restiagustina22.files.wordpress.com  · web viewp i = harga aset-aset penjualan api dengan segera....

27
MANAJEMEN RISIKO “RISIKO LIKUIDITAS” Resti Agustina 20110730062 1. Pengertian Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai likuiditas, salah satunya yakni “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam/debitur. Di bawah ini pengertian likuiditas menurut para ahli: Duane B Graddy: ”Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan” Oliver G Wood: ”Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman atau kebutuhan jangka panjang”.

Upload: duongdiep

Post on 22-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

MANAJEMEN RISIKO “RISIKO LIKUIDITAS”

Resti Agustina

20110730062

1. Pengertian

Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai

likuiditas, salah satunya yakni “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi

kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata

lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi

kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam/debitur.

Di bawah ini pengertian likuiditas menurut para ahli:

Duane B Graddy: ”Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana

oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan”

Oliver G Wood: ”Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan

penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau

musiman atau kebutuhan jangka panjang”.

Dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu bank atau suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

2. Instrumen Likuiditas Perbankan Syariah

Untuk mengatasi masalah likuiditas dalam dunia perbankan, baik itu bersifat

kelebihan likuiditas ataupun kekurangan likuiditas, maka banyak sekali cara yang bisa

digunakan. Ketika terjadi kelebihan likuiditas, pemerintah bisa mengatasinya dengan

cara menerbitkan surat berharga islami, baik itu seperti sukuk dan lainnya. Selain itu

juga, untuk mengatasi masalah likuiditas antar bank, maka BI dan Perhimpunan

Bank Umum Nasional (PERBENAS) bekerja sama membentuk pooling fund, yang

Page 2: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

berfungsi sebagai wadah untuk penyimpanan dana bagi bank yang kelebihan

likuiditas serta tempat untuk meminjam dana bagi bank yang mengalami kesulitan

likuiditas. 

Memiliki primary reserve

Dalam dunia perbankan, primary reserve terdiri dari:

a. Giro pada Bank Sentral

Selama ini Giro pada bank sentral dikenal dengan istilah Giro Wajib

Minimum (GWM), yakni merupakan kewajiban setiap bank untuk

menitipkan dananya di BI. Bagi Bank Umum Syariah yang memiliki rasio

pembiayaan dalam rupiah terhadap DPK kurang dari 80%, mendapat

tambahan GWM sebagai berikut:

o Yang memiliki DPK > Rp 1 triliun s/d Rp 10 triliun wajim

memelihara GWM tambahan dalam rupiah sebesar 1% dari DPK

dalam rupiah.

o Yang memiliki DPK > Rp 10 triliun s/d Rp 50 triliun wajib

memelihara GWM tambahan dalam rupiah sebesar 2% dari DPK

dalam rupiah.

o Yang memiliki DPK > Rp 50 triliun wajib memelihara GWM

tambahan dalam rupiah sebesar 3% dari DPK dalam rupiah. 

Sedangkan bagi yang memiliki rasio pembiayaan dalam rupiah

terhadap DPK sebesar 80% atau lebih; dan /atau yang memiliki DPK

dalam rupiah sampai dengan Rp 1 triliun tidak dikenakan tambahan

GWM.

Page 3: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

b. Kas pada Vault

Alat likuid ini berisi uang tunai yang dipelihara oleh bank untuk

memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari.

c. Giro pada Bank lain

Rekening giro pada bank lain bertujuan untuk melancarkan transaksi antar

bank (transfer, inkaso, transaks L/C, dan lain-lain)

Memiliki secondary reserve

Secondary Reserve merupakan cadangan yang berfungsi sebagai penyangga

Primary Reserve, ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dan tetap

current. Baik dalam kondisi normal apalagi kondisi krisis atau pasar sedang

ketat, kebutuhan likuiditas sulit untuk diantisipasi dan dipenuhi segera

terutama jika terjadi rush, sehubungan dengan hal tersbut Cadangan Sekunder

yang ditempatkan dalam bentuk surat-surat berharga (Marketable Securities)

dilakukan dalam rangka memaksimalisasi penempatan dana setiap saat dan

harus menghasilkan.

Adapun cadangan sekunder berupa surat-surat berharga bisa berupa:

- Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

Peraturan Bank Indonesia no 2/9/PBI/2000 mengatur tentang

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan

dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah. Adapun ketentuan SWBI

sebagai berikut:

o Jumlah dana yang dititipkan sekurang-kurangnya Rp

500.000.000,- dan selebihnya dengan kelipatan Rp 50.000.000,-.

Page 4: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Jangka waktu SWBI satu minggu, dua minggu, dan satu bulan

yang dinyatakan dalam jumlah hari. 

o Imbalan yang diterima pada saat jatuh tempo adalah berupa bonus.

Besarnya bonus akan dihitung dengan menggunakan acuan tingkat

indikasi imbalan PUAS, yaitu rata-rata tertimbang dari tingkat

indikasi imbalan sertifikat IMA yang terjadi di PUAS pada tanggal

penitipan. 

- Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah

surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,

sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata

uang rupiah ataupun mata uang asing.

Sedangkan Jenis-jenis sukuk yang banyak beredar di pasaran meliputi:

a. Sukuk Ijarah

b. Sukuk Musyarakah

c. Sukuk Mudharabah

d. Sukuk Isthisna’

3. LPS Sebagai Sarana Penunjang Likuiditas Perbankan

Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib

menjadi peserta Penjaminan LPS. LPS adalah badan hukum yang independent yang

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga

Penjamin Simpanan (UU LPS) yang ditetapkan tanggal 22 September 2004. Pendirian

dan operasional LPS dimulai sejak UU LPS berlaku efektif yakni tanggal 22

September 2005. LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan,

Page 5: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

deposito, giro, sertifikat deposito dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. LPS

juga menjamin simpanan di bank Syariah yang berbentuk giro wadiah, tabungan

wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

4. Mengukur Eksposur Likuiditas Bank

Dalam Mengukur Eksposur (objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada

kinerja perusahaan apabila resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi) Likuiditas

bank dapat dilakukan dengan melihat:

a. Sumber dan penggunaan likuiditas: dengan alat laporan likuiditas bersih yang

mencatat sumber dan penggunaan likuiditas, yang menyediakan ukuran posisi

likuiditas bersih. Ada 3 cara yang dapat ditempuh oleh bank untuk

mendapatkan dana likuid:

Menjual asset asset bertipe kasnya

Meminjam dana di pasar uang

Menggunakan kelebihan cadangan kas

b. Perbandingan rasio kelompok sebanding : Dengan membandingkan rasio-

rasio kunci tertentu dan sifat neraca. Rasio pinjaman dari deposito dan dana

yang dipinjam terhadap aset total berarti bahwa bank mengandalkan secara

berat pada pasar uang jangka pendek daripada deposito inti untuk pinjaman-

pinjaman dana.

c. Indeks likuiditas: Dikembangkan oleh Jim Pierce pada Fed, yang mengukur

kerugian potensial suatu FI dapat menderita dari mendadak atau suatu

penyelesaian menjual-api atas aset dibandingkan dengan jumlah yang akan

diterima pada pasar wajar di bawah kondisi pasar normal.

I = ∑[(Wi)(Pi/Pi*)].

Page 6: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Dimana:

Wi = persentase dari masing-masing aset

Pi = harga aset-aset penjualan api dengan segera

Pi* = harga pasar wajar atas aset.

d. Kesenjangan pembelanjaan dan kebutuhan pembelanjaan: ada tiga rumus:

Kesenjangan pembelanjaan = Pinjaman rata-rata – Deposito rata-rata.

Kesenjangan pembelanjaan = - Aset2 likuiditas + Dana yang dipinjam.

Kesenjangan pembelanjaan + Aset2 likuid = Kebutuhan pembelanjaan

(Dana yang dipinjam).

e. Perencanaan likuiditas: suatu komponen kunci dalam mengukur risiko

likuiditas dan biaya-biaya yang berhubungan. Ada 4 komponen perencanaan

likuiditas.

Gambaran atas pendalaman dan tanggung jawab manajerial.

Daftar mendalam atas para penyedia dana kebanyakan menyukai untuk

menarik seperti pola atas penarikan dana.

Identifikasi ukuran deposito potensial dan penarikan dana pada horizon

waktu yang bervariasi di masa mendatang seperti sumber pendanaan

pasar swasta alternatif untuk memenuhi run off.

Perencanaan tersebut membentuk batas-batas internal atas pemisahan

peminjaman perusahaan anak atau cabang seperti batas untuk premi

risiko yang dapat diterima untuk membayar masing-masing pasar.

5. Berikut ini adalah contoh peristiwa yang berkaitan dengan risiko likuiditas:

a) Krisis yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya

masalah kekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh

Page 7: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

beberapa bank, tetapi kemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara

sistemik, yang dialami perbankan dimulai sekitar pelaksanaan kebijakan

pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16 bank tanggal 1 November 1997.

Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak terjadinya gejolak moneter

bulan Juli 1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan sistim nilai tukar

yang mengambang secara bebas pada pertengahan Agustus 1997. Pembelian

mata uang dollar (USD) atau penjualan aset rupiah ramai dilakukan, dimulai

oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti oleh pemain pasar dalam

negeri dan pemilik dana dalam negeri. Strategi yang dilakukan pemerintah

dalam menghadapi perkembangan ini adalah dengan melakukan pengetatan

moneter, dengan menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan

pengeluaran rutin maupun pembangunan dari APBN), kebijakan moneter

(langkah BI menghentikan pembelian SBPU bank-bank dan peningkatan suku

bunga SBI sampai lebih dari dua kali lipat), dan tindakan adminsitratif

(instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan BUMN untuk mengalihkan

deposito mereka menjadi SBI).

Page 8: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

EVALUASI LIKUIDITAS PERBANKAN: STUDI KASUS PADA

PERBANKAN YANG LISTED.

Zaenal Abidin, Ph.D1)

Norkhalis Bestari, SE2)

ABSTRAK

Tujuan paper ini adalah untuk mengevaluasi likuiditas perbankan dan mengevaluasi apakah ada perbedaan likuidtas bank besar dan bank kecil. Sampel dalam paper ini adalah 20 bank yang listed untuk periode tahun 2008 dan tahun 2009. Alat analisa yang digunakan adalah Core Funding Ratio (CFR) yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh Bank Indonesia. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu rata-rata core funding ratio (CFR) dalam periode 2008-2009 dengan jangka waktu 1 bulan untuk bank besar dan bank kecil sumber dana relatif lebih stabil namun CFR dengan tenor yang lain untuk bank besar dan bank kecil, sumber dana relatif tidak stabil karena nilai CFR yang dibawah 50%.

KATA KUNCI : LIKUIDITAS, BANK, CFR

1)Dosen Tetap Perbanas Institute, Jakarta , [email protected]

2) Alumni Perbanas Institute, Jakarta

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang Masalah

Hasil penelitian Beck et.al. (2003) menunjukan bahwa sistim perbankan yang baik

akan menghasilkan sistim perekonomian yang baik pula. Hal ini tebukti bahwa pada saat

sistem perbankan nasional mengalami krisis pada pertengahan tahun1998 , perekonomian

Indonesia mengalami krisis pula.

Hasil penelitian sejenis pernah pula disampaikan oleh Miskhin dan Eakins (2006).

Hasil pengujian mereka membuktikan terdapat hubungan yang kuat antara sisitim perbankan

dengan perekonomian di suatu negara.

Page 9: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Berkaitan dengan hasil kajian diatas Abidin (2007) mengevaluasi sistim keuangan di

negara ASEAN. Hasil kajian menunjukan bahwa sistim keuangan di Indonesia cukup

tertinggal dibandingkan sesesama negara ASEAN. Kapitalisasi dana di pasar modal dan

perbankan per Gross Domestik Product (GDP) di Indonesia cukup rendah. Walaupun kredit

yang disalurkan masih rendah per GDP tetapi perbankan di Indonesia mempunyai pangsa

hampir 80 persen dari sistim keuangan yang ada.

Selanjutnya walaupun rasio dana dan kredit masih rendah per GDP tetapi kinerja

profitabilitas perbankan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan sesesama negara ASEAN.

Berdasarkan data dari IMF 2010, Return on Aset (ROA) Perbankan Indonesia sebesar 2.6%

di akhir tahun 2009. ROA tersebut lebih besar dari perbankan Malaysia, Thailand, dan

Philipinne yang hanya sebesar 1.2%, 1%, dan 1,2% pada tahun yg sama.

Berkaitan dengan ketentuan yang akan diterapkan Bank Indonesia mengenai Basel III

mulai tahun 2013 yang berarti akan sejalan yang akan diterapkan Asean Economic

Community (AEC) pada tahun 2015 nanti, Bank Indonesia menyampaikan bahwa rasio

kecukupan modal (CAR) perbankan nasional rata-rata 17,7 persen dan 90 persen dari CAR

tersebut berupa modal inti (Tier 1). Sehubungan dengan ketentuan Basel III tersebut,

permodalan perbankan Indonesia tidak akan mengalami permasalan untuk menghadapi

ketentuan Basel III dan menghadapi persaingan AEC yang dijadwalkan mulai tahun 2015.

Sebaliknya perbankan Indonesia perlu memperhatikan dalam manajemen likuiditas yang

belum diatur secara detail dalam ketentuan di Basel II.

Di dalam ketentuan Basel III, evaluasi manajemen likuiditas menggunakan dua

pendekatan yaitu liquidity coverage ratio (LCR) dan Net stable funding ratio (NSFR) (Bank

Indonesia, 2010). Pendekatan pertama digunakan untuk mengevaluasi ketahanan bank dalam

memenuhi likuiditas jangka pendek di bawah 30 hari. Sedangkan pendekatan kedua untuk

menggunakan sumber pendanaan yang stabil dan yang lebih bersifat jangka panjang.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia tersebut, dengan metode Core Funding Ratio

(CFR) mayoritas 14 bank besar mempunyai likuiditas yang bagus. Selain indikator tersebut

Bank Indonesia sedang mengembangkan pula metode Net stable funding ratio (NSFR) .

Adapun tujuan umum paper ini adalah untuk menganalisa ketahanan likuiditas dari

20 bank yang sudah listed dan dibagi menjadi bank besar dan bank kecil dengan metode

yang pernah dikembangkan oleh Bank Indonesia yaitu, Core Funding Ratio (CFR) untuk

periode tahun 2008 dan tahun 2009.

II.Tinjauan Literatur dan Hasil Penelitian Sebelumnya

Page 10: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Pengertian Resiko Likuiditas

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (PBI) no 11/25/2009, pengertian resiko

likuiditas adalah resiko bank akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang

telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa menggangu aktivas

bank sehari hari. Dari pengertian tersebut berarti bank harus mampu menyediakan dana

cadangan bilamana ada penarikan dana nasabah yang bersifat mendadak dan aktiva yang

diivestasikan bank juga cukup likuid bilamana harus mencairkan untuk menutupi kebutuhan

dana.

Jenis Resiko Likuiditas

Berdasarkan buku pedoman manjemen resiko, Badan Sertifikasi Manajemen Resiko

(2008) ada dua macam risiko likuiditas yang berbeda, yaitu likuiditas endogen ( endogenous

liquidity ) dan likuiditas eksogen (exogenous liquidity ). Likuiditas endogen adalah likuiditas

yang melekat atau inheren pada aset itu sendiri sedangkan Likuiditas eksogen yang sering

disebut juga sebagai funding liquidity.

Likuiditas endogen berhubungan dengan kemampuan bank untuk menjual aset di

pasar yang likuid secara cepat dan pada bid / offer spread yang kecil dan tidak terlalu

dipengaruhi oleh besarnya transaksi. Sedangkan likuiditas eksogen merupakan likuiditas yang

diciptakan melalui struktur kewajiban bank, bank dapat melihat mismatch pendanaan tersebut

dengan menggunakan liquidty ladder. Paper ini menggunakan pendekatan likuiditas eksogen

untuk mengevaluasi bank yang terdapat dalam sampel.

Hasil Penelitian Sebelumnya

Naimy (2009) melakukan kajian pada negara Gulf Cooperation Council (GCC) dia

menyimpulkan bahwa sekumpulan bank di negara tersebut mengalami kesulitan likuiditas

diantaranya karena terdapat suku bunga rill yang mengalami negatif, hal ini dikarenakan

inflasi yang meningkat akibat krisis global.

Hasil penelitian Holmstrom dan Tirole (2000) menyampaikan bahwa faktor harga

atau suku bunga dalam industri bank merupakan sumber utama krisis likuidtas pada bank.

Hendaknya penentuan suku bunga dana dan suku bunga kredit memperhitungkan jangka

waktu kedepan. Bank besar cenderung memperhatikan hal tersebut dikarenakan resiko

likuiditas akan mengakibatkan resiko reputasi.

Page 11: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Hasil riset Dinger (2009) di Central and Eastern Europe meyimpulkan bahwa

semakin besar porsi bank asing akan semakin baik likuiditas perbankan di suatu negara

karena membuat money market terintegrasi. Selanjutnya dia juga menyimpulkan bahwa bank

asing pada kondisi normal mempunyai cadangan likuiditas yang rendah daripada bank

domestik sebaliknya pada kondisi bergejolak bank asing harus mencadangkan likuiditas lebih

banyak.

Hasil kajian yang cukup menarik disampaikan oleh Wagner (2007) , dia

menyimpulkan bahwa terlalu besar dana cadangan likuiditas akan memperbesar resiko bank

untuk menjadi bangkrut karena semakin besar likuiditas akan mengurangi laba perbankan.

Dia juga mengkritik regulator dalam memperbesar permodalan bila hanya untuk

memperbesar likuiditas karena membuat modal bank menjadi kurang tepat guna.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia (2010) dalam kajian stabilitas keuangan bulan

Maret 2010, indikator ketahanan likuiditas dengan menggunakan core funding ratio (CFR) 14

bank besar mempunyai dana relatif stabil karena mempunyai rasio dana mengendap lebih dari

satu tahun dengan pangsa lebih 50% dari total sumber dana bank. Selanjutnya dengan

menggunakan metode Net stable funding ratio (NSFR) ke14 bank terbesar tadi juga

mempunyai likuiditas yang bagus.

III. Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi bank akhir tahun 2010 adalah 121 bank tetapi sampel dalam penelitian ini

adalah bank-bank yang ada di Indonesia periode 2008 sampai dengan 2009 yang hanya

berjumlah 20 bank . Sampel dipilih dengan metode purposive sampling karena ketersedian

data. Selanjutnya bank-bank tersebut diklasifikasikan menjadi bank besar dan bank kecil

berdasarkan besarnya aset yang dimiliki oleh bank-bank tersebut periode akhir tahun 2008-

2009.

Pada hakekatnya belum ada indikator besar kecilnya suatu bank tetapi untuk

mempermudah analisa kami menjadikan dua jenis bank yaitu 10 bank besar dan 10 bank

kecil.Adapun sampel dalam paper ini sebagai berikut

Page 12: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Tabel 1

Sampel Bank menurut jumlah aset yang dimiliki

No. Bank Besar No. Bank Kecil

1 Bank Mandiri 11 OCBC NISP

2 Bank BRI 12 Bank BTPN

3 Bank BCA 13 Bank Artha Graha

4 Bank CIMB NIAGA 14 Bank Mutiara

5 Bank PANIN 15 Bank Victoria Internasional

6 Bank BTN 16 Bank ICB Bumi Putera

7 Bank BII 17 Bank Capital

8 Bank Permata 18 Bank Agro Niaga

9 Bank Mega 19 Bank Himpunan Saudara

10 Bank Bukopin 20 Bank Kesawan

Sumber : Data diolah dari data perbankan

Hipotesis Penelitian

Krisis keuangan global 2008 yang dimulai dari Amerika telah menimbulkan tekanan

yang kuat terhadap persoalan likuiditas perbankan. Jika sebelum krisis, tekanan terhadap

likuiditas terutama disebabkan terjadinya mismatch jangka waktu antara sisi sumber dana

terutama dana deposito dengan sisi penggunaan dana bank, sehingga strategi pengelolaan

risiko likuiditas cenderung fokus pada pemeliharaan likuiditas dalam rangka mengantisipasi

terjadinya mismatch tersebut. Krisis keuangan global memberikan pelajaran berharga bahwa

likuiditas bank bisa hilang dengan segera karena jatuhnya nilai aset keuangan. Oleh karena

itu, di dunia internasional dewasa ini termasuk di Indonesia sedang dikembangkan beberapa

indikator ketahanan likuiditas agar tidak hanya fokus terhadap mismatch tenor, namun juga

terhadap eksposur aset-aset keuangan yang ada pada bank. Disamping itu, berdasarkan studi

Page 13: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Holmstrom dan Tirole (2000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan likuiditas antara bank

besar dan bank kecil.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1: Terdapat perbedaan Ketahanan likuiditas antara bank besar dan bank kecil

Metode Analisis

Core Funding Ratio (CFR)

Metode analisis yang diaplikasikan dalam paper ini mengacu pada perhitungan yang

dilakukan oleh Bank Indonesia (2010), yaitu indikator Core Funding Ratio (CFR). Indikator

ini menilai ketahanan likuiditas bank berdasarkan pangsa dari sumber dana bank yang

merupakan core funding yang mencakup simpanan individual dan institusi berdasarkan tenor

terhadap total pendanaan bank termasuk komitmen pinjaman antar bank. Formula yang

digunakan untuk perhitungan CFR sebagai berikut

CFR =

CFR dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan total deposito untuk tenor 1 bulan (CFR1),

tenor 3 bulan (CFR3), tenor 6 bulan (CFR6), dan tenor 12 bulan (CFR12).

Uji-Beda Independent Sample T-Test.

Metode yang digunakan untuk menguji perbedaan ketahanan likuiditas anatara bank besar

dan bank kecil menggunakan uji-beda independent sample T-Test. Uji-beda independent

sample T-Test adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2

populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam

populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau

tidak berhubungan dengan populasi yang lain.

Total deposito berjangka institusi dengan kelompok tenor tertentu + Total simpanan individu

Total Sumber Dana + 50% komitmen pinjaman antar bank

Page 14: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

IV. Pembahasan

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui mean, untuk masing-masing komponen sebagai

berikut:

Tabel 2

Rata-rata Nilai CFR

KELOMPOK BANK N Mean

1 bln BANK BESAR 2008-2009 20 0,57075

BANK KECIL 2008-2009 20 0,57570

3 bln BANK BESAR 2008-2009 20 0,12825

BANK KECIL 2008-2009 20 0,19730

6 bln BANK BESAR 2008-2009 20 0,04820

BANK KECIL 2008-2009 20 0,05685

12 bln BANK BESAR 2008-2009 20 0,05080

BANK KECIL 2008-2009 20 0,09680

Sumber : Hasil penelitian 2008-2009 (data diolah)

1. Core Funding Ratio (CFR) 1 bulan tahun 2008-2009

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa periode 2008-2009 besarnya rata-

rata (mean) komponen CFR tenor 1 bulan pada bank besar sebesar 0,57075 dan bank

kecil sebesar 0,57570, yang berarti dari sisi rata-rata dari kelompok bank besar dan bank

kecil memiliki sumber dana yang relatif stabil dikarenakan melebihi 50%. Hal ini searah

dengan penelitian oleh Bank Indonesia (2010) dalam kajian likuditas yang menuliskan

bahwa nilai rata-rata CFR tenor 1 bulan 14 bank besar memiliki sumber dana relatif

stabil.

2. Core Funding Ratio (CFR) 3 bulan tahun 2008-2009

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa periode 2008-2009 besarnya rata-

rata (mean) komponen CFR tenor 3 bulan pada bank besar sebesar 0,12825 dan bank

Page 15: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

kecil sebesar 0,19730, yang berarti dari sisi rata-rata dari kelompok besar dan kelompok

kecil belum memiliki sumber dana yang relatif stabil dikarenakan kurang dari 50%. Hal

ini tidak searah dengan penelitian oleh Bank Indonesia (2010) dalam kajian likuditas

yang menuliskan bahwa nilai rata-rata CFR tenor 3 bulan 14 bank besar memiliki sumber

dana relatif stabil.

3. Core Funding Ratio (CFR) 6 bulan tahun 2008-2009

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa periode 2008-2009 besarnya rata-

rata (mean) komponen CFR tenor 6 bulan pada bank besar sebesar 0,04820 dan bank

kecil sebesar 0,05685, yang berarti dari sisi rata-rata dari kelompok besar dan kelompok

kecil belum memiliki sumber dana yang relatif stabil dikarenakan kurang dari 50%. Hal

ini tidak searah dengan penelitian oleh Bank Indonesia (2010) dalam kajian likuditas

yang menuliskan bahwa nilai rata-rata CFR tenor 6 bulan 14 bank besar memiliki sumber

dana relatif stabil.

4. Core Funding Ratio (CFR) 12 bulan tahun 2008-2009

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa periode 2008-2009 besarnya rata-

rata (mean) komponen CFR tenor 12 bulan pada bank besar sebesar 0,05080 dan bank

kecil sebesar 0,09680, yang berarti dari sisi rata-rata dari kelompok besar dan kelompok

kecil belum memiliki sumber dana yang relatif stabil dikarenakan kurang dari 50%. Hal

ini tidak searah dengan penelitian oleh Bank Indonesia (2010) dalam kajian likuditas

yang menuliskan bahwa nilai rata-rata CFR tenor 12 bulan 14 bank besar memiliki

sumber dana relatif stabil.

Pengujian Hipotesis (Independent Sample T-Test)

Berdasarkan hasil uji statistik Independent samples test sebagai berikut

Tabel : 3

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

Page 16: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

1 bln Equal variances assumed 2.188 .147 -.088 38 .930

Equal variances not assumed -.088 33.672 .930

3 bln Equal variances assumed 3.299 .077 -1.610 38 .116

Equal variances not assumed -1.610 23.761 .121

6 bln Equal variances assumed 1.831 .184 -.680 38 .501

Equal variances not assumed -.680 34.934 .501

12 bln Equal variances assumed 6.504 .015 -2.000 38 .053

Equal variances not assumed -2.000 28.539 .055

Sumber : datadiolah dari hasil SPSS

Dari tabel 3 nampak bahwa untuk periode 1 bulan , hasil levene’s test didapat p-value

= 0.147 yang lebih besar dari α = 0.05% maka penulis menggunakan Equal Variance

Assumed (diasumsi kedua varians sama atau menggunakan pooled variance t test). Mengingat

p-value 0.93lebih besar dari α = 0.05 maka likuiditas bank besar maupun bank kecil tidak

berbeda signifikan. Hasil ini menunjukan tidak konsisten dengan temuan Holmstrom dan

Tirole (2000) bahwa bank besar lebih baik tingkat likuiditasnya.

Sedangkan untuk periode 3 dan 6 bulan dengan menggunakan Equal Variance

Assumed juga dengan hasil yang sama bahwa tidak ada perbedaan yang signifikant antara

bank besar dan bank kecil. Hal ini tidak konsisten dengan kajian Holmstrom dan Tirole

(2000) bahwa bank besar lebih baik tingkat likuiditasnya. Perbedaan hasil yang berbeda

kemungkinan karena perbedaan karateristiknya antara negara maju dan negara berekembang.

Untuk periode 12 bulan penulis menggunakan Equal Variance not Assumed untuk menilai

apakah ada perbedaan tidaknya, dari tabel 3 nampak bahwa tidak terdapat perbedaan

signifikant pada level α = 0.05 tetapi mempunyai signifikant kalau menggunakan standar α =

0.10 karena p – valuenya 0.055.

V. Implikasi

Page 17: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Tujuan paper ini adalah mengevaluasi likuiditas perbankan yg listed dan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan likuidtas bank besar dan bank kecil. Dari hasil analisis

data dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu rata-rata

core funding ratio (CFR) dalam periode 2008-2009 dengan tenor 1 bulan untuk bank besar

dan bank kecil sumber dana relatif lebih stabil namun CFR dengan tenor yang lain untuk

bank besar dan bank kecil, sumber dana relatif tidak stabil karena nilai CFR yang dibawah

50%.

Hasil uji dengan menggunakan uji beda sampel berbeda / independent t test,

menunjukkan bahwa nilai rasio ketahanan likuiditas menggunakan core funding ratio (CFR)

untuk bank besar dan bank kecil periode 2008-2009 untuk semua jangka waktu berbeda

namun tidak signifikan.

Penulis merekomendasikan kajian likuiditas perbankan berikutnya dengan

menggunakan metode Net stable funding ratio (NSFR) sebagai bahan perbandingan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal . (2007, Mei 15). Pertarungan antara sistim keuangan dan efisiensi. Koran Bisnis Indonesia.

Badan Sertifikasi Manajemen Resiko (2008). Workbook tingkat 2.

Bank Indonesia (2009). Peraturan Bank Indonesia No 11/25/2009 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum.

Bank Indonesia (2010). Kajian Stabilitas Keuangan Maret 2010.

Beck, T., A.D. Kunt & R. Levine. (2003). Bank Concentration and Crisis. World Bank Police Research Working Paper, 3041.

Dinger, V. (2009). Do foreign-owned banks affect banking system liquidity risk?. Journal of Comparative Economics 37 (4) (2009) 647–657. University of Bonn, Lennestr. 37, 53113 Bonn, Germany.

Holmstrom B. And Tirole J. (2000), Liquidity and Risk Mangement. Journal of money, credit and Banking.

Miskhin, F. And Eakins, S. ( 2006). Financial Markets & Institutions 5th. Pearson International

Page 18: restiagustina22.files.wordpress.com  · Web viewP i = harga aset-aset penjualan api dengan segera. P i *= harga pasar wajar atas aset. ... -1.610. 38.116. Equal variances not assumed-1.610

Naimy, Viviane (2009). Liquidty Planning between theory and practice: An overall Examination of the GCC Banks during the crisis du jour. Journal of Business and Case studies.

Wagner,Wolf. (2007). The liquidity of bank assets and banking stability. Journal of Banking & Finance.

DAFTAR REFERENSI

http://www.mmr-risk.com/?p=117

http://riaembo.blogspot.com/2013/04/risiko-likuiditas.html

http://repository.perbanasinstitute.ac.id/xmlui/handle/123456789/160