wono wisata sumber krabyakan

Upload: shima-tandya-lestari

Post on 09-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

geografi pariwisata

TRANSCRIPT

WONO TIRTO SUMBER KRABYAKAN DESA SUMBER NGEPOH KECAMATAN LAWANG

MAKALAH Tugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Geografi Pariwisata Yang dibimbing oleh Bapak Drs. I Komang Astina, M.S, Ph.D.

Disusun oleh: Shima Tandya Lestari 110721435066OFFERING B 2011

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke dan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan.Indonesia juga memiliki banyak potensi pariwisata yang sangat potensial untuk di kembangkan. Dunia kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara untuk menambah devisa Negara dari sektor nonmigas, Sehingga perlu adanya perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini. Kebudayaan dan keindahan alam merupakan aset berharga yang selama ini mampu menyedot wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung untuk menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari keanekaragaman kebudayaan Bangsa Indonesia.Pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan dari satu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, yang biasanya dilakukan orang-orang yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja terus dan memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk berekreasi. Alasan seseorang berwisata diantaranya dikarenakan adanya dorongan keagamaan seperti berekreasi ke tempat-tempat suci agama untuk mendalami ilmu tentang agama dan ada juga yang bertujuan untuk berolahraga atau sekedar menonton pertandingan olahraga (Spillane,1987).Industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata misalnya dengan adanya pedagang-pedagang kecil seperti pedagang makanan ringan dan penjual souvenir yang dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan (Oka A.Yoeti,2008).Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, Sehingga dalam penangananya harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata. Dalam hal ini industri pariwisata berlomba-lomba menciptakan produk pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari obyek itu sendiri sesuai dengan tujuan pembangunan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan alam, budaya dan adatistiadat yang beraneka ragam.Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tapi hanya semata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencapai kepuasan (UU Kepariwisataan No.9 Tahun 1990). Dengan adanya pariwisata akan lebih mengenal bangsa, kebudayaan, adat-istiadat dan sekaligus dapat menikmati keindahan alam di negara lain. Pengembangan pariwisata memiliki kekuatan penggerak perekonomian yang sangat luas, tidak semata-mata terkait dengan peningkatan kunjungan wisatawan, namun yang lebih penting lagi adalah pengembangan pariwisata yang mampu membangun semangat kebangsaan dan apresiasi terhadap kekayaan seni budaya bangsa. Beberapa langkah konkrit yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya pengembangan potensi obyek-obyek wisata alam antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang obyek wisata dalam merawat dan melestarikan lingkungan serta menjalain kerjasama dengan pihak swasta. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengelolaan obyek wisata yang ada lebih terjamin dan terarah.Pola pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan didefinisikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-mata hanya untuk pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial dan lingkungan. Pembangunan yang dilakukan harus merupakan pembangunan yang membumi, yang selalu selaras dengan keseimbangan alam. Dimana pembangunan membumi dapat diidentikkan dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan.Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa, ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide kemudian diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi,aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang.Wisata adalah industri yang kelangsungannya sangat ditentukan oleh baik dan buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tidak mungkin wisata berkembang. Oleh karena itu pengembangan wisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri wisata, lingkungan itulah yang sebenarnya dijual (Soemarwoto, 2004). Kebijakan pembangunan pariwisata yang dikaitkan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup, merupakan salah satu kebutuhan penting bagi pelayanan para wisatawan. Pembangunan pariwisata dan pengelolaan lingkungan hidup laksana dua sisi mata uang. Saling melengkapi dan dapat menjadi daya tarik dan pesona bagi wisatawan.Kepariwisataan alam kemudian berkembang dan bergeser menjadi pola wisata minat khusus dan wisata ekologis. Kedua pola wisata ini pada umumnya sangat mengandalkan kualitas alam sehingga akan menjamin tetap terpeliharanya keberadaan dan kelestarian alam yang merupakan obyek dan daya tarik wisata. (Fandeli,2002:3) Kabupaten Malang yang berbatasan dengan Kabupaten Lumajang di sebelah timur,Kabupaten Pasuruan di sebelah utara dan Kabupaten Blitar serta Kediri di sebelah barat serta memiliki keanekaragaman wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata lainnya. Beberapa objek wisata yang terkenal di Kabupaten Malang diantaranya adalah sebagai berikut : Pemandian Dewi Sri Waduk Selorejo Air Terjun Coban Pelangi Pantai Balekambang Candi Singosari Kasembon Rafting Agrowisata PTPN XII Kebun Teh Wonosari Waduk Selorejo Wono Tirto Sumber Krabyakan Dari beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten Malang, beberapa objek wisata yang telah disebutkan di atas yang dikelola oleh Pemerintah hanya 2 objek wisata yaitu Agrowisata kebun teh Wonosari dan Candi Singosari.Sedangkan objek wisata lainnya dimiliki dan dikelola oleh swasta. Kabupaten Malang yang memiliki tempat-tempat wisata yang menarik memiliki potensi yang baik untuk menumbuhkan perekonomian, namun, hal ini harus didukung dengan strategi pengembangan pariwisata di masing-masing objek wisata agar lebih menarik bagi masyarakat yang ingin berkunjung dan berekreasi.Salah satu objek wisata baru yang ada di Kabupaten Malang adalah Wono Tirto Sumber Krabyakan. Objek wisata ini dapat dikatakan cukup potensial sebagai wisata pedesaan karena menawarkan produk wisata berupa keindahan alam yang bernuansa pedesaan yang udara sekitar masih bersih dan sejuk. Wono Tirto Sumber Krabyakan terletak di kaki pegunungan tepatnya di Dusun Krajan, Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang yang dilengkapi fasilitas tempat singgah berupa gubuk , dan arena outbound.Suasana yang lebih alami, sejuk dan segar dapat diperoleh bila pengunjung berjalan kaki ke arah sumber mata air . Di lokasi tersebut dapat ditemukan beberapa sendang kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun. Selain potensi keindahan alam yang dimiliki oleh wisata ini, juga terdapat potensi berupa hamparan sawah padi organik. Dengan adanya potensi yang terkandung dalam setiap sudut Wono Tirto Sumber Krabyakan berupa lahan pertanian yang luas, keindahan alam pegunungan dengan dikelilingi sumber mata air serta udara yang sejuk, sesungguhnya dapat diolah menjadi suatu program wisata. Adapun program wisata yang baik dan sesuai untuk kawasan wisata alam seperti ini, bukanlah program wisata hiburan semata namun juga perlu mengandung nila-nilai edukasi yang baik. Kegiatan wisata yang ideal dikembangkan pada kawasan Wono Tirto merupakan kegiatan yang mengindikasikan upaya pelestarian alam dan mengedukasi wisatawan untuk lebih menghargai alamnya, karena pada ahakikatnya istilah wana wista diperuntukkan bagi kawasan alam yang mengadopsi nilai keseimbangan atara wisata dan konservasi. Pengembangan wisata yang dilaksnakan dengan demikian diharapkan agar wisatawan dapat menikmati sesuatu yang baru. Potensi daerah yang cukup besar ini seharusnya dapat dikelola dan dikembangkan dengan strategi yang sesuai dengan keragaman faktor internal dan eksternal yang dimiliki. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat maupun permintaan kunjungan wisatawan ke Wono Tirto Sumber Krabyakan dengan Pendekatan SWOT. Pendekatan SWOT digunakan sebagai metode dalam penelitian ini karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendekatan yang lain yaitu dengan Analisis SWOT maka dapat diketahui situasi objek wisata dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan faktor internal yang berpengaruh pada objek wisata, yaitu menganalisis peluang dan kekuatan yang dimiliki untuk menentukan rencana masa depan dan mengatasi kelemahan dan ancaman dengan cara rencana perbaikan . Menurut Freddy Rangkuti(2005), Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalisir kelemahan (weknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,tujuan,strategi, dan kebijakan perusahaan. Strategi pengembangan dengan analisis SWOT diharapkan mampu menjadi fundamental dalam pengembangan obyek wisata yang sesuai dengan hakikat wana wisata sesungguhnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang, sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana faktor-faktor eksternal objek wisata dalam mempengaruhi kunjungan obyek Wono Tirto Sumber Krabyakan 2. Bagaimana faktor-faktor internal objek wisata dalam mempengaruhi kunjungan obyek Wono Tirto Sumber Krabyakan3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah pengunjung obyek Wono Tirto Sumber Krabyakan?1.3 TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Menganalisis faktor-faktor eksternal objek wisata dalam mempengaruhi tingkat kunjungan obyek Wono Tirto Sumber Krabyakan2. Menganalisis faktor-faktor internal objek wisata dalam mempengaruhi tingkat kunjungan obyek Wono Tirto Sumber Krabyakan3. Memformulasikan rekomendasi pengembangan yang tepat yang harus dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan jumlah pengunjung obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONDISI DAERAH PENELITIAN Kondisi umum pada lahan pengamatan yaitu Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Yang berada di Kabupaten Malang ini terletak disebelah utara kota Malang yaitu sebagai perbatasan kota Malang dengan Kota Pasuruan. Dimana daerah tersebut banyak dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan, serta juga terdapat beberapa sumber mata air. Desa Sumber Ngepoh itu sendiri terletak dibalik perbukitan yang terlihat di sepanjang jalan. Lahan pada Desa Sumber Ngepoh ini memiliki tanah yang sangat subur, sehingga mayoritas penduduk Desa Sumber Ngepoh berprofesi sebagai petani. Mereka lebih memilih profesi tersebut karena untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada sekaligus untuk menambah penghasilan.Sebagian besar petani di Desa Sumber Ngepoh memilih komoditas Padi yang akan ditanam pada lahan pertanian mereka dengan luas lahan pertanian 29,5ha. Komoditas Padi dipilih karena menurut salah satu petani yang ada di Desa tersebut Padi merupakan suatu komoditas yang tidak rakus akan unsur hara dan Padi yang dipilih untuk lahan pertanian organik yaitu varietas Mentik Wangi dan Barito untuk pertanian semi organik digunakan varietas Ciherang. Sedangkan untuk pengolahan lahan pada lahan tersebut yaitu dengan cara dicangkul biasa.

2.2 ANALISIS DATA MATRIKS SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal Kekuatan (Strength)Kelemahan (Weakness)

1. Memiliki sumber daya alam pertanian yang cukup potensial 2. Pemandangan alam yang indah 3. Keramahtamahan masyrakat 4. Sumber daya air cukup besar 5. Lokasi yang strategis dengan jalam arteri utama 6. Kondisi jaringan jalan sepanjang menuju lokasi wisata cukup baik dengan beraspal 1. Kurangnya sarana pariwisata dan kurang tersedianya lahan parkir 2. Promosi belum maksimal 3. Kurang tertatanya keberadaan warung dan pedagang kaki lima 4. Belum tersedianya pusat informasi 5. Belum tersedianya cinderamata

Peluang (Opportunities)1. Lawang dijadikan sebagai pusat kegiatan wilayah 2. Rencana Pengembangan Lokasi Wisata Wono Tirto dengan pihak Perhutani 3. Ditetapkannya Desa Sumberngepoh sebagai sentra produsen pangan organik dari Lembaga Sertifikasi Organik.

Strategi SO

Strategi yang menggunakankekuatan dan memanfaatkanpeluang

Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata

Strategi WO

Strategi yang meminimalkankelemahan untuk memanfaatkanpeluang

Strategi pengembangan promosidaya tarik wisata

Ancaman (Threats) 1. Transportasi menuju lokasi masih minim 2. Persaingan wisata dengan obyek wisata lainnya 3. Kurangnya kesadaran dalam melestarikan lingkungan 4. Terjadinya bencana/gangguan alam 5. Kondisi jalan rusak

Strategi ST

Strategi yang menggunakankekuatan untuk mengatasiancaman

Strategi pengembanganpariwisata berkelanjutanStrategi WT

Strategi yang meminimalkankelemahan dan menghindariancaman

Strategi pengembangankelembagaan dan SDM

2.3 REKOMENDASI PENGEMBANGAN 2.3.1 Program Pengembangan dari Strategi SO 2.3.1.1 Penataan Kawasan dan program inventarisasi daya tarik wisataa) Mengelompokkan potensi-potensi daua tarik wisata b) Membuat aktivitas wisata baru yang dapat dijadikan sebagai upaya pelestarianalam c) Penetapan daya tarik wisata yang ada di kawasan barat Pulau Nusa Penida olehPemerintah Kabupaten Klungkung dan penataan lokasi wisata berdasarkan produkwisata. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengelola dalam melakukanpengawasan terhadap aktivitas wisata di lokasi tersebut.d) Membuat produk wisata unggulan, yaitu produk wisata bahari dan wisata spiritualmenjadi ikon daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida2.3.1.2 Program Pengembangan Sarana dan Prasaranaa) Pembuatan (pengadaan) fasilitas pengelolaan wisata, seperti:1. Pusat informasi wisata.2. Pos-pos jaga untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman.3. Pengadaan sarana pemantauan dan komunikasi.b) Pembuatan bangunan peristirahatan (stop over) pada beberapa titik pada jalur tracking. c) Program pembangunan akomodasi (homestay) dan tempat makan.d) Penyediaan tempat sampah ramah lingkungan.e) Pembangunan fasilitas MCK umum di tempat-tempat strategis2.3.1.3Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Berwisataa) Mengaktifkan kembali siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang dimotorioleh penduduk setempat.b) Membuat papan yang berisi susunan tata tertib berwisata (mana yang boleh dantidak boleh dilakukan).

2.3.2 Program Pengembangan dari Strategi WO 2.3.2.1 Program Promosi a) Promosi kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Dinas Pertanian, Websiteb) Memperkenalkan dan mempromosikan produk wisata melalui event-event penting2.3.2.2 Penyediaan pusat informasi bagi wisatawan

2.3. 3. Program Pengembangan dari Strategi ST 2.3.3.1 Peningkatan Kualitas Lingkungan a) Melakukan pengawasan pembuangan sampah b) Pemeliharaan dengan gotong royong antar warga atau penyediaan tempah sampah organik dan non organik 2.3.3.2 Peningkatan Kualitas Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat a) Peningkatan budaya lokal 2.3.3.3 Peningkatan Perekonomian Masyarakat a) Pemerintah membantu memberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjamanmodal usaha kepada masyarakat khususnya kepada masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.b) Pemerintah dan para pelaku pariwisata bekerja sama untuk memberikanpemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai usaha apa saja yang bisa

2.3. 4. Program Pengembangan dari Strategi WT 2.3.4.1 Program Pengembangan Kelembagaan dan Peningkatan SDM di BidangPariwisataa) Pembentukan kelembagaan pengelola pariwisata. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator b) Pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDMc) Melakukan penyuluhan kepariwisataan (sadar wisata) agar penduduk masyarakat agar dapat menerima pengembangan pariwisata di pulau ini.d) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata untuk mengembangkan SDM penduduk lokal di bidang pariwisata.e) Bekerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi lokal untuk melakukan penelitian-penelitian terkait dengan konservasi lingkungan dan pertanian

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pendekatan SWOT yang telah digunakan dalam menganalisis Obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan maka terdapat beberapa aspek kekuatan yang ditemukan diantaranya potensi lahan pertanian yang sangat kondusif, pemandangan yang indah dan keadaan sumber mata air yang mampu menjadi daya tarik wisata. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dikembangkan melalui pemilahan produk wisata alam dan wisata edukatif. Mengingat kawasan wisata ini baru sesaat lalu diresmikan pembukaan. Perlu adanya upaya-upaya pengembangan dan peningkatan sarana prasarana di lokasi obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan yang melibatkan peran serta masyarakat sekitar, pihak pemerintah serta pihak swasta. Sementara itu mengingat masih terbatasnya Sumber Daya Manusia dari masyarakat sekitar, yang kurang mampu dalam mengembangkan obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan, untuk itulah peran pemerintah sangat penting tak terkecuali pihak swasta yang sebagai investor dalam mendukung proses pengembangan Obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan sebagai salah satu obyek wisata yang berpotensi.

3.2 SARAN Pada akhir penulisan ini penulis memberikan beberapa saran yang nantinya dapat digunakan untuk membangun dan mengembangkan Obyek Wisata Pantai Sepanjang dengan baik, efisien serta bertanggung jawab. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut :1. Dalam proses mengembangkan Obyek Wisata Wono Tirto diharapkan menitik beratkan pada konsep pelestarian alam yang bertanggungjawab dan bersifat edukatif2. Mengembangkan Obyek Wisata Wono Tirto haruslah melibatkan berbagai pihak yang saling terkait satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan, yaitu masyarakat sekitar, pihak pemerintah serta pihak swasta.3. Perlu adanya promosi dan pemasaran yang lebih baik dan meluas.4. Perlu adanya pengikut sertaan acara budaya yang mampu menambah daya tarik Obyek Wisata Wono Tirto, misalnya upacara wiwitan, atau kirab tumpeng

DAFTAR RUJUKAN BAPPEDA Kabupaten Malang 2012. RKPD Kabupaten Malang 2012. Malang: BAPPEDA Kabupaten Malang BAPPEDA PEMPROV Jawa Timur 2011. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011. Surabaya: BAPPEDA PEMPROV Jawa Timur Lampiran Perda No. 2 Tahun 2010. BAPPEDA Kabupaten MalangTien. 2011. Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Padi Sawah Aplikasi Pertanian Organik ( Studi Kasus Di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang ) Kabupaten Malang MT 2009 2010. El-Hayah 1 (4): 182-190Laman: http://lawang.malangkab.go.id/?page_id=58. Pertanian Kecamatan Lawang. Diakses pada tanggal 19 februari 2014. http://lawang.malangkab.go.id/?page_id=58. Selayang Pandang Kecamatan Lawang. Diakses pada tanggal 19 februari 2014.

LAMPIRAN

Beberapa kilas pemandangan selama perjalanan menuju obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan di Desa Mulyoarjo

Hamparan Sawah Padi Organik Seluas 17 Ha dari total sawah keseluruhan 29,5 Ha

Beberapa sendang yang terdapat di obyek wisata Wono Tirto Sumber Krabyakan

Salah satu Fasilitas unik yaitu kolam terapi ikan