thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t40414.docx · web viewperanan manajemen sdi adalah...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya
yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen Sumber Daya Manusia atau Manajemen Sumber Daya Insani
(MSDI) merupakan faktor penting dalam pelaksanaan organisasi. Berdasarkan
teori Balanced Scorecard (BSC), perspektif Learning and Growth
(pembelajaran dan pertumbuhan) disebut juga sebagai Sumber Daya Manusia
(SDM) atau Sumber Daya Insani (SDI), memegang peran utama dan penentu
dalam meraih 3 (tiga) perspektif BSC yang lain berupa Business Process
(proses bisnis), Customers (pelanggan) dan Finacial (keuangan).
Penggunaan istilah sumber daya manusia menjadi sumber daya insani
yang selanjutnya disingkat SDI merupakan pilihan yang telah ditetapkan oleh
Majelis KKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 51/KEP/I.5/H/2005,
tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Amal Usaha
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, sebagaimana tertuang dalam pasal 37 ayat (1)
yang berbunyi :
“Aliansi antara Amal Usaha untuk pengembangan sumber daya insani,
teknologi kedokteran, syatem informasi manajemen, system akuntansi
keuangan” (Muhammadiyah, 2005a)
1
2
Peranan Manajemen SDI adalah mengatur dan menetapkan
kepegawaian yang meliputi masalah-masalah; 1) menetapkan jumlah dan
kualitas, 2) Menetapkan penarikan atau penerimaan, seleksi dan
penempatan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan, 3)
Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan
pemberhentian, 4) Menentukan pemeliharaan komitmen karyawan dengan
evaluasi, monitoring, pendidikan dan pelatihan, mutasi vertikal dan horizoltal,
serta mengatur pensiun dengan aspek yang terkait. (Hasibuan, 2001)
Kunci utama manajemen sumber daya insani pada hakekatnya
dimulai ketika terjadi proses seleksi dan penerimaan karyawan baru, dimana
jumlah (kuantitas) dan kualitasnya harus dapat memenuhi kebutuhan. Kualitas
SDI yang meliputi Hard Competency (kemampuan teknis), Soft Competency
(kemampuan sikap kerja) dan Others Competency (kemampuan lain yang
terkait) ditentukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pada
organisasi tersebut, sehingga mutu pelayanan dapat dipertahankan dan sangat
mungkin dapat ditingkatkan dengan SDI yang kompeten.
Mengingat pentingnya pemenuhan kebutuhan SDI yang kompeten,
maka dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012, ketentuan mengenai
Sumber Daya Insani dibuat dalam bab tersendiri dengan penekanan pada Bab
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS). Hal ini dikarenakan Rumah sakit
membutuhkan cukup banyak SDI dengan berbagai ketrampilan, dan orang
yang kompeten untuk mencapai visi dan misi rumah sakit serta memenuhi
tuntutan kebutuhan kemanan dan keselamatan pasien. Pimpinan rumah sakit
3
bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan Direktur pelayanan.
Selain itu, untuk dapat memperoleh kualifikasi dan pendidikan staf
yang sesuai, maka sistem rekruitmen, evaluasi dan penugasan staf dapat di-
lakukan sebaik-baiknya melalui proses yang terkoordinasi, efisien dan ser-
agam. Juga penting untuk mendokumentasikan ketrampilan, pengetahuan,
pendidikan, dan pengalaman sebelumnya dari pelamar (seleksi) serta kreden-
sial calon karyawan. Terutama penting sekali untuk secara seksama
mereview/melakukan proses rekredensial dari staf medis dan perawat serta
tenaga kesehatan lainnya secara berkala, sebab mereka terlibat dalam proses
asuhan klinis dan bekerja langsung dengan pasien (Supriyantoro, Radjab N.,
Sutoto, Hermawan, & Atmodjo, 2011).
Manfaat utama dari proses penerimaan dan seleksi adalah untuk
mencapai tujuan akhir yang diinginkannya, yaitu mendapatkan orang yang
tepat untuk suatu jabatan. Kalimat tersebut terdengar mudah untuk
dilaksanakan, namun demikian perekrutan merupakan proses yang lama,
rumit, dan dapat menghadirkan banyak peluang untuk membuat keputusan
yang salah atau jelek, sama dengan peluang membuat keputusan yang baik
dan benar. Penelitian telah menunjukkan bahwa metode seleksi yang “terbaik”
memiliki suatu koefisien validitas prediktif 0,6 atau 6%. Metode ini memiliki
tingkat kemungkinan yang baik untuk memprediksi bahwa kinerja selanjutnya
dari masing-masing kandidat akan sesuai dengan kriteria, dan ini berarti
4
terdapat pula kemungkinan yang besar, bahwa karyawan yang diterima akan
tidak mencapai standar yang diinginkan, (Dale, 2007)
Rumah Sakit Muhammadiyah adalah Institusi pelayanan kesehatan
yang berada dibawah naungan organisasi masa keislaman dengan ciri tajdid,
amar ma’ruf nahi mungkar yang bertujuan untuk menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya (community of excellence), sebagaimana hal tersebut
dinyatakan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah. Oleh karenanya maka setiap RS Muhammadiyah adalah
sebagai sarana dakwah Islamiyah dalam segala aspek yang ada, mulai dari
rekrutmen dan seleksi karyawan, pelayanan kepada pasien, evaluasi dan
pembinaan, serta kegiatan yang lainnya (Muhammadiyah, 2005b).
Agama Islam sebagai ajaran yang menyeluruh (kaffah), yang mengatur
semua aspek kehidupan manusia telah memberikan pedoman, panduan, SPO
dan format kepada umatnya agar dapat melaksanakan semua ajaran yang ada
di dalamnya dengan mudah, murah dan berkah, sehingga kita sebagai umat
Islam secara individu, keluarga, organisasi, masyarakat dan negara dapat
merasakan kenikmatan agama Islam yang sebagai rahmat bagi alam semesta.
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Al-
lah, Agama semua Nabi-nabi, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia,
Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia, Agama yang mengatur hubun-
gan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama, Agama
yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam satu-satunya agama yang
5
diridhai Allah dan agama yang sempurna. Dengan beragama Islam maka se-
tiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah, fungsi/peran
dalam kehidupan berupa ibadah, dan menjalankan kekhalifahan, dan bertujuan
untuk meraih Ridha serta Karunia Allah SWT. Islam yang mulia dan utama itu
akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar-benar di-
imani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Is-
lam, umat Islam) secara total atau kaffah dan penuh ketundukan atau penyera-
han diri. Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh
itu maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama :
1. Kepribadian Muslim,
2. Kepribadian Mu'min,
3. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia,
4. Kepribadian Muttaqin. (Muhammadiyah, 2010)
Berdasarkan Kumpulan dan Referensi Pelajaran Hadits dinyatakan
bahwa dari Abu Ruqoyyah Tamiim bin Aus Ad-Daari rodhiyallohu’anhu, ses-
ungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Agama itu
adalah nasihat”. Kami (sahabat) bertanya: ”Untuk siapa?” Beliau bersabda:
”Untuk Alloh, kitab-Nya, rosul-Nya, pemimpin-pemimpin umat islam, dan un-
tuk seluruh muslimin.” (HR.Muslim), (Effendi, n.d.)
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) sebagai rumah sakit
yang berazaskan Islam dan sebagai rumah sakit terbesar di lingkungan
Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Timur, sudah barang tentu memiliki
6
kewajiban moral untuk dapat mengkombinasikan antara manajemen SDM
secara umum dan manajemen SDI yang berasaskan syariah dengan nilai-nilai
keislaman yang sangat mulia tersebut, sehingga penerapan MSDI dalam
bidang rekrutmen dan seleksi karyawan baru juga dilandasi dengan nilai-nilai
syariat Islam. Hasil kombinasi antara manajemen SDI secara umum dengan
nilai-nilai Islam berdasarkan faham Muhammadiyah tersebut dituangkan
dalam bentuk Pedoman Penerimaan Karyawan Baru di RS Muhammadiyah
Lamongan yang sudah diaplikasikan dalam setiap rekruitmen dan seleksi
karyawan baru sampai dengan saat ini. Pedoman Penerimaan Karyawan Baru
RSML juga dijadikan sebagai referensi, panduan dan bahkan diterapkan dalam
proses rekruitmen dan seleksi karyawan baru di beberapa RS Muhammadiyah/
’Aisyiyah di Jawa Timur. Pedoman tersebut perlu dievaluasi, karena tidak
menutup kemungkinan masih banyak terdapat beberapa kelemahan dan
kekurangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Merekrut – penerimaan dan seleksi – tenaga pada tingkat tertentu
bukanlah merupakan aktivitas yang murah dan mudah. Tak jarang perusahaan
harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan
rekrutmen dan seleksi calon karyawan yang cocok. Cara yang lebih jitu men-
jaring calon yang tepat adalah secara aktif mencari di dalam kalangan perusa-
haan dan bila perlu membajaknya dari perusahaan lain. Semua, tentu dengan
biaya yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga pada
tingkat tertentu tersebut. Atau yang sering terjadi juga dan sangat marak di In-
donesia adalah merekrut karyawan dengan “system KKN (Kolusi, Korupsi
7
dan Nepotisme)” dengan pertimbangan pertemanan, kenalan, atau karena suap
menyuap dan yang sangat “hebat” adalah karena faktor “kekeluargaan atau
kekerabatan”, anaknya, keponakannya, saudaranya, keluarga dekat dan lain
sebagainya. Cara seperti inilah yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islam
yang mulia, sebagaimana tata cara yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW.
Sebuah Hadist menyatakan : “Dari Abu Dzar ra. dari Nabi saw, beliau
bersabda : Tiga orang yang dicintai oleh Allah Maha Mulia dan Maha Besar,
yaitu : Seseorang yang mendatangi suatu kaum, ia minta kepada mereka
dengan nama Allah, dan ia tidak minta karena kekerabatan antara dia dan
mereka, namun mereka mencegahnya, lalu ada seseorang yang
mengiringinya; dia memberinya secara rahasia, yang hanya diketahui oleh
Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar dan orang yang diberinya. Dan
suatu kaum yang berjalan di malam hari sehingga ketika ia lebih senang tidur
dari pada apa yang sedang mereka jalankan, mereka singgah dan meletakkan
kepala mereka, lalu di antara mereka ada seorang yang bangun untuk
merendahkan diri kepada-Ku dan membaca ayat-ayatKu. Dan seseorang yang
berada di dalam pasukan, mereka bertemu musuh lalu mereka berbalik ke
belakang namun ia maju lagi sehingga ia terbunuh atau mendapat
kemenangan". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i). (Sunarto & Pakdenono,
2007)
Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan.
8
Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menang-
gung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka
kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Beliau juga bersabda : “Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi su-
atu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bi-
jaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan.
Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Na-
mun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia men-
jadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. Di-
jadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan
harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami). Dalam Hadits
yang lain Beliau bersabda : ”Kami tidak mengangkat orang yang beram-
bisi berkedudukan". (HR. Muslim), (Effendi, n.d.)
Dengan demikian, usaha yang kompleks dan tidak murah serta dilak-
sanakan secara islami ini belum juga menjamin kesesuaian antara calon
karyawan dengan jabatan yang bakal diisinya. Ketidakcocokan bisa karena
ternyata si calon itu tidak memenuhi sejumlah syarat kerja, atau malah si calon
itu sendiri yang — setelah ia tahu lebih banyak mengenai pekerjaannya —
merasa kurang pas dengan kedudukan barunya. Bila ini keadaannya, maka da-
pat diperkirakan bahwa cepat atau lambat si karyawan itu akan keluar dari
tempat kerja, atau tempat kerja sekarang hanya dijadikan sebagai “batu lon-
catan” sehingga keseharian dalam bekerja tidak sepenuh hati. Hal yang amat
9
merugikan perusahaan sekiranya karyawan tersebut sebenarnya termasuk
pekerja yang baik dan penuh potensi.
Kenyataan sebagaimana tersebut di atas masih banyak terjadi di
Persyarikatan Muhammadiyah, maupun di Amal Usaha Muhammadiyah dan
tidak terkecuali, mungkin juga terjadi RS Muhammadiyah Lamongan, dimana
selama 3 (tiga) tahun terakhir masih ditemukan ada karyawan yang keluar dari
RS Muhammadiyah Lamongan. Keluarnya karyawan tersebut dapat diartikan
sebagai suatu keadaan yang tidak nyaman dirasakan oleh karyawan atau
terjadi karena faktor lain diluar kemampuan manajemen RSML untuk dapat
memanaj hal tersebut. Selain itu perlu diketahui juga, apakah pedoman
penerimaan karyawan baru yang ada tersebut masih relevan dengan
perkembangan MSDI mutakhir? Mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang
perlu diungkap dalam rangka mengetahui apa yang melatarbelakangi
penelitian ini.
Berdasarkan standar ideal turn over yang ada dinyatakan sebagai
berikut :
1) Angka ideal turn over karyawan menurut (Supriyanto, 2009) di
Indonesia adalah kurang dari 10 persen (<10%).
2) Berdasarkan artikel yang penulis akses pada tanggal 08 Mei 2013
dengan tema The Ideal Turnover Rate berkisar antara 3,3% - 10%
(“Turnover (employment),” 2013).
3) Standar turn over di Amerika Utara sebagaimana yang
penulis akses di internet pada Small Business by Demand
10
Media, berkisar antara 25-30% (“Standard Employee
Turnover Rates,” n.d.)
Menurut Cawsay dan Wedley, 1987 serta Hartati, 1992 dalam
(Akhsanu R, 2012), dewasa ini turn over sangat diperhatikan oleh pakar
ekonomi dan sosial, karena ditinjau dari bebrapa sisi Rumh Sakit (perusahaan)
akan mengalami kerugian. Terlebih jika Turn over tersebut terjadi pada
manajer lini menengah, kerugian yang ditanggung perusahaan akan semakin
membengkak. Dampak nyata dari Turn over yang terjadi di suatu Rumah Sakit
dapat sangat merugikan, karena Rumah Sakit kehilangan tenaga yang telah
direkrut dengan biaya tertentu, kemungkinan karyawan tersebut telah dilatih
dengan mengeluarkan sejumlah biaya tertentu dan kehilangan tersebut harus
diganti dengan karyawan baru melalui proses rekrutmen yang baru dan dengan
biaya yang baru juga.
Dengan sistem rekrutmen dan seleksi yang ada di RS Muhammadiyah
Lamongan yang dianggap sangat ketat, disertai dengan penerapan prinsip-
prinsip Islami dalam rekrutmen dan seleksi, ternyata masih ditemukan
karyawan yang keluar dari RS Muhammadiyah Lamongan setiap tahunnya.
Berkenaan dengan uraian tersebut di atas, maka perlu dilakukan
penelitian yang mendalam untuk mengkaji dan mengevaluasi penerapan
sistem rekrutmen dan seleksi karyawan baru di RSML tersebut pada
penerimaan tahun 2009 untuk karyawan non tenaga dokter. Hasil penelitian
ini akan dilakukan komprasi dengan RS PKU Muhammadiyah Delanggu
Klaten Jawa Tengah. Perbandingan ini dilakukan dalam hal kelengkapan
11
Pedoman Penerimaan dan dokumen pelaksanaan penerimaan, juga
diperbandingkan dalam hal evaluasi hasil rekrutmen dan seleksi berkenaan
dengan Cost-Benefit Analysis (fokus pada biaya penerimaan), selection Rate,
dan Nilai Dasar Keberhasilan (fokus pada turn over).
Pemilihan RS PKU Delanggu sebagai perbandingan didasarkan pada
link informasi yang lebih mudah didapatkan dan lebih terbuka dan
karakteristik perkembangan Rumah Sakit yang sangat mirip dengan RSML.
Perbandingan ini tidak dimaksudkan untuk mencari mana yang lebih baik,
namun dimaksudkan untuk mengetahui diantara keduanya terhadap evaluasi
hasil rekrutmen dan seleksi.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengkaji kesesuaian antara pedoman penerimaan karyawan RS
Muhammadiyah Lamongan dengan teori rekrutmen dan seleksi secara
umum yang ada (literatur).
2. Mengkaji Cost-Benefit Analysis (analisa biaya-manfaat) pada penerimaan
karyawan baru pada tahun 2009 dengan menggunakan formulasi evaluasi
hasil rekrutmen dan seleksi dari (Simamora, 2006).
3. Mengkaji Selection Rate (nilai seleksi) dan Nilai Dasar Keberhasilan yang
difokuskan pada turn over karyawan, pada penerimaan karyawan baru
pada tahun 2009 dengan menggunakan formulasi evaluasi hasil rekrutmen
dan seleksi dari (Mathis & Jackson, 2006).
12
4. Mengkaji perbandingan penerapan pedoman rekrutmen dan seleksi
karyawan antara RS Muhammadiyah Lamongan dengan RS PKU
Muhammadiyah Delanggu.
5. Mengkaji perbandingan evaluasi hasil rekrutmen dan seleksi dalam hal
Cost-Benefit Analysis, Selection Rate, dan Nilai Dasar Keberhasilan
(fokus turn over) antara RS Muhammadiyah Lamongan dengan RS PKU
Muhammadiyah Delanggu.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memahami MSDI dalam bidang rekrutmen dan seleksi karyawan non
tenaga dokter yang ada di Muhammadiyah, terutama di RS
Muhammadiyah Lamongan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi kesesuaian antara pedoman penerimaan karyawan
RSML dengan teori rekrutmen dan seleksi secara umum (literatur).
b. Mengevaluasi hasil penerimaan pada tahun 2009 dalam hal cost-
benefit analysis, selection rate, dan nilai dasar keberhasilan yang
difokuskan pada turn over karyawan hasil penerapan sistem rekrutmen
dan seleksi karyawan baru di RSM Lamongan.
c. Membandingkan Pedoman Rekrutmen-Seleksi dan evaluasi hasil
rekrutmen dan seleksi dalam hal Cost-Benefit Analysis (fokus pada
biaya penerimaan), Selection Rate, dan Nilai Dasar Keberhasilan
13
(fokus turn over) antara RS Muhammadyah Lamongan dan RS PKU
Muhammadiyah Delanggu
d. Memberikan rekomendasi yang perlu disampaikan kepada manajemen
RSML terkait pedoman penerimaan karyawan baru yang telah
dimiliki.
D. Kegunaan Penelitian
1. Memperkaya kajian empirik tentang manajemen sumber daya insani yang
dilandasi oleh syariat Islam, terutama dalam bidang rekrutmen dan seleksi
karyawan baru.
2. Sebagai masukan bagi pihak pengelola RS Muhammadiyah Lamongan,
khususnya bagian Sumber Daya Insani (SDI) bahwa penerapan sistem
rekrutmen dan seleksi karyawan baru yang islami sangat menentukan
keberhasilan proses pengembangan SDI dimasa yang akan datang.
3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat pada
kajian yang sama dan dapat dikembangkan pada kajian unsur MSDI yang
lainnya.