widya keluhan utama

3
Keluhan utama Cemas Rps 15 tahun yang lalu saat pasien menjadi mahasiswa semester akhir, mengalami rasa cemas, rasa cemas ini diawali karena tertekan dengan tugas akhir kuliahnya, semakin lama pasien merasa kecemasan nya semakin bertambah, karena selain tekanan dari tugas akhir juga tertekan oleh keluarga, pasien takut jika kuliahnya terhambat karena tugas akhir dan takut tidak dapat membahagiakan orang tuanya karena tidak dapat lulus tepat waktu, disanalah pasien merasa sering berdebar-debar, pusing dan sakit kepala, dan timbul kecemasan yang berlebihan. Setelah lulus kuliah pasien bekerja sebagai guru SMA, saat bekerja pasien sering meradsa tertekan oleh atasaan nya, sehingga pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya. Atasannya selalu mencemooh dan mengomentari hasil dari pekerjaan pasien. disaat itulah pasien kembali sering merasakan berdebar-debar, nyeri ulu hati, pusing dan sakit kepala. Semakin hari pasien merasa bahwa gejala tersebut semakin sering muncul, sehingga pasien memberanikan diri untuk berobat mengenai masalahnya tersebut, namun tidak memberikan perubahan yang diharapkan pasien. 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien sering melihat berita tentang kebakaran hutan, sehingga rasa kecemasan pasien muncul secara tiba-tiba dan terus menerus, hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari disertai pusing, sakit kepala, nyeri ulu hati dan sesak nafas bahkan

Upload: widya-wibawanty

Post on 27-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

qqq

TRANSCRIPT

Page 1: widya Keluhan utama

Keluhan utama

Cemas

Rps

15 tahun yang lalu saat pasien menjadi mahasiswa semester akhir, mengalami rasa cemas, rasa cemas ini diawali karena tertekan dengan tugas akhir kuliahnya, semakin lama pasien merasa kecemasan nya semakin bertambah, karena selain tekanan dari tugas akhir juga tertekan oleh keluarga, pasien takut jika kuliahnya terhambat karena tugas akhir dan takut tidak dapat membahagiakan orang tuanya karena tidak dapat lulus tepat waktu, disanalah pasien merasa sering berdebar-debar, pusing dan sakit kepala, dan timbul kecemasan yang berlebihan.

Setelah lulus kuliah pasien bekerja sebagai guru SMA, saat bekerja pasien sering meradsa tertekan oleh atasaan nya, sehingga pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya. Atasannya selalu mencemooh dan mengomentari hasil dari pekerjaan pasien. disaat itulah pasien kembali sering merasakan berdebar-debar, nyeri ulu hati, pusing dan sakit kepala. Semakin hari pasien merasa bahwa gejala tersebut semakin sering muncul, sehingga pasien memberanikan diri untuk berobat mengenai masalahnya tersebut, namun tidak memberikan perubahan yang diharapkan pasien.

2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien sering melihat berita tentang kebakaran hutan, sehingga rasa kecemasan pasien muncul secara tiba-tiba dan terus menerus, hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari disertai pusing, sakit kepala, nyeri ulu hati dan sesak nafas bahkan sampai pingsan. Pasien merasa cemas akan terjadi kebakaran di sekitarnya yang membahayakan diri dan keluarganya. Rasa cemas pasien semakin sering muncul saat tidak ada aktifitas, dan sesekali pasien sampai pingsan. Saat rasa cemas itu datang, pasien biasanya berdoa dan bermain bersama anaknya, namun cemas juga timbul apabila melihat anaknya bermain di luar rumah.

Seminggu sesudah kejadian itu, pasien kembali berobat ke dokter umum dan dokter spesialis mengenai rasa sesak dan jantung nya yang berdebar-debar. Pasien merasa takut ada masalah dengan jantungnya, namun dari hasil rekam jantung tidak di temukan kelainan. Pasien juga berobat dengan keluhan sakit kepala dan sering pingsan, pasien merasa takut ada sesuatu di dalam kepalanya. Sesudah berobat, keluhan pasien berkurang sementara, namun beberapa saat keluhan itu muncul lagi. Sampai akhirnya masuk di IGD BLUD RSU Dr.Soemarno Sostroatmodjo (27/10/15),dan diperiksa kembali rekam jantung tapi tetap tidak ditemukan kelainan

Page 2: widya Keluhan utama

dan disarankan untuk periksa lebih lanjut ke spesialis jiwa. Pasien diberikan alprazolam 0,5mg 1 kali sehari, tapi pasien merasa keluhannya semakin sering muncul. Akhirnya pada tanggal 29/10/2015 berobat jalan ke poliklinik jiwa dan diberikan fluoxatin 20mg 1 kali sehari, alprazolam 0,5mg 1 kali sehari dan control rutin 2 minggu kemudian, hingga saat ini (6/11/15) pasien control ke poli jiwa dan merasa keluhannya berkurang, namun pasien masih merasa ketakutan terhadap sesuatu (takut meninggal dan terjadi sesuatu pada anaknya). Pasien merasa hidupnya sudah di ujung tanduk. Pasien tidak pernah melihat bayangan atau sesuatu yang hanya psaien dapat melihat, dan tidak pernah juga mendengar adanya bisikan bisikan yang menyuruh pasien melakukan sesuatu yang membahyakan. Pasien susah tidur karena pasien sering mimpi buruk. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya.