you

3
YOU DONT KNOW THE ONE WHO LOVE YOU SO Berkenaan dengan kepindahanku di tempat baru yang asing, aku merasa lebih kondusif disini. Banyak orang bilang aku bodoh meninggalkan faskes tk. 1 kota untuk bertugas ke faskes tk 1 kriteria terpencil. Alasanku saat itu adalah untuk angkat kaki dari tempat yang jauh dari kata kondusif untuk bersosiaisasi dan menuangkan ide. Tepat sebulan aku kerja di tempat ini. Rasanya bahagia dan ada yang menarik hati. Seseorang yang aku sering mendengar namanya, reputasinya, dan pernah ingin dikenalkan denganku. Entah mengapa, nasibku pun mengarah dimana dia berada sekarang. Seseorang yang katanya kakak kelas ku. Pertama datang, aku diperkenalkan dengan seluruh staf disana termasuk dirinya yang hari tu tidak jaga. Hanya perawat ruanganku yang menunjukkan fotonya. Seseorang yang sama sekali tidak ernah kulihat wajahnya. Perkenalan pertama kami sangat aneh. Dia dikenalkan dengan kepala puskesmas. Bukannya malah menyalamiku, dia malah memelototiku dibalik maskernya. Dan bilang “ oh, jadi ini dokter gigi kita yang baru?” Aq mendengar dengan agak aneh, ingin menyalami tapi aku ingat reputasinya sebagai orang yang cuek dan seenaknya, ogah ogahan kerja dan jutek setengah mati. Daripada nekat ditolak salaman di deoan umum, aku hanya senyam senyum sambil lihat ini orang lagi becandaan tentang betapa anak maminya si dia karna susah dateng pagi. Berminggu minggu, kapan ketika dia jaga poli umum dan kebetulan bertemu, dia selalu menyempatkan untuk datang ke poli gigi yang memang kebetulan bersebelahan hanya untuk menggangguku atau sekedar mengejekku. Kasian yah dentist, kerjaannya susah, pasiennya dikit. Banyakin dikit dong pasiennya. Ini lagi, tiap hari kerjaannya nagisin anak orang aja.” Itulah kalimat yang sering dia ucapkan keoadaku jika bertemu. ‘Aduh, ini mah udah biasa kali. Lo aja yang gak tahu susahnya bujuk anak2 buat mau dirawat giginya. Tapi, kenapa mereka nangis tiap ada elo disini, sih?

Upload: yulia

Post on 27-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FLYA

TRANSCRIPT

Page 1: You

YOU DONT KNOW THE ONE WHO LOVE YOU SO

Berkenaan dengan kepindahanku di tempat baru yang asing, aku merasa lebih kondusif disini. Banyak orang bilang aku bodoh meninggalkan faskes tk. 1 kota untuk bertugas ke faskes tk 1 kriteria terpencil. Alasanku saat itu adalah untuk angkat kaki dari tempat yang jauh dari kata kondusif untuk bersosiaisasi dan menuangkan ide.

Tepat sebulan aku kerja di tempat ini. Rasanya bahagia dan ada yang menarik hati. Seseorang yang aku sering mendengar namanya, reputasinya, dan pernah ingin dikenalkan denganku. Entah mengapa, nasibku pun mengarah dimana dia berada sekarang. Seseorang yang katanya kakak kelas ku. Pertama datang, aku diperkenalkan dengan seluruh staf disana termasuk dirinya yang hari tu tidak jaga.

Hanya perawat ruanganku yang menunjukkan fotonya. Seseorang yang sama sekali tidak ernah kulihat wajahnya.

Perkenalan pertama kami sangat aneh. Dia dikenalkan dengan kepala puskesmas. Bukannya malah menyalamiku, dia malah memelototiku dibalik maskernya. Dan bilang “ oh, jadi ini dokter gigi kita yang baru?”

Aq mendengar dengan agak aneh, ingin menyalami tapi aku ingat reputasinya sebagai orang yang cuek dan seenaknya, ogah ogahan kerja dan jutek setengah mati. Daripada nekat ditolak salaman di deoan umum, aku hanya senyam senyum sambil lihat ini orang lagi becandaan tentang betapa anak maminya si dia karna susah dateng pagi.

Berminggu minggu, kapan ketika dia jaga poli umum dan kebetulan bertemu, dia selalu menyempatkan untuk datang ke poli gigi yang memang kebetulan bersebelahan hanya untuk menggangguku atau sekedar mengejekku.

Kasian yah dentist, kerjaannya susah, pasiennya dikit. Banyakin dikit dong pasiennya. Ini lagi, tiap hari kerjaannya nagisin anak orang aja.”

Itulah kalimat yang sering dia ucapkan keoadaku jika bertemu.

‘Aduh, ini mah udah biasa kali. Lo aja yang gak tahu susahnya bujuk anak2 buat mau dirawat giginya. Tapi, kenapa mereka nangis tiap ada elo disini, sih?

Bbm error, laptop ketinggalan, dompet diobrak abrik, jemput pake motor, berangkat bareng, panggilan Lia...

Page 2: You

Boleh aku menyebut namamu? Ya, boleh

Boleh aku memimpikanmu? Menjadi sosok yang hadir di mimpiku?

Tidak

Kita di dunia yang berbeda, walau pribadi kita saling memuji.

Cukup hanya memuji yah.

Tahi hatiku bertanya, adakaah kemungkinan itu?

Ya, ada, dan kemungkinan itu akan ada seandainya kita bertemu dan saling mengenali lebih awal

Aku miliknya, dan kamu miliknya

Kita tidak sebanding

Dunia yang memisahkan kitaa

Jika dunia memisahkan kita, bukankah Tuhan dapat menyatukaan kita?

Itu terserah Tuhan, aku tidak dapat membayangkan, dan tidak maampu membayangkan

Terlalu indah untuk kita jalaani bukan?

Tidak ada taantangan

Yasudah, jika memang begitu, mari kita saling mengagumi

Cukup kau dan aku yang tahu.

Bahkan pemilik tubuh ini taak boleh tahu

Kita satu dengan pemilik tubuh ini, baagaimana ia tak menyadari percakapan kita?

Ya, tentu saja dia tak tahu.

Kita hanyaalaah seberkas bahasa kalbu yaang tak pernah diungkapkan pemilik tubuh kita, karna mereka terlalu hidup dg dunia

Mereka bingung medan sibuk mencari jawabaan dunia

Kita hanya seberkas bahasa kalbu yang bahkan pemilik kita pun tak sanggup mengungkapkan karna malu.

Malu dengan penilaaian dunia