kerangka acuan kerja rdtrk dan zoning

25
KERANGKA ACUAN KERJA ( Term of Reference / TOR ) PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RDTR DAN ZONING REGULATION KLASTER JASINGA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN TAHUN 2013 DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation 0 Klaster Jasinga I LATAR BELAKANG Penataan ruang merupakan salah satu instrumen yang bernilai strategis untuk mewadahi proses pembangunan, karena didalamnya tersirat upaya-upaya penanganan lingkungan, pembangunan ekonomi, pemerataan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penataan ruang sebagai sebuah konsep pemikiran atau gagasan, mencakup penataan semua kegiatan beserta karakteristiknya yang berkaitan dengan ruang. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa lingkup kegiatan pelaksanaan penataan ruang meliputi tiga tahapan, yaitu 1) tahap perencanaan tata ruang; 2) tahap pemanfaatan ruang, dan; 3) tahap pengendalian pemanfataan ruang. Ketiga tahapan tersebut selayaknya berjalan secara kontinyu tanpa putus dengan keterkaitan yang utuh dalam suatu kegiatan penataan ruang. Sejalan dengan penetapan desentralisasi dan otonomi daerah, bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada

Upload: rudy-chrisnando

Post on 11-Nov-2015

93 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Tata Ruang

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA

( Term of Reference / TOR )

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RDTR DAN

ZONING REGULATION KLASTER JASINGA

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN

TAHUN 2013

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation0

Klaster Jasinga

I LATAR BELAKANG

Penataan ruang merupakan salah satu instrumen yang bernilai strategis untuk mewadahi proses pembangunan, karena didalamnya tersirat upaya-upaya penanganan lingkungan, pembangunan ekonomi, pemerataan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penataan ruang sebagai sebuah konsep pemikiran atau gagasan, mencakup penataan semua kegiatan beserta karakteristiknya yang berkaitan dengan ruang.

Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa lingkup kegiatan pelaksanaan penataan ruang meliputi tiga tahapan, yaitu 1) tahap perencanaan tata ruang; 2) tahap pemanfaatan ruang, dan; 3) tahap pengendalian pemanfataan ruang. Ketiga tahapan tersebut selayaknya berjalan secara kontinyu tanpa putus dengan keterkaitan yang utuh dalam suatu kegiatan penataan ruang.

Sejalan dengan penetapan desentralisasi dan otonomi daerah, bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Berdasarkan Undang- undang tersebut, penyusunan rencana tata ruang secara garis besar terbagi menjadi 2, yaitu :

1.Rencana umum tata ruang.2.Rencana rinci tata ruang.Kaitan dengan kewenangan kabupaten/kota, penyusunan rencana umum tata ruang yang menjadi kewenangannya adalah penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten dan penyusunan rencana tata ruang wilayah kota. Sedangkan kewenangan penyusunan rencana rinci tata ruang yang merupakan perangkat operasional rencana umum tata ruang adalah penyusunan rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

Semakin banyak rencana rinci yang dibuat seharusnya akan mendorong semakin mudahnya mewujudkan tata ruang. Rencana rinci tata ruang dapat membantu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang telah dibuat guna memperdetail pola ruang yang ada sehingga lebih operasional. Untuk menunjang kualitas

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation1

Klaster Jasinga

penyusunan rencana rinci tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dimaksudkan untuk kawasan-kawasan perkotaan yang memerlukan penataan detail tata ruang sesuai amanat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau penetapan pemerintah daerah sesuai kebutuhan. Kualitas data dan informasi, serta metode penyusunan akan menentukan kualitas hasil suatu rencana ke depan. Dalam hal ini, keterlibatan masyarakat dalam rencana tata ruang yang lebih detail akan membantu menghasilkan rencana tata ruang sesuai dengan keinginan semua pihak.

IIPERMASALAHANKlaster Jasinga, yang terdiri dari Kecamatan Jasinga, Kecamatan Cigudeg,

Kecamatan Nanggung, dan Kecamatan Sukajaya,merupakanwilayah

pertumbuhan baru di Kabupaten Bogor sebelahBarat. Isudisparitas

pertumbuhan pembangunan antara wilayah bogor barat dengan wilayah lainnya mendorong keinginan sebagian masyarakat membentuk Kabupten Bogor Barat, yang meliputi wilayah klaster Jasinga. Terlepas daripada isu tersebut, Klaster Jasinga disiapkan menjadi pusat pertumbuhan bagi wilayah Kabupaten Bogor sebelah Barat. Kebijakan tata ruang , yang tertuang dalam Perda 19 Tahun 2009 tentang RTRW Kabupaten Bogor, telah mempersiapkan kawasan industri di Kecamatan Jasinga, yang diharapkan sebagai katalisator pengembangan perkotaan di Klaster Jasinga. Selain itu, kebijakan tersebut ditunjang oleh rencana pengembangan infrastruktur/jaringan jalan dari Tenjo-Jasinga, yang merupakan jaringan jalan yang akan mempercepat akselerasi pertumbuhan klaster jasinga dengan wilayah pusat pertumbuhan Kabupaten Tangerang/Tenjo/Rumpin sekitarnya.

Kebijakan pengembangan sektor industri dan infrastruktur wilayah akan berdampak pada perkembangan perkotaan yang pesat. Tentunya, pengembangan tersebut harus sesuai potensi wilayah yang dimiliki oleh klaster jasinga, yaitu potensi sumber daya alam sektor pertanian dan pertambangan,

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation 2 Klaster Jasinga

menjadi potensi utama dalam menunjang pengembangan perkotaan. Pengembangan perkotaan sesuai dengan karakter potensi wilayah akan memberikan warna perkotaan yang sangat berbeda dengan wilayah lainnya.

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung mengenai penentuan lokasi ibukota Bogor Barat apabila terealisasi berada pada lokasi Kecamatan Cigudeg. Tentunya, hal tersebut menunjukan bahwa pusat pemerintahan dan pusat pengembangan akan memiliki titik pertumbuhan yang berbeda.

Tingginya pemanfaatan ruang yang tidak terkendali akan mendegradasi fungsi kota-kota yang berada pada koridor tersebut. Bahkan eksistensi pusat kota pun tidak terlihat apabila investasi tidak diarahkan pada struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan permintaan masyarakat kota. Sinkronisasi wilayah pada Klaster Jasinga menjadi sangat penting diantaranya :

Keterpaduan sistem prasarana dasar ke-PU-an, terutama sistem jalan dan transportasi serta sistem drainase regional yang tidak dapat berdiri sendiri secara parsial.

Penentuan fungsi dan peranan kota/kecamatan ditinjau dalam skala

klaster maupun kabupaten bahkan regional.

Keinginan Pemerintah Kabuapten Bogor membuat RDTR pada kawasan perkotaan di setiap kecamatan pada Klaster Jasinga diharapkan dapat meningkatkan bobot kota-kota ibukota kecamatan dengan kedalaman peta skala besar , tetapi di satu sisi keterpaduan wilayah antar kecamatan memerlukan struktur dan pola ruang yang selaras dengan kecamatan sekitarnya. Oleh karena itu, kombinasi perencanaan ruang yang berbasis wilayah dan kota dapat membantu pemerintah kabupaten bogor dalam menata wilayahnya , dengan menyusun zoning regulation pada klaster yang dipilih.

IIITUJUAN DAN SASARANTujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga adalah untuk mewujudkan keseimbangan, keharmonisan, keselarasan dan keterpaduan antar unsur pemanfaatan ruang sehingga pembangunan

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation3

Klaster Jasinga

Klaster Jasinga menjadi lebih terarah, jelas, serta memberikan kepastian terhadap berbagai jenis investasi yang akan masuk di Kecamatan Tenjo. Diharapkan pada akhirnya akan terjadi multiplier effect yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adapun sasaran dari pekerjaan ini adalah :

1.Tersajinya data dan informasi wilayah Klaster Jasinga yang akurat dan aktual.2.Terindentifikasinya potensi dan permasalahan wilayah Klaster Jasinga, sebagai masukan dalam proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga, termasuk kawasan perkotaan yang layak dibuat RDTR nya.3.Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga pada BWP di Klaster Jasinga.4.Tersusunnya tahapan pembangunan pada kawasan-kawasan kota kecamatan yang berkesinambungan dan realitis.

5.Memberikan pedoman untuk penyusunan peraturan zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan dalam pemberian perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang.IV RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga, meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup subtansi, dan metoda pendekatan. Sesuai dengan Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, jangka waktu rencana tata ruang yang disusun adalah 20 (dua puluh) tahun.

4.1Lingkup Wilayah4.1.1 Wilayah Pengamatan

Lingkup wilayah pengamatan Klaster Jasinga, yang terdiri dari Kecamatan Jasinga, Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Nanggung, dan Kecamatan Sukajaya, dengan perkiraan luas wilayah pengamatan +DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation4

Klaster Jasinga

63.644 Ha. Sedangkan lingkup wilayah pengamatan adalah Kecamatan- kecamatan yang berbatasan langsung dengan Klaster Jasinga, Konsepsi penataan ruang Kabupaten Bogor, serta wilayah-wilayah lain yang secara langsung/tidak langsung mempengaruhi perkembangan Klaster Jasinga.

Tabel 1 : Luas Wilayah Pengamatan

NO.KECAMATANLUAS_HA

1CIGUDEG17.761

2JASINGA14.308

3NANGGUNG15.929

4SUKAJAYA15.646

63.644

Sumber : hasil analisis dgn GIS

Peta wilayah pengamatan dapat dilihat pada gambar 1.

4.1.2 Wilayah Perencanaan

Wilayah perencanaan untuk kegiatan ini adalah Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) di tiap-tiap kecamatan. Penentuan BWP berpedoman kepada Peraturan Menteri No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Adapun Lokasi dan luasan BWP sebagai wilayah perencanaan dikaji bersama kemudian ketika proses penyusunan laporan pendahuluan bersama-sama konsultan dengan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.

4.2Lingkup SubtansiSecara garis besar lingkup subtansi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga, meliputi :

1.Tinjauan terhadap kebijakan pembangunan Kabupaten Bogor2.Tinjauan eksternal kawasan perencanaan, seperti struktur dan pola pemanfaatan ruang, sistem jaringan transportasi, penggunaan lahan.DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation5

Klaster Jasinga

GAMBAR 1 ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN

3.Tinjauan internal kawasan perencanaan melalui identifikasi potensi dan masalah serta perkembangan kawasan perencanaan dilihat dari berbagai aspek, yaitu :Aspek fisik dasar

Aspek penggunaan lahan

Aspek kependudukan, sosial dan budaya

Aspek perekonomian

Aspek sistem jaringan transportasi

Aspek sarana dan prasarana kota

Aspek sistem utilitas

4.Perumusan Rencana Detail Tata RuangDTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation6

Klaster Jasinga

Analisis dan rencana pemanfaatan ruang yang menggambarkan fungsi serta karakter kegiatan yang dituangkan dalam peruntukan ruang.

Analisis dan rencana pengembangan penduduk, meliputi jumlah dan kepadatan, distribusi penduduk.

Analisis dan rencana struktur pelayanan kegiatan, berupa struktur kapasitas dan intensitas menurut lokasi dan jenis pelayanan kegiatan.

Analisis dan rencana pemanfaatan ruang , berisi lokasi dan luas lahan peruntukan, struktur tata ruang dan pola pemanfaatan ruang.

Analisis dan rencana sistem jaringan pergerakan, meliputi pola jaringan pergerakan dan infrastruktur pergerakan.

Analisis dan rencana kebutuhan fasilitas, berupa jumlah, luas lahan, lokasi, dan sebaran fasilitas.

Analisis dan rencana sistem jaringan utilitas, berupa pengembangan jaringan telepon, listrik, gas, air bersih, drainase, air limbah dan persampahan.

Analisis dan rencana kepadatan bangunan dan koefisien dasar bangunan

Analisis dan rencana ketinggian bangunan

Analisis dan rencana garis sempadan

Secara teknis, ada 5 (lima) kawasan yang perlu diperdetail atau dibuat RDTR nya di setiap kecamatan. Pada kawasan tersebut perlu dibuat RDTR dengan mengacu kepada Permenpu terbaru. Identifikasi kawasan perkotaan yang dibuat RDTR nya dilakukan dengan incremental analysis termasuk wawancara masyarakat, dengan luasan kawasan antara 600 ha sd 1500 ha. Secara substansi, muatann RDTR tersebut memuat :

a)tujuan penataan ruang bagian wilayah perencanaan;b)rencana pola ruang;DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation7

Klaster Jasinga

c)rencana jaringan prasarana;d)penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya;e)ketentuan pemanfaatan ruang; danf)peraturan zonasi.5.Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang berdasarkan mekanisme advice planning perijinan, mekanisme penerbitan/pengeluaran ijin dengan melibatkan/melalui verifikasi dari dinas teknis terkait, mekanisme pemberian insentif dan disinsentif, mekanisme pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme pemantauan, mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sangsi.Perumusan rencana pentahapan dan pengelolaan pembangunan kota. Perumusan rencana pentahapan pembangunan dituangkan dalam bentuk indikasi program pembangunan, melalui penetapan skala prioritas pembangunan jangka pendek (tahunan) dan jangka menengah (lima tahunan). Materi dan kedalaman materi indikasi program pembangunan adalah :

a.Tahapan pelaksanaan yang mengatur prioritas pelaksanaan dan arahan pembangunan.b.Subtansi/materi indikasi program terdiri dari :Nama program

Tujuan dan sasaran kegiatan

Dimensi waktu

Lokasi

Perumusan sumber-sumber pembiayaan pembangunan

Organisasi pelaksana pembangunan yang menyangkut aspek kelembagaan dari instansi yang berwenang menangani kegiatan dalam indikasi program.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation8

Klaster Jasinga

4.3Metoda PendekatanDalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga, diperlukan informasi yang akurat dan aktual sebagai sarana untuk menganalisis dan menghasilkan penilaian yang obyektif, yang menjadi dasar dalam melakukan perencanaan dan pemanfaatan ruang.

Dalam melakukan penilaian, metoda pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan analisis daya dukung dan daya tampung ruang maupun infrastruktur, analisis proyeksi atau pertumbuhan, analisis hirarki bagian wilayah kecamatan. Analisis tersebut digunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang dan prasarana serta menentukan ketersediaan ruang dan hirarki serta fungsi masing-masing bagian wilayah.

Analisis daya dukung ruang dan lahan diarahkan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas ruang atau lahan untuk menampung berbagai kegiatan. Analisis yang umumnya digunakan adalah analisis kesesuaian lahan dan kemampuan lahan. Hasil dari kedua model analisis ini dengan menggunakan metoda superimpose yang dibantu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) akan diperoleh analisa daya dukung lahan, yang akan menjadi dasar dalam melakukan rencana tata guna lahan. Dalam analisis daya dukung ini, diharapkan sejak awal teridentifikasi permasalahan-permasalahan yang penting ditinjau dari aspek fisik, diantaranya :

(Lokasi-lokasi rawan dan potensi banjir/genangan.

(Lokasi-lokasi potensi rawan/potensi longsor ditinjau dari kemiringan lahan (kontur).

(Analisis air larian yang diperoleh dari pembangunan Digital Elevation Model (DEM).Analisis proyeksi atau pertumbuhan digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk dan kemampuan perkembangan ekonomi pada tahun tertentu. Proyeksi penduduk dan perekonomian sangat penting, karena

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation9

Klaster Jasinga

kedua hal ini akan berpengaruh terhadap pengunaan/pemanfaatan ruang di masa yang akan datang. Metode proyeksi ini pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proyeksi linier dan proyeksi non linier.

Untuk penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Kecamatannya, perlu diperhatikan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Yang perlu mendapat penekanan pada kawasan perkotaan adalah analisis urban design sehingga ciri-ciri kota setiap ibukota kecamatan dapat eksis dan berkarakter. Konsep urban design yang ditawarkan harus bisa diimplementasikan dalam bentuk program-program pembangunan, baik tahunan, lima tahunan, atau sepuluh tahunan. Tenaga ahli arsitektur diharapkan dapat membantu merancang kota sesuai dengan potensi dan kendala yang ada.

Selain analisis yang bersifat teoritis, perlu juga dilakukan analisa sebaran fasilitas dan analisa terhadap wilayah pelayanan dari fasilitas- fasilitas yang sudah ada (eksisting). Dari analisa ini diharapkan penerapan usulan fasilitas, baik dari segi jumlah maupun sebarannya akan menjadi lebih efisien.

Mengingat lokasi geografis yangstrategis, Klaster Jasinga menjadi pusat pertemuan antar moda atau tempat pergantian moda yang sangat baik. Oleh karena itu, analisis transportasi yang cukup mendalam sangat diperlukan oleh tenaga ahli trnasportasi , meliputi analisis permintaan maupun analisis ketersediaan transportasi, seperti arahan fasilitas transportasi (terminal) maupun konsep jaringan jalan menerus, dsb.

Selain metoda pendekatan yang telah diuraikan di atas, proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga harus diawali oleh proses pemetaan digital data penggunaan lahan tahun terakhir (minimal tahun 2010) di wilayah Klaster Jasinga. Sumber pemetaan digital data penggunaan lahan diharapkan dari citra

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation10

Klaster Jasinga

satelit (ikonos, quick bird, alos, dan sejenisnya) yang diperbaharui dengan data primer hasil survey lapangan. Dengan tersedianya data hasil proses pemetaan digital ini diharapkan proses-proses analisis overlay yang berbasis SIG yang dilakukan menjadi akurat, sehingga arahan pemanfaatan ruang yang akan dihasilkan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

VLANDASAN HUKUMPengaturan ruang dan kegiatan di atasnya merupakan kewenangan dan tugas pemerintah daerah, dengan landasan hukum sebagai berikut :

1.Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

3.Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang6.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah7.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaDTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation11

Klaster Jasinga

VI TAHAPAN PEKERJAAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga, beberapa tahapan kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1.Persiapan SurveyMenyusun metode pelaksanaan pekerjaan, studi literatur dan penelaahan materi kebijakan pembangunan (tata ruang dan sektoral) pada lingkup regional maupun internal wilayah perencanaan.

Persiapan teknis berupa penyiapan peta dasar skala 1 : 5.000, daftar kebutuhan data dan instansi sumber data/informasi, rencana kegiatan survey dan peralatan survey yang akan digunakan dalam kegiatan dilapangan.

2.Survey dan Identifikasi LapanganIdentifikasi kondisi lahan, meliputi penggunaan setiap kegiatan, status kepemilikan, kondisi fisik dasar.

Identifikasi bangunan/kegiatan fisik, meliputi penggunaan fisik lahan dan latar belakang pembangunan kegiatan fisik.

Identifikasi jaringan jalan, meliputi fungsi dan status jalan, dimensi dan kondisi jalan, karakteristi arus lalulintas, terminal/halte dll.

Identifikasi jaringan utilitas, meliputi kapasitas dan kondisi jaringan listrik, telepon, air bersih, gas, air limbah, drainase, dan pengelolaan sampah.

Identifikasi kependudukan, menyangkut jumlah penduduk, penyebaran penduduk, struktur penduduk.

Identifikasi struktur tata ruang wilayah perencanaan maupun regional, meliputi pola umum pembangunan, pusat-pusat pelayanan regional dan lokal, orientasi lingkungan, kedudukan wilayah perencanaan dalam wilayah yang lebih luas dll.

Identifikasi fasilitas sosial dan umum, meliputi jumlah, jenis dan penyebaran, serta tingkat pelayanan.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation12

Klaster Jasinga

Identifikasi kawasan perkotaan yang akan didetailkan rencana tata ruangnya

Seluruh hasil identifikasi tersebut harus tampak jelas tertuang dalam peta skala 1 : 5.000 diproses menggunakan program SIG, dilengkapi oleh data visual sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pekerjaan selanjutnya.

3.Pekerjaan AnalisisPekerjaan analisis meliputi penelaahan secara makro dan mikro terhadap faktor fisik dasar, faktor buatan manusia, kualitas kehidupan manusia dan keadaan estetika lingkungan dengan mengadakan dasar pengukuran yang terinci. Dari hasil analisis dapat ditentukan kriteria dan indikasi perencanaan pada kawasan, penentuan elemen dan besaran kebutuhan (sektoral dan ruang), serta konsep tata ruang.

4.Rancangan RencanaRancangan rencana merupakan bagian dari penyusunan laporan akhir untuk mendapatkan susunan tata ruang yang terinci sehingga dapat mencapai komposisi paling optimal dalam pengaturan setiap komponen perencanaan. Rancangan rencana tersebut meliputi materi antara lain :

Tujuan pengembangan yang dirumuskan sesuai dengan permasalahan, dan arahan kebijakan dirumuskan berdasarkan kebutuhan, urgensi/keterdesakan penanganan disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada.

Rencana struktur pemanfaatan ruang, yang meliputi :

-Rencana distribusi penduduk-Rencana struktur pelayanan kegiatan-Rencana sistem jaringan pergerakan-Rencana fasilitas/sarana-Rencana sisten jaringan utilitasRencana pemanfaatan ruang, yang meliputi rencana kawasan budidaya dan kawasan lindung.

Pedoman pelaksanaan pembangunan kota, meliputi :

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation13

Klaster Jasinga

-Arahan kepadatan bangunan-Arahan perpetakan bangunan-Arahan ketinggian bangunan-Arahan garis sempadan-Rencana penanganan blok peruntukan-Rencana penanganan prasarana dan sarana-Zoning regulationPedoman pengendalian pemanfaatan ruang, yang meliputi : mekanisme advice planning perijinan, mekanisme penerbitan/pengeluaran ijin melalui verifikasi dari dinas teknis terkait, mekanisme pemberian insentif dan disinsentif, mekanisme pemberian kompensasi, mekanisme pelaporan, mekanisme pemantauan, mekanisme evaluasi dan mekanisme pengenaan sangsi.

Untuk menyempurnakan usulan rancangan rencana dilakukan melalui proses konsultasi teknis baik secara formal (seminar) maupun informal (diskusi), dan terbuka terhadap berbagai masukan pihak yang dapat mendukung perbaikan rencana.

5.Seminar/Diskusi KecamatanSeminar/diskusi kecamatan maksudnya adalah kegiatan diskusi bersama masyarakat kecamatan (stakeholders). Seminar ini merupakan suatu upaya untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang. Masyarakat berhak untuk berperan serta dalam penyusunan rencana tata ruang, agar dapat memelihara kualitas ruang dan mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

Diskusi dilakukan dua tahap, pertama saat penyusunan laporan pendahuluan/analisis untuk menentukan kawasan perkotaan yang perlu didetailkan dan kedua pada tahap draft rencana keseluruhan telah selesai. Adapun diskuni dalam rangka mempertajam analisis bisa dilakukan terus menerus tanpa menunggu tahapan pekerjaan.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation14

Klaster Jasinga

6.Penyusunan Rencana AkhirPenyusunan rencana akhir dilakukan setelah rancangan rencana didiskusikan dengan tim teknis dalam bentuk ekspose dengan masyarakat dalam bentuk seminar di kecamatan. Rencana ini akan dijadikan sebagai pedoman untuk :

(Pemberian advice planning(Pengaturan bangunan setempat(Pelaksanaan program-program pembangunan pada kawasan perencanaan

7.LegalisasiUntuk mengoptimalisasikan rencana tata ruang, perlu adanya suatu upaya penetapan hukum dengan persetujuan DPRD dalam bentuk Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

VII SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.Kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Jasinga dilaksanakan oleh pihak ketiga, yaitu konsultan perencanaan di bidang perencanaan wilayah dan kota.2.Kewajiban konsultan :(Konsultan wajib dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasar pada ketentuan perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan.(Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan menacu pada kerangka acuan kerja yang telah ditetapkan.(Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan harus berkonsultasi dengan Tim Teknis yang akan memberi petunjuk dan arahan untuk mencapai hasil yang optimal.(Konsultan membantu pemerintah daerah dalam mempersiapkan rancangan peraturan walaupun masa kontrak sudah selesai.DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation15

Klaster Jasinga

3.Kebutuhan tenaga ahliUntuk melaksanakan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning

Regulation Klaster Jasinga, dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga penunjang yang sesuai dengan keahliannya. Tenaga ahli yang dibutuhkan terdiri dari :

(1 (satu) orang Ahli Tata Ruang/Perencanaan Wilayah dan Kota, sebagai Team Leader memiliki latar belakang pendidikan S-1 Teknik Planologi dengan pengalaman pekerjaan menyusun tata ruang minimal 10 tahun, atau latar belakang pendidikan S-2 Teknik Planologi (dan S-1 nya Teknik Planologi juga) dengan pengalaman minimal 5 tahun.

(1 (satu) orang Ahli Sosial Ekonomi, sebagai anggota tim memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan Ekonomi atau sosial ekonomi pertanian, pengalaman minimal 5 tahun.(1 (satu) orang Ahli Arsitektur, sebagai anggota tim memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan Arsitektur spesialisasi Urban Design dengan pengalaman minimal 5 tahun.

(1 (satu) orang Ahli Prasarana Wilayah, sebagai anggota tim memiliki latar belakang pendidikan S1 jurusan Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 tahun.(1 (satu) orang Ahli Sistem Informasi Geografis, sebagai angota tim memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Geodesi /Geografi/Planologi, dengan pengalaman minimal 5 tahun.(1 (satu) orang Asisten Ahli Tata Ruang, sebagai anggota tim memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Planologi dengan pengalaman minimal 3 Tahun.(1 (satu) orang Asisten Ahli Sistem Informasi Geografis sebagai anggota tim memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Geodesi/Geografi/Planologi, dengan pengalaman minimal 3 Tahun.Sedangkan tenaga penunjang yang dibutuhkan diantaranya Juru Gambar (Draftman) sebanyak 1 orang, Tenaga Surveyor sebanyak 4 orang, Administrasi/Operator Komputer sebanyak orang.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation16

Klaster Jasinga

4.Waktu pelaksanaanWaktu pelaksanaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning

Regulation Klaster Jasinga, selama 180 (seratus lima puluh) hari kalender terhitung sejak ditetapkannya Surat Perintah Kerja (SPK).

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN

RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN ZONING REGULATION

KLASTER JASINGA

NO.KEGIATANBULAN

AprilMeiJuniJuliAgtSept

1Penyusunan laporan pendahuluan

2Pra FGD 1

3FGD 1 (Laporan Pendahuluan)

4Penyusunan Laporan Antara ( Fakta dan

Analisis, serta Draft Rencana)

5Pra FGD 2 (ke-1)

6Pra FGD 2 (ke-2)

7FGD 2 (Fakta Analisis dan Draft

Rencana/peraturan zonasi)

8FGD 3 (seminar/sosialisasi di Kecamatan)

9Penyusunan Rencana dan peraturan

zonasi , serta Rancangan Peraturan

Daerah (koreksi hasil FGD 2 dan FGD 3)

10Pra FGD 4 (Laporan Akhir)

11FGD 4 (Laporan Akhir) dan Perbaikannya.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation17

Klaster Jasinga

VIII LAPORAN HASIL PEKERJAAN

Produk akhir yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : 1. Buku Laporan Pendahuluan

Laporan ini pada intinya memuat uraian metode pendekatan, gambaran umum wilayah, persiapan dan program kerja survey lapangan, dilampiri dengan kebutuhan data, instansi sumber data/informasi, dan perlengkapan lainnya. Laporan Pendahuluan dibuat pada kertas HVS ukuran A4 berjumlah 5 (lima) buku dicetak berwarna dan dapat menggunakan A3 untuk gambar/peta, diserahkan 1 (satu) bulan sejak dikeluarkan SPK.

2.Buku Laporan Fakta dan AnalisaLaporan ini berisi hasil survey primer dan survey sekunder yang telah dikompilasi dan ditabulasi disertai dengan analisis terhadap kondisi lapangan (permasalahan, potensi serta peluang, kendala dan limitasi). Laporan fakta dan analisa meliputi kompilasi dan analisis , serta draft rencana dan peraturan zonasinya data dibuat pada kertas HVS ukuran A4 berjumlah 5 (lima) buku dicetak berwarna dan dapat menggunakan A3 untuk gambar/peta, diserahkan 4 (empat) bulan sejak dikeluarkan SPK.

3.Buku Laporan Akhir RencanaLaporan akhir berisi penyempurnaan dari laporan draf/rancangan rencana yang telah dilakukan ekspose/diskusi dengan tim Teknis dan seminar di kecamatan. Laporan akhir ini dibuat pada kertas HVS ukuran A4 berjumlah 5 (lima) buku dicetak berwarna dan dapat menggunakan A3 untuk gambar/peta.

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation18

Klaster Jasinga

Laporan Akhir dilengkapi dengan :

NO.JENIS LAPORANJUMLAHKETERANGAN

1.AlbumPetaRencana5 buahAlbum Peta berisi :

ukuran A1/A0dengana.Peta Wilayah Klaster /

kedalaman peta skala 1 :Perencanaan.

5.000, setiap BWPb.PetaRencana Pola

Ruang.

c.PetaRencana Jaringan

Prasarana.

d. Peta Rencana Sub BWP

yangdiprioritaskan

pengananannya.

e.RingkasanKetentuan

Pemanfaatan Ruang dan

Peraturan Zonasi.

2.Ringkasan eksekutif5 buahUkuran B5

3.Dokumenperaturan5 buahukuran A4

zonasi

4.CD Laporan Softcopy5 buah

5.CD data format GIS5 buah

6.Draft Peraturan Daerah5 buahUkuran B5

7.Materi Teknis Perda5 buahUkuran B5

8.Standing banner3 buahukuran 60 cm x 160 cm

SEKRETARIS DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN

KABUPATEN BOGOR

SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

Ir. JOKO PITOYO, CES

NIP 196307131992031006

DTRP Kab. Bogor | Penyusunan Naskah Akademik RDTR dan Zoning Regulation19

Klaster Jasinga

Convert PDF to HTML