>~~. 1...dari jawatan kehutanan ~aupun perhutani. di ant~ranya da pat dioatat dari...

63
' ' . . . ''"'=. ·:... '·"·- · ..... ·•· .. . . ... .... ••• • a 7 t t / :w. 1 ··.¥>, G}\f· g i. ).. "/ " '':m.._ ,.p ., .,. /' ..... . WI PENELITIAN MANAJEMEN PENJARANGAN PADA HUTAN JATI c, \ . ' ' ...... · •·'· .. OLEH : SISWANTOYO DIPODININGRAT DILAKSANAKAN ATAS BIAYA : Dana Penunjang Pendidikan Universitas Gadjah Mada Dengan Surat ·Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No.UGM/KT/1658/M/02/03 Tgl. 10 Desember 1986 FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 19.87 ..... -!;. ., '

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

' ' . . .

''"'=. ·:... '·"·- · ..... ·•· .. . . ... .... ~ ••• • a 7 • t

t /

:w.

>~~. 1 ··.¥>, G}\f· g i. ).. "/ "

'':m.._ ,.p ., .,. /' • ..... ·'~ :·

. WI

LA~dRAN PENELITIAN ~:

MANAJEMEN PENJARANGAN PADA HUTAN JATI

c, \

. ' '

~ ...... · •·'· ..

OLEH :

SISWANTOYO DIPODININGRAT

DILAKSANAKAN ATAS BIAYA : Dana Penunjang Pendidikan Universitas Gadjah Mada Dengan Surat ·Perjanjian Pelaksanaan Penelitian

No.UGM/KT/1658/M/02/03 Tgl. 10 Desember 1986

FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

19.87

• ..... -!;.

., '

Page 2: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

PR.:\KAT 1i.

·, Dengan menguca:~·l~an ruji syul:ur ll'.:ehadi rat ?uhan ,.Yang llaha

Esa., akhirnya Laporan Pen eli tian dengan judul : 11 HAHAJEHEN

PEITJARAHGAJ':' PADA ffiJTAH JATI ". dr·pat lcami sele.sailran,

1

Berhubung dengan keadaan lar:angan yang dihadapi , mal~:a judul

di atas mengalruni' perubahan ·.menjadi : 11 AlL\LISIS PRJ::3TA3I IillRJA~

BIAYA DAN HASIL P::!lTJAR.lJ·TGAll PADA ffiJ~_t\ll JATI ( .Studi !Casus Di

Bagian Kesatuan Pemengl::uan Hutan Ngliron , Ifiisatuan Pemanglruan

Rutan Randuplatung , Jawa Tengah. )

Laporan ini merupalcan pertanggung.fawaban lcontrak pe­

neli tian dengan Surat Per janjian Pelaksane.an Penelitian

No. : UGl-1/KT/1658/l-1/02/03, tanggal 10 Desember 1986, yang

d11aksanakan atas biaya Dana Penunjang Pendidilcan Univer­

sitas Gadjah •1ada.

Laporan ini dibuat berdasarlcan pbservasi di lapangan

yang di1aksanakan pada bulan April dan Hei 1987. Dalam

pe1aksanaan penelitian penu1is dibantu oleh seorang maha­

siswa tingkat doktora1, khususnya dalam pengamatan peker­

jaan secara langsung di lapangan.

Untuk terwujudnya 1aporan ini, penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Soenardi Prawirohatmodjo, Dekan Falru1-

tas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

2. Bapak Ir. Soeroso, Kepala Unit Perum Perhutani Unit I

Jawa Tengah di Semarang.

3. Bapak Ir. Edy Sastrodirahardjo, Administratur Perhuta­

ni, KKPH· Randublatung di Randublatung.

Page 3: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

ii

4• Bapak Soemardi, KTKU KPH Randublatung di Randublatung •.

5. Bnpak Ir. Dahono Irianto, KBI~PH Ngliron, KPH Randubla­

tung~ di Randublatung.aekeluarga.

6, Semua Bapak-bapak ataf KPH Randublatung yang tidak da­

pat kami aebutkan satu per aatu.

yane telah member! kesempatan, izin, bantuan serta fasi­

litas yang memungkin~an pelaksanaan penelitian in!.

Hudah-mudahan aegala amal kebaikan. Bapal!-bapak men­

dapat balaaan yang . setimpal dari Tuhan Yang Haha Esa.

Selanjutnya mudah-mudahan laporan ini bermanfaat ba­

g1 para pembaca.

Yogyakarta, He1 1987

Dipodiningrat

Page 4: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

· .. i .. ·

iii

DAFTAR ISI

. ha1aman

PRAKATA •• • • • • • • . . . . . . . . • • • • • i -

DAFTAR lSI • • • . • • • • • • • • • • • • • • • • iii

DAFftR '!'ABEL • • • • • • • • • • • • • • • • • • iv

INTi SARI • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • v

BABI

BAB II

PENGANTAR •.•• . - . . . . . . . . . . . 1

CARA PENELITIA~ • • • • • • • • • • • • • 16

2.1. Cara Pene1itian •••••• 2.2. Pengolahan data dan ana1isis

• •

• •

•• 16 •• 19

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN • • •• 25

BAB IV

3.1. Has11 dan Ana11sis Has11 •

3.2. Pembahasan ••••••• • • • •

••• 25

• • • 40

KESIMPULAN • • • • • • • • • • • • • • •• 56

DAFTAR PUSTAKA • • • • • • • • • • • • • •• • • •• 58

Page 5: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

iv

DAFTAR TABEL

1. Pres::tasi Kerja pada Pekerja.an Penjarangan • •

Hal am an

25

2. Ikhtia~r Prestasi Kerja pada Pekerja.an Penja-rangan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 26

3• Analisis Varians Penebangan • • • • • • • • • 27

4. Analisia Varians Pembagian Batang • • • • • • 28

5. Analiaia Varians Has:il Penjarangan Rata-rata per Ha (Kayu Perkakas) • • • • • • • • • • • 29

6. Analisis Varians Sortimen A I (de.lam % terha-dap Basil Seluruh Pen jarangan) • ." • • • • • 30

7. Analisia Varians Sortimen A II (dalam % ter­hadap Seluruh Iiasil Penjarangan) ••••

\

a. Analisis Varians Sortimen A III (dalam %) terhadap Selur~ Basil Penjarangan •••

9. Analisis Varians Biaya Penjarangan Per m3

• •

• •

• • 10. Basil Penjarangan Tahun 1985 BKPH Ngliron,

KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •

11~ Basil Penjarangan Tahun 1986 BKPH Ngliron, KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •

12. Basil Penjarangan Tahun 1987 BKFH Ngliron, KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •

· 13. Biaya Pe1aksanaan (Eksp1oate.si) PeP.j~rangan Tahun 1985. • • • • ·• • • • • • ·• • • • • • •

14. Biaya Pe1alcsanaan (Eksp1oatasi) Penjarangan Tahun 1986' • • • • • • • • • • • • • • • • •

15 .• Biaya Pellaksanaan (Eksploatasi) Penjarangan Tahun 1986 • • • • • • • • • • • • • • • • •

34

'36

?>7 I

~8

16, Basil Penjarangan Rata-rata llenurut Kelas , Umur Tiap~tiap Sortimen , ~ • • • • • • • • • ~0

17. Pendapatan Basil Penjarangan (Rupiah) nata-rata Per Ha Per .Sortimen Henurut Kelas Umur 51

---ooo-

Page 6: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

v INTI SARI ·

Kegiatan 'J)enjarangan disampint; berkaitan dengan aspek ekonomis juga berkaitan dengan aspek kelestarian. Oleh sebab itu masalab -penjarangan sangat luas. Pada penelitian ini ba­nya akan menyangkut analisis prestasi kerja, biaya dan nen­dapatan basil penjarangan. Informasi ini sangat diperlukan dalam praktek manajemen atau pelaksanaan penjarangan di la­pangan. Faedab dari penelitian ini dibarapkan dapat dipakai s~bagai dasar dalam mengelola butan secara intensif secara ekonomis dan lestari.

Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetabui prestasi kerja penjarangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi,jari­ngan kerja penjarangan, kemampuan organisasi penjarangan, ke­sempatan kerja yang dici-ptakan, biaya dan pendapata.n basil penjarangan.

Pe.neli tian ini terba tas dilakukan di BKPH Ngliron, KPH J · ,Y:Randublatung , Perum Perbutani Jawa Tengan. Sesuai detlgan

"M".:

l .~.,... volume pekerjaan yang ada. di lapangan pada saat penelitian

dilakukan, maka pelaksanaan.pekerjaan yang diteliti terbatas pada kegiatan penebangan, pembagian batang, pemuatan, pengang­kutan dan pembongkaran kayu di TPK.

- '

Dengan menggunakan tebnik anal.i.sis regresi diperoleh· basil penelitian babwa nrestasi ker·ja penebangan dip;ng~-ruhi oleh diameter -pobon yang di tebang , waktu pemba'gian · batang dipengaruhi oleb biameter batang, basil penjarangan rata-rata dipengaruhi oleh ~mur sedangkan bonita tidak. Basil penjarangan sortimen AI dan Alii dipengarubi oleb.bonita dan umur, untuk Sortimen Ali tidak ada pengarub. Biaya penjarangann

tidak dipengaruhi oleh umur tegakan. "" ' ' ' Kemapuan organisasi pelaksana penjarangan adalah 200 ha

per tahun dengan volume .basil 1.000 M3. pertabun. ;;Jfartng~B

kerja penjarangan menghasilkan 50,4. M3 pada seti·ap 3,21 hari kerja dengan 4 -pasang .blandong. Kesempatan kerja pada pekerjaan .tersebut sebesar 15 orang.

Page 7: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

I. PENGANTAR

LATAH BELAKANG

Tujuan pengusahaan hutan jati oleh Perum Perhutani

adalah kelestarian dan ekonomis. Kelestarian dalam arti

1

dapat menghaailkan produksi secara terus~menerus, sedang-

kan ekonomia berarti dapat memperoleh keuntungan sehingga

kelestarian kehidupan peruaahaan hutan terjamin.

Dengan bertambahnya penduduk dan semakin meningkat-

. nya kesejahteraan masyarakat maka permintaan kayu alcan

aemakin meningkat pula. Untuk mengimbangi hal ini aesuai

dengan tujuan di atas diperlukan manajemen yang lebih in­

tensif.

Salah satu kegiatan manajemen hutan yang masih dapat

diintensifkan adalah kegiatan pemungut~ hasil dan seka­

ligus pemasarannya. Haail kayu dari hutan dapat dibedakan I

berasal dari tebangan habis akhir daur dan hasil tebangan

penjarangan termasuk kegiatan pemeliharaan hutan dan ha­

sil penjarangan_merupakan pemungutan pendahuluan.

Hasil tebangan penjarangan setiap tahunnya jika di­

bandingkan dengan tebangan habis akhir daur setiap tahun­

nya memang tidak begitu besar. Akan tetapi dari segi pen­

dapatan perusahaan, hasil penjarangan dalam bentuk uang

akhir-akh4r ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

oleh penggunaan kayu hasil penjarangan oleh konsumen (in­

dustri pengolahan kayu/mebe~ semakin meningkat. Pemasar---- , _____ "---.A., __ _,_·.;ft .... ~Y'\,..4"!!1o't"'\ ,..,,,_,....,'t"'\ 1 DY'\,.._C""'-

Page 8: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

2

· Di samping berkaitan dengan aspek ekonomis tindakan

penjarangan berkaitan juga dengan kelestarian. Kaitan

penjarangan dengan kelestarian yang terpenting adalah

berhubungan pertumbuhan tegakan yang op~imal. Dalam meng­

atur l!elestarian, jumlah produksi yang dipungut harus se­

imbang dengan pertumbuhannya. Dalam mengatur pertumbuhan

tegakan yang optimal melalui l!egiatan penjarangan perlu

ditentukan beberapa hal yang berhubungan dengan teknik

kehutanan menyangkut antara lain kekerasan penjarangan,

frekwensi penjarangan, kriteria pohon yang dijarangi,

pembuatan petak ukur penjarangan, tabel untuk pedoman

penjarangan, pelaksanaan penjarangan dari mulai pemungut­

an hasil sampai ke pemasaran.atau penjualan hasil kayu

penjarangan.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas mal!a masa­

lab penjarangan perlu dipelajari lebih terperinoi dari

segi manajemen prakteknya mulai dari aspek perenoanaan

sampai pemasarannya. Manajemen penjarangan dalam praktek­

nya harus mempertimbangkan aspek kelestarian dan ekonomi.

Sehubungan dengan masalahnya sangat luas maka pada · ·pene­

li tian ini hanya akan diungkapkan sebagian dari aspek ma­

najemen penjarangan y~itu menyangkut prestasi kerja, bia­

ya dan jaringan kerja pelaksanaan penjarangan. Pada studi

ini sekaligus menyangkut aspek kelestarian yaitu berhubu-

·ngan dengan pekerjaan teknik kehutanan di dalam penjarang

an dan juga aspek ekonomis yaitu biaya, sekaligus manaje­

mennya y~g diwujudkan dalam jaringan kerja penjarangan.

Page 9: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

;

Dalam pen eli tian ini a.kan diunglcapl{an tolok ukur, da- .

sar-dase.r ataupun faktor-fa.ktor yang de.pat mempengaruhi

prestasi ke1• ja, biaya maupun jnringa.n ker ja penjarangan

pada hutan jati.

Faedah hasil penelitian ini untuk pembangunan negara

melalui sektor kehutanan adalah dapat pipakai sebagai da-

sar.dalam mengelola hutan secara intensir berdasarkan

azas kelestarian dan ekonomis. Secara khusus dari hasil

penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil penja-

rangan melalui manajemen yang baik.

Di samping meningkatkan hasil penjarangan, secara

khusus basil penelit~an ini dapat dipakai untuk menaksir

kesempatan kerja atau ten~ga kerja yang bisa diserap da­

lam kegiatan penjarangan. Dengan penjarangan yang semakin

ban ... rk intensif diharapkan kesempatan kerja akan tercipta lebih/\ a '

TIUJAUAN PUSTAEA

Menurut Smith (1964) tujuan penjarangan adalah :·

(1) redistribusi potensi pertumbuhan tegakan untuk mem-

peroleh keuntungan yang optimal; (2) memanfaatkan seluruh

material yang bernilai ekonomis yang dihasilkan oleh te­

gakan selama daur, sedangkan tujuan langsung penjarm1gan

adalah pembagian ruang tumbuh untuk keuntungan basil pa­

nenan. Selanjutnya secara khusus dinyatakan pengaruh pen­

jarangan pada nilai tegakan adalah : (1) penyelamatan ha­

rapan kerugian dari volume kayu perdagangan; (2) pertam­

bahan diameter pohon; (;) menghasilkan pendapatan dan me-

Page 10: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Df;!;a\-Ja~i pertumbuhan tegakan selama rotasi; (4) memperba­

iki lrualitas hasil kayu; (5) memberi kesempatan untuk

memperbaiki komposisi tegakan, mempersiapkan pembentukan

hasil panenan yang baru dan mengurangi resiko karena ke-·

rusakan.

Dari apa yang dikemukakan di atas nyata bahwa penja­

rangan berkai tan dengan masalah l{elestarian dan ekonomis.

Untuk mewujudkan tujuan penjarangan menjadi kenyataan ha­

rus dilandasi oleh suatu mekanisme kerja penjarangan yang

bersifat operasional ("manageable") a tau manaj emen yang

bersifat operasional. Untuk dapat operasional diperlukan

tolok ukur yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.

Dari pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa diperlu­

kan ukuran kuantitatif untuk mengatur pertumbuhan pohon,

dalam hal ini adalah pengaturan jarak antar pohon atau

mengatur banyaknya pohon yang harus ditinggalkan (tegakan

tinggal). Dengan mengetahui banyaknya pohon yang harus

ditinggalkan berarti pertumbuhan tegakan dapat diawasi.

· Sedangkan dari tolok ukur kuantitatif karena tujuan pen­

jarang&n adalah mendapatkan basil akhir dengan kualita

yang baik, maka penjarangan berarti seleksi. Pohon-pohon

yang tidak memberi harapan akan dijarangi/ditebang lebih

dulu. Oleh sebab itu diperlukan kriteria pohon yang harus

dijarangi (tolok ukur kuantitatif).

4

Page 11: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Disebutkan pula oleh Smith, bahwa metoda penjarangan

ada 4 macam yaitu : (1) "Low thinning", penjarangan di­

laksanakan pada kelas tajuk terbawah; (2) Crown thinning~

penjarangan dilakukan pada bagian tengah dan bagian atas

dari tebaran kelas tajuk dan kelas diameter; (3) · •'selec­

tion thinning", lebih radikal dari 2 metoda terdahulu ya­

itu pohon yang dominan dijarangi untuk menstimulir per­

tumbuhan pohon pada kelas tajuk di bawahnyaJ (4) "Mecha­

nical thinning", penjarangan dengan pengaturan Nang tum­

huh.

Sesuai dengan kondisi pada tanaman jati dengan si­

fatnya yang suka cahaya, tiap-tiap pohon akan bersaing

untuk mendapatkan cahaya. Pohon-pohon yang kalah persaing

an akan tertekan pertumbuhannya. Pohon-pohon yang terte­

kan ini merupakan pohon dengan kelas tajuk terbawah harus

dijarangi karena tidak memberi harapan sampai akhir daur •.

Dengan demikian maka penjarangan pada hutan jat~ dapat

dikategorikan penjarangan dengan metoda 11 Low Thinning".

Sedangkan dengan tindakan penjarangan dengan pengaturan

ruang tumbuh pad.a hutan JJ!ti dapat dikategorikan metoda

"Mechanical Thinning".

5

Page 12: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

----------------------

Hengenai pelakaanaan penjarangan, Daniel

(1979) menyatakan perencanaan penjarangan tergantung

banyak faktor meliputi : jarak tanam, kualita tempat tum­

bub, topografi, hasil yang diinginkan, pemanfaatan, tuju­

an pengelolaan, tersedianya tenaga dan peralatan, pemasar

an. Selanjutnya faktor-faktor yang harus diperhatikan

adalah a waktu penjarangan pertama, frekwensi, intensitas

dan pengawasan penjarangan.

Faktor-faktor di atas harua diukur aehingga menjadi

tolok ukur. Tolok ukur inilah yang diperlukan dalam mana­

.jemen operasional penjarangan. Hubungan aatu faktor de­

ngan lainnya perlu dilakukan analisia baik secara kuali­

tatif maupun kuantitatif.

Khusus mengenai penjarangan hutan jati, teljah banyak

Pustaka yang berasal dari Peraturan Teknis/Petu~juk Kerja

dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da­

pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani

(1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam

penjarangan hutan jati adalah : (1). maksud dan tujuan;

(2) kekerasan penjarangan; (3) frekwensi/periodisitas

'penjarangan; (4) kriteria pohon ·yang harus dijarangi;

(3) pembuatan petak ukur penjarangan; (6) tabel untuk pe­

dqman penjarangan. Di samping itu masih ada publikasi

yang berkai tan dengan pen j arangan ada1 ah T abel H. v. \•1

. (\vol:r von rlul:ring 1932) •

Dari pustaka ini dapat dipelajari dasar, tolok ukur

dan faktor-faktor yang bersifat :kuali tatif_ maupun lruanti-

6

Page 13: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

tatif. Tolok ukur yang bersi f'at kuali tatif'. adalah seleksi

pohon atau kriteria pohon yang harus dijarangi. Pohon-po­

hon yang harus dimatikan adalah pohon-pohon dengan batang

cacat atau sakit, pohon-pohon dengan bentuk tajuk yang

sangat tertekan pada satu atau banyak sisi. Pohon terte­

kan adalah pohon yang tajuknya seluruh atau sebagian be­

sar berada di bawah lapisan tajuk pemenang.

Dengan kriteria atau to1ok ukur di atas maka kayu

penjarangan kua1itasnya kurang baik dibanding dengan kua­

litas kayu tegakan tinggal. Meskipun demikian karena kayu

jati merupakan kayu istimewa ditinjau dari segi kelas ku-.

at dan kelas awet maka penggunaan kayu jati penjarangan

masih cukup 1uas dan sangat dibutuhkan o1eh konsumen un­

tuk dio1ah 1ebih lanjut sehingga mendapatkan ni1ai 1ebih.

Sedangkan tolok ukur yang bersifat kuantitatif' anta­

ra lain menyangkut f'rekwensi/periodisitas penjarangan.

Frekwensi penjarangan secara garis besar seperti berikut:

umur 1 - 10 tahun sebanyak sebanyak ( 2 - 3 tahun) sekali

penjarangan," 11 - 20 tahun sebanyak 4 tahun seka1i penja­

rangan, umur 21 - 40 tahun sebanyak 5 tahun seka1i penja-

• rangan, 41 - 60 tahun sebanyak 8 tahun sekali penjarangan

dan umur 61 ke atas set;Lap 10 tahun seka1i.

Dalam kenyataannya kemungkinan besar frekwensi/peri­

odisitas penjarangan tidak dapat dilaksanakan sesuai de­

ngan pedoman di atas, tergantung dari keadaan tegak'¥.1

yang ada. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan

tegakan cukup banyak, antara lain adalah masalah keamanan

7

Page 14: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

·--------------

hutan yaitu pencurian.

Keada~ tegakan sebelum dijarangi tersebut dapat di­

ketahui dengan adanya Petak Ukur penjarangan. Intensitas

sampling biasanya 2,5% atau setiap 4 Ha perlu dibuat 1

Petak Ul!ur. Dalam Perhutani (1980) ditentulcan apa.bila

terdapat banyak variasi dalam tegakan intensitas sampling

perlu di tambah.

Hengenai ukuran kuantita.tif lainnya dalam penjarang­

an adalah kekerasan penjarangan. Kekerasan penjarangan ..

dinyatakan dalam S% dan mekanismenya diatur dalam jumlah

· batang/pohon yang harus tinggal, berpedoman pada tabel

penjarangan.

Pedoman yang dipakai se~arang (Perhutani 1980) .. ada­

lab berdasarkan pada Peraturan Teknis Penjarangan di Ru­

tan Jati, Instruksi tahun 1937. Pada Instruksi ini jumlah

pohon (n) tegakan tinggal ditentukan untuk tiap-tiap bo­

nita meliputi 3 ukuran yaitu normal, di bawah dan di atas

normal. Jika dibandingkan dengan tabel normal \v.v.\'1. maka

angka normal pada Instruks1".1937 lebih keras jika diban..:..

dingkan pada tabel. \i. v. vl. atau penjarangan pada tabel-

\'1. V. \'1. termasuk penjarangan lemah. Sebagai contoh tegak­

an tinggal untuk bonita 3 umur 10 tahun pada normal pen-

. jarangan 1937 adalah 1.373 pohon, sedangkan pada tabel

normal H. v. \'1. adal ah 1. 452 pohon. Semaltin sediki t jumlah

pohon tegakan tinggal berarti semakin keras penjarangan-

nya.

8

Page 15: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Oleh Koontz (1966) dikatakan bahr1a manajemen adalah

untuk penyempurnaan.tujuan yang diinginkan dengan mengem­

bangkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pelaksanaan

oleh tenaga manusia di dalam organisasi. Masing-masing

fungsi manajemen (perenoanaan, pengorganisasian, penempat

an t~naga, pengarahan dan pengawasan) dianalisis dan ·di­

jelaskan. Selanjutnya dikatakan bahwa perenoanaan adalah

memilih di antara alternati:f tindakan yang akan diambil

di masa mendatang untuk kepentingan perusahaan seoara ke-

seluruhan atau bagian-bagian di dalam perusahaan. Peren­

oanaan menoakup memilih tujuan. perusaha~ atau bagian dan

menentukan jalan/oara untuk menoapai tujuan itu.

Dari apa yang dikemukakan di atas tenaga manusia

mempuhyai fungsi yang amat penting di dalam organisasi

maupun manajemen seoara keseluruhan. Oleh sebab itu tena­

ga manusia atau tenaga kerja itu perlu dit~liti lebih :

lanjut antara lain menyangkut kemampuan kerjanya/prestasi

kerja dan. taktor-taktor yang mempengal'Uhi. Ataa daaar ini:

maka masing-masing fungsi manajemen dapat dilaksanakan

dengan baik.

Salah satu bentuk teknik rerenoanaan adalah PERT

(-Program Evaluation and Review Teohnio/Teknik Pemakaian 1

dan Peninjauan Program) ol·eh Levin (1966). PERT adalah

metoda perenoanaan dan pengendalian bagi proyek yang· be­

lum pernah dilakukan sebelumnya dan tidak akan dilaksana­

kan kembali dengan oara yang persia sama pada waktu yapg

akan datang. PERT bertujuan untuk sebanyak mungkin mengu-

9

Page 16: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

10

. rangi penundaan, konflik produksi, sinkronisasi dan mem­

peroepat aelesainya. Dua konsep dalam PERT adalah ::

(1) Even;: keadaan yang terjadi pada saat tertentu; (2)

Aktivitas :: pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan

kejadian.

·Untuk dapat menyelesaikan PERT da1am peker jaan pen­

jarangan diper1ukan inr~rmasi mengenai : (1) jenis-jenis

pekerjaan dalam penjarangan; (2) urutan kegiatan pada je­

nia-jenia pekerjaan tersebut dan hubungan satu dengan 1a­

innya; (3) waktu kerja/prestasi kerja untuk maaing-maaing

jenia pekerjaan.

:Hengenai organisaai Koontz (1964) menyebutkan bebe­

rapa hal yang penting dalam organiaaai adalah mengenai

wewenang, hubungan kerja, tugaa, jenjang pengal-rasan, pem-

bagian kerja/bagian. Oleh Siswantoyo (1966) yang mehgutip

pendapat Sutarto (19 ) diaebutkan bahwa jenjang .o~gan±·­

saai di bawah adalah 1 i lC0~-20 ot'ang. Organiaaai ;pe:LS:.k­

sana penjarangan dapat dikategorikan organisasi tingkat

bawah. Apabi1a prestasi lrerja pe1aksana penjarangan te1ah

diketemukan, selanjutnya apabila dihubungkan dengan jen­

jang pengawasan maka kemampuan organiaasi pelaka~na pen­

jarangan dapat ditemukan.

Menurut Perhutani (Anonim, 1972) kemampuan mandor ·-

penjarangan dalam satu tahun adalah 240 Ha, jika ,lebih

dapat ditambah pembantu mandor untuk tiap-tiap tambahan

180 Ha. Tidak ada pen"jelaaan lebih lanjut dasar-dasar

Page 17: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

ll

yang dipakai sehingga mendapatkan angka 240 Ha maupun

180 Ha. Dengan .demikian masih perlu ada pengkajian terha­

dap angka..:.angka ini dan dasar-dasar yang dipakai. Dasar­

dasa~ ini didapatkan melalui penelitian. kerja pada kegi­

atan penjarangan. Dengan menghubungkan prestasi kerja de­

ngan jenjang pengawasan mandor penjarangan dengan bawah­

.annya, dapat ditemukan kemampuan kerja mandor penjarangan

(unit kerja penjarangan).

Oleh Riggs (1970) dikatakan bahwa untuk mengukur

prestasi kerja dapat dilakukan dengan metoda "Time Stu-

dy". Telmik pengukuran ada 2 macam yaitu : (1) "Snap back

timing11 : menentukan secara langaung waktu untuk menyele­

saikan tiap-tiap elemen kerja. Dimulai dari pencatatan

1-1aktu 0 terus diamati sampai peker jaan selesai dan penca-

tatan dikembalikan lrepada waktu 0 lagi, siap untuk mulai /

elemen kerja beriku.tnya; (2) "Continuous timing 11 pencatat

an waktu kerja berlangsung terus-menerus tanpa interupsi

se1ama studi dilakukan. Disebabkan oleh variasi dalam pe­

ngamatan karena operator tidak selalu bekerja dalam kece­

patan yang sama, maka perlu dihitung "selected time" yang

me.rupakan waktu ker ja rata-rata.

Selanjutnya oleh Riggs maupun Sanyoto (1958) disebut

kan untuk menaksir vTaktu normal perlu diperhi tungkan de­

ng~ derajat prestasi (' ratincractor). Adanya perbedaan

derajat prestasi disebabkan oleh kondisi operator yang

berbeda, antara lain dalam hal : kecakapan, pengalaman,

Page 18: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

______________ _:._ ______________________________ _

12

umur dan sebagainya. Prestasi normal (derajat prestasi

100%) 1 berarti prestasi ker ja rata-rata yang dapat diper­

tanggungjauabkan secara ilmiah memakai alat..:alat yang co­

cok dan tidak mengganggu kesehatan, pekerja ini disebut

peker ja normal. Lebih ].an jut diltatakan baht-la prestasi

kerja yang dipakai untuk standar pengupahan dan sebagai­

nya adalah yang berasal dari penetapan waktu standar.

~·laktu standar adalah waktu normal dikalikan dengan dengan

walctu allowance yang disebabkan oleh waktu umum (waktu

berhenti, waktu hilang) dan oleh sebab kelelahan.

TUJUAN

Tujuan penelitian dirumuskan seperti berikut

1. Hengetahui prestasi lterja dalam kegiatan pelaksanaan

penjarangan mulai p~nebangan sampai dengan pembongkaran

kayu ~ Tempat Penimbunan Kayu serta faktor-faktor yang

mempengaruhi.

2. Berdasarkan prestasi kerja tersebut di atas disusun ja­

ringan kerja penjarangan (Net work) dan dihitung kemam­

puan organisasi pelaksana penjarangan.

'· Kesempatan kerja/tenaga kerja yang· dapat diserap dalam

kegiatan penjarangan. biaya.

4. Hengetahui hasil penjarangan (m3, sm~Aserta pendapatan

hasil penjarangan dalam bentuk uang.

Page 19: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

-~-----------·

13

HIPOTE3IS

Dal·am peneli tian diajuls:an beberapa bipotesis seperti

berikut : ( l) volume penebangan per kesatuan 1-1alrtu dipe-.

ngaruhi oleh besarnya diameter pohon, (2) walttu pembagian .... I

batang dipengaruhi oleh diameter batang, (3) Hasil penja­

rangan rata-rata per Ha dipengaruhi oleh bonita dan umur,

(4) Hasil penjarangan dalam prosentase sortimen yang diha­

silkan dipengaruhi oleh bonita dan umur, (5) Biaya penja­

rangan per m3 dipengaruhi oleh umur tegakan.

R:SECAHA P:SH3LITIAH

Penelitian ini terbatas dilakukan pada Bagian Kesatu­

an Pemangkuan Hutan (BKPH) Hgliron, Kesatuan Pemanglruan

Hutan (I\PH) Raridublatung, Perum Perhutani Unit I Jawa Te­

ngah. Peneli tian lapangan secara langsung dilaksanakan pa-

da petak-petak yang dilakukan penjarangan pada tahun 1987.

Pelaksanaan penjarangan dilaksanakan pada beberapa kelas

umur meliputi kelas umur I, II dan III, sesuai dengan vo­

lume pekerjaan yang ada pada BKPH Ngliron tersebut. Untuk

melengkapi penelitian di atas dilalrukan penelitian secara

tidak langsung terhadap pekerjaan-pekerjaan penjarangan

yang pernah dilakukan sebelumnya berrdasarkan laporan-lapor

an yang ada.

Sesuai dengan volume pekerjaan yang ada pada saat pe­

neli tian dilakukan selama 1 bulan (April/Hei 1987) maka

Page 20: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

r

pcmelitian ini d'l.bo:tnsi pada. kea:i.ata.n pelalcaanaan prmjara.­

n~nn meJ iputi : (1) pencbnn~nn, ( 2) pcmbagia.n batang,

(3) pemuatan, (4) penganelmtnn dan (5) pembon~karan kayu

penjarangan di TPK.

Untulc mencapai basil sr~Ruai denGan tujuan yang telah

i ~. ditetaplcan, dilalrulcan pcngamatan langsung pada kegiatan

p:mje.ra:n3an (data primer) yang mcliputi kegiatan no. 1

sa.cpai dengan no. 5 tersebut di atas. Pen3amatan di lnpa­

ngan meliputi waktu lcerja (preatasi lcerja), biaya, hasil

pcnjarangan. Pengamatan dilakukan pada petalc-petak yang di

dalamnya dilalcukan penjarangan.

Selanjutnya basil pengamatan langsung di lapangan

dilengkapi dengan data selrunder dari laporan-laporan ke­

giatan penjarangan yang pernah dilaksa.nakan.

Data walctu kerja/prestani kerja yang dikumpulkan di­

analisis lebih lanjut sehingga mendapatlcan waktu kerja/

prestasi ker ja no.rmal. Terha.dap :faktor-faktor yang mempe­

ngaruhi prestasi kerja dilalrukan analisis dengan model

regresi ganda.

Berdasarkan data yang dikumpulkan setelah dilakukan

analisis lebih lanjut, dipakai sebagai dasar dalam meru­

muskan Net \vork Planning, organisaai penjarangan, kesem­

patan lcerja, biaya dan lain-lainnya.

14

Page 21: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

16

II. CARA . PENELITIJ'.N

Sebagaimana disebutltan dalam Uetoda Pendekatan, dale.m

pen eli tia n ini dilakukan pengamatan langsung ( observasi)

pada lr:egiatan penjarangan (data primer) dan dilengka.pi de­

ngan pengumpula.n data sekunder. Observasi lapangan dan pe­

ngan dan pengumpulan data selrunder dilaksanakan pada bulan

April dan Mei 1987.

2¥1. Cara Penelitian

2 .1.1. Observasi 1apangan (data primer)

Observasi 1apangan/pengambi1an data lapangan diambil

dari petak-petak yang di dalamnya dilaksanakan penjarangan

di BI~H Ng11ron, KPH Randublatung tahun 1987, dengan mem­

pertimbangkan adanya variasi ke1as umur/umur ya~g ada.

Observasi lapangan dilaksanakan pada petak-petak -se­

perti berikut :

1. Petak 22 b, 1uas 12,3 Ha, Bonita 2, KU II (umu~ l7 ta­

hun).

2. Petak ;a a, luas 4,9 Ha, Bonita '' ~ III (umur 22 ta­

hun).

;. Petak 5 b, luas 26,6 Ha, Bonita 4,5, KU IV (umur 33 ta­

hun).

4. Petak 52 a, 1uas 27,8 Ha, Bonita 3,5, KU III (umur

tahun).

Observasi/pengamatan dibatasi pada kegiatan pelaksa­

naan penjarangan meliputi :

Page 22: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

17

1. Penebangan

2. Pembagian batang (pembuatan sortimen kayu penjarangan)

termasuk kayu bakar

;. Pengumpu1an

4. Pemuatan

5. Pengangkutan

6. Pembongltaran di TPK.

Observasi/pengamatan dilakukan terhadap prestasi kerja,

waktu kerja, biaya serta basil penjarangan pads kegiatan

di atas.

Banyaknya observasi yang dilaksanakan minimal berda­

sarltan standar banyaknya observasi yang dihitung berdasar­

kan rumus beriku t :

U • clO~t,Si)2

N = bany~~ observasi

t = tabel t

Si • standar devia~i

X • harga rata-rata prestasi kerja/waktu kerja

K = tingkat kecermatan yang diinginkan.

Pengukuran prestasi kerja/waktu kerja untuk pekerja­

an penjarangan yang meliputi kegiatan tersebut di atas

adalah dengan menggunakan "Hetoda Continuous Timing" yai-

tu ~engan pencatatan walrtu ker ja berlangsung

rus tanpa interupsi selama stud.i dilaku1tan.

terus-mene-

Pada waktu pengukuran waktu kerja dicatat :

Page 23: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

-------------------------- -- -----

. 18

- Haktu lter ja murni

Hah::tu umum, dibagi menjadi

a. l-lalttu berhenti

b, ~Jalt:tu hilang yang dapat dihindarkan

c. \"lal~tu hilang yang tidak dapat dihindarkan.

\'lalttu ker ja murni merupakan waktu ker ja rata-rata

atau ·"Selected timert (STe). \'laktu kerja normal = "Selected

time" x t-ating factot- (det-ajat prestasi).

- \'1 aktu standat- • waktu normal :x ( waktu normal :x 11 total

allowance") = waktu normal :x allol-Jance factoru.

t t 1 11 (~) - A1~owance factor • 1 + 0 a a owance -~-ioo

- Total allowance = \'laktu umwn + ke1e1ahan

- Prestasi kerja yang dicari dihitung berdasarltan HaktU

standar.

2 .1.2. Data sekundet-

Untuk melengltapi data primer di1akukan pengwnpu1an

data sekunder dan hasi1 pelaksanaan penjarangan pada tahun

1985, 1986 dan 1987 di BKPH Ngliron tahun 1985.

1. Petak 1 b, lu~s 8,4 Ha, Bonita 4,5 ICU VII

2. Petak 16 b, 1uas 23,1 Ha,·Bonita 3, KU II

3. Petak 50 b, luas 29,7 Ha, Bonit~ 4,5 KU VI

4. Petak 54, luas 48 Ha, Bonita 2,5 Iffi IV

5. Petak 40 a, luas 40,4 Ha, Bonita 4,5 KU IV

. 6. Petak 62, luas 69,2 Ha, Bonita 3,5 KU II

7· Petak 139 b, luas 39,7 Ha, Bonita 3,5 KU III

a. Petak 134 a, luas 30,5 Ha, Bonita 3,5 KU III

Page 24: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

19

9. Petak 138 a, 1uas 51,5 Ha, Bonita 3, KU III

10. Petak 27 b, 1uas 34,9 Ha, Bonita 3,5 KU III

11. Petak 142 b, 1uas 10,7 Ha, Bonita 3,5 KU II.

Tahun 1986

1. Petak 135 a, 1uas 39,7 Ha, Bonita 3, KU III

2. Petak 37 a, 1uas 31,4 Ha, Bonita 3,5, KU

3. Petak 52, 1uas 13,7 Ha, Bonita 4,5, KU V

4. Petak 54 b, 1uas 11,9 Ba, Bonita 4, ~U III

5. Petak 28, 1uas 13,1 Ha, Bonita 3,5, KU II

6. Petak 56 c, 1uas 5,5 Ha, Bonita 4,5, KU III

7. Petak 145 a, 1uas 7 Ba, Bonita 3,5, KU II.

Tahun 1987

. 1. Petak 39 d~ 1uas 4,8 Ha, Bonita 4, KU III

2. Petak 22 ~. 1uas 12, 3 Ha, Bonita 2, h."U II

3. Petak 38 a, 1uas 4,9 Ba, Bonita 3, KU III

4. Petak 52 a, luas 27,8 Ha, Bonita 3,5, KU II

5. Petak 5 b, luas 26,6 Ha, Bonita 4,5,KU IV

6. Petak 10 a, luas 7,5, Bonita ;,5, KU III

7. Petak 29 a, luas 16,4 Ha, Bonita 3,5, KU II

e. Petak 38 c, luas 84,6 Ha, Bonita 4, KU II.

;.2. Pengolahan Data dan Ana1isis

Dari hasi1 observasi lapangan dihitung waktu standar

per kesatuan basil {per jam), se1anjutnya Prestasi Kerja

1 HOK dibi tung berda.sarlcan waktu stan dar per kesatuan ba­

sil {per jam) dikalikan dengan 7 jam (jam kerja normal 1

hari adalah 7 jam kerja) ~ Se_9_1a.ra berurutan tahap pengo1ah-

Page 25: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

20

an data prestasi lterja/waktu lterja adala.h seperti berikut:

Haktu ker ja normal = t-laktu ker ja rata-rata· dari hasil

pengamatan x rating factor (derajat prestasi).

Besarnya derajat prestasi menggunakan tabel derajat pres­

tasi seperti berikut :

Umur (tahun) Pendidikan Pengalaman lcerja (tahun)

..

25 25-45 45 Tidak SD SHP 0 - 3 4 - 6 6 sekolah tahun

Derajat Pt'esta-si 0,96 0,99 1,03 0,96 0,99 1,03 1,03 0,99 0,96

*) Sumber : Laporan Studi Analisis Kerja d~n Analisa Bea­ya pada kegitan Reboasasi dan Pengadaan Bibit Reboasasi 1978.

- \-7alctu stapdar = 1-1aktu normal x allowance factors

- Allowance factors diasumsikan • 1,;

- Waktu standar = waktu normal x 1,3.

Untuk memudahkan perhitungan prestasi kerja dinyata­

kan dalam hasil kerja per kesatuan waktu. Satuan waktu

yang dipakai adalah detik. Prestasi kerja normal adalah

prestasi kerja yang dihasilkan dibagi dengan waktu normal

dengan satuan m; per detik. Prestasi kerja standar adalah

prestasi lterja normal dikalikan dengan .-6 dengan satuan

m; per detik. Untuk prestasi kerja standar 1 jam adalab

prestasi kerja st&ndar dalam m3 per detik dikalikan dengan

3.600 (1 jam= 60 menit = ;.600 detik).

Page 26: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Dalam analisis prestasi leer ja/t>ralrtu leer ja digunal;:an

model regresi. :Hodel regreai yang dipalcai adalah seperti

berikut :

1. Penebangan

21

Y1 .=volume penebangan per kesatuan waktu (v/t), satuan

m3/detik

b01= inte:rcept

b1

= koe~isien regresi

Xl = diameter pohon yang ditebang

S = (diameter setinggi dada) dalam em, umur random.

2. Pembagian batang

Y2

= waktu pembagian batang (detik)

b2 = koe~isien regreai

x2 = diameter batang

f = unsur randoin.

;. Basil Penjarangan

a. Hasil Penjarangan Rata-rata per Ha

Y; = bo; + b;X; + u4x4 + f_....

Y; = Hasil penjarangan rata-rata per Ha (kayu perka­

kas) dal am m 3 /Ha

Page 27: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

b:;, b4 = ko~fisien regresi

X; = Bonita

x4 = umur

s = unsur random.

b~ Hasil Penjarangan Per Sortimen dalam % terhadap se­

luruh basil penjarangan dari petak yang bersangkutan

- Sortimen A I

Y4 = b04 + b5X3 + b6X4 + E:_,

Y4 = basil penjarangan sortimen A I dalam % (persen)

terbadap basil total

b04 = intercept

b5, b6 = koefisien regresi

= Bonita

= umur

= unsur random.

- Sortimen .1\. II

y5 = b05 + b7X3 + b8X4 + s . Y

5 = basil penjarangan Sortimen A II dalam % . (per-

sen) terbadap basil total

b05 = intercept

b7' ba = koefisien regresi

X; = Bonita

x4 = umur

Page 28: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

23

- Sortimen A III

Y6 = hasil penjarangan·sortimen A III dalam 96 (per-

sen) terhadap hasil total

bo6 = intercept

b9

,_ b10 = koe:risien ~egresi

x3 c Bonita

x4 = umur

S = unsur random.

4. Biaya Penjarangan

y7 = bo7 + b11X4 +S y7 = Biaya penjarangan per m3

b07 = intercept

bll = koe:risien regresi

x4 = umur

S = unsur random.

Dari model regresi tersebut di atas selanjutnya dila­

kulcan analisis regresi yang meliputi beberapa besaran se­

perti berilcut :

1. Dihitung intercept dan koe:risien regresi yang merupakan

parameter yang dapat menunjukkan besar-kecilnya tingkat·

pe·ranan nilai variabel tidak bergantung (X) terhadap

besar•kecilnya nilai varinbel Y.

Page 29: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

24

2. Untu\{ mengetahui nyata tidaknya efek regresi (peranan

variabel tidalr bergantung X terhade.p va.rie.bel I

tergan-

tung Y dilalmkan uji T dan F.

;. Untulr mengetahui taraf hubungan antara variabel X de­

ngan variabel Y dihitung koefisien korelasi (R).

4. Untult penilaian ltecocokan garis regresi diperlukan per­

hitungan koefisien determinasi (R2). Ukuran R2 men-;rata­

It:an bagian (proporsi) dan variasi pengamatan yang dapat

di terangkan oleh garis yang dipero.leh. Nilai diny~.takan

dalam bentuk% (persen), semakin besar nilai R2 (mende­

kati 10095), semaldn besar bagian pengamatan yang di te­

rangkan oleh garis regresi. Sedangk&;n sisanya yakni

(100 - R296) merupakan bagian yang berasal dari variasi

unsur random.

Page 30: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

25

:?.1. Ha.si1 dan Anc.li!::is !lasi1

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) didapatkan

iidltisar prestasi kerja pada pekerjaan penjarangan seperti

berikut :

~abel 1. Prestasi Kerja pada Pekerjaan Penjarangan

Jenis Prestasi kerja re- Prestasi kerja re-pekerjaan gu kerja standar gu kerja standar

(m3/detik) (m3/jam)

1. Penebangan 0,00050 1,80

2. Pembagian batang 0,00040 1,44

;. Pemuatan (terma-auk pengumpulan)

0,00094 ;,;a

4. Pengangkutan !) 0,00155 5,58

5. Pembongkaran 0,00444 15,98 ( tidak termasuk mengatur·sorti-men di TPK)

Keterangan :

1. Penebangan diker.jakan o1eh 2 orang

2. Pembagian batang dikerjakan oleh 2 orang

;. Pemuatan dikerjakan oleh 3 orang (sopir tidak ilrut)

4. Pengangkutan dikerjakan o1eh sopir ( dengan truk ) '··-~--

5. Pembongkaran dikerjakan o1eh ; orang (sopir tidak ikut) !), Jarak angkutan rata-rata 10 km

Dari tabel 1 Prestasi Kerja pada Pekerjaan Penjarang-

andapat dibuat ikhtisar prestasi kerja 1 HRK (satu hari

orang kerja). Prestasi kerja 1 HRK ataupun 1 HOK didasar­

kan atas jam lcerja normal satu hari 7 jam kerjja. Di sam­

ping itu disajikan pula sebagai pembanding data dengan

Page 31: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

26

asumsi 1 hari 6 jam kerja. Dari pengalaman yang ada maksi­

ma1 tenaga leer ja di Perhutani alrtual ker ja per hari seki­

tar 6 jam denean perincian jam 08.00 - 12.00 (4 jam) siang

hari, sehabis makan siang diperkirakan kerja lagi 2 jam

sampai sore hari (~jam ~6.00).

Selain itu dihitung pula kebutuhan HOK per m3. Data

ini dipe;lukan untuk menghitung kemampuan organisasi pen­

jarangan.

Tabe1 2. Ikhtisar Prestasi Kerja pada Pekerjaan Pen jarangan

P'I'estaai·Prestasi-Kebu- Prestasi Jenia kerja kerja tuhan kerja

1 HRK 1 HOK HOK regu pekerjaan 7jam 7 jam per kerja

kerja kerja m3 6 jam per hari per hari (HOI<:) lterja

per hari r ~ ~ ! : 2

1. Pe-qebang-. m' ~3 10,80 m' an 12,60 6,30 O,I2

. 2. Pembagian 10,08 m'

., 8,64 m' batang 5,04. m 0,20

3. Pemuatan (termaauk pengumpu1 an). 2;,66 m; .7,88 m3 0,13'20,28 m;

4. Pengang-. 39,06 m3 ·33,48 m3 kutan

/

5. Pembong­karan (tidak termaauk mengatur sortimen ·· di TPK 111,86 m3 37,28 m3 0,03 95,88

Prestasi· kerja regu kerja 6 jam kerja .

per hari. b ;

5,40 m3'

4,32 m3

;' 6,76 m ·

Ket.

l

,.

Page 32: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

27

Hasil Analisis Regresi seperti berikut :

Penebangan

Model regresi penebangan yang dipakai adalah :

yl = bOl + blXl + s Y1 = volwne penebangan per kesatuan walrtu (v/t), satuan

m3/detik

b01 = intercept

b1 = koefisieb regresi

x1 = diameter pohon yang ditebang (diameter setinggi da­

da) dalam em

~ = unsur random.

Hasi1 analisis regresi dalam bentuk analisis varians

penebangan di.sajiltan dalam tabel beriltut :

Tabel ;. Analisis Varians Penebangan

Sumber db JK KT F Ratio regresi ! ~ 2 4 2

Regresi 1 1,04927 X 10-6 1,04927 X 10-6

10-6 1,-0+110 X 10-7 10,'378 *).

Eror n - 2 2' 2,'32552 X

Total n - 1 = 24 .

*) nyate. ,.. taraf uji 1%

- Koefisien regresi = 2,4027 X 10-5 = bl

- Intercept = 2, 5195 X 10-4 _= bOl

Koefisien korelasi (R) = 0, 5576; koefisien determina.si

- (R2

) • '31, 09

Page 33: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Pembagian Batang

llodel regresi pemba.Gie.n

y2 = b02 + b2X2 + s v = waktu pembagian batang ... 2

b02 = intercept

b2 = lroefisien regresi

x2 = diameter batang

~ = unsur random.

28

bate.ng yang dipc.ke.i adale.h • .

(detik)

Hasil Analisis Regresi dalam bentuk analisis varians

pembagian batang disajikan da1am tabel berikut :

· Tabe1 4. Analisis Varians Pembagian Batang

Sumber d.b JK KT F Ratio Variasi ! ~ 2 4 2

Regresi 1 89.274,8232 89.274,8232 73.358 *)'

Eror n- 2 = 95 115.612,5171 1.216,9739

Total n - 1 = 96 204.887,3402

+~) 'llya.:Ca ,1 tar.af uji 1 %

Koefisien regresi = 7,9559 = b2

- Intercept = - 60.9801 = b02

- Koefisien kore1asi (R) = 0,6601, koefisien determina-

si (R2J a 43,57%.

· Hasil Penjarangan Rata-rata Per Ha

Hodel regresi penjare.ngan rata-rata per Ha yang dipa-

kai ada1ah :

Page 34: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

v .•;

b3' b4

X;

x4

s

= Hasil penjarangan rata-rata per Ha (kayu

kas) dalam m3/Ha

= koef"isien regresi

• Bonita

= umur

= unsur random.

29

perlta-

Hasil analisis regresi dalam bentuk analisis varians

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 5. Analisis Varians Hasil Penjarangan Rata-rata per Ha (Kayu Perkaltas)

Sumber d.b JK KT F Ratio variasi

l ~ ~ 4 5 Regresi 2 87,1382 43,5691

168,7494 7,3369 5,9;8 *)

Eror. 23

TC?~al 25 255,8876

· · *) 'nyata, taraf uj:J,. 1 ~

- Koefisien regresi bonita • - 0,6755

- Koefisien regresi umur = 0,1527

- Intercept = 3,4792.

- Koef'isien kore1asi = 0,58, koefisien determinasi

(R2) c:: 34,0596.

~asi1 penjarangan Sortirnen A 1 dalam ~ terha.dap hasil pen­

jarangan dari petak yang ~ersangkutan.

Page 35: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

30

Model regresi yang dipakai adalah :

Y4

= hasil penjarangan sortimen A I dalam % terhadap

hasil total

b04 = intercept

b5' b6 • koef'isien regresi

x3 = Bonita

x4 • umur

t, = unsur random.

Hasil analisis regresi dalam b~ntuk analisis varians i '

Sortimen A I adalah seperti berilrut i : !

Tabel 6. Analisis Varians Sor 1

imen A I (dalam % terhadap Hasil Selur Penjarangan)

Sumber d.b JK KT F Ratio ve.:-iasi t ~ 2 ! s

I

Regresi 2 13.730,8278 ~.865,4139 . 9,664 *)

Eror 23 16.340,0701 I 710,4378

Total 25 30.070,8978 I .

*) 'nraia, . 'tara! uji ~.-· .. 1 ;1> ' . i

- Koef'isien regresi bonita = b5 • - 26.0858

- Koef'isien regyoesi umur - b6 &: -10,7751

- Intercept - 182,32$9

- Koefisien korelasi (R) = 0,67, ~oefisien determi'nasi

(R2

) • 0,45 : 45%. ,-·

Page 36: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

31

He.sil Penj&.rangan Sortimen A II d~lam % terhadap basil I

penjarangan dalam petak yang bersapgkutan.

Nodel regresi yang dipakai a~alab :

i

= basil penjarangan sortim~ A II dalam % terhadap I

basil total I

b05 • intercept

b7, b8 = koefisien regresi

X; = Bonita

x4 = umur

s = unsur random.

i

Hasil analisis regresi dalam ~entuk analisis varians

Sortimen A II. adalab seperti beri~t : I

Tabel 7. Analisis Varians So timen A II (dalam% ter­hadap Seluruh Hasi1 Penjarangan)

Sumber d.b JK KT variasi ! ~ 2 !

Re·gresi 2 1.339,1191 669,5596

Eror 23 ;.ass, 9a1; · 167,7818

Total 25 5.198,1004

*) ·tidak-nyata, taraf uji 1 %

£ I7,14Bo I

- Koefisien regresi bonita = b7

- Koefisien regresi umur • ba - 10,2796 I

I

Intercept = b05= 1-14,7531 i

.:-o, 501 koefisien

tR2 \ I= o_ 2E:i.

- Koefisiep korelasi

F ratio

·2 3,991 *)

determinasi

Page 37: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

32 '

Hasil Penjarangan Sortimen A III dalam % terhadap hasil

penjarangan dalam petak yang bersangkutan. Model regresi

·~ya~g d~pa.l{ai adalah

Y6 = bo6 + bgX:; + b10x4 + S Y6 • basil penjarangan· Sortimen A III dalam % terhadap

basil total

b06 • intercept

b9

, b10= koe:fisien regresi

x3 • Bonita

x4 = umur

·t:_, • unsur random.

Basil Analisis regresi dalam bentuk Analisis Varians

Sortimen A III adalah :

Tabel e. Analisis Varians Sortimen A III (dalam %) terhadap Seluruh Hasil Penjarangan

Sumber d.b JK variasi :r ~ ~

Regresi 2 11.146,7579

Eror 23 6.876,8132

Total 25 18 .. 023,5712 I

*) nyata • taraf uji 1 ~

- Koe:fisien regresi bonita • b9

- Koe:fisien regresi umur

- Intercept

Koef'isien kore1asi (R) =

KT F Ratio

4 2 5.573,3990

18,641 *) 298,9919

=· - 34,4086

= 0, 78, ltoef'isien de­

termin~si = 0,61 • 6~~.

..

' l

l

Page 38: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

33

BiRya Penjarangan

Hodel regresi biaya penjarangan per m3 yang dipal:ai

adalah :

y7 = b07 + b1ix4 +

0 y7 = Bie.ya. penjarangan per m3

b07 = intercept

bll = lcoefisien regresi

x4 = umur

Basil Analisis Regresi dalam bentuk analisis varians

biaya penjarangan per m3 disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 9. Analisis Varians Biaya Penjarangan

Sumber d.b JK KT variasi

! ~ ~ ~

Regresi 1 3.459.'781, 3829 3.459.781,3829

Eror 23 89.227.939,0633 3.879.475,6114

Total 24 92.687.720,4462

*) : Tidak nyata , tara! 11ji 1 % .•

- Koetisien regresi • bll • - 27,275(

= b07 = 6~033,2495 Intercept

Koefisien korelasi = R = - 0,1932

- Koefisien determinasi (R2) .. = o,o3.

Per m3

F Ratio

2

0,892 *)

Page 39: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Tabe1 10.· Hasi1 Penjarangan Tahun 1985 BKPH Ng1iron, KPH Randub1atung

Luas rqo. Petak (Ha) Bonita

1 ~ 3 ~

1 16 b 23,1 3

2 62 69,2 3,5

3 142 b 10,7 3,5

4 139 b 39,7. 3,5 .

5 134 a 30,5 3,5

6 13s a 51,5 3

7 27 b 34,9 3,5

8 34 48 2,5

9 40 a · 40,4 4,5

10 50 b 29,7 4,5

11 1 b 8,4 4,5

KU/umur I! X !! Kayu Perkakas Kafi bakar

A III KBP ·Jum1ah m3/Ha Jum ah Sm/Ha m3 9b m3 ~ m; ~~ m; ~~ (m3) (Sm)

2 l) 7 B 2 1~ 11 1~ 12 1! 12 !b 12

II/14 th. 94,51 100 - - - - - - 94,51 4,09 122 5,28

II/17 th. 477.52. 97,5 12,22 2,5 - - 0,054 0 489,79 7,07 215 3,11

II/17 th. 53 .. 38 100 - - - - - - 53,38 4,99 58 5,42

III/27 th. 125,00 81' 1 27' 06 17, 6 . . 2, 04 1,3 - - 154,10 3,88 125 3,14.

III/27 th. 72,96 89,0 8,97 11,0 - - -III/26 th. 403,87 87,3 58,46 12,7 - - -III/21 th. 72,71 85,1 12,67 14,9 - - ·-IV/32 th. 303,42 80, 1 7 2, 90 19' 2 2,19 0,7 -IV/37 th. 87,35 75,4 27,58 23,8 0,8 '0,8 -VI/54 th. 11,56 . 3,s 61,57 20,6 222,61 74,8 1,65

VII/65 ta. 8,20 6,1 37 ,sa ·28,4 82,49 62,0 4,39

- 81,93 2,69

- 462,33 8,97

- 85,38 2,44

- 378,51 7,88

·- 115,73 2,86

0,8 297,45 10,02

3,5 132,96 15,82

150

358

212

36

24

24

\.).1 ~

4,92

6,95

4,41

0,90

0,90

2·, 85

Page 40: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

/

Tabe1 ll• Basil Penjarangan Tahun 1986 BKPH Ng1iron, KPH Randub1atung ~

Jo. Petak ~~:) Bonita KU/umur Ka:ru Perkakas ~- _ ________ __ : Ka:ru bakar

x-I A II- A III - KBP Jum18li m3/Ha Juml8h sm/Ha _if ;;; -• "' " "' -

9 16 , (m3.) ( sm)

1 2 -3 4 s:::- o -- 1 ---- -s -- - 9 u ~o -- 1.r-- -r2~r,--- 14 15 16 11

1 28 13;1 3,5

2 _ 145 a 7 3,5

3 135 a 39,7 3,5

4 37 a 31,4 3,5

5 51 b 11,9 4

6 56 c 5,5 4,5

7 52 c 13,7 4,5

Jumlah 122,3

II/17 th. 43.35 88,8 5,44 11,2 - - - - 48,79

I/9 th. 16,00 100 -- - - - - - 16,00

III/28 th. 238,20 85,7 3~.40 13,8 O,T3 0,3 0,50 0,2 277,83

III/25 th. 105,73 81,6 21,26 16,4 2,53 '2,0 - - 129,52

III/30 th. 75.43 86,2 5,32 13,8 - -- - - 80,75

III/30 th. 11,38 71,2 4,55 28,4 - - 0,05 0,4 15,98

V/48 th. 2,32 2,9 20,35 25,2 58,14 71,9 - - 80,81

3,72 80

2,28 8

6,99 165

4,12- 40

6,78 93

2,90 95

5,89 17

\.>l V1

6,10

1,14

4,15

1,27

7,81

17,27

1,24

Page 41: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

I '

Tabe1 12• Hasi1 Penjarangan T~un 1987 BKPH Ng1iron, KPB Raridub1atung

io. Luas

Petak (Ha) Bonita

I ~ ; 4

1 . '22 b 12,3 2

2 29 16,4 3,5

3 39 d 4,a 4

4 ;a a 4,9 3

5 52 a 27,a 3,5

6 5 b 26,6 4,5

7 10 a 7,5 3,5

a 38 c 24,6 4

-Jum1ah 124,9

KU/umur Kal,!! Perkakas Kati bakar

Jumlah /H Jum ah /H (m3) (%) (m;) (,6) (m3) (%) (m3) (%) (m;) m; a (Sm) Sm a

5 b 7 8 9 10 I

11 12 13 14 15 1E; 17

II/11 th. 20,27 99,6 o,os ·0,4- - - - - 20,35 1,65 15 1,21

·II/15 th. 13,38 ;a,; 15,39 44,1 5,64 16,1 0,47 1,5 34,aa 2,12

III/22 th. 4,34 9,6 22,30 49,4 16,50 36,5 1,9a 4,5 45,12 9,40

III/22 th. 24,69 84,2 4,06 13,a . 0,54 2,0 - - 29,29 5,97 19,5 3,97

III/22 th. 111,4a 91,7 10,00 a,3 - -- - - 121,4a 4,36 62,0 2,23

IV/33 th. 69,aO 46,3 67,76 44,9 12,96 a, a - - 150,62 5,66 10,0 0,37

IV /34 th. 9,4a 4a,2 8,55 43,5 1,62 a,; - - 19,65 2,62 " VI/53 th. 2,94 3,1 11,20.11,a 78;a6 83,50 1,44 1,6 94,44 3,a3 a,o 0,32

~ 0'\

Page 42: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Tabe1 13. Biaya Pe1aksanaan (Eksploatasi) Penjarangan Tahun 1985 .

Hasil ~enJaranian Luas 1 . ~ensanskutan Biaya/m3

No. Petak (Ha) Bon ta KU/umur Kayu ayu Jumlah Pembikinan Pengangkutan Jumlah (Rp) . perkakas bakar (m;) (Rp) (Rp) (Rp) (m3) (m3)

I 2 3 ! 2 r; 7 ~ 9 10 11 12

1 16 b 23,1 3 II/14 th. 94,51 61 155,51 332.422,29 267.078,33 599.500,62 ;.855,06

2 62 69,2 3,5 II/17 th. 489,79 107,5 ;97,29 2.195.733,38 ?·723.784,595 4.919.517,975 8.2;6,39

3 142 b 10,7 3,5 II/17 th. . 53 29 82,38 228.102,8

4 139 b 39,7 3,5 III/27 th. 154,;1.0 62,5 216,60 613.676,57 428.068,65 1.041.745,22 4.809,53

5 134 a 30,5 3,5 . III/27 th. 81,93 75 156,93 359.668,40 569.327,28 928.995,68 5.919,81

6 138 a 51,5 3 III/26 th. 462,33 179 641,33 2.223.056 2.018.190,75 4.241.245,75 6.613,20

7 276 34,9 3,5 III/21 th. 85,38 - 85,38 250.068,19 575.031,71 825.099,9 9.663,85

8 34 48 2,5 IV/32 th. 378,51 106 484,51 1.179.983,18 1.010.496,51 2.190.479,69 4.521,02

9 40 a 40,4 4,5 IV/37 th. 115,73 18 133~73 310.009,08 1.065.453,06 1.375.462,14 10.285,37

10 50 b 29,7 4,5 VI/54 th. 297,45 12 309,45 476.171,81 1.073.149,49 1.549.321,3 5.006,69

11 1 b 8,4 4,5 VII/65.th. 132,96 12 144,96 171.335,79 352.547,65 523.883,44 3.613,98

Keterangan : 1. 1 Sm kayu bakar . 0,5 m3 kayu perkakas ·· 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan dan pembagian batang dan pengumpu1an

3. Biaya pengangkutan termasuk muat-bongkar.

\.),)

-:1

Page 43: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

\

'

Tabe1 14. Biaya Pe1aksanaan (Eksp1oatasi) Penjarangan Tahun 1986

Iifl.ffil. _ _penjaran_g_an · Biaya ·. Luas I Kayu Kayu Biaya/m3

No. Petak (Ha) Bonita IDJ umur perkakas bakar Jum1ah Pembi- Pengang- Jum1ah (Rp) (3) (m3) (m3) kinan lrutan (R )

(Rp) (Rp) P 1 2 3 4 ~~ -~2- -- 0-- -, .. g-~-~- - g- ~---~--~ 10 11 --- ~12

1 28 . 13,1 3;5 II/17 th. 48,79 40 88,79 304.185,87 151.007,50 455.913,37

2· 145 a 7 3,5 I/9 th. 16,00 4 20 58.956,56 58.956,56 117.913,12

3' 135 a 39,7 3,5 III/28 th. 277,83 82,5 360,33 953.826,09 909.419,96 1.863.246,05

4 37 a 31,4 ;,5 III/25 th. 129,52 20 .149,52 388.201,62 755.717,53 1.143.919,15

5 51 b 11,9 4 III/30 th. 80,75 46,5 127,25 255.721,59 288.346,11 544.067,70

6 56 c 5,5 4,5 III/30 th. 15,98 47,5 63,48 177.677,45 181.351,39 359.028,84

7 52 c 13,7 4,5 v /48 th. 80,81 8,5 89,31 78.938,75 252.092,13 331.030,88

Keterargan : 1. 1 Sm kayu bakar 0,5 m3 kayu perkakas 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan dan pembagian batang dan pengumpulan 3. Biaya penganglrutan termasuk muat-bongkar.

5.126,63 5. 895,66 .

5.170,94

7.650,61

4.275,58

5.655,78

3.706,54

~ (X)

Page 44: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Tabel 15• Biaya Pela~sanaat) (Eltsploatasi) P~njarangari Tahun 19 9 7

Basil ~enJaransan Pembi-

No. Petak Luas Bonita KU/umur Kayu ayu Jumlah (Ra) perkakas bakar (m;) kin an

(m;) (m3) (Rp)

! ~ ~ ~ 2 6 7 s 9

1 22 b 12,3 2 II/ll.th. 20,35 7,5 27,85 72,855,66

2 29 16,4 3,5 II/15 th. 34,88 - 34,88 74.524,4

; 39 d 4,8 4 III/22 th. 45,12 -- 45,12 84.634,37

4 ;a a 4,9 ; III/22 th. 29,29 9,75 39,04 99.837,39

5 52 a 27,8 3,5 III/22 th. · 121,48 31 152,48 483.974,08

6 5 b Z6;6 4,5 IV/33 th. 150,62 5 155,62 240.1;3,56

7 10 a 7,5 3,5 IV/34 th. 19,65 - 19,65 33.271,51

8 ;s c 24,6 4 "- VI/53 the 94,44 4 98,44 124.741,10

Keterangan : 1. 1 Sm kayu bakar 0,5 m3 kayu P.erkakas 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan, pembagian batang dan ;. Biaya pengangkutan termasuk muat-bongkar, pengumpulan.

;.

Biaza Pengang- Jumlah kutan (Rp) (Rp)

!0 !I

61.389,45 134.245,11

15.701,70 90.226,10

105.882,15 190.516,52

89.354,22 189.191,61

198.444,88 682.418,96

107.143,64 347.277,20

52.775,64 86.047,15

234.725,70 359.466,80

Biaya/m; (Rp)

I~

4.820,61

2.586,76

4.222,44

4.846,09

4.475,47

2.231,57

4.378,99

;.651,63

vi \0

Page 45: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

/

40

3.2.· Pembahasan. ·:;;

Dalam pembahasan ini pertama-tama akan disajikan pem­

bahasan berupa interpretasi terhadap basil analisis regre­

si yang sudah dikemukakan dalam bab Iiiir. Sesuai dengan

urutan model regresi yang disajikan di bawah interpretasi

seperti berikut :

Penebangan

Dari analisis regresi didapatkan persamaan regresi

"' penebangan Y1 = 2., 5195 :x 10-4 + 2,4027, :x 10-4 x1 . (Y1 ada-

lab volume penebangan per kesatuan waktu dalam m3 per de­

tik, xl merupakan diameter pohon setinggi dada dari pohon

y~g di tebang dalam em). Dari tabel 3 didapatkan nilai

F ratio = 10,378 (F tabel '?,8~ ), berarti ada penga-

ruh nyata regresi atau dapat disimpulkan ada pengarub re­

gresi atau dapat disimpulkan ada pengarub nyata diameter

pohop terhadap·prestasi kerja penebangan per kesatuan trak-

tu.

Tarat hubungan antara diameter pohon (X1 ) dan volume

penebaugan per kesatuan waktu (Y1 ) ditunjukkan oleh koefi­

sien korelasi dengan 0,56, menunjukkan ada hubungan meski­

pun nilainya tidak terlalu t~nggi. Sedangkan mengenai ke­

cocoltan garis regresi yang dinyatakan d~lam koefisien .Ae­

terminas~ (R2) banya mencap~i 31,0976 a tau bagian pengamat­

an yang di teranglmn oleh garis regresi sebesar 31,09%.

Pembagian batang

Dari basil analisis regresi pembagian batang dipero-(V'

Page 46: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

I I

41

walrtu pembagian batang 2 dalam detik dan diameter batang/

potongan dalarn em). Selanjutnya. di temulran F•hi tung =

), sehingga ada pengaruh nya-. '

ta diameter batang/potongan (X2) terhadap waktu pembagian

batang. Semakin besar diameter batang/potongan maka sema­

ltin lama traktu yang diperlukan untuk membagi batang (koe­

fisien regresi bernilai positif).

Tarat hubungan diameter batang dan waktu pembagian

batang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang besarpya

0,66. Sedangkan besarnya koefisien diterminasi yang menje-

laakan bagian pengamatan yang diterangkan oleh garis re­

gresi sebesar 43%.

Hasil Penjarangan Rata-rata Per Ha

Dari basil analisis regresi didapatkan persamaan re­

gresi Y3 = 3,4792 • 0,6755 x3 + 0,1521 x4 (Y3 adaiah basil

penjarangan ~ata-rata per Ba, x3 bonita dan x4 umur). Ber­

dasarlran basil uji F didapatkan ltesimpulan ada pengaruh

nyata terbadap regresi berarti bonita dan umur berpengaruh

terhadap hasil penjarangan rata-rata per Ha.

Akan.tetapi berdasarkan analisis lebih lanjut dengan

uji T hanya variabel umur sa'j'a yang terpenp;aruh terhadap

basil penjarangan rata-rata per Ha, sedangkan variabel bo­

nita tidak berpengaruh.: Hal~ ini dapat dijelaskan bahwa

semakin banyak umur pohon maka diameter pohon akan semakin

besar demikian juga volumenya s.ebingga basil· per Ha juga

menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan di atas koeti­

sien regresi umur menunjulrkan n.ilai posi tit.

Page 47: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

42

lalE:.i lrecocokan regresi yang di tunjukkan oleh nilai

koefisien determinasi (R 2) d~dapa.tkan sebesar 34%, korela­

si 0,58.

Data basil penjarangan rata-rata per Ha di BKPH Ngli­

ron selama tahun 1985, 1986, 1987 didominasi data dari

penjarangan KU II, III dan KU IV, sedangkan untuk KU tua

hanya sedilti t (hanya diwakili 4 Petak). Pada KU tua (di

atas IV) umumnya sudah tidak lagi dil~rukan penjarangan

(diperldr~kan sudah di jarangi oleh adanya pencurian). Di­

perldrakan pada saat ini volume pekerjaan penjarangan Pe-

rum Perhutani akan didominasi oleh KU II, III, IV sebab

bagian terbesar dari luas hutan jati yang produkti£ dido­

minasi oleh KU f·1uda (I sampai dengan IV).

Hasil penjarangan rata-rata per Ha dari petak-petak

di atas hanya mencapai 5,3462 m3 per Ha. Hasil ini dicapai

dengan umur rata-rata 28 tahun (KU III) dan bonita rata-

rata sebesar ;,6:;46. Sedangkan pada tabel normal vl.v.\·1.,

volume kayu batang (Vst) penjarangan pada umur 25 tahun

bonita 3, 5 terdapat angka sebesar 16 m3 /Ha, pada umur 30 ·

tahun bonita 3,5 sebesar 14,8 m3/Ha. Hasil penjarangan ra­

ta-rata di atas sebesar 5,3 m3/Ha masih jaub di bawah ta­

bel \"l.V.vl. dan hanya meliputi seldtar 33% sampai dengan

36% dari hasil pen jarangan volume lrayu batang tabel "'· v. vl.

Untuk anallsis hasil pendapatan penjarangan tidak cu-

kup dengan analisis hasil penjarangan rata~rata per Ha,

karena. nilai penda.patan penje.rangan dalam rupiah

tukan oleh harga. kayu berdasarlran lruali ta.· menurut

diten-

sorti-

men yang dihasilkan. Oleh se~ab itu diperlukan analisis

Page 48: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

4-3

terha.dap sortimen yang dihe.sill-::an. Sortim~n yang dihe.sil-

kan terdi ri de.ri sortimen A I, A II, A III, KBP- dan

juga basil ke.yu bakar dal arrl sm.

Perbedaan sortimen tersebut di atas antara dibedakan

atas dasar besarnya diameter dan eaeat-eaeat kayu sesuai

dengan peraturan pengukuran dan pengujian kayu jati.

Sortimen A ;r (Kayu Pal Jati) : diameter ujung 4 - 19 em

Sortimen A II (Kayu Bulat Keeil Jati) ; diameter ujung

22. - 28 em

Sortimen A III (Kayu Bulat Besar Jati) : diameter ujung

30 em.

Hasing-masing .sortimen dibagi menjadi beberapa kelas lrua­

lita sesuai dengan eaeat-eaeat yang ada.

Sortimen A I

Analisis regresi sortimen A I menghasilkan persamaan

regresi Y4 = 182,3299 - 26,0~58 x, - 0,7751 x4 (Y4 = basil

pen jare.ngan sortimen A I dalam % terbadap basil total, x3 bonita ·dan x4 umur). Dari basil uji F didapatkan kesimpul­

an bahwa ada pengaruh nyata bonita dan umur terhadap pro­

sentase hasil·penjarangan Sortimen A I. Koefisien regresi

bonita maupun umur bernilai nega:bif berarti semakin besar

nilai bani ta dan umur akan mengbasilkan sortimen A I senia­

kin kecil. Hal ini disebabkan semald.n tinggi umur alran

menghasi:lltan diameter yang :lebih besar. Sortimen A. I, A II

dan A III antara lain didasarkan atas besarnya diameter

(lihat urai,an di multa persyaratan sortimen A I, A II dan

Page 49: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

A !II). Dengan maldn besar diameter prosentase sortimen

A I dan semakin menurun, sebalilrnya untuk A II dan A III

diperkiral{an alran semakin meningkat prosentasenya.

44

Untulc kecocolm.n regresi yang dinyatalran dalam koef'i-

sien determinasi diperoleb anglra 45%, berarti bagian dari

pengamatan yang diterangkan oleb garis regresi sebanyak

45%.

Sortimen A II

Dari basil analisis regresi sortimen A II pada tabel 7

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh nyata bonita dan umur

terbadap basil penjarangan sortimen A II dalam persen. Da­

ri.data yang ada basil sortimen A II sangat bervariasi dan

tidak terdapat hubungan yang erat dengan ~iabel bonita

dan umur.

Sortimen A III

Dari tabel -8 analisis regresi sortimen A III dida-. patkan kesimpulan ada pengaruh nyata bonita dan umur t~r­

badap basil p~njarangan sortimen A III. Sesuai dengan mo­

del r~gresi yang diajukan didapatkan persamaan regresi

"' Y6 = - 34,4086 + 1,9331 x3 + 1,4680 x4· (Y6 adalah basil

penjata.llgan sortimen A III dalam pros en, x3 bonita, x4 umur).

Koe:f"isien regresi bonita dan umur bernilai positif

berarti alran didapatkan sortimen A II'I semal:in besar. De­

ngan bonita dan umur lebib tinggi akan menghasilkan kayu

. dengan diameter lebib besar. Sortimen A III mempunyai per-

Page 50: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

45

syaratan diameter lebih bennr dibandingkan dengan nortimen .

. ".. I dan A II.

Binya Penjarangan

Pari analisis regresi biaya penjarangan per m3 yang

dise.jilcan pada tabel 9 6 didapatkan kesimpulan bahwa ti­

dak ada pengaruh nyata variabel umur terhadap biaya penja-.

ranBan .per m3. Dari anaJ.isis lebih lanjut ternyata varia­

si biaya penjaranean :culrup besar, hal ini di tun·jukkan oleh

stan dar deviasi Rebesar Rp 1. 965,194·2, sedangkan harga ra­

ta-rata biaya sebesar Rp 5.248,80. Biaya termurah sebesar

Rp 2.231,57 dan biaya termahal sebesar Rp 10.285,37.

I~emampuan organisasi pel aksana peker jaan penj arangan (pe­

nebangan sampai dengan pembongkaran kayu di Tempat Penim­

. hunan !\nyu)

Kemampuan organiDasi pelalcsana pekerjaan penjarangan

didelcati dengan prestasi .kerja pelcerjaan penebangan dan 3

pembagian batang. Dari tabel 2 diketahui HOK per m pene-

.bangan dan pembagian batang adalah sebesar 0,32 HOK per m3

(0, 12 + 0, 20). Pelc:er jaan penebangan dan pembagian batang

dilalrukan oleh orang yang sama. Sesudah menebang, blandong

langsung belte~ja membagi .l:>atang. Jika prestasi kerja di­

nyataltan dalam m3 /HOK maka prestasi kerja penebangan dan

pembagian batang m~njadi 3,12 m3 per HOK (1 HOK = 3,12 m3)

Dalam melaksan~can penjarangan seorang mandor penja-

rangan mampu mengatJasi 4 pasang blandong atau 8 orang pe­

lterja. Faktor pembatas ltemampuan ,pengawasan penjarangan

adalah pohon yang dijaranBi (ditebang) l~taknya berjauhan

Page 51: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

46

tidak mengumpul di satu tempat. Hal ini akan mempengaruhi

kemampuan pengatrasan secara langsung.

Dengan 4 pasang blendong a tau 8 orang peker ja malta

lcemampuan organisasi pelaksana penjarangan per hari akan

mencapai 8 x 3,12 m3 atau sebesar 24,96 m;,~ 25 m; per ha-l2

ri. Sedangkan dari tabellO,ll diperoleb basil penjarangan

rata-r!ita per Ha sebesar 5,; m; per Ha (../') 5 m; /Ha, maka

luas tebangan per hari sebesar 5 Ha.

Dari wawancara petugas lapangan biasanya penjarangan

dilaksanalran selama 1 - 2 bulan dengan aktual hari kerja

total 40 bari atau 20 hari dalam sebulan. Kegiatan penja­

rangan diker jakan pada bulan Haret dan April. Sesudah i tu

konsen~rasinya umumnya pada kegiatan tebang habis.

Dari angka-anglta di at as malta dapat diperhi tungkan

ltemampuan organisasi pelaksana pelrerjaan penjarangan ada­

lab sebesar 40 x 5 Ha atau 200 Ha dengan volume penjarang­

an sebesar 200 Ha x 5 m; = 1.000 m3• Dari pengalaman di

BKPH Ngliron selama ; tahun diperoleh luaa. penjarangan ra­

ta-rata per tahun sebesar 211 Ha terdiri dari 8 petak de­

ngan luas petak rata-rata sekitar 25 Ha. Volume basil pen­

jarangan 211 Ha x 5.,; m; = 1.118,; m3 per tahun. Sudab ba­

rang tentu volume penjarangan di tiap-tiap BKPH dapat le­

bih besar atau lebih kecil dari keadaan di atas.

Angka 200 Ha tersebut di atas jika dibandingkan de-

ngan Perhutani (Anonim 1972) yang menyebutkan 1remampuan

organicasi pelaksana penjarangan sebesar 240 Ha agaknya

mendekati. Jika di tambah dengan- l pasang blandong lagi ma­

ka kemampuan organisasi ~laksana penja:rangan akan mening-

Page 52: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

ke,'j:;. (bertambah) sebesar ;,12 x 2 x 40 hari dibagi 5 m?

~atau f.9~ 92 Ha v,50 He., sehinGga menjadi 250 Ha (200 + 50

P.a-ri). Dengan demikian make. angke. 240 Ha seperti di e.tas . ~ r

· cukup rasional~

47

/

,,iKema.Dlpuan organi~asi pelaksana :pekerjaan penjarangan

<' ~ep~~ar 200 Ha per tahun dengap dasar perhi tungan di at as .. •- .

, .. ' ·. ·:·

JllJ:U~il:\ .bisa di tingkatkan dengan 2 cara yai tu (1) menambah

hari }terja (2) mene.mbah tenaga kerja. :t-~engingat kemungkin­

an :penggunaan tenaga yang lebi:P pesar pada kegiatan tebang

habis yang mempunyai volume tebangan lebih .besar maka tata

1-1aktu penjarangan sebaiknya tidak dirubah (tidak menembah

hari l!erja). · · "·. " ·.;;u Is

. :II' '' •

·. ' 1 . .. .. • Denj;an dasar ini malta care. ltedua dapat di tempuh de-. ' : ..•. ~.ll.l:, . .

.·: ngtan tate. l'7aktu yang tetap, akan tetapi tenaga ker ja di-

taml;>ah selagi \{egiatan tebang habis belum panyak sehingga

·· .tenaga l:>~andong masih culrup tersedia. Ape.bila tenaga kerja

dit~])ah ¥taka akan mepgurangi }i:emampuan pengawasan, oleh j . J' . . . . ' ~eba~ itu mandor penjarangan perlu dibantu tenaga pempantu

. ' ~-- ··."

lllfiTl~Of penJarangan! Depg~ tambahap pembantu mandor p~nja-.. ··_;;•.'•·/ . ~- .· .· -~---~·-,., ,• : --~ '' ' .

rangan maka qapat dilakukan 2 - ·3 pasang blandong atau 4 -' . ; ' - ' .

6 tenasa kerja dengan prestasi kerja sebanyak 4 - 6 x 3,12

..,~ ~. ;4o ha~i dibasi 51

m3 == 99~ 84 ·(4 100 Ha 'sampai 149,76 -~ ~:,-: :· 1 \_ • , : ~ ' ! I

. ··t/:J 1?0 Ha" Dengan adanya. tambahan i>embantu mandor penja-

re.ngan me.ka kemampuan orge.nisasi pelal..:sana penjarangan

akan menoapai 200 + 100 - 150 Ha atau mencapai ;oo - 350

Ha pe-r tahun. Sedangkan volume penjarangan seldtar 1.500

~; ~- 1.750 m; per tahun.

Page 53: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

4-8

Biaya dan !'endap~tan Hasil Fen jnrangan

Biaya Penjarangan

· Biaya penjarangan yang disajikan dalam tabel 13,14,1"5 ada-

1ah hanya me1iputi biaya pe1aksanaan (eksploatasi) · penja­

rangan. Yang tidak termasulr adalah biaya perencanaan d.an

penunjuklcan (tunju'k/tolet) pohon yang akan dijarang!. Ana-

lisis regresi yang disajikan pada tabe1 _9

sal dari tabel l3, 14,15 ter.sebu t.

adalah bera-

Dari hasil analisis regresi sudah disimpulkan bah1·1a

tidak ada pengaruh nyata var1abe1 umur terhadap biaya pen­

jarangan di atas.

Biaya termurah dicapai pada penjarangan umur :;:; tahun

yaitu Rp 2.2:;1,57 per m3 dan biaya termahal pada umur 37

tahun sebesar Rp 10.285,37 perm:;. Sedangkan piaya rata­

rata sebesar Rp 5.248,80 per m3 dengan umur rata-rata

28 1 76 tahun. Adanya variasi yang besar dari biaya pelaksa­

naan penjarangap ini ada1ah disebabkan oleh variasi hasil

penjarangan atau sortimen-sortimen yang dihagilkan, varia­

bel jarak anglrutan, jarak pengumpulan dan lain-lainnya.

Tiap-tiap variasi atau variabel ini mempunyai tarip yang

berlainan.

maka. . i. Seca-ra teori apap11a variabel lain konstant, 1\ cuame-

ter pohon (yang tercermin dari umur) akan mempengaruhi se~

cara langsung besarnya biaya per kesatuan (m3). Haldn tua

pohon (KU makin tua) maka biaya per m:; akan cenderung me­

ngalnrui penurunan. Nesltipun regresi tidali: signi:f'icant akan

tetapi ada petunjuk dari koe:f'isien regresi umur bernilai

·negati:f' (- 27, 2754) berarti maldn tua umur pohon biaya

akan menurun.

Page 54: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

49

Biaya ini tidak bisa diperbandingkan dengan harga ju­

fil men;;ingat he.l-hal seperti beril::ut ;

1. Biaya yang dikeluarkan sampai dengan penjare.ngan ini

selain biaya penjarangan di atas masih harus diperhi-

tungkan dengan biaya penanaman, biaya penjararigan sebe-

lumnya, dan juga biaya dari yang belum tercalrup (misal :.

biaya perencanaan dan tolet tunjuk).

2. Harga jual yang merupakan pendapatan penjarangan masih

belum diperhi tungkan dari pendapatan P.enjarangan sebe­

lum

3. Belum mempertimbangkan "time cost o:f money".

Penelitian ini tidalt mencalrup hal-hal di atas.

Pendapatan Penjarangan

Untulr mendapatlcan lebin lanjut basil penjarangan da­

lam bentuk uang (Rupiah) perlu dikaji lebih lanjut basil ·

penjaraqgan rata-rata menurut lrelas umur tiap-tiap sorti­

men. Tiap-tiap sortimen mempunyai harga yang berlainan.

Dari · tabel !l.Ef· · mengenai Hasil Penjarangan rata-rata

menut'\lt kelas umu.r tiap-tiap sortimen, selanjutnya dapat

diltemultakan seperti berilrut :

1. Ha~il Penjarangan Rata-rata !';:ayu Perkakas Per Ha aema­

ltin ne.ilc denr;an bertambahnya umur (ke~as umur). Seba-·

liknya untuk basil penjarangan rata-rata Kayu Bakar

per Ha ada ltecenderungan menurun densan semaltin ber-

tambahnya umur (kelas umur) ~ Sejalan dengan ini malta

Page 55: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

<elas

--- ~----

-. '· -.,. i'-'

Te.bel "1.6. 1I~.si"l Penjarangari Rata-rata llenurut Kelas Umur Tiap-tiap Sortimen

Ka:vu perltakas Ka;yu % % gt % Jum19li bakar

WIItlr A I A II A III ABP m3/Ha sm/Ha

II 87,36

III 76,76

IV ' 62,5

·V 2,9

.VI 3.,45

VII 6,1

3 4 5 6 1

9,70 2,68

18,52 4,48

32,8 4,70

25,2 71,9

16,2 79,15

28,4 62,0

0,26

0,24

1,2

3,5

3,94

4,67

4,75

' 5,89

. 6,92

15,82

3,52

5,17

1,42

1,24

0,61

2,85

Keterangan : Kolom 2, 3, 4, 5 ada1ah rata-rata dari prosentase Jlasing-masing sortimen t~rhadap hasi1 total.

lt

1\.ngke. ke.yu Bakar pen­

jarange.n

8

0,89

1,10

0,30

0,21.

0,09

0,18

\J1 0

Page 56: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

Tabe1 17. Pendapatan Hasil Penjarangan (Rupiah) Rata-rata Per Ha Per Sortimen . llenurut Kelas 1Jmur

Kayu Perkakas :e1as · A 1. . A II A Ill · KBP · Total llllUr rn37Ha Rp/Ha m3/Ha Rp/Ha m3/Ha Rr/Ha m3/Ha Rp/Ha m3/Ha Hp/Ha

II 3,44 241,460 0,38

III 3,58 251.287 0,86

43.168 0.;10

97.697 o, 21

IV 2,97 208.470 1,;56 . 177.217 0,22

12.634 1,48 168.i29 4,23

16.846 1,12 127.233 5,47 (

18.573 0,02

39.004 0,02

40.862

785.667

1.015.981 0,09

1.384 3,94

1.384 4,67

4,75

5,89

6.225

. v 0,18

VI 0,24

VII O, 96 67.384 4,49 510.068 9,81 1.822.079 0,56 38.738

dikalikan kolom 6 tabe1

304.585

389.372

426.549

966.430

1.166.285

2.438.269

Kenaikan

Rp ;6

84.787

37.177

27,8

9,5

539.881 126,5

199.855

1.271.984

20,7

109,1

Ketera.ngan : Kolom 2 berasal dari ko1om 2 tabe1 Ko1om 3 berasa1 dari ko1om 2 tabe1 dika1ikan dengan harga rata-rata per sortimen.

\.J1 ......

Page 57: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

52

angl:a U:e.yu bal:e.r pen j arangan yaitu pe~bandin!3an hasil

keyu bakar dal am s .m. dengan hasil lt:ayu pe'!"kakas dalam

m; cenderuhg mengalami penurunan. Cabang-cabang pohon

dari kelas umur tua telah memenuhi per·syaratan untuk

menjadi kayu. perkakas.-Dengan diameter minimal 4 em

cabang· sudah dapat masuk sortimen A I.

2. Untuk mendapatlran basil penjarangan dalam bentuk uang .

(Rupiah) per Ha dari berbagai variasi kelas umur, maka .

aari tabel 16· dio_lah lebih lanjut dengan mempertim-

bangkan harga rata-rat~t per sortimen. Berdasarlran ba­

sil observasi pada barga 1elang aelama 2 tabun · tera- _.

khir di TPK, didapatkan harga rata-rata per sortimen ;

Sortimen A I = Rp 70.192,-. per m; .

- Sortimen A II = Rp 113.601,- per m3

- Sortimen A III = Rp 185.737,- per m;.

Sortimen KBP = Rp 69.175,- per m;

Pendapatan hasi1 penjarangan (Rupiah) Rata-rata Per

Ha Per Sortimen Menurut Kelas umur disajikan dalam Tabel 1?

Dari tabe1 n'ampak bahwa kenaikan pendapatan pepjara-

( pgan dari tiap-tiap ICU sang at bervariasi. Kenaikan yang

menyolok ada1 e.h dari KU IV ke KU V dan dari KU VI lte KU

VII. Hal ini disebabltan terutame. oleh nilai pendapatan·

dari Sortimen A III (harga per m3 cukup tingt;i).

Page 58: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

t: ,; •.'

53

Je.ringan l~erja (Net Horld Pelaknanaan PenjarE'.ngan {Peneba­

pgan sampai dengan Pembongh:aran Kayu di TPK (Tempat Fenim-,

bun an E.e.yu)

Jaringan kerja pada pekerjaan penjarangan merup~can

jaringan yang sederhana, urutan pekerjaan.maupun aktivitas

tidal: begi tu banyak. Untuk mendapatlcan jaringan ker ja_ yang.

jelas harus dilakukan pemecahan pelcer jaan. Untuk ini malta

pada jaringan ker ja pen jarangan dilakukan asumsi dengan

pemecahan peker jaan, yang sebenarnya tidak selalu sesuai

dengan pelaksanaan pekerjaan·di lapangan.

Dalam.asumsi ini pemecaban pekerjaan atau aktivitas

dibasi menjadi 5 aktivitas yaitu penebangan, pembagian ba-

tang, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran. Dalam asum­

si ini urutan alt:ti vi tas dimulai dari lregiatan penebangan.

· Kegiatan penebangan selan1a 1 hari atau hari i tu blandong

hanya menebang saja, baru pada hari berilrutnya membagi ba­

tang semua pohon yang telah ditebang. Selanjutnya setelah

pembagian selesai dilalrukan pemuatan, pengapgkutan dan

pembongkaran.

Untuk jelasnya jaringan kerja pada pelaksanaan peker-

jaan penjarangan disajikan pada gambar. Dalam penjarang-

an pada suatu petak dilaksanalran oleh 4 pasang blandong

(I, II, III, IV). Keempat paeans blandong ini bekerja se-

cara serentak {bersama-sama) sehingga diperlukan "al!:tivi­

ta.s tanpa '\-Jaktu" antara pasangan blandong satu dengan la­

innya. Aktivi tas tanpa wal:tu tidal{ membutuhlran Hal:tu a tau

sumber dan penempatan.nya hanya untulr menunjukkan bahHa se­

luruh alrtivi tas dari ·lteempat. pasang blandong merupal>;:an ke-

Page 59: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

GAl·ffiAR JARINGAN KERJA PELAK~1ANAAN PEDJARAlTGAU

rasang Bl'ando'Qg

I /

/

(,;\ \.J,,

II ·

"

G~ III

0J' '

IV

Ke terangan :

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

1,25har-=t.:\~ ~~~i f:'\ 8 v ·-~ v

6,11 hari

,,

Hasi1 12,6HJ. 3,21 har~

14 .

' ... ,G) .. ~ / 0, 11 {.':;( /

hari ~~asi!;, 21-lifl~i

'B / 0,11 / 0

• 3? hari ~Basil 12,6 H3 ha~ ~ 3,21 M3

. 0,32 0,1~ 1,25ha.ri ..--. 0,53harh hari C\ har~

24) ! 25 )----~- u • aktivitas

I ----·- --

',8 /

f::\~asi1 12, 6H3 ·\::_) 3,21 H3

a"ktivita.s tanpa waktu .,. 1 - 2 , 7 - 8 , 15 - 16 , 23 - 24 : Penebangan ; 2 - 3, 8 -9, 16 -17, 24 -25 : I embagian b~tang 3 - 4 , 9 -10 , 17 - 18 , 25 - 26 : Pemuatan ; 4 - 5, 10-11 , 18-19 , 26-27 : ·pengang~tan 5 - 6 , 11-12, 19 - 20 , 27 - 28 : Pembongkaran

\J1 ~

Page 60: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

55

Dengan dasar prestasi lrer ja 1 HRK penebangan sebesar

12,6 m3 per hari maka pembagian batansnya mer.terlul{an vlkatu

lebih lama yaitu sebesar 1,25 hari (prestasi kerja pene-I

bapgan 1 HRK dibagi prestasi kerja pembagian batang HRK,

12,6 m3 dibagi 10,08 sama dengan 1 1 25 bari). Dengan cara

yang sama maka vTaktu peker jaan pemuatan diper1ulran "t<Taktu

0,53 hari, pengangkutan_0,32 hari dan pembongkaran 0,11

hari. Jika selurub llaktu digabunglt:an mEi.ka untuk setiap · vo­

lume pe~erjaan 12,6 m3 uiper1ukan waktu 3,21 hari. Karena ·

yang bekerja ada 4 pasang blandong maka dengan jaringan

lterja seperti itu didape.tkan preatasi kerja sebesar 50,4

m3 (12,6 m3 ) pada setiap 3,21 hari kerja.

Dalam prakteknya peker jaan penebangan dan pembagian

batang tidak se1alu dipisahkan artinya selesai menebang

langsung terus dilakukan pembagian batang. Dengan dasar . fj dtlk-

inipun penyelesaian pelter jaan lteseluruhan/\altan jauh berbe-

da dengan cara seperti dije1agkan da1am jaringan kerja

tersebut.

I~esempatan Iterja Da_1am Pe1aksanaan Penjarangan

Dengan iuas pe~jarangan 200 ba per tahun dengan volume

~asil penjarangan sebesar 1. 000 l-!3 pertahun terdapat ltesempatan

ke-rja sebesar I o orang setiap hc.ri sellama 2 bu1an ( B ore:ng

blandong, 6 Orang muat pongkar dan 1 orang · sopir ) • Peker jaan

ini dapat diselesaikan se1ama 40 hari kerja al:tual.

Page 61: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

/

KI:SIHPULAN

· i Berdase.rkan pep eli tian yang telah dilalrulran dapa.t di­

simpulkan beberapa hal sebagai berilrut :

1. Prestasi lrerja peneba.ncan per kesatuan l'Tal~tu aka.n me-

ningkat dengan bertambahnya diameter pohon yang dite-

ban~. Prestasi ker ja penebangan 1 HRK adalah 12,6 m; I

hari, 1 HOK 6, 3 m3 atau ltebut-u.han HOK sebesar o, 12 HOK

per m3.

2. l·la.ktu yang diperlukan untuk pembagian batang dipengaru­

hi o1eh besarnya diameter batang yang dipotong. Presta­

si kerja pembagia~ batang 1 HRK ada1ah 10,08 m3, 1 HOK

5 1 04 m3 atau kebutuhan HOK sebesar 02,0 HOK per m3•

;. Hasil penjarangan rata-rata per Ha dipengaruhi oleh

umur tegalran, sedanglran bonita tidak berpengaruh. Easi).

penjarangan rata-rata per Ha sebesar 5,3462 m3 per Ha

dengan umur tegakan rata-rata 28 tahun (KU III).

4r S~lanjutny~ berdasarkan harl1 sortimen p·enjarangan di­

~impulkatl l:>ahwa unt'ulr sortimen A I dipengaruhi o1eh bo­

ni~a dan um.ur. Un~uk sortimen A II tidak ada pengaruh,

nyata bonita dan umur. Sedangkan untuk sortimen A III

ada pengaruh bonita dan umur.

5. I~emampuan organisasi pelaksana penjarangan per tahun

adalah sebesar 200 Ha dengan volume tebangan penjarang~

an s~bese.r 1.000 m3/te.hun. Organisasi ini dipimpin oleh

seorang me.ndor penjarangan denGan membal·rahi 4 pasang

blandong. Dengan menambah pembantu mandor penjarangan

. lllnlt~ kemampuan organisasi bi ~a meninglrat sampai 300

, I I!

Page 62: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

57

350 Ha per tahun dengan-vo1ume hasi1 penjarangan 1.500-

1.750 m3 per tahun. Dengan adanya pembantu ma.ndor . pen­

j~rangan pasangan blandong bertambah 2 - 3 pasang.

6. Biaya penjarangan per m3 tidak dipengaruhi secara nyata

oleh umur tegakan. Bie.ya rata-rata per m3 sebe·sar

· ~p 5. 2481 80 per m3 (umur rata-rata 28,76 tahun), -biaya

termurah Rp 2.231,57 m3 (33 tahun), termahal

Rp 10.285,37 per m3 (~7 tahun).

7. Pendapatan hasil penjarangan rata-rata per Ha menurut

sorti~en yang dihasilkan adalah Rp 304.585,- per Ha

·.(KU II), Rp 389.3721 - per Ha (KU III), Rp 426.549,- per.

Ba (KU IV), ftp 966.430,- per Ha (KU V), Rp 1.166.2857~

per Ha (KU VI)., Rp 2.438.269;- per Ha (KU VII).

8. Berdasarkan jaringan kerja pelaksanaan penjarangan yang

dibuat didapatkan prestasi kerja 50·,·4M3 pada setiap ·

3,21 hari.kerja dengan memperkerjakan 4 pasang blan-

dong.

9. Kesempatan ker ja yang diciptakan adalah sebesar 1'-orang·.

.....

setiap hari sel ama 40 hari ker ja al~tual dengan basil

penjarangan 200 Ha dap volume hasil 1.000 H3 ~er tahun

. . .... ~ -~-... . ' ...... ·::.....

···- ~······,··~

Page 63: >~~. 1...dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani (1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam penjarangan

•\

......

58 DA FTAR PUS TAKA

•-::1. Anonim, 1937. Peraturan Tehnis untuk Penjarangan di Hutan Jati ( terjemahan ).

2. ___ , 1972. Peratu:ran Penjarangan. Di.reksi Perhutani . Jawa Timur.

3. 1980. Petunjuk Ke:rja Penjarangan. Perhutani Unit· I Jawa Tengah. ·

4. Daniel,T.W., J.A. Helms., F.S. Baker. 1979. Principles Of Silviculture. Second Edition. Page 425 - lt2?. Me. Graw-Hill Book Company. New York.

5. Koontz, Harold., anq c.o. Donnel. 1964. Principles Of Ma­nagement. Third Edition. page 1. 69, 208-216. Me Graw Hill Bnok Company. New York. Toronto. ~ondon.

6. Levin,R.I., and C.A. Kirkpatrick. 1981. Perencanaan dan Penr,endalian. CBtakan Kedua. Hal 7,1~,19. Balai Aks~ra. Jakarta.( terjemahan dari Planning and Controihl with PERT'CPM 1966, ke1uaran Me. Graw Hill New York.)

7. Riggs,J.L. 1970. Production Systems : Planning, Analysis · and Controll. PAge 263 - 270 • John Wiley and Sons ·

Inc. New York. London. B. Sanyoto. 1958. Methodik Penyelidil<an Waktu kerja Eleni.enter.

Rimba Indonesia. Nf) 3 -l• tahun ke VII • ll1:1] q - 12. ·9. Setyarso,A., dan B. Murdowo. 1985. Metoda Statist1ka untuk

Analisa dan Perencanaan Kehutanan. Hal 25 - 47. Kerja sllma ProyP.k Pendidikan, Latiahan.dan Pengen­dalihnn Tenaga Kerja Pengu~ahnan Hutan dengan Fakul­tas Kehutttnan Uninersitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

10. Siswantoyo. l 986. Bahan Kuliah '"'ana,jemen Hutan II. Yayasan . Pembina Fekul tas Kehutanan tJnj,versitas Gadjah Mada.

Yogyakarta. ·

11. Smith, D.M •. 1964. 'l'he Practice of Silviculture. Sec_ond Edi­tion • Page 29, 37- 53 , 64- 65 .·John Wiley_ and .Sons, Inc., N.,w York • J,ondon.

. ...... . •• ... ~ ''~•

"' ·'