yohanna 102009083 farmasi
DESCRIPTION
NNTRANSCRIPT
Pendahuluan
Peluang penemuan farmasi untuk dipatenkan meliputi: penemuan obat baru (New
Chemical Entity, NCE), efek farmakologi baru dari obat yang sudah habis masa
patennya, dan komposisi baru dari sistem penghantaran (New Drug Delivery
System, NDDS). Pada saat ini dikembangkan pula cara pemasukan obat baru
dengan tujuan sistemik ke dalam tubuh melalui pintu masuk (entry points) baru yang
selama ini belum dikembangkan, seperti melalui kulit (transdermal), selaput mukosa
(inytranasal, intraokular, intravaginal, sistem oral sasaran kolon, dan sebagainya).
Semuanya dirangkum dalam kelompok sistem penghantaran obat baru.
Keinginan untuk menurunkan frekuensi pemberian obat setiap hari merupakan hal
yagn selalu menjadi perhatian dokter, farmasis dan pasien untuk mencapai
efektifitas pengobatans ecara maksimal.
Pada awalnya permberian obat oral salut enterik bertujuan untuk menghilangkan
iritasi dan ketidaknyamanan di lambung sat penggunaan obat. Terminologi ini
kemudian berkembang enjadis ediaan lepas tunda karena bahan aktif obat ditunda
pelepasannya dari lambung, baru dilepas di sepanjang salur cerna berikutnya, yang
sekarang dikenal sebagai sistem penghantaran obat terkendali. Terminologi terakhir
ini adalah terminologi yang lebih luas pengertiannya.
Di samping penurunan frekuensi pemberian obat konvensional dari 3 – 4 kali sehari
menjadi 1-2 kali sehari, untuk obat dengan indeks terapi sempit, ada resiko kadar
obat dalam darah tidak mencukupi; dan karena itu diperlukan beberapa cara dan
metode untuk memperlama kerja obat.
Manfaat samping dari bentuk sediaan dengan pelepasan terkendali yang walaupun
pada awalnya tidak terduga adalah berkurang resiko efgek samping.
Karena umumnya dosis total obat yang berada dalam sediaan lepas terkendali lebih
besar dari dosis tunggal sediaan konvensional, ada kemungkinan terjadi dumping
dosis obat, dimana obat dengan dosis lebih tinggi segera dilepas secara
keseluruhan, sehingga menimbulkan overdosis, yang dapat sangat beresiko tinggi
untuk obat dengna indek terapi sempit.
Keberhasilan memperlama (memperpanjang) pelepasan obat, tidak hanya berlaku
pada bentuk sediaan oral, tapi juga pada bentuk sediaan lain (parenteral,
transdermal, intraokular, dan sebagainya). Sekitar tahun 1940 dan 50 an, beberapa
paten farmasi telah diberikan untuk sediaan parenteral penisilin dalam bentuk
sediaan depot yang bekerja lebih lama. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi
farmasi saat ini, perpanjangan kerja obat yagn diberikan secara injeksi intramuskular
telah dapat mencapai masa kerja sampai 3 bulan, bahkan lebih. Untuk memperlama
pelepasan obat dari sediaan telah dimanfaatkan pula prinsip biologi, yaitu
memperpanjang waktu tinggal sediaan dalam sistem tubuh. Bahkan dengan
perkembangan pengetahuan farmakokinetika, telah berhasil dikembangkan sediaan
farmasi yang diberikan secara oral bekerja untuk selama satu minggu atau lebih.
Salahs atu aplikasi sediaan transdermal lepas terkendali yang penting adalah pada
bentuk sediaan kosmetik yang saat ini sudah luas peredarannya.
ISI
BAB 1. Konsep Dasar Penghantaran Obat
1.1Bioavailabilitas
Bioavailabilitas yaitu kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi dan
sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respon terapeutik.Tipe epitel,
barriers, route, keadaan fisikokimia, dan mekanisme absorpsi sengat
memperngaruhi absorpsi obat. Faktor formulasi juga mempengaruhi disolusi dan
bioavailabilitas obat.
1.2Penghantaran obat dan penargetan
Prolonged/sustained release :sistem penghantaran yang memperpanjang
kadar terapeutik obat dalam darah atau
jaringan pada waktu tertentu
Zero-order release :sistem pelepasan obat yang konstan dalam
waktu tertentu
Bio-responsive release :sistem pelepasan obat oleh karena ada
stimulus biologis
Modulated/self-regulated release :sistem penghantaran obat yang dikontrol
oleh pasien
Targeted-drug delivery :sistem penghantaran obat untuk mencapai
daerah sasaran.
1.3Pelepasan Obat Terkontrol
Yaitu pelepasan obat dengan kecepatan konstan dengan konsentrasi obat dalam
darah tidak bervariasi terhadap waktu.
BAB 2. Bentuk Sediaan Obat/Pembawa
2.1. Molekuler
Pelepasan molekul obat pada tempat kerja dengan cara enzimatis atau
hidrolisa.
2.2. Nano dan Mikropartikel
Nano merupakan koloid partikel padat. Polimer sintetik seperti poly (lactide-
co-glycolide) dan polimer alam seperti albumin, gelatin, dan amilum juga sebagai
pembawa mirkopartikulat. Liposom merupakan pembawa yang serbaguna.
2.3. Macrodevices
Parenteral drug delivery
Oral drug delivery
Buccal drug delivery
Transdermal drug delivery
Nasal drug delivery
Pulmonary drug delivery
Vaginal drug delivery
Ophthalmic delivery
2.4. Bentuk sediaan obat ideal
Beberapa macam obat parenteral yang menggunakan jarum suntik, nebulizers,
suppositoria dapat mengurangi kenyamanan pasien. BSO harus dapat
menghantarkan obat dengan tepat dan hasil yang tidak berubah, terutama untuk
obat yang indeks terapinya sempit. BSO juga harus mudah dilepaskan dari akhir
aplikasinya atau pada saat ada kontraindikasi. Sistem penghantaran obat tidak boleh
toksik dan imunogenik. Bertambahnya luas area kontak obat dengan permukaan
yang mengabsorpsi dapat menambah jumlah obat yang diabsorpsi.
2.5 Hal-hal yang mempengaruhi masuknya obat ke dalam sirkulasi sistemik
Besarnya luas permukaan
Aktivitas metabolic yang rendah
Enzim dapat mendeaktifikasi obat yang akan diabsorpsi. First pass effect
dapat menyebabkan aktifitas obat berkurang. Nassal dan buccal merupakan
route alternative untuk obat-obat yang tidak stabil terhadap enzim.
Diperlukan aliran darah yang cukup
Variabilitas yang rendah penting untuk reproduksibilitas penghantaran obat,
khususnya untuk yang mempunyai indeks terapi sempit.
Makin permeable suatu epitel makin tinggi juga daya absorpsinya
BAB. 3 Perkembangan Penghantaran Obat Parenteral
3.1 Keterbatasan obat parenteral konvensional
Pemberian secara intravena dapat mengurangi indeks terapi obat, seperti:
Distribusi: obat intra vena didistribusikan melalui vena yang berarti ke seluruh
tubuh dan bisa mencapai organ yang bukan target, tentu saja ini pemborosan
obat dan efek samping lebih besar.
Metabolisme: cepat dimetabolisme dalam hati dan organ lain
Eksresi: cepat dieksresikan melalui ginjal ke luar tubuh
3.2 Sistem pengahantaran dan penargetan obat yang ideal
Mempunyai target yang spesifik
Menjaga agar obar tidak sampai pada yang bukan targetnya
Meminimalisasi pengurangan kadar obat ketika mencapai target
Melindungi ibat dari metabolisme dan klirens dini
Menahan obat pada target selama waktu yang diinginkan
Memfasilitasi transport obat ke dalam sel
Menghantarkan obat ke target intraseluler
Harus biokompatibel, biodegradable, dan non-antigenik
Penghantaran obat secara parenteral memiliki beberapa kerugian, antara lain:
invasif, penargetan butuh banyak waktu, tenaga, dan biaya. Untuk pelepasan obat
yang diperpanjang biasanya dengan injeksi subkutan atau intramuscular.
3.3 Komponen untuk penghantaran dan penargetan obat
Active moiety: untuk mencapai efek terapeutik
Sistem pembawa: untuk pendistribusian obat yang baik dan melindungi obat
dari metabolisme dan klirens dini
Ligan: merupakan bagian pengenalan dari target tertentu untuk
menspesifikasikan target obat, sel atau organ.
3.4 Sistem Pembawa partikulat
Pembawa yang larut (soluble carriers) termasuk antibodi dan polimer sintetik. Makin
kecil ukuran, makin mudah molekul berpindah secara pasif sehingga bisa tidak
memerlukan ligan khusus. Mononuclear Phagocyte System (MPS) bertanggung
jawab untuk menghilangkan partikulat seperti mikroba.
3.5 Penargetan pasif dan aktif
3.5.1 Penargetan pasif
Penargetan pasif itu tidak ada ligan pembawanya. Pembawa partikulat cenderung
difagosit oleh sel-sel MPS. Jika obat tidak dihancurkan oleh lisosom, obat dapat
dilepaskan dalam bentuk aktif dari kompartmen lisosom ke dalam sitoplasma
menyebabkan pelepasan obat yang diperpanjang. Penargetan pasif lainnya yaitu
efek EPR untuk menghantarkan obat ke daerah inflamasi atau tumor (pneargetan
pasif).
3.5.2. Penargetan aktif
Penargetan aktif menggunakan ligan yang ditempelkan pada pembawanya.
3.6 Pembawa partikulat
3.6.1 Liposom
Liposom merupakan salah satu sistem penghantaran koloidal berbentuk vesikel
dengan komponen utama fosfolipida alam atau kombinasi dengan kolesterol dan
fosfolipida sintetis. Sistem penghantaran obat bentuk partikel koloidal (colloidal)
merupakan salah satu alternatif sistem penghantaran obat spesifik, karena ukuran
partikel dibawah 1 µm dapat lebih mudah diabsorpsi atau berpenetrasi pada jaringan
sasaran. Pembentukan liposom terjadi karena interaksi antara fosfolipida dengan air
secara spontan, membentuk struktur vesikel dengan satu atau lebih lapisan rangkap
lipida sebagai dinding vesikel yang dapat menjerat obat atau obat akan
terenkapsulasi di dalam struktur liposom.
Penerapan teknologi pengembangan sistem penghantaran liposom tidak dapat
diterapkan secara umum, karena tergantung dari sifat fisiko kimia zat aktif yang akan
dimuatkan ke dalam liposom, komposisi fosfolipida pembentuk membran liposom
dan teknologi pembentukan liposom.
Klasifikasi liposom:
Liposom Konversional: bermuatan netral atau negative biasa nya di gunakan
untuk passive targeting. Contoh: Amphotec
Stealth Liposom (liposom yg di stabilkan secara sterik ), di mana
permukaannya disalut bahan hidrofil digunakan untuk memperpanjang waktu
sirkulasi
Immunoliposome dapat berupa konversional atau yg di stabilkan secara sterik
Liposom kationik bermuatan positif untuk menghantarkan material genetic
3.6.2 Polimerik Misel
Polimerik misel digunakan sebagai media perantara dalam sediaan injeksi yang
mengandung obat yang sukar larut dalam air. Penggunaan polimerik misel ini dapat
meningkatkan keefektifan obat. Polimerik Misel yang bersifat hidrofilik disintesis dari
Polietilenglikol (PEG), sedangkan yang bersifat hidrofobik disintesis dari Polilactic
Acid (PLA).
3.6.3 Pembawa Lipoprotein
Lipoprotein adalah system pembawa lipid endogen yg terdiri dari satu inti lipid dan
satu lapisan tempat apolipoprotein di temukan. Ratio lipid terhadap protein
menunjukan densitas perbedaan lipoprotein:
Chylomicron, paling rendah densitasnya dan tersusun hampir seluruhnya oleh
lipid
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
LDL (Low Density Lipoprotein)
Densitas reseptor LDL dapat meningkat pada beberapa sel tumor yang bisa
menjadi sangat atraktif untuk terapi kanker, yaitu dengan menggunakan
kortikosteroid. Spesifitas tumor pun meningkat karena penggunaan
kortikosteroid.
HDL (High Density Lipoprotein)
BAB 4. Bentuk Sediaan Obat Implant
4.1 Pendahuluan
Implant merupakan satu unit sistem penghantaran obat yang di buat untuk
menghantarkan obat dengan kecepatan tertentu, dengan periodik waktu yang d
perpanjang, seperti pada injeksi, okular, maupun subkutan. Dapat berbentuk
Polymer dan ada yang berbentuk Mini-pumps.
4.2 keuntungan dan kerugian implant
4.2.1 keuntungan :
Kenyamanan (convenience)
Pasien mendapat pengobatan di luar rumah sakit dengan pengawasan yang
minimal.
Kepatuhan (compliance)
Kepatuhan bertambah karena pasien yang menggunakan implant tidak akan
ada yang lupa minum obat.
Baik untuk pelepasan obat terkontrol
Dapat menghantarkan obat secara orde nol yang dapat menghindari teriko
toksisitas dan ketidakefektikan terapi konvensional; mengurangi frekuensi
pemberian obat; menambah kepatuhan pasien
Baik untuk pelepasan obat berselang (intermittent release)
Memaksimalkan penghantaran obat
Fleksibeilitas
4.2.2 Kerugian
- Invasif
- Pemberhentian obat
- Bahaya rusaknya alat (kegagalan terapi)
- Terbatasnya obat-obat poten
- Biokompatibel
4.3 Implant non-degradabel
Terbagi 2 tipe :
Reservoir : obat dikelilingi oleh membran polimer pengontrol kecepatan
Matrix : obat di distribusikan kedalam polimer matrix
Pelepasan obat pada kedua tipe ini secara difusi melalui polimer untuk di
lepaskan. Sistem ini dipengaruhi oleh :
Sifat fisikokimia obat
Kecepatan pelepasan obat yang diinginkan
Lema pelepasan obat yang diinginkan
Fasilitas dari alatnya
4.3.1 Reservoir non-degradabel
Norplant (implant kontrasepsi)
Terdiri dari 6 kapsul tertutup yang terbuat dari kopolomer dimethylsiloxane/
methylbinylsiloxane yang mengandung levonorgestrel. Kopolimer ini berfungsi
sebagai membran pengontrol.
Vitraset (intravitreal implant)
Untuk menghantarkan ganciclovir pada pengobatan lokal mata karena infeksi
oleh Cytomegalovirus (CMV)
4.3.2 Matix non-degradabel
Obat dimasukkan kedalam polimer dengan cara :
Dilarutkan
Didispersikan
Porous
Pada matrix polymer, kecepatan pelepasan obat berkurang dengan waktu,
untuk mencegah hal ini biasanya di buat bentuk tertentu (compudose) atau dengan
tipe hybrid (Synchro-Mate-C).
4.4 Implant biodegradabel
Terbagi 2 tipe:
Reservoir : obat dikelilingi oleh membran polimer pengontrol kecepatan
Matrix : obat di distribusikan keseluruh matrix polimer
Pelepasan obat implant matrix polimer biodegradabel tidak berdasarkan difusi
melalui membran tapi degradasi membran polimer / matrix.
Zoladex
Merupakan implant PLA/PLGA, untuk melepaskan goserelin selama 1-3
bulan, untuk pengobatan sex-hormone responsive tumors, endometriosis, kanker
payudara, karsinoma prostat.
4.5 Implant polimer biodegradabel natural
Contoh bipolimer natural termasuk protein-protein (albumin, casein, collagen
dan gelatin) dan polisakharida (turunan selulosa, chitin, dextran, asam hyaluronat,
inulin dan strach)
Contoh obat:
Intradose (cisplatin/epinephrine), merupakan injeksi gel untuk pengobatan
(solid) tumor
Advasite (fluorouracil/epinephrine), merupakan injeksi gel untuk penyakit kulit
seperti, basal cell carcinoma, squamous cell carcinoma dan psoriasis
4.6 Implantable Pumps
Energi untuk pelepasan obat oleh alat ialah perbedaan tekanan yang
menyebabkan aliran obat/larutan obat pada kevepatan tertentu. Energi ini
tergantung dari perbedaan konsentrasi obat antara dalam formulasi dan
disekitarnya. Perbedaan tekanan oleh alat ini disebabkan tekanan osmotik atau
mekanik.
Osmotic implantable pumps (osmosa didefinisikan sebagai pergerakan air melalui
membran semi-permeabel kedalam larutan)
4.7 Mechanical Implant Pumps
Pompa yang dapat diprogram dari luar ini dapat mengatur pelepasan obat:
orde nol dan intermittent.
Kebanyakan alat ini terbuat dari titanium yang biokompatibilitasnya baik dan
awet, biasanya dimasukkan kedalam intraperitoneal, dalam dinding abdomen
dibawah subkutan, tapi diatas muscular fascias. Terapi insulin dengan pompa di
peritoneal ini lebih cepat dan sempurna dari insulin subkutan. Contoh:
Synchromed implantable pump (1988)
Spasticity therapy (muscle ralaxant, baclofen)
MiniMed implantable pump : untuk mengatur pemberian obat pada pasien
diabetes
Arrow implantable pump : alat ini tidak dapat diprogram. Energi alat ini dari
propellant Freon.
BAB 5. Bentuk sedian obat peroral
BSO peroral merupakan sediaan obat untuk sistemik yang mudah digunakan dan
murah. BSO cair adalah yang termudah digunakan, terutama untuk anak-anak,
tetapi yang paling banyak digunakan adalah BSO tablet. Tablet disalut dengan
tujuan tidak mengiritasi lambung atau tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut
dalam pH usus.
Keuntungan:
Mudah dan nyaman penggunaannya
Area absorpsi yang luas, banyak pembuluh darah
Dapat mengurangi frekuensi pemberian obat dan mengontrol kadar obat
dalam jangka waktu tertentu karena pelepasan obat diperpanjang dan
terkontrol.
Kerugian:
- pH asam lambung dapat merusak beberapa obat
- Reaksi tambahan (iritasi dan sensitisasi)
Transmukosa
Pelepasan obat sublingual melalui mukosa bawah lidah dan bagian dasar
mulut
Pelepasan obat bukal melalui mukosa pipi gusi dan juga bibir
Keuntungan::
Area luas permukaan untuk absorpsi
Mudah mencapai target
Mudah digunakan
Kerugian: Tidak semua obat ada dalam bentuk ini
BAB 6. Penghantar obat transdermal
Bentuk sediaan transdermal adalah memasukkan obat melalui kulit, yang dapat pula
diperlama masa/waktu kerjanya, misal sediaan seperti Nitrogliserin Transdermal
yang dapat bekerja selama beberapa jam.
Faktor-faktor yg mempengaruhi pelepasan obat transdermal:
Umur
Iritasi kulit
Kondisi kulit
Keuntungan:
Mencegah metabolism presistemik di hati dan saluran cerna
Mengurangi variabilitas antar pasien
Kerugian:
- Terbatas untuk obat-obat tertentu dan bias mengiritasi kulit
- Mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan lemak
BAB 7. Penghantaran Obat Intra Nassal
Pemberian obat secara intranasal merupakan alternative ideal untuk menggantikan
system penghantaran obat sistematik parenteral. Keuntungan pemberian obat
secara nasal ini meliputi: pencegahaneliminasi lintas porta hepatic, metabolisme
dinding salur cerna atau destruksi obat di salur cerna; kecepatan dan jumah
absorpsi, serta profil konsentrasi obat versus waktu relative sebanding dengan
pengobatan secara intra verna; keberadaa vaskulator yagn besar dan struktur yang
sangat permeable mukosa nasal ideal untuk absorpsi sistematik, dan kemudian
pemberian serta kenyamanan pemberi obat secara intra nasal untuk pasien..
Faktor- factor yg mempengaruhi bioavailabilitas nasal:
Luas permukaan untuk absorpsi
Aliran darah
Waktu kontak
Keuntungan:
Area permukaan untuk absopsi obat luas
Banyak supply darah
Aktifitas metabolism yg rendah
Kerugian:
- Difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus obat
- mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat
BAB 8. Penghantaran obat melalui paru-paru
Paru-paru dapat digunakan sebagai penghantar obat ke dalam sirkulasi sistemik dan
juga untuk mengobati jalan nafas. Sebagai contoh, ergotamine tartrat (aerosol)
digunakan dalam bentuk inhaler untuk migraine. Anesthesi dalam bentuk gas,
seperti halothane dapat digunakan juga untuk melalui paru-paru.
Keuntungan :
Dosis lebih rendah daripada obat peroral.
Dapat mengurangi efek samping sistemik
Onset of action yang cepat
Sensitifitas GI tract. Dan hati dapat dicegah
Permukaan luas untuk absorpsi obat
Paru-paru lebih baik terhadap obat protein dan peptide daripada saluran
cerna.
Kerugian :
Penggunaan alat yang tidak benar dapat menjadi masalah
Menimbulkan efek samping lokal
Hati-hati dengan indeks terapi yang sempit, banyak faktor yang
mempengaruhi reprodubilitas penghantaran obat.
Mukus menghalangi interaksi obat.
8.2 Tekhnologi untuk penghantaran obat melalui paru-paru
8.2.1 Nebulizers
Nebulizer digunakan dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi
bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan anak-anak, usia lanjut dan mereka
yang sedang mengalami serangan asma parah.
Berdasarkan teknik yang digunakan untuk mengubah larutan obat menjadi bentuk
kabut, ada 2 jenis nebulizer: kompresor dan ultrasonik.
Tidak ada kesulitan sama sekali dalam menggunakan nebulizer, karena pasien
cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat akan terhirup masuk ke dalam paru-
paru. Satu dosis obat akan terhirup habis tidak lebih dari 10 menit. Contoh produk
yang bisa digunakan dengan nebulizer: Bisolvon solution, Pulmicort respules,
Ventolin nebules.
8.2.2 Pressurized metered dose inhaler (pMDI)
Merupakan bentuk sediaan obat dosis berganda yang dilengkapi dengan katup
pengukur dosis yang berhubungan dengan propellant
8.2.3 Dry Powder Inhaler
Alat ini menghantarkan obat dalam bentuk serbuk kering aerosol. Keutungan nya :
tidak menggunakan propellant, menghilangkan koordinasi pasien dari aktuasi dan
inhalasi pMDI
BAB 9. Penghantaran obat melalui vagina
Bentuk sediaan obat biasa berupa ovula, aerosol foams, gels, tablets, vaginal ring
atau krim. Secara umum untuk mengobati infeksi bakteri, jamur, virus, dll. BSO
berupa foams, gels, krim mengandung spermicle. Contoh obat yang dihantarkan
memlaui vaginal : kontrasepsi, terapi hormon, program fertilisasi invivo, GnRH,
insulin, diafragma nonoxynol-9, vaginall vaccine, dll.
Keuntungan :
Area permukaan yang relative luas, banyak supply darah, aktifitas
metabolisme rendah, permeabilitas tinggi pada beberapa obat merupakan
keuntungan untuk memberikan efek yang maximal pada pengguna.
Onset of action
Long acting obat, untuk mengurangi frekuensi pemberian obat
Tertahan di dalam lokal vagina saja
Tidak menganggu aktifitas seksual
Alternatif obat peroral
Pelepasan obat yang terkontrol sehingga meminimalisir efek samping obat
yang tidak diinginkan.
Kerugian :
- Untuk obat-obat yang potent, bukan untuk yang indeks terapi sempit.
- Efek sampingnya dapat terjadi iritasi vagina jika jumlah cairan vagina sedikit
- Obat dapat keluar. Dicegah dengan obat sebelum tidur.
- Sulit digunakkan saat menstruasi, masa kehamilan, dll
BAB 10. Penghantaran obat melalui mata
Obat yang dihantarkan melalui mata hanya digunakkan untuk lokal, bukan sistemik.
Ada 3 tipe route utama untuk pengobatan mata:
Topical, dapat diberikan langsung pada kantung konjungtiva.
Sistemik
Intraocular, lebih susah untuk dicapai, biasanya menggunakan suntikkan dan
implant.
Route lainnya adalah dengan melekatkan sediaan obat (membrane controlled
patch). Beberapa hal yang dapat membantu kerja obat di mata adalah :
Metil selulosa
Carbomer
Sistem fasa transisi, gel yang terbentuk pada PH cairan mata.
Sistem dispersi : suspensi, partikulat, liposom, emulsi, erodible emplants, soft
contact lenses, dan ocular insert.
BAB 11. Penghantaran obat melalui ssp
Obat pada susunan saraf pusat langsung diberikan pada site on action. Blood Brain
Barrier menghalangi masuknya obat ke dalam otak melalui sirkulasi pembuluh
darah. Digunakan untuk penyakit sususan saraf pusat seperti gangguan jiwa,
epilepsi, parkinson’s disease, alzheimer’s disease, nyeri, dan tumor otak.
Penghantaran obat kedalam otak :
Intracerebroventricular drug infusion à dipengaruhi oleh physical barriers,
enzim-enzim, afinitas, dan difusi obat itu sendiri.
Implant
Reversible bbb disruption
Immunoliposome à obat kanker, dengan memakai sistem receptor-mediated
transcytosis
PENUTUP
Macam-macam Bentuk Sediaan Obat harus sesuai dengan kenyamanan dan keaman
penggunanya, terutama pada anak-anak dan orang tua. Sebisa mungkin BSO dianjurkan
untuk pasien dengan cara konsumsi yang paling mudah, demi kenyaman dan kepatuhan
pasien untuk minum obat sesuai dengan dosisnya yang dianjurkan.