karyatulisilmiah.com · web viewhal itu serupa dengan hasil penelitian scott dan twomey (dalam...

103
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Pusat Statisitk jumlah angkatan kerja yang menganggur hingga Agustus 2009 mencapai 113,89 juta orang. Bertambah 90.000 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja Februari 2009 sebesar 113,74 juta orang atau bertambah 1,88 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2008 sebesar 111,95 juta orang. Jumlah ini diprediksi akan semakin meningkat apabila tidak disediakan lapangan kerja baru. Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 104,87 juta orang, bertambah 380.000 orang dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2009 sebesar 104,49 juta orang atau bertambah 2,32 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2008 sebesar 102,55 juta orang (http://www.bps.go.id/?news=733 ). Melihat kenyataan di atas maka perlu satu alternatif jitu yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di mana alternatif tersebut tidak selalu harus bekerja di perusahaan. Pemikiran harus 1

Upload: trinhdung

Post on 30-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Badan Pusat Statisitk jumlah angkatan kerja yang

menganggur hingga Agustus 2009 mencapai 113,89 juta orang. Bertambah

90.000 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja Februari 2009

sebesar 113,74 juta orang atau bertambah 1,88 juta orang dibandingkan

dengan Agustus 2008 sebesar 111,95 juta orang. Jumlah ini diprediksi akan

semakin meningkat apabila tidak disediakan lapangan kerja baru. Sementara

jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai

104,87 juta orang, bertambah 380.000 orang dibandingkan dengan keadaan

pada Februari 2009 sebesar 104,49 juta orang atau bertambah 2,32 juta orang

dibandingkan dengan Agustus 2008 sebesar 102,55 juta orang

(http://www.bps.go.id/?news=733).

Melihat kenyataan di atas maka perlu satu alternatif jitu yang dapat

mengurangi jumlah pengangguran di mana alternatif tersebut tidak selalu

harus bekerja di perusahaan. Pemikiran harus bekerja di perusahaan

dikarenakan beberapa faktor misalnya, pendidikan di Indonesia membentuk

peserta didik menjadi karyawan atau bekerja di perusahaan, namun tidak

mendidik untuk menjadi pencipta lapangan pekerjaan yang baik. Dalam

keluarga, sebagian besar orang tua akan lebih bahagia dan merasa berhasil

mendidik anak-anaknya, apabila anak menjadi pegawai pemerintah ataupun

karyawan swasta yang jumlah penghasilannya jelas dan kontinyu setiap

bulannya (Kasmir, 2006). Hal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan

Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua

dan pengalaman kerja yang akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap

suatu usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya untuk menjadi

1

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

karyawan atau wirausaha. Masyarakat Indonesia cenderung lebih percaya

diri bekerja pada orang lain dari pada memulai suatu usaha. Selain itu adanya

kecenderungan menghindari resiko gagal dan pendapatan yang tidak tetap

(Wijaya, 2007).

Hal-hal di atas inilah yang membuat banyak orang takut dan tidak

mau untuk berwirausaha apalagi ditambah modal yang terbatas, sehingga

mereka cenderung memilih pekerjaan sebagai pegawai negeri ataupun

pegawai swasta. Namun pada jaman sekarang ini persaingan untuk

mendapatkan pekerjaan semakin sulit dan terbatasnya lapangan pekerjaan.

Kedua hal tersebut ditambah lagi dengan lulusan yang tidak siap kerja, tidak

masuknya standar IPK dan seleksi awal perusahaan (psikotest, wawancara,

dan masa training) untuk syarat masuk ke dalam perusahaan-perusahaan

yang ada akan meningkatkan jumlah pengangguran setiap tahunnya. Jika

melihat kenyataan seperti ini maka berwirausaha merupakan salah satu

pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak

bergantung pada lapangan kerja yang semakin sedikit (Wijaya, 2007).

Salah satu faktor pendukung wirausaha adalah adanya keinginan dan

keinginan ini oleh Fishbein dan Ajzen (dalam Wijaya, 2007), disebut sebagai

intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan

untuk melakukan tingkah laku tertentu. Hal tersebut seperti yang dinyatakan

oleh Krueger dan Carsrud (dalam Indarti & Rostiani, 2008), intensi telah

terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Oleh

karena itu, intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal

untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Choo dan Wong

dalam Indarti & Rostiani, 2008). Penelitian Indarti & Rostiani (2008)

menunjukkan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa Indonesia signifikan

lebih tinggi dibandingkan mahasiswa Jepang dan Norwegia.

2

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Wirausaha ternyata memiliki banyak keuntungan baik terhadap

pelaku wirausaha, orang lain dan negara itu sendiri. Menurut Hendro &

Chandra (2006), wirausaha dapat meningkatkan taraf hidup seseorang di

masa yang akan datang. Kewirausahaan perlu diupayakan dalam

mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, serta meningkatkan

kesejahteraan suatu negara. Jika setiap komponen memiliki kemampuan

kewirausahaan yang baik maka dapat menghasilkan efek domino bagi

transformasi ekonomi sosial (Ciputra dan Ciputra Enterpreneurship Centre

dalam Kurniawan, 2009). McClelland (dalam Wijaya, 2008) juga

mengungkapkan suatu negara akan maju jika terdapat wirausaha sedikitnya

sebanyak 2% dari jumlah penduduk. Menurut laporan yang dilansir Global

Entrepreneurship Monitor, pada tahun 2005, Negara Singapura memiliki

Wirausaha sebanyak 7,2% dari jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia

hanya memiliki wirausaha 0,18% dari jumlah penduduk. Tidak heran jika

pendapatan perkapita Singapura puluhan kali lebih tinggi dari Indonesia.

Secara garis besar penelitian seputar intensi kewirausahaan dilakukan

dengan melihat tiga hal secara berbeda-beda: karakteristik kepribadian;

karakteristik demografis; dan karakteristik lingkungan. Beberapa peneliti

terdahulu membuktikan bahwa faktor kepribadian seperti kebutuhan akan

prestasi (McClelland, Sengupta dan Debnath dalam Indarti & Rostiani, 2008)

dan self efficacy (Gilles dan Rea dalam Indarti & Rostiani, 2008) merupakan

prediktor signifikan intensi kewirausahaan. Kristiansen (dalam Indarti &

Rostiani, 2008) menyebut bahwa faktor lingkungan seperti hubungan sosial,

infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi

intensi kewirausahaan. Faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan

sebagai penentu bagi intensi kewirausahaan.

3

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Menurut Sadino (dalam Hamdani, 2010) di sebuah forum mahasiswa

Universitas Indonesia pernah mengatakan, "Siapa yang ingin menjadi

wirausaha, keluarlah dari kampus setelah acara ini dan jangan kembali kesini

lagi." "Kalo mau jadi wirausaha mulailah dari sekarang. Jangan berencana

mulai setelah lulus kuliah. Apalagi, kalau Anda berusaha lulus dengan indeks

prestasi tinggi, besar kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk

jadi pegawai. "

Menurut peneliti sendiri jika melihat dari fenomena yang ada,

memang benar yang di katakan Sadino (dalam Hamdani, 2010) dimana

mereka yang memiliki indeks prestasi tinggi akan sangat cenderung untuk

bekerja di perusahaan ternama dan mereka yang memiliki indeks prestasi

yang rendah sehingga tidak masuknya standart IPK dan tidak siap kerja

cenderung pada akhirnya untuk berwirausaha, namun hal ini bukanlah karena

intensi wirausaha yang ada, namun dikarenakan desakan situasional.

Dalam masalah ini tinggi rendahnya prestasi tinggi pada saat kuliah

juga dipengaruhi oleh academic self-efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa

di mana tentunya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Academic self-

efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki keyakinan bahwa mereka

dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau mencapai

specific academic goal (Bandura; Eccles & Wigfield; Elias & Loomis;

Gresham; Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).

Academic self-efficacy berdasar pada self-efficacy Bandura (dalam

Golightly, 2007). Miner menyatakan (Luthans dalam Riyanti, 2007) bahwa

individu yang memiliki high self-efficacy memiliki harapan-harapan yang

kuat mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses

dalam situasi yang sama sekali baru. Hal baru menurut Miner (Luthans

dalam Riyanti, 2007) tersebut peneliti hubungkan dengan wirausaha, di mana

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW selama menempuh pendidikan di

4

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

bangku kuliah tentunya memiliki academic self-efficacy yaitu dalam

pendidikan psikologi dan mendapati bidang baru yaitu wirausaha.

Karena melihat fenomena yang ada, pentingnya wirausaha, serta latar

belakang pendidikan S1 Psikologi terhadap intensi berwirausaha, peneliti

tertarik untuk melihat apakah ada hubungan yang positif antara academic

self-efficacy dengan intensi wirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW.

B. Masalah Penelitian

Apakah terdapat adanya hubungan yang positif dan signifikan

antara academic self-efficacy dengan intensi wirausaha pada

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk

mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

academic self-sfficacy dengan intensi wirausaha pada mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan pengetahuan dan bahan referensi penelitian yang

akan datang, khususnya dalam bidang Psikologi Wirausaha

mengenai pentingnya wirausaha.

5

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Fakultas Psikologi UKSW (Staff Pengajar) menjadi

masukan dan umpan balik:

a) Dapat melihat academic self-efficacy mahasiswa

Fakultas psikologi secara umum dan dapat menangani

dengan bijak.

b) Dengan mengetahui adanya intensi wirausaha pada

mahasiswa Psikologi sehingga lebih memperhatikan

pentingnya wirausaha, sehingga Psikologi Wirausaha

lebih diperhatikan terutama dalam memotivasi,

pengajaran, dan pengaplikasian pada mahasiswa agar

tidak takut berwirausaha.

c) Untuk mengembangkan program pendidikan yang

tepat terutama dalam bidang Psikologi Wirausaha

dalam mendorong semangat kewirausahaan

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.

2. Bagi Mahasiswa Psikologi:

a) UKSW menjadi pengetahuan tentang pentingnya

wirausaha sehingga dapat menjadi masukan dan

motivasi agar tidak takut dan mau untuk berwirausaha

b) Agar lebih berusaha keras dan bersungguh-sungguh

dalam menempuh pendidikan di bangku kuliah,

sehingga mendapatkan prestasi akademik yang baik,

mengingat persaingan dunia kerja yang sangat ketat.

6

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Intensi Wirausaha

1. Pengertian Intesi Wirausaha

Bandura (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi

merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu

atau menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan. Intensi

menurutnya adalah bagian vital dari self regulation individu yang

dilatarbelakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.

Intensi menurut Fishbein & Ajzen (dalam Wijaya, 2007)

merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada

keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi

didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjektif individu dalam

kaitan antara diri dan perilaku.

Sukardi (dalam Riyanti, 2007) menyatakan wirausaha adalah

seseorang yang dapat memanfaatkan, mengatur, mengarahkan,

sumberdaya, tenaga kerja, alat produksi, untuk menciptakan sesuatu

prodak tertentu, di mana produk untuk meciptakan sesuatu dijual

dalam penghasilan untuk kelangsungan hidupnya.

Pekerti (dalam Wijaya, 2007) menjelaskan bahwa wirausaha

adalah individu yang mendirikan, mengelola, mengembangkan dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan individu yang dapat

menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.

Intensi wirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian

informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan

suatu usaha (Katz dan Gartner dalam Indarti & Rostiani, 2008).

Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki

7

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan

dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi

wirausahaan adalah suatu kebulatan tekat atau keinginan untuk

mendirikan, mengelola, mengembangkan sumber daya, tenaga kerja,

alat produksi, untuk menciptakan suatu produk tertentu, dimana

produk itu dijual untuk kelangsungan hidupnya. Dari situ juga

individu yang menjalankan dapat menciptakan lapangan kerja bagi

orang lain.

2. Aspek-aspek Intensi Wirausaha

Aspek intensi merupakan aspek-aspek yang mendorong niat

individu berperilaku seperti keyakinan dan pengendalian diri.

Terbentuknya perilaku dapat diterangkan dengan teori tindakan

beralasan yang mengasumsikan manusia selalu mempunyai tujuan

dalam berperilaku (Fisbein & Ajzen dalam Riyanti, 2007). Dalam

teorinya mengenai intensi, Shapero & Sokol (dalam Riyanti, 2007)

mengadaptasi teori Planned behavior dari Fishbein & Ajzen (dalam

Riyanti, 2007) dan mengaplikasikan secara khusus dalam dunia

wirausaha menjadi teori entrepreneurial event. Dimana menurut

Shapero & Sokol entrepreneurial event memiliki tiga dimensi:

a. Perceived desirability adalah bias personal seseorang

yang memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu

yang menarik dan diinginkan. Bias ini tumbuh dari

pandangan atas konsekuensi personal pengalaman

kewirausahaan (misalnya baik atau buruk), dan tingkat

dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat,

8

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

sejawat, dsb.) Variabel ini merefleksikan afeksi individu

terhadap kewirausahaan.

b. Perceived feasibility, elemen ini menunjukkan derajat

kepercayaan di mana seseorang memandang dirinya

mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumber

daya-sumber daya (manusia, sosial, finansial) untuk

membangun usaha baru.

c. Propensity to act menunjukkan dorongan dalam diri

seseorang untuk bertingkah laku dan intensitasnya sangat

bervariasi bagi tiap individu. Determinan ini tidak hanya

mempunyai pengaruh langsung terhadap intensi tetapi

juga mempunyai pengaruh tidak langsung. Ketika

propensity to act individu rendah, intensi untuk

berwirausaha mempunyai kemungkinan yang kecil untuk

berkembang, dan perceived desirability menjadi prediktor

satu-satunya intensi. Tetapi, jika propensity to act

individu tinggi, kuantitas pengalaman berwirausaha

sebelumnya sebagai tambahan pada perceived feasibility

dan desirability secara langsung mempengaruhi intensi

(Krueger dalam Riyanti, 2007).

Berdasarkan dari teori di atas maka peneiliti menyimpulkan

aspek intensi wirausaha merupakan hal yang penting untuk memulai

suatu usaha atau suatu perilaku yang bertujuan (berwirausaha). Ada

tiga dimensi intensi wirausaha yaitu pandangan bahwa wirausaha itu

menyenangkan dan sesuatu yang menarik dan diinginkan di mana hal

tersebut berdasarkan pada pengalaman kewirausahaan dan tingkat

dukungan dari lingkungan sosial. Kemudian adalah kepercaan diri

9

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

individu terhadap kemampuan mengumpulkan sumber daya yang ada

untuk berwirausaha. Kemudian yang terakhir sangat penting yaitu

dorongan dalam diri individu untuk berwirausaha dan hal ini

memberika pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Ketika

dorongan ini rendah maka intensi wirausaha menjadi rendah, dan

kepercayaan diri individu terhadap dimensi kemampuan

mengumpulkan sumber-sumber wirausaha menjadi dimensi satu-

satunya. Namun jika dorongan ini besar maka secara langsung

mempengaruhi dua dimensi sebelumnya.

3. Faktor-faktor Penentu Intensi Kewirausahaan

Faktor-faktor penentu intensi kewirausahaan dengan

menggabungkan tiga pendekatan (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008), yaitu 1) faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan self-

efficacy; 2) faktor lingkungan yang dilihat dari tiga elemen

konstektual: askes kepada modal, informasi dan jaringan sosial; 3)

faktor demografis: jender, umur, latar belakang pendidikan dan

pengalaman kerja. :

1. Faktor kepribadian

Dalam faktor kepribadian dibagi menjadi dua, yaitu need of

achievement dan self efficacy:

1.1. Kebutuhan akan prestasi

McClelland (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan

prestasi sebagai salah satu motif psikologis. Lee

mengungkapkan (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai

10

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk

menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan

keunggulan. Lebih lanjut, McClelland (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008) menegaskan bahwa kebutuhan

akan prestasi sebagai salah satu karakteristik

kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang

untuk memiliki intensi kewirausahaan.

Menurutnya, ada tiga atribut yang melekat pada

seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi

yang tinggi, yaitu:

a. Menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil

keputusan;

b. Mau mengambil resiko sesuai dengan

kemampuannya;

c. Memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan

yang telah diambil.

Hasil penelitian dari Scapinello (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008) menunjukkan bahwa

seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang

tinggi kurang dapat menerima kegagalan daripada

mereka dengan kebutuhan akan prestasi rendah. Dengan

kata lain, kebutuhan akan prestasi berpengaruh pada

atribut kesuksesan dan kegagalan. Sejalan dengan hal

tersebut, Sengupta dan Debnath (Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008) dalam penelitiannya di India

menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi

berpengaruh besar dalam tingkat kesuksesan seorang

11

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

wirausaha. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi juga

dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan

dan kecenderungan untuk mengambil resiko seorang

wirausaha. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi

seorang wirausaha, semakin banyak keputusan tepat

yang akan diambil. Wirausaha dengan kebutuhan akan

prestasi tinggi adalah pengambil resiko yang moderat

dan menyukai hal-hal yang menyediakan balikan yang

tepat dan cepat.

1.2. Self-efficacy

Bandura (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan

seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi

seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka

percaya daripada apa yang secara objektif benar.

Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting

dalam pengembangan intensi seseorang. Senada dengan

hal tersebut, Cromie (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi

kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya

tujuan yang sudah ditetapkan.

Lebih rinci, Bandura (Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008) menjelaskan empat cara untuk mencapai

efikasi diri, yaitu:

1. Pengalaman sukses yang terjadi berulang-ulang.

Cara ini dipandang sebagai cara yang sangat efektif

12

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

untuk mengembangkan rasa yang kuat pada efikasi

diri.

2. Pembelajaran melalui pengamatan secara langsung.

Dengan cara ini, seseorang akan memperkirakan

keahlian dan perilaku yang relevan untuk dijadikan

contoh dalam mengerjakan sebuah tugas. Penilaian

atas keahlian yang dimilikinya juga dilakukan, untuk

mengetahui besar usaha yang harus dikeluarkan

dalam rangka mencapai keahlian yang dibutuhkan.

3. Persuasi sosial seperti diskusi yang persuasif dan

balikan kinerja yang spesifik. Dengan metode ini,

memungkinkan untuk menyajikan informasi terkait

dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan.

4. Penilaian terhadap status psikologis yang dimiliki.

Hal ini berarti bahwa seseorang sudah seharusnya

meningkatkan kemampuan emosional dan fisik serta

mengurangi tingkat stress. Di sisi lain, banyak

peneliti percaya bahwa efikasi diri terkait erat

dengan pengembangan karir. Merujuk Betz dan

Hacket (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008),

efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang

menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam

hubungannya dengan proses pemilihan dan

penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri

akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting

dalam penentuan apakah intensi kewirausahaan

13

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal

seseorang memulai karirnya.

Lebih lanjut, Betz dan Hacket (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008) menyatakan bahwa semakin

tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada kewirausahaan

di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin

kuat intensi kewirausahaan yang dimilikinya. Selain itu,

Gilles dan Rea (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008)

membuktikan pentingnya efikasi diri dalam proses

pengambilan keputusan terkait dengan karir seseorang.

Efikasi diri terbukti signifikan menjadi penentu intensi

seseorang.

2. Faktor Lingkungan

Tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi

wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan

kualitas jaringan sosial yang dimiliki, yang kemudian disebut

kesiapan instrumen (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008).

2.1. Akses kepada modal

Jelas, akses kepada modal merupakan hambatan

klasik terutama dalam memulai usaha-usaha baru,

setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan

dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang

tidak begitu kuat (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008).

Studi empiris terdahulu menyebutkan bahwa kesulitan

dalam mendapatkan akses modal, skema kredit dan

14

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan

utama dalam kesuksesan usaha menurut calon-calon

wirausaha di negara-negara berkembang (Marsden; Meier

dan Pilgrim; Steel; Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008).

Di negara-negara maju di mana infrastruktur

keuangan sangat efisien, akses kepada modal juga

dipersepsikan sebagai hambatan untuk menjadi pilihan

wirausaha karena tingginya hambatan masuk untuk

mendapatkan modal yang besar terhadap rasio tenaga

kerja di banyak industri yang ada. Penelitian relatif baru

menyebutkan bahwa akses kepada modal menjadi salah

satu penentu kesuksesan suatu usaha (Kristiansen et al.;

Indarti; Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008).

2.2. Ketersediaan informasi

Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor

penting yang mendorong keinginan seseorang untuk

membuka usaha baru (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan

keberlangsungan usaha (Duh; Kristiansen; Mead &

Liedholm; Swierczek dan Ha; Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan

Krishna (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008) di India

membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk

memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama

seorang wirausaha.

15

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Pencarian informasi mengacu pada frekuensi

kontak yang dibuat oleh seseorang dengan berbagai

sumber informasi. Hasil dari aktivitas tersebut sering

tergantung pada ketersediaan informasi, baik melalui

usaha sendiri atau sebagai bagian dari sumber daya sosial

dan jaringan. Ketersediaan informasi baru akan tergantung

pada karakteristik seseorang, seperti tingkat pendidikan

dan kualitas infrastruktur, meliputi cakupan media dan

sistem telekomunikasi (Kristiansen; Indarti dalam Indarti

& Rostiani, 2008).

2.2. Jaringan sosial

Mazzarol et al. (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) menyebutkan bahwa jaringan sosial mempengaruhi

intense kewirausahaan. Jaringan sosial didefinisikan

sebagai hubungan antara dua orang yang mencakup

komunikasi atau penyampaian informasi dari satu pihak

ke pihak lain, pertukaran barang dan jasa dari dua belah

pihak; dan muatan normatif atau ekspektasi yang dimiliki

oleh seseorang terhadap orang lain karena karakter-

karakter atau atribut khusus yang ada.

Bagi wirausaha, jaringan merupakan alat

mengurangi resiko dan biaya transaksi serta memperbaiki

akses terhadap ide-ide bisnis, informasi dan modal

(Aldrich dan Zimmer; Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008). Hal senada diungkap oleh Kristiansen (Indarti

dalam Indarti & Rostiani, 2008) yang menjelaskan bahwa

jaringan sosial terdiri dari hubungan formal dan informal

16

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

antara pelaku utama dan pendukung dalam satu lingkaran

terkait dan menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk

mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan

dalam pendirian, perkembangan dan kesuksesan usaha.

3. Faktor demografis (jender, umur, latar belakang pendidikan

dan pengalaman bekerja) berpengaruh terhadap keinginannya

untuk menjadi seorang wirausaha (Mazzarol et al.; Tkachev

dan Kolvereid; Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008).

3.1. Jender

Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap

intensi seseorang menjadi wirausaha telah banyak

diteliti (Mazzarol et al.; Kolvereid; Matthews dan

Moser; Schiller dan Crewson; Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008). Seperti yang sudah diduga, bahwa

mahasiswa laki-laki memiliki intensi yang lebih kuat

dibandingkan mahasiswa perempuan. Secara umum,

sektor wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh

kaum laki-laki. Mazzarol et al., (Indarti dalam Indarti

& Rostiani, 2008) membuktikan bahwa perempuan

cenderung kurang menyukai untuk membuka usaha

baru dibandingkan kaum laki-laki. Temuan serupa

juga disampaikan oleh Kolvereid (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008), laki-laki terbukti

mempunyai intensi kewirausahaan yang lebih tinggi

dibandingkan perempuan. Penelitian yang dilakukan

oleh Matthews dan Moser (Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008) pada lulusan master di Amerika

17

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

dengan menggunakan studi longitudinal menemukan

bahwa minat laki-laki untuk berwirausaha konsisten

dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut

waktu. Schiller dan Crawson (Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008) menemukan adanya perbedaan yang

signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan

dalam berwirausaha antara perempuan dan laki-laki.

3.2. Umur

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha

(Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008) di India,

menunjukkan bahwa hampir sebagian besar wirausaha

yang sukses adalah mereka yang berusia relatif muda.

Hal ini senada dengan Reynolds et al., (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008) yang menyatakan bahwa

seseorang berusia 25-44 tahun adalah usia-usia paling

aktif untuk berwirausaha di negara-negara barat. Hasil

penelitian terbaru terhadap wirausaha warnet di

Indonesia membuktikan bahwa usia wirausaha

berkorelasi signifikan terhadap kesuksesan usaha yang

dijalankan (Kristiansen et al.; Indarti dalam Indarti &

Rostiani, 2008). Senada dengan hal itu, Dalton dan

Holloway (Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008)

membuktikan bahwa banyak calon wirausaha yang

telah mendapat tanggung jawab besar pada saat

berusia muda, bahkan layaknya seperti menjalankan

usaha baru.

18

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

3.3. Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan seseorang terutama

yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan

manajemen atau ekonomi dipercaya akan

mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk

memulai usaha baru di masa mendatang. Sebuah studi

dari India membuktikan bahwa latar belakang

pendidikan menjadi salah satu penentu penting intensi

kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan

(Sinha; Indarti dalam Indarti & Rostiani, 2008).

Penelitian lain, Lee (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) yang mengkaji perempuan wirausaha

menemukan bahwa perempuan berpendidikan

universitas mempunyai kebutuhan akan prestasi yang

tinggi untuk menjadi wirausaha.

3.4. Pengalaman Kerja

Kolvereid (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) menemukan bahwa seseorang yang memiliki

pengalaman bekerja mempunyai intensi

kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka

yang tidak pernah bekerja sebelumnya. Sebaliknya,

secara lebih spesifik, penelitian yang dilakukan oleh

Mazzarol et al., (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008) membuktikan bahwa seseorang yang pernah

bekerja di sektor pemerintahan cenderung kurang

sukses untuk memulai usaha.

19

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Namun, Mazzarol et al., (Indarti dalam Indarti

& Rostiani, 2008) tidak menganalisis hubungan antara

pengalaman kerja di sektor swasta terhadap intensi

kewirausahaan. Scott dan Twomey (Indarti dalam

Indarti & Rostiani, 2008) meneliti beberapa faktor

seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu

usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya

untuk menjadi karyawan atau wirausaha.

Lebih lanjut, mereka menyebutkan bahwa jika

kondisi lingkungan sosial seseorang pada saat dia

berusia muda kondusif untuk kewirausahaan dan

seseorang tersebut memiliki pengalaman yang positif

terhadap sebuah usaha, maka dapat dipastikan orang

tersebut mempunyai gambaran yang baik tentang

kewirausahaan.

B. Tinjauan Tentang Academic Self-efficacy (ASE)

1. Pengertian Academic Self-efficacy (ASE)

ASE menjelaskan sejauh mana kepercayaan individu dalam

memutuskan perilaku yang dibutuhkan untuk mendapatkan

kesuksesan secara akademis (Smith; Downs dalam Golightly, 2007).

Menurut definisi ini, ASE adalah derajat kepercayaan seseorang

untuk dapat memutuskan perilaku akademis yang bertujuan pada

kesuksesan akademis.

ASE menjelaskan kepercayaan individu tentang

kemampuannya memutuskan perilaku yang ditunjukkan, bukan

tentang tindakan sesungguhnya dari perilaku tersebut. Dengan kata

20

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

lain, ASE menjelaskan kepercayaan akan kemampuan untuk

menuntaskan proses dalam bersekolah dengan sukses.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ASE adalah

tingkat kepercayaan idividu dalam mencapai kesuksesan dalam

bidang akademik. Kepercayaan tersebut memutuskan perilaku yang

dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dalam bidang akademik.

2. Komponen Academic Self-Efficacy (ASE)

Bandura (dalam Golightly, 2007) menerangkan harapan

terhadap efficacy “berasal dari empat prinsip sumber informasi: past

sucsses, modeling, verbal persuasion dan emotional arousal. Bandura

menyarankan pengukuran terhadap kontribusi dari ke empat

komponen tersebut akan membantu menjelaskan self-efficacy secara

global dan harapan terhadap hasil terapi.

Past sucsses adalah pengalaman individu terhadap kesuksesan

mereka akan melakukan suatu tugas di masa lampau, mereka akan

mempercayai keputusan mereka berbuah sukses untuk kasus yang

serupa.

Modeling adalah pengalaman individu terhadap individiu lain

yang serupa dengan mereka yang berhasil dalam suatu bidang, akan

menimbulkan keyakinan bahwa mereka juga mampu dalam bidang

tersebut.

Verbal persuasion, adalah komponen yang membangun self-

efficacy individu saat mereka mendapatkan pengukuran persuasif dari

orang-orang terdekat mereka yang meyakinkan dirinya akan

kemampuan mereka menyelesaikan suatu tugas dalam bidang

tertentu. Orang-orang terdekat ini dapat merupakan orang tua,

21

Page 22: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

anggota keluarga lain atau orang lain yang dekat dengan individu dan

memiliki pengaruh terhadap individu

Emotional arousal didefinisikan sebagai tingkat

pembangkitan emosi individu ketika mengalami berbagai tingkatan

kecemasan. Kesuksesan pemenuhan tugas seringkali tidak terjadi saat

individu berada pada level kecemasan tinggi.

Berdasarkan dari teori diatas maka peneliti menyimpulkan

empat komponen ASE merupakan hal yang penting dan pasti dimiliki

oleh mereka yang mengenyam pendidikan. Kemudian hal ini

tergantung dari bagaimana individu menyikapinya.

Self-efficacy secara parsimoni dapat didefinisikan sebagai

kemampuan sesorang untuk dapat berhasil dalam menuntaskan tugas.

Bandura (dalam Golightly, 2007) pertama kali menyatakan self

efficacy sebagai konstruk, yang membantu memahami perilaku dan

motivasi. Definisi menurut Bandura adalah “Penilaian individu

terhadap kemampuan mereka untuk mengorganisasikan dan

memutuskan courses aksi yang dibutuhkan untuk mencapai jenis

performa yang diinginkan mereka”. Ia menggaris bawahi pentingnya

konstruk ini sebagai berikut “pengharapan efficacy menentukan

berapa banyak usaha yang akan dilakukan individu dan berapa lama

mereka akan ulet menghadapai rintangan pengalaman aversif”

Bandura (dalam Golightly, 2007) juga mengatakan bahwa

self-efficacy berlaku secara umum untuk setiap tindakan dan perilaku

manusia di semua bidang di mana. Berbagai studi menunjukkan

individu dengan self-efficacy yang kuat pada area tertentu akan

memiliki performa yang baik pada bidang tersebut, contohnya adalah

career self efficacy (Betz; Betz, Borgen & Harmon dalam Golightly,

2007) dan academic self efficacy (DeWitz & Walsh dalam Golightly,

22

Page 23: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

2007), academic self efficacy dan study skills acquisition (Zytowski

& Luzzo dalam Golightly, 2007), math dan science self efficacy

(Lapan, Boggs, & Morril dalam Golightly, 2007), job seeking self

efficacy (Barlow et al. dalam Golightly, 2007). Bandura sendiri

menguji efek dari isi secara spesifik keberfungsian akademik dan

self-efficacy (kepercayaan diri seseorang akan kapabilitas mereka

untuk sukses dan menyelesaikan tugas-tugas akademik). Penulis

memakai referensi ini dalam membangun konstruk mengenai self-

efficacy akademik.

C. Hubungan Academic self-efficay Terhadap Intensi Wirausaha

Pada Mahasiswa

Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses

pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner dalam Indarti &

Rostiani, 2008). Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan

memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang

dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai

usaha. Seperti yang dinyatakan oleh Krueger dan Carsrud (dalam

Indarti & Rostiani, 2008), intensi telah terbukti menjadi prediktor

yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Oleh karena itu, intensi

dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk

memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Choo dan

Wong dalam Indarti & Rostiani, 2008).

Academic self-efficacy menunjuk pada seseorang yang

memiliki keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai

prestasi pada bidang akademik atau mencapai specific academic goal

23

Page 24: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

(Bandura; Eccles & Wigfield; Elias & Loomis; Gresham;

Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).

Menurut Sadino (dalam Hamdani, 2010) di sebuah forum

mahasiswa Universitas Indonesia pernah mengatakan, "Siapa yang

ingin menjadi wirausaha, keluarlah dari kampus setelah acara ini dan

jangan kembali ke sini lagi." "Kalo mau jadi wirausaha mulailah dari

sekarang. Jangan berencana mulai setelah lulus kuliah. Apalagi, kalau

Anda berusaha lulus dengan indeks prestasi tinggi, besar

kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk jadi pegawai. "

Menurut peneliti sendiri jika melihat dari fenomena yang ada

memang benar yang di katakan Sadino (dalam Hamdani, 2010)

dimana mereka yang memiliki indeks prestasi tinggi akan sangat

cenderung untuk bekerja di perusahaan ternama dan mereka yang

memiliki indeks prestasi yang rendah sehingga tidak masuknya

standart IPK dan tidak siap kerja cenderung pada akhirnya untuk

berwirausaha, namun hal ini bukanlah karena intensi wirausaha yang

ada, namun dikarenakan desakan situasional.

Academic self-efficacy berdasar pada self-efficacy Bandura

(dalam Golightly, 2007). Miner menyatakan (Luthans dalam Riyanti,

2007) bahwa individu yang memiliki high self-efficacy memiliki

harapan-harapan yang kuat mengenai kemampuan diri untuk

menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang sama sekali

baru. Hal baru menurut Miner (dalam Luthans dalam Riyanti, 2007)

tersebut peneliti hubungkan dengan wirausaha, di mana mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW selama menempuh pendidikan di bangku

kuliah tentunya memiliki academic self-efficacy yaitu dalam

pendidikan psikologi dan mendapati bidang baru yaitu wirausaha.

24

Page 25: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Berdasarkan konsep-konsep diatas peneliti menghubungkan

mahasiswa yang memiliki academic self-efficacy yang tinggi

mempunyai perasaan yang tenang dalam mendapati atau menghadapi

tugas yang sulit dibidang akademik dan memiliki keyakinan bahwa

mereka akan berhasil dalam mencapai prestasi akademik yang baik.

Mahasiswa yang memiliki keyakinan berhasil dibidang akademik, hal

tersebut akan membantunya untuk menjadi yakin mencapai

keberhasilan dalam melakukan wirausaha sehingga memiliki intensi

yang tinggi untuk berwirausaha.

Mahasiswa yang memiliki academic self-efficacy yang rendah

menunjukkan perasaan bahwa tugas tersebut lebih sulit dari

kenyataan sehingga menciptakan perasaan stress, cemas, dan

pemikiran yang dangkal untuk menyelesaikan suatu tugas, sehingga

mereka memiliki keyakinan akan gagal dalam mencapai prestasi

akademik yang baik. Mahasiswa yang memiliki keyakinan yang

rendah dalam mencapai prestasi akademik yang baik hal tersebut

akan mempengaruhi keyakinan dalam melakukan wirausaha sehingga

memiliki intensi yang rendah untuk berwirausaha.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Empirik

Berdasarkan pendapat, penelitian dan teori-teori di atas, maka

peneliti mengajukan hipotesis bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara academic self-efficacy dengan intensi wirausaha

pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Semakin tinggi

tingkat academic self-efficacy maka semakin tinggi tingkat intensi

berwirausaha, sebaliknya semakin rendah tingkat academic self-

25

Page 26: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

efficacy maka semakin rendah intensi berwirausaha pada

mahasiswa.

2. Hipotesis Statistik

H0 : tidak ada hubungan posotif dan signifikan antara academic

self-efficacy dengan intensi wirausaha pada mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW.

H1 : ada hubungan positif dan signifikan antara academic self-

efficacy dengan intensi wirausaha pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW.

26

Page 27: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yang akan

diteliti yaitu intensi wirausaha sebagai variabel terikat dan academic

self-efficacy (ASE) sebagai variabel bebas.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Academic Self-efficacy (ASE)

Academic self-efficacy adalah keyakinan bahwa dirinya

mampu melakukan tugas tertentu atau dapat dimaknai dengan

keyakinan individu bahwa mereka dapat mengatur,

melaksanakan, dan mengatur sikap untuk memecahkan dan

menyelesaikan suatu tugas dalam bidang akademik yang mungkin

dapat membuat mereka malu dan gagal atau sukses. Pengukuran

academic self-efficacy peneliti menggunakan skala yang di adopsi

dari skala yang digunakan oleh Golightly (2007), yang

menggunakan komponen self-efficacy menurut Bandura (dalam

Golightly, 2007) yaitu past success, modeling, verbal persuasion,

dan emotional arousal. Past success diukur dengan menggunakan

GPA (Grade Point Average) saja. Sedangkan standardized

achievement tests (IOWA Tests of Educational Development)

sebagai pengukuran masa lalu tidak peneliti gunakan karena alat

tes tersebut hanya di keluarkan oleh IOWA University. Modeling

diukur dengan The People I Know (untuk mengetahui tingkat

paparan terhadap model akademik yang sesuai). Verbal

Persuasion diukur dengan menggunakan Career-Related

27

Page 28: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Parental Support Scale-Verbal Encouragement scale (CRPSS-

VE), emotional arousal diukur dengan menggunakan My feelings

about School (untuk mengetahui tingkat pembangkitan emosi

yang berpusat pada sekolah), namun untuk angket yang peneliti

gunakan setting sekolah pada item nomor 3, 4, 6, 15, 18, 25, 27 di

ubah menjadi seting kuliah dan pada item nomor 26 guru diubah

menjadi dosen, karena setting yang digunakan adalah kuliah.

Selanjutnya untuk pengolahan data item GPA sebagai dependent

variabel akan dikorelasikan dengan aspek The People I Know,

CRPSS-VE, My Feelings About School, di mana ketiga aspek

tersebut menjadi variabel independent.

Keempat komponen itu setelah diuji oleh Golightly (2007)

melalui analisa regresi dapat menjadi prediktor terhadap SIS dan

AHS. Hasilnya mengindikasikan GPA, IOWA rangking skor

persentil, CRPSS-VE dan my feelings about school merupakan

prediktor signifikan terhadap total skor SIS secara regresi. The

people I know dan my feeling about school merupakan prediktor

yang signifikan terhadap total skor AHS secara regresi.

Jadi dengan kata lain semakin tinggi GPA, IOWA

rangking skor persentil, CRPSS-VE dan my feeling about school

maka semakin tinggi pula SIS, begitu pula sebaliknya. Semakin

tinggi skor yang didapat dari indikator The people I know dan My

feeling about school maka semakin tinggi pula AHS, begitu juga

sebaliknya. Sehingga semakin tinggi SIS dan AHS maka semakin

tinggi pula academic self-efficacy dan begitu juga sebaliknya.

28

Page 29: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Tabel 3.1

Tabel Alir Academic Self-Efficacy

2. Intensi wirausaha

Intensi wirausaha adalah komponen dalam diri

individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan

tindakan berwirausaha. Intensi wirausaha diukur dengan angket

intensi akademik yang dikemukakan oleh aspek-aspek intensi

wirausaha yang berdasarkan pada teori intensi oleh Shapero &

Sokol (dalam Riyanti, 2007) mengadaptasi teori Planned

Behavior dari Fishbein & Ajzen (dalam Riyanti, 2007) dan

mengaplikasikan secara khusus dalam dunia wirausaha dengan

nama teori Entrepreneurial Event. Semakin tinggi skor yang

diperoleh maka semakin tinggi pula intensi wirausaha, semakin

rendah skor maka semakin rendah pula intensi wirausaha.

29

ASE

GPA &IOWA rangking skor persentil

The poeple I know

CRPSS-VE

My feeling about school

Modeling

Emotional Arousal

Verbal Persuasion

Past Success

AHS

SIS

Page 30: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang

lingkup yang ingin diteliti (Sugiarto, 2003). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana yang sedang dalam proses pembuatan skripsi

dengan pertimbangan karena mahasiswa yang sedang mengikuti

proses skripsi diperkirakan sudah memiliki gambaran tentang apa

yang akan mereka lakukan setelah lulus dan sudah mengetahui

gambaran pekerjaan yang akan dijalani.

Berdasarkan data yang diambil dari daftar mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana yang lolos

ujian proposal pada tanggal 24 November 2009 – 14 Desember 2010

terdapat jumlah total populasi sebanyak 114 mahasiswa yang terdiri

dari angkatan 2004 - 2010.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat

mewakili populasinya (Sugiarto, 2003). Dalam penelitian ini, teknik

sampling yang dipakai adalah perpaduan antara sampel jenuh, yaitu

teknik pengambilan sampel yang menggunakan semua anggota

populasi.

30

Page 31: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Tabel 3.2

Tabel Jumlah Populasi dan Sampel

Angkatan Jumlah

Mahasiswa

Jumlah Sampel

2004 3 3

2005 17 17

2006 56 56

2007 36 36

2008 1 1

2009 - -

2010 (Readmisi) 1 1

Total 114 114

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan angket berisi skala Likert yang

terdiri dari 2 bentuk, yaitu angket academic self-efficacy dan angket

intensi wirausaha. Untuk angket academic self efficacy peneliti

mengadopsi angket yang digunakan oleh Golightly (2007) dan untuk

angket intesi wirausaha peneliti menggunakan angket yang dibuat

oleh peneliti sendiri.

1. Angket academic self efficacy (ASE)

Untuk mengukur ASE, dalam disertasi yang digunakan oleh

Golightly (2007) menggunakan teori dari Bandura yang terdiri

atas past succes, modeling, verbal persuasion dan emotional

arousal.

31

Page 32: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Kemudian untuk skor The People I Know, CRPSS-VE, My

Feelings About School peneliti memodifikasinya menjadi 4

pilihan tanggapan yang diberikan subjek yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor

tertinggi untuk pernyataan favorable adalah 4 pada pilihan sangat

setuju (SS), 3 pada pilihan setuju (S), 2 pada pilihan tidak setuju

(TS) dan 1 pada pilihan sangat tidak setuju (STS), sedangkan skor

tertinggi untuk pernyataan unfavorable adalah 4 pada pilihan

sangat tidak setuju (STS), 3 pada pilihan tidak setuju (TS), 2

untuk pilihan setuju (S) dan 1 untuk pilihan sangat setuju (SS).

Rancangan blue print angket academic self-efficacy adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3No. ASPEK Alat Ukur Item Proporsi1 Past success GPA 1 1

No. ASPEK Alat Ukur Item Fav. Proporsi

2 Modeling The People I Know 21120

51422

81724

9

3 Verbal persuasion

Career-Related Parental Support Scale-Verbal Encouragement scale

(CRPSS-VE)

312

615

918 6

4 Emotional arousal

My feelings about School 4132126

7162327

101925 11

Total 27

2. Angket intensi wirausaha

Angket ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu item

favorable dan item unfavorable. Item favorable adalah item yang

mendukung atau searah dengan variabel dan item favorable

32

Page 33: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

adalah item yang tidak searah atau yang tidak mendukung

variabel. Angket tersebut memberikan 4 pilihan tanggapan yang

diberikan subjek yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor tertinggi untuk

pernyataan favorable adalah 4 pada pilihan sangat setuju (SS), 3

pada pilihan setuju (S), 2 pada pilihan tidak setuju (TS) dan 1

pada pilihan sangat tidak setuju (STS), sedangkan skor tertinggi

untuk pernyataan unfavorable adalah 4 pada pilihan sangat tidak

setuju (STS), 3 pada pilihan tidak setuju (TS), 2 untuk pilihan

setuju (S) dan 1 untuk pilihan sangat setuju (SS).

Rancangan blue print angket intensi wirausaha adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4No ASPEK Indikator Item Proporsi

Favorable Unfavorable

1. Perceived desirability

Wirausaha sebagi sesuatu yang menarik dan di ingikan.

Pengalaman personal terhadap wirausaha (baik atau buruk)

Tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat, sejawat)

1, 7, 13, 19

4, 10, 16, 22 8

2.

Perceived feasibility.

Derajat kepercayaan di mana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru.

5, 11, 17, 21, 23

2, 8, 14, 20, 24

10

3. Propensity to act Dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah laku

3, 9, 15 6, 12, 18 6

Total 24

33

Page 34: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas merupakan syarat untuk mengetahui bahwa kita

mengukur apa yang hendak kita ukur (Janda, 1997). Pengujian

validitas ini dengan menggunakan perhitungan statistik korelasi

Product Moment dari Person (Arikunto, 2002). Pengujiannya

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ritN (∑ it )−(∑ i) .(∑ t )

√{( N .∑ i2−(∑ i)2 .( N .∑ t2−(∑ t )2¿}¿

Keterangan:

Rit = Koefisisen korelasi antara butir soal

∑ i= Jumlah skor butir total.

∑ t = Jumlah skor total

∑ it = Jumlah hasil kali

∑ i2 = Jumlah kuadrat skor butir soal

∑ t2= Jumlah kuadrat skor butir soal

N = Jumlah Subyek

2. Uji Reliabilitas

Menurut Azwar (2008) reliabilitas adalah indeks yang

menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan

pada prinsipnya pengukuran itu dapat memberikan hasil

pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.

Reliabilitas pada penelitian ini diketahui dengan mencari

koefisien Alpha Cronbach dari data hasil pengukuran setiap

34

Page 35: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

variabel yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan

SPSS windows versi 12.00.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

r¿=( N

N−1 )( S2−∑ Si 2

S2 )Keterangan :

α : Koefisien Alpha Cronbach

N : Jumlah item

S2: Varians dari seluruh skor (skor total)

Si2: Varians dari setiap item

Adapun standar reliabilitas yang digunakan adalah (Azwar,

2000):

α < 0,7 : Tidak Reliabel

0,7 ≤ α < 0,8 : Cukup

0,8 ≤ α < 0,9 : Baik

0.9 ≤ α ≤ 0,9 : Sangat Reliabel

F. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis antara Academic Self-Efficacy (ASE)

dengan intensi wirausaha, digunakan analisa korelasi. Metode analisa

yang digunakan adalah korelasi product moment.

Teknik perhitungan korelasi product moment dari Pearson

yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiono, 2006):

r xyN (∑ xy )−(∑ x ) .(∑ y )

√{( N .∑ x2−(∑ x )2 .( N .∑ y2−(∑ y )2¿}¿

Keterangan:

35

Page 36: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

rxy = Koefisisen korelasi antara X dan Y.

x = Skor butir.

y = Skor Total

x2 = Jumlah kuadrat nilai X

y2 = Jumlah kuadrat nilai Y

N = Jumlah Subyek

Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 12.0 for windows.

36

Page 37: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kancah Penelitian

Pelaksanaan dilaksanakan di Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana pada tanggal 17 Maret - 5 April 2011.

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh populasi dimana terdapat

114 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang lolos ujian proposal

pada tanggal 24 November 2009 - 14 Desember 2010 yang terbagi

menjadi tujuh angkatan dan dimulai dari mahasiswa angkatan 2004

sebanyak 3 orang, mahasiswa angkatan 2005 sebanyak 17 orang,

mahasiswa angkatan 2006 sebanyak 56 orang, mahasiswa angkatan

2007 sebanyak 36 orang, mahasiswa angkatan 2008 sebanyak 1

orang, mahasiswa angkatan 2009 tidak ada yang ujian proposal

sehingga dipastikan tidak ada yang mengambil skripsi, mahasiswa

angkatan 2010 (readmisi) sebanyak 1 orang. Dasar pertimbangan

yang digunakan untuk pengambilan populasi dalam penelitian ini

adalah:

1. Penelitian tentang hubungan academic self-efficacy

dengan intensi wirausaha pada mahasiswa belum pernah

dilakukan di Fakultas Psikologi UKSW.

2. Populasi memenuhi syarat untuk dilakukannya penelitian.

B. Persiapan Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yang dimulai dari

tahap persiapan meliputi pencarian teori dan jurnal tentang penelitian

sebelumnya, pembuatan skala kemudian tahap pengumpulan data dan

penganalisaan data.

37

Page 38: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

1. Perijinan Penelitian

Perijinan penelitian agar dapat dilakukannya penelitian ini

dengan meminta ijin kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga, pada tanggal 16 Maret 2011 Dengan

nomor surat 022/PU-F.Psi/III/2011.

2. Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket. Angket yang digunakan ada dua macam, yaitu angket

Academic Self-Efficacy dan angket intensi wirausaha. Rincian

penyusunan alat ukur peneliti jelaskan sebagai berikut:

a. Academic self-efficacy (ASE)

Alat ukur academic self-efficacy dengan mengadopsi skala

likert dengan item favorable seperti yang digunakan Golightly (2007)

dengan menggunakan komponen academic self-efficacy yang

berdasar pada teori self-efficacy dari Bandura.

Komponen academic self-efficacy yaitu past success,

modeling, verbal persuasion dan Emotional Arousal. Past success

diukur dengan menggunakan GPA (Grade Point Average). Modeling

diukur dengan The People I Know (untuk mengetahui tingkat paparan

terhadap model akademik yang sesuai). Verbal Persuasion diukur

dengan menggunakan Career-Related Parental Support Scale-Verbal

Encouragement scale (CRPSS-VE), emotional arousal diukur dengan

menggunakan My feelings about School (untuk mengetahui tingkat

pembangkitan emosi yang berpusat pada sekolah), namun untuk

angket yang peneliti gunakan setting sekolah pada item nomor 3, 6,

15, 18, 25, 27 di ubah menjadi seting kuliah dan pada item nomor 26

38

Page 39: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

guru diubah menjadi dosen, karena setting yang digunakan adalah

kuliah.

Sebaran item angket Academic Self-Efficacy dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Sebaran Item Angket Academic Self-Efficacy

No. ASPEK Indikator Item Proporsi1 Past success GPA 1 1

No. ASPEK Indikator Item Fav. Proporsi

2 Modeling The People I Know 21120

51422

81724

9

3 Verbal persuasion

Career-Related Parental Support Scale-Verbal Encouragement scale

(CRPSS-VE)

312

615

918 6

4 Emotional arousal

My feelings about School 4132126

7162327

101925 11

Total 27

b. Intensi Wirausaha

Alat ukur intensi wirausaha berbentuk angket dengan 24 item

yang terdiri dari 12 item favorable dan 12 item unfavorable. Item-

item tersebut diukur berdasarkan tiga dimensi dasar dari teori

Entrepreneurial Event yang dikemukakan oleh Shapero & Sokol

(dalam Riyanti, 2007).

39

Page 40: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Sebaran item intensi wirausaha dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.2

Sebaran Item Angket Intensi WirausahaNo ASPEK Indikator Item Proporsi

Favorable Unfavorable

1. Perceived desirability

Wirausaha sebagi sesuatu yang menarik dan diingikan.

Pengalaman personal terhadap wirausaha (baik atau buruk)

Tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat, sejawat)

1, 7, 13, 19

4, 10, 16, 22 8

2.

Perceived feasibility.

Derajat kepercayaan dimana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru.

5, 11, 17, 21, 23

2, 8, 14, 20, 24

10

3. Propensity to act Dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah laku

3, 9, 15 6, 12, 18 6

Total 24

3. Uji Coba Alat Ukur

Penulis tidak mengadakan uji coba terhadap alat ukur atau

angket yang peneliti telah buat sendiri. Metode yang digunakan

peneliti adalah metode try out terpakai. Jadi angket yang pertama kali

peneliti bagikan adalah angket yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini.

40

Page 41: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

C. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 17 Maret - 5

April 2011, di Universitas Kristen Satya Wacana. Angket ini

dibagikan kepada seluruh populasi yang terdapat pada daftar

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

yang lolos ujian proposal pada tanggal 24 November 2009 – 14

Desember 2010 terdapat jumlah total sebanyak 114 mahasiswa yang

terdiri dari angkatan 2004 - 2010. Di mana terdapat mahasiswa

angkatan 2004 sebanyak 3 orang, mahasiswa angkatan 2005

sebanyak 17 orang, mahasiswa angkatan 2006 sebanyak 56 orang,

mahasiswa angkatan 2007 sebanyak 36 orang, mahasiswa angkatan

2008 sebanyak 1 orang, mahasiswa angkatan 2009 tidak ada yang

ujian proposal sehingga dipastikan tidak ada yang mengambil skripsi,

mahasiswa angkatan 2010 sebanyak 1 orang. Dari 114 angket yang

dibagikan, semuanya kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan

dianalisis. Selanjutnya penulis member skor pada setiap angket yang

terkumpul dan kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya.

D. Uji Validitas dan Alat Ukur

1. Uji Validitas Alat Ukur Penelitian

a. Academic Self-Efficacy (ASE)

Berdasarkan pada perhitungan uji validitas alat ukur

Academic Self-Efficacy (The People I Know, CRPSS-VE, My

Feelings About Schol) yang terdiri dari 26 item yang

dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows

version 12.0 dihasilkan koefisien validitasnya bergerak antara

0.283 sampai dengan 0.647. Koefisien korelasi dikatakan

valid, apabila koefisien korelasinya positif (rit ) dengan

41

Page 42: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

peluang ralat p < 0.05 (Hadi, 2000). Pengujian validitas 26

item dengan menggunakan taraf signifikan 5% diperoleh 26

item valid. Hasil uji validitas self-efficacy selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Penentuan Item Valid dan Item Gugur Academic Self-

Efficacy (ASE)No. ASPEK Alat Ukur Item Proporsi1 Past success GPA 1 1

Keterangan : GPA tidak di lakukan uji validitas

No. ASPEK Alat Ukur Item Fav. Proporsi

2 Modeling The People I Know 21120

51422

81724

9

3 Verbal persuasion

Career-Related Parental Support Scale-Verbal Encouragement scale

(CRPSS-VE)

312

615

918 6

4 Emotional arousal

My feelings about School 4132126

7162327

101925 11

Total 26

Keterangan * : item gugur

Total item valid : 26

b. Intensi Wirausaha

Uji validitas terhadap 24 item dengan menggunakan

SPSS for windows version 12.0 dihaslkan item valid dan item

gugur. Koefisien validitasnya bergerak antara 0,273 sampai

dengan 0.696. koefisien korelasi yang diperoleh dapat

dikatakan valid apabila koefisien korelasinya positif (rit )

dengan peluang ralat p < 0.05 (Hadi, 2000). Pengujian

validitas 24 item dengan menggunakan taraf signifikan 5%

42

Page 43: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

diperoleh 21 item valid dan 3 item yang gugur. Hasl uji

validitas Intensi Wirausaha selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4

Penentuan Item Valid dan Item Gugur Intensi WirausahaNo ASPEK Indikator Item Proporsi

Favorable Unfavorable

1. Perceived desirability

Wirausaha sebagi sesuatu yang menarik dan diingikan.

Pengalaman personal terhadap wirausaha (baik atau buruk).

Tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat, sejawat).

1*, 7, 13, 19

4, 10, 16, 22 8

2.

Perceived feasibility.

Derajat kepercayaan dimana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru.

5, 11, 17, 21, 23

2, 8, 14, 20, 24

10

3. Propensity to act Dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah laku

3, 9, 15 6, 12*, 18* 6

Total 24

Keterangan * : item gugur

Total item valid : 21

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

a. Academic Self-Efficacy (ASE)

Setelah masing-masing item Academic Self-Efficacy

diuji validitasnya selanjutnya dari item-item yang valid

dilakukan pengujian reliabilitasnya dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach. Hasil pengujian diperoleh reliabilitas

43

Page 44: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

angket sebesar 0.870. Hal ini dapat dikatakan bahwa angket

Academic Self-Efficacy tersebut reliable dengan katagori baik

(Azwar, 2000).

b. Intensi Wirausaha

Setelah keseluruhan item intensi wirausaha diuji

validitasnya, selanjutnya item-item yang valid dilakukan

penngujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Hasil pengujian diperoleh reliabilitas intensi

wirausaha sebesar 0.873. Hal ini dapat dikatakan bahwa

angket intensi wirausaha reliabel dengan katagori baik. Hasil

uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

E. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan

teknik Correlation Product Moment, peneliti terlebih dahulu

melakukan uji asumsi dengan menggunakan uji normalitas dan uji

liniearilitas. Tujuan dilakukan uji normalitas dan uji liniearilitas

adalah sebagai salah satu syarat dilakukannya uji Correlation

Product Moment. Melalui uji normalitas, akan diketahui apakah

distribusi variabel tersebut normal atau tidak. Uji asumsi dilakukan

dengan SPSS versi 12.0.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji one sample

Kolmogrof-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas terhadap academic

self-efficacy, maka dinyatakan bahwa Academic Self-Efficacy

memiliki nilai Kolmogrov Smirnov sebesar 1,152 (p > 0,05) berarti

data berdistribusi normal.

44

Page 45: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Pada intensi wirausaha besarnya nilai Kolmogrov Smirnov

adalah 1,197 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Academic Self-

Efficacy berhubungan linear dengan intensi wirausaha. Hasil uji

linearitas dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas menggunakan teknik anova menghasilkan F

beda sebesar 1,675 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Academic

Self-Efficacy berhubungan linear dengan intensi wirausaha.

F. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Academic Self-Efficacy

Dari hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa

variabel Academic Self-Efficacy memiliki nilai mean sebesar

76,9298 dan nilai standart deviasi sebesar 7,96754. Kemudian

dilakukan pengkatagorian terhadap skor nilai dan rata-rata

academic self-efficacy. Dari 26 item yang digunakan sebagai

alat ukur academic self-efficacy, diketahui skor terendah

adalah 26 dan skor tertinggi adalah 104 dengan 5 katagori

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Berikut adalah pengkatagorian tinggi rendahnya atau

interval academic self-efficacy:

interval academic self −efficacy=104−265

=15,6

45

Page 46: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Tabel 4.5

Interval Academic Self-Efficacy (ASE)Skor Kriteria Frekuensi

(F)Presentase

(%)Min. Max. Mean

26≤ x<41,6 sangat rendah 0 0 2641,6≤ x<57,2 rendah 0 057,2≤ x <72,8 sedang 28 24,5672,8≤ x<88,4 tinggi 76 66,66 76,929888,4≤ x<104 sangat tinggi 10 8,78 104

Jumlah 114 100 SD = 7,96754x = skor academic self-efficacy

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 24,56%

mahasiswa fakultas psikologi UKSW memiliki tingkat

academic self-efficacy yang sedang. 66,66% mahasiswa yang

memiliki academic self-efficacy yang tinggi. Kemudian

terdapat 8,78% mahasiswa yang memiliki academic self-

efficacy yang sangat tinggi. Nilai rata-rata diperoleh sebesar

76,9298 yang termasuk dalam katagori tinggi dalam tingkat

academic self-efficacy. Skor minimum adalah 26 dan skor

maksimal adalah 104 dengan standar deviasi 7,96754.

b. Intensi Wirausaha

Dari hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa

variabel intensi wirausaha memiliki nilai mean sebesar

62,1404 dan nilai standart deviasi sebesar 7,47252. Kemudian

dilakukan pengkatagorian terhadap skor nilai dan rata-rata

intensi wirausaha. Dari 21 item valid diketahui skor terendah

21 dan skor tertinggi adalah 84 dengan 5 katagori yaitu sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

46

Page 47: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Berikut adalah rumus pengkatagorian tinggi

rendahnya atau interval intensi wirausaha:

Intervalintensi wirausaha= skor tertingi−skor terendahjumlahkatagori

interval intensiWirausaha=84−215

=12,6

Tabel 4.6

Interval Intensi WirausahaSkor Kriteria Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Min. Max. Mean

21≤ x<33,6 sangat rendah 0 0 21

33,6≤ x<46,2 rendah 1 0,88

46,2≤ x <58,8 sedang 27 23,68

58,8≤ x<71,4 tinggi 72 63,15 62,1404

71,4≤ x<84 sangat tinggi 14 12,28 84

Jumlah 114 100 SD = 7,47252

x = skor intensi wirausaha

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa 1% dari

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memiliki intensi wirausaha

yang rendah dan 23,68% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

memiliki intensi wirausaha yang sedang. 63,15% mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW memiliki intensi wirausaha yang tinggi. Kemudian

12,28% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memiliki intensi

wirausaha yang sangat tinggi. Nilai rata-rata yang diperoleh 62,1404

yang termasuk dalam katagori intensi wirausaha tinggi. Skor

minimum adalah 21 dan skor maksimal adalah 84 dengan standar

deviasi 7,47252.

47

Page 48: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

2. Uji Analisis Korelasi

Untuk perhitungan digunakan korelasi Pearson Product

Momment. Data dihitung dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Momment karena uji asumsi untuk menghitung dengan

korelasi Pearson Product Momment terpenuhi.

Untuk korelasi antara GPA dan The People I Know, CRPSS-

VE, My Feelings About School diperoleh nilai korelasi sebesar r =

0,240 (p < 0.05). Hal ini ada hubungan positif dan signifikan antara

The People I Know, CRPSS-VE, My Feelings About School dan GPA.

Dari output SPSS terlihat bahwa nilai korelasi antara

Academic Self-Efficacy (ASE) adalah r = 0,324 (p < 0.05). Hal ini

berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti ada hubungan positif

dan signifikan antara academic self-efficacy dengan intensi wirausaha

pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil analisis korelasi

maka diketahui sumbangan efektif dari academic self-efficacy

sebanyak 10,5% dari seluruh sumbangan efektif (100%), sementara

89,5% berasal dari faktor lainnya seperti; faktor kepribadian:

kebutuhan akan prestasi dan self-efficacy; faktor lingkungan yang

dilihat dari tiga elemen konstektual: askes kepada modal, informasi

dan jaringan sosial; faktor demografis: jender, umur, latar belakang

pendidikan dan pengalaman kerja (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008).

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara academic self-

efficacy dan intensi wirausaha dengan menggunakan SPSS version

48

Page 49: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

12.0 for windows dengan pengujian korelasi Pearson Product

Moment diperoleh hasil rxy = 0,324 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan

hubungan positif dan signifikan antara academic self-efficacy dengan

intensi wirausaha, maka semakin tinggi tingkat academic self-

efficacy maka semakin tinggi tingkat intensi wirausaha.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori self-efficacy Bandura

di mana teori tersebut menjadi dasar dari academic self-efficacy.

Bandura mengatakan bahwa self-efficacy berlaku secara umum untuk

setiap tindakan dan perilaku manusia di semua bidang (dalam

Golightly, 2007). Miner menyatakan (Luthans dalam Riyanti, 2007)

bahwa individu yang memiliki high self-efficacy memiliki harapan-

harapan yang kuat mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan

prestasi secara sukses dalam situasi yang sama sekali baru. Hal baru

menurut Miner (Luthans dalam Riyanti, 2007) tersebut peneliti

hubungkan dengan wirausaha, dimana mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW selama menempuh pendidikan di bangku kuliah tentunya

memiliki academic self-efficacy yaitu dalam pendidikan psikologi

dan mendapati bidang baru yaitu wirausaha.

Sadino (dalam Hamdani 2010) yang mengatakan, “kalau

Anda berusaha lulus dengan indeks prestasi tinggi, besar

kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk jadi pegawai.”

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat diatas dimana

semakin tinggi academic self-efficacy maka semakin tinggi intensi

wirausaha.

Menurut hasil deskriptif academic self-efficacy, nilai rata-rata

yang diperoleh dari penelitian ini adalah 76,9298 dengan presentase

sebesar 66,66%. Hal ini berarti tingkat rata-rata academic self-

efficacy dari 114 mahasiswa Fakultas Psikologi berada dalam

49

Page 50: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

katagori tinggi. Dalam hal ini berarti rata-rata mahasiswa Fakultas

Psikologi dalam penelitian ini merasa percaya diri memiliki

kemampuan dalam penyelesaian tugas untuk mengatur,

melaksanakan, dan mengontrol sikap mereka dalam pemecahan

masalah akademik (academic problem solving) menunjukan

academic self-efficacy yang kurang (McGrew, 2008).

Dalam penelitian ini mendapati 66,66% mahasiswa Fakultas

Psikologi yang memiliki tingkat academic self-efficacy yang tinggi.

Academic self-efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki

keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi

pada bidang akademik atau mencapai specific academic goal

(Bandura; Eccles & Wigfield; Elias & Loomis; Gresham;

Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).

Academic self-efficacy berdasar pada self-efficacy Bandura

(dalam Golightly, 2007). Di mana self-efficacy dipercayai memiliki

pengaruh terhadap pelaksanaan suatu tugas. Self-efficacy yang tinggi

menciptakan perasaan tenang ketika mendapati tugas yang sulit,

sementara itu self-efficacy yang rendah menunjukkan perasaan bahwa

tugas tersebut lebih sulit dari kenyataan sehingga menciptakan

perasaan stres, cemas, dan pemikiran yang dangkal untuk

menyelesaikan suatu tugas (Eccles dalam McGrew, 2008).

Berdasar tabel deskriptif intensi wirausaha diperoleh nilai

rata-rata intensi wirausaha sebesar 62,1404 dengan presentase

63,15% dalam katagori tinggi dan 12,28% dalam katagori sangat

tinggi. Adanya intensi wirausaha ini sangat memungkinkan untuk

melihat kenyataan perilaku wirausaha di masa yang akan datang. Hal

tersebut seperti yang dinyatakan oleh Krueger dan Carsrud (dalam

Indarti & Rostiani, 2008), intensi telah terbukti menjadi prediktor

50

Page 51: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Oleh karena itu, intensi

dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk

memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Choo dan

Wong dalam Indarti & Rostiani, 2008). Karena itulah wirausaha

perlu mendapat perhatian khusus dan dapat diwujudkan salah satunya

dengan memberikan kosentrasi khusus pada mata kuliah psikologi

wirausaha.

Wirausaha perlu diberikan konsentrasi khusus karena

wirausaha ternyata memiliki banyak keuntungan baik terhadap

pelaku wirausaha, orang lain dan negara itu sendiri. Menurut Hendro

& Chandra (2006), wirausaha dapat meningkatkan taraf hidup

seseorang di masa yang akan datang. Kewirausahaan perlu

diupayakan dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran,

serta meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Jika setiap komponen

memiliki kemampuan kewirausahaan yang baik maka dapat

menghasilkan efek domino bagi transformasi ekonomi sosial (Ciputra

dan Ciputra Enterpreneurship Centre dalam Kurniawan, 2009).

Berdasarkan hasil analisis korelasi, didapatkan sumbangan

efektif dari academic self-efficacy terhadap intensi wirausaha

sebanyak 10,5% dari seluruh sumbangan efektif (100%), sementara

89,5% berasal dari faktor lainya seperti; faktor kepribadian:

kebutuhan akan prestasi dan self-efficacy; faktor lingkungan yang

dilihat dari tiga elemen konstektual: askes kepada modal, informasi

dan jaringan sosial; faktor demografis: jender, umur, latar belakang

pendidikan dan pengalaman kerja (Indarti dalam Indarti & Rostiani,

2008).

51

Page 52: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara academic self-efficacy

dengan intensi wirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar r =

0,324 (p < 0.05). Hal ini berarti semakin tinggi academic self-

efficacy maka semakin tinggi intensi wirausaha.

2. Academic self-efficacy menghasilkan nilai rata-rata (mean)

sebesar 76,9298 yang termasuk dalam katagori tinggi.

3. Intensi wirausaha menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar

62,1404 yang termasuk dalam katagori tinggi.

4. Sumbangan efektif academic self-efficacy terhadap intensi

wirausaha sebesar 10,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti mengajukan

saran bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

Mahasiswa sangat diharapkan memiliki dan

mengembangkan academic self-efficacy (ASE) mereka agar dapar

mencapai specific academic goal atau dengan kata lain mencapai

prestasi dalam bidang akademik.

Dengan adanya intensi wirausaha pada mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW, mahasiswa diharapkan agar tidak

52

Page 53: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

menadjikanya hanya sebatas intensi saja, namun mau untuk

berwirausaha minimal bisa dimulai dengan belajar terlebih dahulu

untuk berwirausaha dengan cara mencari tahu informasi jenis

usaha yang menjajikan dengan cara bertanya pada orang yang

berpengalaman, menonton acara-acara yang mengulas jenis usaha

dan mencari informasi usaha lewat internet, teman dan televisi.

2. Bagi Fakultas Psikologi UKSW

Dari hasil penelitian ini jumlah mahasiswa yang memiliki

tingkat academic self-efficacy yang tinggi sebanyak 66,66%, hal

ini perlu mendapatkan perhatian dan dukungan positif serta

feedback bagi mahasiswa yang memiliki academic self-efficacy

yang tinggi untuk meningkatkan keyakinan mereka dalam bidang

akademik. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk kedua belah

pihak, yaitu agar mahasiswa Fakultas Psikologi dapat mencapai

prestasi akademik yang baik dan Fakultas Psikologi UKSW dapat

membantu meningkatkan akreditasi.

Dari hasil penelitian ini jumlah mahasiswa yang memiliki

tigkat intensi wirausaha yang sangat tinggi sebanyak 12,28 dan

tinggi sebanyak 63,15% serta tingkat intensi wirausaha yang

sedang sebanyak 23,68%, tentunya hal ini menunjukan adanya

intensi wirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi sehingga

meberikan perhatian lebih dalam bidang Psikologi Wirausaha

agar mendorong dan tetap menanam semangat kewirausahaan

agar mahasiswa tidak takut dan mau mengaplikasikan di masa

mendatang.

53

Page 54: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk meningkatkan kualitas peneilitan lebih lanjut,

khususnya yang berhubungan dengan academic self-efficacy dan

intensi wirausaha. Peneliti yang mendatang diharapkan dapat

membuat penelitian yang lebih luas, misalnya saja dengan

menambah variabel lain yang ikut memberikan sumbangan

efektif kepada intensi wirausaha. Selain itu untuk interval GPA

agar korelasi semaikin baik sebaiknya menggunakan interval

yang lebih kecil, misalkan saja dari start interval GPA 0.5.

54

Page 55: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Edisi kelima. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, Saifudin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Golightly. (2007). DEFINING THE COMPONENTS OF ACADEMIC SELF-EFFICACY IN NAVAJO AMERICAN INDIAN HIGH SCHOOL STUDENTS. Department of Counseling Psychology and Special Education Brigham Young University (http://contentdm.lib.byu.edu/ETD/image/etd1592.pdf).

Hamdani. (2010). Entrepreneurship Kiat Melihat & Memberdayakan Potensi Bisnis. Star Books. Yogyakarta.

Hendro, Chandra. (2006). Be a Smart and Good Enterpreneur. Argo Media Pustaka. Jakarta Barat.

Indarti, Rostiani. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, Oktober 2008. (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti-rostiani-jebi-2008.pdf).

Janda, L. (1997). Psychological Testing: Theory and Application. Massachusetss : Allyn & Bacon.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuriawan Ellya. (2009). Perbedaan Karakter Wirausaha Remaja Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua. Proceeding Temu Ilmiah Nasional: Presentasi Makalah / Poster Towards The Health Of Mind, Body, and Soul and Workshop Souldrama. Fakultas Psikologi UKSW. Salatiga.

McGrew. (2008). Academic Self-Efficacy: Definition and Conceptual Background. (http://www.iapsych.com/acmcewok/Academicself-efficacy.html)

55

Page 56: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Riyanti, (2007). Metode Experiential Learning Berbasis Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif & Berani Beresiko dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Jurnal Fakultas Psikologi Unika Atmajaya Jakarta. Jakarta (http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/47_Benedicta%20Prihatin%20Dwi%20Riyanti_Metode%20experiential%20Learning%20Pelajaran%20Kewirausahaan.pdf)

Sugiarto. (2003). Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wijaya. (2007). Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 93-104. (http://directory.umm.ac.id/Wirausaha/MAN07090204.pdf)

Wijaya. (2008). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 93-104. (http://www.google.co.id/search?q=4.%09Kajian+Model+Empiris+Perilaku+Berwirausaha+UKM+DIY+dan+Jawa+Tengah&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a).

http://www.bps.go.id/?news=733

http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/12/01/brk,20101201-295916,id.html

56

Page 57: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN

57

Page 58: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN A

ANGKET ACADEMIC SELF-EFFICACY &

INTENSI WIRAUSAHA

58

Page 59: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN B

DATA MENTAH

59

Page 60: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN C

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS

ANGKET ACADEMIC SELF-EFFICACY (ASE)

60

Page 61: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Reliability

Case Processing Summary

N %Cases Valid 114 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 114 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items.870 .871 26

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleteditem2 73.6842 60.236 .328 . .868item3 74.5175 59.349 .329 . .869item4 73.9211 60.480 .322 . .868item5 73.7719 60.142 .363 . .867item6 73.7018 59.379 .408 . .866item7 74.1053 58.502 .433 . .865item8 73.7368 59.435 .314 . .869item9 73.5877 60.174 .369 . .867item10 73.8947 58.148 .550 . .862item11 73.7895 60.044 .336 . .868item12 73.8684 56.770 .494 . .864item13 74.5789 58.918 .377 . .867item14 73.8333 59.945 .336 . .868item15 73.4298 60.654 .283 . .869item16 74.1140 56.615 .634 . .859item17 74.0877 59.178 .401 . .866item18 73.9123 58.116 .474 . .864item19 73.9035 59.221 .398 . .866item20 74.3421 59.254 .413 . .866item21 74.3421 58.386 .471 . .864

61

Page 62: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

item22 73.8509 60.924 .359 . .867item23 74.4298 58.265 .447 . .865item24 73.9123 59.231 .545 . .863item25 73.6930 59.418 .426 . .866item26 74.1579 57.019 .528 . .862item27 74.0789 56.126 .647 . .858

62

Page 63: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN D

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS

INTENSI WIRAUSAHA

63

Page 64: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Reliability 1 Angket Intensi Wirausaha

Case Processing Summary

N %Cases Valid 114 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 114 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items.834 .843 24

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleteditem1 67.0000 55.540 -.066 . .847item2 66.4561 49.277 .526 . .822item3 66.2807 49.425 .525 . .822item4 66.4123 52.581 .278 . .832item5 66.1491 51.562 .350 . .829item6 66.3509 50.672 .440 . .826item7 66.5877 51.713 .297 . .832item8 67.0789 51.985 .265 . .833item9 66.1140 48.863 .595 . .819item10 66.3333 51.286 .415 . .827item11 66.5175 52.075 .337 . .830item12 66.9298 54.597 .020 . .843item13 66.3596 49.117 .566 . .820item14 66.3070 50.816 .466 . .825item15 66.6053 49.480 .548 . .821item16 66.3246 51.212 .522 . .824item17 66.4123 50.138 .542 . .822item18 66.9825 55.504 -.062 . .847item19 66.1667 50.724 .496 . .824item20 66.4474 51.825 .273 . .833

64

Page 65: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

item21 66.4123 50.156 .540 . .822item22 66.4298 49.504 .651 . .819item23 66.6667 49.959 .489 . .824item24 66.5526 51.276 .394 . .828

65

Page 66: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Reliability 2 Angket Intensi Wirausaha

Case Processing Summary

N %Cases Valid 114 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 114 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items.873 .875 21

Item Statistics

Mean Std. Deviation Nitem1 2.9298 .74927 114item2 3.1053 .73314 114item3 2.9737 .60178 114item4 3.2368 .66920 114item5 3.0351 .67745 114item6 2.7982 .73086 114item7 2.3070 .74224 114item8 3.2719 .71994 114item9 3.0526 .62176 114item10 2.8684 .60255 114item11 3.0263 .72210 114item12 3.0789 .62605 114item13 2.7807 .70093 114item14 3.0614 .52013 114item15 2.9737 .63050 114item16 3.2193 .60615 114item17 2.9386 .75592 114item18 2.9737 .63050 114item19 2.9561 .60074 114item20 2.7193 .71034 114item21 2.8333 .65062 114

66

Page 67: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN E

UJI ASUMSI PENELITIAN

Uji Normalitas Tes

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum MaximumASE 114 76.9298 7.96754 59.00 104.00wirausaha 114 62.1404 7.47252 41.00 80.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ASE wirausahaN 114 114

Normal Parameters(a,b)Mean 76.9298 62.1404Std. Deviation 7.96754 7.47252

Most Extreme Differences

Absolute .108 .112Positive .108 .112Negative -.065 -.098

Kolmogorov-Smirnov Z 1.152 1.197Asymp. Sig. (2-tailed) .141 .114

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.wirausaha * ASE Between Groups (Combined) 2807.048 31 90.550 2.120 .004

Linearity 660.752 1 660.752 15.469 .000

Deviation from Linearity 2146.296 30 71.543 1.675 .035

Within Groups 3502.706 82 42.716

Total 6309.754 113

67

Page 68: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN F

DESKRIPSI STATISTIK

VARIABEL ACADEMIC SELF-EFFICACY &

INTENSI WIRAUSAHA

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum MaximumASE 114 76.9298 7.96754 59.00 104.00wirausaha 114 62.1404 7.47252 41.00 80.00

68

Page 69: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN G

UJI KORELASI ANTARA VARIABEL

ACADEMIC SELF-EFFICACY & INTENSI WIRAUSAHA

Correlations

wirusaha ASEwirusaha Pearson

Correlation 1 .324(**)

Sig. (1-tailed) . .000N 114 114

ASE Pearson Correlation .324(**) 1

Sig. (1-tailed) .000 .N 114 114

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

69

Page 70: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

Uji Korelasi Antara GPA & The People I Know, CRPSS-VE, My Feelings

About School

Correlations

Correlations

ASE GPAThe People I Know, CRPSS-VE, My Feelings About School

Pearson Correlation 1 .240(**)

Sig. (1-tailed) . .005N

114 114

GPA Pearson Correlation .240(**) 1

Sig. (1-tailed) .005 .N 114 114

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

70

Page 71: karyatulisilmiah.com · Web viewHal itu serupa dengan hasil penelitian Scott dan Twomey (dalam Indarti & Rostiani, 2008) faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang

LAMPIRAN H

SURAT IJIN PENELITIAN

71