repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37951/1/taufiq... ·...
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN ARSIP NASKAH DINAS
PADA KELURAHAN KUNINGAN BARAT JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
TAUFIQ QURAHMAN
NIM: 1113025100109
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438H/2017M
i
ABSTRAK
Taufiq Qurahman (1113025100109). Pengelolaan Arsip Naskah Dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat Jakarta Selatan. Di bawah bimbingan Mukmin Suprayogi, M.Si.
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakulas Adab dan Humaniora Universita Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pengeloaan arsip naskah dinas aktif dan perlengkapan
yang digunakan serta beberapa kendala yang dihadapi oleh Kelurahan Kuningan Barat Jakarta
Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber
data yang digunakan adalah primer berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian
pustaka. Indikator penilaian dalam penelitian ini adalah Undang-undang nomor 43 tahun
2009, Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, peraturan gubernur DKI Jakarta,
serta buku pedoman mengenai kearsipan dan naskah dinas. Informan dalam penelitian ini
berjumlah tiga orang yaitu, Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan dan staf pengelolaan arsip
pada Kelurahan Kuningan Barat. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah
menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan arsip naskah
dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel sudah mengikuti tahap-tahap pengelolaan
dengan benar yaitu penciptaan, pendistribusian, penyimpanan dan penyusutan. Akan tetapi ada
beberapa tahap pengelolaan arsip naskah dinas yang belum dilakukan sesuai dengan teori dan
pedoman kearsipan seperti pada penyimpanan dan penyusutan. Perlengkapan yang digunakan
untuk pengelolaan dalam jumlah yang cukup dan dalam kondisi layak untuk digunakan
walaupun pada filling cabinet dan komputer belum digunakan secara optimal. Terdapat beberapa
kendala yang dihadapi diantaranya tidak adanya dana yang dikhususkan untuk kegiatan
kearsipan, kesadaran satuan unit kerja yang rendah tentang kearsipan, dan tidak adanya SOP
tentang kearsipan yang dibuat dan dikhususkan untuk Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
Kata Kunci: arsip dinamis, pengelolaan arsip dinamis, naskah dinas
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa
penulis curahkan untuk junjungan nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para
sahabatnya.
Dengan berakhirnya penulisan skripsi, tentu banyak pihak yang telah banyak
membantu dan mendukung penulis. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih atas segala
perhatiannya dan dukungannya, mulai dari awal studi, penyusunan proposal hingga
skripsi ini siap jilid. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimaka sih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah berkenan untuk memberikan
pengarahan serta meluangkan pikiran, tenaga dan waktu dalam membantu
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ida Farida, M.LIS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat baik dibidang akademis, social dan keagamaan.
7. Kelurahan Kuningan Barat Jakarta Selatan yang telah mengijinkan penulis melakukan
penelitian dilembaga tersebut.
8. Bapak Erwin Lobo M.Si, Bapak Drs. Rohman, dan ibu Sulistiya Suciani, sebagai
narasumber yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian di
Kelurahan Kuningan Barat Jakarta Selatan.
iii
9. Kedua Orangtua, Bapak Abdul Rohman dan Ibunda Siti Mundiroh yang tercinta dan
tersayang, terimakasih bapak dan ibu telah mendidik, membimbing, memberikan
bantuan moril dan meteril serta untaian do’a yang tak pernah putus, nasehat,
perhatian, dan selalu memberikan semangat yang mendorong penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Adik-adik ku Atika Amalia Rahman, Nazhifah Salsa Billa, dan Sahista Raisyah
Rahman yang telah memberikan dukungan dan sekaligus menjadi penyemangat
kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan ku angkatan 2013 Jurusan Ilmu Perpustakan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan
arahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan ucapan terimakasih yang
dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan
kepada semua pihak yang telah mebantu menyelesaikan skripsi ini, amiin amiin ya
robbal ‘alamiin!
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, September 2017
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
D. Definisi Istilah .......................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Arsip
1. Definisi Arsip ................................................................... 12
2. Jenis-jenis Arsip Dinamis ................................................ 14
3. Fungsi Arsip Dinamis ...................................................... 15
B. Pengelolaan Arsip Dinamis
1. Definisi Pengelolaan Arsip Dinamis ................................ 16
2. Tahap-tahap Pengelolaan Arsip Dinamis
a. Penciptaan Arsip Dinamis........................................... 17
b. Pendistribusian Arsip Dinamis ................................... 30
c. Penyimpanan Arsip Dinamis ...................................... 32
d. Penyusutan Arsip Dinamis ......................................... 38
C. Fasilitas Pengelolaan Arsip .................................................... 41
D. Kendala dalam Pengelolaan Arsip Dinamis .......................... 43
v
E. Naskah Dinas
1. Definisi Naskah Dinas ..................................................... 45
2. Fungsi Naskah Dinas ....................................................... 46
3. Jenis-jenis Naskah Dinas ................................................. 47
4. Prinsip Pembuatan Naskah Dinas .................................... 49
F. Penelitian Terdahulu .............................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................ 52
B. Sumber Data ........................................................................... 53
C. Indikator Penilaian ................................................................. 55
D. Kriteria Informan ................................................................... 58
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 59
F. Jadwal Penelitian ................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kelurahan Kuningan Barat Jakarta Selatan
1. Sejarah............................................................................... 62
2. Tugas dan Fungsi .............................................................. 62
3. Visi dan Misi ..................................................................... 68
4. Struktur Organisasi ............................................................69
5. Koleksi Naskah Dinas ....................................................... 70
6. Program Kegiatan ............................................................. 70
7. Waktu Kerja ...................................................................... 72
8. Letak Geografis ................................................................. 72
9. Luas Wilayah .................................................................... 72
B. Hasil Penelitian
1. Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Aktif pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel ........................................................................73
2. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Aktif pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel ..................................... 85
vi
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pengelolaan Arsip Naskah
Dinas Aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel .........85
C. Pembahasan
1. Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Aktif pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel ....................................................................... 87
2. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Aktif pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel ..................................... 94
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pengelolaan Arsip Naskah
Dinas Aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel .........96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 99
B. Saran .................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Table 1 Indikator Penilaian ........................................................................ 55
Table 2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 60
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi ....................................................................... 69
Gambar 2 Penyusutan Arsip Kelurahan Kuningan Barat………………….. 102
Gambar 3 Saran Penyusutan Arsip………………………………………… 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dan kemajuan manajemen administrasi kantor
dewasa ini, dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan
informasi berhubungan dengan dokumen, baik di perusahaan, instansi
pemerintahan maupun lembaga swasta. Kegiatan administrasi di suatu kantor
pada dasarnya juga mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau
produk informasi berbentuk dokumen dari suatu kantor adalah surat, naskah
dinas, formulir, dan laporan. Pengelolaan surat, naskah dinas, formulir, dan
laporan yang dihasilkan dan yang diterima oleh suatu kantor pada akhirnya
akan berhubungan dengan kearsipan. Arsip akan memegang peranan penting
pada sebuah kantor karena arsip merupakan sumber ingatan atau memori,
bahan pengambilan keputusan, bukti atau legalitas dan rujukan historis.
Pengertian lain menjelaskan bahwa arsip merupakan setiap catatan
tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-
keterangan mengenai suatu objek atau pokok permasalahan ataupun peristiwa
yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang itu pula.1 Secara
1 Basir Bartos, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 1.
2
sederhana arsip dapat diartikan sebagai segala bentuk naskah yang
mengandung berbagai macam informasi/fakta yang relevan bagi organisasi,
dan diputuskan untuk disimpan karena memungkinkan ada kegunaan pada
masa yang akan datang.2
Dari berbagai jenis arsip, arsip yang lebih sering digunakan dalam
kegiatan sebuah instansi atau lembaga adalah arsip dinamis. Arsip dinamis
atau records dalam konteks anglo-saxon adalah arsip yang masih digunakan
untuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengawasan dan keperluan lain.
Arsip dinamis memuat informasi tentang tugas, garis haluan, keputusan,
prosedur, operasi dan aktivitas sebuah instansi, lembaga, yayasan,
departemen, perusahaan swasta, dan perorangan.3 Arsip dinamis ditinjau dari
tingkat dan lingkup kepentingan dan kegunaannya dapat dibedakan menjadi
arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif, yaitu arsip
dinamis yang masih berada dalam proses penyelesaian sehingga masih sering
digunakan. Sementara arsip dinamis inaktif, yaitu arsip dinamis yang sudah
selesai diproses tetapi kadang-kadang masih digunakan.4
Sesuai dengan namanya ―arsip dinamis‖, yaitu arsip yang akan terus
mengalami ―dinamika‖. Arsip akan terus tercipta dan berkembang sesuai
dengan berkembangnya kegiatan adaministrasi. Dalam mengatasi
2 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip (Jakarta: BPAD Provinsi Ibukota Jakarta, 2011), h. 9. 3 Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan (Tangerang: Universitas Terbuka, 1996), h. 44.
4 Boedi Martono, Arsip Korespodensi (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997), h. 25.
3
perkembangan arsip dinamis, sebaiknya sebuah instansi melakukan
manajemen atau pengelolaan arsip dinamis. Dalam ISO 15489-2, ada delapan
proses pengelolaan arsip dinamis yang meliputi: capture (this includes both
records created and received by the organization), registration, classification,
acess and security classification, identification of disposition status, storage,
use and tracking, and implementation of disposition.5 Sedangkan dalam buku
pedoman pengelolaan dan penataan arsip DKI Jakarta pengelolaan arsip
dinamis dibagi menjadi dua yaitu pengelolaan arsip dinamis aktif yang
meliputi: penciptaan, pendistribusian, penyimpanan, penyusutan dan
pengelolaan arsip dinamis inaktif yang meliputi: penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pengamanan, penyusutan.
Pengelolaan dilakukan agar arsip mudah digunakan, tertata secara
rapih dan teratur. Hal tersebut terdapat dalam pandangan ajaran Islam dimana
segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, teratur dan
merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW
bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Thabrani:
إن هللا يحب إذا عمل أحدكم العمل أن يتقنه
5 National Standards Authority of Ireland Glasnevin, ―Information and documentation Records
management part2: Guidelines,‖ NSAI, 2014, h. 13-14.
4
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan, dilakuka secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR
Thabrani).6
Berdasarkan hadist diatas, kita dianjurkan untuk mengerjakan segala
sesuatu secara teratur, sesuai target dan sempurna merupakan sesuatu yang
dicintai oleh Allah. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan prinsip-prinsip
manajemen secara umum yaitu merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,
mengontrol dan mengevaluasi dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Secara tidak langsung prinsip-prinsip manajemen tersebut sangat
dianjurkan dalam Islam dalam mengerjakan segala sesuatu.
Pengelolaan arsip yang merupakan sebuah manajemen tentu harus
mengikuti apa yang sudah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Arsip harus
dikelola secara tepat, terarah, jelas dan tuntas. Hal ini akan membuat
pengelolaan arsip menjadi efektif dan efisien sehingga arsip akan lebih cepat
untuk digunakan sebagai sumber informasi pada sebuah lembaga atau instansi
tersebut.
Hadist tersebut juga didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia memberikan perhatian khusus untuk
manajemen atau pengelolaan arsip dengan membuat undang-undang nomor
6 Hartati Kusuma, ―Manajemen Menurut Islam,‖ Unieversitas Muhammadiyah Tangerang,
2012, h. 10.
5
43 tahun 2009 tentang kearsipan menimbang bahwa arsip sebagai identitas
dan jati diri bangsa, serta sebagai memori, acuan pertanggung jawaban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus dikelola dan
diselamatkan oleh Negara.7
Sudah sangat jelas dari pengertian di atas, arsip merupakan segala
bentuk naskah yang mengandung informasi perlu dikelola dengan baik.
Naskah dalam sebuah instansi pemerintah ataupun swasta merupakan hasil
atau produk dari kegiatan administrasi. Sarana komunikasi tertulis yang biasa
digunakan untuk bertukar informasi yang terdiri dari berbagai macam, sarana
komunikasi.8 Sedangkan untuk informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan lembaga
negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN/BUMD dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan disebut
naskah dinas.9 Naskah dinas ini merupakan arsip dinamis karena dalam
jangka waktu tertentu frekuensi penggunaannya cukup tinggi untuk
mendukung segala kegiatan khususnya administrasi dalam sebuah instansi
ataupun lembaga pemerintah.
7 Indonesia, ―Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Kearsipan‖ (Indonesia,
2009). 8 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip, h. 10. 9 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas‖ (ANRI, 2014).
6
Pada sebuah lembaga pemerintah daerah seperti kelurahan tentunya
memiliki naskah dinas dan segala kegiatan pengelolaannya. Dalam
pengelolaannya pun harus mengikuti berbagai pedoman seperti perturan
daerah, peraturan gubernur dan pedoman khusus yang dikeluarakan Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah. Walaupun demikian seringkali sebuah
instansi pemerintah seperti kelurahan mengalami kesulitan dan kendala dalam
pengelolaan arsip naskah dinas atau bahkan malah mengabaikan pedoman
yang ada untuk mengelola naskah dinas.
Kelurahan Kuningan Barat, merupakan suatu instansi pemerintah
terkecil yang berhubungan langsung dengan masyarakat yang terletak di
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel). Naskah dinas pada
kelurahan ini tercipta dari kegiatan surat menyurat baik surat masuk maupun
surat keluar dari instansi yang lebih tinggi seperti kecamatan dan walikota
ataupun dari pihak masyarakat itu sendiri seperti RW dan RT. Dalam sebulan
naskah dinas yang tercipta dari surat masuk dan surat pada Kelurahan ini bisa
mencapai 100-120 eksemplar. Dengan jumlah yang cukup banyak dan akan
terus bertambah seiring berjalannya waktu, naskah dinas dapat menghambat
penyampaian informasi jika tidak dikelola dengan baik dan benar sesuai
dengan pedoman yang dikeluarkan oleh lembaga kearsipan. Hal ini dapat
diperparah dengan adanya beberapa kendala yang dihadapi Kelurahan
Kuningan Barat dalam pengelolaan arsip naskah dinas aktif.
7
Berdasarkan observasi awal pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel,
dalam pengelolaan arsip naskah dinas aktif terdapat beberapa kendala.
Kendala pertama adalah pendanaan, diamana pada Kelurahan Kuningan Barat
tidak ada dana yang dikhususkan untuk kegiaatan kearsipan, Kendala kedua .
kurangnya kesadaran aparatur satuan unit kerja tentang pentingnya arsip
sehingga alur informasi akan terhambat, kendala ketiga tidak adanya SOP
tentang kearsipan yang dibuat dan dikhususkan untuk Kelurahan Kuningan
Barat.
Seiring dengan permasalahan yang terjadi di Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel dan ketertarikan peneliti mengenai pengelolaan arsip naskah
dinas. Maka melalui sejumlah pertimbangan, penulis tertarik untuk meneliti
dan mengkaji lebih lanjut mengenai pengelolaan arsip naskah dinas ini yang
kemudian dituangkan ke dalam skripsi berjudul “Pengelolaan Arsip Naskah
Dinas pada Kelurahan Kuningan Barat”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan memfokuskan
penulisan ini pada pengelolaan arsip naskah dinas aktif, perlengkapan yang
digunakan unutuk menunjang kegiatan pengelolaan arsip naskah dinas aktif
dan kendala-kendala dalam pengelolaan naskah dinas aktif pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel. Fokus penelitian ini dibuat agar tidak melebar bahkan
8
menyimpang dari apa yang diteliti sehingga maksud yang diinginkan dapat
disampaikan dengan baik kepada para pembaca.
Berdasaran penjelasan pembatasan masalah di atas, penulis
menetapkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel ?
2. perlengkapan apa saja yang digunakan untuk menunjang kegiatan
pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel ?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
dalam mengelola arsip naskah dinas aktif ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel.
2. Untuk mengetahui perlengkapan yang digunakan untuk menunjang
kegiatan pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel dalam mengelola arsip naskah dinas aktif
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, manfaat yang hendak diperoleh ialah :
9
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dalam pengelolaan arsip naskah dinas.
2. Diharapkan mampu memberikan gambaran dan pemahaman tentang
pengelolaan arsip naskah dinas dalam menunjang kebutuhan kegiatan
dalam belajar dan mengajar.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk
memperkaya khazanah pengetahuan jurusan Ilmu Perpustakaan.
D. Definisi Istilah
Arsip adalah segala bentuk naskah yang mengandung berbagai macam
informasi/fakta yang relevan bagi organisasi, dan diputuskan untuk disimpan
karena memungkinkan ada kegunaan pada masa yang akan datang pada
Kelurahan Kuningan Barat
Pengelolaan Arsip adalah kegiatan yang meliputi penciptaan, Pendistribusian
dan penyimpanan, penyusutan arsip yang dilakukan pada Kelurahan
Kuningan Barat.
Naskah Dinas merupakan informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan lembaga
negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN/BUMD dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
10
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini memberikan gambaran umum tentang apa
yang penulis bahas dalam setiap bab dari penelitian ini. adapun sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri atas lsandasan pemikiran yang menjadi latar
belakang penelitian ini harus dilakukan, diikuti uraian pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini ditulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca dan
membahas tentang landasan-landasan teori yang digunakan, sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang diambil oleh
dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian yang relevan
dengan topik penelitian, meliputi : pengertian arsip, pengelolaan
arsip dinamsi dan naskah dinas.
11
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai jenis pendekatan yang digunakan,
teknik pengumpulan data yang dilakukan, dan teknik pengolahan
serta analisis data dalam memperoleh hasil penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas hasil penelitian yang mencakup profil objek
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan akhir dari penelitian, terdiri atas penarikan
kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran.
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Arsip
1. Definisi Arsip
Arsip berasal dari bahasa asing, orang Yunani mengatakan
―Archivum‖ yang artinya tempat untuk menyimpan. Sering pula kata
tersebut ditulis ―Archeon‖ yang bearti balai kota (tempat untuk
menyimpan dokumen) tentang masalah pemerintahan. Menurut bahasa
Belanda yang dikatakan ―Archief ― mempunyai arti:
a. Tempat untuk menyimpan catatan-catatan dan bukti-bukti kegiatan
yang lain
b. Kumpulan catatan atau bukti kegiatan yang berujud tulisan, gambar,
grafik dan sebagainya.
c. Bahan-bahan yang disimpan sebagai bahan pengingatan.10
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa
yang dimaksud arsip ialah:
10 Sualrso Mulyono, Dasar-dasar Kearsipan (Yogyakarta: Liberty, 1985), h.1.
13
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga
Negara dan badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apa pun, baik
dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan
atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan
kebangsaan.11
Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kebangsaan pada umumnya
atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi
negara.12
arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung
dalam kegiatan penyelenggaraan administrasi negara baik arsip
tersebut digunakan dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kegiatan operasional. Arsip dinamis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
operasional suatu lembaga. Hal ini disebabkan karena operasional autentik
yang sah. Bukti otentik tersebut adalah melalui arsip yaitu arsip dinamis.13
11 Bartos, Manajemen Kearsipan, h. 5.
12 Basir Bartos, Manajemen Kearsipan: untuk lembaga Negara, swasta, dan perguruan tinggi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 2. 13
Mutiawatul Wardah, ―Pengelolaan Arsip Dinamis,‖ UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 8
(2016): h. 54.
14
2. Jenis-jenis Arsip Dinamis
Arsip dinamis masih dibagi menjadi lagi menjadi 3 macam ialah:
a. Arsip aktif yaitu arsip dinamis yang masih berada dalam proses
penyelesaian sehingga masih sering digunakan. Kriteria arsip aktif
artinya arsip dengan frekuensi penggunaan sedikit-dikitnya 10 kali
dalam setahun, malahan ada yang menyatakannya sebagai arsip yang
digunakan sedikit-dikitnya sekali sebulan. Menurut ketentuan
American Records Managers Association, active record (s) adalah
arsip (dinamis) yang digunakan sedikit-dikitnya sepuluh kali setahun.
Bila digunakan kurang dari sepuluh kali setahun, maka arsip (dinamis)
itu disebut sebagai inactive records dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan nama arsip inaktif.
b. Antara arsip aktif dengan inaktif terdapat arsip semiaktif artinya arsip
dinamis yang berasal dari tahun lalu namun masih digunakan untuk
kepentingan pada tahun sekarang. Istilah lain ialah ―arsip dorman‖
sebuah konsep yang berasal dari biologi. Bila arsip dinamis memiliki
nilai bermalar (terus-menerus) dan disimpan untuk jangka waktu yang
tak terbatas atau untuk waktu tertentu sebagaimana dinyatakan dalam
jadwal retensi maka arsip dinamis tersebut dikenal dengan nama long-
term record atau arsip dinamus jangka panjang.
c. Arsip inaktif (pasif) yaitu arsip dinamis yang sudah selesai diproses
tetapi kadang-kadang masih digunakan. Pengertian inaktif artinya
15
digunakan kurang dari sepuluh kali setahun. Jenis arsip ini disebut
pula sebagai non-current records atau inactive record. 14
Pembagian arsip dinamis dibagi menjadi tiga macam yaitu arsip
dinamis aktif, arsip dinamis semi aktif dan arsip dinamis inaktif. Ketiga
macam pembagian arsip dinamis tersebut tergantung pada penggunaan
arsip pada lembaga yang menggunakannya. Lebih lanjut, pada pembagian
arsip yang ketiga yaitu arsip dinamis inaktif maka lambat laun dapat
berubah fungsinya menjadi arsip statis. Hal ini dikarenakan arsip dinamis
inaktif dalam penggunaannya sangat jarang dalam pekerjaan sehari-hari.15
3. Fungsi dan Kegunaan Arsip Dinamis
Arsip dinamis memiliki berbagai fungsi sebagaimana diuraikan dibawah
ini:
1) Merupakan memori badan korporasi
2) Pengambilan keputusan manajemen
3) Menunjang litigasi
4) Mengurangi biaya dan volume penggunaan kertas
5) Efesiensi badan korporasi
6) Ketentuan hukum
14 Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 28-29.
15 Wardah, ―Pengelolaan Arsip Dinamis,‖ h. 55.
16
7) Rujukan historis.16
Pakar lain meyebutkan fungsi asrsip yang sangat penting yaitu sebagai
sumber informasi dan dokumentasi. Sebagai sumber informasi maka arsip
akan dapat membantu mengingatkan petugas yang lupa mengenai suatu
masalah. Sebagai sumber dokumentasi arsip dapat dipergunakan oleh
pimpinan organisasi untuk membuat atau mengambil keputusan secara
tepat mengenai suatu masalah yang dihadapi.17
B. Pengelolaan Arsip Dinamis
1. Definisi Pengelolaan Arsip Dinamis
Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan
dan tujuan organisasi/proses yang memberikan pengawasan pada suatu hal
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.18
Sedangkan pengelolaan arsip adalah yang berhubungan dengan
penerimaan warkat, penyimpanan, pengiriman, pencatatan, penyingkiran
atau penyusutan, dan pemusnahan.19
Pengelolaan arsip dinamis adalah sebuah kontrol sistematis terhadap
arsip dinamis sejak saat penciptaan atau penerimaan, pengolahan,
16 Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 22-
23. 17
Widjaja A.W, Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar (Jakarta: Grafindo Persada, 1993), h.
1. 18
Ibnu Syamsi, Sistem dan Prosedur Kerja (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 8. 19
Wursanto, Kearsipan 1 (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 16.
17
distribusi, penataan, penyimpanan, temu balik sampai pemusnahan.20
Dalam UU 43 tahun 2009 menjelaskan bahwa pengelolaan arsip dinamis
merupakann proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif dan
sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan serta
penyusutan arsip.21
Pakar lain menjelaskan pengelolaan arsip dinamis adalah pengendalian
arsip secara sistematis atas daur hidup arsip dari penciptaan sampai
penyusutan atau penyimpanan secara pemanen.22
teori ini didukung dan
dispesifikasikan lagi dalam buku pedoman pengelolaan dan penataan arsip
khusus Ibukota Jakarta bahwa tahap-tahap pengelolaan arsip dinamis aktif
berupa penciptaan, pendistribusian, penyimpanan, penyusutan.
2. Tahap-tahap Pengelolaan Arsip Dinamis
a. Penciptaan Arsip Dinamis
Penciptaan arsip seperti surat dan naskah, gambar, dan rekaman
merupakan aktivitas awal dari masa kehidupan arsip, yaitu kegiatan
membuat surat dan dokumen atau naskah lain yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan organisasi untuk mencapai tujuan. Penciptaan
arsip dapat diartikan sebagai aktivitas membuat atau menerima
rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media apapun
20 Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 391.
21 Indonesia, ―Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Kearsipan.‖
22 Patricia E Wallece, Records Management Integrated Information System (New Yersey,
1992), h. 2.
18
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Berikut adalah cara penciptaan surat masuk dan surat keluar:
1) Surat Masuk
Surat masuk sangat penting untuk membangun informasi dari unit
ke unit, jika tidak ada surat masuk maka informasi yang ingin
disampaikan tidak akan terlaksana dengan baik. Surat masuk
adalah surat yang masuk ke dalam suatu instansi/perusahaan atau
bagian dalam suatu instansi/perusahaan, baik yang berasal dari
instansi/perusahaan lain atau bagian lain pada instansi/perusahaan
yang sama. Surat masuk harus segera diproses agar informasi yang
ingin disampaikan dapat terlaksana. proses surat masuk berupa
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Penerimaan surat
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
Mengumpulkan surat yang masuk
Memeriksakan kebenaran alamatnya
Menandatangani bukti pengiriman pada kartu atau buku
sebagai bukti bahwa surat sudah diterima
Memisahkan surat sesuai dengan alamat yang dituju
Membuka surat (kecuali surat rahasia) dan memeriksa
kelengkapannya.
19
b) Penyortiran surat
Merupakan kegiatan mengelompokkan surat-surat menurut
jenis dan golongannya.
c) Pencatatan surat
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan buku harian atau
buku agenda.
d) Pengarahan surat
Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan arah surat yang akan
disampaikan.
e) Penyimpanan surat
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis agar bila dibutuhkan
dapat ditemukan dalam waktu yang singkat.23
Pakar lain menjelaskan, pengurusan dan penggendalian surat
masuk dibagi menjadi lima langkah yaitu:
a) Penerimaan surat
b) Penyortiran surat
c) Pembukaan surat
d) Pencatatan surat
23 Durotul Yahmah, Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran (Bandung: Pustaka
Setia, 2009), h. 124.
20
e) Pengarahan surat masuk.24
2) Surat Keluar
Jika suatu perusahaan terdapat surat masuk untuk memberikan
informasi-informasi kepada perusahaan lain, maka surat tersebut
akan membutuhkan jawaban yaitu surat keleluar. Surat keluar
adalah surat yang lengkap (bertanggal, bernomor, berstempel dan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang) yang dibuat oleh
suatu instansi atau lembaga lain. Surat keluar biasanya dikirim
melalui pos atau kurir.25
Surat keluar terutama naskah dinas dalam pembuatannya tidak
dibuat secara sembarangan karena sudah diatur dalam tata naskah
dinas. Tata naskah dinas adalah pengaturan tentang jenis, format,
penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan media yang
digunakan dalam komunikasi kedinasan.26
Sebagai acuan tata
naskah dinas biasanya mengikuti pedoman tata naskah dinas yang
dikeluar oleh lembaga pemerintah. Dalam pembuatan naskah dinas
sesuai dengan pedoman tata naskah dinas meliputi:
24 Kearsipan 1, h. 110.
25 Bartos, Manajemen Kearsipan, h. 28. 26
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ 2014, h. 2.
21
a) Persyaratan pembuatan
Ketelitian
Kejelasan
Singkat dan padat
Logis dan meyakinkan
pembakuan27
b) Penomoran naskah dinas
Format nomor naskah dinas meliputi:
Kode jenis dam sifat naskah dinas.
Nomor urut agenda.
Kode unit organisasi dan konseptor naskah dinas.
Tahun pembuatan naskah dinas.28
c) Penggunaan kertas, amplop dan tinta
Penggunaan ukuran kertas:
Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS 80
gram.
27 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, ―Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 80 tahun 2012 Tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Instabsi Pemerintah,‖ n.d. h. 74. 28
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, ―Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-137/K/SU/2007 Tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas,‖ n.d., h. 156.
22
Penggunaan kertas HVS diatas 80 gram, hanya untuk jenis
naskah dinas yang mempunyai nilai keasaman tertentu dan
nilai kegunaan dalam waktu lama.
Surat berlambang Negara berwarna kuning emas atau
lambing daerah berwarna hitam dicetak diatas HVS 80
gram.
Ukuran kertas yang digunakan untuk surat menyurat adalah
Folio/F4.
Ukuran kertas yang digunakan untuk makalah, paper dan
laporan adalah A4.29
Untuk penggunaan amplop naskah dinas ditetapkan sebagai
berikut:
Surat dinas klasifikasi biasa, menggunakan amplop ukuran
105x227 mm.
Surat dinas kllasifikasi rahasia, menggunakan amplop dua
rangkap, amplop dalam berukuran 105x227 mm, dan
amplop luar berukuran 115x245 mm dengan ketebalan
antara 35,5-100 g/m2.
29 Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ―Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 251 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan‖
(Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2014), h. 11.
23
Surat dinas yang dilipat dua, menggunakan amplop ukuran
176x250 mm.
Surat dinas dengan kertas ukuran A.4 tanpa dilipat,
menggunakan amp;op ukuran 229 x 324 mm.
Surat dinas dengan kertas C.4 tanpa dilipat, menggunakan
amplop ukurran 250 x 353 mm. 30
Tinta yang digunakan untuk surat dinas:
Tinta yang digunakan untuk surat menyurat berwarna
hitam.
Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf
berwarna biru tua.
Tinta yang digunakan untuk keprluan keamanan naskah
dinas berwarna merah.31
d) Ketentuan jarak spasi, jenis dan ukuran huruf, serta kata
penyambung
Ketentuan jarak spasi naskah dinas sebagai berikut:
Jarak antara judul dan isi adalah dua spasi.
30 Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, ―Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-137/K/SU/2007 Tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas,‖ h. 189. 31
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ―Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 251 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan,‖ h. 27.
24
Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama
dengan baris kedua adalah satu spasi.
Jarak masing-masig baris disesuaikan dengan keperluan.32
Jenis dan ukuran huruf
Naskah dinas korespodensi menggunakan jenis huruf Arial
dengan ukuran 12.
Naskah dinas pengaturan menggunakan jenis huruf
Bookman Old Style dengan ukuran 12. 33
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda
bahwa teks masih berlanjut pada halaman berikutnya (jika
naskah lebih dari satu halaman). Kata penyambung ditulis pada
akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan
bawah halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah
titik.34
e) Penentuan batas/ruang tepi
32 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas‖ (ANRI, 2014), h. 88. 33
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, ―Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri,‖ n.d., h. 118. 34
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ 2014, h. 89.
25
Untuk ruang tepi atas apabila menggunakan kopm naskah
dinas, 2 spasi di bawah kop, dan apabila tanpa kop naskah
dinas sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kertas atas.
Untul ruang tepi bawah sekurang-kurangnya 2,5 cm tepi
bawah kertas.
Ruang tepi kiri sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri
kertas.
Ruang tepi kanan sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan
kertas.35
f) Nomor halaman
Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan menggunakan
angka Arab (1, 2, 3, dst…).
Nomor halaman dicantumkan pada bagian tengah ats secara
simetris dengan dibubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan
setelah nomor, kecuali pada halaman pertama.
Naskah dinas yang menggunakan kop pada halaman
pertama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.36
35 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, ―Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 80 tahun 2012 Tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Instabsi Pemerintah,‖ h. 84. 36
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, ―Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri,‖ h. 118.
26
g) Tembusan
Tembusan surat bagian ini dicantumkan di sebelah kiri bawah,
yang menunjukan bahwa pihak tersebut perlu mengetahui isi
surat.37
h) Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran
harus diberi nomor urut dengan angka arab. Nomor halaman
lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman
sebelumnya.38
i) Penggunaan lambang negara/logo lembaga
Ketentuan penggunaan lambang negara untuk Tata
naskah dinas yaitu:
Lambang Negara untuk tata naskah dinas sebagai tanda
pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap resmi.
Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinas
jabatan dan cap jabatan dengan lambing negara adalah
pejabat negara.
37 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ 2014, h. 90. 38
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, ―Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 80 tahun 2012 Tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Instabsi Pemerintah,‖ h. 82.
27
Pejabat Negara terdiiri dari presiden dan wakil presiden,
ketua, wakil ketua dan anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat, ketua, wakil ketua dan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ketua dan wakil ketua Mahkamah Konstitusi serta
hakim konstitusi, ketua, wakil ketua, ketua muda, dan
hakim agung pada Mahkamah Agung, dan pejabat-pejabat
negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.39
Penggunaan Logo:
Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol
atau huruf yang digunakan dalam tata naskah dinas
sebagai identitas lembaga agar publik lebih mudah
mengenalnya.
Setiap lembaga wajib memiliki logo sebagai identitas
lembaga.
Logo digunakan oleh pejabat berwenang selain
pimpinan tertinggi pada lembaga pemerintah baik pusat
maupun daerah dan sekretariat lembaga negara.
39 Ibid., h. 110.
28
Logo ditempatkan di sebelah kiri kepala surat pada naskah
dinas.40
j) Pengaturan paraf naskah dinas dan penggunaan cap.
Pengaturan paraf naskah dinas:
Setiap naskah dinas sebelum ditandatangani terlebih dahulu
diparaf
Paraf merupakan tanda tangan singkat sebagai bentuk
pertanggungjawaban ata muatan materi, substansim
redaksi, dan pengetikan naskah dinas
Paraf meliputi praf hirarki dan paraf koordinasi
Draft naskah dinas arahan harus dibubuhi paraf pada tiap
halaman bagian kanan bawah
Paraf naskah dinas terkait administrasi keuangan diatur
lebih lanjut dalam peraturan menteri keuangan.41
Untuk cap dinas yang digunakan dalam tata naskah dinas
berbentuk bundar dengan diameter antara 2 sampai 4 cm. cap
dinas yang digunakan hanya cap instansi/unit organisai, yaitu
cap yang menyebut nama jabatan pada instansi atau unit
40 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ 2014, h. 87. 41
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, ―Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri,‖ h. 133.
29
organisasi bersangkutan, dan digunakan untuk menyertai tanda
tangan pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas.
tinta untuk tanda tangan pejabat berwarna hitam atau turkiesh
blue, dan tinta untuk cap dinas berwarna ungu.42
k) Perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat naskah dinas
Tata cara perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat:
Naskah dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah,
dicabut, atau dibatalkan harus diubah, dicabut atau
dibatalkan dengan naskah dinas yang sama jenisnya.
Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan,
dan pembatalan adalah pejabat yang menandatangani
naskah dinas tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi
kedudukannya.43
Pengolahan surat keluar dilakukan di bagian tata usaha atau
sekretariat. dalam hal ini bagian tata usaha yang berhak mengolah,
memeriksa, menyerahkan pada pimpinan untuk ditanda tangani,
42 Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, ―Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-137/K/SU/2007 Tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas,‖ h. 169. 43
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, ―Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementrian Dalam
Negeri,‖ h. 142.
30
sekaligus mengirimkannya kepada instansi lain. Langkah-langkah
pengelolaan surat keluar adalah sebagai berikut:
a) Menerima dikte atau konsep tertulis dari pimpinan
b) Membuat konsep surat
c) Mencatat pada buku registrasi keluar
d) Mengetik surat dalam bentuk akhir
e) Meminta tanda tangan pemimpin
f) Mengecek surat yang akan dikirim
g) Mendistribusikan surat. 44
b. Pendistribusian Arsip Dinamis
Salah satu proses penanganan naskah dinas yang tidak kalah
penting adalah mendistribusikan surat. Distribusi surat yaitu
pembagian surat-surat yang akan disampaikan kepada alamat
berdasarkan tembusannya termasuk arsip. Baik surat masuk maupun
keluar yang dikirimkan, sangat memerlukan penanganan yang baik
selama pendistriubusiannya. Jangan sampai dokumen yang diterima
atau dikirimkan salah tujuan atau orang. Jika dokumen/surat salah
sasaran, bisa terjadi hal–hal yang tidak diinginkan. Misalnya surat
akan diambil atau dibaca oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
44 Wursanto, Kearsipan 2 (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 111.
31
Tentu hal ini dapat menyebabkan informasi dalam surat tersebut
hilang. 45
Faktor-faktor yang perlu ditpertimbangkan dalam pendistribusian
surat:
1) Pendistribusian Secara Selektif. Surat hanya dikirimkan kepada
orang yang yang berhak menerima atau mengetahuinya.
2) Pendistribusian secara langsung. Surat dikirimkan ke tingkat
organisatoris yang menggunakannya
3) Pendistribusian secara konsisten. Surat yang sudah direvisi atau
pemberitahuan pembatalan surat dikirimkan kepada unit badan
korporasi yang menerima surat yang asli
4) Distribusi berdasarkan jabatan. Daftar distribusi dibuat
berdasarkan jabatan atau posisi dalam badan korporasi. 46
Setiap kantor mungikuti suatu prosedur tertentu untuk mengawasi
lalu lintas surat masuk dan surat keluar. Prosedur ini disebut prosedur
pendistribusian surat. prosedur pendistribusian surat yang umum
dipergunakan terdiri dari 3 prosedur yaitu :
1) Prosedur Buku Agenda
45Moefti Wiriadihardja, Pedoman Administrasi Umum (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), h. 94.
46 Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, h. 52.
32
Prosedur buku agenda digunakan untuk mencari surat yang
disimpan pada file. Walaupun dalam buku agenda tidak tercantum
nomor file. Dalam penyimpanan file masih sering menggunakan
sistem filling kronologis, yang juga merupakan susunan dari
catatan surat keluar pada buku agenda dengan menemukan tanggal
nomor keluar, maka surat disimpan dengan sistem kronologis
dapat ditemukan.
2) Prosedur Buku Ekspedisi.
Buku yang digunakan untuk mengantarkan surat sekaligus sebagai
tanda terima surat. Buku ekspedisi juga dipergunakan sebagai
tanda bukti penerimaan, permintaan atau pendistribusian surat atau
barang. Data yang dicatat di sini lebih sedikit dari buku agenda,
yaitu nomor urut, tujuan surat, isi surat dan peraf penerima. 47
3) Prosedur Kartu-Kendali
Dengan mempergunakan kartu kendali, surat masuk digolongkan
kedalam surat penting, surat biasa dan surat rahasia. Kartu-kendali
adalah selembar kertas berukuran 10x15cm yang berisikan data-
47 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 45.
33
data suatu surat seperti Indeks, Isi Ringkasan, Lampiran, Dari,
Kepada, Tanggal Surat, Nomor Urut, M/K, Kode, dan Catatan.48
c. Penyimpanan Arsip Dinamis
Penyimpanan dan penemuan arsip dengan cepat dan tepat
merupakan tujuan dari penataan arsip. Setiap pegawai akan merasa
tertunda menyelesaikan pekerjaannya apabila ada arsip yang
dibutuhkan tidak atau belum dapat ditemukan kembali pada waktu
diperlukan. Menyimpan arsip pada tempat yang teratur, belum tentu
dapat menjamin arsip termaksud dapat ditemukan sistem penataan atau
penyimpanan arsip yang sesuai dengan kebutuhan.49
Penyimpanan arsip dibutuhkan faktor efisien dan efektivitas
tergantung kebutuhan suatu organisasi tersebut. Oleh karena itu
diperlukan suatu asas tertentu dalam penyimpanan arsip agar kegiatan
organisasi berjalan dengan baik dan sesuai prinsip dasar penyimpanan
arsip tersebut. Dalam pengelolaannya terdapat tiga asas dalam
penyimpanan arsip dinamis, yaitu :
1) Asas sentralisasi
48 Rupiarsieh, ―Implementasi Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 30 Tahun 2010 Tentang Tata
Kearsipan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.,‖ Universitas Bojonegoro 1 (2017). 49
Emi Jumiyati, ―Pengelolaan Arsip Di Pusat Teknoogi Bahan Bakar Nuklir,‖ Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir, no. 2 (2009).
34
Asas sentralisasi adalah asas yang digunakan oleh organisasi untuk
menyimpan arsip dinamis dalam satu unit kerja secara terpusat.
Semua arsip dinamis disimpan di pusat penyimpanan, bagi unit
bawahan yang ingin menggunakan arsip dinamis, dapat
menghubungi pusat rekod.
2) Asas desentralisasi
Asas desentralisasi adalah asas yang digunakan suatu organisasi
dalam menyimpan arsip dinamis berdasarkan unit kerja masing-
masing. Pada sistem desentralisasi arsip dinamis akan disimpan di
bagian yang bersangkutan. Sehingga akan mencari informasi yang
relevan.
3) Asas kombinasi
Pada asas ini, masing-masing bagian menyimpan arsip dibawah
kendali sistem pusat. Biasanya, asas ini digunakan pada beberapa
perusahan atau instansi yang memiliki cabang. 50
Dalam asas penyimpanan, terdapat lima sistem penyimpanan
kearsipan, yaitu :
50 Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 62.
35
1) Sistem penyimpanan abjad merupakan penyimpanan arsip yang
berpedoman pada urutan abjad. Kode penyimpanan arsip
menggunakan huruf A sampai Z sebagai heading atau kepala.
2) Sistem penyimpanan pokok soal atau subjek merupakan sistem
penyimpanan arsip yang dilakukan menurut isi surat atau urusan
yang termuat dalam tiap arsip. Penggunaan dalam sistem ini yaitu
dengan menentukan terlebih dahulu masalah atau persoalan yang
dihadapi organisasi tersebut dalam kegiatan sehari-hari. 51
Setiap persoalan mengandung cabang ilmu pengetahuan tertentu.
Berdasarkan Klasifikasi Desimal Universal (KDU) setiap
pengetahuan manusia merupakan satu kesatuan yang dapat dibagi
menjadi 10 cabang utama yaitu:
0 umum
1 filsafat, metafisika, psikologi, logika
2 agama, teologi
3 ilmu sosial
4 bahasa
5 ilmu pengetahuan murni
6 ilmu pengetahuan terapan, teknologi
7 kesenian
51 Liang Gie, Administrasi Perkantoran (Yogyakarta: Liberty, 2009), h.120.
36
8 sastra
9 ilmu bumi dan sejarah.
Di atas inilah perkembangan kode yang disusun dengan
menggunakan notasi angka arab dibangun dengan cara perluasan
terus menerus dari fraksi-fraksi desimal, dengan prinsip bergerak
dari yang umum kearah yang lebih khusus.52
3) Sistem penyimpanan wilayah atau geografis merupakan sistem
penyimpanan arsip yang dapat disimpan menurut pembagian
wilayah. Sistem ini sering disebut juga sistem lokasi atau
sistem nama tempat. Penyimpanan dengan sistem ini
menggunakan system lain seperti sistem abjad, hal ini digunakan
untuk mengatur urutan-urutan nama-nama langganan atau
pengirim, tetapi pengelompokkan utamanya adalah menurut
pembagian wilayah.
4) Sistem penyimpanan menurut nomor adalah sistem penyimpanan
arsip menurut urutan angka-angka dari satu terus meningkat
hingga bilangan yang lebih besar.
52 Gubernur Propinsi DKI Jakarta, ―Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 352/2004
Tentang Klasifikasi dan Tata Cara Penyimpanan Arsip Pemerintah Propinsi DKI Jakarta‖ (Gubernur
Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 5.
37
5) Sistem penyimpanan menurut tanggal atau juga sering disebut
dengan sistem kronologi merupakan sistem penyimpanan yang
didasarkan pada urutan tanggal yang tertera pada arsip tersebut.53
Setelah arsip diciptakan dan didistribusikan maka tahap
selanjutnya adalah penyimpanan, secara umum prosedur
penyimpanan arsip sebagai berikut:
1) Membuat indeks.
2) Dokumen diberi kode.
3) Menyortir.
4) Menyimpan atau menempatkan dilemari arsip dan diberi label.54
Sistem penyimpanan arsip dikatakan baik apabila memenuhi
kriteria- kriteria sebagai berikut:
1) Mudah dilaksanakan dan digunakan
2) Hemat tenaga dan peralatan
3) Hemat waktu dan biaya
4) Sederhana, Fleksibel dan mudah dikembangkan
5) Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok organisasi. 55
53 Sutarto, Sekretaris dan Tatawarkat (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997), h.
225. 54 Malabay, ―Kajian Analisis dan Perancangan Model Manajemen Arsip Dalam Rangka Tertib
Aministrasi Kearsipan (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer),‖ Universitas Esa Unggul 10 (2014): h.
54.
38
Pada tahap ini tidak selamanya arsip dapat disimpan. Organisasi
atau sebuah lembaga dapat membuat jadwal retensi arsip (JRA) yang
berguna sebagai acuan untuk menentukan arsip yang akan terus
disimpan dan yang akan disusutkan atau dimusnahkan. JRA adalah
daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan
atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi dimusnahkan,
dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan arsip.56
Dalam menentukan retensi arsip aktif dan inaktif dilaksanakan
berdasarkan kriteria berikut:
1) Retensi arsip aktif ditetapkan dengan pertimbangan untuk
kepentingan pertanggungjawaban di unit pengolah.
2) Retensi arsip inaktif ditetapkan dengan pertimbangan untuk
kepentingan unit kerja terkait dan kepentingan lembaga.57
Sementara tujuan adanya JRA adalah:
1) Menekan biaya pemeliharaan arsip dinamis dengan cara
dimusnahkan atau dipindahkan.
55 Sri Endang R, Modul Melakukan Aministrasi (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 77.
56 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 47 tahun 2015 tentang Jadwal Retensi Arsip‖ (ANRI, 2015), h. 3. 57
Ibid., h. 5.
39
2) Meningkatkan efisiensi temu balik arsip dinamis serta adanya
ketaatasasan (efisiensi dan konsistensi) dalam hal penyimpanan
arsip dinamis. 58
d. Penyusutan Arsip
Arsip yang terus berkembang setiap hari akan menjadi
tumpukan arsip, apabila dibiarkan begitu saja tentu akan
membutuhkan tempat yang lebih luas dalam hal penyimpanan arsip,
sehingga terjadi pemborosan tempat. Oleh karena itu harus dilakukan
pengurangan jumlah arsip. Salah satu kegiatan yang termasuk di
dalam pengelolaan arsip yaitu pengurangan jumlah arsip atau
penyusutan arsip.
penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara:
1) Memindahkan arsip dinamis aktif yang memiliki frekuensi
penggunaan rendah ke penyimpanan dinamis inaktif.
2) Memindahkan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah atau
penerima ke pusat arsip dinamis inaktif.
3) Memusnahkan arsip dinamis bila sudah jatuh waktu.
4) Menyerahkan arsip dinamis dari unit arsip dinamis inaktif ke
depo arsip statis. 59
58 Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, h. 311.
59 Ibid., h. 309.
40
Tahap-tahap kegiatan dalam penyusutan yaitu:
1) Daftar Arsip Sementara
Daftar pertelaan arsip sementara dibuat berdasarkan hasil
pendeskripsian series arsip yang telah diberi nomor definitif.
Pendeskripsian arsip memuat lima hal yaitu informasi, seri, kurun
waktu, tingkat keaslian, bentuk redaksi dan kondisi fisik.
2) Penilaian
Penilaian adalah pemerikasaan data yang dikumpulkan melalui
inventaris untuk menentukan nilai setiap seri arsip dan untuk
menentukan jangka simpan arsip.
3) Pemilahan
Pemilahan adalah kegiatan menyeleksi arsip antara asrip yang
masih digunakan untuk kepentingan organisasi dan dengan arsip
yang sudah tidak digunakan oleh organisasi.
4) Daftar Arsip Definitif
Pada tahap ini melakukan inventaris arsip yang akan disusutkan
dan dicatat pada daftar arsip definitive atau daftar arsip yang akan
disusutkan, yang ditandatangani oleh pimpinan cabang tata usaha.
5) Penyusutan
a) Melaksanakan pemusnahan naskah dinas (surat) keluar
tembusan yang ditandatangani oleh pimpinan satminkal atau
41
surat intern yang ditandatangani oleh pimpinan cabang tata
usaha yang sudah tidak diperlukan bagi organisasi.
b) Melaksanakan pemindahan arsip dari cabang tata usaha (CTU)
ke induk tata usaha (ITU) dengan menggunakan berita acara
pemindahan arsip yang dilampiri daftar arsip definitif yang
dipindahkan.
6) Berita Acara
Berita acara penyusutan merupakan dokumen penting yang berisi
pernyataan yang bersifat pengesahan atas perubahan status arsip-
asrip yang akan dimusnahkan. 60
C. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Dinamis
Perlengkapan kearsipan sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan
pengelolaan arsip, sehingga dalam kegiatan pelaksanaan kearsipan sangat
dibutuhkan perlengkapan yang memadai. Penyediaan perlengkapan tidak
harus mewah tetapi memadai, disediakan sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam pedoman pengelolaan menjelaskan perlengkapan pengelolaan arsip
yaitu:
1. Map berkas/folder
60 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip, h. 53.
42
Folder adalah tempat untuk menempatkan arsip/berkas di dalam file.
Folder ini berbentuk lembaran berlipat seperti map pada umumnya, tetapi
tanpa daun-daun penutup, atau seperti map snelhechter, tetapi tanpa
penjepit. Bahannya terbuat dari kertas karton manila. Folder memiliki
(bagian yang menonjol) yang berfungsi untuk menempatkan indeks atau
tanda-tanda file yang menunjukkan isi file-nya.
2. Guide/Petunjuk
Guide/Petunjuk ini merupakan penunjuk dan sekaligus sebagai pemisah.
3. Ordner
Ordner adalah map yang terbuat dari karton tebal yang dapat menampung
banyak arsip dan di dalamnya terdapat besi untuk mengkait arsip yang
telah dilubangi pinggirnya.
4. filing cabinet (Lemari Arsip)
Dinamakan demikian karena cabinet ini dibuat untuk menyimpan
file/berkas dengan cara tertentu. Filling cabinet terdiri dari beberapa laci
yang tersusun ke atas. Masin-masing laci biasanya memiliki tamping 5000
lembar kertas yang disusun vertikal berderet ke belakang. Penyimpanan
dalam laci ini tidak ketat padat sehingga memudahkan pada saat
memasukkan atau menegeluarkan arsip ke dan dari laci.
5. Lemari Katalog
43
Lemari katalog adalah sarana untuk menyimpan lembar pengantar putih
(LPP), lembar pengantar merah (LPM), kartu kendali masuk (K2M), kartu
kendali keluar (K3), dan lembar disposisi (LD).
6. Boks Arsip
Boks arsip atau kotak arsip adalah sarana untuk menyimpan folder berisi
arsip dinamis.
7. Rak Arsip
Rak arsip berguna unruk menempatkan boks arsip. Rak arsip ada 2 macam,
yaitu:
a. Rak arsip
b. Rak arsip bergerak (mobile stacks). 61
Bentuk kualitas dan kuantitas peralatan penyimpanan arsip sangat
menentukan kecepatan dalam penemuan kembali suatu arsip yang diperlukan,
sehingga apabila penyimpanan peralatan kurang memadai, maka kecepatan
dalam penemuan kembali suatu arsip tidak dapat terwujud. Alat-alat kearsipan
atau perlengkapan arsip pada suatu kantor perlu diperhatikan agar sesuai
dengan ruangan yang sudah ada, sebaiknya dibuatkan ruangan khusus,
61 Ibid., h. 45-51.
44
sehingga tidak terjadi hambatan dalam penemuan kembali suatu warkat yang
diperlukan akibat bercampur dengan bagian atau barang-barang lainnya.62
D. Kendala dalam Pengelolaan Arsip Dinamis
Kendala dalam setiap pengelolaan arsip yang ada pada umumnya
dihadapi setiap kantor, antara lain adalah:63
1. Kurangnya pengertian terhadap pentingnya arsip
2. Kualifikasi persyaratan pegawai tidak dipenuhi. Hal ini terbukti dengan
adanya penempatan pegawai yang diserahi tugas tanggung jawab
mengelola arsip tidak didasarkan pada persyaratan yang diperlukan.
3. Bertambahnya volume arsip secara terus-menerus mengakibatkan tempat
dan peralatan yang tersedia tidak dapat menampung arsip lagi.
4. Belum dimilikinya pedoman tata kerja kearsipan yang diberlakukan secara
baku di suatu kantor/organisasi.
5. Belum dibakukannya atau dibudayakannya pedoman tentang tata cara
peminjaman arsip di masing-masing kantor.
6. Penggunaan arsip oleh pengolah atau oleh pihak lainnya yang
membutuhkan dengan jangka waktu yang lama, bahkan kadang-kadang
tidak dikembalikan
62 Maulana M.N, Administrasi Kearsipan (Jakarta: BHRATARA, 1996), h. 13.
63 Sedarmayanti, TATA KEARSIPAN: Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern (Bandung:
Mandar Maju, 2015), h. 47.
45
7. Tidak dapat atau sulit ditemukannya kembali arsip dengan cepat dan tepat
bila diperlukan oleh pihak lain.
8. Belum dipikirkannya mengenai rencana untuk mengadakan penyusutan
arsip di unit operasional maupun di kantor secara menyeluruh.
9. Adanya arsip yang diterima dan dikirim oleh suatu unit, lepas dari
pengawasan (karena unit pengawasan yang telah ditentukan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya).
Sementara kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip dinamis
adalah:
1. Penemuan kembali arsip yang lama akibat sistem penyimpanan yang
kurang sempurna, serta peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan
atau oleh unit lain dalam organisasi yang tidak dikembalikan.
2. Bertambahnya arsip diamis tanpa disertai dengan penyusutan dan
pemusnahan.
3. Pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang adanya bimbingan yang
terartur dari pihak pimpinan dan para ahli kearsipan.
4. Kearsipan tidak memadai Karena tidak mengikuti perkembangan ilmu
kearsipan modern. 64
64 Kearsipan 2, h. 49.
46
E. Naskah Dinas
1. Definisi Naskah Dinas
Informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak mungkin
dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi dan tidak mungkin
menggunakan media seperti telepon, radio, dan televisi. Sarana
komunikasi tertulis yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi
terdiri dari berbagai macam salah satu di antaranya adalah surat. Jadi surat
adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk informasi dari (instansi,
atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).65
Sementara untuk surat yang dikeluarkan oleh suatu badan/lembaga
baik pemerintah maupun swasta dan ditanda tangani oleh pejabat atau
yang mewakili disebut surat dinas. Surat dinas berisi masalah yang
menyangkut masalah dinas dan dibuat untuk memecahkan masalh dinas
pula.66
Surat dinas adalah salah satu jenis warkat yang berisi informasi
resmi yang dibuat oleh pejabat untuk ditujukan kepada pihak lain yang
antara lain berupa pemberitahuan, permintaan, pertanyaan, atau
pernyataan.67
Dalam pasal 1 peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
tentang pedoman tata naskah dinas menjelaskan bahwa naskah dinas
65 Martono, Arsip Korespodensi, h. 48.
66 Martono E, Mahir Surat-menyurat Dinas Bahasa Indonesia (Jakarta: Karya Utama, 1993), h.
24. 67
Sekretaris dan Tatawarkat, h.154.
47
adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
oleh pejabat yang berwenang di lingkungan lembaga negara, pemerintahan
daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN/BUMD dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.68
2. Fungsi Naskah Dinas
Surat/Naskah dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: 69
a. Surat dinas sebagai bukti nyata hitam di atas putih, terutama surat-
surat perjanjian.
b. Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan
dapat dilihat lagi jika diperlukan.
c. Surat dinas sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang
perubahan dan perkembangan suatu instansi
d. Surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat putusan atau surat
instruksi.
e. Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan
lawan bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran
mentalitas pengirimnya.
68 Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ 2014. 69
E.Zainal Arifin, Penggunaan Bahasa Indonesai Dalam Surat Dinas (Jakarta: Mediyatama
Sarana, 1987), h. 13.
48
Jika dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat memiliki
kelebihan, yaitu dapat mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi
karena penulis menyampaikan maksudnya dengan sejelas-jelasnya. Selain
itu, pembaca dapat membacanya berulang-ulang apabila dirasakan belum
mengetahui betul isinya. Kelebihan yang lain adalah bahwa biaya surat
menyurat yang digunakan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya telepon atau telegraf.
3. Jenis-jenis naskah dinas
Naskah dinas terdi berbagai macam jenis yaitu sebagai berikut:70
a. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan peraturan perundang-
undangan
1) Peraturan daerah
2) Peraturan gubernur
3) Peraturan kepala satuan kerja perangkat daerah
4) Keputusan
5) Instruksi
b. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat
1) Surat biasa
2) Surat edaran
70Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip, h. 11.
49
3) Surat undangan
4) Rekomendasi
5) Surat panggilan
6) Surat pengantar
c. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan khusus
1) Surat izin
2) Surat keterangan
3) Surat perjanjian
4) Surat tugas.
5) Surat penugasan
6) Surat perintah
7) Surat perintah kerja
8) Surat perintah tugas
9) Surat perintah perjalanan dinas
10) Surat perintah bongkar
11) Surat penyegelan
12) Seruan
13) Nota dinas
14) Berita acara
15) Surat kuasa
16) Memo
17) Risalah rapat
50
18) Pengumuman
19) Telaahan staf
20) Laporan
21) Nota kesepahaman.
4. Prinsip pembuatan naskah dinas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan naskah dinas
antara lain:
a. Cepat
b. Tepat
c. Efisien
d. Amanat
e. Legal
f. Procedural
g. Modern. 71
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema pengelolaan arsip
naskah dinas yang penulis usung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nur Aini Astuti (2015) Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta,
Fakultas Ekonomi, Jurusan Pendidikan Administrasi. Dengan judul
71 Ibid., h. 12
51
―Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Pada Sub Bagian Umum Dinas
Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Bantul Yogyakarta”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan arsip dinamis aktif
dan untuk mengetahui hambatan dalam pengelolaan arsip dinamis aktif
pada Sub Bagian Umum Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara, studi kepustakaan, serta dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pengelolaan arsip dinamis
aktif di Sub Bagian Umum belum dilaksanakan secara maksimal karena
terbatasnya fasilitas dan sumber daya manusia.
2. Rizca Amelia Akbar (2015) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu
Perpustakaan. Dengan judul “Pengelolaan Arsip Dinamis Studi Kasus
pada Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang
Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan
arsip dinamis, untuk mengetahui perlengkapan arsip dinamis yang
digunakan dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi Sekretariat MUI
Kota Tangerang Selatan dalam dalam pengelolaan arsip dinamis. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dokumentasi serta studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini
52
menunjukan bahwa Pengelolaan arsip dinamis Sekretariat MUI Kota
Tangerang Selatan sudah mengikuti ketentuan kearsipan yang ada akan
tetapi belum sepenuhnya baik karena ada beberapa kendala dan aspek
pengelolaan arsip dinamis yang belu, dilakukan secara sistematis.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
mendeskripsikan dan memberi penjelasan mengenai keadaan yang terjadi di
lapangan seperti apa adanya. Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam
penelitian deskriptif adalah untuk mendapatkan informasi lebih mendalam
mengenai pengelolaaan arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat.
Pengguna metode penelitian dimaksudkan untuk menemukan data yang valid,
akurat, dan signifikan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah
yang diteliti.72
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yakni data yang berbetuk non angka
seperti: kalimat-kalimat, foto, atau rekaman suara dan gambar.73
Pakar lain
menejelaskan penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada sebuah latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang/peneliti
yang tertarik secara alamiah.74
72 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.
73 Ibid., h. 86.
74 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda, 2009), h. 5.
54
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, hasil observasi dan dokumentasi
yang dilakukan penulis dari suatu obyek. Penelitian ini memperoleh data
primer secara langsung dari hasil observasi di lokasi penelitian yaitu arsip
naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dan hasil wawancara
dengan kepala keluraha, sekretaris kelurahan, dan staf secretariat kelurahan.
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data premier diantaranya:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.75
Wawancara yang
digunakan dalam penelitianini adalah wawancara secara mendalam.
Wawancara mendalam yaitu dengan membuat pedoman pertanyaan yang
diajukan agar dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan arsip
dinamis aktif dan kendala-kendala yang dihadapi Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel dalam pengelolaan arsip naskah dinas aktif.
75 Sofian Efendi, Metode Penulisan Survei. (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 135.
55
b. Observasi
Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu
pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.76
Observasi
bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-
aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil observasi yang berisi
deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal
dan waktu. Observasi dilakukan untuk menjawab permasalahan mengenai
perlengkapan yang digunakan untuk menunjang pengelolaan arsip naskah
dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui dokumen-
dokumen yang terdapat pada sekretariatan berupa buku catatan surat
masuk dan surat keluar, dan foto-foto yang penulis ambil sendiri setelah
meminta izin dari pihak Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dengan tujuan
sebagai bahan bukti dan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, atau mendengarkan.
Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah peneliti
76 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 63.
56
sebelumya yaitu dengan studi kepustakaan.Sumber data sekunder diperoleh
secara tidak langsung, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya tulis
orang lain, koran, dan majalah).77
C. Indikator Penilaian
Dalam penelitian ini dasar hukum yang digunakan untuk penentuan indikator
penilaian adalah Undang-undang nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan,
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia nomor 2 tahun 2014 tentang
pedoman tata naskah dinas dan pedoman pengelolaan dan penataan arsip daerah
khusus Ibukota Jakarta tahun 2011 serta beberapa literature yang diperoleh dari
buku, karya ilmiah dan jurnal.
Adapun variabel yang digunakan sebagai indikator penilaian terdiri dari:
1. Pengelolaan arsip dinamis, yang meliputi: Penciptaan, penggunaan,
penyimpanan, penyusutan.
2. Fasilitas pengelolaan arsip dinamis.
3. Kendala-kendala dalam pengelolaan arsip dinamis.
4. Dasar hukum pengelolaan arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat
Agar lebih jelas, Penulis akan mnguraikan variabel tersebut kedalam bentuk tabel
77 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62.
57
Tabel 1.
Indikator Penilaian
No Sub Variabel Indikator Keterangan
A. Pengelolaan Arsip Dinamis
1. Penciptaan 1. Surat Masuk
a. Menerima naskah dinas
dengan baik dan benar.
b. Mampu menggolongkan
naskah dinas yang telah
diterima
c. Merespon dengan cepat
dan teliti mengenai
naskah dinas yang
diterima dari luar
organisasi.
2. Surat Keluar
a. Membuat naskah dinas
sesuai dengan konsep
b. Mencatat naskah dinas
pada buku agenda surat
keluar
c. Mendistribusikan arsip
dengan cepat dan teliti.
R: 1, 7, 8, 9 ran LS:
1 (a,-f)
R: 1, 10 dan LS: 2
(a-h)
2. Pendistribusina 1. Menggunakan prosedur yang
benar untuk
mendistribusikan arsip
naskah dinas
2. Mendistribusikan arsip
naskah dinas sesuai dengan
tujuan
LS: 1-4
58
3. Penyimpanan 1. Menggunakan asas
penyimpanan yang sesuai
dengan lingkup organisasi
2. Menggunakan sistem
penyimpanan yang konsisten
dan sesuai dengan lingkup
organisasi.
3. Menentukan retensi arsip
Menyimpan arsip naskah
dinas sesuai dengan
prosedur.
R: 2
R: 15 dan LS: 1-5
4.
Penyusutan
1. Melakukan penilaian arsip
naskah dinas
2. Memusnahkan arsip naskha
dinas yang sudah tidak
digunakan
3. Meindahkan arsip naskah
dinas dari cabang tata usaha
(CTU) ke induk tata usaha
(ITU) dengan menggunakan
berita acara pemindahan
arsip.
LS: 1, 2, 4, 5
B. Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis
1. Menggunakan fasilitas yang
sesuai dengan standar
2. Memandayagunakan
fasilitas yang tersedia
3. Merawat fasilitas yang
tersedia.
R: 11
untuk perlengkapan
pengelolaan arsip
naskah dinas
terdapat pad aba.
Penyimpanan
LS: 3
C. Kendala-kendala Pengelolaan Arsip Dinamis
1. Membuat anggaran khusus
untuk pengelolaan arsip
naskah dinas
2. Tersedianya fasilitas
penunjang yang memadai
3. Mampu mengamankan arsip
dinamis
4. Merekrut pegawai yang
memiliki kualifikasi
dibidang kearsipan
R: 4
R: 5
Untuk kendala-
kendala dalam
pengelolaan arsip
naskah dinas
terdapat pada
59
5. Mampu mengoptimalkan
SDM yang tersedia untuk
mengelola arsip naskah
dinas dengan mengikuti
berbagai kegiatan
pembinann/pelatihan.
pertanyaan
tambahan
LS:1
D. Kriteria Informan
Pemilihan informan bertujuan untuk memberikan informasi yang terlengkap
sehingga penulis mendapatkan informasi yang lengkap dalam penulisan
penelitian. Dalam penelitian, peneliti harus cermat dalam memilih orang-orang
yang akan diwawancarai (informan).78
Dalam penelitian ini, penulis mengambil informan yang memahami tentang
pengelolaan arsip naskah dinas aktif Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, dan
Staf Sekretariat. Penulis mengambil informan sebanyak 3 orang yaitu:
1) Erwin Lobo (Kepala Kelurahan Kuningan Barat Jaksel)
Penulis memutuskan memilih beliau sebagai informan karena beliau memiliki
wewenang dan bertugas untuk merealisasikan peraturan-peraturan yang ada
dalam menjalankan Kelurahan Kuningan Barat.
2) Drs Rohman (Sekretasis Kelurahan Kuningan Barat Jaksel)
78 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 53.
60
Penulis memutuskan memilih beliau sebagai informan karena beliau yang
bertanggung jawab atas segala kegiatan, terutama pada kegiatan surat-
menyurat yang ada pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
3) Listiya Suciani (Staf Pengelolaan Arsip Kelurahan Kuningan Barat Jaksel)
Penulis memutuskan memilih beliau sebagai informan karena beliau adalah
staf yang bersinggungan langsung dengan arsip naskah dinas yang ada pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data
yang diperoleh di lapangan dari para informan. Dalam penelitian ini, penulis
menganalisis secara langsung data-data yang penulis peroleh ketika melakukan
observasi dan wawancara. Data-data yang diperoleh akan diolah dan disajikan
dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan
menemukan solusi dengan disertai teori-teori yang mendukung.
Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang
peneliti dapat mengemukakan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang
61
banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara
atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.
2. Paparan data
Dalam penyajian data, dapat dianalisis oleh peneliti untuk di susun
secara sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat
menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian.
Pemilihan teknik ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
menggambarkan atau memberikan pemahaman mengenai realitas yang diteliti
serta memudahkan peneliti dalam pemilihan data-data sehingga mampu
menjawab permasalahan yang diteliti yang pada akhirnya akan menghasilkan
suatu kesimpulan.79
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel yang
terletak di jalan Kuningan Barat No: 1 Kecamatan Mampang Perapatan.
79 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010).
62
penelitian dilaksanakan pada bulan February sampai September 2017 dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 2
Jadwal Penelitian
No
Tahun
&bulan
Kegiatan
2017
February Maret April Mei Juni Juli Agustus
September
Oktober
1. Penyusunan
Proposal
2. Pengajuan
Proposal
3. Bimbingan
Skripsi
4. Penelitian
5. Penyusunan
Skripsi
6. Pengajuan
Sidang
7. Sidang
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN
A. Profil Kelurahan Kuningan Barat
1. Sejarah
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel adalah satuan kerja perangkat
daerah yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Mampang
Prapatan Kotamadya Jakarta Selatan. Kelurahan Kuningan Barat dibentuk
berdasarkan surat keputusan gubernur, kepala daerah khusus Ibukota
Jakarta No.5 tahun 1966 tentang pembentukan kota administratif,
kecamatan dan kelurahan dalam wilayah daerah khusus Ibukota Jakarta.
Pada Tahun 1960-an nama Wilayah "Kuningan" hanya terdapat satu
wilayah yaitu sepanjang Jl. HR. Rasuna Said s.d Jl. Kapt Tendean , Jl.
Wolter Monginsidi, Jl. Jend Sudirman, tetapi terjadi pemekaran wilayah
dikarenakan dibangunnya MHT Jl. Jend Gatot Subroto yang kini terpisah
menjadi 2 bagian yaitu Kuningan Barat dan Kuningan Timur.
2. Tugas dan Fungsi Kelurahan Kuningan Barat
Kelurahan Kuningan Barat mempunyai tugas pokok, fungsi dan tatakerja
yang diataur dalam peraturan gubernur No 251 tahun 2014 tentang
organisasi dan tata kerja kelurahan yaitu:
a. Kelurahan
64
Kelurahan mempuanyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan
pemerintah yang dilimpahkan gubernur. Untuk melaksanankan tugas,
kelurahan mempunyai fungsi diantaranya:
1) Penyusunan rencana strategis, dan rencana kerja dan anggaran
kelurahan
2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
kelurahan
3) Pelaksanaan kegiatan pemerinahan kelurahan
4) Pemberdayaan masyarakan kelrahan
5) Pelayanan masyarakat
b. Lurah
Dalam kedudukannya sebagai kepala pemerintahan kelurahan, lurah
mempunyai wewenang mengordinasikan, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan operasional tugas dan fungsi selurug
perangkat SKPD/UKPD yang ada di wilayah kelurahan. Lurah
mempunyai tugas diantaranya:
1) Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
kelurahan
2) Mengoordinasikan pelaksanaan tugas secretariat kelurahan dan
seksi
65
3) Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD, UKPD
dan/ atau instansi pemerintah pusat/swasta terkait, dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi kelurahan
4) Memimpin dan mengoordinasi pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan tingkat kelurahan
5) Melaksanakan koordinasi dengan usnsur forum koordinasi
pimpinan kelurahan.
c. Wakil Lurah
Wakil lurah dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada lurah. Wakil lurah mempunyai tugas
dantaranya:
1) Membantu lurah dalam memimpin dan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas dan fungsi kelurahan
2) Membantu lurah dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas seksi
3) Membantu lurah dalam melaksanakan Melaksanakan koordinasi
dan kerja sama dengan SKPD, UKPD dan/ atau instansi
pemerintah pusat/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi kelurahan
4) Membantu lurah dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta
penegakan peraturan daerah dan peraturan gubernur
66
5) Membantu lurah dalam pembinaan masyarakat dan lembaga
masyarakat kelurahan.
d. Sekretariat
Sekertariat kelurahan dipimpin oleh seorang sekretaris kelurahan yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada lurah
Sekretariat mempunyai tugas diantaranya:
1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran
sesuai dengan lingkup tugasnya
2) Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan
anggaran sesuai dengan lingkup tugasnya
3) Mengoordinasikan penyusun rencana strategis, rencana kerja dan
anggaran dan dokumen pelaksnaan anggaran kelurahan.
4) Menyusun kebijakan, pedoman dan standar teknis yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi secretariat
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran kelurahan
e. Seksi pemerintahan, ketentraman dan ketertiban
merupakan unit kerja lini kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintahan yang dipimpin oleh kepala seksi yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada lurah. Seksi pemerintahan,
ketentraman dan ketertiban mempunyai tugas diantaranya:
67
1) Menyususn bahan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran sesuai dengan lingkup tugasnya
2) Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan
anggaran sesuai dengan lingkup tugasnya
3) Memfasilitasi, memberikan bimbingan dan konsultasi teknis
lembaga kemasyarakan termasuk Rukun Tetangga dan Rukun
Warga
4) Melaksanakan kegiatan fasilitas, koordinasi dan kemitraan dengan
lembaga musyawarah kelurahan
5) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Gubernur dapat mendayagunakan Satgas Pol PP yang dibiayai
dokumen pelaksanaan anggaran kelurahan.
f. Seksi Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
Seksi Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat merupakan
Unit Kerja lini Kelurahan dalam pelaksanaan pembinaan,
pengembangan dan pemberdayaan perekonomian, sosial masyarakat,
pendidikan dan Kesehatan Masyarakat di wilayah Kelurahan yang
dipimpin oleh kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan
beratnggung jawab kepada lurah. Seksi Pemberdayaan Ekonomi dan
Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas diantaranya:
68
1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran
sesuai dengan lingkup tugasnya
2) Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan
anggaran sesuai dengan lingkup tugasnya
3) Melaksanakan monitoring, fasilitasi serta pemberian bimbingan
dan konsultasi terhadap usaha mikro dan kecil serta kegiatan
ekonomi masyarakat lainnya
4) Melaksanakan monitoring, pengawasan, pengendalian,
pengembangan serta pemberian bimbingan dan konsultasi terhadap
industry rumah tangga
5) Mengoordinasikan dan monitoring pelaksanaan kegiatan
peningkatan dan pengembangan perekonomian masyarakat lurah
g. Seksi Prasarana, Sarana dan Kebersihan LIngkungan
Seksi Prasarana, Sarana dan Kebersihan LIngkungan merupakan Unit
Kerja lini Kelurahan dalam pelaksanaan pemeliharaan/perawatan
prasarana dan sarana serta pemeliharaan kebersihan dan lingkungan
yang dipimpin oleh kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan
beratnggung jawab kepada lurah. Seksi Prasarana, Sarana dan
Kebersihan Lingkungan mempunyai tugas diantaranya :
1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran
sesuai dengan lingkup tugasnya
69
2) Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan
anggaran sesuai dengan llingkup tugasnya
3) Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk
kegiatan fisik dan social
4) Melaksanakan pekerjaan penanganan segera dalam bidang jalan
saluran, kebersihan, taman dan penerangan jalan
5) Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan parasarana dan sarana
umum, seperti jalan lingkungan.80
3. Visi dan Misi
a. Visi:
Mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang
sejajar dengan kota-kota besar negara maju di dunia, dihuni oleh
masyarakat yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan
kehidupan yang berkualitas
b. Misi:
1) Mempertahankan wilayah bagian selatan Jakarta Selatan sebagai
daerah resapan air.
2) Mewujudkan wilayah bagian Utara Jakarta Selatan sebagai pusat
niaga terpadu.
80 Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ―Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 251 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan.‖
70
4. Struktur Organisasi Kelurahan Kuningan Barat
Gambar 1
Struktur Organisasi
Sekeretaris Lurah
Drs. Rohman
Wakil Lurah
Seksi Pemberdayaan
Ekonomi dan
Kesejahteraan
Rakyat
Hj. Silvia Heidy, SE,
S.Sos
Seksi
Pemerintahan
Ketentraman
dan Ketertiban
Linaria Purba
Seksi Prasarana
Sarana dan
Kebersihan
Lingkungan
Imam Santoso
Wahyudi, ST
Pengurus Barang
Ferry Hariyanto,
S.Kom, S.Sos
Satgas Pol- PP PP
Makmun
Kependudukan
& Capil
Lismansyah
Bendahara
Pengeluaran
Bambang
Indriyanto, A.Md
Puskesmas
Kelurahan
Dr. Chitra Rasjmi
PLKB
Kelurahan
DRS Zainuddin
Lurah
Erwin Lobo
PTSP Kelurahan
Diana Dumasari,
S.Sos
Staf
Pengelolaan
Arsip
Listya
Suciani
Caraka
Sutoro
71
5. Koleksi Naskah Dinas
Naskah dinas yang dimiliki Kelurahan Kuningan Barat pada bulan
January-Agustus 2017 berjumlah 868, Terdiri dari:
a) naskah dinas masuk sebanyak 227 yang terdiri dari surat himbauan,
surat keputusan, surat intruksi, surat undangan, surat tugas dan juga
surat kedinasan lainnya.
b) Surat undangan masuk sebanyak 147 yang berasal berasal dari
masyarakat, suku-suku dinas, dan lembaga pemerintah.
c) Naskah dinas keluar sebanyak 431 yang terdiri dari surat instruksi,
surat keputusan, surat undangan, surat edaran, surat pengumuman atau
pemberitahuan, surat pengantar dan surat tugas.
d) Surat undangan keluar sebanyak 63 yang ditujukan kepada
masyarakat, suku-suku dinas, dan lembaga pemerintah.
6. Program Kegiatan
Jumlah program kegiatan di Kelurahan Kuningan Barat ada 23 yang di
bagi menjadi tiga seksi yaitu:
a. Seksi Pemerintahan Ketentraman dan Ketertiban
1) Peningkatan Fungsi RT, RW dan LMK
2) Peningkatan fungsi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
(FKDM) tingkat kelurahan
3) Penyedian layanan pendukung penanganan awal tanggap darurat
bencana tingkat kelurahan
72
4) Penegakan perda nomor 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum
tingkat kelurahan
5) Penyediaan jasa telepon, air, listrik dan internet
6) Pengisian alat pemada api (APAR)
7) Penyediaan alat tulis kantor
8) Penyediaan jasa adaministrasi keuangan.
b. Seksi Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
1) Pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK)
2) Pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan
chikungunya melalui pengarahan juru pementau jentik (Jumantik)
3) Penggerakan masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk dan Survaillance
4) Pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
5) Peningkatan kesegaran jasmani bagi masyarakat
6) Pendistribusian beras untuk rumah tangga miskin (raskin)
7) Pelaksanaan RW siaga
c. Seksi Prasarana Sarana dan Kebersihan Lingkungan
1) Penanganan prasarana sarana umum (PPSU) tingkat kelurahan
2) Penyelenggaraan musrenbang tingkat kelurahan
3) Pendampingan pelaksanaan rembuk RW
4) Pengadaan peralatan dan perlengkapan kebersihan lingkungan
73
5) Penyediaan BBM/KDO
6) Penyediaan jasa perizinan KDO/KDO khusus
7) Pemeliharaan KDO kelurahan.
7. Waktu Kerja
Waktu kerja efektif Kelurahan Kuningan Barat adalah Senin-Jum’at.
Senin-Kamis Pukul 07.30-16.00 WIB sementara untuk hari Jum’at 07.30-
16.30 WIB.
8. Letak Geografis
Kelurahan Kuningan Barat terletak di bagian Utara wilayah Kecamatan
Mampang Prapatan yaitu pada jalan Kuningan Barat No: 1, Jaksel. berada
perish disamping SDN 01, 3 dan 5 Kuningan Barat.
9. Luas Wilayah
Luas wilayah Kelurahan Kuningan Barat adalah 97,8 Ha yang habis
terbagi kedalam 5 lingkungan RW dan 48 lingkungan RT dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Jalan Jendral Gatot Subroto
Timur : Jalan Jendral Gatot Subroto/Jalan Kapten P. Tendean
Selatan : Jalan Kapten P. Tendean
Barat : Kali Krukut.
74
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil penelitian yang
diperoleh melalui wawancara. Adapun hasil penelitian yang diperoleh,
sebagai berikut:
1. Pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel
a. Penciptaan
Penciptaan merupakan tahap petama pengelolaan arsip naskah dinas,
pada Kelurahan Kuningan Barat dalam penciptaan arsip naskah dinas
diperoleh dari surat masuk (menerima arsip naskah dinas) dan surat
keluar (membuat arsip naskah dinas). berdasarkan hasil wawancara
dengan para informan penerimaan naskah dinas melalui surat masuk
terdiri dari berbagai macam naskah dinas. Seperti surat himbauan,
surat keputusan, surat intruksi, surat undangan, surat tugas dan juga
surat-surat lain yang perihalnya tentang kedinasan. Hal ini sesuai
dengan yang diutarakan Rohman:
surat himbauan, Keputusan, Intruksi, surat edaran yang berasal dari
gubernur dan walikota. Ada juga surat undangan dan surat tugas.81
81Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
75
Dan juga oleh Listya Suciani:
….. ada surat edaran, surak keputusan, surat instruksi, Surat
Pemberitahuan kegiatan, Surat undangan dan surat-surat yang lain
yang perihalnya tentang kedinasan.82
Dalam tahap penerimaan arsip naskah dinas melalui surat masuk
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel memiliki prosedur dalam
penerimaan arsip naskah dinas yang masuk. Berdasarkan hasil wawan
cara dengan para informan prosedur yang dilakukan yaitu setiap
naskah dinas yang diterima dicatat pada buku register, diberikan
lembar disposisi, digandakan dengan tujuan salah satu surat untuk
disimpan sebagai arsip, lalu surat yang lainnya diberikan kepada lurah,
kemudian ditindak lanjuti diberikan kepada yang tuju. Hal ini sesuai
dengan yang diutarakan oleh Listya Suciani:
Surat masuk dicatat buku register, didisposisi ke pimpinan, lalu
pimpinan membuat perintah yang tertera pada lembar disposisi
apakah ditindak lanjuti atau langsung diarsipkan.83
Dan oleh Rohman:
Kalo untuk prosedurnya di kelurahan masih sederhana banget ya,
begitu ada surat masuk lalu kita catat di buku register terus dikasih
lembar disposisi dua rangkap, terus diberikan ke lurah untuk di isi
tanggal dan asalnya dari mana, kemudian ditindak lanjuti kepada
sekkel, nah salah satu lembar disposisi disimpan untuk dijadikan arsip
untuk pengecekan suatu saat jika perlu dan terkadang suratnya kita
fotocopy juga untuk diarsipkan beserta lembar disposisinya, kemudian
82 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 83
Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
76
surat diberikan kepada yang dituju sesuai dengan tl (tindak lanjut)
kepada satuan unit kerjanya.84
Terkait dengan penerimaan arsip naskah dinas Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel, berdasarkan hasil wawancara dengan informan bentuk
dari naskah dinas berupa kertas dan tidak ada naskah dinas berbentuk
elektronik, untuk formatnya yaitu kop surat, tanggal, kepada yang
dituju, nomor, sifat, lampiran, perihal, isi dan penutup. Untuk gambar
bentuk dan format arsip naskah dinas yang masuk, penulis
mencantumkannya pada lampiran. Hal ini sesuai dengan yang
diutarakan oleh Listya Suciani:
Untuk bentuknya rata-rata semuanya kertas si, kita belom ada
komputerisasi. Untuk naskah dinas yang masuk lewat e-mail kita print
sama kaya surat biasa. Kalo formatnya sama kaya surat-surat yang
lain si mas ada kop surat, tanggal , yang dituju, nomor, sifat,
lampiran, perihal, isi, penutup.85
Arsip naskah dinas yang diterima Kelurahan Kuningan Barat berasal
dari berbagai instansi. berdasarkan hasil wawancara dengan informan
instansi tersebut adalah RT/RW, kecamatan, walikota, suku badan dan
juga instansi kedinasan. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh
Listya Suciani:
84 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 85
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
77
Dari RT/RW, dari suku badan dan dinas-dinas sama dari kecamatan
dan walikota, ya yang paling sering dari kecamatan sama walikota
mas.86
Tidak hanya menerima arsip naskah dinas memalui surat masuk,
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel juga membuat asrip naskah dinas
yang nantinya menjadi surat keluar. Dalam pengelolaan arsip naskah
dinas, Kelurahan Kuningan Barat juga membuat berbagai macam
naskah dinas. berdasarkan hasil wawancara dengan para informan
naskah dinas yang dibuat meliputi surat instruksi, surat keputusan,
surat undangan, surat edaran, surat pengumuman atau pemberitahuan,
surat pengantar dan surat tugas. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan
oleh Rohman:
….. ada surat pemberitahuan, surat undangan, instruksi, surat tugas,
surat keputusan dan sebagainya.87
Dan oleh Listya Suciani:
….. ada Surat keputusan lurah, surat edaran, surat undangan, surat
pengantar, surat tugas.88
Dalam tahap pembuatan arsip naskah dinas Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel memiliki prosedur dalam pembuatan arsip naskah dinas.
86 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 87
Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017. 88
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
78
berdasarkan hasil wawancara dengan para informan Prosedurnya
meliputi pengonsepan dan pengetikan yang dilakukan kasi, dicetak,
diberikan paraf oleh kasi dan sekkel, lalu diberikan ke lurah untuk
ditanda tangani dan distempel, kemudian diberi nomor dan dicatat
dibuku agenda surat keluar, lalu digandakan agar salah satu surat dapat
disimpan menjadi arsip dan surat yang lainnya dapat didistribusikan.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Rohman:
Untuk surat keluar alurnya dari kertas kosong, kemudian dikonsep
dan diketik, diperiksa, diparaf kemudian distempel, digandakan
setelah digandakan yang satu untuk diarsipkan dan yang satunya lagi
untuk didistribusikan.89
Dan oleh Listya Suciani:
….. jadi langsung per kasi (ketua seksi) kadang buat sendiri suratnya
sesuai dengan apa yang dibutuhin, kemudian diparaf oleh kasinya
terus sekkel juga paraf terus diajuin ke lurah kemudian dinomorin,
terus dicatat dibuku agenda surat keluar, abis itu digandakan, yang
satu untuk disimpan dan yang satu untuk dikirim.90
Berkaitan dengan pembuatan arsip naskah dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel, berdasarkan hasil wawancara dengan informan
arsip naskah dinas yang dibuat di instansi ini berbentuk kertas dan
89Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
90 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
79
lama pembuatannya hanya memakan waktu sehari. Hal tersebut sesuai
dengan yang diutarakan Listya Suciani:
Untuk bentuknya di kelurahan kertas semua si rata-rata mas.
Gak lama si mas paling sehari juga kelar, itungan menit itu mah.91
Dalam tahap pembuatan arsip naskah dinas Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel memimiliki konsep (format, sususan, dan konteks) untuk
membuat arsip naskah dinas. format dan susunannya meliputi kop
surat, tanggal, bulan, tahun, alamat yang dituju, nomor, sifat, lampiran,
hal, isi dan tanda tangan lurah. Hal ini merujuk pada hasil wawancara
berikut:
Untuk format dan susunannya yang pertama ada kop surat, terus
tanggal, bulan sama tahun, alamat yang dituju, ada juga nomor, sifat,
lampiraan, sama hal kemudian isi terus tanda tangan lurah.92
b. Pendistribusian
Pada tahap ini naskah dinas akan diedarkan di dalam maupun di luar
instansi. Mengenai pendistribusian, prosedur yang digunakan pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel meliputi penomoran dan pencatatan
surat pada buku agenda, digandakan sesuai dengan siapa saja yang
dituju, lalu diberi lembar pengantar/lembar ekspedisi untuk
ditandatangani oleh si penerima surat sebagai bukti bahwa surat sudah
91 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 92
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
80
sampai tujuan, kemudian surat dikirim oleh staf khusus untuk
mengirimkan surat (caraka) sesuai dengan tujuan. Hak ini merujuk
pada hasil wawancara sebagai berikut:
….. Surat yang sudah dinomorin dan dicatatat di buku ini (buku
agenda), terus diperbanyak sesuai dengan siapa saja yang dituju,
terus diberikan lembar pengantar untuk ditanda tangani oleh si
penerima surat sebagai tanda bukti kalau kita sudah ngirim ke sana,
lalu surat dikirim sama caraka sesuai dengan tempat yang dituju.93
Terkait dengan pendistribusian arsip naskah dinas, jangka waktu yang
dibutuhkan arsip naskah dinas untuk siap didistribusikan adalah sehari
untuk surat keluar dan untuk surat masuk tergantung dari berapa
lamanya lurah memberikan tanda tangan. Untuk tujuan dari
pendistribusian arsip paling sering diberikan kepada tingkat kota atau
walikota, kecamatan dan RT/RW. Hal ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Untuk surat masuk yang didistribusikannya intern itu tergantung
disposisi dari lurah, kita kan nunggu disposisi dari lurah misalkan
lurah seharian ada kegiatan di luar kan berarti besoknya baru
didisposisi kemudian diproses selanjutnya.
Untuk mendistribusikan surat keluar cuma sehari si mas, jadi begitu
surat yang ingin dikirim sudah selesai langsung dianter sama caraka.
Paling sering tingkat kota dan tingkat kecamatan sama ke RT RW
paling mas.94
93 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
94 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
81
c. Penyimpanan
Dalam suatu instansi diperlukan suatu asas tertentu dalam
penyimpanan arsip agar kegiatan organisasi berjalan dengan baik dan
sesuai prinsip dasar penyimpanan arsip tersebut. asas penyimpanan
yang digunakan oleh Kelurahan Kuningan Barat Jaksel adalah asas
kombinasi. Setiap satuan unit kerja memegang arsipnya masing-
masing karena itu merupakan tanggung jawab dari setiap ketua satuan
unit kerja. Sementara arsip yang terpusat pada sekretariat berupa arsip
surat masuk dan surat keluar. Pernyataan ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Kombinasi, ada arsipnya dipegang masing masing bagian ada juga
yang terpusat seperti surat masuk, keluar karena surat masuk keluar
menyangkut lingkup kelurahan. Dahulunya menggunakan sistem
terpusat tetapi kan yang mengetahui detail dan bertanggung jawab
atas kearsipan setiap seksi adalah kasinya itu masing-masing jadinya
jika terpusat tidak lancar dan susah ditemukan apabila ada
pemerikasaan, maka dari itu digantilah jadi sistem kombinasi.95
Mengenai sistem penyimpanan arsip naskah dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel adalah sistem klasifikasi berdasarkan kode
surat. Kode surat diberikan berdasarkan subjek dari surat tersebut.
Arsip naskah dinas disimpan berdasarkan kode surat karena dapat
memudahkan staf sekretariat ketika menemukan kembali arsip jika
95 Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
82
sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. Pernyataan tersebut merujuk pada
hasil wawancara sebagai berikut:
Kita masih sederhana ya, itu kan ada kode surat jadi menyimpannya
berdasarkan kode surat.96
Mengenai prosedur penyimpanan arsip naskah dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel meliputi menggandakan surat, pemberian
lembar disposisi, dibaca dengan seksama untuk menentukan kode
surat lalu surat yang telah digandakan salah satunya disimpan menjadi
arsip dan diklasifikasikan berdasarkan kode surat tersebut. Hal ini
merujuk pada hasil wawancara sebagai berikut:
Setelah surat digandakan, lalu diberikan lembar disposisi, surat
dibaca isinya tentang apa lalu diberikan kode sesuai dengan isinya,
terus surat pasti langsung diarsipin berdasarkan kodenya.97
waktu penyimpanan arsip naskah dinas aktif Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel mempunyai jangka waktu selama satu tahun, setelah satu
tahun lalu disusutkan menjadi Arsip naskah dinas inaktif. Hal ini
merujuk pada hasil wawancara sebagai berikut:
….. satu tahun langsung dirapihin (disusutkan).98
96 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
97 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 98
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
83
d. Penyusutan
Kegiatan penyusutan adalah tahap arsip aktif menjadi arsip inaktif.
arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel sudah
pernah disusutkan dan kegiatan ini rutin diadakan setiap satu tahun
sekali dan itu merupakan kebijakan dari Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga arsip tetap rapih dan
tidak tercampur dengan arsip-arsip lama. Hal ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Sudah, biasanya dilakukan pada awal tahun itu kebijakan dari
kelurahan, Kalo udah setahun pasti dirapihin (disusutkan) supaya
arsip-arsip di tahun yang akan datang tidak bercampur dan tidak acak
dengan arsip-arsip lama.99
Terkait dengan peninjauan kembali, seleksi, dan daftar arsip yang
disusutkan, pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel tidak ada
peninjauan, penyeleksian dan daftar arsip yang ingin disusutkan dalam
kegiatan penyusutan. Jadi dalam jangka waktu satu tahun semua arsip
naskah dinas langsung akan disusutkan. Hal ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Tidak ada, jadi semua arsip naskah dinas tahun kemarin langsung
dirapihin (disusutkan).100
99 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 100
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
84
penentuan akhir arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel jika boks-boks arsip sudah terlalu menumpuk pada ruangan
maka akan dipindahkan ke dalam gudang. Hal ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Jadi kalo arsip yang sudah dirapihin terlalu banyak kita akan
pindahin ke gudang, tapi kalo untuk pemusnahan gak ada si mas, tapi
gak tau kalo tahun-tahun kemaren itu gimana.101
2. perlengkapan pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel
Sesuai dengan tujuan kedua skripsi ini, yaitu mengetahui fasilitas apa saja
yang digunakan dalam pengelolaan arsip naskah dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat, fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan arsip naskah
dinas meliputi Satu unit komputer, 1 unit mesin print, 1 mesin fotocopy,
25 map gantung, Filling cabinet 3 laci, 4 buku register, 5 boks arsip, satu
lemari arsip, satu unit kursi dan meja kerja. Hal ini merujuk pada hasil
wawancara sebagai berikut:
Meja, kursi, tempat arsip (map arsip), lemari, filing cabinet, boks arsip.102
….. Ordner, map arsip, rak arsip sama buku register.103
101 Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
102Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017. 103
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017.
85
Dan hasil observasi sebagai berikut:
Satu unit komputer dalam kondisi baik dan layak pakai, hanya dipakai
untuk mencetak naskah dinas yang masih elektronik.
Satu unit mesin print dalam kondisi baik dan layak pakai.
Satu mesin fotocopy dalam kondisi baik dan layak pakai.
Satu meja dan kursi kerja dalam kondisi baik dan layak pakai.
Map gantung yang terdiri dari 21 map gantung berwarna merah dan 4
map gantung berwarna coklat. Keduanya terbuat dari kertas tebal dan
dalam kondisi baik.
Filling cabinet tiga laci yang terbuat dari besi dengan ukuran
100x62x46,5 cm. kondisnya baik dan masih layak pakai, dari ketiga
laci yang difungsikan hanya satu laci
Buku register yang terdi dari 4 buah yaitu: buku agenda surat masuk,
buku agenda undangan masuk, buku agenda surat keluar, buku agenda
undangan keluar yang dalam kondisi cukup baik dan masih layak
pakai untuk jangka waktu satu tahun.
Lima boks arsip yang terbuat dari kertas karton tebal. digunakan
untuk menyimpan arsip naskah dinas inaktif dari 2012-2016 dan
dalam kondisi baik.
Satu lemari arsip yang terbuat dari kayu dan kaca dengan ukuran
91,4x46x91,6 cm dan dalam kondisi baik dan masih layak pakai.
86
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Pengelolaan arsip naskah
dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
Dalam pengelolaan arsip naskah dinas terdapat 3 kendala yang dihadapi
sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, yaitu tidak adanya dana
yang dikhususkan untuk kegiatan kearsipan, pengetahuab SDM yang
minim tentang kearsipan, dan fasilitas penulis memperoleh hasil
wawancara mengenai kendala dalam pengelolan arsip naskah dinas
sebagai berikut:
a. Anggaran dana
Kendala pertama yaitu anggaran dana, sebagaimana hasil wawancara
sebagai berikut:
Untuk anggaran khusus tentang kearsipan itu tidak ada. Yang ada itu
dana kelurahan untuk alat kerja kantor termasuk juga alat-alat
penunjang kearsipan.104
Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada anggaran khusus untuk
pengelolaan arsip naskah dinas, yang ada hanya anggaran penunjang
kegiatan pengelolaan arsip berupa dana untuk alat-alat kearsipan dan
itu tidak terfokus pada alat-alat kearsipan saja tetapi terbagi dengan
alat-alat kantor yang lainnya.
b. Kurangnya kesadaran aparatur satuan unit kerja
104Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
87
Kendala kedua adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan aparatur
satuan unit kerja tentang pentingnya kearsipan, mengenai kendala
kedua penulis memperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
Aparatur sering menganggap remeh tentang kearsipan.105
Hal yang sama diutarakan staf sekretariat
Kendalanya SDM yang menganggap remeh mengenai kearsipan.106
Berdasarkan jawaban dari para informan, dalam pengelolaan arsip
naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat, para staf yang terlibat
langsung dengan pengelolaan arsip naskah dinas menganggap remeh
kegiatan kearsipan.
c. SOP tertulis tentang kearsipan
Kendala ketiga yaitu SOP tertulis tentang kearsipan, mengenai SOP
penulis memperoleh wawancara sebagai berikut:
sebenarnya untuk penyusutan tidak ada peraturan tertulis, ini inisiatif
saya sendiri agar arsip tahun lalu tidak tercampur dengan arsip
ditahun yang akan datang.107
105Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017. 106
Listiya Suciani, Staf Sekretariat Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta
Selatan, 23 Agustus 2017. 107
Rohman, Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel, wawancara, Jakarta Selatan, 24
Agustus 2017.
88
Berdasarkan jawaban dari informan, Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
belum memiliki SOP tertulis tentang kearsipan yang dibuat dan
dikhususkan untuk Kelurahan Kuningan Barat Jaksel.
C. Pembahasan
1. Pengelolaan Arsip Naskah Dinas aktif pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel
a. Penciptaan
Penciptaan merupakan tahap awal dalam pengelolaan arsip naskah
dinas. Arsip naskah dinas tercipta dari penerimaan surat masuk dan
pembuatan surat keluar. Dalam penerimaan ataupun pembuatan arsip
naskah dinas memiliki jenis yang beragam seperti peraturan daerah,
peraturan gubernur, peraturan kepala satuan kerja perangkat daerah,
surat keputusan, instruksi, surat biasa, surat edaran, surat undangan,
rekomendasi, surat panggilan, surat pengantar, surat izin, surat
keterangan, surat perjanjian, surat tugas, surat penugasan, surat
perintah, surat perintah kerja, surat perintah tugas, surat perintah
perjalanan dinas, seruan, nota dinas, berita acara, pengumuman, dll.
Dalam penerimaannya naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel terdiri dari berbagai jenis meliputi surat himbauan, surat
keputusan, intruksi, surat undangan, surat tugas dan juga surat-surat
lain yang perihalnya tentang kedinasan. Naskah dinas yang diterima
89
oleh Kelurahan Kuningan Barat Jaksel berasal dari berbagai instansi
seperti RT/RW, Kecamatan, Walikota, suku badan dan juga instansi
kedinasan dan bentuknya berupa kertas. Adapun langkah-langkah
menurut ida Nuraida dalam penerimaan surat adalah: 1). Penerimaan
surat; 2). Pengarahan surat; 3). Penilaian surat; 4). Pencatatan surat; 5)
Penyimpanan surat; 6). Penya mpaian surat.108
Naskah dinas yang diterima akan langsung diterima oleh staf
sekretariat lalu dicatat pada buku register, diberikan lembar
disposisi, digandakan dengan tujuan salah satu surat untuk disimpan
sebagai arsip, lalu surat yang lainnya diberikan kepada lurah,
kemudian ditindak lanjuti diberikan kepada yang dituju. Dari
penggabungan teori dengan temuan di lapangan, Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel telah melakukan langkah-langkah penerimaan arsip
naskah dinas dengan cukup baik.
Tidak hanya menerima arsip naskah dinas, Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel juga membuat arsip naskah dinas dengan jenis yang beragam
seperti surat instruksi, surat keputusan, surat undangan, surat edaran,
surat pengumuman atau pemberitahuan, surat pengantar dan surat
tugas. Tidak hanya dalam penerimaan arsip naskah dinas, dalam
108 Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantora (Yogyakarta: Kanisius, 2012), h. 76-78.
90
pembuatannya arsip naskah dinas juga memiliki langkah-langkah.
Adapun langkah-langkah menurut Wursanto dalam buku kearsipan 2
dalam pembuatan arsip naskah dinas sebagai berikut: 1). Menerima
dikte atau konsep tertulis dari pimpinan; 2). Membuat konsep surat;
3). Mencatat pada buku registrasi keluar; 4). Mengetik surat dalam
bentuk akhir; 5). Meminta tanda tangan pemimpin; 6). Mengecek
surat yang akan dikirim; 7). Mendistribusikan surat.109
Pembuatan arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
langkah pertama adalah pengonsepan dan pengetikan yang dilakukan
kasi, dicetak, diberikan paraf oleh kasi dan sekkel, lalu diberikan ke
lurah untuk ditanda tangani dan distempel, kemudian diberi nomor dan
dicatat di buku agenda surat keluar, lalu digandakan agar salah satu
surat dapat disimpan menjadi arsip, lalu surat yang lainnya
didistribusikan. Dari ke 7 langkah-langkah dalam proses pembuatan
naskah dinas, Kelurahan Kuningan Barat Jaksel telah melakukan
langkah-langkah tersebut walupun dilakukan tidak berurutan atau
sistematis sesuai dengan teori yang telah dikemukakan. Hal ini
menandakan pembuatan arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel berjalan dengan baik.
109 Wursanto, Kearsipan 2 (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h, 111.
91
b. Pendistribusian
Pada tahap kedua ini naskah dinas diarahkan sesuai dengan siapa yang
dituju. Setiap kantor mengikuti suatu prosedur tertentu untuk
mengawasi pendistribusian surat masuk dan surat keluar. Prosedur
pendistribusian surat yang umum dipergunakan menurut Zulkifli
Amsyah terdiri dari 3 prosedur yaitu: 1). Prosedur Buku Agenda; 2).
Prosedur Buku Ekspedisi; 3). Prosedur Kartu-Kendali.110
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pendistribusian arsip naskah
dinas, prosedur yang digunakan Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
dalam pendistribusian arsip naskah dinas adalah buku agenda dan
buku ekspedisi. Buku agenda digunakan untuk mencatat naskah dinas
yang masuk dan naskah dinas yang ingin didistribusikan keluar
kelurahan. Tidak hanya itu pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
buku ini berperan penting dalam proses temu kembali arsip naskah
dinas. Beda halnya dengan buku ekspedisi, buku ini diberikan hanya
untuk arsip naskah dinas yang ingin didistribusikan keluar kelurahan
dan berfungsi sebagai tanda bukti bahwa caraka yang ditugaskan
untuk mengirim arsip naskah dinas sudah mengirimkannya sesuai
dengan alamat yang dituju. Hal ini mengindikasikan bahwa
110 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 45.
92
pendistribusian arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel sudah berjalan dengan baik.
c. Penyimpanan
Asas penyimpanan arsip naskah dinas yang digunakan Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel adalah asas kombinasi. Asas kombinasi
merupakan asas yang digunakan pada masing-masing bagian untuk
menyimpan arsip di bawah kendali sistem pusat. Biasanya, asas ini
digunakan pada beberapa perusahan atau instansi yang memiliki
cabang.111
Setiap satuan unit kerja pada Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel memegang arsipnya masing-masing karena itu merupakan
tanggung jawab dari setiap ketua satuan unit kerja. Sementara untuk
arsip yang terpusat pada sekretariat berupa arsip surat masuk dan surat
keluar.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai sistem penyimpanan arsip
naskah dinas, sistem penyimpanan yang digunakan pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel adalah sistem penyimpanan berdasarkan
subjek. Subjek ditulis dalam bentuk kode surat yang sudah diatur
dalam Klasifikasi Desimal Universal (KDU). Sesuai dengan sistem
penyimpanan yang digunakan oleh Sekretariat Kelurahan Kuningan
111 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Kearsipan (Tangerang: Universitas Terbuka, 2013), h. 62.
93
Barat adalah sistem penyimpanan berdasarkan subjek, maka prosedur
penyimpanan menurut Malabay yang dapat dilakukan yaitu: 1).
Membuat indeks.; 2). Dokumen diberi kode; 3). Menyortir; 4).
Menyimpan atau menempatkan di lemari arsip dan diberi label.112
Berdasarkan hasil wawancara, prosedur penympanan arsip naskah
dinas yang telah dilaksanakan adalah menggandakan surat, pemberian
lembar disposisi, surat dibaca dengan seksama untuk menentukan
kode surat lalu surat yang telah digandakan salah satunya disimpan
menjadi arsip dan diklasifikasikan berdasarkan kode surat tersebut.
Dari 4 prosedur sistem penyimpanan arsip berdasarkan subjek,
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel telah melaksanakan 3 prosedur.
Prosedur yang telah dilakukan yaitu mengindeks, memberikan kode
surat, menyimpan arsip naskah dinas. Walaupun demikian
penyimpanan arsip naskah dinas aktif yang telah dilakukan Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel sudah cukup baik.
d. Penyusutan
Tahap terakhir dari pengelolaan arsip naskah dinas aktif adalah
penyusutan. Penyusutan arsip naskah dinas aktif merupakan
pemindahan arsip naskah dinas aktif yang memiliki frekuensi
112 Malabay, ―Kajian Analisis dan Perancangan Model Manajemen Arsip Dalam Rangka
Tertib Aministrasi Kearsipan (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer),‖ Universitas Esa Unggul 10
(2014).
94
penggunaan rendah ke penyimpanan arsip naskah dinas inaktif. Tahap-
tahap dalam penyusutan arsip berdasarkan pedoman pengelolaan arsip
yaitu: 1). Daftar Arsip Sementara; 2). Penilaian. 3). Pemilahan; 4).
Daftar Arsip Definitif. 5). Penyusutan; 6). Berita Acara.113
Berdasarkan dari hasil wawancara, Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
dalam penyusutan arsip naskah dinas aktif sudah pernah dilakukan
dan rutin dilakukan setahun sekali karena hal itu merupakan
kebijakan dari Kelurahan Kuningan Barat Jaksel. Akan tetapi dari ke
6 tahap penyusutan, hanya penyusutan sajalah yang dilakukan oleh
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel. Ketika sudah satu tahun, semua
arsip naskah dinas aktif akan langsung disusutkan dan dipindahkan ke
dalam boks-boks arsip. Dari pemaparan mengenai penyusutan arsip
naskah dinas aktif, Kelurahan Kuningan Barat Jaksel belum cukup
baik dalam melakukan penyusutan arsip naskah dinas aktif.
Sebaiknya Kelurahan Kuningan Barat Jaksel mempertimbangkan dan
merencanakan penyusutan arsip naskah dinas aktif dengan mengikuti
tahap-tahap kegiatan penyusutan secara sistematis. Hal ini perlu
dilakukan supaya arsip naskah dinas aktif yang masih sering
digunakan tidak langsung dipindahkan ke dalam boks arsip, karena
113 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip (Jakarta: BPAD Provinsi Ibukota Jakarta, 2011), h. 52-53.
95
nantinya akan mempersulit dalam proses temu kembali dan
menghambat penyampaian informasi.
2. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Naskah Dinas aktif pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel
Untuk menunjang kegiatan pengelelolaan arsip memerlukan
fasilitas/perlengkapan pendukung seperti yang tertera pada buku pedoman
dan penataan arsip yaitu: 1). Map berkas/folder; 2). Guide/Petunjuk; 3).
Ordner; 4). filing cabinet (Lemari Arsip) 5). Lemari Katalog; 6). Boks
Arsip; 7). Rak Arsip.114
Perlengkapan yang digunakan Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dalam
pengelolaan arsip naskah dinas aktif adalah:
1) Perangkat elektronik, yang terdiri dari 1 unit komputer, 1 unit
mesin fotocopy, 1 unit mesin print. Kondisi dari semua perangkat
elektronik sangat baik dan tentunya masih layak pakai.
2) Filing cabinet. pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel terdapat 1
unit filing cabinet yang terdiri dari 4 laci yang memiliki tinggi 150
cm. kondisi filing cabinet masih cukup baik, namun hanya dua laci
saja yang difungsikan untuk menyimpan arsip naskah dinas.
114 Ibid., h. 45-51.
96
3) Map gantung. Pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel terdapat map
gantung yang terdapat dalam laci filing cabinet. map tersebut ada
yang berbahan kertas karton dan juga plastik tebal.
4) Boks. Pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel terdapat 7 boks arsip
yang berwarna coklat dan berbahan karton tebal. Boks ini
digunakan untuk menyimpan arsip naskah dinas setelah
disusutkan.
Dari uraian mengenai perlengkapan arsip naskah dinas aktif, perlengkapan
yang digunakan oeleh Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dalam
pengelolaan arsip naskah dinas aktif kondisinya sudah baik dan masih
layak untuk digunakan, namun ada beberapa perlengkapan yang perlu
ditambahkan agar dapat memaksimalkan pengelolaan arsip naskah dinas
aktif.
3. Kendala-kendala dalam Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Aktif pada
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
Dalam pengelolaan arsip naskah dinas aktif terkadang ada beberapa
kendala yang dihadapi oleh lembaga/instansi. Keterbatasan dana,
perlengkapan yang belum memadai, sumber daya manusia dan manajemen
yang kurang baik sering menjadi kendala dalam pengelolaan arsip dinamis
khususnya arsip dinamis yang masih aktif. Selain itu ada beberapa kendala
lain dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu: 1). Penemuan kembali arsip
97
yang lama akibat sistem penyimpanan yang kurang sempurna, serta
peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau oleh unit lain dalam
organisasi yang tidak dikembalikan; 2). Bertambahnya arsip dinamis tanpa
disertai dengan penyusutan dan pemusnahan. 3). Pegawai kearsipan yang
tidak cakap dan kurang adanya bimbingan yang teratur dari pihak
pimpinan dan para ahli kearsipan. 4). Kearsipan tidak memadai karena
tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan modern.115
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, ada
tiga kendala yang dihadapi Kelurahan Kuningan Barat Jaksel dalam
pengelolaan arsip naskah dinas yaitu: dana, perlengkapan dan SDM.
Kendala pertama, yaitu tidak adanya dana yang dikhususkan untuk
kegiatan kearsipan. Hal ini disebabkan karena dana yang diperoleh
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel hanya dari Gubernur DKI Jakarta
dengan cara mengajukan rencana anggaran yang dilakukan setiap satu
tahun sekali. Anggaran untuk pengelolaan arsip naskah dinas dikeluarkan
hanya untuk penunjang kegiatan tersebut berupa dana untuk alat-alat
kearsipan dan itu tidak terfokus pada alat-alat kearsipan saja tetapi terbagi
dengan alat-alat kantor yang lainnya. Walaupun dalam sistem pengarsipan
yang baik tidak memerlukan dana yang banyak, tetapi dana adalah hal
115 Wursanto, Kearsipan 2, h. 29.
98
yang penting karena akan mempengaruhi kegiatan kearsipan khususnya
arsip naskah dinas pada sebuah instansi/lembaga, jika tidak adanya dana
maka akan mengakibatkan tidak dapat terlaksananya program-program
yang dibuat tentang kearsipan dan akan mempengaruhi kegiatan
pengelolaan arsip naskah dinas.
Kendala kedua, yaitu kurangnya kesadaran paratur satuan unit kerja
tentang pentingnya kearsipan. pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
tenaga kearsipannya (arsiparis) adalah arsiparis terampil. Walaupun
sederhana dalam pengelolaan arsip naskah dinas, arsiparis ini tidak terlalu
mengalami kesulitan akan tetapi kesuliatan itu datang dari para satuan unit
kerja yang saling berkaitan dengan pengelolaan arsip naskah dinas. hal ini
disebabkan oleh Satuan unit kerja yang dipimpin para kasi (ketua seksi)
memiliki kesadaran yang rendah tentang kearsipan karena mereka tidak
diwajibkan untuk mengikuti pelatiahan atau diklat tentang kearsipan,
sehingga minimnya pengetahuan tentang pentingnya sebuah arsip dan
kegiatan kearsipan. Hal ini terlihat dari seringnya arsip naskah dinas yang
tidak dikembalikan saat peminjaman.
Kendala ketiga, yaitu tidak adanya SOP tertulis yang dibuat Kelurahan
Kuningan Barat Jakarta Selatan untuk arsip dan kegiatan kearsipan. Hal
ini dikarenakan kepala kelurahan (lurah) kurang memberikan perhatian
terhadap kegiatan kearsipan. Sehingga baik pengelolaan arsip secara
99
teknis ataupun para satuan unit kerja yang bersinggungan langsung
dengan kegiatan kearsipan seperti tidak diawasi karena tidak adanya acuan
dan tata cara menyikapi arsip dan kegiatan kearsipan.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
dalam tahap-tahapnya (penciptaan, pendistribusian, penyimpanan, dan
penyusutan) sudah sesuai dengan pedoman dan teori yang telah dijelaskan
pada bab 2. Walaupun demikian pengelolaan arsip naskah dinas pada
kelurahan ini terdapat beberapa kendala dan ada beberapa tahap pengelolaan
arsip naskah dinas salah satunya penyusutan yang belum dilakukan sesuai
dengan pedoman pengelolaan dan penataan arsip yang dikeluarkan oleh badan
perpustakaan dan arsip daerah provinsi DKI Jakarta.
Penyusutan arsip naskah dinas aktif disini langsung dijadikan arsip naskah
dinas inaktif sementara pada pedoman pengelolaan dan penataan arsip
terdapat beberapa langkah dalam penyusutan yang harus dilakukan secara
sistematis dari naskah dinas aktif menjadi naskah dinas inaktif yaitu 1) Daftar
Arsip Sementara; 2). Penilaian. 3). Pemilahan; 4). Daftar Arsip Definitif. 5).
Penyusutan; 6). Berita Acara. arsip naskah dinas yang sering diciptakan dan
101
diterima oleh Kelurahan Kuningan Barat berbentuk kertas dan berasal dari
instansi yang lebih tinggi ataupun intansi yang lebih rendah.
2. Perlengkapan pengelolaan arsip naskah dinas aktif yang dimiliki Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel yaitu: Perangkat elektronik, Filling cabinet, Map
ganatung, Guide, Boks dengan jumlah yang cukup, hal ini dapat dibuktikan
dari tidak adanya kendala yang disebabkan oleh perlengkapan dan kondisinya
masih bagus dan tentu masih layak untuk digunakan, dapat dilihat pada
lampiran-lampiran yang tertera pada akhir karya tulis ini. Namun ada
beberapa perlengkapan yang harus dioptimalkan pemakaiannya seperti filling
cabinet yang mempunyai tiga laci tetapi hanya digunakan satu laci saja untuk
arsip naskah dinas aktif dan tidak adanya sistem khusus kearsipan pada
komputer.
3. Dalam pengelolaan arsip naskah dinas aktif, terdapat beberapa kendala yang
dihadapi oleh Kelurahan Kuningan Barat Jaksel yaitu: tidak adanya dana yang
dikhususkan untuk kegiatan kearsipan, kesadaran SDM yang rendah tentang
kearsipan, tidak adanya SOP tentang kearsipan yang dibuat dan dikhususkan
untuk Kelurahan Kuningan Barat.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis akan menyampaikan
beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi pengelolaan arsip
naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel. Adapun saran-saran
dari penulis, sebagai berikut:
102
1. Pada langkah-langkah tahap pengelolaan arsip naskah dinas aktif khususnya
penyimpanan dan penyusutan, sebaiknya Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
melakukannya sesuai dengan teori, dan pedoman pengelolaan dan penataan
kearsipan Propinsi DKI Jakarta Seperti langkah-langkah penyusutan arsip
dibawah ini:
Penyusutan pada Kelurahan Kuningan Barat
Gambar 2
Dari mekanisme penyusutan di atas, penulis ingin mengusulkan pola
penyusutan sesuai dengan pedoman pengelolaan dan penataan asrip yang
dikeluarkan BPAD DKI Jakarta seperti:
Gambar 3
Hal ini berguna untuk tahap penyusutan arsip naskah dinas agar lebih baik dan
membuat pengelolaan arsip naskah dinas aktif Kelurahan Kuningan Barat
Jaksel menjadi lebih efektif.
Penyusutan Arsip naskah
dinas aktif
Arsip naskah
dinas inaktif
Arsip naskah
dinas aktif
Daftar Arsip
Sementara
Daftar Arsip
Definitif
Penilaian
Penyusutan Berita Acara Arsip naskah
dinas inaktif
103
2. Kelurahan Kuningan Barat Jaksel ada baiknya jika memberikan perhatian
khusus untuk kegiatan pengelolaan arsip naskah dinas dengan membuat
anggaran yang hanya dikhususkan untuk kegiatan kearsipan khususnya arsip
naskah dinas. perolehan dana dapat disesuaikan dengan program-program
yang dibuat tentang kearasipan, seperti pelatihan mengenai pentingnya sebuah
arsip bagi lembaga pemerintah. dana yang dikeluarkan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan untuk pelatihan tersebut yaitu biaya untuk tempat,
makanan, narasumber, moderator, dan alat tulis yang dikhususkan untuk
peserta.
3. Hendaknya Kelurahan Kuningan Barat Jaksel mendorong para staf sekretariat
yaitu Seksi Pemerintahan Ketentraman dan Ketertiban, Seksi Pemberdayaan
Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Seksi Prasarana Sarana dan Kebersihan
Lingkungan untuk mengikuti pelatihan kearsipan. Hal ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan para staf tentang pentinganya arsip dan kegiatan
kearsipan.
4. Setelah mendorong para staf mengikuti pelatihan tentang kearsipan, ada
baiknya jika Kelurahan Kuningan Barat Jaksel membuat SOP tentang
kearsipan agar apa yang telah diketahui dari pelatihan kearsipan dapat benar-
benar terealisasikan.
104
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Arifin, E.Zainal. Penggunaan Bahasa Indonesai Dalam Surat Dinas. Jakarta: Mediyatama
Sarana, 1987.
A.W, Widjaja. Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada, 1993.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pedoman
Pengelolaan dan Penataan Arsip. Jakarta: BPAD Provinsi Ibukota Jakarta, 2011.
Bartos, Basir. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
———. Manajemen Kearsipan: untuk lembaga Negara, swasta, dan perguruan tinggi.
Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
E, Martono. Mahir Surat-menyurat Dinas Bahasa Indonesia. Jakarta: Karya Utama, 1993.
Efendi, Sofian. Metode Penulisan Survei. Jakarta: LP3ES, 2012.
Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Endang R, Sri. Modul Melakukan Aministrasi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Gie, Liang. Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Liberty, 2009.
Gubernur Propinsi DKI Jakarta. ―Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor
352/2004 Tentang Klasifikasi dan Tata Cara Penyimpanan Arsip Pemerintah Propinsi
DKI Jakarta.‖ Gubernur Propinsi DKI Jakarta, 2004.
105
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. ―Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 251 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kelurahan.‖ Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2014.
Indonesia. ―Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Kearsipan.‖ Indonesia,
2009.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2009.
Jumiyati, Emi. ―Pengelolaan Arsip Di Pusat Teknoogi Bahan Bakar Nuklir.‖ Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir, no. 2 (2009).
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.‖ ANRI, 2014.
———. ―Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2015 tentang
Jadwal Retensi Arsip.‖ ANRI, 2015.
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. ―Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-137/K/SU/2007 Tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas,‖ n.d.
Kusuma, Hartati. ―Manajemen Menurut Islam.‖ Unieversitas Muhammadiyah Tangerang,
2012.
106
Malabay. ―Kajian Analisis dan Perancangan Model Manajemen Arsip Dalam Rangka Tertib
Aministrasi Kearsipan (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer).‖ Universitas Esa
Unggul 10 (2014).
Martono, Boedi. Arsip Korespodensi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. ―Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan
Kementrian Dalam Negeri,‖ n.d.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. ―Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 80 tahun 2012
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instabsi Pemerintah,‖ n.d.
M.N, Maulana. Administrasi Kearsipan. Jakarta: BHRATARA, 1996.
Mulyono, Sualrso. Dasar-dasar Kearsipan. Yogyakarta: Liberty, 1985.
National Standards Authority of Ireland Glasnevin,. ―Information and documentation
Records management part2: Guidelines.‖ NSAI, 2014, 13–14.
Nuraida, Ida. Manajemen Administrasi Perkantora. Yogyakarta: Kanisius, 2012.
Rupiarsieh. ―Implementasi Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 30 Tahun 2010 Tentang
Tata Kearsipan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.‖ Universitas
Bojonegoro 1 (2017).
Sedarmayanti. TATA KEARSIPAN: Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung:
Mandar Maju, 2015.
107
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
———. Pengantar Kearsipan. Tangerang: Universitas Terbuka, 1996.
Sutarto. Sekretaris dan Tatawarkat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997.
Syamsi, Ibnu. Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Wallece, Patricia E. Records Management Integrated Information System. New Yersey,
1992.
Wardah, Mutiawatul. ―Pengelolaan Arsip Dinamis.‖ UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 8
(2016).
Wiriadihardja, Moefti. Pedoman Administrasi Umum. Jakarta: Balai Pustaka, 1987.
Wursanto. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
———. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Yahmah, Durotul. Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran. Bandung: Pustaka
Setia, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Naskah dinas keluar
2. naskah dinas masuk
3. lembar disposisi
4. arsip naskah dinas pada loker
Lampiran 2
Wawancara
Wawancara dengan Lurah Kelurahan Kuningan Barat Jaksel (Erwin Lobo)
Wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel (Drs. Rohman)
Wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Kuningan Barat Jaksel (Listya Suciani)
Lampiran 3
Perlengkapan arsip naskah dinas aktif pada Kelurahan Kuningan Barat Jaksel
1. filling cabinet
2. map gantung
3. boks arsip
4. lemari arsip
5. buku agenda
6. perangkat elektronik
Draft Wawancara Sejarah Kelurahan Kuningan Barat
Nama Informan : Erwin Lobo
Jabatan : Kepala Kelurahan
Tempat Wawancara : Ruang Kerja Kepala Kelurahan
Waktu Wawancara : Jum’at, 25 Agustus 2017
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kelurahan Kuningan Barat ?
Kelurahan ini terbentuk tahun 66 (1966), berdasarkan perda Jakarta tahun 1966 nomer 5
mengenai pembagian habis wilayah Ibukota Jakarta
2. Siapa saja yang berperaan dalam proses berdirinya Kelurahan Kuningan Barat ?
Ya pasti pemerintah daerah saat itu, tahun 66 (1966) itu, kemudian masyarakat yang ada
di sekitar sini, pasti dalam membuat keputusan pasti ada namanya dengar pendapat
masyarakat, nah itu dilakukan lewat DPRD
3. Sudah berapa lama Kelurahan Kuningan Barat berdiri ?
Kelurahan ini berdiri semenjak tahun 66 (1966) sampai sekarang ± 51 tahun
4. bagian apa saja yang terdapat di Kelurahan Kuningan Barat ?
lurah, sekretaris kelurahan, seksi pemerintahan ketentraman dan ketertiban, seksi
pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, seksi sarana prasarana dan kebersihan
lingkungan hidup, bendahara pengeluaran, pengurus barang, Satgas Pol PP,
kependudukan dan Capil, Puskesmas Kelurahan, PTSP Kelurahan, PLKB Kelurahan
5. Arsip naskah dinas apa saja yang dibuat dan diterima Kelurahan Kuningan Barat ?
Ada banyak, yang diterima ada surat edaran, ada instruksi gubernur, ada surat
permohonan dan surat undangan
Untuk naskah dinas yang diciptakan ada Surat undangan, surat edaran lurah kemudian
surat permohonan sosialisasi, undangan rapat, kebanyakan surat undangan si disini untuk
naskah dinas yang diciptain disini.
6. Pedoman apa yang dipakai dalam pengelolaan arsip naskah dinas ?
Pedoman yang dipakai disini langsung dari peraturan gubernur tentang kearsipan dan
naskah dinas.
7. Apa saja program kerja Kelurahan Kuningan Barat ?
Ada banyak, Ada 23 program kegiatan lalu dibagi menjadi 3 seksi, ada seksi
pemerintahan, seksi ekonomi pembangunan lingkungan hidup hidup terus yang ketiga
ada seksi kesejah teraan rakyat.
8. Secara keseluruhan, ada berapa jumlah staf/anggota Kelurahan Kuningan Barat? Dan
rata-rata apa latar belakang pendidikannya ?
Staf PNS yang ada disini ada 13 orang, dan latar belakang pendidikannya sebagian besar
S1
9. Berapa hari kerja efektif Kelurahan Kuningan Barat dalam seminggu ? mulai dari jam
berapa sampai jam berapa waktu kerjanya ?
Ya lima hari senin sampai jum’at, untuk jam kerjanya senin sampai kamis aturannya si
jam 07.30-16.00 dan untuk hari jum’at 07.30-16.30 cuman kan kadang-kadang sampai
malem kita jabanin
10. Bagaimana keterkaitan antara Kelurahan Kuningan Barat dengan Kecamatan Mampang
Prapatan ?
kelurahan merupakan bagian dari struktur perangkat daerah. Kelurahan perangkat dari
kecamatan dan kecamatan perangkat dari walikota. Jadi kelurahan tidak berdiri sendiri
tetapi dia merupakan perangkat kecamatan dan perangkat tingkat kodamadya
Draft Wawancara Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Pada Kelurahan Kuningan Barat
(Pertanyaan Umum)
Nama Informan : Drs. Rohman
Jabatan : Sekretaris Kelurahan (SEKKEL)
Tempat Wawancara : Ruang kerja Sekretaris Kelurahan
Waktu Wawancara : Kamis, 24 Agustus 2017
1. Bagaimana prosedur pengelolaan arsip naskah dinas Kelurahan Kuningan Barat ?
Surat masuk di catat buku register, di disposisi ke pimpinan, lalu pimpinan membuat
perintah yang tertera pada lembar disposisi apakah di tindak lanjuti atau langsung di
arsipkan.
Untuk surat keluar alurnya Dari kertas kosong, kemudian dikonsep dan diketik, di
periksa, diparaf kemudian di stempel, digandakan setelah digandakan yang satu untuk
diarsipkan dan yang satunya lagi untuk di distribusikan.
2. Asas pengelolaan apa yang dipakai dalam pengelolaan arsip naskah dinas ? (sentralisasi,
desentralisasi dan kombinasi). Jika menggunakan salah satu asas tersebut, berikan alasan
mengapa menggunakan asas tsb?
Kombinasi, ada arsipnya di pegang masing masing bagian ada juga yang terpusat seperti
surat masuk, keluar karena surat masuk keluar menyangkut lingkup kelurahan.
Dahulunya menggunakan sistem terpusat tetapi kan yang mengetahui detail dan
bertanggung jawab atas kearsipan setiap seksi adalah kasinya itu masing-masing jadinya
jika terpusat tidak lancar dan susah ditemukan apabila ada pemerikasaan maka dari itu
digantilah jadi sistem kombinasi.
3. Pedoman apa yang dipakai dalam pengelolaan arsip naskah dinas?
kita menggunakan pedoman pengelolaan dan penataan arsip khusus untuk DKI Jakarta
karena dasar-dasar hukumnya adalah peraturan-peraturan gubernur jadi sebenernya
secara tidak langsung dalam pedoman kita menggunakan peraturan-peraturan gubernur
tersebut.
4. Apakah ada anggaran khusus untuk pengelolaan arsip dinamis Kelurahan Kuningan
Barat? Jika ada berapa anggarannya?
Untuk anggaran khusus tentang kearsipan itu tidak ada. Yang ada itu dana kelurahan
untuk alat kerja kantor termasuk juga alat-alat penunjang kearsipan.
5. Apa saja kendala dalam pengelolaan arsip naskah dinas pada Kelurahan Kuningan Barat?
Aparatur sering menganggap remeh tentang kearsipan, semua pengelolaannya masih
dilakukan secara manual,
6. Apakah ada intstruksi dari pimpinan dalam pengelolaan arsip naskah dinas Kelurahan
Kuningan Barat ? berikan alasannya.
Ya itu berupa peraturan-peraturan gubernur, nah lurah hanya untuk mengingatkan.
7. Sampai saat ini, berapa jumlah arsip naskah dinas yang dimiliki Keruhan Kuningan Barat
?
Ya ada banyaak, untuk persisnya ada berapa bapak kurang tau yang jelas ada banyak.
8. Siapa saja yang berperan dalam pengelolaan arsip naskah dinas Kelurahan Kuningan
Barat ?
Ya sekretariat dan juga staf-stafnya
9. Naskah dinas apa yang diterima lalu diarsipkan oleh Kelurahan Kuningan Barat ?
Ada surat himbauan, Keputusan, Intruksi, surat edaran yang berasal dari gubernur dan
walikota. Ada juga surat undangan dan surat tugas.
10. Naskah dinas apa yang dibuat lalu diarsipkan oleh Kelurahan Kuningan Barat ?
Ya macem-macem nak, ada surat pemberitahuan, surat undangan, instruksi, surat tugas,
surat keputusan dan sebagainya
11. Fasilitas apa saja yang menunjang kegiatan pengelolaan arsip nashkah dinas ?
Meja, kursi, tempat arsip (map arsip) , lemari, filling cabinet, box arsip
12. Program apa yang sudah dan atau akan terlaksana dalam pengelolaan arsip naskah dinas ?
paling mengikuti pelatihan kearsipan bagi para staf dan itu sudah terlaksana kemarin.
13. Apakah antar bagian yang ada di Kelurahan Kuningan Barat saling berkaitan dalam
pengelolaan arsip naskah dinas ? jika ada, bagaimana bentuk kerjasama antara
unit/komisi Kelurahan Kuningan Barat?
Ya saling berkaitan karena orangnya terbatas, dan tergantung dari isi naskah dinas
tersebut jika berkaitan dengan salah satu seksi maka surat akan diteruskan kepada seksi
tersebut. Jika isi surat melibatkan dua atau lebih seksi maka antara seksi tersebut saling
kordinasi
14. Apa yang menjadi fokus SEKKEL Kelurahan Kuningan Barat ?
Yang menjadi fokus utamanya, masalah surat-menyurat dan memanage pegawai
disamping itu juga membantu pimpinan (lurah).
15. Bagaimana dengan Penyimpanan Arsip Naskah dinas ?
Arsip disimpan terpusat disini (ruang SEKKEL) di dalam lemari arsip itu, dan arsip disini
diurutkan berdasarkan sistem kode surat
16. Berapa lama arsip naskah dinas aktif disimpan kemudian disusutkan
Untuk naskah dinas, waktu penyimpanannya hanya setahun kemudian langsung
disusutkan semuanya
17. Pedoman apa yang dipakai dalam melakukan penyusutan
Sebenarnya untuk penyusutan tidak ada peraturan tertulis, ini inisiatif saya sendiri agar
arsip tahun lalu tidak tercampur dengan arsip ditahun yang akan datang
18. Menurut anda, apa saja yang termasuk arsip naskah dinas?
Ya tadi itu, surat keputusan, intsruksi, surat edaran, surat undangan, Surat pemberitahuan,
surat tugas, surat keputusan.
Draft Wawancara Pengelolaan Arsip Naskah Dinas Pada Kelurahan Kuningan Barat
Nama Informan : Listiya Suciani
Jabatan : Staf Sekretariat
Tempat Wawancara : Ruang Staf Kesekretariatan
Waktu Wawancara : Rabu, 23 Agustus 2017
A. Penciptaan Arsip Naskah Dinas
1. Surat Masuk
a. Naskah dinas apa saja yang diterima Kelurahan Kuningan Barat ?
Macam-macam si mas ada surat edaran, surak keputusan SK, surat instruksi, Surat
Pemberitahuan kegiatan, Surat undangan dan surat-surat yang lain yang
perihalnya tentang kedinasan
b. Bagaimana prosedur penerimaan naskah dinas ? langkah-langkah apa saja yabg
dilakukaan dalam penerimaan naskah dinas?
Kalo untuk prosedurnya di kelurahan masih sederhana banget ya, begitu ada surat
masuk lalu kita catat di buku register terus dikasih lembar disposisi dua rangkap,
terus diberikan ke lurah untuk di isi tanggal dan asalnya dari mana, kemudian
ditindak lanjuti kepada sekkel, nah salah satu lembar disposisi disimpan untuk
dijadikan arsip untuk pengecekan suatu saat jika perlu dan terkadang suratnya kita
fotocopy juga untuk diarsipkan beserta lembar disposisinya, kemudian surat
diberikan kepada yang dituju sesuai dengan tl nya.
c. Bagaimana bentuk dan format naskah dinas yang diterima ?
Untuk bentuknya rata-rata semuanya kertas si, kita belom ada komputerisasi.
Untuk naskah dinas yang masuk lewat e-mail kita print sama kaya surat biasa.
Kalo formatnya sama kaya surat-surat yang lain si mas ada kop surat, nomor,
sifat, lampiran, perihal, isi, penutup.
d. Siapa saja yang berhak menandatangani naskah dinas yang masuk Kelurahan
Kuningan Barat?
Yang berhak menanda tangani naskah dinas masuk adalah lurah dan sekretaris
kelurahan
e. Darimana saja naskah dinas Kelurahan di peroleh ?
dari RT/RW, dari suku badan dan dinas-dinas sama dari kecamatan dan walikota,
ya yang paling sering dari kecamatan sama walikota mas
f. Dalam satu tahun, berapa banyak naskah dinas yang diterima oleh Kelurahan
Kuningan Barat?
Kita disini rata-rata setiap tahunnya menerima ± 700-800 an surat dinas
2. Surat Keluar
a. Naskah dinas apa saja yang dibuat oleh Kelurahan Kuningan Barat?
surat keluar kan banyak fariasinya mas ada Surat keputusan lurah, surat edaran,
surat undangan, surat pengantar, surat tugas.
b. Bagaimana prosedur pembuatan naskah dinas ? langkah-langkah apa saja yang
dilakukan dalam penciptaan/pembuatan naskah dinas?
Sebenarnya harusnya ada verbal (tatacara atau ketentuan untuk membuat surat)
ya, tapi di kelurahan gak di pakai verbalnya kayanya. jadi langsung per kasi
(ketua seksi) kadang buat sendiri suratnya sesuai dengan apa yang dibutuhin,
kemudian di paraf oleh kasinya terus Sekkel juga paraf terus diajuin ke lurah
kemudian dinomorin, terus dicatat dibuku agenda surat keluar, abis itu di
gandakan, yang satu untuk disimpan dan yang satu untuk dikirim.
c. Bagaimana bentuk naskah dinas yang diciptakan?
Untuk bentuknya di kelurahan kertas semua si rata-rata mas
d. Berapa lama proses pembuatan naskah dinas ?
Gak lama si mas paling sehari juga kelar, itungan menit itu mah.
e. Apakah dalam pembuatan naskah dinas dilaksanakan berdasarkan analisis fungsi
dan tugas tugas organisasi ? berikan alasannya.
Pertama bisa berdasarkan balasan untuk surat permintaan dan pengumuman
kepada pihak yang dituju oleh surat pemberitahuan, sebenarnya si menerusi surat
yang masuk itu gitu si sebenernya kita cuma nerusin-nerusin doang.
f. Bagaimana konsep (format, susunan dan konteks) naskah dinas yang dibuat oleh
Kelurahan Kuningan Barat?
Untuk format dan susunannya yang pertama ada kop surat, terus tanggal, bulan
sama tahun, alamat yang dituju, ada juga nomor, sifat, lampirsan, sama hal
kemudian isi terus tanda tangan lurah
g. Siapa saja yang berhak menandatangani naskah dinas Kelurahan Kuningan Barat
?
Yang berhak menandatangani lurah si tetapi sebelum suratnya di kasih kelurah
kan harus ada paraf dulu dari kasi yng membuat surat dan paraf SEKKEL
h. Dalam satu tahun, berapa banyak naskah dinas yang diciptakan oleh Kelurahan
Kuningan Barat ?
Kalo untuk surat keluar ada sekitar 600 an mas
B. Pendistribusian Arsip Naskah Dinas
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan hingga arsip naskah
dinas? berikan alasannya
Untuk surat masuk yang di distribusikannya intern itu tergantung disposisi dari lurah,
kita kan nunggu disposisi dari lurah misalkan lurah seharian ada kegiatan diluar kan
berarti besoknya baru didisposisi kemudian di proses selanjutnya.
Untuk mendistribusikan surat keluar cuma sehari si mas, jadi begitu surat yang ingin
dikirim sudah selesai langsung dianter sama caraka.
2. Bagaimana prosedur pendistribusian arsip naskah dinas ? langkah-langkah apa saja
yang dilakukan ?
Ya itu Surat yang sudah dinomorin dan dicatatat dibuku ini (buku agenda), terus di
perbanyak sesuai dengan siapa saja yang dituju, terus diberikan lembar pengantar
untuk ditanda tangani oleh si penerima surat sebagai tanda bukti kalau kita sudah
ngirim kesana, lalu surat dikirim sama caraka sesuai dengan tempat yang dituju.
3. Kemana saja arsip naskah dinas didistribusikan ?
Paling sering tingkat kota dan tingkat kecamatan sama ke RT RW paling mas.
4. Apakah ada staf khusus untuk mendistribusikan naskah dinas atau menjadi tanggung
jawab sepenuhnya sekretariat Kelurahan Kuningan Barat ?
Untuk mendistribusikan surat keluar ada staf khusus caraka namanya dia yang khusus
untuk nganter-nganter surat
C. Penyimpanan Arsip Naskah Dinas
1. Bagaimana sistem penyimpanan arsip naskah dinas ? berikan alasan mengapa
mengambil sistem tersebut ?
Kita masih sederhana ya, itu kan ada kode surat jadi menyimpannya berdasarkan
kode surat.
2. Bagaimana prosedur penyimpanan arsip naskah dinas ? langkah-langkah apa saja
yang dilakukan ?
setelah surat digandakan, lalu diberikan lembar disposisi, surat dibaca isinya tentang
apa lalu diberikan kode sesuai dengan isinya, terus surat pasti langsung diarsipin
berdasarkan kodenya.
3. Media/perlengkapan penyimpanan arsip naskah dinas apa saja yang dimiliki
sekretariat ?
Perlengkapan untuk nyimpan arsip Cuma Otner, map arsip, rak arsip sama buku
register.
4. Berapa lama jangka waktu arsip naskah dinas di simpan ?
Setahun paling mas, satu tahun langsung dirapihin (di susutkan)
5. Pedoman apa yang dipakai dalam penyimpanan arsip naskah dinas ? berikan alasan
Sebenarnya ada teteapi saya kurang paham aturannya harusnya kaya gimana
D. Penyusutan Arsip Naskah Dinas
1. Apakah sekretariat telah mengadakan kegiatan penyusutan arsip naskah dinas?
Berikan alasannya
Sudah, biasanya di lakukan pada awal tahun, itu kebijakan dari kelurahan, Kalo udah
setahun pasti dirapihin (di susutkan) supaya arsip-arsip ditahun yang akan datang
tidak bercampur dan tidak acak dengan arsip-arsip lama
2. Apakah sekretariat melakukan peninjauan kembali untuk arsip naskah dinas yang
akan disusutkan ? berikan alasannya
Tidak ada, jadi semua arsip naskah dinas tahun kemarin langsung dirapihin (di
susutkan)
3. Apakah ada proses seleksi arsip naskah dinas ? kriteria arsip naskah dinas apa saja
yang akan disusutkan ? berikan alasannya
Tidak ada, jadi semua arsip naskah dinas tahun kemarin langsung dirapihin (di
susutkan)
4. Bagaimana metode/cara penyusutan arsip naskah dinas pada kelurahan kuningan
Barat ?
Kita masih sederhana si, jadi kalo udah setahun arsip langsung di simpan kedalam
box arsip sesuai dengan kodenya.
5. Apakah sekretariat membuat daftar arsip naskah dinas yang akan di susutkan? berikan
alasannya.
Tidak ada, jadi semua arsip naskah dinas tahun kemarin langsung dirapihin
6. apakah ada perlengkapan yang digunakan dalam penyusutan arsip naskah dinas ?
ya kaya tadi mas, ada otner, box arsip, sama buku register
7. bagaimana dengan penentuan nasib akhir arsip naskah dinas ? apakah akan
dimusnahkan atau menyerahkan arsip naskah dinas pada kecamatan/walikota ?
jadi kalo arsip yang sudah dirapihin terlalu banyak kita akan pindahin kegudang, tapi
kalo untuk pemusnahan gak ada si mas, tapi gak tau kalo tahun-tahun kemaren itu
gimana
E. Pertanyaan Tambahan
1. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan arsip naskah dinas ?
Kendalanya SDM yang menganggap remeh mengenai kearsipan, terus kita disini
masih manual mas jadi suka susah nyari arsip kalo lagi dibutuhin,
2. Menurut anda, apa saja yang termasuk arsip naskah dinas ?
ada surat edaran, surak keputusan SK, surat instruksi, Surat Pemberitahuan kegiatan,
Surat undangan, surat pengantar, surat tugas.
Lurah Kuningan Barat
Kota Administrasi Jakarta Selatan
KEPUTUSAN LURAH KUNINGAN BARAT
KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
NOMOR : 02 / 2017
TENTANG
PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)
PADA KELURAHAN KUNINGAN BARAT
TAHUN ANGGARAN 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
LURAH KUNINGAN BARAT
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan berhasilnya pelaksanaan tersebut,
yang didasari atas pertimbangan, beban kerja, lokasi atau rentang kendali, Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Kelurahan Kuningan Barat Tahun Anggaran 2017 ;
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a dan b diatas dipandang
perlu menetapkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan Surat Keputusan Lurah Kuningan Barat ;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Negara Republik Indonesia Jakarta ;
2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Negara Republik Indonesia Jakarta ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ;
4. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah ;
6. Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dibuah dengan Peraturan Gubernur Nomor 161 Tahun 2014 ;
7. Peraturan Gubernur Nomor 162 Tahun 2013 tentang Pedoman Penatausahaan Keuangan Daerah ;
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN LURAH KUNINGAN BARAT TENTANG PENETAPAN PEJABAT PELAKSANAAN TEKNIS KEGIATAN (PPTK) PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KELURAHAN KUNINGAN BARAT TAHUN ANGGARAN 2017.
KESATU : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Kelurahan
Kuningan Barat Tahun Anggaran 2017 sebagaimana lampiran keputusan ini.
KEDUA : Mempunyai kewenangan pada Diktum PERTAMA adalah :
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan ;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan menyiapkan dokumen anggaran atas beban pelaksanaan kegiatan ;
3. Mengendalikan pelaksanaan kontrak ;
4. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA;
5. Menyerahkan hasil pekerjaan kegiatan kepada Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan atau Pengurus Barang dengan Berita Acara Penyerahan ;
6. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan ;
7. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan ;
8. Mengusulkan kepada PA/KPA :
a. Perubahan paket pekerjaan; dan/atau
b. Perubahan jadwal kegiatan secara tertulis
9. Dokumen anggaran sebagaimana pada point 3 mencakup administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan syarat-syarat pembayaran yang ditetapkan ;
KETIGA : Tugas dan tanggung jawab Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA tidak harus melekat/dijabat oleh pejabat stuktural.
KEEMPAT : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) agar menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat tanggal 27 bulan berikutnya.
KELIMA : Keputusan Lurah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut terhitung sejak tanggal 4 Januari 2017.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 04 Januari
2017
LURAH KUNINGAN BARAT
ERWIN LOBO NIP. 197603192010011002
Tembusan : 1. Walikota Administrasi Jakarta Selatan; 2. Kepala BPKD Provinsi DKI Jakarta; 3. Kepala Inspektur Provinsi DKI Jakarta; 4. Kepala Kantor Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta ; 5. Kepala Inspektur Pembantu Kota Administrasi Jakarta Selatan; 6. Kepala Badan BPKD Kota Administrasi Jakarta Selatan; 7. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan; 8. Camat Mampang Prapatan;
LEMBAR OBSERVASI
PENGELOLAAN ARSIP NASKAH DINAS PADA KELURAHAN KUNINGAN BARAT
JAKARTA SELATAN
Tanggal Lokasi Pengamatan Hasil Pengamatan
12 Juli 2017
Ruang Sekretariat Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel
1. Penulis melakukan pengamatan
terhadap SDM pengelolaan arsip
naskah dinas pada Kelurahan
Kuningan Barat Jaksel bahwa SDM
bukan berlatar belakang dari bidang
kearsipan. Walaupun demikian SDM
tersebut mempunyai pengalaman yang
memumpuni dalam pengelolaan arsip
naskah dinas.
2. Penulis melakukan pengamatan
terhadap penyimpanan arsip, penulis
mengetahui bahwa system
penyimpanan yang digunakan oleh
Kelurahan Kuningan Barat Jaksel itu
berdasarkan kode surat yang diberikan
berdasarkan subjek surat tersebut.
Selain system penyimpanannya,
peneliti juga melihat bahwa azas yang
digunakan oleh Kelurahan Kuningan
Barat Jaksel adalah menggunakan azas
kombinasi, karena arsip di simpan
pada satuan unit kerja dan juga
disimpan terpusat pada sekretariat..
3. Perlengkapan pengelolaan arsip
naskah dinas
Satu unit computer dalam kondisi
baik dan layak pakai
Satu unit mesin print dalam
kondisi baik dan layak pakai
Satu mesin fotocopy kondisi baik
dan layak pakai
Map gantung yang terdiri dari 21
map gantung berwarna merah dan
4 map gantung berwarna coklat.
Keduanya terbuat dari kertas tebal
dan dalam kondisi baik
Filling cabinet 3 laci yang terbuat
dari besi dengan ukuran
100x62x46,5 cm. kondisnya baik
dan masih layak pakai.
Buku agenda yang terdi dari 4
buah yaitu: buku agenda surat
masuk, buku agenda undangan
masuk, buku agenda surat keluar,
buku agenda undangan keluar yang
dalam kondisi cukup baik dan
masih layak pakai untuk jangka
waktu satu tahun
Lima boks arsip yang terbuat dari
kertas karton tebal. digunakan
untuk menyimpan arsip naskah
dinas inaktif dari 2012-2016 dan
dalam kondisi baik.
Satu lemari arsip yang terbuat dari
kayu dan kaca dengan ukuran
91,4x46x91,6 cm dan dalam
kondisi baik dan masih layak pakai
BIODATA PENULIS
TAUFIQ QURAHMAN. Lahir di Jakarta, 29 November 1995.
Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Abd. Rohman
dan Siti Mundiroh. Penulis tinggal di Jl. Pondok Lakah No. 24
RT/RW 03/13, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota
Tangerang. Pendidikan yang ditempuh, antara lain: TK Bunga
Puspita, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di MI Mazro
Atul Ulum Paninggilan (2001-2007). Setelah lulus, penulis
melanjutkan pendidikan di Mtz Negeri 27 Joglo, Jakarta Barat
(2007-2010). Kemudian setelah tamat dari pendidikan Mtz, penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Yadika 6 Pondok Aren (2010-2013) mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 dengan mengambil Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan menulis skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip
Naskah Dinas Pada Kelurahan Kuningan Barat”. Pada tahun 2016 penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakan Universitas Pamulang, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Cirendeu, Kabupaten Tangerang (2016) dan malakukan pekerjaan lepas pada
Litbang Harian Kompas (2017).