menetapkan strategi produk
TRANSCRIPT
LAPORAN
MANAJEMEN PEMASARAN
“MENETAPKAN STRATEGI PRODUK”
Disusun oleh :
1. Alfian Khoiru M. F0311009
2. Anisa Kautsar Juniardi F0311016
3. Debbi Fatahu R A F0311036
4. Deni Eko Restu S F0311037
5. Lestari Handayani F0311066
6. Nur Chayati F0311088
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1
MENETAPKAN STRATEGI PRODUK
A. Karakteristik dan Klasifikasi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara-acara, orang, tempat, property, organisasi, dan gagasan.
1. Tingkat Produk: Hierarki Nilai Pelanggan
Dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara
mendalam lima tingkat produk. Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak
nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan (customer
value hierarchy). Tingakatan tersebut, antara lain:
a. Manfaat inti (core benefit)
Layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Seorang
tamu hotel membeli “ istirahat dan tidur “. Pembeli bor membeli “lubang”.
Pemasar harus memandang dirinya sebagai penyedia manfaat.
b. Produk dasar (basic product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. Dengan
demikian, kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis,
meja rias, dan lemari pakaian.
c. Produk yang diharapkan (expected product)
Pemasar menyiapkan produk yang diharapkan, yaitu beberapa atribut dan
kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
Tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk yang bersih, lampu
baca, dan kadar ketenangan tertentu.
d. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan
pelanggan. Diferensiasi muncul pada basis peningkatan produk. Peningkatan
produk juga mengarahkan pemasar untuk melihat pada sistem konsumsi total
pengguna: cara pengguna melakukan tugas-tugas untuk mendapatkan dan
menggunakan produk serta jasa-jasa terkait.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Setiap peningkatan menimbulkan biaya.
2) Manfaat yang ditingkatkan akan segera menjadi manfaat yang diharapkan.
2
3) Pada saat perusahaan manaikkan harga untuk produk yang telah mereka
tingkatkan, sebagian pesaing menawarkan jenis produk yang telah “sedikit
mengalami perubahan, berupa pengurangan kualitas” dengan harga yang
jauh lebih rendah.
e. Calon produk (potential product)
Terdapat calon produk, yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan
perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa
mendatang. Di sinilah perusahaan-perusahaan mencari berbagai cara baru untuk
memuaskan pelanggan dan membedakan tawarannya.
2. Klasifikasi Produk
Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya:
daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau industry). Setiap jenis produk
memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.
DAYA TAHAN DAN WUJUD
Menurut daya tahan dan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok:
a. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali penggunaan, seperti minuman dan sabun. Karena barang-barang ini
dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah
menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan
memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan
membangun preferensi.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan
berkali-kali, seperti televisi, kendaraan, dan pakaian. Produk tahan lama
biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai
marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.
c. Jasa (services)
Produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis.
Akibatnya, produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
3
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contoh: travel, salon,
dan konsultan.
KLASIFIKASI BARANG KONSUMEN
Barang dapat dibedakan menjadi barang mudah (convenience goods), barang toko
(shopping goods), barang khusus (specialty goods), dan barang yang tidak dicari
(unsought goods).
a. Barang sehari-hari (convenience goods)
Barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan
upaya yang sangat sedikit, seperti produk-produk tembakau, sabun, dan Koran.
Barang mudah dapat dibagi menjadi:
1) Kebutuhan pokok (staples)
Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur, seperti pasta gigi, dan
rokok.
2) Barang dadakan (impulse goods)
Dibeli tanpa perencanaan atau upaya pencarian, seperti coklat dan majalah.
3) Barang darurat (emergency goods)
Dibeli pada saat suatu kebutuhan mendesak, seperti jas hujan pada musim
hujan, dan kipas angin pada musim panas.
b. Barang toko (shopping goods)
Barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan keseuaian, kualitas,
harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya
perabotan, pakaian, dan kendaraan. Barang toko dapat dibagi menjadi:
1) Barang toko homogen (homogenous shopping goods)
Memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga
dapat menjadi alas an perbandingan dalam belanja.
2) Barang toko heterogen (heterogeous shopping goods)
Berbeda dari segi ciri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih
penting dari harganya. Penjual barang toko heterogen menyediakan
berbagai jenis produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan
harus memiliki wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberikan
informasi dan saran kepada pelanggan.
4
c. Barang khusus (specialty goods)
Mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup
banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya
mobil, kamera, dan setelan pria. Barang khusus tidak membutuhkan orang
melakukan perbandingan; konsumen akan datang langsung ke tempat produsen.
d. Barang yang tidak dicari (unsought goods)
Barang-barang yang tdak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak
terpikir untuk membelinya, seperti detector asap, batu nisan, dan ensiklopedia.
Barang yang tidak dicari ini memerlukan iklan dan dukungan penjual pribadi.
KLASIFIKASI BARANG INDUSTRI
1. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts)
Barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut
1) Bahan mentah
a) Produk pertanian
Produk pertanian dipasok banyak produsen, yang menyerahkannya
kepada perantara pemasaran, yang menyediakan jasa perakitan,
peningkatan mutu, penyimpanan, pengangkutan, dan penjualan. Sifatnya
yang mudah rusak dan musiman melahirkan praktik pemasaran khusus.
Contoh: gandum, kapas, ternak, buah dan sayuran.
b) Produk alam
Produk alam mempunyai pasokan yang terbatas. Produk-produk ini
biasanya mempunyai jumlah yang besar dan nilai unit yang rendah dan
harus dipindahkan dari produsen ke pemakai. Produsen besar yang
terbatas sering memasarkan langsung ke pemakai industry. Contoh:
ikan, kayu, minyak mentah, dan biji besi.
2) Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi, dibagi menjadi dua kategori:
a) Bahan baku komponen (component materials)
Biasanya diolah lebih lanjut. Sifat standar bahan baku komponen
biasanya berarti bahwa keandalan pemasok dan harga menjadi faktor
pembelian utama. Contoh: besi, benang, semen, dan kabel
b) Suku cadang komponen (component parts)
5
Masuk ke produk jadi tanpa perubahan bentuk lebih lanjut. Sebagian
besar bahan baku dan suku cadang yang telah diproduksi dijual
langsung kepada pemakai industri. Contoh: mesin kecil, ban, dan
cetakan
2. Barang modal (capital items)
Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan
produk jadi. Barang modal melipti dua kelompok:
1) Instalasi
Merupakan pembelian besar. Terdiri dari bangunan dan peralatan. Biasanya
instalasi langsung dibeli dari produsennya, dan lazimnya penjualan
didahului masa-masa negosiasi yang panjang. Produsen harus bersedia
merancang sesuai dengan spesifikasi dan memberikan layanan purna-jual.
Contoh: kantor, pabrik, generator, bor, computer, elevator
2) Peralatan
Meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dipindahkan dan
peralatan kantor. Jenis peralatan ini tidak menjadi bagian dari produk jadi.
Peralatan tersebut memiliki masa pakai yang lebih singka daripada instalasi,
tetapi lebih lama dibandingkan dengan perlengkapan operasi.
Contoh: truk pengangkut, computer pribadi, dan meja
3. Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service)
Barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau
pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis:
1) barang pemeliharaan dan perbaikan
contoh: cat, paku, dan sapu
2) perlengkapan operasioanal
contoh: pelumas, batu bara, kertas tulis, dan pensil
Perlengkapan adalah sesuatu yang ekuivalen dengan barang mudah
(convience goods); barang ini biasanya dibeli dengan upaya yang sangat sedikit
dengan melakukan pembelian ulang. Harga dan layanan merupakan
pertimbangan penting, karena perlengkapan telah distandardisasi dan preferensi
merek tidak tinggi.
6
Layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan perbaikan, dan layanan
konsultasi bisnis. Layanan pemeliharaan dan perbaikan biasanya diberikan
berdasarkan kontrak oleh produsen-produsen kecil atau disediakan oleh
produsen peralatan aslinya.
B. Diferensiasi
Agar dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan. Produk-produk fisik
bervariasi dalam potensi mereka untuk diferensiasi. Di sini penjual menghadapi banyak
sekali parameter rancangan, yang mencakup bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian mutu
dengan standar, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, dan gaya.
DIFERENSIASI PRODUK
1. BENTUK
Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk ukuran, model, atau
struktur fisik produk.
2. FITUR
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbeda-beda yang
melengkapi fungsi dasar produk. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan
menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan kemudian
menghitung nilai pelanggan debandingkan dengan biaya perusahaan untuk
masing-masing fitur potensial. Tiap-tiap perusahaan harus memutuskan apakah
akan menawarkan fitur khusus yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan
biaya yang lebih tinggi atau sedikit paket standar dengan biaya murah.
3. MUTU KINERJA
Sebagian besar produk dibangun menurut salah satu dari empat level kinerja:
rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu kinerja adalah level berlakunya
karakteristik dasar produk. Perusahaan tidak harus juga merancang mutu kinerja
sepanjang waktu. Terus menerus memperbaiki produk dapat menghasilkan
pendapatan dan pangsa pasar yang besar. Penurunan mutu dalam rangka
memangkas biaya sering membawa konsekuensi yang buruk.
4. MUTU KESESUAIAN
7
Tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap
spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian
yang rendah adalah bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.
5. DAYA TAHAN
Ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/
atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. Pembeli
biasanya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk dengan reputasi tinggi
karena tahan lama. Produk juga tidak boleh rentan terhadap keusangan teknologi.
6. KEANDALAN
Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk yang lebih
andal. Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan
rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
7. MUDAH DIPERBAIKI
Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki. Kemudahan diperbaiki adalah
ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk kertika produk itu rusak atau gagal.
Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika pemakai dapat mebetulkan sendiri
produk itu dengan biaya atau waktu yang relatif kecil.
8. GAYA
Mengambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi
pembeli. Gaya memiliki keunggulan karena menciptakan kehasan yang sulit ditiru.
Sisi negatifnya, gaya yang kuat tidak selalu kinerjanya tinggi.
RANCANGAN: KEKUATAN PEMADUAN
Rancangan adalah totalitas fitur yang memengaruhi penampilan dan fungsi produk
tertentu menurut yang disyaratkan oleh pelanggan. Rancangan sangat penting dalam
membuat dan memasarkan jasa eceran (retail service), pakaian, barang-barang
kemasan, dan peralatan tahan lama.perancangan harus memikirkan berapa besar yang
perlu diinvestasikan dalam bentuk, pengembagan fitur, kinerja, kesesuaian terhadap
spesifikasi, daya tahan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan gaya. Bagi pelanggan,
produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat
dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang.
8
DIFERENSIASI JASA
Jika produk fisik sulit dideferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering
terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai serta perbaikan
mutu produk fisik itu. Pembeda utama layanan adalah kemudahan pemesanan,
pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, serta
pemeliharaan dan perbaikan.
1. KEMUDAHAN PEMESANAN (ordering ease)
Mengacu pada seberapa mudah pelanggan dapat melakukan pemesanan ke
perusahaan. Banyak bank sekarang menyediakan perangkat lunak perbangkan di
rumah untuk membantu nasabah mendapatkan informasi dan bertransaksi dengan
bank secara lebih efisien, para konsumen sekarang bahkan mampu memesan dan
menerima bahan makanan tanpa pergi ke supermarket.
2. PENGIRIMAN (delivery)
Mengacu pada seberapa baik produk atau jasa deserahkan kepada pelanggan.
Penyerahan itu mecangkup kecepatan, ketepatan, dan perhatian selama proses
pengiriman.
3. PEMASANGAN (installation)
Mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk tertentu
beroperasi di lokasi yang direncanakan. Pembeli alat berat mengharapkan
pelayanan pemasangan yang baik. Diferensiasi pada titik itu di jaringan konsumsi
adalah sangat penting bagi perusahaan yang produk-produknya rumit. Kemudahan
pemasangan menjadi sangat penting, terutama bila pasar sasaran adalah orang baru
dalam teknologi.
4. PELATIHAN PELANGGAN (customer training)
Mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan untuk menggunakan peralatan
dari penjual secara tepat dan efisien. General Electric tidak hanya menjual dan
memasang peralatan sinar-X yang mahal dirumah sakit, tetapi juga memberikan
pelatihan pada pemakai peralatannya.
5. KONSULTASI PELANGGAN (customer consulting)
Konsultasi pelanggan mengacu pada pelayanan data, system informasi, dan saran
yang diberikan penjual kepada pembeli.
9
6. PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN (maintenance and repair)
Merupakan program pelayanan perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga
produk yang mereka beli senantiasa dalam kondisi kerja yang baik.
C. HUBUNGAN PRODUK DAN MEREK
1. Hierarki Produk
Hierarki produk terbagi menjadi tujuh tingkatan,yaitu :
a. Keluarga kebutuhan (need family),merupakan kebutuhan inti/dasar yang
membentuk product family. Contoh : rasa aman
b. Keluaraga produk (product family), semua kelas produk yang dapat memenuhi
kebutuhan inti dengan efektivitas yang memadai. Contoh : tabungan dan
penghasilan.
c. Kelas produk (product class),sekumpulan produk di dalam product family yang
dianggap memiliki ikatan fungsional tertentu. Contoh :instrument keuangan
d. Lini produk (product line),sekelompok produk dalam kelas produk yang saling
terkait erat kerena adanya kesamaan fungsi, dijual pada kelompok pelanggan
yang sama, dan dipasarkan melalui saluran yang sama, atau masuk ke dalam
rentang harga tertentu. Sebuah lini produk bisa terdiri dari beragam merek
ataupun merek tunggal. Contoh : asuransi jiwa.
e. Tipe Produk (product type ),item-item dalam lini produk yang memiliki bentuk
tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Contoh : asuransi
berjangka.
f. Merek(brand),adalah nama yang dapat diasosiasikan dengan satiu atau lebih
item dalam lini produk yang dibuat guna pengidentifikasian item
tersebut.Contoh :asuransi Bumi Putera
g. Barang (item),suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat
dibedakan berdasarkan ukuran, harga,penampilan, atau suatu cirri lain. Contoh :
asuransi jiwa berjangka panjang prudential yang dapat diperpanjang.
2. Bauran dan Sistem Produk
a. Definisi Sistem Produk
Sistem Produk biasa diartikan sebagai sekelompok barang yang berbeda tetapi
saling berhubungan yang berfungsi dengan cara yang saling melengkapi.
10
b. Bauran Produk
Bauran produk adalah sekumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli. Sebuah bauran produk biasanya terdiri dari
berbagai lini produk. Contoh di Universitas padjadjaran ada dekan akademi
terpisah antara fakultas yang satu dengan yang lainnya.
Suatu bauran produk bisa dikatakan memiliki 4 unsur,yakni :
1) Lebar(mengenai berapa banyak lini produk yang berbeda yang dimiliki
perusahaan)
2) Kedalaman (mengacu pada jumlah seluruh barang dalam bauran tersebut)
3) Keluasan (berapa banyak jenis yang ditawarjan masing-masing produk
dalam lini produk)
4) Konsistensi
Dengan mengetahui dimensi bauran produk dapat memungkinkan perusahaan
memperluas bisnisnya melalui empat cara,yaitu :
1. Perusahaan dapat menambah lini produk sehingga dapat memperlebar
bauran produknya.
2. Perusahaan dapat memperpanjang setiap lini produk.
3. Perusahaan dapat menambah lebih banyak jenis produk ke dalam setiap
produk dan memperdalam bauran produknya.
4. Mengejar konsistensi lini produk
3. Product Line Analysis (Analisis Lini Produk)
Analisis lini produk sangat dibutuhkan tertama oleh seorang manajer lini produk
dalam rangka mengetahui penjualan dan laba perusahaan sehingga dapat
mengambil keputusan dalam penentuan barang mana yang harus dikembangkan,
mana yang harus dipertahankan, mana yang diambil hasilnya atau mengenai barang
mana yang akan dilepaskan.
4 tipe penggolongan produk dengan dasar perbedaan margin kotor, dan bergantung
pada volume penjalan dan promosi :
a. Produk inti (core product)
b. Kebutuhan pokok (staples)
c. Kekhususan (Specialties)
11
d. Barang kemudahan (Covenience item)
4. Panjang Lini Produk (product line length )
Suatu perusahaan tentunya ingin mengembangkan bisnisnya baik dalam hal
peningkatan pangsa pasar ataupun mengenai profitabilitas. Perusahaan yang ingin
memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan pasar yang tinggi umumnya akan
memilih dan memiliki lini produk yang lebih panjang. Sedangkan perusahaan yang
menekankan pada profitabilitas yang tinggi akan memiliki lini produk yang lebih
pendek yang terdiri atas barang-barang yang dipilih dengan cermat.
Namun, pilihan mengenai memperpanjang lini produk lebih sering dilakukan
perusahaan dewasa ini. Mengenai meemperpanjang lini produk, ada dua cara yang
bisa dilakukan,yaitu perentangan lini (Line stretching) dan pengisisan lini (line
filling).
a. Perentangan Lini
Perentangaan lini terjadi jika perusahaan memperpanjang lini produknya
melampauia cakupannya sekarang.
1) Perentangan ke pasar bawah
Ada beberapa alas an perusahaan merupakan perentangan pasar ke
bawah,diantaranya :
a. Menemukan peluang pertumbuhan yang kuat apabila berada pada pasar
kelas bawah
b. Membatasi pesaing –pesaing dari keelas bawah
c. Adanya Stagnasi pada pasr menengah/atas(pasar dimana perusahaan
berada sekerang)
2) Perentangan ke pasar atas
Perentangan ke atas dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh
pertumbuhan yang lebih besar,margin laba yang lebih tinggi, atau sekedar
memosisikan diri sebagai produsen lini lengkap. Banyak pasar telah
mempelopori segmen kelas atas yang mengejutkan (Starbucks dalam kopi,
Haagen Dazs dalam es krim, Sony dll).
3) Perentangan dua arah
Perusahaan-perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin
memeutuskan merentangkan lininya ke kedua arah. Contohnya adalah
12
pengembangan lini dari PT. Sampoerna, Dji Sam Soe dalam segmen kelas
atas paling tinggi, Sampoerna Mild dalam segmen skala menengah atas, dan
Sampoerna Hijau dalam segmen skala menengah lebih rendah. Dengan
mendasarkan pengembangan merek-merek ini pada sasaran konsumen yang
jelas dengan kebutuhan-kebutuhan yang unik, Sampoerna sanggup untuk
memastikan tidak ada tumpang tindih antar-merek. PT KAI menyediakan
penawaran harga kedalam 3 jenis penawaran yakni kelas ekonomi, bisnis,
dan eksekutif.
b. Pengisisan Lini
Dalam memperpanjang lini produk perusahaan juga dapat melakukan apa yang
dinamakan dengan pengisian lini. Ada beberapa motif perusahaan melakukan
pengisian lini, diantaranya :
1) Memperoleh tambahan laba
2) Memuaskan penyalur yang mengeluhkan kehilangan penjualan karena tidak
memiliki jenis produk dalam lini tersebut
3) Memanfaatkan kapasitas yang berlebihan
4) Menjadi perusahaan terdepan dalam lini lengkap
5) Berusaha menutup lubang agar tidak diisi pesaing
c. Modernisasi, Penonjolan Jenis Produk, dan Pemangkasan
Lini produk perlu dimodernisasi. Peralatan mesin suatu perusahaan
mungkin memiliki penampilan tahun 1950 – an dan kalah dengan lini pesaing
yang gayanya lebih baru. Masalahnya adalah apakah arus memperbaharui lini
tersebut sedikit demi sedikit atau semuanya sekaligus. Pendekatan sedikit demi
sedikit memungkinkan perusahaan tersebut melihat bagaimana pelanggan dan
penyalur menyukai gaya baru tersebut.
Pendekatan ini juga tidak begitu menguras arus kas perusahaan tersebut,
tetapi hal itu akan memungkinkan para pesaing melihat perubahan dan mulai
melakukan desain ulang lini mereka.
Dalam pasar produk yang berubh cepat, modernisasi dilakukan terus-
menerus. Perusahaan- perusahaan merencanakan penyempurnaan untuk
mendorong perpindahan pelanggan ke jenis produk yang bernilai lebih tinggi
dan berharga lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan mikroprosesor seperti Intel
13
dan Motorola, dan perusahaan-perusahaan piranti lunak seperti Microsoft dan
Lotus, terus-menerus memperkenalkan versi produk mereka yang lebih maju.
Masalah utamanya adalah menentukan waktu yang tepat untuk
penyempurnaan tersebut agar hal itu tidak tampak terlalu dini (sehingga
mengganggu penjualan lini sekarang ) atau tidak terlalu lambat (setelah pesaing
membangun reputasi yang kuat untuk peralatan yang lebih maju).
Manajer lini produk tersebut biasanya memilih satu atau beberapa jenis
produk dalam lini itu untuk ditonjolkan. Sears akan mengumumkan mesin cuci
khusus dengan harga murah untuk menarik konsumen. Pada saat lain, manajer
akan menonjolkan jenis produk lapis atas untuk memberikan gengsi kepada lini
produk tersebut. Kadang – kadang perusahaan menemukan salah satu lapisan
lininya laku keras dan lapisan lainnya tidak laku.
Perusahaan tersebut mungkin akan mencoba menaikkan permintaan untuk
produk yang penjualannya lebih lambat, khususnya jika produk tersebut
dihasilkan pabrik yang menganggur karena kekurangan permintaan. Situasi ini
dihadapi Honeywell ketika komputer ukuran sedangnya tidak selaris komputer
besarnya ; tetapi dapat diperdebatkan bahwa perusahaan tersebut seharusnya
mempromosikan jenis produk yang laku keras daripada mencoba meningkatkan
jenis produk yang lemah.
Manajer – manajer lini produk secara berkala harus mempelajari lini untuk
melihat produk yang tidak menghasilkan lagi sehingga menekan laba. Unilever
baru – baru ini mengurangi portofolio mereknya dari 1.600 menjadi 970 dan
bahkan mungkin akan memangkas lebih jauh lagi, menjadi 400. jenis – jenis
produk yanglemah tersebut dapat dikenali melalui analisis penjualan dan biaya.
Suatu perusahaan kimia mengurangi lininya dari 217 menjadi 93 produk yang
memiliki potensi jangka panjang terbesar, dan memiliki volume penjualan
terbesar, memberikan sumbangan laba terbesar, dan memiliki potensi jangka
panjang terbesar.
Pemangkasan juga dilakukan apabila perusahaan tersebut mengalami
kekuarangan kapasitas produksi. Perusahaan – perusahaan biasanya
memperpendek lini produknya pada masa-masa permintaan tinggi dan
memperpanjang lininya pada masa-masa permintaan lambat.
14
5. Penetapan Harga Bauran Produk
Konsep penetapan harga bauran produk ada enam keadaan yang melibatkan
penetapan harga bauran produk:
a. Penetapan Harga Lini Produk
Perusahaan-perusahaan biasanya mengembangkan lini-lini produk, alih-alih
hanya satu produk dan memperkenalkan tahap-tahap harga. Dalam banyak jenis
perdagangan, penjual menggunakan titik-titik harga yang telah baku untuk
produk dalam lini-lininya.
b. Penetapan Harga Ciri Pilihan
Perusahaan-perusahaan sangat sulit menentukan harga suatu produk karena
adanya perbedaan jenis feature yang disediakan suatu produk. Sehingga
perusahaan sangat sulit dalam menentukan barang mana saja yang dijual
dengan harga standard dan dengan harga pilihan.
c. Penetapan Harga Produk Pelengkap
Beberapa produk memerlukan penggunaan produk tambahan atau produk
pelengkap. Sehingga penetapan harga produk pelengkap atau tambahan sangat
mempengaruhi penetapan harga produk utama.
d. Penetapan Harga Dua Bagian
Terdiri dari biaya tetap ditambah biaya penggunaan variable. Misalnya,
pengguna telepon membayar biaya minimum ditambah biaya tambahan untuk
panggilan ke daerah tertentu.
e. Penetapan Harga Produk Sampingan
Produksi barang-barang tertentu sering menghasilkan produk sampingan,
seperti daging, produk minyak, dll. Jika produk smpingan memiliki nilai bagi
sekelompok pelanggan, maka produk sampingan tersebut harus ditetapkan
harganya berdasarkan nilainya. Laba yang dihasilkan dari produk sampingan
akan mempermudah perusahaan mengenakan harga yang lebih rendah untuk
produk utama utamanya jika persaingan memaksa perusahaan melakukannya.
f. Penetapan Harga Penggabungan Produk
Perusahaan sering menggabungkan produk-produk dengan ciri khas barang
(feature). Studi-studi telah menunjukkan bahwa ketika kegiatan promosi
meningkat pada butir-butir individual dalam gabungan tersebut, pembeli merasa
15
kurang berhemat dan kurang tepat untuk membayar harga gabungan. Riset
menawarkan tiga pedoman strategi penggabungan.
1) Harga gabungan harus lebih rendah dibanding jumlah produk individual.
2) Susunlah promosi, satu sesudah yang lain, untuk menghindari konflik
promosi.
3) Harus bijaksana memberikan rabat untuk produk individual karena
konsumen menggunakan harga produk individual sebagai rujukan eksternal.
6. Penentuan Merek Bersama Dan Penentuan Merek Ramuan
Produk sering dikombinasikan dengan produk-produk perusahaan lain dengan
berbagai cara. Contoh; restoran cepat saji menggunakan lokasi yang sama untuk
mengoptimalkan ruang maupun laba (food court).
Keuntungan utama adalah produk bisa diposisikan secara meyakinkan
berdasarkan multi merek yang terlibat. Dapat menghasilkan penjualan lebih besar
dari pasar sasaran dan juga membuka peluang tambahan dengan konsumen dan
saluran baru. Dapat mengurangi biaya pengenalan produk dan juga sarana bernilai
untuk belajar tentang konsumen.
Kerugian potensial adalah adanya resiko dan kurang terkontrolnya
penggabungan dengan merek lain yang terjadi dalam pikiran konsumen.
Kondisi yang perlu unutk keberhasilan merek bersama adalah bahwa keduanya
merek yang secara terpisah telah memiliki ekuitas merek. Tuntutan paling penting
adalah bahwa ada kesesuaian logis antara kedua merek.
7. Merek Ramuan
Merek Ramuan adalah kasus khusus dari merek bersama. Yang menarik pada
merek ramuan adalah ”penentuan merek sendiri” di mana perusahaan
mengiklankan dan bahkan memberikan merek dagang pada unsur-unsur yang diberi
merek mereka sendiri. Kampanye merek Intel yang diarahkan kepada konsumen
telah meyakinkan banyak pembeli komputer pribadi untuk hanya membeli merek
komputer yang menggunakan ”Intel Inside”. Akibatnya, IBM, Dell, Compaq
membeli chip mereka dari Intel dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan
dengan membeli chip serupa dari pemasok yang tidak terkenal.
16
D. Pengemasan, Pelabelan, Penjaminan, dan Garansi
1. Pengemasan
Pengemasan atau Packaging adalah semua kegiatan merancang dan
memproduksi wadah untuk produk. Kemasan atau Package bisa mencakup 3 hal:
a. Kemasan primer
b. Kemasan sekunder
c. Kemasan tersier
Faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan meningkatnya penggunaan
kemasan sebagai alat pemasaran:
a. Swalayan: Makin banyak swalayan, maka semakin banyak produk yang dijual.
b. Kemakmuran konsumen: Semakin makmur konsumen, maka konsumen akan
semakin terdorong untuk membeli produk yang memiliki kenyamanan,
penampilan, keandalan, dan gengsi kemasan yang lebih baik walau dengan
harga yang lebih mahal.
c. Citra perusahaan dan merek : Kemasan berperan sebagai pengakuan langsung
terhadap perusahaan atau merek tersebut.
d. Peluang inovasi : Pengemasan yang baik dapat memberikan manfaat yag besar
bagi konsumen dan laba bagi produsen.
Pengambangan kemasan yang efektif membutuhkan keputusan. Dari perspektif
perusahaan maupun pelanggan, pengemasan haus mencapai sejumlah tujuan:
a. Dapat mengidentifikasi merek
b. Menyampaikan informasi yang deskriptif dan persuasif
c. Mempermudah proteksii dan transportasi produk
d. Membantu penyimpanan di rumah
e. Membantu konsumsi produk
2. Pelabelan
Label mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Label tersebut dapat mengidentifikasi produk atau merek: misalnya nama
Sunkist yang dicap pada jeruk.
b. Label tersebut dapat menunjukkan kelas produk: misalnya Sakatonik A, B, C.
c. Label tersebut dapat menjelaskan produk: siapa pembuatnya, dimana dibuat,
kapan dibuat, apa saja kandungannya, bagaimana digunakan dengan aman.
17
d. Label tersebut dapat mempromosikan produk melalui grafik-grafik yang
menarik: teknologi baru memungkinkan label membungkus ketat seluruh
wadah dengan tulisan yang terang dan mengakomodasikan lebih banyak
informasi produk dalam kemasan.
3. Jaminan dan Garansi
Jaminan merupakan pernyataan formal dari kinerja produk yang diharapkan
oleh pengusaha pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan ke pabrik atau pusat
servis yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau pengembalian
uang.
Garansi mengurangi risiko persepsi pembeli. Karena garansi dapat produk
tersebut bermutu tinggi dan bahwa perusahaan tersebut dan layanannya dapat
diandalkan. Dengan ini perusahaan dapat menawwarkan harga lebih tinggi
dibanding perusahaan lain yang tidak menawarkan garansi yang setara.
Garansi mempunyai fungsi yang efektif dalam dua situasi:
a. Apabila perusahaan atau produk tersebut tidak dikenal maka akan memberikan
keyakinan pada pembeli untuk membeli produk tersebut.
b. Apabila mutu produk tersebut lebih unggul daripada pesaing. Perusahaan
tersebut dapat memberikan garans kinerja yang lebih unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2006. Marketing Management twelfth edition. New
Jersey : Pearson Education, Inc.
18