static.pdiaaceh.org...author raflipipi created date 5/29/2019 12:32:27 pm

68

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM
Page 2: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh Tahun XXXXII Nomor 1, 2019

MEMORI UMUM DAERAH ACEH

OLEH GUBERNUR H.N.A SWART

DAN

MEMORI SERAH TERIMA JABATAN

GUBERNUR A.H. PHILIPS

Alih Bahasa : Aboe Bakar

PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ACEH

BANDA ACEH

2019

Page 3: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

ii

Seri Informasi AcehTahun XXXXII Nomor 1, 2019

Memori Umum Daerah Aceh oleh Gubernur H.N.A Swart

dan Memori Serah Terima Jabatan Gubernur A.H. Philips

Alih Bahasa: Aboe Bakar

Cetakan Pertama: 1979

Cetakan Kedua: 2019

ISBN: 978-602-53573-1-2

©2019 oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Hak cipta yang dilindungi undang-undang ada pada penulis

Penanggung Jawab : Drs. Mawardi, M.Hum., M.A.

Direktur Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Penyunting : Drs. Mukhlis, M.Hum.

Penyunting : Ainil Fitri, S.IP, Arif Nazarsyah,M.A.

Pelaksana Fahmiana Nova, S.IP., dan Resfita Faura, S.E.

Dewan Penyunting : Erni Rahmawati,S.H., Zainal Abidin, S.E., Rafli, S.E.,

Mustika Sari, S.E., Wulida Putra Rahmatillah, S.E.,

Saidul Abrar,S.Pd., Azhari

Proofreader : Drs. Mawardi, M.Hum., M.A.

Layouter : Anata Juma Muhaddhi, S.T

Penerbit : Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah, Komplek Museum

Aceh, Banda Aceh, Indonesia, kode pos 23241

Laman : www.pdiaaceh.org; www.seriinformasi.pdiaaceh.org

Page 4: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

PENGANTAR

Seri Informasi Aceh ini merupakan penerbitan ulang Seri

Informasi Aceh Tahun III Nomor 6 yang pertama kali diterbitkan

oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh tahun 1979 dengan

judul yang sama. Seri Informasi Aceh edisi ini secara khusus

menguraikan bagaimana pemikiran para pejabat Belanda dalam

menyikapi berbagai hal yang berkembang di Aceh dalam rentang

waktu yang cukup panjang, 1902 hingga tahun 1930-an.

Kami yakin dan percaya bahwa penerbitan ulang Seri

Informasi Aceh ini akan memberikan informasi yang cukup

memadai tentang perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan

perlawanan masyarakat Aceh terhadap Belanda pada paruh awal

abad ke-20. Semoga penerbitan ulang ini dapat meningkatkan

kemampuan literasi sejarah lokal, khususnya sejarah Aceh, bagi

para pembaca di seluruh nusantara. Saran dan kritikan untuk

menyempurnakan karya ini akan kami terima dengan segala

senang hati.

Banda Aceh, 1 Februari 2019

Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Direktur,

Drs. Mawardi, M.Hum., M.A.

NIP 196803281993031001

Page 5: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

iv

DAFTAR ISI

halaman

PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v BAGIAN I

MEMORI UMUM MENGENAI DAERAH GUBERNEMEN

ACEH DAN DAERAH TAKLUKNYA

OLEH H.N.A. SWART

1. Departemen Dalam Negeri

2. Departemen Kehakiman

1

5

7 3. Departemen Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan 8 4. Departemen Pekerjaan Umum 8 5. Departemen Perusahaan-Perusahaan Pemerintah 9 6. Departemen Keuangan 10 7. Departemen Penerangan 10

BAGIAN II

MEMORI SERAH TERIMA A.H. PHILIPS

GUBERNUR ACEH DAN DAERAH TAKLUKNYA

13

I. Keadaan Politik 14

A. Keadaan Kejiwaan Bangsa Aceh 16

B. Kebijaksanaan Politik yang Harus Dijalankan di Aceh 16

C. Anggota Pemberontak yang Masih Berada di Luar 30

D. Gerakan Bumiputera 34 E. Pergerakan Orang-Orang Cina 39

II. Alat-Alat Perlengkapan Pemerintahan 40

III. Keadaan Ekonomi 47

Page 6: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

1

BAGIAN I MEMORI UMUM MENGENAI DAERAH GUBERNEMEN ACEH

DAN DAERAH TAKLUKNYA OLEH H.N.A. SWART

Sejak bertugas sebagai seorang pejabat pemerintah di

dalam wilayah-wilayah Lhoknga, Pulo Raya, dan Lhokseumawe

(1902-1905) saya telah mempunyai suatu keyakinan yang tulus

bahwa terhadap bangsa Aceh kita tidak boleh lebih lama lagi dan

semata-mata hanya bertindak menghukum saja. Sebaliknya, kita

harus pula berdaya upaya untuk memperoleh yang lebih banyak

daripada menumpas setiap pemberontakan dan oleh karenanya

cepat-cepat harus diusahakan untuk berangsur-angsur

memajukan perkembangan ekonomi daerah dan bangsa itu. Oleh

karenanya saya telah berusaha menjelaskan kepada ulèebalang

dan para penduduk bahwa mereka yang mengusahakan kembali

pertaniannya dengan tentram atau hendak melakukan sesuatu

usaha perkebunan boleh mengharapkan bantuan dan

perlindungan saya yang sepenuhnya.

Setelah saya menjabat tugas sebagai kepala pemerintah

daerah, secepat itu pula saya mengambil langkah yang serupa

dan berusaha menyadarkan semua pegawai pemerintah bahwa

kewajiban merekalah untuk mengusahakan agar orang-orang

Aceh dapat melupakan kesengsaraan-kesengsaraan yang telah

mereka derita akibat perjuangan lama dan gigih itu dan supaya

dengan sepenuh tenaga memajukan ekonomi mereka. Akan

tetapi, sebelum menumpahkan segenap perhatian terhadap hal

ini, terlebih dahulu haruslah ditumpas nyala api pemberontakan

yang mulai berkobar di tahun 1907 yang mengancam hendak

membakar sebagian besar daerah ini, sedemikian rupa, sehingga

di mana-mana penduduk yakin benar akan kekuatan kita yang

jauh lebih unggul daripada kekuatan mereka itu.

Setelah itu dengan jalan menunjukkan sikap damai

kepada para ulèebalang serta penduduk, dengan mendekatkan

Page 7: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

2

mereka kepada kita, dengan berdaya upaya lebih memahami

mereka dan dengan melimpahkan serta menimbulkan

kepercayaan pada mereka, maka berhasillah saya menciptakan

suatu suasana, sehingga berangsur-angsur bangsa Aceh

melupakan hal-hal yang pernah mereka derita itu, demikian

rupa, tanpa perlu menimbulkan rasa bangga pada diri kita.

Berdasarkan arah itulah orang-orang yang telah

memberontak yang datang melapor harus diperlakukan, sedapat

mungkin, dengan cara-cara yang penuh perikemanusiaan dan

sikap satria serta menolong mereka dengan bantuan-bantuan

yang diperlukan agar mereka segera dapat memperoleh

penghidupan yang wajar kembali.

Tentu saja belum di semua tempat dan pada setiap orang

telah hilang perasaan benci dan curiga terhadap penguasa. Hal

ini dapat dilihat dari pembunuhan-pembunuhan yang

kadangkala dilakukan terhadap pegawai-pegawai pemerintah

dan tentara kita. Namun demikian, adalah keyakinan yang tulus

bahwa dengan meneruskan jalan-jalan yang telah saya rintis

sejak tahun 1910 itu, dengan lebih banyak memberikan

pendidikan kepada rakyat, dengan memperlihatkan sikap

bijaksana dan kecintaan oleh para pegawai dan perwira kita

dalam menghadapi setiap orang, maka lambat-laun mereka itu

akan dapat melupakan perasaan benci itu.

Dengan meneruskan politik yang telah menjadi

keyakinan saya itu, jika kita juga bertujuan menumbuhkan dan

mengembangkan ketertiban dan ketetraman yang telah ada,

maka hal yang paling utama ialah dengan sekuat tenaga

membina kemakmuran rakyat. Di samping itu usaha

mencerdaskan rakyat dengan jalan memberikan pendidikan

merupakan hal yang sangat penting juga.

Jika sepuluh tahun yang lalu pemuda-pemuda Aceh

dalam setiap kampung hanya tahu menggemakan tak lain dari

beberapa buah ayat Quran yang tidak pula mereka pahami.

Sementara itu, teungku-teungku yang kurang cerdas dan

Page 8: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

3

terutama sekali wanita-wanita Aceh sangat benci terhadap

pendidikan sekolah yang kita berikan. Para remaja dibesarkan

dengan perasaan menghina dan membenci "kafir", maka dewasa

ini keadaan itu syukur sekali telah amat berubah dan boleh

dikatakan bahwa di seluruh daerah sudah tumbuh perhatian yang

besar sekali terhadap pendidikan, termasuk juga untuk puteri-

puteri Aceh. Akan tetapi pendidikan itu haruslah diarahkan

kepada praktik dalam penghidupan, baik untuk anak perempuan

maupun untuk anak laki-laki.

Pendidikan untuk puteri-puteri haruslah terdiri dari

pekerjaan-pekerjaan tangan dan pekerjaan-pekerjaan rumah

tangga, sedang untuk anak laki-laki, di samping pendidikan

sekolah, juga pendidikan pertanian sehingga murid-murid

sekolah rakyat kelak akan berguna dalam memajukan usaha-

usaha pertanian. Juga sekolah pertanian di Beureunuen dan di

Ulee Kareng mempunyai tugas untuk tetap menempatkan usaha

pertanian sebagai mata pencaharian utama bagi rakyat.

Tidak perlu dijelaskan bahwa di samping membina

pendidikan rakyat yang utama itu harus pula diperbanyak

pengajaran dan pendidikan bagi putera-putera ulèebalang.

Seperti diketahui, belum lama berselang, sehubungan dengan

pemberontakan Jambi dalam tahun 1916, oleh Dr. Snouck

Hugronje telah dinyatakan dengan tajam sekali dalam

pandangannya mengenai kebijaksanaan pemerintah, bahwa

penetapan pajak dan rodi yang amat memberatkan penduduk

dalam daerah-daerah Hindia Timur yang telah kita rebut itu

semakin membuat pemerintah kita tidak populer dan oleh

karenanya hendaklah penjatuhan hukuman akibat kealpaan

membayar pajak dan rodi dapat mendorong rakyat untuk

memberontak terhadap pemerintah.

Tentang hal ini, sejauh mengenai rakyat Aceh, tidak

perlu dikhawatirkan. Pemeriksaan yang telah dilakukan dalam

berbagai-bagai wilayah atas perintah saya tahun 1927

menunjukkan dengan jelas bahwa tidak ada satu tempat pun

Page 9: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

4

yang melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut sehingga

tidak dapat dikatakan adanya penetapan pajak dan rodi yang

memberatkan itu. Jumlah pukul rata pajak bagi seorang

penduduk dalam daerah yang makmur ini adalah f1,00

sementara dalam sebulan ia hanya dua kali diwajibkan rodi.

Di mana-mana, sedapat mungkin, dijelaskan kepada

rakyat bahwa pajak-pajak yang mereka bayar dipergunakan

untuk kemajuan mereka sendiri. Tentu saja hal itu tidak

seluruhnya diterima, namun demikian hal itu tidaklah menjadi

alasan untuk membuat mereka cemas. Gambaran-gambaran

yang mengerikan akibat penetapan pajak dan rodi yang

memberatkan itu tidak terdapat pada rakyat Aceh. Bahwa hal ini

diketahui juga di daerah-daerah lain terbukti dari contoh, bahwa

sejumlah orang-orang Aceh yang di masa-masa dulu telah

bermukim ke seberang, di tahun-tahun belakangan ini sudah

kembali lagi ke daerah ini.

Juga tidak perlu ditakuti terhadap pengaruh yang kurang

baik dari Serikat Islam Insulinde, atau perkumpulan-

perkumpulan mana pun, berhubung orang-orang Aceh

umumnya tidak menyukai perkumpulan-perkumpulan itu. Di

tahun-tahun belakangan ini jumlah anggota orang-orang Aceh

dalam perkumpulan Serikat Islam di Kutaraja hanya bertambah

beberapa orang saja.

Beberapa waktu yang lalu di kenegerian Susoh, wilayah

Tapak Tuan, telah didirikan perkumpulan “Serikat Islam”

setempat; anggaran dasarnya perlu disahkan lagi oleh

pemerintah. Dari pihak Pemerintah tidak pernah terpikir untuk

mengambil sikap yang kurang baik terhadap Serikat Islam atau

perkumpulan-perkumpulan bumiputera mana pun juga.

Oleh Dr. Snouck Hurgronje telah berkali-kali di

tekankan, sehubungan dengan perkembangan-perkembangan di

daerah Jambi, Palembang dan daerah-daerah seberang lainnya di

masa-masa yang akan datang, agar para kepala pemerintah

daerah pada umumnya hendaknya lebih menahan diri dalam

Page 10: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

5

mewujudkan keinginan mereka untuk mengatur penghidupan

bumiputera, sehingga kebebasan pribadi yang berhubungan

dengan rumah, pekarangan, kandang, kampung, tanah sawah,

kebun mereka harus dihormati dan jangan sekali-kali dibatasi

kecuali jika itu dikehendaki oleh kepentingan umum. Menurut

hemat saya, tidak boleh disebut tentang mengatur penghidupan

bumiputera jika kepala pemerintah daerah selalu mendorong

rakyat supaya mereka itu memperhatikan masalah kebersihan

dan merawat rumah serta perkarangan mereka dengan baik,

begitu juga dengan kandang dan kampung, sawah dan kebun

seperti yang diatur oleh para ulèebalang dan pegawai-pegawai

pemerintah jika mereka itu mengadakan tournee ke kampung-

kampung.

Di tahun-tahun belakangan ini, berkat timbulnya

penyakit pes di Jawa, barulah dirasakan bahwa salah satu hal

utama dalam mengelola pemerintahan dan karenanya juga telah

menjadi kepentingan umum untuk membina kesehatan rakyat.

Bagaimana hal ini dapat dibina jika tidak dengan jalan

membawa rakyat menaruh perhatian terhadap kebersihan dan

mengatur dengan baik rumah, perkarangan, kandang, sawah,

dan kebun mereka. Tentu saja terlalu mengatur dapat

mendatangkan kerugian! Oleh karenanya saya mengharapkan

dan mengajak pengganti saya: tetaplah Anda menaruh perhatian

pada masalah ini seperti yang telah saya laksanakan itu, akan

tetapi jauhkan diri dari sikap “overacting”!

1. Departemen Dalam Negeri

Dalam kebanyakan buku yang ditulis di tahun-tahun

belakangan ini mengenai daerah ini selalu dibicarakan agar

setelah berlalu masa tugas saya itu hendaknya diadakan jabatan

Gubernur Sipil, suatu gagasan yang diiyakan oleh seluruh pihak

yang berkenaan dan agar di bawah Kepala Pemerintah Daerah

Aceh harus pula ada sekelompok pegawai pemerintah yang

Page 11: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

6

terpilih. Kendatipun banyak orang yang sependapat dengan hal

ini, namun saya tidak mempunyai sekelompok pegawai

pemerintah yang terpilih; saya harus berdayung dengan dayung

yang ada dan saya peroleh.

Seleksi pegawai pemerintah yang ditempatkan di daerah

ini memang perlu dilakukan. Beberapa kali saya mengalami

kesulitan dengan “anak-anak semang” yang ganjil tabiatnya di

antara para pegawai pemerintah itu, akan tetapi saya pun

mengetahui mengapa tuan-tuan itu dipercayakan kepada saya.

Karenaya saya telah berusaha untuk selalu membawa mereka itu

ke arah yang baik. Saya tidak ingin menyebut nama-nama

mereka itu; Direktur Departemen Dalam Negeri tahu benar tuan-

tuan pegawai pemerintah mana yang saya maksudkan itu. Oleh

karena itu perbaikan seleksi terhadap pegawai-pegawai

pemerintah yang hendak ditempatkan di Aceh sangatlah

mendesak dilakukan oleh Direktur Departemen Dalam Negeri.

Dalam bulan Mei 1917, hampir 14 bulan yang lalu,

Direktur Departeman Dalam Negeri dan Direktur Sekolah

Pemerintahan berkata kepada saya tentang sedikitnya animo

yang timbul pada orang-orang untuk menjadi “penguasa daerah”

(=gezaghebber) pada Departemen Dalam Negeri melalui

Sekolah Pemerintahan. Kepada kedua direktur itu saya jelaskan

bahwa hal itu akan berubah jika diadakan perubahan dalam

keadaan keuangan siswa-siswa sekolah tersebut dan peraturan

gaji permulaan “penguasa-penguasa daerah” itu. Mengapa

siswa-siswa sekolah pemerintahan menerima gaji 150,00 gulden

sebulan, sedang siswa-siswa Sekolah Pendidikan Komisaris

Polisi 175,00 gulden.

Oleh karena para “penguasa daerah” dan kontelir

melaksanakan tugas yang sama, maka sungguh keliru sekali jika

“penguasa daerah” memperoleh gaji permulaan f 300,00

sebulan, sedangkan kontelir menerima gaji f 400,00. Karena

itu, semakin cepat diadakan perubahan, semakin cepat pula

dapat diisi lowongan-lowongan pegawai pemerintah.

Page 12: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

7

Disebabkan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam

perbaikan pangkat para pegawai pemerintah sehingga

menyudutkan kedudukan para sekretaris pemerintah daerah,

maka Tuan Ouwerling, Sekretaris Pemerintah Daerah Aceh,

telah mengajukan surat permohonan bermaterai bertanggal 30

November 1917 yang ditujukan kepada Wali Negara. Surat

tersebut telah saya teruskan kepada yang mulia melalui Direktur

Departemen Dalam Negeri dengan surat bertanggal 8 Desember

1917 Nomor 516/5. Tentang itu belum diperoleh suatu

keputusan. Begitu juga tidak diperoleh suatu berita mengenai

surat saya tanggal 24 Januari 1918 Nomor 38/5 tentang pegawai-

pegawai kommis dan klerk, surat saya tanggal 2 Maret 1918

Nomor 96/9 tentang penambahan jumlah juru tulis bumiputera

pada kantor-kantor pemerintahan setempat menjadi 2 orang dan

jumlah mantra-polisi menjadi 2 orang.

Perlu kiranya saya meminta perhatian secara khusus

mengenai tidak diperolehnya sesuatu keputusan terhadap surat

saya tanggal 5 Agustus 1916 Nomor 252/5 (sudah lebih dari 2

tahun yang lalu) pada Kontelir Burger mengenai penempatannya

ke dalam daftar kepangkatan (=ranglijst) dsb. Hal tersebut telah

saya peringatkan kembali dengan surat saya tanggal 7 Januari

1918 Nomor 6/5.

2. Departemen Kehakiman

Terhadap usul saya bertanggal 31 Desember 1917

Nomor 535/9 yang ditujukan kepada yang mulia Wali Negara

dengan perantaraan Direktur Departemen Kehakiman yang

mengandung maksud supaya ditempatkan seorang ahli hukum

sebagai Ketua Pengadilan Negeri atau seorang pegawai lain

belum juga diperoleh keputusan. Demikian juga halnya dengan

surat saya tanggal 16 April 1918 No. 15/20 yang dikirimkan

dengan perantaraan Inspektur Kepala Pelayaran telah

disampaikan sebuah naskah peraturan yang sampai sekarang

belum terdengar beritanya.

Page 13: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

8

3. Departemen Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan

Keterangan-keterangan terakhir sehubungan dengan

maksud hendak menjual perkebunan karet pemerintah di Langsa

sudah disampaikan dengan surat saya tanggal 24 Oktober 1917

Nomor 397/18. Setelah itu tidak diperoleh lagi suatu berita pun.

Seringkali oleh pihak-pihak partikelir ditanyakan kepada saya

apakah pemerintah benar-benar tidak bermaksud hendak

menjualnya lagi? Apakah yang harus dijawab mengenai hal ini?

Di samping itu, belum diperoleh sesuatu jawaban terhadap surat

saya tanggal 15 Oktober 1917 Nomor 44/20 yang telah disusul

kembali tanggal 5 Juli yang lalu mengenai permintaan maskapai

Sabang untuk memperoleh dispensasi terhadap hal dinyatakan

pada pasal 8 Lembaran Negara tahun 1917 Nomor 160.

4. Departemen Pekerjaan Umum

Dengan surat saya tanggal 16 April 1915 Nomor 195/23

telah disampaikan pertimbangan-pertimbangan terakhir tentang

perlunya dibuat jalan kuda dari Birem Rayeuk melintasi Ranto

Panyang ke Lokop. Mengenai hal tersebut telah diperoleh

jawaban dari Direktur Pekerjaan Umum dengan suratnya

bertanggal 22 Agustus 1916 Nomor 15775/B yang menerangkan

bahwa mungkin baru tahun 1918 terdapat kemungkinan untuk

menyediakan dana untuk pembuatan jalan itu. Akan tetapi

sampai saat ini (tahun 1918) belum juga disediakan dananya;

begitu juga halnya dengan rencana pembuatan jalan kuda dari

Lokop melintasi Pendeng ke Blangkejeren yang diajukan oleh

insinyur Hagerup.

Karena perhubungan Blangkejeren – Kutacane, ditinjau

dari sudut pertahanan, sangat penting, maka saya menganggap

tidak perlu untuk menunggu lebih lama lagi akan hasil-hasil

pengukuran trace antara kedua tempat itu, akan tetapi setelah

dilakukan pemeriksaaaan yang lebih teliti telah saya perintahkan

untuk dilaksanakan perhubungan dari Blangkejeren dengan

Kutacane itu dengan bantuan tentara, orang-orang rantai dan

Page 14: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

9

para wajib rodi.Jalan ini yang lebarnya lebih kurang 2,5 meter

diharapkan akan selesai tahun ini juga. Trace itu adalah

sedemikian rupa sehingga kelak tanpa kesukaran-kesukaran lagi

dapat diubah menjadi jalan mobil. Jarak 28 kilometer yang

pertama lebarnya 3,5 meter dan sudah dapat dipergunakan untuk

lalu-lintas mobil.

Perhubungan lain yangsangat penting, ditinjau dari sudut

pertahanan, terletak dalam daerah kebupatian Aceh Besar

melintasi batas-air (=waterscheiding) dari Seulimeum ke

Padang Tiji. Jalan yang ditambak dengan tanah sudah selesai

dikerjakan sampai ke Lam Tamot–Sare–Beutong yang

bersambung dengan jalan Pawod–Padangtiji telah diukur dan

dipetakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Yang Paling penting

ialah segera menyediakan dana-dana yang diperlukan itu, agar

perkerjaan-pekerjaannya dapat diselesaikan dengan segera pula.

Jika bagian Seulimeum-Lamtamot sudah dapat dibatui

(dikeraskan), maka jalan itu telah dapat dipergunakan untuk lalu

lintas mobil dalam setiap musim.

Dalam tahun 1916 oleh Insinyur Hagerup telah diadakan

pengukuran trace untuk pembuatan jalan Paroe–Jeumpa pada

jalan besar dari Kutaraja melintasi Lhoknga ke Lhong.

Walaupun saya menyatakan bahwa bagian jalan itu (yang

panjangnnya 13 kilometer) perlu segera disiapkan, namun tidak

juga diperoleh sesuatu berita mengenai hal itu lagi.

5. Departemen Perusahan-Perusahan Pemerintah

Perlu diketangahkan bahwa Dinas Urusan Pertambangan

untuk Kepala Pemerintah Daerah selalu menyuruh rahasiakan

hasil-hasil penyelidikan mengenai sumber-sumber minyak tanah

dan barang-barang galian kepada pegawai-pegawai urusan

pertambangan dalam daerah ini. Tindakan ini saya anggap tolol.

Dengan surat saya tanggal 31 Januari 1918 Nomor 1/37 oleh

insinyur yang diperbantukan pada urusan-urusan penyelidikan

bijih-bijih tambang diminta supaya mendaapatkan peta topografi

Page 15: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

10

daerah Aceh dan daerah takluknya yang berskala 1:40.000 pada

pihak Ketentaraan. Tentang ini belum diperoleh suatu beritanya.

6. Departemen Keuangan

Belum juga diperoleh suatu berita terhadap surat saya

Nomor 9/3 bertanggal 3 Mei yang lalu supaya diangkat seorang

pesuruh kantor pada Kantor Kas Negara dan seorang pada

Kantor Pajak.

7. Departemen Penerangan

Akhirnya ingin saya menyatakan pendapat saya

mengenai pasukan-pasukan bersenjata yang terdapat di dalam

daerah ini yang pada tanggal 31 Juli yang lalu berjumlah

seluruhnya 154 orang perwira dan 4.359 orang bawahan yang

termasuk ke dalam korps-korps berikut ini:

No Korps Jumlah

Perwira

Jumlah

Bawahan

1 Staf Daerah 4 5

2 Staf Setempat di Kutaraja 2 3

3 Batalyon Garnisun 1 16 611

4 Batalyon Garnisun 2 19 644

5 Batalyon Garnisun 3 23 718

6 Batalyon Infantri 3 8 384

7 Kader Subsisten 2 59

8 Korps Marsose 25 1212

9 Artileri 5 114

10 Dinas Zeni &Magazine 3 33

11 Intendans 2 14

12 Rumah Provost - 3

13 Angkutan - 26

14 Administrasi Militer 7 43

15 Dinas Kesehatan Militer 29 279

16 Dinas Topografi 2 10

17 Atelir Pembuatan Senjata 3 20

18 Magazin Peperangan 1 178

Page 16: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

11

Oleh karena jumlah pasukan harus juga merupakan inti

pertahan di bagian utara Sumatra (Aceh dan Sumatra Timur),

maka menurut hemat saya, ia tidak boleh dikurangi walau

dengan dalih apa pun, kendatipun jumlahnya itu hanya cukup

untuk mempertahankan ketertiban dan ketentraman di dalam

daerah.

Selanjutnya saya meminta dengan amat sangat supaya

selama lima tahun pertama ini tidak ada sebuah pos atau bivak

pun dikurangi. Begitu juga tidak boleh dilakukan penghapusan

sesuatu pos atau bivak ataupun pergantian pasukan dengan

polisi-polisi bersenjata. Percobaan ke arah itu pun saya harap

jangan dilakukan.

Pasukan-pasukan infanteri dewasa ini terdapat di:*) 1

No Korps Daerah Jumlah Perwira Jumlah Bawahan

1 Kutaraja 27 392

2 Seulimeum 2 84

3 Kreung 1 62

4 Padangtiji 1 62

5 Sabang 5 114

6 Lhoknga 1 *)2

7 Sigli 5 105

8 Pawod 1 62

9 Lammeulo 3 122

10 Tangse 1 60

11 Geumpang 1 60

12 Meureudu 2 84

13 Samalanga 2 83

14 Bireuen 3 85

15 Takengon 3 182

16 Blang Rakal 1 60

17 Lhokseumawe 2 64

18 Buloh Blang Ara 2 84

1Untuk sementara berada di Sabang 13 orang perwira dan 584 orang bawahan 2Dalam salinannya tidak diisi jumlahnya

Page 17: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

12

19 Lhoksukon 2 80

20 Paya Bakong 2 80

21 Panton Labu 1 60

22 Langsa 3 86

23 Lokop 2 84

24 Kalue 2 84

25 Blangkejeren 2 100

26 Pendeng 1 40

27 Trangon 1 40

28 Kuta Cane 2 60

29 Calang 3 124

30 Meulaboh 4 107

31 Kuala Bhee 1 80

32 Jeuram 1 80

33 Lam Ie 1 80

34 Tapak Tuan 3 84

35 Blang Pidie 1 62

36 Singkil 1 63

Di samping, itu di Medan ditempatkan 3 orang perwira

dan 178 orang bawahan.

Kutaraja, 30 Agustus 1918

Ajudan Dinas Luar Biasa

Seri Baginda Ratu, Letnan Jenderal,

Gubernur Sipil dan Militer Aceh dan

daerah takluknya,

dto.

H.N.A. Swart Untuk salinan yang serupa bunyinya:

Sekretaris Gubernemen,

Dto.

...........................

Page 18: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

13

BAGIAN II

MEMORI SERAH TERIMA A.H. PHILIPS

GUBERNUR ACEH DAN DAERAH TAKLUKNYA

(Halaman 1--39 dan 44--61)

PENDAHULUAN

Dengan surat keputusan Pemerintah Pusat tanggal 30

April 1926 Nomor 10 saya diangkat menjadi Asisten Residen

yang diperbantukan pada Gubernur Aceh dan daerah takluknya

dan pada tanggal 25 Juni berikutnya saya pun menjalankan tugas

saya itu. Setelah menjabat pekerjaan itu selama hampir 3 tahun,

suatu masa jabatan yang memberi kesempatan kepada saya

untuk mengenal daerah dan bangsa serta berbagai masalah Aceh

yang berhubungan dengan pelaksanaan pemerintahan, maka

pada tanggal 5 Juni 1929 sebagai seorang asisten residen tertua

saya menerima tugas pemerintahan daerah ini dari Gubernur

O.M. Goedhart yang berangkat ke luar negeri untuk bercuti ke

Eropa.

Sehari kemudian saya menerima berita telegram bahwa

dengan surat keputusan Pemerintah Pusat tanggal 6 Juni 1929

Nomor 1x kepada saya diberikan pangkat dan sebutan Residen

sebagai penjabat sementara pemerintah Aceh dan daerah

takluknya. Dan dengan surat keputusan Pemerintah Pusat

tanggal 25 Juni 1930 nomor 1x diikuti pengangkatan saya

sebagai Gubernur daerah tersebut.

Saya sangat mengharapkan kepada pengganti saya agar

menelaah memori serah-terima pejabat yang mendahului saya

yang disusunnya dengan baik sekali, terutama mengenai

"keadaan kejiwaan bangsa Aceh" yang khusus terdapat di

dalamnya dan "kebijaksanaan politik yang dijalankan di daerah

Aceh" dalam rangka memperoleh pandangan dalam

menyelesaikan masalah-masalah sulit yang terjadi di dalam

daerah secara memuaskan.

Page 19: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

14

Oleh karena saya dapat menyetujui sepenuhnya

pandangan Gubernur Goedhart mengenai hal-hal yang saya

sebut itu, maka tidak ada gunanya untuk mengulanginya lagi di

sini dan di mana perlu – saya akan memberikan tambahan-

tambahannya. Dalam hal-hal tertentu saya tidak dapat tidak

harus juga mengutip beberapa bagiannya yang menonjol dari

memori serah terima pejabat yang mendahului saya itu dan ini

saya maksudkan tak lain untuk mengharapkan perhatian

sepenuhnya dari pejabat yang menggantikan saya.

Berhubung dengan Surat Keputusan Pemerintah Pusat

tanggal 20 Janunri 1932 Nomor 27 yang menetapkan bahwa

sehubungan dengan 6 tahun masa kerja saya itu, kepada saya

telah diberikan cuti untuk pergi ke Eropah selama 8 bulan maka

barulah pada tanggal 9 Juni 1932 saya akan meletakkan jabatan

saya itu.

Saya akan meninggalkan daerah ini dengan perasaan

terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua bantuan yang

selalu saya peroleh dari pemerintah dalam menunaikan tugas-

tugas saya, sementara di pihak saya selalu akan mengenangkan

kerja sama yang amat menyenangkan yang saya peroleh dari

sekian banyak pegawai negara serta sebagian besar para

ulèebalang terkemuka.

I. KEADAAN POLITIK

A. Keadaan Kejiwaan Bangsa Aceh

Mengenai mentalitas banga Aceh telah dijelaskan

dengan baik sekali dalam memori serah terima Gubernur

Goedhart. Yang terpenting dalam hal itu ialah penjelasan bahwa

orang Aceh harus yakin sekali akan kekuasaan kita yang tidak

tergoyahkan itu. Sejarah telah membuktikan hal ini.

Pemberontakan yang telah terjadi di daerah Aceh Barat dalam

tahun 1925 yang telah mengambil ukuran yang sedemikian rupa

besarnya, di satu pihak disebabkan oleh issu-issu yang ditiup-

tiup oleh pemimpin-pemimpin utama mereka, bahwa

Page 20: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

15

"gompeuni" (kompeni) sudah bangkrut. Di pihak lain karena

pihak pemberontak pada taraf permulaan telah berhasil

memperoleh sukses-sukses mereka. Setelah ternyata bahwa

akibat dari tindakan-tindakan yang dijalankan itu, pemerintah

mempunyai alat-alat yang cukup kuat untuk melumpuhkan

mereka itu sehingga menyebabkan sejumlah para pemberontak

itu datang melapor.

Mengenai hal jihad yang dicantumkan itu dan tentang

“pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh orang Aceh"

kiranya perlu saya nyatakan betapa besarnya arti "hikayat prang

sabi" itu. Selalu saja ternyata bahwa membaca hikayat perang

Aceh itu (juga yang dilakukan di hadapan umum) mempunyai

pengaruh merangsang yang sedemikian rupa terhadap

pembacanya (dan pendengarnya) sehingga menghilangkan

keseimbangan jiwanya lalu berpindah kepada tindakan

membunuh "kaphé". Oleh karena itu adalah penting sekali

bahwa hikayat-hikayatseperti itu harus disita dan dimusnahkan.

Hal yang bukan tidak kurang penting pula ialah

membasmi keyakinan yang telah umum bahwa orang menjadi

syahid karena tewas dalam pertempuran terhadap "kaphé".

Banyak ulama jujur yang dapat berbuat banyak dalam hal itu,

namun demikian masih sedikit sekali ahli agama yang

memberikan bantuan mereka dalam hal itu.

Mengenai perhatian yang dimintakan oleh Gubernur

Goedhart tentang pembatasan diri oleh Kepala Pemerintah

Daerah harus dicamkan dengan sungguh-sungguh. O1eh karena

dalam hal tersebut ketentraman merupakan syarat yang mutlak

sekali dan jika orang menghendaki terpupusnya perasaaan-

perasaan benci dan dendam itu, maka kesabaran dalam bertindak

merupakan tugas pemerintah yang tidak mengenal akhirnya.

Page 21: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

16

B. Kebijaksanaan Politik yang Harus Dijalankan di Daerah Aceh

1. Dua Buah Syarat yang Harus Dipenuhi dalam Pelaksanan

Politik Aceh Kita

Kiranya perlu dikutip di sini hal-hal yang ditulis oleh

Wali Negara dalam suratnya kepada Menteri Jajahan bertanggal

6 Maret '1927 pada huruf A, yaitu "Politik kita di Aceh – secara

ringkasnya – haruslah memenuhi dua buah syarat: berusaha

melakukan "tunjuk kekuasaan" yang tak putus-putusnya,

sedemikian rupa sehingga orang-orang Aceh yakin bahwa setiap

buah pikirannya untuk melakukan pemberontakan agar dapat

bebas dari kita adalah khayal semata-mata. Selanjutnya,

berusaha dengan sekuat-kuatnya dan dengan penuh kesabaran

dan berbagai-bagai macam caranya sehingga pada akhirnya

terbukalah mata orang-orang Aceh terhadap maksud-maksud

baik kita dan untuk kebahagiaan masyarakat dan ekonomi yang

hendak diciptakan oleh pemerintah Belanda”.

2. Syarat Primer ialah Tunjuk Kekuasaan oleh Tentara

Mengingat kepada mentalitas orang Aceh, maka saya

pun berpendapat bahwa "tunjuk kekuasaan" itu perlu

dipertahankan sampai beberapa tahun lagi. Hanya dengan jalan

itulah dapat ditimbulkan kemungkinan untuk mempertahankan

ketentraman dan ketertiban. Tidak boleh dilupakan bahwa setiap

gangguan ketentraman, khusus untuk daerah ini, akan

mengakibatkan hal-hal yang tidak menyenangkan sama sekali.

3. Kekuatan dan Penempatan Pasukan-Pasukan Tentara Saya tekankan terhadap hal yang dinyatakan oleh pejabat

yang mendahului saya bahwa, “Adalah suatu kejahatan

kendatipun untuk mempertimbangkan pengurangan kekuatan

tentara beberapa tahun sebelum selesai pembuatan apa yang

dinamakan jalan ke Aceh Barat yang diharapkan akan selesai

setelah pertengahan tahun 1932. Jalan ini menghubungkan

Kutaraja dengan Bakongan dan apa yang dinamakan jalan

transversal yang menghubungkan Sigli dengan Meulaboh dan

Page 22: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

17

setelah tahun-tahun tersebut ternyata bahwa mentalitas

penduduk di daerah-daerah tersebut telah terbuka, mengalami

perubahan-perubahan dalam arti kata yang menguntungkan”.

Saya menggarisbawahi pendapatnya itu. Saya pun

memperingatkan dengan sangat untuk tidak melakukan

pengurangan kekuatan tentara dalam “daerah ini” seperti telah

saya nyatakan dalam surat jawaban saya kepada Ketua Komisi

Tentara dan Polisi bertanggal 3 Februari 1932 Nomor 2 dan

bersifat Sangat Rahasia di tangan sendiri.

Selanjutnya perlu dicatat bahwa batas waktu

penyelesaian jalan transversal itu, mengingat keadaan keuangan

negara yang tidak mengizinkan, terpaksa ditunda sampai pada

waktu yang belum dapat ditentukan. Jalan itu akan terus

dikerjakan tetapi dalam waktu yang amat lambat.

Jika pikiran mengurangi kekuatan tentara dianggap tidak

dapat diterima sama sekali, maka begitu pula halnya dengan

percobaan melakukan dislokasinya. Yang telah dihapuskan,

disebabkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan, hanyalah

penempatan pasukan di Krueng Raya (Kebupatian Aceh Besar)

dan Laweung (Kebupatian Pidie).

Konsentrasi pasukan – sebuah gagasan yang baru-baru

ini dilahirkan – tidak pula diharapkan sama sekali; efeknya yang

paling berguna ialah melakukan “tunjuk kekuasaan” serta

pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dengan jalan

menyebarkan pasukan-pasukan tentara.

Sehubungan dengan permintaan Gubernur Sumatra

Timur untuk menempatkan beberapa brigade tentara di Siak Sri

Indrapura selama beberapa waktu, saya sependapat dengan

pernyataan Komandan Militer Daerah, bahwa tidak terdapat

keberatan untuk menempatkan sejumlah tertentu pasukan-

pasukan tentara khusus untuk keperluan aksi-aksi sementara di

dalam daerah tersebut, akan tetapi dianggap tidak tepat jika

pelaksanaannya itu dilakukan untuk beberapa tahun lamanya.

Page 23: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

18

4. Penyatuan Wilayah Sipil dan Militer dalam Satu Tangan

Pelaksanaan pemerintahan dalam 8 dari 23 wilayah

administrasi di dalam daerah Aceh berada di tangan kaptendivisi

atau komandan pasukan. Wilayah-wilayah itu adalah Gayo

Lues, Tanah Alas, Serbojadi, Takengon, Lammeulo, Meulaboh,

Tapak Tuan dan daerah-daerah kenegerian bagian Selatan Aceh.

Dari 8 buah wilayah itu, wilayah Tanah Alas, Takengon

dan Lammeulo sudah masuk untuk dijadikan pemerintahan sipil,

sementara daerah Serbojadi yang tidak berarti itu dapat

digabungkan pada wilayah Langsa, asal saja seorang perwira

tertua di Lokop dapat membantu kepala wilayah Langsa selaku

“perwira penghubung” dalam urusan-urusan pemerintahan.

Oleh karena penggantian kapten penguasa dengan pegawai

penguasa pemerintahan dapat menimbulkan kosekuensi

keuangan negara, maka pelaksanaannya itu harus ditunggu

sampai masanya mengizinkan.

5. Kerja Sama Antara Penguasa Sipil dan Militer

Kerja sama yang menyenangkan antara Kepala

Pemerintah Daerah dengan Komandan Militer Daerah

merupakan syarat yang sangat mutlak. Hal itu terasa dalam

pergaulan yang menyenangkan di tempat-tempat antara

pegawai-pegawai pemerintah dengan perwira-perwira, suatu hal

yang amat diperlukan dalam pelaksanaan urusan-urusan

pemerintahan.

6. Institut Perwira Penghubung

Berhubung dengan dijalankan penghematan, maka mulai

akhir bulan Januari 1932 telah dilakukan penghapusan 3 orang

perwira penghubung dari jumlah 6 orang, yakni di Geumpang,

Lamno, dan Blang Pidie. Perwira-perwira penghubung di Lam

Ie, Jeuram, dan Kuala Bhee, ketiga-tiganya terletak dalam

daerah politik yang merepotkan dalam wilayah Meulaboh, untuk

sementara masih diperlukan.

Page 24: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

19

7. Aceh Memerlukan Pegawai-Pegawai Pemerintah

dan Perwira-Perwira yang Cakap

Saya sangat sependapat dengan pernyataan pejabat yang

mendahului saya tentang hal ini.

8. Layanan yang Baik terhadap Para Ulèebalang Adalah

Prinsip Kebijaksanaan Pemerintah

Oleh karena dana yang tersedia untuk biaya-biaya

pengadaaan makan bersama dengan para pegawai pemerintah

dan para perwira di satu pihak dan para ulèebalang di pihak lain

tidak dipergunakan sesuka hati menurut maksud pejabat yang

mendahului saya, satu dan lain hal untuk menimbulkan

pendekatan dengan golongan masyarakat. Sementara

penghematan menghendaki dilakukannya pengeluaran yang

perlu-perlu saja, maka telah saya usulkan agar biaya sejumlah

f4.000,00 hendaknya dihapuskan dari anggaran biaya

Pemerintah Hindia Belanda.

Terhadap layanan yang baik dengan para ulèebalang

yang harus diberikan oleh pegawai pemerintah supaya selalu

terdapat hubungan yang baik dengan mereka itu tidaklah cukup

ditentukan begitu saja. Akan tetapi seringkali saya tekankan

kepada pejabat-pejabat bawahan, bahwa kendatipun demikian,

tindakan tersebut merupakan salah satu syarat primer dalam

menjalankan kebijaksanaan pemerintahan.

Sesekali posisi seorang ulèebalang sangat diabaikan oleh

seorang pegawai pemerintah sehingga sang ulèebalang

dianggap sebagai seorang bawahan saja. Sudah sepantasnyalah

bahwa Kepala Pemerintah Daerah menaruh perhatian untuk

segera mengakhiri kejadian-kejadian seperti ini.

Page 25: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

20

9. Tindakan yang Berhati-Hati terhadap Para Ulèebalang

yang Ternyata Bersalah

Juga terhadap paragraf ini dalam memori serah terima

Gubernur Goedhart perlu mendapat perhatian yang sungguh-

sungguh. Penggunaan ukuran Barat dalam menilai suatu

tindakan terhadap seseorang ulèebalang yang dinyatakan

bersalah haruslah dikualifikasikan sebagai hal yang tidak wajar.

Dalam kejadian-kejadian seperti itu haruslah kita

menempatkannya dari pandangan rakyat itu sendiri sekiranya

kita ingin memperoleh sesuatu hal yang praktis.

Dalam hubungan ini saya menganggap bukanlah tidak

berguna untuk mencatat di sini bahwa pandangan yang

menyatakan seorang ulèebalang itu kebal terhadap tuntutan

hukum3 sejauh yang berkenaan dengan kejahatan-kejahatan dan

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya di dalam daerah

hukumnya sendiri, adalah suatu hal yang tidak wajar sama

sekali. Pandangan ini akan mengakibatkan timbulnya chaos dan

bukan menjurus kepada pemerintahan yang baik.

10. Penggabungan Daerah-Daerah Kenegerian

Bagian pemerintahan swapraja di dalam daerah ini

berjumlah 103 buah daerah kenegerian; ulèebalang (dan

ulèebalang cut) menerima gaji dari luas daerah kebupatian,

wilayah, dan kenegerian. Biaya-biaya penting sehubungan

dengan ini – berhubung kurangnya penghasilan dari sebagian

kas-kas itu – yang dikeluarkan dalam bentuk sumbangan

pemerintah kepada kas-kas itu, sebagian besarnya ditanggung

oleh negara. Hal ini telah menyebabkan Pemerintah Pusat untuk

menetapkan Surat Keputusan Nomor B/II bertanggal 1 Januari

1925 dan meminta kepada Kepala Pemerintah Daerah apakah

3Pendirian ini dianut oleh Mahkamah Agung dalam perkara Sangibe dan merupakan sebuah pembicaraan khusus pada konferensi departemen di tahun 1931.

Page 26: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

21

pada setiap terjadinya mutasi di kalangan para ulèebalang tidak

dapat dipertimbangkan kemungkinan melakukan penggabungan

antara satu daerah kenegerian dengan daerah kenegerian yang

lain.

Gubernur Hens telah menangani masalah ini dengan

suratnya bertanggal 6 Februari 1925 Nomor 90/Rahasia dan

menarik kesimpulan bahwa pada umumnya tidak akan mungkin

menggabungkan daerah-daerah kenegerian itu. Alasan-alasan

yang dikemukakannya itu masih belum berkurang kekuatannya

dan saya pun, seperti halnya dengan pejabat yang mendahului

saya itu, belum juga berhasil mengusulkan penggabungan

daerah-daerah kenegerian tersebut dalam melakukan mutasi-

mutasi selama masa jabatan saya itu.

Betapa tajam reaksi rakyat terhadap rencana-rencana

penggabungan daerah sebuah ulèebalang cut (dalam hal ini

belum lagi daerah kenegerian!) dan betapa besar rasa

pengabdian mereka terhadap ulèebalang-nya, dengan jelas

diperlihatkan oleh kejadian-kejadian yang telah terjadi belum

lama berselang dalam perkara Ulee Gle. Bukan tidak berguna

jika saya menjelaskan ringkasannya di sini.

Tahun 1930 ulèebalang cut Teuku Sabi dari II Mukim

Tunong, juga dinamakan Ulee Gle yang menjadi bagian daerah

kenegerian Samalanga, telah dijatuhi hukuman penjara oleh

pengadilan setempat selama 1 tahun. Hukuman itu kemudian

saya ubah menjadi hukuman buang ke salah satu daerah

pembuangan. Sekembalinya dalam bulan September 1931,

Teuku Sabi dengan dibantu oleh sejumlah orangnya di Ulee Gle

telah berusaha supaya dapat diangkat menjadi ulèebalang cut

lagi. Padahal da1am kasus ini, ulèebalang Samalanga telah

mengangkat orang lain sebagai pejabat ulèebalang cut untuk

menggantikan beliau. Ulèebalang Samalanga menolak

permohonan tersebut sehingga timbullah ketegangan antara dia

dengan Teuku Sabi yang sedemikian runcingnya karena tidak

terdapat kemungkinan sama sekali untuk melakukan

Page 27: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

22

pengangkatannya kembali. Teuku Sabi bertempat tinggal dalam

daerah kenegerian Trieng Gadeng yang tak terlalu jauh dari

Ulee Gle. Sekali-kali ia datang juga ke Ulee G1e karena ia

mempunyai rumah di situ. Ia tetap juga bersikeras meskipun tak

berhasil karena ulèebalang Samalanga tetap bertahan pada

penolakannya itu.

Dalam bulan Februari terjadilah pemindahan penduduk

dari II Mukim Tunong (daerah itu berpenduduk lebih kurang

2000 laki-laki) ke Trieng Gadeng terdiri dari lebih kurang 200

orang laki-laki. Mereka itu menerangkan bahwa mereka tetap

mengaku Teuku Sabi sebagai kepala mereka dan tidak senang

terhadap rencana ulèebalang Samalanga yang hendak

menempatkan Ulee Gle langsung di bawah pemerintahannya

(yang terakhir ini tidak benar). Mereka akan mengikuti Teuku

Sabi dan akan membantunya membuka daerah baru di Trieng

Gadeng supaya ia dapat diangkat menjadi ulèebalang cut di

sana. Setelah dilakukan banyak pembicaraan mengenai hal ini,

akhirnya pada pengujung bulan April dengan bantuan yang

sangat berharga dari Teuku Panglima Polem, Panglima Sagi

XXII Mukim, diperolehlah hasil untuk mengembalikan orang-

orang yang telah pindah itu ke tempat kediaman mereka semula

di Ulee G1e.

11. Keinginan Melakukan Eksploitasi Sumber-Sumber

Alam di dalam Negeri Secara Intensif

Dari pejabat Kepala Dinas Pertambangan diterima berita

bahwa pada tanggal 3 September 1931 telah ditandatangani

perjanjian-perjanjian yang dimaksud dalam Undang-Undang

tangga1 30 Mei 1931 (Lembaran Negara Tahun 1931 Nomor

328) dengan NV Nederlandsche Koloniale Petroleum

Maatschappij untuk mencari dan mengolah minyak bumi dan

bahan-bahan tambang yang sehubungan dengan itu di dalam

daerah-daerah yang dinamakan "Pase", "Rayeuk" dan "Langsa".

Page 28: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

23

Selanjutnya, pada tanggal 26 Oktober 1931 telah

ditandatangani pula perjanjian dengan NV De Bataafsche

Petroleum Maatschappij yang dimaksud dalam Undang-

Undang tanggal 30 Mei 1931 (Lembaran Negara Tahun 1931

Nomor 329) untuk hal yang sama di dalam daerah-daerah yang

dinamakan petak Jambo Aye dan petak Aceh Utara.

12. Federasi Daerah-Daerah Kenegerian dan Pembentukan

Kas-Kas Daerah Kebupatian

Sehubungan dengan perihal ini saya sependapat benar

dengan pejabat-pejabat yang mendahului saya bahwa untuk

sementara tidak perlu hal ini menjadi pembicaraan yang lebih

lanjut. Pembentukan satu-satunya kas daerah kebupatian dalam

daerah ini pada masa dahulu, yakni daerah Pidie yang jauh

daripada baik keadaannya itu sehingga beberapa orang

ulèebalang dalam daerah tersebut telah memprotes bahwa

akibat dari peleburan kekayaan, kepentingan-kepentingan

daerah mereka itu telah menciut, memperlihatkan gambaran

yang tidak menggembirakan.

Tidak syak lagi bahwa penggabungan kas-kas wilayah

yang benar-benar telah mampu berdiri sendiri dengan kas-kas

wilayah yang belum mencapai taraf demikian sehingga

menyebabkan kas-kas wilayah yang disebut pertama itu harus

melakukan penghematan dan telah menimbulkan

ketidaksenangan pada para ulèebalang yang bersangkutan.

Keadaan keuangan negara yang amat mencemaskan,

yang di masa-masa sebelumnya belum pernah dilakukan

penghematan yang sedemikian rupa ketatnya, telah

menyebabkan pemerintah untuk berdaya upaya mencari jalan-

jalan lain untuk menutupi kekurangan-kekurangan itu. Oleh

karenanya telah saya usulkan kepada Pemerintah Pusat untuk

memperoleh izin untuk memungut pajak sepeda dan kenderaan-

kenderaan bermotor. Izin yang dimintakan itu sudah diberikan

dan masalahnya sedang diolah.

Page 29: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

24

Tahun 1932 diharapkan dapat dilahirkan kas wilayah

yang ke-6, yaitu kas wilayah Tanah Alas, yang sungguh-

sungguh mampu berdiri sendiri. Dewasa ini terdapat seluruhnya

17 buah kas daerah kebupatian, wilayah, dan kenegerian.

13. Tunjangan politik

Dipersilahkan untuk menelaah memori serah terima

Gubernur Goedhart.

14. Penggajian para Ulèebalang

Pedoman pemerintah sehubungan dengan usaha-usaha

penghematan dalam rangka penggajian para ulèebalang selalu

diperhatikan pada tiap kali dilakukannya mutasi. Dalam hal ini

saya sebut contoh yang terjadi dengan ulèebalang Ribee (daerah

kebupatian Pidie) yang baru diangkat yang menerima gaji jauh

lebih kurang daripada pejabat sebelumnya.

Setiap hal haruslah ditinjau menurut keadaannya sendiri;

dalam hal ini kiranya perlu diperhatikan peringatan pejabat yang

mendahului saya yang ditujukan kepada Pemerintah Pusat

sehubungan dengan pengurangan gaji yang cukup berarti kepada

ulèebalang-ulèebalang yang baru diangkat. Dari sudut politik

tindakan ini tidaklah dikehendaki.

15. Perbaikan Gaji Para Ulèebalang Daerah Aceh Barat

Usul perbaikan gaji para ulèebalang dalam daerah

kebupatian Aceh Barat yang diajukan oleh Gubernur Goedhart

dalam pada itu sudah tercapai hasilnya.

16. Peninjauan Peraturan Gaji Para Ulèebalang dalam

Daerah Kebupatian Aceh Besar dan VII Mukim Pidie

Sehubungan dengan surat keputusan Pemerintah Pusat

tanggal 28 September 1929 Nomor 14, terhitung mulai tanggal

1 Oktober 1929 telah berlaku peninjauan peraturan gaji para

Page 30: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

25

ulèebalang di dalam daerah Kebupatian Aceh Besar dan VII

Mukim Pidie. Oleh karena pada skala gaji yang dimaksud pada

ayat 1 sub II Surat Keputusan Pemerintah Pusat tersebut dan

disertai sebagai lampiran surat keputusan itu disebut mengenai

pajak-pajak yang dapat dihasilkan, maka dalam pembagian

kolom-kolomnya itu tidak perlu diperhatikan angka-angka

jumlah pajak yang telah ditetapkan. Yang perlu diperhatikan

adalah pajak-pajak yang benar-benar dapat ditagih.

17. Dewan Kota Bumiputera di dalam Daerah Kebupatian

Aceh Besar

Sungguhpun keadaan sekarang sangat sedikit sekali

menunjukkan kemungkinan untuk memperkuat perhubungan di

antara daerah-daerah kesagian, namun perlu juga diusahakan

agar tetap terjalin perhubungan-perhubungan itu. Mengenai

masalah ini saya mempersilakan pengganti saya untuk menelaah

berkas tentang urusan-urusan kedewanan bumiputera di dalam

daerah Kebupatian Aceh Besar, terakhir surat Direktur

Departemen Dalam Negeri bertanggal 20 November 1930

Nomor Bg 6/4/13 yang terdapat dalam arsip.

18. Perhubungan Antara Daerah-Daerah Kenegerian

dengan Pemerintah Belanda

Dipersilakan untuk menelalah memori serah terima

Gubernur Goedhart.

19. Penghapusan Perwalian Para Ulèebalang

Mengenai hal ini Gubernur Goedhart menulis antara lain,

"Perhubungan yang tepat antara pemerintah kita dengan para

ulèebalang, suatu hal yang amat khusus untuk daerah Aceh

dibandingkan dengan daerah-daerah lain, akan terjalin dengan

Page 31: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

26

sebaik-baiknya jika mereka itu dikenal dan dalam banyak hal

dimusyawarahkan dengan mereka. Makin lama pemerintah

harus membatasi dirinya sampai untuk melaksanakan sendiri

semuanya itu. Pemerintah harus berusaha agar para ulèebalang

dan organ-organ yang menjadi bawahan mereka itu sedapat

mungkin, walau di bawah pengawasan yang keras, menjalankan

tugas-tugas mereka sendiri."

Salah satu ucapan Profesor Snouck Hurgronje berbunyi:

"Orang Aceh adalah sahabat baik dalam bermufakat" dan

selanjutnya: "Seorang ulèebalang terkemuka tidak akan suka

melakukan sesuatu hal di dalam daerah hukummya atau yang

berkenaan dengan rakyatnya kecuali jika mengenai hal itu

dipersaksikan oleh beberapa orang yang mewakilinya dengan

sungguh-sungguh dan ia pun akan kehilangan pengaruhnya jika

ia tidak bermufakat dengan mereka itu."

Saya sependapat benar dengan pcndapat ini yang satu

dengan lainnya memang saling berkait. Bermufakat dengan para

ulèebalang, yang di luar Aceh pun merupakan suatu kelaziman

juga, walaupun menurut sebagian pegawai pemerintah tidak

banyak memberikan hasilnya atau tidak berarti sama sekali,

sangat mereka hargai. Bukankah logis bahwa mereka sebagai

wakil rakyat harus selalu dikenal dan setiap hal dibicarakan

dengan mereka itu? Akan tetapi, kendatipun hal ini logis sekali,

seringkali juga terjadi bahwa pegawai-pegawai pemerintah

menolak pertimbangan-pertimbangan ulèebalang itu yang jauh

lebih tepat daripada yang hendak dilaksanakan oleh pegawai

pemerintah tersebut. Tentang ini tetap saya peringatkan untuk

tidak melangkahi para ulèebalang itu. Cukuplah jika pemerintah

memegang pimpinan saja dan selalu diusahakan supaya mereka

itu sedapat mungkin cakap bekerja sendiri. Seringkali juga

ternyata bahwa scorang ulèebalang yang dianggap tidak cakap

untuk menghasilkan sesuatu karya, akan tetapi da1am

praktiknya mereka cakap dalam melaksanakan tugas itu.

Page 32: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

27

Jika pejabat yang mendahului saya menjelaskan bahwa

terdapat 14 orang ulèebalang yang mampu menjalankan sendiri

Pengadilan Musapat, maka jumlah ini kini telah mencapai 15

orang. Pemerintah akan berjalan terus dengan proses

penghapusan perwalian ulèebalang itu.

20. Pelaksanaan Perundang-Undangan Desentralisasi

Lihat memori serah terima Gubernur Goedhart.

21. Tindakan-Tindakan terhadap Hal-Hal yang Lebih

Mengarah Kepada Pasifikasi

Gubernur Goedhart mengutip keterangan-keterangan

yang ditulis oleh Wali Negara setelah ia mengunjungi Sumatera

dalam suratnya yang dialamatkan kepada Menteri Jajahan

bertanggal 6 Maret 1927 huruf A. Kutipan itu berbunyi: "Di

antara tindakan-tindakan yang lebih mengarah kepada usaha-

usaha pasifikasi yang harus dilanjutkan dengan sekuat-kuat

tenaga saya sebut, selain menggiatkan pendidikan rakyat

(walaupun dengan paksaan lunak!), terutama sekali pendidikan

untuk anak-anak perempuan, ialah: mengadakan pengawasan

yang keras dan perbaikan-perbaikan di bidang peradilan,

menetapkan peraturan-peraturan perpajakan dan rodi yang adil,

membuat irigasi-irigasi, menggiatkan pekerjaan-pekerjaan

dalam daerah-daerah kenegerian (di mana perlu juga dengan

bantuan Pemerintah!), menggalakkan untuk mengunjungi dinas-

dinas poliklinik dan kesehatan (sejak beberapa waktu yang lalu

Dinas Kesehatan Aceh telah mendatangkan keajaiban-keajaiban

yang merupakan salah satu alat pasifikasi yang ampuh) dan

terutama sekali perluasan dan perbaikan jaringan jalan. Tidak

kurang pula pentingnya ialah melanjutkan usaha pembuatan

jalan sapanjang pantai Aceh Barat dari Kutaraja sampai ke

Meulaboh dan terus arah ke Selatan serta jalan transversal dari

Page 33: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

28

Meulaboh ke Tangse untuk menghubungi jalan raya yang telah

ada ke Sigli."

Keadaan keuangan negara yang suram – suatu hal yang

amat disayangkan – telah menghambat usaha melanjutkan

pembuatan jalan Aceh Barat dan jalan transversal. Seperti

dinyatakan oleh Wali Negara pembuatan jalan-jalan itu sangat

penting karena menghubungkan tempat-tempat yang sangat

peka, yaitu Aceh Barat, sehingga, jika keadaan keuangan sudah

mengizinkan kembali, pekerjaan-pekerjaan itu perlu diteruskan

dengan serta-merta. Menurut keyakinan saya, pembebasan

daerah-daerah itu dari isolasinya tidak sedikit artinya dalam

karya pasifikasi. Bagian-bagian daerah Aceh yang mempunyai

jalan-jalan sehingga memungkinkan penduduknya melakukan

kontak yang terus-menerus dengan dunia luar dan membuat

keadaan politik menjadi lebih baik, merupakan bukti yang amat

jelas dalam hal ini.

Keadaan orang Aceh yang mengutamakan pertanian

sebagai sumber pencaharian nafkah akan membuatnya paham

betapa besar arti pengairan itu. Dari berbagai bagian daerah

Aceh diterima permohonan oleh pemerintah untuk memperoleh

bantuan bagi rakyat di bidang ini. Oleh karena biaya pembuatan

irigasi tidak sedikit pula, maka permohonan-permohonan

seringkali tidak dapat dipenuhi.

Saya sependapat benar dengan Gubernur Goedhart untuk

tidak mengganggu penduduk dengan bermacam-macam

peraturan kejam. Sebagai contohnya disebut tentang seorang

pegawai pemerintah yang menginginkan supaya perkarangan

penduduk "dipagari", sedang yang lainnya lagi ingin agar pagar

itu haruslah “pagar hidup”, yang ketiganya pula tidak

menginginkan apa-apa. Kegemaran-kegemaran seperti itu

berniat merusak; akhirnya penduduk tidak tahu lagi peraturan

mana yang harus mereka patuhi. Bahwa hal ini tidak

menguntungkan untuk ketentraman yang sangat dikehendaki

tercipta di daerah Aceh. Semakin sedikit peraturan-peraturan

Page 34: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

29

yang tidak karuan itu dikeluarkan, semakin banyak hasil yang

akan dapat dicapai.

Adapun yang disebut "surat edaran dalam menghadapi

bulan puasa" masih saja diperingatkan setiap tahun kepada

pegawai-pegawai pemerintah. Namun pelaksanaan patroli

selama bulan itu tetap menjadi syarat yang mutlak.

Saya tak dapat meninggalkan untuk meminta perhatian

pengganti saya yang sepenuhnya tentang hal yang dinyatakan

oleh Gubernur Goedhart sehubungan dengan orang-orang Aceh

yang gila serta penderita-penderita penyakit kusta. Terhadap

golongan pertama perlu diperhatikan bahwa Rumah Sakit Jiwa

di Sabang bukan saja diperlukan sebagai tempat merawat orang-

orang gila, akan tetapi juga dapat digunakan untuk melakukan

observasi terhadap orang-orang yang disangka gila. Saya

menulis ini untuk mencegah terjadinya observasi terhadap

penderita-penderita demikian dilakukan di dalam rumah-rumah

penjara atau tempat-tempat lain yang sangat tidak sesuai untuk

maksud tersebut.

Dalam paragraf ini saya hendak menulis beberapa patah

perkataan mengenai karya gemilang Dr. Tyssen. Medikus ini

yang tadinya bekerja sebagi dokter di rumah sakit perkebunan di

Langsa, setelah berhenti dari pekerjannnya itu telah mengikuti

kursus kesehatan mata di Leiden. Kemudian ia datang ke Aceh

dan pada beberapa tempat dalam ini ia telah melakukan karya

kemanusiaan dengan memberikan pengobatan mata secara

cuma-cuma kepada para penderita penyakit mata dengan

memperoleh hasil yang amat memuaskan. Ia merencanakan

pada akhir tahun ini atau permulaan tahun depan untuk kembali

lagi ke Aceh. Karyanya itu yang sangat banyak memberikan

sumbangan ke arah mendapat bantuan yang sebesar-besarnya

dari pihak pegawai pemerintah.

Page 35: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

30

C. Anggota Pemberontak Yang Masih Berada Di Luar

1. Catatan Umum

Betapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh walaupun

hanya seorang pemberontak terhadap unsur-unsur yang tidak

puas digambarkan dengan oleh kenyataan yang terjadi di daerah-

daerah kenegerian Selatan Aceh. Hanya si Bén saja yang masih

tertinggal dan dalam masa yang singkat sekali telah dua orang

datang bergabung dengannya. Oleh karenanya dianggap penting

sekali bahwa mereka yang tidak dapat didamaikan itu selekas

mungkin dimusnahkan. Untuk maksud itu perlulah dilakukan

pengejaran yang terus-menerus terhadap mereka seraya dijaga

agar jangan sampai ada sepucuk karben pun jatuh ke tangan para

pemberontak itu karena setiap pemilikannya akan memundurkan

lagi keadaan politik di daerah ini.

Oleh karena daerah-daerah kenegerian bagian Selatan

Aceh dewasa ini sudah bersih seluruhnya dari kaum

pemberontak, sedang dari kelompok Teuku Raja Tampok sudah

berhasil pula dimusnahkan sejumlah anggotanya dalam wilayah

Meulaboh, maka dapatlah kita berkata bahwa kita telah

mencapai sukses-sukses penting. Sukses itu barulah benar-benar

sukses, jika pemberontak terakhir sudah berada di tangan kita.

2. Kelompok Samarkilang atau Bidin

Dalam tahun-tahun terakhir tidak pernah terdengar lagi

mengenai kelompok ini. Berkat patroli-patroli yang selalu

diadakan di daerah-daerah yang luas, di mana diperkirakan akan

berada mereka itu, tidak lagi dijumpai bekas-bekas salah

seorang anggota kelompok itu. Timbul pendapat bahwa mereka

itu telah melarutkan diri ke tengah-tengah masyarakat umum

(besar kemungkinan di daerah-daerah udik Tamiang) dan

menjalani penghidupan yang tenteram sebagai rakyat biasa

dengan menggunakan nama-nama lain. Keterangan-keterangan

yang samar-samar mengenai ciri-ciri mereka itu membenarkan

pendapat tersebut.

Page 36: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

31

3. Teuku Raja Tampok dan kelompok-kelompok

Seuneu'am dan Tripa.

Dari 10 orang anggota kelompok pemberontak yang

disebut dalam memori serah terima Gubernur Goedhart:

Teungku Pi’i telah ditewaskan pnda tanggal 11 Januari 1930.

Khatib Uma telah ditewaskan pada tanggal 3 Februari 1930. Si

Ben Lui alias Pang Itam telah ditewaskan pada tanggal 25

September 1929. Si Asan telah ditewaskan pada tanggal 21

Januari 1930. Si Doraman Ob telah ditangkap oleh penduduk

kampung dan telah diserahkan kepada kita pada tangga1 18 Juli

1929. Si Lihin telah datang melapor kepada kita pada tanggal 24

Februari 1930. Waki Puteh alias Pang Nya' Neh telah

ditewaskan pada tanggal 23 Oktober 1929 dan Si Ma’ Nu telah

ditewaskan pada tanggal 23 Oktober 1929.

Jadi, selain Teuku Raja Tampok masih tertinggal lagi Si

Min dan Si Malem. Selanjutnya, menurut berita-berita yang

diperoleh belakangan, Pang Karim masih hidup juga.

Pada permulaan bulan April 1930 telah dijumpai sebuah

komplot di kampung Keubeue Jagat, kenegerian Seunagan, yang

bermaksud hendak menyerang sebuah brigade tentara; mereka

yang bersepakat jahat itu kemudian telah dihukum oleh

Pengadilan Musapat.

Pada tanggal 14 November 1930, ketika diadakan

pemeriksaan "pas" di kampung Blang Tado, kenegerian

Seunagan, sebuah brigade yang dipimpin oleh seorang letnan

telah diserbu oleh seorang Aceh. Letnan itu mengalami luka-

luka yang tidak berarti, sedang penyerangnya dapat ditewaskan.

Dalam pemeriksaan ternyata bahwa kejadian itu merupakan hal

yang tersendiri; tidak akan mempengaruhi ketentraman dalam

daerah.

Dalam bulan November 1931 diterima berita bahwa tiga

orang dari kampung Keubeue Jagat, kenegerian Seunagan, yakni

Keuchik Seuman, Si Amat, dan Si 'Yong telah menyingkir dari

Page 37: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

32

kampungnya untuk bergabung dengan kelompok pemberontak.

Pada pemeriksaan setempat yang segera dilakukan oleh pejabat

kontelir bersama pejabat ulèebalang Seunagan ternyata bahwa

Keuchik Seuman merasa tidak senang terhadap keputusan

ulèebalang cut nya dalam faraid harta benda dan karenanya

memang benar bahwa ia bersama dua orang pengikutnya itu

hendak menyingkir. Pada kesempatan itu ketiga mereka tersebut

datang melapor. Oleh Pengadilan Musapat diputuskan

melakukan pembatalan terhadap keputusan ulèebalang cut –

yang memang tidak benar itu – sehingga, berkat campur tangan

yang segera dari pihak pemerintah, ketiga orang yang merasa

tidak senang itu kembali lagi ke kampung halaman mereka.

Tangga1 19 November 1931 diperoleh berita bahwa

seorang bernama Pang Bén, berasal dari kampung Blang

Meurandéh, kenegerian Beutong, telah meninggalkan harta

bendanya dan bersama isterinya telah berangkat ke kampung

Blang Tado. Oleh karena tidak diperoleh lagi jejak-jejak Pang

Bén dan isterinya itu, walaupun telah dilakukan usaha yang amat

giat ke arah itu, maka terdapat anggapan bahwa ia pastilah telah

menggabungkan diri dengan kelompok Teuku Raja Tampok.

Pada tanggal 9 Juni 1929 telah meninggal dunia Teuku

Keumangan, pejabat ulèebalang Seunagan, setelah mengidap

penyakit yang lama. Beliau terkenal sebagai seorang ulèebalang

yang kuat dan mampu menahan penduduk di dalam daerahnya

yang "suka berperang" itu. Sebagai penggantinya telah diangkat

Teuku Bén, putera pejabat yang mendahului Teuku Keumangan

sebagai pejabat-sementara, seorang yang memang berhak untuk

menjadi ulèebalang kenegerian tersebut. Pemerintah perlu

mengamat-amati agar Teuku Bén, seorang pemuda yang

berwatak lekas marah, dapat mempertahankan hubungan

baiknya dengan para ulèebalang cut.

Page 38: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

33

4. Teuku Karim dan anggota-anggota pemberontak

lainnya di dalam kenegerian Selatan Aceh

Seperti telah dijelaskan di atas, wilayah daerah-daerah

kenegerian bagian Selatan Aceh sudah seluruhnya dibersihkan

dari sisa-sisa kaum pemberontak. Dari mereka yang tidak dapat

didamaikan itu seperti disebut dalam memori serah terima

Gubernur Goedhart: Si Bén telah ditewaskan pada tanggal 9

September 1931. Si Yatim telah ditangkap pada tanggal 11

Maret 1930. Teuku Karim telah melapor pada tanggal 21 Januari

1930. Teuku Bugéh telah meninggal dunia. Pang Barat telah

melapor pada 23 Desember 1929. Nyak Hat telah melapor pada

tanggal 8 Februari 1930. Si Usén telah melapor pada tanggal 21

Januari 1930. Si Molot telah melapor pada tanggal 21 Januari

1930. Abu Seuman alias Pang Seuman telah melapor pada

tanggal 8 Februari 1930.

Jika pada permulaan tahun 1931 tertingga1 hanya

seorang pemberontak saja, yaitu Si Pén, dalam wilayah

kenegerian bagian Selatan Aceh, maka dalam bulan Maret dan

April tahun itu sudah ada 2 lagi, yakni Si Rani dari kampung

Ujong Gunong dan Agam Cut dari kampung Pinto Rimba yang

telah menggabungkan diri dengannya. Sebab-musabab Si Rani

menyingkir ialah keadaan yang tidak rukun dengan istrinya dan

jiran-jirannya; ia menderita penyakit kusta dan mengharapkan

kematiannya setelah ia membunuh seorang kaphé. Agam Cut

telah menyingkir karena takut memperoleh hukuman

disebabkan telah beberapa kali orang Si Bén datang ke

rumahnya. Sejak tahun 1925 kedua mereka itu telah tergolong

sebagai “orang-orang jahat” atau pemberontak, akan tetapi

kemudian mereka telah melapor.

Si Rani telah ditewaskan pada tanggal 8 Juli 1931,

sedang Agam Cut dapat ditangkap pada tanggal 3 Agustus 1931.

Dengan tertembaknya Si Bén pada tanggal 9 September 1931,

maka "penjahat" terakhir dalam daerah-daerah kenegerian

Page 39: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

34

bagian Selatan Aceh telah dapat ditewaskan. Hal ini merupakan

suatu sukses yang penting disebabkan Si Bén yang sejak

permulaan terjadinya pemberontakan telah menggabungkan diri

dengan anggota-anggota pemberontak itu dan selama beberapa

waktu telah bertualang seorang diri di hutan-hutan sehingga

sebagian penduduk menganggapnya sebagai seorang keramat.

Pada tempat ini dengan segala senang hati saya

menyampaikan penghormatan saya terhadap cara yang jitu

dalam penunaian tugas-tugas yang telah dilakukan oleh pihak

ketentaraan dan terutama pula kepada para ulèebalang cut dalam

kenegerian Kluet dan Tapak Tuan yang telah memberikan

bantuan mereka yang amat berharga dalam rangka

memusnahkan "orang-orang jahat" itu.

D. GERAKAN BUMIPUTERA

1. Pergerakan Komunis

Di tahun-tahun terakhir hampir-hampir tidak terdengar

lagi tentang propaganda-propaganda komunis. Selama kita

dapat menjamin memperoleh bantuan sepenuhnya dari pihak

ulèebalang, maka rakyat Aceh tampaknya tidak akan merupakan

tanah yang subur bagi perkembangan gerakan komunis, apalagi

para ulèebalang itu melihat gerakan tersebut sebagai

penggrogotan terhadap kewibawaan mereka. Kendatipun

demikian harus dijaga dengan secermat-cermatnya, mengingat

mentalitas orang Aceh yang tetap bercita-cita hendak mengusir

kaphé-penjajah, agar cita-cita itu tidak dipergunakan demi

kepentingan gerakan komunis.

Dengan surat keputusan Pemerintah Pusat tanggal 19

Januari 1932 Nomor 13 telah dibatalkan hukuman buang

terhadap Cut Din alias Kenet dan kepadanya dibenarkan lagi

kembali ke Aceh. Ia adalah putera seorang kali pada Pengadilan

Musapat di Meulaboh yang sangat setia bernama Teungku Nya’

Kali. Sesampai di Sabang dan karena jauh dari pengawasan

ayahnya itu, maka Cut Din kehilangan lagi keseimbangannya,

Page 40: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

35

sehingga terhadapnya harus dikenakan tindakan politik lagi.

Kepada ayahnya telah diminta agar Cut Din ditempatkan

ditempatnya dan selama ia di sana, saya tidak menyangsikan,

bahwa ia akan bergaul lagi dengan aksi-aksi yang tidak setia.

Dengan surat keputusan Pemerintah Pusat yang serupa

telah dicabut hukuman buang kepada Abdul Karim Muhammad

Sutan. Jika saya tidak menaruh keberatan tarhadap kembali Cut

Din ke Aceh, hal demikian tidak dapat saya benarkan terhadap

Abdul Karim. Bukan tidak mungkin bahwa pandangan saya

dalam hal ini keliru dan ini saya harapkan sekali.

Dengan surat keputusan Pemerintah Pusat tanggal 3 Juli

1931 Nomor 11 telah diinternir seorang Aceh bernama

Mohammad Hanafiah ke Digul Atas dan dengan surat keputusan

Pemerintah Pusat tanggal 11 Desember 1931 Nomor 19 telah

ditetapkan tindakan yang serupa terhadap Teuku Mohammad

Ali Basyah, bekas ulèebalang kenegerian Matang Kuli, wilayah

Lhok Sukon. Terutama yang disebut belakangan ini telah

memperlihatkan gejala-gedala yang berbahaya bagi ketentraman

dan ketertiban umum. Pada akhir tahun 1931 tidak ada orang-

orang yang harus diperlakukan peraturan perjalanan tahun 1918;

ke dalam daftar orang-orang yang tidak setia dimasukkan pula

Minggu dan Massuan, kedua-duanya bekas anggota komunis.

Jika sebelumnya diantara pekerja-pekerja kontrak

perkebunan kadangkala tercium jejak-jejak propaganda

komunis disebabkan keadaan "malaise" sehingga sejumlah

besar mereka itu harus dikembalikan ke Jawa, maka kini tidak

diketahui lagi tentang hal itu. Selanjutnya, terhadap awak kapal

bangsa Cina yang bekerja pada beberapa buah kapal perlu

diperhatikan dengan dengan teliti. Beberapa kali telah dijumpai

di Sabang buku-buku yang berbau komunis, besar kemungkinan

telah dimasuskkan oleh awak kapal itu. S.S. "de Haag” terkenal

dalam hal itu.

Page 41: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

36

2. Pergerakan PNI

Jika Gubernur Goedhart menyebut di dalam memori

serah terimanya menyatakan bahwa terdapat kemungkinan

bahwa dahulu PNI bermaksud memasukkan Aceh ke dalam

daerah kerjanya, namun pendirian cabang gerakan tersebut tidak

pernah diwujudkan. Memang dahulu pernah diketahui adanya

orang-orang yang bersimpati dengan usaha PNI. Oleh karena

dalam pada itu telah dibubarkan dan sebagai gantinya telah

muncul PI yang belum pernah berusaha mengadakan

propaganda dalam daereh ini, maka baiklah saya tidak

berpanjang kalam dalam masalah ini.

3. Perkumpulan SI dan PSII

Tentang SI tidak ada terdengar apa-apa lagi, sedang PSII

tidak terdapat di Aceh.

4. Perkumpulan Muhammadiyah, Sumatra Thawalib,

dan Ahmadiyah

Muhammadiyah mempunyai 7 buah cabang di Aceh,

yaitu di Kutaraja, Sigli, Bireuen, Takengon, Lhokseumawe,

Langsa, dan Kuala Simpang serta 2 buah kelompok di Sabang

(di bawah Kutaraja) dan Paya Bedi (di bawah Kuala Simpang).

Termasuk 12 orang Gayo dan 7% orang-orang Aceh jumlah

anggota-anggota selebihnya terdiri dari para pendatang.

Animo yang sangat sedikit terdapat di kalangan orang-

orang Aceh disebabkan karena di suatu pihak ada beberapa

ulèebalang yang memang menaruh perhatian terhadapnya

sedangkan di lain pihak mereka bersikap sembrono. Di samping

itu pula berhubung orang-orang Aceh tergolong penganut Islam

yang konservatif dan karenanya tidak menyukai gagasan-

gagasan modern yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah.

Sebagai konsul perkumpulan itu bertindak Teuku

Muhammad Hasan, putera tertua ulèebalang Glumpang Payong,

Page 42: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

37

seorang tokoh yang dikenal di seluruh daerah Aceh. Mengenai

perwakilannya itu perlu kiranya dicatat bahwa tubrukan-

tubrukan di antara anggota-anggotanya dengan mereka yang

berpaham lain boleh dikatakan tidak terjadi.

Muhammadiyah terkenal sebagai organisasi yang loyal;

jika di sana sini terdapat kecurigaan-kecurigaan terhadap

perkumpulan itu maka itu disebabkan karena di dalam

kepengurusannya terdapat orang-orang yang dahulu pernah

terdaftar sebagai orang-orang yang tidak loyal.

Di samping cabang-cabangnya di Aceh (hal ini terjadi

juga dengan kelompok di Sabang) Muhammadiyah mempunyai

juga bagian kewanitaannya yang dinamakan 'Aisyiyah. Jika

dahulu pada beberapa tempat terdapat kelompok pandu Hizbul

Wathan yang tergabung pada Muhammadiyah, dalam pada itu

latihan-latihannya sudah dihentikan.

Di Kutaraja, Sigli dan Kuala Simpang oleh

Muhammadiyah sudah didirikan sekolah Belanda-Indonesia

(=H(ollandsch) I(nlandsche) S(chool)); sekolah serupa di

Lhokseumawe sudah ditutup karena kurangnya perhatian.

Kendatipun tingkat pendidikan pada sekolah-sekolah itu belum

lagi dapat disetarafkan dengan sekolah Belanda-Indonesia

Pemerintah Belanda, namun telah diadakan usaha yang segiat-

giatnya untuk memperbaiki mutunya itu.

Tentang perkumpulan Sumatra Thawalib dan

Ahmadiyah sangat sedikit ditandai di dalam wilayah Tapak

Tuan. Hampir untuk seluruh daerah kebupatian Aceh Barat

masih berlaku ketentuan yang tidak membenarkan diadakannya

propaganda-propaganda sesuatu aliran yang tidak diizinkan.

Dalam wilayah Takengon seorang propagandis Ahmadiyah

sudah berusaha untuk memperoleh pengikut-pengikutnya, tetapi

hasilnya kurang sekali.

Page 43: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

38

5. Perkumpulan Bumi Putera Lainnya

Cabang-cabang Jong Islamieten Bond (=Perkumpulan

Pemuda Islam) telah didirikan dalam tahun 1930 di Kutaraja,

Sigli, dan Lhokseumawe. Di tempat yang disebut pertama

terdapat bagian kewanitaannya. Mereka menerangkan bahwa

mereka tidak akan bergerak di bidang politik, tetapi khusus di

bidang agama. Cabang Kutaraja telah mendirikan perkumpulan

kooperasi dan cabang Sigli merencanakan akan meniru contoh

tersebut. Di Lhokseumawe belum lagi terlihat tanda-tandanya.

Cabang Pembela Negeri yang berada di Lhokseumawe sedikit

sekali menunjukkan tanda-tanda kehidupannya.

Oleh Al-Islam Comite, subkomite di Sigli pada tanggal

11 Oktober 1931 telah diadakan rapat di Sigli yang sekiranya

tidak segera diambil tindakan oleh pihak pemerintah telah

membicarakan hal-hal yang terlarang. Mengenai hal ini

dipersilakan membaca surat-menyurat dengan Jaksa Agung

yang terdapat dalam arsip.

Perkumpulan "teuku-teuku" yang didirikan di Aceh

dengan anggota-anggotanya terdiri dari para ulèebalang, teuku-

teuku dan orang-orang terkemuka lainnya dan bertujuan

memperjuangkan kepentingan-kepentingan anggotanya,

diketuai oleh ulèebalang Peusangan, wilayah Bireuen, yang

terkenal sangat setia itu.

Mengenai perkumpulan-perkumpulan lain dipersilakan

menelaah laporan-laporan politik yang terdapat dalam arsip;

akan memakan tempat yang sangat banyak jika diterangkan

semuanya itu di sini.

6. Mempelajari Gerakan-Gerakan Bumiputera

Usul Gubernur Goedhart yang bermuat dalam suratnya

bertanggal 6 April 1929 Nomor 185/Rahasia agar Tuanku

Mahmud diperbantukan pada Kepala Pemerintah Daerah dalam

Page 44: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

39

rangka mempelajari dan memberi nasihat terhadap gerakan-

gerakan bumiputera, sudah disetujui oleh Pemerintah Pusat. Di

samping itu, dalam tahun 1931 Tuanku Mahmud telah diangkat

menjadi anggota Dewan Rakyat. Ia seorang yang baik, memiliki

cara-cara pergaulan yang menyenangkan, yang kesetiaanya

terhadap Pemerintah Belanda tidak perlu disangsikan.

Tuanku Ibrahim, putera bekas pretenden (penuntut)

Sultan Aceh, Tuanku Muhammad Dawot, berdiam dengannya.

Atas usul saya (lihat surat tangal 10 April 1931 Nomor

64/Rahasia) Wali Negara telah menyetujui agar Tuanku Ibrahim

kembali ke Kutaraja sebagai percobaan selama 3 bulan yang

selalu dapat diperpanjang kepala pemerintah daerah untuk masa

3 bulan sampai tercapai suatu keputusan yang definitif.

Persetujuan itu mengandung syarat bahwa sekiranya

kelakuannya atau kehadirannya di Kutaraja dapat menimbulkan

gangguan ketentaman dan ketertiban di dalam daerah, maka ia

segera akan dikembalikan lagi ke Betawi.

E. PERGERAKAN ORANG-ORANG CINA

Kendatipun orang-orang Cina dengan seksama

mengikuti perjuangan-perjuangan yang terjadi di Timur Jauh

antara negeri Cina dengan Jepang, namun mereka itu tetap

menahan diri untuk tidak melakukan akses-akses terhadap

orang-orang Jepang yang tidak seberapa jumlahnya di daerah

ini. Dengan perataraan ketua-ketua mereka, orang-orang Cina

diberitahukan tentang syarat-syarat yang harus mereka penuhi

dalam rangka pengumpulan sumbangan-sumbangan untuk para

korban di negeri Cina.

Pendidikan di sekolah-sekolah Cina harus diawasi

dengan ketat; sesekali terlihat juga gejala-gejala bahwa di

dalamnya tidak bebas dari tujuan-tujuan komunis. Mengenai

daya upaya untuk mengawasi awak-awak kapal KPM bangsa

Cina yang menyebarkan buku-buku komunis sudah dijelaskan

sebelum ini.

Page 45: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

40

II. ALAT-ALAT PERLENGKAPAN PEMERINTAHAN

1. Pembagian Administrasi, Pemerintah Eropah, dan

Kepala-Kepala Pemerintahan Bumiputera

Mengenai pembagian administrasi dipersilakan mula-

mula menelaah Lembaran Negara Tahun 1922 Nomor 451.

Daerah terbagi dalam 6 buah daerah kebupatian dan 23 buah

daerah wilayah. Usul pejabat yang mendahului saya untuk

menghapuskan wilayah Padang Tiji dan menggabungkan bagian

yang langsung diperintah pada wilayah Seulimeum dan bagian

swaprajanya pada wilayah Sigli, sudah disetujui oleh

Pemerintah Pusat.

Wilayah daerah-daerah kenegerian bagian Selatan Aceh

yang sementara sifatnya itu masih juga ada tidaklah bijaksana

untuk mencabut ketetapan pembentuknya itu. Namun,

sehubungan dengan daya-upaya melakukan penghematan telah

saya usulkan, agar dilakukan :

1) Penghapusan daerah kebupatian Aceh Utara dan

menggabungkan wilayah-wilayah Bireuen dan

Lhokseumawe yang selama ini menjadi bagiannya ke

dalam daerah kebupatian Pidie dan wilayah Lhok Sukon

ke dalam daerah kebupatian Aceh Timur;

2) Penghapusan wilayah Lhok Nga dan menggabung-

kannya pada wilayah Kutaraja;

3) Penghapusan wilayah Meureudu dan

menggabungkannya pada wilayah Bireuen;

4) Penghapusan wilayah SerbÖjadi dan

menggabungkannya pada wilayah Langsa dengan

mengadakan seorang perwira penghubung di LÖkÖp

(SerbÖjadi).

Mengenai usul ini belum lagi diperoleh ketetapannya.

Atas permintaan Komisaris Pemerintah agar diadakan

perubahan daerah-daerah pemerintahan, telah saya perbuat

Page 46: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

41

sebuah bagan/skema mengenai pembagian daerah-daerah di

Aceh menurut rencana perubahan itu. Sebelum ini sudah

dijelaskan bahwa terhitung mulai akhir Januari 1932 sudah

dihapuskan daerah-daerah perwira penghubung di Geumpang,

Lamno, dan Blang Pidie, sedang perwira-perwira penghubung

di Kuala Batèe, Jeuram, dan Lam Ie untuk sementara masih

diperlukan.

Daerah Aceh sebagiannya terdiri atas daerah-daerah

yang langsung diperintah dan sebagiannya yang memiliki

pemerintahan sendiri atau swapraja; ke dalam daerah yang

langsung diperintah, termasuk daerah kebupatian Aceh Besar,

wilayah Singkil (dari daerah Kebupatian Aceh Barat) serta ibu

kota daerah-daerah kebupatian dan wilayah yang berikut ini:

Meulaboh, Calang, Tapak Tuan, Sigli, Bireuen, Lhokseumawe,

Lhok Sukon, Idi, Langsa dan Kuala simpang.

Pada waktu diadakannya konperensi pemerintahan

Departemen Dalam Negeri tahun 1931 telah menjadi

pembicaraan mengenai pengembalian apa yang dinamakan pal

… ke dalam daerah yang berpemerintahan sendiri. Walaupun

dalam prinsipnya saya tidak menaruh keberatan terhadap hal

tersebut, namun, mengingat pelaksanaannya itu memberatkan

keuangan Negara, saya menganggap ada baiknya untuk

menunggu waktunya yang mengizinkan.

Sehubungan dengan cara-cara korps Pemerintahan

Eropa menjalankan tugasnya, Gubernur Goedhart

menambahkan yang saya anggap penting sekali sehingga perlu

mengulanginya lagi secara harfiah di sini: “sehubungan dengan

penjelasan-penjelasan yang disebut di situ ingin saya tambahkan

bahwa kepala pemerintahan daerah perlu selalu memperhatikan

agar pegawai pemerintahan Eropah hendaknya selalu

mempertahankan kontaknya dengan para ulèebalang dan rakyat.

Untuk itu perlu sekali diadakan perjalanan-perjalanan

(=tournee) yang banyak, terutama bermalam di kampung-

kampung, bukan dengan maksud yang disengaja untuk

Page 47: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

42

menyelidiki tindakan-tindakan para ulèebalang yang tidak adil

melainkan untuk turut menghayati penghidupan rakyat dan

membentuk kelompok persahabatan dan kenalan sehingga

memperoleh kesempatan mencapai suara-suara mereka yang

menjurus kepada keadaan politik yang tidak menguntungkan.

Pegawai-pegawai Pemerintahan Eropah harus bersikap agar

mereka itu tidak hanya menjadi “tukang kumpul pajak, tukang

kutip uang rodi, dan penindak hukum saja.” Kata-kata

mengemong yang harus dicamkan oleh para pegawai

Pemerintah Eropah serta pelaksanaannya merupakan alat yang

tak dapat ditinggalkan begitu saja dalam pelaksanaan

pemerintahan.

Di daerah Aceh tidak ada pemerintahan bumiputera

yang diadakan karena jabatan (=ambetelijk), juga tidak ada di

dalam daerah yang langsung diperintah. Begitu juga halnya

dengan ulèebalang cut- ulèebalang cut di dalam daerah yang

berpemerintahan sendiri yang diangkat berasaskan hak terun-

temurun serta tak dapat diadakan pemindahannya. Seperti

halnya dengan penjabat yang mendahului saya, maka saya pun

menganggap tidak bijaksana untuk mengadakan pemerintahan

bumiputera yang berjabatan.

Uraian ini akan menjadi panjang sekali jika dibicarakan

satu per satu mengenai ulèebalang cut- ulèebalang cut yang

jumlahnya cukup banyak itu, termasuk juga para ulèebalang

serta kepala-kepala yang menjadi bawahan mereka itu. Secara

umum dapat dikatakan bahwa sangat menyenangkan bekerja

sama dengan mereka itu kendatipun tentu saja terdapat

perbedaan-perbedaan besar dalam hal pendidikan, kapasitas,

serta watak.

Pengaruh para ulèebalang terhadap rakyat mereka sangat

besar. Oleh karena itu bukanlah hal yang tidak benar jika pernah

dikatakan bahwa jika terjadi sesuatu hal, rakyat serta merta

bersatu di belakang ulèebalang-nya. Memperhatikan hal-hal ini

merupakan prinsip dalam menjalankan kebijaksanaan

Page 48: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

43

pemerintahan. Pemerintah selalu menyarankan agar putera-

putera para ulèebalang, terutama mereka yang kelak akan

terpanggil menggantikan ayah-ayah mereka (kebanyakannya

adalah putera tertua) seharusnya memperoleh pendidikan yang

sesuai. Mengenai jenis pendidikan itu tentu saja perlu perlu

dihubungkan dengan “kedudukan” ulèebalang yang

bersangkutan. Tidaklah benar bahwa pendidikan itu harus lebih

tinggi daripada jabatan ulèebalang itu. Biasanya hal ini akan

menjurus kepada ketidakpuasan.

Kesempatan memperoleh pendidikan boleh dikatakan

sudah cukup di Aceh; di samping sekolah-sekolah sambungan

(=vervolgschool) dan sekolah-sekolah pemerintah kelas 2

(=gouvernementsschool 2e klas), tentang sekolah-sekolah

rakyat (=volksschool) tidak perlu disebut lagi!, terdapat pula

sekolah-sekolah Belanda-Indonesia (=Hollandsch Inlandsche

School) di Kutaraja (2 buah), di Sigli, Bireuen, Lhokseumawe,

Langsa, dan Tapak Tuan. Di samping itu, sekolah-sekolah

rendah Belanda (=Europesche Lagere School) terdapat di

Kuataraja (di tempat ini bahkan terdapat sekolah Roma Katolik),

Sigli dan Langsa serta sebuah cabang MULO dari AMS di

Kutaraja.

Untuk mencegah adanya usaha untuk mendiskreditkan

sekolah-sekolah Belanda-Indonesia seringkali terdengar orang

berkata bahwa pendidikan pada sekolah-sekolah ini kurang

nilainya dibandingkan dengan sekolah-sekolah rendah Belanda,

suatu hal yang sama sekali tidak benar – dan untuk mencegah,

agar merendahkannya tingkat pendidikan sekolah-sekolah

rendah Belanda itu, maka dengan hati-hati sekali diadakan

pencegahan pemasukan anak-anak bumiputra, juga anak-anak

para ulèebalang, kekelompok sekolah-sekolah yang disebut

terakhir.

Dengan memperhatikan usaha-usaha melakukan

penghematan, maka oleh pihak saya telah diusulkan dan telah

pula disetujui! agar jumlah biaya tahunan yang disediakan untuk

Page 49: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

44

kepala pemerintah daerah guna membiayai perumahan,

penghidupan, pakaian, uang sekolah, pengangkutan dari tempat

tinggal ke tempat bersekolah pulang pergi dan sebagainya dalam

rangka memberikan pendidikan kepada putera-putera

ulèebalang dan orang-orang terkemuka lainnya di dalam daerah

yang langsung diperintah, dapat dikurangi dari f4.000,00

menjadi f 3.000,00.

Mengenai pemberian tunjangan serupa di dalam daerah-

daerah yang berpemerintahan sendiri yang dibiayai dari dana

anggaran belanja kenegerian harus pula diperlakukan dengan

cara yang hemat sekali.

“Internat Aceh” di Kutaraja adalah sebuah pemondokan

yang baik sekali untuk menampung anak-anak orang baik-baik

yang mengunjungi sekolah Kutaraja. Sekali-sekali perlu

digalakkan agar para ulèebalang untuk memasukkan putera-

putera mereka ke internat tersebut. Anak laki-laki tidak ada

animo untuk masuk ke sini karena mereka merasa kurang

senang menuruti peraturan-peraturan keras dan disiplin yang

dijalankan di pemondokan tersebut.

2. Kepolisian Umum

Kepolisian umum dalam daerah ini terdiri atas Polisi

Kota dan Polisi Pemerintah. Formasi dan diskolasi polisi kota

ditetapkan di tempat sebagai berikut.

1) Di Kutaraja ada 1 kepala pengawas polisi, 1 agen-kepala

polisi, 1 mantri polisi, 2 resersir, dan 62 agen-polisi;

2) Di Sabang ada 1 komisaris-pembantu polisi, 1 pengawas

polisi, 7 agen-kepala polisi, 1 mantri-polisi, dan 16 agen-

polisi;

3) Di Langsa ada 1 pengawas polisi, 2 agen-kepala polisi, 1

mantri-polisi, 1 resersir, 1 komandan setempat, dan 27

agen-polisi.

Page 50: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

45

Polisi pemerintah yang terdapat di tiap-tiap ibu kota wilayah

terdiri dari 17 mantri-polisi, 9 resersir, dan 136 agen-polisi.

Jika dibandingkan kekuatan organik korps polisi dengan

hal serupa yang dinyatakan dalam memori serah terima pejabat

yang mendahului saya, maka nyatalah bahwa dalam penyusunan

formasinya itu sudah diakukan penghematan.

Dengan surat saya tanggal 12 Oktober 1931 Nomor

807/Rahasia, direktur departemen tersebut menjawab melalui

suratnya tanggal 5 Desember 1931 Nomor: pol x 5/3/1 yang

menganjurkan agar untuk sementara tidak dilakukan perubahan-

perubahan dalam formasi-formasi yang telah ada, akan tetapi

dalam beberapa pengecualian ia akan memperhatikan usul saya

itu pada penyusunan anggaran 1933.

Dari 17 mantri polisi yang termasuk ke dalam polisi

pemerintah terdapat 2 lowongan, yaitu di Blang Kejeren dan

Calang, yang tidak diisi; saya mengganggap, bahwa tidak perlu

untuk kedua tempat tersebut diangkat pejabat-pejabat baru. Juga

untuk Bakongan saya menganggap tidak perlu ada seorang

mantri polisi; pada waktu dijalankannya perubahan-perubahan

pemerintahan yang berlaku untuk tempat-tempat lain, seperti

telah dinyatakan dalam lampiran II surat saya bertanggal 26

November 1931 Nomor 983/5 yang ditujukan kepada komisaris

pemerintahan untuk urusan-urusan perubahan pemerintahan,

haruslah mengenai hal itu mendapat perhatian.

Mengenai rencana mengangkat 2 orang resersir Cina,

masing-masing untuk wilayah Langsa dan Tamiang, yang telah

diusulkan oleh pejabat yang mendahului saya, tidak dapat

dilaksanakan karena tidak dapat diperoleh peminat-peminat

yang bersedia menerima bayaran yang tidak terlalu mahal untuk

jabatan tersebut. Sehubungan dengan keadaan keuangan negara

yang tampaknya amat suram yang berhubungan pula dengan

perkembangan hasil-hasil perkebunan, saya menganggap tidak

perlu untuk mengadakan pengangkatan itu.

Page 51: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

46

Formasi dan dislokasi polisi lapangan (=veldpolitie)

dalam daerah Aceh telah ditetapkan sebagai berikut.

1) Di Kutaraja 1 komisaris klas 1/pimpinan teknis;

2) Di Kutaraja 1 pengawas kepala polisi, 1 mantri polisi, 2

komandan-setempat dan 18 agen-polisi;

3) Di Sabang 1 pengawas kepala polisi, 4 komandan-

setempat, dan 35 agen polisi;

4) Di Kuala Simpang 1 pembantu komisaris polisi, 2 mantri

polisi, 8 komandan setempat, dan 74 agen polisi;

5) Di Idi 1 kepala komandan setempat, 2 komandan-

setempat, dan 18 agen polisi;

6) Di Sinabang 1 mantri polisi, 1 kepala komandan

setempat, 3 komandan setempat, dan 27 agen polisi.

Dengan surat saya bertanggal 8 Maret 1932 Nomor

34/Sangat Rahasia di tangan sendiri yang ditujukan kepada

kepala komisi ketentaraan dan kepolisian telah saya usulkan

agar polisi lapangan yang berada di Kutaraja dan Sabang,

masing-masing berjumlah 1 dan 2 brigade, dihapuskan saja dan

tugas-tugas mereka itu diserahkan kepada pihak ketentaraan.

Jumlah penghematan akibat dilaksanakannya usul tersebut akan

mencapai f 34.000,00.(4)

Pimpinan teknis polisi lapangan juga bertugas dengan

pimpinan polisi mata-mata sedaerah. Kepadanya telah

diperbantukan seorang kepala resersir dan seorang resersir.

Daftar orang-orang yang tidak setia dan dicurigai akan

dikerjakan olehnya. Di samping itu, ia juga bertugas

memperbuat daftar-daftar sinyalemen orang-orang itu. Setiap

( 4 ) oleh karena dalam pembicaraan yang dilakukan dengan komisi ketentaraan dan kepolisian di Medan pada tanggal 20 April yang lalu ternyata bahwa keadaan keuangan negara menghendaki dilakukannya penghematan selanjutnya, maka saya berpendirian bahwa sehubungan dengan hal polisi lapangan di Idi dan Sinabang perlu dihapuskan dan sebagai gantinya pihak ketentaraan selalu akan mengadakan patroli di dalam resor-resor itu.

Page 52: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

47

bulan ia mengirimkan laporan politik polisionil mengenai semua

hal yang berhubungan dengan bidang gerakan penduduk

bumiputera dan Cina untuk disahkan oleh kepala pemerintah

daerah; selembar dari padanya akan dikirimkan ke berbagai-

pejabat. Agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-

baiknya, maka dianggap perlu sekali sekiranya pemimpin urusan

urusan reserse daerah menguasai bahasa, keadaan daerah dan

penduduknya serta seringkali pula mengadakan hubungan

dengan para pegawai pemerintah di dalam daerah.

Hal lain yang juga penting disebut di sini adalah kapal

milik pemerintah daerah “Jambi” di Kuala Langsa telah diganti

dengan sebuah perahu motor yang laju jalannya yang

dipergunakan untuk keperluan pengawasan oleh Urusan Bea

Cukai di Telaga Tujuh, Tanjung Genteng, dan Kuala Bugak. Hal

ini juga untuk mencegah penyeludupan serta untuk mengunjungi

kampung-kampung nelayan dalam wilayah Langsa oleh

pegawai-pegawai pemerintah.

III. KEADAAN EKONOMI

Akibat krisis dunia, keadaan ekonomi memperlihatkan

kemunduran yang kuat sekali. Hasil-hasil pertanian rakyat

mengalami kemerosotan harganya, demikian rupa, sehingga

dalam beberapa daerah tidak mencapai harga yang

menguntungkan lagi untuk jenis-jenis hasil itu dan tidak dapat

dilakukan penjualannya. Dengan demikian, maka produsennya

sedikit sekali memperoleh penghasilannnya dan daya beli pun

menjadi berkurang sekali. Kurangnya berada uang di berbagai-

bagai daerah telah menyebabkan rumah tangga keuangan

(=geldhuishouding) penduduk berubah menjadi rumah tangga

hasil bumi (=productenhuishouding).

Kesempatan kerja, baik di pihak pemerintah maupun di

pihak pertikelir menjadi semakin berkurang. Jika dahulu dapat

diperoleh uang dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan

pemerintah, terutama pembuatan jalan-jalan, dewasa ini

Page 53: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

48

kesempatan itu pun sudah sangat berkurang. Di samping itu

masa-masa yang buruk telah memaksa segala jenis perusahaan

dan perkebunan untuk melakukan penghematan dan akibatnya

itu banyak pekerja yang harus diberhentikan.

Melihat keadaan itu maka tidaklah menherankan jika

amat sulit untuk mendapatkan pemasukan pajak sehingga

badan-badan pemberi kredit, dengan jumlah-jumlah tunggakan

yang semakin bertambah terpaksa melakukan politik pinjaman

yang hati-hati sekali. Satu hal yang menguntungkan ialah

adanya persediaan bahan makanan yang cukup, bahkan di

berbagai daerah terdapat surplus beras yang amat berarti.

Mengenai penduduk bangsa Eropah perlu dicatat bahwa

perkebunan-perkebunan dan maskapai minyak (BPM) telah

terjadi sejumlah pemberhentian; mereka yang diperhentikan itu

kebanyakannya kembali ke Eropah.

Jika dari uraian di atas tergambar keadaan ekonomi

penduduk yang sangat tidak menguntungkan itu, maka di sudut

lain akibat dari krisis dunia ialah timbulnya keadaan keuangan

negara yang amat mengelisahkan dan karenanya harus pula

dilakukan penghematan-penghematan dalam pengeluaran

anggaran. Banyak saran mengenai dengan penghematan telah

saya kemukakan kepada kepala-kepala departemen atau kepala-

kepala dinas; salinan usul-usul itu telah dikirimkan kepada

Thesauri Jenderal. Akan mengambil tempat yang banyak jika

usul-usul itu satu per satu disebut di sini. Lagi pula sebagian dari

padanya sudah disetujui dan untuk itu saya padai sekiranya

pengganti saya sudi kiranya memperhatikan berkas

“Penghematan”.

Politik penghematan negara turut pula mempengaruhi

keadaan kas-kas daerah kenegerian sehingga harus pula

dilakukan pengeluaran yang amat penting-penting saja. Dari 17

kas daerah kebupatian, wilayah kenegerian yang telah terbentuk

di daerah ini, dalam tahun 1932 diharapkan dapat ditambahkan

sebuah lagi yaitu kas wilayah Tanah Alas.

Page 54: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

49

A. PERTANIAN BUMIPUTERA

1. Tanaman Padi

Tanaman utama adalah padi yang ditanam di sawah dan

ladang. Akibat “malaise” dan penurunan harga barang-barang

perdagangan yang berhubungan dengan itu pada umumnya,

serta di samping itu juga karena semakin berkurangnya

kesempatan bekerja di perkebunan-perkebunan dan

pertambangan-pertambangan, maka penduduk kini telah

mengerjakan usaha-usaha pertaniannya secara lebih intensif.

Luas areal persawahan dalam wilayah Langsa dan

Lhoksukon selama tahun 1929 sampai tahun 1931 telah

bertambah sebanyak 40%. Dalam tahun 1928 luas seluruh areal

persawahan oleh Dinas Penyeluhan Pertanian ditaksir sebanyak

130.000 hektare. Akan tetapi, berdasarkan pemeriksaan Dinas

Pekerjaan Umum dalam tahun 1930 taksiran tersebut terlalu

optimistis; luasnya itu (dibulatkan) sebanyak 124.000 hektare.

Daya upaya untuk memperbaiki mutu beras Aceh tetap

dilanjutkan dan diawasi oleh Dinas Penyuluhan Pertanian;

pengeluaran beras Aceh, tidak termasuk pengeluaran-

pengeluaran ke Sumatera Timur dengan kereta api Aceh, tahun

itu berjumlah 280.000 kg.

Harga beras yang dalam tahun-tahun baik masih

berjumlah f15,00/100 kg, lambat laun telah merosot lagi; di

masa belakangan ini harganya bergerak antara f6,00 dan

f8,00/100 kg. Walaupun penjualannya tidak memberi

keuntungan yang banyak, namun penduduknya dianggap tetap

merasa senang karena hasil panen bahan makanan utama ini di

tahun-tahun belakangan menunjukkan surplus yang

memuaskan.

Page 55: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

50

2. Irigasi

Selama masa tugas saya tidak banyak pekerjaan besar

yang telah dikerjakan di Aceh. Sebuah yang agak besar, yaitu

pembuatan bendungan baru di Krueng Idi Rayeuk dekat Jambo

Reuhat, telah diselesaikan dalam tahun 1929, sementara

perabaikan pengaliran air sebelah kiri Krueng Peusangan telah

direncanakan, dikerjakan, serta dapat diselesaikan. Sukses yang

diperoleh dengan pekerjaan pertama adalah sedikit disebabkan

pekerjaan-pekerjaan detail untuk pengaliran dalam daerah

pengairan tersebut belum lagi dibuat. Memang dalam tahun

1930 telah dianjurkan rencananya kepada Direktur Pekerjaan

Umum, akan tetapi keadaan penghematan telah membuat

pelaksanaannya itu ditunda sampai kondisi mengizinkan.

Dengan pekerjaan-pekerajaan perbaikan pengaliran

Krueng Peusangan sebelah kiri, berkat bantuan besar yang

diperoleh dari ulèebalang-ulèebalag yang bersangkutan dan

rakyat, telah diperoleh sukses yang banyak; dari luas areal sawah

lebih kurang 1.5000 hektare yang selama 6 atau 7 tahun sebelum

dilakukan perbaikan sebagian besarnya tidak memberi hasil

karena kekurangan air, kini, setelah pekerjaan-pekerjaan itu

selesai dikerjakan, telah diperoleh hasil panen yang amat baik.

Untuk menghindari pegaduan-pengaduan yang gawat

tetapi beralasan dari penduduk yang bersangkutan, maka dalam

tahun 1931 telah diajukan rencana perbaikan pemasukan dan

pembuangan air di Paya Rubee. Rencana itupun, disebabkan

penghematan, terpaksa tak dapat diotorisasi.

Tiga buah rencana yang akan diajukan kepada Direktur

Dinas Pekerjaan Umum untuk diotorisasi, sebagian besarnya

sudah selesai dikerjakan, akan tetapi tidak dapat diselesaikan

berhubung sudah jelas diketahui bahwa pemerintah tidak akan

dapat menyediakan biaya-biaya pelaksanaannya. Diusahakan

supaya sebagian dari pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan

secara lain. Tentang ini dipersilakan memperhatikan catatan-

catatan yang tertera pada daftar tersebut.

Page 56: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

51

Dengan melaksanakan berbagai pekerjaan irigasi yang

kecil-kecil yang seluruhnya atau sebagian besarnya dikerjakan

oleh penduduk akan tetapi dipimpin atau dibantu oleh Dinas

Pekerjaan Umum tidak sedikit telah memperoleh hasil-hasil

yang memuaskan. Kebanyakan pekerjaan itu berada dalam

wilayah Bireuen karena di situ terdapat keadaan-keadaan yang

memungkinkan pelaksanaannya itu jauh lebih baik. Penduduk di

sana melihat sepenuhnya kegunaan irigasi itu ditambah pula

dengan para ulèebalang yang cakap-cakap yang banyak

memberikan bantuan mereka dalam hal itu. Dalam wilayah-

wilayah lain terdapat juga berbagai-bagai faktor teknis yang

memungkinkan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan serupa itu,

tetapi tidak atau sedikit sekali diperoleh kemungkinan yang

menguntungkan.

Dari sekian banyak pekerjaan irigasi yang

pelaksanaannya sudah dipersiapkan atau diperiksa itu dan

dicantumkan pada bagian VI dalam daftar, sebagiannya ada

yang luas sekali dan tidak mungkin dapat dikerjakan tanpa

bantuan pemerintah. Oleh karenanya tidaklah besar harapan,

bahwa pekerjaan-pekerjaan itu akan dapat dilaksanakan dalam

tahun-tahun mendatang.

Dari beberapa buah pekerjaan irigasi yang besar-besar

itu dianggap perlu untuk tetap meneruskan pemeriksaannya,

walaupun pekerjaan-pekerjaan itu – berdasarkan perhitungan

biaya-biaya yang lebih cermat – belum tentu dapat dikerjakan

jika tiba masanya kelak. Dalam hal ini khusus diharapkan

perhatian mengenai pekerjaan kesebelas, yaitu “pelaksanaan

pengaliran air dari Krueng Pase”, sebuah pekerjaan yang secara

teknis pasti dapat dilaksanakan dengan baik dan diduga akan

dapat mengairi sawah lebih kurang 7.000 hektare akan tetapi

akan menelan biaya paling sedikit f700.000,00. Berbagai faktor

menyokong pelaksanaan pekerjaan itu, akan tetapi dua buah

faktor penting tetap perlu diperhatikan, yaitu biayanya yang

tinggi dan kurang padatnya penduduk yang mendiami daerah

Page 57: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

52

pengaliran itu. Oleh karenanya, pemeriksaan yang lebih teliti,

harus melibatkan bagian pekerjaan umum, akan memberi

pelajaran faktor-faktor mana yang lebih bernilai untuk

dipergunakan dalam pelaksanaannya kelak.

Keterangan-keterangan lengkap mengenai pekerjaan

irigasi dalam daerah Aceh, baik yang telah dikerjakan maupun

yang diusulkan pelaksanaannya itu dapat dijumpai dalam nota

yang ditulis oleh Ir. Berkhout berjudul “Het nut van irrigatie

voor Atjeh” (=kegunaan irigasi untuk daerah Aceh) yang telah

disiapkan dalam Desember 1930.

Nota ini yang telah disiapkan sebelumnya perlu

dijalankan penghematan yang sekeras-sekerasnya, ditinjau dari

sudut keadaan sekarang, tampaknya sangat optimistis untuk

mengharapkan bahwa pemerintah akan menyediakan banyak

biaya untuk keperluan pekerjaan irigasi di daerah Aceh. Lagi

pula dalam nota itu sangat sedikit ditumpahkan perhatian kepada

pekerjaan irigasi yang kecil-kecil. Pengalaman di masa-masa

belakangan ini, yang sudah dijelaskan sebelumnya,

menunjukkan bahwa justru dengan pekerjaan yang kecil-kecil

itulah dapat diperoleh sukses yang baik.

Pada setiap pekerjaan irigasi harus selalu diperhatikan,

bahwa pemeriksaan yang teliti dan sempurna, yang kadang-

kadang memerlukan waktu yang tidak sedikit sebelum

pelaksanaannya itu dimulai, amat diperlukan sekali. Karenanya

tentu saja tidak banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan jika

dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan yang kecil-kecil

yang tidak banyak memerlukan waktu pemeriksaannya, akan

tetapi lebih banyak mempunyai harapan untuk mencapai

hasilnya dan dengan demikian akan lebih banyak pula dapat

diperoleh kepercayaan rakyat.

Contoh yang amat jelas telah diperlihatkan oleh

penduduk dalam wilayah Bireuen yang setelah berhasil mereka

mengerjakan pengaliran air Krueng Peusangan serta beberapa

buah pekerjaan irigasi yang kecil-kecil kini selalu muncul

Page 58: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

53

dengan rencana pembuatan pekerjaan irigasi baru dan mau

melaksanakan pekerjaan itu dengan menuruti petunjuk-petunjuk

kami dalam bentuk yang lebih banyak tidak dibayar.

Mengetahui hasil-hasil selanjutnya dipersilahkan

memperhatikan daftar terlampir:

I. Pekerjaan irigasi pemerintah yang dikerjakan selama masa

1929-1932:

1) Pembuatan bendungan baru di Krueng Idi Rayeuk dekat

Jambo Reuhat (diotorisasi dengan Surat Keputusan

Pemerintah Pusat tanggal 14 Mei 1928 Nomor 11, siap

dikerjakan bulan Desember 1929 dengan biaya

(dibulatkan) f108.395,00).

2) Perbaikan-perbaikan berat bendungan Krueng Bakongan

(diotorisasi dengan Surat Keputusan Direktur Pekerjaan

Umum tanggal 2 juli 1929 Nomor E 15/4/22, praktis

selesai dikerjakan bulan Desember 1929).

3) Perbaikan pengaliran air Krueng Peusangan sebelah kiri

(diotorisasi dengan Surat Keputusan Direktur Pekerjaan

Umum tanggal 25 september 1930 Nomor E 15/5/12, siap

dikerjakan bulan Desember 1931 dengan biaya

(dibulatkan) f 41.665,00).

4) Pembuatan pembagian air untuk mukim-mukim Nicah

dan Tanjong (diotorisasi dengan Surat Keputusan

Direktur Pekerjaan Umum tanggal 9 November 1931

Nomor E 15/5/8-9, belum siap dikerjakan dengan biaya

f3.000,00).

II. Pekerjaan irigasi pemerintah yang telah diajukan rencana

pelaksanaannya kepada Direktur Pekerjaan Umum selama

tahun 1929-1932, akan tetapi belum diotorisasi berhubung

dengan penghematan.

1) Bagian pertama untuk pengaliran detail Krueng Idi

Rayeuk (dilanjutkan pada tanggal 20 Oktober 1930;

rencana biaya f 85.700,00).

Page 59: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

54

2) Perbaikan pemasukan dan pengeluaran air Paya Rubee

(diajukan pada tanggal 14 Setember 1931; rencana biaya

f 59.000,00).

III. Pekerjaan-pekerjaan irigasi yang sebagian besar sudah

selesai dikerjakan, akan tetapi, berhubung dengan keadaan

masanya, tidak diajukan.

1) Perbaikan pengaliran air Krueng Geupeu dekat Leupung

(diusahakan agar sebagiannya dapat dikerjakan dengan

pekerjaan rodi, sementara sebagiannya lagi dengan

bantuan “dana-dana perawatan biasa”; kerajinan dan

animo rakyat sangat berkurang, sehingga – setelah

dipertimbangkan masak-masak oleh Imuem Teuku

Mansur Leupung – telah diputuskan untuk dihentikan

seluruh pekerjaan itu).

2) Perbaikan pembuangan air di dan sekeliling Kutaraja

(Ketua Dana Kota Kutaraja mempertimbangkan untuk

melaksanakan sebagian dari pekerjaan itu dengan biaya-

biaya dana tersebut).

3) Pembaruan akuaduk di Lueng Pangwa, wilayah Mereudu.

IV. Pekerjaan-pekerjaan irigasi yang selama masa 1929-

1932 baik seluruhnya maupun sebagian besarnya

dilaksanakan oleh penduduk sendiri tetapi dipimpin atau

dengan bantuan Dinas Pekerjaan Umum.

1) Pembuatan bendungan kasur (=matrassendam) di Krueng

Geupeu dekat Leupung, wilayah Lhok Nga.

2) Perluasan pengaliran air Krueng Jeulanga dan Krueng

Kiran dekat Jangka Buya, wilayah Bireuen.

3) Perbaikan pengaliran air Paya Laot di Peudada,

Kenegerian Samalanga, wilayah Bireuen.

4) Pembuatan tanggul penahan air asin dekat Alue Buya,

wilayah Bireuen.

5) Perbaikan pengaliran air Paya Kareueng dekat Bireuen,

Page 60: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

55

wilayah Bireuen.

6) Perbaikan pengaliran air Alue Bobo sebelah kanan

Krueng Peusangan, wilayah Bireuen.

7) Perbaikan pembuangan air Paya Seunudōn, wilayah

Lhoksukōn.

V. Pekerjaan-pekerjaan irigasi yang selama masa 1929-1932

dilaksanakan oleh penduduk, akan tetapi dengan

mengikuti petunjuk-petunjuk Dinas Pekerjaan Umum.

1) Perluasan pengaliran air sebelah kanan Krueng

Samalanga, wilayah Bireuen.

2) Perbaikan pengaliran air Krueng Leubu, wilayah Bireuen.

VI. Pekerjaan-pekerjaan irigasi yang telah diperiksa luasnya

selama masa 1929-1932 akan tetapi belum selesai

diperbuat rencananya:

1) Perluasan pengaliran air Krueng Langkareung, wilayah

Seulimeum; tidak akan dilaksanakan.

2) Pelaksanaan pengaliran air Krueng Lam Panaih, wilayah

Selimuem.

3) Pelaksanaan pengaliran air waduk Cot Amut, wilayah

Sigli, yang akan dibuat lagi.

4) Pelaksanaan pengaliran air dari dua buah waduk dalam

kenegerian Panteraja, wilayah Meuredu; tidak akan

dilaksanakan.

5) Pelaksanaan pengaliran air Krueng Nalam, wilayah

Bireuen .

6) Perbaikan pengaliran air Krueng Peudada, wilayah

Bireuen.

7) Perbaikan pengaliran air waduk-waduk Sikamòh dan si

Jaloh di Peudada, wilayah Bireuen.

8) Perbaikan pengaliran air Paya Geudubang dan Paya Jagat,

dekat Bireuen.

Page 61: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

56

9) Perbaikan pengaliran air Paya Minyeuk dan Paya Lipah

serta perluasan pengaliran air Krueng Peusangan, wilayah

Bireuen.

10) Pelaksanaan pengaliran air Krueng Leumut dan Krueng

Tuan dalam kenegerian Sawang, wilayah Lhokseumawe.

11) Pelaksanaan pengaliran air yang baik dari Krueng Pase,

wilayah Lhokseumawe dan Lhok Sukon.

12) Perbaikan pembuangan air areal sawah dekat Simpang

Ulim, wilayah Idi.

13) Perluasan daerah pengaliran air krueng Julok Cut,

wilayah Idi.

14) Pelaksanaan pengaliran air krueng Julok Rayeuk, wilayah

Idi.

15) Pelaksanaan pengaliran air Krueng Idi Cut, wilayah Idi.

16) Pelaksanaan pengairan air Alue Buya, wilayah Langsa.

17) Perbaikan pengaliran air Krueng Bakongan, wilayah

kenegerian bagian selatan Aceh.

18) Pelaksanaan pengaliran air Krueng Luas dalam

kenegerian Bakongan, wilayah kenegerian-kenegerian

bagian selatan Aceh.

Perhatian: Dalam daftar ini tidak dicantumkan dua buah

kelompok pekerjaan, yaitu:

1) Pekerjaan irigasi yang telah dilaksanakan oleh penduduk

tanpa campur tangan Dinas Pekerjaan Umum atau

sekurang-kurangnya dengan nasihat Dinas Pekerjaan

Umum;

2) Pekerjaan-pekerjaan irigasi yang telah dilaksanakan oleh

Dinas Pekerjaan Umum kenegerian tanpa campur tangan

Dinas Pekerjaan Umum atau sekurang-kurangnya

dengan nasihat Dinas Pekerjaan Umum (terutama dalam

daerah Kebupatian Aceh timur).

Page 62: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

57

3. Penanaman Tanaman Bahan Makanan yang Lain

Penanaman tanaman palawija di Aceh pada umumnya

kurang berarti, kendatipun – disebabkan oleh malaise-

penduduknya sudah mulai menaruh perhatian kea rah itu.

Jagung dan kacang tanah ditanam di seluruh daerah Aceh dalam

jumlah yang sedikit, sementara ubi kayu dan ubi jalar ditanam

terutama oleh orang-orang Cina.

Sayur-sayuran hanya berarti di wilayah Takengon; yang

ditanam terutama sekali kacang merah, kubis, sesawi.

Penanaman jagung Menado baru mendapat perhatian penduduk

dalam wilayah ini.

Areal tanaman tebu semakin berkurang, terutama dalam

daerah Kebupatian Aceh Besar dan Pidie. Besar kemungkinan

disebabkan oleh sangat merosotnya harga mata barang ini,

sedangkan penduduk sudah mampu membeli gula pabrik.

4. Tanaman Perdagangan

a. Tanaman Setahun

Ke dalam kelompok tanaman perdagangan setahun

termasuk nilam, tembakau, dan kentang. Daerah Aceh Barat

adalah daerah nilam; tanaman ini setiap masa mengalami

tekanan berat. Harganya berangsur-angsur merosot dari f 10,00

menjadi f 4,00 per pikul. Minyak yang disuling dari daunnya -

di Tapak Tuan dan Meulaboh terdapat pabrik-pabrik kecil –

hanya berharga f 10,00 sekilo termasuk fusta. Akan tetapi,

pengolahan daun nilam tampaknya lebih menguntungkan; hanya

saja pabrik yang terdapat di Kutaraja kini sudah ditutup

disebabkan oleh kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan ketika

pembelian daun nilam.

Tembakau ditanam setelah panen padi terutama di sawah-

sawah yang tinggi letaknya. Tembakau tidak dikeluarkan; ia

diperlukan untuk pemakaian dalam negeri; tanaman tembakau

di ladang hanya dikerjakan di daerah-daerah Gayo dan Tanah

Alas.

Page 63: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

58

Kentang ditanam di wilayah Takengon. Lambat-laun

daerah ini telah menjadi daerah penanaman kentang yang

penting. Tanaman ini ditanam di tanah-tanah hutan dan dapat

dianggap sebagai tanaman ladang. Jenis kentang yang ditanam

penduduk tidak tahan penyakit; oleh karenanya Dinas

Penyuluhan Pertanian merencanakan untuk memperbaiki

kualitasnya dengan jalan melakukan seleksi jenis-jenis lain yang

telah ada dan menganjurkan penduduk supaya memakai benih-

benih yang baik.

Penyakit yang paling banyak terdapat ialah penyakit

lendir dan kudis; pemasukan jenis kentang Jawa tidak membawa

perbaikan. Hanya dengan melakukan seleksi jenis-jenis yang

telah ada itu diharapkan dapat diperoleh jenis-jenis yang bagus.

Harganya bergerak dari f 3,00 per pikul di musim panen sampai

f 6,00 di luar musim panen.

b. Tanaman Lebih Setahun

1) Pinang

Harga pinang (ekspornya dalam bentuk pinang bulat dan

belah terutama dilakukan ke Penang!) sudah sangat

menurun dan berjumlah sampai lebih kurang f 2,50 per

pikul. Yang menarik ialah bahwa pinang yang berasal

dari Aceh Besar dewasa ini diekspor terutama sebagai

pinang belah, yang bermutu tinggi dijumpai Aceh Besar

dan Pidie.

2) Lada

Perluasan Tanaman ini tampak berarti dari banyaknya

yang ditanam dalam wilayah Sigli dan Meureudu.

Harganya dapat bertahan sampai f12,00 -- f 20,00 per

pikul. Terutama dalam wilayah Idi tanaman lada

mengalami penyakit yang parah, yaitu “geusong”

(=walangsangit) yang merusakkan pembuahannya

ketika masa berbunga dalam jumlah yang banyak sekali.

Page 64: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

59

Penyakit itu telah berjangkit sejak tiga tahun berturut-

turut yang mengakibatkan banyak petani lada

meninggalkan atau tidak mau mengusahakan kebun-

kebun lada mereka lagi.

3) Kelapa

Penduduk tetap menaruh perhatian kepada tanaman

kelapa, walaupun harga kopra telah menjadi f 3,50 per

100 kg; produksinya semakin bertambah karena kebun-

kebun baru yang diperbuat pada bekas-bekas kebun lada

telah mulai berproduksi. Disebabkan rendahnya harga

buah kelapa, maka sistem “mawah boh” (=memare buah)

beratambah-tambah juga. Dalam hal tersebut, yang

merawat kebun pemilik mendapat ganti rugi 50-60% dari

hasil buah kelapa ketika di panen.

4) Kopi

Tanaman kopi Arabika merupakan tanaman kopi

terpenting yang semakin luas diusahakan orang di

wilayah Takengon. Perhatian kepada kopi Robusta

sudah semakin mundur, pertama-tama disebabkan

sangat merosotnya harga kopi itu, akan tetapi juga

disebakan kesukaran-kesukaran yang dialami tanaman

ini di daerah-daerah rendah; kopi Robusta kurang baik

tumbuhnya di tanah-tanah rendah. Harga kopi Arabika

jauh lebih tetap (f 35,00 per 100 kg.) walaupun harganya

itu, jika di bandingkan dengan kopi perkebunan, masih

rendah (lebih kurang f 70,00 per 100 kg) .

5) Hevea dan fikus

Sejak beberapa waktu yang lalu sudah diusahakan untuk

memperluas tanaman ini. Harganya yang rendah itu telah

menyebabkan berkurangnya dilakukan penyadapan;

pemeliharaan kebun-kebun amat mengecewakan sekali

Page 65: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

60

dan di sana sini orang sudah mulai menebang tanaman-

tanaman yang tidak berharga, sedang tanah bekas

tanaman itu dipergunakan untuk menanam padi atau

tanaman palawija. Kebun-kebun getah yang baik pun

sudah tidak lagi mempunyai arti penting bagi

perdagangan. Dewasa ini tanah-tanah yang ditanami

fikus dianggap sebagai hutan belantara.

6) Kapok

Tanaman ini pun sangat menyedihkan keadaannya.

Pabrik pembersih kapok di Tapak Tuan sudah ditutup;

akibatnya itu kemungkinan mengekspor kapok kotor

menjadi sangat merosot. Ekspornya hanya terdapat di

sana sini saja; walapun demikian kadangkala diterima

juga permintaan bibit-bibit kapok seleksi.

7) Cengkeh dan Pala

Harga cengkeh dapat bertahan; harganya lebih kurang

f70.00/kg. Terutama dalam wilayah Tapak Tuan

tanaman ini ditanam orang di tanah-tanah bekas ditebang

fikus. Kebun-kebun yang baru dibuka telah

mengeluarkan hasilnya dengan demikian pengeluaran

hasilnya semakin bertambah. Pala juga ditanam dalam

wilayah Tapak Tuan. Bunga pala masih bertahan

harganya, lebih kurang f 50,00 per 100 kg. Buah pala

hampir-hampir tidak menguntungkan lagi, f 7,00 per 100

kg.

5. Dinas Penyuluhan Pertanian

Keadaan pegawainya, berhubung dengan penghematan,

telah berkurang menjadi 2 orang pembantu konsulen pertanian,

seorang pejabat sementara pengawas pertanian, 2 orang mantri,

dan 2 orang mandor.

Page 66: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Seri Informasi Aceh XXXXII No.1, 2019

61

Selanjutnya telah saya beritahukan kepada Direktur

Departemen Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan bahwa

untuk daerah Aceh dipadai seorang konsulen pertanian (dewasa

ini terdapat 2 orang).

Tugas Dinas Penyuluhan Pertanian meliputi:

1) Pengadaan percobaan lapangan, yakni pembuatan percobaan

yang kecil-kecil dengan berbagai varietas tanaman,

percobaan seleksi, percobaan pemupukan, dan sebagainya.

2) Pengambilan ubinan untuk memperoleh keterangan-

keterangan yang dapat dijadikan bahan-bahan perbandingan.

3) Penyebaran benih-benih dan bahan-bahan tanaman, pupuk

buatan dan alat-alat pertanian.

4) Pemberian penyuluhan kepada petani-petani bumiputera

dengan jalan mengadakan kebun-kebun demonstrasi di

Gedubang, Blang Sentang, Gla, Lam Sie, Tangse, Blang

Rheue, Alue Lhok, dan Rambong Payong.

Percobaan-percobaan di kebun-kebun percobaan di Gla dan

Blang Rheue, disebabkan penghematan, tepaksa dihentikan.

Dalam wilayah Takengon, dengan bekerja sama dengan

pemilik-pemilik kebun kopi Arabika, telah dibuat kebun-

kebun menurut cara-cara teknis yang sebenarnya.

5) Pemberian jasa secara intensif dalam bidang pertanian

rakyat dan tanaman palawija.

6) Pembasmian atau pencegahan penyakit dan gangguan pada

tanaman-tanaman rakyat.

7) Pengadaan demonstrasi dengan alat-alat pertanian yang

lebih baik, seperti bajak muara, akan tetapi, karena terlalu

berat, tidak dapat menarik perhatian petani.

8) Pengadaan penyelidikan khusus, umpamanya sehubungan

dengan pemeliharaan ulat sutera Jepang yang diimpor,

enquĕte ladang dan sebagainya.

9) Penyebaran majalah-majalah pertanian, pemberian jasa-jasa

dalam hal pengadaan hutan-hutan cadangan serta

Page 67: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM

Memori Umum Daerah Aceh...

62

penyediaan tanah-tanah untuk maksud kolonialisasi, irigasi,

urusan kredit.

10) Penyebaran bibit-bibit sayur-sayuran dan tanaman-tanaman

lainnya.

11) Pemberian penyuluhan di bidang usaha-usaha perkebunan

rakyat.

6. Peternakan

1) Jumlah ternak besar.

Pada akhir tahun 1931 dalam daerah ini terdapat di

samping 139.685 ekor sapi dan 85.123 ekor kerbau.

Kuda berjumlah 2.108 ekor, terutama terdapat dalam

wilayah Takengon dan Gayo Lues.

2) Personalia Dinas Peternakan.

Personalia yang bertugas mengawasi Dinas Peternakan

terdiri atas seorang dokter hewan pemerintah dan 4 orang

dokter bumiputera dan sebagainya.

Kutaraja,

Gubernur Aceh dan daerah

takluknya yang meletakkan

jabatannya,

Dto.

A.H. Philips

Page 68: static.pdiaaceh.org...Author RafliPipi Created Date 5/29/2019 12:32:27 PM