yagiela

17
Yagiela, J.A., Dowd, F.J. & Neidle, E.A., 2004. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry , Mosby Semenjak diketemukannya penisilin ataupun obat-obat sulfa pada tahun 1930 an, sampai saat ini berbagai jenis antibiotika dan kemoterapetika banyak sekali ditemukan dan dikembangkan, baik dengan teknik sintesis ataupun semisintesis. Pengembangan obat-obat golongan ini merupakan suatu tonggak kemajuan dalam dunia pengobatan, oleh karena berbagai penyakit infeksi dapat diobati secara efektif atau pada beberapa keadaan dapat dicegah terjadinya kecacadan. Contoh yang paling jelas adalah menurunnya kejadian demam rematik semenjakdigunakannya penisilin dalam klinik sebagai profilaksi primer untuk infeksi streptokokus beta hemolitikus (1),walaupun jelas penurunan ini bukan semata-mata andil pemakaian antibiotika, tetapi juga karena membaiknya kondisi sosial-ekonomi. Penemuan berbagai antibiotika dan kemoterapetika baru juga telah memungkinkan perkembangan dalam bidang kedokteran lain, misalnya transplantasi organ, operasi pemasangan protesa (misalnya katup jantung), terapi keganasan dan lain- lain, yang tidak dapat dilepaskan dari peranan pemakaian antibiotika yang efektif. Ketersediaan berbagai jenis antibiotika dalam klinik ternyata juga membawa dampak kesulitan bagi para praktisi terutama dalam melakukan pemilihan antibiotika secara tepat, mana yang paling aman dan efektif pada seorang pasien. Cepatnya penemuan berbagai jenis antibiotika baru, sayangnya tidak diikuti secara sepadan oleh berkembangnya prinsip-prinsip/sistematika terapi antibiotika dalam klinik. Di samping itu sering kali praktisi menghadapi kesulitan dalam pemilihan antibiotika oleh karena gambaran sistematika pembagian (klasifikasi) dari berbagai jenis antibiotika dan kemoterapetika ini kurang banyak dimengerti. Jadi secara ringkas kesulitan yang sering dihadapi adalah,

Upload: ivhatry-rizky-octavia

Post on 24-Jul-2015

115 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Yagiela

Yagiela, J.A., Dowd, F.J. & Neidle, E.A., 2004. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry , Mosby

Semenjak diketemukannya penisilin ataupun obat-obat sulfa pada tahun 1930 an, sampai saat ini berbagai jenis

antibiotika dan kemoterapetika banyak sekali ditemukan dan dikembangkan, baik dengan teknik sintesis

ataupun semisintesis. Pengembangan obat-obat golongan ini merupakan suatu tonggak kemajuan dalam dunia

pengobatan, oleh karena berbagai penyakit infeksi dapat diobati secara efektif atau pada beberapa keadaan

dapat dicegah terjadinya kecacadan. Contoh yang paling jelas adalah menurunnya kejadian demam rematik

semenjakdigunakannya penisilin dalam klinik sebagai profilaksi primer untuk infeksi streptokokus beta

hemolitikus (1),walaupun jelas penurunan ini bukan semata-mata andil pemakaian antibiotika, tetapi juga

karena membaiknya kondisi sosial-ekonomi. Penemuan berbagai antibiotika dan kemoterapetika baru juga

telah memungkinkan perkembangan dalam bidang kedokteran lain, misalnya transplantasi organ, operasi

pemasangan protesa (misalnya katup jantung), terapi keganasan dan lain-lain, yang tidak dapat dilepaskan dari

peranan pemakaian antibiotika yang efektif.

Ketersediaan berbagai jenis antibiotika dalam klinik ternyata juga membawa dampak kesulitan bagi para

praktisi terutama dalam melakukan pemilihan antibiotika secara tepat, mana yang paling aman dan efektif pada

seorang pasien. Cepatnya penemuan berbagai jenis antibiotika baru, sayangnya tidak diikuti secara sepadan oleh

berkembangnya prinsip-prinsip/sistematika terapi antibiotika dalam klinik. Di samping itu sering kali praktisi

menghadapi kesulitan dalam pemilihan antibiotika oleh karena gambaran sistematika pembagian (klasifikasi)

dari berbagai jenis antibiotika dan kemoterapetika ini kurang banyak dimengerti. Jadi secara ringkas kesulitan

yang sering dihadapi adalah,

Bagaimana sebenarnya sistematika pembagian antibiotika secara keseluruhan, dan di mana tempat dan

peran dari masing-masing jenis antibiotika. Bukannya klasifikasi ini tidak ada sama sekali, tetapi justru

yang diperlukan adalah klasifikasi yang praktis dalam pemakaian klinik. Klasifikasi yang ada terutama

berdasarkan tempat dan mekanisme kerja antibiotika terhadap kuman, yang secara praktis agak sulit

dipakai sehari-hari dalam klinik.

Bagaimana menelaah, membandingkan berbagai alternatif antibiotika dan kemoterapetika yang ada dan

membuat langkah-langkah keputusan pemilihan antibiotika dalam menghadapi suatu kasus infeksi.Dua

masalah di atas, ditambah dengan kelangkaan informasi yang obyektif mengenai antibiotika serta faktor-

faktor lain seperti adanya kepercayaan yang keliru mengenai manfaat antibiotika (misalnya antibiotika

diperlukan lebih banyak pada populasi dengan malnutrisi), tekanan pasien dan lain-lain, mendorong

terjadinya berbagai bentuk ketidak tepatan dan ketidak rasionalan pemakaian. Masalah ketidak tepatan

pemakaian antibiotika dalam klinik merupakan hal yang serius oleh karena kemungkinan dampak

negatif yang mungkin terjadi misalnya tidak tercapainya tujuan terapi (yakni penyembuhan atau

pencegahan infeksi), atau meningkatnya jenis-jenis kuman yang resisten. Salah satu contoh yang sering

Page 2: Yagiela

kita lihat sehari-hari, untuk infeksi saluran pernafasan akut yang ringan, yang belum tentu karena

kuman, sebagian besar kasus yang datang di puskesmas (+ 90%) selalu mendapatkan antibiotika (2), dan

umumnya yang diberikan adalah tetrasiklin.

Pola pemakaian antibiotika secara serampangan ini akan memberikan dampak negatif dari dua segi.

Pertama, terjadinya pemborosan biaya karena pemakaian antibiotika untuk kasus-kasus yang sebagian

mungkin sebenarnya tidak memerlukannya. Kedua, misalnya pada faringitis streptokokus yang notabene

memerlukan pengobatan antibiotika secara penuh (dengan penisilin, eritromisin atau yang lain) pengobatan

dengan tetrasiklin tidak akan dapat mencegah terjadinya demam rematik jika infeksinya karena beta

streptokokus hemolitikus. Masih banyak contoh ketidak tepatan pemakaian antibiotika dalam klinik,

misalnya pemakaian antibiotika pada kasus-kasus diare akut (2,3), pemakaian antibiotika profilaksi pada

tindakan operatif, di mana sering terjadi kekeliruan dalam pemilihan jenis antibiotika, waktu dan lama

pemberian, dan sebagainya.Dari uraian ini, maka dipandang perlu untuk membahas secara ringkas dan

praktis bagaimana peta klasifikasi antibiotika saat ini, bagaimana memilih dan memakainya dalam klinik.

Secara rinci sifat-sifat farmakologik dari berbagai jenis antibiotika tidak dikupas mendalam di sini, sehingga

dianjurkan untuk mengacu kepada sumbersumber pustaka yang sesuai.

II. PEMBAGIAN JENIS ANTIBIOTIKA

Seperti diuraikan di depan, klasifikasi antibiotika dan kemoterapetika yang sering dianjurkan dan digunakan

adalah berdasarkan bagaimana kerja antibiotika tersebut terhadap kuman, yakni antibiotika yang bersifat primer

bakteriostatik dan antibiotika yang bersifat primer bakterisid (4). Yang termasuk bakteriostatik di sini misalnya

sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam

paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat bakteriostatik bekerja dengan mencegah pertumbuhan kuman, tidak

membunuhnya, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Sedangkan antibiotika

yang bakterisid, yang secara aktif membasmi kuman meliputi misalnya penisilin, sefalosporin, aminoglikosida

(dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.

Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa

kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus

dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid. Secara klasik

selalu dianjurkan bahwa kombinasi antibiotik bakterisid dan bakteriostatik akan merugikan oleh karena

antibiotik bakterisid bekerja pada kuman yang sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan jenis bakteriostatik

akan memperlemah efek bakterisidnya. Tetapi konsep ini mungkin tidak bisa begitu saja diterapkan secara luas

dalam klinik, oleh karena beberapa kombinasi yang dianjurkan dalam klinik misalnya penisilin (bakterisid) dan

kloramfenikol (bakteriostatik) justru merupakan alternatif pengobatan pilihan untuk meningitis bakterial yang

Page 3: Yagiela

umumnya disebabkan oleh kuman Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae (5).Pembagian lain juga

sering dikemukakan berdasarkan makanisme atau tempat kerja antibiotika tersebut pada kuman, yakni (6),

Antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman, termasuk di sini adalah

basitrasin,sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.

Antibiotika yang merubah permeabilitas membran sel atau mekanisme transport aktif sel. Yang

termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin.

Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis protein, yakni kloramfenikol, eritromisin

(makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida.

Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam nukleat, yakni asam nalidiksat,

novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim.

Penisilin

Penisilin merupakan salah satu kelompok antibiotik yang paling penting. Walaupun banyak antibiotik lain yang

telah diproduksi, namun penggunaan penisilin masih sangat luas. Penisilin itu sendiri merupakan grup antibiotik

yang memiliki inti berbentuk cincin yang sering disebut sebagai cincin beta laktan (-lactam ring).

a) Klasifikasi

Penisilin pada dasarnya merupakan rantai siklik dipeptide yang terdiri dari dua asam amino (D-valine dan L-

lysin). Namun sesuai dengan perkembangannya, sekitar tahun 1958 dimulailah penambahan “rantai” baru

pada cincin -lactam dan cincin thiazolidine. beberapa mineral (sodium, potassium, procaine, benzathine)

juga ditambahakan untuk kebutuhan farmakokinetik. Sehingga berdasarkan modifikasi yang telah

dilakukan,munculah empat kelas besar dari penisilin:

1) Penisilin G dan turunannya

Penisilin jenis ini sangat ampuh membasmi bakteri gram positif namun sangat mudah dihidrolisis

oleh penisilinase (-lactamase).

ex: Penisilin G, Penisilin V, Benzathine penisilin G, procain penisilin G, Procain+benzathine

penisilin G

2) Penisilin resisten -lactamase (penisilin anti stafilokokus)

Penisilin jenis ini resisten terhadap enzim -lactamase yang dihasilkan oleh stafilokokus. Sehingga

ampuh terhadap stafilokokus dan streptokokus. Namun tidak bisa membasmi bakteri gram negatif

batang, enterokokus, bakteri anaerob.

ex: Methicilin, Nafcilin, oxacilin, cloxacilin, dicloxacilin

3) Penisilin spektrum diperluas(penisilin anti-pseudomonas)

Page 4: Yagiela

Penisilin jenis ini memiliki spektrum antibakteri serta memiliki aktivitas yang lebih tinggi terhadap

organisme-organisme gram negatif. Selain itu, obat jenis ini juga dapat membunuh Pseudomonas.

Namun, mudah dirusak oleh penisilinase.

ex: Ampicilin, bacampicilin, amoxicilin, carbenicilin indanyl, ticarcilin, mezlocilin, piperacilin.

4) Penisilin dengan -lactamase inhibitor

Penisilin jenis ini memiliki agen yang mampu mengikat, secara irreversible, sisi katalis penisilinase

untuk mencegah terjadinya hidrolisis dari cincin -lactam pada antibiotik.

ex: clavulanate + amoxicilin, ampicilin + sulbactam, piperacilin + tazobactam, ticarcilin

+clavulanate.

b) Mekanisme Aksi

Obat-obatan yang mengandung cincin -lactam mempunyai mekanisme kerja antibakteri dengan cara

merusak pembentukan dinding sel. Lebih tepatnya penisilin mengganggu tahap akhir dari pembentukan

dinding sel. Tahap akhir dari pembentukan dinding sel adalah reaksi transpeptidasi yang melibatkan

perpindahan enzimatik dari ujung D-ala. Dengan adanya penisilin, cincin -lactam akan menjadi inhibitor

yang kompetitif pada enzim-enzim yang terlibat sehingga cross link dari jembatan pentapeptide menjadi

tidak kuat dan dinding sel menjadi lisis.

Namun pada beberapa jenis bakteri, cincin -lactam memiliki mekanisme tambahan yaitu, pengaktifan enzim

muramyl sintetase yang bertanggung jawab terhadap pemisahan dari sel anak pada proses pembelahan.

Namun, jika enzim ini terus diproduksi tanpa adanya proses pembelahan sel bakteri maka akan menyebabkan

autolisis dari dinding sel bakteri.

c) Farmakokinetik

Sepertiga dari Penisilin G diberikan secara oral dan diserap di usus, namun karena proses penyerapan di usus

yang kurang baik maka untuk pemberian dengan cara oral dosis harus dilipatgandakan sebanyak empat atau

lima kali dibandingkan dengan dosis pemberian secara parenteral. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan

proses absorpsi obat. Pemberian penisilin ini sebaiknya 30 menit sebelum makan atau 2 jam sesudahnya 60%

dari penisilin G berada di albumin setelah terabsorpsi, namun keberadaanya juga ditemukan di hati, empedu,

ginjal, cairan semen, cairan sendi, pembuluh limpe. Namun ketika terjadi meningitis, penisilin jenis ini juga

bisa ditemukan di cairan serebrospinal. Ekskresi penisilin melalui urine. 60-90% pemberian penisilin secara

intramuscular akan dieliminasi dalam bentuk urine. Waktu paruh untuk penisilin berkisar 30 menit.

Meticilin dan nafcilin juga memiliki sifat yang sama dengan penisilin G. Tetapi dalam pemberiannya tidak

perlu memerhatikan apakah perut dalam keadaan kosong atau penuh. Kadar dalam plasmanya setelah satu

Page 5: Yagiela

jam berkisar 8g/ml. Obat ini juga terkonsentrasi di cairan serebrospinal pada terapi meningitis yang

disebabkan oleh stafilokokus.

Sedangkan untuk penisilin V karena obat ini stabil dalam keadaan asam, pemberian secara oral jauh lebih

baik efeknya selain itu penyerapan di usus juga lebih baik.

Untuk dicloxacillin dan ampicillin pemberian secara oral merupakan cara pemberian yang aman dan dapat

diabsoprsi secara baik, namun sebaiknya diberikan saat perut dalam keadaan kosong, 1 jam sebelumatau 2

jam sesudah makan. Obat-obat ini setelah satu jam konsentrasi plasma nya mencapai 5-15g/ml. Proses

dialisis peritoneal tidak mampu menghilangkan kadar ampisilin, namun lain halnya dengan dialisis ginjal.

Obat ini diekskresi secara cepat oleh ginjal. Juga terdapat proses eliminasi hepatik oleh empedu. Ampisilin

juga diekskresi melalui feses dalam jumlah yang sedikit.

Untuk penisilin anti pseudomonas seperti ticarsilin, piperasilin, mezlosilin dan carbenisilin ekskresinya

melalui urin. Namun cara pemberian untuk mezlosilin cukup unik. Mezlosilin tersedia dalam bentuk bubuk

yang harus dilarutkan untuk kemudian di suntikkan.

d) Efek Samping

Efek samping dari penggunanaan penisilin dapat berupa reaksi alergi dan reaksi non alergi.

Reaksi alergi ini terjadi dengan peluang sebesar 0,7%-4%. Manifestasi dari alergi penisilin dapat berupa

ruam maculopapular, ruam urtikaria, demam, spasme bronkial, vasculitis, serum sickness, dermatitis,

sindrome Steven-Johnson dan anaphylaxis. Manifestasi ini biasanya tidak akan hilang selama satu atau dua

minggu walaupun pemberian antibiotik sudah dihentikan.

Reaksi alergi pada penisilin ini lebih jarang terjadi pda anak-anak. Kasus mematikan dari alergi penisilin ini

kebanyakan menimpa orang dewasa dikarenakan fungsi dari jantung yang sudah tidak terlalu prima.

Reaksi alergi yang paling serius yang dapat disebabkan oleh penisilin adalah angioedema dan anafilaksis.

Amgioedeme ditandai dengan pembengkakan pipi, lidah, wajah dan jaringan periorbital yang kadang disertai

dengan asma, biasa disebut dengan giant hives. Sedangkan reaksi anafilaksis terjadi setelah pemberian

penisilin dengan cara penyuntikkan, oral bahkan secara intradermal. Asma parah, sakit di bagian perut, mual

dan muntah, lemah, tekanan darah yang berkurang, dan diare dapat dikatakan sebagai tanda-tanda reaksi

anafilaksis.

Page 6: Yagiela

Reaksi alergi pada penisilin juga dapat digolongkan berdasarkan waktunya. Reaksi IgE segera terjadi dalam

hitungan detik sampai satu jam setelah pemberian penisilin. pada kasus ini biasanya mematikan. Reaksi

akselerasi terjadi antara 1-72 jam yang ditandai dengan angioedema atau urticaria. Sedangkan reaksi lambat

terjadi setelah 72 jam, dimana biasanya sudah dikategorikan sebagai reaksi Gell dan Coomb tipe II dan tipe

IV. Reaksi Gell dan Coomb ini berkaitan dengan IgE.

Untuk reaksi non-alergi melibatkan ticarsilin, mezlosilin dan piperasilin yang menyebabkan waktu koagulasi

yang abnormal. Selain itu penggunaan penisilin resisten terhadap penisilinase dapat menyebabkan fungsi hati

yang abnormal. Kelebihan kadar Na+ dapat terjadi sebagai akibat penggunaan penisilin anti-pseudomonal.

Dosis berlebih pada pemberian intravena dapat menyebabkan hyperexcitability dan halusinasi.

e) Kontraindikasi

Penisilin secara umum memiliki kontraindikasi terhadap obat antikoagulan coumarin karena dapat

menyebabkan perdarahan. Efek ini akan terjadi setelah 3 hari pemberian penisilin, namun akan kembali

normal setelah 72-96 jam. Perdarahan macam ini biasanya terjadi setelah pencabutan gigi. Selain itu penisilin

tentunya ber kontraindikasi dengan orang yang memiliki alergi penisilin.

Amoksisilin

a) Klasifikasi

Amoksisilin mmerupakan salah satu bagian dari keluarga Penisilin. Amoksisilin termasuk ke dalam

golongan Penisilin dengan spektrum diperluas, bersamaan dengan ampisilin dan bacampisilin atau biasa

disebut dengan keluarga aminopenisilin.

b) Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari amoksisilin sama dengan mekanisme kerja dari penisilin, yaitu mengganggu tahap

kahir pembentukan dinding sel bakteri. Dimana inti -lactam menjadi inhibitor kompetitif bagi enzim-enzim

yang terlibat dalam pembentukan akhir pepptidoglikan, sehingga dinding yang terbentuk tidak stabil, bakteri

tidak mampu mengontrol tekanan osmotiknya dan kemudian dinding sel hancur.

c) Farmakokinetik

Pemberian amoksisilin dapatdilakukan secara oral karena amoksisilin stabil di keadaan asam sehingga

penyerapan di usus berlangsung cukup baik. Konsentrasi plasma dari amoksisilin dua klai lebih besar

dibanding ampisilin. Pengabsorpsiannya juga tidak bergantung pada ada tidaknya makanan karena

amoksisilin ini memiliki kemampuan untuk diabsorpsi tubuh yang lebih sempurna dibanding ampisilin. Obat

ini di ekskresikan melalui urine.

Page 7: Yagiela

d) Efek Samping

Sekitar 5%-10% yang menerima amoksisilin mengalami pruritic rush yang biasanya dimulai pada tubuh lalu

meluas ke wajah, ekstremitas khususnya pada lutut dan siku. Ruam amoksisilin ini bersifat non alergi dan

tidak ada hubungannya dengan pembentukan antibody. Ruam ini akan timbul 24 jam sampai 28 hari setelah

pemberian obat dimulai,dan berlangsung selama 90 menit sampai 7 hari. Insiden dari ruam amoksisilin ini

sebesar 95% dari 100% yang menderitainfeksi cytomegalovirus ataupun mononukleosis dan 22%pada orang

yang diberikan ampisilin dan alopurinol.

e) Indikasi

Amoksisilin efektif terhadap penyakit:

Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis,

langritis.

Infeksi sluran cerna: disentri basiler.

Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.

Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

f) Kontraindikasi

Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilin.

Efektif

Efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.

Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S.

pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.

Amoksisilin kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Pendahuluan

Ikatan kimia :o Cincin Beta lactam>kunci dari struktur obat am yg penting

Mekanisme aksi o Menginhibisi enzim sintesis dinding bakterio Mengaktivaasi satu atau lebih enzim autolisis dinding sel, menyebabkan lisisnya bakterio Baktericidal

Resistensi bakteri

Beta lactamaseo Penicilinaseo Cepalosporinase

Beta laktamase inhibitor

Page 8: Yagiela

o Substansi yang mereversible ikatan dan menginactivasi beta laktamase dari bakteri

Bakteri resistance penicilinase

o Peniciclin >>>>>>>>>>>>> penicillin acid antibacterial activityMicroorganisme yg mampu memproduksi penicilinase:

s. aureus

bacillus sp

bacteriodes sp

e.coli

proteus sp

p.aureginosa

m.tuberculei

PeniciliN

Kimia: o Terdiri darim cincin thiazolidin yg terhubung dgn cincin beta laktamaseo derivat dari 6-aminopenicilanic acid

Mekanisme aksio Menginhibisi sintesis dinding bakteri > bactericidalo Combinasi dgn inactive transpeptidase, yg mana pada saat normal bertanggung jawab atas cross

lingking untaian glikopeptida dari dinding bakteriPharmako kinetic penicillin G dan V

Absorptiono Po

As.lambung menginaktivasinpenicilin G >>> 30% Penicillin v lbh stabil Mkanan menganggu absorpsi Pemberian pncl.G dan V : 1 jam sblm mkan atau 2-3 jam stlh mkan

o Sc atau im + probenecid , memperpanjang DOA (blok transport penicillin di tubulus proksimal ??????????

o Distribusi Sebagian ditubuh 60% pp Penetrasi buruk pada ocular, pericardial, CSF Obat pada hati, intestinum, ginjal, empedu, Semen, dan limph

o Ekskresi Pen G / im : 60-90%(dlm 1 jam)

Page 9: Yagiela

Sbag bsr mel ginjal

Efek farmakologi dan kegunaan medis

Penicillin G dan Vo Coccus gr.+o Coccis gr.-o Syphilis

Pen.g plg efektifInfekdi mikroba lain yg direspon oleh penicillin G :

o Aktif melawan bnyk bakt.anaerob oral dan msh digunakan luas pd infeksi oral, dental, paru2, jar.lunak yg disebabkan bakteri komensal mulut

o ???? pd gas gangrene (clostridium), anthrax, actynomycosis, infeksi listeriao Kebanyakan batang corynebacterium diphteriae sensitive thdp pencln G

Penicillin spectrum luas (ampicilin, amoxylin)

Efektif melawan gram + : e.coli, h.influenza, salmonella, shigella, proteus.spGonorrhea, sinusitis, otitis mediaUTIMeningitis

Anti pseudomonas penicillin (carbenicilin, ticarcilin, azlocilin, mezlocilin, piperacilin)

Sangat efektif digunakan untuk mengobati infeksi serius(bacteriemi, pneumoni, infeksi bum ???)Ketika pseudomonas mengancam kehidupan ,pncln dikombinasikan dgn gentamisin, amikasin, tobramicin,

KOMBINASI PENICILIN DAN BETA LAKTAMASE INHIBITOR

AmoXilin – ClaVUlanateDigunakan utk infeksI yg DIsebabKaN OLEH BATANG

YANG MEMPRODUKSI BETA LAKTAMASE CTH H.INFLUENZA, B.CATHARHALIS S.AUREUS, E.COLI, KLEIBSELA, ENTEROBACTER

TICARCILIN-CLAVULANATEAMPICILIN-SULBACTANDIGUNAKAN UTK MENGOBATI INFEKSI INTRA ABDOMINAL DAN GYNECOLOGY

Efek samping

Reaksi hiper sensitivitas (5-20%)o Ampicilin : paling tinggi insidensina pada rasho reaksi Anaphylactic (1:50.000)

REaksi rekuren dan cross-sensitifityo Pada pasien yang alergi penicillin

Infeksi serius dari gr.+ dignti oleh vancomycin Altrnattv untuk infeksi lain;erythromycin,trimetropin-

sulfametoksazol,aminoglicosid,ciprofloksasin

Page 10: Yagiela

E.S lainnya : o Gang. GI : PO ampicilin diareo Nepfrotoksik,jarang, hanapada pasien dgn gang.fungsi renalo Super infeksi : perubahan Flora mulut

Insidensi rendah : pen.G Insidensi tinggi : ampicilin,carbenicilin

PENISILIN

1. Sistem cincin penisilin merupakan suatu cincin β laktam segi empat dan satu cincin tiazolidin segi lima. Bisiklik yang tidak tersubstitusi diberi nama penam2. Penisilin tersendiri dapat dianggap suatu turunan asil suatu kerangka dasar umum, asam 6-aminopenisiloat (6-APS) yang tidak mempunyai daya antibiotik. 6-APS menyudut disepanjang poros N-4/C-5 dan menyebabkan 3 pusat kiral (C-3, C-5, C-6)3. Berdasarkan struktur biogenetiknya 6-APS merupakan dipeptida gabungan sistein dan valin.4. Benzilpenisilin (penisilin G) adalah salah satu penisilin yang terdapat dialam, dan merupakan antibiotik pertama yang dibuat besar-besaran dengan tekhnik fermentasi, benzilpenisilin atau penisilin G suatu senyawa yang tidak toksik tetapi sangat aktif terhadap sepsis stafilokokus, meningitis, atau gonore5. Cincin penam adalah suatu dipeptida yang terdiri dari sisteina dan sisa valin. Karena ketegangan segi-4 β-laktam, cincin tersebut mudah pecah oleh higrolisis asam atau alkoholis, dan logam berat seperti Zn,Cu,Pb.6. Kepekaan penisilin terhadap asam cukup beragam, bergantung pada strukturnya . misalnya fenoksimetilpenisilin lebih tahan terhadap pemutusan dibandingkan dengan benzilpenisilin, oleh karena itu lebih cocok untuk pemakaian oral.7. Penisilin atau penem ditemukan pada tahun 1929 oleh Sir Alexander Fleming.8. Penisilin dihasilkan oleh jamur penicillium notatum dan P.chrysogenum.

Mekanisme kerja antibiotik β-laktam :o Antibiotik gol β-laktam merusak dinding sel bakteri.

Mekanisme pertahanan bakteri :o Bakteri membentuk enzim β-laktamase (penisilinase) gram positif disekresi ke medium gram negatif tetap didalam sel.o Jadi organisme gram positif merusak antibiotik dengan cepat.o Muncul galur bakteri tahan β-laktam.

Turunan PenisilinFenoksimetilpenisilin (penisilin V), penisilin semisintetik dibuat dengan cara fermentasi.Propisilin termasuk fenoksipenisilin, penisilin semisintetik, turunan asam R,S-2-fenoksibutirat 6-APS.Diklosasilin termasuk isoksazolinpenisilin.Ampisilin, amoksilin, pivampisilin turunan ion zwitter asam R-2-amino-2-aminobenzil penisilinKarbenesilin adalah α-karboksibenzil-penisilin, yang dibangun dari R,S-2-fenilmalonat dan 6-APS.Sefaleksin dan sefaklor mempunyai rantai samping fenilglisin, seperti pada ampisilin.Keaktifan sefalosporin C hanya seperseribu keaktifan benzilpenisilin, sehingga pemakaiannya terbatas.Tahan terhadap hidrolisis enzim dan menjadi pekat dalam saluran kemih sehingga berguna untuk infeksi saluran kemih yang disebabkan organisme gram negatif.Sefalotin banyak dipakai, spektrum luas, dan tahan laktamase.Sefaleksin (analog ampisilin) aktif secara oral, stabil terhadap asam.

Page 11: Yagiela

Sefotaksim dan moksalaktam sangat aktif terhadap meningitis.

Hubungan struktur aktivitasAktivitas antibakteri penisilin dan sefalosporin bergantung pada keutuhan cincin penam dan 3-sefem.Terbukanya cincin β laktam mengakibatkan seluruh aktivitas hilang.Kestabilan terhadap asam dan β laktamase tergantung pada struktur.Meningkatnya kestabilan terhadap asam karena : adana gugus yang menarik elektron diposisi α ke gugus amida rantai samping.Inaktivasi oleh β laktamase khususnya lebih sulit pada penisilin yang punya residu asil (umpamanya dikloksasilin) karena hambatan keruangan.

Farmakologil Terapi praktis penggolongan antibiotik β-laktam, berdasarkan :a). Spektrum kerjab). Kestabilan terhadap asamc). Kestabilan terhadap β-laktamased). β-laktamase adalah enzim bakteri yang mempengaruhi hidrolisis cincin β-laktam penisilin dan sefalosporin.l Resistensi bakteri shg mengakibatkan inaktivasi antibiotik, substrat tempat sergapnya dinamakan :a). Penisilinase (β-laktamase I)b). Sefalosporinase (β-laktamase II)c). Enzim bakteri yang meng inaktivasi kedua antibiotik tsb ((β-laktamase spektrum luas)

1. Golongan penisilin.

Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif. Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni:

Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi spektrum anti kuman terhadap Gram positif paling kuat. Termasuk di sini adalah Penisilin G (benzil penisilin) dan derivatnya yakni penisilin prokain dan penisilin benzatin, dan penisilin V (fenoksimetil penisilin). Penisilin G dan penisilin prokain rusak oleh asam lambung sehingga tidak bisa diberikan secara oral, sedangkan penisilin V dapat diberikan secara oral. Spektrum antimikroba di mana penisilin golongan ini masih merupakan pilihan utama meliputi infeksi-infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A, pneumokokus, meningokokus, gonokokus, Streptococcus viridans, Staphyloccocus, pyoneges (yang tidak memproduksi penisilinase), Bacillus anthracis, Clostridia, Corynebacterium diphteriae, Treponema pallidum, Leptospirae dan Actinomycetes sp.

Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di sini adalah kloksasilin, flukloksasilin,dikloksasilin, oksasilin, nafsilin dan metisilin, sehingga hanya digunakan untuk kuman-kuman yang memproduksi enzim penisilinase.- Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi rusak oleh enzim penisilinase. Termasuk di sini adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat ini dengan bahan-bahan penghambat enzim

Page 12: Yagiela

penisiline, seperti asam klavulanat atau sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kuman-kuman penghasil enzim penisilinase.

Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin). Penisilin ini termasuk karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin diindikasikan khusus untuk kuman-kuman Pseudomonas aeruginosa.