yaitu masyarakat pemakai bahasa indonesia

Upload: novri-lena

Post on 10-Jul-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia, dan (2) pengembangan

terutama difokuskankep ada bahasa dalam segala aspeknya. Pembinaan dan pengembangan bahasa

mencakup duaarah, yaitu (1) pengembangan bahasa mencakup dua masalah pokok (masalah

bahasa danmasalah kemampuan/si kap) dan (2) pembinaan yang mencakup dua arah

(masyarakat luasdan generasi muda). Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam bhasa lisan dan

bahasatulis. Ragam bahasa lisan mencakup lafal, tata bahasa, dan kosakata/istila h, dan ejaan.

Dalamragam bahasa tulis yang digarap lebih dahulu adalah ejaan, dengan peresmian penggunaanEja

an Yang Disempurnaka n oleh Presiden Republik Indonesia tahun 1972. Kemudian,disu sul dengan

usaha pembakuan di bidang kosakata/istila h yang pemakaiannya diresmikanoleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975. Di samping itu, dilakukan pula pengolaha n kembali

Kamus Umum Bahas Indonesia karangan M.J.S. Poewadarmint a olehPusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa yang terbit mulai cetakan V tahun 1976.Kemudia n, pada tahun 1988 terbit

Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan disempurnakan dalamedisi kedua yang terbit pertama tahun 1991.

Usaha pembakuan dalam bidang tata bahasasecara resmi telah dirintis dengan diadakannya

Seminar Penyusunan Tata Bahasa BakuBahasa Indonesia 1988. Dalam hal pengembangan

kemampuan dan sikap, telah ditempatkanda sar yang kuat, yaitu dicantumkanny a di dalam

GBHN bahwa pembinaan dan pengemba ngan bahasa dilakukan dengan mewajibkan peningkatan

mutu pengguna bahasaIndonesi a sehingga penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dapat

menjangkausel uruh lapisan masyarakat. Di samping itu, telah dan terus dilakukan pengembangan kemampuan

dan sikap positif pemakai bahasa Indonesia dengan media televisi dan radio.Ada pula upaya

penyuluhan kebahasaan secara langsung bagi para pelaku ekonomi dan pembangu nan, baik

ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, di berbagai propinsi. Dengandemiki an, diharapkan

akan diperoleh keseragaman kaidah dan penerapannya dalam berbagailaras bahasa (jenis penggunaan

bahasa) sehingga tujuan pengembangan bahasa-salah satutujuan itu adalah pembakuan

bahasa dapat dicapai. Pada era otoda ini, pembinaan bahasatetap mengacu kepada sikap kebijakan

pembinaan bahasa, yaitu ditujukan kepada masyarakat pe nutur bahasa. Pembinaan ini menakup dua

arah, yaitu vertikal dan horizontal. Arah vertikaldengan sasaran pembinaan kepada

generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa, yangmerupaka n generasi penerus. Arah horizontal

dengan sasaran pembinaan kepada generasisekara ng, yaitu masyarakat luas minus generasi muda.

Pada masyarakat generasi sekarangdiuta makan pembinaan ragam bahasa tulis, karena

merekalah yang akan mewariskan pe nggunaan bahasa yang baik dan benar kepada generasi

penerus. Berdasarkan paparantersebu t di atas, dapat dipahami bahwa pembinaan dan pengembangan

bahasa pada era otodasekarang ini meliputi usaha pengembangan bahasa (yang salah satu

sasarannya berupa pembak uan bahasa) dan usaha meningkatkan kemampuan dan sikap penutur

bahasaIndonesi a agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. BeberapaMasa

lah Pembinaan Bahasa Indonesia Era Otoda Pembinaan bahasa Indonesia sudah

lamadilakukan, bahkan sejak zaman Pejangga Baru (1933). Tetapi, sampai sekarang masih banyak kendal

a yang dihadapi dan dialaminya, khususnya di era otoda. Masalah utama adalah persoala n sikap

terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Ada sebagian masyarakat pengguna baha sa Indonesia

yang meremehkan bahasa Indonesia. Sikap mereka terhadap pembinaan bah asa Indoensia

acuh tak acuh. Mereka menilai: (1) Pelaksanaan pembinaan bahasaIndonesi a kurang menarik, (2)

Hasilnya kurang nyata, (3) Bahasa Indonesia dianggap mudah.Karena dianggap mudah, orang

Indonesia tidak perlu mempelajari bahasa Indonsia. Persoalan

sikap tersebut semakin menjadi masalah, karena sikap negatif itu bukan berasal darikelompok

awam, melainkan kelompok cendekia atau terpelajar. Mereka itu sebagian adalah pelaku

utama dan pemegang peranan penting dalam roda otonomi daerah Jika orang awam bersikap

negatif terhadap bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Tetapi, jika orang

terpelajar bers ikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak berterima. Masalahnya, orang

awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam tidak banyak berkaitan dengan dunia pemikira

n. Kegiatannya terbatas pada pemenuhan kebutuhan hidup seharihari. Sedangkanseor ang terpelajar

berkaitan erat dengan dunia pemikiran. Pemikiranpemikirannya melahirkan konsepkonsep,

perencanaan, dan kebijakankebijakan. Karena orang terpelajar penc etus konsep, perencana kegiatan, dan

pembuat kebijakan, orang terpelajar selalu bergulatdengan masalah mutu sumberdaya

manusia. Dalam pergulatan itulah bahasa Indonesia tampilsebagai piranti yang penting karena

bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasanegara. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat

dipahami bahwa orang terpelajar (kita semua) pada hakikatnya berkepentingan dengan pembinaan

bahasa Indonesia. Bahkan orangterpelajar dengan sendirinya menjadi pembina

Bahasa Indonesia. Sebabnya, sekali lagi, orangterpelajar terlibat dalam dunia pemikiran.

Sebab lain, orang terpelajar sering terlibat dalamsuasana resmi, suasana kenegaraan, dan yang

terakhir, orang terpelajar berpengaruh kuatterhadap orang lain (anak buah, bawahan). Alasan tersebut

di atas yang menjadikankel ompok terpelajar, kita semua, harus berperan sebagai pembina

bahasa Indonesia.Kon sekuensi logisnya adalah mau tak mau, kita haruslah menjadi

contoh, teladan, anutan,model bagi orang lain. Setidaknya, bahasa Indonesia kita

harus bermutu. Apakah bahasaIndonesi a yang bermutu itu? Bahasa Indonesia yang bermutu ialah

bahasa Indoensia yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan kaidah, kesalahan logika,

maupun kesalahan budaya.Kesala han kaidah sudah sering dibahas. Jadi pembicaraanny a tidak perlu

untuk sementara.Kes alahan logika tampak pada penggunaan pola seperti: Dalam seminar itu

membicarakan masalah pengentasan kemiskinan. Beberapa seniman diberikan penghargaan,

dan yanglain. Kesalahan budaya terlihat pada penggunaan kata-kata asing seperti oke, sorry,

point,complain , no comment, coffee morning, dan yang lain. Begitu pula penggunaan pola-

polaseperti: tujuan daripada pembangunan , banyak teori-teori, tidak masalah, dan

yanglain. Polapola seperti itu merupakan kesalahan budaya yang melahirkan kesalahan kaidah.Bacaan

Halim, Amran. 1976. Politik bahasa Nasional II. Jakarta: Pusat Pembinaan danPengemban gan Bahasa.

Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: PusatPembinaa n dan

Pengembangan Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa danSikap Bahasa. Ende:

Nusa Indah. Mawardi, Oentarto S. Peran Bahasa dan Sastra Daerahdalam Memperkukuh Ketahanan

Budaya Bangsa. Makalah dalam Kongres Bahasa IndonesiaVIII, Jakarta, 14 17 Oktober

2003 Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indoensia denganBenar. Jakarta: Puspa Swara. Sumowijoyo,

G. Susilo. 2001. Pos Jaga. Bahasa Indonesia.Sura baya: Unipress Unesa ABSTRAK Bahasa

Indonesia memiliki peran penting di dalamkehidupa n bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Peran tampak di dalam kehidupan ber masyarakat di berbagai wilayah tanah tumpah darah Indonesia.

Komunikasi perhubungan p ada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa

Indonesia di samping bahasadaerah sabagai wahana dan piranti untuk membangun kesepahaman,

kesepakatan dan persepsi yang memungkinka n terjadinya kelancran pembangunan masyarakat di

berbagai bidan g Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktutelah

teruji keberadaannya , baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai resmi negara.

Adanya gejolak dan kerawanan yang mengancam kerukunan dan kesatuan

bangsa Indonesia buka nlah bersumber dari bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang dimilikinya,

melainkan bers umber dari krisis mutidimension al terutama krisis ekonomi, hukum, dan politik,

serta pengaruh globalisasi. Justeru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum

pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal

dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapatmenempa

tkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersamasamadengan bahasa daerah

yang ada di Nusantara dalam mengembangk an dan melancarkan b erbagai aspek kehidupan dan

kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.Dengan demikian bahasa Indoensia dan

juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalammemajuk an pepmbangunan masyarakat di

dalam berbagai aspek kehidupan. Peran bahasaIndoensi a dan bahasa daerah semakin

penting di dalam era otonomi daerah. Penyelenggara anotonomi daerah yang dilaksanakan

dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,aka n mendorong dan menumbuhkan

prakarsa dan kreativitas daerah. Hal ini tercermin darikewenanga n-kewenangan yang telah diserahkan ke

daerah dalam wujud otonomi yang luas,nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan

dapat mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam

pembangunan masyarakat