eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mojolaban sukoharjo tahun ajaran...

157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: LILIK PURWANTI K1207022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyendung

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01

MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

LILIK PURWANTI

K1207022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01

MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh

LILIK PURWANTI

K1207022

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Surakarta, 9 Mei 2011

Pembimbing I,

Drs. Swandono, M. Hum

NIP 19470919 196806 1 001

Pembimbing II,

Atikah Anindyarini, S.S, M. Hum

NIP 19710107 200604 2 001

Page 4: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 23 Mei 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. ....................

Sekretaris : Drs. H. Purwadi ....................

Anggota I : Drs. Swandono, M. Hum .....................

Anggota II : Atikah Anindyarini, S.S, M. Hum ....................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Lilik Purwanti. K1207022. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI

PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Mei. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) proses pembelajaran

menyimak dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo; (2) hasil

pembelajaran menyimak dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

make a match siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo.

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas dan menggunakan

strategi deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 20 orang dan guru

kelas V yaitu Anita Karmila, A.Ma. Objek penelitian adalah proses pembelajaran

menyimak. Sumber data yang digunakan, yaitu: (1) tempat dan peristiwa, yakni

kegiatan pembelajaran menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo; (2) informan, yaitu

guru kelas dan beberapa siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo; dan (3) dokumen, yang berupa catatan peristiwa selama

berlangsungnya proses pembelajaran, data penilaian proses dan hasil

pembelajaran menyimak, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

guru dan peneliti, dan transkrip wawancara peneliti dengan beberapa siswa.

Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (1) observasi/ pengamatan; (2)

teknik wawancara (interview); (3) analisis dokumen. Teknik validitas yang

digunakan adalah: triangulasi metode, sumber data, dan review informan. Data

yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskripsi komparatif dan analisis

interaktif. Teknik analisis deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses pembelajaran,

membandingkan nilai antarsiklus maupun indikator kinerja. Hasil analisis tersebut

dijadikan dasar untuk pelaksanaan siklus selanjutnya. Analisis interaktif terdiri

atas empat komponen yang mencakup komponen pengumpulan data, reduksi data,

penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa teknik make a

match dapat meningkatkan pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Hal tersebut teridentifikasi sebagai berikut: (1)

terjadi peningkatan proses pembelajaran menyimak menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match, (2) terjadi peningkatan hasil

pembelajaran menyimak menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

make a match. Peningkatan proses dapat dilihat dari kenaikan persentase siswa

dalam mendengarkan bahan simakan, bekerja sama dengan teman, antusias dalam

menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas. Pada siklus I siswa yang

Page 6: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

memperhatikan dan berkonsentrasi dalam mendengarkan bahan simakan ada 12

siswa (60%), pada siklus II ada 14 siswa (70%), dan pada siklus III ada 17 siswa

(85%). Pada siklus I, 15 siswa (75%) telah mampu bekerja sama dengan baik,

pada siklus II menjadi 16 siswa (80%) dan pada siklus III mencapai 18 siswa

(90%). Siswa yang antusias dan aktif dalam siklus I ini berjumlah 8 siswa (40%).

Pada siklus II berjumlah 11 siswa (55%) dan siklus III meningkat menjadi 16

siswa (80%). Pada siklus I ada 9 siswa (45%) yang bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas. Pada siklus II meningkat menjadi 12 siswa (60%), dan pada

siklus III menjadi 16 siswa (80%). Selain itu, juga terjadi peningkatan hasil

pembelajaran menyimak, yaitu pada siklus I ada 10 siswa yang tuntas (50%), pada

siklus II meningkat menjadi 13 siswa (65%), dan pada siklus III ada 17 siswa

tuntas (85%). Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak tersebut dinilai

dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Nilai

tersebut didasarkan pada aspek: a) ketepatan dalam menentukan tema; b)

ketepatan dalam menyebutkan tokoh dalam cerpen; c) ketepatan dalam

menyebutkan latar/setting; d) ketepatan dalam menuliskan amanat; dan e)

kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang sudah dibacakan, yang

mencakup: pemahaman dan kelengkapan isi cerpen, ketepatan penggunaan diksi,

ketepatan struktur kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis.

Page 7: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

”Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-

lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(Q.S. Al-Mujaadilah: 11)

“Ya Allah, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang

telah Kau anugerahkan kepadaku dan kepada orangtuaku dan agar aku

mengerjakan kebajikan yang Kau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-

Mu ke dalam golongan hamba-Mu yang sholeh.”

(Q.S. An-Naml: 19)

”....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri....”.

(Q.S. Ar – Ra’d: 11)

Page 8: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud

syukur, cinta, bakti, dan terimakasihku

teruntuk.

1. Bapak dan Ibu, atas segala kasih

sayang dan lantunan doa yang terus

mengalir untuk putra putrinya.

2. Adik-adikku, Deny dan Titik yang

telah memberikan warna dalam

kehidupanku.

3. Sahabat-sahabatku Kejora (Ifah, Rini,

Kiki, dan Puji), yang selalu bersinar

dan menerangiku. Terimakasih, aku

menyayangi kalian.

4. Sahabat-sahabat lamaku Seven Stars

(Sakti, Ruby, Citra, Retno, Epin, dan

Widhya), meski jauh namun kalian

tetap dekat di hati.

5. Mas Muhammad Ikhwan, atas

kesetiaannya menungguku, semoga

Allah mempermudah langkah kita

untuk bersama beribadah pada-Nya.

6. Teman-temanku di Bahasa dan Sastra

Indonesia 2007 PBS FKIP UNS.

7. FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta, almamater tercinta.

Page 9: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama

kepada.

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan izin untuk menyusun

skripsi;

2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang

telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi ini;

4. Drs. Amir Fuady, M. Hum., selaku Pembantu Dekan III FKIP UNS yang telah

memberikan banyak kemudahan pada peneliti;

5. Drs. Swandono, M. Hum., dan Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum, selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi

kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar;

6. Dra. Raheni Suhita, M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik peneliti

yang banyak memberikan masukan dan motivasi;

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus

memberikan ilmunya kepada peneliti;

8. Ibu Sri Sudarwiyanti, S. Pd, selaku Kepala SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan

penelitian;

Page 10: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Ibu Anita Karmila, A.Ma., selaku guru kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif

dalam proses penelitian ini;

10. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yang telah

berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan

penelitian ini;

11. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti

sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa manusia memang tidak ada yang sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

Page 11: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ ...... 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… ...... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………...... .... 7

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... .... 7

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. .... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR …………. ....... 9

A. Kajian Pustaka ……………………………………………………..... ... 9

1. Hakikat Menyimak……………………………………………….. .. 9

a. Pengertian Menyimak………………………………………... .. 9

b. Peranan Menyimak ..................................................................... 14

c. Tujuan Menyimak........................................................................ 16

d. Jenis-jenis Menyimak.................................................................. 17

2. Hakikat Pembelajaran Menyimak di Kelas V SD ............................ 19

a. Pengertian Pembelajaran Menyimak........................................... 19

b. Proses Pembelajaran Menyimak di Kelas V SD ........................ 20

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 26

Page 12: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 26

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 27

c. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 28

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .................... 30

e. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kooperatif.......................... 31

f. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif....... 32

4. Hakikat Teknik Make A Match ......................................................... 33

5. Relevansi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match

dengan Pembelajaran Menyimak di SD…………………………..... 36

6. Tes Kemampuan Menyimak untuk Siswa SD Kelas V……………. 38

a. Penilaian Proses………………………………………………... 39

b. Penilaian Hasil…………………………………………………. 41

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 42

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 44

D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 48

B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 49

C. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................................. 49

D. Sumber Data ........................................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 50

F. Uji Validitas Data ................................................................................... 52

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 53

H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 55

I. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 61

A. Survei Awal ............................................................................................. 61

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 68

1. Siklus Pertama ................................................................................... 68

a. Perencanaan Tindakan ............................................................... 68

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................ 70

Page 13: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................... 72

d. Analisis dan Refleksi................................................................... 80

2. Siklus Kedua ..................................................................................... 87

a. Perencanaan Tindakan ............................................................... 87

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................ 91

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................... 93

d. Analisis dan Refleksi................................................................... 99

3. Siklus Ketiga ..................................................................................... 106

a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 106

b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 110

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................... 113

d. Analisis dan Refleksi................................................................... 120

C. Pembahasan ............................................................................................. 128

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................ 135

A. Simpulan ................................................................................................ 135

B. Implikasi .................................................................................................. 137

C. Saran ........................................................................................................ 138

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 140

LAMPIRAN ........................................................................................................ 143

Page 14: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nilai Ulangan Menyimak Kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo ...................................................................................... 3

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menyimak Kelas V .................. 23

3. Penilaian Proses Pembelajaran Menyimak ..................................................... 40

4. Penilaian Hasil Tes Uraian Pembelajaran Menyimak ..................................... 41

5. Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak Secara Tertulis ............................. 42

6. Jadwal dan Kegiatan Penelitian ..................................................................... 48

7. Tabel Indikator Ketercapaian Proses Pembelajaran Menyimak ..................... 59

8. Tabel Indikator Ketercapaian Hasil Pembelajaran Menyimak ....................... 60

9. Nilai Tes Pembelajaran Menyimak Survei Awal ............................................ 67

10. Nilai Proses Siklus Pertama dan Perbandingan Hasil Tes Menyimak ............ 84

11. Nilai Proses Siklus Kedua dan Perbandingan Hasil Tes Menyimak ............. 103

12. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian ............................................. 124

13. Nilai Proses Siklus Ketiga dan Perbandingan Hasil Tes Menyimak ............ 125

Page 15: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ....................................................................... 46

2. Model Analisis Interaktif ................................................................................ 54

3. Alur Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................... 55

4. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Menyimak, Survei Awal ........................... 63

5. Sikap Guru dalam Pembelajaran Menyimak, Survei Awal ............................ 65

6. Sikap Siswa Saat Menyimak Cerpen, Siklus Pertama .................................... 74

7. Sikap Siswa Saat Menerima Kartu, Siklus Pertama........................................ 74

8. Sikap Siswa Saat Mencari Pasangan, Siklus Pertama .................................... 75

9. Siswa dan Guru Mencocokkan Pasangan, Siklus Pertama ............................ 75

10. Siswa Mengerjakan Soal dari Guru, Siklus Pertama ..................................... 76

11. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak ..................................... 80

12. Sikap Siswa Saat Mencari Pasangan, Siklus Kedua ....................................... 94

13. Sikap Siswa Saat Mencocokkan Pasangan, Siklus Kedua ............................. 95

14. Siswa Mengerjakan Soal dari Guru, Siklus Kedua ......................................... 95

15. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak……………....... .......... 99

16. Siswa Mendengarkan Bahan Simakan, Siklus Ketiga................................ .... 114

17. Siswa Mencari Pasangan, Siklus Ketiga..................................................... .... 115

18. Sikap Siswa Saat Mencocokkan Pasangan, Siklus Ketiga.......................... .... 116

19. Siswa Menceritakan Kembali Bahan Simakan di Depan Kelas...................... 116

20. Sikap Siswa dalam Mengerjakan Tugas, Siklus Ketiga.............................. .... 117

21. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak................................. .... 120

Page 16: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Lampiran Survei Awal ................................................................................. 143

1. Catatan Lapangan I.......................................................................... ....... 143

2. Hasil Wawancara ................................................................................... 146

3. Nilai Survei Awal ................................................................................... 157

4. Foto Survei Awal .................................................................................... 158

B. Lampiran Siklus I .......................................................................................... 159

1. Catatan Lapangan Siklus I ...................................................................... 159

2. Hasil Wawancara .................................................................................... 162

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................................... 166

4. Instrumen Pembelajaran Menyimak Siklus I .......................................... 173

a. Bahan Simakan (Cerpen)............................................................... ... 173

b. Kartu Pertanyaan-Jawaban............................................................ .... 177

5. Soal Penugasan Siklus I ......................................................................... 181

6. Nilai Proses dan Hasil Pembelajaran Menyimak Siklus I ....................... 183

a. Nilai Proses.................................................................................... ... 183

b. Nilai Hasil...................................................................................... ... 186

7. Foto Siklus I ............................................................................................ 190

8. Lembar Hasil Pekerjaan Menyimak Siswa, Siklus I........................... .... 191

C. Lampiran Siklus II......................................................................................... 201

1. Catatan Lapangan Siklus II ..................................................................... 201

2. Hasil Wawancara .................................................................................... 205

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................................... 209

4. Instrumen Pembelajaran Menyimak Siklus II ......................................... 216

a. Bahan Simakan (Cerpen)............................................................... ... 216

b. Kartu Pertanyaan-Jawaban............................................................ .... 220

5. Soal Penugasan Siklus II ........................................................................ 224

6. Nilai Proses dan Hasil Pembelajaran Menyimak Siklus II ..................... 226

a. Nilai Proses.................................................................................... ... 226

b. Nilai Hasil...................................................................................... ... 229

Page 17: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

7. Foto Siklus II ........................................................................................... 233

8. Lembar Hasil Pekerjaan Menyimak Siswa, Siklus II.............................. 234

D. Lampiran Siklus III ...................................................................................... 244

1. Catatan Lapangan Siklus III .................................................................... 244

2. Hasil Wawancara .................................................................................... 248

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ....................................... 252

4. Instrumen Pembelajaran Menyimak Siklus III ....................................... 259

a. Bahan Simakan (Cerpen)............................................................... ... 259

b. Kartu Pertanyaan-Jawaban............................................................ .... 262

5. Soal Penugasan Siklus III ....................................................................... 266

6. Nilai Proses dan Hasil Pembelajaran Menyimak Siklus III .................... 269

a. Nilai Proses.................................................................................... ... 269

b. Nilai Hasil...................................................................................... ... 272

7. Foto Siklus III ......................................................................................... 276

8. Lembar Hasil Pekerjaan Menyimak Siswa, Siklus III........................ .... 278

E. Lampiran-lampiran Lain......................................................................... ...... 288

Page 18: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu proses pembelajaran memang sudah seharusnya dilaksanakan secara

maksimal, karena jika tidak, hasil pembelajaran pun akan ikut terganggu.

Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

guru (pendidik), bahan ajar atau materi ajar, alat atau media yang digunakan,

metode yang dipilih, pendekatan dalam pengajaran, siswa (peserta didik), serta

lingkungan yang semuanya itu merupakan komponen dalam sistem instruksional

atau sumber belajar. Hadi, dkk. (2000: 18-27) menyatakan bahwa dalam

mewujudkan pendidikan yang baik, maka diperlukan faktor-faktor atau unsur-

unsur pendidikan yang meliputi (1) peserta didik, (2) pendidik, (3) interaksi

edukatif antara peserta didik dan pendidik, (4) isi pendidikan, dan (5) konteks

yang mempengaruhi suasana pendidikan.

Seorang guru mempunyai peran penting dalam memilih dan menentukan

sumber belajar apa yang akan digunakannya dalam mendukung proses belajar.

Salah satunya adalah menentukan metode pembelajaran. Pemilihan metode

pembelajaran yang tepat akan lebih efektif terhadap pencapaian hasil belajar yang

optimal. Sagala (2007: 201) menyatakan bahwa untuk mendorong keberhasilan

guru dalam proses belajar-mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi, dan

langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar. Hal ini dikarenakan metode

pembelajaran juga akan sangat berpengaruh pada pengelompokan subjek belajar,

yang pada akhirnya berpengaruh pula pada proses dan hasil penilaian suatu mata

pelajaran, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia yang mencakup empat

keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa sangat penting untuk diajarkan di sekolah

karena dengan penguasaan terhadap keterampilan berbahasa berarti telah

meningkatkan keterampilan anak didik dalam berbahasa yang mempunyai tujuan-

tujuan dalam tindak bahasa yang digunakan. Soeparno (1993: 1) menyatakan

bahwa bahasa merupakan sistem tanda arbitrer yang konvensional, yang

1

Page 19: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

maksudnya yaitu bersifat mana suka namun mengikuti kaidah-kaidah yang teratur.

Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Bahasa tidak

terpisahkan dari manusia dan mengikuti manusia dalam setiap kegiatannya (Oka

dan Suparno, 1994: 34). Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide atau

gagasan kepada orang lain. Keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh

setiap manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Salah satu

keterampilan berbahasa adalah keterampilan menyimak, di samping keterampilan

berbahasa lainnya yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan (Tarigan, 2008: 31). Peristiwa menyimak selalu diawali dengan

mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau pun melalui rekaman,

radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi

bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat

dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicara pun turut

diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian

diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil

keputusan menerima atau menolaknya.

Menyimak mempunyai peran penting dalam berbagai hal terutama dalam

tindak tutur berbahasa. Bukan hanya itu, dalam dunia pendidikan pun

keterampilan menyimak juga sangat diperlukan. Pemberian materi oleh pendidik

melalui komunikasi verbal yang berbentuk ujaran selalu peserta didik dapatkan

setiap harinya dalam proses pembelajaran. Untuk itu, peserta didik perlu

menguasai adanya keterampilan menyimak guna penguasaan materi yang telah

disampaikan. Menyimak merupakan keterampilan mendasar dalam aspek

keterampilan berbahasa di samping keterampilan yang lain, yaitu berbicara,

membaca, dan menulis. Keberhasilan maupun kegagalan dalam keterampilan

menyimak akan mempengaruhi keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu,

keterampilan menyimak seharusnya diajarkan sejak dini dalam pelajaran

Page 20: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

berbahasa di Sekolah Dasar. Untuk kelas V SD khususnya, pembelajaran

menyimak pada semester genap yaitu memahami cerita tentang suatu peristiwa

dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan, yang salah satu kompetensi

dasarnya berisi tentang identifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Jadi

dari pembelajaran ini diharapkan siswa mampu mengidentifikasi unsur cerita yang

meliputi tokoh, tema, latar, dan amanat dalam cerita yang telah diperdengarkan

atau dibacakan oleh guru.

Fakta tentang rendahnya kemampuan menyimak peneliti temukan pada

siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, Anita Karmila, A.Ma.

pada hari Senin, 4 Oktober 2010 diperoleh data bahwa terdapat masalah dalam

pembelajaran menyimak. Berdasarkan data nilai pada materi pembelajaran

menyimak, lebih dari 50 % siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yaitu 65. Adapun fakta dari rendahnya

kemampuan menyimak siswa ini peneliti dapatkan berdasarkan pada nilai hasil

ulangan yang dilakukan oleh guru dalam materi menyimak pada semester I, yaitu

tentang mengidentifikasi unsur cerita rakyat.

Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Menyimak Kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo

No Nilai

Siswa

Jumlah Persentase Ket

Laki-laki Perempuan

1. < 65 7 9 16 76 % Tidak tuntas

2. > 65 2 3 5 24 % Tuntas

Jumlah 21 100 %

Keterangan: Berdasarkan hasil nilai ulangan menyimak pada siswa di kelas V

Page 21: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Setelah melakukan wawancara dengan guru, peneliti kemudian

melakukan observasi kelas pada saat pembelajaran menyimak berlangsung. Hasil

data yang diperoleh saat observasi awal tersebut adalah sebanyak 57 % siswa ( 12

siswa) tidak fokus pembelajaran, pada umumnya siswa tersebut duduk di bangku

bagian belakang. Siswa yang tidak fokus terlihat dari tingkah laku mereka yaitu

berbicara dengan teman sebangku, menempatkan kepala di atas meja dan tidak

menghadap ke arah papan tulis, ada juga siswa yang terlihat menulis namun

ternyata ia sedang menulis surat untuk teman di bangku sebelahnya, serta ada

siswa yang dalam proses pembelajaran menyimak tersebut berpindah-pindah

tempat duduk sehingga membuat suasana bertambah gaduh. Intinya mereka sibuk

sendiri dan tidak memperhatikan guru yang sedang membacakan bahan simakan.

Siswa yang fokus terhadap pembelajaran sebanyak 43% (9 siswa), sedangkan

sebanyak 24% (5 siswa) aktif dalam pembelajaran, terlihat ketika guru melempar

beberapa pertanyaan, siswa tersebut mencoba menjawab pertanyaan dengan

mengacungkan jari tangan mereka, sedangkan 76% (16 siswa) tidak aktif terhadap

pembelajaran karena sibuk dengan kegiatannya sendiri maupun karena tidak tahu

akan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Kegiatan menyimak tidak berjalan dengan baik pada kelas V yang

terlihat pada (1) peserta didik kurang berminat dan tidak termotivasi dalam

pembelajaran, tidak memperhatikan dan sibuk dengan kegiatannya sendiri

sehingga tidak menyimak dengan baik. Hal tersebut merupakan hal yang bertolak

dari pengertian menyimak yaitu menyimak dengan memperhatikan baik-baik yang

diucapkan atau dibaca orang, oleh karena itu dalam menyimak diperlukan suatu

kemampuan khusus. Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan, dan

kekuatan yang harus dikuasai oleh peserta didik, (2) beberapa peserta didik masih

kurang mampu dalam mengingat dan menyimpulkan pesan yang telah didengar,

padahal dalam kegiatan menyimak tidak hanya mendengar saja namun juga harus

dapat mengungkapkan kembali pesan yang telah didengar dan dapat membuat

kesimpulan, (3) rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, terlihat pada

sedikitnya siswa yang maju secara sukarela dan sedikitnya siswa yang merespon

pertanyaan yang disampaikan guru, dan (4) penggunaan metode dan media yang

Page 22: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

digunakan oleh guru yang kurang kreatif sehingga membuat pembelajaran

berbahasa menjadi sesuatu yang membosankan. Tidak tepatnya metode dan media

dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang aktif dan kreatif.

Pembelajar harus memperhatikan dan berkonsentrasi selama mereka

melakukan kegiatan menyimak. Sikap perhatian dan konsentrasi dalam

memahami apa yang mereka dengar, akan dapat meningkatkan kemampuan

menyimak para pembelajar. Siswa harus menunjukkan sikap aktif dalam

mengikuti pembelajaran menyimak. Seperti yang dikemukakan oleh Gino, dkk.

(2000: 36) bahwa terdapat unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu

motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi

subjek yang belajar. Ketika semua unsur-unsur dinamis tersebut dapat lebih

diperhatikan dan diupayakan secara maksimal, maka pembelajaran akan berjalan

lancar. Demikian halnya, guru juga dituntut untuk dapat menerapkan strategi aktif

dalam melaksanakan pembelajaran menyimak. Guru juga harus berupaya

mengatur unsur-unsur dinamis tersebut dengan baik, sehingga dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.

Jadi untuk mendapatkan hasil belajar menyimak yang baik diperlukan pula proses

belajar-mengajar yang baik.

Berdasarkan hal di atas peneliti berdiskusi dengan pihak guru yaitu Anita

Karmila, A.Ma. untuk memberikan tindakan sebagai solusi dalam masalah

pembelajaran menyimak tersebut. Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap

pembelajaran dan akhirnya guru menyetujui solusi yang diberikan peneliti yaitu

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Selaku

guru pengampu kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo, beliau

menyetujui media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu dengan

menggunakan kartu-kartu soal-jawaban, yang dapat mempermudah siswa dalam

pembelajaran menyimak, khususnya dalam mempermudah mengingat bahan

simakan yang telah guru perdengarkan atau bacakan.

Model pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil

sehingga siswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa

dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak

Page 23: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Belajar kooperatif didasarkan

pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian

khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian

hasil yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif sangat menyentuh hakikat

manusia sebagai makhluk sosial, yang selalu berinteraksi, saling membantu ke

arah yang makin baik secara bersama “getting better together”. Nurhadi (dalam

Isjoni, 2009: 20) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat

elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya, di antaranya adalah saling

ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual,

keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial

yang sengaja diajarkan. Jadi dalam proses belajar di sini betul-betul diutamakan

saling membantu di antara anggota kelompok.

Alma, dkk. (2009: 81) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak

sama dengan belajar kelompok, atau kelompok kerja, tapi memiliki struktur

dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga terjadi interaksi secara

terbuka dan hubungan interdependensi yang efektif. Peserta didik dikondisikan ke

dalam lingkungan belajar yang optimal dengan mengatur proses belajar

sedemikian rupa, para pembelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang

efektif untuk mendapatkan pengalaman belajar. Model pembelajaran ini dipilih

peneliti dan diyakini mampu mengatasi masalah yang ada yaitu mampu untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak pada siswa kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

Menyadari perlunya peningkatan keterampilan menyimak tersebut, maka

penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas sehingga dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak, baik itu dalam proses

pembelajarannya maupun dalam hasilnya. Penulis berharap semoga penelitian ini

dapat berguna bagi para pengguna bahasa pada umumnya dan para guru bahasa

Indonesia khususnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam skripsi ini

penulis memilih judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”.

Page 24: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti dapat merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dapat meningkatkan proses pembelajaran menyimak siswa kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dapat meningkatkan hasil pembelajaran menyimak siswa kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan:

1. Proses pembelajaran menyimak dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Hasil pembelajaran menyimak dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya

khasanah pengetahuan bahasa dan memperluas wawasan tentang pembelajaran

bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, terutama pembelajaran keterampilan

menyimak dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match (Mencari Pasangan).

Page 25: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Siswa termotivasi dalam pembelajaran keterampilan menyimak.

2. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match pada pembelajaran menyimak, siswa SD akan dilatih dan

dibiasakan bekerja sama serta menjaga kekompakan kelompok.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

memungkinkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

b. Bagi Guru

1. Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

2. Guru akan terbiasa dengan penggunaan metode dan media dalam

proses pembelajaran.

3. Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

4. Memberi masukan positif terhadap pembelajaran menyimak.

5. Memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran

menyimak.

c. Bagi peneliti

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia khususnya tentang keterampilan

menyimak.

2. Mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan keterampilan

menyimak siswa.

d. Bagi Sekolah

1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah

berdasarkan indikator-indikator pembelajaran menyimak yang telah

ditentukan.

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak baik proses maupun

hasil sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas di sekolah

tersebut.

Page 26: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Menyimak

a. Pengertian Menyimak

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan erat.

Keterampilan menyimak menunjang keterampilan yang lain yaitu berbicara,

membaca, dan menulis. Dipandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan. Arono (2009: 2) menyatakan

bahwa menyimak merupakan adanya keterlibatan proses mental, mulai dari proses

mengidentifikasi bunyi, pemahaman dan penafsiran, serta penyimpanan hasil

pemahaman dan penafsiran bunyi yang diterima dari luar. Kegiatan menyimak

yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan,

intelegensi, perhatian, dan motivasi yang harus dikerjakan secara integral dalam

tindakan yang optimal pada saat kegiatan menyimak berlangsung. Keterampilan

menyimak sangat penting untuk mewujudkan komunikasi yang baik. Dalam

komunikasi antara guru dan siswa atau antarsiswa dalam proses belajar mengajar,

keterampilan menyimak merupakan unsur yang penting, karena melalui

menyimak siswa akan mendapatkan informasi melalui ucapan atau suara yang

diterimanya dari guru atau rekannya.

Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa

baik secara langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa

yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi

suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang

menyertai ucapan pembicara pun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa

yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau

dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya (Tarigan, 1992:4).

Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang

disimaknya. Menyimak juga memperlancar keterampilan berbicara dan menulis.

9

Page 27: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap

informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Keterampilan menyimak dipelajari

saat seseorang masih bayi dan terus berkembang seiring bertambahnya usia.

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan

bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas

makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran,

penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai

bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan

maknanya. Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa

lisan. Tarigan (2008: 31) menjelaskan bahwa menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap

isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan.

Komunikasi lisan dapat berbentuk jarak dekat dan jarak jauh dengan dua

arah atau satu arah. Dalam komunikasi lisan dua arah dan satu arah, faktor

menyimak sangat penting. Penyimak harus memahami benar apa yang diutarakan

pembicara. Bila penyimak memahami apa yang disampaikan pembicara maka ia

dapat memberikan reaksi, respon, atau tanggapan yang tepat. Terutama dalam

komunikasi lisan dua arah, menyimak berperan sebagai pelancar jalannya

komunikasi. Pada giliran memberikan reaksi atas apa yang telah disimak,

penyimak berubah manjadi pembicara, sedang pembicara pertama beralih fungsi

sebagai penyimak. Bila penyimak kedua ini benar-benar menyimak pembicaraan

teman bicaranya, maka ia dapat memberikan reaksi yang tepat pula. Dengan

demikian terjadilah komunikasi dua arah yang lancar.

Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring

informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui

menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli

dalam diskusi, seminar, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para

Page 28: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah

disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah

informasi.

Pada hakikatnya, menyimak berarti mendengarkan dan memahami bunyi

bahasa. Namun sebelum sampai kepada taraf pemahaman, yang bersangkutan

harus menapaki jalan yang berliku-liku. Artinya, yang bersangkutan harus

berupaya bersungguh-sungguh. Kenyataan ini membuktikan bahwa menyimak

sebenarnya bersifat aktif. Bila perhatian kita hanya berpusat pada aktivitas fisik

penyimak selama yang bersangkutan terlibat dalam peristiwa menyimak, maka

seolah-olah menyimak memang benar bersifat pasif. Anggapan seperti ini

memang pernah dianut orang. Tetapi kini anggapan seperti itu sudah ditinggalkan.

Menyimak dianggap bersifat aktif-reseptif.

Setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan

sejumlah kemampuan. Jumlah kemampuan yang digunakan itu sesuai dengan

aktivitas penyimak. Pada saat penyimak menangkap bunyi bahasa, yang

bersangkutan harus menggunakan kemampuan memusatkan perhatian. Bunyi

yang ditangkap perlu diidentifikasi. Di sini diperlukan kemampuan linguistik.

Kembali, bunyi yang sudah diidentifikasi itu harus diidentifikasi dan dipahami

maknanya. Dalam hal ini penyimak harus menggunakan kemampuan linguistik

dan non-linguistik. Makna yang sudah diidentifikasi dan dipahami, makna itu

harus pula ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dan dikaitkan dengan pengalaman

serta pengetahuan yang dimiliki si penyimak. Pada situasi ini diperlukan

kemampuan mengevaluasi. Melalui kegiatan menilai ini, maka si penyimak

sampai pada tahap mengambil keputusan apakah dia menerima, meragukan, atau

menolak isi bahan simakan. Kecermatan mananggapi isi bahan simakan

membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi.

Beberapa orang ahli pengajaran bahasa beranggapan bahwa menyimak

adalah suatu proses. Proses menyimak tersebut mencakup enam tahap, yakni:

1) mendengar,

2) mengidentifikasikan,

3) menginterpretasi,

4) memahami,

Page 29: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5) menilai, dan

6) menanggapi (Tarigan, 1992: 15-16).

Tahap mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang

sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa

itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat. Bunyi yang sudah

ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali dan dikelompokkan menjadi suku kata,

kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Pengidentifikasian bunyi

bahasa akan semakin sempurna apabila penyimak memiliki kemampuan

linguistik. Kemudian, bunyi bahasa itu perlu diinterprestasikan maknanya. Perlu

diupayakan agar interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna yang

dimaksudkan oleh pembicara.

Setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka penyimak dituntut

untuk memahami atau menghayati makna itu. Hal ini sangat perlu buat langkah

berikutnya, yakni penilaian. Makna pesan yang sudah dipahami kemudian

ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan pengalaman, dan pengetahuan

penyimak. Kualitas hasil penilaian sangat tergantung kepada kualitas pengetahuan

dan pengetahuan penyimak.

Tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi makna pesan yang

telah selesai dinilai. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang

diterimanya dapat berwujud berbagai bentuk seperti mengangguk-angguk tanda

setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu.

Setiap tahap itu diperlukan kemampuan tertentu agar proses menyimak

dapat berjalan mulus. Misalnya, dalam fase mendengar bunyi bahasa diperlukan

kemampuan menangkap bunyi. Telinga penyimak harus peka. Gangguan pada alat

pendengaran menyebabkan penangkapan bunyi kurang sempurna. Di samping itu

penyimak dituntut pula dapat mengingat bunyi yang telah ditangkap oleh

telinganya. Kemampuan menangkap dan mengingat itu harus dilandasi

kemampuan memusatkan perhatian.

Kemampuan memusatkan perhatian sangat penting dalam menyimak, baik

sebelum, sedang, maupun setelah proses menyimak berlangsung. Artinya

kemampuan memusatkan perhatian selalu diperlukan dalam setiap fase

Page 30: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyimak. Memusatkan perhatian terhadap sesuatu berarti yang bersangkutan

memusatkan pikiran dan perasaannya pada objek itu. Memusatkan perhatian

merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan. Karena itu kemampuan

memusatkan perhatian tidak sama pada setiap saat. Hanya tiga perempat dari

jumlah orang dewasa dapat memusatkan perhatiannya kepada bagian simakan

dalam 15 menit pertama. Dalam 15 menit bagian kedua jumlah itu menyusut

menjadi setengahnya. 15 menit bagian ketiga jumlah itu hanya tinggal

seperempatnya. Menyimak setelah lewat waktu 45 menit merupakan pekerjaan

sia-sia karena pendengar sudah tak dapat lagi memusatkan perhatiannya (Tarigan,

1992: 17).

Di samping kemampuan memusatkan perhatian, masih ada satu

kemampuan lagi yang diperlukan dalam setiap fase menyimak, yakni kemampuan

mengingat, kemampuan mengingat digunakan untuk hal-hal yang berkaitan

dengan hal yang akan disampaikan. Pada saat menyimak berlangsung,

kemampuan menyimak digunakan untuk mengingat bunyi yang sudah didengar,

perangkat kebahasaan untuk mengidentifikasi dan menafsirkan makna bunyi

bahasa. Dalam fase menilai perlu diingat kembali isi pesan bahan simakan, hasil

penilaian, tuntutan isi bahan simakan, sebagai landasan menyusun reaksi, respon,

atau tanggapan yang tepat.

Perlu disadari bahwa kemampuan mengingat seseorang terbatas. Apa yang

sudah ditangkap, dipahami, diketahui bila disimpan dalam dua bulan sudah

berkurang setengahnya saat diproduksi kembali. Mungkin dalam dua bulan

berikutnya hanya tinggal sedikit yang tinggal, karena itu diperlukan penyegaran,

misalnya, membaca kembali sumbernya, memperhatikan kembali catatannya,

mengekspresikan kembali simpanan itu baik secara lisan maupun tulisan.

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam setiap fase penyimak

diperlukan kemampuan tertentu. Kemampuan inilah yang dimaksud dengan

kemampuan penunjang menyimak.

Page 31: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Peranan Menyimak

Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan

manusia. Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi suatu bahasa.

Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang disimak itu akhirnya dapat

ditiru, diucapkan, dan dipraktikkan dalam kegiatn berbicara. Dalam hal ini

menyimak berperan sebagai dasar belajar berbahasa. Sebagai ilustrasi: seorang

anak dapat mengucapkan kata mamah, papah, mamam, dan sebagainya, setelah ia

sering dan berulang-ulang menyimak pengucapan kata-kata tersebut dari orang-

orang yang ada di sekitarnya. Tidaklah heran apabila seorang anak berkebangsaan

Inggris dapat mengucapkan kata bahasa Inggris, karena ia sering dan berulang-

ulang menyimak kata-kata bahasa Inggris dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Apabila bahasa pembicara sama dengan bahasa penyimak, maka penyimak dari

hasil simakannya akan dapat mengetahui ciri-ciri berbahasa pembicara, misalnya:

pengucapaan, pemilihan kata dan kalimat, gerak-gerik dan mimik, serta

pengorganisasian gagasan.

Budicrue (2007: 6) mengungkapkan beberapa peranan menyimak yaitu

seperti berikut. Menyimak berperan sebagai:

1) landasan belajar berbahasa;

2) penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis;

3) pelancar komunikasi lisan; dan

4) penambah informasi.

Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana

anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak

menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna.

Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah

disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses

menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu

dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar

berbicara. Hal yang sama terjadi pula pada saat orang dewasa belajar bahasa

asing. Yang bersangkutan mulai dengan mendengarkan cara pengucapan fonem,

kata, dan kalimat serta menghafalkan maknanya. Langkah berikutnya meniru

Page 32: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pengucapan, dan mempraktekannya dalam berbicara. Semakin banyak yang

bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara semakin cepat ia

menguasai bahasa yang dipelajarinya (Budicrue, 2007: 7).

Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem,

kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat

membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun

menulis. Petunjuk-petunjuk dalam belajar berbicara, membaca, ataupun menulis

selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti bahwa keterampilan

menyimak memang benar-benar menunjang keterampilan berbicara, membaca

dan menulis.

Komunikasi lisan dapat berbentuk jarak dekat dan jarak jauh dengan dua

arah atau satu arah. Dalam komunikasi lisan dua arah, juga yang satu arah, faktor

menyimak sangat penting. Penyimak harus memahami benar apa yang diutarakan

pembicara. Bila penyimak memahami apa yang disampaikan pembicara maka ia

dapat memberikan reaksi, respon, atau tanggapan yang tepat. Terutama dalam

komunikasi lisan dua arah, menyimak berperan sebagai pelancar jalannya

komunikasi. Pada giliran memberikan reaksi atas apa yang telah disimak,

penyimak berubah manjadi pembicara, sedang pembicara pertama beralih fungsi

sebagai penyimak. Bila penyimak kedua ini benar-benar menyimak pembicaraan

teman bicaranya, maka ia dapat memberikan reaksi yang tepat pula. Dengan

demikian terjadilah komunikasi dua arah yang lancar.

Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring

informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui

menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli

dalam diskusi, seminar, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para

pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah

disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah

informasi.

Page 33: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Tujuan Menyimak

Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir

dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak.

Alasan inilah yang disebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya

adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat

disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau

menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.

Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa

bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan

menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu

klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak

untuk tujuan :

1) mendapatkan fakta,

2) menganalisis fakta,

3) mengevaluasi fakta,

4) mendapatkan inspirasi,

5) menghibur diri, dan

6) meningkatkan kemampuan berbicara (Tarigan, 1992: 5).

Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan

berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada

segi: cara mengorganisasikan bahan pembicaraan, cara penyampaian bahan

pembicaraan, cara memikat perhatian pendengar, cara mengarahkan perhatian

pendengar, cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga, dan

cara memulai dan mengakhiri pembicaraan. Tarigan (2008: 62) berpendapat

bahwa tujuan menyimak ada delapan, di antaranya yaitu untuk:

1) belajar,

2) menikmati keindahan audial,

3) mengevaluasi,

4) mengapresiasi materi simakan,

5) menunjang ide-ide penyimak sendiri,

6) dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat,

7) dapat memecahkan masalah secara analisis dan kreatif, dan

8) meyakinkan si penyimak terhadap suatu masalah yang dia ragukan.

Page 34: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d. Jenis-jenis Menyimak

Komisi kurikulum pengajaran bahasa Inggris di Amerika Serikat

melandaskan klasifikasi menyimak pada taraf hasil simakan dan keterampilan

khusus yang diperlukan dalam menyimak. Terdapat empat jenis menyimak. Nama

setiap jenis menyimak beserta alasannya seperti di bawah ini.

1) Menyimak marginal. Menyimak marginal atau sekelumit, biasa juga disebut

menyimak pasif. Orang yang sedang belajar sambil mendengarkan siaran

radio adalah contoh menyimak marginal. Perhatian menyimak terhadap siaran

radio hanya sambilan, sedikit atau kecil.

2) Menyimak apresiatif. Penyimak larut dalam bahan yang disimaknya. Ia

terpaku dan terpukau dalam menikmati dramatisasi cerita atau puisi, dalam

menyimak pemecahan masalah yang disajikan secara orisinil oleh pembicara.

Secara imajinatif penyimak seolah-olah ikut mengalami, merasakan,

melakukan karakter pelaku cerita yang dilisankan.

3) Menyimak atentif. Penyimak dalam menyimak atentif dituntut memahami

secara tepat isi bahan simakan. Misalnya menyimak isi petunjuk,

pengumuman dan perkenalan. Salah satu karateristik jenis menyimak ini ialah

penyimak tidak berpartisipasi secara langsung seperti dalam percakapan,

diskusi, tanya jawab dan sejenisnya.

4) Menyimak analisis. Penyimak mempertimbangkan, menelaah, mengkaji isi

bahan simakan yang diterimanya. Bila diperlukan, isi simakan dibandingkan

dan dipertentangkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Jenis

menyimak ini perlu dikuasai oleh siswa atau mahasiswa agar mereka dapat

menilai secara kritis apa yang mereka simak (Tarigan, 1992: 26-27).

Logan, dkk (dalam Tarigan, 1992: 27-28) mengklasifikasikan menyimak

atas dasar tujuan juga, yakni tujuan khusus. Menurut mereka ada tujuh jenis

menyimak yang perlu dikembangkan melalui pengajaran bahasa bagi siswa di

sekolah. Jenis dan penjelasan setiap menyimak tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menyimak untuk belajar. Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari

berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya para siswa menyimak ceramah guru

Page 35: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sejarah, guru bahasa Indonesia, botani dan sebagainya; mahasiswa

mendengarkan siaran radio, televisi, diskusi dan sebagainya.

2) Menyimak untuk menghibur. Penyimak, menyimak sesuatu untuk menghibur

dirinya, misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, dagelan,

pertunjukan sandiwara, film dan sebagainya.

3) Menyimak untuk menilai. Penyimak mendengarkan dan memahami isi

simakan kemudian menelaah, mengkaji, menguji, membandingkan dengan

pengalaman dan pengetahuan menyimak.

4) Menyimak apresiatif. Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi isi

bahan simakan. Misalnya menyimak pembacaan puisi, cerita pendek, roman,

menyimak pertunjukan sandiwara dan lain-lain.

5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan. Penyimak

memahami, merasakan ide, gagasan, perasaan pembicara sehingga terjadi

sambung rasa antara pembicara dengan pendengar.

6) Menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan bunyi, suara.

7) Menyimak pemecahan masalah. Penyimak mengikuti uraian pemecahan

masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembicara.

Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya,

secara kreatif dan analitis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari

menyimak sesuatu.

Tarigan (2008: 38-53) berpendapat bahwa menyimak dibedakan menjadi

dua belas jenis.

1) Menyimak ekstensif,

2) Menyimak intensif,

3) Menyimak sosial,

4) Menyimak sekunder,

5) Menyimak estetik,

6) Menyimak kritis,

7) Menyimak konsentratif,

8) Menyimak kreatif,

9) Menyimak penyelidikan,

10) Menyimak interogatif,

11) Menyimak pasif, dan

12) Menyimak selektif.

Page 36: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2.Hakikat Pembelajaran Menyimak di Kelas V SD

a. Pengertian Pembelajaran Menyimak

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berasal dari

kata “belajar” mendapat imbuhan pe-an. Kata belajar berarti suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Belajar juga merupakan proses perubahan perilaku secara

aktif, proses mereaksi semua situasi yang berada di sekitar individu, proses yang

diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengalaman, dan proses

memahami sesuatu yang dipelajari (Gino, dkk, 2000: 31).

Pembelajaran adalah proses penciptaan kondisi dan pengorganisasian

berbagai aspek yang memengaruhi peserta didik, dalam menguasai suatu

kompetensi. Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang

berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid (Sagala, 2007: 61). Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran adalah

pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sedangkan

pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir

lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif

pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya

untuk mempelajarinya. Jadi subjek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran adalah dialog interaktif.

Tumbuhnya perhatian pada pembelajaran menyimak sebagai salah satu

alat penting penerimaan komunikasi dapat dilihat dengan nyata dari sejumlah

literatur. Meningkatnya kepentingan menyimak sebagai suatu obyek telaah dan

penelitian dicerminkan oleh kenyataan bahwa “menyimak” telah memperoleh satu

bab khusus buat pertama kalinya pada tahun 1995 dalam keterampilan berbahasa

adalah “Review of Educational Research”. Akan tetapi sampai sekarang masih

Page 37: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sedikit sekali perhatian yang diberikan pada keterampilan-keterampilan menyimak

dalam buku-buku pegangan psikologi pendidikan, serta meningkatnya referensi-

referensi yang samar-samar dan tidak bersifat khusus (Tarigan, 2008: 12). Salah

satu dari telaah-telaah permulaan yang menunjukkan betapa pentingnya

menyimak yaitu berdasarkan pernyataan bahwa 42% waktu penggunaan bahasa

tertuju pada menyimak. Jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak untuk

menyimak di kelas-kelas Sekolah Dasar kira-kira satu setengah sampai dua jam

sehari, walaupun sekolah-sekolah telah lama menuntut para siswa menyimak

secara ekstensif, namun pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik untuk

menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan asumsi bahwa hal itu

merupakan kemampuan “alamiah”.

Instruksi dalam menyimak akan bermanfaat sebagai alat uji yang

mengembangkan alat ukur yang lebih baik. Kini beberapa tes standar mengenai

menyimak telah tersedia pada tingkatan-tingkatan Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah, dan Perguruan Tinggi. Perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku

serta peningkatan-peningkatan dalam dinamika-dinamika kelompok sebagai suatu

akibat peningkatan menyimak merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang penting

dimana tes-tes buku belum tersedia (Tarigan, 2008: 14)

Berdasar pengertian pembelajaran dari beberapa ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran menyimak adalah proses kegiatan

belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dengan tujuan agar siswa mampu

melakukan kegiatan komunikasi secara tidak langsung untuk menerima pesan

dengan menggunakan wacana lisan (suara) sebagai medianya.

b. Proses Pembelajaran Menyimak di Kelas V SD

Dalam proses pembelajaran, seorang guru bukan hanya berperan sebagai

penyampai materi semata, melainkan juga mampu memberikan segala sesuatu

yang dibutuhkan peserta didik secara optimal. Seorang guru harus mempunyai

standar unjuk kerja guru yang mencakup kemampuan profesional, kemampuan

sosial, dan kemampuan personal/ pribadi. Wagiman, dkk (2002: 11) menyatakan

bahwa menjadi seorang guru harus mampu memenuhi 10 standar kemampuan

Page 38: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dasar guru yang meliputi: (1) penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep

dasar keilmuannya, (2) pengelolaan program belajar mengajar, (3) pengelolaan

kelas, (4) penggunaan media dan sumber pembelajaran, (5) penguasaan landasan-

landasan kependidikan, (6) pengelolaan interaksi belajar-mengajar, (7) penilaian

prestasi siswa, (8) pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling, (9)

pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah, (10) pemahaman prinsip-

prinsip dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan

peningkatan mutu pengajaran.

Syah (2005: 184) menyatakan bahwa membimbing kegiatan belajar

siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berarti berceramah di muka kelas,

tetapi juga memberikan peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk

melakukan aktivitas belajarnya. Tokoh lain yaitu Nasution (2000: 12-13)

menyatakan juga bahwa salah satu ciri guru yang baik yaitu tidak hanya mengajar

dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa

mengembangkan pribadi anak. Dalam mengajar guru tidak hanya dituntut

menguasai bahan atau materi yang akan disampaikan, melainkan guru harus pula

menguasai berbagai macam metode yang digunakan dalam proses belajar-

mengajar, mampu mengelola kelas, dapat menarik perhatian siswa,

memperhatikan minat yang ada pada siswa, tegas, dan tidak segan-segan

menanamkan pengertian tentang masa depan sebagai usaha menggugah atau

mendorong belajar yang baik (Warkitri, 2002: 30). Jadi berdasarkan pernyataan

dari para tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa hendaknya seorang guru

mampu memilihkan metode, teknik, bahkan media yang tepat bagi peserta

didiknya agar pribadi peserta didik tersebut mampu senantiasa berkembang.

Dalam mengajar, guru masih berperan sebagai pusat/sumber materi yang

mengakibatkan siswa pasif dan hanya mengikuti pola pikir guru. Menanggapi hal

tersebut, Budiningsih (2005:62) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran masih

banyak didominasi oleh guru, dan siswa dituntut memiliki pandangan yang sama

dengan guru, sehingga perbedaan interpretasi antarsiswa tidak begitu

dipertimbangkan. Padahal, jika dilihat dari standar unjuk kerja guru, mereka

diharapkan menguasai kemampuan dasar yang salah satunya yaitu pengelolaan

Page 39: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

interaksi belajar-mengajar. Jadi, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya bukan

hanya guru yang aktif, tetapi juga siswa. Guru harus mampu menggunakan

pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jasin (1996: 56) menyatakan

bahwa guru-guru dalam mengajar sebaiknya menggunakan gaya yang bervariasi,

selain sebagai tuntutan pekerjaan pembelajaran, juga harus mengacu atau

didasarkan pada kebutuhan anak-anak. Selain itu, guru diharuskan untuk

mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar, memperlakukan setiap anak didik

secara individual, menumbuhkan keyakinan pada setiap orang khususnya pada

peserta didik untuk menerima standar yang ditetapkan di lembaga pendidikan

(Danim, 2010: 53).

Pembelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan

pengetahuan keterampilan berbahasa Indonesia dan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Sebagai sebuah program, berarti pembelajaran harus memiliki

perencanaan dan pengorganisasian yang baik agar memberikan pengaruh positif

bagi para siswa. Merupakan sebuah keharusan bagi setiap pendidik yang

bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat atau memberikan

pelajaran dengan cara yang sesuai dengan ”keadaan” peserta didik (Suryabrata,

2010: 1). Jadi maksudnya di sini yaitu pendidik harus mampu mempersiapkan apa

saja yang memang sedang peserta didik butuhkan agar pembelajaran dapat

berjalan efektif. Gunawan (2003: 96) menyatakan bahwa cara murid memproses

suatu informasi baru yang diajarkan di dalam kelas (sekolah) sudah tentu

mempunyai pengaruh terhadap hasil pembelajaran dan berpengaruh pula terhadap

kemampuan retensi (daya ingat).

Mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar terdiri dari empat

standar kompetensi yaitu mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Setiap standar kompetensi dibagi lagi menjadi beberapa kompetensi

dasar. Pembelajaran menyimak di sekolah dasar disamakan dengan pembelajaran

mendengarkan. Pembelajaran menyimak terdiri dari standar kompetensi dan

kompetensi dasar, berikut merupakan tabel standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang terdapat dalam silabus bahasa Indonesia kelas V SD semester 2.

Page 40: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menyimak Kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Indikator

Semester 2

Mendengarkan/Menyimak

Memahami cerita tentang

suatu peristiwa dan cerita

pendek anak yang

disampaikan secara lisan

Mengidentifikasi

unsur cerita

(tokoh, tema,

latar, amanat)

1. Menjelaskan tokoh-tokoh

cerita dan sifat-sifatnya

2. Menentukan latar cerita

3. Menentukan tema cerita

4. Menentukan amanat yang

terkandung dalam cerita

5. Menceritakan kembali isi

cerita dengan bahasa sendiri

Pembelajaran menyimak di semester 2 untuk kelas V adalah menyimak

cerita pendek anak. Cerita pendek merupakan urutan kedua dari prosa fiksi yang

tercipta dalam Sastra Indonesia di samping roman dan novel. Cerita pendek ditulis

pertama kali pada tahun 1920-an oleh Moh. Kasim, misalnya cerpen ”Teman

Duduk” (Waluyo dan Nugraheni, 2008: 3).

Ciri-ciri cerita pendek antara lain: (1) singkat, padu, dan ringkas (brevity,

unity, dan intensity), (2) memiliki unsur utama berupa adegan, tokoh, dan gerakan

(scene, character, and action), (3) bahasanya tajam, sugestif, dan menarik

perhatian (incisive, suggestive, and alert), (4) mengandung impresi pengarang

tentang konsepsi kehidupan, (5) memberikan efek tunggal dalam pikiran pembaca,

(6) mengandung detil dan insiden yang betul-betul terpilih, (7) ada pelaku utama

yang benar-benar menonjol dalam cerita, dan (8) menyajikan kebulatan efek dan

kesatuan emosi.

Berdasarkan ciri pertama dari cerita pendek yang sudah disebutkan di

atas yaitu singkat, padu, dan ringkas, panjang cerita pendek itu sendiri bervariasi.

Nurgiyantoro (1995: 10) menyebutkan bahwa ada cerpen yang pendek (short

short story), bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500an kata; ada cerpen yang

Page 41: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

panjangnya cukupan (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long

short story) yang terdiri dari puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata. Selain

itu S.Tasrif (dalam Waluyo dan Nugraheni, 2008: 6) juga menyebutkan bahwa

panjang cerita pendek antara 500 sampai dengan 32.000 kata. Berdasarkan

pendapat di atas maka dapat diambil simpulan bahwa panjang cerita pendek

berkisar antara 500an kata sampai puluhan ribu kata, tergantung dari jenis cerpen

itu sendiri.

Dalam cerita pendek, terdapat unsur-unsur pembangun yang sangat

penting, baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik

(intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-

unsur ini yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur

yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur

intrinsik dalam cerpen adalah unsur yang secara langsung turut serta membangun

cerita. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu sebagai berikut.

1) Tema

Karena ceritanya yang pendek, maka cerpen hanya mempunyai satu tema.

Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang

terbatas.

2) Plot

Plot pada cerpen umumnya bersifat tunggal, hanya terdiri dari satu urutan

peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir (bukan selesai, sebab banyak

cerpen yang tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian diserahkan pada

interpretasi pembaca).

3) Penokohan

Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam cerpen bersifat terbatas, baik yang

menyangkut jumlah maupun data-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan

dengan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran

yang lebih lengkap tentang tokoh itu.

4) Latar

Pelukisan latar cerita dalam cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus

tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut tempat dan sosial. Cerpen

Page 42: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

hanya menyajikan pelukisan secara garis besar saja, atau bahkan hanya secara

implisit, asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.

5) Sudut Pandang Penceritaan

Sudut pandang dalam cerpen merupakan cara pengarang atau penulis

menempatkan dirinya di dalam cerpen tersebut. Sudut pandang dalam cerpen

dapat berupa sudut pandang orang pertama (pengarang atau penulis menjadi

tokoh utama) dan sudut pandang orang ketiga (pengarang atau penulis sedang

menceritakan tentang orang lain, bukan tentang dirinya sendiri).

6) Amanat

Pesan yang hendak pengarang sampaikan kepada pembaca. Setiap cerita

pendek biasanya selalu ada pesan di dalamnya baik itu tersurat maupun tersirat.

Amanat juga bisa diartikan sebagai pelajaran-pelajaran yang terkandung/ yang

dapat diambil dari sebuah cerpen.

Di pihak lain, unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang ada di

luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau

sistem organisme karya sastra. Namun meski begitu, unsur ekstrinsik juga cukup

berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh sebab itu,

unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu

yang penting. Unsur-unsur yang dimaksud antara lain adalah keadaan

subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan

hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Meski

unsur ekstrinsik ini ada dalam unsur pembangun cerpen, namun dalam

pembelajaran di kelas V ini belum begitu banyak disinggung, jadi masih sebatas

pada unsur intrinsik saja.

Cerpen (Cerita Pendek) juga mempunyai kelebihan. Cerpen bersifat

lebih padu, lebih ”memenuhi” tuntutan ke-unity-an (kepaduan). Artinya, segala

sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema utama.

Penampilan berbagai peristiwa yang saling menyusul yang membentuk plot,

walau tidak bersifat kronologis namun haruslah tetap saling berkaitan secara

logika. Cerpen dapat dikatakan menawarkan sebuah dunia yang padu. Dunia

imajiner yang ditampilkan cerpen hanya menyangkut salah satu sisi kecil

Page 43: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pengalaman kehidupan saja. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut

penceritaan yang lebih ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus yang ”kurang

penting” yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen juga mempunyai

kemampuan mengemukakan secara lebih banyak yang sifatnya implisit dari

sekedar apa yang diceritakan.

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para filosofis di awal

abad Masehi yang mengemukakan bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki

pasangan atau teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan

suatu masalah. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan

yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama

dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli dengan orang lain (Isjoni,

2009: 23). Chen dan Kai-wen Cheng (2009: 6) menyatakan bahwa “… It can be

said that CL is a systematic and structured teaching strategy, which can overcome

the drawback of conventional competitive learning and individual learning

methods in which the learning and acquiring of cooperative and social skills is

usually neglected.” Berdasarkan kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang bersifat sistematis

dan terstruktur, yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan

pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan masih menggunakan metode

pembelajaran individual, yang mana kemampuan belajar untuk memperoleh

keterampilan sosial biasanya diabaikan.

Menurut Lie (2008:12), model pembelajaran kooperatif atau disebut juga

dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur. Suprijono (2010:54) juga menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

Page 44: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru. Jadi dalam pembelajaran kooperatif ini, unsur bekerjasama

dengan teman yang lain sangat ditonjolkan agar semua siswa dapat bersikap aktif

dalam proses pembelajaran.

Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam

kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen.

Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,

jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima

perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar

dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi

lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk

diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama. Ibrahim (dalam Trianto, 2007: 44) menyatakan bahwa tujuan-

tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan

keterampilan sosial.

1) Hasil belajar akademik.

Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting

lainnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang

bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Page 45: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) Penerimaan terhadap keragaman/ perbedaan individu.

Tujuan lain dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan saling menghargai satu dengan yang lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial.

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini

sangat penting untuk dimiliki oleh para siswa sebagai warga masyarakat,

bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini

dalam mengatasi masalah sosial yang semakin kompleks, serta tantangan bagi

peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global untuk

memenangkan persaingan tersebut.

c. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam aktivitas pembelajaran, tidak semua belajar kelompok bisa

dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Suprijono (2010: 58) menyatakan

bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model

pembelajaran koopertif harus diterapkan. Lima unsur tersebut yaitu: 1) saling

ketergantungan positif (positive interdependence), 2) tanggung jawab

perseorangan (personal responsibility), 3) interaksi promotif (face to face

promotive interaction), 4) komunikasi antaranggota (interpersonal skill), 5)

pemrosesan kelompok (group processing). Breach, et al (2009: 1) menyatakan:

“Cooperative learning (CL) is a novel method of education that focuses

on integration of multiple methods of interaction and cooperation. Five basic

elements constitute CL: positive interdependence; face-to-face interaction;

individual accountability; social skills; group processing. The CL approach

involves group work and it has been shown to assist with retention of

information and improve interest in the subject matter.”

Page 46: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka dapat kita ketahui bahwa

model pembelajaran kooperatif merupakan metode baru dalam dunia pendidikan

yang berfokus pada integrasi beberapa metode interaksi dan kerjasama. Lima

elemen dasar pembelajaran kooperatif yaitu meliputi: saling ketergantungan

positif, face-to-face interaksi, akuntabilitas individu, keterampilan sosial, dan

pengolahan kelompok. Selain itu, model pembelajaran kooperatif melibatkan

kerja kelompok dan telah dipergunakan untuk membantu penyimpanan informasi

dan meningkatkan minat pada materi pelajaran tertentu.

Lie (2008: 31) juga mengemukakan adanya lima unsur dasar dalam

pembelajaran kooperatif.

1) Saling ketergantungan positif (positive interdependence).

Siswa harus merasa senang bahwa mereka saling tergantung positif dan

saling terikat sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses bila

siswa lain juga tidak sukses, dengan demikian materi tugas haruslah

mencerminkan aspek saling ketergantungan, seperti tujuan belajar, sumber

belajar, peran kelompok dan penghargaan. Selain itu, guru perlu menciptakan

kelompok kerja yang efektif serta menyusun tugas yang diharapkan dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2) Tatap Muka (face-to-face interaction).

Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan

yang lainnya dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling berhadapan

dan saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan memberikan sum-

bangan pikiran dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mengembangkan

keterampilan komunikasi secara efektif.

3) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability).

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari materi dan

bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok. Hal inilah yang menuntut

tanggung jawab perseorangan untuk melaksanakan tugas dengan baik.

4) Komunikasi antaranggota.

Keterampilan sosial sangat penting dalam belajar kooperatif dan harus

diajarkan pada siswa. Siswa harus dimotivasi untuk menggunakan keteram-

Page 47: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pilan berinteraksi dalam kelompok yang benar sebagai bagian dari proses

belajar. Keterampilan sosial yang perlu dan sengaja diajarkan seperti tenggang

rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,

berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri

dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi.

5) Evaluasi proses kelompok (group processing).

Guru perlu mengalokasikan waktu khusus untuk mengevaluasi proses

kerja kelompok dan hasil kerja sama agar selanjutnya anggota kelompok dapat

bekerja sama dengan lebih efektif. Siswa memproses keefektifan kelompok

mereka dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang dan

mana yang tidak, dan mambuat keputusan terhadap tindakan yang bisa

dilanjutkan atau yang perlu diubah. Fase-fase dalam proses kelompok meliputi

umpan balik, refleksi dan peningkatan kualitas kerja.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa

langkah yang harus pendidik (guru) pahami. Alma, dkk (2009: 82) menyatakan

bahwa terdapat tiga langkah dalam pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning), yang meliputi: 1) guru mendesain rencana pembelajaran, tujuan yang

ingin dicapai, keterampilan apa yang diharapkan akan muncul; 2) guru harus

menjelaskan desain ini kepada siswa; 3) guru menjelaskan sedikit tentang bahan

pelajaran, tidak panjang lebar, karena materi lebih dalam akan digali oleh siswa

dalam kelompoknya.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif juga dijelaskan oleh

Trianto (2007: 48) bahwa terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam

pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (Present Goals and Set).

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Page 48: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Menyajikan informasi (Present Information).

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan.

3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelas kooperatif (Organize Student into

Learning Teams).

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar (Assist Team Work and Study).

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

5) Mengevaluasi (Test on the Materials).

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6) Memberikan penghargaan atau pengakuan (Provide Recognition).

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar

individu dan kelompok.

e. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif

Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi/ teknik

yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Alma, dkk (2009: 83)

menyebutkan lima teknik pembelajaran kooperatif, yakni: STAD (Student Team

Achievement Division), Jigsaw, GI (Group investigation), Rotating Trio

Exchange, dan Group Resume. Trianto (2007: 49) juga menyatakan bahwa

walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa

variasi dari model tersebut, yaitu STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok (Teams

Games Tournaments atau TGT), TPS (Think Pair Share), dan NHT (Numbered

Head Together). Lie dalam bukunya Cooperative Learning (2008: 55)

mengemukakan lebih banyak lagi tentang variasi model pembelajara kooperatif,

antara lain: Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-

Berempat (Think Pair-Share and Think-Pair-Square), Berkirim Salam dan Soal,

Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua Tamu (Two

Page 49: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Stay Two Stray), Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas,

Lingkaran Kecil Lingkaran Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Cerita Berpasangan.

f. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Jarolimek dan Parker (dalam Isjoni, 2009: 36) menyatakan bahwa keunggulan

dalam pembelajaran kooperatif yaitu adanya saling ketergantungan positif, adanya

pengakuan dalam merespon perbedaan individu, siswa dilibatkan dalam

perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,

terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru,

memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang

menyenangkan. Pembelajaran kooperatif juga merupakan strategi yang unggul

dalam meningkatkan prestasi siswa. M McWey, Tammy L Henderson, dan Fred P

Piercy (2006: 3) menyatakan bahwa ”Some consider CL strategies superior to

traditional classroom approaches because such strategies have been shown to

enhance students' academic, social, and cognitive outcomes.” Dari pernyataan

tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam

penerapannya di kelas tradisional karena model pembelajaran tersebut telah

membuktikan kemampuannya dalam meningkatkan hasil akademik siswa, aspek

kognitif, dan kemampuan sosial.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat apabila

diterapkan dalam proses pembelajaran. Alma, dkk (2009: 93) mengemukakan

beberapa manfaat dari model pembelajaran kooperatif.

1) Terjadi pengembangan kualitas diri peserta didik.

2) Belajar saling terbuka, saling percaya dan rileks.

3) Belajar bertukar pikiran dalam suasana penuh keakraban.

4) Materi pelajaran dapat lebih dipahami karena mereka mencoba membahas

bersama serta memecahkan permasalahan yang diajukan oleh guru.

5) Mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial, meningkatkan kegairahan

belajar.

Page 50: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6) Muncul sifat kesetiakawanan dan keterbukaan di antara siswa.

7) Berkembangnya perilaku demokratisasi dalam kelas.

8) Meningkatkan prestasi siswa, jika model ini betul-betul diterapkan secara

tepat.

9) Memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi secara aktif dalam kelompok.

10) Terbentuk keterampilan berpikir kritis dan kerjasama.

11) Muncul persatuan, hubungan antar pribadi yang positif, menghargai

bimbingan dari teman, menghargai nilai-nilai.

Selain kelebihan, model pembelajaran kooperatif juga mempunyai

beberapa kelemahan. Isjoni (2009: 36) menyatakan bahwa terdapat beberapa

kelemahan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, di antaranya yaitu:

1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu; 2) agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,

alat, dan biaya yang cukup memadai; 3) selama kegiatan diskusi kelompok

berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas

sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; dan 4)

saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa

yang lain menjadi pasif.

4. Hakikat Teknik Make a Match

Make a match merupakan salah satu teknik yang ada dalam model

pembelajaran kooperatif. Teknik Mencari Pasangan (Make a match)

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah

siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan usia (Isjoni, 2009: 112). Teknik ini juga

merupakan strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang

materi yang telah diberikan sebelumnya (Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu

Aryani, 2008: 67).

Page 51: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dalam teknik mencari pasangan (make a match) terdapat media yang

perlu dipersiapkan yaitu berupa kartu-kartu. Suprijono (2010: 94) menyatakan

bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan

make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi

pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya yang berisi jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut. Lie (2008: 55-56) menjelaskan tentang langkah-

langkah penerapan teknik make a match sebagai berikut: 1) guru menyiapkan

beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk

sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian); 2) setiap siswa mendapat satu

buah kartu; 3) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya; 4) siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain

yang memegang kartu yang cocok.

Silberman dalam bukunya yang berjudul “Active Learning” (2009:240)

juga menjabarkan prosedur dari teknik make a match.

1) Pada kartu yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan

di dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu

setengah jumlah siswa.

2) Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

3) Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar

tercampur.

4) Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan

permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian yang lain

memegang jawaban.

5) Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya.

Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk

mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada

peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).

6) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan

setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan membaca keras

Page 52: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk menginformasikan

jawaban kepadanya.

Selain itu, Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2008: 67)

juga menjelaskan tentang langkah-langkah teknik Mencari Pasangan sebagai

berikut.

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam

kelas.

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada

setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu

pertanyaan.

4) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

tadi telah dibuat.

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

6) Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang

dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan

separoh yang lain akan mendapatkan jawaban.

7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah

menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga

agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman

yang lain.

8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan,

minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang

diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal

tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Hafidh (2010: 3) selain menjelaskan tentang Snowball Drilling juga

menjelaskan tentang langkah-langkah Make a Match sebagai berikut.

1) Bagilah siswa menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu jawaban,

kelompok pemegang kartu pertanyaan, dan kelompok penilai.

Page 53: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

3) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

4) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal jawaban).

6) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

7) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya.

8) Dalam waktu yang sudah ditentukan dan siswa telah mendapat pasangan,

maka kartu pertanyaan dan jawaban ditunjukkan kepada kelompok penilai.

Kelompok penilai akan memberikan penilaian.

9) Guru memberi ulasan atas pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan melalui

teknik make a match.

Dalam pelaksanaan teknik make a match ini yang perlu diperhatikan

adalah tidak semua peserta didik baik yang membawa kartu pertanyaan, kartu

jawaban, maupun penilai tahu betul jawaban yang benar dari pasangan-pasangan

yang sudah terbentuk. Untuk itu, guru perlu memfasilitasi diskusi untuk

memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik mengonfirmasikan hal-hal

yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan

melaksanakan penilaian (Suprijono, 2010: 96)

5. Relevansi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match dengan

Pembelajaran Menyimak di SD

Model pembelajaran kooperatif teknik make a match memiliki prinsip

serta petunjuk teknis untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan

menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Dengan model

pembelajaran ini, para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan

Page 54: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam

melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok (Slavin,

1992:35). Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan

yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan

kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama

dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Ramadhan, 2010: 2).

Dalam teknik make a match ini, proses jalannya pembelajaran menyimak dibuat

semacam permainan yang di dalamnya semua siswa dapat bersikap aktif untuk

bekerjasama dengan siswa yang lain. Oleh sebab itu, sejumlah prinsip dan

petunjuk yang dimiliki model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini

relevan apabila diterapkan di dalam pembelajaran menyimak di sekolah dasar.

Karena pembelajaran menyimak di Sekolah Dasar memiliki masalah yaitu siswa

yang sering ramai sendiri, melamun, berdiskusi dengan teman yang lain sehingga

tidak memperhatikan pelajaran, tidak fokus, dan lain-lain.

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan

bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas

makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran,

penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai

bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan

maknanya (Tarigan, 1992:16). Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak

lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui

ujaran atau bahasa lisan. Tarigan (2008: 31) menjelaskan bahwa menyimak

adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan.

Materi menyimak yang akan disajikan dalam pembelajaran menyimak

untuk kelas V SD adalah berupa cerita pendek (cerpen) anak yang isinya tidak

Page 55: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terlalu panjang dan di dalamnya mengandung unsur pembangun cerpen baik itu

unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Setelah itu akan diterapkan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match agar menyimak menjadi kegiatan

yang prioritas dan menyenangkan di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mampu

menyiapkan semuanya sehingga teknik tersebut benar-benar dapat membantu

siswa dalam kegiatan pembelajaran menyimak.

Hal ini menjadi relevan dengan pembelajaran menyimak yang sesuai

dengan hakikatnya, yaitu siswa mampu lebih aktif dan mampu saling bekerja

sama dalam memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya terkait dengan

materi pembelajaran menyimak yang sedang berlangsung melalui kerja kelompok/

tim. Dengan penerapan teknik make a match, siswa mampu mengatasi kesulitan-

kesulitan yang mereka alami dalam pembelajaran menyimak. Mereka mampu

mengingat bahan simakan yang telah dibacakan melalui kartu-kartu pertanyaan-

jawaban yang akan mereka mainkan. Mereka juga mampu berdiskusi dengan

teman yang lain, lebih aktif dalam bekerjasama dengan teman, dan lebih mudah

dalam mengungkapkan kembali isi dari bahan simakan yang telah dibacakan.

Selain itu, hal ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan minat dan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Ramadhan (2010: 2)

menyatakan bahwa guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam

kelas, guru dapat menerapkan teknik pembelajaran make a match. Teknik make a

match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat

diterapkan kepada siswa.

6. Tes Kemampuan Menyimak untuk Siswa SD Kelas V

Di dalam pengajaran bahasa tes kebahasaan merupakan salah satu hal

yang krusial dan wajib dilakukan. Melalui kegiatan tes tersebut dapat dilakukan

penilaian secara obyektif, khususnya terhadap hasil belajar bahasa siswa.

Pengajaran karya sastra Indonesia juga tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata

pelajaran yang mandiri, akan tetapi merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa

Indonesia. Pada umumnya, di dalam KTSP Sekolah Dasar, pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan sastra diintregasikan

Page 56: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan keempat aspek keterampilan berbahasa. Salah satunya diintegrasikan

dengan keterampilan menyimak.

Kompetensi menyimak merupakan kemampuan memahami isi pesan

yang disampaikan secara lisan. Nurgiyantoro (2010: 360) mengungkapkan bahwa

tes kompetensi menyimak adalah kemampuan menangkap dan memahami atau

sekaligus menanggapi informasi yang disampaikan pihak lain lewat sarana suara.

Dalam tes kompetensi menyimak ini muncul sebutan tes tradisional dan tes

otentik. Disebut tes tradisional jika tes tersebut sekadar menuntut peserta didik

mengidentifikasi, memilih, atau merespon jawaban yang telah disediakan.

Sedangkan disebut tes otentik apabila tes pemahaman pesan suara tersebut

sekaligus menuntut siswa untuk mengonstruksi jawaban sendiri, baik secara lisan,

tertulis, maupun keduanya.

a. Penilaian Proses

Penilaian terhadap kualitas pembelajaran menyimak dilakukan dengan

dua macam, yakni penilaian terhadap proses pembelajaran dan juga hasil

pembelajaran. Penilaian proses merupakan bagian dari penilaian kelas (classroom

assessment). Dalam kurikulum yang kini dipergunakan, penilaian kelas

disarankan untuk dipergunakan oleh para guru. Penilaian kelas dapat dimaknakan

sebagai penilaian yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung untuk

memperoleh informasi tentang peserta didik, merencanakan dan memonitor proses

pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang bergairah, dan menetapkan tingkat

capaian peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator capaian belajar (Nurgiyantoro,

2010:50).

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang.

Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Penilaian proses pembelajaran adalah upaya seorang guru memberikan

nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa dengan guru dalam

Page 57: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dengan demikian, bahwa apa yang dicapai

oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini

berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang

dialaminya. Secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran

(motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap

guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran

(perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.)

Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang

digunakan dalam pembelajaran puisi adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Suwandi, 2008: 137)

Keterangan:

a. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b. Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (20)

c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

No NamaSiswa Mendengarkan

bahan simakan

Bekerja

sama

dengan

teman

Antusias

dalam

menjawab

pertanyaan

Mengerjakan

tugas Skor Nilai Ket

Page 58: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

b. Penilaian Hasil

Penilaian hasil kemampuan menyimak cerita pendek (cerpen) anak untuk

siswa Sekolah Dasar sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan tes uraian atau

esai. Tes uraian adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban peserta

didik dalam bentuk uraian dengan memergunakan bahasa sendiri (Nurgiyantoro,

2010: 117). Bentuk tes ini memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan,

dan mengevaluasi informasi baru yang dihadapkan kepadanya. Jawaban peserta

didik terhadap tes uraian menunjukkan kualitas proses dan cara berpikir peserta

didik, aktivitas kognitif dalam tingkat tinggi yang tidak semata-mata mengingat

dan memahami saja.

Tabel 4. Penilaian Hasil Tes Uraian Menyimak Cerpen

No Aspek yang Dinilai Skor

1. TEMA

Siswa menuliskan tema dari bahan simakan dengan tepat

Siswa menuliskan tema dari bahan simakan dengan tidak tepat

2

1

2. TOKOH

Siswa menyebutkan semua tokoh dalam cerpen dengan benar

Siswa menyebutkan sebagian tokoh dalam cerpen dengan benar

Siswa sama sekali tidak tepat dalam menuliskan tokoh yang ada dalam

cerpen

3

2

1

3. LATAR/ SETTING

Siswa menuliskan setting dari bahan simakan dengan tepat

Siswa menuliskan setting dari bahan simakan dengan tidak tepat

2

1

4. AMANAT

Siswa mampu menyebutkan lebih dari 1 amanat dalam cerpen dengan

tepat

Siswa menyebutkan 1 amanat dalam cerpen dengan tepat

Siswa belum tepat dalam menuliskan amanat

3

2

1

Jumlah Skor 10

Sedangkan untuk tes kemampuan menyimak jenis kedua (mengonstruksi

jawaban) ini tidak sekadar menuntut peserta ujian memilih jawaban benar dari

Page 59: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sejumlah opsi yang disediakan, melainkan mesti mengemukakan jawaban dengan

mengkreasikan bahasa sendiri dengan informasi yang diperoleh dari wacana yang

diperdengarkan (Nurgiyantoro, 2010: 364). Berikut rubrik penilaiannya.

Tabel 5. Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak Secara Tertulis

No Aspek yang Dinilai Tingkat Kefasihan

1 2 3 4 5

1. Pemahaman isi teks

2. Ketepatan diksi

3. Ketepatan struktur kalimat

4. Ejaan dan tata tulis

Jumlah Skor 20

(Nurgiyantoro, 2010: 367)

Keterangan:

Skor 1: kurang sekali, tidak ada unsur yang benar

Skor 2: kurang, ada sedikit unsur yang benar

Skor 3: sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang

Skor 4: baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan

Skor 5: baik sekali, tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan

Nilai = Jumlah skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (30)

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama,

Suniyah dengan tulisannya yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menyimak

Dongeng dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Hand Puppet pada

Siswa Kelas I SD Negeri Tumang 3 Cepogo ” (Skripsi). Jenis penelitian ini adalah

PTK dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas proses

dan kualitas hasil pembelajaran menyimak dongeng pada siswa kelas I SD Negeri

Tumang 3 Cepogo. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: 1)

Page 60: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dengan penerapan media hand puppet kualitas proses dalam pembelajaran

menyimak dongeng mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terefleksi

dalam beberapa indikator, di antaranya yaitu: minat, keaktifan dan antusias siswa,

partisipasi; 2) terjadi peningkatan kualitas hasil pembelajaran menyimak dongeng

dalam setiap siklusnya. Peningkatan tersebut mencapai 90%.

Kesamaan penelitian Suniyah dengan penelitian ini adalah objek kajian

penelitian, yaitu pembelajaran menyimak. Selain itu, strategi penelitian yang

digunakan juga sama. Adapun perbedaan penelitian Suniyah dengan penelitian ini

adalah pada subjek penelitian dan solusi masalah yang diterapkan.

Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian Prahastomo yang berjudul

”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak

Menggunakan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VI SDN Carangan

Surakarta” (skripsi). Jenis penelitian ini adalah PTK. Penelitian ini berlangsung

selama 3 siklus yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) terjadi

peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan

media film animasi; 2) terjadi peningkatan kualitas hasil pembelajaran

keterampilan menyimak menggunakan media film animasi; dan 3) kendala-

kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

keterampilan menyimak sudah dapat diatasi.

Kesamaan penelitian Prahastomo dengan penelitian ini adalah objek kajian

penelitian, yaitu pembelajaran keterampilan menyimak. Selain itu, strategi

penelitian yang digunakan juga sama. Adapun perbedaan penelitian Prahastomo

dengan penelitian ini adalah pada subjek penelitian dan solusi permasalahan yang

diterapkan.

Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian Prawati yang berjudul

”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan Pendekatan Quantum

Learning Siswa Kelas IV SD Negeri II Karanganyar” (skripsi). Jenis penelitian ini

adalah PTK. Penelitian ini berlangsung selama 3 siklus yang mengahasilkan

kesimpulan sebagai berikut: 1) terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran

menyimak menggunakan pendekatan Quantum Learning yang meliputi minat dan

motivasi siswa yang mengalami peningkatan sebanyak 88,9%, dan keaktifan

Page 61: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

siswa yang peningkatannya mencapai 80,6%; 2) terjadi peningkatan kualitas hasil

pembelajaran menyimak menggunakan pendekatan Quantum Learning yang

mencapai 80,6%.

Kesamaan penelitian Prawati dengan penelitian ini adalah objek kajian

penelitian, yaitu pembelajaran menyimak. Selain itu, strategi penelitian yang

digunakan juga sama. Adapun perbedaan penelitian Prawati dengan penelitian ini

adalah pada subjek penelitian dan metode pembelajaran yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Pelaksanaan pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon

01 Mojolaban Sukoharjo masih belum maksimal. Guru mengalami kesulitan

dalam menemukan metode dan media yang tepat untuk pembelajaran menyimak.

Guru mengungkapkan bahwa siswa sering tidak memperhatikan, mengobrol

dengan teman sebangku, dan melamun. Untuk itu, penggunaan teknik

pembelajaran yang tepat sangat perlu diperhatikan. Model pembelajaran

kooperatif teknik make a match merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk

membangkitkan minat dan semangat siswa dalam pembelajaran menyimak.

Dalam penerapan teknik make a match ini, siswa diajak untuk mengulang materi

yang telah disampaikan melalui permainan kartu. Siswa diminta untuk mencari

pasangan dari kartu soal-jawaban yang telah mereka dapatkan. Dari penerapan

teknik tersebut, siswa akan mendapatkan suasana baru yang belum pernah mereka

dapatkan sebelumnya dalam pembelajaran menyimak, sehingga diharapkan

mereka bisa lebih antusias. Selain itu, dengan penerapan teknik ini juga dapat

membangkitkan keaktifan siswa untuk saling bekerja sama dengan teman dalam

mencari pasangan dan dalam mencocokkan pasangan yang telah terbentuk. Model

pembelajaran kooperatif teknik make a match dipilih berdasarkan asumsi peneliti

bahwa dalam model pembelajaran tersebut menerapkan langkah-langkah

pembelajaran yang variatif dan menyenangkan sehingga peserta didik diharapkan

dapat terangsang dan dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran menyimak

melalui penerapan model pembelajaran tersebut.

Page 62: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Hasil pembelajaran menyimak pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo juga tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa

dalam materi menyimak pada semester I yang lebih dari 50 % siswa masih

mendapat nilai di bawah standar ketuntasan minimal untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yaitu 65. Siswa

mengalami kesulitan dalam merekam dan mengingat hal-hal yang penting dalam

bahan simakan yang diperdengarkan, sehingga mereka tidak bisa menjawab soal

yang diberikan oleh guru. Dengan penerapan teknik make a match, siswa mampu

mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam pembelajaran menyimak.

Mereka mampu mengingat bahan simakan yang telah dibacakan melalui kartu-

kartu pertanyaan-jawaban yang akan mereka mainkan. Melalui teknik tersebut,

siswa juga mampu mengumpulkan hal-hal penting dalam bahan simakan yang

sebelumnya tidak sempat mereka rekam dalam ingatan mereka, sehingga siswa

dapat lebih mudah dalam menjawab pertanyaan dari guru. Untuk itu, model

pembelajaran kooperatif teknik make a match dipilih agar kualitas pembelajaran

menyimak siswa dapat meningkat sehingga prestasi siswa dalam pembelajaran

menyimak pun juga dapat ikut meningkat.

Page 63: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar dari alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Pascatindakan

Kondisi awal

Tindakan

Pembelajaran

Menyimak

dengan

Penerapan

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Teknik Make A

Match

1. Siswa lebih berminat dan

termotivasi dalam

pembelajaran menyimak.

- Siswa memperhatikan guru

- Siswa aktif dalam kegiatan

menyimak

- Siswa bersemangat

mengikuti pembelajaran

menyimak

2. Guru dapat lebih inovatif dan

mampu membangkitkan

motivasi siswa dalam

pembelajaran menyimak

Kualitas proses dan hasil

pembelajaran menyimak siswa

meningkat: 75 % nilai siswa

sudah memenuhi KKM yang telah

ditentukan

1. Siswa kurang berminat dan tidak termotivasi dalam

pembelajaran menyimak.

- Berbicara dengan teman yang lain

- Tiduran

- Berpindah-pindah tempat duduk

2. Metode yang guru terapkan dalam pembelajaran

menyimak tidak tepat

3. Kemampuan menyimak siswa rendah: hanya 33,3%

nilai siswa yang memenuhi KKM yang ditentukan

Page 64: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

D. Hipotesis Tindakan

Peneliti dan guru akan merencanakan dan melakukan tindakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan hipotesis tindakan

sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran menyimak dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match siswa kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Terjadi peningkatan hasil pembelajaran menyimak dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match siswa kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 65: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo yang beralamat di jalan Diponegoro 12, Plumbon, Mojolaban,

Sukoharjo. Sekolah ini memiliki enam kelas dari kelas satu hingga kelas enam.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V. Alasan pemilihan SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo ini karena terdapatnya permasalahan dalam

kegiatan pembelajaran menyimak. Waktu penelitian dari bulan Desember 2010

sampai dengan bulan Mei 2011.

Tabel 6. Jadwal dan Kegiatan Penelitian

No JenisKegiatan Desember

2010

Januari

2011

Februari

2011

Maret

2011

April

2011

Mei

2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

survai awal

sampai

penyusunan

proposal

- - x x x x x

2 Menentukan

informan,

menyiapkan

peralatan dan

instrumen

x x x

3 Pelaksanaan

Pembelajaran

1. Siklus I

2. Siklus II

3. Siklus III

x

x

x

x

x

x

4 Penyusunan

Laporan

x x x x x x x x x x x x

48

Page 66: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas V SD Negeri Plumbon

01 ini berjumlah 20 siswa, yang terdiri atas 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-

laki. Dengan demikian, kelas V SD Negeri Plumbon 01 ini ditetapkan sebagai

setting kelas. Sementara itu, guru bahasa Indonesia yang dijadikan subjek

penelitian ini adalah Ibu Anita Karmila, A. Ma. Adapun objek penelitian ini

adalah pembelajaran keterampilan menyimak di kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas adalah pencermatan terhadap pembelajaran berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi secara bersama. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan

tinggi) yang bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas (Iskandar,

2009: 20). Penelitian tindakan kelas adalah kerjasama untuk menghasilkan kinerja

sekolah yang lebih baik dengan terjalinnya kerjasama antara pihak peneliti dengan

pihak sekolah baik pendidik maupun anak didik.

Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010:110-111) menyatakan bahwa

karakteristik PTK meliputi: (1) inkuiri reflektif, yaitu kegiatan penelitian

berdasarkan ada pelaksanaan tindakan (proactive driven) dan pengambilan

tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven), (2)

kolaboratif, yaitu upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat

dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan

guru, dan (3) reflektif, PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap

proses dan hasil penelitian.

Page 67: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Adapun langkah-langkah pelaksanan PTK dilakukan melalui lima tahap,

yaitu: hipotesis tindakan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan interpretasi, dan analisis dan refleksi tindakan.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berbentuk

lisan dan tertulis, dan bukan data yang berupa angka-angka. Data yang sudah

diperoleh dideskripsikan kemudian disimpulkan. Strategi ini bertujuan untuk

menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Peneliti memberikan

gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta

hasil penelitian dalam data tertulis.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peristiwa, yaitu peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu

proses pembelajaran yang berlangsung saat pembelajaran menyimak dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

2. Informan, yaitu pendidik dan anak didik (siswa kelas V).

3. Dokumen, yaitu materi menyimak, hasil pekerjaan siswa, hasil wawancara,

dan daftar nilai siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Observasi/Pengamatan

Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan

perkembangan pembelajaran menyimak yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa

(tradisional) maupun dengan teknik make a match. Dengan demikian, tujuan

observasi ini adalah untuk mengamati perkembangan pembelajaran yang 10

Page 68: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat

pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.

Dalam observasi ini, peneliti sebagai partisipan pasif. Pengamatan itu

dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Peneliti tidak melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang

sedang berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang

mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti

mengambil posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses

pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati

seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik make a

match. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru

dalam membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan pelajaran, mengajukan

pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, dan memancing

keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, pengamatan terhadap siswa

difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti

terlihat pada perhatian, konsentrasi, dan keaktifan siswa terhadap

pembelajaran menyimak dengan metode kooperatif teknik make a match.

Hasil pengamatan peneliti diskusikan dengan guru yang bersangkutan

kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dan

mencari solusinya. Solusi dari hasil diskusi tersebut kemudian diterapkan

dalam siklus selanjutnya.

2. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali

informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek

pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari

tindakan yang dilakukan. Denzin (dalam Wiraatmadja, 2007:117) menyatakan

Page 69: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.

Wawancara ini dilakukan kepada guru kelas V SD Negeri Pumbon 01

Mojolaban dan beberapa siswa kelas V. Wawancara dengan guru dilaksanakan

setelah melakukan pengamatan pertama terhadap pembelajaran menyimak.

Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokuman yang telah

dilakukan, diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan

dengan pembelajaran menyimak dan faktor-faktor penyebabnya.

Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara dilakukan

setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen

dalam setiap siklus yang ada. Pada setiap akhir wawancara dan diskusi dengan

guru, akan disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.

3. Analisis dokumen

Analisis dokumen ini digunakan untuk mengetahui perkembangan atau

keberhasilan pelaksanaan tindakan. Teknik ini dilakukan yaitu dengan melihat

hasil/daftar nilai unjuk kerja siswa.

F. Uji Validitas Data

Uji validitas data dilakukan agar data yang diperoleh valid. Uji validitas

yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Triangulasi metode

Membandingkan data dari metode yang berbeda. Peneliti menguji kebenaran

data yang diperoleh melalui observasi dengan wawancara.

b. Triangulasi sumber data

Membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi

yang telah diperoleh. Peneliti menguji kebenaraan data yang diperoleh dari

satu informan dengan informan yang lain.

Page 70: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Review informan, teknik ini digunakan untuk menanyakan informan, apakah

data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah valid atau belum, sudah

sesuai dengan yang sebenarnya atau belum.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskripsi komparatif dan teknik interaktif (interactive model of analysis). Teknik

analisis deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap kelemahan dan

kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang terjadi di

dalam kelas selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai antarsiklus

maupun indikator kinerja. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk

menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data

dilakukan bersama antara guru dan peneliti.

Teknik analisis interaktif mencakup kegiatan untuk menganalisis data

penerapan tindakan dalam pembelajaran. Hasil analisisnya dijadikan dasar dalam

penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Analisis model

interaktif ini merupakan interaksi empat komponen, yaitu:

1. Rencana tindakan (tahap display data)

Dari hasil pengidentifikasian masalah, peneliti kemudian mengajukan suatu

solusi alternatif yang berupa PBM yang digunakan guru untuk meningkatkan

kemampuan menyimak.

2. Pelaksanaan tindakan (tahap pengumpulan data)

Keseluruhan tindakan dilaksanakan dalam tahap ini bertujuan untuk

mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran menyimak yang selama

ini dirasa kurang memadai. Setiap tindakan selalu diikuti dengan kegiatan

pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Dalam tahap ini peneliti

melakukan observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah

dapat mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan

observasi untuk mengumpulkan data-data yang akan diolah untuk mengetahui

segala kelemahan yang mungkin muncul. Data-data yang telah ada diolah

untuk menentukan tindakan peneliti berikutnya.

3. Pemantauan dan evaluasi tindakan

Page 71: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kegiatan pemantauan dilakukan untuk memonitor tindakan yang terjadi di

dalam kelas. Dalam tahap ini peneliti mengadakan observasi sebagai

partisipan pasif, yaitu peneliti berada dalam satu lokasi namun tidak berperan

aktif dalam kegiatan yang sedang berlangsung, yaitu di meja paling belakang.

Peneliti hanya mengamati jalannya proses pembelajaran yang dipandu oleh

guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Setelah data terkumpul peneliti mengolah data tersebut

kemudian disajikan pada guru agar dapat dicari solusi untuk berbagai

permasalahan yang muncul.

4. Analisis dan refleksi tindakan

Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-langkah

perbaikan apa yang dapat ditempuh, sehingga diperoleh solusi untuk

permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam pembelajaran

menyimak. Pada tahap ini peneliti menganalisa atau mengolah data yang

telah dikumpulkan, kemudian menyajikan dalam pertemuan dengan guru

yang bersangkutan.Setelah dilakukan diskusi dan sharing ide dengan guru,

diambil kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan tindakan. Dari hasil

penarikan simpulan ini, dapat diketahui apakah ini berhasil atau tidak,

sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya. Proses analisis tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

(1) (2)

Pengumpulan Data

Reduksi

Data

Sajian Data

Penarikan

simpulan/verifikasi

Page 72: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

(Sutopo, 2006: 120)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suhardjono (dalam

Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 74). Prosedur penelitian ini mencakup

tahap-tahap: (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan

(action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Berikut gambar alur prosedur penelitiannya:

Siklus I

Siklus II

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Permasalahan

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya

Refleksi II Pengamatan/

pengumpulan

data

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

tindakan II

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan

data I

Pelaksanaan

tindakan I

Perencanaan

tindakan I

Page 73: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 74)

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran menyimak yang terdapat di SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Adapun langkah yang ditempuh

yaitu melakukan wawancara dengan siswa dan guru. Peneliti juga

mengadakan diskusi dengan guru untuk mengetahui sejauh mana

permasalahan yang dihadapi. Kemudian hasilnya diuji kebenarannya

dengan melakukan observasi pembelajaran menyimak yang dilaksanakan

guru.

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu teori yang

relevan; menetapkan solusi atas permasalahan tersebut yaitu menerapkan

model pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match dan

menyusun tindakan untuk siklus pertama, kedua, dan ketiga.

c. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan kegiatan penelitian.

d. Menyiapkan berbagai sarana pendukung kelancaran proses belajar

mengajar dan menyiapkan pedoman observasi guru dan siswa yang diisi

selama penelitian.

2. Tahap Aplikasi Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan dalam siklus-siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup

4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan

tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting)

(dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 104).

a. Rancangan siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran

yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Page 74: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Peneliti juga menyiapkan perangkat yang diperlukan selama

pembelajaran dan perangkat yang diperlukan untuk observasi seperti

lembar observasi dan dokumentasi.

Skenario pembelajaran sebagai berikut.

a. Guru memberikan apersepsi dengan memberitahukan terlebih dahulu

materi yang akan dipelajari.

b. Guru menerangkan tentang kegiatan menyimak yang akan dilakukan

dan menjelaskan tentang permainan/model pembelajaran yang akan

digunakan kepada siswa.

c. Guru membacakan sebuah cerita pendek, dan siswa diminta

menyimak dengan seksama.

d. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok.

e. Guru membagikan kartu soal-jawaban kepada siswa. Kelompok

pertama mendapatkan kartu warna merah yang berisi soal, dan

kelompok kedua mendapatkan kartu biru yang berisi jawaban.

f. Guru meminta siswa dari kelompok pertama untuk mencari pasangan

jawaban di kelompok kedua berdasarkan soal yang mereka bawa

masing-masing.

g. Guru bersama-sama dengan siswa mencocokkan pasangan yang

sudah terbentuk.

h. Guru mengulang kegiatan yang sama namun dengan pembagian

kelompok yang berbeda.

i. Guru memberikan soal kepada siswa sebagai evaluasi dari

pembelajaran menyimak yang sudah dilaksanakan.

j. Setelah selesai, guru melakukan refleksi atas pembelajaran

menyimak siklus pertama ini.

2. Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran

yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, ada satu kali pertemuan

Page 75: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Tahap ini dilakukan bersamaan

dengan observasi terhadap dampak tindakan.

3. Observasi dan Interpretasi

Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menyimak

berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta

pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran.

Peneliti mengamati keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran

menyimak. Peneliti juga mengamati aktivitas guru selama

pembelajaran. Data yang diperoleh dari observasi kemudian

diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari

tindakan yang dilakukan.

4. Analisis dan refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul

dari hasil observasi kemudian menyajikannya pada guru pengampu.

Dari hasil analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran,

peneliti dan guru berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah

perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Dari tahapan

inilah diketahui berhasil tidaknya tindakan yang telah diberikan.

b. Rancangan Siklus II dan Siklus III

Dalam siklus II ini tahap yang dijalankan sama seperti yang dilakukan

pada siklus I. Akan tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan

hasil yang telah diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan yang sudah

terjadi tidak terjadi pada siklus II. Demikian halnya pada siklus III,

termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta

analisis dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan berdasarkan penelitian yang

telah dilaksanakan.

Page 76: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

I. Indikator Keberhasilan

Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerita pendek

anak pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban, Sukoharjo tahun

ajaran 2010/2011. Target yang ingin peneliti raih yaitu meningkatnya kualitas

proses dan hasil hingga 75% dari kondisi awal 33,3% dengan KKM 65. Untuk

mengukur ketercapaian tujuan penelitian di atas, dirumuskan indikator sebagai

berikut ini.

1. Indikator ketercapaian proses

Tabel 7. Tabel Indikator Ketercapaian Proses

Aspek yang diukur Persentase

target

capaian

Indikator Keberhasilan

1. Perhatian dan

Konsentrasi dalam

mendengarkan bahan

simakan

75% Siswa tampak memperhatikan dan

berkonsentrasi penuh saat guru mulai

memperdengarkan bahan simakan.

2.Kerjasama dengan

teman

75% Siswa tampak aktif dalam proses

pembelajaran yaitu dengan bekerjasama

antar kelompok saat teknik make a

match dilaksanakan.

3.Antusias dalam

menjawab pertanyaan

75% Siswa tampak antusias dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan baik dari guru

maupun teman yang lain terkait bahan

simakan yang sudah dibacakan.

Page 77: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Mengerjakan tugas 75% Siswa tampak tenang, berkonsentrasi,

dan bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru.

2. Indikator ketercapaian hasil

Tabel 8. Tabel Indikator Ketercapaian Hasil Menyimak Cerpen

Aspek yang diukur Persentase

target

capaian

Indikator Keberhasilan

Ketuntasan Hasil Belajar yang

meliputi:

1.Ketepatan mengidentifikasi

tema

2.Ketepatan mengidentifikasi

tokoh

3.Ketepatan mengidentifikasi

latar/setting

4.Ketepatan mengidentifikasi

amanat

5.Penulisan:

a.Pemahaman isi cerpen

b.Penggunaan diksi

c.Struktur kalimat

d.Ketepatan ejaan

75%

Hasil belajar siswa kelas V

mencapai standar ketuntasan

belajar minimal untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia

yaitu 65.

Page 78: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Page 79: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian dalam skripsi ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang

masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, di antaranya yaitu sebagai berikut: 1)

perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, dan 4)

analisis dan refleksi. Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini akan

diuraikan terlebih dahulu mengenai hasil dari survei awal (pratindakan) kegiatan

pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo. Dengan demikian, pada bab ini akan dikemukakan tentang beberapa

hal, yakni: (1) survei awal proses pembelajaran menyimak; (2) pelaksanaan

tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian.

A. Survei Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal.

Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran

menyimak, khususnya dalam menyimak cerpen anak. Survei awal ini juga

dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan menyimak siswa.

Hasil dari survei awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja

yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan selanjutnya. Survei awal ini

dilakukan dengan dua langkah yaitu observasi lapangan dan wawancara dengan

guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran

menyimak cerpen anak. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di

tempat duduk paling belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

belajar mengajar serta aktivitas siswa dan guru. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara terhadap guru kelas dan beberapa siswa kelas V. Dari

wawancara tersebut, diketahui bahwa ada permasalahan dalam pembelajaran

menyimak pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak guru pada hari Senin, 4

Oktober 2010, diperoleh data yaitu terdapat masalah dalam pembelajaran

menyimak. Menurut guru, pembelajaran menyimak belum dapat berjalan dengan

61

Page 80: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

maksimal. Hal ini disebabkan minat siswa dalam pembelajaran menyimak yang

masih sangat kurang. Siswa yang memperhatikan dan aktif dalam proses

pembelajaran menyimak hanya siswa tertentu saja, siswa yang lain cenderung

diam dan asyik dengan aktivitasnya sendiri. Guru mengakui kalau selama ini

hanya menggunakan metode mengajar yang konvensional saja. Sebenarnya guru

sudah berusaha tegas kepada para siswa agar mereka mau memperhatikan, namun

masih kurang berhasil. Dari hasil wawancara dengan guru kelas, guru menyatakan

bahwa belum menemukan metode yang tepat untuk diterapkan dalam

pembelajaran menyimak. Guru mempunyai asumsi bahwa jika metode dan teknik

pembelajaran tepat, minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menyimak

pasti akan bisa ditingkatkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, pada umumnya mereka

menjawab tidak begitu suka mengikuti pembelajaran menyimak. Siswa

menyatakan pembelajaran menyimak itu lebih susah dibandingkan dengan

pembelajaran pada keterampilan berbahasa yang lain. Siswa mengaku kesulitan

dalam mengingat bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Siswa juga merasa

bosan dengan pembelajaran menyimak yang begitu-begitu saja. Bahan simakan

yang cukup panjang, hanya dibacakan satu kali oleh guru di depan kelas, setelah

itu siswa langsung diminta menjawab pertanyaan terkait dengan bahan simakan

yang sudah dibacakan, tanpa ada pengulangan pembacaan bahan simakan.

Berdasarkan observasi pratindakan dan diskusi dengan guru dapat

diidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan-permasalahan tersebut.

Pertama, siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Hal

tersebut menyebabkan siswa malas dalam mendengarkan bahan simakan yang

dibacakan oleh guru. Kedua, siswa mengalami kesulitan dalam mengingat bahan

simakan yang telah dibacakan oleh guru. Hal ini juga menyebabkan siswa

cenderung acuh dan tidak memperhatikan guru, serta menganggap bahwa

pembelajaran menyimak itu sulit. Ketiga, siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak banyak mengacungkan

jari pada saat guru memberikan pertanyaan terkait bahan simakan yang telah

dibacakan. Keempat, guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat

Page 81: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dalam proses pembelajaran menyimak. Guru menggunakan metode konvensional

dan terlihat hanya sebatas menyampaikan materi tanpa memperhatikan kualitas

proses pembelajaran. Kelima, guru kurang memantau siswa dan kurang

memberikan motivasi kepada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dengan demikian, hasil kegiatan survei awal yang peneliti lakukan

adalah sebagai berikut.

1. Siswa terlihat kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat survei awal ini,

terungkap bahwa siswa menunjukkan sikap kurang antusias/kurang berminat

terhadap pembelajaran menyimak, khususnya menyimak cerpen. Sebanyak

57% siswa (12 siswa) tidak fokus pembelajaran, pada umumnya siswa tersebut

duduk di bangku bagian belakang. Siswa yang tidak fokus terlihat dari tingkah

laku mereka yaitu berbicara dengan teman sebangku, menempatkan kepala di

atas meja dan tidak menghadap ke arah papan tulis, ada juga siswa yang

terlihat menulis namun ternyata ia sedang menulis surat untuk teman di

bangku sebelahnya, serta ada siswa yang dalam proses pembelajaran

menyimak tersebut berpindah-pindah tempat duduk sehingga membuat

suasana bertambah gaduh. Siswa yang fokus terhadap pembelajaran sebanyak

43% (9 siswa).

Gambar 4. Siswa Tampak Tidak Fokus dalam Proses Pembelajaran Menyimak

Page 82: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2. Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat bahan simakan yang telah

dibacakan oleh guru.

Pada saat survei awal, terlihat siswa mengalami kesulitan dalam

mengingat bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Saat guru selesai

membacakan bahan simakan, guru memberikan pertanyaan secara lisan

kepada siswa terkait bahan simakan, yang kemudian guru langsung

memberikan ulangan tertulis. Beberapa siswa tampak menggerutu dalam

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan terlihat kesulitan dalam

mengerjakan soal. Mereka juga menanyakan kembali isi dari bahan simakan

yang telah dibacakan. Mereka meminta guru membacakan ulang bahan

simakan agar bisa menjawab soal ulangan yang diberikan oleh guru tersebut.

3. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran menyimak

Selama proses pembelajaran menyimak pada survei awal ini tampak

bahwa siswa kurang aktif. Siswa seolah tidak peduli dengan pembelajaran

menyimak tersebut. Hanya ada beberapa siswa saja yang mau menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang lain tampak diam saja dan

pasif, tidak mau ikut berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Kelas dengan jumlah 21 siswa, hanya 24 % siswa yang aktif (5 siswa yang

aktif dari 21 siswa), sedangkan 76% siswa masih belum aktif dalam

pembelajaran menyimak.

4. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran menyimak

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa dan

guru kelas mengenai teknik pembelajaran menyimak yang sering digunakan,

maka dapat disimpulkan bahwa teknik yang selama ini digunakan guru masih

bersifat konvensional. Guru hanya menerangkan dan membacakan bahan

simakan dengan ceramah tanpa menggunakan metode ataupun media yang

mendukung. Guru hanya membacakan bahan simakan satu kali kemudian

langsung memberikan soal tertulis kepada siswa terkait bahan simakan yang

telah dibacakan. Guru juga kurang memberikan perhatian kepada siswa.

Akibatnya, banyak siswa yang tidak fokus saat guru membacakan bahan

Page 83: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

simakan dan banyak juga siswa yang tidak aktif dalam merespon pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

5. Guru kurang memantau siswa dan kurang memberikan motivasi kepada siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, terlihat bahwa guru

kurang memantau kegiatan menyimak siswa. Pada saat guru membacakan

bahan simakan, guru tidak memperhatikan bagaimana kondisi siswa, sehingga

banyak siswa yang sibuk dengan aktivitas pribadi. Selain itu, guru juga kurang

memberikan motivasi kepada siswa. Guru menerangkan dengan ceramah,

kemudian memberikan tes tertulis kepada siswa terkait bahan simakan yang

telah dibacakan. Setelah itu guru duduk dan hanya sesekali saja mengingatkan

siswa untuk tidak mencontek. Guru juga tidak menghiraukan siswa yang minta

bahan simakan dibacakan ulang. Dengan demikian guru kurang memantau

siswa yang tidak aktif, siswa yang melakukan kegiatan pribadi, dan siswa

yang tidak memperhatikan bahan simakan dengan baik.

Gambar 5. Guru Kurang Memperhatikan Siswa Saat Membacakan Cerpen

Adapun perolehan nilai pratindakan keterampilan menyimak cerpen

pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo adalah 14

siswa masih belum tuntas, masih memperoleh nilai kurang dari 65. Ada 1

siswa mendapat nilai 25, 1 siswa juga memperoleh nilai 30, 2 siswa mendapat

nilai 40, 4 siswa mendapat nilai 45, 2 siswa yang mendapat nilai 50, 1 siswa

Page 84: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mendapat nilai 55, dan ada 3 siswa yang mendapat nilai 60. Siswa yang tuntas

dalam pembelajaran menyimak cerpen pada survei awal ini ada 7 siswa.

Perincian nilai siswa yang tuntas adalah ada 1 siswa yang mendapat nilai 65,

ada 4 siswa mendapat nilai 70, dan 2 siswa mendapat nilai 75. Dengan

demikian, nilai terendah pada pembelajaran menyimak cerpen pratindakan ini

adalah 25 sebanyak 1 siswa. Nilai tertinggi pembelajaran menyimak cerpen ini

adalah 75 yang berhasil diperoleh oleh 2 siswa. Rata-rata nilai menyimak

cerpen pada pembelajaran pratindakan ini adalah 54,5 dengan persentase

ketuntasan adalah 33,3 %.

Setelah melakukan pengamatan kondisi awal, guru dan peneliti

melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan dalam pembelajaran

menyimak. Akhirnya tercapai kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan

penelitian tindakan kelas bersama guru sebagai kolaborator dengan

mengambil judul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Siswa

Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran

2010/2011”.

Page 85: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 9. Nilai Tes Kemampuan Menyimak Cerpen pada Siswa Kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo, Survei Awal

No. No. Induk Nama Siswa Nilai

1. 3469 Agus Suparno 70

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 60

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 65

4. 3491 Arun Rahmawati 45

5. 3492 Afri Baida Asiyah 70

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 25

7. 3494 Ago Hardianto Putra 50

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 45

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 40

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 60

11. 3501 Henri Wibowo 40

12. 3502 Imron Syafei 75

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi 50

14. 3504 Kurniawati 60

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 45

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 45

17. 3510 Rizki Maulina 70

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 70

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 75

20. 3516 Wahyu Ningsih 55

21. 3554 Munik Diah Alvianti 30

Keterangan:

Siswa yang mendapatkan ketuntasan belajar (KKM ≥ 65) sebanyak 7 siswa.

Jadi, persentase siswa yang mendapatkan ketuntasan belajar adalah 33,3 %.

Page 86: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing

terdiri dari empat tahapan, di antaranya yaitu: (1) perencanakan tindakan

(planning); (2) pelaksanaan tindakan (acting); (3) observasi dan interpretasi

(observing); dan (4) analisis dan refleksi (reflecting).

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Januari 2011

di ruang guru SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Peneliti dan guru

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi

permasalahan pembelajaran menyimak dalam penelitian siklus pertama.

Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam

pembelajaran menyimak cerpen pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match yaitu sebagai berikut:

a) Guru memberikan apersepsi dengan memberitahukan terlebih dahulu

materi yang akan dipelajari, yaitu tentang menyimak cerpen anak.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

c) Guru memberikan materi tentang unsur-unsur dalam cerpen yang

terdiri atas tema, tokoh, latar/setting, dan amanat.

d) Guru menerangkan tentang kegiatan menyimak yang akan dilakukan

dan menjelaskan tentang permainan/teknik pembelajaran yang akan

diterapkan, yaitu dengan menggunakan teknik make a match.

e) Guru membacakan sebuah cerita pendek anak yang berjudul ”Tara dan

Pengejeknya”, dan siswa diminta menyimak dengan seksama.

f) Setelah selesai, guru langsung mengajak siswa untuk mulai

menerapkan teknik make a match.

g) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok.

h) Guru membagikan kartu soal-jawaban kepada siswa. Kelompok

pertama mendapatkan kartu berwarna merah yang berisi pertanyaan,

Page 87: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dan kelompok kedua mendapatkan kartu berwarna biru yang berisi

jawaban dari pertanyaan yang ada dalam kartu berwarna merah.

i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencari pasangan yang

mereka anggap cocok dari kartu pertanyaan maupun kartu jawaban

yang mereka bawa masing-masing.

j) Guru bersama-sama dengan siswa mencocokkan pasangan yang sudah

terbentuk.

k) Guru mengulang kegiatan yang sama namun dengan pembagian

kelompok yang berbeda (kelompok dibalik).

l) Guru memberikan soal kepada siswa sebagai evaluasi dari

pembelajaran menyimak yang sudah dilaksanakan.

m) Setelah selesai, guru melakukan refleksi atas pembelajaran menyimak

dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

n) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang kurang jelas.

o) Guru menutup pelajaran.

2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus I serta menyusun

indikator pencapaian tujuan.

3) Peneliti dan guru menentukan bahan simakan yang sekiranya bisa menarik

perhatian siswa, yaitu cerpen anak yang berjudul ”Tara dan Pengejeknya”.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar

pengamatan dan penilaian peserta didik dalam proses pembelajaran yang

terdiri dari beberapa aspek, yakni: a) perhatian dalam mendengarkan

bahan simakan, b) bekerja sama dengan teman saat teknik make a match

diterapkan, c) antusias dalam menjawab pertanyaan, dan d) mengerjakan

tugas. Selain itu, peneliti dan guru juga menyusun instrumen penelitin

yang berupa lembar penilaian hasil pembelajaran menyimak siswa yang

meliputi beberapa aspek, yaitu: a) ketepatan dalam menentukan tema, b)

ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen, c)

ketepatan dalam menyebutkan latar/setting dalam cerpen, d) ketepatan

dalam menuliskan amanat yang terkandung dalam cerpen yang sudah

Page 88: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dibacakan, dan e) kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang

sudah dibacakan, yaitu mencakup: pemahaman dan kelengkapan akan isi

cerpen yang sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan

struktur kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis.

5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yaitu

pada hari Kamis, 10 Februari 2011. Siklus I akan dilaksanakan dalam

waktu 3 x 35 menit (satu kali pertemuan), yaitu pada jam pelajaran

pertama sampai dengan istirahat.

Dengan demikian, secara ringkas dapat penulis paparkan hal–hal yang

menjadi bahan diskusi antara peneliti dan guru, antara lain adalah sebagai

berikut: 1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian

yang akan dilakukan; 2) peneliti mengusulkan diterapkan model pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan) dalam pembelajaran

siklus I serta menjelaskan penerapannya; 3) peneliti dan guru menyusun

indikator pencapaian tujuan; 4) guru menyusun RPP siklus pertama kemudian

didiskusikan dengan peneliti; 5) peneliti dan guru diskusi tentang instrumen

penelitian yang berupa lembar pengamatan proses pembelajaran menyimak

dan lembar penilaian hasil pembelajaran menyimak cerpen siswa; dan 6)

peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung selama 3 x 35

menit pada hari Kamis, 10 Februari 2011 di ruang kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Proses pembelajaran dilaksanakan

berdasarkan rancangan yang telah peneliti dan guru kelas susun dan sepakati

pada hari Kamis, 20 Januari 2011. Peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus

pertama ini menempatkan diri di kursi paling belakang sebagai partisipan pasif

untuk melakukan observasi/pengamatan terhadap jalannya proses

pembelajaran menyimak cerpen. Peneliti mencatat data-data yang penting,

serta melakukan wawancara kepada pihak guru dan siswa pasca tindakan.

Page 89: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pada siklus I ini materi yang akan disampaikan oleh guru adalah

tentang menyimak cerpen anak. Siswa diminta untuk menyimak cerpen yang

telah guru siapkan, yaitu berjudul “Tara dan Pengejeknya”. Pembelajaran

menyimak cerpen di sini menggunakan teknik make a match yang medianya

berupa kartu-kartu pertanyaan-jawaban yang sudah guru dan peneliti siapkan.

Kartu-kartu pertanyaan yang ada terkait dengan tema, tokoh, latar/setting, dan

amanat dalam cerpen yang guru bacakan.

Langkah-langkah proses pembelajaran pada tahap pelaksanaan

tindakan siklus I adalah sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa bersama,

mengkondisikan kelas, dan mengecek presensi siswa.

2) Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari yaitu tentang

menyimak cerpen anak.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu siswa

dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam cerpen anak (tema,

tokoh, latar, dan amanat) yang dibacakan secara lisan.

4) Guru memberikan materi tentang identifikasi unsur-unsur yang ada dalam

cerpen (tema, tokoh, latar, dan amanat).

5) Guru menerangkan tentang kegiatan menyimak yang akan dilakukan dan

menjelaskan tentang permainan/teknik pembelajaran yang akan

diterapkan, yaitu dengan menggunakan teknik make a match.

6) Guru membacakan cerpen anak yang berjudul “Tara dan Pengejeknya”,

dan meminta siswa untuk menyimak dengan seksama.

7) Setelah selesai, guru langsung mengajak siswa untuk mulai menerapkan

teknik make a match.

8) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar, tiap kelompok

beranggotakan 10 siswa.

9) Guru membagikan kartu soal-jawaban kepada siswa. Kelompok pertama

(siswa yang berada di sebelah kiri guru) mendapatkan kartu berwarna

biru yang berisi pertanyaan, dan kelompok kedua (siswa yang berada di

Page 90: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sebelah kanan guru) mendapatkan kartu berwarna merah yang berisi

jawaban dari pertanyaan yang ada dalam kartu berwarna merah.

10) Guru tidak memperbolehkan siswa membuka kartu yang mereka bawa

sebelum ada aba-aba dari guru untuk membukanya.

11) Guru meminta siswa untuk bersama-sama membuka kartu yang dibawa

dalam hitungan ketiga, dan siswa diminta membaca kalimat yang ada

pada kartu masing-masing.

12) Setelah itu, guru memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk

mencari pasangan yang mereka anggap cocok dari kartu pertanyaan

maupun kartu jawaban yang mereka bawa masing-masing.

13) Setelah waktu habis, guru bersama-sama dengan siswa mencocokkan

pasangan yang sudah terbentuk, apakah sudah benar atau belum.

14) Guru mengulang kegiatan yang sama namun dengan pembagian

kelompok yang berbeda (kelompok dibalik).

15) Guru memberikan soal kepada siswa terkait unsur-unsur yang ada dalam

cerpen yang telah dibacakan sebagai evaluasi dari pembelajaran

menyimak yang sudah dilaksanakan.

16) Setelah selesai, guru melakukan refleksi atas pembelajaran menyimak dan

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

17) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

18) Guru menutup pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Februari 2011 pukul

07.30-09.15 WIB, yaitu pada jam pelajaran pertama sampai istirahat,

berlangsung selama 3 x 35 menit (satu kali pertemuan) dan bertempat di ruang

kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Guru menerapkan

teknik make a match dalam pembelajaran menyimak cerpen anak. Dan pada

pertemuan ini guru menggunakan cerpen anak yang berjudul “Tara dan

Pengejeknya” sebagai bahan simakan.

Page 91: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses pembelajaran

menyimak cerpen serta aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif

yang berada di bangku paling belakang agar dapat mengamati jalannya proses

pembelajaran menyimak cerpen dengan teknik make a match.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang proses kegiatan belajar mengajar pada siklus I sebagai

berikut.

1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang

akan dijadikan pedoman dalam mengajar.

2) Pelaksanaan tindakan pada siklus I berlangsung selama 1 kali pertemuan,

dengan alokasi waktu yaitu 3 x 35 menit, diikuti oleh siswa kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 20 siswa.

3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menyimak cerpen dengan

cukup baik, yaitu guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas. Pada

awal pembelajaran, guru mengemukakan dengan jelas tentang materi

yang harus dikuasai, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur cerita (tema,

tokoh, latar, dan amanat) dari cerpen yang akan dibacakan. Guru tidak

hanya ceramah, tetapi juga menggunakan metode tanya jawab.

Pembelajaran berlangsung dua arah antara guru dan siswa. Kemudian

guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif teknik Make a

Match.

4) Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa tampak masih kurang

berminat, malas, dan beraktivitas sendiri. Begitu juga pada saat guru

membacakan bahan simakan (cerpen), beberapa siswa masih belum

fokus. Akan tetapi, sebagian besar siswa sudah tampak antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran menyimak.

Page 92: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 6. Siswa Menyimak Cerpen yang Dibacakan oleh Guru

5) Setelah memberi penjelasan, guru membagi kelompok berdasarkan

tempat duduk siswa. Satu kelompok terdiri dari 10 siswa, sehingga di

kelas tersebut hanya terdapat 2 kelompok. Guru meminta siswa

mengingat lagi bahan simakan yang telah dibacakan dengan

menggunakan teknik make a match. Guru membagikan kartu-kartu

pertanyaan-jawaban kepada siswa. Tiap siswa mendapatkan 1 kartu. Guru

melarang siswa membuka kartu yang mereka bawa sebelum ada aba-aba

dari guru untuk membukanya.

Gambar 7. Siswa Menerima Kartu dari Guru

6) Setelah semua siswa mendapat kartu, guru meminta siswa untuk bersama-

sama membuka kartu yang dibawa, dan siswa diminta membaca kalimat

yang ada pada kartu masing-masing. Setelah itu, guru memberikan waktu

10 menit kepada siswa untuk mencari pasangan yang mereka anggap

cocok dari kartu pertanyaan maupun kartu jawaban yang mereka bawa

Page 93: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

masing-masing. Siswa tampak aktif dalam mencari pasangannya. Namun

ada beberapa siswa juga yang hanya diam tidak mau berkeliling mencari

pasangannya, hanya menunggu teman yang lain menghampiri.

Gambar 8. Siswa Mulai Mencari Pasangannya

7) Setelah waktu habis, guru bersama-sama siswa mencocokkan hasil dari

pasangan yang ada. Guru meminta tiap siswa berdiri dan membacakan

kartu yang mereka bawa, kemudian teman yang lain bertugas

menanggapi, apakah pasangan tersebut sudah benar atau belum. Pada sesi

ini, beberapa siswa tampak ragu-ragu dalam membacakan kartunya.

Mereka tampak belum yakin dengan pasangannya. Dalam

mencocokkan/menanggapi pasangan yang sudah terbentuk, siswa

menjawab secara serentak dan bersamaan. Ketika guru meminta siswa

mengacungkan jari untuk memberikan pendapat, tidak ada siswa yang

mau mengangkat tangan.

Gambar 9. Siswa dan Guru Mencocokkan Pasangan yang Telah

Terbentuk

Page 94: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

8) Setelah semua pasangan sudah dicocokkan, guru memberikan soal kepada

siswa terkait unsur-unsur yang ada dalam cerpen sebagai evaluasi dari

pembelajaran menyimak yang sudah dilaksanakan. Siswa tampak tenang

dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa juga tampak masih kesulitan

dalam mengerjakan soal, terlihat dari beberapa siswa masih ada yang

bertanya kepada guru terkait soal yang diberikan. Siswa masih bingung

dan bertanya tentang unsur-unsur cerpen.

Gambar 10. Siswa Mengerjakan Soal dari Guru

9) Ketika tahap refleksi, beberapa siswa yang duduk di bangku bagian

belakang, khususnya siswa putra masih tampak tidak fokus dan tidak

memperhatikan. Mereka asyik mengobrol dengan teman yang lain.

Namun siswa yang duduk di bangku bagian depan dan sebagian besar

siswa putri aktif memperhatikan guru dan menjawab pertanyaan dari

guru.

10) Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan Siklus I ini

dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.

a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut.

(1) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti

pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi

seperti mengganggu teman, berbicara dan bercanda dengan teman

saat guru memberikan materi dan saat guru membacakan cerpen.

Page 95: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(2) Ketika siswa diminta mencari pasangan, belum semua siswa aktif

dalam mencari pasangannya. Sebagian dari mereka ada yang

cuma duduk dan menunggu pasangannya datang.

(3) Siswa masih susah dalam mengacungkan jari secara sukarela

untuk menanggapi pasangan-pasangan yang sudah terbentuk,

apakah sudah benar atau belum. Mereka hanya berani menjawab

secara bersamaan.

(4) Siswa masih kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

(5) Meski tenang, namun siswa tampak tidak bersemangat dalam

mengerjakan soal dari guru.

b) Kelemahan yang ditemukan dari guru sebagai berikut.

(1) Posisi guru dalam memberikan materi dan membacakan bahan

simakan masih berada di samping tempat duduknya, sehingga

pengelolaan kelas kurang maksimal.

(2) Guru jarang menegur siswa yang tidak aktif dan tidak fokus pada

pelajaran yang berlangsung.

(3) Guru tidak memperhatikan kondisi fisik ruang kelas. Pintu kelas

dibiarkan terbuka, sehingga siswa sering mengalihkan pandangan

ke luar kelas.

(4) Guru kurang memberikan pantauan kepada siswa saat mereka

bergerak mencari pasangan dan saat mengerjakan soal. Guru

hanya duduk di bangkunya, sehingga siswa gaduh dan saling

mencontek.

c) Kelemahan pembelajaran menyimak dengan teknik Make a Match

yaitu siswa masih merasa teknik Make a Match itu asing dan baru,

sehingga mereka belum begitu memahami pelaksanaan dari teknik ini.

Mereka masih bergerombol dalam mencari pasangan, sehingga

suasana kelas menjadi tidak terkondisikan.

Page 96: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

11) Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak tampak

dari indikator berikut.

a) Perhatian dan konsentrasi siswa saat mendengarkan bahan simakan.

Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman

observasi, diketahui bahwa siswa yang perhatian dan berkonsentrasi

saat mendengarkan bahan simakan sebanyak 12 siswa atau 60 %

siswa, sedangkan 8 siswa atau 40 % siswa lainnya kurang

memperhatikan dan kurang konsentrasi. Siswa tersebut pada

umumnya adalah siswa putra yang duduk di deret bangku bagian

belakang dan di dekat dinding.

b) Kerjasama siswa.

Ketika proses pembelajaran menyimak, dalam siklus I ini ada 15

siswa atau 75 % siswa yang bekerja sama dalam penerapan teknik

make a match, yaitu ketika semua siswa bergerak mencari

pasangannya. Ada 5 siswa atau 25 % siswa yang cenderung diam dan

tidak mau bekerja sama dengan teman yang lain. Mereka hanya duduk

menunggu teman lain yang mencari pasangan datang menghampiri.

c) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

Siswa dalam menjawab pertanyaan pada pembelajaran menyimak

siklus I ini tergolong cukup aktif. Terdapat 8 siswa atau 40 % siswa

yang aktif dalam menjawab pertanyaan. Mereka menjawab

pertanyaan secara bersama-sama. Sedangkan 12 siswa atau 60 %

siswa masih kurang aktif. Mereka cenderung diam dan tidak mau

berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru.

d) Keaktifan dalam mengerjakan tugas.

Siswa yang betul-betul aktif dalam mengerjakan tugas pada siklus I

ini ada 9 siswa atau 45 % siswa. Sedangkan siswa yang lain yaitu

sebanyak 11 siswa atau 55 % siswa belum tampak sungguh-sungguh

mengerjakan tugas. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk

bercakap-cakap dan bercanda dengan teman yang lain.

Page 97: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

e) Ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak cerpen.

Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen ini dinilai

berdasarkan pada beberapa hal, di antaranya yaitu: (1) ketepatan

dalam menentukan tema, (2) ketepatan dalam menyebutkan tokoh-

tokoh yang ada dalam cerpen, (3) ketepatan dalam menyebutkan

latar/setting dalam cerpen, (4) ketepatan dalam menuliskan amanat

yang terkandung dalam cerpen yang sudah dibacakan, dan (5)

kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang sudah dibacakan,

yaitu mencakup pemahaman dan kelengkapan akan isi cerpen yang

sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan struktur

kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis. Ketuntasan hasil belajar

pada siklus I ini mencapai 50 %. Hal ini dilihat dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 berjumlah 10

siswa dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran menyimak.

Dengan demikian, kualitas hasil pembelajaran menyimak

cerpen pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 berdasarkan nilai

ulangan yang diperoleh menunjukkan bahwa ada peningkatan dari

hasil pratindakan. Terbukti ada 10 siswa yang mendapat nilai lebih

dari 65. Ada 10 siswa yang masih memperoleh nilai kurang dari 65.

Ada satu siswa yang mendapat nilai 36,7. Ada lima siswa yang

mendapat nilai antara 40-50. Ada dua siswa yang mendapat nilai 53,3.

Siswa yang memperoleh nilai antara 60-69 ada tiga siswa. Ada dua

siswa mendapat nilai 73,3. Ada empat siswa memperoleh nilai 76,7.

Siswa yang mendapat nilai 83,3 ada tiga siswa. Nilai tertinggi pada

pembelajaran menyimak cerpen siklus I ini adalah 83,3. Peningkatan

nilai pembelajaran menyimak tersebut tampak jelas pada grafik dan

tabel perbandingan nilai pembelajaran menyimak di bawah ini.

Page 98: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 11. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak

Siswa

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai menyimak

siswa. Pada kegiatan pratindakan tampak bahwa masih banyak siswa

yang mendapat nilai di bawah 65, sedangkan pada siklus I banyak

siswa yang sudah mendapat nilai di atas 65. Berdasarkan grafik

tersebut tampak bahwa nilai siswa pada siklus I lebih baik daripada

nilai siswa pada pratindakan. Siswa yang mendapat nilai kurang dari

65 (belum tuntas) pada pratindakan lebih banyak daripada siklus I.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menyimak siklus I ini (proses dan hasil) telah menunjukkan

peningkatan dari kondisi awal (pratindakan). Hal tersebut ditunjukkan oleh:

1) Perhatian dan konsentrasi siswa pada saat mendengarkan bahan simakan

yang berupa pembacaan cerpen anak dengan menggunakan teknik make a

match mengalami peningkatan dari 9 siswa (43 %) pada pratindakan

menjadi 12 siswa (60 %) pada siklus I. Meski belum sepenuhnya, namun

siswa sudah tampak lebih tertarik dan memperhatikan apa yang guru

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

pratindakan

siklus 1

Page 99: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

sampaikan, dibanding pada saat kegiatan pratindakan. Indikator

pengukuran perhatian dan konsentrasi siswa ini diukur berdasarkan jumlah

siswa yang menampakkan perhatian dan kesungguhannya dalam

pembelajaran menyimak, khususnya dalam mendengarkan bahan simakan.

2) Kerjasama antarsiswa dalam pembelajaran menyimak cerpen ini juga

mengalami peningkatan. Dalam siklus I ini guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match, yang melibatkan siswa

untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam sebuah kelompok. Oleh sebab

itu, dalam aspek ini mengalami peningkatan mencapai 75 % atau 15 siswa

mampu bekerja sama dengan siswa yang lain, dibandingkan dengan

kegiatan pratindakan yang sama sekali tidak ada kerjasama antarsiswa.

3) Keaktifan maupun antusias siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru

mengalami peningkatan. Pada kegiatan pratindakan guru lebih banyak

berceramah dan hanya sedikit memberikan tanya jawab terkait materi yang

diajarkan, sehingga siswa yang aktif pun sedikit. Pada siklus I ini keaktifan

siswa mencapai 40 % (8 siswa aktif) sedangkan pada pratindakan hanya

25% (5 siswa aktif). Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan tersebut

kebanyakan adalah siswa yang duduk di bangku paling depan. Keaktifan

siswa dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas pun mengalami peningkatan.

Dalam kegiatan pratindakan, siswa terlihat kurang bersemangat dan tidak

sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal. Mereka pun terlihat kesulitan

dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Namun dalam siklus I

ini keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mengalami peningkatan

mencapai 45 % atau sebanyak 9 siswa. Mereka sudah tampak lebih

bersemangat dalam mengerjakan tugas dibandingkan saat pratindakan.

5) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen belum begitu

maksimal. Hal ini terbukti dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran

menyimak, hanya 10 siswa yang tuntas atau sekitar 50% yang mendapat

nilai 65 ke atas, yang lainnya masih di bawah KKM yang berlaku. Akan

Page 100: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tetapi, sudah ada peningkatan dari pratindakan, karena dalam pratindakan

siswa yang tuntas adalah 7 siswa atau sekitar 33,3 % siswa yang tuntas.

6) Guru juga lebih komunikatif dalam pembelajaran menyimak dengan

teknik make a match. Pada pratindakan (survei awal) guru tampak

menjelaskan dengan metode ceramah saja, sedangkan pada siklus I ini

guru sudah menggunakan metode tanya jawab. Guru dan siswa juga

bersama-sama dalam mencocokkan pasangan yang sudah terbentuk. Hal

tersebut membuktikan sudah adanya interaksi antara guru dan siswa.

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan dari pelaksanaan

tindakan siklus I ini bersumber dari siswa, guru, dan teknik pengajarannya.

Selanjutnya, untuk memperbaiki beberapa kekurangan atau kelemahan yang

ada pada siklus I ini, guru dan peneliti akan mengadakan langkah-langkah

perbaikan sebagai berikut:

1) Guru meningkatkan minat dan perhatian siswa dengan mengubah sedikit

posisinya. Guru tidak hanya duduk dan menjelaskan materi di bangkunya,

tetapi lebih mendekat kepada siswa. Dalam membacakan bahan simakan,

guru sebaiknya lebih menggunakan nada dan intonasi yang tepat agar

siswa juga lebih tertarik mendengarkan. Selain itu, guru juga sebaiknya

lebih tegas untuk menegur siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran.

2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan kondisi fisik ruang kelas. Dalam

pembelajaran menyimak dibutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi, untuk

itu sebaiknya guru menutup pintu kelas agar siswa tidak mengalihkan

pandangan ke luar, dan tetap berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

3) Guru sebaiknya juga memantau siswa pada saat siswa mulai mencari

pasangannya. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi siswa yang hanya

duduk-duduk, dan tidak mau aktif mencari pasangannya. Selain itu juga

agar siswa tidak bermain curang, yaitu dengan memberitahukan jawaban

kepada teman yang lain.

Page 101: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

4) Agar hasil pembelajaran dapat lebih ditingkatkan, sebaiknya guru

menjelaskan kembali materi yang dipelajari dengan memberikan beberapa

contoh, sehingga siswa lebih mudah paham dan lebih siap terkait apa yang

seharusnya mereka persiapkan.

5) Guru sebaiknya memberikan reward kepada siswa yang dianggap aktif

dengan tujuan untuk mendorong siswa agar lebih berkonsentrasi dan juga

lebih aktif dalam pembelajaran menyimak, misalnya dalam merespon

pertanyaan dari guru. Reward yang diberikan dapat berupa pujian seperti:

bagus, baik sekali, benar, pintar, atau juga bisa dengan memberikan nilai

tambahan kepada siswa yang aktif.

6) Guru sebaiknya menjelaskan tentang penerapan teknik make a match

dalam pembelajaran menyimak ini dengan lebih detail dan runtut agar

dalam praktiknya siswa sudah paham dan tidak bingung lagi. Siswa juga

mampu bergerak dalam mencari pasangan dengan teratur, tidak

bergerombol dan gaduh seperti sebelumnya.

Page 102: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 10. Nilai Proses dan Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak

Cerpen Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo.

a. Perolehan Nilai Proses Pembelajaran Menyimak Siklus I.

No. No.

Induk Nama Siswa

Perilaku

I II III IV

1. 3469 Agus Suparno 3 3 2 2

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 4 4 3 3

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 4 4 4 5

4. 3491 Arun Rahmawati 3 4 4 4

5. 3492 Afri Baida Asiyah 4 4 3 4

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 3 4 2 3

7. 3494 Ago Hardianto Putra 4 4 2 2

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 4 4 4 5

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 3 4 2 2

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 3 3 2 2

11. 3501 Henri Wibowo 3 3 2 2

12. 3502 Imron Syafei 3 4 3 2

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi - - - -

14. 3504 Kurniawati 4 4 2 4

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 4 4 4 5

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 4 4 4 4

17. 3510 Rizki Maulina 4 4 3 4

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 3 3 4 3

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 4 3 4 2

20. 3516 Wahyu Ningsih 4 4 4 2

21. 3554 Munik Diah Alvianti 4 4 2 4

Persentase siswa dengan kriteria baik/sangat baik 60% 75% 40% 45%

Page 103: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Keterangan:

Aspek Penilaian:

I : Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mendengarkan bahan simakan

II : Kerja sama antarsiswa

III : Antusias dalam menjawab pertanyaan

IV : Keaktifan dalam mengerjakan tugas

Kriteria Penskoran:

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup/sedang

4 : baik

5 : sangat baik

Page 104: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

b. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak Cerpen pada Siswa

Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo

No. No. Induk Nama Siswa Nilai

Pratindakan

Nilai

Siklus I

1. 3469 Agus Suparno 70 50

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 60 60

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 65 83,3

4. 3491 Arun Rahmawati 45 73,3

5. 3492 Afri Baida Asiyah 70 73,3

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 25 63,3

7. 3494 Ago Hardianto Putra 50 46,7

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 45 83,3

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 40 50

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 60 46,7

11. 3501 Henri Wibowo 40 53,3

12. 3502 Imron Syafei 75 36,7

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi 50 -

14. 3504 Kurniawati 60 76,7

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 45 83,3

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 45 76,7

17. 3510 Rizki Maulina 70 76,7

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 70 66,7

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 75 43,3

20. 3516 Wahyu Ningsih 55 53,3

21. 3554 Munik Diah Alvianti 30 76,7

Perbandingan yang digambarkan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan jumlah siswa yang ’tuntas’ dari 7 siswa (33,3 %) menjadi 10

siswa (50 %). Dengan demikian, jelas bahwa nilai siswa pada siklus I lebih baik

daripada nilai siswa pada pratindakan.

Page 105: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru merencanakan kegiatan untuk siklus kedua pada hari

Minggu, 13 Februari 2011 di rumah guru kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo, yaitu Ibu Anita Karmila, A.Ma. Berdasarkan

kesepakatan guru dan peneliti, maka tindakan pada siklus II akan dilaksanakan

pada hari Kamis, 17 Februari 2011 selama 3 x 35 menit, yaitu pada jam

pelajaran pertama sampai istirahat. Guru dan peneliti mendiskusikan

rancangan tindakan yang dilakukan dalam proses penelitian selanjutnya.

Peneliti mengemukakan analisis hasil observasi terhadap proses pembelajaran

yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelemahan dan

kelebihan selama berlangsungnya proses pembelajaran siklus I.

Beberapa kekurangan pada siklus I, telah diungkapkan pada uraian

siklus I. Peneliti mengemukakan perencanaan untuk mengatasi berbagai

kekurangan pada siklus I yaitu sebagai berikut.

1) Guru meningkatkan minat dan perhatian siswa dengan mengubah sedikit

posisinya. Guru tidak hanya duduk dan menjelaskan materi di bangkunya,

tetapi lebih mendekat kepada siswa. Dalam membacakan bahan simakan,

guru sebaiknya lebih menggunakan nada dan intonasi yang tepat agar

siswa juga lebih tertarik untuk mendengarkan. Selain itu, guru juga

sebaiknya lebih tegas untuk menegur siswa yang tidak fokus dalam

pembelajaran.

2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan kondisi fisik ruang kelas. Dalam

pembelajaran menyimak dibutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi, untuk

itu sebaiknya guru menutup pintu kelas agar siswa tidak mengalihkan

pandangan ke luar, dan tetap berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

3) Guru sebaiknya juga memantau siswa pada saat siswa mulai mencari

pasangannya. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi siswa yang hanya

duduk-duduk, dan tidak mau aktif mencari pasangannya. Selain itu juga

agar siswa tidak bermain curang, yaitu dengan memberitahukan jawaban

kepada teman yang lain.

Page 106: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

4) Agar hasil pembelajaran dapat lebih ditingkatkan, sebaiknya guru

menjelaskan kembali materi yang dipelajari dengan memberikan beberapa

contoh, sehingga siswa lebih mudah paham dan lebih siap terkait apa yang

seharusnya mereka kerjakan.

5) Guru sebaiknya memberikan reward kepada siswa yang dianggap aktif

dengan tujuan untuk mendorong siswa agar lebih berkonsentrasi dan juga

lebih aktif dalam pembelajaran menyimak, misalnya dalam merespon

pertanyaan dari guru. Reward yang diberikan dapat berupa pujian seperti:

bagus, baik sekali, benar, pintar, atau juga bisa dengan memberikan nilai

tambahan kepada siswa yang aktif.

6) Guru sebaiknya menjelaskan tentang penerapan teknik make a match

dalam pembelajaran menyimak ini dengan lebih detail dan runtut agar

dalam praktiknya siswa sudah paham dan tidak bingung lagi. Siswa juga

mampu bergerak dalam mencari pasangan dengan teratur, tidak

bergerombol dan gaduh seperti sebelumnya.

Adapun urutan perencanaan tindakan yang akan diterapkan dalam

siklus II adalah sebagai berikut.

1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan).

a) Guru sebelumnya memeriksa kondisi kelas dengan menutup pintu

kelas yang masih terbuka.

b) Guru mengkondisikan siswa dan mengecek presensi siswa.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya jawab terkait materi

menyimak cerpen yang sudah pernah diberikan.

e) Guru menyampaikan materi tentang menyimak unsur-unsur yang ada

dalam cerpen yang mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat disertai

dengan contohnya.

f) Guru menjelaskan tentang penerapan teknik make a match secara

lebih mendetail.

Page 107: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

g) Guru membacakan cerpen anak yang berjudul ”Lemari Dinding”

disertai dengan nada dan intonasi yang tepat. Siswa menyimak guru.

h) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa dan ditempatkan pada tempat duduk

yang berbeda. (deretan bangku paling kiri guru namai kelompok 1,

dua deretan bangku yang ada di tengah adalah kelompok 2 dan 3,

deretan bangku paling kanan adalah kelompok 4).

i) Guru menyiapkan kartu-kartu soal-jawaban yang akan dibagikan

kepada siswa.

j) Guru membagikan kartu-kartu soal jawaban tersebut kepada siswa.

Tiap siswa mendapat 1 kartu. Siswa pada kelompok 1 dan 3 mendapat

kartu yang berwarna oranye yang di dalamnya berisi pertanyaan.

Sedangkan siswa pada kelompok 2 dan 4 mendapatkan kartu yang

berwarna hijau yang di dalamnya berisi jawaban.

k) Guru memberi aba-aba siswa untuk membuka dan membaca kartu

yang sudah mereka bawa masing-masing.

l) Guru kemudian memberi waktu siswa dan mempersilakan siswa

untuk mencari pasangannya. Siswa pada kelompok 1 mencari

pasangannya di kelompok 2, dan menyuruh siswa pada kelompok 3

untuk mencari pasangannya di kelompok 4.

m) Setelah waktu habis, guru mengajak siswa untuk mencocokkan

pasangan yang sudah terbentuk. Guru meminta siswa secara

perseorangan untuk menanggapi pasangan yang ada, apakah pasangan

tersebut sudah betul atau belum.

n) Guru memberikan reward kepada siswa yang mau sukarela

memberikan tanggapan dengan poin plus di daftar nilai dan applause.

o) Guru mengulangi hal yang sama namun dengan pembagian kartu

yang berbeda. Kelompok 1 dan 3 mendapat kartu yang berwarna hijau

yang berisi jawaban, dan kelompok 2 dan 4 mendapat kartu yang

berwarna oranye yang berisi pertanyaan.

Page 108: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

p) Setelah semua selesai, guru melakukan evaluasi dengan memberikan

soal ulangan yang harus siswa kerjakan secara individual.

q) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

r) Guru menutup pelajaran.

2) Guru dan peneliti bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran untuk materi menyimak cerpen pada siklus II.

3) Peneliti memberikan cerpen dan kartu-kartu soal-jawaban yang akan

digunakan dalam tindakan pada siklus II.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar

pengamatan dan penilaian peserta didik dalam proses pembelajaran yang

terdiri dari beberapa aspek, yakni: a) perhatian dalam mendengarkan

bahan simakan, b) bekerja sama dengan teman saat teknik make a match

diterapkan, c) antusias dalam menjawab pertanyaan, dan d) mengerjakan

tugas. Selain itu, peneliti dan guru juga menyusun instrumen penelitin

yang berupa lembar penilaian hasil pembelajaran menyimak siswa yang

meliputi beberapa aspek, yaitu: a) ketepatan dalam menentukan tema, b)

ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen, c)

ketepatan dalam menyebutkan latar/setting dalam cerpen, d) ketepatan

dalam menuliskan amanat yang terkandung dalam cerpen yang sudah

dibacakan, dan e) kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang

sudah dibacakan, yaitu mencakup: pemahaman dan kelengkapan akan isi

cerpen yang sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan

struktur kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis.

5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II yaitu

pada hari Kamis, 17 Februari 2011. Siklus II akan dilaksanakan dalam

waktu 3 x 35 menit (satu kali pertemuan).

Page 109: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berlangsung selama 3 x 35

menit yaitu 1 kali pertemuan pada hari Kamis, 17 Februari 2011 di ruang kelas

V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Proses pembelajaran

dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah disusun pada hari Minggu, 13

Februari 2011 yang telah disepakati antara pihak guru dan juga peneliti. Guru

dan peneliti merencanakan skenario pembelajaran sebagai solusi untuk

mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dalam

pembelajaran menyimak cerpen anak. Peneliti dalam pelaksanaan tindakan II

menempatkan diri di kursi paling belakang sebagai partisipan pasif serta untuk

melakukan observasi terhadap proses tindakan II dan mencatat data-data yang

dianggap penting, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada pihak

siswa maupun pihak guru pasca tindakan.

Materi pelaksanaan tindakan II tersebut adalah mendengarkan cerpen

anak. Siswa diminta menyimak cerpen yang dibacakan oleh guru secara lisan.

Siswa kemudian diminta mengingat kembali isi dari bahan simakan dengan

teknik make a match yaitu mencari pasangan dengan menggunakan kartu-

kartu soal-jawaban. Langkah-langkah dalam proses pembelajaran pada tahap

pelaksanaan tindakan siklus II.

1) Guru menutup pintu kelas yang masih terbuka.

2) Guru mengkondisikan siswa dan mengecek presensi siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya jawab terkait materi

menyimak cerpen yang sudah pernah diberikan, baik itu tentang

pengertian tema, tokoh, latar, dan amanat yang ada dalam cerpen.

5) Guru menyampaikan kembali materi tentang menyimak unsur-unsur yang

ada dalam cerpen yang mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat disertai

dengan contohnya.

6) Guru menjelaskan tentang penerapan teknik make a match secara lebih

mendetail, yaitu tentang prosedur mencari pasangan pada kelompok yang

telah ditentukan dan prosedur dalam pencocokan pasangan yang ada.

Page 110: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

7) Guru membacakan cerpen anak yang berjudul ”Lemari Dinding” di depan

siswa disertai dengan nada dan intonasi yang tepat, dan siswa menyimak

pembacaan cerpen oleh guru.

8) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa yang ditempatkan pada tempat duduk yang

berbeda. (deretan bangku paling kiri guru namai kelompok 1, dua deretan

bangku yang ada di tengah adalah kelompok 2 dan 3, deretan bangku

paling kanan adalah kelompok 4).

9) Guru menyiapkan kartu-kartu soal-jawaban yang akan dibagikan kepada

siswa. Guru membagi kartu tersebut di bangkunya berdasarkan warna.

10) Guru membagikan kartu-kartu soal jawaban tersebut kepada siswa. Tiap

siswa mendapat 1 kartu. Siswa pada kelompok 1 dan 3 mendapat kartu

yang berwarna oranye yang di dalamnya berisi pertanyaan. Sedangkan

siswa pada kelompok 2 dan 4 mendapatkan kartu yang berwarna hijau

yang di dalamnya berisi jawaban.

11) Guru memberi aba-aba siswa untuk membuka dan membaca kartu yang

sudah mereka bawa masing-masing.

12) Guru kemudian memberi waktu siswa dan mempersilakan siswa untuk

mencari pasangannya. Siswa pada kelompok 1 mencari pasangannya di

kelompok 2, dan menyuruh siswa pada kelompok 3 untuk mencari

pasangannya di kelompok 4.

13) Setelah waktu habis, guru mengajak siswa untuk mencocokkan pasangan

yang sudah terbentuk. Guru meminta siswa secara perseorangan untuk

menanggapi pasangan yang ada, apakah pasangan tersebut sudah betul

atau belum.

14) Guru memberikan reward kepada siswa yang mau sukarela

mengacungkan tangan untuk memberikan tanggapan dengan poin plus di

daftar nilai dan juga memberi applause.

15) Guru mengulangi hal yang sama namun dengan pembagian kartu yang

berbeda. Kelompok 1 dan 3 mendapat kartu yang berwarna hijau yang

Page 111: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

berisi jawaban, dan kelompok 2 dan 4 mendapat kartu yang berwarna

oranye yang berisi pertanyaan.

16) Setelah semua selesai, guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal

ulangan yang harus siswa kerjakan secara individu.

17) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

18) Guru menutup pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti melakukan observasi terhadap guru, siswa, dan proses

pembelajaran menyimak cerpen yang berlangsung. Pengamatan ini

dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Februari 2011 pukul 07.30 WIB, yaitu pada

jam pelajaran pertama yang berlangsung selama 3 x 35 menit (satu kali

pertemuan). Sama seperti pada siklus sebelumnya, observasi ini difokuskan

pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru,

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen. Pada observasi ini,

peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan

dijadikan pedoman dalam mengajar. Selain itu, guru juga sudah

memperhatikan kondisi sekitar kelas, yaitu dengan menutup pintu kelas

yang masih terbuka.

2) Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 1 kali pertemuan,

diikuti oleh siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo

yang berjumlah 20 siswa.

3) Guru sudah menjelaskan materi tentang unsur-unsur yang ada dalam

cerpen yang meliputi tema, tokoh, latar, dan amanat secara lebih detail

dengan disertai contoh.

Page 112: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4) Guru sudah menjelaskan tentang penerapan teknik make a match secara

lebih mendetail, yaitu tentang prosedur mencari pasangan dan dalam

mencocokkan pasangan yang sudah terbentuk.

5) Guru membacakan bahan simakan yang berupa cerpen di depan kelas,

tepatnya di tengah-tengah siswa dengan sedikit menggunakan nada dan

intonasi yang tepat.

6) Setelah guru selesai membacakan bahan simakan, guru membagi siswa

menjadi 4 kelompok, dan tiap kelompok berisi 5 siswa. Dari 4 kelompok

tersebut, 2 di antaranya mendapat kartu berwarna oranye yang berisi

pertanyaan, dan 2 kelompok yang lain mendapat kartu berwarna hijau

yang berisi jawaban. Guru kemudian meminta siswa untuk segera mencari

pasangan mereka masing-masing dengan batas waktu tertentu. Dalam

kegiatan ini siswa sudah mulai banyak yang aktif dalam mencari pasangan.

Mereka tampak bersemangat dan bersaing dalam menemukan pasangan

lebih dulu. Siswa juga terlihat lebih teratur dalam mencari pasangannya.

Gambar 12. Siswa Lebih Teratur dalam Mencari Pasangan

7) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru bersama dengan

siswa mencocokkan pasangan yang telah terbentuk, apakah sudah benar

atau belum. Guru meminta siswa mengacungkan tangan untuk memberi

tanggapan secara perseorangan. Guru memberikan reward kepada siswa

yang mau secara sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi

pasangan yang telah membacakan kartunya. Reward yang diberikan guru

berupa poin plus dan applause yang diberikan oleh guru dan teman-teman.

Page 113: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Dalam kegiatan ini sudah cukup banyak siswa yang aktif, mau secara

sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada.

Mereka berebut untuk memberikan tanggapan.

Gambar 13. Siswa Sudah Mulai Aktif dalam Memberikan Tanggapan

8) Setelah selesai, guru kemudian memberikan soal ulangan kepada siswa.

Soal yang diberikan guru tersebut berisi tentang unsur-unsur yang ada

dalam cerpen yang telah dibacakan, mencakup tema, tokoh, latar, dan

amanat yang ada dalam cerpen. Dalam kegiatan ini siswa sudah mulai

tenang dan terlihat mengerjakan dengan lebih sungguh-sungguh. Mereka

sudah tidak banyak menanyakan tentang materi yang telah dijelaskan di

awal pembelajaran.

Gambar 14. Siswa Mulai Tenang dalam Mengerjakan Tugas

9) Ketika tahap refleksi, siswa mulai aktif dalam memberikan komentar atas

pertanyaan-pertanyaan singkat yang diberikan oleh guru terkait menyimak

cerpen yang telah dilaksanakan.

Page 114: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

10) Kelemahan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus II ini

dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.

a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut.

(1) Siswa masih saja ada yang belum begitu sungguh-sungguh dalam

mendengarkan bahan simakan meskipun guru sudah membacakan

cerpen dengan lebih memperhatikan nada dan intonasi.

(2) Siswa masih belum sepenuhnya antusias dalam mencocokkan

pasangan yang telah terbentuk. Meski sudah ada beberapa siswa

yang sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan

yang ada, namun beberapa siswa yang lain masih cuek dan tidak

memperhatikan jawaban dari temannya.

(3) Dilihat dari hasil tulisan siswa, masih terdapat banyak kesalahan

dalam ejaan dan penulisan tanda baca. Terdapat beberapa siswa

yang tidak menggunakan tanda titik maupun koma dalam

kalimatnya. Cukup banyak juga siswa yang tidak dapat

membedakan antara awalan dan kata depan. Selain itu juga masih

ada beberapa siswa yang salah dalam penggunaan huruf besar.

b) Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut.

(1) Guru masih kurang dalam memantau siswa saat bahan bacaan

(cerpen) dibacakan, sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak

fokus dalam pembelajaran pun guru tidak mengetahuinya.

(2) Guru juga masih kurang tegas dalam memberikan teguran kepada

siswa, sehingga siswa yang bercanda dengan temannya pun meski

sudah diingatkan juga tidak jera, mereka tetap kembali mengulangi

perbuatannya.

c) Kelemahan pembelajaran menyimak cerpen dengan teknik Make a

Match yaitu kegiatan mencari pasangan ini merupakan teknik yang

sangat simpel dan sederhana, sehingga diperlukan kreativitas dalam

penerapannya agar tidak terkesan monoton dan siswa tidak jenuh.

Page 115: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

11) Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen

tampak dari indikator berikut.

a) Perhatian dan konsentrasi siswa saat mendengarkan bahan simakan.

Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman

observasi, diketahui bahwa siswa yang perhatian dan berkonsentrasi

saat mendengarkan bahan simakan sebanyak 14 siswa atau 70 % siswa,

sedangkan 6 siswa atau 30 % siswa lainnya kurang memperhatikan dan

kurang berkonsentrasi. Mereka terlihat kurang bersungguh-sungguh

dalam mendengarkan bahan simakan. Siswa tersebut pada umumnya

adalah siswa putra yang duduk di deret bangku bagian belakang.

b) Kerjasama siswa.

Ketika proses pembelajaran menyimak, dalam siklus II ini ada 16

siswa atau 80 % siswa yang bekerja sama dalam penerapan teknik

make a match, yaitu ketika semua siswa bergerak mencari

pasangannya. Dalam siklus II ini, semua siswa tampak aktif, bahkan

mereka bersaing dalam memperoleh pasangannya lebih dahulu.

c) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

Siswa dalam menjawab pertanyaan pada pembelajaran menyimak

siklus II ini tergolong lebih aktif dibandingkan dengan siklus

sebelumnya. Terdapat 11 siswa atau 55 % siswa yang tergolong aktif

dalam menjawab pertanyaan. Mereka berani mengacungkan tangan

secara sukarela dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan 9 siswa atau

45 % siswa masih tergolong cukup aktif. Mereka cenderung diam dan

hanya melihat teman lain yang menjawab pertanyaan dari guru.

d) Keaktifan dalam mengerjakan tugas.

Siswa yang betul-betul aktif dalam mengerjakan tugas pada siklus II

ini ada 12 siswa atau 60 % siswa. Sedangkan siswa yang lain yaitu

sebanyak 8 siswa atau 40 % siswa belum tampak sungguh-sungguh

mengerjakan tugas. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk

bercakap-cakap dengan teman yang lain. Siswa tersebut adalah siswa

putra yang duduk di deretan bangku sebelah kiri guru.

Page 116: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

e) Ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak cerpen.

Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen ini dinilai

berdasarkan pada beberapa hal, di antaranya yaitu: (1) ketepatan dalam

menentukan tema, (2) ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang

ada dalam cerpen, (3) ketepatan dalam menyebutkan latar/setting

dalam cerpen, (4) ketepatan dalam menuliskan amanat yang

terkandung dalam cerpen yang sudah dibacakan, dan (5) kemampuan

dalam menuliskan kembali cerpen yang sudah dibacakan, yaitu

mencakup pemahaman dan kelengkapan akan isi cerpen yang sudah

dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan struktur kalimat, dan

ketepatan dalam ejaan/tata tulis. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II

ini mencapai 65 %. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai lebih dari atau sama dengan 65 berjumlah 13 siswa dari 20 siswa

yang mengikuti pembelajaran menyimak.

Dengan demikian, kualitas hasil pembelajaran menyimak

cerpen pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 berdasarkan nilai

ulangan yang diperoleh menunjukkan bahwa ada peningkatan dari

hasil siklus I. Terbukti ada 13 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65,

dan ada 7 siswa yang masih memperoleh nilai kurang dari 65. Dua

siswa mendapat nilai 40. Ada empat siswa yang mendapat nilai antara

50-59. Ada dua siswa yang mendapat nilai antara 60-69. Siswa yang

memperoleh nilai 70 ada dua siswa. Ada empat siswa mendapat nilai

73,3. Ada satu siswa memperoleh nilai 76,7. Siswa yang mendapat

nilai antara 80-89 ada lima siswa. Nilai tertinggi pada pembelajaran

menyimak cerpen siklus II ini adalah 83,3. Peningkatan nilai

pembelajaran menyimak tersebut tampak jelas pada grafik dan tabel

perbandingan nilai pembelajaran menyimak di bawah ini.

Page 117: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Gambar 15. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai menyimak

siswa. Pada kegiatan siklus I tampak bahwa masih banyak siswa yang

mendapat nilai di bawah 65, sedangkan pada siklus II banyak siswa

yang sudah mendapat nilai di atas 65. Berdasarkan grafik tersebut

tampak bahwa nilai siswa pada siklus II lebih baik daripada nilai

siswa pada siklus I. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (belum

tuntas) pada siklus I lebih banyak daripada siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menyimak siklus II ini (proses dan hasil) telah menunjukkan

peningkatan dari kondisi pada siklus I.

1) Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

menyimak khususnya dalam mendengarkan bahan simakan dengan

menggunakan teknik make a match ini mengalami peningkatan dari 12

siswa (60 %) pada siklus I menjadi 14 siswa (70 %) pada siklus II. Meski

belum sepenuhnya, namun siswa sudah tampak lebih tertarik dan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

Page 118: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

memperhatikan apa yang guru sampaikan, dibanding pada saat kegiatan

siklus I. Pada saat siklus II ini sudah tampak beberapa siswa yang

mencatat hal-hal yang penting dalam bahan bacaan yang diperdengarkan,

tidak seperti pada siklus sebelumnya yang siswa belum begitu sungguh-

sungguh dalam pembelajaran menyimak. Indikator pengukuran perhatian

dan konsentrasi siswa ini diukur berdasarkan jumlah siswa yang

menampakkan perhatian dan kesungguhannya dalam pembelajaran.

2) Kerjasama antarsiswa dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini mengalami

peningkatan dibandingkan pada tindakan siklus I yaitu dari 15 siswa atau

75 % siswa menjadi 16 siswa atau 80 % siswa. Beberapa siswa sudah

terlihat aktif dalam bekerja sama dan mencari pasangannya, mereka tidak

banyak yang terlihat hanya duduk seperti dalam siklus I.

3) Keaktifan dan antusias siswa dalam pembelajaran menyimak meningkat.

Siswa terlihat lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru

dibandingkan dengan pada kegiatan siklus I. Dalam siklus II ini sudah ada

beberapa siswa yang secara sukarela mengacungkan tangannya untuk

menjawab pertanyaan dari guru. Siswa juga sudah mampu bekerja sama

dengan teman yang lain dalam mencari pasangan. Pada siklus II ini

keaktifan siswa mencapai 55% (11 siswa aktif) sedangkan pada siklus I

hanya 40% (8 siswa aktif). Keaktifan siswa dapat diamati selama proses

pembelajaran berlangsung.

4) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak juga tampak pada saat

mereka mengerjakan tugas. Dalam siklus I, siswa yang bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas ada 9 siswa atau 45 % siswa.

Sedangkan dalam siklus II ini, siswa yang tampak tenang dan bersunguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas ada 12 siswa atau 60 % siswa.

Sehingga, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas pada tindakan siklus

II ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tindakan siklus I.

5) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen belum begitu

maksimal. Hal ini terbukti dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran

menyimak, hanya 13 siswa yang tuntas atau sekitar 65% yang mendapat

Page 119: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

nilai 65 ke atas, yang lainnya masih di bawah KKM yang berlaku. Akan

tetapi, sudah ada peningkatan dari kegiatan siklus I, karena dalam

kegiatan pada siklus I siswa yang tuntas adalah 10 siswa atau sekitar 50 %

siswa yang tuntas.

6) Guru juga lebih komunikatif dalam pembelajaran menyimak dengan

teknik make a match. Selain itu guru juga lebih memperhatikan posisinya

dalam membacakan bahan simakan. Pada siklus I guru sudah tampak

menjelaskan materi dengan metode tanya jawab, namun ternyata itu

semua tidak cukup. Pada siklus II ini selain guru menggunakan tanya

jawab, guru juga memberikan contoh agar siswa lebih mudah memahami

materi yang disampaikan. Guru dan siswa juga bersama-sama dalam

mencocokkan pasangan yang sudah terbentuk. Sudah ada beberapa siswa

juga yang mau merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru. Hal tersebut

membuktikan adanya interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa.

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan dari pelaksanaan

tindakan siklus II ini bersumber dari siswa, guru, dan teknik pengajarannya.

Selanjutnya, untuk memperbaiki beberapa kekurangan atau kelemahan yang

ada pada siklus II ini, guru dan peneliti akan mengadakan langkah-langkah

perbaikan berikut.

1) Guru meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya pada saat bahan

bacaan diperdengarkan dengan menggunakan media rekaman. Selama ini

siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo masih sangat

jarang diajar dengan menggunakan media audio seperti tape recorder

khususnya dalam pembelajaran menyimak. Guru hanya selalu

membacakannya di depan kelas. Untuk itu, guru perlu memberikan variasi

dalam menentukan media pembelajaran menyimak yang salah satu

alternatifnya yaitu dengan menggunakan media rekaman agar siswa lebih

tertarik lagi untuk mendengarkan.

2) Guru meningkatkan keaktifan siswa dengan memberikan tantangan yang

berbeda dari sebelumnya. Selain guru meminta siswa menanggapi

pasangan yang sudah terbentuk secara individu atau perseorangan, guru

Page 120: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

juga meminta siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

bahan simakan yang telah diperdengarkan. Siswa yang mungkin dalam

siklus sebelumnya belum berkesempatan menjawab pertanyaan dari guru

maupun menanggapi pasangan yang sudah terbentuk, dalam siklus

berikutnya ini guru akan lebih banyak memberikan kesempatan untuk

siswa agar bersikap lebih aktif. Untuk semua itu tentunya guru juga

memberikan tambahan reward selain nilai plus dan applause.

3) Guru memberikan variasi dalam penerapan teknik Make a Match. Teknik

Make a Match yang tergolong simpel dan mudah diparaktikkan akan

membuat siswa lebih mudah bosan. Untuk itu, guru perlu memberikan

variasi yaitu dengan mengubah keadaan kelas. Guru menggeser bangku ke

kanan dan ke kiri, sehingga posisi di tengah kelas kosong. Bagian tengah

yang kosong tersebut menjadi tempat siswa dalam menerapkan teknik

Make a Match yaitu dalam mencari pasangan. Selain siswa mendapatkan

suasana yang baru, siswa juga akan lebih mudah dalam mencari

pasangannya. Situasi dalam proses mencari pasangan pun akan lebih bisa

rapi dan terkondisikan. Selain itu guru juga lebih mudah dalam memantau

siswa yang sudah aktif dan yang belum aktif.

4) Guru perlu bertindak lebih tegas lagi dalam memberi peringatan kepada

siswa. Ketika guru memberikan reward kepada siswa yang aktif, maka

guru pun perlu memberikan hukuman bagi siswa yang nakal, lebih banyak

bercanda dan tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran

menyimak. Jadi ketika siswa sudah diperingatkan satu kali, mereka tidak

akan mengulanginya lagi.

5) Selain guru memberikan materi tentang unsur-unsur cerpen yang

mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat; guru juga perlu memberikan

materi tentang bagaimana menulis yang baik, terutama dari segi bahasa

dan tata baca yang menyertainya. Hal ini dilakukan mengingat dalam

penilaian keterampilan menyimak juga terdapat penilaian dalam aspek

penulisan, yaitu menuliskan kembali bahan simakan dengan bahasa

sendiri.

Page 121: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 11. Nilai Proses dan Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak

Cerpen Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo.

a. Perolehan Nilai Proses Pembelajaran Menyimak Siklus II

No. No.

Induk Nama Siswa

Perilaku

I II III IV

1. 3469 Agus Suparno 3 3 3 3

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 4 4 4 3

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 4 5 3 4

4. 3491 Arun Rahmawati 4 5 4 4

5. 3492 Afri Baida Asiyah 4 5 4 5

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 4 4 3 5

7. 3494 Ago Hardianto Putra 4 5 3 2

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 4 5 4 5

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 3 4 3 2

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 3 3 4 2

11. 3501 Henri Wibowo 4 3 4 2

12. 3502 Imron Syafei 3 4 4 2

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi - - - -

14. 3504 Kurniawati 4 5 3 4

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 4 5 4 5

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 4 5 3 4

17. 3510 Rizki Maulina 3 5 3 4

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 3 4 4 4

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 4 3 4 2

20. 3516 Wahyu Ningsih 4 5 4 4

21. 3554 Munik Diah Alvianti 4 5 3 5

Persentase siswa dengan kriteria baik/sangat baik 70% 80% 55% 60%

Page 122: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Keterangan:

Aspek Penilaian:

I : Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mendengarkan bahan simakan

II : Kerja sama antarsiswa

III : Antusias dalam menjawab pertanyaan

IV : Keaktifan dalam mengerjakan tugas

Kriteria Penskoran:

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup/sedang

4 : baik

5 : sangat baik

Page 123: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

b. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak Cerpen pada Siswa

Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo

No No.

Induk Nama Siswa

Nilai

Pratindakan

Nilai

Siklus I

Nilai

Siklus II

1. 3469 Agus Suparno 70 50 60

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 60 60 66,7

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 65 83,3 73,3

4. 3491 Arun Rahmawati 45 73,3 73,3

5. 3492 Afri Baida Asiyah 70 73,3 83,3

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 25 63,3 80

7. 3494 Ago Hardianto Putra 50 46,7 56,7

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 45 83,3 80

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 40 50 56,7

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 60 46,7 40

11. 3501 Henri Wibowo 40 53,3 56,7

12. 3502 Imron Syafei 75 36,7 40

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi 50 - -

14. 3504 Kurniawati 60 76,7 73,3

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 45 83,3 80

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 45 76,7 76,7

17. 3510 Rizki Maulina 70 76,7 73,3

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 70 66,7 70

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 75 43,3 50

20. 3516 Wahyu Ningsih 55 53,3 70

21. 3554 Munik Diah Alvianti 30 76,7 80

Perbandingan yang digambarkan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan jumlah siswa yang ’tuntas’ dari 10 siswa (50 %) menjadi 13

siswa (65 %). Dengan demikian, jelas bahwa nilai siswa pada siklus II lebih baik

daripada nilai siswa pada siklus I.

Page 124: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan untuk siklus ketiga dilaksanakan pada

hari Minggu, 20 Februari 2011 di rumah guru kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo, yaitu Ibu Anita Karmila, A. Ma. Peneliti bersama guru

melakukan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus

sebelumnya berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus kedua.

Berdasarkan kesepakatan guru dan peneliti maka tindakan pada siklus ketiga

akan dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Februari 2011 selama 3 x 35 menit

pada jam pelajaran pertama sampai istirahat. Guru dan peneliti mendiskusikan

rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian selanjutnya.

Rancangan kegiatan dalam siklus III meliputi pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran menyimak cerpen dengan menggunakan teknik Make a Match

yang merupakan refleksi dari siklus II, dan sebagai upaya perbaikan pada

kegiatan pembelajaran pada siklus kedua.

Peneliti mengemukakan perencanaan untuk mengatasi berbagai

kekurangan pada siklus II yaitu sebagai berikut:

1) Guru meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya pada saat bahan

bacaan diperdengarkan dengan menggunakan media rekaman. Selama ini

siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo masih sangat

jarang diajar dengan menggunakan media audio seperti tape recorder

khususnya dalam pembelajaran menyimak. Guru hanya selalu

membacakannya di depan kelas. Untuk itu, guru perlu memberikan variasi

dalam menentukan media pembelajaran menyimak yang salah satu

alternatifnya yaitu dengan menggunakan media rekaman agar siswa lebih

tertarik lagi untuk mendengarkan.

2) Guru meningkatkan keaktifan siswa dengan memberikan tantangan yang

berbeda dari sebelumnya. Selain guru meminta siswa menanggapi

pasangan yang sudah terbentuk secara individu atau perseorangan, guru

juga meminta siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

bahan simakan yang telah diperdengarkan. Siswa yang mungkin dalam

Page 125: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

siklus sebelumnya belum berkesempatan menjawab pertanyaan dari guru

maupun menanggapi pasangan yang sudah terbentuk, dalam siklus

berikutnya ini guru akan lebih banyak memberikan kesempatan untuk

siswa agar bersikap lebih aktif. Untuk semua itu tentunya guru juga

memberikan tambahan reward selain nilai plus dan applause.

3) Guru memberikan variasi dalam penerapan teknik Make a Match. Teknik

Make a Match yang tergolong simpel dan mudah diparaktikkan akan

membuat siswa lebih mudah bosan. Untuk itu, guru perlu memberikan

variasi yaitu dengan mengubah keadaan kelas. Guru menggeser bangku ke

kanan dan ke kiri, sehingga posisi di tengah kelas kosong. Bagian tengah

yang kosong tersebut menjadi tempat siswa dalam menerapkan teknik

Make a Match yaitu dalam mencari pasangan. Selain siswa mendapatkan

suasana yang baru, siswa juga akan lebih mudah dalam mencari

pasangannya. Situasi dalam proses mencari pasangan pun akan lebih bisa

rapi dan terkondisikan. Selain itu guru juga lebih mudah dalam memantau

siswa yang sudah aktif dan yang belum aktif.

4) Guru perlu bertindak lebih tegas lagi dalam memberi peringatan kepada

siswa. Ketika guru memberikan reward kepada siswa yang aktif, maka

guru pun perlu memberikan hukuman bagi siswa yang nakal, lebih banyak

bercanda dan tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran

menyimak. Jadi ketika siswa sudah diperingatkan satu kali, mereka tidak

akan mengulanginya lagi.

5) Selain guru memberikan materi tentang unsur-unsur cerpen yang

mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat; guru juga perlu memberikan

materi tentang bagaimana menulis yang baik, terutama dari segi bahasa

dan tata baca yang menyertainya. Hal ini dilakukan mengingat dalam

penilaian keterampilan menyimak juga terdapat penilaian dalam aspek

penulisan, yaitu menuliskan kembali bahan simakan dengan bahasa

sendiri.

Page 126: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam

siklus III ini adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan) yaitu

sebagai berikut:

1) Guru menutup pintu kelas, membuka pelajaran dengan doa, dan

mengecek presensi siswa.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait

materi menyimak cerpen yang telah lalu. Guru juga menyampaikan

hasil tulisan siswa dalam pembelajaran sebelumnya yang masih

kurang memuaskan.

4) Guru memberikan materi terkait unsur-unsur dalam cerpen yang

mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat. Selain itu guru juga

menerangkan tentang tata tulis yang mencakup penggunaan huruf

kapital yang benar, penggunaan tanda baca dalam kalimat, serta

dalam penggunaan bahasa/pilihan kata yang tepat.

5) Setelah itu, guru memberikan penjelasan terkait pembelajaran

menyimak cerpen yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan bahwa

bahan simakan yang akan diperdengarkan adalah berupa rekaman,

sehingga siswa diharapkan mampu sepenuhnya fokus dalam

mendengarkannya. Selain itu guru juga menjelaskan tentang

penerapan teknik make a match yang akan sedikit berbeda dari

biasanya, yaitu dengan mengubah posisi tempat duduk.

6) Setelah semua sudah jelas, guru meminta siswa menggeser semua

bangku ke bagian samping kelas. Bangku tersebut dibagi menjadi dua

bagian, sehingga di tengah-tengah kelas pun terlihat kosong.

7) Setelah semua sudah selesai, guru mulai memperdengarkan rekaman

cerpen yang sudah disiapkan sebelumnya. Guru meminta siswa untuk

tenang dan berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan bahan simakan

tersebut.

Page 127: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

8) Setelah bahan simakan selesai diperdengarkan, guru membagi siswa

menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok

beranggotakan 10 siswa. Guru meminta semua siswa berdiri di tengah

kelas sambil berhadapan antara kelompok satu dan kelompok yang

lain.

9) Guru membagikan kartu kepada siswa. Tiap siswa mendapatkan satu

kartu. Siswa yang berada di kelompok pertama mendapatkan kartu

berwarna kuning yang berisi pertanyaan. Sedangkan siswa yang

berada di kelompok kedua mendapatkan kartu berwarna merah jambu

yang berisi jawaban.

10) Setelah semua siswa mendapatkan kartu, guru mulai memberi aba-aba

kepada siswa untuk membuka dan membaca isi dari kartu yang

mereka bawa masing-masing.

11) Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari

pasangan yang mereka anggap benar. Dalam kegiatan ini guru

memberikan batasan waktu.

12) Guru mempersilakan siswa yang sudah menemukan pasangannya

untuk menempati tempat duduk yang masih kosong.

13) Setelah waktu habis, dan semua sudah mendapatkan pasangannya,

guru bersama siswa kemudian mencocokkan pasangan yang sudah

terbentuk. Guru meminta satu per satu pasangan yang ada

membacakan kartunya, dan siswa yang lain diminta menanggapi

secara perseorangan yaitu dengan mengacungkan tangan secara

sukarela.

14) Setelah semua sudah selesai dicocokkan, guru mengulang kembali

kegiatan mencari pasangan tersebut dengan kelompok yang berbeda

(kelompok dibalik). Guru juga melakukan hal yang sama yaitu

mencocokkan kartu yang ada.

15) Setelah selesai, guru meminta beberapa siswa maju ke depan kelas

untuk menceritakan kembali bahan simakan yang telah

diperdengarkan.

Page 128: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

16) Guru memberikan soal tertulis terkait unsusr-unsur yang ada dalam

cerpen yang telah dibacakan sebagai bentuk evaluasi.

17) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

18) Guru menutup pelajaran.

2) Guru dan peneliti bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran untuk materi menyimak cerpen pada siklus III.

3) Peneliti memberikan rekaman pembacaan cerpen dan kartu-kartu soal-

jawaban yang akan digunakan dalam tindakan pada siklus III.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar

pengamatan dan penilaian peserta didik dalam proses pembelajaran yang

terdiri dari beberapa aspek, yakni: a) perhatian dalam mendengarkan

bahan simakan, b) bekerja sama dengan teman saat teknik make a match

diterapkan, c) antusias dalam menjawab pertanyaan, dan d) mengerjakan

tugas. Selain itu, peneliti dan guru juga menyusun instrumen penelitin

yang berupa lembar penilaian hasil pembelajaran menyimak siswa yang

meliputi beberapa aspek, yaitu: a) ketepatan dalam menentukan tema, b)

ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen, c)

ketepatan dalam menyebutkan latar/setting dalam cerpen, d) ketepatan

dalam menuliskan amanat yang terkandung dalam cerpen yang sudah

dibacakan, dan e) kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang

sudah dibacakan, yaitu mencakup: pemahaman dan kelengkapan akan isi

cerpen yang sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan

struktur kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis.

5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus III yaitu

pada hari Kamis, 24 Februari 2011. Siklus III akan dilaksanakan dalam

waktu 3 x 35 menit (satu kali pertemuan).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus III berlangsung selama 3 x 35 menit

(satu kali pertemuan) pada hari Kamis, 24 Februari 2011 di ruang kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo. Proses pembelajaran dilaksanakan

Page 129: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

berdasarkan rancangan yang telah disusun pada hari Minggu, 20 Februari

2011 yang telah disepakati antara pihak guru dan peneliti. Guru dan peneliti

merencanakan skenario pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi

kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada siklus II dalam pembelajaran

menyimak cerpen anak. Pada pelaksanaan siklus III ini, peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dan duduk di belakang. Peneliti melakukan observasi

terhadap jalannya proses pembelajaran menyimak cerpen, yang meliputi

pengamatan terhadap siswa, guru, dan pelaksanaan teknik yang dipakai. Guru

bertindak sebagai pemimpin jalannya pembelajaran menyimak.

Materi pelaksanaan tindakan III ini adalah mendengarkan cerpen anak

yang dibacakan secara lisan. Siswa diminta untuk mendengarkan rekaman

pembacaan cerpen yang sudah guru siapkan. Untuk mengingat bahan simakan

yang telah diperdengarkan, guru menerapkan teknik make a match yang dalam

pelaksanaannya menggunakan kartu-kartu soal-jawaban. Pada siklus III ini

rekaman cerpen yang diperdengarkan bertemakan tanggung jawab yang

berjudul ”Buku Pinjaman Nining”.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus III meliputi langkah-

langkah sebagai berikut.

1) Guru menutup pintu kelas agar siswa berkonsentrasi penuh dalam

pembelajaran menyimak. Guru kemudian membuka pelajaran dengan

doa, dan mengecek presensi siswa.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait

materi menyimak cerpen yang telah lalu. Guru juga menyampaikan hasil

tulisan siswa dalam pembelajaran sebelumnya yang masih banyak

kesalahan dan kurang memuaskan.

4) Guru memberikan materi terkait unsur-unsur dalam cerpen yang

mencakup tema, tokoh, latar, dan amanat. Selain itu guru juga

menerangkan tentang tata tulis yang mencakup penggunaan huruf kapital

yang benar, penggunaan tanda baca dalam kalimat, serta dalam

penggunaan bahasa/pilihan kata yang tepat.

Page 130: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

5) Setelah itu, guru memberikan penjelasan terkait pembelajaran menyimak

cerpen yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan bahwa bahan simakan

yang akan diperdengarkan adalah berupa rekaman, sehingga siswa

diharapkan mampu sepenuhnya fokus dalam mendengarkannya. Selain

itu guru juga menjelaskan tentang penerapan teknik make a match yang

akan sedikit berbeda dari biasanya, yaitu dengan mengubah posisi tempat

duduk yang ada di kelas tersebut.

6) Setelah semua sudah jelas, guru meminta siswa menggeser semua bangku

ke bagian samping kelas. Bangku tersebut dibagi menjadi dua bagian,

sehingga di tengah-tengah kelas pun terlihat kosong.

7) Setelah semua sudah selesai, guru mulai memperdengarkan rekaman

cerpen yang sudah disiapkan sebelumnya. Guru meminta siswa untuk

tenang dan berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan rekaman

pembacaan cerpen tersebut.

8) Setelah bahan simakan selesai diperdengarkan, guru membagi siswa

menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan 10

siswa. Guru meminta semua siswa berdiri di tengah kelas sambil

berhadapan antara kelompok satu dan kelompok yang lain.

9) Guru membagikan kartu kepada siswa. Tiap siswa mendapatkan satu

kartu. Siswa yang berada di kelompok pertama mendapatkan kartu

berwarna kuning yang berisi pertanyaan. Sedangkan siswa yang berada di

kelompok kedua mendapatkan kartu berwarna merah jambu yang berisi

jawaban. Mereka belum boleh membuka kartu-kartu tersebut.

10) Setelah semua siswa mendapatkan kartu, guru mulai memberi aba-aba

kepada siswa untuk membuka dan membaca isi dari kartu yang mereka

bawa masing-masing.

11) Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari

pasangan yang mereka anggap benar. Dalam kegiatan ini guru

memberikan batasan waktu.

12) Guru mempersilakan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

menempati tempat duduk yang masih kosong.

Page 131: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

13) Setelah waktu habis, dan semua sudah mendapatkan pasangannya, guru

bersama siswa kemudian mencocokkan pasangan yang sudah terbentuk.

Guru meminta satu per satu pasangan yang ada membacakan kartunya,

dan siswa yang lain diminta menanggapi secara perseorangan yaitu

dengan mengacungkan tangan secara sukarela.

14) Setelah semua sudah selesai dicocokkan, guru mengulang kembali

kegiatan mencari pasangan tersebut dengan kelompok yang berbeda

(kelompok dibalik). Guru juga melakukan hal yang sama yaitu

mencocokkan kartu yang ada.

15) Setelah selesai, guru meminta beberapa siswa maju ke depan kelas untuk

menceritakan kembali bahan simakan yang telah diperdengarkan.

16) Guru memberikan soal tertulis terkait unsusr-unsur yang ada dalam

cerpen yang telah dibacakan sebagai bentuk evaluasi.

17) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

18) Guru menutup pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti sebagai partisipan pasif hanya menempatkan diri di tempat

duduk paling belakang dan mengamati jalannya proses pembelajaran

menyimak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make

a Match. Tindakan ketiga yang dilakukan pada siklus III dilaksanakan pada

hari Kamis, 24 Februari 2011, pukul 07.30 WIB, yaitu pada jam pelajaran

pertama sampai istirahat yang berlangsung selama 3 x 35 menit. Pada siklus

ketiga ini siswa berjumlah 20 siswa. Sama seperti pada siklus sebelumnya,

observasi ini difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang

dilaksanakan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen.

Berdasarkan kegiatan observasi, secara garis besar diperoleh gambaran

pelaksanaan tindakan siklus III sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan

dijadikan pedoman dalam mengajar.

Page 132: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

2) Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung selama satu kali pertemuan,

diikuti oleh semua siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo yang berjumlah 20 siswa.

3) Guru sudah melakukan apersepsi dengan bertanya jawab terkait materi

menyimak cerpen yang sudah lalu. Selain itu guru juga memberikan

tambahan materi tentang penulisan huruf kapital yang tepat, penggunaan

kata yang tepat, dan penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat.

4) Setelah melakukan apersepsi, guru menjelaskan prosedur pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada hari tersebut, baik itu dalam bahan simakan

yang akan diperdengarkan maupun tata cara penerapan teknik make a

match yang berbeda dari sebelumnya. Setelah semuanya jelas, guru

memperdengarkan bahan simakan yang berupa rekaman pembacaan

cerpen. Semua siswa sudah tampak antusias dan berkonsentrasi dalam

mendengarkan bahan simakan. Mereka mendengarkan sambil

mengeluarkan buku dan mencatat hal-hal yang mereka anggap penting dari

bahan simakan yang diperdengarkan. Selain itu, karena bahan simakan

yang diperdengarkan berupa rekaman, jadi guru sekaligus dapat memantau

aktivitas siswa saat menyimak.

Gambar 16. Siswa Berkonsentrasi dalam Mendengarkan Bahan Simakan

5) Setelah guru memperdengarkan bahan simakan, guru mulai menerapkan

teknik make a match, yaitu dengan membagi siswa menjadi dua kelompok,

yang masing-masing kelompok beranggotakan 10 siswa. Guru meminta

semua siswa berdiri di tengah kelas sambil berhadapan antara kelompok

satu dan kelompok yang lain. Guru membagikan kartu kepada siswa. Tiap

Page 133: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

siswa mendapatkan satu kartu. Siswa yang berada di kelompok pertama

mendapatkan kartu berwarna kuning yang berisi pertanyaan, sedangkan

siswa yang berada di kelompok kedua mendapatkan kartu berwarna merah

jambu yang berisi jawaban. Setelah semua siswa mendapatkan kartu, guru

memberi aba-aba kepada siswa untuk membuka dan membaca isi dari

kartu yang mereka bawa. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencari pasangan yang mereka anggap benar. Dalam kegiatan

ini, siswa sudah tampak lebih antusias dalam mencari pasangannya.

Mereka sudah menerapkan teknik yang dipakai sesuai prosedur. Tidak ada

siswa yang hanya duduk menunggu temannya, semua asyik dan

bersemangat dalam mencari pasangannya.

Gambar 17. Siswa Aktif Mencari Pasangannya

6) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru bersama dengan

siswa mencocokkan pasangan yang telah terbentuk, apakah sudah benar

atau belum. Guru meminta siswa mengacungkan tangan untuk memberi

tanggapan secara perseorangan. Guru memberikan reward kepada siswa

yang mau secara sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi

pasangan yang telah membacakan kartunya. Reward yang diberikan guru

berupa poin plus dan applause yang diberikan oleh guru dan teman-teman.

Dalam kegiatan ini sudah lebih banyak siswa yang aktif, mau secara

sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada.

Mereka berebut untuk memberikan tanggapan. Siswa juga tampak lebih

memberikan perhatian kepada teman yang sedang memberikan tanggapan.

Page 134: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Gambar 18. Siswa Memperhatikan Teman yang Memberikan Tanggapan

7) Setelah semua selesai dicocokkan, guru memberikan kesempatan kepada

tiga siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali cerpen yang

sudah diperdengarkan. Dalam kegiatan ini, sudah ada siswa yang secara

sukarela maju ke depan kelas dan bercerita dengan bahasa mereka sendiri.

Ada tiga siswa yang maju, yaitu 2 siswa putri dan 1 siswa putra. Setelah

mereka maju, guru memberikan hadiah berupa penggaris pada masing-

masing anak sebagai reward atas keberanian mereka maju bercerita secara

sukarela di depan kelas.

Gambar 19. Siswa Menceritakan Kembali Cerpen yang Sudah

Diperdengarkan

8) Setelah selesai, guru kemudian memberikan soal ulangan kepada siswa.

Soal yang diberikan guru tersebut berisi tentang unsur-unsur yang ada

dalam cerpen yang telah dibacakan, mencakup tema, tokoh, latar, dan

amanat yang ada dalam cerpen. Dalam kegiatan ini siswa sudah banyak

Page 135: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

yang tenang dan terlihat mengerjakan dengan lebih sungguh-sungguh.

Mereka sudah tidak banyak menanyakan tentang materi yang telah

dijelaskan di awal pembelajaran.

Gambar 20. Siswa Tenang dalam Mengerjakan Tugas

9) Ketika tahap refleksi, siswa mulai aktif dalam memberikan komentar atas

pertanyaan-pertanyaan singkat yang diberikan oleh guru terkait menyimak

cerpen yang telah dilaksanakan. Siswa yang saat mencocokkan pasangan

belum banyak berbicara, pada kegiatan ini sudah mulai mau menjawab

pertanyaan dari guru.

10) Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, sesuai rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Kelemahan atau kekurangan

selama pelaksanaan tindakan siklus III ini adalah sebagai berikut.

a) Beberapa siswa sudah mulai bisa menentukan tema, tokoh, latar, dan

amanat dari bahan simakan (cerpen) yang telah diperdengarkan dengan

tepat, namun dari segi tulisan masih ada yang menggunakan bahasa

Jawa, bahasa yang tidak baku, dan masih ada yang belum

menggunakan tanda baca secara tepat.

b) Dari segi pemahaman atas isi bahan simakan (cerpen) yang

diperdengarkan, siswa sudah mulai lebih banyak menangkap bahan

simakan tersebut, namun siswa masih kurang bisa mengungkapkan

kembali dalam bentuk tulisan.

Page 136: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

11) Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen

tampak dari indikator berikut.

a) Perhatian dan konsentrasi siswa saat mendengarkan bahan simakan.

Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menggunakan pedoman

observasi, diketahui bahwa siswa yang perhatian dan berkonsentrasi

saat mendengarkan bahan simakan sebanyak 17 siswa atau 85 % siswa.

Mereka terlihat menyiapkan buku tulis dan mencatat hal-hal yang

penting. Sedangkan yang lain masih kurang aktif dalam mendengarkan

bahan simakan, yaitu berjumlah 3 siswa atau 15 % siswa. Mereka

terlihat hanya mendengarkan tanpa mencatat hal-hal yang penting.

b) Kerjasama siswa.

Ketika proses pembelajaran menyimak, dalam siklus III ini ada 18

siswa atau 90 % siswa yang bekerja sama dalam penerapan teknik

make a match, yaitu ketika semua siswa bergerak mencari

pasangannya. Dalam siklus III ini, hampir semua siswa tampak aktif,

bahkan mereka bersaing dalam memperoleh pasangannya lebih dahulu.

c) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

Siswa dalam menjawab pertanyaan pada pembelajaran menyimak

siklus III ini tergolong lebih aktif dibandingkan dengan siklus

sebelumnya. Terdapat 16 siswa atau 80 % siswa yang aktif dalam

menjawab pertanyaan. Mereka berani mengacungkan tangan secara

sukarela dan tepat dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan 4 siswa

atau 20 % siswa hanya terlihat memperhatikan teman lain yang

berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru.

d) Keaktifan dalam mengerjakan tugas.

Siswa yang betul-betul aktif dalam mengerjakan tugas pada siklus III

ini ada 16 siswa atau 80 % siswa. Sedangkan siswa yang lain yaitu

sebanyak 4 siswa atau 20 % siswa belum tampak sungguh-sungguh

dalam mengerjakan tugas. Mereka masih ada yang berdiskusi dengan

teman yang lain terkait jawaban dari soal yang diberikan. Siswa

tersebut adalah siswa putra yang duduk di bangku paling belakang.

Page 137: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

e) Ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak cerpen.

Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen ini dinilai

berdasarkan pada beberapa hal, di antaranya yaitu: (1) ketepatan dalam

menentukan tema, (2) ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang

ada dalam cerpen, (3) ketepatan dalam menyebutkan latar/setting

dalam cerpen, (4) ketepatan dalam menuliskan amanat yang

terkandung dalam cerpen yang sudah dibacakan, dan (5) kemampuan

dalam menuliskan kembali cerpen yang sudah dibacakan, yaitu

mencakup pemahaman dan kelengkapan akan isi cerpen yang sudah

dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan struktur kalimat, dan

ketepatan dalam ejaan/tata tulis. Ketuntasan hasil belajar pada siklus

III ini mencapai 85 %. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 berjumlah 17 siswa

dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran menyimak. Dengan

demikian, masih ada 3 siswa atau 15 % siswa yang belum tuntas/masih

mendapat nilai di bawah KKM yang berlaku.

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak siswa

melalui pengamatan dan pengisian lembar observasi, menunjukkan

bahwa ada 17 siswa yang mendapat nilai lebih dari 65. Dengan

demikian ada 17 siswa (85 %) yang tuntas. Ada 3 siswa yang masih

memperoleh nilai kurang dari 65. Dengan demikian, pada siklus III ini,

ada 3 siswa (15 %) yang tidak tuntas yaitu 1 siswa memperoleh nilai

60 dan 2 siswa mendapat nilai 63,3. Nilai tertinggi yang dicapai siswa

pada pembelajaran menyimak cerpen siklus III ini adalah 90. Ada 2

siswa yang mendapat nilai 86,7. Ada 4 siswa memperoleh nilai 83,3

dan 5 siswa yang mendapat nilai 80. Nilai 73,3 berhasil dicapai oleh 1

siswa. Ada 3 siswa yang memperoleh nilai 70 dan ada 1 siswa yang

memperoleh nilai 66,7.

Page 138: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Gambar 21. Grafik Perbandingan Nilai Pembelajaran Menyimak

Cerpen Siswa

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai menyimak

siswa. Berdasarkan grafik, tampak bahwa nilai siswa pada siklus III

lebih baik atau lebih tinggi daripada nilai siswa pada siklus I, siklus II

dan pada pratindakan. Pada siklus III terlihat bahwa siswa yang

mendapat nilai lebih dari 65 lebih banyak daripada siklus sebelumnya.

Dengan demikian siswa yang tuntas pada siklus III ini juga lebih

banyak dari pada siklus II yaitu dari 13 siswa atau 65 % siswa menjadi

17 siswa atau 85 % siswa.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus III ini, peneliti

menyimpulkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak

cerpen telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dari pelaksanaan

tindakan siklus II lalu.

1) Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran menyimak khususnya

saat mendengarkan bahan simakan dengan menggunakan teknik make a

match ini mengalami peningkatan dari 14 siswa (70 %) pada siklus II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 139: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

menjadi 17 siswa (85 %) pada siklus III. Pada siklus III ini bahan simakan

berupa rekaman pembacaan cerpen, yang siswa sendiri jarang

menggunakan media seperti itu, sehingga hampir semua siswa tampak

tertarik dan lebih memperhatikan bahan simakan yang diperdengarkan.

Mereka juga mencatat hal-hal yang mereka anggap penting dari bahan

simakan tersebut, tidak seperti pada siklus sebelumnya yang siswa belum

begitu sungguh-sungguh dalam pembelajaran menyimak. Indikator

pengukuran perhatian dan konsentrasi siswa ini diukur berdasarkan jumlah

siswa yang menampakkan ketertarikan dan perhatiannya dalam proses

pembelajaran, khususnya saat mendengarkan bahan simakan.

2) Kerjasama antarsiswa dalam tindakan siklus III ini mengalami

peningkatan. Siswa yang melakukan kerjasama pada siklus II sebanyak 16

siswa atau 80 % siswa, sedangkan pada siklus III ini ada 18 siswa atau

90% siswa. Dalam siklus III ini mereka mendapatkan tempat yang lebih

leluasa untuk mencari pasangannya karena ruang kelas sudah ditata

sedemikian rupa, sehingga hampir semua siswa tampak lebih tertarik

untuk aktif bergerak dan bertanya jawab dengan siswa yang lain agar dapat

menemukan pasangan yang cocok terlebih dahulu.

3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak meningkat. Siswa terlihat

lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru dibandingkan dengan

pada kegiatan siklus II. Dalam siklus III ini sudah cukup banyak siswa

yang secara sukarela mengacungkan tangannya untuk menjawab

pertanyaan dari guru. Beberapa siswa juga ada yang berani maju ke depan

kelas untuk menceritakan kembali bahan simakan yang telah mereka

dengarkan sebelumnya. Pada siklus III ini keaktifan siswa mencapai 80%

(16 siswa aktif) sedangkan pada siklus II hanya 55% (11 siswa aktif).

Keaktifan siswa dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas pada siklus III juga mengalami

peningkatan. Siswa yang tenang dan bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas pada siklus II sebanyak 12 siswa atau 60 % siswa,

sedangkan pada tindakan siklus III ini siswa yang tenang dan bersungguh-

Page 140: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

sungguh dalam mengerjakan tugas sebanyak 16 siswa atau 80 % siswa.

Tidak seperti pada siklus sebelumnya, pada siklus III ini siswa sangat

bersemangat dalam mengerjakan tugas. Namun meski begitu, masih ada

siswa yang berdiskusi tentang jawaban atas soal yang diberikan oleh guru.

5) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak cerpen sudah cukup

baik. Hal ini terbukti dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran

menyimak cerpen, ada 17 siswa yang tuntas atau sekitar 85% yang

mendapat nilai 65 ke atas, yang lainnya masih di bawah KKM yang

berlaku. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menyimak cerpen

ini sebanyak 3 siswa atau 15 % siswa. Dibandingkan dengan siklus

sebelumnya, pada siklus III ini hasil pembelajaran siswa meningkat. Siswa

yang tuntas atau memenuhi KKM yang berlaku pada siklus II hanya 13

siswa atau 65 % siswa.

6) Guru juga lebih komunikatif dalam pembelajaran menyimak dengan

teknik make a match. Pada siklus I guru sudah tampak menjelaskan materi

dengan metode tanya jawab, selain itu guru juga sudah mulai

memperhatikan posisinya dalam mengajar. Pada siklus II guru

memberikan contoh dari materi yang diajarkan agar siswa lebih mudah

dalam memahaminya. Pada siklus III ini guru juga memberikan tambahan

materi tentang penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat,

penggunaan huruf kapital yang tepat, dan penggunaan bahasa yang baik.

Selain itu dalam proses pembelajaran siklus III ini guru juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menceritakan kembali bahan simakan

yang telah diperdengarkan, sehingga kesempatan siswa untuk aktif juga

lebih besar. Guru juga memantau dan memberikan teguran kepada siswa

yang tidak fokus dalam proses pembelajaran menyimak.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan

bahwa ada peningkatan kualitas proses dan hasil yang cukup signifikan

dari siklus sebelumnya. Akan tetapi, masih ada beberapa fakta yang

menunjukkan bahwa masih ada kekurangan dalam pembelajaran ini.

Fakta-fakta tersebut antara lain: (1) 3 siswa atau 15% siswa menunjukkan

Page 141: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

sikap kurang memperhatikan dan kurang berkonsentrasi dalam menyimak

cerpen yang diperdengarkan; (2) 2 siswa atau 10% siswa menunjukkan

sikap kurang aktif dalam bekerja sama dengan teman, khususnya pada saat

mencari pasangan; (3) 4 siswa atau 20% siswa belum menunjukkan sikap

aktif dan antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru; (4) 4 siswa atau

20% siswa juga belum menunjukkan sikap aktif dalam mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru; dan (5) 3 siswa atau 15% siswa masih mendapat

nilai kurang dari 65 atau masih belum mencapai batas ketuntasan.

Berkaitan dengan fakta-fakta mengenai kekurangan pembelajaran

tersebut, peneliti dan guru melakukan refleksi berikut: (1) adanya siswa

yang kurang memperhatikan dan kurang berkonsentrasi dalam

mendengarkan bahan simakan dikarenakan kurang memperhatikan pada

awal pembelajaran, sehingga mereka masih bingung mau apa terkait bahan

simakan yang diperdengarkan; (2) ada siswa yang masih belum mau

bekerja sama karena mengandalkan kemampuan teman yang lain; (3)

adanya siswa yang kurang aktif dan antusias dalam menjawab pertanyaan

guru dikarenakan siswa malu dan belum percaya diri dalam memberikan

tanggapan mereka; (4) adanya siswa yang belum terlihat sungguh-sungguh

dalam mengerjakan soal dikarenakan siswa tersebut tidak fokus selama

proses pembelajaran, sehingga tidak tahu jawaban dari soal yang

diberikan; dan (5) ada siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan

minimal disebabkan ketika guru memberikan materi, memperdengarkan

bahan simakan, dan dalam menerapkan teknik make a match (mencari

pasangan) siswa tersebut tampak tidak serius dan tidak aktif.

Penelitian tindakan kelas ini diakhiri sampai tindakan pada siklus

III, hal ini disebabkan indikator yang dirumuskan sejak awal penelitian

sudah tercapai atau dapat terpenuhi. Adapun hasil pelaksanaan siklus I

sampai siklus III di atas, dapat dibuat rekapitulasi seperti pada tabel

berikut ini.

Page 142: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Tabel 12. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III

No Indikator

Persentase yang dicapai

Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1. Perhatian dan konsentrasi dalam dalam

mendengarkan bahan simakan

60% 70% 85%

2. Kerja sama antarsiswa 75% 80% 90%

3. Antusias dalam menjawab

pertanyaan dari guru

40% 55% 80%

4 Keaktifan dalam mengerjakan soal 45% 60% 80%

5. Ketuntasan hasil belajar (siswa

mampu mengidentifikasi unsur-

unsur cerpen yang mencakup: tema,

tokoh, latar, dan amanat)

50% 65% 85%

Berdasarkan data pada rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa

terjadi peningkatan pada indikator dari pelaksanaan tindakan siklus I, II,

dan III. Peningkatan yang signifikan terjadi pada dua indikator yaitu pada

indikator 4, dari siklus I ke siklus III yang peningkatannya mencapai 35%.

Demikian juga dengan indikator 5 dari siklus I ke siklus III yang

peningkatannya mencapai 35%. Adapun peningkatan yang siginifikan

pada tindakan siklus I ke siklus II terjadi pada indikator ke 3, 4, dan 5 yang

mencapai 15%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan) pada

pembelajaran menyimak cerpen siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01

Mojolaban Sukoharjo, dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

menyimak. Selain itu, data di atas menunjukkan bahwa kelima indikator

penelitian telah tercapai pada siklus III, bahkan semua sudah melampaui

target.

Page 143: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Tabel 13. Nilai Proses dan Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak

Cerpen Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban

Sukoharjo.

a. Perolehan Nilai Proses Pembelajaran Menyimak Siklus III

No. No.

Induk Nama Siswa

Perilaku

I II III IV

1. 3469 Agus Suparno 3 3 3 3

2. 3489 Agustina Dwi Rahmawati 5 5 5 4

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 5 5 5 5

4. 3491 Arun Rahmawati 5 5 4 5

5. 3492 Afri Baida Asiyah 5 5 5 5

6. 3493 Anggun Puspa Ningrum 5 5 3 5

7. 3494 Ago Hardianto Putra 5 4 3 3

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 5 5 4 5

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang Pandega 4 4 4 4

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 4 4 4 3

11. 3501 Henri Wibowo 3 4 4 4

12. 3502 Imron Syafei 3 3 4 3

13. 3503 Kadek Deny Setiyo Budi - - - -

14. 3504 Kurniawati 5 5 5 5

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 5 5 4 5

16. 3508 Nanik Fitri Nur Ramadhani 5 5 5 5

17. 3510 Rizki Maulina 5 5 3 4

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 5 5 5 5

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 4 5 4 5

20. 3516 Wahyu Ningsih 5 5 4 5

21. 3554 Munik Diah Alvianti 5 5 5 5

Persentase siswa dengan kriteria baik/sangat baik 85% 90% 80% 80%

Page 144: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Keterangan:

Aspek Penilaian:

I : Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mendengarkan bahan simakan

II : Kerja sama antarsiswa

III : Antusias dalam menjawab pertanyaan

IV : Keaktifan dalam mengerjakan tugas

Kriteria Penskoran:

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup/sedang

4 : baik

5 : sangat baik

Page 145: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

b. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Menyimak Cerpen pada Siswa

Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo

No. No.

Induk Nama Siswa

Nilai

Pratindakan

Nilai

Siklus I

Nilai

Siklus II

Nilai

Siklus III

1. 3469 Agus Suparno 70 50 60 66,7

2. 3489 Agustina Dwi R. 60 60 66,7 73,3

3. 3490 Agitalia Eka Pratama 65 83,3 73,3 80

4. 3491 Arun Rahmawati 45 73,3 73,3 83,3

5. 3492 Afri Baida Asiyah 70 73,3 83,3 86,7

6. 3493 Anggun Puspaningrum 25 63,3 80 83,3

7. 3494 Ago Hardianto Putra 50 46,7 56,7 63,3

8. 3496 Amalia Khoirunnisa 45 83,3 80 83,3

9. 3497 Bastiar Stiba Gilang P. 40 50 56,7 70

10. 3500 Erfan Hayqal Wiranto 60 46,7 40 60

11. 3501 Henri Wibowo 40 53,3 56,7 70

12. 3502 Imron Syafei 75 36,7 40 63,3

13. 3503 Kadek Deny Setiyobudi 50 - - -

14. 3504 Kurniawati 60 76,7 73,3 90

15. 3507 Ngesti Untari Setiarini 45 83,3 80 83,3

16. 3508 Nanik Fitri Nur R. 45 76,7 76,7 80

17. 3510 Rizki Maulina 70 76,7 73,3 70

18. 3511 Radityo Tri Anjasmoro 70 66,7 70 80

19. 3514 Taufiq Nuril Anwar 75 43,3 50 80

20. 3516 Wahyu Ningsih 55 53,3 70 80

21. 3554 Munik Diah Alvianti 30 76,7 80 86,7

Persentase ketuntasan 33,3 % 50 % 65 % 85 %

Perbandingan yang digambarkan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan jumlah siswa yang ’tuntas’ dari 13 siswa menjadi 17 siswa.

Siswa yang mendapat nilai di bawah 65 hanya 3 siswa. Dengan demikian, jelas

bahwa nilai siswa pada siklus III lebih baik daripada siklus sebelumnya.

Page 146: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasil kemampuan

menyimak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make a

Match dari siklus I sampai siklus III. Secara garis besar penelitian ini telah

menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti, berikut ini

merupakan penjelasannya.

Penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan kemampuan menyimak

dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match pada siswa kelas V

SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo ini dilaksanakan dalam tiga siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan

tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan

(4) tahap analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menyimak, khususnya

dalam menyimak cerpen. Selain itu, survei awal ini juga dimanfaatkan untuk

mengetahui kemampuan awal menyimak siswa. Berdasarkan kegiatan survei awal

ini, peneliti menyimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran menyimak siswa

kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo masih perlu diperbaiki.

Kemudian, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengatasi masalah tersebut

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match

(Mencari Pasangan) dalam proses pembelajaran menyimak cerpen anak.

Setelah itu, peneliti dan guru menyusun rencana untuk siklus I. Pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran menyimak cerpen diterapkan

dengan teknik Make a Match (mencari pasangan). Dalam kenyataannya, masih

terdapat kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Kelemahan atau kekurangan

tersebut berasal dari pihak guru, siswa, dan metode yang digunakan. Kelemahan

dari pihak guru yaitu: (1) posisi guru dalam memberikan materi dan membacakan

bahan simakan masih berada di samping tempat duduknya, sehingga pengelolaan

kelas kurang maksimal; (2) guru jarang menegur siswa yang tidak aktif dan tidak

fokus pada pelajaran yang berlangsung; (3) guru tidak memperhatikan kondisi

Page 147: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

fisik ruang kelas; (4) guru kurang memberikan pantauan kepada siswa saat mereka

bergerak mencari pasangan dan saat mengerjakan soal. Kelemahan yang

ditemukan dari siswa yaitu: (1) siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi

seperti mengganggu teman, berbicara dan bercanda dengan teman saat guru

memberikan materi dan saat guru membacakan cerpen; (2) ketika siswa diminta

mencari pasangan, belum semua siswa aktif dalam mencari pasangannya.

Sebagian dari mereka ada yang cuma duduk dan menunggu pasangannya datang;

(3) siswa masih susah dalam mengacungkan jari secara sukarela untuk

menanggapi pasangan-pasangan yang sudah terbentuk, apakah sudah benar atau

belum. Mereka hanya berani menjawab secara bersamaan; (4) siswa masih kurang

aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; (5) meski tenang,

namun siswa tampak tidak bersemangat dalam mengerjakan soal dari guru.

Selanjutnya kelemahan dari penerapan teknik Make a Match ini yaitu siswa masih

merasa teknik Make a Match itu asing dan baru, sehingga mereka belum begitu

memahami pelaksanaan dari teknik ini. Mereka masih bergerombol dalam

mencari pasangan, sehingga suasana kelas menjadi tidak terkondisikan.

Selanjutnya, peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat akan mengadakan

siklus II sebagai perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada siklus I.

Pada siklus II ini guru juga menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran

menyimak cerpen. Berdasarkan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa telah terjadi

peningkatan proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen yang cukup

signifikan dari siklus I. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas adalah 10

siswa (50%) dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 13 siswa (65%).

Meskipun demikian, selama pelaksanaan siklus II, masih terdapat beberapa

kelemahan. Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut: (1) guru

membacakan cerpen dengan lebih memperhatikan nada dan intonasi. Namun

meski begitu, siswa masih saja ada yang belum begitu sungguh-sungguh dalam

mendengarkan bahan simakan; (2) siswa masih belum sepenuhnya antusias dalam

mencocokkan pasangan yang telah terbentuk. Meski sudah ada beberapa siswa

yang sukarela mengacungkan tangan dan menanggapi pasangan yang ada, namun

Page 148: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

beberapa siswa yang lain masih cuek dan tidak memperhatikan jawaban dari

temannya; (3) dilihat dari hasil tulisan siswa, masih terdapat banyak kesalahan

dalam ejaan dan penulisan tanda baca. Terdapat beberapa siswa yang tidak

menggunakan tanda titik maupun koma dalam kalimatnya. Cukup banyak juga

siswa yang tidak dapat membedakan antara awalan dan kata depan. Selain itu juga

masih ada beberapa siswa yang salah dalam penggunaan huruf besar. Kelemahan

yang ditemukan dari guru, yaitu sebagai berikut: (1) guru masih kurang dalam

memantau siswa saat bahan bacaan (cerpen) dibacakan, sehingga masih ada

beberapa siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran; (2) guru juga masih kurang

tegas dalam memberikan teguran kepada siswa, sehingga siswa yang bercanda

dengan temannya pun meski sudah diingatkan juga tidak jera, mereka tetap

kembali mengulangi perbuatannya. Kelemahan pembelajaran menyimak cerpen

dengan teknik Make a Match yaitu kegiatan mencari pasangan ini merupakan

teknik yang sangat simpel dan sederhana, sehingga apabila tidak ada variasi maka

siswa akan sangat bosan dalam menerapkannya. Untuk itu, meski teknik ini

simpel dan mudah dipraktikkan, namun diperlukan variasi agar tidak terkesan

monoton dan siswa tidak jenuh.

Selanjutnya, kelemahan tersebut diperbaiki dengan pelaksanaan tindakan

siklus III. Guru menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak

cerpen. Guru menambahkan materi tentang tata cara penulisan karangan dengan

benar. Selain itu dalam penerapan teknik Make a Match guru juga melakukan

variasi dengan mengubah posisi bangku kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa

tidak merasa bosan. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus III terbukti bahwa

telah terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen dari

siklus II. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang tuntas adalah 17 siswa (85%) dari

siklus II yang hanya 13 siswa (65%).

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil menerapkan

pembelajaran kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan) sebagai upaya

yang mampu meningkatkan perhatian, keaktifan, dan hasil pembelajaran siswa

dalam menyimak cerpen. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan

Page 149: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

menarik di kelas. Penggunaan teknik Make a Match ini juga dapat meningkatkan

kerjasama siswa dalam proses pembelajaran menyimak. Hal ini disebabkan dalam

teknik Make a Match, masing-masing siswa mempunyai peran yaitu mencari

pasangan dari kartu pertanyaan maupun kartu jawaban yang mereka anggap

cocok. Keberhasilan penerapan teknik Make a Match dalam meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menyimak cerpen dapat dilihat dari

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran

menyimak, khususnya dalam mendengarkan bahan simakan.

Perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran menyimak di

setiap siklus semakin menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I siswa

yang terlihat perhatian dan berkonsentrasi dalam mendengarkan bahan

simakan mencapai 60 % (12 siswa), meningkat menjadi 70 % (14 siswa) pada

siklus II, dan meningkat lagi menjadi 85 % (17 siswa) pada siklus III.

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, siswa terlihat kurang berminat

dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Saat bahan simakan dibacakan oleh

guru khususnya, kebanyakan dari mereka tidak mendengarkan dengan baik.

Mereka sibuk dengan aktivitas pribadi, mengobrol dengan teman yang lain,

bercanda sambil berpindah-pindah tempat duduk, dan ada juga yang tiduran.

Hanya beberapa siswa saja yang tampak mendengarkan dengan seksama

bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Mereka adalah beberapa siswa yang

duduk di bangku bagian depan.

Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan penerapan teknik yang berbeda.

Guru perlu membuat suasana pembelajaran menyimak yang efektif dan

menarik bagi siswa. Guru kemudian menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match (Mencari Pasangan). Setelah guru

menerapkan teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak cerpen,

perhatian dan konsentrasi siswa menjadi meningkat. Siswa terlihat lebih

bersemangat dan bersunguguh-sungguh dalam menyimak/mendengarkan

bahan simakan yang sedang guru bacakan.

Page 150: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

2. Kerja sama antarsiswa semakin meningkat.

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam pembelajaran menyimak. Guru tidak memberikan

kegiatan yang dapat menciptakan suatu proses interaksi antarsiswa. Sehingga,

dalam kegiatan awal tersebut, sama sekali tidak tampak proses kerja sama

yang dilakukan antarsiswa. Namun setelah tindakan penelitian dilakukan,

sudah mulai terlihat bentuk kerja sama antarsiswa. Dengan penerapan

pembelajaran dengan teknik Make a Match ini siswa belajar bekerja sama

dengan teman yang lain dalam mencari kartu pasangan yang mereka anggap

cocok. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pasangan terlebih dahulu.

Pada siklus I terdapat 15 siswa (75 %) yang sudah mulai bekerja sama

dengan temannya. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 16 siswa

(80%), dan pada siklus III terjadi peningkatan lagi menjadi 18 siswa (90 %).

Dengan demikian, terbukti bahwa tindakan yang dilakukan guru untuk

meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam pembelajaran menyimak tersebut

sudah cukup berhasil.

3. Siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

Pada tiap siklus, antusias dan keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari guru juga mengalami peningkatan. Pada siklus I

siswa yang mau berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru ada 8

siswa (40 %), meningkat menjadi 11 siswa (55 %) pada siklus II, dan pada

siklus III meningkat lagi menjadi 16 siswa (80 %).

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru jarang memberikan tanya

jawab kepada siswa, sehingga antusias siswa dalam kegiatan ini pun tidak

begitu tampak. Namun setelah menerapkan teknik Make a Match ini,

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru menjadi meningkat.

Siswa awalnya hanya berani menjawab secara bersama-sama, namun pada

siklus-siklus berikutnya beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan

secara sukarela untuk menjawab pertanyaan dari guru. Bahkan pada siklus

terakhir siswa sudah berani maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

cerpen yang telah mereka dengarkan.

Page 151: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

4. Siswa lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.

Pada siklus I terdapat 9 siswa (45 %) yang tampak bersemangat dan

bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dari guru. Pada siklus II terjadi

peningkatan menjadi 12 siswa (60 %), dan pada siklus III terjadi peningkatan

lagi menjadi 16 siswa (80 %). Dari peningkatan yang terjadi dalam tiap siklus

tersebut, membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak cerpen khususnya

dalam mengerjakan soal terkait bahan simakan yang telah diperdengarkan

sudah cukup berhasil.

Sebelum tindakan penelitian, siswa menunjukkan sikap tidak

bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru. Mereka masih tampak

bingung dalam mengerjakan soal yang ada karena di awal pelajaran mereka

memang tidak begitu memperhatikan bahan simakan yang dibacakan oleh

guru. Beberapa siswa masih menanyakan ulang terkait isi dari bahan

siamakan. Mereka juga gaduh, dan berpindah-pindah tempat. Namun dengan

teknik yang guru terapkan, semangat/antusias siswa dalam mengerjakan tugas

pun dapat meningkat. Dalam mengerjakan tugas mereka menunjukkan sikap

tenang dan tampak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

5. Nilai pembelajaran menyimak cerpen siswa meningkat pada setiap siklus.

Sebelum tindakan ini dilaksanakan, terdapat fakta bahwa nilai

pembelajaran menyimak siswa rendah. Ada 14 siswa yang tidak tuntas atau

mendapat nilai kurang dari 65. Dengan demikian, persentase ketuntasan

sebelum dilakukan tindakan hanya 33,3 %. Pada pembelajaran tersebut, siswa

masih belum begitu perhatian dan fokus dalam mengikuti kegiatan menyimak.

Banyak siswa yang tampak melakukan aktivitas pribadi saat guru memberikan

materi dan saat guru membacakan bahan simakan. Akibatnya, dalam

menjawab soal yang diberikan oleh guru, siswa banyak yang tidak tahu.

Setelah dilaksanakan tindakan, tampak bahwa nilai dalam

pembelajaran menyimak cerpen siswa mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Siswa mulai memperhatikan dan berkonsentrasi dalam

mendengarkan bahan simakan, yaitu dengan mencatat hal-hal yang mereka

Page 152: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

anggap penting dari bahan simakan yang telah dibacakan. Mereka mulai bisa

bekerja sama dengan teman yang lain, khususnya pada saat mereka saling

bergerak mencari pasangan yang mereka anggap cocok. Siswa mulai antusias

dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan bersikap tenang serta bersunguh-

sunguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran menyimak cerpen

pada tiap siklus yang telah dilaksanakan. Pada siklus I ada 10 siswa yang

tuntas (50%) dari 20 siswa yang ikut dalam pembelajaran menyimak. Pada

siklus II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas (65%). Peningkatan juga

terjadi pada siklus III yaitu sebanyak 17 siswa (85%).

Page 153: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada pembelajaran

menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo ini, maka

peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat

meningkatkan proses pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri

Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat

dibuktikan sebagai berikut.

a. Meningkatnya jumlah siswa yang perhatian dan berkonsentrasi dalam

mendengarkan bahan simakan (cerpen). Dengan penerapan teknik Make a

Match ini, siswa lebih memperhatikan guru dan lebih berkonsentrasi pada

saat guru membacakan/ memperdengarkan bahan simakan. Mereka

mencatat hal-hal yang penting dari bahan simakan. Pada siklus I siswa

yang memperhatikan dan berkonsentrasi dalam mendengarkan bahan

simakan ada 12 siswa (60%), pada siklus II ada 14 siswa (70%), dan pada

siklus III ada 17 siswa (85%).

b. Meningkatnya kerja sama antarsiswa dalam proses pembelajaran

menyimak. Bentuk kerja sama antarsiswa dalam proses pembelajaran

menyimak khususnya dalam mencari pasangan yang cocok sudah benar-

benar terlihat. Mereka saling bertanya dan memberitahu kartu yang

mereka bawa masing-masing kepada kelompok yang lain, sehingga

tercipta komunikasi dan kerja sama yang cukup baik antarsiswa. Pada

siklus I, 15 siswa (75%) telah mampu bekerja sama dengan baik.

Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 16 siswa (80%) dan

pada siklus III sudah mencapai 18 siswa (90%).

c. Meningkatnya antusias dan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan

dari guru. Dalam kegiatan tanya jawab, khususnya dalam mencocokkan

135

Page 154: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

pasangan yang telah terbentuk, siswa mulai menunjukkan sikap antusias

dan aktif. Mereka sudah berani mengacungkan tangan secara sukarela

untuk menjawab pertanyaan dari guru. Ada beberapa dari mereka juga

yang berani maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali isi dari

bahan simakan yang telah dibacakan. Siswa yang antusias dan aktif dalam

siklus I ini berjumlah 8 siswa (40%). Pada siklus II berjumlah 11 siswa

(55%) dan siklus III mengalami peningkatan menjadi 16 siswa (80%).

d. Meningkatnya jumlah siswa yang perhatian dan berkonsentrasi dalam

mengerjakan tugas dari guru. Siswa menjadi bersemangat dalam

mengerjakan tugas. Mereka tenang, dan berkonsentrasi dalam

mengerjakannya. Pada siklus I ada 9 siswa (45%) siswa yang

menunjukkan sikap perhatian dan berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas. Pada siklus II meningkat menjadi 12 siswa (60%), dan pada siklus

III juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 16 siswa (80%).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match dapat

meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menyimak siswa kelas V SD

Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Hal ini

dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan, yaitu pada siklus I ada 10 siswa yang tuntas (50%) dan pada siklus

II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas (65%). Peningkatan yang cukup

siginifikan juga terjadi pada siklus III yaitu 17 siswa tuntas (85%). Nilai rata-

rata siswa juga mengalami peningkatan yaitu 64 pada siklus I, 67 pada siklus

II, dan 77 pada siklus III. Ketuntasan siswa dalam pembelajaran menyimak

cerpen tersebut dinilai dari hasil tulisan siswa dalam menjawab pertanyaan

yang telah diberikan. Nilai tersebut berdasarkan pada aspek: a) ketepatan

dalam menentukan tema; b) ketepatan dalam menyebutkan tokoh-tokoh yang

ada dalam cerpen; c) ketepatan dalam menyebutkan latar/setting dalam cerpen;

d) ketepatan dalam menuliskan amanat yang terkandung dalam cerpen yang

sudah dibacakan; dan e) kemampuan dalam menuliskan kembali cerpen yang

sudah dibacakan, yaitu mencakup: pemahaman dan kelengkapan akan isi

Page 155: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

cerpen yang sudah dibacakan, ketepatan penggunaan diksi, ketepatan struktur

kalimat, dan ketepatan dalam ejaan/tata tulis.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru

yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,

mengelola kelas, memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, serta

teknik yang digunakan guru sebagai sarana menyampaikan materi. Faktor dari

siswa yaitu minat dan motivasi mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan harus diupayakan agar

semuanya dapat dipenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi, kemampuan mengelola kelas, serta didukung teknik dan

sarana yang memadai, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Selain

faktor tersebut, pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat

mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan metode yang

tepat akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi

yang tinggi untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran akan berjalan lebih lancar.

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak cerpen dapat

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dapat

digunakan sebagai pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan teknik Make a

Match (Mencari Pasangan) sebagai teknik dalam pembelajaran menyimak. Bagi

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai teknik alternatif dalam melaksanakan pembelajaran menyimak yang dapat

menarik perhatian/minat siswa untuk mengikutinya. Teknik Make a Match ini

juga sifatnya menyenangkan, sehingga bisa mengurangi rasa bosan/jenuh siswa

dalam mengikuti pembelajaran menyimak.

Page 156: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menyimak cerpen

dapat mengembangkan kemampuan menyimak siswa. Guru mengelompokkan

siswa secara heterogen. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

pertanyaan dan jawaban untuk sesi review (berdasarkan bahan simakan yang telah

diperdengarkan). Setelah itu, guru membagikan kartu kepada siswa, setiap siswa

mendapat satu buah kartu. Siswa kemudian bergerak mencari pasangan yang

mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Setelah selesai, guru dan siswa

kemudian bersama-sama mencocokkan pasangan yang telah terbentuk.

Pemberian tindakan pada siklus I, II, dan III memberikan deskripsi

bahwa terdapat kelemahan atau kekurangan yang terjadi selama proses

pembelajaran menyimak cerpen. Akan tetapi, kekurangan tersebut dapat teratasi

pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang

kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan

terdapat peningkatan proses dan hasil pembelajaran menyimak. Dari segi proses,

pembelajaran menyimak dengan teknik Make a Match dapat meningkatkan

perhatian dan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran menyimak khususnya

dalam mendengarkan bahan simakan, memupuk kerja sama antarsiswa,

meningkatkan antusias siswa untuk aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru,

memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai menyimak

cerpen siswa dari siklus I sampai siklus III.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk dapat aktif dalam proses

pembelajaran menyimak dengan teknik Make a Match.

b. Guru harus sering memberikan pantauan kepada siswa agar siswa tetap

bisa fokus selama mengikuti pembelajaran menyimak.

Page 157: eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user ii PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus lebih berkonsentrasi dan fokus dalam pembelajaran

menyimak dengan teknik Make a Match.

b. Siswa harus lebih aktif lagi dalam menjawab pertanyaan guru dan dalam

mengerjakan tugas yang telah diberikan.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah perlu melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung

jalannya pembelajaran.

b. Pihak sekolah harus selalu memberikan motivasi kepada guru untuk

senantiasa melakukan peningkatan kinerjanya dengan jalan melakukan

pembaharuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.