pengaruh kemampuan pemakai, dukungan manajemen …eprints.ums.ac.id/73072/1/naskah publikasi.pdf ·...

22
PENGARUH KEMAMPUAN PEMAKAI, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, FORMALISASI PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada RS Islam Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: ANNISA NURMASARI WIDYANINGTYAS B 200 140 218 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KEMAMPUAN PEMAKAI, DUKUNGAN

MANAJEMEN PUNCAK, FORMALISASI PENGEMBANGAN

SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Studi pada RS Islam Klaten)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

ANNISA NURMASARI WIDYANINGTYAS

B 200 140 218

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

ii

i

iii

ii

iv

iii

1

PENGARUH KEMAMPUAN PEMAKAI, DUKUNGAN MANAJEMEN

PUNCAK, FORMALIASASI PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA

PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Studi Pada RS Islam Klaten)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemakai, dukungan

manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, serta program pelatihan dan

Pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Rumah Sakit Islam

Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data

primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Populasi

dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Islam Klaten. Sampel ditentukan

dengan Teknik sampel jenuh dan memperoleh 32 responden. Alat analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan fasilitas program SPSS versi 24.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemakai dan formalisasi

pengembangan sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi, sedangkan dukungan manajemen puncak dan program pelatihan dan

pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Kata Kunci: Kemampuan Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi

Pengembangan Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, serta Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi.

Abstract

The purpose of this study was to examine the influence of user ability, top

management support, formalization of system development with training and

education programs on the performance of accounting information system at the

Hospital Islam Klaten. This research uses quantitative method by using primary data

obtained from questionnaires distributed to respondents. The population in this

research is employees of Hospital Islam Klaten. Sampling through saturation sampling

and obtained of 32 respondents. The tool analysis used was multiple regression with

SPSS program version 24. The results of this study indicate that user ability and

system development formalization significantly influence the performance of

accounting information system, as well as the top management support with training

and education programs does not effect the performance of accounting information

system.

Keywords: User Ability, Top Management Support, System Development

Formalization, Training and Education Programs, with Accounting

Information System Performance.

2

1. PENDAHULUAN

Pada masa era globalisasi saat ini, teknologi semakin menunjukkan kemajuannya.

Kecanggihan teknologi membuat bidang-bidang yang lain pun turut mengalami

peningkatan. Salah satunya di bidang ekonomi yang menggunakan alat-alat modern

dan menerapkan sistem-sistem pada bagian akuntansi dan keuangan. Perusahaan-

perusahaan dan lembaga-lembaga yang berkembang pun telah menerapkan sistem

yang mengatur dan mengelola bagian keuangan dan akuntansinya yaitu sistem

informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi lebih efektif dan efisien dalam

penyusunan laporan dan bahan-bahan yang akan digunakan saat pengambilan

keputusan. Namun, dalam menggunakan sistem informasi akuntansi yang tak lepas

dari keterbatasan dan permasalahan pada sistem tersebut perlu adanya keterlibatan

pemakai atau orang yang ahli menggunakan sistem informasi akuntansi.

Kemampuan dan pemahaman dalam menggunakan sistem informasi juga

diperlukan agar dalam mengelola dan mengatur keuangan dan akuntansinya dapat

berjalan dengan lancar. Dukungan manajemen puncak pun menjadi salah satu faktor

yang penting karena dapat memberikan dorongan kepada pemakai sistem informasi

akuntansi dan dapat mempengaruhi dalam penentuan keberhasilan kegiatan yang

terkait dengan sistem informasi. Formalisasi pengembangan sistem juga diperlukan

dalam menunjang kinerja sistem informasi akutansi karena berkaitan tentang

pengembangan sistem, tak lupa program pelatihan dan pendidikan juga menjadi salah

satu faktor kinerja sistem informasi akuntansi dari program tersebut dapat menjadi

wadah mengasah kemampuan dan ketrampilan dalam penggunaan sistem informasi

akuntansi.

Menurut (Romney dan Steinbart, 2003:17 dalam Rosylowati dan Cahyaning,

2014) sistem informasi akuntansi adalah suatu organisasi yang berperan penting dalam

membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis. Dibutukan

pengumpulan data tiap aktivitas guna mencapai kesesuaian yang baik antar aktivitas.

Fungsi sistem informasi akuntansi berdasarkan pernyataan Sutabri, 2012:46 dalam

Rahmawati dan Dudi, 2015) bahwa fungsi sistem informasi akuntansi diantaranya

mengumpulkan dan menyimpan data terkait aktivitas dan transaksi, memproses data

menjadi informasi yang dapat dipakai dalam proses pengambilan keputusan dan

melakukan kontrol secara tepat pada aset organisasi. Sedangkan, tujuan dari kinerja

3

sistem informasi akuntansi menurut (Rosylowati dan Cahyaning, 2017) adalah untuk

mengevalusi yang menekankan pada perbandingan untuk mengembangkan yang

menekankan perubahan-perubahan pada periode tertentu dan memberikan gambaran

apakah suatu kinerja sistem telah memberikan hasil yang sesuai dengan yang

dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan.

Dalam sistem informasi akuntansi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja sistem informasi akuntansi, salah satunya yaitu kemampuan pemakai.

(Artanaya dan I Ketut Yadnyana, 2016) menyatakan bahwa pemakai sistem informasi

akuntansi yang mempunyai kemampuan dimana kemampuan tersebut diperoleh dari

suatu program pendidikan atau pelatihan dan pengalamannya dapat meningkatkan

kepuasannya guna memakai sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh

perusahaan.

Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi tidak

hanya kemampuan pemakai saja, ada faktor-faktor yang lain salah satunya yaitu

dukungan manajemen puncak. Dalam sistem informasi akuntansi, dukungan

manajemen puncak dapat memberikan dorongan dan berpengaruh positif pada

pengguna sistem informasi. Menurut (Lau, 2004 dalam Utama dan I Made, 2014)

dukungan manajemen puncak merupakan perilaku eksekutif yang berhubungan

dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasinya.

Formalisasi pengembangan sistem menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pada kinerja sistem informasi akuntansi. Formalisasi dibutuhkan

dalam aplikasi penggunaan teknologi seperti komputer. Penggunaan komputer di

dalam sistem akuntansi lebih memudahkan pelaksanaan pembukuan data keuangan

perusahaan (Sukimo et al, 2006 dalam Dalimunthe, Restu dan Ruhul, 2014).

Program pelatihan dan pendidikan juga menjadi salah satu faktor pada kinerja

sistem informasi akuntansi. Menurut (Jen, 2004 dalam Dalimunthe, Restu dan Ruhul,

2014) menyatakan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi apabila

program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Pendidikan dan pelatihan

paling penting diperlukan guna meningkatkan kualitas kemampuan yang menyangkut

kemampuan kerja, berpikir dan ketrampilan (Soekijo, 1999:4 dalam Rosylowati dan

Cahyaning, 2014).

4

Penelitian ini dikembangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan

Sistem, Serta Program Pelatihan dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Studi Pada RS Islam Klaten)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan pemakai, dukungan manajemen puncak, formalisasi

pengembangan sistem serta program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

2. METODE

2.1 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terlibat

menggunakan sistem informasi yang terdiri dari sistem informasi operasi, sistem

informasi akuntansi, maupun sistem informasi manajemen yaitu berjumlah 39

orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili populasi. Adapun penentuan jumlah sampel pada penelitian ini

yaitu menggunakan metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik

penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal

ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 (Supriyanto dan

Machfudz, 2010:188). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu seluruh

karyawan yang terlibat menggunakan sistem informasi di RS. Islam Klaten, yaitu

sebanyak 39 karyawan.

2.2 Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer

adalah data penelitian yang didapat secara langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara) dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah

terstruktur dengan tujuan guna mengumpulkan informasi dari karyawan RS Islam

Klaten. Sumber data diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada

karyawan sebagai responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kinerja sistem informasi akuntansi diukur menggunakan 8 item pertanyaan yang

diadaptasi dari Almilia dan Briliantien (2007). Indikator pengukuran yang

dipakai mencakup: (1) Sistem mampu membantu departemen berfungsi dengan

baik; (2) Sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen; (3) Sistem mampu

5

meningkatkan kepuasan; (4) Dengan sistem yang ada, departemen mampu

mengerjakan tugasnya lebih mudah dan efisien; (5) Sistem mampu meningkatkan

kinerja dan produktivitas kerja; (6) Sistem yang dioperasikan lebih mudah

dipahami dan digunakan; (7) Sistem dapat memberikan kontribusi dalam

pencapaian tujuan dan misi organisasi.

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini

menggunakan 4 variabel sebagai berikut:

Variabel kemampuan pemakai diukur menggunakan 3 item pertanyaan yang

diadaptasi dari Almilia dan Briliantien (2007). Indikator pengukuran yang

dipakai mencakup: (1) Memiliki kemampuan yang berhubungan dengan sistem

komputer; (2) Memiliki kemampuan yang berhubungan dengan model sistem; (3)

Memiliki kemampuan dalam teknik analisis yang berhubungan dengan organisasi.

Variabel dukungan manajemen puncak diukur dengan menggunakan 5 item

pertanyaan yang diadaptasi dari Almilia dan Briliantien (2007). Indikator yang

digunakan adalah : (1) Manajemen puncak mahir dalam menggunakan komputer;

(2) Manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem

informasi; (3) Manajemen puncak secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi

sistem informasi; (4) Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap

kinerja sistem infomasi akuntansi; (5) Manajemen puncak sangat senang akan

ranting pemakaian sistem informasi dari departemen-departemen pemakai.

Variabel formalisasi pengembangan sistem diukur dengan menggunakan 5

item pertanyaan yang diadopsi dari Tjhai Fung Jen (2002) dalam Hutama (2017).

Indikator yang digunakan adalah: (1) Laporan proyek diserahkan sekapada

manajer departemen sistem informasi; (2) Dokumentasi pengembangan sistem

disiapkan dengan format yang telah distandarisasi; (3) Teknik waktu pencatatan

yang harus dilakukan setiap orang, telah disiapkan saat sistem informasi

disosialisasikan; (4) Biaya pengembangan sistem informasi dialokasikan ke

pengembangan sistem infomasi perbagian; (5) Melakukan pengenalan terhadap

pengendalian sistem informasi berbasis komputer pada pengembangan sistem

infomasi.

Variabel program pelatihan dan pendidikan diukur dengan menggunakan 5

item pertanyaan yang diadaptasi dari Tjhai Fung Jen (2002) dalam Almilia dan

6

Brilliantien (2007) dan Sulistiyarini (2008) dalam Hutama (2017) . Indikator yang

digunakan: (1) Perusahaan memiliki program pelatihan dan pendidikan mengenai

cara pemakai sistem; (2) Adanya keuntungan yang di dapatkan dari pogram-

program pelatihan dan pendidikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan sampel seluruh karyawan yang terlibat mengggunakan

sistem informasi akuntansi, maupun sistem informasi manajemen. Kuesioner yang

disebar sejumlah 39 buah kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali 34 buah dan

kuesioner yang dapat di olah sejumlah 32 buah

Tabel 1.Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

1. Jumlah kuesioner yang disebar

2. Jumlah kuesioner tidak kembali

3. Jumlah kuesioner yang kembali

4. Jumlah kuesioner tidak lengkap

5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah

39

5

34

2

32

Total Kuesioner 39

Respon Rate 100%

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menjelaskan deskripsi data dari semua variabel dalam

penelitian ini. Statistik diskriptif dalam penelitian ini memberi gambaran tentang

variabel-variabel yang dapat dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata

(mean) dan standar deviasi. Hasil statistik diskriptif dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi 32 25,00 40,00 32,625

2,90439

Kemampuan Pemakai 32 8,00 15,00 11,5625

1,36635

7

Dukungan Manajemen Puncak 32 14,00 25,00 20,7812

2,25380

Formalisasi Pengembangan Sistem 32 13,00 22,00 20,0312

1,71303

Program Pelatihan dan Pendidikan 32 16,00 25,00 20,9375

1,77686

Valid N (listwise) 32

Sumber: Output Excel, 2019

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa variabel kinerja sistem

informasi akuntansi memiliki nilai minimum 25, nilai maksimum 40, mean sebesar

32,625 dan nilai standar deviasi sebesar 2,90439. Variabel kemampuan pemakai

memiliki nilai minimum 8, nilai maksimum 15, rata-rata 11,5625 dan standar deviasi

sebesar 1,36635. Variabel dukungan manajemen puncak memiliki nilai minimum 14,

nilai maksimum 25, rata-rata 20,7812 dan standar deviasi sebesar 2,25380. Variabel

formalisasi pengembangan sistem memiliki nilai minimum 13, nilai maksimum 22,

rata-rata 20,0312 dan standar deviasi sebesar 1,71303. Variabel program pelatihan dan

pendidikan memiliki nilai minimum 16, nilai maksimum 25, rata-rata 20,9375 dan

standar deviasi sebesar 1,77686.

3.2 Uji Validitas

Alat uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut). Teknik yang

digunakan adalah pearson corelation product moment. Jika r hitung lebih besar dari r

tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan

valid. Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan program SPSS 24.0 adalah

sebagai berikut :

3.2.1 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Tabel 3.Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Item rhitung rtabel Keterangan

KSIA1

KSIA2

KSIA3

KSIA4

KSIA5

KSIA6

KSIA7

0,710

0,624

0,764

0,831

0,743

0,742

0,766

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2019

8

3.2.2 Kemampuan Pemakai

Tabel 4.Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pemakai

Item rhitung rtabel Keterangan

KP1

KP2

KP3

0,792

0,896

0,812

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2019

3.2.3 Dukungan Manajemen Puncak

Tabel 5.Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak

Item rhitung rtabel Keterangan

DMP1

DMP2

DMP3

DMP4

DMP5

0,714

0,500

0,540

0,591

0,813

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2019

3.2.4 Formalisasi Pengembangan Sistem

Tabel 6.Hasil Uji Validitas Variabel Formalisasi Pengembangan Sistem

Item rhitung rtabel Keterangan

FPS1

FPS2

FPS3

FPS4

FPS5

0,765

0,392

0,796

0,851

0,716

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2019

3.2.5 Program Pelatihan dan Pendidikan

Tabel 7.Hasil Uji Validitas Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan

Item rhitung rtabel Keterangan

PPP1

PPP2

PPP3

PPP4

PPP5

0,752

0,821

0,748

0,819

0,707

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2019

3.3 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Reliabilitas instrumen penelitian diuji

9

menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih

besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau

reliabel (Ghozali, 2011). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS

24.0 didapatkan hasil uji reliabilitas untuk variabel kemampuan pemakai, dukungan

manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, serta pogram pelatihan dan

pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dalam tabel 4.8 berikut ini

disajikan hasil uji reabilitas.

Tabel 8.Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Cronbach's

Alpha

Level Cronbach's Keterangan Alpha

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Kemampuan Pemakai

Dukungan Manajemen

Puncak

0,862

0,766

0,628

0,600

0,600

0,600

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Formalisasi Pengembangan

Sistem

Program Pelatihan dan

Pendidikan

0,750

0,796

0,600

0,600

Reliabel

Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2019

3.4 Uji Normalitas

Suatu penelitian yang menggunakan model regresi membutuhkan uji normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah p-value, apabila

nilai p- value> 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan

apabila jika p- value< 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi

normal.

Tabel 9.Hasil Uji Normalitas Data

Kolmogorov-

Smirnov

Sig (2-tailed) p-value Keterangan

Unstandardized

Residual

0,129 0,190 p > 0,05 Data terdistribusi

normal

Sumber: Data primer diolah, 2019

10

Dari tabel 9 diatas diketahui bahwa nilai Kolmogorov-smirnov sebesar 0,129

dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,190 > 0,05 (p>0,05). Dari hasil tersebut dapat

dinyatakan bahwa data residual model regresi terdistribusi normal.

3.5 Uji Multikolinieritas

Tabel 10.Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

0,883 1,133 Tidak terjadi

multikolinearitas

Dukungan Manajemen

Puncak

0,884 1,131 Tidak terjadi

multikolinearitas

Formalisasi

Pengembangan Sistem

0,795 1,258 Tidak terjadi

multikolinearitas

Program Pelatihan dan

Pendidikan

0,847 1,181 Tidak terjadi

multikolinearitas

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan pada tabel 10 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada

sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau di atas 0,1.

Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut bebas

multikolinearitas.

3.6 Uji Heterokdastisitas

Tabel 11.Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig. p-value Keterangan

Kemampuan Pemakai 0,418 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas

Dukungan Manajemen

Puncak

0,362 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas

Formalisasi

Pengembangan Sistem

0,064 p>0,05 Bebas heteroskedostisitas

Bebas heteroskedostisitas Program Pelatihan dan

Pendidikan

0,481 p>0,05

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan tabel 11 dapat diambil kesimpulan bahwa nilai p>0,05 atau tidak

signifikan pada α=5%, yang berarti bahwa tidak ada masalah heteroskedostisitas pada

penelitian ini.

11

3.7 Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik analisis

regresi berganda. Perhitungan model regresi linear berganda dilakukan dengan SPSS

24.0. Analisis ini digunakan untuk menguji adanya pengaruh dari variabel kesadaran

wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan persepsi atas efektivitas

sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil pengujian tersebut dapat

dilihat pada tabel 12

Tabel 12.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel B T Sig. Keterangan

(Constant)

Kemampuan Pemakai

Dukungan Manajemen

Puncak

Formalisasi

Pengembangan Sistem

Program Pelatihan dan

Pendidikan

10,639

0,660

0,247

0,581

-0,312

2,013

0,242

2,106

-1,213

0,054

0,225

0,045

0,236

H1 diterima

H2 ditolak

H3 diterima

H4 ditolak

Sumber: Data primer diolah, 2019

Hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 12 secara sistematis dapat

ditulis persamaannya sebagai berikut:

KSIA = 10,639 + 0,660 KP – 0,247 DMP + 0,581 FPS - 0,312 PPP + ɛ

Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut:

1. Koefeisien regresi pada variabel kemampuan pemakai sebesar 0,660, tanda

positif menunjukkan bahwa apabila kemampuan pemakai meningkat, maka

kinerja sistem informasi akuntansi juga akan meningkat. Begitu pula

sebaliknya apabila kemampuan pemakai menurun, maka kinerja sistem

infomasi akuntansi juga akan menurun.

2. Koefisien regresi pada variabel dukungan manajemen puncak sebesar 0,247,

tanda positif menunjukkan bahwa apabila dukungan manajemen puncak

meningkat, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat. Begitu

pula sebaliknya apabila dukungan manajemen puncak menurun, maka kinerja

sistem informasi akuntansi juga akan menurun.

3. Koefeisien regresi pada variabel formalisasi pengembangan sistem sebesar

0,581, tanda positif menunjukkan bahwa apabila formalisasi pengembangan

sistem yang diberikan baik, maka kinerja sistem informasi akuntansi juga akan

12

meningkat. Begitu pula sebaliknya apabila formalisasi pengembangan sistem

yang diberikan buruk, maka kinerja sistem informasi akuntansi juga akan

menurun.

4. Koefeisien regresi pada variabel program pelatihan dan pendidikan sebesar -

0,312, tanda negatif menunjukkan bahwa apabila program pelatihan dan

pendidikan meningkat, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan

menurun. Begitu pula sebaliknya apabila program pelatihan dan pendidikan

menurun, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat

3.8 Pembahasan

3.8.1 Pengaruh Kemampuan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Hipotesis pertama dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa

kemampuan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel kemampuan

pemakai yaitu sebesar 2,013 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,054 < 0,10

sehingga H1 diterima artinya kemampuan pemakai berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi secara statistik signifikan pada taraf

signifikansi 10%. Artinya baik atau tidaknya kemampuan pemakai yang

digunakan pemakai sistem informasi akuntansi, mempunyai pengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi.

Apabila pemakai sistem informasi akuntansi memiliki tingkat kemampuan

dalam mengoperasi sistem yang diperoleh dari pendidikan atau pengalaman

dalam menggunakan sistem informasi akan meningkatkan kepuasan dalam

menggunakan sistem tersebut, sehingga akan terus menggunakan sistem

informasi akuntansi dan terus menggunakannya dalam membantu

menyelesaikan pekerjannya, karena pemakai memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang memadai terkait sistem informasi.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Marsa, et,al

(2014) dan Dwinanto dan Acep (2016) yang menunjukkan bahwa kemampuan

pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

3.8.2 Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

13

Hipotesis kedua dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa dukungan

manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel dukungan

manajemen puncak yaitu sebesar 1,242 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,225

> 0,05 sehingga H2 ditolak yang berarti bahwa dukungan manajemen puncak

tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi secara statistik

signifikan pada taraf signifikansi 5%. Artinya baik atau tidaknya dukungan

manajemen puncak yang diberikan kepada pemakai sistem informasi akuntansi,

tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Dukungan yang diberikan manajemen puncak kepada sistem informasi

akuntansi salah satu faktor yang penting dalam mencapai kesuksesan sistem

informasi akuntansi. Manajeman puncak memiliki pengaruh untuk

mensosialisasikan pengembangan sistem informasi yang memungkinkan

pengguna untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan akan berpengaruh

pula pada kepuasan pengguna.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Gede dan I

Made Sadha (2014) yang menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak tidak

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Namun, berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ronna Wati et.al (2014), Rizki Marisa et.al

(2014), dan Dwinanto dan Acep (2016) yang menunjukkan bahwa dukungan

manajemen puncak mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.

3.8.3 Pengaruh Formalisasi Pengembangan Sistem terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Berdasarkan hipotesis ketiga membuktikan bahwa formalisasi pengembangan

sistem berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel formalisasi pengemangan sistem yaitu

sebesar 2,106 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 sehingga H3

diterima yang berarti bahwa formalisasi pengembangan sistem berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi secara statistik signifikan pada taraf

signifikansi 5%. Artinya semakin meningkatnya formalisasi pengembangan

sistem, maka semakin baik pula kinerja sistem informasi akuntansi. Sebaliknya,

14

apabila formalisasi pengembangan sistem menurun maka tingkat kinerja sistem

informasi akuntansi juga akan menurun.

Fomalisasi pengembangan sistem merupakan bagian dalam pengembangan

sistem informasi akuntansi. Pengembangan sistem informasi diperlukannya suatu

perencanaan dan pelaksanaan yang harus berhati-hati agar tidak perjadinya suatu

penolakan terhadap sistem yang dikembangkan.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh I Dewa Gede dan I Made Sadha (2014) yang menunjukkan bahwa

formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

3.8.4 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Berdasarkan hipotesis keempat membuktikan bahwa program pelatihan dan

pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji t pada variabel program pelatihan dan pendidikan

yaitu sebesar -1,213 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,236 > 0,05 sehingga H4

ditolak yang berarti bahwa program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi secara statistik signifikan pada taraf

signifikansi 5%. Artinya baik atau tidaknya program pelatihan dan pendidikan

yang diberikan kepada pemakai sistem informasi akuntansi, tidak mempunyai

pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Program pelatihan dan pendidikan juga berperan dalam kinerja sistem

informasi akuntansi. Kekurangan pada program pelatihan dan pendidikan karena

perusahaan atau organisasi kurang matangnya konsep maupun rancangan pada

program tersebut. Perlunya konsep dan perancanaan yang matang sehingga

program tersebut dapat diaplikasikan lebih maksimal sehingga dapat

meningkatkan kemampuan penggunanya pada sistem informasi.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh I Dewa Gede

dan I Made Sadha (2014) dan Dwinanto dan Acep (2016) bahwa program

pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

15

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh

kemampuan pemakai, dukungan manajemen puncak, formalisasi

pengembangan sistem, dan program pelatihan dan pendidikan terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi di RS Islam Klaten. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Kemampuan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi, sehingga H1 diterima.

b. Dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi, sehingga H2 ditolak.

c. Formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi, sehingga H3 diterima.

d. Program pelatihan dan Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi, sehingga H4 ditolak.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari dalam melakukan penelitian ini terdapat keterbatasan yang

dialami. Keterbatasan ini perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan

melakukan penelitian maupun para pembaca. Keterbatasan pada penelitian ini

semoga tidak mengurangi manfaat yang ingin dicapai dan dapat diatasi oleh

peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

a. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner

dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga memungkinkan bahwa

jawaban dari responden tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya

dikarenakan kondisi tertentu masing-masing responden.

b. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independen sehingga

hasil penelitian ini belum maksimal untuk variasi terhadap variabel

dependen.

c. Lingkup penelitian terbatas hanya pada pemakai sistem informasi di RS

Islam Klaten, dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini juga terbatas,

sehingga hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan tempat lainnya.

16

4.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang

bermanfaat diantaranya:

a. Peneliti diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan

jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya.

b. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel independen dan

menambah sampel penelitian untuk membuktikan kembali variabel dalam

penelitian ini.

c. Lingkup penelitian dan waktu penelitian yang digunakan terbatas, diharapkan

pada peneliti selanjutnya untuk menambah tempat yang telah menggunakan

sistem informasi yang lain serta menambah waktu penelitian yang digunakan.

d. Diharapkan dukungan manajemen puncak lebih ditingkatkan lagi dan lebih

diberi dorongan para pemakai sistem informasi dan dapat meningkatkan

kinerja sistem informasi akuntansi.

e. Program pelatihan dan pendidikan juga lebih ditingkatkan lagi, agar pemakai

sistem informasi akuntansi dapat menggunakannya lebih baik lagi dan dapat

meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Irmaya Briliantien. 2007. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum

Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”. STIE PERBANAS Surabaya

Ananda, Riski Marisa, Kamaliah dan Al Azhar L. 2014. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Perbankan Di Kota

Pekanbaru”. JOM FEKON. Vol.1, No.2

Anggadini, Sri Dewi. 2014. “The Effect of Top Management Support and Internal

Control of the Accounting Information System Quality and Its Implications on

the Accounting Information Quality”. Proceedings of International

Conference on Economics and Social Sceinces (ICESS-2014)

Artanaya dan I Ketut Yadnyana. 2016. “Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Kemampuan Pemakai Sebagai

Variabel Moderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (2016) 1482-

1509.

17

Bodnar dan William. 1996. Sistem Informasi Akuntansi. Buku 1. Salemba Empat.

Jakarta.

Dalimunthe, Ronna Wati, Restu dan Ruhul. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan

Perhotelan Yang Ada Di Riau Dan Sumatera Barat”. JOM FEKON Vol.1

No.2

Endaryati, Eni. 2016. ”Pengaruh Ukuran Organisasi, Partisipasi Pengguna,

Dukungan Manajemen Puncak, Program pelatihan dan Teknik Personal

Sistem Terhadap Kinerja Sistem Infomasi Akuntansi (Survei UMKM Kota

Semarang). Jurnal Ilmiah Komputer Akuntansi STEKOM.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Hall, James A. 2001. “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta.

Hutama, Raka Cakra. 2017. “Pengaruh Keterlibatan Pemakai Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan

Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Bank Umum Kota Surakarta”. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi

Jogiyanto. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Infomasi: Pendekatan Terstruktur Teori

Dan Praktek Aplikasi Bisnis. ANDI. Yogyakarta

K, Tri Rama. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Mitra Pelajar. Surabaya

Kharisma dan Gede Juliarsa. 2017. “Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Kemampuan

Pemakai, Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (2017) 2527-

2555.

Rahmawati, Sarah Aulia dan Dudi Pratomo. 2015. “Pengaruh Partisipasi Pengguna

Sistem Informasi Dan Kemampuan Pengguna Sistem Informasi Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Terhadap Karyawan Pengguna

Sistem Informasi Akuntansi AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpadu)

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten). e-Proceeding of

Management: Vol.2, No.3, Page 3131

Rosylowati, Rezanisa dan Cahyaning Dewi Handayani. 2017. “Pengaruh

Keterlibatan Pengguna Dalam Pengembangan Sistem, Program Pelatihan

Dan Pendidikan Pengguna, Dukungan Manajemen Puncak Dan Kemampuan

Teknik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus

Pada RS. PKU Muhammadiyah Surakarta)”. Seminar Nasional Dan The

Call for Syariah Paper.

18

Saebani dan Anita. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi”. Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, Humaniora.

Supriyanto dan Machfudz. 2010. “Metodologi Riset Manajemen Sumberdaya

Manusia”. UIN-Maliki Press. Malang.

Susetyo, Dwinanto Priyo. 2016. “Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik

Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”. Simposium

Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2016.

Utama dan I Made Sadha Suardikha. 2014. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa”. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3, ISSN: 2302-8556, hal 728-746.