widyanuklid vo13.no.2 agust 2000:18-25 program proteksi

8
Widyanuklid Vo13. No.2 Agust 2000:18-25 PROGRAM PROTEKSI RADIASI BIDANG RADIOGRAFI INDUSTRI DI PUSDIKLAT BATAN B.Y. Eko Budi Jumpeno PENDAHULUAN Pemanfaatan dan pemakaian zat radioaktif dan sumber radisai lainnya di bidang industri semakin meningkat di Indonesia. Bidang radiografi industri merupakan salah satu bidang yang banyak memanfaatkan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya. Radiografi industri ialah pemeriksaan struktur dan/atau kualitas bahan dengan metode uji tak rusak yang menggunakan radiasi. Untuk menjamin keselamatan pekerja dan anggota masyarakat serta melindungi lingkungan bidup, diperlukan adanya program proteksi radiasi dalam instalasi radiografi industri. Program proteksi radiasi lIl1 harns dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen agar keselamatan radiasi dapat terwujud. Pusat Pendidikan dan Pelatihan-Badan Tenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat-BAT AN) merupakan salah satu institusi yang memanfaatkan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan bidang radiografi industri. Pusdiklat-BAT AN memiliki instalasi radiografi industri berupa sumber radiasi gamma (Ir-137 dan Co-60)·dan pesawat sinar- X (merk Rigaku yang berpendingin udara dan merk Andrex yang berpendingin air). Dalam tulisan ini akan dikaji pelaksanaan program proteksi radiasi di Pusdiklat-BATAN dalam bidang radiografi industri khususnya untuk sumber radiasi gamma. PROGRAMPROTEKSlRAD~I Petugas Proteksi Radiasi di Pusdiklat Batan 18 Program proteksi radiasi yang efektif dalam memanfaatkan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi mencakup elemen-elemen yang dapat dilukiskan pada Gambar 1. Elemen-elemen yang dimaksud adalah: 1. Organisasi proteksi radiasi 2. Seleksi dan pelatihan personil 3. Pengendalian bahaya radiasi di tempat keIja 4. Pengawasan bahaya radiasi bagi anggota masyarakat 5. Rencana penanggulangan keadaan darurat 6. Pelaksanaanjaminan kualitas Masing-masing elemen mengandung komponen-komponen yang akan menggambarkan suatu bagian program proteksi radiasi yang lengkap. Uraian tersebut akan memudahkan di dalam menganalisis sejauh mana program proteksi radiasi sudah dijalankan. Pada instalasi radiografi industri, tersusun program proteksi radiasi dengan elemen-elemen seperti di atas. Pada uraian berikut ini akan dijelaskan program proteksi radiasi yang tersedia dalam suatu instalasi radiografi. 1. Organisasi Proteksi Radiasi Di dalam suatu instalasi radiografi industri, Pengusaha Instalasi Nuklir (PIN) mempunyai tanggung jawab tertinggi terhadap keselamatan persooil maupun anggota masyarakat lainnya yang mungkin --------------------------------------~

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Widyanuklid Vo13. No.2 Agust 2000:18-25

PROGRAM PROTEKSI RADIASIBIDANG RADIOGRAFI INDUSTRI DI PUSDIKLAT BATAN

•B.Y. Eko Budi Jumpeno

PENDAHULUANPemanfaatan dan pemakaian zat radioaktifdan sumber radisai lainnya di bidang industrisemakin meningkat di Indonesia. Bidangradiografi industri merupakan salah satubidang yang banyak memanfaatkan zatradioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya.Radiografi industri ialah pemeriksaan strukturdan/atau kualitas bahan dengan metode uji takrusak yang menggunakan radiasi. Untukmenjamin keselamatan pekerja dan anggotamasyarakat serta melindungi lingkunganbidup, diperlukan adanya program proteksiradiasi dalam instalasi radiografi industri.Program proteksi radiasi lIl1 harnsdilaksanakan secara konsisten dan konsekuenagar keselamatan radiasi dapat terwujud.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan-BadanTenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat-BAT AN)merupakan salah satu institusi yangmemanfaatkan zat radioaktif dan/atausumber radiasi lainnya untuk kegiatanpendidikan dan pelatihan bidang radiografiindustri. Pusdiklat-BAT AN memiliki instalasiradiografi industri berupa sumber radiasigamma (Ir-137 dan Co-60)·dan pesawat sinar-X (merk Rigaku yang berpendingin udara danmerk Andrex yang berpendingin air). Dalamtulisan ini akan dikaji pelaksanaan programproteksi radiasi di Pusdiklat-BATAN dalambidang radiografi industri khususnya untuksumber radiasi gamma.

PROGRAMPROTEKSlRAD~I

• Petugas Proteksi Radiasi di Pusdiklat Batan

18

Program proteksi radiasi yang efektif dalammemanfaatkan zat radioaktif dan/atausumber radiasi mencakup elemen-elemenyang dapat dilukiskan pada Gambar 1.

Elemen-elemen yang dimaksud adalah:1. Organisasi proteksi radiasi2. Seleksi dan pelatihan personil3. Pengendalian bahaya radiasi di tempat

keIja4. Pengawasan bahaya radiasi bagi

anggota masyarakat5. Rencana penanggulangan keadaan

darurat6. Pelaksanaanjaminan kualitas

Masing-masing elemen mengandungkomponen-komponen yang akanmenggambarkan suatu bagian programproteksi radiasi yang lengkap. Uraiantersebut akan memudahkan di dalammenganalisis sejauh mana program proteksiradiasi sudah dijalankan.

Pada instalasi radiografi industri,tersusun program proteksi radiasi denganelemen-elemen seperti di atas. Pada uraianberikut ini akan dijelaskan program proteksiradiasi yang tersedia dalam suatu instalasiradiografi.

1. Organisasi Proteksi RadiasiDi dalam suatu instalasi radiografi industri,Pengusaha Instalasi Nuklir (PIN)mempunyai tanggung jawab tertinggiterhadap keselamatan persooil maupunanggota masyarakat lainnya yang mungkin

--------------------------------------~

Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri di Pusdiklat BAT AN

berada di debt instalasi di bawahpengawasannya Namun demikian personilhams ilrut bertanggung jawab apabilakecelakaan radiasi teIjadi abba! kelalaiannya.Seorang pekeIja radiasi yang telah terujikecakapannya tidak selalu dapat memikirkandan melaksanakan semua persyaratankeselamatan karena kesibukan- nya, Olehkarena itu diperlukan adanya suatu organisasiproteksi radiasi yang efisien dan efektif.Tanggung jawab, kewajiban dan wewenangorganisasi proteksi radiasi hams dinyatakandengan jelas. Di dalam Organisasi ProteksiRadiasi (OPR) terdapat elemen PIN, PetugasProteksi Radiasi (PPR) dan Peketja Radiasi(PR).PPR ditunjuk dan bertanggung jawab

kepada PIN. Di samping itu PIN menunjukPR berupa Operator Radiografi (OR) dan AhliRadiografi (AR) untuk mengoperasikanperalatan radiografi. Penunjukkan ini disertaiuraian kerja seorang OR dan/atau AR danuraian kerja ini hams diketahui olehyangbersangkutan. PPR, OR dan AR yangditunjuk hams memiliki Surat Izin Beketja(Slfs) yang masih berlaku. PIN hamsmemiliki komitmen mengenai keselamatanradiasi dan menegaskan hal ini kepadaseluruh PR PIN hams terns menerusberupaya untuk meningkatkan unjuk kerjakeselamatan radiasi.

2. Seleksi dan Pelatihan PersonilPPR, OR dan AR harns menerima pelatihanyang memadai dalam menggunakan peralatanradiografi, pelatihan khusus tentang alat ukurradiasi dan alat ukur dosis radiasi sertapelatihan tentang prosedur penanggulangankecelakaan radiasi.Persyaratan kualifikasi OR dan AR dituntut

oleh pemberi sm (di Indonesia oleh PusatStandardisasi Jaminan Mutu Nuklir-PSJMNBATAN) melalui ujian tulis dan ujianpraktek OR dan AR hams memenuhipersyaratan minimum dalam hal pengetahuanproteksi radiasi meliputi Dasar Fisika Radiasi,Dosimetri, Efek Radiasi Pengion., DasarProteksi Radiasi, Peraturan Perundang-undangan dan Kecelakaan Radiasi.

PPR harns memiliki sertifikat pelatihanproteksi radiasi dan mampu memberikaninstruksi yang benar tentang proteksi radiasikepada PR. PPR hams memiliki smmelalui ujian PPR yang diselenggarakanoleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir(BAPETEN).

3. Pengendalian Bahaya Radiasi diTempat Kerja

a. Pengendalian bahaya radiasi eksterna daninternaAktivitas sumber radiografi yang digunakandalam kegiatan radiografi industri hamsdibatasi. Sumber yang tingkat aktivitasnyadi bawah persyaratan aktivitas untukkeperluan radiografi harns dijadikan limbahatau diekspor. Untuk keperluan proteksiradiasi, aktivitas sumber tidak boleh terlalurendah atau terlalu tinggi agar laju dosistidak terlalu rendah (waktu paparan terlalulama) atau laju dosis terlalu tinggi (waktupaparan terlalu singkat). Aktivitas sumberyang biasa dipakai untuk keperluarradiografi gamma ialah antara 10 S.d. 100Ci.

Jika sedang tidak dipakai, peralatanradiografi hams disimpan di fasilitaspenyimpanan yang aman dan telah disetujuioleh BAPETEN. Laju dosis di sekitar lokasipenyimpanan sumber hams selalu dipantauterutama ruang kerja yang bersebelahanatau di atas ruang penyimpanan sumber.Penahan tambahan mungkin perlu dipasangapabila laju dosis sumber terlalu tinggi. Dilokasi penyimpanan sumber hams dipasangtanda peringatan radiasi yang memadai.

Catatan sumber yang dimiliki dan lokasipenyimpanan hams selalu tersedia. Catatanuu harns selalu diperbarni untukmemastikan koreksi nilai aktivitas. Jikasumber dipindaltkan dari tempatpenyimpanannya, izin pindah lokasi dariBAPETEN hams ada. Demikian jugacatatan lokasi barn dan lokasi lama. Setiapsumber yang dipakai harns memiliki suratizin pemanfaatan zat radioaktif.

19

b. Penghalang fisikPada fasilitas radiografi di dalam ruang(fasilitas radiografi Co-60 di Pusdiklat-BAT AN), ruang penyinaran hams didesainagar laju dosis di semua area luar ruanganyang dilalui pekerja atau rnasyarakat cukuprendah. Jalan masuk mungkin dibuatberbelok-belok (bentuk labirin). Penahanradiasi dapat dipasang untuk melindungiorang-orang yang menempati ruangan di atasdan di bawah ruang penyinaran, terutama daribahaya radiasi hamburan. Berkas sinarradiasi tidak diperbolebkan diarahkan kedinding yang di baliknya merupakan tempatorang-orang berada atau berlalu-lalang.

Pada radiografi di luar ruang, sumber hamsbenar-benar tertahan oleh penahan radiasipada posisi "retract'. Pada posisi "expose"laju dosis di daerah yang berdekatan dapatdikurangi dengan pemakaian kolimator.Operator kamera gamma harns berada di luardaerah radiasi arnan. Dipasang tali kuning dantanda radiasi. Paparan pada tali kuning untukpekerja radiasi laju dosis tidak boleh melebihi25 ~Sv/jam. Untuk pekerja non radiasi (tandaradiasi) tidak boleh melebihi 7,5 ~Sv/jam.Dan untuk masyarakat umum (tanda radiasi)tidak boleh melebihi 2.5 ~Sv/jam.

Pada fasilitas radiografi gamma di dalamruang, tempat penyinaran dirancang sehinggalaju dosis pada ruang kontrol tidak melebihi25 mSv/jam dan di daerah sekitar tidakmelebihi 2,5 mSv/jam. Pada pintu masukterpasang tanda peringatan dan tanda radiasi.Ruang kontrol (operator) di luar ruangpenyinaran.

Untuk mencegah kemungkinan adanyakontaminasi, pelaksanaan tes kebocoran perludilakukan dengan uji usap minimal 6 bulansekali atau apabila teriadi kecelakaan radiasi.Kontarninasi permukaan tidak boleh melebihi185 Bq. Pada instalasi sumber radiasi gammauntuk radiografi industri hams tersediaprosedur uji kebocoran sumber.

c. Program pemantauan radiasiPemantauan daerah kerja pada fasilitasradiografi di dalam luang dilakukan untukmemastikan bahwa sumber berada pada posisiyang aman. Daerah kerja di sekitar lokasi20

Widyanuklid Vo13. No.2 Agust 2000:18-25

penyinaran harus dipantau pada saat sumberpada posisi "expose" untuk memastikanbahwa tidak ada orang yang secara tidaksengaja menerima dosis lebih tinggi dariNilai Batas Dosis (NBD). Pada posisi"retract' operator kamera gamma (OR atauAR) yang mendekati kamera hams tetapmemegang surveimeter dalam posisi ONuntuk memonitor radiasi, mungkin sumbertertahan pada posisi penyinaran.

Pada setiap sumber radiasi gamma yangdigunakan, hams tersedia paling sedikit1 survaimeter yang terkalibrasi.Survaimeter tersebut hams dikalibrasi ulangsetiap 1 tabun. Survaimeter ini hamsmampu mengukur laju dosis pada range 2,5!lSv/jam - 2 mSv/jam dan mampumenunjukkan "full scale" sampai laju dosis1000 mSv/jam. Sebelum digunakansurvaimeter hams diuji kondisi baterai danrespons radiasinya dengan menempatkansurveimeter di dekat kamera gamma.

Pada pekeIjaan dengan radiografigamma, pemantauan dosis individu adalahsuatu keharusan. Dosimeter personal berupafilm badge atau thermoluminescencedosimeter (fLD) hams tersedia dan setelahdipakai hams dievaluasi oleh PusbangKeselarnatan Radiasi dan Biomedika Nuklir(P2KRBiN) sekurang-kurangnya 3 bulansekali dan mengirimkan basil evaluasikepada BAPETEN. Dosis yang diterirnahams dieatat pada kartu dosis. Dosimetersaku (pen-dose) direkomendasikan untukdikenakan pada saat penyinaran radiasigamma agar dapat diketabui penerimaandosisnya secara langsung. Disarankan agardosimeter saku yang dipakai dilengkapidengan alarm, sehingga dosis yang diterimatidak melampaui nilai dosis terakumulasiyang telah di-set.

Peralatan radiografi gamma (kamera,crank dan lain-lain) hams dipelihara secarateratur untuk meminimalisir kemungkinanteIjadinya kecelakaan. Perawatan harianatau pemeriksaan sebelum digunakanmeliputi:I). Pemeriksaan kerusakan yang terlilIat2). Pemeriksaan konektor menggunakan

No-Go Gauge

IIj

Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri di PusdikJat BAT AN

3). Penghubungan "control cable" dan bukatutup "safety plug'. Pemeriksaan lubangkeluar sumber dalam kondisi baik atautidak.

4). Pemeriksaan "guide tube": tidak kotordan tidak peyok

5). Pemeriksaan mekanisme kunci: bekeIjabaik

6). Pemeriksaan kestabilan konek:tor kabeIsaat pengeluaran sumber.

7). Setiap teIjadi masalah, peralatan tidakboleh dipakai sebelum diperba.iki.

4. Pengendalian Bahaya Radiasi BagiAnggota MasyarakatPeralatan radiografi gamma hams disimpan dilokasi penyimpanan yang aman ketika tidakdigunakan. Peralatan ini hams selalui diawasidi daerah di mana anggota masyarakatmungkin lewat. Audit sumber hams dilakukansecara periodik untuk memastikan bahwasumber selalu terlaporkan.Tanda-tanda yang jelas, penghalang,

penahan radiasi dan lain-lain harus selalutersedia.Walaupun demikian, pelaksanaankebijaksan dalam proteksi radiasi sangatpenting karena anggota masyarakat belumterlatih untuk menghargai tanda-tanda bahayaradiasi yang ada.

5. Rencana Penanggulangan KeadaanDaruratSkenario kecelakaan radiasi padapemanfaatan sumber radiasi gamma di bidangradiografi industri mcliputi:1). Sumber bilang dalam pengangkutan2) Sumber macet pada saat penyinaran3). Kontaminasi karena kebocoran atau

kerusakan "shield' sumber gammaTindakan kedaruratan pokok yang perlu

dilakukan apabila teIjadi kecelakaan sumberradiasi gamma radiografi ialah:1) Penghentian pekeIjaan secepatnya dan

menjauh dari sumber (keselamatanmanusia diutamakan)

2). Penempatan penghalang; misalnya talikuning dan tanda bahaya (isolasi daerahkecelakaan)

3). Kontak petugas yang dapat dihubungi;misalnya PPR dan BAPE1EN

4). Tindakan pencarian dalam hal sumberhilang, tindakan penanganan sumberdalam hal sumber macet atau terjadikebocoran danlatau kebakaran.

5). Perkiraan dosis yang diterima untuksetiap orang yang terlibat dalamkecelakaan

6). Pembuatan laporan kecelakaan7). Kriteria dan kemungkinan tindakan

evakuasi.

Pada insta.kalasiradiografi gamma hamstersedia prosedur yang berkaitan dengantata earn penanggulangan keadaan darurat.Prosedur ini hams mendapat pengesahandari BAPETEN, pada saat izin pemanfaatanzat radioaktif gamma dikeluarkan.

6. Pelaksanaan Jaminan KualitasJaminan kualitas adalah suatu rangkaiantindakan yang sistematik dan terencanayang diperlukan untuk memperolehkeyakinan bahwa struktur, sistem dankomponen instalasi radiografi akanberfungsi secara memuaskan. Memuaskanberarti terpenuhinya persyaratankehandalan, ketersediaan, kemudahanpemeliharaan, keselamatan dan keamanan.Kegiatan-kegiatan yang mempengaruhikualitas hams direncanakan,didokumentasikan dan dikendalikan secaramenyeluruh.

Pelaksanaan jaminan kualitas dalaminstalasi radiografi hams meliputi:1) Tata cara pemakaian peralatan

radiografi gamma (meliputi jugasumber radiasi gamma) untukdimanfaatkan dari tempatpenyimpanannya

2) Tata cara pemakaian peralatan proteksiradiasi (film badge, dosimeter saku danlain-lain)

3) Prosedur penyinaran radiasi untukradiografi gamma atau praktek proteksiradiasi lainnya

4) Tata earn penyimpanan peralatanradiografi gamma ke tempat semula

21

5) Tata earn penyimpanan peralatan proteksiradiasi

6) Dokumentasi dan pengendalian dokumen

Dalam hal pelaksanaan jaminan kualitasinstalasi radiografi, peran organisasi proteksiradiasi sangat penting karena dicapai atautidaknya program proteksi radiasi yang telahtersusun tergantung dati konsistensi dankehendak dati masing-masing elemen dalamOPR.

PELAKSANAAN PROGRAM PROTEKSIRADIASI SUMBER RADIASI GAMMADI PUSDIKLAT BATANPada bagian ini akan dilakukan kajianpelaksanaan program proteksi radiasi sumberradiasi gamma di Pusdiklat-BATAN sebagaistudi kasus. Zat radioaktif sumber gammadipilih sebagai obyek kajian karenapenanganan sumber radiasi ini lebih rumit danlebih kompleks dibandingkan denganpenanganan sumber radiasi sinar-x, Dari segipotensi bahaya radiasi yang ditimbulkan, zatradioaktif jauh lebih besar dibandingkandengan radiasi sinar-x sehingga memerlukanpenangananan yang lebih cermat,

Zat radioaktif sumbcr gamma yang dimilikiinstalasi radiografi di Pusdiklat-BATAN,terutama digunakan untuk keperluanpendidikan dan pelatihan di bidang radiografiindustri. Dari segi perizinan, semua sumber (3buah sumber IT-I92 dan I buah sumber Co-60) telah memenuhi ketentuan, Satu sumberIr-192 (nomor seri BT-99225) diharapkansegera keluar izin pemanfaatannya.

Dari segi OPR, Kapusdiklat sebagai PINbelum menerbitkan SK OPR bidangradiografi industri beserta uraian tugas,wewenang,tanggung jawab dan kewajibanpersonel AR dan OR serta PPR sebagaimanatereantum dalam izin pemanfaatan sumberradiasi IT-I92 dan Co-60. Diharapkan PINdapat segera menerbitkan SK OPR tersebutsebagai landasan untuk melaksanakan tugasdan tanggung jawab personel AR dan ORserta PPRyang telah ditunjuk.

Jika diamati temyata sebagian besar ARdan OR yang tereantum di dalam Surat IzinPemanfaatan sumber radiasi IT-I92 dan Co-60

22

Widyanuklid Vo13. No.2 Agust 2000:18-25

tidak terjun langsung dalam pengelolaanperalatan radiografi dan sumber radiasiyang dimanfaatkan. Pengelolaan dantanggung jawab instalasi radiografi beradadi bawah Sub Bidang Sarana Dik/at-Pusdiklat BATAN. Akibatnya perawatandan pengelolaan peralatan radiografi seringtidak dapat dilakukan dengan baik,Sehingga personel AR dan ORsebagaimana tercantum di dalam surat izinpemanfaatan sumber seakan-akan tidakmelakukan tugas dan tanggung jawabnya dibidang radiografi industri. Penanggungjawab yang ditetapkan berdasarkan strukturdi Pusdiklat-BATAN dan berdasarkan SuratIzin Pemakaian sumber IT-I92 dan Co-60tidak sesuai Agar pelaksanaan programproteksi radiasi dapat terlaksana denganbaik, perlu diklarifikasi tugas dan tanggungjawab di bidang radiograji industri sesuaiperaturan perundang-undangan yangberlaku khususnya SK Kepala Bapeten No.01/1999 dan No. 08/1999.

Dari segi seleksi dan pelatihan personel,semua AR dan OR di Pusdiklat-BAT ANtelah mengikuti pelatihan yangdipersyaratkan secara memadai, DenganSIB yang dimiliki mereka telah diakuisebagai AR dan OR oleh PSJMN maupunBAPE1EN. Dengan pengalaman sebagaipersonel AR dan OR baik di Pusdiklat-BATAN maupun menjalankan pekerjaanradiografi di luar Pusdiklat-BATAN,mereka sudah layak dan memenuhipersyaratan sebagai personel di bidangradiografi Industri.

Dari segi pengendalian bahaya radiasi ditempat kerja, sumber beraktivitas kurangdati 10 Ci (Ir-I92) tidak dimanfaatkanuntuk penyinaran radiografi, Setelahsumber IT-I92 beraktivitas kurang dati 500mCi, sumber dapat digunakan untukkeperluan pelatihan keselamatan radiasi;misalnya kecelakaan sumber hilang. Untuksumber Co-60 tidak ada sumber beraktivitaskurang dati 10 Ci. Tidak digunakannyasumber radiasi beraktivitas kurang dari 10Ci, berarti dapat mempersingkat waktupenyinaran sumber.

Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri di Pusdiklat BAT AN

Walaupun catatan somber dan lokasinyatelah disusun, namun tidak selalu diperbaruidatanya sehingga sering tidak dapat diketahuikoreksi aktivitas dan posisi somber;khususnya di tempat penyimpanan (terutamasomber di bawah 10 Ci). Berkaitan denganhal ini, AR atau OR yang bertanggong jawabterhadap sumber radiografi hams selalumemeriksa posisi sumber; setelah digunakandan mengoreksi aktivitas sumber secaraperiodik (paling tidak setiap minggu).Personel AR atau OR harus bertanggungjawab pada tersedianya dokumen aktivitasdan lokasi sumber setiap saat, dibantu olehstaf Sub Bidang Sarana Diklat sebagaipenanggungjawab fasilitas radiografi secarastruktural.

Tempat penyimpanan somber radiografigamma sudah cukup memadai Hanya darisegi kerapihan dan kebersihan harusditingkatkan. Tingkat kelembaban ruanganjuga harus selalu diperhatikan. Dengandemikian peralatan radiografi tidak menjaditerlalu kotor dan berkarat. Hal ini dapatmeoingkatkan kegagalan pada waktudioperasikan. Arah penyinaran danpemakaian kolimator pada saat penyinaransudah cukup dari segi keselamatan radiasibaik untuk radiografi di dalam ruang maupundi lapangan. Demikian juga pemasangan talikuning (25 ~Sv/jam) dan tanda radiasi (7,5dan 2,5 ~Sv/jam) pada waktu penyinaran.Hanya pada pintu ruang penyimpanonsumber perlu dipasang kata-kata A WASRADIASI BERBAH4YA di bawah tandaradiasi. Hal ini terutama ditujukan untukorang yang tidak paham tentang tanda radiasi.

Survaimeter dan alat proteksi radiasilainnya telah tersedia secara memadai diinstalasi radiografi Pusdiklat-BATAN. Darisegi tnt persyaratan sudah dipenuhi.Dokumen basil evaluasi dosis film badge diP2KRBiN seharusnya juga tersimpan diPusdiklat-BATAN. Setiap AR, OR dan PPRdi Pusdiklat-BATAN hams memiliki kartudosis. Sampai saat ini kartu dosis hanyadimiliki oleh personel Sub Bidang SaranaDiklat. Oleh karena itu dalam rangkapemantauan dosis perorangan bag; AR, OR

dan PPR di Pusdiklat-BATAN, kartu dosisharus segera disempurnakan dandilaporkan ke BAPETEN secara periodik.Para AR yang juga bertindak sebagai PPRharus segera membuat kartu dosis untuksemua personel di bidang radiografiindustri. Dalam kaitan ini PIN hamsmendorong dan memfasilitasi terwujudnyaprogram ini.

Uji kebocoran kamera gamma hanyadilakukan pada saat dilakukan praktekkebocoran kamera gamma. Tidak ada ujikebocoran secara periodik oleh ARdan/atau OR yang bertanggung jawab padaperalatan/surnber radiasi yang dimanfaatkandan hasilnya dilaporkan kepada BAPETEN.Personel AR dan/atau OR sebagaimanatercantum dalam Surat lzin Pemanfaatansumber Ir-192 dan/atau Co-60 harusmelakukan uji kebocoran ini setiap 6 bulandan melaporkan hasilnya kepadaBAPETEN.

Perawatan peralatan radiografisebagaimana dipersyaratkan (kabel crank,konektor dan lain-lain) jarang dilakukan.Seharusnya setiap minggu pemeriksaan danperawatan hams dilakukan. Sehingga karat,gemuk, pasir dan lain-lain yangmengganggu unjuk kerja alat dapatdihilangkan. Demikian juga apabila adahal-hal yang tidak beres atau rusak dapatsegera diperbaiki.Hal ini sangat bergunauntuk mencegah terjadinya kecelakaanradiasi akibat ketidakberesan alat. PersonelAR dan/atau OR seharusnya melakukanpemeriksaan dan perawatan mingguansebagaimana dipersyaratkan ataupemeriksaan sebelum alat digunakan. Hasilpemeriksaan peralatan seharusnya tertulisdan didokumentasikan.

Pada saat tidak dioperasikan laju dosis disekitar ruang penyimpanan dan ruangpenyinaran kurang dari 2,5 ~Sv/jamsebagaimana dipersyaratkan. Demikianjuga ketika di lakukan penyinaran dilapangan, laju dosis di luar pagar Pusdiklat-BATAN kurang dari 2,5 ~Sv/jamsebagaimana dipersyaratkan untuk anggotamasyarakat Penghalang dan tanda radiasi

23

dipasang pada akses masuk ke tempatpenyinaran. Sayang sebagian (kecil)karyawan BATAN tidak sadar akan budayakese/amatan sehingga sering me/anggar/arangan melewati daerah radiasi walaupunsudah diperingatkan oleh pekerja radiasiatau PPR yang bertugas. Untuk itu perlupembinaan dari Bidang Keselamatan Kerjamasing-masing unit kerja pentingnyamemiliki budaya keselamatan bagi setiapkaryawan BATAN; khususnya terhadapradiasi.Di dalam juklak pemanfaatan sumber

radiasi Ir-192 dan Co-60 yang pemahdiajukan Pusdiklat-BATAN ke BadanPengawas Tenaga Atom (EPTA); sekarangBAPETEN dan telah disyahkan, tercantumtata cara penanggulangan keadaan daruratDengan bertambahnya sumber yangdimanfaatkan, ada baiknya disusun kembaliprosedur kerja apabila terjadi kecelakaanradiasi yang me/iputi sumber hilang, sumbermacet, kontaminasi dan apabi/a terjadikebakaran. institusi dan pihak-pihak yangharus dihubungi serta nomor teleponnya.Prosedur ini perlu dikaji sebelum ditetapkandan dimintakan pengesahannya dariBAPETEN. Selanjutnya prosedur tersebutperlu dimasyarakatkan untuk seluruhkaryawan Pusdiklat-BATAN dan sekitarnya.Dengan tersedianya prosedur penanggulangankeadaan darurat ini maka jika terjadikecelakaan radiasi dapat segera ditanggulangidan efeknya dapat dieleminir sekecilmungkin.

Prosedur jaminan kualitas yang mencakuptata cara pemakaian peralatan radiografi, tatacara pemakaian peralatan proteksi radiasi,tata cara penyinaran di dalam dan luar ruang,tata cara pengembalian peralatan radiografidan peralatan proteksi radiasi sertadokumentasi dan pengendalian dokumen yangberkaitan dengan radiografi belum tersediasecara lengkap. Belum ada SK Kapusdiklatsebagai PIN tentang prosedur jaminankualitas, sehingga struktur, sistem dankomponen pada instalasi radiografi belumberfungsi secara memuaskan. Agar programproteksi radiasi dapat diwujudkan makaharus segera disusun prosedur jaminan

24

Widyanuklid Vo13. No.2 Agust 2000:18-25

kualitas yang ditetapkan oleh PIN Kerjasama antara PIN, AR, OR dan staf SubBidang Sarana Diklat sebagai penanggungjawab instalasi radiografi secara strukturaldiharapkan dapat menyusun suatu programjaminan kualitas yang memadai dalamrangka pelaksanaan program proteksiradiasi secara keseluruhan.

KESIMPULANBerdasarkan kajian pelaksanaan programproteksi radiasi di Pusdiklat-BATAN adabeberapa hal yang perlu disampaikan:1. Program proteksi radiasi yang hams

dilaksanakan di dalam pemanfaatan zatradioaktif dan/atau sumber radiasilainnya mencakup elemen-elemen:organisasi proteksi radiasi (OPR),seleksi dan pelatihan personel,pengendalian bahaya radiasi di tempatkerja, pengawasan bahaya radiasi bagianggota masyarakat, rencanapenanggulangan keadaan darurat danpelaksanaan jaminan kualitas.

2. Pusdiklat-BATAN adalah institusipendidikan dan pelatihan bidang tenaganuklir yang memanfaatkan sumber Ir-192 dan Co-60 untuk keperluanradiografi industri. Dokumen izinpemanfaatan sumber radiasi gammatersebut tersedia (tidak kedaluwarsa).Hanya diperlukan adanya pengendaliandokumen itu sehingga jika diperlukandapat ditemukan dengan mudah.

3. Dari 6 elemen dalam program proteksiradiasi, hanya elemen seleksi danpelatihan personel yang telahdilaksanakan secara keseluruhan.Untuk elemen lainnya hanya sebagianyang telah dilaksanakan. Bahkanrencana program-pun ada yang belumditetapkan atau belum disusun;misalnya untuk elemen organisasiproteksi radiasi dan elemenpe/aksanaan jaminan kualitas.

4. Berdasarkan kajian, program proteksiradiasi bidang radiografi di Pusdiklat-BATAN hams ditingkatkan denganlebih memberdayakan personel AR danOR sebagaimana tercantum di dalam

Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri di Pusdiklat BAT AN

Surat Izin Pemanfaatan sumber Ir-I92dan C0-60 untuk radiografi. Selain ituPIN (Kapusdiklat) horus lebihmemperhatikan keselamaian radiasibidang radiografi melalui masalahkeselamatan radiasi bidang radiografi diPusdikla1-BAT~V melalui keputusan dankebijakan yang jelas dengan mengacukepada program proteksi rodiasi yangditetapkan oleh BAFFIEN Keputnsandan kebijakan tersebut juga hamsdisosialisasikan kepada senma personelyang berkecimpung dalam kegiatanradiografi gamma sebelum ditetapkan.

DAFT AR PUST AKA1. BAPE1EN, Ketentuan KeselamatanKerja Terhadap Radiasi. SK KepalaBapeten No. 011Ka-Bapeten N-1999,Jakarta, 1999.

2. BAPE1EN, Ketentuan KeselamatanRadiografi Industri. SK Kepala BapetenNo. 08IKa-Bapeten N-1999, Jakarta, 1999.

3. IAEA, Recommendations for the SafeUse and Regulation of Radiation Sources inIndustry, Medicine, Research andTeaching. Safety Series No. 102, Vienna,1990.

Program ProteksiRadiasi

II I I I I I

Organisasi Seleksi dan Pengendalian Pengawasan Rencana PelaksanaanProteksi Pelatihan jBahaya Radiasi bahaya radiasi penanggulangan jaminanRadiasi Personil ~i tempat Kerja bagi anggota keadaan kualitas

masyarakat darurat

Gambar 1. Elemen-elemen dalam program proteksi radiasi

25