. Orang telah

    menipu menderita skizofrenia dan dirawat dan diobati di rumah sakit psikiatrik. Orang yang secara

    lengkap mengendalikan produksi gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura

    (malingering); pasien tersebut biasanya memilki alasan financial dan hokum yang jelas untukdianggap gila. Pasien yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin

    memenuhi diagnosis suatu gangguan buatan (factitious disorder). Tetapi, beberapa pasien dengan

    skizofrenia seringkali secara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk mendapatkan

    bantuan lebih banyak atau untuk dapat dirawat di rumah sakit.

    Gangguan Psikotik Lain

    Gejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang terlihat pada gangguan

    skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan skizoafektif. Gangguan skizofreniform

    berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama (durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi

    kurang daripada enam bulan. Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat

    jika gejala berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak

    kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. Gangguan skizoafektif adalah diagnosis yang tepat jika

    sindroma manik atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala utama skizofrenia.

    Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh (nonbizzare) telah ada

    selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia lainnya atau suatu gangguan mood.

    Gangguan Mood

    Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting karena tersedianya

    pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi. Gejala afektif atau mood pada

    skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala primer. Tanpa adanya informasi selain dari

    pemeriksaan status mental, klinisi harus menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya

    gangguan mood, bukannya membuat diagnosis skizofrenia secara prematur.

    Gangguan Kepribadian

    Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirri skizofrenia; gangguan

    kepribadian skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian dengan gejala yang

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    20/24

    paling mirip. Gangguan kepribadian, tidak seperti skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan,

    suatu riwayat ditemukannya gangguan selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal

    yang dapat diidentifikasi.

    8.PenatalaksanaanI. Psikofarmaka

    Pemilihan obat Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek

    klinis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan utama pada efek sekunder ( efek samping:

    sedasi, otonomik, ekstrapiramidal). Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala

    psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis

    ekivalen. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis dalam dosis

    yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat, dapat diganti dengan obat antipsikosis

    lain (sebaiknya dan golongan yang tidak sama) dengan dosis ekivalennya. Apabila dalam

    riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek

    sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bilagejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat antipsikosis atipikal,

    Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah

    tipikal. Begitu juga pasien-pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah

    jenis atipikal. Obat antipsikotik yang beredar dipasaran dapat dikelompokkan menjadi dua

    bagian yaitu antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi ke dua (APG

    ll). APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal

    dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif tetapi pemakaian

    lama dapat memberikan efek samping berupa: gangguan ekstrapiramidal, tardive dyskinesia,

    peningkatan kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan berat

    badan dan memperberat gejala negatif maupun kognitif. Selain itu APG I menimbulkan efek

    samping antikolinergik seperti mulut kering pandangan kabur gangguaniniksi, defekasi dan

    hipotensi. APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang

    atau sama dengan 10 mg diantaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan

    pimozide. Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala

    dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya

    lebih dan 50 mg diantaranya adalah Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada

    penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. APG II sering

    disebut sebagai serotonin dopamin antagonis (SDA) atau antipsikotik atipikal. Bekerja

    melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang

    menyebabkan rendahnya efek samping extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi gejala

    negatif. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine, quetiapine danrispendon.

    Pengaturan Dosis

    Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

    o Onset efek primer (efek klinis) : 2-4ininggu

    Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam

    o Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr)

    o Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar) sehingga tidak

    mengganggu kualitas hidup penderita.

    o Obat antipsikosis long acting : fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau haloperidol

    decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2-4ininggu. Berguna untuk pasien yangtidak/sulitininum obat, dan untuk terapi pemeliharaan.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    21/24

    Cara / Lama pemberian Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan

    setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis efektif (sindrom psikosis reda), dievaluasi setiap

    2ininggu bila pertu dinaikkan sampai dosis optimal kemudian dipertahankan 8-12ininggu.

    (stabilisasi). Diturunkan setiap 2ininggu (dosis maintenance) lalu dipertahankan 6 bulan

    sampai 2 tahun ( diselingi drug holiday 1-2/hari/minggu) setelah itu tapering off (dosis

    diturunkan 2-4ininggu) lalu stop.

    Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multiepisode, terapi pemeliharaan palingsedikit 5 tahun (ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5 sampai 5 kali). Pada

    umumnya pemberian obat antipsikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai 1

    tahun setelah semua gejala psikosis reda sama sekali. Pada penghentian mendadak dapat

    timbul gejala cholinergic rebound gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing dan

    gemetar. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian anticholmnergic agent seperti injeksi

    sulfas atropin 0,25 mg IM, tablet trhexyphenidyl 3x2 mg/hari.

    II. Terapi Psikososial Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain :

    Psikoterapi individual

    o Terapi suportifo Sosial skill training

    o Terapi okupasi

    o Terapi kognitif dan perilaku (CBT)

    Psikoterapi kelompok

    Psikoterapi keluarga

    Manajemen kasus

    Assertive Community Treatment (ACT)

    9.Komplikasi

    10.Prognosis

    Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10 tahun setelah

    perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya kira-kira 10-20 % pasien

    dapat digambarkan memliki hasil yang baik.Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan memiliki

    hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode

    gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri. Walaupun angka-angka yang kurang bagus tersebut,

    skizofrenia memang tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor

    telah dihubungkan dengan prognosis yang baik.

    Rentang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10-60% dan perkiraan

    yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia mampu untuk menjalani

    kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus mengalami gejala yang

    sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna oleh gangguannya selama seluruh

    hidupnya.

    Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:

    1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.

    2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.

    3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    22/24

    4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.

    5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.

    6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.

    7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.

    8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.

    Prognosis Baik Prognosis Buruk

    Onset lambat

    Faktor pencetus yang jelas

    Onset akut

    Riwayat sosial, seksual dan

    pekerjaan premorbid yang baik

    Gejala gangguan mood

    (terutama gangguan depresif)

    Menikah

    Riwayat keluarga gangguanmood

    Sistem pendukung yang baik

    Gejala positif

    Onset muda

    Tidak ada factor pencetus

    Onset tidak jelas

    Riwayat social dan pekerjaan premorbid

    yang buruk

    Prilaku menarik diri atau autistic

    Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda

    Sistem pendukung yang buruk

    Gejala negatif Tanda dan gejala neurologist

    Riwayat trauma perinatal

    Tidak ada remisi dalam 3 tahun

    Banyak relaps

    Riwayat penyerangan

  • 7/27/2019 bisikan gaib

    23/24

    I.5 Memahami dan Menjelaskan Hukum Beribadah Mahdhoh.

    Definisi

    Ibadah mahdhah ialah ibadah dalam arti sempit yaitu aktivitas atau perbuatan yang sudah

    ditentukan syarat dan rukunnya. Maksudnya syarat itu hal-hal yang perlu dipenuhi sebelum suatukegiatan ibadah itu dilakukan. Sedangkan rukun itu hal-hal, cara, tahapan atau urutan yang harus

    dilakukan dalam melaksanakan ibadah itu.

    Contoh Ibadah Mahdhah :

    Shalat

    Puasa

    Haji

    a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran maupun

    al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika

    keberadaannya.

    b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul

    oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

    64Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah(QS. 4:

    64).

    7Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang,

    maka tinggalkanlah( QS. 59: 7).

    Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda: .. .

    Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

    Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek

    Rasul saw., maka dikategorikan Muhdatsatul umur perkara meng-ada-ada, yang populer

    disebut bidah: Sabda Nabi saw.:

    ..

    ..

    .Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw.adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka:

    .c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan

    ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi

    memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran,

    dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak,

    melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini,

    maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

    d. Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah

    kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah

    kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah,

    dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ibadahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Shalathttp://id.wikipedia.org/wiki/Puasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hajihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibadahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Shalathttp://id.wikipedia.org/wiki/Puasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Haji
  • 7/27/2019 bisikan gaib

    24/24

    Jenis ibadah yang termasukmahdhah, adalah :

    1. Wudhu,

    2. Tayammum

    3. Mandi hadats

    4. Adzan

    5. Iqamat

    6. Shalat7. Membaca al-Quran

    8. Itikaf

    9. Shiyam ( Puasa )

    10. Haji

    11. Umrah

    12. Tajhiz al- Janazah