x-linked agammaglobulinemia (penyakit bruton).docx

3
X-Linked Agammaglobulinemia (penyakit bruton) X-linked agammaglobulinemia adalah salah satu bentuk penyakit immunodefisiensi primer yang lebih sering terjadi. Penyakit ini di tandai dengan kegagalan sel pra-B untuk berdiferensiasi menjadi sel B. akibatnya, sesuai dengan namanya, tidak ditemukan gama globulin di dalam darah. Selama diferensiasi sel B normal, yang pertama kali ditata ulang adalah gen immunoglobulin rantai- berat, kemudian diikuti dengan penataan ulang rantai-ringan. Pada Agammaglobulinemia Bruton, pematangan sel B berhenti setelah dimulainya penataan ulang gen rantai-berat karena mutasi pada tirosin kinase yang terlibat dalam tranduksi sinyal sel pra-B. Disebut sebagai Bruton tyrosin kinase (BTK) karena menyebabkan kelanjutan pematangan sel B. karena rantai ringan tidak di produksi, molekul immunoglobulin yang lengkap yang mengandung rantai-berat dan rantai-ringan tidak dapat dirangkai dan diangkut menuju membrane sel, meskipun rantai berat bebas dapat ditemukan dalam sitoplasma. Karena BTK terkait pada kromosom X, gangguan tersebut terutama terjadi pada laki-laki;namun, kasus sporadis (tersebar luas) telah dilaporkan terjadi pada perempuan. Secara klasik, penyakit ini ditandai dengan : - Sel B tidak terdapat dalam sirkulasi atau jumlahnya sangat berkurang, disertai dengan penurunan kadar semua immunoglobulin dalam serum. Sel Pra-B ditemukan di sum-sum tulang dalam jumlah normal.

Upload: hasan-salampessy

Post on 24-Dec-2015

145 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: X-Linked Agammaglobulinemia (penyakit Bruton).docx

X-Linked Agammaglobulinemia (penyakit bruton)

X-linked agammaglobulinemia adalah salah satu bentuk penyakit immunodefisiensi primer yang

lebih sering terjadi. Penyakit ini di tandai dengan kegagalan sel pra-B untuk berdiferensiasi

menjadi sel B. akibatnya, sesuai dengan namanya, tidak ditemukan gama globulin di dalam

darah. Selama diferensiasi sel B normal, yang pertama kali ditata ulang adalah gen

immunoglobulin rantai-berat, kemudian diikuti dengan penataan ulang rantai-ringan. Pada

Agammaglobulinemia Bruton, pematangan sel B berhenti setelah dimulainya penataan ulang gen

rantai-berat karena mutasi pada tirosin kinase yang terlibat dalam tranduksi sinyal sel pra-B.

Disebut sebagai Bruton tyrosin kinase (BTK) karena menyebabkan kelanjutan pematangan sel B.

karena rantai ringan tidak di produksi, molekul immunoglobulin yang lengkap yang mengandung

rantai-berat dan rantai-ringan tidak dapat dirangkai dan diangkut menuju membrane sel,

meskipun rantai berat bebas dapat ditemukan dalam sitoplasma. Karena BTK terkait pada

kromosom X, gangguan tersebut terutama terjadi pada laki-laki;namun, kasus sporadis (tersebar

luas) telah dilaporkan terjadi pada perempuan.

Secara klasik, penyakit ini ditandai dengan :

- Sel B tidak terdapat dalam sirkulasi atau jumlahnya sangat berkurang, disertai dengan

penurunan kadar semua immunoglobulin dalam serum. Sel Pra-B ditemukan di sum-sum

tulang dalam jumlah normal.

- Sentrum germinativum kurang atau tidak berkembang dalam jaringan limfoid perifer,

termasuk kelenjar getah bening, plaque peyeri, appendiks dan tonsil.

- Sel plasma tidak ditemukan di seluruh tubuh.

- Jumlah dan fungsi sel T seluruhnya tetap normal.

Penyakit bruton tidak akan tampak jelas sebelum mencapai usia sekitar 6 bulan, yaitu pada saat

immunoglobulin maternal habis. Pada sebagian besar kasus, infeksi bakteri berulang, seperti

faringitis akut dan kronis, sinusitis, otitis media, bronkitis, dan pneumonia dianggap mendasari

defek (kegagalan) imun. Secara khas, organisme penyebabnya adalah patogen bakteri yang

dapat disingkirkan melalui opsonisasi antibody (misalnya: Haemophilus influenzae,

streptococcus pneumonia, atau staphylococcus aureus). Karena antibody penting untuk

menetralisasi virus, pasien ini juga rentan terhadap infeksi virus tertentu, terutama infeksi yang

disebabkan oleh enterovirus. Demikian pula Giardia lamblia, suatu protozoa usus yang biasanya

disingkirkan oleh IgA yang disekresikan, tidak dapat dibersihkan secara efisien sehingga

Page 2: X-Linked Agammaglobulinemia (penyakit Bruton).docx

menyebabkan infeksi persisten. Untungnya, terapi pengganti dengan immunoglobulin intravena

yang berasal dari kumpulan serum manusia memungkinkan sebagian besar penderita terhindar

dari infeksi bakteri secara adekuat. Pasien penyakit Bruton membersihkan sebagian infeksi virus,

jamur, protozoa karena imunitas yang diperantarai oleh sel-T milik mereka masih utuh. Dengan

alasan yang tidak dimengerti, penyakit autoimun (mis: SLE dan dermatomiositis) juga terjadi

pada 20% pasien penyakit bruton.(

- Cacat dasar pada kelainan ini adalah kurangnya sel B yang matur akibat mutasi pada gen

tirosin kinase sel-B (BTK; B-cell tyrosine kinase); BTK pada keadaan normal

diekspresikan dalam sel-B awal dan sangat penting bagi hantaran sinyal bagi kompleks

reseptor antigen yang menggerakan maturasi sel B. precursor sel B terdapat dengan

jumlah yang normal dalam sum-sum tulang, tetapi limfonodi dan lien kurang

mengandung pusat-pusat germinasi sedangkan sel-sel plasma tidak ditemukan pada

semua jaringan.