wsd
TRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN WATER SEAL DRAINAGE
Azis aimaduddin
Pembimbing:
dr. Soebandrijo, SpB. SpBTKVdr. Darmawan I, SpBTKV
Pendahuluan
Chest tube placement atau tube thoracoscopy digunakan di semua negara mengeluarkan udara atau cairan dari kavum pleura maupun
pasca bedah toraks
Hipprocrates mengeluarkan cairan empiema dg kateter dan metal tubes
(selang besi)
abad 19, Hunter mengembangkan pengeluaran cairan di dalam rongga
dada jarum suntik.
Playfair (1875) memperkenalkan water sealed drainage (WSD)
Pendahuluan
Hewitt (1876) sistem drainase tertutup untuk empiema torasis,
teknik ini disempurnakan dan dipublikasikan oleh Bulau pada
1891.
Water sealed drainage semakin populer (1917) wabah empiema
torasis pasca influensa.
Lilienthal (1922) mempekenalkan penggunaan WSD pasca operasi torakotomi terus berkembang
sampai saat ini.
Pada perkembangan lebih lanjut chest tube sering disebut dengan
WSD.
Definisi : Water sealed
drainage (WSD) sistim drainase
kedap air (water sealed)
mengalirkan udara dan atau cairan
dari rongga pleura
Tujuan utama pemasangan WSD membuat tekanan intra pleura positif negatif kembali
Fungsi pemasangan WSD
Diagnostik Terapi Preventif
Kontra indikasi pemasangan
• tidak ada kontra indikasi absolut kecuali menempelnya paru menempel di dinding dada atau ada giant bullae
• kontra indikasi relatif gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
Indikasi pemasangan WSD
• Pneumotoraks – masif, simptomatik, tension, progresif• Hemotoraks• Luka tusuk dada• Empyema /parapneumoni effusion dg komplikasi
• Pleurodesis• Pasca bedah toraks • Fistel bronkopleura• Chylotoraks• Effusi masif simptomatik
Anatomi Toraks
Toraks bagian tubuh manusia berbentuk tabung diantara leher dan abdomen.
dinding toraks dibentuk oleh kolumna vertebralis di belakang, iga dan sela iga di samping dan sternum di depan.
toraks dibagi 2 bagian utama paru kiri dan kanan
Mediastinum superior, anterior dan posterior.
Angulus ludovici tonjolan pertemuan korpus dan manubrium sterni sudut, setinggi sela iga 2 di bagian depan dan diskus intervertebralis 4 dan 5.
Pada laki-laki papila mammae berada di sela iga 5 kiri sedikit lateral dari garis midklavikula.
Triangulus auskulatorius area segitiga yang dibentuk skapula di lateral, superior dibatasi oleh batas inferior m. trapezius, dan inferior dibatasi batas superior m. latissimus dorsi.
Angulus skapula inferior terletak pada iga ke 7 Rongga pleura rongga dibentuk oleh pleura
viceral yang menyelimuti paru dan pleura parietal yang melapisi rongga dada inferior.
Pada rongga pleura terdapat cairan lubrikan dalam jumlah minimal
Peralatan
• steril sarung tangan
• cairan antiseptik kulit iodine / klorhexidine
dalam alkohol
• kassa steril
• gauze swabs
• jarum suntik ukuran antara 21-25
• anaesthesi lokal, mis. lidokain 1% atau 2%
• scalpel
benang jahit silk 1,2
alat untuk diseksi tumpul klem melengkung
guidewire dg dilator (jika tabung kecil yg digunakan)
chest tube. pipa penghubung /
konektor sistem drainase
tertutup (termasuk air steril jika under water seal yang digunakan)
Ukuran selang dada
Untuk drainase cairan selang ukuran besar, minimal 28 – 30 F
drainase udara nomor 20 – 24 F. Adapun ukuran selang dada berdasar usia : 8 – 12 F anak kecil. 16 – 20 F anak dan dewasa 24 – 32 F rata-rata orang dewasa 36 – 40 F dewasa yang berbadan besar
Tempat insersi drain
Pada dasarnya selang dada / chest tube dapat dipasang dimana saja membuat tekanan dalam rongga pleura menjadi negatif kembali.
Posisi paling umum garis pertengahan aksila, melalui "segitiga aman“ mengurangi risiko terhadap struktur dasar a. mamaria interna dan menghindari kerusakan pada jaringan otot dan payudara jaringan parut tidak begitu nampak.
Teknik Pemasangan Chest Tube
Operative tube thoracostomy
Guidewire tube thoracostomy (Seldinger technic)
Trocar tube thoracostomy
Tindakan septik / aseptik
Anaesthesi lokal Incisi kulit 2-4 cm
deseksi tumpul sampai pleura
Masukkan trocar dalam rongga pleura,stylet dicabut, ibu jari menutup lobang trocar.
Masukkan chest tube lewat lubang trocar, sementara sisi proximal chest tube diklem
Tahan chest tube lalu trochar ditarik keluar.
•Klem dipasang diantara trocar dan dinding dada•klem proximal dibuka agar trocar dapat ditarik keluar ditutup kembali•Setelah ujung proximal chest tube terfiksasi di bawah air, klem dapat dibuka.• Jahit.• Tutup dengan kassa steril dan plester.
Trocar tube thoracostomy
stylet
trocar
Trocar tube thoracostomy (Inner trocar)
Tindakan septik aseptik Anaesthesi lokal Incisi kulit 2-4 cm,
dilakukan deseksi tumpul sampai pleura.
Trocar masukkan ke dalam rongga pleura, inner trocar dicabut pelan-pelan.
Setelah ujung proximal chest tube terfiksasi di bawah air, klem dapat dibuka.
Jahit, tutup dengan kassa steril dan plester.
Operative tube thoracostomy
Tindakan septik aseptik Anaesthesi lokal Incisi kulit 2-4 cm,
dilakukan deseksi tumpul sampai pleura.
Jari operator dimasukkan ke dalam rongga pleura untuk melepaskan perlekatan paru dan dinding dada.
Masukkan chest tube
yang telah diklem ujung proximalnya ke dalam rongga pleura dengan tuntunan hemostat
Setelah ujung proximal chest tube terfiksasi di bawah air, klem dapat dibuka.
Jahit. Tutup dengan kassa
steril dan plester
Finger is usedto explore the space to avoid sharp instrument
A clamp dissects over the rib to avoid the nerves and vessels below the rib
The clamp opens to spread the muscles
Clamp holds chest tube and guides into place
Operative tube thoracostomy
Choose site Explore with finger
Place tube with clampSuture tube to chestPhotos courtesy trauma.org
Guidewire tube thoracostomy (Seldinger technic)
Tindakan septik aseptik Anaesthesi lokal Incisi kulit sesuai ukuran
chest tube Masukkan syringe dg
jarum 18 G ke dalam rongga pleura, aspirasi untuk memastikan cairan atau udara.
Syringe dicabut tapi jarum tetap di tempat
masukkan J wire melalui jarum sesuai arah yang diinginkan.
Jarum dicabut, masukkan zat anesthesi di sekitar J wire
• Masukkan dilator dg gerakan memutar melalui J wire sampai rongga pleura, kemudian keluarkan dilator.
• Masukkan chest tube yang mengandung inserter melalui J wire, lalu inserter dan j wire dicabut
• chest tube di klem di ujung proximal.
• Setelah ujung proximal chest tube terfiksasi di bawah air, klem dapat dibuka.
• Jahit., tutup kassa steril dan plester
Guidewire tube thoracostomy (Seldinger technic)
Penjahitan
Penjahitan pada chest tube tabac sac / matras, memungkinkan menutup tanpa menjahit ulang setelah chest tube dicabut.
ditambahkan penggantung chest tube tidak berubah posisi.
Sistem Water Seal Drainage
Water Seal Drainage ( WSD ) sistim drainage menggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura)
Tujuan :
• Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura mempertahankan tekanan negatif rongga tsb
• normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrikan.
Prinsip Water Seal Drainage
Gravitasi udara dan cairan mengalir dari tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah.
Udara / cairan menghasilkan tekanan positif
(>763 mmHg) dalam rongga pleura Udara / cairan water seal pada selang dada
menghasilkan tekanan positif kecil (761 mmHg). Suction, kekuatan tarikan lebih kecil dari tekanan
atmosfir (760mmHg). Suction kekuatan -20 mmHg tekanan sub
atmosfir 746 mmHg udara / cairan berpindah dari
tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah.
Sistem Pleural Drainage
Bottle collection system
- Sistem satu botol / one bottle collection system
- Sistem dua botol
- Sistem tiga botol One way flutter valve
Sistem satu botol Botol berfungsi sebagai water seal dan botol
penampung. Drainage berdasarkan adanya gravitasi. Umumnya digunakan pada pneumotoraks. Chest tube dihubungkan dg selang kaku
melalui lubang sumbat ke dalam botol yang telah diisi cairan, ujung distal tertanam 2 cm di bawah permukaan cairan dalam botol.
Sumbat botol juga memiliki ventilasi untuk mencegah peningkatan tekanan akibat masuknya cairan atau udara ke dalam botol
Cara kerja
saat tekanan selang kaku menjadi positif dan tekanan dalam selang kaku lebih besar daripada maka udara / cairan akan masuk ke dalam botol dan dikeluarkan lewat lubang ventilasi.
Jika tekanan pleura negatif maka cairan dalam botol akan masuk ke selang kaku atau ke arah rongga pleura.
Sistem dua botol Botol pertama
sebagai penampung / drainase. Botol kedua sebagai water seal.
Keuntungannya water seal tetap pada satu level. Dapat dihubungkan sengan suction control
Baik di gunakan untuk evakuasi cairan.
Botol pertama penampung / drainase. Botol kedua water seal. Botol ke tiga sebagai suction kontrol, tekanan dikontrol dengan manometer.
Digunakan bila menggunakan continues suction / mesin penghisap.
Bila menggunakan mesin penghisap dapat menggunakan tekanan -15 sampai -20.
One way flutter valve
Dibuat dengan prinsip klep satu arah yang akan menutup bila tekanan dalam pleura lebih kecil dari tekanan atmosfir dan membuka jika sebaliknya. Disarankan untuk pneumothoraks tanpa cairan
Pelepasan chest tube
sebaiknya di klem selama 12 - 24 jam sebelum pelepasan.
Pada saat pengangkatan, pasien harus membuang napas dan melakukan manuver valsava.
Chest tube diangkat pada akhir ekspirasi kemudian jahitan dikaitkan.
Perawatan rutin luka jahitan dan aff pada 3 - 5 hari
Rontgen dada dianjurkan 1,2 sampai 24 jam setelah pengangkatan chest tube
SIMPULAN
Chest tube placement / tube thoracoscopy mengeluarkan udara / cairan dan pasca dilakukan bedah toraks
bisa dilakukan ahli bedah, pulmonologis, intesifis, emergency physicians, radiologis.
Tujuan utama pemasangan WSD membuat tekanan intra pleura positif menjadi negatif kembali.
Teknik pemasangan chest tube ada 3 Trocar tube thoracostomy, operative tube thoracostomy, guidewire tube thoracostomy.
Ada beberapa macam pleural drainage system Bottle collection system dan One way flutter valve.
TERIMAKASIH