ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · web viewdan diskusi). anda juga menggunakan eksperimen...

30
BAB 11 RANCANGAN EKSPERIMEN Sebuah rancangan eksperimental merupakan pendekatan tradisional dalam melaksanakan penelitian kuantitatif. Bab ini mendefinisikan penelitian eksperimental, mengidentifikasi kapan ia digunakan, menilai karakteristik- karakteristik kunci dan mengungkapkan langkah-langkah dalam melaksanakan dan mengevaluasi rancangan ini. Pada akhir Bab ini anda diharapkan mampu : Mendefinisikan tujuan sebuah eksperimen dan mengidentifikasi kapan anda menggunakan penelitian eksperimen. Mendeskripsikan alasan-alasan pemilihan secara acak dalam eksperimen Mengidentifikasi jenis-jenis prosedur yang digunakan untuk mengontrol faktor-faktor extraneous dalam sebuah eksperimen. Mendeskripsikan bagaimana para peneliti eksperimen memanipulasi kondisi pemberian pemberlakuan dalam eksperimen. Mendefinisikan variabel terikat (variabel outcome) dalam sebuah eksperimen. Menjelaskan bagaimana para peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam eksperimen. Mendefinisikan jenis-jenis ancaman terhadap validitas internal dan eksternal dalam eksperimen. Membedakan antara between group and within group dalam eksperimen.

Upload: phamkien

Post on 12-Dec-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

BAB 11

RANCANGAN EKSPERIMEN

Sebuah rancangan eksperimental merupakan pendekatan tradisional dalam melaksanakan

penelitian kuantitatif. Bab ini mendefinisikan penelitian eksperimental, mengidentifikasi

kapan ia digunakan, menilai karakteristik-karakteristik kunci dan mengungkapkan langkah-

langkah dalam melaksanakan dan mengevaluasi rancangan ini.

Pada akhir Bab ini anda diharapkan mampu :

Mendefinisikan tujuan sebuah eksperimen dan mengidentifikasi kapan anda

menggunakan penelitian eksperimen.

Mendeskripsikan alasan-alasan pemilihan secara acak dalam eksperimen

Mengidentifikasi jenis-jenis prosedur yang digunakan untuk mengontrol faktor-faktor

extraneous dalam sebuah eksperimen.

Mendeskripsikan bagaimana para peneliti eksperimen memanipulasi kondisi pemberian

pemberlakuan dalam eksperimen.

Mendefinisikan variabel terikat (variabel outcome) dalam sebuah eksperimen.

Menjelaskan bagaimana para peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam

eksperimen.

Mendefinisikan jenis-jenis ancaman terhadap validitas internal dan eksternal dalam

eksperimen.

Membedakan antara between group and within group dalam eksperimen.

Mendeskripsikan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian eksperimen atau

quasi-experiment.

Mengidentifikasi kriteria dalam mengevaluasi penelitian eksperimen.

Maria memutuskan untuk melakukan eksperimen. Ia meneliti pertanyaan, “Apakah para

siswa yang menerima pengajaran di dalam kelas berkaitan dengan bahaya membawa senjata

ke sekolah memiliki sikap yang berbeda terhadap senjata dibandingkan dengan mereka yang

tidak menerima pengajaran seperti itu?” Dengan menggunakan dua kelas mata pelajaran

kesehatan yang berpartisipasi dalam penelitian ini ia memberikan pengajaran tentang

kesehatan sesuai standar kurikulum dan kepada kelas yang lain disamping kurikulum standar

ia juga memberikan pengajaran tentang bahaya-bahaya senjata di kalangan remaja. Pada

akhir semester ia melakukan survei dengan mengukur sikap mereka terhadap senjata atau

Page 2: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

keberadaan senjata di sekolah. Maria menemukan bahwa para siswa yang mengikuti

kurikulum yang ditambah dengan informasi tentang bahaya senjata memiliki sikap negatif

terhadap senjata ketimbang siswa yang mengikuti kurikulum standar saja.

APA ITU EKSPERIMEN?

Dalam sebuah eksperimen, anda mengetes sebuah gagasan (praktek atau prosedur) untuk

menentukan apakah ia berpengaruh terhadap variabel bebas atau variabel outcome. Anda

mula-mula menentukan gagasan tentang apa yang akan dilakukan eksperimennya, menunjuk

individu-individu untuk mengikutinya (dan menunjuk individu-individu lainnya mengikuti

praktek atau prosedur yang berbeda), dan kemudian menentukan apakah mereka-mereka

yang mengikuti praktek atau prosedur itu memiliki kinerja yang lebih baik dalam variabel

bebas atau outcome ketimbang mereka-mereka yang tidak mengikutinya. Dalam eksperimen

yang dilakukan Maria, ia menguji apakah kurikulum kesehatan yang khusus mengubah sikap

siswa terhadap senjata di sekolah.

Kapan Anda Menggunakan Eksperimen?

Anda menggunakan eksperimen ketika anda berkeinginan membangun hubungan yang ber-

kemungkinan ada antara penyebab dan akibat atau antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ini maknanya anda berupaya mengontrol semua variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

variabel outcome atau variabel terikat kecuali variabel bebas. Kemudian, ketika variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat kita mengatakan bahwa variabel bebas

“menyebabkan” atau “berkemungkinan menyebabkan terjadinya variabel bebas”. Karena

eksperimen itu biasanya dikontrol, biasanya eksperimen itu paling baik dilaksanakan dengan

menggunakan rancangan kuantitatif dalam rangka membangun hubungan sebab akibat

(gagasan sebab akibat ini akan diperkenalkan dalam Bab 5). Contoh, bila anda

membandingkan satu kelompok yang mengikuti sebuah perkuliahan dengan metode ceramah

dengan kelompok lain yang mengikuti kuliah dengan metoda diskusi kemudian anda kontrol

semua faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variabel outcome atau variabel terikat, yakni

skor dalam ujian kuis. Anda menjamin bahwa kemampuan personal dan kondisi ujian sama

untuk kedua kelompok dan anda memberikan pertanyaan yang sama untuk kedua kelompok

tersebut. Anda mengontrol semua variabel yang berkemungkinan berpengaruh terhadap

variabel outcome atau bebas kecuali perbedaan dalam hal jenis metoda perkuliahan (ceramah

dan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih

kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda ceramah versus metoda diskusi ini.

Page 3: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Kapan Eksperimen Dikembangkan?

Penelitian eksperimen muncul pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20, muncul dengan

eksperimen-esperimen psikologi. Pada tahun 1903, Schuyler menggunakan kelompok-

kelompok eksperimen dan kontrol, dan pemanfaatan ini menjadi biasa sehingga ia tidak

merasa perlu memberikan rasional terhadap hal tersebut. Kemudian pada tahun 1916, McCall

mengembangkan gagasan berkenaan dengan menentukan individu-individu secara acak

terhadap kelompok (Campbell & Stanley, 1963). Ketika menulis sebuah buku utama pada

tahun 1925, How to Conduct an Experiment, McCall secara tegas mengembangkan prosedur

bagaimana membandingkan kelompok. Disamping itu pada tahun 1936, buku Fisher yang

berjudul Statistical Methods for Research Workers mendiskusikan prosedur-prosedur statistik

yang bermanfaat dalam eksperimen-eksperimen bidang psikologi dan pertanian. Dalam

bukunya ini Fisher mengembangkan konsep/menentukan individu-individu secara random

untuk kelompok sebelum memulai sebuah eksperimen. Pengembangan-pengembangan lain

berkaitan dengan prosedur-prosedur statistik pada waktu itu (misalnya, chi-square goodness

of fit dan nilai kritikal) dan pengujian signifikansi perbedaan (Fisher, 1935 The Design of

Experiments) mencakup penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan. antara 1926 dan

1963, lima buah buku teks tentang statistis telah mengalami berkali-kali perbaikan (edisi)

(Huberty, 1993).

Pada 1963, Champbell dan Stanley telah mengidentifikasi tipe-tipe utama dari

rancangan eksperimen. Mereka mengungkapkan 15 tipe yang berbeda dan mengevaluasi

masing-masing design itu dalam kaitannya dengan ancaman terhadap validitas. Rancangan-

rancangan ini masing tetap populer. Kemudian tahun 1979, Cook dan Champbell

mengelaborasi tipe-tipe rancangan ini mengembangkan diskusi berkenaan dengan ancaman

terhadap validitas. Kedua buku ini, Campbell dan Stanley serta Cook dan Campbell,

mengembangkan rancangan-rancangan dasar, notasi dan sajian-sajian visual, ancaman-

ancaman potensial terhadap rancangan, dan prosedur-prosedur statistis dari ekperimen dalam

bidang pendidikan.

Semenjak tahun 1980, eksperimen-eksperimen ini berkembang menjadi rumit dan

kompleks terutama sekali disebabkan oleh kemajuan dalam bidang komputer dan perbaikan

dalam prosedur-prosedur statistik. Para peneliti saat ini menggunakan variabel-variabel jamak

untuk variabel bebas dan variabel terikat, membandingkan lebih dari dua kelompok, dan

meneliti jenis-jenis unit analisis eksperimen yang berbeda, seperti keseluruhan organisasi,

kelompok-kelompok dan individu-individu (Boruch, 1998; W.L Neuman, 2000). Perbaikan-

Page 4: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

perbaikan prosedural melahirkan perkembangan eksperimen terakhir ini, dan sejumlah buku

“how to” (Bausell, 1994) tersedia bagi peneliti pendidikan. Disamping itu buku-buku yang

mengaitkan prosedur-prosedur statistik dengan rancangan penelitian dalam hal perancangan

eksperimen yang sensitif (Lipsey, 1990) mewakili gagasan-gagasan baru dalam memperkuat

prosedur-prosedur dalam penelitian eksperimen.

APA KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK KUNCI DARI EKSPERIMEN?

Sebelum anda melakukan sebuah eksperimen, akan bermanfaat kiranya bagi anda untuk

memahami lebih dalam beberapa gagasan-gagasan kunci terkait dengan penelitian

eksperimen. Gagasan-gagasan ini antara lain adalah :

Penentuan secara acak (random assignment)

Pengontrolan terhadap variabel-variabel ekstraneous

Manipulasi dari kondisi pemberian perlakuan

Pengukuran variabel outcome

Perbandingan kelompok

Ancaman terhadap validitas

Untuk membuat pembicara diskusi ini bisa diterapkan kita akan menggunakan contoh-

contoh dalam bidang pendidikan untuk memberikan ilustrasi bagi konsep-konsep tersebut di

atas. Seorang peneliti berupaya meneliti cara-cara memotivasi para remaja untuk mengurangi

atau berhenti merokok. Sebuah sekolah menengah umpamanya memiliki program

mengancam siswa yang tertangkap merokok di sekolah. Di sekolah yang metropolis ini

banyak siswa yang merokok, smoking infractions setiap tahun besar jumlahnya. Para siswa

yang tertangkap harus mengambil mata pelajaran civics secara khusus (semua siswa

diwajibkan mengambil mata pelajaran civics itu) dimana guru memperkenalkan atau

mengajarkan sebuah unit pembelajaran khusus tentang bahaya merokok. Dalam unit ini

mendiskusikan isu-isu berkaitan dengan kesehatan, penggunaan gambar yang

memperlihatkan rusaknya paru-paru si perokok, dan meminta para siswa menuliskan

pengalaman-pengalaman mereka sebagai perokok. Para instruktur memberikan beberapa

mata pelajaran civics selama satu semester dan dalam penelitian ini kita sebut situasi

eksperimental ini sebagai “civics-smoking experiment”.

Penentuan Secara Acak (Random Assignment)

Sebagai seorang peneliti eksperimen, anda harus menunjuk para individu itu masuk ke dalam

sesuatu kelompok. Pendekatan yang paling baik untuk ini adalah menentukan secara acak

para individu ke dalam kelompok perlakuan. Random Assignment adalah proses penentuan

Page 5: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

para individu secara acak ke dalam kelompok atau kelompok-kelompok yang berbeda di

dalam sebuah eksperimen. Penentuan individu-individu secara acak ke dalam kelompok-

kelompok tadi.

Anda menggunakan penentuan secara acak (random assignment) sehingga bias dalam

karakteristik personal dari individu-individu di dalam eksperimen tersebar secara merata di

antara masing-masing kelompok. Dengan sistem pengacakan ini anda memberikan kontrol

terhadap karakteristik extraneous dari para partisipan yang bisa berpengaruh terhadap

variabel outcome (misalnya kemampuan siswa, rentang perhatian (attention span dan

motivasi). Istilah ekperimen untuk proses ini adalah “equating the groups” (penyamaan

kelompok). Equating the groups (pemadanan kelompok) bermakna bahwa si peneliti

mengusahakan secara acak agar para individu dimasukkan ke dalam kelompok dan

mendistribusikan secara merata setiap variabilitas yang terdapat dalam individu antar masing-

masing kelompok atau kondisi-kondisi yang terdapat dalam eksperimen. Dalam prakteknya

faktor-faktor personal yang dibawa oleh para partisipan ke dalam eksperimen tidak bisa

secara menyeluruh dikontrol—bias atau kesalahan akan selalu berpengaruh terhadap variabel

outcome. Walaupun demikian, melalui penyebaran secara sistematis kesalahan-kesalahan

yang potential diantara kelompok-kelompok si peneliti secara teoritis telah mendistribusikan

bias itu secara acak. Dalam contoh kita civics-smoking experiment si peneliti bisa

menggunakan daftar dari mereka yang anti merokok di sekolah dan secara acak menunjuk

mereka masuk ke dalam salah satu dari dua kelas pembelajaran civics secara khusus.

Anda jangan bingung karena adanya dua istilah yaitu random assignment (penentuan

secara acak individu-individu ke dalam sesuatu kelompok) dan random selection (pemilihan

secara acak individu-individu di dalam kelompok). Keduanya merupakan istilah penting

dalam penelitian kuantitatif tapi penggunaan dan tujuannya berbeda. Seperti diungkapkan

dalam bab 6 peneliti kuantitatif secara acak memilih sampel dari sebuah populasi. Dengan

cara ini sampel merupakan perwakilan dari populasi dan anda bisa mengeneralisasikan hasil-

hasil penelitian yang diperoleh terhadap populasi.

Eksperimen sering tidak melibatkan pemilihan partisipan secara acak dengan beberapa

alasan. Para partisipan sering merupakan individu-individu yang tersedia untuk berpartisipasi

di dalam eksperimen atau yang berpartisipasi secara sukarela. Walaupun pemilihan secara

acak penting dalam eksperimen ia berkemungkinan tidak bisa dilakukan. Walaupun demikian

tipe eksperimen yang paling rumit mencakup random assignment.

Dalam contoh civics-smoking experiment anda bisa jadi menyeleksi para individu

secara acak dari sebuah populasi yang terdiri dari mereka yang anti rokok (terutama sekali

Page 6: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

apabila kelas pembelajaran civics secara khusus jumlahnya banyak). Walaupun demikian,

anda akan cenderung menempatkan semua siswa yang anti rokok di dalam kelas-kelas

pembelajaran civics secara khusus, dengan demikian memberikan peluang kepada anda untuk

mengontrol melalui random assignment ketimbang random selection.

Pengontrolan Terhadap Variabel-Variabel Extraneous

Dalam menentukan individu-individu secara acak kita mengatakan bahwa kita mengontrol

variabel-variabel extraneous yang boleh jadi berpengaruh terhadap hubungan antara praktek

baru (diskusi tentang bahaya-bahaya kesehatan) dan outcome (frekuensi merokok).

Extraneous factors adalah setiap pengaruh yang terjadi pada saat menyeleksi para

partisipan, prosedur-prosedur statistik atau rancangan yang cenderung berpengaruh terhadap

outcome dan memberikan penjelasan alternatif terhadap hasil penelitian selain daripada yang

kita harapkan. Semua eksperimen memiliki kesalahan acak atau random error (dimana skor

tidak memperlihatkan skor yang sebenarnya atau true score) dari populasi yang tidak bisa

kita kontrol, akan tetapi kita bisa mencoba mengontrol faktor-faktor extraneous sebanyak

mungkin. Penentuan secara acak adalah keputusan yang dibuat oleh si peneliti sebelum

eksperimen dilakukan. Prosedur-prosedur kontrol lainnya yang bisa anda gunakan baik

sebelum dan selama eksperimen adalah pretests, covariates, menjodohkan partisipan, sampel

homogen, dan memblok variabel-variabel.

Prerests dan Posttests

Untuk “menyamakan” karakteristik-karakteristik dari kelompok para peneliti eksperimen bisa

menggunakan pretest, umpakan kita tertarik pada apakah kelas civics (kewarganegaraan)

tertentu berpengaruh terhadap sikap siswa tentang merokok. Dalam eksperimen ini kita bisa

mengukur sikap sebelum perlakuan (diskusi tentang bahaya-bahaya kesehatan), dan

setelahnya. Untuk melihat apakah diskusi memberikan dampak terhadap sikap siswa. Dalam

eksperimen ini kita perlu melakukan pretest untuk mengukur sikap para siswa.

Pretest memberikan ukuran terhadap sesuatu atribut atau karakteristik yang bisa anda

nilai wujud dalam diri partisipan dalam sebuah eksperimen sebelum mereka menerima

sebuah pengakuan. Setelah perlakuan anda bisa memberikan pelajaran membaca berkenaan

dengan atribut atau karakteristik. Posttest adalah ukuran tentang sesuatu atribut atau

karakteristik yang diukur dalam diri partisipant di dalam sebuah eksperimen setelah

perlakuan diberikan. Di dalam contoh kita ini bisa jadi sikap siswa terhadap merokok pada

akhir semester setelah perlakukan eksperimen diberikan. Perbandingan atas dasar pretest dan

Page 7: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

posttest tentang sikap terhada merokok akan memberikan pemahaman yang lebih baik

terhadap tingkah laku aktual merokok ketimbang dengan menggunakan ukuran posstest saja.

Pretest memiliki kelebihan-kelebihan disamping kelemahan-kelemahan. Ia memakan

waktu dan tenaga untuk melakukannya (siswa harus mengisi instrumen/angket pada awal

semester). Ia juga meningkatkan ekspetasi para partisipan tentang hasil penelitian (outcome)

yakni para siswa bisa jadi telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan

sikap mereka tentang merokok dan akan berpengaruh tentang respon mereka. Pretest boleh

jadi berpengaruh terhadap perlakuan yang diberikan dalam eksperimen (para siswa bisa jadi

menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan perlakuan tersebut didorong oleh rasa ingin tahu

mereka berkaitan dengan pretest dan sikap terhadap merokok. Apabila test-test sikap dan

prestasi digunakan sebagai pretest skornya boleh jadi juga berpengaruh terhadap skor posstest

karena para partisipan bisa mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan pada posstest didasarkan

pada apa yang mereka sudah alami dalam pretest.

Kovariat

Karena pretest bisa berpengaruh terhadap aspek-aspek eksperimen kovariat sering dikontrol

secara statistik dengan menggunakan prosedur kovariat ketimbang semata-mata

membandingkannya dengan skor-skor posstest. Covariates adalah variabel-variabel yang

dikontrol oleh si peneliti dengan menggunakan teknik-teknik statistik dan mengaitkannya

dengan variabel terikat akan tetapi tidak terkait dengan variabel bebas. Si peneliti perlu

mengontrol variabel-variabel ini yang secara potensial bisa bervariasi dengan variabe-

variabel bebas. Sering variabel-variabel ini merupakan skor-skor dalam pretest, tapi bisa juga

variabel apa saja yang berkorelasi dengan variabel terikat. Prosedur statistik terkait dengan

analisi kovarian ini menyesuaikan skor-skor dari variabel terikat untuk memperhitungkan

besar kecilnya kovarian. Prosedur ini merupakan cara lain untuk “menyamakan” kelompok-

kelompok dan mengontrol pengaruh-pengaruh potensial yang bisa memberikan dampak

kepada variabel terikat.

Sebuah ilustrasi terkait dengan contoh civics smoking experimen memperlihatkan

bagaimana si peneliti menghilangkan variansi antara kovariat dan variabel terikat dalam

rangka menilai variansi antara variabel bebas dan variabel terikat. Perhatikan diagram 11.1

yang memperlihatkan dua rangkaian bulatan. Pada sisi sebelah kiri memperlihatkan dua

variabel bebas dan variabel terikat tanpa ada kovariat. Bagian yang dihitamkan menyatakan

variabilitas dalam hal merokok dilihat dari sisi pengajaran ; variabilitas yang tidak bisa

dijelaskan yang disebut error diperlihatkan dengan hatch mark. Sekarang kita bisa melihat

Page 8: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

bahwa variansi yang bisa dijelaskan meningkat dan jumlah variabilitas yang tidak bisa

dijelaskan (error) sebenarnya berkurang karena kita telah bisa menjelaskan lebih banyak

variansi. Dengan menambah sebuah kovariat terkait dengan orangtua yang perokok si peneliti

meningkatkan jumlah varian yang bisa dijelaskan dari sisi merokok dan mengurangi variansi

yang tak terjelaskan. Prosedur statistik tentang kovarian (lihat Bab 7) akan menghilangkan

variansi yang sama-sama dimiliki oleh kovariat dan variabel terikat sehingga dengan

demikian variansi antara variabel bebas dan terikat tambah error itulah sisanya. Test ini

memungkinkan si peneliti menilai secara akurat hubungan antara perlakuan dan outcome

(rata-rata merokok) karena jumlah kesalahan yang sudah berkurang.

Menjodohkan Partisipan

Prosedur lain untuk melakukan kontrol dalam sebuah eksperimen adalah untuk menjodohkan

partisipan pada satu atau lebih karakteristik pribadi. Matching adalah proses

mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik pribadi atau personal yang berpengaruh

terhadap outcome dan memilih individu dengan karakteristik yang sama ke dalam kelompok-

kelompok eksperimen atau kelompok-kelompok kontrol. Biasanya para peneliti eksperimen

menyamakan partisipan atas dasar satu atau dua karakteristik berikut : gender, skor pretest,

atau kemampuan-kemampuan individu.

Contoh perhatikan diagram 11.2 yang memperlihatkan penjodohan individu-individu

(misalnya 10 orang cowok dan 10 orang cewek) atas dasar gender pada kelompok-kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kembali kita kepada contoh civics smoking eksperiment,

kita bisa menunjuk siswa perokok secara berimbang ke dalam dua kelas civics tertentu

(dengan asumsi bahwa satu kelas memberikan perlakuan dan kelas yang lainnya tidak) atas

dasar gender. Dengan cara begini pengetahuan kita misalnya bahwa anak laki-laki lebih

banyak merokok ketimbang cewek mengontrol pengaruh pontensial dari gender terhadap

frekuensi merokok. Secara prosedural proses penjodohan ini bermakna menentukan cowok

pertama masuk ke dalam kelompok kontrol dan cowok kedua masuk ke kelompok

eksperimen, cowok ketiga masuk ke kelompok kontrol, dan cowok keempat masuk ke

kelompok eksperimen dan seterusnya. Peneliti mengulang proses ini untuk cewek. Dengan

menggunakan prosedur ini kita melakukan kontrol sebelum eksperimen dimulai terhadap

faktor extraneous yang potensial di dalam eksperimen.

Page 9: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Sampel –Sampel Yang Homogen

Pendekatan lain yang digunakan untuk membuat kelompok-kelompok komparabel adalah

dengan memilih sampel yang homogin dengan jalan memilih orang-orang yang bervariasi

sedikit saja dalam karakteristik pribadinya. Contoh, kita bisa mengasumsikan bahwa para

siswa kedua kelas civics (kewarganegaraan) yakni satu kelas diajar dengan menggunakan

metoda ceramah tentang bahaya-bahaya kesehatan dan kelas kedua tidak. Kedua kelompok

ini memiliki kesamaan dalam hal karakteristik pribadi seperti nilai rata-rata akademiknya,

gender kelompok ras atau etnik, kemampuan-kemampuan awal dalam hal civics

(kewarganegaraan). Apabila si peneliti menentuka para siswa masuk ke dalam kedua kelas ini

makin sama karakteristik atau atribut personal mereka makin terkontrollah karakteristik atau

atribut ini di dalam eksperimen. Contoh, apabila semua mereka yang merokok dimasukkan ke

dalam kedua kelas civics ini adalah mereka-mereka yang baru atau siswa baru, dengan

demikian tingkat kelas sudah terkontrol dalam eksperimen ini. Sayang sekali situasi seperti

ini tidak pernah ditemukan dalam penelitian civics smoking eksperiment dan untuk ini si

peneliti boleh jadi menggunakan prosedur-prosedur lain untuk mengontrol individu-individu

yang termasuk pada tingkat kelas yang berbeda.

Memblok Variabel

Salah satu prosedur yang dapat digunakan adalah “memblok” tingkat kelas sebelum

eksperimen dimulai. A blocking variables adalah variabel yang dikontrol oleh si peneliti

sebelum eksperimen dimulai dengan jalan membagi atau memblok para partisipan ke dalam

sub-sub kelompok atau kategori-kategori dan menganalisis dampak dari masing-masing sub

kelompok itu terhadap outcome. Variabel umpamanya jender dapat diblok menjadi kelompok

pria dan wanita ; sama halnya juga tingkat kelas dapat diblok menjadi empat kategori (pada

level universitas) yakni freshmen, sophomores, juniors and seniors. Dalam prosedur ini si

peneliti membentuk sub-sub kelompok yang homogin dengan jalan memilih satu karakteristik

yang berlaku untuk semua partisipan di dalam penelitian (umpamanya kategori-kategori

gender atau perbedaan umum). Kemudian si peneliti secara acak menentukan individu-

individu untuk masuk ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

menggunakan masing-masing kategori tersebut. Contoh, apabila para siswa yang

berpartisipasi dalam eksperimen itu terdiri dari mereka-mereka yang berumur 15 tahun dan

16 tahun anda tentukan umur itu secara sama yakni mereka masing-masing yang berumur 15

tahun dan 16 tahun dimasukan ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara

berimbang.

Page 10: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Memanipulasi Kondisi-Kondisi Perlakuan

Sekali anda memilih partisipan anda tentukan mereka secara acak untuk masuk ke dalam

kondisi-kondisi perlakuan di dalam eksperimen. Di dalam experimental treatment, si

peneliti secara fisik mengintervensi untuk melakukan perubahan terhadap kondisi-kondisi

yang dialami oleh unit-unit eksperimen (memberikan hadiah bagi mereka yang kinerjanya

baik atau jenis metoda pengajaran di dalam kelas secara khusus, seperti diskusi kelompok

kecil.

Dalam contoh kita, si peneliti memanipulasi salah satu bentuk pengajaran dalam kelas

civics (kewarganegaraan) khusus yakni memberikan kegiatan-kegiatan terkait dengan

bahaya-bahaya merokok terhadap kesehatan. Secara khusus prosedurnya sebagai berikut :

Mengidentifikasi variabel perlakuan : jenis metoda pembelajaran dalam pengajaran

civics

Mengidentifikasi kondisi-kondisi atau tingkat-tingkat variabel : pengajaran di dalam

kelas bisa jadi tentang (a) topik-topik reguler, atau (b) topik-topik terkait dengan

bahaya-bahaya merokok terhadap kesehatan.

Memanipulasi kondisi-kondisi perlakuan : memberikan kegiatan-kegiatan khusus

tentang bahaya-bahaya merokok bagi kesehatan kepada satu kelas dan kepada kelas

lainnya tidak.

Prosedur-prosedur ini memperkenalkan konsep-konsep baru yang akan kita diskusikan

dengan menggunakan ontoh-contoh khusus sehingga anda bisa melihat bagaimana konsep-

konsep tersebut terlaksana.

Variabel Perlakuan

Dalam eksperimen anda perlu memfokuskan pada variabel bebas. Ingat, dalam bab 5

dinyatakan bahwa variabel-variabel ini berpengaruh atau berdampak pada variabel bebas di

dalam penelitian kuantitatif. Ingat bahwa kedua jenis variabel adalah variabel perlakuan dan

variabel diukur. Dalam eksperimen variabel-variabel perlakuan adalah variabel-variabel

bebas yang dimanipulasi oleh si peneliti untuk menentukan pengaruhnya terhadap outcome

atau variabel terikat. Variabel perlakuan adalah variabel-variabel kategorikal yang diukur

dengan menggunakan skala-skala kategorikal sebagaimana telah dibicarakan dalam bab 6.

Contoh, variabel independent perlakuan yang digunakan dalam eksperimen pendidikan bisa

jadi :

Tipe pengajaran (kelompok kecil atau kelompok besar)

Page 11: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Tipe kelompok membaca (phonics readers, whole-language readers)

Kondisi

Dalam kedua contoh ini kita memiliki dua kategori dalam masing-masing variabel perlakuan.

Dalam eksperimen variabel perlakuan harus memiliki dua atau lebih kategori atau tingkat. Di

dalam eksperimen tingkat adalah kategori-kategori variabel perlakuan. Contoh, anda bisa jadi

membagi tipe pembelajaran menjadi (a) ceramah tentang civics secara standar, (b) ceramah

yang standar tentang civics plus diskusi tentang bahaya-bahaya merokok terhadap kesehatan,

dan (c) ceramah standar tentang sivics plus diskusi tentang bahaya-bahaya meroko terhadap

kesehatan ditambah penayangan slides berkenaan dengan paru-paru yang sudah rusak karena

merokok. Dalam contoh ini kita memiliki tiga tingkat dari variabel perlakuan.

Intervening Terhadap Kondisi-Kondisi Perlakuan

Si peneliti eksperimen memanipulasi satu atau lebih kondisi-kondisi variabel perlakuan.

Dengan kata lain di dalam sebuah ekserimen si peneliti secara fisik melakukan intervensi atau

memanipulasi dalam satu atau lebih kondisi sehingga para individu mengalami sesuatu yang

berbeda di dalam kondisi eksperimen ketimbang kondisi yang dialami oleh kelompok

kontrol. Ini berarti bahwa untuk melaksanakan sebuah eksperimen anda perlu memanipulasi

setidak-tidaknya satu kondisi dari variabel bebas. Mudah mengidentifikasi situasi-situasi

dimana anda mengukur variabel bebas dan mendapatkan data-data kategorikal tetapi tidak

mampu memanipulasi salah satu dari kondisi-kondisi tersebut. Seperti diperlihatkan oleh

diagram 11.3 si peneliti mengukur tiga variabel bebas yakni umur, gender, dan tipe

pembelajaran, hanya tipe pembelajaran (lebih khusus lagi dua kondisi yang terdapat di

dalamnya) dimanipulasi. Variabel perlakuan (tipe pembelajaran) adalah variabel kategorikal

dengan tiga kondisi atau tiga tingkat. Beberapa orang siswa mendapatkan ceramah (bentuk

tradisional dalam pembelajaran di kelas sebagai kelompok kontrol. Yang lainnya menerima

sesuatu yang baru, seperti ceramah ditambah tentang diskusi bahaya-bahaya terhadap

kesehatan, atau (kelompok perbandingan) atau ceramah plus pembicaraan terhadap bahaya-

bahaya terhadap kesehatan plus tayangan-tayangan tentang paru-paru yang sudah rusak

akibat merokok (kelompok perbandingan yang lain). Singkatnya para peneliti eksperimental

memanipulasi atau mengintervensi dengan satu atau lebih kondisi dari variabel perlakuan.

OUTCOMES MEASURES

Page 12: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Dalam semua situasi eksperimen anda menilai apakah kondisi perlakuan tersebut

berpengaruh terhadap hasil atau variabel dependent, seperti rata-rata pengurangan merokok

atau prestasi dalam tes. Di dalam eksperimen, outcomes (respon, kriteria, atau postes) adalah

variabel dependent yang diperkirakan merupakan efek dari variabel perlakuan. Ia juga

merupakan efek yang diprediksi dalam hipotesis dalam kerangka cause-and-effect equation

(persamaan sebab akibat). Contoh daripada variabel-variabel dependent dalam eksperimen

bisa jadi berupa :

Skor prestasi dalam tes beracuan kriteria

Skor-skor tes dalam tes sikap

Outcomes measures yang baik sensitif terhadap perlakuan dimana ia memberikan respon

terhadap sekecil apapun intervensi yang diberikan. Outcomes measures (begitu juga variabel-

variabel perlakuan harus memiliki validitas sehingga para peneliti eksperimental dapat

mengambil kesimpulan yang valid dari eksperimen tersebut.

Perbandingan Kelompok

Dalam sebuah eksperimen, anda juga membandingkan skor-skor dari perlakuan-perlakuan

yang berbeda dalam hal outcome (variabel terikat). Perbandingn kelompok adalah proses

yang dilakukan oleh si peneliti guna mendapatkan skor-skor individu atau kelompok untuk

sebuah variabel terikat dan membandingkan rata-rata serta variansi yang terdapat di dalam

kelompok dan antar kelompok (lihat Kepple, 1991, guna mendapatkan informasi tentang

prosedur statistik yang rinci berkenaan dengan proses ini).

Guna memvisualisasikan proses ini, perhatikan data-data aktual dari sebuah eksperimen

yang dilakukan oleh Gettinger (1993), meneliti dampak dari prosedur pengoreksian yang

dilakukan oleh guru terhadap ejaan murid-murid kelas 3. Seperti diperlihatkan oleh Diagram

11.4, ada tiga cara melihat eksperimen yang dilakukan oleh Gettinger ini. Gettinger mengkaji

apakah terdapat hubungan yang positif antara prosedur pengoreksian itu dengan akurasi ejaan

yang dibuat oleh para siswa (fase 1). Ia kemudian mengambil tiga kelompok siswa: Kelas A,

Kelas B dan Kelas C. Kelas A (kelompok kontrol) diajar dengan mengggunakan metoda

biasa mengeja 15 buah kata-kata, yang kesemuanya terdapat dalam buku-buku latihan

mereka, menuliskan kalimat-kalimat dengan menggunakan masing-masing kata-kata

tersebut, dan mempelajari kata-kata tersebut dengan cara mereka sendiri. Kelas B (kelompok

pembanding) melakukan hal yang sama kecuali bahwa mereka mempelajari kata-kata yang

jumlahnya dibatasi – tiga set kata-kata masing-masing terdiri dari lima buah kata-kata. Kelas

C (kelompok eksperimen)menggunakan prosedur latihan “salah dan perbaiki” yang terdiri

Page 13: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

dari mengerjakan tes dengan “memperbaiki kesalahan sendiri”, memperhatikan kata-kata

yang salah eja, dan menuliskan kembali ejaan yang tepat dan ejaan yang salah dari kata-kata

tersebut. Seperti diperlihatkan dalam Fase 2, ketiga kelompok siswa itu melaksanakan

prosedur latihan “salah dan perbaikia” itu selama 6 minggu, dan setelah 6 minggu penggalan

ketiga, ketiga kelompok tersebut diuji. Fase 3 memperlihatkan perbandingan dengan

menggunakan teknik statistik diantara ketiga kelompok atas dasar skor dari masing-masing

ketiga tes. Kelas A meningkat sedikit (dari 10,3 pada Tes 1 menjadi 11,1 pada Tes 3);

sedangkan skor Kelas B malah menurun pada ketiga tes. Kelas C, kelompok eksperimen,

menunjukkan peningkatan yang lumayan tinggi. Nilai uji tes F memperlihatkan skor yang

bervarasi secara signifikan terdapat pada Tes 2 dan Tes 3 ketika si peneliti melakukan

perbandingan terhadap ketiga kelompok. Perbandingan yang dilakukan secara statistik

memperhatikan juga skor rata-rata (mean score) dan variasi yang terdapat di dalam kelompok

dan variasi antar kelompok sehingganya swampai pada kesimpulan “secra statistik signifikan

pada tingkat p=<0,05.

Ancaman terhadap Validitas

Gagasan terakhir tentang eksperimen adalah merancangnya sedemikian rupa sehingga bisa

meminimalkan kompromi dalam mengambil kesimpulan yang baik dari data-dta yang

diperoleh dari eksperimen. A threat to validity (ancaman terhadapa validitas) bermakna

bahwa hal-hal yang terkait dengan rancangan penelitian bisa jadi merupakan ancaman

terhadap eksperimen sehingga kesimpulan yang diperoleh dari data memberikan pemahaman

yang salah berkenaan dengan hubungan sebab akbiat antara perlakukan dan hasil yang

diperoleh. Walaupun para penulis mengidentfkasi ancamana seperti misalnya tidak memiliki

ukuran yang bagus atau menggnakan statistik yang kurang tepat, dua bentuk ancaman yang

sering dibicarakan terkait dengan validits intrnal dan validitas eksternal akan menjadi fokus

pembicaraan kita (Bracht & Glass, 1968; Campbell & Stanley, 1963; Cook & Campbell,

1979).

Ancaman terhadap Validitas Internal

Sejumlah ancaman terhadap pengambilan inferensi yang tepat terkait dengan rancangan dan

prosedur penelitian yang digunakabn di dalam eksperimen. Thrrats to internal validity

(ancaman terhadap validitas internal) adalah permasalahan yang mengancam kemampuan

kita untuk mengambil inferensi sebab akibat yang tepat yang muncul disebabkan oleh

Page 14: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

prosedur eksperimen atau hal-hal yang dialami oleh para partisipan penelitian.Dari kesermua

anacaman terhadap validitas ini, ancaman-ancaman ini merupakan yang terparah karena ia

bisa mengacaukan sebuah eksperimen yang baik. Ancaman-ancaman terhadap validitas

internal berikut dan prosedur-prosedur yang disarankan untuk pencegahannya sudah banyak

dibicarakan di dalam literatur berkenaan dengan rancangan eksperimen (lihat Cook &

Campbell, 1979; Reichardt & Mar, 1998; Tuckman, 1999). Agar masing-masing ancanman

potensial itu terlihat ralistik, akan kami coba ilustasikan dengan menggunakan situasi-situasi

hipotetis terkait dengan the civics-smoking exsperimet.

Kategorit pertama terkait dengan ancaman yang berhubungan dengan partisipan di

dalam penelitian dan apa-apa yang mereka alami.

History: Waktu yang berlalu antara awal dan akhir eksperimen, dan kejadian-

kejadian yang mungjkin terjadi (misalnya, pembicaraan-pembicaraan lain tentang

bahaya merokok disamping perlakuan berbentuk “ceramah”) antara tes awal dan tes

akhir yang berpengaruh terthadap hasil penelitian. Di dalam eksperimen dalam

bidang pendidikan, tidak akan mungkin dilakukan pengontolan terhadap lingkungan

secara ketat dan kemudian memonitor hasilnya. Walaupun demikian, si peneliti bisa

saja memiliki kontrol dan menjaga agar kelompok-kelompok eksperimen

mengalami hal yang persis sama (kecuali untuk perlakuan) selama eksperimen

berlangsung.

Maturation: Individu-individu bisa saja salama, eksperimen berlangsung, berubah

dan berkembang (misalnya menjadi lebih tua, lebih arif, lerbih kuat, dan lebih

berpenalaman), danperubahan ini bisa berpengaruih terhadap skor yang mereka

peroleha untuk tes awal dan tes akhir. Pemilihan partisisipan secara cermat yang

menjadi lebih matang atau bertumbuh dengn cara-cara yang sama (misalnya dipilih

mereka-mereka yang satu tingkat/kelas) untuk kelompok kontrol maupun kelompok

ekperimen akan membantu menghindar dari masalah ini.

Regression: Apabila si peneliti memilih individu-individu untuk sebuah kelompok

atas dasar skor-skor yang ekstrim, mereka tentu saja akan memperlihatkan kinerja

yang lebih baik (lebih jelek) pada tes akhir ketimbang pada tes awal apapun yang

terjadi dengan perlakukan. Skor masing-masing individu, berkat perjalanan waktu,

regress (cenderung mendekati) rata-rata. Contoh, terpilihnya para perokok berat

untuk sebuah eksperimen barangkali akan memberikan kontribusi terhadap

rendahnya rata-rata frekuensi merokok setelah eksperiman berlangsung karena para

remaja yang terpilih memulainya dari rata-rata frekuensi merokok yang tinggi pada

Page 15: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

awal eksperimen. Pemilihan terhadap individu-individu yang tidak memiliki skor

yang ekstrim dalam hal karakteristik awal (perokok pemula atau perokok biasa/rata-

rata pada saat tes awal) membantu menghindari terjadinya masalah ini.

Selecion: “Faktor orang” faktor orang boleh jadi juga membawa ancaman yang

berpengaruh terhadap outcome seperti pemilihan individu-individu yang lebih pintar,

lebih tanggap terhadap perlakuan atau lebih mengenal perlakuan (misalnya para

remaja perokok yang sudah siap berhenti merokok) yang terdapat dalam kelompok

ekperimen. Pilihan secara random merupakan salah satu cara untuk menghindarkan

ancaman-ancaman seperti ini.

Mortality: Apabila individu-individu berhenti ikut serta dalam eksperimen ini karena

berbagai alasan (misalnya alasan waktu, minat, uang, teman-teman atau orang tua

tidak yang mengizinkan mereka berpartisipasi dalam eksperimen tentang merokok

ini), mengambil kesimpulan dari skor-skor boleh jadi sulit. Para peneliti perlu

memilih sampel yang besar kemudian membandingkan mereka-mereka yang

berhenti itu dengan mereka yang tetap berpartisipasi dalam hal outcomenya (rata-

rata frekuensi merokok).

Interaction with selection. Beberapa ancaman yang dikemukakan diatas bisa juga

berinteraksi dengan pemilihan partisipan yang melahirkan ancaman baru terhadap

eksperimen. Individu-individu yang dipilih bisa jadi menjadi matang dengan rata-

rata waktu yang berbeda (anak laki-laki dan perempuan yang berumur 16 tahun

bisa jadi perkembangan kedewasaannya tidak sama selasema eksperimen tersebut.

Peristiwa-peristiwa historis boleh jadi juga berinteraksi dengan seleksi karena

individu-individu dalam kelompok yang berbeda berasal dari lingkungan yang

berbeda. Contoh banyak anak-anak yang berlatarbelakang sosioekonomi yang

berbeda dalam eksperimen tentang remaja yang merokok boleh jadi mengandung

faktor-faktor historis yang tak terkontrol pada saat memilih para partisipan

tersebut. Pemilihan terhadap para partisipan bisa juga mempengaruhi terhadap

skor yang diperoleh dari instrumen terutama apabila kelompok yang berbeda

memiliki skor pada posisi rata-rata yang berbeda dalam sebuah tes yang intervalnya

tidak sama. Apabila skala pengukuran jumlah rokok ambigu (misalnya jumlah rokok

yang dihisap perminggu atau perhari?) kelompok-kelompok cenderung meng-

interpretasikan dalam skala yang berbeda.

Page 16: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Kategori selanjutnya berkaitan dengan ancaman yang berhubungan dengan

perlakuan yang digunakan di dalam eksperimen:

Diffusion of treatments: Apabila kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

saling berkomunikasi, kelompok kontrol bisa mendapatkan sesuatu informasi

dari kelompok eksperimen tentang perlakuan tersebut dan ini menimbulkan

ancaman terhadap validitas internal. Difusi perlakuan (eksperimen dan non

eksperimen) terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen perlu

dibedakan sejauh mungkin para peneliti ekperimental perlu menjaga kedua

kelompok itu terpisah di dalam sebuah eksperimen (misalnya dua kelas PPKn

yang berbeda berpartisipasi dalam eksperimen). Ini mungkin sulit terwujud

apabila dua kelas PPKn pada tingkat yang sama di sekolah yang sama ikut serta

dalam sebuah eksperimen tentang kasus merokok di lingkungan remaja.

Compensatory equalization: Kalau hanya kelompok eksperimen saja yang

menerima perlakuan suatu ketidaksamaan akan terwujud yang bisa mengancam

validitas penelitian. Manfaatnya (misalnya barang-barang atau jasa yang

diinginkan (terkait dengan perlakuan eksperimen) perlu didistribusikan secara

merata diantara kelompok-kelompok yang terdapat di dalam penelitian. Untuk

menghindarkan masalah ini para peneliti mengunakan kelompok pembanding

(misalnya satu kelompok menerima ceramah tentang bahaya merokok,

sedangkan kelompok yang lain menerima catatan-catatan berkenaan dengan

masalah yang dihadapi oleh remaja perokok) sehingga semua kelompok

mendapatkan manfaat selama eksperimen.

Compensatory rivalry: Apabila anda secara publik mengumumkan penunjukkan

individu-individu yang masuk ke dalam kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, compensatory rivalry bisa terwujud diantara masing-masing

kelompok karena kelompok kontrol bisa jadi merasa “dianaktirikan”. Para

peneliti bisa mencoba menghindarkan ini dengan jalan berupaya mengurangi

kesadaran dan ekspektasi manfaat dari perlakuan terhadap kelompok

eksperimen.

Resentful demoralization. Apabila kelompok kontrol digunakan individu-individu

dalam kelompok ini boleh jadi menjadi cemburu dan memiliki moral rendah

karena mereka merasa bahwa mereka itu menerima perlakuan yang kurang

Page 17: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

menyenangkan dibandingkan dengan kelompok lainnya. Salah satu cara untuk

menghindarkan ini adalah memberikan perlakuan terhadap kelompok ini setelah

perlakuan terhadap kelompok eksperimen selesai (misalnya setelah eksperimen

semua kelas menerima ceramah tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Para

peneliti juag bisa memberikan pelayanan yang sama menariknya dengan

perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen tapi tidak langsung

diarahkan pada outcome yang sama sebagaimana diharapkan dengan outcome

perlakuan eksperimen (misalnya diskusi kelas bersama teman-teman tentang

bahaya menyetir mobil ugal-ugalan).

Kategori berikut terkait dengan ancaman-ancaman yang secara khusus terjadi

selama eksperimen yakni, terkait dengan prosedur penelitian:

Testing: Ancaman yang potensial terhadap validitas internal adalah bahwa

partisipan boleh jadi sudah terbiasa dengan outcome sehingga mereka bisa

mengingat jawaban pada saat ujian selanjutnya. Selama eksperimen outcome

diukur lebih dari satu kali seperti pada saat test awal (merokok diulang berkali-

kali). Untuk menghindarkan situasi seperti ini para peneliti sebaiknya

mengurangi pengukuran outcome dan menggunakan butir-butir yang berbeda

pada test akhir dibandingkan dengan butir-butir yang digunakan pada ujian

sebelumnya.

Instrumentation: Antara pemberian test awal dan pemberian test akhir

instrumen boleh jadi berubah yang membawa ancaman terhadap validitas

internal. Contoh para pengamat menjadi lebih berpengalaman selama waktu

antara test awal dan test akhir dan mengubah prosedur-prosedur penskoran

(para pengamat mengubah lokasi untuk mengobservasi remaja yang merokok).

Walaupun jarang terjadi instrumen pengukuran bisa berubah sehingga skala

yang digunakan pada test awal dan test akhir menjadi tidak sama. Untuk

menghindarkan masalah ini prosedur-prosedur harus distandarkan sehingga

skala observasi dan instrumen yang digunakan sama selama masa eksperimen

berlangsung.

Ancaman Terhadap Validitas Eksternal

Page 18: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda

Dengan jalan meruling out faktor-faktor ekstraneous dan mengasumsikan bahwa perlakuan

berpengaruh terhadap outcome maka para peneliti membuat generalisasi terhadap hasil

penelitian. Threats to external validity (ancaman terhadap validitas eksternal) adalah

masalah yang mengancam kemampuan kita untuk mengambil inferensi yang tepat dari

data-data sampel kepada orang-orang, setting, dan situasi-situasi masa lalu serta situasi-

situasi masa datang. Menurut Cook dan Campbell (1979), ada tiga jenis ancaman yang

berpengaruh terhadap generalisasi:

Page 19: ferdinandusnipa.files.wordpress.com  · Web viewdan diskusi). Anda juga menggunakan eksperimen ketika anda memiliki dua atau lebih kelompok untuk diteliti sebagaimana halnya metoda