yoghurt

8
Vini Fitriani 240210110025 V. PEMBAHASAN Praktikum kali ini adalah isolasi bakteri asam laktat pada yoghurt. Yoghurt adalah salah satu produk susu terkoagulasi (mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir harus hidup aktif dan berlimpah. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini berjumlah 5 sampel yaitu sampel A, B, C, D, dan E. Perbedaan yoghurt ini adalah formulasi resep dan bahan baku, serta perbedaan cara pembuatan. Isolasi bakteri asam laktat pada yoghurt dilakukan dengan metode tuang dan metode gores. Metode tuang dilakukan hingga pengenceran 10 -5 dengan 1 ml dari 10 -4 dan 10 -5 masing-masing dimasukan pada cawan petri. Lalu dimasukkan media. Media yang digunakan dalam raktikum ini adalah MRS, media ini merupakan media selektif untuk bakteri asam laktat. Kemudian diamati jumlah koloni yang tumbuh dengan menggunakan SPC dan pengamatan bentuk serta gram bakteri dengan menggunakan mikroskop. Pada metode gores juga dilakukan perhitungan jumlah koloni dan pengamatan di bawah mikroskop. Hasil pengamatan terhadap praktikum yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 1 bab hasil pengamatan. Sampel A menunjukkan hasil isolasi pada pengeceran 10 -4 yaitu sebanyak 27 koloni dan pada pengenceran 10 -5

Upload: vini-fitriani

Post on 09-Feb-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Yoghurt

TRANSCRIPT

Page 1: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

V. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah isolasi bakteri asam laktat pada yoghurt. Yoghurt

adalah salah satu produk susu terkoagulasi (mengental), diperoleh dari fermentasi

asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus

dan Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir

harus hidup aktif dan berlimpah. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini

berjumlah 5 sampel yaitu sampel A, B, C, D, dan E. Perbedaan yoghurt ini adalah

formulasi resep dan bahan baku, serta perbedaan cara pembuatan.

Isolasi bakteri asam laktat pada yoghurt dilakukan dengan metode tuang

dan metode gores. Metode tuang dilakukan hingga pengenceran 10-5 dengan 1 ml

dari 10-4 dan 10-5 masing-masing dimasukan pada cawan petri. Lalu dimasukkan

media. Media yang digunakan dalam raktikum ini adalah MRS, media ini

merupakan media selektif untuk bakteri asam laktat. Kemudian diamati jumlah

koloni yang tumbuh dengan menggunakan SPC dan pengamatan bentuk serta

gram bakteri dengan menggunakan mikroskop. Pada metode gores juga dilakukan

perhitungan jumlah koloni dan pengamatan di bawah mikroskop. Hasil

pengamatan terhadap praktikum yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 1 bab

hasil pengamatan.

Sampel A menunjukkan hasil isolasi pada pengeceran 10-4 yaitu sebanyak

27 koloni dan pada pengenceran 10-5 sebanyak 7 koloni. Hasil dari pewarnaan

gram tidak diketahui dengan jelas karena ukuran bakteri yang terlalu kecil.

Sampel B dan C tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri pada permukaan

cawannya.Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kualitas yoghurt yang kurang baik

atau dapat juga disebabkan oleh teknologi dari pabrik pembuat sampel tersebut

sudah canggih sehingga setelah terbentuk yoghurt, bakteri asal laktat yang

terdapat dalam sampel langsung dimatikan agar tidak dapat diisolasi oleh pihak

lain. Pada sampel C terdapat 1 khamir pada metode gores, hal ini merupakan

kontaminan yang dapat disebabkan oleh praktikan, tempat atau alat yang kurang

steril.

Sampel D menunjukkan hasil TBUD pada kedua pengenceran terakhir.

Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop, bentuk dan gram bakteri tidak

diketahui karena ukuran bakteri yang terlalu kecil, sehingga sulit untuk dilakukan

Page 2: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

identifikasi. SPC dari sampel ini adalah >3,0x107. Selain pewarnaan gram,

dilakukan pula uji katalase. Uji ini digunakan untuk menguji apakah bakteri

tersebut mempunyai enzim kalase atau tidak. Enzim ini berfungsi untuk

menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Jika bakteri tersebut positif, akan timbul

gelembung udara akibat dari gas O2 yang dihasilkan. Keberadaan enzim pada

bakteri menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk golongan bakteri aerobic

(Sukarminah, 2010). Pada sampel D terlihat gelembung udara pada 10-5, hal

tersebut menunjukkan bahwa pada pengenceran tersebut bakteri yang terdapat

didalamnya tergolong bakteri aerob.

Hasil isolasi sampel E pada pengenceran 10-4 menghasilkan 5 bakteri aerob

karena letaknya di atas permukaan, 168 bakteri anaerob karena letaknya di dalam

permukaan agar, dan 1 kapang. Sedangkan pada pengenceran 10-5 dihasilkan 11

bakteri aerob, 77 bakteri anaerob, dan 14 khamir. Nilai SPC dari sampel ini adalah

8,8x10-6. Setelah dilakukan pewarnaan gram, terlihat bahwa bentuk dari bakteri

adalah basil dan gram positif. Setelah itu, dilakukan uji katalase dan hasil yang

diperoleh adalah negative. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri yang

terkandung di dalamnya tergolong bakteri anaerob.

Berdasarkan literatur, bakteri yang tumbuh pada produk yoghurt adalah

bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus dan S. thermophilus. L. delbrueckii subsp.

Bulgaricus berbentuk batang atau basil dan gram positif. Metabolisme

fermentative, kisaran suhu optimum biasanya 30 – 40 oC, pembentukan rantai

umum dijumpai terutama pada fase pertumbuhan logaritma lanjut, motilitas tidak

umum dan tidak membentuk spora (Fardiaz, 1992). Adapun sistematika dari

bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus menurut Weiss et al. (1984) dalam

thefreedictionary (2007), dapat digolongkan sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Division : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacillales

Famili : Lactobacillaceae

Genus : Lactobacillus

Species : Lactobacillus delbrueckii

Page 3: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

Subspecies : Lactobacillus delbrueckii Subsp. bulgaricus

Gambar 1. Lactobacillus delbrueckii Subsp. bulgaricus

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/

S. thermophilus berbentuk bulat atau cocus, berdiameter kurang dari 2

mm, terdapat berpasangan atau dalam rantai bila ditumbuhkan dalam medium

cair, gram positif, kemoorganotrof, metabolisme fermentative, anaerobik

fakultatif dengan uhu optimum sekitar 37 oC. Adapun sistematika dari bakteri S.

thermophilus menurut Schleifer et al. (1995) dalam thefreedictionary (2007),

dapat digolongkan sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Division : Firmicutes

Class : Cocci

Ordo : Lactobacillales

Famili : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus salivarius

Subspecies : Streptococcus salivarius Subsp. thermophilus

Gambar 2. Streptococcus salivarius Subsp. Thermophilus

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/

Page 4: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

Jika hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur maka bakteri basil

positif yang teramati adalah L. delbrueckii subsp. Bulgaricus karena bentuknya

yang sama yaitu basil atau batang.

Cita rasa khas yoghurt ditentukan dari terbentuknya asam laktat,

asetaldehid, asam asetat dan asetil (Eniza, 2004). Keberadaan kedua bakteri

tersebut sangat penting. Bakteri S. thermopilus membatu menciptakan kondisi

lingkungan yang lebih baik bagi bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus untuk

menghasilkan enzimnya. Sementara itu bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus

menghasilkan asetaldehid sehingga cita rasa yang khas pada yoghurt dapat

tercapai.

Page 5: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Sampel yang paling banyak mengandung koloni adalah sampel D.

2. Hasil uji katalase pada sampel D menunjukkan positif sehingga bakteri

tersebut tergolong bakteri aerobik.

3. Hasil uji katalase pada sampel E menunjukkan positif sehingga bakteri

tersebut tergolong bakteri anaerobik.

4. Hasil pewarnaan gram pada sampel E adalah bakteri berbentuk basil dan

gram positif.

5. Hasil pembandingan data hasil pengamatan dan literature menunjukkan

bahwa bakteri yang terdapat pada sampel E adalah adalah Lactobacillus

delbrueckii subsp. Bulgaricus.

Page 6: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

DAFTAR PUSTAKA

Eniza S. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. 1992. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sukarminah, Een, dkk. 2010. Mikrobiologi Pangan. Jurusan Teknologi Pangan. FTIP. Unpad

Page 7: Yoghurt

Vini Fitriani240210110025

PERTANYAAN DAN DISKUSI

1. Adakah perbedaan ciri morfologis yang nyata terlihat antara isolat bakteri

L. delbrueckii subsp. Bulgaricus dan S. thermophillus dari yoghurt ?

Jawab :

Ada, pada bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus berbentuk basil

sedangkan bakteri S. thermophillus berbentuk kokus, perbedaan ini dapat

sangat terlihat bila diamati dibawah mikroskop.

2. Berdasarkan pengamatan, mana yang paling mudah tumbuh pada media

MRS diantara kedua bakteri tersebut ? Apa alasannya?

Jawab :

Bakteri L. delbrueckii subsp. Bulgaricus karena pada hasil pengamatan

yang didapat bakteri yang paling banyak teramati yaitu bakteri tersebut

yaitu bakteri gram positif dan berbentuk basil.