yffffffffffffffperlitnya dibandingkan dengan jumlah ferritnya, clan struktur akan terdiri dari...
DESCRIPTION
perlitnya dibandingkan dengan jumlah ferritnya, clan struktur akan terdiri dari perlit seluruhnya pada baja dengan komposisi eutektoid (baja eutektoid, 0,77 % C).Transformasi dari austenit menjadi perlit terjadi karena perpindahan atom¬atom secara diffusi, karenanya akan memerlukan waktu lama. Dengan pendinginan lambat akan tersedia cukup waktu berlangsungnya diffusi sehingga dapat terbentuk perlit yang lamellar. Bila pendinginan agak cepat maka tidak lagi cukup waktu untuk menyelesaikan seluruh transformasi pada temperatur eutektoid A1. Transformasiakan berlangsung pada temperatur yang lebih rendah, dan pada temperatur yang lebih rendahTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME,
karena atas rahmat-Nya penulus dapat menyelesaikan
Analisis Kelayakan Usaha Agribisnis dalam pengolahan
Jamur Tiram. Penyusunan Analisis ini dilakukan dalam
rangka mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM), terutama untuk menyediakan
informasi baik bagi perbankan, UMKM pengusaha maupun
calon pengusaha yang berminat mengembangkan usaha
tersebut, yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.
Proses pengolahan yang sederhana dan dapat diusahakan
dalam skala kecil atau rumah tangga menjadikan ikan nila
berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan usaha baru
yang mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan
tambahan penghasilan.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Mirza Antoni, M.Si selaku dosen pembimbing mata
kuliah evaluasi proyek yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada tim penulis dalam menyelesaikan studi
kelayakan proyek pembesaran ikan nila ini. Tak lupa juga
2
penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu selama penulisan tugas ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisan baik dari segi isi maupun penyajian. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan tulisan ini.
Indralaya, November 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………..…… 2
Daftar Isi..............................................................................4
1. Pendahuluan ...................................................................6
a. Latar Belakang..........................................................6
b. Tujuan dan Kegunaan................................................7
c. Ruang Lingkup Studi Kelayakan Proyek……….…8
d. Metode Penentuan Lokasi Proyek ............................9
e. Metode Pengumpulan Data.......................................9
f. Metode Alasisis Data.................................................9
2. Profil Usaha dan Pola Pembiayaan.............................12
a. Profil Usaha.............................................................12
b. Pola Pembiayaan ....................................................13
3. Aspek Pasar dan Pemasaran Produk .........................13
4. Aspek Produksi, Teknis dan Teknologis ....................14
a. Lokasi Usaha...........................................................14
b. Mekanisme Pengadaan Bahan Baku ......................14
c. Proses Produksi...................................................... 21
4
d. Hasil Produksi.........................................................21
e. Kendala Produksi....................................................21
5. Aspek Manajemen .......................................................22
6. Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan…..23
7. Aspek Keuangan ...........................................................24
a. Pemilihan Pola Usaha .............................................24
b. Asumsi dan Parameter Perhitungan .......................24
c. Komponen Biaya Investasi dan Biaya
Operasional..............................................................2
5
d. Kebutuhan Dana Investasi dan Kredit ....................25
e. Produksi dan Penjualan...........................................26
f. Proyeksi Laba Rugi.................................................26
g. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek.............27
h. Analisis Sensitivitas ...............................................27
8. Penutup .........................................................................29
a. Kesimpulan .............................................................29
LAMPIRAN ......................................................................31
5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur Tiram dalam bahasa Yunani disebut
Pleurotus, artinya “ bentuk samping atau posisi
menyamping antara tangkai dengan tudung”. Sedangkan
sebutan nama “tiram”, karena bentuk atau tubuh buahnya
menyerupai kulit tiram (cangkang kerang). Dibelahan
Amerika dan Eropa, jamur ini lebih populer dengan sebutan
Oyster mushroom, mempunyai tangkai tudung tidak tepat
ditengah seperti yang lainnya. Asal usul jamur tiram
berasal dari Negara Belanda, kemudian menyebar ke
Australia, Amerika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Dari hasil penelitian dan riset Badan Kesehatan Dunia
(WHO), jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai
makanan yang layak dikonsumsi, enak dimakan, tidak
beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta
berkhasiat sebagai obat berbagai macam penyakit.
Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang
awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang pohon
yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di
jumpai di daerah hutan-hutan.Sementara itu di Indonesia
sendiri budi daya jamur tiram baru mulai dirintis sejak lebih
6
kurang tahun 1988.pada waktu itu petani atau pengusaha
jamur tiram masih sedikit sekali. Jamur tiram juga
dapat tumbuh pada media lain, seperti ampas tebu, kulit
kacang, sabut kelapa, sisa kertas dan lain-lain. Namun
sejauh ini, para pengusaha dan petani jamur lebih suka
menggunakan media tanam dari serbuk kayu dan jerami,
karena bahan baku tersebut selain mudah didapat harganya
juga relatif murah.
Berdasarkan hal tersebut, saya memilih untuk
menjadi pengusaha dalam bidang ini karena bisnis jamur ini
berpeluang memberikan keuntungan, bukan hanya
keuntungan secara ekonomis bagi pelaku tetapi juga
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar
perumnas sako Palembang dan meningkatkan kebutuhan
gizi bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat
luas pada umumnya.
B. Tujuan dan Kegunaan
Menjadikan bisnis “MyOyster “ sebagai usaha yang
bonafit yang menguntungkan baik secara pribadi maupun
menyeluruh, serta meningkatkan kebutuhan pangan dan
7
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di provinsi Sumatera
Selatan dengan beberapa cara yaitu :
1. Menciptakan produk jamur yang berkualitas yang bisa
memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan gizi
masyarkat.
2. Mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan
pekerjaan baru di daerah sekitar Sako Kenten
Palembang.
3. Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada
masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu
dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
4. Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan
masyarakat di Sumatera Selatan.
c. Ruang Lingkup Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan ini dilakukan untuk menilai apakah
usaha pengolahan jamur tiram ini layak atau tidak untuk
dijalankan. Untuk mengetahui apakah proyek ini layak atau
tidak untuk dilakukan perhitungan dari aspek finansial,
aspek teknis, pemasaran, manajemen, dan sosial ekonomi.
Untuk memperkuat hasil penilaian kelayakan usaha maka
dilakukan juga perhitungan aliran kas serta perkiraan
laporan laba rugi dari usaha tersebut.
8
d. Metode Penentuan Lokasi Proyek
Kegiatan studi usaha pengolahan jamur tiram ini
dilakukan dengan metode penetapan sampling lokasi atau
wilayah didasarkan pada potensi dan daya dukung
pengembangan budidaya ikan nila.
e. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran serta informasi
mengenai usaha budi daya ikan niladidapat dari data primer
dan data sekunder. Data primer didapat dari usaha buku-
buku yang berhubungan dengan budidaya ikan nila dan Data
sekunder diperoleh dari orang-orang yang telah
berpengalaman dengan budidaya ikan nila. Dana ini kami
gunakan untuk mengetahui gambaran mengenai harga-harga
bahan baku, keadaan permintaan produk dan daerah
pemasarannya.
f.Metode Analisis Data
Pengolahan data berpedoman terhadap rumus-rumus
yang telah ditentukan serta kemudian diolah dengan
program Microsoft Excel.
1. NPV = Σ (C)t _ Σ (Co)t
9
(1+i)t (1+i)t
Dimana :
NPV : Nilai Sekarang Netto
(C)t : Aliran Kas Masuk Tahun ke t
(Co)t : Aliran Kas Keluar Tahun ke t
n : Umur Unit Usaha Hasil Investasi
i : Arus Pengembalian (Rate of Return)
t : Waktu
2. IRR = i1 + (NPV1)(i2-i1)
(NPV1-NPV2)
Dimana :
NPV1 : NPV pada tingkat discount rate
tertinggi
NPV2 : NPV pada tingkat discount rate
terendah
i1 : discount rate NPV1
i2 : discount rate NPV2
3. Net B/C = PV(B-C) Positif
PV(B-C) Negatif
10
Dimana :
Net B/C : Perbadingan manfaat dan biaya
PV(B-C) Positif : Nilai Sekarang (B-C) Positif
PV(B-C) Negati : Nilai Sekarang (B-C) Negatif
4. SV = P x NPV +
(NPV+ - NPV-)
Dimana :
P : Persentase Perubahan yang menyebabkan
NPV (-)
11
II. PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
A. Profil Usaha
Pengolahanjamur tiram telah memberikan kontribusi
gizi yang cukup tinggi secara mandiri bagi banyak orang.
Selain itu masih sedikitnya yang berkecimpung dalam usaha
pengolahan jamur tiram ini menjadi alasan kami untuk
berusaha dalam bidang tersebut.Melihat prospek jamur
tiram yang cukup baik kedepannya maka kami mencoba
mendirikan suatu usaha dibidang pengolahan jamur tiram
tersebut. Keinginan saya tersebut saya aplikasikan melalui
bentuk usaha yang ingin sayavdirikan dengan nama
“MyOyster”. Usaha ini nantinya akan memproduksi produk
olahan jamur tiram yang bermutu tinggi dan bersifat
permanen artinya berproduksi secara kontinyu sepanjang
tahun.
Terdapat bentuk kemitraan (perjanjian kontrak
kerja) antara saya dan sebuah lembaga keuangan yang
memberikan bantuan berupa kredit usaha. Hal ini
dikarenakan modal yang saya miliki terbatas dan sebagai
pendatang baru, sulitnya memasuki pasar yang telah ada
membuat saya membutuhkan modal yang lebih agar dapat
masuk dan bersaing dalam pasar tersebut. Itulah yang
12
menjadi pendorong utama untuk saya menjalin kerjasama
(kemitraan) dengan lembaga keuangan.
B. Pola Pembiayaan
Pengolahan produk jamur tiramdapat dibiayai
dengan dua sumber pembiayaan yaitu kredit dan modal
sendiri. Kredik diperoleh dari meminjam uang di bank
sedangkan modal sendiri didapat dari uang yang sayamiliki.
Besarnya pinjaman sesuai dengan yang diajukan oleh
debitur berdasarkan perhitungan kebutuhan modal investasi
dan modal kerja usaha yang bersangkutan. Perbandingannya
meliputi 40% saya pinjam dari Bank sedangkan 60%
menggunakan modal saya sendiri.
III. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A. Gambaran Umum Pasar
A.1. Segmen Pasar
Konsumen yang membutuhkan produk “MyOyster”
ini besar kemungkinannya adalah kebutuhan rumah tangga
sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong
tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar
13
tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada
beberapa kota besar.
A.2. Target Pasar
Pemasaran produk “MyOyster” ini akan di fokuskan
kepada rumah tangga, pasar tradisional, serta
minimarket/toko yang ada di seluruh daerah Perumnas
Kenten kota Palembang. Pemasaran direncanakan
akandilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi
telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.
A.3. Positioning
Usaha atau bisnis jamur tiram di Palembang,
Sumatera Selatan masih memiliki peluang yang besar.Hal
ini dikarenakan usaha pembudidayaan dan pengolahan
jamur tidak begitu sulit untuk dilakukan dan masyarakat
yang masih jarang melakukan usaha ini.
A.4 Strategi Pemasaran
Dalam penjualan / pemasaran produk ini dilakukan
strategi 4 P yaitu :
Price
14
Penetapan harga yang relatif terjangkau konsumen
sesuai dengan nilai dan manfaat yang akan diperoleh
konsumen, yaitu dari segi kesehatan serta gizi.
Product
MyOyster yang akan diproduksi menggunakan bahan –
bahan alami dan tanpa bahan pengawet sehingga dapat
menjadi nilai tambah bagi produk ini.
Place
Produk MyOyster ini akan di produksi di daerah Kenten
Sako Palembang yan dekat dengan pasar dan ramai
penduduk sehingga akan mempermudah akses ke pasar,
baik pasar tradisional yang ada di sekitarnya maupun
seluruh pasar-pasar yang ada di Sumatera selatan, akan
tetapi akan dibuka satu toko yang khusus menjual
produk yang sudah jadi di dekat tempat
pembudidayaannya.
Promotion
Promosi produk ini dilakukan dari penyebaran brosur,
koran, tabloid masakan, juga internet.
15
IV. ASPEK PRODUKSI, TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
A. Lokasi Usaha
Tempat pemasaran produk yang akan dipilih adalah
daerah di sekitar terminal/pasar Satelit di Sako Kenten
Palembang. Produk ini akan di pasarkan di daerah sekitar
Sako Kenten Palembang karena lokasinya sangat ramai
dengan penduduk serta aktivitas ekonomi. Lokasinya cukup
strategis karena selalu ramai dilalui/dilewati oleh setiap
orang yang beraktivitas ataupun berpergian setiap hari baik
oleh pelajar, pekerja, dan ibu rumah tangga pada khususnya.
B. Mekanisme Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku jamur tiram haruslah merupakan produk
yang baik dan berkualitas sehingga menghasilkan produk
olahan yang unggul dan bermutu.Bahan baku tersebut
berasal dari salah satu tempat pembudidayaan jamur tiram
berskala besar yang lokasinya dekat dengan tempat
pengolahannya serta telah terlebih dahulu
bekerjasama/bermitra yaitu di daerah perumnas Sako
Kenten perumahan BLK (Balai Latihan Kerja).
16
Keripik Jamur Tiram
Bumbu :
- 6 siung bawang putih
- 1 sdm ketumbar
- 1 sdt garam
- bumbu taburan : 1/4 ons
keju bubukdan 3 sdm
balado bubuk
Cara Membuat :
1. Bersihkan 300 g jamur segar, iris/suwir tipis.
2. Campur bumbu halus dengan air, aduk rata, campur
dengan jamur, ratakan, diamkan lebih kurang 20 menit
sampai bumbu meresap.
3. Tiriskan jamur berbumbu sambil agak diperas agar tidak
terlalu basah.
4. Lumuri jamur dengan tepung beras sampai rata, goreng
sedikit-sedikit sampai matang dan kering. Untuk 4 porsi.
17
Sosis Jamur Tiram
Bahan-bahan:
- Jamur tiram segar
- Putih telur
- Air es
- Tepung tapioca,
Minyak jagung.
- Bumbu-bumbu
( Bawang putih 0,44
gram, garam 2,50
gram, gula pasir 0,68
gram, lada )
Cara Pembuatan :
1. Cuci jamur tiram hingga bersih
2. Selanjutnya timbang jamur degan ukuran 71,38 gram
lalu dipotong-potong menjadi beberapa potongan kecil,
lalu dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk.
3. Tambahkan pula 37,5 gram putih telur, bumbu, air es 7,3
gram dan juga tepung tapioka 7,5 gram ke dalam adonan
jamur yang telah digiling.
18
4. Tuangkan juga 28,62 gram minyak jagung ke dalam
campuran bahan sambil diaduk-aduk hingga adonan
menyerupai pasta.
5. Masukkan adonan itu ke dalam casing (selongsong)
sepanjang 10 cm lalu diikat ujungnya dengan benang
erat-erat.
6. Setelah itu, sosis jamur dimasak. Pemasakan dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti direbus, dikukus,
diasapi, atau bisa juga mencoba pemasakan secara
kering dengan menggunakan oven serta kombinasi dari
cara-cara tersebut.
Nuget Jamur Tiram
Bahan:
1 kg jamur tiram putih
100 gram ayam fillet
giling
2 sendok teh
penyedap rasa
2 sendok teh merica
bubuk
200 gr tepung
maizena dan tepung
terigu
19
6 siung bawang putih
dan7 siung bawang
merah
4 butir telur ayam
Cara membuat:
- Jamur tiram dicuci dengan air bersi, rebus selama 10-15
menit lalu angkat dan tiriskan
- jamur diperas untuk menghilangkan kandungan airnya
- Giling kasar jamur tiram lalu campurkan dengan fillet
ayam, tepung terigu, tepung maizena dan telur.
- Aduk hingga benar-benar tercampur dengan rata.
- Ambil bawang merah dan bawang putih lalu haluskan
dam masukkan ke dalam adonan.
- Tambahkan bumbu-bumbu, penyedap rasa, merica, dan
garam.
- Aduk semua adonan sampai rata, siapkan loyang, olesi
dengan minyak atau mentega.
- Tuangkan adonan nugget ke dalam loyang.
- Kukus selama 10-15 menit lalu angkat dan dinginkan.
- Potong-potong sesuai selera kemudian simpan di dalam
kulkas selama satu malam
20
C. Hasil Produksi
Hasil produksi daei pengolahan jamur tiram ini
adalah berupa produk yang bernilai tambah dan bercita rasa
yang lezat serta mengandung gizi yang tinggi bagi
kebutuhan tubuh manusia. Produk olahan jamur tiram ini
berupa keripik jamur tiram, sosis jamur tiram dan nugget
jamur tiram.
D. Kendala Produksi
Kendala yang memungkinkan akan terjadi dan
dihadapi adalah pada proses pemasaran ke konsumen,
karena ada beberapa produk olahan jamur tiram ini yang
tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama dikarenakan
tidak menggunakan bahan-bahan pengawet untuk tetap
mejaga kesehatan konsumen.
21
V. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A. Aspek Organisasi
Nama Perusahaan / Usaha : MyOyster House
Nama Pemilik/ Pimpinan : Triana Dameria.S
Alamat Kantor dan Tempat Usaha
Kantor : Sako Kenten PalembangTempat Usaha : Sako Kenten
Palembang
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI DAN
KEPENGURUSAN
22
MANAJER (ADMINISTRASI)
Bag. Produksi Bag. Pemasaran
Pegawai 1 Pegawai 2
VI. ASPEK SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN
Dapat membantu perekonomian masyarakat sekita
daerah Kenten Sako Palembang.Sekarang dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi jamur tiram
putih dapat di jadikan makanan yang mempunyai nilai
tambah sendiri, dengan adanya inovasi pada produk, jamur
tiram putih menjadi sangat di gemari dikalangan
masyarakat.
Perluasan kesempatan kerja bagi SDM lokal karena
perekrutan SDM diprioritaskan berasal dari daerah Kenten
Sako Palembang. Kebutuhan gizi masyarakat dapat
terpenuhi karena usaha MyOyster ini memproduksi berbagai
jenis makanan dengan harga yang pas sesuai dengan
pembuatan dan pelayanannya namun manfaatnya sama
dengan kebutuhan gizi makanan lain (nabati).
Adanya transfer teknologi dan pengetahuan bagi
masyarakat khususnya karyawan bagian produksi jamur
tiram yang bekerja di MyOyster ini. Mereka bisa mendapat
pengetahuan mengenai teknologi pembuatan makanan yang
berbahan baku jamur tiram putih.
23
VII. ASPEK KEUANGAN
A. Pemilihan Pola Usaha
Jenis pola usaha yang akan dijalankan oleh kami
adalah kegiatan pengolahan sampai pemasaran atau
distribusi. Jenis usaha ini adalah memiliki produksi
permanen, artinya memproduksi secara kontinyu. Usaha
jenis ini memiliki karakteristik integrasi vertikal dalam satu
perusahaan sehingga memiliki cakupan manajemen yang
lebih luas. Integrasi vertikal terjadi ketika keterpaduan
sistim komoditas secara vertikal yang membentuk suatu
rangkaian pelaku-pelaku yang terlibat dalam sistim
komoditas tersebut, mulai dari produsen/penyedia input,
distributor input, pengolahan hasil, dan distribusi.
B. Asumsi dan Parameter Perhitungan
Dalam analisis keuangan, proyeksi penerimaan
dan biaya dilandaskan atas beberapa asumsi yang
terangkum dalam Tabel 7.1. Periode proyek adalah 5
tahun. Tahun ke nol sebagai dasar perhitungan nilai
sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya
investasi awal dikeluarkan.Dengan asumsi bahwa
24
setiap satu tahun mengasilkan 33600 kemasan
keripik jamur, 84000 kemasan sosis jamur dan
23520 kemasan nugget jamur per tahun. Sumber
pendanaan berasal dari kredit 40% dan 60% dana
sendiri. (Lampiran 1)
C. Komponen Biaya Investasi dan Operasional
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan
pada awal usaha ini dijalankan. Komponen biaya
investasi meliputi: sewa bangunan, alat-alat dan
mesin pembuatan sosis, peralatan kantor serta sarana
dan prasarana. Sedangkan biaya operasional adalah
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan bahan
pembuatan keripik, sosis dan nugget, biaya listrik,
telepon, PAM dan sebagainya. (Lampiran 2 dan 3)
D. Kebutuhan Dana Investasi dan Kredit
Dana yang diperlukan berasal dari dana milik
sendiri dan dana kredit. Dana kredit sebesar
Rp.410.397.200,- dan dana sendiri sebesar
Rp.615.595.800,-.Pengusaha menggunakan skema
kredit umum yang ditawarkan oleh bank, dengan
25
perbandingan 40% kredit bank dan 60% dana
sendiri.(Lampiran 4 dan Lampiran 5)
E. Produksi dan Penjualan
Output dari pengolahan jamur tiram putih dalam analisis
keuangan ini adalah 33600 kemasan keripik jamur, 84000
kemasan sosis jamur dan 23520 kemasan nugget jamur per
tahun. Karena adanya biaya transportasi maka terdapat
perbedaan antara harga di pasar secara langsung dan di
pasar diluar. Asumsi-asumsi untuk perhitungan finansial
lihat (Lampiran 6).
F. Proyeksi Laba Rugi
Analisis keuangan (financial analysis) dari
sebuah rencana kegiatan investasi berkaitan dengan
tingkat keuntungan/profitabilitas yang akan didapat
dari kegiatan investasi tersebut. Keuntungan (profit)
secara sederhana merupakan selisih antara
penerimaan total (total revenue) dan total biaya
produksi (total cost). Penerimaan produk olahan
jamur tiram merupakan penerimaan dari penjualan
26
produk tersebut yang secara sederhana merupakan
perkalian antara rata-rata produksi dengan harga dan
dikali siklus produksi. Sedangkan total biaya terdiri
dari biaya penyusutan barang investasi, biaya
operasional produksi dan bunga bank. (Lampiran 7).
G. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek
KELAYAKAN USAHA NPV (Rp311.540.350)IRR 0,64%PVB 4.420.897.535PVC 5.712.351.962GROSS B/C 0,77NET B/C 1,02
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha tersebut,
didapatkan NPV sebesar Rp. -311.540.350,- IRR 0,64%,
Gross B/C 0,77 sertaNet B/C 1,02. Jadi usaha tersebut tidak
layak untuk dijalankan karena tidak memenuhi kriteria yang
ada. (Lampiran 7)
H. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dengan menaikkan harga 20% :
KELAYAKAN USAHA
NPV Rp370.030.683
IRR 28,33%
27
PVB 5.305.077.041
PVC 4.402.647.277
GROSS B/C 1,20
NET B/C 1,88
SV 9,14%
Berdasarkan analisis diatas, dengan menaikkan harga
sebesar 20% secara merata terhadap semua produk, maka di
dapatkan NPV meningkat dari –Rp311.540.350menjadi
sebesar Rp 370.030.683, IRR meningkat dari 0,64%
menjadi 28,33%, Gross B/C meningkat dari 0,77 menjadi
1,20 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi 1,88.
( Lampiran 8 )
Analisis sensitivitas dengan menaikkan jumlah
produksi sebesar 15% :
KELAYAKAN USAHA NPV Rp172.669.186,
IRR 21,87%
PVB 4.420.897.535
PVC 7.689.498.253
GROSS B/C 0,57
NET B/C 1,66
SV 19,30%
Berdasarkan analisis diatas, dengan menaikkan
jumlah produk sebesar 15% secara merata terhadap semua
28
jenis produk, maka di dapatkan NPV meningkat dari –
Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 172.669.186, IRR
meningkat dari 0,64% menjadi 21,87%, Gross B/C menurun
sedikit dari 0,77 menjadi 0,57 serta Net B/C meningkat dari
1,02 menjadi 1,66. ( Lampiran 9 ).
VIII. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Produk yang di hasilkan dalam usaha jamur tiram ini
adalah berupa keripik jamur tiram, sosis jamur tiram dan
nugget jamur tiram dengan pengolahan 20 kg jamur
tiram segar untuk satu jenis produk, jadi total jamur
tiram yang di olah adalah 60 kg/hari dengan hari kerja
setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 WIB.
Harga jual untuk keripik jamur tiram adalah Rp
15.000/kemasan, sosis jamur tiram Rp 3.000/kemasan
kecil dan nugget jamur tiram Rp 20.000/kemasan.
2. Produk keripik jamur yang dihasilkan per hari adalah
100 kemasan dan untuk 1 tahun adalah 33600 kemasan,
produk sosis jamur 250 kemasan dan untuk 1 tahun
adalah 84.000 kemasan, produk nugget jamur adalah 70
kemasan dan untuk 1 tahun adalah 23520 kemasan.
29
3. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha tersebut,
didapatkan NPV sebesar Rp. -311.540.350,- IRR 0,64%,
Gross B/C 0,77 sertaNet B/C 1,02. Jadi usaha tersebut
tidak layak untuk dijalankan karena tidak memenuhi
kriteria yang ada.
4. Berdasarkan analisis dengan menaikkan harga sebesar
20% secara merata terhadap semua produk, maka di
dapatkan NPV meningkat dari –Rp311.540.350menjadi
sebesar Rp 370.030.683, IRR meningkat dari 0,64%
menjadi 28,33%, Gross B/C meningkat dari 0,77
menjadi 1,20 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi
1,88.
5. Berdasarkan analisis dengan menaikkan jumlah produk
sebesar 15% secara merata terhadap semua jenis produk,
maka di dapatkan NPV meningkat dari –
Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 172.669.186, IRR
meningkat dari 0,64% menjadi 21,87%, Gross B/C
menurun sedikit dari 0,77 menjadi 0,57 serta Net B/C
meningkat dari 1,02 menjadi 1,66.
30
LAMPIRAN
31