zoning regulation

5
ZONING REGULATION, ZONING, ZONA Menurut pengertiannya, zona, zoning dan zoning regulation yaitu. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi- fungsi lain. Sedangkan zoning regulation dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan pembangunan. Tujuan Tujuan penyusunan peraturan zonasi dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang. 2. Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat. 3. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan kualitas hidup. 4. Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan. 5. Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil guna serta mendorong peran serta masyarakat. Fungsi peraturan zonasi

Upload: wisnu-maha-adi

Post on 21-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

eryj

TRANSCRIPT

Page 1: Zoning Regulation

ZONING REGULATION, ZONING, ZONA

Menurut pengertiannya, zona, zoning dan zoning regulation yaitu. Zona adalah kawasan

atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Zoning adalah

pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau

diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Sedangkan zoning regulation dapat

didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-

zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan

pembangunan.

Tujuan 

Tujuan penyusunan peraturan zonasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan dan

keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang.

2. Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan

kualitas hidup.

4. Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan.

5. Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil guna serta

mendorong peran serta masyarakat.

Fungsi peraturan zonasi

Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Peraturan zonasi dapat menjadi jembatan

dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-

ketentuan tentang perjabaran rencana dari yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat

meso sampai kepada rencana yang bersifat mikro (rinci).

Sebagai panduan teknis pemanfaatan lahan. Ketentuan-ketentuan teknis yang menjadi kandungan

peraturan zonasi, seperti ketentuan tentang penggunaan rinci, batasan-batasan pengembangan

persil dan ketentuan-ketentuan lainnya menjadi dasar dalam pengembangan dan pemanfaatan

lahan.

Page 2: Zoning Regulation

Sebagai instrumen pengendalian pembangunan. Peraturan zonasi yang lengkap akan memuat

ketentuan tentang prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya.

Ketentuan-ketentuan yang ada karena dikemas dalam aturan penyusunan perundang-undangan

yang baku dapat dijadikan landasan dalam penegakan hukum.

Zoning terbagi menjadi 3 area :

1. Privat

Dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan sekitar. Maka

dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan umum/penduduk.

2. Semi Privat

Dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan sedang. Perancang memilih

area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan.

3. Publik

Dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan kepadatan lalulintas kegiatan

sekitar. Maka yang dipilih adalah area yang paling dekat dengan jalan.

Penentuan zona-zona di atas adalah tahap penting dalam memulai perancangan blok

massa / bangunan. Karena dengan mendefinisikan gambar-gambar zoning, kami dapat

menentukan fungsi arsitektur apa yang hendak ditempatkan di atas lahan perancangan serta

dimana persisnya kami menempatkan setiap fungsi tersebut.

Konsep Tri Angga

Tri Angga adalah ungkapan tata nilai pada ruang terbesar jagat raya mengecil sampai

elemen-elemen terkecil pada manusia dan arsitektur. Pada alam semesta (bhuwana agung)

susunan tersebut tampak selaku bhur, bhuwah dan swah (tiga dunia/tri loka) bhur sebagai alam

‘bawah’ adalah alam hewan atau butha memiliki nilai ‘nista’, bwah adalah alam manusia dengan

nilai ‘madya’ dan swah alam para Dewa memiliki nilai ‘utama’. Demikin pula pada manusia

Page 3: Zoning Regulation

(bhuwana alit) ungkapan tata nilai ini terlihat pada tubuhnya yang tersusun atas: kaki sebagai

‘nista angga’, badan sebagai ‘madya angga’ dan kepala adalah ‘utama angga’. Konsep Tri Angga

ini diproyeksikan dalam setiap wujud fisik arsitektur, teritorial perumahan dan teritorial desa. 

Pada arsitektur konsep Tri Angga menampakan dirinya dengan jelas, yakni rab/atap

bangunan adalah kepalanya; pengawak atau badan bangunan selaku madya angga; serta

bebataran merupakan kaki sebagai nista angga. Penyusunan Tri Angga pada areal pekarangan

rumah, yakni teba (tempat ternak, pembuangan sampah dan kotoran rumah tangga lainnya)

selaku nista angga, tegak umah atau tempat massa bangunan adalah madya angga, dan pelataran

pemerajan/tempat suci adalah utama angganya. Dalam pola tata ruang desa, pura-pura desa

sebagai utama angga, desa pakraman (daerah pemukiman) sebagai madya angga, dan setra atau

kuburan sebagai nista angga.

Pada badan manusia yang berdiri vertikal dengan mudah tampak bahwa yang ‘nista’ di

bawah, ‘madya’ di tengah dan ‘utama’ di atas. Pada bidang yang horizontal seperti pekarangan

rumah dan areal desa, pola tata letak ‘nista-madya-utama’ berpedoman pada orientasi

kosmologis dan tata nilai ritual yang menempatkan arah kaja dan kangin sebagai arah ‘utama’,

serta kelod dan kauh sebagai arah ‘nista’.