library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewberapapun...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori-Teori Dasar / Umum
2.1.1. Definisi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004,p5), Proses social dan
manajerial dimana individu dan grup memperoleh apa yang mereka
inginkan dan butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai
dengan orang lain.
Mcleod dan Schell (2001, p343), berpendapat bahwa pemasaran
adalah kegiatan perorangan dan organisasi yang mempercepat hubungan
pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga, jasa dan
gagasan.
Menurut Abubakar (2005,p56), pemasaran adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh perusahaan guna untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen melalui beberapa media.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun organisasi yang
mencakup proses perencanaan, harga, promosi dan distribusi terhadap suatu
ide, barang maupun layanan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan individu maupun organisasi.
6
Pabrik Produk yang Penjualan dan Laba lewat volume
sudah ada promosi penjualan
7
2.1.2. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menurut kotler dan Amstrong (2004, p12),
konsep pemasaran (marketing concept) merupakan falsafah manajemen yang
menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market).
Konsep pemasran berfokus pada kepuasan pelanggan dimana
perusahaan akan memperoleh laba yang menguntungkan dengan pemasaran
yang baik dengan pelanggan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004,p12), ada 5 konsep alternative
yang melandasi aktivitas pemasaran organisasi, antara lain:
Konsep Produksi
Gagasan bahwa pelanggan akan menyukai produk yang
tersedia dan sangat, karenanya manajemen harus berfokus
pada peningkatan efisiensi produk dan distribusi.
Konsep Produk
Gagasan bahwa pelanggan akan menyukai produk yang
menawarkan kualitas, Kinerja, dan fitur yang terbaik dan
bahwa organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk
melakukan peningkatan produk secara berkelanjutan.
Konsep Penjualan
Bahwa pelanggan tidak akan membeli cukup banyak produk
Perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha
penjualan dan Promosi dalam skala besar.
8
Gambar 2.1 Konsep Penjualan
(Kotler dan Amstrong (2004, p12))
Konsep Pemasaran
Filosofi manajemen pemasaran mengatakan bahwa untuk
mencapai tujuan Organisasi tergantung pada penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi target dan
memuaskan pelanggan lebih efektif dan efisien lagi
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh para pesaing.
Gambar 2.2 Konsep Pemasaran
(Kotler dan Amstrong (2004, p12))
Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial
Gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus
menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasarsasarannya
dan memberikan kepuasan yang diharapkan lebih efektif dan
efisienlagi dibandingkan dengan pesaing. Pada gambar 2.1
Pasar Kebutuhan Pemasaran Laba lewat
Pelanggan terpadu kepuasan pelanggan
9
dan 2.2 dijelaskan perbandingan antara Konsep penjualan dan
pemasaran. Konsep penjualan memandang dari dalam ke
luar.Konsep ini dimulai daripabrik, terfokus pada produk
perusahaan yang telah dan meminta penjualan dan promosi
yang gencar untuk memperoleh penjualan yang
menguntungkan. Sebaliknya, konsep pemasaran memandang
dari luar ke dalam.Konsep ini mulai dari pasar yang dikenal
baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan
semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan, dan
membuat labar dengan menciptakan hubungan jangka panjang
dengan pelanggan berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.
Dengan konsep pemasaran, perusahaan Membuat apa yang
diinginkan pelanggan, dan karenanya Memuasakan pelanggan
dan menghasilkan laba.
2.2. Teori Khusus
2.2.1 Pengertian E-marketing
Menurut Strauss dan Forest (2009, p6), E-marketing adalah
Penggunaan teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi,
Dan memberikan nilai (value) kepada pelanggan. E-marketing
Mempengaruhi pemasaran tradisional dalam dua cara. Pertama, E-
marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional.
Kedua, teknologi dari e-marketing merubah banyak strategi pemasaran.
10
Hasil perubahan dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai
(value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Menurut Rudy (2008,p57),E-marketing adalah sebuah teknik
Pemasaran berbasis web dan internet digunakan untuk mencapai sasaran
dan mendukung konsep pemasaran yang modern.
Dapat disimpulkan bahwa internet marketing adalah suatu proses
Penawaran barang atau jasa, baik dalam proses pemberian informasi,
Promosi, maupun pemasaran, yang seluruhnya dilakukan melalui media
Internet.
2.2.2 Manfaat E-marketing
Menurut Kotler dan Amstrong (2004,p554), Pemasaran online
menghasilkan manfaat bagi pelanggan maupun perusahaan.
Manfaat untuk pelanggan adalah :
1. Memberikan pelanggan manfaat dasar yang sama dengan
Bentuk pemasaran lainnya.
2. Menawarkan kepada pelanggan beberapa keunggulan
tambahan
Manfaat untuk perusahaan :
1. Membangun hubungan dengan pelanggan.
Perusahaan dapat berinteraksi dengan pelanggan untuk
Dapat lebih mengetahui kebutuhan dan keinginan
Pelanggan secara khusus, serta membangun database
Pelanggan.
11
2. Mengurangi biaya.
Karena pelanggan dapat berurusan langsung dengan
Penjual, pemasaran online sering menghasilkan biaya
yang Lebih rendah untuk meningkatkan fungsi penyaluran
Promosi dagang.
3. Menawarkan keleluasaan yang lebih baik, yang
dapatMembuat perusahaan dapat membuat penyesuaian
yangBerkelanjutan pada produk dan penawarannya
sesuaiDengan kebutuhan pelanggan karena catalog online
dapatdisesuaikan kapan saja sesuai kebutuhan.
4. Merupakan media yang global.
Internet merupakan media yang memungkinkan
pembelidan penjual dapat mengakses informasi secara
global.
2.2.3 Tujuh Tahapan Rencana E-market
Menurut Strauss(2009,p48),tujuh tahapdalam perancangane-
marketing adalah situation Analysis (Analisis Situasi), E-Marketing Strategic
planning (Strategi Perencana E-Marketing), Objectives (Tujuan), E-
Marketing Strategy (Strategi E-Marketing), Implementation Plan (Rencana
Pelaksanaan), Budget (Anggaran), Evalution Plan (Rencana Evaluasi).
12
2.2.3.1. Tahap Pertama : Situation Analysis (Analisis Situasi)
Menurut Strauss dan Frost (2009,p49), tahap pertama
melibatkanAnalisis situasi dan merupakan awal dari konsep bisnis dengan
melakukanAnalisis kekuatan, peluang, kelemahan serta ancaman bagi
perusahaan. Dalam bagian ini, analisis situasi yang digunakan adalah analisi
SWOT.
2.2.3.1.1 Kerangka Perumusan Strategi
Menurut David (2005, pp283-313), Teknik – teknik Perumusan
strategi yang penting dapat diintegrasikan Kedalam kerangka
keputusan dalam 3 tahap :
Tabel 2.1 Kerangka Kerja Analisis Strategi (David (2005, p283)
Tahap 1 : Tahap Input
Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE)
Matriks Profik Kompetitif (CPM)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFA)
Tahap 2 : Tahap Pencocokan
Matriks Internal Eksternal
(IE)
Matriks SWOT Matriks Grand Strategy
Tahap 3 : Tahap Keputusan
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(Quantitative strategic Planning Matriks)
13
2.2.3.1.1.1 Tahap Input
Informasi yang di peroleh dari matriks EFE, matriks CPM,
danmatriks EFI menjadi informasi masukan untuk matriks di tahap
pencocokan. Alat input membutuhkan penyusun strategi untuk
mengutifikasi secara subjektif selama tahap awal dari perumusan
strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan
dengan tingkat penting relatif faktor internal dan eksternal
memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan
mengevaluasi alternative strategi dengan lebih efektif. Penilaian
intuitif yang baik selalu di butuhkan untuk menentukan bobot dan
peringkat yang sesuai.
2.2.3.1.1.1.1 Matrik Evaluasi Faktor Eksternal
Menurut David (2005, pp143-145), Matriks evaluasi faktor
eksternal (EFE) membuat perencana strategi dapat meringkas dan
mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan.
Terdapat lima langkah dalam mengembangkan matriks EFE :
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang di identifikasi dalam
proses audit eksternal. Cari nama 10 dan 20 faktor, termasuk
peluang-peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan
dan industrinya. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman.
Usahakan sespesifik mungkin.
14
2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0
(amat penting). Bobot menunjukan kepentingan relative dari
faktor tersebut agar berhasil dalam industry tersebut. Peluang
sering mendapatkan bobot lebih besar daripada ancaman. Tetapi
ancaman juga menerima bobot tinggi, jika berat atau sangat
mengancam. Bobot yang wajar dapat di tentukan dengan
membandingkan pesaing yang sukses dan yang gagal atau dengan
mendiskusikan faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot yang di
berikan pada faktor di atas harus sama dengan 1.0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor
eksternal kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi
perusahaan saat itu merespon faktor tersebut, dengan catatan 4 =
respon luar biasa, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata,
1 = respon jelek.
Peringkat didasarkan atas keadaan peruhaan, sedangkan bobot
dalam langkah 2 didasarkan pada industry. Penting untuk
diperhatikan bawahwa baik peluang maupun ancaman dapat
memperoleh peringkat 1,2,3, atau 4.
4. Kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai
yang dibobot.
5. Jumlah nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk
menentukan nilai bobot total bagi organisasi.
Berapapun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan
dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu
15
organisasi adalah 4.0 dan yang 46 terendah adalah 1.0. rata-rata nilai
yang dibobot adalah 2.5. jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4.0
menunjukkan bahwa suatu organisasi member respon yang sangat
bagus terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada dalam
industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif
memanfaatkan peluang yang ada dan menimalkan potensi pengaruh
negatif dari ancaman eksternal. Jumlah nilai yang dibobot sama
dengan 1.0 menunjukkan bahwa strategi peruhaan tidak
memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal.
2.2.3.1.1.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Menurut David (2005, pp 206-208), matriks evaluasi faktor
internal (EFI) adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang
Fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga menjadi landasan
untuk mengindentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara
bidang-bidang ini. Penilaian intuitif diperlukan dalam membuat
matriks EFI, matriks EFI dapat di kembangkan dalam lima langkah
sebagai berikut :
1. Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana terindetifikasi
dalam proses audit internal. Gunakan 10 smpai 20 faktor internal
terpenting. Termasuk kekuatan dan kelemahannya. Tuliskan
kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahannya.
16
2. Berikan bobot dengan kisaran 0.0 (tidak penting) sampai 1.0
(terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang di berikan pada suatu
faktor menunjukkan seberapa penting faktor itu menunjang
keberhasilan perusahaan dalam industri yang di gelutinya. Tanpa
memerlukan apakah faktor kunci adalah kekuatan dan kelemahan
internal, faktor-faktor yang di anggap mempunyai pengaruh besar
terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari
semua bobot harus sama dengan 1.0.
3. Berikat peringkat 1 sampai dengan 4 pada setiap faktor untuk
menunjukkan apakah faktor itu merupakan kelemahan besar
(peringkat =1), kelemahan kecil (peringkat =2), kekuatan kecil
(peringkat =3), kekuatan besar (peringkat =4). Ingatlah bahwa
beringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan, sedangkan 1 atau 2
hanya untuk kelemahan. Peringkat diberikan berdasarkankeadaan
perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 berdasarkan
keadaan industri.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
nilai yang dibobot untuk setiap variable.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk
menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam
matriks EFI, jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar 1.0 yang rendah
sampai 4.0 yang tinggi, dengan rata-rata 2.5. Total nilai yang dibobot
jauh di bawah 2.5 merupakan cirri organisasi yang lemah secara
17
internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2.5 menunjukkan posisi
internal yang kuat. Seperti matriks EFE dan matriks EFI harus
memuat antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor tidak berpengaruh
terhadap rentang jumlah nilai yang dibobot karena bobot selalu
berjumlah 1.0.
2.2.3.1.1.1.3 Matriks Persaingan Kompetitif (CPM)
Menurut David (2005, p162), matriks profil kompetitif
(Competitive Profile Matriks – CPM) mengidentifikasi pesaing utama
perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya terkait dengan contoh
posisi strategis perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobot dalam
CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Namun faktor-faktor
keberhasilan kritis dalam CPM mencakup baik isu-isu eksternal
maupun internal. Oleh karena itu, peringkatnya merujuk pada
kekuatan dan kelemahan ; 4 =kekuatan besar, 3 = kekuatan kecil, 2 =
kelemahan kecil, 1 = kelemahan besar.
Ada beberapa perbedaan penting antara EFE dan CPM :
Faktor keberhasilan kritis dalam CPM lebih luas, hal itu tidak
mencakup data spesifik atau faktual dan bahkan mungkin
memfokuskan diri pada isu-isu internal.
Faktor-faktor keberhasilan kritis dari CPM juga tidak di
kelompokkan dalam peluang dan ancaman seperti EFE.
Pemeringkatan dan total nilai yang dibobot untuk perusahaan
pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel.
18
Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis
internal yang penting.
Faktor-faktor yang sering terdapat dalam analisis ini antara
lain luasnya lini produksi, keefektifan distribusi penjualan,
keunggulan hak cipta dan paten. Letak fasilitas-fasilitas, kapasitas
dan efisiensi produksi, pengalaman, hubungan srikat buruh,
keunggulan teknologi, dan keahlian e-commerce . Tujuan dari
CPM ini bukanlah untuk memperoleh angka, tetapi untuk
mengasimilasi dan mengevaluasi informasi dalam cara yang
memiliki arti yang dapat membantu pengambilan keputusan.
Tabel 2.2 Kerangka Tabel Matriks CPM
Faktor Penentu
Keberhasilan
Bobot Perusahaan Pesaing 1 Pesaing 2
peringkat nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
Total 1.00
Sumber : David (2005, p147)
2.2.3.1.1.2 Tahap Pencocokan
19
Strategi terkadang didefinisikan sebagai upaya memadukan
sumber daya dan keterampilan internal dengan peluang dan resiko
yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan dari
kerangka perumusan strategi terdiri teknik-teknik yang dapat dipakai
tanpa harus berurutan. Seluruh perangkat ini tergantung pada
informasi yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokkan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan
internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternative yang
dapat dijalankan. Dalam kenyataannya, hubungan eksternal dan
internal lebih kompleks sehingga diperlukan lebih banyak
perbandingan dalam proses pencocokan untuk setiap strategi yang
dibuat.
Pengembangan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang disebut offensive atau serangan. Sedangkan
strategi yang di desain untuk memperbaiki kelemahan sambil
menghindari ancaman dapat disebut defensive atau bertahan. Setiap
organisasi mempunyai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan
dan kelemahan internal yang dapat dibandingkan untuk merumuskan
strategi alternatif.
2.2.3.1.1.2.1 Matriks Internal-Eksternal (IE)
20
Menurut David (2005, p300), Matriks Internal Eksternal (IE)
menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam Sembilan
sel. Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi di dalam
diagram skematis, sehingga disebut matriks portofolio. Di samping
itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan presentase
kontribusi penjualan dari setiap divisi, dan potongan kue
mengungkapkan presentase kontribusi laba dari setiap divisi.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : total nilai
IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi
bobot pada sumbu-y Dari total nilai yang dibobot dari setiap divisi,
dapat disusun matriks IE pada tingkat korporasi.
Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1.0
sampai 1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2.0
sampai 2.99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3.0 sampai 4.0
dianggap kuat.
Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberikan
bobot dari 1.0 sampai 1.99 dianggap rendah, nilai 2.0 sampai 2.99
dianggap sedang, sedangkan nilai 3.0 sampai 4.0 dianggap tinggi.
21
Gambar 2.3 Matriks Internal-Eksternal
Sumber : (David, 2005, p301)
2.2.3.1.1.2.2 Matriks SWOT
Menurut David (2005, pp284-292), Matriks Threats-
Opportunities-Weakness-Strengths merupakan perangkat pencocokan
yang penting membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi.
Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan
bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks TOWS dan
memerlukan penilaian yang baik – dan tidak ada sekumpulan
kecocokkan yang paling baik. Ke empat strategi tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer
22
menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan
internal dapat dipakai untuk memanfaatkan trend dan peristiwa
eksternal. Organisai umumnya akan menjalankan strategi WO, ST,
WT supaya mereka dapat masuk ke dalam situasi dimana mereka dapat
menerapkan strategi SO. Jika perusahaan memiliki kelemahan besar,
perusahaan akan berusaha untuk mengatasinya dan membuatnya
menjadi kekuatan. Kalau menghadapinya ancaman besar, sebuah
organisasi akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan
perhatian pada peluang.
Stategi WO (Weakness-Opportunities)
Atau strategi kelemahan – peluang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan yang ada dengan memanfaatkan berbagai peluang
eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal yang benarada, tetapi
tidak mampu memanfaatkan peluang itu secara efektif. Strategi WO
alternative adalam memperkejakan dan melatih orang untuk memiliki
kemampuan teknis yang di perlukan.
Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi kekuatan – ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini
tidak berarti bahwa organisasi yang kuat pasti selau menghadapi
ancaman frontal dalam lingkungan eksternal.
Strategi WT (Weakness-Threats)
Strategi kelemahan – ancaman merupakan taktik defensif yang di
arahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
23
ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan pada berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi
yang berbahaya, faktanya perusahaan seperti ini mungkin harus
berjuang agar dapat bertahan, atau melakukan merger rasional
menyatakan pailit atau memilih dilikuidasi.
Matriks SWOT terdiri dari 9 sel. Terdapat empat sel faktor kunci,
empat sel strategi, dan satu sel di biarkan kosong (sel kiri atas). Empat
sel strategi dengan label SO, WO, ST, dan WT. dikembangkan setelah
menyelesaikan empat sel faktor kunci, berlabel S, W, O, T. delapan
langkah ini diperlukan untuk menyusun matriks SWOT.
1. Tulis peluang eksternal kunci perusahaan
2. Tulis ancaman eksternal kunci perusahaan
3. Tulis kekuatan internal kunci perusahaan
4. Tulis kekuatan internal kunci perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah
strategi SO dalam sel yang sudah di tentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan
catatlah WO dalam sel yang sudah ditentukan
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
catatlah strategi ST dalam sel yang sudah ditentukan.
8. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah
strategi WT dalam sel yang sudah ditentukan.
Tabel 2.4 Matriks SWOT
24
Strengths (s)
Tentukan daftar yang
merupakan kekuatan
internal perusahaan
Weakness (W)
Tentukan daftar yang
merupakan kelemahan
internal perusahaan
Opportunities (O)
Tentukan daftar peluang
eksternal
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan perusahaan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi
untuk mengatasi
kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
yang ada
Threats (T)
Tentukan daftar ancaman
eksternal
Strategi ST
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi
ancaman yang ada
Strategi WT
Menciptakan strategi
yang meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
yang ada
Sumber : David (2005, p287)
2.2.3.1.1.2.3 Matriks Grand Strategi (Grand Strategy Matrix)
Menurut David (2005, p304) berpendapat bahwa Matriks Strategi
Besar didasarkan atas dua dimensi penilaian : posisi persaingan dan
pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah
organisasi dituangkan dalam urutan daya tarikdi masing-masing
25
kuadran matriks. Semua organisasi dapat di posisiskan dalam salah
satu dari empat kuadran strategi dari matriks besar, demikian juga
divisi-divisi dari sebuah perusahaan.
Perusahaan yang berada di kuadran I Matriks Srategi Besar berada
dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk perusahaan ini,
konsentrasi terus-menerus pada pasar saat ini(penetrasi pasar dan
pengenbangan pasar) dan juga produk (pengenbangan
produk)merupakan strategi yang tepat.
Jika perusahaan di kuadran I memiliki sumber daya yang
berlebihan, maka integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau
strategi horizontal merupakan strategi yang efektif.
Jika perusahaan di kuadran I terlalu berkomittmen pada suatu
produk tunggal, maka diversifikasi konsentris dapat mengurangi
resiko yang berkaitan dengan lini yang sempit.
Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan pasar yang
digunakan saat ini dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh,
mereka tidak bisa bersaing dengan efektif dan, dan mereka perlu
menentukan mengapa pendekatan yang di gunakan perusahaan saat
ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan
daya saing perusahaan.
Karena perusahaan di kuadran II berada pada industri yang tumbuh
cepat, maka strategi intensif, biasanya merupakan pilihan pertama.
26
Jika perusahaan kekurangan kompetensi pembeda atau keunggulan
kompetitif, integrasi horizontal sering merupakan alternatif yang
dikehendaki.
Divestiture atau likuidasi (divestiture dapat menyediakan dana
yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau memebeli
kembali saham-saham dari pasar saham) juga harus
dipertimbangkan.
Perusahaan di kuadran III, bersaing dalam industri yang tumbuh
lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan
perusahaan tersebut harus membuat perubahan drastis dengan cepat
untu menghindari kemerosotan lebih lanjut dan kemungkinan
likuidasi. Pengematan biaya dan aset yang ekstensif (rasionalilasi)
harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif adalah
mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang –bidang yang
berbeda (diversifikasi). Jika semuanya gagal, pilihan terakhir adalah
divestiture atau likuidasi.
Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat
namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan-
perusahaan tersebut mempunyai kekuatan untuk meluncurkan
program-program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan yang
lebih menjajikan;perusahaan di kuadran IV mempunyai ciri ciri
tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan
internal yang terbatas dan sering menjalankan diversifikasi
konglomerat, diversifikasi konsentrik, atau diversifikasi horizontal
27
dengan berhasil. Perushaan di kuadran IV juga dapat melakukan
patungan.
Tabel 2.5 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy)
Pertumbuhan Pasar yang Tinggi
Kuadran II
Pengembangan Pasar
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi Horizontal
Divestasi
Likuidasi
Kuadran I
Pengembangan Pasar
Penetrasi Pasar
Pengembangan
Produk
Integrasi Horizontal
Integrasi Vertikal
Diversifikasi Konglomerat
Kuadran III
Diversifikasi Konsentrik
Diversifikasi Horizontal
Diversifikasi Vertikal
Diversifikasi Konglomerat
Divertasi
Likuidasi
Kuadran IV
Diversifikasi Konsentrik
Diversifikasi Horizontal
Diversifikasi Konglomerat
Joint Venture
Pertumbuhan Pasar yang Rendah
Sumber : David (2005, p307)
2.2.3.1.1.3 Tahap Keputusan
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Menurut David (2005, p308), Di samping membuat peringkat
strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, hanya ada satu teknik
analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik
28
relatif dari alternatif tindakan yang layak, Teknik ini adalah Matriks
Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategi Planning
Matrix QSPM). Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif
strategi mana yang terbaik, QSPM mengunakan input dari analisis
Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 untuk menentukan
secara objektif di antara alternatif strategi. Yaitu, Matriks EFE SWOT,
Matriks IFE, dan matriks profile kompetitif (CPM) yang membentuk
tahap 1, digabung dengan Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks
BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar ,yang membentuk tahap 2,
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM (tahap
3). QSPM adalah alat yang membuat para perencana strategi dapat
menilai secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan,
didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal
yang telah di kenali sebelumnya.Komponen-komponen untuk QSPM
adalah Alternatif Strategi, faktor kunci, Bobot, Nilai daya tarik, Total
nilai daya tarik dan penjumlahan total nilai daya tarik. Tiga istilah
berupa Nilai daya tarik,Total nilai daya tarik, dan penjumlahan total
nilai daya tarik didefinikasikan dan di jelaskan dalam enam langkah di
bawah ini:
Langkah 1
Buatlah daftar peluang / ancaman eksternal kunci dan kekuatan /
kelemahan internal kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM.
Informasi tersebut harus di ambil langsung dari matriks EFE dan
matriks IFE.
29
Langkah 2
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot
tersebut sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot
tersebut disajikan pada kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor
keberhasilan kritis eksternal dan internal.
Langkah 3
Periklanan matriks-matriks pencocokan di tahap 2, dan kenalilah
strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi
untuk diterapkan. Tulislah strategi-strategi tersebut dalam QSPM,
Kelompokkanlah strategi-strategi tersebut dalam rangkaian yang saling
ekslusif jika mungkin.
Langkah 4
Tentukanlah Nilai Daya Tarik (AS) yang definisikan sebagai angka
yang menunjukan daya tarik alternatif masing-masing strategi pada
suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik adi tentukan dengan
memeriksa masing-masing faktor eksternal atau internal, satu per satu,
sambil mengajukan pertanyaan , “apakah faktor ini memoengaruhi
strategi yang di buat?”, jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah
“ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan
faktor kunci. Khususnya, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada
masing-masing strategi untuk menunjukan daya tarik relatif suatu
strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkakan faktor
tertentu. Cakup Nilai Daya tarik adalah; 1= tidak menarik; 2=agak
menarik; 3=wajar menarik; 4=sangat menarik. Jika jawaban atas
30
pertanyaan tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukan bahwa
masing- Masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan
khusus yang di buat. Oleh karena itu, jangan beri Nilai Daya Tarik
pada strategi-strategi dalam rangkaian tersebut. Gunakanlah garis (-)
untuk menunjukan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas
pilihan khusus yang di buat. Perhatikanlah: jika kita memberikan nilai
Daya Tarik pada suatu strategi, kita juga harus memberikan Nilai-nilai
Daya tarik pada strategi-strategi lainnya.
Dengan perkataan lain, jika suatu strategi menerima garis (-), maka
semua strategi yang lain dalam satu baris juga harus menerima garis (-).
Langkah 5.
Hitunglah TAS= Total Nilai Daya tarik.Didefinisikan sebagai hasil
mengalihkan bobot (langkah 2) dengan Nilai Daya Tarik di masing –
masing tif(langkah4). Total Nilai Daya tarik menunjukan daya tarik
relatif dari msaing-masing strategi alternatif, dengan hanya
mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal
atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik,
semakin menarik strategi alternatif tersebut (dengan
mempertimbangkan hanya faktor keberhasilan kritis yang dekat).
Langkah 6
Hitunglah jumlah total Nilai Daya Tarik. Jumlahkan Total Nilai Daya
Tarik di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai
Daya Tarik (STAS) mengungkapkan startegi yang paling menarik
dakam dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi
31
nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan
mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang
berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategi.
Besarnya perbedaan di antara jumlah total Nilai Daya Tarik dalam
suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukan tingkat relatif di
kehendaki suatu strategi dari pada yang lain.
Tabel 2.6 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Strategi-Strategi Alternatif
Strategi 1 Strategi 2
Faktor Kunci bobot AS TAS AS TAS
Faktor Kunci Eksternal
Ekonomi
Politik/hokum/pemerintahan
Sosbud/demografis/lingkungan
Teknologi
Kompetitif
Faktor kunci Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan/Akuntansi
Produksi/operasi
Penelitian dan Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen
Sumber : David (2005, p309)
32
2.2.3.2 Tahap Kedua : Strategic Planning (Strategi Perencanaan E-
Marketing)
Menetapkan kesesuaian antara organisasi dengan rencana strateginya
untuk mengubah peluang pasar, Melakukan analisis peluang pasar, permintaan
dan analisis persediaan, dan analisis persediaan, dan analisis segmen.
2.2.3.2.1 Market Opportunity (MAO)
Menurut dalam Rayport dan J.Jaworski (2003, p83) dalam
tahap ini terdapat metodologi tujuh langkah sederhana yang
membantu dalam mengevaluasikan dan mengganalisis peluang pasar ,
yaitu :
2.2.3.2.1.1 Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan yang
Belum Terpenuhi
Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Untuk mengetahui kebutuhan tersebut, maka perlu
mempertimbangkan berbgai hal, seperti :
Pengalaman ideal apa yang diinginkan pelanggan dalam
melakukan tiap tahap aktifitas transaksi ?
Seberapa banyak kesamaan sudut pandang pelanggan
terhadap terhadap pengalaman ideal dengan pengalaman yang
aktual ?
Apa rintangan terhadap beberapa atau semua partisipasi
pelanggan potensial?
33
Apa kesempatan online untuk memperkaya atau mengubah
pengalaman pelanggan?
Setelah dilihat dari tahap proses dan pertimbangan, dapat
disimpulkan kebutuhan apa yang tidak didapatkan oleh
pelanggan dan diberikan solusi.
2.2.3.2.1.2. Mengindentifikasi Pelanggan Tertentu yang Akan
Dituju oleh Perusahaan
Segmentasi adalah proses pengelompokan pelanggan berdasarkan
kesamaannya.Pendekatan dalam segmentasi pasar adalah :
- Geografis : Segmentasi berdasarkan negara, kota, ukuran,
ISP dan lainnya
- Demografis : Segmentasi berdasarkan umur, jenis
kelamin,pekerjaan, etnis , pendapatan, status keluarga,
koneksi internet dan lainnya.
2.2.3.2.1.3. Memperkirakan Keuntungan yang berkaitan Dengan
Kompetisi
Segmentasi adalah proses pengelompokan pelanggan berdasarkan
kesamaannya.Pendekatan dalam segmentasi pasar adalah :
- Geografis : Segmentasi berdasarkan negara, kota, ukuran,
ISP dan lainnya
34
- Demografis : Segmentasi berdasarkan umur, jenis
kelamin,pekerjaan, etnis , pendapatan, status keluarga,
koneksi internet dan lainnya.
Terdapat dua tahapan menentukan kompetitor, yaitu menentukan
kompetitor dan menempatkan kompotitor dalam segmentasi
tertentu.
a. Pada tahap pertama, kompotitor dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
Direct Competitor : perusahaan yang menawarkan produk
atau jasa yang mirip.
Indirect Competitor : perusahaan yang memeliki
pelanggan yang sama atau mengembangkan teknologi.
Platform atau menawarkan yang bersaing dengan apa
yang di tawarkan. Kompetititor ini terbagi dari dua
kategori perusahaan, yaitu :
- Substitute Procedure : perusahaan yang memproduksi
produk atau jasa yang memiliki fungsi yang sama.
- Adjacent Competitor : tidak secara langsung
menawarkan produk atau jasa yang menjadi
pengganti, tetapi sangat pontensial untuk
melakukannya.
b. Memetakan kompetitor dalam segmentasi tertentu, yaitu
untuk memperkirakan intensitas kompetitif manajer
membutuhkan peta dimana peruhaan kompetitor sasat ini
35
berpartisipasi dan menetapkan keefektifitannya dalam
memberikan keuntungan ke target pelanggan.
2.2.3.2.1.4. Memperkirakan Sumber Daya Perusahaan untuk
Diberikan Kepada Pelanggan
Terdiri dari dua tahapan, yaitu :
Sumber daya perusahaan, merupakan koleksi khusus dari
individu dan organisasi untuk menyediakan kebutuhan
pelanggan. Sumber daya ini dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok :
- Customer – Facing : terdiri dari brand name, bagian
penjualan yang sudah terlatih, dan berbagi saluran distribusi.
- Sumber Daya Internal : berhubungan dengan operasi internal
perusahaan. Contohnya teknologi, pengembangan produk
dan karyawan.
- Upstream : berhubungan dengan hubungan perusahaan ke
pemasok
- Partner, merupakan alternatif efektif untuk membangun atau
mendapatkan kemampuan untuk mengisi kekosongan.
2.2.3.2.1.5. Memperkirakan Kesiapan Pasar Akan Teknologi
yang Digunakan
Terdiri dari tiga bagian, yaitu :
36
Technology Vulnerability : tim manajemen harusnya
memperkirakan kerentanan peluang terhadap tren teknologi,
termasuk penetrasi penggunaan teknologi dan efek dari
teknologi baru pada proporsi nilai
Technology Adoption : untuk mengetahuinya perlu
mempertimbangkan hal sebagai berikut :
- Apakah terdapat cukup penetrasi dari teknologi seperti
kabel atau modem DSL yang memungkinkan pelanggan
mendapatkan keuntungan dari partisipasi dalam penawaran
yang ada ?
- Penetrasi apa yang dibutuhkan untuk dapat memberikan
penawaran yang baik secara finansial?
- Apakah terdapat versi pengenalan yang dapat meningkatkan
penetrasi teknologi?
Technology Impact , untuk mengetahuinya perlu
mempertimbangkan hal sebagai berikut :
- Teknologi baru apa yang dapat mengubah ekonomi
penyampaian penawaran secara radikal atau dapatkan
kesesuaian dari fitur aktual dan fungsional dari penawaran?
- Seberapa besar kemungkinan populasi terget atau
kompetitor menggunakan teknologi ini?
37
2.2.3.2.1.6. Spesifikasi Kesempatan Dalam Jangka Waktu yang
Konkret
Menurut Rayport dan J.Jaworski (2003, p96e), Perusahaan
mengidentifikasi peluang bisnis secara luas arena dimana perusahaan
baru akan berpartisipasi. Tujuannya adalah untuk mendeklarasikan
apa yang di dalam dan di luar kumpulan pertimbangan model bisnis.
Suatu bisnis dibangun dari aktivitas-aktivitas individu dan organisasi
yang terpisah yang bekerja bersama untuk menciptakan dan
memberikan keuntungan pada pelanggan melalui produk dan jasa.
2.2.3.2.1.7. Menilai Peluang Daya Tarik Bagi Pelanggan
Competitive Vulnerability
Faktor ini ditentukan dengan melihat kuantitas pesaing yang
ada, serta berapa banyak pesaing yang telah menerapkan e-
commerce, semakin sedikit pesaing yang memenuhi criteria
diatas berate nilainya semakin positif.
Magnitude of Unmet Need
Faktor ini di tentukan dari kemampuan e-commerce untuk
dapat menjawab kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang tidak
dapat dipenuhi oleh perusahaan secara tradisional (offine).
Jika ternyata e-commerce dapat memenuhinya maka nilainya
positif.
Interaction Between Segments
38
Faktor ini ditentukan berdasarkan intensitas interksi antar
segmen yang ada, semakin baik interksi yang tercipta berarti
semakin positif pula nilainya.
Markets Size
Faktor ini ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan,
semakin besar ukuran pasarnya berarti semakin positif
nilainya.
Level of Profitability
Faktor ini ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan
tersebut semakin tinggi keuntungannya berarti mendukung e-
commerce dan berarti semakin positif nilainya.
2.2.3.2.2 Strategi Perencenaan
Menurut Strauss dan Frost (2009, p51), strategi perencanaan
e-marketing meliputi segmentation, targeting, differentiation,
positioning.
2.2.3.2.2.1. Segmentation
Menurut Straus dan Frost (2009, p173), perusahaan harus
memilih dan mengidentifikasikan prioritas pelanggannya untuk
memahami target segmentasi pelanggannya. Segmentasi merupakan
proses pengelompokan pelanggan berdasarkan pada kesamaan
mereka. Terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan dalam
menentukan segmentasi pasar, yaitu :
39
Geographic Segments
Pengelompokan berdasarkan kota, daerah, propinsi, negara,
wilayah, domain ISP, dan lain-lain.
Demographic Segments
Pengelompokan berdasarkan usia, jenis kelamin, suka
bangsa, pekerjaan, pendapatan, status keluarga, dan lain-lain.
Psychographic Segments
Pengelompokan berdasarkan kepribadian, gaya hidup,
aktivitas, minat, dan opini.
Behavior Segments
Pengelompokan berdasarkan manfaat produk yang di cari,
status pengguna, kesetiaan, kesiapan pembelian, dan
penggunaan produk.
Benefit Segments
Pengelompokan berdasarkan kepercayaan, kebutuhan,
ekonomi, kualitas, dan lain lain.
Usage Segments
Pengelompokan berdasarkan kecepatan akses, jalur akses,
dan keterlibatan pelanggan online.
2.2.3.2.2.2 Targeting
Menurut Strauss dan Frost (2009, p191), perusahaan harus
memilih yang terbaik untuk penargetan, Untuk menyeleksi target
40
pasar, perusahaan meninjau analisis peluang pasar,
mempertimbangkan temuan dari anallisis SWOT . Perusahaan
mencari lingkungan pasar, keahlian dan sumber daya yang
mendukung proses penargetan.
E-marketing memilih strategi penargetan dengan menentukan
target untuk melayani secara online, yang termasuk lokasi brick-and-
mortar. Internet sangat cocok untuk dua strategi penargetan :
Pemasaran Niche terjadi ketika suatu perusahaan memilih
satu segmen dan mengembangkan satu atau lebih bauran
Pemasaran (marketing mix) untuk memenuhi kebutuhan
segmen itu. Strategi ini memiliki manfaat nyata tetapi dapat
berisiko karena pesaing ikut masuk ke dalam pasar yang
menguntungkan. Ketika pasar tiba-tiba menurun, semua
perusahaan dan pesaing juga ikut menurun.
Micromarketing, juga dikenal sebagai penargetan individual,
terjadi ketika sebuah perusahaan atau bagian dari bauran
pemasaran untuk sejumlah individu. Diambil secara ekstrem,
hal itudapat menjadi terget pasar dari satu orang.
2.2.3.2.2.3 Differentation
41
Menurut Straus dan Frost (2009, p196), Diferensiasi
adalah proses menambahkan serangkaian perbedaan untuk
membedakan penawaran dengan penawaran pesaing.
Differentation Strategies
Menurut Strauss dan Frost (2009, p200), strategi ini sangat
penting dalam internet karena strategi pemasaran berkisar
citra perusahaan dan informasi produk yang tersedia di web.
Ada enam strategi diferensiasi untuk bisnis online, yaitu :
1. Site Enviromment / Atmospherics
Pengunjung situs web membedakan, megunjungi situs
yang posistif, mencari, membeli, dan
Sebagainya. Pengunjung situs ingin mudah
mendownload, informasi akurat, produk yang jelas dan
dengan mudah dapat dilayani.
2. Build Trust ( Membangun Kepercayaan )
Kepercayaan adalah hal penting dalam internet, terutama
ketika pelanggan ingin melakukan pembayaran online.
Dengan alasan ini, pembangunan kepercayaan menjadi
bagian yang penting dalam strategi pemasaran melalui .
3. Efficient and Timely Order Processing
Salah satu motivasi pelanggan dalam menggunakan
pembelian online adalah kemudahan dalam pemesanan.
Kepuasan atau ketidak puasan pelanggan dapat menyebar
dengan sangat cepat di internet. Salah satu cara untuk
42
menjamin pelanggan adalah dengan menyediakan
pengiriman email otomatis pada masing-masing langkah,
contohnya setelah pemesanan pengiriman dilakukan
sehingga pelanggan mendapatkan konfirmasi atas jasa
atau jasa yang telah dipesan.
4. Invite User – Generated Contedent
Setiap e-marketer dapat mengundang pengguna untuk
mengirimkan komentar pada mereka dan blogs.
2.2.3.2.2.4 Positioning
Menurut Straus (2009, p202), Positioning adalah suatu
proses membuat image, sedangkan position adalah hasil tampilan
perusahaan atau brand dari pandangan pelanggan. Tujuan dari
seorang pemasar online adalah mambangun posisi yang kuat dan
bertahan pada suatu bagian atau lebih yang releven dan penting
bagi pelanggannya, dan melakukan lebih baik dari pesaing.
Perusahaan dapat memposisikan dirinya di berbagai bidang ,
seperti :
Product and Service Attribute
Atribut dari produk atau jasa sepeti ukuran, warna,
komposisi, kecepatan produk, dan sebagainya.
Technology Positioning
43
Posisi berdasarkan teknnologi menunjukan bahwa
perusahaan berada pada posisi terdepan. Atribut ini terutama
penting bagi pemasar online, dimana perusahaan
menyediakan web untuk pelanggan.
Benfit Positioning
Manfaat adalah atribut pelanggan perspektif dimana fiture
dan manfaat apa saja yang disediakan untuk pelanggan.
User Category
Tipe Positioning ini berdasar pad segmen pelanggan.
Positioning ini akan sukses apabila segmen memiliki
beberapa kualitas unik yang mengikat pada manfaat produk.
Competitor Positioning
Banyak perusahaan menggembar-gemborkan manfaat khusus
yang memberikan keuntungan di atas penawaran yang
bersaing. Perusahaan online atau offline sering kali
memposisikan dirinya terhadap seluruh industry, perusahaan
tertentu atau berdasar posisi relative industry.
Integrator Positioning
Beberapa perusahaan ingin diketahui pelanggan sebagai
perusahaan dari segi kategori produk, dan industry tertentu.
Strategi ini penting bagi bisnis online karena pelanggan yang
sibuk menginginkan kenyamanan dan hanya sekali
berbelanja.
44
2.2.3.3. Tahap Ketiga : Objectives (Tujuan)
Menurut strauss dan forest (2009, p52), tujuan dalam mencakup
aspek tugas, kuantitas, dan waktu.
Tugas (apa yang akan di capai)
Kuantitas yang terukur (seberapa banyak)
Time Frame (kapan)
Sebagian besar bertujuan untuk mencapai berbagai tujuan seperti berikut :
Meningkatkan Pangsa Pasar
Meningkatkan jumlah komentar pada sebuah blog atau website
Meningkatkan pendapatan penjualan
Mengurangi biasa (misalnya biaya distribusi atau promosi)
Mencapai tujuan merek (seperti meningkatkan kesadaran merek)
Meningkatkan ukuran database
Mencapai tujuan Customer RelationshipManagement (CRM)
(seperti meningkatkan kepuasan pelanggan, frekuensi pembeli,
atau tingkat refrensi pelanggan)
Memperbaiki manajemen rantai suplai (seperti dengan
meningkatkan koordinasi anggota, menambahkan mitra, atau
mengoptimalkan tingkat persediaan).
2.2.3.4. Tahap Keempat : E-Marketing Strategy (Strategi E-Marketing)
Menurut strauss dan frost (2009, p52), strategi e-marketing mencakup
strategi mengenai 4P dan hubungan manajemen (relationship management)
45
untuk mencapai tujuan rencana mengenai Product (Produk), Price (Harga),
Place (Saluran Distribusi), dan promotion (Promosi).
2.2.3.4.1. Product Strategis
Menurut strauss dan frost (2009, p53), Produk adalah
kumpulan jasa atau barang fisik yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar untuk pertukaran. Produk yang ditawarkan seperti
barang fisik, jasa, ide, orang, dan tempat. Dalam mememnuhi
kebutuhan konsumen, perusahaan harus membuat lima keputusan
produk umumnya terdiri dari: attributes (atribut), branding (merek),
service (layanan), labeling (pelabelan), dan packaging
(pengemasan). Kecuali packaging (pengemasan), semua ini dapat di
konversi dalam pengiriman online.
2.2.3.4.2. Princing Strategi
Menurut strauss dan frost (2009,p53), Harga adasejumlah
uang yang dibayar oleh pelangganu ntuk mendapatkan produk atau
jasa yang ditawarkan oleh perusahaaan.
Menurut Strauss (2009,p247), ada 2 strategi harga yang
penting yaitu :
Harga tetap (Fixed Pricing), terjadi apabila penjual
menetapkan harga dan pembeli harus membelinya atau
meninggalkannya, tanpa ada perubahan harga.
46
Harga dinamis (Dynamic Pricing), adalah strategi dimana
perusahaan dapat menawarkan harga yang berbeda ke setiap
pelanggan. Ada dua tipe dari strategi harga ini, yaitu
segmented pricing, dimana perusahaaan menjual barang atau
jasa pada dua harga atau lebih. Berdasar perbedaan segmen.
Dan negosiasi, dimana pelanggan dapat bernegosiasi harga
dengan perusahaan.
2.2.3.4.3. Place Trategi
Menurut Strauss dan Frost (2009, p54), Distribusi adalah
sekelompok perusahaan yang saling bergantung untuk mentransfer
produk dan informasi dari pemasok ke konsumen. Pendistribusian
dapat berupa pemasok, sponsor, dan lain-lain.
2.2.3.4.4 Promotion Strategies
Menurut Strauss dan Frost (2009,p54), promosi adalah
komunikasi para pemasar yang menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan calon pembeli menganai perusahaan dan produknya.
Alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan meliputi
periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling),
promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyaratak (public
relation), pemasaran langsung (direct marketing).
2.2.3.5. Tahap Kelima : Implementation Plan (Rencana Pelaksana)
47
Menurut Strauss dan Frost (2009, p54), pada tahap ini perusahaan
memutuskan bagaimana untuk mencapai tujuan melalui strategi yang efektif
dan kreatif.
2.2.3.5.1. Merancang Taktik Bauran Pemasaran
Dari strategi bauran pemasaran yang telah di tentukan pada
tahap sebelumnya, di rancang fitur-fitur yang sesuai dengan strategi
tersebut. Fitur-fitur ini akan diimplementasikan untuk membantu
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah di terapkan.
2.2.3.5.2. Merancang Struktur Organisasi Untuk
Memplementasikan Rencana E-marketing
Perusahaan harus memastikan bahwa organisasi telah sesuai
dengan rencana implementasi, maka akan dilakukan perubahan pada
struktur organisasi, terutama pada bagian pemasaran.
2.2.3.5.3. Merancang Interface Pelanggan
Menurut mohammad et al (2003,p161), sudah diketahui
bahwa internet telah mengubah cara pemasaran dari interaksi antar-
muka menjadi interaksi layar-muka atau interface ini menggunakan
7C’s yaitu :
1. Context
Konteks dari suatu situs terdiri dari estetika dan fungsional
penglihatan dan perasaan. Beberapa situs memilih untuk
48
menitikberatkan pada grafik yang menarik, warna, dan fitur
desain, tetapi ada beberapa yang lain juga memfokuskan pada
tujuannya bukan pada hiasannya, seperti kenyamanan dalam
pemakaian.
Didalam suatu konteks terdapat 3 kriteria pokok, Yaitu :
- Aesthetic Criteria
Kriteria ini ditekankan pada nilai artistic yang terdapat pada
halamah web seperti pengguna warna dan grafis yang
menarik, pembuatan button, dan banner sehingga menciptakan
desain web yang menarik dan enak dilihat.
- Functional Criteria
Criteria ini menekankan pada fungsi dari web tersebut
sehingga web dibuat sederhana mungkin namun ditekankan
pada fungsi web itu sendiri, fungsi-fungsi ini mencakup :
a. Section breakdown , merupakan cara untuk mengatur
situs kedalam subkomponen yang ada.
b. Linken Structure, menggambarkan cara alternatif section
dari suatu situs yang di link. Contoh: dalam suatu web
terdapat link kesitus lain, maka link tersebut dapat dengan
mudah kembali ke sebelum atauke page – page lainnya
dalam suatu , biasanya dengan tombol back.
c. Navigation tools menfasilitasi pergerakan setiap user
dalam keseluruhan situs. Contoh: adanya search engine
- Hybrid Criteria
49
Merupakan gabungan desain situs dari criteria astetik dan
fungsional dari sebuah . harus menarik dari sisi astetik dan
memeliki fungsi yang berguna juga.
2. Content
Content diartikan sebagai subjek digital yang penting bagi suatu
situs. Bentuk digital ini seperti tect, grafik, audio, dan video.
Sementara context berfokus pada bagaimana situs didesain
sedangkan content berfokus pada apa yang di persentasikan.
Dimensi content terdiri dari :
a. Offering mix, content dari web meliputi produk yang di
tawarkan, informasi, dan layanan.
b. Appeal mix content dari web meliputi promosi dan pesan-
pesan yang ingin di komunikasikan oleh perusahaan dari
web.
c. Multimedia mix, mengarah pada variasimedia yang terdapat
dalam sebuah web.
d. Content type, informasi yang di sajikan dalam suatu situs
suatu web harus selalu update karena mempunya tingkat
sensitifitas terhadap waktu.
3. Community
Komunitas merupakan ikatan hubungan yang terjadi antara
sesame pengunjung atau pelanggan dari sebuah karena adanya
50
kesamaan minat atau hobi. Komunitas dapat menarik pelanggan
untuk mengunjungi kembali sebuah karena beberapa hal, yaitu :
a. Komunitas dapat menciptakan content yang atraktif,
b. Komunitas dapat membuat aktivitas tertentu menjadi
mungkin atau lebih mudah, seperti kebutuhan kepuasan
yang tidak dapat dicapai seperti individu. Dengan adanya
komunitas, memungkinkan terjadinya pembagian informasi
yang mungkin berguna untuk pelanggan yang lainnya, hal
ini dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan yang
akan mendapatkan informasi tersebut.
4. Customization
Diartikan sebagai suatu situs untuk mendesain dirinya sendiri
atau didesain oleh pengguna atau user. Dimensi dari
customization, yaitu :
a. Personalization
Setiap pelanggan diberikan kesempatan untuk memiliki
pengaturan yang berbeda pada layout sebuah sesuai dengan
pilihan masing-masing seperti personalisasi dalam
personalized email account, content, dan layout
configuration.
b. Tailoring by-site
51
Penyajian informasi yang berbeda antas masing-masing
pelanggan disesuaikan dengan kebiasaan yang pernah
dilakukan sebelumnya atau juga berdasarkan pada pilihan
dari pelanggan yang memiliki kemiripan.
5. Communication
Komunikasi mengarah pada dialog antara perusahaan dengan
konsumen. Dimensi komunikasi ini dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Broadcast, komunikasi satu arah dari perusahaan kepada
pelanggan tidak memerlukan respon dari pelanggan seperti
FAQ’s, email newsletters.
b. Interactive, komunikasi dua arah antara perusahaan dengan
pelanggan, contoh : user input, customer service, dan e-
ecommerce dialog.
c. Hybrid, gabungan dari dimensi broadcast dan interactive.
Contoh pemberian freeware yang dapat di download oleh
user lain, hal ini secara otomatis membantu perusahaan
dalam melakukan promosi.
6. Connection
Kemampuan sebuah untuk berpindah dari sebuah webpage ke
webpage lainnya atau lainnya dengan onclick baik pada text,
gambar maupun toolbars yang lain. Dimensi yang terdampar
dalam conection, yaitu :
52
i. Link to sites
Hubungan antara sebuah dengan lainnya yang
membuat user secara total keluar dari web sebelumnya
dan masuk ke dalam web yang dituju.
ii. Homesite background
User dapat memasuki lainnya namun background dari
utama tetap dipertahankan. Dalam hal ini, hubungan
antara utama dengan yang dituju harus memiliki
batasan-batasan yang jelas.
iii. Outsource content
Content dari web yang diinginkan user dimasukkan
kedalam content utama sehingga user tidak perlu
berpindah website untuk mendapatkan informasi yang
dicari.
iv. Percentage of Homesite Content
Sebagian dari content sebuah kadang kala tidak
sepenuhnya diatur oleh sebuah sehingga perlu
diperhatikan bagaimana strategi content dari sebuah .
7. Commerce
53
Diartikan sebagai fitur dari customer interface yang mengarah
pada terjadinya transaksi. Ada beberapa dimensi commerce,
seperti : registrasi, shopping,credit card approval, one click
shopping, orders through affilaters, configuration technology,
order tracking, delivery option, dan security.
2.2.3.6 Tahap Keenam : Budget (Anggaran)
Menurut Strauss dan Frost (2009,p55), kunci dari perencanaan
strategis adalah mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari suatu investasi.
Selama pelaksanaan rencana, pemasar akan terus memantau pendapatan actual
dan biaya untuk melihat hasil yang telah dicapai. Internet merupakan salah
satu tools yang dapat digunakan untuk memantau hasil karena catatan
teknologi pengunjung setiap klik, bagian berikut menjelaskan sebagian dari
pendapatan dan biaya yang terkait dengan inisiatif .
2.2.3.6.1 Revenue Forecast (Perkiraan Pendapatan)
Menurut Strauss dan Frost (2009,p55), dalam bagian
anggaran ini, perusahaan menggunakan metode peramalan penjualan
yang dibuat untuk memperkirakan pendapatan situs dalam jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, bagian paling penting
peramalan adalah untuk memperkirakan suatu web dari waktu ke
54
wktu, karena jumlah ini akan mempengaruhi jumlah pendapatan
sebuah perusahaan. Arus pendapatan yang menghasilkan keuntungan
internet terutama dari situs web penjualan langsung, penjualan iklan,
biaya berlangganan, afiliasi arahan, penjualan dari situs mitra,
komisi, dan biaya lainnya.
2.2.3.6.2 Intrangible Benefits (Manfaat tidak berwujud)
Menurut Strauss dan Frost (2009,p55), manfaat tidak
berwujud dari strategi yanga jauh lebih sulit untuk diterapkan,
seperti juga manfaat tidak berwujud dalam dunia brick-and-mortar.
2.2.3.6.3 Cost Savings (Penghematan Biaya)
Menurut Staruss dan Frost (2009,p56) penghematan biaya
perusahaan melalui internet dianggap lebih efisien. Jika saluran
distribusi yang dihubungkan produsen dengan pelanggan seperti
grosir, distributor, dan pengecer, stiap perantara akan mengambil
keuntungan.
2.2.3.6.4 E-Marketing Costs (Biaya E-Marketing)
Menurut Strauss dan Frost (2009,p55), E-Marketing
memerlukan banyak biaya, termasuk biaya untuk karyawan, hardware,
software, pemrograman, dan banyak lagi. Selain itu, beberapa biaya
pemasaran tradisional dapat merangkak dalam anggaran misalnya,
biaya iklan secara offline untuk menarik pelanggan ke situs web,
berikut ini adalah beberapa situs pengembangan dikenakan biaya:
55
o Biaya teknologi. Biaya ini meliputi software, hardware, akses
internet atau layanan hosting, bahan-bahan pendidikan dan
pelatijan, serta biaya operasi dan pemeliharaan.
o Desain situs. Situs web membutuhkan desainer grafis untuk
menciptakan layout halaman yang menarik,grafik,dan foto.
o Gaji. Semua karyawan yang bekerja pada pengembangan situs
web dan pemeliharaan item anggaran.
o Biaya pengembangan situs lainnya. Biaya tidak termasuk dalam
kategori teknologi atau gaji tetapi biaya pendaftaran beberapa
nama domain dan menyewa konsultan untuk menulis konten atau
pembangunan lainnya dan melakukan kegiatan desain.
o Komunikasi Pemasaran. Semua iklan, public relations, dan
kegiatan promosi, baik online maupun offline, dimana secara
langsung berhubungan dengan situs gambar dan memikat
pelanggan untuk kembali dan membelinya disini. Biaya utama
lainnya adalah search engine optimization (SEO), biaya direktori
online, daftar sewa e-mail, hadiah untuk kontes, dan banyak lagi.
o Biaya lain-lain. Biaya lain seperti biaya perjalanan, telepon,alat
tulis, percetakan, dll.
Menurut Allen (2007,p34), Return On Invesment digunakan
untuk menghitung dan membandingkan pandangan secara
spesifik untuk membuat asumsi berdasarkan efek potensial dari
penerapan system baru.
56
2.2.3.7 Tahap Ketujuh : Evaluation Plan (Rencana Evaluasi)
Menurut Staruss dan Frost (2009,p56), perencanaan di laksanakan
keberhasilannya tergantung pada evaluasi yang terus-menerus. Jenis evaluasi
ini tergantung pada tujuan rencana. Dapat menentukan hasil pemasarannya,
perusahaan dapat menggunakan balance scorecard untuk mengukur
kesuksesan dari program internet marketing dan apakah program internet
marketing tersebut cocok sesuai dengan objektif dari perusahaan.
2.2.3.7.1 Balanced Scorecard
Menurut Gaspersz (2002, p38) Ada apakah empat
perspektif dalam balanced scorecard, yaitu : perspektif finansial,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif itu digunakan
untuk mengembangkan tujuna dan mengukur perkembangan
perusahaan.
a. Perspektif Finansial
Menurut Gaspersz (2002, p38), untuk membangun suatu balanced
scorecard , unit-unit bisnis harus dikaitkan dengan tujuan finansial
yang berkaitan dengan strategi perusahaan. Tujuan finansial
berperan sebagai fokus bagi tujuan-tujuan strategis dan ukuran-
ukuran semua perspektif dalam balanced scorecard.
57
b. Perspektif Pelanggan
Menurut Gaspersz (2002, p52), Dalam perspektif pelanggan dari
blanaced scorecard, perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan
dan segmen pasar di mana mereka akan berkompetisi. Elemen
yang paling penting dalam suatu bisnis adalah kebutuha pelanggan.
Karena itu, identifikasi secara tepat kebutuhan pelanggan anda.
Susun kenutuhan-kebutuhan spesifikasi itu dalam daftar
kebutuhan pelanggan .
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Gaspersz (2002, p59), Dalam perspektif proses bisnis
internal balanced scorecard, manajer harus proses-proses yang
paling kritis untuk mencapai tujuan peningkatan nilai bagi
pelanggan ( perspektif pelanggan ) dan tujuan peningkatan nilai
bagi pemegang saham ( perspektif finansial ).
Dalam proses bisnis internal terdiri dari tiga komponen utama
yaitu:
- Proses inovasi, yang mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
masa kini dan masa mendatang serta mengembangkan solusi
baru untuk kebutuhan pelanggan itu.
- Proses operasional, yang engidentifikasi sumber-sumber
pemborosan dalam proses operasional serta mengembangkan
58
solusi masalah yang terdapat dalam proses operaasional itu
demi meningkatkan efesiensi produksi, meningkatkan
kualitas produk dan proses, memperpendek waktu siklus (
cycle time ) sehingga meningkatkan penyerahan produk
berkualitas tepat waktu.
- Proses pelayanan, berkaitan dengan pelayanan kepada
pelanggan, seperti :
Pelayanan purna jual, menyelesaikan masalah yang timbul
pada pelangan dalam kesempatan pertama secara cepat,
melakukan tindak lanjut secara proaktif dan tepat waktu,
memberikan sentuhan pribadi ( personal touch ), dan lain-
lain.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Menurut Gaspersz (2002, p61), Perspektif keempat atau terakhir
dalam balanced scorecard adalah mengembangkan tujuan dan
ukuran-ukuran yang mengendalikan pembelajaran dan
pertumbuhan organisasi. Tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam
perspektif finansial, pelanggan dan proses bisnis internal
mengidentifikasi dimana organisasi harus unggul untuk mencapai
terobosan kinerja, sementara tujuan dalam perspektif infrastruktur
yang memungkinkan tujuan-tujuan ambisius dalam ketiga
perspektif itu tercapai. Tujuan-tujuan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pengendali untuk untuk
mencapai keunggulan outcome ketiga perspektif finansial.
59
Terdapat tiga kategori yang sangat penting dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan yaitu :
- Kompetisi Karyawan
- Infrastruktur teknologi, dan
- Kultur perusahaan
Menurut Chae (2009, p427), setiap sistem menggunakan feedback untuk
pembelajaran yang bersifat terus menerus dan untuk beradaptasi. Dengan
memeriksa key performance indicators, akan menyibak pemisah antara
perencanaan dan pengerjaan, dan masalah yang potensial akan dapat
diidentifikasi.
2.3 Kerangka Pikir
Proses
Pemasaran
yang sedang
berjalanAnalisis Situasi
Evaluasi Faktor
Internal (IFAS)
Evaluasi Faktor
Eksternal(EFAS
)
Matrik Profil
Kompetitif
Matrik Internal
Eksternal
Matrik Grand
Strategi
Matrik SWOT
Matrik QSPM (Matriks
Perancangan Strategi
Kuantitatif)
()
Perencanaan
Strategi E-
MarketingTargetingSegmentationMOA (Market
Opportunity Analysis)
Positioning Differentation
Tujuan
(Objectives)
Strategi E-
Marketing
PriceProduct Place Promotion
Rencana
Implementasi
Hubungan Strategi
dengan fitur E-
Marketing
Merancang Taktik
Bauran Pemasaran
Merancang Struktur
Organisasi untuk rencana
Implementasi
Merancang
Interface
PelangganTampilan
Rancangan
Layar InterfaceAnggaran
Biaya
Perkiraan
Pendapatan
Manfaat Tidak
Berwujud
Penghematan
Biaya
Biaya E-
Marketing
Rencana
Evaluasi
Balance
Scorecard
Perancangan
Analisis
60
Gambar 2.4 Kerangka Pikir