yani kia

9

Click here to load reader

Upload: iin-alfriani-amran

Post on 30-Jun-2015

161 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: yani KIA

A. GAMBARAN UMUM

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa merupakan

Rumah Sakit Type B terletak di Kabupaten Gowa kuang lebih 500 m ke timur dari

jalan raya yang menghubungkan kata- kota yang berda di Sulawesi Selatan kurang

lebih 10 Km dari arah timur kota Makasssar yang luasnya 4,62 Ha dengan batas-

batasnya adalah:

1. Sebelah timur, berbatasan dengan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Sungguminasa.

2. Sebelah barat, berbatasan dengan Jl. Dahlia Sungguminasa.

3. Sebelah utara, berbatsan dengan Jl. Perintis AMD Sungguminasa.

4. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Jl. Komboja Sungguminasa.

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf kabupaten Gowa, terletak di

wilayah kelurahan Batangkaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Wilayah cakupan Rumah Sakit Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

meliputi seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa. Jumlah pasien sebagian

besar berasal dari 4 (empat) kecamatan yang terdekat dari 14 (empat belas)

kecamatan dengan radius 10 Km dari pusat kota dan terdapat pula pasien yang

bersal dari pinggiran wilayah kota Makassar.

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO

1. VISI

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa sebagai

Andalan Pusat Pelayanan Kesehatan di Sulawesi Selatan Tahun 2009.

2. MISI

a) Memberikan Pelayanan Prima

b) Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang Aman dan Nyaman

c) Menciptakan system komunikasi antar unit serta pemecahan

masalah secara mufakat.

Page 2: yani KIA

3. TUJUAN

A. Terselanggaranya pelayanan kesehatan paripurna bertumu dan

terjangkau olehh masyarakat.

B. Mengembangkan upaya promotif, preventif disamping upaya

kuratif dan rehabilitative.

C. Tersedianya tenaga-tenaga professional dan pemberian

pelayanan secara tepat, aman tepat dan akurat.

4. MOTTO

“SIPAKALABBIRI”

OBSERVASI

Pada tanggal 15 Februari 2011, tepat pukul 09.15 wita, sebelum kelompok

kami memasuki poli-poli klinik yang ada di rumah sakit tersebut telah banyak

orang-orang berdatangan untuk berobat, berkonsultasi, medical check-up, rawat

jalan, berbagai macam keluhan penyakit. Semua pasien yang ingin berobat

terlebih dahulu diwajibkan untuk mendaftar diri dan mengurus biaya administrasi

pada petugas jaga namun pasien terpaksa “menumpuk” di tempat tanpa adanya

antrian yang teratur. Dan sebagian ada yang duduk di tangga karena kurangnya

kursi untuk menunggu.

Kelompok kami pun langsung memasuki ruangan wakil direktur R.S.

Syekh Yusuf, yakni ruangan dr. Hasanudin. Wadir menyambut kami dengan

ramah kemudian beliau memberi beberapa nasehat bagaimana menjadi dokter

yang baik dan profesional, dan apa saja yang harus diobservasi di ruangan praktek

dokter nanti. Wadir pun membagi kelompok kami menjadi 9 poli, yakni: Poli

Interna, Poli THT, Poli Mata, Poli Anak, Poli Umum, Poli saraf, Poli Kesehatan

Ibu dan Anak, Poli Bedah dan Poli Kulit dan kelamin. Beruntung sekali saya

mendapat poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), setelah diberi pengarahan kami

pun diantar oleh staf ke poli pembagian kami tadi masing-masing, dan saya

mendapat giliran terakhir. Poli KIA berseblahan dengan Poli Jiwa.

Page 3: yani KIA

Setelah masuk ruangan saya langsung mengobservasi, terdapat ruang

mengantri, ruang pemeriksaan dokter, ruang ginkologi, dan ruang kosong tempat

suster dan bidan berkumpul melipat-lipat kapas yang dibaluti oleh kain kassa.

Terlihat pasien sedang mengantri, pasien memberi buku rekam mediknya yang

berwarna biru kebagian registrasi kemudian mereka menunggu untuk diperiksa.

Perawat pun memanggil pasien untuk ditimbang dan diperiksa tekanan darahnya,

setelah itu pasien masuk keruang pemeriksaan dokter. Disana terdapat satu meja

dan dua tempat tidur, ada satu dokter disana, satu residen dan satu koas.

Semuanya perempuan kecuali koas yang berjenis kelamin laki-laki.

Saya mengikuti satu kasus yaitu seorang ibu berumur 40 tahun telah

keguguran anak kelimanya, dokter pun memberi penjelasan kepada ibu tersebut

untuk di kuret dan dipasang spiral (IUD), mengingat umur ibu yang sudah tua.

Anak pertama dan keduanya keguguran, anak ketiga dan keempat ibu tersebut

lahir dengan selamat dan ibu tersebut datang sekarang dengan keluhan keguguran

anak kelimanya. Dokter memberi informed consent dengan baik dan ramah serta

memberi penjelasan dengan sabar kepada ibu tersebut.

Perawat pun langsung menyiapkan alat-alat pengobatan yang ada diruang

ginkologi, disana terdapat satu tempat tidur, satu meja, dan alat-alat pengobatan.

Setelah beberapa menit persiapan tim dokter pun tiba. Kira-kira di ruangan

tersebut ada 20 orang yang menyaksikan ibu tersebut dikuret dan dipasangkan

kontrasepsi dalam hal ini spiral (IUD), mereka terdiri dari, dokter tiga orang,

perawat, bidan, TU dua orang dan saya sendiri. Dokter memasang cocor bebek,

setelah dibersihkan dinding rahimya, spiral pun dipasang, ‘’sakit bu, tanya

dokter’’. ‘’tidak dok. Jawab pasien’’. Dokter dengan baik sekali menyelesaikan

tugasnya. Setelah selesai dokter memberikan penjelasan lagi kepada pasien jika

ada keluhan maka pasien disuruh agar datang kembali ke tempat tersebut.

Page 4: yani KIA

PEMBAHASAN

Empat Kaidah Dasar Bioetik (Moral Principles) :

1. Beneficence (maslahat)

2. Non-maleficence (tidak mudarat)

3. Autonomy (otonomi)

4. Justice (keadilan)

5. RUMAH SAKIT adalah tempat yang menyediakan fasilitas dan

pasien untuk dokter melaksanakan tugas profesinya

6. DOKTER adalah pelaksana pelayanan medis yang menjadi misi

utama rumah sakit.(Staf Medis Fungsional).

KEDUANYA SALING MEMBUTUHKAN

Sesama dokter harus saling menyayangi dan saling menghormati.

Page 5: yani KIA

Analisa berdasarkan kaidah dasar bioetik

Beneficence

Memberikan yang terbaik bagi pasien

Pada kasus di atas kami menyimpulkan bahwa pada kasus di atas

beneficence ada karena dokter memberikan pasien tindakan yang terbaik

yaitu melakukan kuret pembersihan pasca keguguran dan pemasangan

kontrasepsi (IUD) atas kemauan pasien dan penjelasan dari dokter.

Non-Maleficence

Tidak membuat luka pasien semakin parah

Pada kasus di atas kami menyimpulkan bahwa pada kasus di atas non-

maleficence ada karena dokter pada RS Syekh Yusuf, memberi penjelasan

kepada pasien jika ada keluhan tentang pemasangan spiralnya di sarankan

untuk berobat kembali.

Autonomy

Menghargai hak dan pendapat pasien

Pada kasus di atas, kami menyimpulkan bahwa pada kasus di atas

autonomy ada karena pasien menginginkan pengobatan kuret dan

pemasangan kontrasepsi spiral, tanpa paksaan dari dokter.

Justice

Keadilan terhadap pelayanan

Pada kasus di atas kami menyimpulkan bahwa pada kasus di atas Justice

ada karena dokter mengobati pasien sesuai dengan antriannya, pasien yang

ingin dikuret maka dokter langsung mengerjakannya setelah alat lengkap,

dokter tidak berlama-lama, karena masih banyak pasien yang ingin

diobati.

Page 6: yani KIA

Islam pun memiliki prinsip yang sama dalam menolong pasien ;

QS. Al Maidah (5): 32

“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang

manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara nyawa seluruh

umat manusia”

KESIMPULAN

Setelah kami mengadakan Observasi yang ada di Rumah Sakit

Syekh Yusuf Gowa. Kami dapat menyimpulkan bahwa dari topic yang diangkat

dapat disimpulkan bahwa seorang dokter baiknya memberi penjelasan yang baik

kepada pasien agar tidak ada kekeliruan dalam menangani masalah pasien.Serta

harus memperhatikan autonomy pasien.Dokter seharusnya tidak mengabaikan

autonomy pasien.Jangan hanya melihat dari kesembuhannya lihat perjalanan

penyakitnya.Rumah Sakit Syekh Yusuf menjadi Rumah Sakit yang sudah

memberikan penanganan yang baik terhadap pasien.