tingkat partisipasi masyarakat pasca ...repository.fisip-untirta.ac.id/1220/1/ani rostiani...
TRANSCRIPT
1
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
PASCA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BIDANG PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG
KOTA CILEGON TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Ujian Sarjana Strata-1
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
ANI ROSTIANI
NIM. 072638
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2011
2
ABSTRAK
ANI ROSTIANI. NIM. 072638. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2011.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang
Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pembangunan dan Pendidikan
Fokus penelitian ini adalah Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaa
Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun
2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah tentang
bagaimana Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan
Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sumber data
yang digunakan adalah responden yaitu masyarakat Kecamatan Jombang Kota
Cilegon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, quisoner,
dan observasi. Penentuan sampel dengan teknik proportional area random
sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah quisioner yang terdiri dari
pertanyaan yang didasarkan pada indikator partisipasi masyarakat menurut teori
Josef Riwu Kaho, indikatornya adalah partisipasi dalam pembuatan keputusan,
pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Teknik uji validitas menggunakan uji
instrumen Rumus Korelasi Product Moment. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan
Kecamatan Jombang Kota Cilegon, kesimpulan yaitu hipotesis Ha (-18,64 <
0,098) maka Ha ditolak dan Ho derima, maka Ha tidak diterima bila < 70% ini
berarti bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang
Pendidikan Kecamatan Jombang sudah berjalan baik walaupun hipotesis tidak
mencapai mencapai 70% atau hasil penelitian mencapai 69,8 % dari angka
minimal yakni 70%. Indikator inatrumen dari hasil penelitian menunjukan
dimensi kehadiran dalam proses pembuatan keputusan dalam proses musyawarah
mencapai 70,7 %. Dimensi kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam
proses pelaksanaan mencapai 68,8 %. Kesediaan masyarakat dalam menikmati
hasil mencapai 71,3 %, serta dimensi peran aktif masyarakat dalam proses
evaluasi mencapai 69,4 %.
3
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ani Rostiani
NIM : 072638
Semester : VIII (Delapan)
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul:
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG
KOTA CILEGON TAHUN 2010............................................................................
Yang akan diuji dihadapan Dewan Penguji pada hari Kamis tanggal 22 bulan
September tahun 2011 adalah benar karya saya sendiri yang Orisinil dan bukan
hasil Plagiat.
Demikian pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dalam keadaan
sehat dan bilamana dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar
saya bersedia menerima sanksi akademik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Serang, 22 September 2011
Materai Rp. 6.000
Ani Rostiani
4
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : ANI ROSTIANI
NIM : 072638
Judul Skripsi : TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG
PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG KOTA
CILEGON TAHUN 2010
Serang, 22 Agustus 2011
Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan
Menyetujui,
Pembimbing I,
Abdul Hamid, S.Sos., M.Si
NIP: 198104102006041023
Pembimbing II,
Anis Fuad, S.Sos
NIP: 198009082006041002
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA
Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si
NIP: 196507042005011002
5
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : ANI ROSTIANI
Nim : 072638
JudulSkripsi : TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG
PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG KOTA
CILEGON TAHUN 2010
Telah dipertahankan dalam ujian sidang Skripsi dan Komprehensif pada Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Kamis tanggal 22 bulan September Tahun
2011, dan dinyatakan LULUS.
Serang, September 2011
Ketua Penguji
Kandung Sapto Nugroho, S.Sos M.Si
NIP : 197809182005011002
( ……………………………)
Anggota
Anis Fuad S.Sos,
NIP : 1978092005011002
( ……………………………)
Anggota
Rahmawati, S.Sos., M.Si
NIP : 197905252005012001
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si.
NIP: 196507042005011002
( ……………………………)
Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Negara
Kandung Sapto N, S.Sos, M.Si.
NIP : 197809182005011002
Mengetahui,
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Penyakit yang paling besar adalah takut
Bahaya yang paling besar adalah putus asa
Keagungan yang paling mulia adalah iman
Rahasia yang paling besar adalah mati
Harta yang paling besar adalah anak yang soleh
Guru yang paling besar adalah pengalaman
Modal yang paling besar adalah kepercayaan diri
(Ali Bin Abu Thalib)
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Ibunda dan Ayahanda
Dan seluruh keluarga
7
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua terutama
dalam memberikan kesehatan kepada kita, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, walaupun banyak kekurangan-kekurangan, baik materi maupun dalam bentuk
penyajiannya.
Skripsi ini penulis buat dan sampaikan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat ujian strata S-I, dengan judul penelitian ” Tingkat Partisipasi Masyarakat
Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang
Kota Cilegon Tahun 2010. ”
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa,
2. Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Abdul Hamid, S.Sos., M.Si, selaku Pembimbing I Skripsi, (terimakasih
atas segala arahan dan bimbingan sehingga penulis menjadi termotivasi)
8
5. Anis Puad S.Sos., selaku dosen pembimbing II Skripsi, terimakasih atas
waktu yang diluangkan untuk membimbing peneliti di sela-sela kesibukan.
6. Listyaningsih S.Sos., M.Si selaku Wali Akademik yang telah membimbing
peneliti selama perkuliahan.
7. Rina Yulianti, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Segenap Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang membekali penulis dengan pengetahuan selama perkuliahan.
9. Kedua orang tua tercinta, terimakasih Bapakku, terimakasih Mamaku
tersayang.
10. Seseorang yang telah menemani dan memberikan semangat yang tiada
tiara, semoga Allah memberikan jalan kemudahan dalam mencapai cita-
citamu, Amien.
11. Temen-teman Kelas 2007A Ane Reguler, pershabatan kalian begitu
berkesan, tak akan ku lupakan.
12. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan semuanya,
khususnya yang telah membantu penyelesaian proposal penelitian ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
sempurna oleh karena itu peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
9
skripsi ini dan peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi untuk perbaikan skripsi ini dan sebagai referensi untuk penelitian yang
selanjutnya. Semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat untuk pihak-pihak
yang membutuhkan, baik sebagai bahan acuan maupun sebagai bahan bacaan.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam segala hal yang diridhoi-Nya.
Amin
Serang, September 2011
Peneliti
10
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah .................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 10
BAB II DESKRIPSI TEORI ........................................................................ 12
2.1 Deskripsi Teori …………………………………………………………... 12
2.1.1 Pengertian Partisipasi …………………………….……………………. 12
2.1.2 Pengertian Masyarakat ……………………………………………….. 21
11
2.1.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat …………………………………….. 23
2.1.4 Pengertian Pembangunan …………..………………............................... 29
2.1.5 Pengertian Pendidikan ……………………………………………….... 34
2.1.6 Pengertian Pembangunan Pendidikan …………………………………. 36
2.2 Kerangka Berfikir……………………………………………………….. 37
2.3 Hipotesis Penelitian …………………………………………………….. 40
BAB III METODELOGI PENELITIAN.………………………………….. 41
3.1 Metode Penelitian........................................................................................ 41
3.2 Instrumen Penelitian.................................................................................... 42
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 48
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................... 53
3.5 Tempat dan Waktu…………………………….………………………….. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................. ..... 61
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... ...... 61
4.2 Karakteristik Responden .............................................................................. 77
4.3 Analisis Data ................................................................................................. 81
4.3.1 Uji Validitas Instrumen ............................................................................. 81
4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 83
4.3.3 Distribusi Frekuensi dan Normalitas Data Secara Keseluruhan................. 83
4.3.4 Deskripsi Data............................................................................................ 87
4.4 Pengujian Hipotesis .................................................................................... 120
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................ 123
4.6 Pembahasan ................................................................................................. 125
12
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 136
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... ........ 136
5.2 Saran ................................................................................................ .......... 138
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Skoring Item Instrumen ……………..…………………………... 43
3.2 Tabel Instrumen Penelitian ……………………………………………...44
3.3 Tabel Jumah Penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon…………….49
3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ……………... 51
3.5 Tabel Perhitungan Sampel Tiap Wilayah………………………………..53
3.6 Tabel Jadwal Penelitian …………………………………………………60
4.1 Tabel Aparatur Pemerintah Kecamatan ..................................................62
4.2 Tabel Jumlah Total Penduduk ................................................................77
4.3 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur.........................78
4.4 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 79
4.5 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 80
4.6 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Keyakinan.............. 81
4.7 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ...................................................... 82
4.8 Tabel Standar Deviasi Tingkat Partisipasi Masyarakat.......................... 84
4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Masyarakat.................. 85
4.10 Tabel Kuesioner Pertanyaan 1 ............................................................ 86
4.11 Tabel Kuesioner Pertanyaan 2 ............................................................ 87
4.12 Tabel Kuesioner Pertanyaan 3 ............................................................ 89
4.13 Tabel Kuesioner Pertanyaan 4 ............................................................ 90
4.14 Tabel Kuesioner Pertanyaan 5 ............................................................ 92
4.15 Tabel Kuesioner Pertanyaan 6 ............................................................ 93
14
4.16 Tabel Kuesioner Pertanyaan 7 ............................................................ 94
4.17 Tabel Kuesioner Pertanyaan 8 ............................................................ 95
4.18 Tabel Kuesioner Pertanyaan 9 ............................................................ 97
4.19 Tabel Kuesioner Pertanyaan 10 ..........................................................98
4.20 Tabel Kuesioner Pertanyaan 11 ..........................................................100
4.21 Tabel Kuesioner Pertanyaan 12 ..........................................................101
4.22 Tabel Kuesioner Pertanyaan 13 ..........................................................103
4.23 Tabel Kuesioner Pertanyaan 14 ..........................................................104
4.24 Tabel Kuesioner Pertanyaan 15 ..........................................................106
4.25 Tabel Kuesioner Pertanyaan 16 ..........................................................107
4.26 Tabel Kuesioner Pertanyaan 17 ..........................................................119
4.27 Tabel Kuesioner Pertanyaan 18 ..........................................................110
4.28 Tabel Kuesioner Pertanyaan 19 ..........................................................112
4.29 Tabel Kuesioner Pertanyaan 20 ..........................................................113
4.30 Tabel Kuesioner Pertanyaan 21 ..........................................................115
4.31 Tabel Kuesioner Pertanyaan 22 ..........................................................116
4.32 Tabel Kuesioner Pertanyaan 23 ..........................................................117
4.33 Tabel Kuesioner Pertanyaan 24 ..........................................................119
4.34 Tabel Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat.................................126
15
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Kerangka Berfikir………………………………………………. 39
4.1 Gambar Distribusi Data Tingkat Partispasi Masyarakat ......................... 87
4.2 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 1 ...................................... 88
4.3 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 2....................................... 90
4.4 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 3 ...................................... 91
4.5 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 4........................................ 92
4.6 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 5........................................ 94
4.7 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 6........................................ 95
4.8 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 7........................................ 96
4.9 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 8........................................ 98
4.10 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 9...................................... 99
4.11 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 10.................................. ..101
4.12 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 11.....................................102
4.13 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 12.....................................104
4.14 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 13.....................................105
4.15 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 14.....................................107
4.16 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 15.....................................108
4.17 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 16.....................................110
4.18 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 17.....................................111
4.19 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 18.....................................113
4.20 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 19.....................................114
16
4.21 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 20.....................................116
4.22 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 21.....................................117
4.23 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 22.....................................119
4.24 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 23.....................................120
4.25 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 24.....................................122
4.26 Gambar Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis..............................124
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi terutama dalam menghadapi perubahan
dan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi yang
begitu pesat dan dengan tantangan globalisasi. Salah satu upaya untuk
mengantisipasinya adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan, antara
lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Melihat prestasi pendidikan di
Indonesia tertinggal jauh di bawah negara-negara Asia lainnya, seperti
Singapura, Jepang dan Malaysia. Suatu kenyataan yang sudah tidak dapat
dipungkiri lagi adalah bahwa Indonesia bagian dari kompetisi masyarakat
dunia. Dalam kompetisi tersebut, jika Indonesia tidak menjadi pemenang
maka akan menjadi yang kalah serta tertinggal dari masyarakat lainnya,
khususnya dalam meraih pasar dan peluang kesempatan kerja. Untuk itu,
perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat
ditempuh melalui sektor pendidikan.
Indikator rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari
prestasi pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Mengah Atas (SMA), sebagai studi
perbandingan studi untuk kemampuan pemahaman terhdap bidang mata
pelajaran pada peserta didik SMP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-
1
18
39 dari 42 negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga
berada pada peringkat “buncit” yaitu urutan ke-40 dari 42 negara peserta.1
Siswa yang masih sangat memprihatinkan, berada pada urutan paling
belakang dibandingkan dengan pendidikan bangsa-bangsa lain di tingkat
regional maupun internasional. Hal tersebut tercermin antara lain dari hasil
studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang
dilaksanakan oleh International Education Achievement (IEA) yang
menunjukkan bahwa peserta didik SD di Indonesia berada pada urutan ke-38
dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah dari hasil
survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy
(PERC), sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia.
Dari 12 negara yang disurvei, Korea Selatan memiliki sistem
pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang, Taiwan, India, Cina dan
Malaysia. Indonesia menduduki urutan terbawah di bawah Vietnam.2 Sebagai
usaha untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia,
pemerintah Indonesia melaksanakan reformasi dan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan seperti yang dituangkan dalam Propenas.
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional, disebutkan kegiatan pokok dalam upaya
memperbaiki manajemen Pendidikan Dasar di Indonesia yaitu:
1 Depertemen Pendidikan Nasional. 2000. Program Strategis Pendidikan Nasional. Jakarta: Tidak
dipubliskasikan. 2 Kompas. 2008. Catatan Pendidikan Indonesia Memprihatinkan. Hal. 8
19
1. “Melaksanakan desentralisasi bidang pendidikan secara bertahap,
bijaksana dan profesional, termasuk peningkatan peranan Komite
Sekolah dengan mendorong daerah untuk melaksanakan rintisan
penerapan konsep pembentukan Dewan Sekolah.
2. Mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi
dan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan, seperti deversifikasi penggunaan sumber daya dan dana.
4. Mengembangkan sistem insentif yang mendorong kompetisi yang sehat
baik antar lembaga dan personil sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
5. Memberdayakan personil dan lembaga, antara lain melalui pelatihan
yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Program pemberdayaan
ini perlu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi secara bertahap dan
intensif agar kinerja sekolah dapat bertahan sesuai dengan standar mutu
pendidikan yang ditetapkan.
6. Meninjau kembali semua produk hukum di bidang pendidikan yang
tidak sesuai lagi dengan arah dan tuntutan pembangunan pendidikan.
7. Merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di
daerah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara
independen.” 3
Dari rumusan Propenas di atas, bangsa Indonesia bertekad untuk
mewujudkan sistem pengelolaan pendidikan yaitu Scholl-Based Management
dan Community Based Management. Dengan sistem ini diharapkan
pendidikan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat, dimana proses pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh
pihak-pihak yang paling dekat dengan proses pembelajaran (Kepala Sekolah,
guru dan orang tua peserta didik). Atas dasar kenyataan yang ada tentang
potensi sumber daya manusia Indonesia saat ini.
3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000. Tentang Program Pendidikan Nasional.
20
Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya pada
pendidikan dasar merupakan tanggungjawab bersama antara orang tua,
masyarakat, dan pemerintah. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang secara
tegas dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa masyarakat berhak
untuk berperanserta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi program pendidikan berdasarkan Undang-Undang system
Pendidikann Nasional Pasal 8, dan masyarakat wajib memberikan dukungan
sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dalam konsep tri pusat pendidikan, pendidikan berlangsung pada tiga
institusi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh sebab itu, ke tiga
pusat pendidikan tersebut harus berfungsi dengan baik agar mutu pendidikan
dapat meningkat. Dengan demikian persoalan pendidikan menuntut sebuah
konsep manajemen yang menjembatani semua komponen sistem, sistem dan
subsistem pendidikan. Konsep-konsep manajeman yang aspiratif dan
akomodatif, telah dikembangkan seperti manajeman pendidikan berbasis
sekolah dan manajemen pendidikan berbasis masyarakat sesuai dengan asas
desentralisasi pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003.
Di negara-negara maju, terutama yang menganut sistem
desentralisasi, sekolah dikreasikan dan dipertahankan oleh masyarakat.
Kesadaran mereka sebagai pemilik dan penanggungjawab lembaga
21
pendidikan sudah tinggi. Partisipasi mereka sudah besar hal ini terbentuk
adanya minat yang selaras dengan program yng diembankan oleh Pemerintah
kepada warganya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam
melakukan kontrol. Mereka benar-benar merasa memiliki, sebab sumbangan
moral dan material mereka cukup besar terhadap kelangsungan hidup
lembaga pendidikan. Mereka yakin sekali bahwa pendidikan adalah modal
utama bagi peningkatan kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Masyarakat memandang sekolah sebagai cara yang meyakinkan dalam
membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan
setia kepadanya.
Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan dan partisipasi masyarakat terhadap
sekolah masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena banyak warga
masyarakat yang belum paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih
bila kondisi sosial ekonomi mereka rendah, mereka hampir tidak
menghiraukan akan lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah pada
kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari. Masyarakat menyerahkan sepenuhnya
masalah pendidikan anak-anaknya kepada sekolah dan pemerintah.
Manajemen pendidikan di Indonesia saat ini menuntut peran serta dari
masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Partisipasi masyarakat
sebenarnya merupakan manifestasi kesungguhan masyarakat sebagai mitra
pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Akan tetapi peranan
masyarakat terhadap sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
22
masih sangat minim, lebih-lebih pada masyarakat Kota Cilegon, partisipasi
masyarakat terhadap pembangunan dan kemajuan sekolah baru dalam taraf
dukungan dana yang dibayarkan lewat Komite Sekolah baik dana
pembangunan maupun iuran rutin bulanan.
Berdasarkan hasil observasi awal, menurut Ibu Hj. Ratu Siti Hilwati
Salah satu Guru yang mengajar di SDN Kubanglaban Kecamatan Jombang
Kota Cilegon, kurang kepedulian ini dibuktikan dengan:
1. “ Masih banyak orang tua yang enggan untuk menghadiri rapat
yang diadakan sekolah yang berkaitan dengan kemajuan
pendidikan, dengan alasan sibuk dan mewakilkan pada tetangganya
atau anaknya yang sudah besar.
2. Orang tua merasa sudah selesai tugasnya bila sudah menyekolahkan
anaknya dan membayar iuran komite, mereka kurang
memperhatikan keperluan sekolah yang berkaitan dengan pakaian
seragam, kondisi sepatu, maupun buku pegangan siswa, dan kalau
anaknya minta uang untuk keperluan tersebut, orang tua tidak
mengabulkan bahkan memarahi anaknya.
3. Orang tua kurang memperhatikan terhadap pekerjaan rumah (PR )
anak, dan bahkan membiarkan anaknya menonton televisi dan atau
bermain sampai larut malam.
4. Masih banyak orang tua yang menginginkan anaknya membantu
mencari nafkah yang mengakibatkan anak kecapaian sehingga
tidak ada waktu untuk belajar di rumah, bahkan masih banyak
orang tua yang membiarkan anaknya putus sekolah.
5. Masih ada orang tua yang mengawinkan anak perempuannya yang
masih duduk di bangku sekolah, sehingga anak tersebut tidak dapat
lagi melanjutkan sekolahnya.” 4
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka kebutuhan
akan pendidikan sangat penting dalam menunujang pembangunan Kota
Cilegon yang lebih bersaing dengan daerah industri dan perdagangan lain.
Saat ini Kota Cilegon memiliki jumlah 83.179 siswa sekolah aktif, dengan
4 Hasil wawancara dengan Hj. Ratu Siti Hilawati, Tgl 2 Desember 2010
23
rincian SD/MI berjumlah 69.455 siswa, SMP/MTs berjumlah 7.833
siswa, SMA/MA berjumlah 3.203 siswa, SMK berjumlah 2.518 siswa. Untuk
kondisi dan keadaan bangunan fisik sekolah pada tahun 2010 tercatat jumlah
TK/RA 128 sekolah, SMK 14 sekolah, SD/MI 184 sekolah, SMP/MTs 73
sekolah, SMA/MA 39 sekolah, PT berjumlah 10 unit, dan lembaga
pendidikan lainnya berjumlah 4 unit total sekolah 452 unit. Sedangkan
jumlah Sekolah di Kecamatan Jombang pada tahun 2010 tercatat TK/RA 16
sekolah dengan jumlah 917 siswa, SD/MI 30 sekolah dengan jumlah 8656
siswa, SMP/MTs 6 sekolah dengan jumlah 1842 siswa, SMA/MA 4 sekolah
dengan 1167 siswa, SMK 6 sekolah dengan jumlah 1975 siswa, PT berjumlah
5 unit dengan jumlah 291 mahasiswa.5
Potensi dalam pembangunan adalah adanya sinergitas berbagai
komponen masyarakat, pemerintah dan swasta, dengan kerjasama komponen
tersebut akan meningkatkan dan mengurangi apatis masyarakat dalam
partisipasi pasca perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan
Jombang Kota Cilegon tahun 2010. Bentuk kelemahan tersebut menunjukkan
masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan di
Kecamatan Jombang Kota Cilegon, hal ini juga ditunjukan masih kurangnya
sosialisasi yang intens dari pemerintah Kota Cilegon kepada masyarakat
terkait Wajib Belajar 9 Tahun.6 Maka peningkatan kualitas pembangunan
pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon sangat tergantung pada
5 Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon 2010. Cilegon:
Tidak dipublikasikan. 6 Data Lapotan Strategis Kebijakan UPTD Pendidikan Kota Cilegon Tahun 2010.
24
peran serta dan partisipasi masyarakat sebagai subyek sasaran.7 Oleh karena
itu perlu diungkap seberapa jauh masyarakat merespons hal tersebut. Untuk
menjawab permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui Tingkat
Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan
di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka
penulis dapat membuat identifikasi masalah yang ada pada lokasi penelitian
dan hasil studi pendahuluan, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah
diantaranya:
1. Masyarakat kurang memahami pentingnya pendidikan dan kurang peduli
terhadap pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota
Cilegon,
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendukung program wajib
belajar 9 tahun,
3. Banyaknya pemahaman masyarakat akan pembangunan pendidikan
adalah tugas pemerintah daerah sedangkan masyarakat hanya sebagai
sasaran kebijakan pemerintah daerah,
4. Kurang dukungan dan kepedulian masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
7 Hasil Wawancara Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kec Jombang Muhlis, MM.Pd, 6 Juli 2011.
25
5. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam berbentuk kehadiran,
pemikiran, saran, aspirasi dalam pembangunan pendidikan.
1.3 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan pada tingkat partisipasi masyarakat pasca perencanaan
pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Tahun 2010. Rumusan masalah dalam penelitian di atas ditarik suatu
rumusan masalah secara rinci yang akan di jawab adalah sebagai berikut:
Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat pasca perencanaan
pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Tahun 2010?
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai baik
secara teoritis maupun secara praktis untuk mengetahui tentang: Tingkat
Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan
di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis sebagai berikut:
1. Mempertajam dan mengembangkan teori yang ada di dunia akademisi.
26
2. Untuk mengaplikasikan teori dan pemahaman akan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan
Jombang Kota Cilegon.
3. Untuk mengembangkan teori partisipasi masyarakat dengan
pembangunan pendidikan.
1.5.2 Manfaat Praktis Sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan menjadi suatu informasi bagi studi tentang pola
pembangunan kepada masyarakat sekiranya partisipasi masyarakat
berperan penting dalam keberhasilan pembangunan pendidikan.
2. Memberikan masukan bagi perencanaan dan perumusan pembangunan
betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan
kemajuan pendidikan.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian yang masing-masing
terdiri dari sub bagian, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan latar belakang masalah menjadi dasar penelitian
kemudian identifikasi masalah, perumusan masalah, dan manfaat penelitian
baik secara teoritis maupun praktis serta sistematika penulisan.
27
BAB II : DESKRIPSI TEORI
Pada BAB ini terdiri dari deskripsi teori dan kerangka berfikir dalam
deskripsi teori akan di jelaskan tentang pendapat para ahli mengenai teori
yang berkaitan dengan teori Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon.
Selanjutnya kerangka berfikir akan di gambarkan alur pemikiran analisis
dalam penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada BAB ini penulis akan menguraikan metode penelitian yang akan
di gunakan, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data,
pengolahan data dan analisa data, serta dijelaskan teknik pengolahan data
yang digunakan pada penelitian ini. Kemudian menjelaskan tentang tempat
dan waktu penelitian.
28
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah sebelumnya. Untuk
menjawab rumusan masalah tersebut perlu membedah kembali tentang
konsep partisipasi, tingkat partisipasi, konsep pembangunan, pendidikan,
partisipasi masyarakat sampai dengan konsep pembangunan pendidikan
Baru setelah itu membedah tentang seberapa besar tingkat partisipasi
masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon pasca perencanaan
pembangunan di bidang pendidikan dan menguraikan tentang perlunya
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan pendidikan.
2.1.1 Pengertian Partisipasi
Kata ”partisipasi” secara harfiah berarti mengambil bagian dalam
suatu kerjasama. Dalam kaitan dengan pembangunan, hal ini berarti rakyat
mau bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan untuk pembangunan. Partisipasi
menurut Bintoro mengemukakan bahwa:
8
“..Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
pembangunan sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan yang di
tetapkan dalam proses pembangunan”
8 Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Hal: 222-
225
12
29
Sedangkan menurut Dirjen Pembangunan Masyarakat, Departemen
Dalam Negeri Republik Indonesia, partisipasi yaitu meliputi:
1. ”Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata
2. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi
mendorong timbulnya jawaban yang dikehendaki
3. Dijadikan motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi
membangkitkan tingkah laku yang dikehendaki secara berlanjut,
misalnya partisipasi horizontal.
4. Proyek pembangunan yang dirancang secra sederhana dan mudah
dikelola oleh masyarkat
5. Organisasi dan lembaga kemayarakatan yang mampu menggerkan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat
6. Peningkatan peranan masyarakat dalam pembangunan” 9
Merujuk pada teori yang dikemukakan Bintoro10
tentang partisipasi, di
sini terlihat empat aspek penting dalam rangka partisipasi dalam
pembangunan yaitu:
1. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat tersebut sesuai dengan
mekanisme proses politik dalam suatu negara turut menentukan
arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang di lakukan
oleh pemerintah.
2. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untik merumuskan tujuan-
tujuan dan terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu yang
sebaiknya. Oleh karena itu pemerintah perlu di kembangkan
kemampuan masyarakat dan terutama organisasi masyarakat
sendiri untuk mendukung proses pembangunan.
9 Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa.1998. Buku panduan pembangunan masyarakat.
Jakarta. Hal: 83-84 10
Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Hal:
224-
30
3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah di tentukan
dalam proses politik.
4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif
dalam pembangunan yang berencana. Program-program ini pada
tingkat tertentu memberikan kesempatan secara langsung kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam rncana yang menyangkut
kesejahteraan mereka, dan juga secara langsung melaksanakan
sendiri memetik hasil program tersebut.
Istilah partisipasi dan partisipatoris, menurut Mikkelsen dalam
Isbandi Rukminto, biasanya di gunakan di masyarakat dalam berbagai
makna umum, seperti berikut:
1. Partisipasi adalah konstribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu
proyek (pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam
proses pengambilan keputusan (participation is the voluntary
constribution by people in project, but without their taking part in
decision-making);
2. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka
dalam rangka menerima dan merespon berbagai proyek
pembangunan (participation is the sensitization of people to
increase their receptivity and ability to respons to development
project);
3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang
ataupun kelompok yang sedang ditanyakan mengambil inisiatif
dan mempunyai otonomi untuk melakukan hal itu (Participation is
an active process, meaning that the person or group in question
take initiative and assets the autonomy to do so);
4. Partisipasi adalah proses menjembatani dialog antara komunitas
local dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka persiapan,
pengimplementasian, pemantauan, dan pengevaluasian staf agara
dapat memperoleh informasi tentang konteks social ataupun
dampak social proyek terhadap masyarakat (Participation is the
31
fostering of a dialog between the local people and the project or
programme preparation, implementation, monitoring and
evaluation staff in order to obtain in formation on the local
context and on social impacts)
5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam
perubahan yang di tentukan sendiri oleh masyarakat (Participation
is the voluntary involment of people in self –determined change);
6. Partispasi adalah keterlibatan masyarakat dalanm upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri mereka sendiri
(Participation is involvement in people’s development of
themselves, their lives, their environment).11
2.1.1.2 Tingkatan Partisipasi
Tingkat pelibatan masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya
terbagi dalam delapan tingkatan, dari yang bersifat non-partisipasi sampai
pada kekuasaan warga. Menurut Arnstein dalam Panudju, tingkatan
tersebut adalah: 12
a. “Manipulation atau manipulasi
Merupakan tingkat partisipasi yang paling rendah dimana
masyarakat hanya dipakai namanya saja sebagai anggota dalam
berbagai badan penasehat. Pada tingkat ini tidak ada peran
masyarakat secara nyata karena hanya diselewengkan sebagai
publikasi oleh pihak penguasa.
b. Therapy atau terapi
Pada tingkat ini, dengan berkedok melibatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan, para perancang memperlakukan
anggota masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam
terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada
kenyataannya kegiatan tersebut lebih banyak untuk mengubah
pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada mendapatkan
masukan dari mereka.
c. Informing atau pemberian informasi
Tingkat ini merupakan tahap pemberian informasi kepada
masyarakat tentang hak-hak, tanggung jawab dan berbagai
pilihan. Pada tingkat ini, biasanya informasi diberikan secara utuh
satu arah dari penguasa kepada rakyat tanpa adanya kemungkinan
11
Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Grapindo Persada. Hal: 106-107 12
Panudju, Bambang. 1999. Pengadaan Perumahan Kota Dengan Peran Serta Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. Bandung: PT Alumni. Hal: 72-76
32
untuk memberikan umpan balik, sehingga kecil kesempatan
rakyat untuk mempengaruhi dalam menentukan suatu rencana.
d. Consultation atau konsultasi
Pada tingkat ini bertujuan untuk mengundang opini masyarakat
setelah mereka diberi informasi. Cara ini tingkat keberhasilannya
rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide
masyarakat akan diperhatikan. Tahap ini biasanya dilakukan
dengan cara pertemuan lingkungan, survey tentang pola pikir
masyarakat dan dengan dengar pendapat publik.
e. Placation atau perujukan
Pada tingkat ini masyarakat mulai mempunyai pengaruh
meskipun dalam berbagai hal masih ditentukan oleh pihak yang
mempunyai kekuasaan. Dalam pelaksanaannya beberapa anggota
masyarakat yang dianggap mampu dimasukkan sebagai anggota
dalam balam bandan-badan kerjasama pengembangan kelompok
masyarakat yang anggota-anggota lainnya merupakan wakil dari
berbagai instansi pemerintah. Walaupun usul dari masyarakat
sudah mendapat perhatian, tetapi suara masyarakat itu sering tidak
didengar karena keududukannya relatif rendah dan jumlahnya
terlalu sedikit dibanding dengan anggota yang berasal dari
instansi pemerintah.
f. Partnership atau kemitraan
Pada tingkatan ini, atas kesepakatan bersama kekuasaan dalam
berbagai hal dibagi antara nasyarakat dengan pihak penguasa.
Disepakati juga pembagian tanggungjawab dalam perencanaan,
pengendalian keputusan, penyusunan kebijaksanaan dan
pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi. Setelah adanya
kesepakatan tersebut maka tidak dibenarkan adanya perubahan-
perubahan yang dilakukan secara sepihak.
g. Delegated Power pelimpahan kekuasaan
Pada tingkatan ini masyarakat diberi limpahan kewenangan untuk
membuat keputusan pada rencana atau program tertentu.
Masyarakat berhakmenentukan program-program yang
bermanfaat bagi mereka. Untuk memecahkan suatu permasalahan,
maka pemerintah harus mengadakan tawar menawar dengan
masyarakat dan tanpa memberikan tekanan-tekanan.
h. Citizen Control atau masyarakat yang mengontrol
Pada tingkatan ini masyarakat memiliki kekuatan utnuk mengatur
program atau kelembagaan yang berkaitan dengan kepentingan
mereka. Masyarakat mempunyai kewenangan dan dapat
mengadakan negosiasi dengan pihak-pihak luar yang hendak
melakukan perubahan. Dalam hal ini usaha bersama warga dapat
langsung berhubungan dengan sumber-sumber dana untuk
mendapatkan bantuan ataupun pinjaman dana tanpa melalui pihak
ketiga.”
33
2.1.1.3 Faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Didalam pembangunan prasarana dasar permukiman tingkat
keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh keterlibatan masyarakat
setempat. Secara teoritis semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat
dalam pembangunan prasarana dasar permukiman maka akan semakin
cepat pula pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan
prasarana dasarnya. Dengan demikian semakin tinggi potensi/kekuatan
internal yang dimiliki masyarakat maka akan semakin mempercepat
proses pelaksanaan pembangunannya. Kemampuan individu dengan
sendirinya akan sangat berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
keterlibatannya dalam pembangunan prasarana dasar. Faktor-faktor
intern yang akan mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi adalah
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan mata
pencaharian. 13
a. Jenis Kelamin
Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam
pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem
pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan
kedudukan dan derajat antarapria dan wanita. Perbedaan kedudukan
dan derajat ini, akan menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan
kewajiban antara pria dan wanita. Menurut Soedarno, mengatakan
13
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret
University Press. Hal: 97
34
bahwa didalam sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan
pria memiliki sejumlah hak istimewa dibandingkan golongan wanita.
Dengan demikian maka kecenderungannya kelompok pria akan lebih
banyak ikut dalam berpartisipasi.
b. Usia
Faktor usia memiliki pengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Penemuan menunjukkan bahwa
ada hubungan antara usia dengan keanggotaan seseorang untuk ikut
dalam suatu kelompok atau organisasi. Selain itu beberapa fakta
menunjukkan bahwa usia sangat berpengaruh pada keaktifan
seseorang untuk berperan serta.14
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi kemampuan
penduduk dalam program penataan lingkungan permukiman.
Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan akan
dapat ikut berperan pada tahap perencanaan sampai tahap
pengembangan, sementara penduduk dengan tingkat pendidikan yang
rendah akan dapat berperan pada tahap pelaksanaan dan pemanfaatan.
Dengan pendidikan yang semakin tinggi, seseorang akan lebih mudah
untuk berkomunikasi dengan orang lain, cepat tanggap dan inovatif.
d. Tingkat Penghasilan
14
Ibid. Hal:142
35
Tingkat penghasilan juga mempengaruhi partisipasi masyarakat.
Baross dalam Suparlan menyatakan bahwa banyak hal tampak bahwa
penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran tunai
dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk
termiskin kebanyakan melakukan pekerjaan dan tidak mengkontribusi
uang, sementara buruh yang berpenghasilan pas-pasan akan cenderung
berpartisipasi dalam hal tenaga.
e. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan sangat berkaitan dengan tingkat penghasilan masyarakat.
Jenis pekerjaan akan sangat berpengaruh pada peran serta karena
mempengaruhi derajat aktifitas dalam kelompok dan mobilitas
individu. Hal ini disebabkan karena pekerjaan akan berpengaruh
terhadap waktu luang seseorang untuk terlibat dalam pembangunan,
misalnya dalam hal menghadiri pertemuan, kerja bakti dan
sebagainya. Budihardjo menyatakan bahwa bahwa banyak warga
yang telah disibukkan oleh kegiatan sehari-hari kurang tertarik untuk
mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar. 15
Bentuk partisipasi masyarakat sendiri dapat dikategorikan ke
dalam bentuk pikiran, tenaga, pikiran dan tenaga, keahlian serta barang
15
Suparlan, Supardi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: YOI. Hal: 122
36
dan uang. Menurut Whyte dalam UNICEF, klasifikasi bentuk peran
serta yang dikembangkan dalam tahun 1981 adalah sebagai berikut:16
a. “Konsultasi.
b. Sumbangan finansial oleh masyarakat.
c. Proyek untuk menolong diri sendiri oleh kelompok yang
memanfaatkan.
d. Proyek untuk menolong diri sendiri yang melibatkan seluruh
masyarakat.
e. Masyarakat dengan keahlian tertentu.
f. Aksi massa.
g. Kesepaktan kolektif untuk merubah lingkungan sekitar.
h. Endogenous development.
i. Proyek autonomous community.
j. Pendekatan kebutuhan dengan pemenuhan sendiri.”
Untuk mengukur peran serta masyarakat dalam suatu kegiatan
dapat dilakukan dengan mengukur tingkat peran serta individu dengan
skala yang dikemukan oleh Chapin dan Goldhamer dalam Slamet. 17
Chapin mengungkapkan bahwa skala peran serta dapat diperoleh dari
penilaian-penilaian terhadap kriteria-kriteria tingkat peran sosial yaitu:
a. “Keanggotaan dalam organisasi atau lembaga-lembaga sosial.
b. Kehadiran dalam pertemuan.
c. Membayar iuran/ sumbangan.
d. Keanggotaan dalam kepengurusan.
e. Kedudukan anggota dalam kepengurusan.”
Sedangkan peran serta menurut Goldhamer dapat diukur melalui
lima variabel, yaitu:
16
Wibisana, Gunawan. 1989. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Peremajaan Pasar. Bandung:
Institut Teknologi Bandung Pers. Hal:15 17
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret
University Press. Hal: 82-89
37
a. “Jumlah asosiasi yang dimasuki.
b. Frekuensi kehadiran.
c. Jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan.
d. Lamanya menjadi anggota.
e. Tipe asosiasi yang dimasuki.”
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat merupakan
sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama dan terpelajar.
Menurut Ralph Linton mengemukakan bahwa: 18
“.....Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya dalam suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.”
Sedangkan menurut Auguste Comte bahwa: 19
18
Ralph Linton dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat.
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 47 19
August Comte dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat .
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 56
38
“.....Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup
dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-
hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan
yang tersendiri. “
Dan menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri masyarakat sebagai
berikut: 20
1. “Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada
ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis,
angka minimumnya dua orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti
umpamanya kursi, meja, dan sebagainya. Oleh karena dengan
berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru.
Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti,
mereka juga punya keinginan-keinginan untuk menyampaikan
kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup
bersama itu, timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok
tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Meraka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. ”
Secara ringkas dapat disimpulkan kumpulan individu baru dapat
disebut sebagai masyarakat jika telah memenuhi tiga syarat utama yaitu:
1. Dalam kumpulan manusia harus ada ikatan perasaan dan
kepentingan.
2. Mempunyai tempat tinggal daerah atas daerah yang sama atau
mempunyai kesatuan ciri kelompok tertentu
20
Sorjono Soekanto dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat.
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 47
39
3. Dalam kehidupan bersama itu terdapat aturan-aturan atau hukum
yang mengatur perilaku mereka dalam mencapai tujuan dan
kepentingan bersama.
Dengan demikian, berarti masyarakat bukan sekedar kumpulan
manusia semata tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional
antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran akan
keberadaanya di tengah individu-individu yang lainnya. Sistem pergaulan
didasarkan atas kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang hidup dalam
masyarakat yang bersangkutan
2.1.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat
Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan
pengertian pada keikutsertaan mereka dalam perencanaan,pelaksanaan,
pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan (United Nation,
1975). Dalam kebijakan nasional kenegaraan saat ini, melibatkan
masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan atau partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah merupakan suatu
konsekuensi logis dari implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah.
40
Menurut Rahardjo Adisasmita: 21
Partisipasi anggota masyarakat
adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi
kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program /
proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal.
Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan
aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk
berkorban dn berkontribusi dalam implementasi program/ proyek yang
dilaksanakan.
Menurut Bintoro,22
berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada
umumnya. Keterlibatan aktif ini juga disebut partisipasi, ada tiga aspek
dalam partisipasi, yaitu :
“...Pertama, keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut
dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi, dan
kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini
terutama berlangsung dalam proses politik tetapi juga dalam proses
hubungan sosial antara kelompok-kelompok kepentingan dalam
masyarakat. Paling sedikit suatu rencana harus peka terhadap
kepentingan-kepentingan masyarakat. Sehingga dengan demikian
mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Rencana pembangunan
hendaknya dapat pula menimbulkan rasa solidaritas nasional dan
solidaritas sosial.
Kedua, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Hal ini dapat berupa
sumbangan dalam mobilisasi sumber-sumber pembiayaan
pembangunan, kegiatan produktif yang serasi, pengawasan sosial
atas jalannya pembangunan, dan lain-lain. Pada pokoknya arah
kegiatan masyarakat yang mendukung peningkatan tabungan dan
investasi, dan dengan demikian pembentukan modal. Suatu sistem
21
Adisasmita Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hal: 34 22
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1984. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung.
Hal: 220
41
pemungutan pajak yang adil dan merata dapat lebih mengerakkan
kesediaan membayar pajak. Ini adalah bentuk partisipasi mutlak
dalam bernegera, apalagi bila dalam membangun.
Ketiga, adalah keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat
pembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah ataupun
golongan-golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan
keterlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif mereka, melalui
perluasan kesempatan-kesempatan dan pembinaan tertentu. Misalnya
dalam hal ini dilakukan dalam bentuk pembangunan daerah-daerah
terbelakang, kebijaksanaan dan program-program pembangunan
yang merangsang keterlibatan produktif golongan masyarakat
berpenghasilan rendah dan program-program yang disebut
Community develpoment.”
Adapun bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Dirjen
Pembangunan Mayarakat Desa Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia dalam buku panduan operasional pembangunan masyarakat
desa, antara lain: 23
1. “Tenaga dari kalangan masyarakat itu sendiri baik berupa jumlah
tenaga, keahlian/keterampilan, manajerial dan lain-lain.
2. Dana baik bersumber dari warga masyarakat pada umumnya
maupun donatur yang berasal dari warga masyarakat.
3. Material yang berasal dari masyarakat baik secara perorangan
maupun kelompok
4. Gotong royong dari warga masyarakat.
5. Moril/pemikiran dari warga masyarakat.
6. Dan lain-lain.”
Menurut Wilcox Menurut pendapatnya pada level mana
partisipasi masyarakat akan dilakukan sangat tergantung pada
23
Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa. 1998. Panduan Operasional Masyarakat Desa. Hal:
166-16
42
kepentingan apa yang hendak dicapai. Membedakan level partisipasi
masyarakat menjadi lima jenis: 24
1. “ Konsultasi,
2. Pembuatan keputusan bersam,
3. Melakukan tindakan bersam,
4. Mendukung aktivitas yang muncul atas swakarsa masyarakat,
5. Mendukung aktivitas yang muncul atas swakarsa masyarakat.“
Menurut Sherry Arnstein25
Partispasi masyarakat memiliki
beberapa tingkatan meliputi:
1. “Manipulasi (manipulation)
2. Terapi (Therapy)
3. Pemberitahuan (Informing)
4. Konsultasi (Consultation)
5. Penentraman (Placation)
6. Kemitraan (Partnership)
7. Kekuasaan yang di delegasikan (delegated power)
8. Kontrol warga (Citizen control).”
Menurut Kaho mengemukakan bahwa: 26
“...Partisipasi masyarakat sebagai sumber energi alternatif bagi
daerah untuk menggantikan sumber energi dari pemerintah pusat.
Dan masyarakat daerah dapat berpartisipasi baik secara parsial
maupun secara holistik, sesuai dengan konsitensi masalah, keahlian
dan yurisdiksi yang dimilikinya. Partisipasi masyarkat ini dapat
mencangkup ampata tahapan penting masing-masing:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
Partisipasi masyarakat pada tahap ini sangat penting, terutama
keputusan yang menyangkut nasib mereka secara keseluruhan.
Pada tahap ini sangat ideal keikutsertaan masyarakat untuk ikut
serta membuat keputusan yang menyangkut nasib mereka.
24
Wicox dalam bukunya Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal:192 25
Sherry Arsnstein dalam bukunya tim jaringan kerja pemetaan partisipatif. 2009. Menuju
Demokrasi Pemetaan. Bogor: TIFA. Hal: 8-9 26
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hal: 282-283
43
Semakin besar kemampuan untuk menentukan nasib sendirii
maka semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan
Dalam tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembuatan
keputusan, partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan
melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi
guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud
tenaga, uang, barang material, ataupun informasi yang berguna
bagi pelaksanaan pembangunan.
3. Partisipasi dalam memanfaatkan hasil
Setiap anggiota masyrakat berhak untuk berpartisaspsi dalam
menikmati setiap usaha bersama yang ada secara adil.
4. Partisipasi dalam proses evaluasi
Pada tahap ini masyarakat dilibatkan secara aktif dalam menilai
dan dijadikan sebagai hakim yang adil dan jujur dalam menilai
hasil yang ada.“
Menurut Ndraha mengatakan partisipasi sebagai:27
“....Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda
adanya kemampuan awal masyarakat itu untuk berkembang secara
mandiri. Partisipasi masyarakat dan kemampuan masyarakat itu
untuk berkembang secara mandiri ibarat dua sisi mata uang, tidak
dapat di pisahkan, tetapi dapat dan perlu di bedakan. Masyarakat
Desa yang mempunyai kemampuan berkembang secara mandiri
bisa membangun dengan atau tanpa berpartisipasi vertikal dengan
pihak lain.”
Selanjutnya ia mengatakan bahwa partisipasi sebagai masukan dan
keluaran:
“a. Sebagai masukan, partisipasi masyarakat dapat berfungsi
menjadi enam fase proses pembangunan yaitu; fase
penerimaan informasi, fase pemberian tanggapan terhadap
informasi, fase perencanaan pembangunan, fase pelaksanaan
pembangunan, fase penerimaan kembali hasil pembangunan
dan fase penilaian hasil pembangunan. Sebaagi masukan
partisipasi berfungsi menumbuhkan kemampuan masyarakat
untuk berkembang secara mandiri.
27
Ndraha dalam Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan sumber daya manusia dan efektifitaas
organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal: 156-157
44
b. Sebagai keluaran, partisipasi dapat digerakan dan di bangun
sebagai keluaran proses stimulus atau motivasi melalui
berbagai upaya.”
Pentingnya partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi, alasan atau
pertimbangannya adalah anggota masyarakat dianggap bahwa mereka
mengetahui sepenuhnya tentang masalah dan kepentingan atau kebutuhan
mereka:
1. “ Mereka memahami sesunguhnya tentang keadaan lingkungan
sosial dan ekonomi masyarakatnya.
2. Mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai
kejadian yang terjadi dalam masyarakat.
3. Mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan
dan kendala yang dihadapi masyarakat.
4. Mereka mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan (SDA,,
SDM, dana, teknologi) yang dimiliki untuk meningkatkan
pembangunan masyarakatnya.
5. Anggota masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dan
kemampuan SDM-nya sehingga dengan berlandaskan pada
kepercayaan diri dan keswadayaan yang kuat mampu
menghilangkan sebagian besar ketergantungan terhadap pihak
luar.” 28
Dari uraian di atas maka penulis dapat disimpulkan bahwa
partisipasi masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam
pembangunan bahkan menjadi tujuan dalam pembangunan itu sendiri.
Yakni terlibatnya seluruh komponen masyarakat dalam proses
pembangunan berencanan sesuai dengan arah dan strategi yang telah
ditetapkan melalui suatu bentuk partisipasi masyarakat.
28
Adisasmita Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 36-
37
45
Partisipasi masyarakat sering kali di anggap sebagai bagian yang
tidak terlepasdalam upaya pemberdayaan masyarakat. Terkait dengan
konsep partisipasi ini, Mikkelsen dalam Isbandi Rukminto, melihat
bahwa konsep partisipasi telah menjadi bagian dari debat yang
berkepanjangan antara lain terkait landasan teoretis dan dengan
kemungkinan untuk di terapkanya (practical applicability) yang terkait
berbagai program pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga
pemerintah dan lembaga non pemerintah. 29
Partisipasi masyarakat menurut Mikkelsen dalam Isbandi
Rukminto adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan
dan pengambilan keputusan tentang alternative solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.30
2.1.4 Pengertian Pembangunan
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk
memperbaiki pada kondisi yang lebih baik bagi suatu masyarakat untuk
menuju ke arah kemajuan. Maju mundurnya suatu masyarakat dapat dilihat
dari hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat
tersebut. Pembangunan fisik belum dapat dijadikan sebagai suatu jaminan
bahwa masyarakatnya sudah maju, demikian pula sebaliknya kemajuan
29
Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyrakat. Jakarta: Rajawali. Hal: 106 30
Ibid. Hal: 106
46
suatu masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya.
Pembangunan yang terpadu dari berbagai bidang akan lebih
menguntungkan dibandingkan pembangunan yang dilaksanakan secara
sektoral. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, pembangunan adalah upaya
suatu masyarakat bangsa yang merupakan suatu perubahan sosial yang
besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang lebih
maju dan baik, sesuai dengan pandangan masyarakat bangsa itu.
Menurut Afiffudin31
dalam bukunya Pengantar Administrasi
Pembangunan, bahwa Pembangunan merupakan suatu proses
perkembangan untuk mengarah ke arah yang lebih baik dan berkembang
yang memuat aspek, perubahan ke arah yang lebih baik, pembangunan
yang nyata baik fisik mapun moral, dilakukan secara berantai yang
dilakukan secara sadar, memiliki rencana yang tersusun secara rapi, dan
pembangunan merupakan cita-cita akhir dari perjuangan negara dan
bangsa.
Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa
akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan
social budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat
bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining proces) tergantung
kepada manusia dan strukutr sosialnya. Jadi bukan hanya yang
dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung
dari suatu “innerwill”, proses emansiapsi diri. Dan suatu partisipasi
31
Afiffudin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan, Konsep Teori dan implikasinya di era
Reformasi. Bandung: Alfabeta Hal: 42-47
47
kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karena proses
pendewasaan.32
Todaro dalam Bryant dan White mengemukakan bahwa
pembangunan adalah proses multidemensi yang mencakup perubahan-
perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga-
lembaga nasional dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan absolut. Sejalan dengan
pendapat tersebut Dudley Seers, menyatakan bahwa pembangunan
menuju pada tiga sasaran penting yaitu mengurangi: kemiskinan (poverty),
pengangguran (unemployment), dan ketimpangan (inequality).
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa
pembangunan dilaksanakan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat sehingga nampak peranan manusia dalam pembangunan baik
sebagai sebagai subyek maupun sebagai obyek pembangunan. Secara
ringkas pembangunan dapat diartikan sebagai proses rekayasa untuk
meningkatkan kualiatas hidup dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya pendukungnya melalui perubahan tatanan lingkungan hidup serta
kehidupan secara keseluruhan. Untuk mecapai tujuan-tujuan yang
dicanangkan pembangunan tersebut maka dilaksanakan berbagai program
yang terdiri dari berbagai jenis kegiatan pembangunan.
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang
mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik dari sekarang baik secara
32
Soedjatmoko. 1972. Pembinaan Aspek-aspek Sosiologis Kulturil dalam Menunjang
Modernisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 67
48
material maupun secara sipiritual. Sehubungan dengan itu diperlukan suatu
rangkaian tindakan yang dilakukan oleh setiap individu yang bernaung
dalam suatu sistem masyarakat guna mencapai hasil akhir yang
diinginkan.
Lebih lanjut menurut Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa
dalam hal ini terdapat beberapa ide pokok yang menjadi dasar
pembangunan, yaitu: 33
1. “Pembangunan sebagai suatu perubahan yang mewujudkan suatu
kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik
dari kondisi sekarang. Pengertian perubahan ke arah kondisi yang
lebih baik tidak ahnya dalam arti yang sempit seperti peningkatan
taraf hidup, tetapi juga dalam hal segala aspek kehidupan yang
lainnya.
2. Pembangunan diartikan sebagai suatu pertumbuhan. Hal ini
menunjukan kemampuan sekelompok masyarakat untuk terus
berkembang baik secaar kuantitatif maupun kulaitatif.
Pertumbuhan ini di artikan sebagai suatu yang mutlak harus
terjadi dalam pembangunan, yang meilputi semua aspek
kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik yang berjalan
seirama dengan keadaan yang saling menunjang.
3. Pembangunan sebagai suatu rangkaian tindakan atau usaha yang
dilakukan secara sadar oleh masyarakat yang bernaung dalam
suatu sistem kemasyarakatan guna mencapai hasil akhir yang di
inginkan. Dalam hal ini daharapkan suatu kesadaran yang tidak
hanya terbatas pada suatu kelompok–kelompok tertentu dalam
masyarakat, melainkan seluruh warga pada semua lapisan dan
tindakan serta timbul dari dalam diri sendiri. Pembangunan
tidaklah terjadi dengan sendiirmya, apa lagi secara kebetulan,
sehingga tercapai keadaan yang lebih baik dengan pertumbuhan
yang berlangsung terus-menerus.
4. Pembangunan harus didasarkan suatu rencana. Artinya
pembangunan itu harus dengan sengaja dan ditentukan secara
jelas, tujuan, arah dan bagaimana pelaksanaannya.
5. Pembangunan diharapkan bermuara pada satu titik akhir tertentu
seperti masalah keadilan sosial, kemakmuran yang merata,
kesejahteraan material, mental dan spiritual, dan sebagainya.
33
Sondang P Siagian dalam Modul FISIP 2002. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Universitas
Terbuka. Hal: 42
49
Namun demikian titik akhir ini mempunyai sifat relatif dan sukar
untuk dibayangkan pencapaian titik akhir yang jenih dan absolut
sehingga tidak mungkin ditingkatkan lagi. Kenyataannnya
adalah, selama masih terdapat suatu masyarakat, selama itu
pulalah kegiatan kegiatan pembangunan akan terus
dilaksanakan.”
Dapat disimpulkan kegiatan pembangunan ádalah suatu kegiatan
untuk mencapai cita-cita suatu masyarakat untuk memperbaiki
kehidupan secara sadar dan ternecana telah akan berlamngsung. Kata
lain pembangunan merupakan tindakan atau usaha yang dilakukan
secara sadar untuk melakukan perubahan-perubahan yang mendasar
terhadap sikap, mental, struktur, social dan lembaga masyarakat yang
dituntut untuk melakukan atau memacu pertumbuhan ekonomi tanpa
mengabaikan sektor lainnya.
Berdasarkan definisi menurut Wiroatmojo tersebut memuat
prinsip-prinsip pembangunan daerah yang merupakan bagian rambu-
rambu yang telah ditentukan bagi pelaksana pembangunan daerah.
Adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan pembangunan daerah secara
umum sebagai berikut: 34
1. ”Tetap berada di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Tetap menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
3. Demokrasi disemua segi kehidupan bernegara.
4. Pemerataan dan keadilan dalam berperan serta pada pembangunan
daerah serta dalam memperoleh manfaat yang dihasilkannya.
34
Wiroatmojo, Piran. 2003. Otonomi dan pembangunan Derah. Yogyakarta: Lembaga
Administrasi Negara. Hal: 52
50
5. Masyarakat kelomppok usaha kecil dan kelompok usaha menengah
lebih dipacu untuk berperan serta secara aktif pada setiap kegiatan
pembangunan.
6. Memanfaatkan secara bijaksana semua potensi sumber daya
nasional yang berada di daerah sesuai fungsi dan keadaan masing-
masing sumberdaya.
7. Sesuai keseraragaman keadaan daerah.
8. Sesuai kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat, baik
secara desentralisasi, dekonsentrasi maupun dalam rangka
perbantuan.
9. Bekerjasama dibidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang
kegiatan yang lain dengan semua daerah lainnya.
10. Pemerintah yang baik berarti pemerintahan daerah otonom harus
dilaksanakan secara tepat guna, efesien dan memiliki produktifitas
yang tinggi serta lepas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
11. Investasi disertai ketentuan meningkatkan penggunaan sumber
daya yang dihasilkan dan yang berada didaerah masing-masing
agar nilai tmabha yang dihasilkan dari adanya investasi tersebut
lebih banyak dinikmat masyarkat setempat dan membantu
pembangunan daerah.
12. Pelaku pembangunan daerah adalah;
1). Pemerintah Derah,
2) Masyarakat,
3). Badan Hukum Swasta,
4) Pemerintah Provinsi,
5) Pemerintah pusat dengan dana sendiri atau dana lain,
Organisasi Internasional dan negara lain.”
2.1.5 Pengertian Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.35
pendidikan berasal dari
kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi
“mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran. Pendidikan pada
hakikatnya adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi
35
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Hal: 232
51
pembentukan berpikir dn bertindak individu dan merupakan proses tanpa
akhir yang diupayakan oleh siapa pun terutama sebagai tanggung jawab
masyarakat dan Negara.36
Menurut Nuruni Soyomukti 37
bahwa:
“ Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai
macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri, melalui aspek
penyadaran, penyerahan, pemberdayaan dan perubahan perilaku.”
Selanjutnya menurut M.J. Longeveled38
bahwa:
“ Pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya,
atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.”
Sedangkan Ki Hajar Dewantara mengemukakan konsep:
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.
Insan Kamil mengemukakan :
36
Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta. Ar-ruzmedia. Hal: 29 37
Ibid. Hal: 27 38
Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal: 81
52
“ Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia
untuk menjadi manusia yang seutuhnya.”
Pengertian Pendidikan Menurut Undang-Undang dan GBHN
UU No. 2 tahun 1989:
“ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.”
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional:
“ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.”
2.1.6 Pengertian Pembangunan Pendidikan
Pembangunan pendidikan kini tidak bisa lagi dikembangkan
dalam perspektif ke dalam (inward looking), yaitu dalam rangka mendidik
manusia agar cerdas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan
berkepribadian mulia. Pendidikan mesti berorientasi keluar (outward
looking), yakni untuk menumbuhkembangkan sistem sosial, ekonomi, dan
budaya yang baik di masyarakat. Sehingga, proses pendidikan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari pengembangan
sumber daya manusia (SDM) sebagai subjek sekaligus objek
pembangunan.
53
Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang
berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu
SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber pengerak (driving
forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan mesti berhubungan secara timbal balik dengan
pembangunan di berbagai bidang kehidupan (politik, ekonomi, sosial,
budaya). Menurut Suryadi:
“Pendidikan akan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk
pembangunan investasi SDM untuk menciptakan iklim yang
memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil
dalam pembangunan dan mengembangkan diri mereka agar
menjadi warga negara yang produktif.” 39
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang Tingkat Partisipasi
Masyarakat pasca Perencanaan pembangunan bidang pendidikan di
Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hal tersebut diatas tingkat partisipasi sangat dipengaruhi
oleh keadaan masyarakatnya yang memiliki ciri sebagai kesatuan antar
individu, menempati suatu wilayah tertentu, terdapat sistem yang berlaku dan
telah disepakati bersama yang kesemua ciri tersebut berinteraksi berdasarkan
pemikiran dan perasaan bersama untuk kemaslahatan bersama dan
kepentingan kelompok masyarakat. Maka hal ini membuka konsep tingkat
39
Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal: 98
54
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan
Jombang Kota Cilegon, yakni keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini yang menjadi indikator dalam
penelitian ini dikaitkan dengan teori partisipasi masyarakat dalam
pembangunan yang dikemukakan oleh Kaho,40
beliau mengemukakan
tahapan penting dalam partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yaitu:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan
3. Partisipasi dalam menikmati hasil
4. Partisipasi dalam proses evaluasi
Pada dasarnya partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi
seseorang dalam satu situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan
konstribusi guna mencapai tujuan. Partisipasi penting bagi pembangunan
bidang pendidikan, yakni terlibatnya, tergeraknya seluruh masyarakat dalam
suatu proses pembangunan secara terencana sesuai arah dan strategi yang
telah ditetapkan melalui bentuk partisipasi.
40
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hal: 282-283
55
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sumber: Peneliti 2011
Partisipasi Masyarakat
dalam Pembangunan
1. Partisipasi dalam proses
pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam proses
pelaksanaan
3. Partisipasi dalam
menikmati hasil
4. Partisipasi dalam proses
evaluasi
(Josef Riwu Kaho. 2007)
Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan
Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Masyarakat
Kesatuan
Wilayah interaksi→pemikiran, perasaan
Sistem
(Soerjono Soekanto dalam Syani,
Abdul. 1995)
Pembangunan Bidang Pendidikan
yang berkualitas dengan peran aktif masyarakat.
56
2.3 Hipotesis Penelitian
Merujuk pada konsep dasar hipotesis yang dijadikan jawaban
sementara, maka hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarnnya. Hipotesis bagian dari
refleksi peneliti berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakan
sebagai dasar argumentasi pada penelitian ini. Menurut Sugiyono hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.
Atas dasar kerangka berfikir, maka penulis dapat membuat hipotesis
atas permasalahan sebagai berikut: Peneliti mencoba untuk mengambil suatu
hipotesis dalam penelitian ini bahwa “Tingkat Partisipasi masyarakat pasca
perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota
Cilegon tahun 2010 paling tinggi mencapai 70%.”
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodelogi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan keinginan tertentu, yang digunakan
dalam penelitian. Dalam hal ini lebih kepada penelitian kuantitatif deskriptif,
Menurut Sugiyono41
Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Pada
penelitian ini peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan variabel
namun lebih kepada gambaran hubungan pihak yang terlibat pada penelitian
ini.
Penelitian deskriptif digunakan karena variabel dari penelitian ini yang
sifatnya mandiri atau satu variabel, dan hasil penelitian ini yang nantinya tidak
bermaksud untuk dijadikan bahan perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel lainnya. Sedangkan pendekatan kuantitatif, dipergunakan karena
melihat dari tujuan penelitian yang merupakan cara ilmiah untuk memperoleh
data yang valid dan reliable, sehingga peneliti menganggap bahwa dengan
data yang berbentuk angka-angkalah yang dapat menguatkan hasil penelitian
yang sesuai dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.
41
Sugoyono.2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Hal 70
41
58
Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.42
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif sebagai metode primer dan kualitatif sebagai
metode penunjang. Hal ini dikarenakan untuk menjaga nilai keobjektifan hasil
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang
lain. 43
3.2 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Oleh karenanya, dalam melakukan pengukuran
maka memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian berupa kuisioner yang disusun dengan memperhatikan aspek:
1. Materi pertanyaan bersifat standar, agar setiap responden mempunyai
kesamaan pengertian terhadap maksud pertanyaan.
2. Konteks pertanyaan dibuat secara obyektif, sehingga diberlakukan kepada
responden.
3. Relevan dengan obyek diatas
4. Kejelasan konsep tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
42
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hal: 1 43
Ibid.
59
Intrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
akan diteliti sekaligus menguji reabilitasnya dan validitasnya. Intrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan variabel mandiri.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuisioner,
dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel, dan menggunakan skala
Likert dalam pengukuran jawaban dari para responden. Dengan skala
Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen
memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrumen diberi
skor, sebagai berikut :
Tabel 3.1
SKORING ITEM INSTRUMEN
Pilihan Jawaban Skor Positif (+) Skor Negatif (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang akan diteliti
adapun yang digunakan yaitu variabel tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan. Berikut ini adalah instrumen penelitian:
60
Tabel 3.2
INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.
ITEM
Tingkat
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
pendidikan
1). Partisipasi dalam
proses pembuatan
keputusan
2). Partisipasi dalam
proses pelaksanaan
3). Partispasi dalam
menikmati hasil
1. Ambil bagian dalam fungsi
perencanaa keputusan
secara aktif
2. Memberikan usulan dalam
pembuatan keputusan
3. Berperan secara
berkesinambungan dalam
pembuatan keputusan
1. Kontribusi tenaga, uang
dan barang
2. Bertanggung jawab
mengemban dalam
pembangunan pendidikan
3. Partisipasi dalam proses
pelaksanaan keputusan
yang telah disepakati
4. Inisiatif dan kreatif dalam
melaksanakan kewajiban
1. Berhak mendapatkan
pendidikan yang berkualitas
dan murah
2. Adil dalam minikmati hasil
- manfaat material
- manfaat sosial
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
61
4). Partisipasi dalam
proses evaluasi
- manfaat pribadi
1. Masyarakat sebagai kontrol
kualitas pendidikan
2. Mengetahui perkembangan
dan keberhasilan bidang
pendidikan
3. Menilai keberhasilan
pendidikan
19,20
21,22
23,24
Sumber: Josef Rawu Kaho. 2007
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data langsung dari responden melalui kuesioner,
angket, wawancara, dan observasi.
b. Data Sekunder, yaitu data yang tidak langsung didapat oleh penulis,
namun melalui perantara orang lain, seperti hasil penelitian yang
relevan, laporan dan catatan-catatan perusahaan atau melalui
informan yaitu masyarakat yang memberikan keterangan kepada
penulis.
2. Sumber Data
a. Responden, yaitu masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon
yang dilibatkan secara langsung dalam kegiatan penelitian ini untuk
memperoleh gambaran atas materi yang dijadikan objek penelitian.
62
b. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan
penelitian.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Secara teknis dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data berupa:
1. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terstruktur secara
langsung dengan responden untuk mendapatkan gambaran serta
informasi yang dibutuhkan sebagai bahan sekunder guna mendukung
data primer yang telah peneliti dapatkan sebelumnya melalui kuisioner.
2. Metode Kuisioner
Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi sasaran
(responden) kuisioner tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yakni pertanyaan tertutup, pertanyaan
terbuka, dan pertanyaan setengah terbuka. Dalam penelitian peneliti
memilih bentuk kuisioner tertutup sebagai instrumen penelitian dengan
pertimbangan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya.
Alasan lainnya adalah dengan menggunakan kuisoner tertutup, maka
responden lebih leluasa menentukan pilihan jawaban yang relatif lebih
mudah karena praktis dan efesien waktu.
3. Metode Observasi
63
Metode observasi adalah serangkaian pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung terhadap subyek atau obyek penelitian melalui mata,
telinga, dan perasaan dengan melihat fakta-fakta fisik dari obyek yang
diteliti dan mendapat masukan dari pihak-pihak terkait didalam
penelitian ini. Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh secara langsung
dilapangan, kesemuanya dicatat dan dirangkum untuk dijadikan data
sekunder sebagai pendukung data primer yang diperoleh dari hasil
jawaban responden melalui kuisioner.
Dari ketiga instrumen penelitian yang dipergunakan penulis dalam
penelitian ini, metode kuisioner sebagai metode primer, karena data yang
diperoleh dari kuisioner merupakan data primer dalam pengujian hipotesis
penelitian dengan menggunakan rumusan statistik untuk mengetahui Tingkat
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan
Jombang Kota Cilegon.
Sedangkan ketiga metode pengumpulan data lainnya tetap relevan
untuk dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan dalam
kerangka penulisan skripsi ini, agar hasil penelitian dapat mewujudkan
adanya konseptual yang legitimasi menurut konsep penelitian faktual dan
dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
64
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Definisi populasi menurut Sugiyono,44
yakni wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jika menarik pengertian sampel menurut Sugiyono45
adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari penjelasan di atas maka penulis mengambil populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh masyarakat yang berada di Kecamatan Jombang
Kota Cilegon. Setelah peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian,
diketahui bahwa jumlah masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon yaitu
berjumlah 59.025 jiwa, dengan komposisi 28.691 laki-laki dan 30.334
perempuan. 46
Maka populasi dapat disimpulkan sebagai keseluruhan gejala atau
satuan yang ingin diteliti, yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh
masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon Provinsi Banten yang Jumlah
Penduduknya berjumlah 59.025 jiwa yang terdiri dari Petani, Buruh,
Karyawan Swasta, Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, dan POLRI, dengan
komposisi penduduk sebagai berikut:
44
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.Hal. 90 45
Ibid. 46
LAKIP Kecamatan Jombang Kota Cilegon. 2011.
65
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kelurahan
NO KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
S/D BULAN AGUSTUS 2010
L P JML
1 Jombang Wetan 8.936 8.815 17.751
2 Masigit 7.425 7.028 14.453
3 Panggung Rawi 4.549 4.857 9.406
4 Sukmajaya 4.928 6.960 11.888
5 Gedong Dalem 2.849 2.668 5.517
JUMLAH 28.691 30.334 59.025
Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang Kota Cilegon. 2011
Berdasarkan kualifikasi di atas, maka didapatkan jumlah masyarakat
penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon 59.025 jiwa dalam meneliti
tentunya peneliti membutuhkan sampel yang nantinya menjadi fokus objek
penelitian yang dianggap mempresentasikan populasi. Menurut Sugiyono
untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
dapat menggunakan rumus Issac dan Michael.47
Setelah jumlah sample
diketahui untuk operasionalnya dapat menggunakan teknik proportional area
random sampling.
Menurut Eriyanto,48
ada dua pokok persoalan untuk memperoleh
sampel. Pertama, bagaimana metode teknik penarikan sampel. Teknik
penarikan sampel yang bagaimana yang bisa menggambarkan representasi
masyarakat. Kedua, menentukan jumlah sampel. Berapa jumlah sampel yang
ideal sehingga menjamin hasil sampel dan representastif untuk mewakili suara
47
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal: 79 48
Eriyanto. 2007. Tehnik Sampling, Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKIS. Hal: 86
66
populasi masyarakat yang ada. Dengan menggunakan teknik proportional
area random sampling, melalui cara ini sampel diacak menurut tempat tinggal
tiap Kelurahan yang berada di Kecamatan Jombang, populasi akan diwakili
dalam penelitian sesuai dengan proporsinya masing-masing. Sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif. Berikut perhitungan sampel Issac dan Michael dalam Sugiyono
yang jumlah populasinya diketahui dapat ditentukan dengan penggunaan
Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu yang terlampir,
dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10 %: 49
QPNd
QPNs
..)1(
...2
2
2
Keterangan:
λ2 dengan dk=1, taraf kesalahan 1%,5%,10%
P = Q = 0,5
N = Populasi
d = 0,05
s = jumlah sampel
Tabel 3.4
Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu
Dengan taraf Kesalahan 1%, 5% dan 10%
N S
N S
N S
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 115 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
49
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Hal: 86
67
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263
65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266
70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267
80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269
85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270
100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270
120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 97 1050 414 265 217 400000 662 348 270
160 129 110 101 1100 427 270 221 450000 663 348 270
170 135 114 105 1200 440 275 224 500000 663 348 270
180 142 119 108 1300 450 279 227 550000 663 348 270
190 148 123 112 1400 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 115 1500 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 118 1600 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 122 1700 485 292 235 750000 663 348 271
230 171 139 125 1800 492 294 237 800000 663 348 271
240 176 142 127 1900 498 297 238 850000 663 348 271
250 182 146 130 2000 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 133 2200 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 664 349 272
Sumber : Sugiyono (2008:67)
Dari penentuan sampel pada tabel 3.4, penentuan jumlah sampel
tersebut dengan jumlah populasi 59.025 orang (pada tabel masuk diantara
nilai 50.000–75.000) dengan taraf kesalahan 5 %, maka didapatkan jumlah
sampelnya adalah 346 orang, kemudian ditarik sampel menurut tiap-tiap sub
wilayah Kecamatan Jombang secara proposional.
68
Tabel 3.5
Perhitungan Sampel Tiap Wilayah Secara Proposional
Area Jumlah
Penduduk Perhitungan Hasil
Hasil
Akhir
Jombang
Wetan 17.751 59.025
751.17 x 100% = 30,7 % x
346
106,2
2 106
Masigit 14.453 59.453
453.14 x 100% = 25 % x 346 86,5 87
Panggung
Rawi 9.406 59.025
406.9 x 100% = 13,9 % x
346
48,09 48
Sukmajaya 11.888 59.025
888.11 x 100% = 21,1 % x
346
73 73
Gedong Dalem 5.517 59.025
517.5 x 100% = 9,2 % x 346 31,83. 32
Jumlah 59.025 Σ=34
6
Dari perhitungan sampel di atas, maka peneliti mengambil sampel
sebanyak 346 sampel yang kesemuanya tersebar di seluruh area. Sedangkan
cara pengambilan sampel tersebut, peneliti menentukan secara acak (random).
3.4 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
3.4.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisi data. Proses
pengolahan data merupakan data tahapan, di mana data dipersipakan,
diklasifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan
proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang dikumpul diolah menjadi
beberapa proses berikuti ini:
69
a. Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan
kategori tertentu
b. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data
yang harus dilakukan secraa berulang-ulang dan cermat.
c. Tabulating, yaitu tahapa penyusunan data berdasarkan jenis-
jenis data, serta perhitungan kulaitas dan frekuensi data yang disajikan
dalam bentuk tabel-tabel.
3.4.2 Analisis Data
Untuk menganalisis data yang terkumpul, terutama data yang
dihasilkan melalui kuesioner yang menggunkaan analisis statistik sederhana.
Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang dilakukan untuk
menguji data yang bersifat kuantitatif. Maka analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini disesuaikan dengan objek penelitian.
3.4.3 Uji Validitas
Uji validitas atau kesahihan di gunakan untuk mengetahui seberapa
tepat suatu alat ukur untuk mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat
di gunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil
skor pernyataan dan skor keseluruhan pertanyaan responden terhadap
informasi dalam kuesioner.
Uji validitas di gunakan sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Kevalidan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benaar-benar
70
mampu mengukur variabel-variabel yang akan di ukur dalam penelitian
serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran. Rumus Korelasi Product Moment.
n∑Xi Yi – (∑Xi)( ∑Yi)
rxy =
√ {n∑Xi2 – (∑Xi)
2 }{n∑Yi
2 – (∑Yi)
2 }
Dimana :
r = Koefisien Korelasi Product Moment
ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X
ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
ΣX2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalan sebaran X
ΣY2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah sampel
3.4.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris Rely, yang berarti
percaya, dan Reliable yang artinya dapat di percaya. Uji reliabilitas di
gunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran
suatu instrumen apabila instrumen tersebut di gunakan lagi sebagai alat ukur
suatu objek atau responden.
Pengujian Reliabilitas instrumen di lakukan dengan internal
konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu
71
penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di
antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, variabel dikatakan reliabel
jika nilai alphanya lebih dari 0.30. dengan dilakukan uji reliabilitas maka
akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan
mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar
berarti intrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.
Rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :
n ∑ Si²
r11 = ( ) ( 1 - )
n – 1 ∑ St²
Dimana:
n = jumlah butir
Si2
= Variasi butir
Si2
=
Variasi total
3.4.5 Uji Normalitas Data
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil
penelitian, normalitas data digunakan untuk menjaga ketepatan metode
statistik yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal
maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametric
sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang
digunakan adalah statisik parametric.
72
1.4.6 Uji t-test
Pengujian validitas dan realibiltas instrumen penelitian dalam
penelitian ini akan menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam
penelitian ini bersifat tunggal. Dan uji t-test di gunakan untuk menguji
hipotesis deskriptif satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk
interval maka digunakan uji t-test sample, dan menggunakan uji pihak kiri,
karena t tabel berada di sebelah kiri t hitung. Untuk menganalisasi Tingkat
Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang
Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010, maka
dalam menguji hipotesis deskriptif ini mengunakan uji t-test sampel,
dengan rumus sebagai berikut:
t = X – µ0
n
S
Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
X = nilai rata-rata
µ0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku sample
n = jumlah anggota sampel
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah uji
hipotesi dua pihak. Karena Hipotesis Nol (H0) berbunyi (=) dan
Hipotesis alternatifnya (Ha) berbuni tidak sama dengan (≠).
Dengan demikian berlaku ketentuan :
73
Jika t hitung = t tabel → H0 diterima / Ha ditolak
Jika t hitung ≠ t tabel → H0 ditolak / Ha diterima.
3.5 Tempat dan Waktu
3.5.1 Tempat
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Jombang
Kota Cilegon Provinsi Banten.
3.5.2 Waktu
Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah kira- kira tujuh bulan, di
mulai dari awal bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 untuk
lebih jelasnya waktu penelitian ini seperti keterangan pada tabel di bawah
ini.
74
Tabel 3.6
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Oktober
2010
Novembe
r
2010
Desembe
r
2010
Januari
2011
Februari
2011
Maret
2011
April
2011
Mei
2011
Juni
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Awal
2. Penyusunan
Proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Perbaikan
Proposal
5. Penyerahan
Proposal
6. Ujian Proposal
7. Revisi Proposal
8.
Observasi
Lapangan dan
Penyusunan
Hasil Penelitian
9.
Sidang Skripsi
dan Revisi
Skripsi
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Jombang
Kecamatan Jombang terletak di bagian tengah Kota Cilegon. Letak
Kecamatan Jombang sebagian wilayah masuk ke dalam pusat Pemerintahan
Kota, berjarak + 10 Km dari Ibu Kota Provinsi Banten serta berketinggian
antara 1-450 M dari permukaan laut. Luas wilayah kecamatan Jombang
11,55 Km2 dengan curah hujan rata-rata 116 mm/ bulan dengan temperatur
berkisar antara 22,1oC – 34,0
oC.
Kecamatan Jombang merupakan salah satu kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak dan sebagai kecamatan dengan pusat
perekonomian dan pemerintahan Kota Cilegon dengan posisi yang strategis
menjadikan Kecamatan Jombang salah satu wilayah penting bagi
perekonomian Kota Cilegon. Kecamatan Jombang terdiri dari 5 Kelurahan
dengan jumlah RT 166 dan 43 RW. Kecamatan Jombang memiliki batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegoro Kab. Serang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilegon
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeber.
60
76
Sedangkan luas wilayah Kecamatan Jombang adalah 11,55 Km2
dengan curah hujan rata-rata 116 mm/bulan. Luas wilayah dan manfaatnya
adalah:
a. Luas Permukiman : 749 Km2
b. Luas Persawahan : 400 Km2
c. Luas Lain-lain : 6 Km2
4.1.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Jombang
Susunan organisasi Pemerintah Kecamatan Jombang terdiri dari:
a. Kepala Kecamatan
b. Sekretaris Kecamatan
c. Seksi Pemerintahaan
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat/ Kelurahan
f. Seksi Kesejahteraan Sosial
g. Kelompok Jabatan Fungsional
h. Desa
Tabel 4.1
Aparatur Pemerintah Kecamatan
Nama Jabatan Gol Pendidika
n Ket
Agus Riyadi, S.STP.,M.Si Camat S2 PNS
H. Hudri, S.Ag., MM Sekmat S2 PNS
Mamat Rahmat,SH.,MM Kasubag Umum dan Kepeg.
S2 PNS
77
Abdul Muhyidin RD,SE Kasubag Keu. S1 PNS
Mansyur Kasi Trantib S1 PNS
Erra Yusnita, S.Pd Kasi Tata Pem. S1 PNS
Andry Setiawan, SE Kasi Pemb. Msy
S1 PNS
Rini Martiningsih, SE Kasi Kessos S1 PNS
Taufik Pelaksana SMA PNS
Djadat Djatmika Pelaksana SMA PNS
Ita Rosita Pelaksana S1 PNS
Hendri Setiawan Pelaksana SMA PNS
Syarif Pelaksana SMA SKW
Siti Nahroh Pelaksana SMA SKW
Herlin yulianty Pelaksana SMA SKW
Ais fatriasih Pelaksana SMA SKW
Fita novalina Pelaksana SMA SKW
Rizal pahlepi Pelaksana SMA SKW
Ernita yurika Pelaksana SMA SKW
Desti purnamasari Pelaksana SMA SKW
Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang, 2011
4.1.3 Uraian Tugas dan Fungsi Aparatur Kecamatan Jombang
A. CAMAT
1). Tugas
Memimpin penyelenggaraan pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban, pemberdayaan masyarakat desa, kesejahteraan sosial,
78
pelayanan umum serta koordinasi dengan instansi otonomi vertikal di
wilayah.
2). Rincian Tugas
a. Menyusun rencana kerja pemerintah kecamatan
b. Mendistribusikan tugas kepada bawahannya
c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan pengembangan karir
bawahan .
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pembinaan dalam
peningkatan pendapatan asli daerah
e. Melaksanakan pembinaan dalam peningkatan Pendapatan Asli
Daerah
f. Mengatur pelaksanaan perencanaan pengendalian, pengevaluasian
kepala seksi dan pejabat fungsional di tingkat Kecamatan
g. Menyelanggarakan pembinaan pemberdayaan masyarakat Desa
dlam meningkatkan perekonomian, produksi, distribusi, dan
lingkungan hidup.
h. Membina dan mengendalikan ketertiban daerah
i. Mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh Cabang
Dinas dan unit Pelaksana teknis Dinas yang berada dibawah
Kecamatan.
j. Melaksanakan pembinaan keagrariaan, aadministrasi ketatausahaan
rumah tangga kecamatan, Administrasi Pemerintahan Desa /
Kelurahan.
79
k. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial dan pelayanan
umum.
l. Menyerahkan sebagian wewenang Pemerintah kepada urah yang
berada di wilayah kerjanya.
m. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan, evaluasi pelaksanaan
pemerintah pembangunan dan kemasyarakatan
n. Melaksanakan tugas-tugas pembantuan dibidang pemerintahan,
o. Memberi teguran lisan maupun tulisan kepada bawahan yang tidak
disiplin
p. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Bupati melalui
Assisten Tata Praja
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain dalam bidang tugasnya sesuai
dengan petunjuk atasan.
3). Fungsi Kepala Kecamatan
a. Memimpin pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah kabupaten di
wilayah kecamatan.
b. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah umum, pembinaan
keagrariaan, dan pembinaan politik dalam negeri.
c. Membantu sekretaris daerah dalam menyiapkan informasi
mengenai kecamatan yang dibutuhkan bupati dalam perumusan
kebijakan bupati.
d. Pembinaan pemerintah desa / kelurahan.
80
e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan penyelenggaran pelayanan
lintasi desa dan kelurahan.
f. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian,
produksi dan distribusi serta pembinaan sosial.
g. Menyusun Program Administrasi Ketatausahaan Dan Rumah
Tangga
h. Pertanggungjawaban Kepala Kecamatan Serta Teknis Administrasi
Kepada Bupati Melalui Sekretaris Daerah.
B. SEKRETARIAT
1) Tugas
Tugas sekretariat kecamatan meliputi pelaksanaan pembinaan
administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada
seluruh satuan organisasi pemerintah kecamatan.
2) Rincian Tugas.
a. Menyusun rencana kerja sekretariat kecamatan
b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas dan pengembangan karir
bawahan
d. Mengatur pelaksanaan perencanaan, pengendalian dan
pengevaluasian kegiatan sekretaris kecamatan.
e. Mengatur administrasi keuangan
81
f. Mengatur pelaksanaan ketatausahaan administrasi kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga kecamatan
g. Memeriksa dan mengoreksi naskah dinas
h. Memberi pelayanan teknis dan administrasi dan unit kerja
kecamatan
i. Menyusun setatistik kegiatan pemerintah kecamatan
j. Mengevaluasi hasil kerja
k. Memeriksa, mengoreksi dan menandatangani naskah dinas sesuai
dengan kewenanganya
l. Memberi teguran baik lisan maupun tulisan kepada bawahan yang
tidak di siplin
m. Melaksanakan kordinasi dengan unit laksana teknis dinas tingkat
kecamatan
n. Mewakili camat apabila berhalangan hadir
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain di bidang tugasnya sesuai
dengan petunjuk atasan.
2) Fungsi
a. Menyusun rencana, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaanya
b. Melaksanakan administrsi keuangan
c. Melaksanakan tata usha, administrasi kepegawaian, perlengkapan
dan rumah tangga.
82
C. SEKSI PEMERINTAHAN
1) Tugas
Melaksanakan pemerintahan umum dan pemerintahan desa /
kelurahan, pendaftaran penduduk, mutasi penduduk, pembuatan
kartu keluarga serta pembinaan keagrariaan .
2) Rincian Tugas
a. Menyusun rencana tugas seksi pemerintahan
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
kegiatan kepada bawahan
c. Membantu dan mengawasi kegiatan bawahan
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan
e. Mengkordinasikan penyelenggaran pemerintah umum dan
pelaksanan kependudukan
f. Menyelenggarakan pembinaan administrasi desa
g. Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan seksi pemerintahan
h. Melakukan kordinasi dengan unit pelaksana teknis dinas di
tingkat kecamatan
i. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan
j. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.
3) Fungsi
a. Menyusun program dan penyelenggaran pemerintahan umum
dan desa / kelurahan
83
b. Menyusun program pembinaan pendaptaran penduduk mutasi
penduduk, pembuatan kartu tanda penduduk dan kartu
keluarga
c. Menyusun program dan pembinaan keagrariaan.
D. SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
1) Tugas
Melaksanan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah
serta pembinaan polisi pamong praja.
2) Rincian Tugas
a. Menyusun langkah kegiatan seksi ketentraman dan ketertiban
b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan
d. Menyelenggarakan pembinaan ketentraman dan ketertiban
wilayah
e. Menyelenggarakan pembinaan polisi pamong praja dan hansip
f. Monitoring penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
wilayah
g. Mengadakan kordinasi dengan dinas instansi terkait tentang
ketentraman dan ketertiban wilayah
h. Memberikan pelayanan pemberian izin keramaian
i. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pembinaan ketentraman dan
ketertiban
84
j. Melaporkan hasil kegiatan pada atasan
k. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.
3) Fungsi
a. Menyusn program dan menyelenggarakan pembinaan
ketentraman dan ketertiban umum
b. Menyusun program menyelenggarakan pembinaan polisi
pamong praja.
E. SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/
KELURAHAN
d. Tugas
Melaksanakan pembinaan pembangunan di bidang
perekonomian dan produksi serta pembinaan lingkungan hidup
e. Rincian tugas
a. Menyusun rencana kinerja seksi pemberdayaan masyarakat
desa / kelurahan
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
kegiatan kepada bawahan
c. Memantau dan mengawasi kegiatan bawahan
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan
e. Menyusun program dan membina pembangunan sarana dan
prasarana fisik, perekonomian dan produksi
85
f. Menyusun program pembinaan pembangunan serta lingkungan
hidup
g. Mengadakan monitoring pelaksanaan pembangunan dan
lingkungan hidup
h. Melaksanakan koordinasi pembangunan desa / kelurahan serta
dinas terkait
i. Melaksanakan evaluasi hasi kegiatan seksi
j. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan
k. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.
3) Fungsi
a. Menyusun program pembinaan perekonomian dan produksi
masyarakat desa / kelurahan
b. Menyusun program dan pembinaan yang berwawasan
lingkungan hidup.
F. SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL
a. Tugas
Mengkoordinasikan penyusunan program dan melaksanakan
pembinaan kesejahteraan sosial serta bina mental sepiritual.
b. Rincian tugas
a. Menyusun rencana kerja seksi kesejahteraan sosial
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjul pelaksaanan
kegiatan kepada bawahan
86
c. Memantau dan mengawasi kerja bawahan
d. Menghimpun bahan / data kegiatan kesejahteraan sosial
e. Menyusun program pembinaan, pelayanan dan bantuan sosial
kepemudaan, peranan wanita dan olah raga serta bina mental
sepiritual
f. Menyelenggarakan pembinaan kesejahteraan sosial
g. Membuat konsep naskah dinas
h. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas pada atasan
Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.
c. Fungsi
a. Menyusun program pembinaan pelayanan dan bantuan sosial,
pembinaan kepemudaan, peranan wanita dan olah raga
b. Menyusun program pembinaan kehidupan beragama,
pendidikan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat.
G. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi kecamatan sesuai dengan keahlia dan
kebutuhan.
2. Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana ayat 1 pasal ini
terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompokm sesuai dengan bidang
keahliannya
87
3. Setiap kelompok pada ayat 1 ini dipimpin oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala kecamatan dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kecamatan
4. Jumlah Jabatan Fungsional tersebut pada ayat 3 pasal ini,
ditentukan berdasarkan sifat jenis kebutuhan dan beban kerja.
5. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat 3 pasal
ini, diatur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
4.1.4 Visi, Misi Kecamatan Jombang
A. Visi
Kantor Camat Jombang mempunyai Visi
“ Terwujudnya masyarakat Kecamatan Jombang sejahtera melalui
peningkatan kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. ”
B. Misi
Agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan
baik, maka visi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
setiap instansi pemerintah. Kecamatan Jombang merupakan
perangkat daerah di bawah Pemerintah Kota dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, maka Misi
Kecamatan Jombang adalah:
1). Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur kecamatan
dan kelurahan yang terampil dan profesional dalam menunjang
kulitas pelayanan kepada masyarakat.
88
2). Meningkatkan kualitas pelayanan umum terpadu terhadap
masyarakat melalui intensitas pengkoordinasian dan
pengembangan, pemberdayaan masyarakat, serta kesejahteraan
sosial.
4.1.5 Tujuan dan Sasaran Kecamatan Jombang
1. Tujuan
a. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat maka Kecamatan Jombang
mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga daerah bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban,
pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan, kesejahteraan sosial
dan pelayanan umum serta kordinasi dengan instansi otonom dan
vertikal di wilayah kecamatan.
Untuk merealisasikan Visi dan Misi Kecamatan Jombang
segenap pelaksana/ aparatur kecamatan membuat/menyusun
rencana kerja dan kalender kerja sesuai dengan tupoksi masing-
masing sebagai bahan kendali dan arah dalam melaksanakan
tugas untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja
yang harus dipertanggungjawabkan.
Menyikapi bahwa organisasi adalah satuan kegiatan untuk
mencapai tujuan maka kordinasi baik interen maupun eksteren
perlu dilakukan sehingga segala tugas-tugas pelayanan dapat
89
mudah dan lancar untuk dilaksanakan, dengan berprinsip pada
efektivitas dan efesiensi dengan tujuan dan kegiatan yang jelas
diharapkan pencapaian tersebut dapat dicapai.
b. Meningkatkan pelayanan prima dan kepuasan etika serta kesadaran
masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan maka
kegiatan meliputi pendataan kependudukan dan keluarga, mutasi
kependudukan, angka kelahiran dan angka kematian sebagai dasar
untuk penyusunan program pelayanan kependudukan semisal :
KTP/KK/Akta Kelahiran dan lain-lain.
c. Peningkatan Kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui pengembangan SDM, penguatan organisasi
sosial, pemanfatan Sumber daya Alam, penguatan teknologi tepat
guna, serta pengembangan keswadayaan masyarakat sebagai
langkah awal yang harus dilaksanakan secara efektif dan efesien
agar semua sumber daya baik Sumber Daya Manusia maupun
Sumber Daya Alam menggunakan teknologi tepat guna dapat
dilakukan dan dilaksanakan oleh semua pihak.
Untuk mendukung hal tersebut diatas maka aspek
perencanaan yang matang dan sumber informasi tentang potensi
yang ada di desa yang dapat dikembangkan perlu dituangkan dalam
potensi desa sebagai sarana aspirasi masyarakat, sehingga dengan
demikian maka terciptalah rencana-rencana pembangunan yang
relevan dengan kepentingan masyarakat.
90
2. Sasaran
a. Meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat
Tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
sebaik-baiknnya merupakan tugas pokok pemerintah, namun
untuk mendukung kelancaran tersebut harus terjadi
keseimbangan antar kelengkapan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat dalam hal ini dana
merupakan salah satu alat operasional pembiayaan yang
merupakan suatu hal cukup urgen.
b. Tertib Administrasi Kependudukan
Setiap program/kegiatan untuk kepentingan masyarakat dalam
rangka pembangunan akan melahirkan dampak pada
masyarakat, untuk itu keakuratan data besar artinya dalam
menciptakan kelancaran pembangunan.
c. Berkurangnya Penduduk Miskin
Kemiskinan menjadikan seseorang tidak berdaya dan memupuk
sikap ketergantungan dilihat dari sisi kebutuhan, Kemiskinan
dapat pula menjadi penghambat pembangunan, karena itu upaya
untuk senantiasa mengentaskan kemiskinan di desa harus selalu
diupayakan, baik miskin ekonomi, pendidikan maupun miskin
sosial lainnya.
91
4.2 Karakteristik Responden
Dalam pembahasan ini akan disajikan data yang menyangkut beberapa
karakteristik dasar dari para responden penelitian berdasarkan data hasil
penelitian. Hal tersebut mencakup karakteristik menurut kelompok
responden, jenis kelamin, usia, keyakinan, jenis pekerjaan dan tingkat
pendidikan.
A. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin.
Tabel 4.2
Jumlah Total Penduduk
Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
Laki-laki 28.691 48,6
Perempuan 30.334 51,4
Jumlah 59.025 100
Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang, 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 51,4% persen responden
adalah berjenis kelamin perempuan, dan perbedaannya sangat sedikit
dengan responden laki-laki sebanyak 48,6. Jadi dalam hal ini adanya
kesetaraan gender. Perempuan dan laki-laki memiliki porsi yang sama untuk
mejadi responden sehingga membantu dalam hal persamaan persepsi dalam
kesetaraan gender untuk pengisian kuesioner yang akan dilakukan.
92
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur
(Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. 00-04 6.479 10,9
2. 05-09 7.856 13,3
3. 10-14 4.832 8,1
4. 15-19 4.957 8,3
5. 20-24 5.821 9,8
6. 25-29 4.884 8,2
7 30-34 4.814 8,1
8 35-39 4.925 8,3
9 40-44 4.087 6.9
10 45-49 3.073 5,2
11 50-54 2.424 4,1
12 55-59 2.110 3,5
13 60-64 1.541 2,6
14 65> 1.212 2,0
Jumlah total 59.025 100
Sumber: Data diolah, 2011.
Dari tabel di atas nampak dengan jelas bahwa sebagian besar responden
berusia rentang antara 05-09 tahun, sebuah rentang penduduk pada usia
muda. Pada umunya rentang usia yang relevan untuk mengisi quisioner
adalah rentang usia antara 17 tahun sampai dengan 50 tahun, hal ini
berdasarkan pada analisis penduduk potensial untuk diberikan referensi
pengalaman dan pendidikan maupun emosionalnya telah mapan sehingga
dalam memberikan penilaian akan lebih objektif dan realistis lagi bila
93
usianya telah mneginjak 50 tahun biasanya pola pemikirannya akan lebih
terarah.
C. Jumlah Peduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Petani 1.041 3,7
2. Buruh Tani 2.317 8,2
3. Nelayan 31 0,01
4 Pengusaha sedang/besar 740 2,6
5. Pengrajin/industri kecil 1.010 3,6
6. Buruh Industri 5.433 19,4
7. Buruh Bangunan 5.450 19,5
8. Pedagang 4.046 14,4
9. Pengangkutan 919 3,2
10. Pegawai Negeri Sipil 1.168 4,1
11. BUMN 1.677 5,9
12. ABRI 204 0,07
13. Pensiunan (PNS/ABRI) 1.013 3,6
14. Peternakan 84 0,03
15. Tidak bekerja/pengangguran 2.838 10,1
Jumlah total 27.971 100
Sumber : Data Diolah, 2011.
Dari tabel di atas nampak bahwa variasi pekerjaan responden
mempunyai representasi masing-masing sesuai dengan bidang pekerjaan.
Sehingga dapat dikelompokan menurut jenis pekerjaan pada saat pengisian
94
kuisioner yang dilakukan. Jenis pekerjaan masyarakat Kecamatan
Jombang sangat beragam, dan ini akan memberikan sudut pandang
menurut kacamata mereka mengenai partisipasi pembangunan bidang
pendidikan.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Belum Sekolah 9.372 15,8
2. Tidak Taman SD 6.851 11,6
3. Tamat SD 12.449 21,0
4. Tamat SMP 10.507 17,8
5. Tamat SMA 14.585 24,7
6. Tamat Akademi 3.259 5,5
7. Tamat PT 2.002 3,3
Jumlah Total 59.025 100
Sumber : Data diolah, 2011.
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan responden bisa
dikatakan sedang karena persentase terbesar lulusan SMA. Tingkat
pendidikan merupakan gambaran dari logika berfikir dan cara berfikir
seseorang karena pengalaman pendidikan akan sangat mempengaruhi
sudut pandang seseorang dalam menganalisis.
e. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut
95
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Keyakinan
No. Agama Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Islam 54.405 92
2. Protestan 1.929 3,1
3. Katolik 1.669 2,6
4. Hindu 681 1,1
5. Budha 748 1,2
Jumlah total 59.025 100
Sumber: Data diolah, 2011.
Berdasarkan tabel di atas bahwa keyakinan akan mempengaruhi cara
berfikir, misal agama Islam percaya bahwa dengan memberikan
sumbangan dalam bentuk amal akan memperoleh pahala. Sehingga dalam
melaksanakan kegiatan akan memudahkan. Dalam tabel diatas mayoritas
penduduk masyarakat Kecamatan Jombang adalah beragama Islam.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Uji Validitas Instrumen
Analisis data penelitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan
melakukan uji validitas intrumen guna menjaga ketepatan dan kecermatan
suatau alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Adapun rumus yang
dilakukan adalah menggunakan statistik korelasi Product moment dengan
hasil sebagai berikut:
96
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Instrumen (Uji butir pertanyaan)
Butir
Pertanyaan
Koefisien
Korelasi R tabel Keterangan
1 0,216 0,098 VALID
2 0,173 0,098 VALID
3 0,246 0,098 VALID
4 0,160 0,098 VALID
5 0,177 0,098 VALID
6 0,275 0,098 VALID
7 0,256 0,098 VALID
8 0,322 0,098 VALID
9 0,219 0,098 VALID
10 0,331 0,098 VALID
11 0,223 0,098 VALID
12 0,273 0,098 VALID
13 0,298 0,098 VALID
14 0,208 0,098 VALID
15 0,216 0,098 VALID
16 0,279 0,098 VALID
17 0,178 0,098 VALID
18 0,302 0,098 VALID
19 0,222 0,098 VALID
20 0,239 0,098 VALID
21 0,201 0,098 VALID
22 0,301 0,098 VALID
23 0,276 0,098 VALID
24 0,271 0,098 VALID
Sumber: Data diolah, 2011.
Adapun kriteria pengujian item/butir yang digunakan adalah dimana
jika r hitung ≥ r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid,
97
dan jika r hitung ≤ r tabel, berarti item/butir intrumen bisa dinyatakan tidak
valid. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua instrumen
dinyatakan valid artinya instrumen tidak perlu diganti karena indikator
sudah terukur dari instrumen lainnya.
4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Guna menjaga kehandalan dari sebuah intrumen atau alat ukur maka
peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji
reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen
yang tidak dinyatakan valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam
pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun
hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai
Alpha Cronbach sebesar 0,7253 jika kita mengacu pada Siegel yang
menggunakan pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.7 artinya
artinya 0,7253 lebih besar dari 0,7 sehingga instrumen yang diuji bisa
dikatakan reliable.
4.3.3 Distribusi Frekuensi dan Normalitas Data Secara Keseluruhan
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil
penelitian ini maka peneliti mencoba melakukan penggambaran mean,
median dan modus dan normalitas data guna menjaga ketepatan metode
statistik yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal
maka statistik yang digunakan adalah non parametric sedangkan apabila
98
data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang digunakan adalah
statistik parametric. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut:
Tabel 4.8. Standar Deviasi Tingkat Partisipasi Masyarakat Statistics
N Total Valid 346
Missing 0
Mean 67.10
Std. Error of Mean .319
Median 67.00
Mode 67(a)
Std. Deviation 5.931
Variance 35.179
Skewness -.179
Std. Error of Skewness .131
Kurtosis -.103
Std. Error of Kurtosis .261
Range 34
Minimum 50
Maximum 84
Sum 23216
Sumber: Data diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari
tingkat partisipasi masyarakat diketahui sebesar 67.10 dengan standar error
of mean 0.319. dengan demikian, rata-rata tingkat partisipasi masyarakat
populasi penelitian adalah berkisar antara mean + (2 x 0.319) atau berkisar
hingga 67,10. Standar Deviasi tingkat partisipasi masyarakat sebesar 5.931.
artinya sebaran data berkisar antara 5.931 dibawah rata-rata 67.10 hingga
5.931 diatas rata-rata (67.00).
99
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tingkat partisipasi masyarakat
total
1 .3 .3 .3
1 .3 .3 .6
3 .9 .9 1.4
2 .6 .6 2.0
3 .9 .9 2.9
5 1.4 1.4 4.3
8 2.3 2.3 6.6
6 1.7 1.7 8.4
13 3.8 3.8 12.1
11 3.2 3.2 15.3
11 3.2 3.2 18.5
14 4.0 4.0 22.5
13 3.8 3.8 26.3
14 4.0 4.0 30.3
22 6.4 6.4 36.7
19 5.5 5.5 42.2
30 8.7 8.7 50.9
19 5.5 5.5 56.4
30 8.7 8.7 65.0
16 4.6 4.6 69.7
25 7.2 7.2 76.9
15 4.3 4.3 81.2
19 5.5 5.5 86.7
16 4.6 4.6 91.3
8 2.3 2.3 93.6
9 2.6 2.6 96.2
6 1.7 1.7 98.0
1 .3 .3 98.3
3 .9 .9 99.1
2 .6 .6 99.7
1 .3 .3 100.0
346 100.0 100.0
50
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
79
80
83
84
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Data diolah, 2011.
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi tingkat partisipasi masyarakat
sangat bervariasi, dimana nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah
adalah 84. Demikian halnya dengan jumlah responden yang memperoleh nilai
tersebut. Dengan demikian dari 346 responden yang memperoleh nilai 50, 52,
100
79, 84 masing-masing hanya satu orang atau 0,3 persen. Nilai 54, 83 masing-
masing 2 orang atau 0,6 persen. Nilai 53, 55, 80 masing-masing 3 orang atau
0,9 persen. Nilai 56, 77 masing-masing 5 orang atau 1,4 persen. Nilai 58
masing-masing 6 orang atau 1,7 persen. Nilai 57, 75 masing-masing 8 orang
atau 2,3 persen. Nilai 76 masing-masing 9 orang atau 2,6 persen. Nilai 60, 61
masing-masing 11 orang atau 3,2 persen. Nilai 59, 63 masing-masing 13 orang
atau 3,8 persen. Nilai 62, 64, masing-masing 14 orang atau 4 persen. Nilai 72
masing-masing 15 orang atau 4,3 persen. Nilai 70, 74 masing-masing
berjumlah 16 orang. Nilai 66, 68, 73 masing-masing berjumlah 19 orang atau
5,5 persen. Nilai 65 masing-masing berjumlah 22 orang atau 6,4 persen. Nilai
71 masing-masing berjumlah 25 orang atau 7,2 persen. Nilai 67, 69 masing-
masing 30 orang atau 8,7 persen.
Berdasarkan nilai distribusinya juga dapat diketahui distribusi data
tingkat partisipasi masyarakat adalah normal. Hal tersebut dapat diketahui dari
swekness sebesar -0,179 dan kurtosis yang menunjukan nilai sebesar -0,103
dimana nilai ini berada pada angka kisaran antara -1 hingga 1, berarti
distribusi data tingkat partisipasi masyarakat adalah normal. Apabila
digambarkan bentuk distribusi data tingkat partisipasi masyarakat seperti pada
grafik sebagai berikut:
101
84
83
80
79
77
76
75
74
73
72
71
70
69
68
67
66
65
64
63
62
61
60
59
58
57
56
55
54
53
52
50
total
Grafik 4.1 Distribusi Data Tingkat Partisipasi Masyarakat
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4 Deskripsi Data
4.3.4.1 Tanggapan responden mengenai kehadiran dalam setiap pembuatan
keputusan pendidikan
Tabel 4.10
PERT1
34 9.8 9.8 9.8
69 19.9 19.9 29.8
104 30.1 30.1 59.8
139 40.2 40.2 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner No.1)
Data diatas menggambarkan bahwa responden yang selalu (4 Poin)
ikut serta dalam kegiatan perencanaan cukup mendominasi, hal ini didukung
dari waktu pelaksanaan musyawarah ditentukan di jam bukan kerja yang
102
dilaksanakan biasanya di sore hari setalah waktu biasanya orang kerja atau
di hari sabtu. Maka jelas dari keterangan data tersebut diatas mendukung
aspirasi dan fleksibelitas waktu masyarakat dalam mengikuti forum
perencanaan ini.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat di Kecamatan
Jombang layaknya makhluk sosial juga memiliki naluri berkelompok untuk
saling berperan serta terutama dalam menetukan keputusan yanag akan
dicapai. Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
keterlibatan berperan serta dapat dilihat pada grafik berikut:
4
3
2
1
PERT1
Grafik 4.2 Keterlibatan Masyarakat Berperan serta.
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.2 Tanggapan Responden mengenai peran aktif dalam setiap kegiatan
perencanaan pendidikan
Tabel 4.11 Peran aktif masyarakat dalam kegiatan perencanaan
103
PERT2
47 13.6 13.6 13.6
80 23.1 23.1 36.7
112 32.4 32.4 69.1
107 30.9 30.9 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.2)
Mayoritas responden menjawab sering (poin 3) sebanyak 112 orang.
Dinamisnya waktu pelaksanaan musyawarah dalam perencanaan tujuan
pendidikan di Kecamatan Jombang disesuakan dengan waktu luang kerja
dan setelah kerja hal ini disesuakan dengan kondisi pekerjaan kebanyakan
masyarakat kota Cilegon yang bergerak di sektor industri, sehingga
perluanya penyesuaian jadwal musyawarah dengan mayoritas sektor
pekerjaan dominan. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat sudah cukup
terlibat dalam kegiatan perencanaan tujuan pendidikan masyarakat
setempat, melalui rembuk kesiapan masyarakat, rapat, dan lain sebagainya
sehingga pemetaan swadaya menjadi lebih objektif daripada
mengandalkan informasi dari pemerintah daerah setempat. Kemudian
untuk memperjelas gambaran jawaban responden mengenai mengenai
peran aktif dalam setiap kegiatan musyawarah dalam menentukan tujuan
keputusan sekolah dapat dilihat pada grafik berikut:
104
4
3
2
1
PERT2
Grafik 4.3
Kehadiran Masyarakat dalam kegiatan musyawarah perencanaan dalam
menentukans tujuan keputusan sekolah. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.3 Tangggapan Responden mengenai peran aktif dalam memberikan
usulan dalam setiap kegiatan musyawarah perencanaan pendidikan
Tabel 4.12
Jadwal peran aktif masyarakat dalam memberikan usulan
PERT3
43 12.4 12.4 12.4
92 26.6 26.6 39.0
108 31.2 31.2 70.2
103 29.8 29.8 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011 (Hasil kuesioner no.3)
Mayoritas responden menjawab sering (poin 3) hal ini dapat
diartikan bahwa kegiatan musyawarah diikuti secara sadar oleh sebagian
besar masyarakat Jombang adanya infomasi yang mudah dan jelas
kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui kapan jadwal
105
kegiatan musyawarah yang akan dilaksanakan beserta tujuan caranya.
Kemudian untuk lebih jelasnya dapat digambarkan jawaban responden
dapat dilihat pada grafik berikut:
4
3
2
1
PERT3
Grafik 4.4
Jadwal Musyawarah Masyarakat. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.4 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam memberikan
usulan sebagai bukti peran aktif dalam perencanaan
Tabel 4.13 Keikutsertaan Masyarakat dalam memberikan usulan sebagai
bukti peran aktif dalam musyawarah
PERT4
26 7.5 7.5 7.5
76 22.0 22.0 29.5
106 30.6 30.6 60.1
138 39.9 39.9 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.4)
106
Dari keterangan data tersebut diatas menunjukan bahwa mayoritas
memilih jawaban selalu (poin 4), sejalan dengan hasil kuisioner sebelumnya
mengenai keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pendidikan
menunjukan antusiasme yang sebesar terhadap keikutsertaan dalam forum
ini.
Hal ini dapat diartikan bahwa bahwa organisasi kemasyarakatan
meskipun tidak terstruktur dengan jelas tapi keaktifan atau keikutsertaan
dalam organisasi pendidikan sangat tinggi karena ini merupakan akibat
dari tingginya kehadiran warga dalam proses kegiatan musywarah. di
masyarakat dilatarbelakangi oleh kehidupan yang berorientasi pada
persaingan yang ketat di Kota Cilegon. Kemudian untuk memperjelas
gambaran jawaban responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam
memberikan usulan sebagai bukti peran aktif dalam musyawarah.
4
3
2
1
PERT4
Grafik 4.5
Keaktifan Masyarakat Dalam Berorganisasi.
(Sumber: Data diolah, 2011)
107
4.3.4.5 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan secara berkala dalam
Musyawarah dalam menetukan perencanaan Pendidikan
Tabel 4.14
Keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah Komite Sekolah
secara berkala
PERT5
57 16.5 16.5 16.5
92 26.6 26.6 43.1
110 31.8 31.8 74.9
87 25.1 25.1 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.5)
Dari data yang tertuang diatas mayoritas masyarakat menjawab
sering (poin 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam musyawarah
pendidikan terdapat sosialisasi dan jadwal kegiatan musyawarah yang
jelas dan mudah diakses masyarakat. Untuk memperjelas gambaran
jawaban responden dapat dilihat pada grafik berikut:
4
3
2
1
PERT5
Grafik 4.6
108
Keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah Komite Sekolah secara berkala
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.6 Tanggapan Responden mengenai antusiasme dalam setiap ikut serta
merumuskan rencana pembangunan pendidikan
Tabel 4.15
Antusiasme Masyarakat Merumuskan pembangunan pendidikan
PERT6
63 18.2 18.2 18.2
71 20.5 20.5 38.7
116 33.5 33.5 72.3
96 27.7 27.7 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.6)
Point 3 (jawaban sering) dari data tersebut diatas secara tidak
langsung menggambarkan antusiasme warga dalam keikutsertaan secara
berkala tidak terlepas dari adanya jadwal pertemuan yang jelas dengan
kesadaran warga yang cukup peduli terhadap kehadiran mereka di forum
pendidikan. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat
dilihat pada grafik berikut:
109
4
3
2
1
PERT6
Grafik 4.7
Antusiasme Masyarakat Merumuskan pembangunan pendidikan
secara berkala (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.7 Tanggapan Responden mengenai kesadaran sendiri dalam ikut serta
pelaksanaan pembangunan pendidikan
Tabel 4.16.
Kesadaran Masyarakat dalam ikut serta pelaksanaan pembangunan pendidikan
PERT7
69 19.9 19.9 19.9
79 22.8 22.8 42.8
115 33.2 33.2 76.0
83 24.0 24.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.7)
Jika merujuk pada hasil data diatas yang menggambarkan bahwa hasil
kuisioner di dominasi jawaban sering (point 3), hal ini dapat diartikan
bahwa kemajuan riil yang berlangsung dalam pembangunan pendidikan
110
masyarakat dasar utamanya adalah kesadaran diri dalam masyarakat
diikuti dan dibarengi perbuatan yang riil dalam pembangunan pendidikan.
Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik
berikut:
4
3
2
1
PERT7
Grafik 4.8
Kesadaran Masyarakat dalam ikut serta pelaksanaan pembangunan
pendidikan. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.8 Tanggapan Responden Mengenai peran aktif dalam pemberian
sumbangan tenaga/uang/barang untuk pelaksanaan pembangunan
Pendidikan, semisal dalam pembangunan gedung sekolah
Tabel 4.17
PERT8
57 16.5 16.5 16.5
90 26.0 26.0 42.5
117 33.8 33.8 76.3
82 23.7 23.7 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.8)
111
Jawaban kuisioner yang terdata bahwa sejumlah 117 resonden
dominan menjawab sering ini dapat diartikan bahwa masyarakat
disamping memiliki kesadaran akan kehadiran dalam perencanaan tapi
dituntut juga untuk memberikan kontribusi yang riil melalui memberikan
sumbangan baik tenaga, uang mapun barang dalam proses pembangunan
Karena dengan hal ini maka proses pembangunan akan lebih cepat
tercapai. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat
pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT8
Grafik 4.9
Peran aktif dalam pemberian sumbangan. (Sumber: Data diolah, 2011)
112
4.3.4.9 Tanggapan Responden Mengenai tanggungjawab dalam pelaksanaan
pembangunan bidang pendidikan
Tabel 4.18
PERT9
44 12.7 12.7 12.7
106 30.6 30.6 43.4
106 30.6 30.6 74.0
90 26.0 26.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no 9)
Pada jawaban kuisioner di bagian inin terdapay persamaan
jawaban responden atara poin 2 (kadang-kadang) dengan poin 3 (sering)
scara langsung dan secara hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa
tanggungjawab masyarakat sejalan dengan peran aktif dalam kehidupan
setiap kegiatan forum pendidikan dalam proses pembangunan di
Kecamatan Jombang karena mereka sadar bahwa pendidikan yang
berkualitas itu harus didukung seutuhnya oleh masyarakat. Untuk
memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
113
4
3
2
1
PERT9
Grafik 4.10
Tanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.10 Tanggapan Responden mengenai pelaksanaan kewajiban sebagai
bagian dari pelaksanaan pembangunan pendidikan yang
bertanggungjawab
Tabel 4.19
PERT10
50 14.5 14.5 14.5
79 22.8 22.8 37.3
115 33.2 33.2 70.5
102 29.5 29.5 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.10)
Jawaban responden pada point ini dominan menjawab sering
(poin 3) maka jelas kewajiban memiliki tuntutan kepada masyarakat
untuk menjalankan kewajiban yang telah dibebankan segera mungkin
114
dan dipatuhi untuk dilaksanakan oleh masyarakat yang tertuang dari
hasil kuisoner ini. Hal ini dapat diartikan bahwa kewajiban dan
tanggungjawab memiliki keterkaiatan yang kuat dalam proses
pembangunan pendidikan di Kecamatan Jombang karena antara
kesadaran dan pelaksanaan yang riil dari masyarakat maka
pembangunan pendidikan akan terhambat. Dan untuk memperjelas
jawaban responden tersebut dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT10
Grafik 4.11
Pelaksanaan kewajiban sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan
pendidikan yang bertanggungjawab. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan dalam pelaksanaan
pembangunan pendidikan seperti kewajiban sekolah (Iuran SPP,
iuran Les dan iuran pendidikan lainnya).
Tabel 4.20
115
PERT11
54 15.6 15.6 15.6
86 24.9 24.9 40.5
109 31.5 31.5 72.0
97 28.0 28.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. ( Hasil Kuesioner no.11)
Dengan jawaban responden pada point kuisioner ini menunjukan
bahwa responden kebanyakan menjawab sering (Point 3) maka ini jelas
turut menggambarkan keadaan masyrakat Kecamatan Jombang dalam
pelaksanaan pendidikan cukup antusias karena pendidikan merupakan
sektor terpenting dalam faktor kemajuan masyarakat. Hal ini dapat
diartikan bahwa keberhasilan suatu pembangunan terletak pada
pelaksanaan kewajiban warga dalam turut mensukseskan pembangunan
pendidikan yang telah direncanakan, sebaik apapun perencanaan kalau
tidak dilaksanakan mustahil akan tercapai. Untuk memperjelas jawaban
responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
116
Grafik 4.12
Keikutsertaan Masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.12 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan dalam memberikan
motivasi belajar kepada putra putrinya untuk belajar dengan rajin.
Tabel 4.21
PERT12
43 12.4 12.4 12.4
79 22.8 22.8 35.3
96 27.7 27.7 63.0
128 37.0 37.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.12)
Dalam point mengenai dorongan orang tua dalam mendidik dan
mengawasi anak-anaknya belajar di rumah dan motivasi untuk sekolah
4 3 2 1
PERT11
117
memiliki jawaban yang dominan pada jawaban selalu (Point 4). Hal ini
dapat diartikan bahwa kesadaran orang tua murid dalam memberikan
motivasi belajar kepada anaknya cukup besar ini didukung dengan
pemahaman warga bahwa pendidikan yang pokok adalah pendidikan
yang dilakukan oleh orang tua dan pendidikan di rumah, sekolah sebagai
tempat kompetisi dan media pengembangan bakat anak dalam mencapai
kualitas pendidikan yang baik. Untuk memperjelas gambaran jawaban
tersebut dapat dilihat grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT12
Grafik 4.13
Keikutsertaan dalam memberikan motivasi belajar kepada putra putrinya
(Sumber: Data diolah, 2011)
118
4.3.4.13 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam
pembangunan pendidikan secara inisiatif dalam melaksanakan
kewajibannya.
Tabel 4.22
PERT13
52 15.0 15.0 15.0
74 21.4 21.4 36.4
100 28.9 28.9 65.3
120 34.7 34.7 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.13)
Dari gambaran data yang tertuang diatas jawaban responden lebih
dominan pada pilhan jawaban selalu ( poin 4). Hal ini dapat diartikan
bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan harus ada inisitif yang
mandiri dari warganya sendiri dengan keterlibatan dan kesadaran dalam
melaksanakan pembangunan pendidikan akan memberikan efek yang
baik kepada proses pembangunan itu sendiri, proses pembangunan akan
cepat dan singkron karena semua elemen bekerja sesuai fungsinya. Untuk
memperjelas jawaban responden tersebut dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
119
4
3
2
1
PERT13
Grafik 4.14
Keikutsertaan secara inisiatif sendiri dalam melaksanakan kewajibanya
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.14 Tanggapan Responden mengenai kesadaran yang tinggi dalam
mengontrol putra-putrinya dalam belajar
Tabel 4.23
PERT14
31 9.0 9.0 9.0
90 26.0 26.0 35.0
128 37.0 37.0 72.0
97 28.0 28.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.14)
Jawaban dominan memilih pada jawaban responden sering ( Poin
3) karena mengontrol putra-putri dalam belajar merupakan salah satu
faktor keberhasilan putra-putrinya mencapai hasil yang optimal, maka
jelas hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan yang tidak berwujud
120
seperti pembangunan sosial, masyarakat sangat penting dalam landasan
terutama dalam memberikan dan mengontrol putra-putrinya dalam
belajar karena dasar pendidikan yang berkualitas itu ada di keluarga,
dengan beragamnya mata pencaharian warga Jombang harus
memberikan apresiasi karena tingkat control kepada putra-putrinya
cukup baik. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden tersebut
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT14
Grafik 4.15
Sumbangan Materil Masyarakat Untuk Pembangunan nonfisik
(Sumber: Data diolah, 2011)
121
4.3.4.15 Tanggapan Responden dalam mendapatkan pendidikan yang layak,
berkualitas dan murah
Tabel 4.24
PERT15
34 9.8 9.8 9.8
98 28.3 28.3 38.2
106 30.6 30.6 68.8
108 31.2 31.2 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.15)
Maka dalam hal ini mayoritas masyarakat menjawab selalu (point
4) selisih 2 jawaban dengan pilihan jawaban sering, keterangan ini tidak
terlepas dari tingkat kepuasan masyarakat akan pendidikan yang
didapatkan cukup baik hal ini didukung oleh sarana dan prasarana
pendidikan yang cukup baik, program buku gratis dan pemberlakuan
subsidi pada tingkat SLTA oleh Pemda Kota Cilegon. Hal ini dapat
diartikan bahwa timbale balik dari pihak lembaga pelaksanaan
pendidikan cukup baik dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada
warga hal ini dengan dukungan Pemerintah Kota Cilegon dalam
memberikan akses sekolah gratis dari Tingkat SD sampai SLTA serta
pembangunan sarana dan prasarana yang terus dilakukan untuk
mendukung kualitas pendidikan yang mudah diakses semua kalangan
warga. Untuk memperjelas jawaban responden dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
122
4
3
2
1
PERT15
Grafik 4.16
Pendidikan yang layak dan murah. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.16 Tanggapan Responden mengenai informasi transparansi biaya dan
prosedur operasional sekolah dari pihak sekolah
Tabel 4.25
PERT16
31 9.0 9.0 9.0
102 29.5 29.5 38.4
105 30.3 30.3 68.8
108 31.2 31.2 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.16)
Pada kuisoner ini jawaban responden terbnayak memilih pilihan
jawaban selalu (point 4), masyarakat dalam pelaksanaan cukup paham
akan pentingnya singkronisasi antara perencanaan dengan pelaksanaan di
123
bidang pendidikan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana
dengan baik dan sesui dengan tujuan yang sudah dirumuskan
sebelumnya, hal ini dapat diartikan bahwa hasil perencanaan yang
dirumuskan secara bersama nantinya akan dilaksanakan secara bersama
sanagt baik. Kemudian untuk memperjelas gambaran jwaban responden
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT16
Grafik 4.17
Masyarakat Menerima Perencanaan Yanga akan dilaksanakan
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.17 Tanggapan Responden dalam mendapatkan pendidikan yang
berkualitas dan murah dalam menyekolahkan putra-putrinya
secara adil
124
Tabel 4.26
PERT17
26 7.5 7.5 7.5
93 26.9 26.9 34.4
106 30.6 30.6 65.0
121 35.0 35.0 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.17)
Domiansi jawaban kuisoner pada pertanyaan ini dipegang oleh
pilihan jawaban selalu (point 4) maka jelas upaya Pemda Kota Cilegon
untuk memberikan kualitas pendidikan kepada masyarakatnya cukup
baik di bidang sarana dan prasarana sekolah serta fungsionalnya,
perlunya menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pihak baik
dalam menjaga aset yang ada maupun menjaga semaengat masyarakat
untuk tetap antusiasme dalam menyekolahkan anak-anaknya karena ini
sangat didukung oleh banyaknya program-program pendidikan yang
diberikan pemerintah kepada masyarakat. Dan untuk memperjelas
jawaban responden tersebut dapat dlihat pada grafik sebagai berikut:
125
4
3
2
1
PERT17
Grafik 4.18
Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Perencanaan.
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.18 Tanggapan Responden Mengenai kemudahan bersekolah sesuai
dengan kemampuan secara sosial dan material, (menikmati
fasilitas sekolah sesuai dengan kemampuan)
Tabel 4.27
PERT18
32 9.2 9.2 9.2
105 30.3 30.3 39.6
106 30.6 30.6 70.2
103 29.8 29.8 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.18)
Dari keterangan data pada point kuisioner ini menunjukan banyak
responden yang memilih pilihan jawaban sering (point 3) beda selisih 1
126
poin dengan pilihan jwaban disampingnya. Hal ini menyatakan bahwa
pemerataan kemudahan sekolah di Kota Cilegon cukup baik hal ini
dibuktikan dengan akses gratis sekolah dari mulia tingkat SD sampai
dengan SLTA dan pemberian buku paket gratis sebagi salah satu
program Walikota Imam Ariyadi yang baru, memberikan efek yang baik
terhadap akses warga berbagai kalangan untuk mendapatkan pendidikan
yang layak. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT18
Grafik 4.19
Kesediaan Masyarakat Memikul Tanggungjawab. (Sumber: Data diolah, 2011)
127
4.3.4.19 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam mengontrol
jalannya pembangunan pendidikan secara jelas dan terbuka
Tabel 4.28
PERT19
35 10.1 10.1 10.1
93 26.9 26.9 37.0
112 32.4 32.4 69.4
106 30.6 30.6 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.19)
Pada jawaban pilihan kuisioner bagian ini menjawab dominasi pada
pihan jawaban sering ( point 3) dari hal ini proses mengontrol bukan
hanya milik badan pengawas pendidikan akan tetapi kontrol masyarakat
juga amat penting dalam pelaksnaannya, kontrol masyarakat turut
meningkatkan kepekaan badan pengawas pendidikan karena
bagaimanapun juga masyarakatlah yang merasakan keadaan pendidikan
yang dijalaninnya. Dalam hal ini jelas bahwa hasil tanggapan warga
menjelaskan bahwa proses kontrol sangat bagus di Kecamatan Jombang
hal ini tidak terlepas dari jadwal forum musyawarah pendidikan yang
dilakukan pihak sekolah maupun usulan yang berkala dari komite tentang
proses kontrol yang dilakukan semua pihak dalam pembangunan
pendidikan. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
128
4
3
2
1
PERT19
Grafik 4.20
Kesediaan Masyarakat Memikul Tanggungjawab.
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.20 Tanggapan Responden Mengenai pemberian usulan dalam
pelaksanaan pembangunan jika pembangunan kurang berkenan
dengan tujuan terdahulu yang telah disepakati
Tabel 4.29
PERT20
29 8.4 8.4 8.4
105 30.3 30.3 38.7
101 29.2 29.2 67.9
111 32.1 32.1 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.20)
Jawaban diatas menenjukan responden banyak yang memilih pilihan
jawaban selalu (point 4) ini membuktikan bahwa keikutsertaan nyata
masyarakat sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya program
129
pendidikan yang dilaksanakan. Data diatas menerangkan bahwa dalam
hal pemberian usulan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
sangat baik, artinya disamping baik dalam memberikan partisipasi,
masyarakat juga lebih berani memberikan usulan dalam pelaksanaan
pembangunan, hal ini tidak terlepas dari jaminan dalam memberikan
pendapat selagi pendapat itu disampaikan pada tempatnya dan bersifat
membangun karena di dalam forum masyawarah pendidikan ada waktu
untuk memberikan usulan baik itu keluhan maupun saran demi
pembangunan yang dicita-citakan masyarakat, jadi jelas pemberian
usalan cukup besar di kecamatan Jombang Kota Cilegon. Untuk
memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT20
Grafik 4.21
Pemberian usulan dalam pelaksanaan pembangunan jika pembangunan kurang
berkenan dengan tujuan yang telah disepakati. (Sumber: Data diolah, 2011)
130
4.3.4.21 Tanggapan Responden mengenai usaha untuk mengetahui
perkembangan dan prestasi pendidikan yang diraih dalam
pembangunan pendidikan secara mudah dan terbuka
Tabel 4.30
PERT21
39 11.3 11.3 11.3
102 29.5 29.5 40.8
94 27.2 27.2 67.9
111 32.1 32.1 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.21)
Dari data diatas yang menunjukan bahwa jawaban responden
memilih selalu (point 4) memiliki gambaran bahwa hal ini menunjukan
bahwa keinginan dan kesadaran warga akan kualitas memang harus
dilakukan untuk mengontrol secara riil yang dicapai benar-benar
memberikan arahan dalam mencapai suatu pendidikan yang berkualitas
dengan prestasi yang telah diraih Kota Cilegon. Untuk memperjelas
gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
131
4
3
2
1
PERT21
Grafik 4.22
Usaha mengetahui perkembangan dan prestasi pendidikan
yang dicapai. (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.22 Tanggapan Responden mengenai usaha untuk mengetahui
perkembangan dan prestasi pendidikan yang dicapai secara aktif
dan berkala
Tabel 4.31
PERT22
35 10.1 10.1 10.1
100 28.9 28.9 39.0
110 31.8 31.8 70.8
101 29.2 29.2 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.22)
Jawaban dari pilihan jawaban kuisioner diatas dominan dijawab
pada point 3 (sering) hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat sebagai
bagian penting pembangunan pendidikan memiliki peran aktif dalam
mengontrol kualitas dan proses pembangunan secara berkala hal ini turut
132
ditunjang kesadaran warga akan kontrol yang kuat dari masyarakat
terhadap kualitas yang dicapai baik yang sedang dilakukan maupun yang
akan dicapai di masa yang akan datang. Untuk memperjelas gambaran
jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT22
Grafik 4.23
Usaha untuk mengetahui perkembangan dan prestasi pendidikan yang diraih
dalam pembangunan pendidikan (Sumber: Data diolah, 2011)
4.3.4.23 Tanggapan Responden mengenai keikutsertaan dalam menilai
pembangunan pendidikan yang berhasil atau tidak
Tabel 4.32
PERT23
40 11.6 11.6 11.6
95 27.5 27.5 39.0
108 31.2 31.2 70.2
103 29.8 29.8 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.23)
133
Dengan jawaban berjumlah 108 responden cukup memberikan
bobot dominan pada jawaban sering (point 3) gambaran data ini dapat
diartikan bahwa Masyarakat sebagai kelompok sosial dan didasarkan atas
perasaan bahwa orang-orang merasa memiliki kesadaran akan hasil yang
dicapai dalam pembangunan pendidikan perlu menilai dan berpartisipasi
dalam memberikan penilaian akan keberhasilan dan kualitas pendidikan
putra-putrinya demi tercapainya kondisi pendidikan yang berkulitas dan
terjangkau, hal ini pun turut didukung oleh besarnya kehadiran warga
dalam usaha dan forum musyawarah pendidikan baik yang
diselenggarakan sekolah mapun masyarakat terkait usaha pembangunan
pendidikan di Kecamatan Jombang. Untuk memperjelas gambaran
jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT23
Grafik 4.24
Keikutsertaan warga dalam menilai pembangunan pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)
134
4.3.4.24 Tanggapan Responden mengenai peran penting keterlibatan
masyarakat dalam menentukan keberhasilan pembangunan
pendidikan secara formal maupun nonformal
Tabel 4.33
PERT24
71 20.5 20.5 20.5
91 26.3 26.3 46.8
90 26.0 26.0 72.8
94 27.2 27.2 100.0
346 100.0 100.0
1
2
3
4
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat ive
Percent
Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.24)
Pada jawaban pertanyaan terakhir jawaban relatif seimbang
walaupun jumlah terbanyak pada jawaban selalu (point 4) maka jelas
keterlibatan masyarakat dalam keberhasilan pendidikan memberikan arah
yang jelas dalam pembangunan pendidikan pasca perencanaan di bidang
pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Hal ini dapat diartikan
bahwa Masyarakat Jombang secara umum memberikan kontribusi yang
besar dalam memberikan dan menentukan keberhasilan pendidikan di
Jombang hal ini pun terkait dengan kehadiran dan kesadaran warga akan
pendidikan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berasal
dan merasa dimiliki oleh masyarakat sehingga peroes pembangunan akan
berjalan lancar dengan kerjasama berbagai pihak terutama masyarakat.
135
Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada
grafik sebagai berikut:
4
3
2
1
PERT24
Grafik 4.25
Peran penting keterlibatan masyarakat dalam menentukan keberhasilan
pembangunan pendidikan secara formal dan nonformal.
(Sumber: Data diolah, 2011)
4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut :
“Tingkat Partisipasi masyarakat pasca perencanaan paling tinggi mencapai
70% dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota
Cilegon Tahun 2010.” Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode
penelitian, maka pada tahap pengujian hipotesis penelitian ini peneliti
menggunakan rumus t-test satu sampel. Adapun penghitungan pengujian
hipotesis tersebut yakni sebagai berikut.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis maka peneliti menggunakan rumus
t-test satu sampel. Skor ideal untuk Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca
Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Tahun
136
2010 adalah 4 x 24 x 346= 33216 (4 = nilai dari setiap jawaban selalu setiap
pertanyaan/pernyataan yang dinyatakan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert. 346 = jumlah sampel yang dijadikan
responden. 24= jumlah pertanyaan/pernyataan yang ditanyakan kepada
responden) dan nilai mean/nilai rata-rata nya adalah 33216 : 346 = 96.
Sehingga untuk Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan
Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Tahun 2010 nilai yang dihipotesiskan tertinggi mencapai 70% dari yang
diharapkan, ini berarti bahwa 0,70 x 33216 = 23251.2 dibagi 346 = 67,2.
Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk memprediksi
µ lebih besar atau sama dengan 70% dari skor ideal paling tinggi. Sedangkan
Ha lebih besar dari 70% dari skor ideal yang diharapkan. Atau dapat
dituliskan dengan rumus:
Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,70 x 33.216: 346 = 67,2
Ha = µ ≥ 70% ≥ 0,70 x 33.216 : 346 = 67,2
Diketahui :
09,67346:23216346:
XX
µo = 70% = 0,70 x 33216 : 346 = 67,2
s = 0,11
n = 346
t =
6,18
11,0
11,0
346
11,0
2,6709,670
n
s
x
137
0,0059
0,11-
18,64-
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t
tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) = n – 1 = 346 – 1 = 345 dan taraf
kesalahan = 10% untuk uji satu pihak (one tail test), karena harga t
hitung lebih kecil dari pada harga t tabel atau Ha (-18,64 < 0,098) maka
Ha ditolak dan Ho diterima. Berikut adalah gambar kurva daerah
penerimaannya.
-18,64 0 0,098
67,09 % 67,2 %
Gambar 4.26
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, hal yang paling penting dan diutamakan
adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti diawal
penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, kita dapat
melihatnya dari hasil penghitungan dengan menggunakan seperti dalam
perhitungan t-test satu sampel, berdasarkan penghitungan pada pengujian
hipotesis t-test satu variabel didapatkan bahwa ternyata t-hitung lebih kecil
Daerah
Penerimaan Ho Daerah
Penerimaan Ha
138
dari pada t-tabel, dan hal itu dapat diartikan bahwa Ha ditolak. Karena hanya
mencapai 67,09% dari angka minimal 67,2%.
Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen
adalah 4x 24 x 346 = 33.216 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden, 24 = jumlah item pertanyaan yang diajukan
kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden).
Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 23.216. dengan
demikian nilai Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan
Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Tahun 2010 adalah 23.216 : 33.216 = 0,698 atau 69,8 persen.
Kemudian mengenai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian
yaitu Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan
Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010
adalah sebesar 69,8 persen. Kemudian analisis berikutnya dilihat dari unsur
partisipasi masyarakat untuk yang pertama yaitu keterlibatan dalam
pembuatan keputusan adalah 4 x 346 x 6 = 8.304. ( 4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 6 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan
responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 5.878.
Dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam pembuatan
keputusan 5.878 : 8.304 = 0,7078 atau 70,7 persen.
Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
yakni partisipasi dalam proses pelaksanaan adalah 4 x 8 x 346 = 11.072 ( 4
139
= nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 8 = jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang
dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah
sebesar 7.620 dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam
proses pelaksanaan adalah sebesar 7.620 : 11.072 = 0,688 atau 68,8 persen.
Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil
4 x 4 x 346 = 5.536 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan
responden, 4 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 =
jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil
penelitian adalah sebesar 3.948 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi
masyarakat dalam menikmati hasil 3.948 : 5.536 = 0.713 atau 71,3 persen.
Sedangkan untuk unsur partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi
4 x 6 x 346 = 8.304 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan
responden, 6 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 =
jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil
penelitian adalah sebesar 5.770 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi
masyarakat dalam proses evaluasi 5.770 : 8.304 = 0.694 atau 69,4 persen.
Jadi secara umum dan menurut skala hipotesis bahwa Tingkat
Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan
di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 memang sudah baik dan
merupakan tolak keberhasilan dalam menentukan arah pembangunan
melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan keterlibatan
140
masyarakat walapun nilai penelitian kurang sedikit untuk mencapai nilai
hipotesis yang ditetapkan peneliti sebelumnya.
4.6 Pembahasan
Dari pembahasan yang memaparkan tentang pengujian hipotesis
menjelaskan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Dari data tersebut dijelaskan
bahwa ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan
Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 belum
mencapai angka 70 %, artinya tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan secara umum sedang.
Dari hasil penelitian tentang tingkat partisipasi masyarakat tersebut
dikaji dengan teori Josef Rawu Kaho yaitu dengan 4 indikator. Dari hasil
kuesioner yang telah diolah terdapat beberapa hal yang menyebabkan tinggi
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat yang kemudian disebut sebagai
faktor pendorong, yang antara lain adalah nilai-nilai dominan yang
menggerakkan masyarakat seperti tercantum pada tabel berikut:
Tabel 4.34
Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pendidikan
No
Turunan
Indikator
Nilai – Nilai Positif yang
Dominan
Potensi Pengaruh
Rendah Tinggi
4.34.1 Kehadiran dalam proses
pembuatan keputusan dalam
proses musyawarah.
(Tingkat kehadiran masyarakat
dalam forum musyawarah
mengenai pendidikan sangat besar
hal ini terkait adanya kebijakan
70,7 %
141
No
Turunan
Indikator
Nilai – Nilai Positif yang
Dominan
Potensi Pengaruh
Rendah Tinggi
jadwal yang terjadwal mengenai
pelaksanaan forum mengenai
pendidikan).
4.34.2 Kesediaan masyarakat untuk turut
berperan aktif dalam proses
pelaksanaan.
(Dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang
pendidikan, masyarakat berperan
aktif cukup baik ini membuktikan
bahwa kehadiran dalam
musyawarah dengan partisipasi
dalam pelaksanaan sangat
berkaitan sehingga rencana dan
pelaksanaan harus tetap di
pertahankan).
68,8 %
4.34.3 Kesediaan masyarakat dalam
menikmati hasil.
(Masyarakat sadar bahwa
pendidikan yang berkualitas
adalah pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat sehingga mulai dari
perencanaan sampai dengan
menikmati pendidikan harus tetap
dipegang oleh masyarakat dengan
berkoordinasi dengan pelaksana
pendidikan dan pemerintah).
71,3 %
4.34.4 Peran aktif masyarakat dalam
proses evaluasi.
(keberhasilan suatu proese
pembangunan tidak terlepas dari
proses tahapan evaluasi, evaluasi
sangat penting untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu
pembangunan terutama
pembangunan kualitas pendidikan
di Kecamatan Jombang ini, maka
perlunya masyarakat berperan
aktif dalam evaluasi untuk menilai
dan menentukan rencana ke
depannya lagi).
69,4 %
Sumber: Data Diolah. 2011
142
Dari data penelitian mengenai partisipasi masyarakat di Kecamatan
Jombang mengenai partisipasi pasca perencanaan pembangunan pendidikan
adalah dalam berita acara musyawarah Sekolah tingkat Kecamatan Jombang
menerangkan bahwa penyelenggaraan musyawarah komite dan sosialisasi
yang dihadiri oleh orang tua murid dan tokoh masyarakat serta unsur lain
yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan yang disesuaikan dengan rencana strategis pendidikan Kota
Cilegon yang secara otomatis di Kecamatan Jombang juga menegaskan
bahwa pendidikan diarahkan untuk pendidikan yang berkualitas, berdaya
saing dengan menjungjung akhlakhul karimah demi menyongsong daya saing
global karena Cilegon merupakan gerbang investasi penting di Pulau Jawa.
Secara keseluruhan prinsip partisipasi dalam Peningkatan Kualitas
pendidikan di Kecamatan Jombang sudah termasuk dalam kategori baik
menurut skala hipotesis yaitu mencapai 69,8 % (jika dibulatkan) dari angka
minimal 70% sebagaimana dari hasil penelitian bahwa dimensi kehadiran
dalam proses pembuatan keputusan dalam proses musyawarah mencapai 70,7
%. Dan dimensi Kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam
proses pelaksanaan mencapai 68,8 %, dan kesediaan masyarakat dalam
menikmati hasil mencapai 71,3 %. Dan dimensi peran aktif masyarakat dalam
proses evaluasi mencapai 69,4 %.
Tingginya tingkat partisipasi Masyarakat Kecamatan Jombang
mencapai 69,2 persen sebagaimana masyarakat merupakan sumber informasi
143
yang terpercaya. Kondisi, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat dapat
diketahui dengan pasti, termasuk nilai yang hidup di tengah-tengahnya.
Keefektifan dan efisiensi dari program pembangunan akan mudah dicapai.
Dengan partisipasi masyarakat, pemerintah dalam membangun pendidikan
akan lebih teliti dibidang. dalam meningkatkan suasana pembangunan
pendidikan sebagaimana salah satu program unggulan Kota Cilegon tahun
2015. Pembangunan diawali dari pembangunan potensi manusia dengan
pendidikan, pemantapan moral dan pembangunan sumber daya manusia di
Indonesia. partisipasi dari masyarakat yang cukup besar karena dituntut untuk
mengimbangi persaingan dengan daerah lainnya. Pengembangan dan
menciptakan insan mandiri harus melalui pembangunan melalui pendidikan.
Dalam pembangunan hendaknya mengusung konsep pembangunan berbasis
masyarakat yang berpartisipatif hendaknya pembangunan pendidikan
memiliki rasa kebersamaan berbagai unsur mulai dari masyarakat, tokoh
masyarakat lembaga pendidikan dan pemerintah.
Menyikapi hasil penelitian yang menunjukan angka 69,2 persen ini
menunjukan bahwa tingkat partisipasi dari 4 unsur yang dijadikan indikator
memiliki pengaruh dan dampak dari kondisi dan karakteistika kota Cilegon
itu sendiri, kita lihat Kecamatan Jombang merupakan salah satu kecamatan
yang strategis di Kota Cilegon yang memiliki wilayah yang dijadikan
sebagian pusat pemerintah Kota Cilegon maka tidak heran partisipasi
masyarakat disini begitu besar, disamping sebagai pusat pemerintah Kota
Cilegon juga sebagai basis perdagangan dan jasa, hal ini memiliki kontribusi
144
yang besar terhadap tingkat pendapatan warga, jika melihat data BPS tahun
2010 maka Tingkat pendapatan Kecamatan Jombang lebih besar dari
pendapatan rata-rata warga kecamatan lain. Dengan sebaran sekolah yang
banyak di Kecamatan Jombang warga memiliki akses yang lebih mudah
daripada wilayah lainnya.
Tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor sumber daya
manusianya sebagaimana jumlah penduduk pada usia produktif cukup besar
sebagaimana usia penduduk kecamatan Jombang mencapai 48,2% ini akan
menentukan keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan memiliki peluang
yang cukup besar karena usia produktif merupakan usia yang memadai untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran yang baik, selain itu dari faktor
sumberdaya manusianya yaitu dari segi pendidikan mayoritas penduduk
berpendidikan SLTP dan SLTA mencapai 43,3%.
Kemudian yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam
memberikan konstribusi tergerak adalah tingkat kesejahteraan masyarakat
seperi menyumbangkan uang, bahan-bahan material untuk pembangunan
sebagaimana yang dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan
Jombang paling tinggi berjumlah 10.345 kepala keluarga dengan jumlah
semua kepala keluarga 34.324 atau dapat dikatakan mencapai 30,2% kepala
keluarga yang sudah sejahtera. Membangun gerakan kesadaran individu
untuk berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi
"gerakan kesadaran kolektif" dari berbagai elemen masyarakat. Gerakan yang
145
nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan terkait sumber daya publik.
Gerakan ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk
mendorong terciptanya good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat
perlu kiranya mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri,
yang akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat
terlibat dalam forum musyawarah pendidikan dalam hal perencanaan dalam
kegiatan memberikan usulan terhadap kebutuhan akan pendidikan mereka.
Jika melihat mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004 sudah
semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah
untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Mekanisme perencanaan yang bersifat bottom-up ini merupakan upaya
menangkap kebutuhan masyarakat. Pertama, masyarakat yang tahu akan
kebutuhannya, maka masyarakat mempunyai hak untuk menentukan
kebutuhan pembangunan diwilayahnya. Kedua, partisipasi akan menjamin
suara-suara yang selama ini termarjinalkan dalam bidang pendidikan,
ekonomi, sosial budaya dll. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan terhadap
proses pembangunan dapat menjamin tidak terjadinya berbagai
penyimpangan, penurunan kualitas dan kuantitas pembangunan. Dalam tahap
pelaksanaan program pembangunan, masyarakat bisa dilibatkan sebagai
pemantau pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang didanai oleh
APBD.
146
Kegiatan ini bisa dilakukan jika ada informasi yang sampai pada
masyarakat tentang proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan di
wilayah mereka. Ketersediaan informasi ini menjadi prasyarat utama
terjadinya pengawasan pelaksanaan pembangunan oleh masyarakat.
Pengawasan oleh masyarakat diharapkan bisa mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan proyek yang dananya berasal dari
rakyat. Dengan demikian, dana yang ada diharapkan dapat digunakan untuk
upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pendidikan sebagai dasar pembangunan perlu keterlibatan bersama
dalam pembangunanya hal ini sesui dengan pernyataan Walikota Cilegon Tb
Imam Ariyadi pada acara peringatan hari jadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Langon dan peresmian ruang kelas baru (RKB), Senin (20/6/2011): 50
" Dengan pendidikan berkualitas yang dimiliki generasi kita, maka
mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan
kompetitif. Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut
keberadaannya sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh
dalam menangkal dan menaggulangi dampak negativ dari kemajuan
zaman yang begitu pesat. Namun penyelenggaraan pendidikan bukan
hanya menjadi tanggung jawab dewan guru dan pemerintah semata,
akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama,"
Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut keberadaanya
sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh dalam menangkal dan
menaggulangi dampak negatif dari kemajuan zaman yang begitu pesat.
Namun penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab
50
Radar Banten 2011 edisi 45. Pembangunan Pendidikan Memiliki Peranan Penting.
147
dewan guru dan pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung jawab
bersama.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional diantaranya dengan pengembangan kurikulum,
peningkatan mutu guru, perbaikan sarana pendidikan, pengadaan buku dan
alat peraga serta peningkatan mutu manajemen pendidikan sekolah.
Pembangunan pendidikan yang baik menurut Muhlisi, MM.Pd (Kepala
UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon), dari hasil
wawancara peneliti dengan beliau, beliau menegaskan bahwa: 51
“ Dalam mencapai pendidikan yang sesuai dengan visi pendidikan kota
Cilegon, Yaitu Terwujudnya Insan Cerdas, Mandiri, Agamis, Melalui
Tata Kelola Organisasi Lembaga Pendidikan Yang Berkualitas, Merata
Dan Berdaya Saing, perlu Mengumpulkan data nilai luhur dari seluruh
anggota organisasi untuk diprioritaskan menjadi nilai luhur organisasi.
Dari nilai luhur organisasi menjadi dasar untuk menentukan visi pribadi
dan visi bidang yang akhirnya menjadi visi organisasi yang merupakan
gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Dinas
Pendidikan Kota Cilegon. Dalam kesempAtan ke depan kita harus
bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan pemerintah
dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan pendidikan
yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan masyarakat
disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon sehingga
tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan merata
serta berkualitas Sedangkan untuk prestasi pendidikan untuk Kecamatan
Jombang alhamdulilah pada lomba Guru Teladan Tingkat Provinsi
Banten tahun 2010 mendapat Juara 2, sedangkan untuk siswa
Kecamatan Jombang mendapatkan juara 1 Karya Seni Daur Ulang
Sampah .”
51
Wawancara dengan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kota Cilegon pada tanggal 6 Juli 2011
148
Kemudian faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah
kelembagaan organisasi pendidikan masyarakat sebagaimana jumlah institusi
dan bangunan pendidikan di kecamatan Jombang kondisi dan keadaan
bangunan fisik sekolah pada tahun 2010 tercatat jumlah TK/RA 128 sekolah,
SMK 14 sekolah, SD/MI 184 sekolah, SMP/MTs 73 sekolah, SMA/MA 39
sekolah, PT berjumlah 10 unit, dan lembaga pendidikan lainnya berjumlah 4
unit total sekolah 452 unit. Sedangkan jumlah Sekolah di Kecamatan
Jombang pada tahun 2010 tercatat TK/RA 16 sekolah dengan jumlah 917
siswa, SD/MI 30 sekolah dengan jumlah 8656 siswa, SMP/MTs 6 sekolah
dengan jumlah 1842 siswa, SMA/MA 4 sekolah dengan 1167 siswa, SMK 4
sekolah dengan jumlah 1975 siswa, PT berjumlah 2 unit dengan jumlah 91
mahasiswa.52
Dari hal ini dapat diartikan bahwa organisasi dan lembaga
pendidikan sudah terlembaga dan dalam kategori baik untuk ukuran sebuah
kecmatan yang berada di kawasan perkotaan industri di Kota Cilegon, dan
diharapkan organisasi ini akan mewadahi aspirasi dan kebutuhan pendidikan
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Artinya membuka akses partisipasi ternyata tidak serta merta
meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi itu sendiri. Dalam
memberikan penekanan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan agar ada informasi/masukan dan kontrol kepada
eksekutif dan legislatif mengenai pembangunan yang sedang pemerintah
daerah laksanakan. Membangun gerakan kesadaran individu untuk
52
Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon 2010. Cilegon:
Tidak dipublikasikan.
149
berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi "gerakan
kesadaran kolektif dan sadar pendidikan" dari berbagai elemen masyarakat.
Gerakan yang nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan terkait sumber daya publik. Gerakan
ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk mendorong terciptanya
good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat perlu kiranya
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri, yang
akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat terlibat
dalam forum perencanaan memberikan usulan terhadap kebutuhan mereka
kepada pemerintah. Mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004
sudah semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun
daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan.
Jika kondisi ini tercipta maka proses dan pelaksanaan pembangunan
pendidikan akan berjalan lancar dengan keterlibatan masyarakat Kecamatan
Jombang pada khusus dan pada umumnya akan berdampak juga pada
perkembangan pandidikan Kota Cilegon yang merupakan kota yang memiliki
Visi terdepan dalam kualitas sumber daya manusia, perdagangan dan industri
di Pulau Jawa.
150
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang
tingkat partisipasi yang berjudul ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca
Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota
Cilegon Tahun 2010. Maka peneliti manarik kesimpulan yaitu hipotesis Ha (-
18,64 < 0,098) maka Ha ditolak dan Ho derima, maka Ha tidak diterima bila
< 70% ini berarti bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang sudah berjalan baik
walaupun hipotesis tidak mencapai mencapai 70% atau hasil penelitian
mencapai 69,8 % dari angka minimal yakni 70%. Yang ditemukan
berdasarkan hasil penelitian bahwa Partisipasi Masyarakat dalam
pembangunan Pendidikan Kecamatan Jombang memiliki 4 unsur penting
meliputi:
1. Keterlibatan pembuatan keputusan mencapai 70,7 persen, partisipasi
masyarakat pada tahap ini sangat penting, terutama keputusan yang
menyangkut nasib mereka secara keseluruhan. Pada tahap ini sangat ideal
keikutsertaan masyarakat untuk ikut serta membuat keputusan yang
menyangkut nasib mereka. Semakin besar kemampuan untuk menentukan
nasib sendirii maka semakin besar partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
151
2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan mencapai 68,8 persen, dalam
tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembuatan keputusan,
partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan melalui keikutsertaan
masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan
pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun
informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.
3. Partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil mencapai 71,3 persen, pada
tahap ini setiap anggiota masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam
menikmati setiap usaha bersama yang ada secara adil.
4. Indikator keempat partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi mencapai
69,4 persen, pada tahap ini masyarakat dilibatkan secara aktif dalam
menilai dan dijadikan sebagai hakim yang adil dan jujur dalam menilai
hasil yang ada.
Keterangan data hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi
masyarakat dari 4 aspek indikator menunjukan hasil yang baik walaupun
tidak mencapai hipotesis yang ditentukan, trend yang postif menjadikan
kondisi ini patut dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi untuk keberhasilan
pembangunan pendidikan yang berkualitas di Kecamatan Jombang pada
khususnya dan umumnya di Kota Cilegon.
136
152
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon,”
maka peneliti memberikan saran yaitu :
1. Disarankan perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mengetahui
jadwal pelaksanaan secara berkala pada setiap kegiatan musyawarah
maupun dalam proses pelaksanaan pembnagunan pendidikan baik
berupa sumbangan berupa tenaga, pikiran dan uang, untuk menjalankan
arah pembangunan yang terorganisir sesuai dengan kebutuhan
masyarakat seperti Komite Sekolah, Forum Peduli Pendidikan
Masyarakat, Lembaga Swadaya Pemerhati Pendidikan yang di usulkan
memiliki kontribusi yang penting dalam melaksanakan dan mengawasi
jalannya pembangunan pendidikan yang telah direncanakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
2. Hendaknya diadakan sosialisasi mengenai pentingnya peningkatan
pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia sebagai modal awal
dalam menghadapi arus globalisais dan perdagangan bebas, dengan
sosialisasi yang turun langsung ke masyarakat diharapakan dapat menambah
kesadaran orang tua dan masyarakat untuk berperan aktif dalam menentukan
arah kebijakan pendidikan dan mengawasi putra-putrinya dalam menempuh
pendidikan agar lebih berkualitas dan merata.
3. Perlunya sinkronasi antara masyarakat dan pemerintah Kota Cilegon dan
Kecamatan Jombang sehingga adanya kerjasama yang baik dalam
153
menentukan arah pembangunan yang benar-benar sesuai kebutuhan
masyarakat, baik dalam proses penentuan keputusan, perencanaannya
sampai dengan proses evaluasinya benar-benar semua pihak dapat
menjalankan peranannya masing-masing dengan baik. Sehingga
keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan benar-benar
dapat melibatkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
4. Perlunya bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan
pemerintah dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan
pendidikan yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan
masyarakat disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon
sehingga tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan
merata serta berkualitas.
154
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Afiffudin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan, Konsep Teori dan
implikasinya di era Reformasi. Bandung: Alfabeta
Daniel, Mohar.dkk. 2005. Participatory Rural Appraisal. Bumi Aksara.
Dwiyanto, Agus.2005. Mewujudkan Good Governance. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Eriyanto. 2007. Tehnik Sampling, Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKIS.
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Jakarta: Balai Pustaka.
Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan sumber daya manusia dan efektifitaas
organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Modul FISIP 2002. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Grapindo
Persada.
Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka
Jaya.
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Soedjatmoko. 1972. Pembinaan Aspek-aspek Sosiologis Kulturil dalam
Menunjang Modernisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzmedia.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
155
Suparlan, Supardi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: YOI.
Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tim Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif. 2009. Menuju Demokrasi Pemetaan.
Bogor: TIFA.
Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:
LP3ES.
Wibisana, Gunawan. 1989. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Peremajaan
Pasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung Pers.
Wiroatmojo, Piran. 2003. Otonomi dan pembangunan Derah. Yogyakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Dokumen
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon. 2010. Jumlah Penduduk Kota Cilegon Tahun
2010.
Depertemen Pendidikan Nasional. 2000. Program Strategis Pendidikan Nasional.
Jakarta: Tidak dipubliskasikan.
Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon
2010. Cilegon: Tidak dipublikasikan.
Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa. 1998. Panduan Operasional Masyarakat
Desa. Jakarta: Tidak Dipublikasikan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000. Tentang Program Pendidikan Nasional.
Sumber Lain
Kompas. 2008. Catatan Pendidikan Indonesia Memprihatinkan. (diunduh Tgl 10
Desember 2010).
Radar Banten. 2011. Pembangunan Pendidikan Memiliki Peranan Penting.
Diunduh 20 Juli 2011.
Hasil wawancara dengan Muhlis, MM.Pd, Tgl 6 Juli 2011.
Hasil wawancara dengan Hj. Ratu Siti Hilawati, Tgl 2 Desember 2010.