ikma10fkmua.files.wordpress.com€¦ · web viewbab 1. pendahuluan. latar belakang. manusia dapat...
TRANSCRIPT
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, keagamaan, antropologi
kebudayaan (Wikipedia, 2011). Manusia merupakan keturunan Adam dan Hawa yang
diciptakan sebagai makhluk Tuhan yang sempurna, berakal dan berbudi (Sulchan Yasyin,
1997). Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
untuk manusia) maksudnya adalah sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, pengertian manusia
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dan dimengerti hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya serta organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem yang dikembangkan manusia untuk
mengetahui keadaannya dan lingkungannya, serta menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, atau menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka
melangsungkan hidup (T.Jacob, 1993). Pada masa prailmiah, pengetahuan diperoleh
secara ilmiah kemudian dikembangkan dengan eksperimen dan logika, maksudnya adalah
pengetahuan diperoleh melalui segala sesuatu yang dilihat oleh mata kemudian diuji
melalui kegiatan eksperimen dan dilanjutkan dengan proses penalaran terhadap hasil dari
eksperimen tersebut.
Pada masa prailmiah, pengetahuan diperoleh melalui cara mitologis, tradisional,
folk science, supranatural, mistik ataupun berbagai cara tidak logis lainnya. Pada masa
ilmiah, segala persoalan dimulai melalui usaha pemecahan masalah secara ilmiah,
termasuk persoalan masa lampau dan masa depan. Ilmu pengetahuan pada zaman ilmiah
diperoleh dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan kecil kemudian mencari jawaban
selangkah demi selangkah (F.Jacob, 1982). Dalam perkembangannya, kebenaran ilmiah
pada ilmu pengetahuan harus bersifat dinamis dan mampu berevolusi sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, walaupun semua persoalan hidup belum dapat dipecahkan
oleh ilmu pengetahuan karena kemampuan otak dan akal manusia terbatas. Pada
perkembangannya beberapa abad belakangan ini, ilmu pengetahuan membawa manfaat
yang sangat besar bagi manusia. Ilmu pengetahuan diandalkan untuk memahami masa
lampau dan masa sekarang serta mengubah masa depan. Saat ini, berbagai Negara maju
dominan dengan Negara dengan masyarakat ilmiah yang menguasai ilmu pengetahuan.
Teknologi adalah ilmu yang diterapkan baik ilmu modern maupun folk science
(T.Jacob, 1993). Teknologi sangat dipengaruhi dan tergantung pada geografis dan
lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, politik dan agama sehingga bersifat tidak universal,
maksudnya adalah penerapan teknologi pada suatu daerah belum tentu dapat diterapkan
pada daerah lainnya tergantung pada lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, politik dan
agama suatu daerah memungkinkan atau tidaknya teknologi tersebut diterapkan. Dari
tahun ke tahun, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi semakin berkembang pesat
dan sebagian tidak bersifat netral, hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuhnya ilmu
pengetahun dan teknolgi selanjutnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat dipengeruhi oleh gaya pikir yang berlaku pada zaman dan wilayahnya
(Denkstil, thought style, paradigma), semakin berkembang pengetahuan maka akan
semakin berkembang pula teknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan teknologi medis pada manusia?
2. Apakah dampak teknologi medis pada manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi medis pada manusia.
2. Untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan teknologi medis pada manusia,
dapat berupa dampak positif dan dampak negatif.
BAB 2
Pembahasan
A. Evolusi Manusia
Pengertian evolusi dalam kajian biologi adalah perubahan pada berbagai sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya yang
lebih dipengaruhi oleh faktor seleksi alam dan perubahan genetik (Wikipedia, 2011).
Evolusi manusia atau anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang
mengenai munculnya Homo sapiens. Saat ini, manusia yang menamai diri mereka
sebagai Homo sapiens merupakan spesies yang mengetahui bahwa ia dapat berevolusi
pada masa lampau hingga masa yang akan datang, bahkan manusia dapat menyelidiki
evolusinya.
Secara sadar maupun tidak sadar, manusia telah mempengaruhi evolusinya pada
masa lampau hingga masa yang akan datang, maksud perubahan secara sadar adalah
manusia sebagai makhluk berpikir dan berbudaya yang akan selalu melakukan berbagai
perubahan terhadap sesuatu yang dianggap tidak baik menuju kebaikan, menjalani
kehidupan yang dirasa kurang baik menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Perubahan
secara tidak sadar, maksudnya adalah perubahan yang lebih bersifat genetis yang terdapat
di dalam tubuh manusia.
Pembabakan masa prasejarah Indonesia berdasarkan atas penemuan alat-alat yang
digunakan manusia prasejarah yang pada umumnya terbuat dari batu dan logam.
Berdasarkan geologi (ilmu yang mempelajar kulit bumi) sejak terjadinya dunia sampai
sekarang, maka pembabakan masa prasejarah itu dapat dibagi atas zaman-zaman berikut
ini:
1. Archaikum, merupakan zaman tertua yang berumur kira-kira 2.500 juta tahun yang
lalu. Pada masa itu kulit bumi masih panas sekali, dan masih banyak proses
pembentukan dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Palaezoikum, zaman ini berumur kira-kira 340 juta tahun yng lalu. Pada zaman ini
sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan, yaitu binatang-binatang terkecil
(mikroorganisme), binatang yang bertulang punggung sampai kepada beberapa
jenis ikan, amphibi, dan reptil.
3. Mesolitikum, kira-kira berumur 140 juta tahun yang lalu. Jenis-jenis binatang
seperti ikan, amfibi, dan reptil semakin banyak. Binatang-binatang raksasa seperti
dinosaurus dan atlanto saurus juga banyak ditemukan. Pada zaman ini sudah ada
pula beberapa jenis burung.
4. Neozoikum dan Kainozoikum, berumur kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Pada
zaman ini dibagi menjadi zaman tersier dan kwarter.
a. Zaman Tersier, pada zaman ini binatang-binatang menyusui berkembang
dengan sepenuhnya.
b. Zaman Kwarter, pada zaman ini tanda-tanda kehdupan manusia sudah ada.
Zaman ini berlangsung kira-kira 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini dibagi
lagi menjadi:
1) Plestosin Bawah/Tua
2) Plestosin Tengah
3) Plestosin Atas/Muda
Setelah manusia hidup di muka bumi ini, maka dimulai adanya
pembagian zaman sejarah yang dapat dibagi menjadi dua zaman yaitu:
1. Zaman batu terdiri dari beberapa periode, yaitu:
a. Zaman batu tua (paleotikum)
b. Zaman batu madya (mesolitikum)
c. Zaman batu muda (neolitikum)
d. Zaman batu besar (megalitikum)
2. Zaman logam terdiri dari:
a. Zaman tembaga
b. Zaman perunggu
c. Zaman besi
B. Sejarah Perkembangan Teknologi Medis
1. Ilmu Kedokteran Pada Zaman Pra-Sejarah
Penyakit merupakan masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Sakit/cacat
adalah tantangan setiap peradaban. Strategi untuk memberi kepada hidup dan mati
serta penderitaan. Ribuan tahun yang lalu fungsi penyembuhan menempati posisi
utama.
a. Pada Masyarakat Paleolistik
Pada saat itu penduduk sedikit, tempat tinggal terisolasi, mobilitas rendah. Hal
ini dianggap dapat melindungi diri dari penyakit. Namun pada kenyataannya
kekurangan nutrisi, kehidupan berpindah-pindah dan gangguan dari hewan
buruan kemungkinan penyebab utama kematian.
2. Zaman Neolitik
Transisi dari kebiasaan mengumpulkan makanan ditambah dengan
memproduksi makanan, hal ini mengakibatkan jumlah penyakit bertambah sebab
manusia dan hewan peliharaan hidup berdekatan, kekurangan jenis makanan serta
suplai makanan yang tidak stabil, masalah kebersihan yang berkaitan dengan limbah
dan pembuangan. Pada saat itu kecelakaan, luka perang, gigitan serangga, gangguan
pencernaan kurang berarti. Pengobatan berdasarkan empiris, jamu, pembalut luka,
pembatasan makanan. Praktek ini berdasarkan pada uji coba teknik dan resep yang
sangat bermanfaat disebarluaskan dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi
sebagai bagian dari adat istiadat.
Pada lain pihak penyakit yang datang tiba-tiba dan serius dianggap sebagai
kekuatan supranatural, sebagai hukuman serta menimbulkan rasa takut dan
kecemasan. Pengobatan untuk kekuatan supranatural, masyarakat memilih dukun
untuk melindungi masyarakat dari gangguan makhluk halus, menjelaskan penyebab
dan mengidentifikasi unsur penyakit, menghilangkan atau menetralisir efek penderita.
3. Ilmu Kedokteran Pada Zaman Kuno
a. Mesir dan Mesopotamia
Pada saat itu kondisi kesehatan diperkirakan terus menurun, peningkatan
penularan infeksi yang tak terbatas di kalangan manusia. Hal ini disebabkan
kepadatan penduduk yang tinggi karena pengolahan lahan pertanian secara
intensif dan berdirinya perkampungan dan kota-kota.
4. Ilmu Kedokteran Pada Zaman Mesopotamia dan Mesir Kuno
Terlihat sebagai pengobatan yang bersifat transisi, berorientasi kepada kekuatan ilmu
gaib dan agama. Untuk pertama kalinya ilmu klinik dan terapi dipertahankan,
disebarluaskan dan diabadikan lewat tulisan. Dikenal ada sumhu (terpelajar)
penyembuhan biasa + wabu (pendeta).
a. India
Penulisan ilmu kedokteran dimulai pada zaman Vedic 1500-1800 S.M.
Kesehatan dilihat dari keseimbangan elemen dalam tubuh (Dhatus), Mental
sehat (Prasana). Bila tidak seimbang menimbulkan sakit. Tridhoshas –
Dhatus (angin, air empedu, phlegm).
b. Cina
Sejarah pengobatan Cina dimulai pada zaman kerajaan Shang (1763-1123
S.M.). Kedokteran Cina dimulai pada Dinasti Han yang ditandai dengan
tulisan Huang Ti Nei Ching. Prinsipnya keseimbangan dua prinsip
berdasarkan alam yaitu Ying dan Yang dan skema pertukaran energi yang
kompleks.
c. Yunani Roma
Ilmu Kedokteran Yunani muncul pada abad ke-5 S.M. Pengobatan
berorientas pada Ilmu gaib dan keagamaan. Di Roma seorang dokter
Romawi abad ke-1 SM mengelompokkan kedokteran menjadi tiga bagian:
Diet, Farmasi dan Bedah. Penyakit infeksi pengobatannya dilakukan
dengan cara istirahat dan pembatasan makanan. Obat-obatan digunakan
untuk memperbaiki keseimbangan.
5. Jatuhnya Roma Tahun 1800
a. Awal mula Agama Kristen di Timur dan Barat
Sejak runtuhnya kerajaan Romawi perkembangan dunia kedokteran
agak menurun dan ditolak. Kesehatan dilihat sebagai suatu anugerah Tuhan
dan penyakit sebagai suatu hukuman untuk manusia dan merupakan suatu
kesalahan. Dunia kedokteran dimulai dari suatu yayasan kemanusiaan.
Dokter-dokter mencobakan bahan-bahan temuannya untuk suatu penelitian
kesehatan terhadap kemurkaan Tuhan. Ilmu kedokteran Kristen baru
diterapkan sebagai suatu pengakuan dosa, doa, meletakkan tangan untuk
suatu penyembuhan, mengusir roh jahat dan kepercayaan orang-orang yang
tidak menganut agama telah disusun kembali, dan adanya jimat serta
peninggalan zaman dahulu yang telah dikenakan untuk mengusir setan. Di
Eropa Barat, Rahib sangat besar peranannya melalui pendekatan
keagamaan dalam melakukan pengobatan.
Di Byzantium kepercayaan akan roh-roh digunakan sebagai
pengobatan yang tumbuh subur, dengan adanya ilmu pengobatan Grew
Romawi Kuno, adanya negara-negara yang sedang berperang,
menunjukkan ahli-ahli pengobatan keagamaan yang sangat profesional.
Satu alasan untuk memusuhi hal tersebut adalah karena adanya pembayaran
yang terlalu mahal terhadap dokter dimana orang-orang yang beragama
Kristen ini adalah para dermawan yang dengan rela memberikan hartanya
untuk kepentingan gereja. Orang-orang Byzantium sangat aktif merawat
institusi Kristen baru ini, terutama rumah sakit untuk merawat orang-orang
yang sakit. Rumah sakit dibuat sebagai suatu organisasi lanjutan yang
dibentuk oleh Basil the Great dan Uskup Agung, selama empat abad.
b. Islam
Selama perkembangan dan kemajuan Islam di Timur Tengah
dilanjutkan untuk pelayanan di daerah-daerah penting khususnya untuk
penyakit-penyakit di Timur dan Barat. Cacar, lepra, campak dan plague
bubonic epidemic timbul secara periodik di abad ke-6 s.d. abad ke-10.
Konsentrasi yang besar dalam penanganannya ditujukan pada orang di
pedesaan seperti di Bagdad, Damaskus dan Kairo terutama untuk penyakit-
penyakit endemik yang sulit ditangani. Banyak rombongan pedagang dan
orang-orang yang naik haji terkena penyebaran penyakit. Peningkatan
populasi dan perkembangan ekonomi yang terhambat merupakan faktor
yang turut mempengaruhi. Selama perkembangan dan kemajuan Islam di
Timur Tengah dilanjutkan untuk pelayanan di daerah-daerah penting
khususnya untuk penyakit-penyakit di Timur dan Barat.
Satu kunci perkembangan kedokteran Islam telah dikumpulkan dan
dipelihara sebagai ilmu pengetahuan kedokteran klasik. Untuk abad
sebelum pendudukan bangsa Arab pada tahun 636 setelah Nabi Isa lahir
(tahun Masehi) ditemukan sekolah kedokteran oleh Nestrorian Cristians diu
Jundishapur, Persia, yang memiliki tujuan penyelamatan terhadap ilmu
pengetahuan Yunani dan menerjemahkan banyak bentuk kerja ke dalam
Bahasa Syria. Selanjutnya dokter-dokter Nestarian ini menggunakan
pengaruh yang besar terhadap para Khalifah, mendorong bentuk penulisan
tentang Yunani dan secara langsung menerjemahkan program ilmu
pengetahuan dari bahasa Syria ke Arab dalam abad yang sama.
Dalam bidang kedokteran, Islam memiliki sejumlah teori dan
penemuan klinis melalui tulisan-tulisan di abad ke-2 oleh seorang dokter
berkebangsaan Persia bernama Ibnu Sina, yang lebih dikenal dengan
sebutan Avicenna. Penilaian sesuatu hal mengenai kedokteran mulai
ditunjukkan dalam sebuah ensiklopedi kedokteran untuk masa itu. Yang
juga dikenal tentang tulisannya adalah Rhazes Cal-Rhazi 860-932
khususnya karena tulisannya tentang cacar dan campak, penyakit yang
tidak dapat digambarkan oleh Hippocrates.
Politik Islam sangat mendominasi dan jaringan kerja perdagangan
membantu meningkatkan sejumlah penggunaan obat. Tanaman dan obat-
obatan di Yunani, Persia dan Hindu sepenuhnya dikumpulkan dan
digunakan. Pada abad ke-2, Al-Biruni menulis buku tentang farmasi 720
obat. Ahli kimia Islam juga menyediakan sejumlah bahan-bahan metalik
untuk pengobatan. Perkembangan obat terus meningkatkan dan
membutuhkan bahan-bahan pembuatan obat secara farmasi atau kegunaan
media.
c. Akhir Abad Pertengahan
Di Eropa Tengah setelah abad ke-2, populasi cepat berkembang
sebagai akibat adanya urbanisasi, peningkatan perdagangan dan banyaknya
orang yang menunaikan ibadah haji, banyak pula timbul penyakit infeksi
lepra, memuncak diantara tahun 1200 dan 1300. Ketakutan dan
kekhawatiran penderita terhadap plague bubonic terjadi di Eropa pada
tahun 1348 dan 1350, seringkali disebut sebagai “Black Death” yang dapat
membunuh 25 juta orang dan menciptakan keadaan pemerintahan dan
ekonomi menjadi kacau. Black Death pertama kali terjadi setempat oleh
karena adanya infeksi. Dengan adanya pengurangan tingkat pencemaran
udara yang dapat membentuk keadaan epidemik dan kemungkinan
mengurangi terjadinya penghantaran penyakit.
Setelah pertengahan abad ke-12, kerja para ilmuwan Islam seperti
Canan Avicena dan klinisi Rhazes juga diterjemahkan. Teori dan kualitas
dasar penjelasan kesehatan dan penyakit juga disebutkan. Untuk pertama
kalinya, dokter memperoleh suatu jabatan dalam pengobatan, adanya
pengakuan keabsahan yang lebih besar dan status keprofesionalan. Sekolah
pertama yang ada setelah abad ke-10 adalah Salerno, tapi pertumbuhan
yang nyata tentang sekolah ini ada di abad ke-13 dengan mendirikan tiga
pusat utama untuk pendidikan kedokteran yaitu Montpellier dan Paris di
Prancis serta Bologna di Italia.
d. Renaisance
Periode epidemik plaque bubonic ada di kota-kota Eropa selama
abad ke-15 dan ke-16. Meskipun ukurannya lebih besar dari pada Black
Death, namun pemecahan masalahnya masih sulit diatasi sebagai dampak
adanya rangsangan pertumbuhan populasi. Disamping itu ditemukan
adanya penyakit typhus, cacar dan influensa yang juga dikenal di Inggris
sebagai sakit berkeringat, hal ini sangat terkenal khususnya di tahun 1880-
an. Penyakit-penyakit baru seperti syphilis, mulai menyebar di awal abad
ke-16.
Di tahun 1546, seorang dokter berkebangsaan Italia bernama
Girolamo Fracastro menyimpulkan bahwa infeksi terlewati antara objek
dan manusia melalui penyebaran penyakit, melalui suatu sumber atau aksi
racun pada jarak tertentu. Pembedahan terhadap manusia dimulai di abad
ke-13 di Universitas Bologna. Forensik dan pertimbangan medis segera
dilakukan, dengan ahli hukum dan dokter yang mencoba untuk
membedakan penyebab-penyebab spesifik kematian. Di awal abad ke-16,
dilakukan penggabungan keingin-tahuan bidang akademik, bedah dan seni
melukis tubuh manusia untuk merangsang studi anatomi. Di Padua,
Andreas Vesalius dengan teliti melakukan hal tersebut dan melakukan
bedah secara sistematik, dipublikasikan di tahun 1543 dalam bukunya yang
terkenal De Humani Corporis Febrica (struktur tubuh manusia).
e. Abad ke-17
Dengan banyaknya penyakit infeksi secara permanen di kalangan
masyarakat Eropa, banyak orang mengembangkan jenis imunitas yang ada,
sebagai akibat ditemukan adanya epidemik penyakit yang sering kali
terjadi. Hal ini terjadi karena adanya komunikasi dan kontak perdagangan
reguler, sehingga penyakit dapat melalui perubahan yang beraneka ragam
di tiap negara dan daerah. Plaque bubonic berlanjut menjadi penyebab
penyakit yang banyak terjadi di kota-kota hingga tahun 1660-an tapi
kemudian dapat diatasi, tak dijumpai keadaan ulangan penyakit seperti
penyakit yang menakutkan. Malaria terlihat berkurang di Eropa Utara,
mungkin sebagai hasil dari aktivitas ilmu pertanian yang intensif yang
dapat menyebabkan nyamuk berkembang biak dalam selokan. Hanya cacar
dan typhus yang masih menjadi ancaman kesehatan. Di abad ke-17, teori
medis ditempatkan terhadap fungsi klasik manusia dengan ide-ide yang
menunjukkan tubuh sebagai mesin menurut hukum kedokteran. Sudut
pandang tersebut digambarkan oleh seorang filsuf Rene Descartes dalam
bukunya tentang manusia, yang dipublikasikan setelah ia wafat di tahun
1662.
f. Abad ke-18
Para peneliti Eropa terus meningkatkan penurunan paceklik karena
adanya kemajuan pertanian di Amerika seperti jagung dan kentang.
Kebutuhan makanan mungkin dapat digunakan untuk menyangga
penurunan penyakit dan populasi yang terpapar, jelas terlihat di tahun 1750,
terlihat tingginya angka kematian bayi.
Penjelasan tentang ide-ide dan yang berkenaan dengan
pemerintahan dapat meningkatkan perkembangan kesehatan masyarakat.
Adanya respon untuk manusia menyimpulkan regulasi yang
menggambarkan keamanan kesehatan dan mengurangi penyakit.
Pemerintah membentuk hukum kesehatan yang diorganisir dengan
monitoring dan pengetahuan masyarakat serta kebersihan pribadi dari sejak
lahir hingga meninggal. Keadaan medis yang menunjukkan program
kesehatan dibuat oleh Johann P. Frank seorang dokter berkebangsaan
Jerman. Meskipun hal tersebut menarik tapi tak dapat diterapkan
sasarannya. Fungsi ini dan tulisan tentangnya menunjukkan faktor sosio-
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan.
6. Abad ke-19: Bangkitnya Ilmu Kedokteran
a. Sekolah Klinik Perancis
Kedokteran modern lahir di Sekolah Kedokteran Paris pada
pertengahan pertama abad ke-19. Kedokteran Perancis berkembang dan
dijalankan terutama di rumah-rumah sakit. Lembaga ini, terletak di daerah-
daerah perkotaan, memainkan suatu peran yang semakin besar lagi dalam
penyembuhan karena orang-orang miskin yang sakit mencari pertolongan
atas penyakit ringan yang biasanya menyebar pada saat iklim kota kurang
sehat. Revolusi kedokteran Prancis membuat suatu perubahan fundamental
dalam pendekatannya. Dokter-dokter berhenti berspekulasi perihal
kemungkinan penyebab penyakit dan langsung mengadakan hubungan
klinis dengan ribuan pasien yang memadati rumah-rumah sakit di kota
Paris.
b. Sekolah Jerman
Pada 1830-an, kedokteran Jerman mulai menganggap posisinya
paling jaya karena bergerak di luar upaya-upaya yang telah mendefinisikan
secara klinis dan patologis gejala penyakit. Masih sebagian mengikuti
penyebutan upaya filosofis yang ditujukan untuk mendapatkan suatu
pandangan luas mengenai sifat dan mempelajari asas-asas dasarnya.
Dokter-dokter Jerman datang untuk bekerja. Penelitian dalam embriologi,
anatomi mikroskopis, anatomi komparatif dan patologis, dan fisiologi
berkembang pesat.
Tahun 1851, Helmholtz menguraikan tentang opthalmoscope,
sebuah alat yang sanggup secara langsung menunjukkan penyakit mata
dan mengukur keakuratan visual. Berhasilnya membentuk suatu
laryngoscope oleh Johann N. Czermak tahun 1857 memungkinkan
pemeriksaan kerongkongan dan khususnya larynx dan pita-pita suara.
Penggunaan peralatan dalam kedokteran membantu menetapkan standar
kesehatan dan memberi kepastian lebih tinggi untuk diagnosis.
7. Kedokteran Pencegahan
a. Sejarah dan Perkembangan Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya yang penting dalam pencegahan penyakit. Di
abad-abad sebelumnya, imunisasi masih belum begitu berkembang atau
belum dikenal sama sekali. Kebingungan dan kerisauan di kalangan
masyarakat dan para ahli kesehatan. Perkembangan Ilmu Kedokteran,
sebelum konsep tentang penyakit menular diterima, telah diupayakan cara
pencegahan perluasan penyakit dengan tindakan karantina.
b. Di Zaman Dinasti Tcheou (1122 S.M.)
Di Cina cacar dikenal dengan nama "tai-tou". Pada 590 S.M.
mereka telah melakukan inokulasi dengan cara memindahkan materi dari
pustula penderita cacar ke mukosa hidung sehat dengan menggunakan
bambu. Hal yang sama juga dilakukan di Turki. Di Inggris pada
pertengahan abad ke-18 telah meluas kepercayaan di kalangan para
pemerah susu, bahwa mereka yang telah terkena cowpox tidak akan lagi
terkena smallpox. Benjamin Jesty merupakan vaksinator pertama, yang
memindahkan bahan dari cowpox ke tangan isterinya dan dua orang
putranya. Keluarga Jesty akhirnya secara alamiah menjadi resisten terhadap
smallpox. Bahkan kedua putranya tetap resisten terhadap smallpox
walaupun dilakukan inokulasi smallpox beberapa tahun kemudian.
Edward Jenner (1749-1823), dari Inggris menemukan hal yang
sangat penting. Ia membuktikan tentang adanya "Cross protection" antara
cowpox dengan smallpox. Diamatinya bahwa pada suatu epidemi cacar,
mereka yang telah mendapat infeksi dengan cowpox tidak akan terkena
infeksi smallpox (cacar) tersebut. Pasteur membuktikan bahwa
perlindungan terhadap penyakit dapat dihasilkan dengan menginjeksikan
kuman yang telah dilemahkan, yang nantinya akan menimbulkan infeksi
yang tenang (ringan). Namun begitu, pemberian vaksinasi pertama sekali
pada manusia baru dilaksanakan pada tahun 1885. Pada saat itu Pasteur
menjumpai satu kasus yang berat oleh gigitan anjing, yaitu seorang anak
yang bernama Joseph Meister. Diberikannya vaksinasi terhadap rabies
pada anak tersebut yang sebelumnya telah dicoba secara berhasil pada
anjing.
c. Wright (1896) Tentang “Killed Antityphoid Vaccine”
Pada tahun 1915, Widal merekomendasikan penggunaan "triple
vaccination", yaitu gabungan Eberth basil dengan basil paratyphoid A dan
B. Koch pada tahun 1884 menemukan Vibrio cholera dan pada tahun 1892.
Ferran, diikuti oleh Haffkine melakukan vaksinasi dengan menggunakan
basil yang hidup. Hasil pemberian vaksinasi pertusis dilaporkan pada tahun
1923 oleh Madson, kemudian Ramon menemukan toksoid difteri yang
diikuti dengan penemuan toksoid tetanus, sedangkan Calmette dan Guerin
menemukan BCG.
C. Dampak Teknologi Medis
Beberapa contoh perkembangan teknologi medis yaitu abortus, euthanasia, inseminasi
buatan (artificial insemination), In Vitro Fertilization (IVF) and Embrio Transfer
(ET), transplantasi organ, bedah plastik. Berkembangnya teknologi medis ini juga
menimbulkan dampak negatif dan positif. Berikut ini dampak yang timbul dari
perkembangan teknologi medis tersebut :
1. Dampak Positif
a. Bedah plastik mengalami perkembangan yang pesat. Ahli-ahli bedah plastik
tidak hanya menyembuhkan cacat tubuh pasien mereka saja, tetapi juga
psikisnya. Bedah plastik dapat memperbaiki cacat sekecil apapun dari tubuh
hingga merubah wajah.
b. Trasplantasi organ-organ tubuh manusia sudah lazim dan sering dilakukan
praktek transplantasi kornea mata dan ginjal dilakukan dengan sukses.
Perkembangan teknologi medis seperti ini tentu bisa menimbulkan dampak
positif, yaitu dapat membantu orang-orang yang memiliki organ tubuh yang
cacat dan dapat diganti dengan organ baru yang lebih baik.
c. Inseminasi buatan dapat membantu pasangan suami istri yang kesulitan dalam
memperoleh keturunan. Inseminasi dilakukan dengan cara memasukkan cairan
sperma kedalam rahim wanita untuk menghasilkan kehamilan. Sejauh ini
masih belum ditemukan resiko yang dialami oleh wanita ataupun cacat pada
sang bayi.
d. Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk
mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat
digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran.
2. Dampak Negatif
a. Menurut istilah kedokteran, abortus adalah terputusnya kehamilan dibawah 28
minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram. Keadaan ini bisa
berlangsung dengan sendirinya (abortus spontaneus) atau keguguran maupun
dengan sengaja (abortus provokatus), terkadang abortus dengan terpaksa
dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang sedang mengandung.
b. Eutahanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu usaha (nalaten)
untuk memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja tidak melakukan
sesuatu untuk memperpendek atau mengakhiri hidup seseorang pasien dan
semua ini dilakukan khusus untuk kepentingan pasien itu sendiri. Misalnya,
penyakit yang diderita oleh pasien sudah terlalu parah dan keluarga sudah tidak
sanggup untuk membiayai pengobatan pasien. Dari pihak keluarga bisa
meminta euthanasia tetapi di Indonesia para dokter masih belum berani
mengambil tindakan untuk euthanasia.
D. Studi Kasus
Kasus 1:
Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) adalah rumah sakit bedah pertama yang ada di
Surabaya. Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 20 desember 2010. RSBS dibangun pada
lahan 4.400 meter persegi. Rumah sakit ini terdiri atas lima lantai dan sedikitnya tersedia 75
tempat tidur untuk rawat inap yang terdiri atas berbagai kelas, yakni kelas VVIP, VIP, dan
kelas I hingga kelas III. Di rumah sakit ini juga memiliki berbagai poli spesialis bedah
diantaranya ortopedi, urologi, saraf, plastik, hingga spesialis bedah anak. Rumah sakit
tersebut juga memiliki penunjang medis seperti farmasi, laboratorium, radiologi, rehabilitasi
medik, dan fisioterapi. Rumah sakit ini memiliki fasilitas cukup lengkap, peralatan memadai,
serta sumber daya manusia yang ahli di bidangnya.
Awalnya pembangunan rumah sakit ini berawal dari cita-cita dan idealisme. Pendirian
rumah sakit yang sudah sejak lima tahun lalu itu juga bertujuan untuk mengurangi masyarakat
lokal yang hendak berobat keluar negeri karena tujuan yang demikian maka para pihak rumah
sakit memberikan fasilitas yang tidak kalah dengan rumah sakit yang ada di luar negeri. Serta
dokter dan alat yang digunakan rumah sakit ini tidak jauh hebatnya dengan yang dimiliki oleh
rumah sakit yang ada di luar negeri. Hal ini bertujuan agar seluruh masyarakat lokal mau
berobat di negeri sendiri. Oleh karena itu, para tenaga medis, mulai dari dokter hingga
perawat dan karyawan harus bisa memberikan pelayanan terbaik. Smiling face harus selalu
terpancar serta keramahan dan kesediaan dihubungi pasien dalam rangka pelayanan yang
harus diiringi dengan keikhlasan. Harapan dari rumah sakit ini adalah agar rumah sakit bisa
berstandar internasional dan cita-cita pembangunan rumah sakit ini dapat tercapai.
Dampak positif yang timbul dari berdirinya rumah sakit ini adalah dengan adanya
berbagai alat canggih pada rumah sakit bedah surabaya ini, orang Indonesia tidak perlu
berobat ke luar negeri. Hal ini sangat baik untuk perkembangan Indonesia dalam penanganan
kegiatan medis sehingga tidak kalah dengan negera lain. Rumah sakit baru ini juga
diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran sebab dengan adanya rumah sakit baru ini
masyarakat bisa mendaftar untuk mendapatkan pekerjaan di rumah sakit tersebut.
Dampak negatif yang timbul dengan berdirinya rumah sakit ini adalah tidak ada
penjelasan mengenai pengobatan bagi masyarakat miskin, kenyataannya masyarakat
Indonesia lebih didominasi pada masyarakat miskin. Penyakit yang timbul dan butuh
pengobatan maksimal mayoritas adalah masyarakat miskin. Hal ini berarti dengan adanya
peningkatan tekonologi medis maka semakin tinggi pula kesenjangan sosial dimasyarakat.
Kasus 2:
Pada kasus kedua, terdapat pada kasus sebuah video mengenai robot simulasi
menyerupai manusia buatan Jepang untuk menanggulangi masalah korban flu burung (H1N1).
Banyaknya korban wabah flu burung menjadikan tenaga medis di Jepang kewalahan karena
hingga saat ini belum ada obat untuk penyakit ini. Akhirnya, Negara Jepang bekerja sama
dengan Negara Amerika membuat robot simulasi yang bertujuan untuk mempermudah tenaga
medis dalam melakukan penanganan dan pengobatan apabila wabah H1N1 kembali menerpa
warga Jepang. Pemerintah Jepang mengharapkan dengan adanya robot simulasi ini tenaga
medis Jepang lebih siap ketika wabah H1N1 ini menyerang warga Jepang.
Dampak positif yang timbul pada kegiatan di atas adalah kemajuan teknologi dalam
bidang medis sangat bagus. Hal ini terlihat dari mampunya Negara Jepang dalam
mempersiapkan penanganan medis bagi warganya ketika wabah menyerang sehingga
kesehatan masyarakat Jepang terjamin.
Dampak negatifnya adalah tidak semua Negara setuju dengan penciptaan robot
simulasi yang menyerupai manusia sangat bertentangan berbagai norma yang berlaku.
Contohnya seperti norma agama, sosial, hukum. Hampir semua agama tidak menyetujui
manusia menciptakan sesuatu yang menyerupai makhluk ciptaan Tuhan. Hal tersebut
dianggap sebagai tindakkan ingin menjadi Tuhan. Norma sosial dan hukum juga menganggap
hal tersebut merupakan tindakan yang tidak etis dilakukan oleh seorang manusia. Hingga saat
ini, hal tersebut masih menjadi kontroversi dikalangan masyarakat dunia.
BAB 3
Kesimpulan
Teknologi akan selalu berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia. Manusia
akan selalu berkembang untuk menjadi lebih baik dan mencari berbagai kemudahan dalam
menjalankan hidup karena manusia adalah makhluk berbudaya yang akan selalu berpikir
untuk kemajuan kualitas hidupnya.
Perkembangan teknologi medis akan selalu berkembang seiring semakin sadarnya
manusia akan pentingnya sebuah kesembuhan atas penyakit melalui teknologi medis yang
telah ditemukan pada masa kini hingga pencegahan penyakit supaya manusia dapat hidup
sehat karena sehat jauh lebih baik daripada sakit.
Setiap perkembangan pasti memiliki dampak bagi tatanan kehidupan manusia.
Contohnya saja perkembangan teknologi medis yang memiliki dampak positif dan negatif
dalam penggunaannya di dalam kehidupan manusia.
BAB 4
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_sebagai_teori_dan_fakta
http://avicenna.typepad.com/blog/2011/01/perkembangan-ilmu-kedokteran-dalam-peradaban-
islam-al-razi-ibnu-sina-dokter-paling-berpengaruh-dalam.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3556/1/fk-alfred.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16045/1/08E00009.pdf
Jacob, F. 1982. The Possible and The Actual. Pantheon Books New York.
Jacob, T. 1993. Manusia Ilmu dan Teknologi. PT. Tiara Wacana Yogya.
Ratmaningsih, Nein. 2000. Panduan Belajar Sejarah 1. Ganeca Exact Bandung.
Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penerbit Amanah Surabaya.