coremap.or.idcoremap.or.id/downloads/bme_ekologi_tapteng_2008_-_mansalar.pdf · kabupaten tapanuli...
TRANSCRIPT
Sampul Depan: Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis
MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2008
Koordinator Tim Penelitian ANNA MANUPUTTY
Disusun oleh :
GIYANTO JEMMY SOUHOKA
i
RINGKASAN EKSEKUTIF A. PENDAHULUAN
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan kota administratifnya Sibolga, terletak di sisi barat Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini sebagian besar wilayahnya terdapat di daratan Pulau Sumatera beberapa pulau besar-kecil terletak di Teluk Sibolga atau Teluk Tapian Nauli. Sebagian besar pulau-pulau kecilnya terletak di dalam teluk sedangkan ke arah luar teluk terdapat pulau besar yaitu P. Mansalar. Pengamatan baseline ekologi terumbu karang yang merupakan salah satu kegiatan besar di lokasi-lokasi asuhan COREMAP, telah dilakukan juga di kabupaten ini, yaitu pada tahun 2004. Kegiatan selanjutnya yaitu monitoring atau pemantauan kondisi karang dan biota pendukung yang hidup di dalam ekosistemnya telah dilakukan pada tahun 2007, dilanjutkan pada tahun 2008 ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang perubahan yang terjadi di dalam ekosistem terumbu karang.
Penelitian monitoring kesehatan terumbu karang ini melibatkan beberapa kelompok penelitian yaitu : SIG, karang, ikan karang dan megabentos. Persiapan peta, metode penarikan sampel dan analisa data yang digunakan, disesuaikan dengan substansi masing-masing kelompok penelitian. Substansi yang dipantau meliputi karang, megabentos dan ikan karang. Metode yang digunakan disesuaikan dengan masing-masing substansi, sama dengan metode yang digunakan pada kegiatan baseline.
Tujuan pengamatan ialah untuk melihat apakah terjadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah itu perubahan yang positif ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang, kelimpahan megabentos maupun kelimpahan ikan karang.
B. HASIL
Kegiatan pengamatan dilakukan di 13 (tiga belas) lokasi transek permanen, yang ditentukan pada waktu kegiatan baseline. Hasil pengamatan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi.
• Dari hasil monitoring kesehatan terumbu karang tahun 2008, dicatat karang batu 16 suku dengan 142 jenis.
ii
• Dari hasil pemantauan persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 12,73 % (TPTL 09) - 69,00 % (TPTL 06).
• Terumbu karang yang masuk dalam kategori baik sebanyak 6 stasiun, kategori cukup sebanyak 4 stasiun, dan kategori kurang sebanyak 3 stasiun. Ini berarti kondisi terumbu karang lebih baik dibandingkan tahun 2007, tetapi belum stabil bila dibandingkan dengan tahun 2004.
• Di beberapa lokasi terjadi kenaikan persentase tutupan karang hidup bila dibandingkan dengan tahun 2007, yaitu di stasiun TPTL 01, 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, 13 sedangkan di lokasi lainnya terjadi penurunan.
• Dari hasil penilaian dari studi baseline (T0) sampai ke monitoring (T1, T2) dicatat rata-rata tutupan karang hidup (LC) mengalami penurunan sebagai berikut :
T0 (2004): 43,63 ± 4,49 %
T1 (2007): 38,31 ± 5,46 %
T2 (2008): 40,66 ± 5,66 %
• Dari hasil “reef check” untuk memantau biota megabentos yang dilakukan di 13 lokasi transek permanen, dicatat karang jamur (CMR) memiliki kelimpahan tertinggi. Nilai tertinggi 513 individu/140m2 dicatat di stasiun TPTL 06, kemudian di TPTL 11 di Sitardas (503 individu/140m2) dan di stasiun TPTL 07 (244 individu/140m2).
• Biota tertinggi berikutnya ialah bulu babi (Diadema setosum), tertinggi ditemukan di stasiun TPTL 12 (236 individu/140m2) dan juga tidak ditemukan di stasiun TPTL 01.
• Gastropoda Drupella sp. ditemukan di lokasi stasiun TPTL 11 sebanyak 9 individu/140m2 dan di stasiun TPTL 12 sebanyak 6 individu/140m2.
• Acanthaster planci ditemukan di St. TPTL06 yaitu sebanyak 1 individu/140m2.
• Dari hasil pengamatan ikan karang dengan metode ”Underwater Fish Visual Census (UVC) di 13 stasiun transek permanen dicatat sebanyak 245 jenis ikan karang yang termasuk dalam 33 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 2414 individu.
iii
• Jenis Apogon sp. merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 848 individu.
• Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti ikan ekor kuning (suku Casionidae) dari jenis Pterocaesio tile 25 individu dan ikan kakap (suku Lutjanidae) dari jenis Lutjanus bigutatus 20 individu.
• Selama penelitian berlangsung, ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) dijumpai sebanyak 3 ekor.
• Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 6 individu.
• Kelimpahan kelompok ikan major, ikan target dan ikan indikator di lokasi transek permanen adalah 2194 individu, 197 individu dan 23 individu, sehingga perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator adalah 95 : 11 : 1.
C. SARAN Dari pengalaman dan hasil yang diperoleh selama
melakukan penelitian di lapangan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
• Pengamatan yang dilakukan di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, hanya diwakili oleh beberapa lokasi yang tersebar sehingga kesimpulan yang diambil mungkin saja tidak seluruhnya benar untuk menggambarkan kondisi Kabupaten Tapanuli Tengah secara keseluruhan dan mengingat jumlah stasiun penelitian, terutama untuk stasiun transek permanen sangatlah terbatas (13 stasiun). Hal ini dikarenakan waktu penelitian yang sangat terbatas. Untuk itu sebaiknya jumlah stasiun bisa ditambahkan pada penelitian selanjutnya.
• Dengan meningkatnya kegiatan di darat di sekitar Kabupaten Tapanuli Tengah, pasti akan membawa pengaruh terhadap ekosistem di perairan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penelitian kembali di daerah ini sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sehingga hasilnya bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi para stakeholder dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari. Selain itu, data hasil
iv
pemantauan tersebut juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi keberhasilan COREMAP.
• Selanjutnya diharapkan personil daerah yang ikut bertanggung jawab dalam kegiatan ini dapat melakukan kegiatan monitoring sendiri di lokasi transek permanent, sehingga diperoleh data yang akurat dan berkesinambungan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.
Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari ”Asian Development Bank” (ADB). Salah satu di antaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline) di lokasi-lokasi COREMAP yang kemudian dilanjutkan dengan pemantauan (monitoring). Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui kondisi karang di lokasi tersebut apakah membaik atau tidak. Hasil monitoring dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi keberhasilan program COREMAP.
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2008
Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI
Prof.Dr.Ir. Ono Kurnaen Sumadhiharga, M.Sc.
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………. i A. PENDAHULUAN ……………………………………... i B. HASIL ……………………………………………......... i C. SARAN ……………………………………………....... iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………... iv DAFTAR ISI ………………………………………………………. v DAFTAR TABEL ……………………………………………......... vii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..... viii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. xi BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………... 1 I.1. LATAR BELAKANG ……………………….... 1 I.2. TUJUAN PENELITIAN ……………………… 2 I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN ………… 2 BAB II. METODE PENELITIAN ……………………………… 3 II.1. LOKASI PENELITIAN ……………………… 3 II.2. WAKTU PENELITIAN ……………………… 3 II.3. PELAKSANAAN PENELITIAN …………… 3 II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN
ANALISA DATA ...........................................
4 II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) . 4 II.4.2. Karang .......................................... 4 II.4.3. Megabentos .................................. 4 II.4.4. Ikan Karang .................................. 5 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................... 7 III.1. KARANG ...................................................... 7 III.1.1. Hasil pengamatan karang ............. 9 III.1.2. Hasil analisa karang ..................... 16 III.2. MEGABENTOS ........................................... 19 III.2.1. Hasil pengamatan megabentos .... 19 III.2.2. Hasil analisa megabentos ............. 21 III.3. IKAN KARANG ............................................ 23 III.3.1. Hasil pengamatan ikan karang ..... 23 III.3.2. Hasil analisa ikan karang .............. 28
vii
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................... 33 IV.1. KESIMPULAN ............................................. 33 IV.2. SARAN ........................................................ 34 UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 36 LAMPIRAN .............................................................................. 47
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai p berdasarkan hasil uji one-way ANOVA. Tanda *) berarti Ho ditolak ....................................
17
Tabel 2. Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang dijumpai pada masing-masing waktu pengamatan .....................
22
Tabel 3. Hasil uji one-way ANOVA terhadap data jumlah individu/transek megabentos (data ditransforma-sikan ke dalam bentuk y’=ln(y+1) . .......................
23
Tabel 4. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi di lokasi pengamatan pada tahun 2008 ...........................
24
Tabel 5. Kelimpahan ikan karang untuk masing-masing suku hasil pengamatan tahun 2008. di perairan Tapanuli Tengah ..................................................
26
Tabel 6. Total jumlah jenis dan rerata jumlah jenis ikan berdasarkan data ke-13 stasiun yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008 ........................
28
Tabel 7. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke-13 stasiun tersebut yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008 ............
28
Tabel 8. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang. Data ditransformasikan ke dalam bentuk y’=ln(y+1) ..............................................................
29
Tabel 9. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi di lokasi monitoring pada tahun 2004 ..................................................
32
Tabel 10. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi di lokasi monitoring pada tahun 2007 ..................................................
32
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Stasiun penelitian monitoring kesehatan terumbu karang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ...............................
3
Gambar 2. Histogram persentase tutupan kategori biota dan substrat hasil baseline (t-0) dengan metode LIT, di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2004 .................................................
7
Gambar 3. Histogram persentase tutupan kategori biota dan substrat hasil monitoring (t-1) dengan metode LIT di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah ...........................................................
8
Gambar 4. Histogram persentase tutupan kategori biota dan substrat hasil monitoring (t-2) dengan metode LIT di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008 .................................................
9
Gambar 5. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang, megabentos dan ikan karang di perairan sekitar P. Poncan, Teluk Tapian Nauli (3 stasiun) ..............................................
10
Gambar 6. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang, megabentos dan ikan karang di perairan sekitar desa Sitardas, Teluk Tapian Nauli bagian selatan (4 stasiun) .....................
10
Gambar 7. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang, megabentos dan ikan karang di perairan P. Mansalar (6 stasiun) ....................
11
Gambar 8. Peta persentase tutupan kategori, biota dan substrat hasil monitoring dengan metode LIT di perairan P. Poncan Kecil dan Poncan Besar, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008 .....
12
Gambar 9. Peta persentase tutupan karang hidup hasil monitoring dengan metode LIT di perairan P. Poncan Kecil dan Poncan Besar, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008....................................
12
x
Gambar 10. Peta persentase tutupan kategori biota dan
substrat hasil monitoring dengan metode LIT di perairan Desa Sitardas dan sekitarnya, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008.................
13
Gambar 11. Peta persentase tutupan karang hidup hasil monitoring dengan metode LIT di perairan Desa Sitardas dan sekitarnya, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008 ...................................
14
Gambar 12. Peta persentase tutupan kategori biota dan substrat hasil monitoring dengan metode LIT di perairan P. Mansalar dan sekitarnya Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008.................
15
Gambar 13. Peta persentase tutupan karang hidup hasil monitoring dengan metode LIT di perairan P. Mansalar dan sekitarnya, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008....................................
15
Gambar 14 Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan (to, t1 dan t2) dengan menggunakan interval kepercayaan 95 % ..........................................
16
Gambar 15 Plot interval untuk kategori SI berdasarkan nilai rataannya ................................................
18
Gambar 16 Plot interval Karang Hidup (LC) berdasarkan
nilai rerata dan kesalahan baku (SE) .............
18
Gambar 17 Peta kelimpahan biota hasil monitoring dengan metode “reef check” di perairan P. Poncan Besar dan Poncan Kecil, Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008...................................
20
Gambar 18 Peta kelimpahan biota hasil monitoring dengan metode “reef check” di perairan Desa Sitardas Tapanuli Tengah, 2008....................
20
Gambar 19 Peta kelimpahan biota hasil monitoring dengan metode “reef check” di perairan P. Mansalar dan sekitarnya Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008...................................
21
xi
Gambar 20 Peta komposisi persentase ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode UVC di perairan Poncan, Tapanuli Tengah, 2008 ..................................
25
Gambar 21 Peta komposisi persentase ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode UVC di perairan Sitardas, Tapanuli Tengah, 2008 ...................................
25
Gambar 22 Peta komposisi persentase ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode UVC di perairan Mansalar, Tapanuli Tengah, 2008 ...................................
26
Gambar 23 Plot efek faktor waktu dan faktor kelompok ikan terhadap kelimpahan ikan karang (individu/ transek). Data ditransformasi y’=ln(y+1) ................……………………………
30 Gambar 24 Rerata jumlah individu kelompok ikan karang
terhadap waktu penelitian. Data ditransfor-masi y’=ln(y+1) ...............................................
31
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Posisi transek permanen di perairan Sitardas,
P. Poncan, dan P. Mansalar, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara....
36
Lampiran 2. Jenis-jenis karang yang ditemukan di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah ...........
37
Lampiran 3. Jenis-jenis ikan karang yang ditemukan di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah ...........
46
Lampiran 4. Kelimpahan biota megabentos pada pengamatan T0, T1 dan T2 tahun 2004, 2007, 2008 di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah..............................................................
62
1
BAB I. PENDAHULUAN
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di sisi barat Provinsi Sumatera Utara. Kabupten ini sebagian besar wilayahnya terdapat di daratan Pulau Sumatera, tetapi juga memiliki beberapa pulau besar-kecil yang terletak di Teluk Sibolga atau Teluk Tapian Nauli, diantaranya pulau Mansalar yang merupakan salah satu pulau yang cukup besar yang terletak di bagian luar teluk.
Dalam program COREMAP, yang sudah berjalan sampai ke Fase II saat ini, telah dilakukan kegiatan studi baseline di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2004. Hasil pengamatan telah disajikan dalam laporan Baseline Ekologi Tapanuli Tengah tahun 2004. Kegiatan baseline tersebut difokuskan pada studi ekologi karang, ikan karang dan biota megabentos di daerah pesisir utara dan selatan teluk dengan kota Sibolga terletak di tengahnya, dan di Pulau Mansalar, P. Kukusan, P. Poncan Besar dan P. Poncan Kecil.
Kegiatan kali ini ialah pemantauan kesehatan terumbu karang di lokasi baseline, yaitu tepatnya pemantauan dilakukan di lokasi transek permanen yang dibuat pada waktu studi baseline dan pemantauan kesehatan terumbu karang pada tahun 2007. Tujuan pengamatan ini ialah untuk melihat apakah terjadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah itu perubahan yang positif ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang, kelimpahan megabentos maupun kelimpahan ikan karang. I.1. LATAR BELAKANG
Pengamatan ekologi terumbu karang di lokasi – lokasi COREMAP merupakan salah satu kegiatan yang merupakan tugas utama CRITC COREMAP - LIPI. Kegiatan ini telah dilakukan sejak program Fase I. Setelah dilakukan evaluasi oleh pihak penyandang dana yaitu ”Asian Development Bank” (ADB), maka disepakati adanya lokasi-lokasi tambahan seiring dengan pemekaran wilayah oleh pemerintah daerah setempat. Untuk lokasi Kabupaten Tapanuli Tengah yang relatif merupakan lokasi baru, kegiatan studi baseline baru dilakukan pada Fase II. Pada COREMAP Fase II ini, kegiatan baseline di Kabupaten Tapanuli Tengah telah dilakukan pada tahun 2004. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dari CRITC COREMAP-LIPI dengan menggunakan KR. Baruna Jaya VIII. Hasil pengamatan dilaporkan dalam Laporan Studi Baseline Tapanuli Tengah yang diterbitkan tahun 2004. Karena dianggap masih kurang, dan juga harus disesuaikan
2
dengan lokasi-lokasi tambahan dari tim Sosial Ekonomi CRITC COREMAP-LIPI, maka pada tahun 2007 dilakukan penambahan lokasi di pesisir teluk di daerah Sitardas dan Jago-Jago. Keputusan ini diambil juga dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di pesisir Tapanuli Tengah baik secara alam maupun oleh manusia. Hasilnya berupa laporan baseline ekologi monitoring kedua lokasi tersebut yang telah diterbitkan pada tahun 2007. Dengan demikian, setiap kali dilakukan pemantauan terjadi kegiatan ganda, baseline dan pemantauan. Disamping perlu dilakukan pencatatan data yang baru sehingga dapat digunakan sebagai data dasar, pemantauan tetap harus dilakukan di lokasi lama sehingga ada data baru yang berkesinambungan. Data hasil pemantauan untuk kegiatan selanjutnya kemudian dianalisa sehingga diperoleh hasil yang akurat apakah kondisi terumbu karang di suatu lokasi benar-benar mengalami kenaikan persentase tutupan karang dan kelimpahan biota pendukung lainnya, atau mengalami hal sebaliknya.
I.2. TUJUAN PENELITIAN
Melihat kondisi terumbu karang di lokasi transek permanen, apakah terjadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah itu perubahan yang positif ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang, kelimpahan biota megabentos, maupun kelimpahan ikan karang di lokasi transek.
I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Pengamatan ekologi terumbu karang untuk pengambilan data dasar di lokasi tambahan di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah telah dilakukan pada tahun 2004 dan monitoringnya telah dilakukan pada tahun 2007. Untuk monitoring kesehatan terumbu karang kali ini, juga melibatkan disiplin ilmu yang sama dengan pada waktu kegiatan baseline, yaitu ekologi karang, megabentos dan ikan karang, serta dibantu oleh bidang SIG (Sistem Informasi Geografi) untuk penyediaan peta dasar dan peta tematik. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun peta tematik.
BAB II. METODE PENELITIAN II.1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian meliputi perairan pesisir utara dan selatan Teluk Tapian Nauli, Pulau Poncan Besar, P. Poncan Kecil, P. Mansalar dan P. Kukusan (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Stasiun penelitian monitoring kesehatan terumbu
karang di perairan P. Mansalar, P. Poncan dan P. Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah.
II.2. WAKTU PENELITIAN Penelitian monitoring kesehatan terumbu karang di
Kabupaten Tapanuli Tengah, dilaksanakan pada September 2008.
II.3. PELAKSANA PENELITIAN Pelaksana penelitian terdiri dari Peneliti dan Pembantu
peneliti dari bidang studi : ekologi karang, megabentos, ikan karang, SIG, dan statistika. Kegiatan penelitian lapangan ini melibatkan staf CRITC (Coral Reef Information and Training Centre) Jakarta, dibantu oleh Staf Puslit Oseanografi dan beberapa personil dari daerah Tapanuli Tengah.
3
4
II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA Penelitian monitoring kesehatan terumbu karang ini
melibatkan beberapa kelompok penelitian yaitu : SIG, karang, ikan karang dan megabentos. Persiapan peta dan metode penarikan sampel dan analisa data yang digunakan oleh masing-masing kelompok penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
II.4.1. Sistem Informasi Geografis Dalam penelitian ini, sebelum dilakukan penarikan
sampel, pertama-tama disiapkan peta lokasi studi baseline yang menampilkan posisi transek permanen. Juga tabel posisi transek permanen untuk pencocokan posisi di lapangan nanti (Lampiran 1).
II.4.2. Karang Pengamatan dilakukan di titik stasiun yang dipasang
transek permanen di kedalaman antara 3-5 m, data dicatat dengan menggunakan metode ”Line Intercept Transect” (LIT) mengikuti English et al., (1997), dengan beberapa modifikasi. Teknik pelaksanaan sama dengan pada waktu kegiatan baseline. Panjang garis transek 10 m dan diulang sebanyak 3 kali. Untuk memudahkan pekerjaan di bawah air, seorang penyelam meletakkan pita berukuran sepanjang 70 m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kiri penyelam. Kemudian LIT ditentukan pada garis transek 0-10 m, 30-40 m dan 60-70 m. Semua biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketelitian hingga centimeter.
Dari data hasil LIT tersebut, kemudian dihitung nilai persentase tutupan untuk masing-masing kategori biota dan substrat yang berada di bawah garis transek.
Selain itu, beberapa analisa lanjutan dilakukan dengan bantuan program statistik seperti Multi Dimensional Scaling (MDS) (Warwick and Clarke, 2001).
II.4.3. Megabentos Untuk mengetahui kelimpahan beberapa megabentos
terutama yang memiliki nilai ekonomis penting dan bisa dijadikan indikator dari kesehatan terumbu karang, dilakukan pengamatan kelimpahan megabentos dengan metode ”Reef Check Benthos” (RCB) pada setiap stasiun transek permanen dimana posisi stasiunnya sama dengan stasiun untuk terumbu karang dengan metode LIT. Dengan
5
dilakukannya pengamatan megabentos ini pada setiap stasiun transek permanen, diharapkan di waktu-waktu mendatang bisa dilakukan pemantauan kembali pada posisi stasiun yang sama sehingga bisa dibandingkan kondisinya.
Teknis di lapangan, pada stasiun transek permanen yang telah ditentukan, tersebut diletakkan pita berukuran (roll meter) sepanjang 70 m sejajar garis pantai pada kedalaman antara 3-5 m. Semua biota mega benthos yang berada 1 m sebelah kiri dan kanan pita berukuran sepanjang 70 m tadi dicatat jumlahnya, sehingga luas bidang yang teramati untuk setiap stasiunnya sebesar (2m x 70m) = 140 m2. Adapun biota megabentos yang dicatat jenis dan jumlah individunya sepanjang garis transek terdiri dari :
• Lobster (udang karang)
• ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Seriatopora spp.)
• Acanthaster planci (bintang bulu seribu)
• Diadema setosum (bulu babi hitam)
• “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil)
• “Large Holothurian” (teripang ukuran besar)
• “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil)
• “Large Giant Clam” (kima ukuran besar)
• “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil)
• Trochus niloticus (lola)
• Drupella sp. (sejenis Gastropoda / keong yang hidup di atas atau di sela-sela karang terutama karang bercabang)
• “Mushroom coral’ (karang jamur, Fungia spp.)
II.4.4. Ikan Karang Pengamatan ikan karang dilakukan pada setiap titik
transek permanen, metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), di mana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat jenis dan jumlahnya. Luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 m x 70 m ) = 350 m2.
6
Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda, et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske & Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall & Heemstra (1991) dan Heemstra & Randall (1993). Jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (English, et al., 1997), yaitu : kelompok ikan target, kelompok ikan indikator dan kelompok ikan major.
Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH, et al., 1997), yaitu :
a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya ikan-ikan ini menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh suku Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh suku Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5–25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwakili oleh suku Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Monitoring kondisi terumbu karang di lokasi transek permanen di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah telah dilakukan pada tahun 2008. Substansi yang dipantau meliputi karang, megabentos dan ikan karang. Metode yang digunakan disesuaikan dengan masing-masing substansi, sesuai dengan metode yang digunakan pada kegiatan baseline. Kegiatan pengamatan dilakukan di 13 (tiga belas) titik lokasi transek permanen, yang ditentukan pada waktu kegiatan baseline. Hasil pengamatan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi. III.1. KARANG
Pada waktu dilakukan studi baseline tahun 2004 dilakukan pengamatan kondisi terumbu karang dengan metode LIT di 13 stasiun transek permanen. Hasil lengkap persentase tutupan karang batu berkisar antara 19,90 – 67,20 % dengan nilai rerata sebesar 43,59 % termasuk dalam kategori sedang. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa terumbu karang yang masuk kategori baik ada 6 stasiun, katagori cukup 5 stasiun dan kurang ada 2 stasiun. Hasil analisa masing-masing kategori biota dan substratnya disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 2.
Kabupaten Tapanuli Tengah, Tahun 2004
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TPTL01
TPTL02
TPTL03
TPTL04
TPTL05
TPTL06
TPTL07
TPTL08
TPTL09
TPTL10
TPTL11
TPTL12
TPTL13
P.Poncan Desa Sitardas P.Mansalar
Lokasi
% tu
tupa
n
Sponge
Silt
Soft Coral
Sand
Rubble
Rock
Other Fauna
Fleshy Seaw eed
DCA
DC
Non-Acropora
Acropora
Gambar 2. Histogram persentase tutupan kategori biota dan
substrat hasil baseline (t-0) dengan metode LIT, di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2004.
7
Dari hasil monitoring kesehatan terumbu karang (t1) tahun 2007, dicatat karang batu 16 suku dengan 109 jenis. Hasil pengamatan persentase tutupan karang batu berkisar antara 9,00 – 71,73 % dengan nilai rerata sebesar 38,31 % dan termasuk kategori sedang. Lengkapnya hasil persentase tutupan tiap komponen disajikan dalam Gambar 3.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa terumbu karang yang masuk dalam kategori baik sebanyak 4 stasiun, kategori cukup sebanyak 5 stasiun, dan kategori kurang sebanyak 4 stasiun.
Kabupaten Tapanuli Tengah, Tahun 2007
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TPTL01
TPTL02
TPTL03
TPTL04
TPTL05
TPTL06
TPTL07
TPTL08
TPTL09
TPTL10
TPTL11
TPTL12
TPTL13
P.Poncan Desa Sitardas P.Mansalar
Lokasi
% tu
tupa
n
Sponge
Silt
Soft Coral
Sand
Rubble
Rock
Other Fauna
Fleshy Seaw eed
DCA
DC
Non-Acropora
Acropora
Gambar 3. Histogram persentase tutupan kategori biota dan substrat hasil monitoring (t-1) dengan metode “LIT” di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2007.
Tahun 2008 dilakukan kembali pemantauan kondisi terumbu karang, tercatat karang batu sebanyak 16 suku dengan 142 jenis. Hasil persentase tutupan karang batu berkisar antara 12,73 – 69,00 % dengan rerata tutupan sebesar 42,48 % yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa ada 3 stasiun yang termasuk kategori kurang, 4 stasiun masuk kategori cukup dan 6 stasiun termasuk kategori baik. Hasil analisa persentase tutupan karang dan substratnya secara lengkap disajikan pada Gambar 4. Kondisi karang menurun dibandingkan tahun 2004 tetapi lebih baik dibandingkan tahun 2007. Di beberapa lokasi terjadi kenaikan persentase tutupan karang hidup yaitu di stasiun TPTL 01, TPTL 02, TPTL 03, TPTL 06, TPTL 07, TPTL 011, satu stasiun tidak berubah yaitu stasiun TPTL 04 sedangkan di
8
lokasi lainnya terjadi penurunan. Hal ini selanjutnya perlu di uji dengan analisa statistik untuk mengetahui kebenarannya.
Kabupaten Tapanuli Tengah, Tahun 2008
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TPTL01
TPTL02
TPTL03
TPTL04
TPTL05
TPTL06
TPTL07
TPTL08
TPTL09
TPTL10
TPTL11
TPTL12
TPTL13
P.Poncan Desa Sitardas P.Mansalar
Lokasi
% tu
tupa
nSponge
Silt
Soft Coral
Sand
Rubble
Rock
Other Fauna
Fleshy Seaw eed
DCA
DC
Non-Acropora
Acropora
Gambar 4. Histogram persentase tutupan kategori biota dan
substrat hasil monitoring (t-2) dengan metode “LIT“ di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008.
III.1.1. Hasil Pengamatan karang
Untuk memudahkan pengamatan dan penyajian hasil pengamatan, lokasi pengamatan dibagi dalam tiga area yaitu lokasi di sekitar bagian dalam teluk (P. Poncan dan sekitarnya), sekitar pesisir teluk (daerah Sitardas dan sekitarnya) dan di P. Mansalar dan sekitaranya Gambar 5-7). Selanjutnya hasil pengamatan diuraikan berdasarkan lokasi masing-masing.
9
Gambar 5. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang,
megabentos dan ikan karang di perairan sekitar P. Poncan, Teluk Tapian Nauli (3 stasiun).
Gambar 6. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang,
megabentos dan ikan karang di perairan sekitar Desa Sitardas, Teluk Tapian Nauli bagian selatan (4 stasiun).
10
Gambar 7. Peta posisi stasiun transek permanen untuk karang,
megabentos dan ikan karang di perairan P. Mansalar (6 stasiun).
St. TPTL 01, TPTL 02 dan TPTL 03 (P. Poncan Kecil, P. Poncan Besar)
Hasil pengamatan di tiga stasiun ini menunjukkan kondisi karang masuk dalam kategori sedang, dengan variasi tutupan antara 21,03 –49,30%. Persentase tutupan tertinggi dicatat di P. Poncan Kecil (49,30 %) dan hanya ada karang non- Acropora. Kategori lain yang cukup tinggi persentase tutupannya ialah patahan karang mati (rubble) dengan variasi 1,80 – 53,47 %, kemudian diikuti oleh tutupan DCA (11,30 – 26,77 %) dan tutupan pasir (4,47 – 35,87 %). Lokasi transek ditunjukkan dalam Gambar 5, sedangkan hasil transek ditunjukkan dalam Gambar 8 dan Gambar 9.
11
Gambar 8. Peta persentase tutupan katagori biota dan
substrat hasil monitoring, dengan metode “LIT” di perairan P. Poncan Kecil dan Poncan Besar, 2008.
Gambar 9. Peta Persentase tutupan karang hidup hasil
monitoring dengan metode “LIT” di perairan P. Poncan Kecil dan Poncan Besar, 2008.
12
St. TPTL 04, TPTL 05, TPTL 06 dan TPTL 07 (Perairan Desa Sitardas)
Hasil pemantauan di lokasi menunjukkan kondisi terumbu karang yang bervariasi, dengan persentase tutupan karang hidup bervariasi dari kategori kurang (< 25 %) sampai kategori baik (> 50 %). Persentase tutupan karang tertinggi dicatat di stasiun TPTL 06 yaitu 69,00 %. Lokasi ini terpisah jauh dari daratan Desa Sitardas, merupakan pulau kecil (gosong) yang dikelilingi oleh terumbu karang. Karang di lokasi ini hanya terdiri dari karang non-Acropora tertinggi (67,13 %) yang dijumpai di stasiun TPTL 04. Di lokasi lain terdapat pertumbuhan Acropora yang cukup baik (18,33 % dari total karang hidup 69,00 %) yaitu di stasiun TPTL 06. Lokasi ini berada disisi barat semenanjung Desa Sitardas tepatnya di sebelah luar Teluk Tapian Nauli dan menghadap ke laut lepas. Kategori bentik lainnya yang dicatat cukup tinggi persentase tutupannya ialah DCA (14,30 – 42,83 %), nilai tertinggi dicatat di stasiun TPTL 05 dimana persentase tutupan karangnya 18,43 %. Hasil pengamatan selengkapnya ditunjukkan dalam Gambar 10 dan Gambar 11.
.
Gambar 10. Peta persentase tutupan kategori biota dan
substrat hasil monitoring, dengan metode “LIT” di perairan Desa Sitardas dan sekitarnya, 2008.
13
St. TPTL08, TPTL 09, TPTL 10, TPTL 11, TPTL 12, TPTL 13 (Perairan Pulau Mansalar dan sekitarnya)
Perairan P. Mansalar, terletak jauh ke arah barat di luar Teluk Tapian Nauli, ke arah Samudera Indonesia. Pemantauan dilakukan di 6 stasiun, dan kondisi terumbu karang dengan tutupan karang masuk dalam kategori kurang (<25 %) ada 2 stasiun, kategori sedang 2 stasiun dan kategori baik (>50 %) ada 2 stasiun.
Gambar 11. Peta persentase tutupan karang hidup hasil
monitoring dengan metode “LIT” di perairan Desa Sitardas dan sekitarnya, 2008.
Pertumbuhan karang Acropora ditemukan di stasiun
TPTL 11 (6,97 % dari total karang hidup 62,97 %). Kategori lain yang persentase tutupannya cukup tinggi ialah DCA (17,03 %-54,27 %), sedangkan kategori abiotik lainnya yaitu ”rubble” atau patahan karang mati (0,00-10,10 %) dan pasir (0,83–37,47 %). Hasil pengamatan selengkapnya disajikan dalam Gambar 12 dan Gambar 13.
14
Gambar 12. Peta persentase tutupan kategori biota dan
substrat hasil monitoring dengan metode “LIT” di perairan P. Mansalar dan sekitarnya, 2008.
Gambar 13. Peta persentase tutupan karang hidup hasil
monitoring dengan metode “LIT” di perairan P. Mansalar dan sekitarnya, 2008.
15
III.1.2. Hasil Analisa Karang Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Kabupaten
Tapanuli Tengah pada tahun 2008 ini (t2), berhasil dilakukan pengambilan data pada 13 stasiun penelitian yang sama seperti yang dilakukan pada penelitian tahun 2004 (t0) dan tahun 2007 (t1).
Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan menggunakan interval kepercayaan 95 % disajikan dalam Gambar 14.
WAKTU
RKSISROBFSSPSCDCADCNAACLC
210210210210210210210210210210210210210
60
50
40
30
20
10
0
Pers
enta
se tu
tpan
(%
)
Plot interval untuk nilai rerata biota dan substratberdasarkan waktu pemantauan (t0,t1 dan t2) dengan interval kepercayaan 95 %
TAPANULI TENGAH
Gambar 14. Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan (to, t1 dan t2) dengan menggunakan interval kepercayaan 95 %.
Untuk melihat apakah ada perbedaan persentase tutupan untuk masing-masing kategori biota dan substrat antar waktu pengamatan (t0=tahun 2004, t1=2007 dan t2=2008) digunakan uji one-way ANOVA, dimana data ditransformasi ke dalam bentuk arcsin akar pangkat dua dari data (y’=arcsin√y) sebelum dilakukan pengujian. Untuk data Batuan (Rock), tidak dilakukan uji karena selama pengamatan tahun 2004, 2007 dan 2008 tidak dijumpai. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai p, atau nilai kritis untuk menolak Ho. Bila nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan persentase tutupan
16
17
untuk kategori tersebut antar tiga waktu pengamatan yang berbeda (2004, 2007 dan 2008).
Tabel 1. Nilai p berdasarkan hasil uji one-way ANOVA.
Tanda *) berarti Ho ditolak.
Kategori Nilai p
Karang hidup (LC) 0,723
Acropora (AC) 0,737
Non Acropora (NA) 0,828
Karang mati (DC) 0,497
Karang mati dgn alga (DCA) 0,479
Karang lunak (SC) 0,283
Sponge (SP) 0,724
Fleshy seaweed (FS) 0,952
Biota lain (OB) 0,527
Pecahan karang (R) 0,234
Pasir (S) 0,099
Lumpur (SI) 0,006 *)
Batuan (RK) Tidak diuji
Dari Tabel 1, terlihat bahwa perbedaan persentase tutupan terjadi hanya untuk kategori SI saja. Hal ini disebabkan karena pada saat t0 dijumpai SI, sedangkan pada saat t1 dan t2 tidak dijumpai SI. Gambar 15, merupakan plot garis untuk kategori SI berdasarkan nilai reratanya sebelum data ditransformasi.
t2=2008t1=2007t0=2004
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
WAKTU
Pers
enta
se tu
tupa
n (%
)
Plot garis untuk kategori SI berdasarkan nilai rataannya
TAPANULI TENGAH
Gambar 15. Plot interval untuk kategori Si berdasarkan nilai rataannya.
Secara umum, untuk karang hidup (LC=rerata+ kesalahan baku), dari 13 stasiun yang diamati dalam selang waktu t0 (2004), t1(2007) dan t2 (2008), terlihat adanya penurunan persentase tutupan antara t0 (43,63+4,49%) ke t1 (38,31+5,46%) dan peningkatan dari t1 (38,31+5,46%) ke t2 (40,66+5,66%) (Gambar 16).
t2=2008t1=2007t0=2004
50
45
40
35
TIME
Pers
enta
se tu
tupa
n (%
)
Nilai rerata dan kesalahan baku (SE)
Plot Interval Karang Hidup (LC)
TAPANULI TENGAH
Gambar 16. Plot interval Karang Hidup (LC) berdasarkan nilai rerata dan kesalahan baku (SE).
18
19
III.2. MEGABENTOS Pengamatan kelimpahan biota megabentos dilakukan di
lokasi transek permanen dengan metode “reef check”. Hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk gambar (diagram pai) berdasarkan pembagian area seperti pada pengamatan karang.
III.2.1. Hasil Pengamatan Megabentos
Dari hasil “reef check” untuk memantau biota megabentos yang dilakukan di 13 lokasi transek permanen, dicatat karang jamur (CMR) memiliki kelimpahan tertinggi. Nilai tertinggi 513 individu/transek dicatat di stasiun TPTL 06, kemudian di TPTL 11 di P. Mansalar (503 individu/transek dan di stasiun TPTL 07 (224 individu /transek). Di stasiun TPTL 03 ditemukan CMR dalam kelimpahan terendah (2 individu/transek) kemudian TPTL 05 yaitu 3 individu/transek. Kelimpahan biota tertinggi berikutnya ialah bulu babi (Diadema setosum), tertinggi ditemukan di stasiun TPTL 12 (236 individu/transek) dan juga tidak ditemukan di stasiun TPTL 01. Jenis Gastropoda, Drupella sp. ditemukan di lokasi TPTL 11 di P. Mansalar sebanyak 9 individu/transek kemudian di stasiun TPTL 12 sebanyak 6 individu/transek, stasiun lainnya tidak ditemukan. Acanthaster planci ditemukan di 1 stasiun yaitu TPTL 06, di sekitar Sitardas, dengan jumlah individu yang sama yaitu 1 individu/transek. Untuk kima ukuran kecil jumlahnya bervariasi antara 0 – 13 individu/transek, sedangkan yang berukuran besar tidak ditemukan. Small holothurian ditemukan 1 individu/transek di TPTL 01.Trochus sp ditemukan hanya 1 individu/transek di TPTL 13, sedangkan lobster dan pensil sea urchin tidak ditemukan. Hasil selengkapnya disajikan dalam Gambar 17, 18, 19.
Perbandingan komposisi/jumlah biota megabentos hasil pengamatan T0, T1 dan T2 disajikan dalam Lampiran 4.
Gambar 17. Peta kelimpahan megabentos hasil monitoring
dengan metode “reef check” di perairan P. Poncan Besar dan Poncan Kecil, 2008.
Gambar 18. Peta kelimpahan megabentos hasil monitoring
dengan metode “reef check” di perairan Desa Sitardas, 2008.
20
Gambar 19. Peta kelimpahan megabenthos hasil monitoring dengan metode “reef check” di perairan P. Mansalar dan sekitarnya, 2008.
III.2.2. Hasil Analisa Megabentos
Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, pada tahun 2008 ini (t2), terdapat 13 stasiun yang lokasinya sama dengan lokasi pengamatan yang diambil pada 2004 (t0) dan t1 (2007). Keenam lokasi tersebut adalah TPTL01 sampai dengan TPTL13.
Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang dijumpai pada masing-masing waktu pengamatan disajikan pada Tabel 2.
21
Tabel 2. Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang dijumpai pada masing-masing waktu pengamatan.
Kelompok Jumlah individu/transek 2004 2007 2008
Acanthaster planci 0,23 0,23 0,08
CMR 234,46 119,77 148,46
Diadema setosum 93,69 51,46 30,00
Drupella sp. 0,00 0,00 1,31
Large Giant clam 2,38 2,23 1,62
Small Giant clam 0,92 2,69 1,92
Large Holothurian 0,15 0,00 0,00
Small Holothurian 0,00 0,08 0,08
Lobster 0,00 0,23 0,00
Pencil sea urchin 0,00 4,46 0,00
Trochus sp. 0,23 0,08 0,08
Untuk melihat apakah jumlah individu setiap kategori megabentos tidak berbeda nyata untuk setiap waktu pengamatan (tahun 2004, 2007 dan 2008), maka dilakukan uji menggunakan one-way ANOVA. Sebelum uji dilakukan, untuk memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penggunaan one-way ANOVA ini, data ditransformasikan terlebih dahulu menggunakan transformasi ln, sehingga datanya menjadi y’=ln(y+1). Nilai p untuk setiap data jumlah individu/transek pada kategori megabentos yang diuji disajikan pada Tabel 3. Bila nilai p tersebut lebih kecil dari 5% (=0,05), maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan jumlah individu/transek untuk kategori megabentos tersebut antara selang 3 waktu pengamatan yang berbeda (2004,2007 dan 2008). Dari Tabel 3 tersebut terlihat bahwa jumlah individu per transeknya untuk megabentos yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008 relatif sama.
22
23
Tabel 3. Hasil uji one-way ANOVA terhadap data jumlah individu/transek megabentos (data ditransformasikan ke dalam bentuk y’=ln(y+1).
Kategori Nilai p
Acanthaster planci 0,613
CMR 0,846
Diadema setosum 0,202
Drupella sp. 0,050
Large Giant clam 0,698
Small Giant clam 0,173
Large Holothurian 0,128
Small Holothurian 0,611
Lobster 0,143
Pencil sea urchin 0,103
Trochus sp. 0,420
III.3. IKAN KARANG
Hasil pengamatan pada masing-masing lokasi transek permanen pada tahun 2008 ini tercatat sebanyak 245 jenis ikan karang mewakili 33 suku dengan total kelimpahan sebanyak 2414 individu (Tabel 4). Kelimpahan ikan major dicatat 2194 individu, ikan target 197 individu/transek dan ikan indikator 23 individu. Ketiga kelompok ikan tersebut memiliki nilai perbandingan adalah 95 : 11 : 1. Hasil pengamatan diuraikan selanjutnya.
III.3.1. Hasil pengamatan ikan karang
Dari hasil pengamatan ikan karang dengan menggunakan metode “Underwater Visual Census” (UVC) pada 13 stasiun transek permanen di perairan Tapanuli Tengah, kelompok ikan major selalu hadir dengan jumlah
jenis maupun jumlah individu lebih menonjol dibandingkan dengan ikan target maupun indikator. Dari kelompok ikan major, Apogon sp. merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan jenis lainnya, yaitu sebanyak 848 individu. Kemudian disusul oleh jenis Neopomacentrus filamentosus 257 individu) dan Archamia fucata (137 individu). Sepuluh besar jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi ditampilkan dalam Tabel 4 sedangkan kelimpahan jenis pada masing-masing suku ditampilkan dalam Tabel 5. Jenis ikan ekonomis penting (ikan target) diwakili oleh Pterocaesio tile (suku Caesionidae), yaitu sebanyak 25 individu dan Lutjanus bigutatus (20 individu) Sedangkan kehadiran ikan indikator dari suku Chaetodontidae diwakili oleh Chaetodon colare, yaitu sebanyak 6 individu dan jenis Heniochus varius, yaitu sebanyak 4 individu. Perbandingan kelompok ikan major, ikan target dan ikan indikator pada daerah Poncan, Sitardas dan Mansalar di Tapanuli Tengah pada lokasi transek permanen disajikan dalam Gambar 20, 21 dan 22.
Tabel 4. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan
individu tertinggi di lokasi pengamatan pada tahun 2008.
No. Jenis Jmlh indv.
Rata-rata
Kategori
1 Apogon sp. 11020 848 Major
2 Neopomacentrus filamentosus 3335 257 Major
3 Archamia fucata 1775 137 Major
4 Apogon compressus 1695 130 Major
5 Apogon quinquelineatus 1320 102 Major
6 Neopomacentrus azysron 1240 95 Major
7 Neopomacentrus cyanomos 1200 92 Major
8 Apogon leptacanthus 1000 77 Major
9 Amblyglyphidodon leucogaster 855 66 Major
10 Chromis atripes 840 65 Major
24
Gambar 20. Peta komposisi persentase ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode “UVC” di perairan Poncan, 2008.
Gambar 21. Peta komposisi persentase ikan major, ikan target
dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode “UVC” di perairan Sitardas, 2008.
25
Gambar 22. Peta komposisi persentase ikan major, ikan
target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode “UVC” di perairan Mansalar, 2008.
Tabel 5. Kelimpahan ikan karang untuk masing-masing suku
hasil pengamatan tahun 2008. di perairan Tapanuli Tengah.
No. Suku Jumlah indv.
Rerata/ transek
1 Apogonidae 16922 1302 2 Pomacentridae 10225 787 3 Caesionidae 1005 77 4 Pemperidae 531 41 5 Labridae 410 32 6 Balistidae 404 31 7 Lutjanidae 379 29 8 Chaetodontidae 299 23 9 Scolopsidae 266 20
10 Scaridae 243 19 11 Siganidae 167 13 12 Serranidae 93 7 13 Holocentridae 76 6 14 Haemulidae 70 5
26
27
15 Acanthuridae 62 5 16 Pomacanthidae 51 4 17 Zanclidae 36 3 18 Centriscidae 28 2 19 Mullidae 24 2 20 Carangidae 19 1 21 Lethrinidae 15 1 22 Ephippidae 14 1 23 Sauridae 14 1 24 Monacanthidae 7 1 25 Gobiidae 4 0 26 Ostraciidae 4 0 27 Priacanthidae 4 0 28 Nemipteridae 3 0 29 Aulostomidae 2 0 30 Pinguipedidae 2 0 31 Dasyatidae 1 0 32 Fistulariidae 1 0 33 Tetraodontidae 1 0
Hasil pengamatan jumlah jenis dan jumlah individu
pada masing-masing tahun pengamatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jumlah total jenis ikan dan rerata jumlah jenis ikan per transeknya yang ditemukan pada ke 13 stasiun yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008 terlihat pada Tabel 6 di bawah ini.
28
Tabel 6. Total jumlah jenis dan rerata jumlah jenis ikan berdasarkan data ke-13 stasiun yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008.
Tahun
2004 2007 2008 Jumlah Total Jenis
179 186 245
Rerata jumlah jenis per transek
50
64
67
Dari data yang ada terlihat bahwa baik total jumlah
jenis di seluruh lokasi pengamatan (13 stasiun) maupun rata-rata jumlah jenis per transek terlihat ada kecenderungan kenaikan jumlah jenis dari tahun ke tahun.
III.3.2. Hasil Analisa Ikan Karang
Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, pada tahun 2008 ini (t2), berhasil dilakukan pengambilan data pada semua stasiun penelitian yang pernah dilakukan pada tahun 2004 (t0) dan tahun 2007 (t1), yaitu sebanyak 13 stasiun.
Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke 13 stasiun tersebut yang diamati pada 2004, 2007 dan 2008 seperti Tabel 7 di bawah :
Tabel 7. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke-13 stasiun tersebut yang diamati pada tahun 2004, 2007 dan 2008.
Kelompok Waktu
Jumlah individu per transek 2004 2007 2008
Ikan Major 725,00 526,54 2194,15
Ikan Target 119,38 222,23 196,85
Ikan Indikator 12,08 19,77 23,00
Total 856,46 768,54 2414,00
29
Dari data rerata jumlah individu ikan per transek terlihat bahwa pada ikan major dan indikator terlihat cenderung bertambah jumlah individu, sedangkan pada ikan target berfluktuasi naik turun. Kecenderungan semakin bertambahnya jumlah individu ikan indikator akan menunjukkan bahwa kondisi ikan karang semakin baik. Namun bila dilakukan uji statistik turun naiknya tidak begitu nyata (signifikan). Hal ini didasarkan dari hasil Analisa variansi (ANOVA=Analysis of Variance) dengan 2 faktor dimana Faktor pertama merupakan Waktu (yaitu tahun 2004, 2007 dan 2008) dan Faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Sebelum ANOVA dilakukan, data jumlah individu (y) terlebih dahulu ditransformasikan ke dalam bentuk ln sehingga datanya menjadi y’=ln(y+1). Hal ini dilakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melakukan ANOVA terpenuhi. Hasil ANOVA disajikan pada Tabel 8 di bawah ini :
Tabel 8. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang. Data ditransformasikan ke dalam bentuk y’=ln(y+1).
Data : y’=ln(y+1)
Sumber DF SS MS F p
Waktu 2 3,070 1,535 1,73 0,181
Kelompok 2 266,583 133,292 150,65 0,000 *)
Waktu*Kelompok 4 6,592 1,648 1,86 0,122
Sesatan 108 95,558 0,885
Total 116 371,804
Catatan : *) = Ho bahwa reratanya sama ditolak dengan tingkat kesalahan 5 %
Adanya perbedaan yang nyata terjadi antar kelompok ikan karang (Tabel 9). Berdasarkan uji perbandingan berganda Tukey terlihat bahwa rerata jumlah individu ikan major merupakan yang tertinggi, diikuti oleh ikan target, dan selanjutnya ikan indikator (Gambar 23). Tingginya
kelimpahan ikan major merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.
t2t1t0
6.5
6.0
5.5
5.0
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5IndikatorTargetMajor
Waktu
Jum
lah
indi
vidu
/tra
nsek
[tr
ansf
orm
asi y
'= ln
(y+1
)]
Kelompok
Plot Efek Faktor (Waktu dan Kelompok Ikan)
terhadap kelimpahan ikan karangTAPANULI TENGAH
Gambar 23. Plot efek faktor waktu dan faktor kelompok ikan terhadap kelimpahan ikan karang (individu/ transek). Data ditransformasi y’=ln(y+1)
Tidak adanya perbedaan kelimpahan ikan berdasarkan
interaksi antara waktu dan kelompok ikan menunjukkan bahwa pola kelimpahannya relatif sama untuk setiap kelompoknya dalam rentang waktu pengamatan (Gambar 24).
30
IndikatorTargetMajor
6
5
4
3
2
t2t1t0
6
5
4
3
2
Waktu
Kelompok
t0t1t2
Waktu
MajorTargetIndikator
Kelompok
Rerata kelimpahan ikan karang (individu/transek)
Transformasi y'= ln(y+1)TAPANULI TENGAH
Gambar 24. Rerata jumlah individu kelompok ikan karang terhadap waktu penelitian. Data ditransformasi y’=ln(y+1)
Sepuluh jenis ikan yang mendominasi perairan
Tapanuli Tengah pada tahun 2004 (t0), tahun 2007 (t1) dan Tahun 2008 (t2) komposisi jenisnya relatif sama, sedangkan urutan komposisinya saja berbeda. Pada tahun 2004 (Tabel 9) peringkat pertama didominasi oleh jenis Neopomacentrus cyanomos, sedangkan pada tahun 2007 (Tabel 10) didominasi oleh jenis Neopomacentrus filamentosus dan pada tahun 2008 (Tabel 4) didominasi oleh jenis Apogon sp. Dominasi dari masing-masing jenis yang berbeda dari waktu ke waktu itu adalah mengikuti pola sebaran ikan karang yang senantiasa menempati ruang dan waktu yang berbeda-beda.
31
Tabel 9. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi di lokasi monitoring pada tahun 2004.
No.
Nama Jenis
Kelimpa-han
Individu
Rerata
Kategori
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Neopomacentrus cyanomos Neopomacentrus azysron Archamia fucata Pomacentrus molucensis Apogon compresus Amblyglyphidodon leucogaster Pempheris vanicolensis Apogon quinquilineatus Lutjanus bigutatus Caesio cunning
2.080 1335 680 364 362 357 320 223 214 172
160 102 52 28 27 27 25 17 16 13
Major Major Major Target Major Major Major Major Target Target
Tabel 10. Sepuluh jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi di lokasi monitoring pada tahun 2007.
No
Nama Jenis
Kelimpa-han
Individu
Rerata
Kate gori
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10
Archamia fucata Neopomacentrus azysron Amblyglyphidodon leucogaster Caesio teres Apogon quinquilineata Chromis atripectoralis Pempheris vanicolensis Apogon compresus Siganus virgatus Lutjanus bigutatus
2200 480 419 350 325 294 269 245 239 235
169 37 32 27 25 23 21 19 18 18
Major Major Major Target Major Major Major Major Target Target
32
33
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN IV.1. KESIMPULAN
o Persentase tutupan rerata untuk kategori bentik dan abiotik berdasarkan pemantauan tahun 2004 (t0) berbeda nyata dengan persentase tutupan hasil pemantauan 2007 (t1) dan tahun 2008. Perbedaan persentase tutupan dari tahun 2004 ke 2007 terjadi hanya untuk kategori patahan karang (R), Pasir (S), dan Lumpur (Si), sedangkan untuk kategori lainnya tidak berbeda secara nyata. Sebaliknya pada tahun 2008 ada perbedaan dari tahun 2007 dimana karang mati beralgae (DCA), pasir (sand) dan “Fleshy Seaweed” meningkat.
o Jumlah individu/transek biota megabentos hasil monitoring ada perbedaan antara pengamatan tahun 2004 (t0), tahun 2007 (t1) dan tahun 2008 (t2). Perbedaan yang nyata antara jumlah individu per transeknya untuk megabentos yang diamati pada tahun 2004 dan 2007 terjadi hanya untuk kategori “Small Giant clam” saja. Pada tahun 2004 rerata kelimpahan “Small Giant Clam” sebesar 0,92 individu/transek, dan meningkat pada tahun 2007 yaitu sebesar 2,69 individu/transek. Tahun 2008 ada penurunan “Small Giant clam” yaitu 1,92 individu/transek. Sebaliknya ada peningkatan pada CMR sebesar 28,69 individu/transek dan Drupella sp. 1,31 individu/transek bila dibandingkan dengan tahun 2007.
o Dari pemantauan di 13 stasiun transek permanen dicatat sebanyak 245 jenis ikan karang yang termasuk dalam 33 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 2414 individu.
o Jenis Apogon sp. merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 848 individu.
o Pada monitoring kali ini (t-2), terjadi peningkatan jumlah individu pada kelompok ikan major dan ikan indikator dari tahun 2007 ke 2008. Hal sebaliknya terjadi pada kelompok ikan target, dimana terjadi penurunan jumlah individu dari tahun 2007 ke 2008.
34
IV.2. SARAN Dari pengalaman dan hasil yang diperoleh selama
melakukan penelitian di lapangan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
• Pengamatan yang dilakukan di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah, hanya diwakili oleh beberapa lokasi yang tersebar sehingga kesimpulan yang diambil mungkin saja tidak seluruhnya benar untuk menggambarkan kondisi Kabupaten Tapanuli Tengah secara keseluruhan dan mengingat jumlah stasiun penelitian, terutama untuk stasiun transek permanen sangatlah terbatas (13 stasiun). Hal ini dikarenakan waktu penelitian yang sangat terbatas. Untuk itu sebaiknya jumlah stasiun bisa ditambahkan pada penelitian selanjutnya.
• Dengan meningkatnya kegiatan di darat di sekitar Kabupaten Tapanuli Tengah, pasti akan membawa pengaruh terhadap ekosistem di perairan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penelitian kembali di daerah ini sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sehingga hasilnya bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi para stakeholder dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari. Selain itu, data hasil pemantauan tersebut juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi keberhasilan COREMAP.
• Selanjutnya diharapkan personil daerah yang ikut bertanggung jawab dalam kegiatan ini dapat melakukan kegiatan monitoring sendiri di lokasi transek permanen, sehingga diperoleh data yang akurat dan berkesinambungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada : tim survei (Suyarso, Rikoh Manogar Siringoringo, Hendrik A.W. Cappenberg, Agus Budiyanto, Rio Haryanto, Abdullah Salatalohi, Johan Picasouw, Sumadiyo, Yahmantoro dan tim CRITC Tapteng).
35
DAFTAR PUSTAKA
English, S.; C. Wilkinson and V. Baker, 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second edition. Australian Institute of Marine Science. Townsville: 390 p.
Heemstra, P.C. and Randal, J.E. 1993. FAO Species Catalogue. Vol. 16 Grouper of the World (Family Serranidae: Sub Family Epinephelidae).
Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Indonesia.
Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edition, Singapore. 400p.
Long, B.G. ; G. Andrew; Y.G. Wang and Suharsono, 2004. Sampling accuracy of reef resource inventory technique. Coral Reefs: 1-17.
Matsuda,A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984. The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai University Press.
Pielou, E.C. 1966. The measurement of diversity in different types of biological collections. J. Theoret. Biol. 13: 131-144.
Randall, J.E. and Heemstra, P.C. 1991. Indo-Pacific Fishes. Revision of Indo-Pacific Grouper (Perciformes: Serrinidae: Epinephelidae), With Description of Five New Species.
Shannon, C.E. 1948. A mathematical theory of communication. Bell System Tech. J. 27: 379-423, 623-656.
Warwick, R.M. and K.R. Clarke, 2001. Change in marine communities: an approach to stasistical analysis and interpretation, 2nd edition. PRIMER-E:Plymouth.
Zar, J. H., 1996. Biostatistical Analysis. Second edition. Prentice-Hall Int. Inc. New Jersey: 662 p.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi transek permanen di perairan Sitardas, P. Poncan, dan P. Mansalar, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
NO. STASIUN LONG. LAT. LOKASI
1 TPTL 01 98.75161 1.733750 P. Poncan Kecil, P. Poncan Besar
2 TPTL 02 98.75845 1.709800 P. Poncan Kecil, P. Poncan Besar
3 TPTL 03 98.77081 1.711380 P. Poncan Kecil, P. Poncan Besar
4 TPTL 04 98.77037 1.577290 Perairan Desa Sitardas
5 TPTL 05 98.71275 1.580040 Perairan Desa Sitardas
6 TPTL 06 98.71972 1.549500 Perairan Desa Sitardas
7 TPTL 07 98.74054 1.560230 Perairan Desa Sitardas
8 TPTL 08 98.58355 1.578620 Pulau Mansalar dan sekitarnya
9 TPTL 09 98.61243 1.576950 Pulau Mansalar dan sekitarnya
10 TPTL 10 98.59658 1.640500 Pulau Mansalar dan sekitarnya
11 TPTL 11 98.56925 1.671430 Pulau Mansalar dan sekitarnya
12 TPTL 12 98.51383 1.653230 Pulau Mansalar dan sekitarnya
13 TPTL 13 98.48065 1.703120 Pulau Mansalar dan sekitarnya
36
Lampiran 2. Jenis-jenis karang yang ditemukan di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah.
NO. SUKU / JENIS TPTL
01 TPTL
02 TPTL
03 TPTL 04
TPTL 05
TPTL 06
TPTL 07
TPTL 08
TPTL 09
TPTL 10
TPTL 11
TPTL 12
TPTL 13
I ACROPORIDAE
1 Acropora acuminata - - - - + - - - - - - - -
2 Acropora aspera - - - - - + - - - - - - -
3 Acropora brueggemanni - - + - - - - - - - - - +
4 Acropora clathrata - - - + - + - - - - - - -
5 Acropora divaricata - - - - - + - + - - - - -
6 Acropora donei - - - - - - - - - - - - +
7 Acropora echinata - - - - - + - - - - - - -
8 Acropora formosa - - - - - + - + - - - - -
9 Acropora grandis - + - - - - - - - - + - -
10 Acropora humilis - - - - - - - + + - - - -
11 Acropora hyacinctus - - - - - + - - - - - - -
12 Acropora latistella - + - - - - - - - - - - -
13 Acropora microphthalma - - - - - + - - - - - - -
14 Acropora palifera - - - - - - - + - - + - +
15 Acropora paniculata - - - - - - + - - - - - -
16 Acropora rudis - - - - - - + - - - + - -
37
17 Acropora sp. - - - - - - - - - - + - +
18 Acropora teres - - - - - - - - - - + - -
19 Astreopora gracilis + - - - - - - - - - - - -
20 Montipora aequituberculata - - - + - + - - - - - + +
21 Montipora crassituberculata - - - + - + - - - - - - -
22 Montipora danae - - - - - - - - - - + + +
23 Montipora florida - - - - - - - - - + - - -
24 Montipora foliosa - - - + - - - - - - + - -
25 Montipora grisea - - - - - - + - - - + - +
26 Montipora hispida - - - - - - + - - - - - -
27 Montipora incrassata - - - - - - - - - - + + -
28 Montipora informis + + + - + + + - + - - - +
29 Montipora millepora - - - - - - - - + + + + -
30 Montipora monasteriata - - - - - - - + - + + + +
31 Montipora nodosa - - - - - + + - - - - - -
32 Montipora orientalis - - + - - - - + - + - - -
33 Montipora sp. - + + - - - - + - + + + +
34 Montipora tuberculosa - - - - - - - - - - + - -
35 Montipora turgescens - + + - - - - - + + + - -
36 Montipora undata - - - - - - - + - - - - -
37 Montipora venosa - - - + + + - + - + + + -
38
38 Montipora verrucosa - - - - - - - - - - - + -
II AGARICIIDAE
39 Coeloseris mayeri - - - + - + - - - - + - -
40 Pachyseris speciosa - - - - - - - - - - + + +
41 Pavona cactus - - - - - - + - - + - + -
42 Pavona clavus - - - - - + - - - - - - -
43 Pavona decussata - - - - - - - - - + - - -
44 Pavona varians + - - - - + - - - - - - +
III ASTROCOENIELLA
45 Stylophora coeniella - - - - - + - - - - - - -
IV DENDROPHYLLIIDAE
46 Turbinaria mesenterina - - - - - - - - - - + - -
47 Turbinaria sp. - - - - - + - - - - - - -
V EUPHYLLIDAE
48 Euphyllia divisa - - - - - - - - - - - - +
49 Euphyllia glabrescens - + - + - - - - - + - + -
50 Physogyra lichtensteini - - - - - - + - - - - - -
39
51 Platygyra lamellina + - + + - - - - - + + - -
52 Platygyra pini - - - + - - - + - - - - -
53 Platygyra sinensis + - + - - - - - + + - - -
54 Plerogyra sinuosa - - - - - - - - - + + + -
VI FAVIIDAE
55 Barabatoia amicorum - + + - - - - + - - - - -
56 Cyphastrea chalcidicum + - - + + + - + + - - - +
57 Cyphastrea microphthalma + - + - - + - + + - - - -
58 Cyphastrea serailia - - - - - + - - - - - - +
59 Echinopora lamellosa + + + + - + + - - - + + -
60 Favia danae - - - + - - + - - - - - -
61 Favia decussata - - + - - - - - - - - - -
62 Favia favus + - + - - - - - - + + - -
63 Favia laxa - + - - - - - + + - - - -
64 Favia matthaii - - - + + + - + + + - - -
65 Favia pallida - - + + - - - - - - + - -
66 Favia rotumana - - - + - - - + - - + - -
67 Favia rotundata - - - + - - - - - - - - -
68 Favia sp. + - - - - - - - - - - - +
69 Favia sp. 1 - - - - - - - - - - - - +
40
70 Favia sp. 2 - - - - - - - - - - - - +
71 Favia speciosa - + - + - - + + - - - - +
72 Favia veroni - - - + + - + - - - - - -
73 Favites abdita - - + - - + - - - + + - +
74 Favites chinensis - - - + - + - - - - - - -
75 Favites complanata + + - - - - - + + - - - -
76 Favites flexuosa - - - + + - + - - - + - +
77 Favites halicora + + + + + + - - + + - - -
78 Favites pentagona - - - - - + - - - - - - -
79 Favites sp. - - - - - - - - - - - - +
80 Goniastrea australensis - - - + - - + - - - - - -
81 Goniastrea edwardsi + - - + + + + + - - + - +
82 Goniastrea favulus - + + + + - + - - - - - -
83 Goniastrea pectinata - - - + - - + + - - + - +
84 Goniastrea retiformis - - - - - + - - + - - - -
85 Goniastrea sp. - - - - - - - - - - - - +
86 Leptastrea pruinosa + - - + - - - - - - - - -
87 Leptastrea purpurea + - - + - - - + - - - - -
88 Leptastrea sp. - - - + - - - - - - - - -
89 Leptastrea transversa + - - + - - - - - - - - -
90 Montastrea curta - - + - - - - - - - - - +
41
VII FUNGIIDAE
91 Ctenactis echinata - + - - - + + - - - - + +
92 Fungia concinna - + - + - + + + - - + + -
93 Fungia fungites - + + - - + - - - + - - -
94 Fungia horrida - + - - - - - - - - + - +
95 Fungia paumotensis - - - - - + - - - - - - -
96 Fungia repanda - - - - - + + - - + + + +
97 Fungia scutaria - + - - - - - - - - - - -
98 Fungia sp. - - - - - + - - - - - - -
99 Heliofungia actiniformis - - - - - - - - - - - - +
100 Herpolitha limax - - - - - - + - - - + - -
101 Sandalolitha robusta - + - - - - + - - - - + -
VIII HELIOPORIDAE
102 Heliopora coerulea - - - - + + - - + - - - -
IX MERULINIDAE
103 Hydnophora exesa - - - - + - - - - - - - +
104 Hydnophora microconos - - - - + - - - - - - - -
105 Hydnophora pilosa - - + - - - - + - - - - -
106 Hydnophora rigida - - - + - + + - - - + - -
42
107 Merulina ampliata + - - + - - - - - + + - +
108 Merulina scabricula - + + - + + + - - - + - -
X MILLEPORIDAE
109 Millepora platyphylla - - - - + - - - - - - - -
XI MUSSIDAE
110 Lobophyllia hemprichii + - - - - - - - - - - - -
111 Lobophyllia pachysepta - - - - - - - - + - - - -
112 Symphyllia agaricia - - + - - - - + - - - - -
XII OCULINIDAE
113 Galaxea astreata - + + - - + - - - - + + +
114 Galaxea fascicularis - - + - - + - - - - + + +
XIII PECTINIIDAE
115 Echinophyllia aspera - - - - - + - + - - + - -
116 Mycedium elephanthotus - - - + - - + - - - - - -
117 Oxypora glabra - - - - - + + - - - - - -
118 Oxypora lacera - - - - - - - + - - + - -
119 Pectinia alcicornis - - - - - - + + - + + - -
120 Pectinia lactuca - - - - - - - - - - - - +
43
121 Pectinia paeonia - - - + - - + - - - + - -
XIV POCILLOPORIDAE
122 Pocillopora damicornis + + - - + + - - - - + + -
123 Seriatopora hystrix - + - - - + + - - + + + +
125 Styllophora pistillata - + - - - + - + - - + - +
XV PORITIDAE
126 Goniopora columna - + - - - + - - - - + - -
127 Goniopora edwardsi - - - - - - - - - - - - +
128 Goniopora lobata - - - - - - - - - - - - +
129 Goniopora minor - - - - - - - - - - + + -
130 Goniopora stokesi - - - - - - - - - - - - +
131 Porites annae - - - - - - - - - - - - +
132 Porites cylindrica + + - + - - + + - + + + -
133 Porites lichen - - - + - + + - - - - - -
134 Porites lobata + + + + + - + + + + + - +
135 Porites lutea + + + + + - + + - + + - +
136 Porites negrosensis - - - - - - + - - - - - -
137 Porites nigrescens - - + - - - - - - - - - +
138 Porites rus - + - - - - - - - + + + +
44
139 Porites solida - - - - - + + - - - - - -
140 Porites sp. - - - - - - - - - - + + +
XVI SIDERASTREIDAE
141 Psammocora contigua - + - - - - - - - + - + +
142 Pseudosiderastrea tayami - - - - - - - - - - + - -
Jumlah jenis 22 30 26 38 18 47 35 31 15 27 52 26 47
Keterangan :
+ = ditemukan
- = tidak ditemukan
45
Lampiran 3. Jenis-jenis ikan karang yang ditemukan di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah.
NO. SUKU / JENIS TPTL
01 TPTL
02 TPTL
03 TPTL
04 TPTL
05 TPTL
06 TPTL
07 TPTL
08 TPTL
09 TPTL
10 TPTL
11 TPTL
12 TPTL
13 Kate gori
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus dussumieri - - - - - - - - - - - + - T
2 Acanthurus grammoptilus - - + - - - - - + - + + - T
3 Acanthurus leucosternon - - - - - - - - - - + + - T
4 Acanthurus lineatus - - - - - - - - - - + - - T
5 Acanthurus nigricans - - + + + - - - + - - + + T
6 Acanthurus sp. - - - + - - - - - - - - - T
7 Ctenochaetus striatus - - - - - - - - - - + - - T
8 Naso brevirostris - - - - - - - - + - - - - T
9 Naso lituratus - - - - - - - - + - + + - T
10 Zebrasoma scopas - - - - - - - - + - - - - M
II APOGONIDAE
11 Apogon aruanus - - - - - - - - - - - + - M
12 Apogon compressus + - - - - - - + - - + + - M
13 Apogon fasciatus - - - - - - - + - - - - - M
14 Apogon leptacanthus - - - - - - - - - - + - - M
46
15 Apogon macrodon + - + - - - - + - + + + - M
16 Apogon quinquelineatus + - + - - - - + - + + + - M
17 Apogon sp. + - - + - - + - - + - + - M
18 Archamia fucata + - + - - - + - - - + + - M
19 Cheilodipterus quinquelineatus - - - + - - + - - - - - - M
20 Cheilodipterus sp. - - - - - - + - - - - - - M
III AULOSTOMIDAE
21 Aulostomus chinensis - - - - - - - - - - + - - M
IV BALISTIDAE
22 Balistapus undulatus - + + - + + + + + - + + + M
23 Balistoides viridescens + + + - - - - + - - + - - M
24 Melichthys vidua - - - - + - - - - - - - - M
25 Odonus niger - - - - - - - - + - - - - M
26 Rhinecanthus aculeatus - - - - - + - - - - - - - M
27 Suffamen bursa - + - - - - - - - - - - - M
28 Suffamen chrysopterus - + + - - - - - + - - - - M
V CAESIONIDAE
29 Caesio coerulea + - - - - - - + + + - - - T
47
30 Caesio cuning - - - - - - - + + + + + - T
31 Caesio lunaris - - + - - - - - - - - - - T
32 Caesio teres + + + - + - + - + - - - - T
33 Caesio xanthonota - - - - - - - - - - + - - T
34 Pterocaesio pisang + - + - - - - - + - + - - T
35 Pterocaesio tile + + + - + - + + + + + + - T
VI CARANGIDAE
36 Caranx sexfasciatus - - - - + - - - - - - - - T
37 Caranx sp. + - - - - - - - + - + - - T
VII CENTRISCIDAE
38 Aeoliscus strigatus + - + + - - + - - - - - - M
VIII CHAETODONTIDAE
39 Chaetodon colare + + + - + + + - - - - - + I
40 Chaetodon lunula - - + + - - - + - - + - + I
41 Chaetodon melannotus - - - - - - - + - - - - - I
42 Chaetodon ocelicaudus - - - - - - - - - - + - - I
43 Chaetodon triangulus + + - - - - - + + + + + - I
44 Chaetodon trifascialis - + - + - + - + - - - - + I
48
45 Chaetodon trifasciatus - + - + - - - + + + + + - I
46 Chaetodon unicaudalis - - - - - - - + - - - - - I
47 Chaetodon vagabundus + - + - + + - - + - - - + I
48 Forcipiger longirostris - - - - - - - - - - + - - I
49 Heniochus acuminatus + + + - - - - - + + + + - I
50 Heniochus chrysostomus - + - - - - - + - + - + - I
51 Heniochus diphreutes - - - - - - - - - - + - - I
52 Heniochus monoceros - + + + - + - - - - + - - I
53 Heniochus singularis - + + - - - - + - + + - - I
54 Heniochus varius + + + + + + + + + + + + + I
IX DASYATIDAE
55 Taeniura lymma + - - - - - - - - - - - - T
X EPHIPPIDAE
56 Platax orbicularis - - - - - + - + - - - + + T
57 Platax teira - - - - - - - - - - - - + T
XI FISTULARIIDAE
58 Fistularia petimba - - - - - - - - - - + - - M
49
XII GOBIIDAE
59 Gobiid - - - + + + - - - - - - + M
XIII HAEMULIDAE
60 Plectorhinchus chaetodonoides + - + - - - - + - - + + - T
61 Plectorhinchus gibbosus + + + - - - - - - - - + - T
62 Plectorhinchus pictus + - + - - - - + - - + + - T
63 Plectorhinchus picus + - + - - - - - - - - + - T
64 Plectorhinchus sp. - - - + + + - - - - - - + T
XIV HOLOCENTRIDAE
65 Holocentrus kuntee + - - - - - - - - - - - - T
66 Holocentrus rubrum + + + - - - - - - - - - - T
67 Myripristis kuntee - - - - - - + - - - - - - M
68 Neonippon sammara - - + - - - - - - - - - - M
69 Sargocentron caudimaculatus + - + - - - - - - - + - - T
70 Sargocentron rubrum - - - - - - + - - - + - - T
71 Sargocentron sp. - - - - - - + - - - - - - T
XV LABRIDAE
72 Anampses melanurus - - - - - - - + + - - - - M
50
73 Bodianus axillaris - - - - - - + - + - + - - M
74 Bodianus diana - - - - - - - - - - + - - M
75 Bodianus mesothorax + + - - - - - + + + + - - M
76 Bodianus sp. - - - - - - - - - - - - + M
77 Cheilinus chlorurus + + + - + + - + + + + + - T
78 Cheilinus diagrammus - - - - - - - - + - + + - T
79 Cheilinus fasciatus + + + + + - + + + + + + + T
80 Cheilinus sp. - - - + - - - - - - - - - T
81 Cheilinus trilobatus - - - + + - + - - - - - - T
82 Cheilinus undulatus - + - - - - - - + - + - - T
83 Coris aygula - - - - - - - - + - - - - M
84 Coris batuensis - - - - - - - - + - - - - M
85 Coris gaimard - - - - - - - - + - - - - M
86 Coris variegata - - - - - - - - - - + - - M
87 Epibulus insidiator - + + - - - - + + - + + - M
88 Gomphosus varius - - - - + + + + + - - + + M
89 Halichoeres argus + + + - + - + + - + + + - M
90 Halichoeres chloropterus - - + - - - - - - - - - - M
91 Halichoeres hortulanus - - - + + + - + + + + + + M
92 Halichoeres marginatus + + + - - - - + + - - + - M
93 Halichoeres melanurus + - + + + + - + + - + + - M
51
94 Halichoeres ornatissimus + + + - - - - - + - - - - M
95 Halichoeres scapularis + + - - + + - - + - - - - M
96 Hemigymnus fasciatus + - + - - - - + + + - - - T
97 Hemigymnus melapterus - - + - - - - + + + + + - T
98 Labrichthys unilineatus - - - - - - - + - - + + - M
99 Labroides dimidiatus + + - + + + - + + + + + + M
100 Stethojulis albovittata - - - - - - - - + - - - - M
101 Thalassoma hardwickei - - - + - + + + + - - - + M
102 Thalassoma janseni - - - - - + + + + - - - + M
103 Thalassoma lunare - - - + + + + + + + + + + M
XVI LETHRINIDAE
104 Lethrinus erythropterus - - + - - - - - - - - - - T
105 Lethrinus harak - - + - - - + - - - - - - T
106 Lethrinus lentjam - - + - - - - - - - - - - T
107 Lethrinus ornatus + - + - - - - - - - - - - T
108 Monotaxis grandoculis - - + - - - - - - - - - - T
XVII LUTJANIDAE
109 Lutjanus bigibbus - - - - - - - - - - - + - T
110 Lutjanus biguttatus - + - - - - - + - + + + + T
52
111 Lutjanus bohar - - - + - - - - - - - - - T
112 Lutjanus carponotatus + - - - - - - - - - - - - T
113 Lutjanus decussatus + + + + + + - + + - + - + T
114 Lutjanus fulviflamma + + + + - + + + - + + - + T
115 Lutjanus fulvus + + + - - - - - + - + - - T
116 Lutjanus gibbus - - - + - - - - - - - - + T
117 Lutjanus johnii - - - - - - - + - - - - - T
118 Lutjanus kasmira + - - + - - - - - - - - - T
119 Lutjanus lineatus - + - - - - - - - - - - - T
120 Lutjanus lunulatus + + - - - - - - - - - - - T
121 Lutjanus russeli - - + - - - - - - - - - - T
122 Lutjanus vitta - - - - - - - - + - - - - T
123 Symphorus nematophorus - - - - - - - - - - + - - T
XVIII MONACANTHIDAE
124 Aluterus scriptus - - - - - - - - - - - + - M
125 Amanses scopas - - + - - - - - + - + - - M
XIX MULLIDAE
126 Parupeneus barberinus + - + - - + + - + - - - - T
127 Parupeneus cyclostomus - - - - - - - - - - + - - T
53
128 Upeneus tragula + - + - - - - - + - - - + T
129 Upeneus vittatus - - - - + - - - - - - - - T
XX NEMIPTERIDAE
130 Pentapodus caninus - - - - + - - + - - - - - T
XXI OSTRACIIDAE
131 Ostracion meleagris - - + - - - - - - - - - - M
132 Ostracion sp. - - - - - - - - - - - - + M
XXII PEMPERIDAE
133 Pempheris sp. + - - - - - - - - - - - + M
134 Pempheris vanicolensis + + + + - - - + - - + + - M
XXIII PINGUIPEDIDAE
135 Parapercis sp. - - - - - - - - + - - - - M
XXIV POMACANTHIDAE
136 Amphiprion sp. - - - + - - - - - - - - - M
137 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - - - + - - M
138 Centropyge bispinosus - - - - - - - - + - - - - M
54
139 Centropyge eibli - - - - + + - - - - - - + M
140 Centropyge vroliki - - + - - - - + + - + - - M
141 Pomacanthus navarchus + - - - - - - - - - - - - M
142 Pygoplites diacanthus - - - - + - - - - - + - - M
XXV POMACENTRIDAE
143 Abudefduf sexfasciatus - - - - - - - + - - + - - M
144 Amblyglyphidodon aureus - - - - - - - - - - + - - M
145 Amblyglyphidodon curacao + + - - - - - + - + + + - M
146 Amblyglyphidodon leucogaster + + - - - - - + - + + + - M
147 Amphiprion clarkii - - - - + + + - + - - - - M
148 Amphiprion ephipium - - - - - - - + + + + + - M
149 Amphiprion frenatus - - - - - - - - + - + - - M
150 Amphiprion ocellaris + + - + + + + + + - + - + M
151 Amphiprion perideraion - - - - - - - - - - + + - M
152 Amphiprion sandaracinos + + - - - - - + - - + + - M
153 Chaetodontoplus mesoleucus - + + + + + + + - + + + + M
154 Chromis analis - - - - - - + - - - - - - M
155 Chromis atripectoralis + + - - - - - - - - + + - M
156 Chromis atripes + - - - - - - + - + - - - M
157 Chromis fumea - - + - - - - - - - - + - M
55
158 Chromis iomelas - - - - - - - - - - + - - M
159 Chromis lineata - - + - - - - - - - + - - M
160 Chromis smithii - - - - - - - - - - - + - M
161 Chromis ternatensis - - - + + + + - - - + + + M
162 Chromis viridis + + + + + + + + + + + + + M
163 Chrysiptera rollandi - - - - - - - + - + + + - M
164 Chrysiptera talboti - - - - - - - + - + + + - M
165 Dascyllus aruanus - - - - + - + - - - - - + M
166 Dascyllus trimaculatus + - + - - - - + - - - - - M
167 Dischistodus perspicillatus + - + + + - + + + + + + - M
168 Dischistodus prosopotaenia + - + - - - - - - - - - - M
169 Hemiglyphidodon plagiometopon + - + - - - - + - + + + - M
170 Neoglyphidodon nigroris - - - - - - - - - - + - - M
171 Neopomacentrus azysron - + + - - - - + - + + + - M
172 Neopomacentrus cyanomos + - - - - - - - - - - - - M
173 Neopomacentrus filamentosus + + + - - - - + - + + + - M
174 Paraglyphidodon melas - - + + - - + + - + + + - M
175 Plectroglyphidodon lacrymatus + + + - + + + + + - + + - M
176 Pomacentrus alexanderae + - + - - - - + - + + - - M
177 Pomacentrus bankanensis + + + - - - + + + + - - - M
178 Pomacentrus lepidogenys - - + - - - - + - - + + - M 56
179 Pomacentrus margaritifer - - - - - - - - + + + + - M
180 Pomacentrus moluccensis + + + + - + + + + + + + + M
181 Pomacentrus nagasakiensis - - - - - - - + - + - + - M
182 Pomacentrus nigromanus - - - - - - - + - + - + - M
183 Pomacentrus pavo - - - - - - - - - + - + - M
184 Pomacentrus sextriatus - - - - - - - - - - + - - M
185 Pomacentrus sp. - - - - - - + - - - - - - M
186 Pomacentrus tripunctatus - + - - - - - + + + + + - M
187 Premnas biaculeatus - - - - - - - - - - - + - M
188 Stegastes nigricans - + - - - - - - - - + - - M
189 Stegastes sp. - - - - - - - - - - - + - M
XXVI PRIACANTHIDAE
190 Priacanthus hamrur + - - - - - - - - - - - - M
191 Priacanthus sp. - - - - + - - - - - - - - M
XXVII SAURIDAE
192 Saurida gracilis - - - + + + - - - - - - + M
193 Saurida sp. - - - - - - - - + - + + - M
57
XXVIII SCARIDAE
194 Scarus bicolor - - - - - - - + + - + + - T
195 Scarus bleckeri + + + - - - - + + + + + - T
196 Scarus dimidiatus + + + - - - - - - - + - - T
197 Scarus ghoban + + + - + - - - + + + + + T
198 Scarus niger - - - + - + + + - - + - - T
199 Scarus oviceps - - - - - + - - - - + - - T
200 Scarus prasiognathus + - - - - - - + + - + - - T
201 Scarus rubroviolaceus - - - - - - - + + + + - - T
202 Scarus schlegeli - - - - - - - - - - + - - T
203 Scarus sordidus - - - + + + + - + - - - + T
204 Scarus sp. - - - - - - - - - - - - + T
XXIX SCOLOPSIDAE
205 Scolopsis auratus - - - - - - - - + - - - - T
206 Scolopsis bilineatus - - - + + + + + + - + + - T
207 Scolopsis ciliatus + + + + + + + + + + + - + T
208 Scolopsis margaritifer - + + + - - + + + + + + + T
209 Scolopsis monogramma - - + + - - - - + - - - - T
210 Scolopsis vosmeri + + + - - - - - - - - - - T
58
XXX SERRANIDAE
211 Aetaloperca roghaa - - - - - - - + - + + - - T
212 Anyperodon leucogrammicus - - - - - - - + - - + + - T
213 Anyperodon sp. - - - - - - - - - + - - - T
214 Cephalopholis argus + - + - - - - + + + + + - T
215 Cephalopholis boenak - - - + - + - + - + + - + T
216 Cephalopholis cyanostigma - - + - - - - - - - + - - T
217 Cephalopholis formosa + + + - - - - + - + - - - T
218 Cephalopholis leopardis - - - - - - + - - - - - - T
219 Cephalopholis miniata - - + - - - - - - - + - - T
220 Cephalopholis ongus - - - - - - - - - - - - + T
221 Cephalopholis pachycentron - - - - - - - - - - + + - T
222 Cephalopholis urodeta - - - + - + + - - - - - - T
223 Diploprion bifasciatum + - + - - - - - - - + - - M
224 Epinephelus aereolatus - - - - - - - + + - - - - T
225 Epinephelus caeruleopunctatus + - - - - - - - - + + - - T
226 Epinephelus fasciatus - - - - - - - - - - + - - T
227 Epinephelus merra - - - + - + - - + - - - + T
228 Epinephelus ongus + - - - - - - - - - + - - T
229 Epinephelus summana - - - - - - - - - - + - - T
59
230 Plectropomus truncatus - - - - - - - - + - - - - T
231 Variola louti - - - - - - - - - - - - + T
XXXI SIGANIDAE
232 Siganus canaliculatus - - + - + - - - - - - - + T
233 Siganus corallinus - - - - - - - - - - + - - T
234 Siganus doliatus - - - - + - - - - - - - - T
235 Siganus guttatus + + + - - - - + - - + + - T
236 Siganus javus - + - - - - - - + - + - - T
237 Siganus lineatus - - - - - - - - - - - - + T
238 Siganus puellus - - + - - - - - - - + + - T
239 Siganus punctatus + - - - - + - - - - + + - T
240 Siganus spinus - - - - - - - - - - - - + T
241 Siganus vermiculatus - - - - - - - - + - - + - T
242 Siganus virgatus + + + - - - - + + + + - - T
243 Siganus vulpinus - - - - - - - - + - + - - T
XXXII TETRAODONTIDAE
244 Arothron nigropunctatus - - - - - - - - - - - + - M
60
XXXIII ZANCLIDAE
245 Zanclus cornutus - + - - + + + + + - + + + M
Jumlah jenis 41 45 87 84 56 124 84 47 41 45 87 84 56
Keterangan :
+ = ditemukan M = major; T = Target; I = Indikator
- = tidak ditemukan
61
Lampiran 4. Kelimpahan biota megabentos pada pengamatan T0, T1 dan T2 tahun 2004, 2007, 2008 di perairan P. Poncan, P. Mansalar dan Sitardas, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Acanthaster planci CMR Diadema setosum Drupella sp. Large Giant Clam Small Giant Clam
T0= 04
T1= 07
T2= 08
T0= 04
T1= 07
T2= 08
T0= 04
T1= 07
T2= 08
T0= 04
T1= 07
T2= 08
T0= 04
T1= 07
T2= 08
T0= 04
T1= 07
T2= 08
TPTL 01 0 0 0 20 2 7 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 4 0 TPTL 02 0 0 0 7 208 181 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 03 0 0 0 8 13 2 50 5 2 0 0 0 0 3 0 0 1 0 TPTL 04 2 0 0 242 73 35 142 48 4 0 0 0 1 0 2 0 2 0 TPTL 05 1 0 0 3 28 3 8 8 3 0 0 0 0 1 0 1 3 0 TPTL 06 0 0 1 498 202 513 0 1 2 0 0 0 1 0 0 1 0 1 TPTL 07 0 0 0 1243 456 244 428 11 2 0 0 0 2 1 0 0 3 0 TPTL 08 0 1 0 273 27 77 274 12 16 0 0 0 6 5 6 7 7 17 TPTL 09 0 0 0 9 0 7 36 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 TPTL 10 0 1 0 96 114 118 128 313 79 0 0 0 2 6 0 0 3 1 TPTL 11 0 0 0 201 161 503 14 62 37 0 0 9 9 0 9 1 11 2 TPTL 12 0 1 0 291 87 173 87 209 236 0 0 6 0 0 0 0 1 1 TPTL 13 0 0 0 157 186 67 50 0 5 0 0 0 10 8 3 1 0 3
62
63
Large Holothurian Small Holothurian Lobster Pencil sea Urchin Trohcus niloticus
T0=04 T1=07 T2=08 T0=04 T1=07 T2=08 T0=04 T1=07 T2=08 T0=04 T1=07 T2=08 T0=04 T1=07 T2=08 TPTL 01 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 02 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 TPTL 03 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 04 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 TPTL 06 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 08 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 09 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 51 0 1 0 0 TPTL 10 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 TPTL 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TPTL 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 1 0 1
64